Referat Kelainan Kulit Pd Kehamilan
-
Upload
astiindrastiti -
Category
Documents
-
view
104 -
download
19
description
Transcript of Referat Kelainan Kulit Pd Kehamilan
PENYAKIT KULIT PADA KEHAMILAN
Pembimbing : dr. Sri Primawati Indraswari, Sp.KK
Oleh: Indrastiti Pramitasari (030.09.121)
Fakultas Kedokteran Universitas TrisaktiSMF Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah Tegal, Jawa
Tengah
REFERAT
PENDAHULUAN
• Perubahan fisik dan hormonal pada kehamilan, persalinan dan nifas berhubungan dengan beberapa perubahan kulit• Penyakit kulit yang bersamaan pada
kehamilan:• Sebagian tidak mempengaruhi
kehamilan dan tumbuh kembang janin secara murni
• Sebagian dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal dan neonatal
PENDAHULUAN
• Kehamilan berhubungan dengan endokrinologi kompleks, imunologi, metabolik, dan perubahan vaskular dapat mempengaruhi kulit
• Dalam kehamilan dapat mengalami penyakit kulit tertentu
• Merupakan penyakit kulit inflamasi pada kehamilan yang bervariasi
• Gejala yang sering dialami: pruritus• Kelangkaan penyakit, variabel morfologi klinis dari
penyakit tersebut dan kurangnya penunjang diagnostik: terminologi penyakit kulit menjadi membingungkan
PENDAHULUAN
• Tujuan Penulisan:Penulisan referat ini bertujuan untuk memahami dan mengerti mengenai perubahan yang terjadi pada kulit selama masa kehamilan serta untuk mengetahui penyakit-penyakit kulit yang sering terjadi pada kehamilan dan penatalaksanaannya.
PENDAHULUAN (LANJT)
• Manfaat penulisanReferat ini disusun dengan harapan kita sebagai dokter umum dapat memahami dengan baik mengenai patogenesis kelainan kulit pada wanita hamil dan dapat mendiagnosis dengan benar serta melakukan tatalaksana awal pada wanita hamil yang disertai dengan kelainan kulit• Metode penulisanStudi kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur (buku teks dan jurnal)
PERUBAHAN KULIT PADA KEHAMILAN
HIPERPIGMENTASI
• Terjadi pada hampir semua ibu hamil • Disebabkan karena peningkatan efek
Melanocyte-Stimulating-Hormone (MSH) atau peningkatan estrogen dan progesteron • “Melasma” adalah hiperpigmentasi makular yang
menyeluruh pada wajah, terutama di dahi, pipi, dan hidung.
• (Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th Edition, 2008)
PERUBAHAN VASKULAR
• Kehamilan menyebabkan dilatasi dan proliferasi pembuluh-pembuluh darah
• Diduga sebagai akibat peningkatan estrogen mekanisme belum diketahui
• Dapat terjadi:1.Spider angioma2.Eritema palmar3.Pyogenik Granulare4.Telangiectasis
PERUBAHAN JARINGAN IKAT
Terdapat perubahan kolagen dan elemen lain dari jaringan ikat
tetapi hal ini belum terlalu jelas
Gejala: Striae (stretch marks) menggambarkan garis-garis lurus di kulit dan tampak merah keunguan di perut, payudara, paha, dan aksila.
Banyak terdapat pada perempuan dengan berat badan berlebih
LINEA NIGRA
• (Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th Edition, 2008)
PERUBAHAN PERTUMBUHAN RAMBUT
• Terdiri atas 3 fase yaitu anagen, katagen, dan telogen. • Pada kehamilan tua, hormon
tampaknya meningkatkan jumlah rambut yang anagen dan menurunkan telogen. Akan tetapi, setelah ibu melahirkan, telogen meningkat sampai ± 35 % sehingga rambut mengalami kerontokan sampai 3 – 4 bulan setelah melahirkan. • Dapat terjadi hirsutisme
PERUBAHAN KULIT FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN
• Perubahan Pigmen:• Diffuse hyperpigmentation• Selective hyperpigmentation (genitalia, axilla, luka
sebelumnya)• Areola sekunder• Linea Nigra• Melasma (chloasma, mask of pregnancy)• Penghitaman dari ephelides dan melanositik nevi
• Rambut:• Hirsutisme• Penebalan kulit kepala• Postpartum telogen effluvium• Postpartum androgenetic alopecia
• Kuku:• Subungual hyperkeratosis• Distal onycholisis• Transverse grooving• Brittleness• Pertumbuhan yang dipercepat
• Kelenjar:• Peningkatan fungsi kelenjar ekrin • Peningkatan aktivitas tiroid dengan adanya defisiensi
iodine relative• Peningkatan fungsi kelenjar sebasea• Penurunan fungsi apokrin
• Perubahan struktur• Striae distense (striae gravidarum)• Molluscum fibrosum gravidarum (achrochorons)
• Vaskular• Spider angioma (spider nevi, nevi aranel)• Palmar erythema• Carpal tunnel syndrome• Non-pitting edema• Varicosities• Cutis marmorata• Vasomotor instability• Dermographism/pruritus• Purpura• Gingival hyperemia atau hyperplasia• Piogenik granuloma• Hemangioma• Unilateral keloid telangiectasia
• Mukosa• Gingivitis• Jacquemier-Chadwick sign• Goodell’s sign
PENYAKIT KULIT PADA KEHAMILAN
PENYAKIT KULIT YG MEMBAHAYAKAN JANIN
Pemfigoid gestasionis
Impetigo herpetiformis
Cholestasis of Pregnancy
PEMFIGOID GESTASIONISSuatu penyakit kulit yang terdiri atas bula, pruritus, dan autoimun, terutama pada multipara, terjadi pada trimester kedua dan ketiga
Merupakan penyakit kulit pada kehamilan yang sering terjadiPenyebabnya adalah autoimun
PEMFIGOID GESTASIONIS
Gejala klinis timbul sebagai rasa yang sangat gatal, ruam urtika selama akhir kehamilan hingga periode post-partum, kemudian dengan cepat berkembang menjadi bentuk seperti pemfigoid, erupsi vesikobulosa.
Pemfigoid gestasionis tampaknya dimediasi oleh IgG spesifik yang ditujukan terhadap membran basalis kulit.3,5,8
PEMFIGOID GESTASIONISDisebabkan oleh antibodi anti-membrana basalis
yang menginduksi deposisi C3 di
sepanjang dermal-epidermal junction.
Autoantibodi pemfigoid gestasionis dapat
ditemukan menggunakan direct
immunofluorescence
GEJALA KLINIS
• Pemfigoid gestasionis secara eksklusif berhubungan dengan kehamilan. Gejala klinis biasanya timbul pada akhir kehamilan dengan onset mendadak berupa lesi polimorf yang sangat gatal.
• Perkembangan yang cepat dengan erupsi pemfigoid seperti umum, yang hanya mengenai wajah, membran mukosa, telapak tangan, dan telapak kaki adalah khasnya (meskipun di bagian tubuh lain mungkin terlibat).
• Lesi khas dari pemfigoid gestasionis berupa plak urtikaria atau arkuata yang berkembang dengan cepat menjadi dermatitis campuran, termasuk bula yang tegang dan berbentuk seperti pemfigus.
• Bayi yang baru lahir mungkin akan terpengaruh hingga 10 persen, tetapi penyakit ini biasanya ringan dan merupakan self-limited disease..5,8
Gejala klinik biasanya disertai dengan demam, adanya sensasi panas dan dingin, malaise, mual, dan sakit kepala.
Gejala pada kulit dapat bervariasi yaitu pruritus, plak eritematosa, lesi yang berupa urtikaria, vesikel (konfigurasi anular), atau bula yang tegang dan besar.
PEMFIGOID GESTASIONIS
• (Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th Edition, 2008)
HISTOLOGIK
Gambaran histologik : edema subepidermal dengan infiltrasi limfosit, histiosit, dan eosinofil.
Teknik imunofluoresen langsung pada biopsi kulit didapatkan komplemen C3 dan kadang-kadang deposit IgG sepanjang zona membrana basalis.
(Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th Edition, 2008)
TERAPI
Kortikosteroid sistemik tetap menjadi landasan terapi. Kebanyakan pasien merespon 0,5 mg / kg prednisone per hari. Terapi maintenans, mungkin atau mungkin tidak diperlukan selama kehamilan.
Beberapa penderita cukup dengan pemakaian steroid dan antihistamin lokal. Jika tidak menolong, bisa diberi prednison oral 1 mg/kg/hari.
IMPETIGO HERPETIFORMIS
• Nama ini diberikan pada kondisi yang mirip psoriasis pustular yang tampak pada pasien hamil yang sebelumnya tidak menderita psoriasis.
• Von Hebra pertama menggunakan istilah impetigo herpetiformis pada tahun 1872 untuk menggambarkan erupsi pustular akut dengan onset biasanya pada trimester ketiga kehamilan.3,5
GEJALA KLINISKondisi ini bermanifestasi sebagai
bercak eritematosa yang pinggirannya dipenuhi dengan
pustula subcorneal.
Karakteristik lesi eritematosa dimulai pada daerah lipatan dan selanjutnya meluas ke perifer.
Biasanya meliputi membran mukosa.
Wajah, telapak tangan dan kaki biasanya terhindar.3,5,6
GEJALA KLINIS
• Timbulnya erupsi disertai dengan gejala konstitusional seperti demam, menggigil, malaise, diare, mual dan arthralgia. • Meskipun umumnya dianggap sebagai bentuk
pustular psoriasis, tidak adanya riwayat keluarga yang positif, resolusi tiba-tiba gejala saat melahirkan, dan kecenderungan untuk hanya kambuh selama kehamilan berikutnya membedakan penyakit ini dari psoriasis pustular lainnya.
PERJALANAN PENYAKIT• Impetigo herpetiformis secara klasik timbul
selama trimester terakhir, tetapi ada laporan kasus yang terjadi pada awal trimester pertama, saat masa nifas, pada wanita hamil menggunakan kontrasepsi oral, dan pada wanita pasca-menopause. • Sebuah ciri utama dari penyakit ini adalah
resolusi cepat dari gejala setelah melahirkan. • Komplikasi paling ditakuti adalah insufisiensi
plasenta dan lahir mati akibat atau kematian neonatal. Untuk alasan ini, induksi awal persalinan sering dipertimbangkan. 5,6,7
TATALAKSANA
• Dianjurkan pemberian prednison 15 – 30 mg per oral/hari. Antibiotik diberikan jika disertai infeksi sekunder. Dapat juga diberi pengobatan topikal dengan kompres basah dengan atau tanpa steroid. Cairan dan elektrolit, khususnya kalsium harus dimonitor dan dinormalkan. Efek terhadap janin yaitu tingginya insiden morbiditas dan mortalitas janin.
CHOLESTASIS OF PREGNANCY
• Penggunaan istilah • cholestasis obstetric, intrahepatic
cholestasis of pregnancy, recurrent jaundice of pregnancy, cholestatic jaundice of pregnancy, idiopatik jaundice of pregnancy, prurigo gravidarum dan ikterus gravidarum• semuanya mengacu ke gejala klinis yang sama,
yaitu cholestasis of pregnancy (CP)
ETIOLOGI• interaksi faktor hormonal, genetik, lingkungan
dan pencernaan diperkirakan menimbulkan kolestasis biokimia pada individu yang rentan. • Peran hormonal sangat penting pada terjadinya
CP:• CP adalah penyakit pada akhir kehamilan (sesuai dengan
periode kadar hormon plasenta tertinggi) • CP spontan menghilang saat melahirkan ketika
konsentrasi hormon menjadi normal• kembar dan kehamilan triplet, ditandai dengan kenaikan
besar dalam konsentrasi hormon, telah dikaitkan dengan CP
• CP berulang pada kehamilan berikutnya di sekitar 45 persen sampai 70 persen dari pasien
GEJALA KLINIS
Gejala klinis pasien klasik timbul selama trimester ketiga dengan pruritus sedang dan berat, yang dapat terlokalisasi di telapak tangan dan telapak kaki atau generalisata.
Pruritus intens seringkali dikaitkan dengan ekskoriasi sekunder, meskipun lesi kulit primer selalu muncul.
Pada awal gatal, kulit mungkin tidak terpengaruh; kemudian lesi kulit sekunder berkembang karena garukan, yang berkisar dari ekskoriasi halus hingga nodul prurigo berat selama gatal berlanjut
GEJALA KLINIS
Gejala konstitusional seperti fatigue, mual, muntah
bisa menyertai gejala pruritus.
Berkembangnya ke arah jaundice, urin yang
berwarna gelap, atau tinja yang berwarna pucat timbul pada satu dari lima pasien.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Peningkatan serum asam empedu merupakan indikator yang paling sensitif dari cholestasis of pregnancy. Histopatologi non-spesifik; immunofluorescence langsung dan tidak langsung negatif.• Indikator yang paling sensitif untuk diagnosis CP
adalah peningkatan kadar asam empedu serum, sedangkan tes fungsi hati rutin (termasuk transaminases) mungkin normal dalam sampai 30%.
PERJALANAN PENYAKIT
Sebuah tanda dari CP adalah bahwa gejala dan kelainan biokimia terkait biasanya sembuh dalam 2 sampai 4 minggu setelah persalinan.
Beberapa wanita mengalami CP berulang setelah terpapar asam kontrasepsi oral, seperti estrogen sintetis dan agen progestasional.
Selain itu, wanita yang terkena CP memiliki kecenderungan terhadap perkembangan selanjutnya dari cholelithiasis atau penyakit kandung empedu.
TATALAKSANA
• Tujuan pengobatan adalah pengurangan kadar asam empedu serum untuk memperpanjang kehamilan dan mengurangi risiko janin baik dan gejala ibu. Asam Ursodeoxycholic (UDCA) adalah satu-satunya pengobatan yang telah terbukti tidak hanya untuk mengurangi pruritus ibu tetapi juga meningkatkan prognosis janin.
TATALAKSANA
• Dalam CP, dosis 15 mg / kg / hari atau, independen dari berat badan, 1 g / hari diberikan baik sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi 2-3 dosis sampai melahirkan, ketika biasanya dapat dihentikan. • Obat lain, termasuk antihistamin, S adenosyl-L-
methionine, deksametason, dan Ramine cholesty-, tidak memperbaiki prognosis janin.
DERMATOSIS YG TDK MEMBAHAYAKAN JANIN
PUPPP
Prurigo of Pregnancy
Pruritic folliculitis of Pregnancy
PRURITIC URTICARIAL PLAQUES AND PAPULE OF PREGNANCY
• Merupakan penyakit kulit pruritus yang paling sering ditemukan pada kehamilan. Ditandai dengan papul eritematosa, plak, dan lesi urtikaria.• Sering juga disebut
Polimorphic Eruption of Pregnancy (PEP).erupsi ini disebut juga Toxaemic rash of pregnancy.3,9
GEJALA KLINIS
Muncul pertama kali pada daerah abdomen, biasanya pada daerah regangan striae,
menyebar ke paha, jarang ke bokong dan lengan.
Gejala klinis PUPPP biasanya dimulai dengan adanya papula eritema yang sangat gatal yang timbul pada akhir trimester ketiga.
Kebanyakan pasien mengeluh sangat gatal dan membaik dengan cepat setelah
melahirkan. Rata-rata lesi kulit ini timbul pada umur kehamilan 36 minggu. Sering terjadi pada primipara dan jarang berulang pada
kehamilan berikutnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Dengan perwanaan imunofluoresen kulit tidak didapatkan adanya imunoglobulin atau deposisi komplemen • Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
penting untuk PUPPP.
• (Sumber: DermNet New Zealand, 2014)
TATALAKSANA
• Terapi dengan memakai steroid topikal secara umum berhasil pada kebanyakan perempuan. • Obat-obat antipruritus seperti hidroksizin atau
difenhidramin cukup membantu untuk mengatasi rasa gatal. • Tujuan utama adalah untuk mengatasi rasa
gatal.9
PRURIGO OF PREGNANCY
• Terjadinya penyakit ini 1 per 5 sampai 200 kehamilan. Lesi umumnya tampak pada trimester II pada usia kehamilan 25 – 30 minggu. Tampak papul-papul yang kecil-kecil 1 – 2 mm, tidak ada vesikel ataupun bula, serta menyebar secara simetris pada badan dan lengan bawah. Penyakit ini hilang setelah melahirkan.3,5
GEJALA KLINISPP timbul dengan diskret, pruritus, excoriated papula dengan onset selama trimester kedua. Lesi berukuran 5 sampai 10 mm dan memiliki predileksi pada permukaan ekstensor.
Pustul mungkin jelas, tapi vesikel tidak pernah terlihat. Kadang, lesi muncul berkrusta atau eksematosa.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes serologi mengungkapkan tidak ada kelainan.
• Gambaran histopatologis tidak spesifik, mengungkapkan sel inflamasi kronis superfisial infiltrat dengan keterlibatan epidermal sesekali.
• Studi imunofluoresensi direk dan indirek adalah negatif.5,6
TATALAKSANA
• Rasa gatal diatasi dengan pemberi antihistamin dan krem steroid topikal.
PRURITIC FOLLICULITIS OF PREGNANCY
Insidensi PFP diperkirakan terjadi pada 1 diantara 3000 kehamilan. Namun demikian angka ini kemungkinan berada dibawah jumlah yang sesungguhnya karena kesalahan diagnosis, dimana PFP seringkali disangka sebagai jerawat atau microbial folliculitis.5
GEJALA KLINIS
• PFP ditandai dengan adanya pruritic (gatal-gatal), follicular, monomorphous, erupsi papular dengan awitan (waktu timbul) selama kehamilan trimester kedua dan ketiga. • Lesi individual biasanya kecil, erythematous
papules (kulit keangkat dlm bentuk kerucut, kecil dan solid) dan pustules (kulit keangkat berbentuk melingkar, kecil terdiri dari pus dan bengkak), dengan predileksi badan dimana erupsi dapat menyebar (generalized).5,6
• (Sumber: Global Disease of Women: Dermatoses in Pregnancy, 2011)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan histopatologik mengungkapkan folliculitis steril dengan pembentukan pustule intraluminal mengandung neutrofil, limfosit, makrofagus dan eosinofil yang bervariatif.
PERJALANAN PENYAKIT
Secara klasik, awitan ada pada trimester
kedua dan ketiga, dan resolusi spontan
terjadi dalam 2 atau 3 minggu setelah
melahirkan.
TERAPI
• Pengobatan simtomatik seringkali dapat dilakukan dengan pemberian agen topikal yang mengandung 10 persen benzoyl peroxide, steroid topikal yang rendah potensi, atau keduanya
(Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th Edition, 2008)
KESIMPULAN
• Pruritus pada kehamilan tidak boleh diabaikan dan harus selalu mengarah pada kerja- yng tepat dari pasien. Ini bisa menjadi gejala terkemuka dari penyakit kulit dari kehamilan, tetapi juga dapat dikaitkan dengan dermatosis lainnya bertepatan secara kebetulan dengan kehamilan.
• Ini termasuk skabiasis, pitiriasis rosea, ruam obat, dan infeksi kulit yang, sebagai langkah pertama, harus disingkirkan.
DAFTAR PUSTAKA• Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K, Suurmond D. Diseases in Pregnancy. In:
Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. New York: McGraw-Hill. 2008: 950-61
• Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap IIIL, Wenstrom KD. Dermatological disorders. In: Williams Obstetrics. 22nd Ed. NewYork: McGraw-Hill, 2005: 1249-56
• Chang AL, Agredanon YZ, Kimball AB: Risk factors associated with striae gravidarum. J Am Acad Dermatol 51:881, 2004
• Kroumpouzos G, Cohen LM: Specific dermatoses of pregnancy: An evidence-based systematic review. Am J Obstet Gynecol 188: 1083, 2003
• Lamert F et al: Intrahepatic cholestasis of pregnancy: Molecular pathogenesis, diagnosis and management. J Hepatol 33:1012, 2000
• Heymann WR: Dermatoses of pregnancy updates. J Am Acad Dermatol 52:888, 2005
• Ambros-Rudolph CM et al: The specific dermatoses of pregnancy revisited and reclassified: Results of a retrospective two-center study on 505 pregnant patients. J Am Acad Dermatol 54:395, 2006
• Black MM. Pemphigoid gestationis. In: Black MM, et al., editors. Obstetric and Gynecologic Dermatol- ogy. 2nd ed. London: Mosby; 2002. p. 32–8.
• Ahmadi S, Powell F. Pruritic urticarial papules and plaques of pregnancy: Current status. Australas J Dermatol. 2005;46:53–60.
• Reyes H. The spectrum of liver and gastrointestinal disease seen in cholestasis of pregnancy. Gastroenterol Clin North Am. 1992;21:905–21.