Referat Pneumonia Dan Atelektasis

56
BAB I PENDAHULUAN Gangguan pada sistem pernapasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelainan paru bawaan, trauma pada saluran nafas, infeksi pada saluran pernapasan yang sering terjadi, ataupun oleh karena berkembangnya proses keganasan. Infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. ISNBA dapat di jumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Juga bisa didefinisikan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Dan menimbulkan angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala-gejala batuk, demam, dan sesak nafas. Atelektasis adalah istilah yang berarti “pengembangan paru- paru yang tidak sempurna” dan menerangkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps. Kolaps ini dapat meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras. Komplikasi pada paru relatif sering terjadi pascaoperasi dan dapat dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas,

description

anggaa

Transcript of Referat Pneumonia Dan Atelektasis

BAB IPENDAHULUAN

Gangguan pada sistem pernapasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelainan paru bawaan, trauma pada saluran nafas, infeksi pada saluran pernapasan yang sering terjadi, ataupun oleh karena berkembangnya proses keganasan. Infeksi saluran pernafasan bawah akut (ISNBA) menimbulkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. ISNBA dapat di jumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Juga bisa didefinisikan peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. Dan menimbulkan angka kesakitan yang tinggi, dengan gejala-gejala batuk, demam, dan sesak nafas.Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru-paru yang tidak sempurna dan menerangkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps. Kolaps ini dapat meliputi subsegmen paru atau seluruh paru. Atelektasis dapat terjadi pada wanita atau pria dan dapat terjadi pada semua ras.Komplikasi pada paru relatif sering terjadi pascaoperasi dan dapat dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, yang paling umum terjadi adalah setelah operasi thorakoabdominal, dan operasi jantung. Kejadian ini dilaporkan bahwa komplikasi paru pascaoperasi berkisar 5 hingga 80%, diantaranya adalah: atelektasis, bronkospasme, pneumonia, dan penyakit parueksarserbasi kronis. Komplikasi pada paru merupakan resiko pasca operasi,dimana keadaan ini tergantung oleh faktor anastesia, faktor bedah, dan pasiennya sendiri.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI PARU-PARU

Paru-paru merupakan organ yang elastic, berbentuk kerucut, dan letaknya berada di dalam rongga dada atau thorax. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks (bagian atas paru-paru) dan basis.Paru-paru kanan lebih besar dari pada paru-paru kiri. Paru-paru kanan dibagi menjadi 3 lobus yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Paru-paru kanan terbagi lagi atas 10 segmen yaitu pada lobus superior terdiri atas 3 segmen yakni segmen pertama adalah segmen apical, segmen kedua adalah segmen posterior, dan segmen ketiga adalah segmen anterior.Pada lobus medius terdiri atas 2 segmen yakni segmen keempat adalah segmen lateral, dan segmen kelima adalah segmen medial. Pada lobus inferior terdiri atas 5 segmen yakni segmen keenam adalam segmen apical, segmen ketujuh adalah segmen mediobasal, segmen kedelapan adalah segmen anteriobasal, segmen kesembilan adalah segmen laterobasal, dan segmen kesepuluh adalah segmen posteriobasal.

Paru-paru kiri terbagi atas dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri dari 8 segmen yaitu pada lobus superior terdiri dari segmen pertama adalah segmen apikoposterior, segmen kedua adalah segmen anterior, segmen ketiga adalah segmen superior, segmen keempat adalah segmen inferior.Pada lobus inferior terdiri dari segmen kelima segmen apical atau segmen superior, segmen keenam adalah segmen mediobasal atau kardiak, segmen ketujuh adalah segmen anterobasal dan segmen kedelapan adalah segmen posterobasal.Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Gambar.paru-paru

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter 1 mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis, tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan (Setiadi, 2007).

Peredaran darah paru-paru berasal dari arteri bronkialis dan arteri pulmonalis. Sirkulasi bronchial menyediakan darah teroksigenasi dari sirkulasi sistemik dan berfungsi memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan paru-paru. Arteri bronkialis berasal dari aorta torakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkus. Vena bronkialis yang besar mengalirkan darahnya ke dalam sistem azigos, yang kemudian bermuara pada vena cava superior dan mengembalikan darah ke atrium kanan. Vena bronkialis yang lebih kecil akan mengalirkan darah vena pulmonalis. Sirkulasi bronkial tidak berperan pada pertukaran gas, sehingga darah yang tidak teroksigenasi mengalami pirau sekitar 2 sampai 3% curah jantung. Arteri pulmonalis yang berasal dari ventrikel kanan mengalirkan darah vena campuaran keparu-paru di mana darah tersebut mengambil bagian dalam pertukaran gas. Jalinan kapiler paru-paru yang halus mengitari dan menutupi alveolus, merupakan kontak erat yang diperlukan untuk proses pertukaran gas antara alveolus dan darah. Darah yang teroksigenasi kemudian dikembalikan melalui vena pulmonalis ke ventrikel kiri, yang selanjutnya membagikannya kepada sel-sel melalui sirkulasi sistemik.

2. 2 Pneumonia2.2.1 Definisi Peneumonia Pneunomia adalah peradangan alat parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli, yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri.virus,jamur,protozoa)2.2.2 Etiologi PeneumoniaPneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu bakteri, virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri staphylococcus aureus dan streptococcus aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan oleh virus, misalnya influenza.Pneumonia lobaris adalah peradangan jaringan akut yang berat yang disebabkan oleh pneumococcus. Nama ini menunjukkan bahwa hanya satu lobus paru yang terkena. Ada bermacam-macam pneumonia yang disebabkan oleh bakteri lain, misalnya bronkopneumonia yang penyebabnya sering haemophylus influenza dan pneumococcus.

2.2.3 PATOFISIOLOGIPneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Pecandu alcohol, pasien pasca operasi, orang-orang dengan gangguan penyakit pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan tubuhnya , adalah yang paling berisiko.Sebenarnya bakteri pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat pertahanan tubuh menurun, misalnya karena penyakit, usia lanjut, dan malnutrisi, bakteri pneumonia akan dengan cepat berkembang biak dan merusak organ paru-paru.Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikroorganisme paru banyak disebabkan oleh reaksi imun dan peradangan yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu, toksin-toksin yang dikeluarkan oleh bakteri pada pneumonia bakterialis dapat secara langsung merusak sel-sel system pernapasan bawah. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan:1. Inokulasi langsung2. Penyebaran melalui pembuluh darah3. Inhalasi bahan aerosol4. Kolonisasi dipermukaan mukosa

Dari keempat cara tersebut diatas yang terbanyak adalah cara Kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus, mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 2,0 nm melalui udara dapat mencapai bronkus terminal atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi pada orang normal waktu tidur (50%) juga pada keadaan penurunan kesadaran, peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse).Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuknya antibodi.Pneumonia bakterialis menimbulkan respon imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian jaringan dari lobus paru-paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari lima lobus paru-paru (tiga di paru-paru kanan, dan dua di paru-paru kiri) menjadi terisi cairan. Dari jaringan paru-paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah. Bakteri pneumokokus adalah kuman yang paling umum sebagai penyebab pneumonia.2.2.4 KLASFIKASI

B. Berdasarkan lokasi infeksi1. Pneumonia lobarisSering disebabkan aspirasi benda asing atau oleh infeksi bakteri (Staphylococcus), jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya pada aspirasi benda asing atau proses keganasan. Pada gambaran radiologis, terlihat gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus atau bercak yang mengikutsertakan alveoli yang tersebar. Air bronchogram adalah udara yang terdapat pada percabangan bronchus, yang dikelilingi oleh bayangan opak rongga udara. Ketika terlihat adanya bronchogram, hal ini bersifat diagnostik untuk pneumonia lobaris/

2. Bronko pneumonia (Pneumonia lobularis)Inflamasi paru-paru biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. Bronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan eksudat mukopurulen membentuk bercak-bercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan. Penyakit ini seringnya bersifat sekunder, mengikuti infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan orang-orang yang lemah, Pneumonia dapat muncul sebagai infeksi primer.

3. Pneumonia interstisial Terutama pada jaringan penyangga, yaitu interstitial dinding bronkus dan peribronkil. Peradangan dapat ditemumkan pada infeksi virus dan mycoplasma. Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstisial prebronkial. Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat, diliputi perselubungan yang tidak merata

2.2.5 DIAGNOSISPenegakan diagnosis pneumonia dapat dilakukan melalui:

2.2.6 Gambaran KlinisGejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia. Gejala-gejala meliputi:1. Demam dan menggigil akibat proses peradangan2. Batuk yang sering produktif dan purulen3. Sputum berwarna merah karat atau kehijauan dengan bau khas4. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila infeksinya serius.

2.2.7 Pemeriksaan LaboratoriumPada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya >10.000/ul serta terjadi peningkatan LED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kultur darah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Anlalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.

2.2.8 Gambaran RadiologisGambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain: Perselubungan homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atau segment paru secara anantomis. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidak tampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis. Silhouette sign(+) : bermanfaat untuk menentukan letak lesi paru ; batas lesi dengan jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau di lobus medius kanan. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling akhir terkena. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Pada masa resolusi sering tampakAir Bronchogram Sign (terperangkapnya udara pada bronkus karena tiadanya pertukaran udara pada alveolus).Foto thorax saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya penyebab pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus

1.Pneumonia LobarisFoto Thorax

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satu segmen/lobus (lobus kanan bawah PA maupun lateral)) atau bercak yang mengikutsertakan alveoli yang tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukan pada pneumonia jenis ini.

CT Scan

Hasil CT dada ini menampilkan gambaran hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.

1. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)Foto Thorax

Merupakan Pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus. Pada gambar diatas tampak konsolidasi tidak homogen di lobus atas kiri dan lobus bawah kiri.CT Scan Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan, namun tidak menjalar sampai perifer.

2. Pneumonia InterstisialFoto Thorax

Terjadi edema dinding bronkioli dan juga edema jaringan interstitial prebronkial. Radiologis berupa bayangan udara pada alveolus masih terlihat, diliputi oleh perselubungan yang tidak merata.

CT Scan

Gambaran CT Scan pneumonia interstitiak pada seorang pria berusia 19 tahun. (A) Menunjukan area konsolidasi di percabangan peribronkovaskuler yang irreguler. (B) CT Scan pada hasil follow up selama 2 tahun menunjukan area konsolidasi yang irreguler tersebut berkembang menjadi bronkiektasis atau bronkiolektasis (tanda panah)

2.8.4 Pemeriksaan BakteriologisBahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal, torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi. Kuman yang predominan pada sputum disertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi.

2.9 PENATALAKSANAANDalam mengobati penderita pneumonia perlu diperhatikan keadaan klinisnya. Bila keadaan klinis baik dan tidak ada indikasi rawat dapat dirawat dirumah.Penderita yang tidak dirawat di RS1) Istirahat ditempat tidur, bila panas tinggi di kompres2) Minum banyak3) Obat-obat penurunan panas, mukolitik, ekspektoran4) Antibiotika

Penderita yang dirawat di Rumah Sakit, penanganannya di bagi 2 :Penatalaksanaan Umum Pemberian Oksigen Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan pembersihan jalan nafas Obat penurunan panas hanya diberikan bila suhu > 400C, takikardi atau kelainan jantung. Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat anti nyeri.Pengobatan KausalDalam pemberian antibiotika pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan MO (Mikroorganisme) dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi beberapa hal perlu diperhatikan: Penyakit yang disertai panas tinggi untuk penyelamatan nyawa dipertimbangkan pemberian antibiotika walaupun kuman belum dapat diisolasi. Kuman pathogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab sakit, oleh karena itu diputuskan pemberian antibiotika secara empiric. Pewarnaan gram sebaiknya dilakukan. Perlu diketahui riwayat antibiotika sebelumnya pada penderita.Pengobatan awal biasanya adalah antibiotic, yang cukup manjur mengatasi pneumonia oleh bakteri., mikroplasma, dan beberapa kasus ricketsia. Kebanyakan pasien juga bisa diobati di rumah. Selain antibiotika, pasien juga akan mendapat pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan jumlah oksigen dalam darah. Pada pasien yang berusia pertengahan, diperlukan istirahat lebih panjang untuk mengembalikan kondisi tubuh. Namun, mereka yang sudah sembuh dari pneumonia mikroplasma akan letih lesu dalam waktu yang panjang

2.10 DIAGNOSIS BANDINGDifferential Diagnosis dari penyakit pneumonia adalah sebagai berikut:A.TuberculosisParu(TB)Tuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh M. tuberculosis. Jalan masuk untuk organism M. tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan. Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang produktif (durasi lebih dari 3 minggu), nyeri dada, dan hemoptisis dan gejala sistemik meliputi demam, menggigil, keringat malam, lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan.

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

C. Efusi PleuraMemberi gambaran yang mirip dengan pneumonia, tanpa air bronchogram. Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung, trakea, dan mediastinum kearah yang sehat. Rongga thorax membesar. Pada edusi pleura sebagian akan tampak meniscus sign, tanda khas pada efusi pleura.

Efusi pleura pada foto thorax posisi PA

Definisi

Atelektasis berasal dari bahasa yunani atel (inkomplit atau tidak lengkap) dan ecatasisa (ekspansi atau dilatasi), yang berarti ekspansi tidak lengkap.Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak berisi udara. Atelektasis merupakan suatu istilah untuk menyatakan kolapsnya paru yang ditandai dengan pengurangan volume paru akibat tidak memadainya ekspansi rongga dada.

EtiologiBiasanya atelektasis merupakan akibat suatu kelainan paru yang dapat disebabkan:1. Bronkus tersumbat, penyumbatan bisa berasal di dalam bronkus (tumor bronkus, benda asing, cairan sekresi yang massif) dan penyumbatan bronkus akibat penekanan dari luar bronkus ( tumor sekitar bronkus, kelenjar membesar).2. Tekanan ekstrapulmoner biasa diakibatkan oleh pneumotoraks, cairan pleura, peninggian diafragma, herniasi alat perut kedalam rongga toraks, dan tumor intratoraks tapi ekstrapulmoner (tumor mediastinum).3. Paralisis atau paresis gerak pernapasan, akan menyebabkan pengembangan paru yang tidak sempurna, misalnya pada kasus poliomielitis dan kelainan neurologik lainnya. Gerak nafas yang terganggu akan mempengaruhi kelancaran pengeluaran sekret bronkus dan ini akan menyebakan penyumbatan bronkus yang berakhir dengan memperberat keadaan atelektasis.4. Hambatan gerak pernafasan oleh kelainan pleura atau trauma toraks yang menahan rasa sakit. Keadaan ini juga akan menghambat pengeluaran sekret bronkus yang dapat memperhebat terjadinya atelektasis.

PatofisiologiMekanisme kolapsnya paru menurut Fraser dan Pare :1. Relaksasi atau atelektasis pasif. Mekaniskme ini terjadi dimana paru-paru cenderung untuk menarik hilus ketika terdapat udara atau peningkatan cairan yang terkumpul dalam ruang pleura. Efusi pleura atau pneumotoraks menghilangkan kontak antara pleura parietal dan viseral, dan menyebabkan atelektasis pasif. Elastisitas pada paru-paru normal mempertahankan bentuk, bahkan setelah adanya atelektasis. Efusi pleura lebih sering menyebabkan kolaps pada lobus tengah dan lobus bawah sedangkan pada lobus atas lebih dipengaruhi oleh pneumotoraks.2. Atelektasis sikatriks. Atelektasis sikatrik dapat terjadi akibat adanya jaringan parut yang luas pada parenkim paru. Pengembangan paru yang normal bergantung terhadap balance antara tekanan luar pada rongga dada dengan kekuatan elastis dari paru. Ketika paru-paru tidak elastis atau kaku dimana keseimbangan terganggu, pengembangan paru berkurang dan volume paru juga berkurang. Hal ini terjadi pada fibrosis paru3. Atelektasis adhesif. Atelektasis adhesif disebabkan karena defisiensi surfaktan. Surfaktan berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan alveoli, sehingga berperan penting dalam mencegah alveoli kolaps. Penurunan produksi atau inaktivasi surfaktan, seperti pada sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) menyebabkan ketidakstabilan alveolar dan atelektasis. Hal ini sering terjadi pada bayi-bayi prematur dimana jumlah surfaktan yang dihasilkan masih sangat kurang. Akibatnya, tegangan permukaan cairan alveolus meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan paru bayi cenderung mengempis, atau menjadi terisi cairan. 4. Atelektasis resopsi. Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan pada bronkus. Penyumbatan juga bisa terjadi pada saluran pernapasan yang lebih kecil. Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap ke dalam bronkus atau bronkus bisa tersumbat oleh sesuatu yang menekan dari luar, seperti tumor atau pembesaran kelenjar gerah bening. Jika saluran pernafasan tersumbat, udara dalam alveoli akan terserap ke dalam aliran darah sehingga alveoli akan menciut dan memadat. Derajat kolaps bergantung daripada letak obstruksi, sumbatan pada bronkus utama akan menimbulkan gejala yang lebih berat daripada dibagian distal dan juga dengan adanya infeksi dan akumulasi daripada sekret. Jika obstruksi kronik, terjadi resopsi sekresi intra alveolar dan eksudat dapat mengakibatkan kolaps lengkap. Ini adalah mekanisme kolaps yang terjadi pada karsinoma bronkus. DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang berupa pencitraan.Gejala klinis sangat bervariasi, tergantung pada sebab dan luasnya atelektasis. Pada umumnya atelektasis yang terjadi pada penyakit tuberculosis, limfoma, neoplasma, asma dan penyakit yang disebabkan infeksi misalnya bronchitis, bronkopmeumonia, dan pain-lain jarang menimbulkan gejala klinis yang jelas, kecuali jika ada obstruksi pada bronkus utama. Jika daerah atelektsis itu luas dan terjadi sangat cepat akan terjadi dipsneu dengan pola pernapasan yang cepat dan dangkal, takikardi dan sering sianosis, temperatur yang tinggi, dan jika berlanjut akan menyebabkan penurunan kesadaran atau syok. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan perbedaan gerakan dinding thorak, gerak sela iga dan diafragma dimana berkurangnya gerakan pada sisi yang sakit, pada palpasi vocal fremitus berkurang, trakea dan jantung bergeser ke arah sisi yang sakit, pada perkusi pekak pada sisi yang sakit, batas jantung dan mediastinum akan bergeser, letak diafragma mungkin meninggi, dan suara pernafasan sangat melemah sampai tidak terdengar.Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk menegakkan diagnosis atelektasis. Pemeriksaan itu antara lain pencitraan seperti fototoraks PA dan lateral dan CT-Scan. PencitraanRadiografi dada pada umumnya cukup untuk mendiagnosis lobar atlektasis ataupun atelektasis komplit. Namun, dalam beberapa situasi, temuan radiografi dada mungkin memiliki kesulitan untuk mendiagnostik ketika terdapat cairan pleura paru bersamaan dengan adanya massa yang besar, computed tomography (CT)scan adalah pencitraan yang berguna untuk kasus seperti ini. CT scan digunakan untuk menilai atelektasis obstruktif, dan juga membantu dalam mengevaluasi mediastinum, dinding dada, hilus, pleura, dan paru-paru yang berdekatan. Efusi pleura, massa pleura, paru-paru atau massa yang besar dapat membatasi kegunaan radiografi dada dalam mendiagnosis atelektasis. Bila terdapat gambaran radiopak pada daerah basal paru atau hemithorax, dan tanda-tanda atelektasis tidak jelas untuk menentukan gambaran tersebut, dalam hal ini Ct-scan berperan besar.

Radiografi

Gambaran radiologi dada paru yang kolaps atau atelektasis tergantung pada mekanisme terjadinya kolaps, derajat kolaps, ada atau tidakya konsolidasi dan keadaan pleura sebelumnya. Pengurangan volume bagian paru baik lobaris, segmental atau seleuruh paru, dengan akibat kurangnya aerasi sehingga memberi bayangan lebih suram(densitas tinggi) dengan penarikan mediastinum ke arah atelektasis, sedangkan diafragma tertarik ke atas dan sela iga menyempit.Dengan adanya atelektasis, maka bayangan paru sekitarnya mengalami suatu emfisema kompensasi yang kadang-kadang begitu hebatnya sehingga terjadi herniasi hemitoraks yang sehat ke arah hemitoraks yang atelektasis.Tanda dari kolaps dapat dipertimbangkan sebagai tanda langsung (direct) atau tanda tidak langsung (indirect). Tanda tidak langsung merupakan perubahan yang terjadi sebagai kompensasi akibat respon hilangnya volume udara pada paru.

Tanda Langsung dari kolaps : Perpindahan posisi dari fissura interlobar. Tanda ini disadari sebagai tanda yang paling dipercaya dan derajat perpindahannya tergantung dari luasnya bagian yang kolaps. Hilangnya aerasi. Peningkatan densitas pada area paru yang kolaps mungin tidak jelas sampai seluruh paru mengalami kolaps. Namun jika paru yang kolaps berbatasan dengan mediastinum atau diafragma, struktur yang berbatasan dengan kolaps akan menjadi kabur, hal ini dapat mengindikasikan hilangnya aerasi. Tanda vaskular dan bronkial. Jika sebuah lobus mengalami kolapas parsial, corakan vaskuler akan terlihat ramai; jika air bronkogram terlihat, bronkus mungkin akan terlihat lebih ramai.

Tanda tidak langsung dari kolaps : Peninggian hemidiafragma. Tanda ini dapat dilihat pada atelektasis lobus bawah, tetapi jarang terjadi pada atelektasis lobus yang lain. Penarikan mediastinum. Pada atelektasis lobus atas, trakea dapat tertarik ke sisi yang sakit dan pada atelektasis lobus bawah jantung akan tertarik ke sisi yang sakit. Perpindahan hilus. Hilus akan tertarik ke atas pada atelektasis lobus atas dan tertarik ke bawah pada atelektasis lobus bawah. Hiperinflasi kompensasi. Pada bagian paru yang normal dapat terjadi hiperinflasi dan terlihat hipertransradian, dengan ukuran pembuluh darah lebih besar dibandingkan area pada paru kontralateral. Jika terjadi kolaps pada seluruh paru, akan terjadi kompensasi dimana paru kontralateral akan hiperinflasi dengan herniasi yang menyilang garis tengah.

Beberapa atelektasis dapat dikenal sebagai :1. Atelektasis lobaris bawah; bila terjadi di lobus bawah paru kiri, maka akan tersembunyi di belakang bayangan jantung dan pada foto toraks PA hanya memerlihatkan diafragma letak tinggi.2. Atelektasis lobaris tengah kanan (right middle lobe). Sering disebabkan peradangan atau penekanan bronkus oleh kelenjar getah bening yang membesar.3. Atelektasis lobaris atas (upper lobe); memberikan banyangan densitas tinggi dengan tanda penarikan fissura interlobaris ke atas dan trakea ke arah atelektasis.4. Atelektasis segmental; kadang-kadang sulit dikenal pada foto toraks PA, maka perlu pemotretan dengan posisi lain seperti lateral, miring (oblique), yang memperlihatkan bagian yang berselubug dengan penarikan fissura interlobaris.5. Atelektasis lobularis (plate like / atelektasis lokal). Bila penyumbatan terjadi pada bronkus kecil untuk sebagian segmen paru, maka akan terjadi bayangan horisontal tipis, biasanya dilapangan bawah paru yang sering sulit dibedakan dengan proses fibrosis. Karena hanya sebagian kecil paru terkena, maka biasanya tidak ada keluhan.

CT-Scan

Gambaran radiologi atelektasis lobaris lebih jelas pada CT-scan daripada radiografi dada. Pada pemeriksaan atelektasis CT-scan merupakan pemeriksaan tambahan dalam membantu mengidentifikasi dan menentukan lesi bronkus yang mengalami obstruksi. Berhubungan dengan pemeriksaan radiografi thoraks, ct berperan untuk menganalisa lebih baik pada daerah-daerah tertentu seperti mediastinum, hilus dan pleura.Hal-hal utama yang mengalami perubahan pada atelektasis lobaris yang terlihat pada CT-scan adalah sebagai berikut: Penyempitan irreguler atau oklusi bronkus pada atelektasis lobaris obstruktif Lobus menjadi seperti pie shaped bukan hemispherical pada cross sectional Proyeksi lobus dapat berbentuk V atau V shaped pada daerah apeks paru pada bronkus yang terkena Gambaran radioopak yang meningkat pada seluruh lobus Gambaran massa yang menghasilkan tonjolan pada celah atau fisura Pola dari kolaps dipengaruhi oleh perlekatan pleura sebelmnya dan cairan atau udara di ruang pleura. Kemungkinan terdapat infiltrasi pada seluruh lobus oleh tumor, memberikan gambaran lobular (bulat) daripada berbentuk seperti baji (wedge-shape).

Normal PA Chest X-ray

Normal Lateral Chest X-Ray

Gambaran Thoraks Atelektasis

Atelektasis lobus atas kanan atau right upper lobe collapse (RUL)Fisura horizontal yang normal biasanya berada pada costa ke 4 anterior sebelah kanan. Pada atelektasis lobus atas kanan fisura horizontal bagian lateralnya bergerak ke arah atas dan mendekati mediastinum superior, dan bagian anteriornya bergerak ke atas menuju apex. Separuh fisura obliq bagian atas bergerak ke arah anterior. Kedua fisura terlihat berbentuk konkaf (cekung). Pada kondisi kolaps yang lebih berat lobus paru dapat berbentuk datar berada di sebelah mediastinum superior yang dapat terlihat seperti pola hilus bagian atas. Tanda lain berupa peninggian letak hilus sebelah kanan, dimana terlihat gambaran hilus sebelah kanan sejajar dengan sebelah kiri. Defiasi trakea kesebelah kanan biasanya terjadi, dan hiperinflasi kompensasi dari lobus medial dan bawah mungkin terlihat.

Foto toraks proyeksi PATerlihat hilangnya volume di lobus atas, fisura horizontal bergeser ke atas, dan elevasi diafragma sebelah kanan, hilus kanan letaknya meninggi, trakea tertarik ke kanan.

Foto toraks proyeksi lateralTampak lobus kanan atas anterior dan superior kolaps. Terlihat gambaran radioopak di lokasi anterior dan superior.

Atelektasis lobus medial kanan atau right middle lobe collapse (RML)Pada kolaps lobus medial kanan fisura horizontal dan bagian bawah dari fisura obliq bergerak saling mendekati satu sama lain. Hal ini dapat dilihat lebih baik pada posisi lateral. Fisura horizontal bersifat lebih mobile dan oleh karena itu biasanya akan menunjukan perubahan posisi yang jauh lebih besar. Tanda dari atelektasis lobus medial kanan kurang dapat dikenali dari proyeksi depan karena fisura horizontal sulit dilihat dari depan dan peningkatan densitas opaq biasanya belum terlihat sebelum kolaps menjadi bersifat total. Bagaimanapun juga, pengaburan dari batas jantung kanan sering kali terlihat dengan gambaran segitiga yang berbentuk opaq walaupun tidak begitu jelas dan ini merupakan satu-satunya petunjuk yang dapat terlihat pada proyeksi depan. Dalam hal ini foto lordotic AP akan lebih menunjukan perpindahan posisi dari tiap fisura dan mungkin akan menunjukan gambaran yang lebih meyakinkan pada atelektasis lobus medial kanan.

Radiografi PA menunjukan gambaran segitiga opaq yang mengaburkan batas daripada jantung kanan.

Radiografi lateral menunjukan sebuah garis kecil dengan densitas yang lebih opaq. Diagnosis atelektasis lobus medial kanan belum dapat dibuat dengan jelas berdasarkan gambaran radiografi PA maupun lateral.

Radiografi apikal lordotic menunjukan atelektasis lobus medial kanan dengan gambaran segitiga opaq (triangle opacity). Atelektasis lobus bawah kanan atau right lower lobe collapse (RLL)Atelektasis lobus bawah kanan menyebabkan gambaran triangle opacity atau radioopak berbentuk segitiga yang mengaburkan gambaran arteri pulmonal pada lobus bawah. Struktur mediastinum bergeser ke kanan, menyebabkan tanda segitiga pada bagian superior. Kolaps lobus bawah kanan akan menyebabkan penurunan fisura horizontal, yang akan tampak pada proyeksi depan. Peningkatan opasitas dari lobus yang kolaps biasanya akan terlihat pada proyeksi depan. Pada kolaps lobus bawah kanan yang lebih berat dapat memberikan gambaran lobus yang mendatar dan bergabung dengan mediastinum, membentuk sebuah bayangan dengan tepi yang tegas.

Radiografi PA menunjukan lobus bawah kolaps ke arah jantung dan mediastinum dan menghilangkan sinus cardiophrenicus. Atelektasis lobus atas kiri atau left upper lobe collapse (LUL)Menyebabkan pergerseran ke anterior dan superior. Pada satu setengah dari kasus, segmen superior dari lobus kiri bawah hiperekspansi di antara lobus atas atelektasis dan arkus aorta. Sehingga memberikan gambaran seperti bulan sabit, disebut sebagai tanda luftsichel. Pada proyeksi PA, menghasilkan gambaran radioopak yang samar di hemithorax kiri atas, menghilangkan batas jantung kiri.

Foto toraks PA menunjukan gambaran hiperlusens berbentuk sabit pada paraaorta berbatas jelas luftsichel sign (Istilah berasal dari bahas jerman ; luft : udara, sichel : sabit).

Ct menunjukan atelektasis lobus atas kiri sebagai segitiga opaq dengan apexnya mengarah ke posterior. Segmen superior yang mengalami hiperinflasi dari lobus bawah kiri yang mengembang secara berlebihan ke arah medial membentuk gambaran luftsichel sign.

Atelektasis lobus bawah kiri atau left lower lobe collapse (LLL)Pada atelektasis lobus bawah sebelah kiri bayangan dari bagian paru yang kolaps akan tertutup oleh jantung karena letaknya yang lebih dibelakang, oleh karenanya foto keras PA (foto toraks PA dengan mAs ditingkatkan 2 kali lipat) dibutuhkan untuk melihat keadaan ini. Jika masih meragukan, foto obliq dengan film di sebelah kanan akan menunjukan gambaran paru yang kolaps berada diantara vertebrae dan diafragma. Bagian hilus tertekan dan berrotasi ke arah medial dan hiperinflasi dari lobus atas akan terlihat.

Radiografi PA menunjukan hilus yang mengecil pada sebelah kiri dan corakan vaskuler pada paru sebelah kiri berkurang. Bagian lateral dari lobus bawah kiri yang mengalami kolaps seringkali salah dinilai sebagai aorta descending.

Radiografi lateral menunjukan gambaran opaks didaerah antara vertebrae dan diafragma.

CT menunjukan gambaran atelektasis lobus bawah sebelah kiri sebagai daerah opaks dengan air bronkogram di daerah paravertebrae kiri. Atelektasis Lengkap atau Complete AtelectasisAtelektasis pada seluruh paru-paru ditandai dengan kolapsnya seluruh paru-paru, yang menunjukan gambaran radioopak (opacification) pada seluruh hemithorax dan pergeseran mediastinum ipsilateral (ke arah yang sakit), disertai dengan hiperinflasi kompensasi pada paru kontralateral. Pergeseran mediastinum membedakan atelektasis dari efusi pleura masif.

Foto thorax proyeksi PAMenunjukan atelektasis lengkap pada paru sebelah kanan Mediastinum bergeser ke sebelah kananDiagnosa banding

1. Pneumonia lobarisPneumonia adalah bayangan opak rongga udara pada suatu lobus paru. Rongga udara alveolar terisi dengan eksudat inflamatorik, sementara bronkus dan bronkiolus tetap terbuka. Sering kali disebabkan oleh Streptococcus pneumonia. Pola yang harus dikenali adalah bayangan opak lobus paru dengan adanya air bronchogram yang tampak seperti cabang pohon yang tidak berdaun. Air bronchogram adalah udara yang terdapat pada percabangan bronkus yang dikelilingi oleh bayangan opak rongga akibat proses peradangan. Ketika terlihat adanya air bronchogram, hal ini bersifat diagnostik untuk pneumonia.Untuk melokalisasi suatu pneumonia lobaris secara anatomis, dapat digunakan hilangnya siluet. Pneumonia lobus tengah paru kanan akan menyebabkan batas jatung kanan menghilang dan pneumonia lingula lobus atas paru kiri menyebabkan hilangnya gambaran batas jantung kiri. Pada pneumonia lobus bawah, hemidiafragma tidak akan terlihat.Pada pneumonia tidak terdapat penambahan ataupun pengurangan volume paru, hal ini dapat membedakan pneumonia dengan atelektasis dimana terjadi tarikan pada sisi yang sakit dan efusi pleura dimana terjadi pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat. Hal ini berguna untuk menegakan diagnosis terutama untuk membedakan atelektasis masif, pneumonia dan efusi pleura masif.

Foto toraks proyeksi PA Tampak gambaran perselubungan tidak homogen pada lobus atas sebelah kanan dengan gambaran air bronchogram.

Foto thoraks proyeksi PA Tampak perselubungan opak tidak homogen pada hemithoraks kiri, gambaran air bronchogram dan mediastinum tidak bergeser.

2. Efusi pleura masifCairan pleura pertama kali dideteksi di sudut kostoprenikus dan rongga pleura subpulmonal. Cairan terdeteksi secara radiologis, jika kemunginan terdapat cairan lebih dari 250 ml. Untuk menegakkan diagnosis, foto thoraks dekubitus akan mendeteksi pengumpulan subpulmonal.Jika pada rontgen dada ditemukan adanya daerah radiooak atau putih pada basal paru, maka dapat dipikirkan kemungkinan adanya efusi pleura, konsolidasi, peninggian hemidiafragma dan atelektasis paru.

Berdasarkan radiografi dada :1. Adanya gambaran radioopak luas yang homogen terlihat pada hemithoraks.2. Lihatlah batas atas radioopak. Perhatikan bahwa batas tersebut naik ke atas lateral membentuk meniskus (cekung). Ini adalah akibat pengumpulan cairan pada rongga pleura.3. Terdapat pergeseran mediastinum dan bergeser manauhi sisi lesi.4. Sudut costophrenicus tumpul atau menghilang.5. Kadang-kadang efusi pleura lebih jelas diinterpretasikan pada pandangan lateral.

Foto toraks PATampak perselubungan homgen pada paru kiri, gambaran meniscus sign, mediastinum bergeser ke kanan.

Foto thoraks proyeksi right lateral decubitus pada efusi pleura. Panah A menunjukan gambaran cairan pada rongga pleura. Panah B menunjukan ukuran normal dari paru pada rongga dada.

Peniaian dari pleura pada sudut pandang lateral menunjukan gambaran cairan yang menanjak keatas pada rongga pleura. Penemuan dari foto PA sebelumnya dan pada posisi lateral menunjukan gambaran efusi pleura.

Foto thoraks proyeksi PATampak gambaran opak homogen di hemithoraks kiri dengan pergeran mediastinum.3. Pancoast tumor (tumor sulcus apical)Tumor yang terdapat di apeks paru sulit untuk dideteksi. Petunjuk diagnosis adalah adanya erosi atau destruksi tiga kosta pertama dan adanya suatu penonjolan yang cembung di sebelah inferior tepi massa. Proyeksi apeks atau lordotik sangat bermanfaat untuk memperlihatkan daerah ini. Pasien mungkin mengeluhkan rasa nyeri yang menjalar ke lengan akibat terkenanya pleksus brakialis dan atau terkenanya jaras simpatik denga sindrom horner pada pemeriksaan klinisnya.

Foto toraks proyeksi PAMenunjukan pancoast tumor pada bagian apex paru kanan.

Penatalaksanaan

Pemeriksaan bronkoskopi harus segera dilakukan, apabila atelektasis terjadi karena sumbatan benda asing. Juga harus dilakukan terhadap atelektasis yang terisolasi dan telah berlangsung lama. Pada saat itu pula sekaligus dilakukan pengisapan lendir, sekaligus dilakukan pengembalian benda asing yang menyumbat brinkus atau biopsi terhadap jaringan yang menyumbat yang dicurigai sebagai penyebab obstruksi.Pemberian oksigenasi harus diberikan pada penderita sesak dan sianosis. Terapi yang diberikan biasanya simptomatis seperti anti sesak, bronkodilator, antibiotik dan kortikosteroid. Fisioterapi sangat berguna seperti perubahan posisi, masase, latihan pernapasan sangat membantu dalam pengembangan kembali paru yang kempis.PrognosisPada umumnya atelektasis dapat hilang jika penyebab obstruksi telah dihilangkan kecuai jika ada infeksi sekunder. Cepat lambatnya penyembuhan tergantung pula pada luasnya daerah atelektasis, letak atelektasis. Pada daerah atelektasis umumnya mudah terjadi infeksi, karena gerakan mukosilier pada bronkus yang bersangkutan terganggu, sehingga efek batuk tidak bekerja. Jika infeksi ini berlangsung lebih lanjut, dapat pula mengakibatkan bronkiektasis atau abses paru.

BAB IIIKESIMPULAN

Paru-paru adalah salah satu organ yang paling sering terlibat dalam berbagai komplikasi padapasiendengan immunocompromised. Di antarakomplikasi paru yang terjadi pada pasien tersebut, infeksi adalah yang palingumum terjadi dan berhubungan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yangtinggi.Penyakit pneumonia pada pasien immunocompromised melibatkan infeksidan radang pada saluran pernapasan bagian bawah. Terlepas dari alasan yangmenyebabkan berubahnya fungsi kekebalan tubuh, pneumonia membawa tingkat kematian tinggi pada pasien immunocompromised. Keadaan immunocompromise yang menyebabkan risiko tinggi pneumonia,terkait dengan adanya faktor-faktor berikut: Keganasan, HIV, immunodefisiensi primer, Transplantasi imunosupresi, Kehamilan, Alkoholisme, fibrosiskistik, penyakitautoimmune, penyakit neuromuskular, disfungsikognitif,cederasum-sum tulang belakang, luka bakar, leukemia, limfoma, kemoterapi akibat keganasan pada organ padat, penggunaan steroid lama, asplenia,dan diabetes.Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scan menjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia. Terutama apabila dari pemeriksaan fisik memang menunjukan kelainan di paru dan membutuhkan pemeriksaan peunjang berupa foto thorax. Koordinasi antara pemeriksaan klinis, laboratorium dan radiologi akan dapat menunjang penegakan diagnosis yang tepat.Gambaran khas pada pneumonia adalah adanya perselubungan dengan adanya gambaran air bronchogram. Namun tidak semua pneumonia memberikan gambaran khas tersebut. Untuk menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan foto thorax, melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit, dan juga pemeriksaan laboratorium.Untuk membedakan antara pneumonia, atelektasis, dan efusi pleura dilihat dari adanya penarikan atau pendorongan jantung, trakea dan mediastinum ke arah yang sakit atau sehat. Sementara untuk membedakan pneumonia dengan TB adalah dilihat dari ada atau tidaknya kavitas yang umumnya terdapat pada lobus paru bagian atas. Jadi dalam menegakkan pneumonia, sangat diperlukan gambaran radiologis untuk penegakan diagnosis disamping pemeriksaan laboratorium.

DAFTAR PUSTAKAAmerican thoracic society. Guidelines for management of adults with community-acquired pneumonia. Diagnosis, assessment of severity, antimicrobial therapy, and prevention. Am J Respir Crit.Care Med 2001; 163: 1730-54.American thoracic society. Guidelines for management of adults with Guidelines for the Management of Adults with Hospital-acquired, Ventilator-associated, and Healthcare-associated Pneumonia. Am J Respir Crit.Care Med 2005; 171: 388-416.Aru W, Bambang, Idrus A, Marcellus, Siti S, ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD RSCM; 2007.Barlett JG, Dowell SF, Mondell LA, File TM, Mushor DM, Fine MJ. Practice guidelines for management community-acquiredd pneumonia in adults. Clin infect Dis 2000; 31: 347-82Mandell LA, IDSA/ATS consensus guidelines on the management of community-acquired pneumonia in adults, CID 2007;44:S27Mylotte JM, Nursing home-associated pneumonia, Clin Geriatr Med 2007;23:553Menendez R, Treatment failure in community-acquired pneumonia, 2007;132:1348Niederman MS, Recent advances in community-acquired pneumonia inpatient and outpatient, Chest 2007;131;1205Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan Pneumonia Komuniti.2003Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pedoman Diagnosis dan penatalaksanaan Pneumonia Nosokomial.2003

BAB IIIKESIMPULAN

Atelektasis adalah suatu keadaan paru atau sebagian paru yang mengalami hambatan berkembang secara sempurna sehingga aerasi paru berkurang atau sama sekali tidak terisi udara.Penyebab dari atelektasis bisa bersifat obstruktif maupun nonobstruktf. Penyebab obstruktif bisa berasal dari dalam saluran nafas maupun dari luar saluran nafas. Sedangkan penyebab non-obstruktif bisa disebabkan oleh adanya kompresi jaringan paru dan pengembangan alveoli yang tidak sempurna dan akhirna mengalami kolaps.Diagnosa atelektasis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan lanjutan seperti foto thorax dan ct scan sesuai dengan kebutuhan. Secara radiografi atelektasis akan menunjukan suatu bayangan yang lebih suram (densitas tinggi) dengan penarikan mediastinum ke arah atelektasis, perubahan posisi dari fisura horizontal dan obliq, hiperinflasi kompensasi paru kontralateral dan sela iga menyempit.Penatalaksanaan atelektasis terutama ditujukan sesuai dengan etiologi yang mendasarinya disertai dengan terapi symtomatis dan suportif.