REFERAT STEFFI.doc

download REFERAT STEFFI.doc

of 20

Transcript of REFERAT STEFFI.doc

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Keberhasilan perawatan bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) meningkat

    cukup tinggi dalam dekade terakhir, dan ini memiliki konsekuensi terjadinya

    peningkatan komplikasi pada bayi prematur, salah satunya adalah displasia

    bronkopulmonal. isplasia bronkopulmonal yang juga dikenal dengan nama chronic

    lung disease merupakan salah satu penyebab utama penyakit paru pada bayi

    prematur.!Bronchopulmonary dysplasia(B") atau displasia bronkopulmonal adalah

    penyakit paru kronis yang sering menyerang bayi (infant).#isplasia bronkopulmonal

    dide$inisikan sebagai ketergantungan oksigen yang persisten sampai usia #% hari.!

    Bayi yang paling sering terkena penyait ini biasanya bayi prematur yang

    membutuhkan terapi oksigen dan &entilasi tekanan positi$. Bayi yang paling sering

    menderita B" adalah bayi yang lahir sangat dini, yaitu lahir lebih dari !' minggu

    sebelum tanggal kelahiran yang seharusnya, berat badan lahir !''' gram, dan

    memliki masalah pernapasan. n$eksi yang terjadi sebelum dan segera setelah bayi

    lahir juga dapat memicu terjadinya B".

    #

    Bayi yang menderita B" mungkin membutuhkan bantuan napas jangka

    panjang menggunakan mesin *+"" (nasal continuous positive airway pressure) dan

    &entilator. Banyak bayi yang menderita B" lahir dengan sindorm distress

    pernapasan yang serius. Sindrom distress pernapasan adalah gangguan napas yang

    sering menyerang bayi prematur. -al ini disebabkan karena kurangya produksi

    sur$aktan pada paruparu bayi prematur.Sur$akan adalah cairan yang ber$ungsi untuk

    mempertahankan daya regang paru agar baru bisa mengembang, tanpa sur$aktan,paru

    akan menjadi kolaps dan bayi akan sulit bernapas. Konsekuensi jangka panjang B"

    terhadap kesehatan termasuk penyakit respirasi yang persisten sampai dewasa dan

    meningkatkan in$eksi pada sistem respirasi, asma, hipertensi pulmonal, gangguan

    perkembangan neurologi dan meningkatkan mortalitas.#

    !

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    2/20

    #

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 EpidemiologiBronchopulmonary Dysplasia(BPD)

    nsidensi B" meningkat dengan semakin kecilnya usia gestasi dan berat lahir.

    Semakin rendah berat badan bayi baru lahir, semakin besar kemungkinan bayi

    menderita B", dan sebaliknya.!

    Tabel 1. Hubuga a!a"a be"a! bada da i#ide BPD$

    Be"a! bada I#ide

    %&1'%& g"am

    %1'1&&& g"am1&&1'12%& g"am

    12%1'1%&&

    /#/01

    #2331!!!/1201

    2.2 a*!o" +i#i*o

    4aktor resiko terjadinya B" adalah multi$aktorial. "enyebab pasti dari B"

    lebih umum ditemukan pada bayi prematur jika dibandingkan dengan bayi yang

    matur. isamping $aktor di atas terdapat sejumlah $aktor lain antara lain berat badan

    rendah, jenis kelamin lakilaki, apgar score, de$isiensi sur$aktan, toksisitas oksigan,

    barotrauma akibat penggunaan &entilator, in$eksi dan sepsis, danpatent ductus

    arteriosus (").3,/

    a. Barotrauma atau &olutrauma

    5erapi RS pada bayi prematur dengan menggunakan &entilator berkontribusi

    dalam terjadi lung injury yang menstimulasi proses in$lamasi sehingga menyebabkan

    terjadinya bronchopulmonary dysplasia.2 *ilsson dkk menemukan bahwa

    penggunaan &entilator dapat mengakibatkan kerusakan dari epitel bronkiolus. 5ingkat

    kerusakan dari paru akibat penggunaan dari &entilator berhubungan dengan jumlahtekanan yang digunakan. 5aghi6adeh dan Reynolds menemukan bahwa ada hubungan

    yang signi$ikan antara tingkat keparahan perubahan patologi dari B" dengan

    tekanan inspirasi lebih dari 32 cm-#7 selama penggunaan &entilator mekanik.0

    b. 5oksisitas oksigen

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    3/20

    3

    7ksigen telah lama dikenal dapat bersi$at toksik untuk paru. 8$ek oksigen

    terhadap paru ditentukan oleh konsentrasi yang diberikan. 5oksisitas oksigen terhadap

    paruparu merupakan $aktor resiko yang penting dalam patogenesis B". *eonatus

    dipercaya lebih resisten terhadap e$ek toksik daripada dewasa, namun pada bayi yang

    sangat premature terdapat peningkatan resiko terjadinya B". "emberian oksigen

    dalam jumlah yang tinggi berpotensi sebagai toksin yang mengganggu al&eolar le&el.

    Bagaimanapun oksigen dapat memproduksi o9idati&e injury pada kapiler, endotel dan

    membran al&eolar. 5ingginya paparan le&el oksigen meningkatkan migrasi sel

    polimononuklear, meningkatkan proteolisis dan meningkatkan le&el sitokin in$lamasi.

    *amun, terapi oksigen masih digunakan pada bayi prematur untuk mencegah

    hipoksemia dan oksigen mungkin penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.

    Kebutuhan suplemen oksigen dapat sebagai marker penyakit berat dan berhubungan

    dengan peningkatan risiko B".2

    c. n$eksi antenatal dan postnatal

    +horioamnionitis merupakan in$lamasi dari plasenta yang umumnya terjadi

    pada bayi yang lahir secara prematur. danya chorioamnionitis menunjukan e$ek

    proteksi terhadap RS tetapi merupakan $aktor yang berperan penting dalam

    berkembangnya B" dan sereberal palsi. -al ini menunjukkan bahwa meskipun

    in$eksi intrauterine mempercepat proses maturasi paru, dan secara khusus

    meningkatkan produksi sur$aktan, dan menurunkan angka kejadian RS tetapi terjadi

    penurunan al&eolisasi dan peningkatan respon in$lamasi ketika menggunakan

    &entilator.:,%

    7rganisme yang mendapat perhatian khusus pada perkembangan B" adalah

    ureaplasma urealyticum. ;reaplasma sp pada manusia ditemukan pada permukaan

    mukosa terutama sistem urogenital dan sistem pernapasan. /'%'1 ureaplasma

    urealyticum ditemukan pada traktur genitourinari bawah dan ditransmisikan secara

    &ertikal ke $etus pada /0%

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    4/20

    /

    B" dan chorioamnionitis. =alaupun peran ;reaplasma pada B" masih

    kontro&ersi, data experimental evidence dan clinical/epidemiological menunjukkan

    bahwa ;reaplasma dapat meningkatkan risiko B" pada bayi prematur. "ajanan

    ureaplasma pada antenatal meningkatkan produksi sur$aktan, meningkatkan &olume

    paru, dan menginduksi in$lamasi pulmonal dengan gangguan perkembangan al&eolar.

    Experimental evidence dapat menekan sinyal oleh lipopolysaccharide dan

    memodulasi sistem imun. "ada bayi prematur, kolonisasi ureaplasma dapat menjadi

    dasar pada saluran pernapasan dan secara sinergis meningkatkan ventilator induced

    lung injury. "engobatan dengan antibiotik makrolide pada bayi prematur dengan

    ;reaplasma tidak banyak menunjukan keberhasilan.

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    5/20

    2

    " mengindikasikan sebagai $aktor risiko mayor untuk perkembangan B"

    yang mana berpengaruh terhadap sistem kardiopulmonal dengan menurunkan lung

    compliance dan meningkatkan resistensi &askular pulmonal. -ubungan " dan

    B" memperlihatkan peningkatan waktu &entilasi mekanik, terapi oksigen dan rawat

    inap di rumah sakit dibandingkan dengan " dan B" yang tidak bersamaan. !!

    e. ?enetik

    "enelitian sebelumnya didapatkan bahwa neonatus prematur lebih cenderung

    untuk mengalami B" jika terdapat riwayat atopi dan asma dalam keluarga.

    *ickerson dan 5aussig menemukan bahwa ::1 bayi dari keluarga yang mempunyai

    riwayat asma mengalami B" dan 331 sisanya tidak mengalami B". Studi terbarudidapatkan bahwa riwayat keluarga asma memang berkaitan dengan tingkat

    keparahan dari B" pada bayi prematur namun tidak menjadi $aktor penyebab dari

    B".0

    $. e$isiensi &itamin

    Bayi prematur menunjukan adanya de$isiensi dari retinol yang merupakan

    bentuk mayor dari &itamin yang beredar dan de$isiensi retinol binding protein.

    @itamin berperan dalam proses di$erensiasi, intergitas serta perbaikan dari sel epitel

    dari saluran pernapasan. e$isiensi dari &itamin ditandai dengan adanya metaplasia

    sAuamosa dan hilangnya silia. -ustead dkk menemukan bahwa konsentrasi retinol

    pada saat lahir lebih rendah pada bayi dengan B". "enyuntikan suplemen &itamin

    secara intramuskular pada bayi yang menggunakan &entilator dengan ->

    didapatkan penurunan insiden B".2

    g. "rematurB" merupakan masalah khusus pada bayi yang sangat prematur, dan jarang

    terjadi pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 3# minggu. "re&alensi B" pada

    bayi dengan &entilator mekanik berkaita dengan usia kehamilan dan berat lahir. Satu

    penjelasan terhadap hal ini adalah bahwa bayi yang sangat prematur mungkin

    mengalami perkembangan paru yang bersi$at imatur. "ada usia #/ perkembangn paru

    berada pada $ase kanalikular dan akan berkembang ke $ase sakular pada usia

    kehamilan 3' minggu. ni menunjukan bahwa kelahiran prematur dan inter&ensi

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    6/20

    0

    untuk tujuan livesaving dapat mengganggu perkembangan paru sehingga

    mengganggu perkembangan dari al&eoli yang dapat memberi dampak yang

    bermakna.2,!!

    h. n$lamasi

    5erlepas dari adanya in$eksi oleh kuman tertentu sejumlah bukti menunjukan

    bahwa proses in$lamasi mempunyai peran dalam proses patogensis terjadinya B".

    n$lamasi tidak hanya terjadi karena in$eksi antenatal dan post natal tetapi dapat juga

    dipicuoleh $aktor yang bersi$at nonin$eksius seperti pemakaian &entilator, radiakal

    bebas oksigen, peningkatan aliran darah paruparu akibat dar ", penggunaan

    &entilator yang disertai dengan tidal &olum yang tinggi. 5erjadi peningkatan yang

    signi$ikan sel in$lamasi, eikosanoid dan sejumlah sitokin pada saluran napas bayi

    dengan B". Sejumlah marker in$lamasi yang mempunyai konsentrasi tinggi dalam

    sekret trakeobronkial pada bayi dengan B" antara lain adalah neutro$il, makro$ag,

    leukotrien, platelet acti&ating $actor ("4), L0, L%, dan tumor necrosis

    $actor(5*4). < "eningkatan jumlah neutro$il pada sampel cairan yang di ambil dari

    trakea dapat membedakan bayi dengan B" dari bayi dengan RS ringan.

    "eningkatan konsentrasi dari sitokin didapatkan pada hari pertama setelah lahir pada

    sejumlah bayi, ini mendukung hipotesis bahwa proses in$lamasi mungkin terjadi

    sebelum atau beberapa saat setelah lahir. danya peningkatan mediator in$lamasi ini

    mungkin bertanggung jawab terhadap adanya bronkokonstriksi, &asokonstriksi dan

    peningkatan dari permeabilitas pembuluh darah. n$lamasi dan penghambatan dari

    al&eolalisasi memulai proses destruksi dari paruparu dan kegagalan dalam

    memperbaiki kerusakan yang ada sehingga berkembang menjadi B". Stimulasi

    awal terjadinya proses in$lamasi pada paruparu mungkin disebabkan oleh R7S,

    penggunaan mesin &entilator, in$eksi dan stimulus lain yang berinteraksi serta

    mengakti$kan sel in$lamasi seperti leukosit, makro$ag dan $ibroblas. danya

    makro$ag dan neutro$il menambah pelepasan R7S sehingga memperberat kerusakan

    yang ada. =atterberg dkk menemukan bahwa bayi yang sangat prematur mengalami

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    7/20

    :

    insu$isiensi adrenal dengan konsentrasi serum kortisol yang sangat rendah selama

    minggu pertama kehidupan yang berkaitan dengan peningkatan in$lamasi paruparu.0

    i. bnormalitas signal $aktor pertumbuhanBerbagai $aktor pertumbuhan termasuk vascular endothelial growth factor

    (@8?4) mempunyai peran penting dalam perkembangan paruparu dan di$erensiasi

    sel selama proses perkembangan paruparu. @84? merupakan suatu mitogen sel

    endotelial yang poten dan merupakan suatu $aktor pertahanan yang dibutuhkan untuk

    angiogenesis, pertumbuhan pembuluh darah, serta remodeling. Bhatt dkk menemukan

    bahwa terjadi penurunan @84? pada paruparu bayi yang mati karena B". >enurut

    penelitian didapatkan bahwa hiperoksia akan menurunkan ekspresi dari @84?

    sehingga terjadi gangguan pertumbuhan dari pembuluh darah dan menghambat

    al&eolisasi.0

    4igure !. 4aktor resiko terjadinyaBronchopulmonary Dysplasia12

    2.$ Pa!ogee#i#

    "erjalanan penyakit displasia bronkopulmoner pada bayi diawali dengankurangnya bulan kehamilan atau rendahnya berat lahir bayi. Bayibayi yang lahir

    pada keadaan tersebut belum memiliki paruparu yang berkembang dengan baik.

    +airan sur$aktan yang menjaga agar al&eoli tidak kolaps juga masih sedikit

    produksinya atau bahkan belum diproduksi. -al itu yang membuat bayi prematur atau

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    8/20

    %

    dengan berat lahir rendah membutuhkan &entilator mekanik dan tekanan oksigen

    untuk membantunya bernapas dan menggunakan paruparunya dengan baik. *amun,

    pemakaian &entilator mekanik dan pemberian oksigen (barotrauma dan &olutrauma)

    yang terus menerus dan tidak sesuai dengan kebutuhan akan menimbulkan reaksi

    in$lamasi pada saluran respiratorik bayinya. -al itu dibuktikan dengan meningkatnya

    selsel in$lamasi, mediator in$lamasi, dan sitokin pada kasuskasus displasia

    brokopulmoner. Selsel ini banyak ditemukan di ruang antar sel dan rongga udara,

    juga sel epitel paru. "enggunaan intubasi juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan

    sehingga patogenpatogen yang ada di saluran respiratorik dapat masuk dan

    menimbulkan in$eksi. "emberian oksigen yang berlebihan juga dapat meimbulkan

    radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan akut pada jaringan, peradangan,

    dan menghambat perkembangan paru. Reaksi in$lamasi yang terus menerus atau

    persisten akan dikompensasi oleh tubuh dengan munculnya jaringan $ibrosis sehingga

    terjadi displasia bronkopulmoner.!

    "atogenesis B" disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara pro dan

    antiin$lamatory dalam tubuh. @olutrauma, barotraumas, hypero9ia, edema paru, dan

    sepsis menginduksi pelepasan sitokin proin$lamasi yang dapat merusak dinding

    saluran pernapasan.*ormalnya, saluran pernapasan yang matur akn dapat melakukan

    resolusi untuk mengembalikan kondisi normal paru yang mengalami in$lamasi,

    namun pada paru yang belum matang (immature), paru tidak mempunyai kemampuan

    yang baik dalam memperbaiki kerusakan dinding saluran pernapasan, sehingga terjadi

    $ibrosis dan &askularisasi dan al&eolarisasi yang abnormal, hal ini akan memicu

    terjadinya bronchopulmonary dysplasia(B")!3

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    9/20

    ereka juga berisiko mengalami masalah lanjut seperti gangguan

    pembelajaran, de$isit perhatian dan masalah perilaku.

    BAB III

    PENUTUP

    isplasia bronkopulmonal dide$inisikan sebagai ketergantungan oksigen yang

    persisten sampai usia #% hari. 4aktor resiko terjadinya B" yaitu bayi premature,

    berat badan rendah, jenis kelamin lakilaki, apgar score, de$isiensi sur$aktan,

    toksisitas oksigan, barotrauma akibat penggunaan &entilator, in$eksi dan sepsis, dan

  • 7/21/2019 REFERAT STEFFI.doc

    19/20

    !