REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

44
REFERAT KATARAK SENIL I. PENDAHULUAN Katarak berasal dari bahasa Yunani (Katarrhakies), Inggris (Cataract), dan Latin (Cataracta) yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh. Katarak ialah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya. 1 Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien. Sampai saat ini, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia terutama di Indonesia. 2 Penyebab dari timbulnya katarak bermacam-macam antara lain adanya trauma, toksin, penyakit sistemik, merokok, herediter dan penyebab terbanyak yaitu penuaan (katarak senilis). Katarak senilis merupakan penyebab umum gangguan penglihatan. Berdasarkan usia penderitanya, katarak dapat diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenile dan katarak Senil. Diantara ketiganya, katarak Senil merupakan jenis katarak yang paling sering terjadi. 1 8

Transcript of REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Page 1: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

REFERAT

KATARAK SENIL

I. PENDAHULUAN

Katarak berasal dari bahasa Yunani (Katarrhakies), Inggris (Cataract),

dan Latin (Cataracta) yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut

bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

Katarak ialah setiap kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan lensa) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-

duanya.1

Katarak adalah kekeruhan lensa yang mengarah kepada penurunan

ketajaman visual dan/atau cacat fungsional yang dirasakan oleh pasien. Sampai

saat ini, katarak masih menjadi penyebab utama kebutaan di seluruh dunia

terutama di Indonesia.2

Penyebab dari timbulnya katarak bermacam-macam antara lain adanya

trauma, toksin, penyakit sistemik, merokok, herediter dan penyebab terbanyak

yaitu penuaan (katarak senilis). Katarak senilis merupakan penyebab umum

gangguan penglihatan. Berdasarkan usia penderitanya, katarak dapat

diklasifikasikan menjadi katarak kongenital, katarak juvenile dan katarak Senil.

Diantara ketiganya, katarak Senil merupakan jenis katarak yang paling sering

terjadi.1

Katarak Senil adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahun. Katarak Senil dapat dibagi kedalam 4 stadium, yaitu katarak

insipien, katak imatur, katarak matur dan katarak hipermatur. Katarak insipient

merupakan stadium katarak yang paling awal dan belum menimbulkan gangguan

visus. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior

dan posterior. Pada katarak imatur, kekeruhan belum mengenai seluruh bagian

lensa sedangkan pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh bagian

lensa. Sementara katarak hipermatur adalah katarak yang mengalami proses

degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Selain itu,

8

Page 2: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

klasifikasi katarak senil berdasarkan lokasinya dalam tiga zona lensa dibagi

menjadi tiga yaitu kapsul, korteks, dan nukleus.1,2

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika

gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan.3

II. EPIDEMIOLOGI

Sebagian besar kasus katarak 90% merupakan katarak senil. 5% dari

semua yang berusia 70 tahun dan 10% yang berusia 80 tahun individu yang

menderita katarak ingin melakukan tindakan pembedahan.4

Berdasarkan Hasil Riset Dasar (RISKESDAS) nasional tahun 2007,

didapatkan bahwa proporsi katarak di indonesia sekitar 1,8, angka ini meningkat

dari 1,2% berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001. Patut

diduga bahwa peningkatan jumlah kasus katarak ini berkaitan erat dengan

peningkatan umur harapan hidup penduduk indonesia. Angka harapan hidup

periode 2005-2010 meningkat hingga usia 69,1 tahun dibanding periode 2000-

2005 yang hanya sampai usia 66,2 tahun. Jumlah katarak di Indonesia saat ini

berbanding lurus dengan jumlah penduduk usia lanjut yang pada tahun 2000, yang

diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4 dari total penduduk). Jumlah ini cenderung

akan bertambah besar dengan peningkatan penduduk indonesia. 4

III. ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

Gambar 1: Anatomi Lensa (Dikutip dari kepustakaan 5)

9

Page 3: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Lensa adalah salah satu media refrakta penting dari mata

dan memfokuskan sinar cahaya pada retina. Lensa adalah suatu struktur

bikonveks, avaskuler, tak berwarna dan hampir transparan sempurna yang

memiliki fungsi untuk mempertahankan kejernihan, refraksi cahaya, dan

memberikan akomodasi. Lensa memiliki ukuran tebal sekitar 4 mm dan diameter

9 mm. Lensa tidak memiliki suplai darah atau inervasi setelah perkembangan

janin dan hal ini bergantung pada humor aquous untuk memenuhi kebutuhan

metaboliknya serta membuang sisa metabolismenya. Lensa terletak posterior dari

iris dan anterior dari korpus vitreous. Posisinya dipertahankan oleh zonula zinni

yang terdiri dari serat-serat yang kuat yang menyokong dan melekatkannya pada

korpus siliar. Lensa terdiri dari kapsula, epithelium lensa, korteks dan nukleus.

Kapsul lensa adalah membran semi permeabel yang menyebabkan air dan

elektrolit dapat masuk. Nukleus lensa lebih tebal dari korteksnya. Semakin

bertambahnya usia, laminar epitel supkapsuler terus diproduksi sehingga lensa

semakin besar dan kehilangan elastisitasnya. Fungsi utama lensa adalah

memfokuskan berkas cahaya ke retina melalui kemampuan akomodasinya. Lewat

kemampuan ini, kita mampu melihat benda yang jauh ataupun yang dekat. Namun

seiring dengan bertambahnya usia, lensa dapat mengalami berbagai gangguan

seperti kekeruhan, gangguan akomodasi, distorsi dan dislokasi. Lensa

membutuhkan kelangsungan penyediaan energi (ATP) untuk transpor aktif ion

dan asam amino, pemeliharaan dehidrasi lensa, dan untuk protein terus menerus

dan proses sintesis. Sebagian besar energi yang dihasilkan digunakan dalam epitel

yang situs utama dari semua proses transpor aktif. Hanya sekitar 10-20% dari

ATP yang dihasilkan digunakan untuk protein sintesis.2,3,6

Lenda memiliki struktur yang luar biasa. Lensa terus bertumbuh seiring

dengan bertambahnya usia. Saat lahir, ukurannya sekitar 6,3 mm pada bidang

ekuator dan 3,5 mm anteroposterior serta memiliki berat sekitar 135 mg (0-9

tahun) 255 mg (40-80 tahun). Ketebalan relatif dari korteks meningkat seiring

usia. Pada saat yang sama, kelengkungan lensa juga ikut bertambah, sehingga

semakin tua usia lensa memiliki kekuatan refraksi yang semakin bertambah.

Namun, indeks refraksi semakin menurun juga seiring usia, hal ini mungkin

10

Page 4: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

dikarenakan adanya partikel-partikel protein yang tidak larut. Maka lensa yang

menua dapat menjadi lebih hiperopik atau miopik tergantung pada keseimbangan

faktor-faktor yang berperan.5,6,7

Lensa dapat merefraksikan sinar karena indeks refraksinya berbeda dari

aquous dan vitreus yang ada disekelilingnya (normalnya sekitar 1,3 secara sentral

dan 1,36 secara perifer). Pada posisi ketika lensa tidak berakomodasi, lensa

memberikan kontribusi sebesar 10-20 Dioptri dari kira-kira 60 Dioptri dari

kekuatan refraksi konvergen rata-rata mata manusia.2

Gambar 2.Struktur lensa. (Dikutip dari kepustakaan 5)

a. Kapsul

Kapsul lensa memiliki sifat elastis, terdiri dari substansia lensa yang dapat

mengkerut selama proses akomodasi. Lapis terluar dari kapsul lensa adalah

lamella zonularis yang berperan dalam perlengketan serat-serat zonula. Kapsul

lensa anterior lebih tebal dari kapsul posterior dan terus meningkat ketebalannya

selama kehidupan. Bagian paling tebal dari kapsul lensa terdapat pada bagian

anterior dan pre-ekuator posterior dan yang paling tipis pada daerah kutub

posterior sentral yaitu sekitar 2-4 mm. Pinggir lateral lensa disebut ekuator, yaitu

bagian yang dibentuk oleh gabungan kapsul anterior dan posterior yang

merupakan insersi dari zonula.7

b. Serat Zonula

Serat zonula lensa disokong oleh serat-serat zonular yang berasal dari lamina

basalis dari epithelium non-pigmentosa pars plana dan pars plikata korpus siliar.

11

Page 5: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Serat-serat zonula ini memasuki kapsul lensa pada region ekuatorial secara

kontinue.Seiring usia, serat-serat zonula ekuatorial ini beregresi, meninggalkan

lapis anterior dan posterior.7

c. Epitel lensa

Epitel lensa terletak tepat di belakang kapsul anterior lensa. Terdiri dari sel-sel

epithelial yang mengandung banyak organel sehingga sel-sel ini secara metabolik

aktif dan dapat melakukan semua aktivitas sel normal termasuk biosintesis DNA,

RNA, protein dan lipid sehingga dapat menghasilkan ATP untuk memenuhi

kebutuhan energi dari lensa. Sel epitel akan mengalami perubahan morfologis

ketika sel-sel epitelial memanjang membentuk sel serat lensa yang sering disertai

dengan peningkatan masa protein dan pada waktu yang sama, sel-sel kehilangan

organel-organelnya, termasuk inti sel, mitokondria dan ribosom. Hilangnya

organel-organel ini dapat menguntungkan karena cahaya dapat melalui lensa

tanpa tersebar atau terserap oleh organel-organel ini, tetapi dengan hilangnya

organel maka fungsi metabolik pun akan hilang sedangkan serat lensa bergantung

pada energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis.7

d. Korteks dan nukleus

Nukleus lensa lebih keras daripada korteksnya. Seiring dengan bertambahnya

usia, serat-serat lamellar subepitel terus diproduksi sehingga lensa perlahan-lahan

menjadi lebih besar dan kurang elastis. Nukleus dan korteks terbentuk dari

lamellar konsentrik yang panjang. Garis-garis persambungan (suture line) yang

terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamellar tampak seperti huruf Y

dengan slitlamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan terbalik di posterior.7

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (Na, K).

Kedua kation ini berasal dari humor aquous dan vitreus. Kadar kalium di bagian

anterior lebih tinggi dibandingkan posterior sedangkan kadar natrium lebih tinggi

di posterior. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke humor vitreus, dan

ion Na bergerak ke anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa

aktif Na-K ATP-ase. Transpor aktif asam-asam amino mengambil tempat pada

lensa dengan mekanisme tergantung pada gradient natrium yang dibawa oleh

pompa natrium. Aspek fisiologis terpenting dari lensa adalah mekanisme yang

12

Page 6: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

mengatur keseimbangan air dan elektrolit lensa yang sangat penting untuk

menjaga kejernihan lensa. Karena kejernihan lensa sangat tergantung pada

komponen struktural dan makromolekular, gangguan dari hidrasi lensa dapat

menyebabkan kekeruhan lensa. Telah ditemukan bahwa gangguan keseimbangan

air dan elektrolit sering terjadi pada katarak kortikal, dimana kadar air meningkat

secara bermakna.7

Lensa manusia normal mengandung sekitar 65% air dan 33% protein dan

perubahan ini terjadi sedikit demi sedikit dengan bertambahnya usia. Korteks

lensa menjadi lebih terhidrasi dari pada nukleus lensa.Sekitar 5% volume lensa

adalah air yang ditemukan diantara serat-serat lensa di ruang ekstraseluler.

Konsentrasi natrium dalam lensa dipertahankan pada 20 mm dan konsentrasi

kalium sekitar 120 mm.7

Epithelium lensa sebagai tempat transpor aktif lensa bersifat dehidrasi dan

memiliki kadar ion Kalium (K+) dan asam amino yang lebih tinggi dari humor

aquous dan vitreus disekelilingnya. Sebaliknya, lensa mengandung kadar ion

natrium (Na+), ion klorida (Cl-) dan air yang lebih sedikit dari lingkungan

sekitarnya. Keseimbangan kation antara di dalam dan di luar lensa adalah hasil

dari kemampuan permeabilitas membran sel-sel lensa dan aktivitas dari pompa

(Na+, K+-ATPase) yang terdapat pada membran sel dari epithelium lensa dan

setiap serat lensa. Fungsi pompa natrium bekerja dengan cara memompa ion

natrium keluar dari dan menarik ion kalium ke dalam. Mekanisme ini bergantung

dari pemecahan ATP dan diatur oleh enzim Na+, K+-ATPase. Keseimbangan ini

mudah sekali terganggu oleh inhibitor spesifik ATPase. Inhibisi dari Na+, K+,

ATPase akan menyebabkan hilangnya keseimbangan kation dan meningkatkan

kadar air dalam lensa. Pada perkembangan katarak kortikal beberapa studi telah

menunjukkan bahwa terjadi penurunan aktivitas Na+, K+-ATPase, sedangkan yang

lainnya tidak menunjukkan perubahan apapun. Dari studi-studi lain telah

diperkirakan bahwa permeabilitas membran sedikit meningkat seiring dengan

perkembangan katarak.7

13

Page 7: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

IV. ETIOLOGI

Katarak senil terutama karena suatu proses penuaan meskipun etipatogenesisnya

belum jelas, berbagai faktor yang dapat menyebabkannya.7

1. Herediter. ini memainkan peranan dalam insiden onset usia dan maturasi dari

katarak senil dalam berbagai famili yang berbeda.

2. Radiasi ultraviolet. Banyaknya paparan dari radiasi UV yang berasal dari

matahari telah menyebabkan onset dini dan maturasi dari katarak senil dalam

banyak studi epidemiologi

3. Faktor diet. Kurangnya asupan protein, asam amino, vitamin (ribovlafin, Vit E,

Vit C) dan elemen esensial juga berperan pada onset dini dan maturasi katarak

senil.

4. Dehidrasi. Adanya keterkaitan dengan episode awal dari krisis dehidrasi yang

berat (karena diare, kolera, dan sebagainya) dan onset usia dan maturasi

katarak memberikan pengaruh.

5. Merokok. Merokok juga telah dilaporkan memberikan efek pada onset usia

katarak senil. Merokok menyebabkan akumulasi dari molekul berpigmen -3

hydroxykynurine dan Chromophores, yang menyebabkan kekuningan.

Cyanates dalam rokok menyebabkan carbamylation dan denaturasi protein.

V. PATOGENESIS

Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat hidrasi dan denaturasi protein lensa.

Patogenesis dari katarak terkait usia bersifat multifaktorial dan belum sepenuhnya

dimengerti. Dengan bertambahnya usia lensa, ketebalan dan berat lensa akan

meningkat sementara daya akomodasinya akan menurun. Dengan terbentuknya

lapisan konsentris baru dari korteks, inti nukleus akan mengalami penekanan dan

pengerasan. Proses ini dikenal sebagai sklerosis nuklear. Selain itu terjadi pula

proses kristalisasi pada lensa yang terjadi akibat modifikasi kimia dan agregasi

protein menjadi high-molecular-weight-protein. Hasil dari agregasi protein secara

tiba-tiba ini mengalami fluktuasi refraktif index pada lensa sehingga

menyebabkan cahaya menyebar dan penurunan pandangan. Modifikasi kimia dari

protein nukleus lensa juga menghasilkan pigmentasi progresif yang akan

14

Page 8: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

menyebabkan warna lensa menjadi keruh. Perubahan lain pada katarak terkait usia

juga menggambarkan penurunan konsentrasi glutatin dan potassium serta

meningkatnya konsentrasi sodium dan kalsium.2,4

Terdapat berbagai faktor yang ikut berperan dalam hilangnya transparasi

lensa. Sel epithelium lensa akan mengalami proses degeneratif sehingga

densitasnya akan berkurang dan terjadi penyimpangan diferensiasi dari sel-sel

fiber. Akumulasi dari sel-sel epitel yang hilang akan meningkatkan pembentukan

serat-serat lensa yang akan menyebabkan penurunan transparasi lensa. Selain itu,

proses degeneratif pada epithelium lensa akan menurunkan permeabilitas lensa

terhadap air dan molekul-molekul larut air sehingga transportasi air, nutrisi dan

antioksidan kedalam lensa menjadi berkurang. Peningkatan produk oksidasi dan

penurunan antioksidan seperti vitamin dan enzim-enzim superoxide memiliki

peran penting pada proses pembentukan katarak.2

VI. KLASIFIKASI

Katarak senil adalah kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras

akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 50 tahun.

Katarak senil secara klinik dibedakan dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur,

matur dan hipermatur.1

- Katarak Insipien :

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan

posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai

terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan

korteks berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipient.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia karena indeks refraksi yang tidak

sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu

yang lama.1

- Katarak imatur :

Sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai

seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan

osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat

menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder. 1

15

Page 9: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Gambar 3: Katarak senile imatur

(Dikutip dari kepustakaan 6)

- Katarak matur :

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air

bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa

akan berukuran normal kembali. Sehingga iris tidak terdorong ke depan dan

bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada

stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh

karena deposit kalium. Bila dilakukan test bayangan iris atau “shadow test”

akan terlihat negatif.1

Gambar 4 : Katarak senil mature

(Dikutip dari kepustakaan 6)

- Katarak Hipermatur

Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan

dapat keluar melalui kapsul lensa. Lensa mengeriput dan berwarna kuning.

Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks nukleus lensa tenggelam ke

arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan bilik

16

Page 10: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

mata menjadi dalam. “Shadow test” memberikan gambaran pseudopositif.

Akibat massa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat timbul penyulit

berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.3

Gambar 5 : Katarak senile hipermatur

(Dikutip dari kepustakaan 6)

Ada 3 tipe umum age-related cataract yaitu nuklear, kortikal, dan

subkapsular posterior. Pada banyak pasien, lebih dari satu tipe bisa didapatkan.2

1. Katarak nuklear

Pada dekade keempat kehidupan, produksi serat tekanan pada lensa perifer

menyebabkan pengerasan keseluruhan lensa, terutama inti (nukleus).Inti berubah

warna menjadi coklat kekuningan (brunescent katarak nuklir). Perubahan warna

ini bervariasi dari coklat kekuningan sehingga kehitaman pada seluruh lensa

(black cataract). Oleh karena meningkatnya daya bias lensa,katarak

nuklearmenyebabkan myopia lentikuler dan menghasilkan dua titik fokal pada

lensa serta menghasilkan diplopia monokuler. Perkembangan katarak nuklear

sangat lambat. Oleh karena terjadinya myopia lentikuler, visus dekat (tanpa

kacamata) tetap baik untuk jangka waktu yang lama.4

Gambar 6 : Katarak Nuklear (Dikutip dari kepustakaan 6)

2. Katarak kortikal

17

Page 11: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Yaitu kekeruhan pada korteks lensa, ditandai oleh hidrasi lensa. Pada

pemeriksaan slit lamp dapat terlihat vakuola, fisura, pemisahan lamela, dan

bentuk kuneiform. Katarak kortical berkembang lebih cepat berbanding katarak

nuklear. Ketajaman visual dapat meningkat untuk sementara selama perjalanan

penyakit ini. Hal ini terjadikarena efek stenopeic, dimana cahaya yang melalui

daerah yang jelas diantaradua radial opasitas.Derajat gangguan fungsi penglihatan

bervariasi. Gejala yang biasanya muncul yaitu silau akibat sumber cahaya yang

terang.4

Gambar 7 : Katarak kortikal (Dikutip dari kepustakaan 6)

3. Katarak Subkapsular Posterior

Yaitu terjadinya kekeruhan di bagian posterior dan biasanya terletak

sentral.Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya

terang, serta penglihatan dekat menurun. Secara histologi, tipe ini berhubungan

dengan migrasi sel-sel epitel lensa di bagian akuator ke permukaan dalam kapsul

posterior.1 Bentuk khusus dari katarak kortikal ini dimulai pada sumbu visual.

Dimulai dengan satu kelompok kecil kekeruhan pada granular, dan memperluas

ke perifer membentuk seperti disc. Peningkatan opasitas ini melibatkan nukleus

dan korteks. Perkembangannya sangat cepat dan memperberat ketajaman visual.

Penglihatan jarak jauh memburuk secara signifikan berbanding penglihatan jarak

dekat (bidang dekat-miosis). Penggunaan obat tetes untuk melebarkan pupil dapat

meningkatkan ketajaman visual.3

18

Page 12: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Gambar 8 : Katarak Subkapsular posterior (Dikutip dari kepustakaan 6)

Selain itu, sekarang lebih cenderung menggunakan Lens Opacities

Classification System (LOCS) dimana lensa dinilai dari warna nuclear (NC) dan

opasitas nuclear (NO), katarak kortikal, dan katarak subkapsular posterior (P).9

Gambar 9. Lens Opacities Classification System (LOCS) III transparancies.

(Dikutip dari Kepustakaan 9)

Klasifikasi katarak berdasarkan maturitas dari katarak, tingkat kekeruhan

atau perkembangan tidak cukup dalam epidemiologi katarak atau terapeutik studi.

Sistem Klasifikasi Kekeruhan Lensa III (LOCS III) adalah sistem standar yang

digunakan untuk grading dan perbandingan keparahan katarak dan type 1-2. Itu

berasal dari LOCS II classification 3, dan itu terdiri dari tiga set foto standar

(Gambar). Klasifikasi ini mengevaluasi empat fitur: opalescence nuklear (NO)

warna nuklear (NC), katarak kortikal (C), katarak posterior subcapsular (P).

Nuclear opalesecence (NO) dan warna nuklir (NC) yang dinilai pada skala

19

Page 13: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

desimal 0,1 sampai 6,9, didasarkan pada seperangkat enam foto standar. Katarak

kortikal (C) dan posterior subcapsular cataract (P) yang dinilai pada skala

desimal dari 0,1 sampai 5,9, berdasarkan satu set lima foto standar masing-

masing. Tidak seperti klasifikasi LOCS II, klasifikasi LOCS III mempersempit

skala interval, memungkinkan perubahan kecil dalam keparahan katarak untuk

diamati. Batas toleransi 95% untuk reproduktifitas dalam-kelas dan antara-kelas

juga menyempit dalam klasifikasi LOCS III.9

VII. GEJALA KLINIS

A. Gejala subjektif

Kekeruhan dari lensa dapat hadir tanpa menyebabkan berbagai gejala, dan

dapat ditemukan dalam pemeriksaan mata rutin. Gejala umum dari katarak

adalah:8

1. Silau. Satu dari gejala awal gangguan penglihatan pada katarak adalah silau

( glare), seperti sinar langsung dari matahari atau cahaya sepeda motor yang

datang menyinari. Tingkat dari silau akan bervariasi sesuai dengan lokasi dan

ukuran dari kekeruhannya.

2. Uniocular poliopia (penglihatan ganda dari suatu objek). Ini sering

merupakan salah satu gejala awal. Ini terjadi karena refraksi irregular oleh

lensa yang menyebabkan berbagai indeks refraktif sebagai suatu proses dari

katarak.

3. Lingkaran cahaya yang berwarna ( Coloured halos). Ini akan dirasakan oleh

beberapa pasien yang memberikan kerusakan sinar putih dalam spectrum

warna karena adanya tetesan air dalam lensa.

4. Titik hitam pada bagian depan mata. Titik hitam yang menetap akan

dirasakan oleh beberapa pasien.

5. Gambar kabur. Distorsi dari gambar dan penglihatan berkabut akan terjadi

pada stadium awal dari katarak.

6. Kehilangan penglihatan. Penurunan penglihatan karena katarak senile

mempunyai beberapa gambaran khusus.Ini tidak sakit dan berangsur

progresif.Pasien dengan kekeruhan sentral (katarak cupuliform) mempunyai

kehilangan penglihatan yang lebih awal. Pasien ini melihat lebih baik ketika

20

Page 14: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

pupil melebar, ini karena biasanya pada malam hari cahaya menjadi suram

(buta siang).3 Pasien dengan kekeruhan pada perifer (katarak cuneiform)

mengalami kehilangan penglihatan yang terlambat dan penglihatan meningkat

jika cahaya terang ketika pupil dikontraksikan. Pada pasien dengan sklerosis

nuclear penglihatan jauh terganggu karena miop indeks yang progresif seperti

pasien dapat membaca tanpa kacamata presbiopi.Peningkatan dalam

penglihatan dekat, dimaknai sebagai “second sight” karena perkembangan

kekeruhan. Penglihatan akan berkurang sampai hanya dapat mempersepsikan

cahaya dan proyeksi akurat dari sinar merupakan stadium dari katarak matur.

B. Gejala objektif

Beberapa pemeriksan harus dilakukan untuk melihat berbagai tanda dari

katarak :7

1. Pemeriksaan visus. Bergantung pada lokasi dan maturasi dari

katarak.ketajaman penglihatan berkisar 6/9 sampai persepsi cahaya.

2. Pemeriksaan iluminasi oblik. Ini menampakan warna dari lensa dalam area

pupil yang bervariasi dalam tipe katarak yang berbeda.

3. Pemeriksaan iris shadow. Ketika cahaya oblik menyinari pupil, bayangan

crescentric dari batas pupil dari iris akan membentuk kekeruhan keabu-abuan

dari lensa, sepanjang korteks bersih (clear korteks) tampak antara kekeruhan

dan batas pupil. Ketika lensa menjadi lebih transparan atau keruh sempurna,

tidak ada iris shadow yang terbentuk oleh karena itu adanya iris shadow tanda

dari katarak imatur.

4. Pemeriksaan oftalmoskopi direk. Cahaya fundus yang kuning kemerahan di

observasi dalam tidak adanya kekeruhan dalam media.Lensa katarak parsial

menunjukkan bayangan hitam yang berlawanan dengan cahaya merah pada

daerah katarak.Lensa katarak yang lengkap tidak menunjukkan cahaya merah.

5. Slit lamp. Pemeriksaan ini harus dilakukan pada pupil yang berdilatasi

sempurna.Pemeriksaan menunjukkan morfologi lengkap dari kekeruhan

(tempat, ukuran, bentuk, warna, dan kekerasan nukleus).

21

Page 15: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Gambar 10. Iris shadow.A. katarak immature, B. Katarak matur

VIII. DIAGNOSIS

Gejala pada katarak Senil berupa distorsi penglihatan dan penglihatan yang

semakin kabur.2 Pada stadium insipien, pembentukan katarak penderita mengeluh

penglihatan jauh yang kabur dan penglihatan dekat mungkin sedikit membaik,

sehingga pasien dapat membaca lebih baik tanpa kacamata (“second sight”).

Terjadinya miopia ini disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa pada

stadium insipient.7

Diagnosis katarak Senil imatur dapat diperoleh dari gejala-gejala klinis

yang dialami serta pemeriksaan oftalmologi. Pasien pada katarak Senil imatur

biasanya datang dengan keluhan mata kabur serta silau. Sebagian besar katarak

tidak dapat dilihat oleh pemeriksa awam sampai menjadi cukup padat (matur atau

hipermatur) dan menimbulkan kebutaan. Katarak pada stadium dini, dapat

diketahui melalui pupil yang dilatasi maksimum dengan oftalmoskop, kaca

pembesar atau slit lamp.1

Diagnosa dari katarak Senil dibuat atas dasar anamnesis dan pemeriksaan

fisik. Pemeriksaan seluruh tubuh terhadap adanya kelainan-kelainan harus

dilakukan untuk menyingkirkan penyakit sistemik yang berefek terhadap mata

dan perkembangan katarak.2,4

a. Pemeriksaan mata yang lengkap harus dilakukan yang dimulai dengan

ketajaman penglihatan untuk gangguan penglihatan jauh dan dekat. Ketika

pasien mengeluh silau, harus diperiksa dikamar dengan cahaya terang.

b. Pemeriksaan adneksa okular dan struktur intraokular dapat memberikan

petunjuk terhadap penyakit pasien dan prognosis penglihatannya.

22

Page 16: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Pemeriksaan yang sangat penting yaitu tes pembelokan sinar yang dapat

mendeteksi pupil Marcus Gunn dan defek pupil aferent relatif yang

mengindikasikan lesi saraf optik atau keterlibatan difus macula.

c. Pemeriksaan slit lamp  tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitas lensa.

Tapi dapat juga struktur okular lain( konjungtiva, kornea, iris, bilik mata

depan).

- Ketebalan kornea dan opasitas kornea seperti kornea gutata harus diperiksa

hati-hati

- Gambaran lensa harus dicatat secara teliti sebelum dan sesudah pemberian

dilator pupil

- Posisi lensa dan integritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebab

subluxasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,

kelainan metabolik, atau katarak hipermatur

d. Kepentingan oftalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari integritas

bagian belakang harus dinilai. Masalah pada saraf optik dan retina dapat

menilai gangguan penglihatan.

Perbedaan stadium katarak senil dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan

lensa

Ringan Sebagian Komplit Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah (air

masuk)

Normal Berkurang (air+masa

lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

Mata

Normal Sempit Normal Terbuka

23

Page 17: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Visus (+) < << <<<

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+glaucoma

IX. DIAGNOSA BANDING

1. Katarak diabetik

Diabetes dikaitkan dengan dua jenis katarak: 7

a. Katarak senilis pada penderita diabetes muncul pada awal usia dan

berlangsung cepat.

b. True Cataract Diabetic. Hal ini juga disebut 'serpihan salju katarak 'atau'

katrak badai salju. Ini merupakan kondisi yang jarang, biasanya terjadi

pada orang dewasa muda karena over-hidrasi osmotik pada lensa.

Awalnya besar jumlah vakuola cairan muncul di bawah anterior dan

posterior kapsul, yang segera diikuti dengan penampilan bilateral

snowflake seperti kekeruhan putih di korteks.

2. Katarak Traumatik

Katarak traumatik disebabkan oleh trauma okular sekunder baik trauma

tumpul atau tajam. Energi infra merah (katarak kaca-blower itu), sengatan

listrik, dan radiasi pengion adalah penyebab langka lainnya katarak traumatik.

Katarak yang disebabkan oleh trauma tumpul secara klasik membentuk

gambaran stellata atau rosette kekeruhan axial posterior yand stabil atau

progresif. Sedangkan trauma tajam dengan gangguan kapsul lensa

membentuk perubahan kortikal yang tetap namun dapat progressif sehingga

menyebabkan kekeruhan total kortikal.12

X. TERAPI

Katarak Senil penanganannya harus dilakukan pembedahan atau operasi.

Tindakan bedah ini dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senil,

seperti katarak telah mengganggu pekerjaan sehari-hari walapun katarak belum

matur, katarak matur, karena apabila telah menjadi hipermatur akan menimbulkan

24

Page 18: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

penyulit (uveitis atau glaukoma) dan katarak telah telah menimbulkan penyulit

seperti katarak intumesen yang menimbulkan glaukoma. 5,11

Pemeriksaan yang biasanya dilakukan sebagai bagian dari tindakan

preoperatif untuk menentukan kelayakan operasi, teknik operasi, pemasangan

IOL, maupun untuk evaluasi postoperatif.2,6

- Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin, fungsi ginjal, dan fungsi hati perlu dilakukan untuk

mengetahui layak tidaknya seseorang dioperasi.

- Pemeriksaan tonometri

Dilakukan untuk memastikan ada tidaknya penyulit seperti glaukoma.

- Biometri

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kekuatan dioptri lensa inta

okular (IOL) yang sebaiknya dipasangkan pada pasien.

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu ICCE ( Intra

Capsular Cataract Extraction) dan ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)

yang terdiri dari ECCE konvensional, SICS (Small Incision Cataract Surgery),

fakoemulsifikasi (Phaco Emulsification).1,3,6

1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) merupakan teknik pembedahan

dengan cara mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat dilakukan

pada zonula zinni yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.

Teknik ini telah jarang digunakan. Indikasi utama yaitu jika terjadi subluksasi

atau dislokasi lensa. Kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun

yang masih mempunyai ligament hialoidea kapsular.6

Gambar 11: Teknik operasi ICCE + implantasi IOL pada bilik mata depan.

A. Jahitan pada muskulus rektus superior; B. Flap konjungtiva; C. Membuat alur; D. Memotong

bagian kornea-skleral; E. Iridektomi peripheral; F. Ekstraksi kriolens;G&H. insersi IOL Kelman

multiflex pada bilik mata depan; I. Jahit kornea-skleral (Dikutip dari kepustakaan 6)

25

Page 19: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

2. Ekstra Capsular Cataract Extraction (ECCE) Pengeluaran isi lensa

(epithelium, korteks dan nukleus) melalui kapsul anterior yang dirobek

(kapsulotomi anterior) dengan meninggalkan kapsul posterior. Lensa

intraokuler kemudian diletakkan pada kapsul posterior. Pembedahan ini dapat

dilakukan pada pasien dengan katarak imatur, kelainan endotel, keratoplasti,

implantasi lensa intra okular posterior, implantasi sekunder lensa intra okular,

kemungkinan bedah glaukoma, predisposisi prolaps vitreus, ablasi retina, dan

sitoid makular edema.6

Gambar 12: Teknik operasi ECCE + implantasi IOL pada bilik mata belakang.

A. Kapsulotomi anterior dengan teknik Can-opener; B. Pengeluaran kapsul anterior; C. Memotong

bagian kornea-skleral; D. Pengeluaran nukleus (metode pressure and counter-pressure); E.

Aspirasi korteks; F. Insersi inferior haptic IOL pada bilik mata belakang; G. Insersi PCIOL

superior haptic; H. Putar IOL; I. Jahit kornea-skleral.

(Dikutip dari kepustakaan 6)

3. Small Incision Cataract Surgery (SICS) adalah modifikasi dari ekstraksi

katarak ekstrakapsular merupakan salah satu teknik pilihan yang dipakai dalam

operasi katarak dengan penanaman lensa intraokuler. Teknik ini lebih

menjanjikan dengan insisi konvensional karena penyembuhan luka yang lebih

cepat, astigmatisme yang rendah, dan tajam penglihatan tanpa koreksi yang

lebih baik.6

26

Page 20: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Gambar 13: Teknik operasi SICS.

A. Jahit muskulus rectus superior; B. Flap konjungtiva dan buka sclera; C,D&E. Insisi sclera

eksterna dan membuat insisi terowong; F. terowong sclerakornea dengan pisau berbentuk

bulan sabit; G. Insisi kornea interna; H. Side port entry; I. CCC besar; J. Hydrodissection;

K. Prolapsus nukleus pada bilik mata depan; L. Irigasi nukleus dengan wire vectis; M.

Aspirasi korteks; N. Insersi inferior haptic IOL pada bilik mata depan; O. Insersi superior

haptic PCIOL; P. Putar IOL; Q. Reposisi dan konjungtival flap. (Dikutip dari

kepustakaan 6)

4. Phaco Emulsification Fakoemulsifikasi merupakan bentuk ECCE yang

terbaru dimana menggunakan getaran ultrasonik untuk menghancurkan nukleus

sehingga material nukleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm.

Fakoemulsifikasi merupakan teknik ekstraksi katarak terbaik yang pernah ada

saat ini. Teknik ini di tangan operator yang berpengalaman menghasilkan

rehabilitasi tajam penglihatan yang lebih cepat, kurang menginduksi

27

Page 21: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

astigmatisme, memberikan prediksi refraksi pasca operasi yang lebih tepat,

rehabilitasi yang lebih cepat dan tingkat komplikasi yang rendah.6,11

Gambar 14: Teknik operasi fakoemulsifikasi.

A.Membuat kurvalinier capsulirhexis; B. Lakukan hidrodis;

C. Hidrodelineasi; D&E. Emulsifikasi nukleus menggunakan alat dan teknik conquer

(menghancurkan 4 kuadran); F. Aspirasi korteks (Dikutip dari kepustakaan 6)

Gambar 12. Fakoemulsifikasi menggunakan getaran ultrasonik melalui insisi 2-3 mm.

( Dikutip dari kepustakaan 8)

Tindakan

Operasi

Keuntungan Kerugian

ICCE Tidak perlu dikhawatirkan terjadinya

kekeruhan kapsular, dapat dilakukan tanpa

mikroskop operatif.Teknik ini masih dapat

digunakan jika keutuhan zonular sangat

terganggu sehingga lensa dapat dikeluarkan

dengan sempurna

Lamanya penyembuhan, lamanya

rehabilitasi penglihatan,

astigmatisme yang signifikan,

inkarserasi iris, kebocoran luka

post-operasi, inkarserasi vitreus

serta edema kornea, kehilangan sel

endotelial pada ekstraksi

intrakapsular lebih besar

dibandingkan ekstrakapsular.

28

Page 22: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Teknik ini juga lebih sulit karena

penempatan lensa intraokular

tidak semudah apabila diletakkan

pada kantung kapsular.

ECCE insisi yang lebih kecil sehingga

kemungkinan terjadinya trauma pada

endotel kornea lebih kecil. Penempatan

lensa intraokuler juga dapat dilakukan

dengan lebih baik. Syarat untuk melakukan

teknik ini adalah keutuhan zonular

Tergantung kemampuan operator,

lamanya penyembuhan, lamanya

rehabilitasi penglihatan,

astigmatisme.

SICS Penyembuhan luka yang lebih cepat,

astigmatisme yang rendah, dan tajam

penglihatan tanpa koreksi yang lebih baik

Tergantung kemampuan operator

Phaco

EmulsificationLuka incisi tidak dijahit, menghasilkan

rehabilitasi tajam penglihatan yang lebih

cepat, kurang menginduksi astigmatisme,

memberikan prediksi refraksi pasca operasi

yang lebih tepat, dan tingkat komplikasi

yang rendah.

Tergantung kemampuan Operator,

relatif mahal

Lensa Intraokuler

Lensa intraokuler adalah lensa buatan yang ditanamkan ke dalam mata

pasien untuk mengganti lensa mata yang rusak dan sebagai salah satu cara terbaik

untuk rehabilitasi pasien katarak.6

Sebelum ditemukannya Intra Ocular Lens (IOL), rehabilitasi pasien pasca

operasi katarak dilakukan dengan pemasangan kacamata positif tebal maupun

Contact lens (kontak lensa) sehingga seringkali timbul keluhan-keluhan dari

pasien seperti bayangan yang dilihat lebih besar dan tinggi, penafsiran jarak atau

kedalaman yang keliru, lapang pandang yang terbatas dan tidak ada kemungkinan

menggunakan lensa binokuler bila mata lainnya fakik.11

29

Page 23: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

IOL terdapat dalam berbagai ukuran dan variasi sehingga diperlukan

pengukuran yang tepat untuk mendapatkan ketajaman penglihatan pasca operasi

yang maksimal. Prediktabilitas dalam bedah katarak dapat diartikan sebagai

presentase perkiraan target refraksi yang direncanakan dapat tercapai dan hal ini

dipengaruhi oleh ketepatan biometri dan pemilihan formula lensa intraokuler yang

sesuai untuk menentukan kekuatan (power) lensa intraokuler. Faktor-faktor

biometri yang mempengaruhi prediktabilitas lensa intraokuler yang ditanam

antara lain panjang bola mata (Axial Length), kurvatura kornea (nilai keratometri)

dan posisi lensa intraokuler yang dihubungkan dengan kedalaman bilik mata

depan pasca operasi. Prinsip alat pengukuran biometri yang umum digunakan

untuk mendapatkan data biometri yaitu dengan ultrasonografi (USG) atau Partial

Coherence Laser Interferometry (PCI).6

Gambar 13. Jenis-jenis IOL: A, Kelman multiflex (IOL bilik mata depan); B, Singh & Worst’s iris

claw; C, IOL bilik mata belakang – Modified C-loop type). (Dikutip dari kepustakaan 6)

Axial length adalah faktor yang paling penting dalam formula mengukur

kekuatan IOL. Kekuatan kornea sentral merupakan faktor kedua yang penting

dalam formula menghitung kekuatan IOL, dengan kesalahan 1,0 D akan

menghasilkan kesalahan refraksi postoperasi sebanyak 1,0 D. Kekuatan kornea

sentral dapat diukur dengan menggunakan keratometer atau topografi kornea yang

dapat mengukur kekuatan kornea secara langsung.6

Untuk mendapatkan IOL yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan pasien

diperlukan suatu pengukuran yang akurat dan ini merupakan tanggung jawab ahli

bedah untuk mempertimbangkan kebutuhan pasien tentunya dengan melakukan

beberapa pemeriksaan. Untuk formula yang akan digunakan tergantung kepada

ahli bedah akan tetapi pengukuran biometri harus dilakukan seakurat mungkin.

30

Page 24: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Jika pada hasil ditemukan suatu kecurigaan atau nilai diluar batas normal maka

pengukuran harus diulang kembali.Selain itu pemeriksaan sebaiknya dilakukan

pada kedua mata untuk memantau adanya perbedaan yang sangat besar antara

kedua mata.6

XI. Komplikasi

Komplikasi dari katarak

Fakoanafilaktik uveitis. Katarak hipermatur boleh menyebabkan

kebocoran protein lensa ke dalam bilik anterior. Protein ini boleh

bertindak sebagai antigen dan induce reaksi antigen-antibodi yang

seterusnya menyebabkan uveitis.6

Glaukoma ‘lens-induced’. Boleh terjadi disebabkan oleh mekanisme

yang berbeda.6

Katarak imatur (lensa intumescent) Glaukoma fakomorfik. Lensa

menerima cairan yang agak banyak selama perubahan kataraktous,

menyebabkan pertambahan ukuran. Ini mengganggu bilik anterior,

menimbulkan pupillary block dan sudut padat yang menyebabkan sudut

tertutup akut. Terapi adalah ekstraksi lensa bila tekanan intraokular sudah

terkendali secara medis.

Katarak hipermatur Glaukoma fakolitik. Beberapa katarak yang

telah lanjut boleh menyebabkan kebocoran pada kapsul lensa anterior yang

membolehkan protein lensa yang mencair masuk ke bilik anterior. Ini akan

menimbulkan reaksi inflamasi di bilik anterior, trabekular meshwork udem

dan obstruksi protein lensa yang seterusnya menyebabkan kenaikan yang

akut pada tekanan intraokular. Ekstraksi lensa adalah terapi definitif

setelah tekanan intraokular sudah ditangani secara teratur dan terapi

intensif steroid topikal sudah menurunkankan inflamasi intraokular.

Subluksasi atau dislokasi lensa. Ini boleh terjadi disebabkan oleh

degenerasi zonules pada stadium hipermatur.6

Komplikasi dari operasi katarak

31

Page 25: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Lebih dari 200000 operasi katarak dilakukan setiap tahunnya di Inggris,

dan meskipun teknik operasi modern memiliki tingkat keamanan yang

diharapkan, komplikasi masih terjadi.Harapan pasien untuk operasi katarak sangat

tinggi. Semua pasien harus diingatkan untuk kemungkinan resiko pembedahan

sebelum diberikan persetujuan untuk operasi.11 Komplikasi katarak dapat dibagi

menjadi komplikasi intraoperatif, early post operatif, dan late post operatif.10

1. Komplikasi Intraoperatif :7

Perdarahan suprakoroid. Perdarahan intraoperatif yang berat dapat

menyebabkan penurunan penglihatan yang serius dan permanen

Perforasi okuli. Jarum yang tajam digunakan untuk berbagai

bentuk anestesi intraokuler, dan perforasi bola mata sangat kecil

kemungkinannya. Bentuk modern dari anestesi okuler telah

menggantikan banyak teknik jarum tajam

Iridodialisis. Iridodialisis adalah satu keadaan dimana iris robek

yang diakibatkan oleh manipulasi jaringan intraokuler. Kerusakan

pada iris diakibatkan oleh insersi dari phaco tip atau IOL.

Cyclodialisis. Satu keadaan dimana korpus siliaris lepas dari

insersinya pada sklera yang juga diakibatkan oleh manipulasi

bedah pada jaringan tisu intraokuler.

Conjungtival Ballooning. Terjadi pada kasus operasi yang

menggunakan teknik insisi pada konjuktiva atau peritomi, dimana

cairan irigasi dapat berkumpul di bawah konjuktiva dan kapsula

Tenon dan mengakibatkan konjuktiva membengkak. Keadaan ini

akan menganggu operasi karena cairan yang terkumpul akan

menghasilkan refleksi dari cahaya mikroskop yang akan

menganggu operator.

Ablasio membran Descement. Keadaan ini akan mengakibatkan

pembengkakan pada stromal. Komplikasi ini diakibatkan apabila

instrumen atau IOL dimasukkan dan dapat juga diakibatkan oleh

cairan irigasi yang dimasukkan dekat lapisan stromal kornea dan

membran descement.

32

Page 26: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

Ruptur kapsul posterior dan hilangnya cairan vitreus. Jika kapsul

yang lembut rusak selama pembedahan atau ligament yang halus

(Zonula) yang menahan lensa menjadi lemah, kemudian cairan

vitreus akan prolaps ke bilik mata depan. Komplikasi ini berarti

bahwa lensa intraokuler tidak dapat dimasukkan dalam

pembedahan, pasien juga dalam resiko tinggi ablasio retina post

operatif.

2. Komlikasi early post operatif :7

Endophtalmitis infeksi. Infeksi yang merusak ini terjadi sangat

jarang ( sekitar 1 dalam 1000 operasi) tapi dapat menyebabkan

penurunan penglihatan berat yang permanen. Banyak kasus infeksi

post operatif timbul dalam 2 minggu post operasi biasanya pasien

datang dengan riwayat penurunan penglihatan dan mata merah

yang sangat nyeri. Ini adalah kegawatdaruratan mata. Infeksi

derajat rendah dengan pathogen seperti Propioniobacterium dapat

menyebabkan pasien datang dalam beberapa minggu setelah

operasi dengan uveitis refraktori.

Edema kornea. Komplikasi ini terjadi akibat kombinasi dari trauma

mekanikal, operasi yang lama, inflamasi, dan peningkatan IOP.

Uveitis. Peradangan post operatif lebih sering terjadi dalam

berbagai tipe mata. Sebagai contoh pada pasien dengan riwayat

diabetes atau penyakit radang mata sebelumnya.

3. Komplikasi late post operatif :7

Ablasio retina. Ini adalah komplikasi post operatif yang serius dan

jarang terjadi, tetapi lebih sering terjadi pada pasien miop setelah

komplikasi intra operatif.

Kesalahan refraktif setelah operatif. Banyak operasi bertujuan

untuk membuat pasien menjadi emetrop atau sedikit miop, tetapi

33

Page 27: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

pada kasus yang jarang kesalahan biometrik dapat terjadi atau

suatu lensa intraokuler dengan kekuatan yang salah digunakan.

Edema makular cystoids. Akumulasi cairan pada macula selama

post operatif dapat menurunkan visus pada minggu-minggu

pertama setelah operasi katarak berhasil dilakukan. Pada banyak

kasus, ini dapat diobati dengan penanganan radang post operasi.

Glaukoma. Peningkatan tekanan intraokuler secara persisten akan

membutuhkan penanganan post operatif.

Kekeruhan kapsul posterior. Bekas luka dari bagian posterior dari

kantung kapsul, dibelakang lensa intraokuler terjadi pada lebih dari

20% pasien. Laser kapsulotomi akan dibutuhkan.

XII. PROGNOSIS

Dengan tehnik bedah yang mutakhir, komplikasi atau penyulit menjadi sangat

jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapai 95%. Pada bedah katarak

resiko ini kecil dan jarang terjadi. Keberhasilan tanpa komplikasi pada

pembedahan dengan ECCE atau fakoemulsifikasi menjanjikan prognosis dalam

penglihatan dapat meningkat hingga 2 garis pada pemeriksaan dengan

menggunakan snellen chart.2

34

Page 28: REFERAT katarak senil angga - new edit.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-4 . Jakarta: Balai Penerbit

FKUI; 2011. hal. 204-15.

2. Khalilullah, Said Alvin. 2010. Patologi dan Penatalaksanaan pada Katarak

Senil.

3. Galloway NR, Galloway PH, Browning AC, editors. Common Eye Disease and

Their management. 3rd Edition. London: Springer; 2006. p. 81-90.

4. Hasmeinah, Ansori.Z.I, Meidawaty. Defer S. Hubungan Angka Kejadian

Katarak Senilis dengan Hipertensi di Poliklinik Rawat Jalan RSMP Periode

Januari-Desember 2010.Syifa’MEDIKA, Vol. 2 (No.2), Maret 2012.

5. Lang, Gerhard K. Lens. In: Ophthalmologi: A Pocket Text Book Atlas secont

Edition. Thieme Stutgent: germany 2006. p. 169-75.

6. Khurana AK, editor. Comprehensive Ophthalmology. 4th Edition. New Delhi:

New Age International; 2007. p. 167-201.

7. Pujiyanto, T. Faktor-Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian

Katarak Senil. Tesis Magister. Semarang: Universitas Diponegoro; 2004. hal.

1-15.

8. Khaw PT, Shah P, Elkington AR, editors. ABC of Eyes. 4th Edition. London:

BMJ Books; 2004. p. 47-51.

9. Chylack L.T, Wolfe J.K, Singer D.M dkk. The Lens Opacities Classifications

System III. Archives of Ophthalmology. Vol 111. Juni, 1993. p. 831-6.

10. Graham H Robert,et.al. Trauma Cataract. [online]. 2014. [citied : 9 September

2014] Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1211083-

overview

11. Coombest A, Gartry D. Cataract Surgery. Fundamentals of Clinical

Ophtalmology. BMJ: London, 2003. p. 11-15

35