Referat Perdarahan Non Hipertensi

34
REFERAT STROKE PERDARAHAN NON HIPERTENSI Pembimbing : dr.Zaki,Sp.S Penyusun : Mahdy Farras (2009730141)

description

asd

Transcript of Referat Perdarahan Non Hipertensi

REFERAT STROKE PERDARAHAN NON HIPERTENSI

REFERATSTROKE PERDARAHAN NON HIPERTENSI

Pembimbing : dr.Zaki,Sp.SPenyusun : Mahdy Farras (2009730141)

PENDAHULUANPerdarahan yang tiba-tiba dalam jaringan otak merupakan bentuk yang menghancurkan pada stroke hemoragik dan dapat terjadi pada semua umur. Insiden perdarahan mi terjadi lebih awal dan kehidupan dibandingkan dengan stoke iskhemik. Bermacam macam penyebab terjadinya perdarahan spontan pada otak dan umumnya multifaktorial.

Berbagai bentuk congenital dan yang diperdapat pada penyakit kardiovaskuler merupakan mekanisme penyebab yang paling gering, tapi struktur yang mirip dapat juga terjadi akibat komplikasi = tumor otak primer dan sekunder,peradangan dan penyakit autoim mune otak, trauma otak, atau manifestasi penyakit sistemik yang menyebabkan hipertensi atau coagulopathy.

Diduga insidennya bertambah karena usia manusia semakin bertambah,dimana resiko terjadinya stroke Iebih sering pad a usia yang lebih tinggiStroke hemoragik merupakan penyebab utama ketidak mampuan penderita atau disability.

Penyebab yang paling sering adalah hipertensi [50-60%] dan non trauma perdarahan dalam otak, dimana terjadi perubahan-perubahan pathologi seperti micro aneurysma, lipohyalinosis, terutama pada arteri-arteri kecil,lemahnya dinding pembuluh darah dan cenderung pecah.

Penyebab perdarahan dalam otak yang non hipertensi antara lain :Kelainan pembuluh darah yang kecil seperti angioma dan AVMObat-obat symptomatikCerebral amyloid angiopathy atau congophilic angiopathyIntracranial tumorAnti coagulantFibrinolytic agentVaskulitis cerebralDiskrasia darah

Arteriovenous MalformationMalformasi arteriovena (arteriovenous malformation, AVM) ialah satu keabnormalan pada pembuluh darah di mana arteri bersambung terus dengan vena tanpa melalui jaringan kapilari terlebih dahulu. Arteriovenous Malformation adalah kelainan kongenital dimana arteri dan vena pada permukaan otak atau di parenkim saling berhubungan secara langsung tanpa melalui pembuluh kapiler.

EpidemiologiInsidens dan prevalensi malformasi vaskular tidak diketahui secara pasti; berdasarkan studi antara tahun 1980 dan 1990, insidens malformasi vaskular pertahunnya sekitar 11 hingga 21 kasus dalam 100.000 populasi. Jumlah malformasi arterio-vena (AVM) hampir 90% lebih jarang dibandingkan dengan insidens aneurisma intrakranial.

EtiologiFaktor idiopatikFaktor simtomatikFaktor Ektrinsik, berupa: tekanan daerah sistemik, kemampuan jantung memompa daerah ke sirkulasi sistemik, kualitas pembuluh darah kortico vertebral dan kualitas darah yang menentukan viskositasnya.Faktor Intrinsik, berupa: autoregulasi arteri cerebral, faktor biokimiawi regional (konsentrasi asam laktat dan ion hidrogen) dan peran susunan saraf otonom (tetapi hanya sedikit).

PatofisiologiUndifferentiated Stage (Stage I)Ruang-ruang darah yang ada pada mesenkim primitif bergabung menjadi jaringan kapiler yang lebih terorganisir. Arteri dan vena belum bisa dikenali. Retiform Stage (Stage II)Jaringan kapiler yang terbentuk pada Undifferentiated Stage bergabung menjadi struktur jalinan atau pleksus yang lebih besar yang menjadi progenitor dari arteri dan vena. Maturation Stage (Stage III)Struktur vaskuler tampak matur secara histologis, dan batang utama arteri telah tampak. Jaringan kaplier yang ada bertahan hingga saat dewasa diperkirakan berasal dari sisa-sisa ruang darah pada Undifferentiated Stage.

Klasifikasi

Berdasarkan alirannya, MV digolongkan menjadi dua kelompok: High flow malformation: apabila MV terjadi pada arteri dan arteri-venaLow flow malformation: apabila MV terjadi pada vena, kapiler, atau limfe

GejalaMasalah yang paling banyak dikeluhkan penderita AVM adalah nyeri kepala dan serangan kejang mendadak dimana setidaknya 15% dari populasi tidak Menunjukan gejala apapun. VertigoPulsing noise dikepalaTuli progresifPenurunan penglihatanConfusionDementia Halusinasi

DiagnosisComputed Tomography Scan (CT-Scan) Magnetic Resonance Imaging (MRI)Cerebral Angiography.

PenatalaksanaanFarmakologisNon FarmakologisOperasi ReseksiEmbolisasi Radiosurgery

PrognosisRisiko kejadian ruptur pada kasus AVM yang belum pecah berkisar antara 1 dan 2% setiap tahunnya, dan sekitar 10% perdarahan intrakranial akibat ruptur. Semua AVM di otak sangat berbahaya. Resiko terjadinya hemoragi pertama adalah seumur hidup, meningkat sesuai usia (2-4% per tahun, kumulatif). Sebagian besar akan menimbulkan gejala seumur hidup pasien. Sembuh spontan sangat jarang terjadi (< 1% kasus). 75 % merupakan lesi kecil (< 3cm) aliran vena tunggal dan 75 % memiliki spontanneous ICH. 1

AneurismaDefinisiAneurisma serebri adalah dilatasi pembuluh darah otak yang berisi darah yang di sebabkan oleh kelemahan dari dinding pembuluh darah dan juga menghilangnya 2 lapisan pembuluh darah yaitu tunika media dan tunika intima.

EPIDEMIOLOGIDewasa ini, aneurisma serebri menempati posisi ke 4 dalam penyakit cerebrovaskuler yang paling sering terjadi di dunia.40% kasus aneurisma serebri yang terjadi sangatlah fatal dan 15% dari pasien yang mengalami ruptur aneurisma tidak tertolong bahkan sebelum mencapai rumah sakit untuk di tolong4 dari 7 orang atau sekitar 66% pasien yang mengalami ruptur aneurisma serebri yang selamat dari serangan akan mengalami defisit neurologis yang permanen.Prevalensi umur 35 60 tahun

EtiologiRiwayat penyakit keluarga dan kelainan genetikEhlers danlos Type IVSindrom Marfan Neurofibromatosis tipe 1Sindrom polikistik ginjal autosomal dominanTrauma OtakSepsisMerokok dan hipertensi

KlasifikasiAneurisma sakuler 4.9 %Aneurisma mikotik (septik) 2.6 %Aneurisma arteriosklerotik Aneurisma traumatik 5- 76.8% Aneurisma disekting < 1 %

Tanda dan GejalaKebanyakan kasus dari aneurisma serebri tidak memberikan gejala spesifik neurologis yang jelas.

Gejala klinis ruptur aneurisma di bagi dalam 5 tingkat :Tingkat 1 : Cephalgia ringan dengan sedikit tanda rangsang meningeal atau tanpa gejalaTingkat 2 : cephalgia agak hebat atau disertai dengan parese nervi kranialisTingkat 3 : kesadaran somnolen , bingung atau dengan adanya defisit neurologis fokalTingkat 4 : kesadaran stupor, hemiparese / plegi, mungkin adanya permulaan deserebrasi dan adanya gangguan dari sistem otonomTingkat 5 : Kesadaran koma dalam, tanda rigiditas deserebrasi dan tanda stadium paralisis cerebral vasomotor

DiagnostikAngiografiComputed Tomografi (CT)MRI

Penatalaksanaan OperasiTerapiEndovascular

KomplikasiAneurisma yang pecah dapat mengakibatkan:Perdarahan subarachnoid sajaPerdarahan subarachnoid dan perdarahan intra serebral (60%).Infark serebri (50%).Perdarahan subarachnoid dan subdural.Perdarahan subarachnoid dan hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif (30%).Aneurisma a. carotis interna dapat menjadi fistula caroticocavernosum.Masuk ke sinus sphenoid bisa timbul epistaksis.Perdarahan subdural saja.

Prognosis

Prognosis suatu aneurisma tergantung dari:UsiaStatus neurologikus dalam perawatanLokasi aneurismaSelang waktu antara awal kejadian perdarahan subarachnoid dengan penatalaksanaan medisAdanya hipertensi dan penyakit lainTingkat vasospasmeAdanya perdarahan ulang atau tidakTingkat perdarahan subarachnoidAdanya perdarahan intraventrikular atau intraparenkimal

Tumor OtakDefinisiTumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas (maligna), membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti ; kanker paru, payudara, prostate, ginjal dan lain-lain, disebut tumor otak sekunder.

EpidemiologiInsiden tumor intrakranial berkisar antara 4,2 - 5,4 per 100.000 penduduk. Pada anak di bawah 16 tahun tumor otak adalah 2,4 per 100.000 penduduk anakTampaknya insiden tumor cenderung naik dengan bertambahnya umur. Tidak diketahui secara pasti perbedaan insiden menurut ras, tempat tinggal maupun iklim.

EtiologiHerediterSisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)RadiasiVirusSubstansi-substansi Karsinogenik

KlasifikasiTumor supratentorialGlioblastoma multiformeAstrositomaOligodendrogliomaMeningiomaTumor metastasis Tumor struktur median:Adenoma hipofisisTumor glandula pinealisKraniofaringioma

Tumor infratentorialSchwannoma akustikusTumor metastasisMeningiomaHemangioblastoma

Gambaran KlinikKenaikan tekanan intrakranialManifestasi klinik fokal seperti, hemiparese, afasia, dan gangguan visus, bergantung pada lokasi tumor dan edema otak disekitarnya. Konvulsi fokal, konvulsi umum atau keduanya terdapat pada 1/3 penderita tumor otak. Epilepsy dapat disebabkan oleh tumor supratentorial dan lebih sering pada tumor dengan pertumbuhan lambat.Perdarahan pada tumor yang kaya akan pembuluh darah biasa disangka sebagai GPDO(Gangguan Pembuluh Darah Otak).

DiagnosisCT-ScanMRI

Penatalaksanaan

Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya :Untuk edema otak: kortikosteroidTindakan pembedahanRadioterapiKemoterapi

PrognosisPrognosis tergantung jenis tumor spesifik.Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60%