Referat Psychiatry

26
PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021 BAB I PENDAHULUAN Psikopat adalah suatu gangguan psikologis yang ditandai dengan beberapa gejala yang khas, seperti narsisistik, antisosial, tidak ber-empati serta manipulatif. Menurut penelitian, 1% dari populasi dunia dapat digolongkan sebagai psikopat walaupun sebenarnya proses penghitungan tidak dapat dipastikan secara akurat karena gejala yang bermacam-macam. Psikopat dapat disebabkan oleh dua (2) faktor besar, yaitu genetik dimana penyakit kejiwaan ini diturunkan, atau karena faktor lingkungan dimana seseorang menjadi psikopat karena pengaruh eksternal seperti trauma psikologis. Pendalaman mengenai gejala-gejala psikopat pertama kali dikembangkan oleh Harvey Cleckley, namun gejala tersebut dianggap kurang begitu menggambarkan psikopat yang sebenarnya, dan masih membutuhkan koreksi. Pada akhirnya, seorang ahli psikopat bernama Robert Hare terus mengembangkan daftar-daftar gejala Harvey Cleckley hingga mendekati kesempurnaan dan menamakannya Hare Psychopath Checklist Revised (PCL-R). PCL-R inilah yang akhirnya digunakan sebagai dasar bagi para psikiater di seluruh dunia untuk mendiagnosis seorang psikopat. Untuk mengatasi hal ini, seorang psikiater biasanya akan memberikan obat-obatan bagi pasien agar emosi mereka dapat dikendalikan, dan penanganan dengan psikoterapi juga akan Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRY FK UPH - Dharmawangsa 1

description

psikopat

Transcript of Referat Psychiatry

Page 1: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

BAB I

PENDAHULUAN

Psikopat adalah suatu gangguan psikologis yang ditandai dengan beberapa gejala yang

khas, seperti narsisistik, antisosial, tidak ber-empati serta manipulatif. Menurut penelitian, 1%

dari populasi dunia dapat digolongkan sebagai psikopat walaupun sebenarnya proses

penghitungan tidak dapat dipastikan secara akurat karena gejala yang bermacam-macam.

Psikopat dapat disebabkan oleh dua (2) faktor besar, yaitu genetik dimana penyakit kejiwaan

ini diturunkan, atau karena faktor lingkungan dimana seseorang menjadi psikopat karena

pengaruh eksternal seperti trauma psikologis.

Pendalaman mengenai gejala-gejala psikopat pertama kali dikembangkan oleh Harvey

Cleckley, namun gejala tersebut dianggap kurang begitu menggambarkan psikopat yang

sebenarnya, dan masih membutuhkan koreksi. Pada akhirnya, seorang ahli psikopat bernama

Robert Hare terus mengembangkan daftar-daftar gejala Harvey Cleckley hingga mendekati

kesempurnaan dan menamakannya Hare Psychopath Checklist Revised (PCL-R). PCL-R inilah

yang akhirnya digunakan sebagai dasar bagi para psikiater di seluruh dunia untuk mendiagnosis

seorang psikopat.

Untuk mengatasi hal ini, seorang psikiater biasanya akan memberikan obat-obatan bagi

pasien agar emosi mereka dapat dikendalikan, dan penanganan dengan psikoterapi juga akan

dilakukan agar kesehatan psikologis serta kemampuan bersosialisasi mereka dapat berkembang.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

1

Page 2: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah

Sejarah panjang penentuan terminology dan teori mengenai psikopat terus berkembang

hingga hari ini. Pada mulanya, bapak psikiatri modern bernama Philippe Pinel berhasil

mendeskripsikan sekelompok pasien yang tergolong tidak waras dengan delirium pada tahun

1801. Kata itu digunakan untuk mendeskripsikan individu yang tidak memiliki gangguan

intelektual namun mengalami gangguan pada sikapnya. Namun penggolongan ini dianggap

kurang spesifik, sehingga pada tahun 1888 seorang psikiater Jerman bernama J.L.A Koch mulai

mengembangkan dan memperinci arti dari kata psikopat. Pengembangan Koch berhasil

diterima oleh dunia dan walaupun tidak sempurna, namun penjelasan tersebut akhirnya

digunakan sebagai dasar dari ilmu psikopat.

Pada tahun 1920, para psikiater di dunia mulai menggunakan kata psikopat untuk

menggambarkan orang-orang yang depresi, tidak memiliki tujuan hidup dan pemalu. Dalam

kata lain, psikopat digunakan untuk menggambarkan abnormalitas dari psikologi.

Cara berpikir Era modern tentang psikopati dimulai dengan pekerjaan Cleckley pada

tahun 1941. Penekanan Cleckley tentang psikopat sebagai konstelasi berbagai karakter

kepribadian pada dasarnya tidak diterima oleh pembentukan kejiwaan Amerika dalam revisi

DSM, yang berpuncak pada tahun 1980 pada deskripsi berbasis perilaku dan penggunaan istilah

gangguan kepribadian antisosial.

Robert Hare, melalui tulisan dan inisiatif pengujiannya yang sangat populer, kembali

mengacu pada pendekatan kepribadian / sifat yang berasal dari faktor-faktor asli Cleckley

tersebut. Pendekatan dan tes Hare ini kemudian menjadi sangat berpengaruh baik dalam

pengaturan forensik praktis dan dalam penelitian akademik. Walaupun sejumlah tes psikopati

lainnya telah dikembangkan dan sejumlah penulis telah menyatakan keberatan tentang tentang

gagasan ini, pendekatan Hare tetap mendominasi hingga sekarang.

Banyaknya penelitian tentang korelasi neurofisiologis psikopati, tetap tidak dapat

menciptakan konsensus yang jelas tentang teori neuropsikologi psikopati, sehingga masih

banyak poin kontroversi yang belum terjawab dan banyak isu-isu kunci yang masih harus

ditangani.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

2

Page 3: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

B. Definisi

Psikopat yang merupakan salah satu bagian dari ilmu forensic psikiatri, berasal dari

bahasa yunani “psyche” yang berarti jiwa, dan “pathos” yang berarti penyakit adalah suatu

gangguan psikologis dimana seseorang tidak dapat ber-empati kepada sesama, tidak pernah

merasa bersalah, tidak bisa bertanggung jawab, tidak peduli dengan keadaan sekitar, atau dapat

dijelaskan dengan istilah egosentris yang tinggi, juga tidak bisa mengambil keputusan serta

justri memiliki dorongan yag kuat untuk melakukan hal-hal yang tidak bermoral1. Sedangakan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa

menunjukkan perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dl pergaulan.

C. Epidemiologi

Berdasarkan hasil penelitian, 1% dari populasi dunia merupakan seorang psikopat.

Tidak mudah menditeksi psikopat karena hanya sekitar 15-20% yang menunjukkan sikap

kriminal dan akhirnya dimasukkan ke penjara atau rumah sakit jiwa. Sisanya biasa memiliki

penampilan luar yang normal serta otak yang realtif cerdas.

D. Etiologi

Secara garis besar, psikopat dapat disebabkan oleh 2 faktor yaitu:

Genetik

Kesalahan pada pengkodean gen dapat menyebabkan seseorang menjadi tumbuh menjadi

psikopat. Suatu penelitian menemukan gen yang dapat menyebabkan gangguan psikologis ini

adalah gen MAOA yang mengkodekan enzim monoamine oxidase A (MAO-A)2. Pada orang

yang tergolong psikopat, ditemukan bahwa aktivitas enzim MAO-A sangat rendah, sehingga

menyebabkan meningkatnya resiko seseorang untuk menjadi lebih agresif, kasar dan

menunjukkan sifat antisosial.

Berdasarkan penelitian di Copenhagen, seseorang yang berasal dari keluarga psikopat

memiliki kemungkinan 4-5 kali lebih besar untuk menjadi seorang psikopat, walaupun ia

diadopsi dari usia dini dan dibesarkan oleh keluarga yang tidak memiliki riwayat psikopat sama

sekali. Untuk mendukung teori ini, Blonigen melakukan penelitian dan mendapatkan hasil

bahwa kemungkinan untuk gen yang menyebabkan seseorang menjadi psikopat diturunkan dari

orang tua kepada anaknya adalah 35-50%. Hal ini membuktikan bahwa genetik tentu memiliki

peran dalam perkembangan psikologis seseorang.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

3

Page 4: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

Lingkungan

Selain karena genetik, lingkungan juga berperan besar dalam hal ini. Dalam buku

Handbook of Psychopathy, dituliskan beberapa faktor umum yang biasanya mempengaruhi

perkembangan mental seseorang, yaitu:

Kekerasan fisik sejak kecil

Pelecehan seksual pada anak

Status ekonomi keluarga yang tidak stabil

Ibu yang hamil dan melahirkan muda

Tidak adanya sosok ayah

E. Patofisiologi

Seperti yang sudah dikatakan di atas, aktivitas enzim MAO-A yang rendah dapat

meningkatkan resiko seseorang untuk menjadi psikopat. Namun genetik tidak sepenuhnya

memberikan dampak pasti, melainkan juga dapat didorong oleh faktor lingkungan. Menurut

Neuroscientist bernama James Fallon, adanya alel untuk serotin transporter protein di otak

dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menjadi psikopat. Hal ini diduga karena protein

tersebut bekerja sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dari ventromedial prefrontal

cortex (area yang memiliki aktivitas rendah pada psikopat), dimana area tersebut mejadi lebih

mudah untuk terpengaruh oleh faktor lingkungan, seperti kekerasan fisik yang didapatkan dari

orang tua, pelecehan seksual, dan lain sebagainya. Dengan adanya dua kombinasi ini,

kemungkinan seseorang untuk menjadi psikopat dapat dipastikan akan meningkat.

F. Gejala Klinis

Berikut adalah gejala klinis seorang psikopat yang dijabarkan oleh seorang psikiatri

sekaligus ahli psikopat asal Amerika bernama Harvey Cleckley:

1. Memiliki daya tarik yang tinggi, bahkan di atas rata-rata.

2. Tidak mengalami anxiety atau gejala ‘neurotic’ lainnya, cenderung tenang.

3. Seringkali tidak dapat diandalkan, tidak memiliki rasa tanggung jawab.

4. Seringkali berbohong, membual dan tidak tulus.

5. Tidak pernah memiliki rasa bersalah.

6. Memiliki sikap antisosial.

7. Tidak dapat belajar dari kesalahan.

8. Egois dan tidak bisa berkomitmen.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

4

Page 5: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

9. Tidak memiliki perasaan.

10. Tidak dapat menerima masukkan dari orang lain tentang diri sendiri.

11. Tidak dapat berterima kasih atas kebaikan seseorang.

12. Bersikap frontal dan spontan.

13. Tidak memiliki riwayat untuk percobaan bunuh diri.

14. Sangat buruk dalam menjalin hubungan seksual.

15. Tidak dapat menentukan rencana hidup3.

G. Pendekatan Diagnosis

Untuk dapat melakukan screening dalam upaya mengetahui apakah seseorang adalah

seorang psikopat atau tidak, maka seorang ahli psikopat yang bernama Robert Hare menuliskan

beberapa rangkaian gejala yang biasa dialami oleh psikopat pada tahun 1980. Checklist milik

Robert Hare tersebut dinamakan Hare Psychopath Checklist (PCL) dan mencantumkan 22 poin

(gejala). Namun pada tahun 1991, Robert Hare me-revisi sendiri checklistnya tersebut dan

menamai nya Hare Psychopath Checklist-Revised (PCL-R), dimana hanya terdapat 20 poin

saja. Tak lama setelah ia berhasil me-revisi checklist tersebut, Robert Hare memutuskan untuk

mengembangkan PCL-R lebih lanjut dan membuat dua macam instrumen baru yang dinamakan

PCL-SV (screening version) dan PCL-YV (youth version)4. PCL-SV merupakan versi lebih

singkat dari PCL-R dimana di dalamnya hanya memiliki 12 poin dan seringkali digunakan

untuk men-screening populasi yang bersifat non-forensik. Sedangkan PCL-YV merupakan test

yang memiliki 20 kategori yang didesain secara khusus untuk mengetes remaja wanita dan pria

berumur 12-18 tahun.

Berikut adalah 20 poin yang tercantum di dalam PCL-R:

1. Memiliki daya tarik yang luar biasa: tidak pemalu, sadar akan tindakan yang diperbuat,

anggun, dan mampu berkomunikasi dengan lancar. Seorang psikopat biasanya juga

merupakan pendengar yang baik, untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya.

2. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi: seorang psikopat biasanya berpikiran bahwa

mereka adalah manusia yang tidak dapat ditaklukan oleh siapapun, dan dapat

melakukan apapun.

3. Membutuhkan rangsangan dan dorongan untuk menghindari kebosanan: dalam setiap

aktivitas yang dilakukan, seorang psikopat biasa akan mengambil resiko yang tinggi

atau melakukan hal-hal yang meneganggkan agar mereka dapat menghilangkan

kebosanan mereka.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

5

Page 6: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

4. Sering berbohong: kebohongan yang dilontarkan dapat berupa kebohongan kecil,

hingga kebohongan besar.

5. Manipulatif: seorang psikopat biasa akan memanipulasi seseorang untuk mendapatkan

keuntungan bagi dirinya sendiri.

6. Tidak pernah merasa bersalah: tidak merasa rasa bersalah apabila melakukan sesuatu

yang merugikan orang lain.

7. Bersikap dingin pada orang lain: memiliki perasaan yang sangat terbatas

8. Tidak dapat ber-empati: secara general tidak berperasaan kepada orang di sekitar,

bahkan pada keluarga dan teman.

9. Gaya hidup parasit: selalu ingin mendapatkan keuntungan dari orang lain tanpa

mengeluarkan usaha atau membayar apapun.

10. Tidak dapat mengontrol sikap: selalu bertindak sesuka hati, dimanapun dan kapanpun.

11. Memiliki banyak partner seksual: tidak puas hanya dengan satu orang partner seksual,

biasa memilih untuk melakukan seks yang melibatkan kekerasan.

12. Menunjukkan masalah pada perilaku sejak dini: biasa ditunjukkan pada usia 13 tahun,

dimana anak tersebut suka mencuri, mencontek, berbuat curang, menghancurkan

barang, melakukan aktivitas seksual yang berlebihan dan mengkonsumsi alkohol atau

obat-obatan.

13. Tidak memiliki tujuan hidup: tidak dapat mengembangkan ide dan menentukkan tujuan

hidup yang ingin dicapai.

14. Bertindak spontan: seorang psikopat biasa selalu bertindak tanpa berpikir terlebih

dahulu, dan tidak dapat menolak godaan.

15. Tidak bertanggung jawab: ditunjukkan dengan kegagalan untuk melakukan kewajiban

yang terjadi secara terus menerus, seperti tidak membayar bill, tidak datang ke tempat

kerja, tidak mengumpulkan pekerjaan tepat waktu dll.

16. Tidak bisa mempertanggung jawabkan aksi: Tidak mau mengaku salah dan selalu

mengelak apabila diberikan tuduhan, walaupun sebenarnya bersalah.

17. Menjalin hubungan yang berjangka pendek: kurang akan komitmen, tidak bisa

diandalkan, terutama dalam hal menikah atau membangun keluarga.

18. Memiliki sejarah juvenile: Menunjukkan adanya permasalahan dalam sikap sejak usia

13-18 tahun, biasanya ditangkap karena menunjukkan kekerasan.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

6

Page 7: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

19. Jarang dikeluarkan lebih awal dari tahanan: Seorang psikopat biasa jarang untuk

dikeluarkan lebih awal karena mereka tidak bisa menaati peraturan dan canderung untuk

selalu melakukan tindak kekerasan, ceroboh serta tidak pernah tepat waktu.

20. Memiliki riwayat kriminal: berbagai macam tindak kriminal yang dilakukan.

PCL-R sudah dikembangkan sedemikian rupa agar seseorang dapat mengetahui apakah orang-

orang yang mengambil tes tersebut dapat digolongkan sebagai psikopat atau tidak. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari setiap poin yang terdapat pada PCL-R. Seperti

yang sudah dikatakan di atas, PCL-R memiliki 20 poin yang menjelaskan gejala-gejala

psikopat, dan masing-masing poin tersebut mempunyai skor 0, 1 atau 2, dimana 0 menandakan

bahwa gejala tersebut tidak ditunjukkan oleh orang yang diuji, dan 2 menandakan bahwa gejala

tersebut sangat ditunjukkan oleh orang yang diuji. Skor akhir orang tersebut kemudian dapat

dicocokkan dengan skala di bawah ini yang sudah disetujui secara internasional:

Non-psychopathic : PCL-R dibawah 20 = PCL:SV dibawah 13

Possible/Less Serious Psychopathic : PCL-R 20-2 = PCL:SV 13-17

Definite/Serious Psychopathic : PCL-R 30-40 = PCL:SV 18-24

Catatan: Skor 18 pada PCL-SV = Skor 30 pada PCL-R.

Dapat dilihat dari skala tersebut bahwa seorang psikopat yang benar-benar kejam akan

mendapatkan skor 40, seseorang yang tidak memiliki kecenderungan psikopat sama sekali akan

mendapatkan skor 0, dan seseorang yang mendapat skor di atas 30 sudah ter-diagnosis sebagai

psikopat. Menurut hasil penelitian, orang normal yang tidak mempunyai latar belakang

kriminal akan medapatkan skor 5 dan seorang kriminal yang bukan psikopat akan mendapatkan

skor 22 pada PCL-R5.

Selain PCL-R, terdapat tujuh (7) instrumen yang dinamakan self-report inventories yang

biasa digunakan untuk mengetes apakah seseorang tersebut tergolong psikopat atau tidak.

Tidak seperti PCL-R, Self-report inventories digunakan untuk menguji populasi yang tidak

berada di suatu institusi seperti penjara atau rumah sakit jiwa. Tujuh instrument tersebut adalah:

1) Self-report Psychopathy Scale (SRP)

2) Levenson Self Report Psychopathy Scale (LSRP)

3) Psychopathic Personality Inventory (PPI)

4) Parent and teacher reports for assessment of callous/unemotional traits in youth

5) Lynam’s Self-Report Child Psychopathy Scale

6) Minnesota Multiphasic Personality Inventory

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

7

Page 8: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

7) Gough Socialization Scale

Walaupun begitu, self-report inventories ini memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

Self-report scales membutuhkan kerja sama. Banyak individu yang tidak ingin

berpartisipasi dalam proses ini, sehingga terkadang cukup sulit untuk melakukannya.

Selain itu, besar juga kemungkinannya bagi mereka untuk menjawab pertanyaan dengan

tidak jujur.

Self-report scales membutuhkan kemampuan membaca dan berbahasa yang sangat

tinggi6. Hal ini menjadi halangan karena pada populasi yang bersifat forensik, banyak

dari mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut sehingga mereka tidak dapat

menjawab pertanyaan dengan akurat, sehingga hasil pun menjadi tidak dapat

diandalkan.

Self-report scales juga bersifat subjektif. Banyak khasus dimana seorang psikopat

melontarkan jawaban yang tidak konstan, karena keadaan emosional mereka yang tidak

stabil. Hal ini akan menyebabkan ketidak-lancaran pada proses analisa.

Self-report scales tidak dapat diberikan ke orang-orang dari populasi tertentu, sehingga

data yang didapat pun tidak merata dan terlalu terfokus kepada suatu kelompok tertentu.

G. Klasifikasi

Dari dua puluh hal yang tercantum pada PCL-R, Robert Hare kemudian membagi nya menjadi

dua (2) faktor utama, yaitu:

1. Faktor 1: mencangkup the affective dimension dan the interpersonal dimension,

dimana seseorang biasanya bersikap egois dan tidak memiliki perasaan bersalah

walaupun telah melakukan sesuatu yang merugikan orang lain7. Gejala dalam PCL-R

yang termasuk dalam faktor ini adalah:

Memiliki daya tarik yang luar biasa

Egois / memiliki rasa percaya diri yang tinggi

Sering berbohong

Manipulatif

Tidak pernah merasa bersalah

Bersikap dingin pada orang lain

Tidak dapat ber-empati

Tidak bisa mempertanggung-jawabkan aksi

Memiliki riwayat menggunakan obat-obatan terlarang

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

8

Page 9: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

2. Faktor 2: Mencangkup the lifestyle dimension dan the antisocial dimension, dimana

seseorang biasanya biasanya tidak stabil secara emosional dan memiliki kemampuan

bersosialisasi yang buruk. Gejala PCL-R yang termasuk dalam faktor ini adalah:

Mudah bosan

Gaya hidup parasit

Tidak dapat mengontrol sikap

Menunjukkan masalah pada perilaku sejak dini

Tidak memiliki tujuan hidup

Bertindak spontan

Tidak bertanggung jawab (terutama sebagai orang tua)

Menjalin hubungan yang berjangka pendek (akibatnya apabila menikah, biasa tidak

bertahan lama sehingga seringkali bercerai dan mencari pasangan baru)

Memiliki sejarah juvenile

Jarang dikeluarkan lebih awal dari tahanan

Memiliki riwayat kriminal

Selain dari sudut pandang Robert Hare, terdapat sistem klasifikasi lain yang dapat

digunakan untuk membedakan psikopat, yaitu psikopat tipe Primary dan Secondary. Psikopat

primary biasanya timbul karena faktor genetik sedangkan psikopat secondary biasanya timbul

karena faktor lingkungan. Kedua tipe ini memiliki ciri-ciri spesifik yang akan dijabarkan

sebagai berikut:

1. Primary Psychopath

Mudah diturunkan

Faktor lingkungan yang rendah

Overt narsistik yang tinggi

Covert narsistik yang rendah

Banyak menunjukkan gejala dari faktor I Hare

Sedikit menunjukkan gejala dari faktor II Hare

Anxiety rendah

Borderline rendah

BIS (Behavioral Inhibition System) lemah

Sukar untuk ber-emosi

2. Secondary Psychopath

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

9

Page 10: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

Tidak mudah diturunkan

Faktor lingkungan yang tinggi

Overt Narsistik yang rendah

Covert narsistik yang tinggi

Anxiety tinggi

Borderline tinggi

BAS (Behavioral Activation System) kuat

Banyak menunjukkan gejala dari faktor II Hare

Sedangkan menurut ICD-10 yang diterbitkan oleh WHO pada tahun 1992, psychopath

disorder digolongkan dalam kelompok F.60 sebagai gangguan kepribadian dan prilaku masa

dewasa. Gangguan kepribadian sendiri didefinisikan sebagai sikap dan pola perilaku mendarah

daging dan abadi yang menyimpang nyata dari berbagai budaya yang diharapkan. Mereka buka

merupakan akibat sekunder untuk penyakit mental lainnya, atau disebabkan kerusakan otak dan

penyakit, meskipun 2 hal ini mungkin dapat mendahului dan muncul berdampingan dengan

gangguan lain. Gangguan kepribadian dianggap sebagai kondisi perkembangan yang cenderung

muncul pada akhir masa kanak-kanak atau remaja dan terus berkembang hingga menjadi

dewasa. Oleh karena itu, diagnosis gangguan kepribadian biasanya tidak akan dapat ditegakkan

sebelum usia enam belas tahun, meskipun kehadiran gangguan perilaku pada masa kanak-

kanak atau remaja dapat menunjukkan kecenderungan ke arah sindrom tersebut.

Lebih jauh lagi, gangguan psikopat dapat digolongkan dalam poin F60.2 yang

merupakan gangguan kepribadian dissosial, dibawah judul besar “gangguan kepribadian

spesifik” bersama dengan sindrom lain seperti paranoid, schizoid atau gangguan histrionic.

Kondisi ini kemudian didefinisikan sebagai suatu gangguan berat dalam konstitusi

karakteriologis dan kecenderungan perilaku dari seseorang, biasanya meliputi beberapa bidang

dari kepribadian, dan hampir selalu berhubungan dengan kesulitan pribadi dan social. Pedoman

diagnostic dari PPDGJ-III menjelaskan bahwa gangguan kepribadian ini biasanya menjadi

perhatian karena adanya perbedaan yang besar antara perilaku dan norma social yang berlaku,

dan ditandai oleh:

a) Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain

b) Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus menerus, serta tidak

peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

10

Page 11: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

c) Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada

kesulitan untuk mengembangkannya.

d) Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan

agresi, termasuk tindak kekerasan

e) Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khusunya

dari hukuman

f) Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk

akal, untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.

Untuk diagnosis, dibutuhkan paling sedikit 3 dari 6 point di atas.

H. Terminologi

Berikut adalah beberapa terminology yang seringkali digunakan dalam pembahasan kasus

psikopat:

Inadequate Psychopath: digunakan untuk mendeskripsikan psikopat yang biasanya

memiliki kemampuan akademis serta sosialisasi yang buruk, tidak dapat mengambil

keputusan, dan biasanya tidak bisa mengatasi tekanan dari orang lain sehingga

menyebabkan mereka melakukan tindak kekerasan.

Schizoid Psychopath: digunakan untuk mendeskripsikan psikopat yang biasanya

seringkali bersikap spontan, tidak pernah memiliki rancangan sebelum bertindak dan

biasanya tidak memiliki tujuan hidup.

Machiavellianism: menggambarkan ukuran psikopat secara global yang terdapat pada

populasi yang bersifat non-institusi.

The Dark Triad: kata yang digunakan untuk menggambarkan sikap-sikap yang memiliki

unsur ‘gelap’ seperti narsistik, dll.

Others: terdapat beberapa terminology yang sering digunakan juga, seperti interpersonal

callousness (IC), hyperactivity/impulsivity (HI), inattention (IN), dan conduct problems

(CP) and impulsivity.

I. Tata Laksana

Para psikiater di dunia akhirnya mengembangkan beberapa perlakuan untuk mengurahi tingkat

keparahan seorang psikopat. Terdapat dua (2) cara umum yang biasanya digunakan dalam

kasus ini, yaitu:

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

11

Page 12: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

1. Terapi Farmakologis

Neuroleptic: berdasarkan penelitian oleh psychoanalis Amerika, neuroleptic therapy

dapat menurunkan amarah dan perilaku agresif seorang psikopat asalkan dikonsumsi

berdasarkan dosis yang tepat.

Antidepressant: antidepressant seperti serotonergic reuptake inhibitor dan monoamine

oxidase inhibitors (MAOIs) sudah seringkali diberikan kepada pasien yang

menunjukkan ketidak-stabilan pada mood dan depressi besar seperti panic attack dan

dysthymia8. Imipramine, salah satu antidepressant sudah terbukti menjadi salah satu

obat yang dapat mengatasi pasien dengan gejala psikopat dengan efektif.

Lithium: lithium seringkali diberikan pada pasien dengan bipolar disorder dengan

kecenderungan manik karena obat tersebut merupakan salah satu obat yang dapat

menstabilkan mood seseorang.

Benzodiazepine: obat ini seringkali digunakan untuk mengatasi insomnia dan anxiety

yang biasanya dialami oleh seorang psikopat. Walaupun efek samping dari obat ini

tidak begitu bagus, namun benzodiazepine tipe diazepam biasanya direkomendasikan

oleh para psikiater untuk mengatasi gejala psikopat.

Psychostimulant: psychostimulant biasanya digunakan untuk mengurangi stress. Obat

ini juga sering diberikan pada anak-anak yang mulai menunjukkan gejala psikopat atau

gangguan psikologis dalam bentuk apapun.

Anticonvulsant: para psikiater biasanya memberikan obat ini kepada pasien psikopat

yang biasa juga mengalami epilepsi.

2. Terapi Fisikal

Terapi Perilaku

Therapy ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu classical dan operant conditioning.

Classical conditioning adalah tipe therapy yang diterapkan pada reaksi refleks pada sistem

syaraf autonomi. Hal ini dapat memungkinkan pasien untuk belajar menahan respon yang tidak

diinginkan apabila suatu stimulus sudah disingkirkan. Di lain pihak, Operant conditioning

merupakan tipe therapy yang bukan berhubungan dengan gerak refleks, melainkan gerak sadar.

Pendekatan Kognitiv

Therapy ini dijalankan dengan cara mempertanyakan pikiran-pikiran pasien yang tidak

rasional, dan menggantikannya dengan cara berpikir baru. Metode ini dikembangkan karena

para psikiater percaya bahwa sikap merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pola pikir manusia,

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

12

Page 13: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

maka dengan mengganti dan memperbaiki cara berpikir seorang psikopat, para ahli percaya

bahwa sikap mereka pun juga akan berubah. Salah satu metode yang termasuk dalam tipe

therapy ini adalah therapeutic modeling, yang diaplikasikan guna mengurangi tingkat anxiety

seseorang, serta meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan menggunakan teknik sosial

imitasi.

Metode ini dilakukan dengan cara menaruh pasien di lingkungan sosial, dan meminta

mereka untuk mengamati lingkungan tersebut9. Setelah itu, mereka akan dibiarkan hidup di

lingkungan yang mereka amati tersebut, dengan harapan sikap-sikap normal yang ditunjukkan

oleh orang-orang di lingkungan tersebut dapat terpancar dan diaplikasikan oleh pasien. Tujuan

metode ini secara keseluruhan adalah agar pasien dapat mengontrol emosi mereka, dan terlebih

lagi mereka dapat mendapatkan kemampuan untuk bersosialisasi yang bagus. Metode ini dapat

digunakan untuk menangani pasien individual atau kelompok.

Psikoterapi secara individual dan berkelompok

Psychotherapy adalah metode yang cukup sering digunakan untuk mengatasi kasus psikopat.

Psychotherapy berkelompok dilakukan dengan cara membahasa masalah masing-masing pasien

dengan bersama-sama, dan terkadang mereka akan mencoba mempraktekkan masalah mereka

ke dalam suatu pertunjukkan, agar pasien lain dapat menganalisa masalah tersebut.

Psychotherapy individu adalah metode dimana satu orang pasien akan bercerita tentang

masalah mereka kepada satu orang psikiater. Dell dan Robertson menemukan bahwa 71% dari

populasi rumah sakit jiwa di Broadmoor terlibat dalam psychotheraphy berkelompok

sedangkan terdapat 43% yang terlibat dalam psychotherapy individual. Setelah diteliti oleh para

psikiater, hasil menunjukkan bahwa psychotherapy berkelompok memiliki tingkat keberhasilan

yang lebih tinggi dibanding psychotherapy individual.

Pendekatan terapi komunitas

Metode ini adalah metode yang mendorong pasien agar mereka lebih berpartisipasi dalam

mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Hal ini dilakukan agar para pasien dapat

belajar untuk mengatur emosi mereka dan supaya mereka tidak terlalu bergantung pada

psikiater atau pekerja kesehatan. Kelompok therapy ini biasa melibatkan pasien dengan umur

yang sama agar proses dapat berjalan dengan lebih lancar.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

13

Page 14: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

J. Prognosis

Prognosis seseorang untuk menjadi seorang psikopat sangat tergantung pada factor

genetic dan lingkungan tempatnya tumbuh, terutama saat usia remaja dimana dasar karakter

seseorang mulai terbentuk dengan kuat. Namun kemungkinan orang untuk sembuh dari

psikopat sejauh ini masih sangat kecil. Pemberian terapi, baik secara farmakologis ataupun fisik

hanya dapat membantu menenangkan mood dan impuls pasien, dan juga mengajarkan pasien

bagaimana caranya agar tidak terlalu tunduk pada keinginan dirinya yang besar untuk

melakukan hal-hal yang tidak bermoral.

K. Aspek Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa

menunjukkan perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dl pergaulan.Terkait

dengan kejiwaan, dalam ilmu hukum pidana dikenal alasan penghapus pidana yaitu alasan

pembenar dan alasan pemaaf:

a.  Alasan pembenar berarti alasan yang menghapus sifat melawan hukum suatu tindak

pidana. Jadi, dalam alasan pembenar dilihat dari sisi perbuatannya (objektif).

Misalnya, tindakan 'pencabutan nyawa' yang dilakukan eksekutor penembak mati

terhadap terpidana mati (Pasal 50 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana [“KUHP”]).

b.  Alasan pemaaf adalah alasan yang menghapus kesalahan dari si pelaku suatu tindak

pidana, sedangkan perbuatannya tetap melawan hukum. Jadi, dalam alasan pemaaf

dilihat dari sisi orang/pelakunya (subjektif). Misalnya, lantaran pelakunya tak waras

atau gila sehingga tak dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya itu (Pasal 44

KUHP) 

Hukum yang berlaku di Indonesia menempatkan pembunuhan denga terdakwa yang

memiliki kecacatan jiwa dalam pasal 44 yang isinya adalah sebagai berikut:

(1) Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya

karena jiwanya cacat dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit, tidak

dipidana.

(2) Jika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada pelakunya karena

pertumbuhan jiwanya cacat atau terganggu karena penyakit , maka hakim dapat

memerintahkan supaya orang itu dimasukan ke rumah sakit jiwa, paling lama satu

tahun sebagai waktu percobaan.

(3) ketentuan dalam ayat (2) hanya berlaku bagi Mahkamah agung , pengadilan tinggi,

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

14

Page 15: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

dan Pengadilan negeri.

Untuk mengetahui apakah psikopat termasuk suatu penyakit yang bisa dipersamakan

dengan tidak waras atau gila seperti yang dimaksud dalam Pasal 44 KUHP, kita merujuk pada

pendapat seorang ahli viktimologi dari California State University, Amerika Serikat dan

Direktur Tokiwa Intenational Victimology Institute, Jepang, John Dussich. Dalam artikel John

Dussich yang berjudul “Psikopat Tak Berarti Layak Dihukum Mati”, John mengatakan bahwa

hampir semua psikolog forensik tidak yakin psikopat itu konsep yang valid. Dalam

psikopatologi ada yang disebut MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) yang

merupakan cara untuk mengidentifikasi personalitas kejiwaan. Memang, ada satu skala yang

disebut psikopat, tetapi ini masih merupakan suatu kategori yang tidak terlalu dianggap 10. 

Lebih lanjut dikatakan bahwa psikopat juga bukan kegilaan. Kalau orang itu sakit jiwa, itu

kategori sendiri, disebut psikotik yang termasuk dalam penggolongan PPDGJ-III sebagai F20,

sedangkan psikopat adalah bagian dari F60 yang merupakan masalah gangguan kepribadian.

Hal penting yang juga perlu untuk diperhatikan adalah apakah orang ini bisa berpikir secara

rasional. Kalau tidak bisa berpikir rasional, maka ia harus diletakkan di rumah sakit jiwa dan itu

bisa jadi dasar pemaaf.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

15

Page 16: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

BAB III

KESIMPULAN

Psikopat merupakan penyakit gangguan psikologis yang termasuk dalam ilmu psikiatri

forensic, dan menyerang 1% dari populasi dunia. Penyakit ini ditandai dengan sikap pasien

yang narsisistik, terlalu percaya diri, tidak memiliki empati pada orang lain dan biasanya

memiliki sifat antisosial.

Penyakit ini memang tidak dapat disembuhkan secara total, namun dengan perlakuan

yang tepat, maka gejala yang ditunjukkan dapat berkurang. Tingkat keparahan gangguan

psikologis ini dapat diukur dari checklist yang bernama PCL-R, dimana terdapat kategori skor

tertentu untuk menentukan apakah pasien tersebut tergolong bukan psikopat, psikopat dengan

gejala ringan, maupun psikopat dengan gejala yang parah.

Untuk mengatasi penyakit ini, beberapa cara dapat dilakukan. Obat-obatan biasanya

diberikan pada pasien untuk mengatasi ketidak-stabilan emosi dan meredakan amarah,

sedangkan therapy diaplikasikan dengan harapan para pasien dapat belajar dari psikiater

ataupun pasien lainnya mengenai sikap-sikap yang baik, bagaimana cara mengambil keputusan,

menyelesaikan masalah dan mengendalikan sikap mereka.

Secara hukum yang berlaku di Indonesia dan tertulis di pasal 44 KUHP, seorang yang

murni psikopat tanpa gangguan psikotik harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan

dapat dihukum secara pidana. Namun berbagai macam test dan percobaan seperti MMPI dan

percobaan dirawat di Rumah sakit jiwa selama maksimal 1 tahun harus dilakukan terlebih

dahulu untuk menyingkirkan kemungkinan terdapatnya kecacatan jiwa pada pelaku.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

16

Page 17: Referat Psychiatry

PSIKOPAT Ivanna Octaviani - 07120100021

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Kiehl KA, Hoffman MB. The Criminal Psychopath: History, Neuroscience and Economics.

Jurimetrics: The Journal of Law, Science, and Technology. USA: 2011 June 27.

2. Frazetto G, DiLorenzo G, Carola V, et al. Early Trauma and Increased Risk For Physical

Aggression During Adulthood: The Moderating Role of MAOA Genotype. Baune: 2007

September.

3. Cleckley H. The Mask of Sanity. 5th ed. St. Louis: 1976.

4. Cooke DJ. Cross-Cultural Aspects of Psychopathy. 3rd ed. The Guilford Press: New York;

1998.

5. Hare RD. Without Conscience: The Disturbing World of the Psychopaths Among Us. The

Guilford Press: New York; 1993.

6. Miller JD, Jones SE, Lynam DR. Psychopathic Traits from the Perspective of Self and

Informant Reports: Is There Evidence for a Lack of Insight. Journal of Abnormal Psychology.

2011 August; 40(8):525-543.

7. Vitacco M, Neumann CS, Jackson RL. Testing of a Four-Factor Model of Psychiatry:

Association With Gender. Ethnicity, Intelligence and Violence. Journal of Consulting and

Clinical Psychology. 2005 September; 73(3):466-476.

8. Gunn J, Taylor PJ. Forensic Psychiatry: Clinical, Legal and Ethical Issues. Butterworth-

Heinemann: Oxford; 1993.

9. Dolan B, Coid J. Psychopathic and Antisocial Personality Disorders: Treatment and

Research Issues. Kuger Publication: London; 1993.

10. R. Soesilo. 1991. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal. Politeia: Bogor.

Referat Kepaniteraan Klinik Stase PSYCHIATRYFK UPH - Dharmawangsa

17