referat katarak

36
BAB 1 PENDAHULUAN Katarak merupakan penyebab kebutaan utama di dunia pada saat ini. Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang bervariasi dan dapat disebabkan berbagai hal. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat pajanan terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar gula darah. Katarak ini disebut sebagai katarak senilis (katarak terkait usia). Sejumlah kecil berhubungan dengan penyakit mata (glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa, trauma, uveitis,) atau penyakit sistemik spesifik (diabetes, galaktosemia, hipokalsemia, steroid atau klorpromazin sistemik, rubela kongenital). (2) Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan menurun. Secara umum, penurunan tajam penglihatan berhubungan langsung dengan 1

description

referat katarak

Transcript of referat katarak

Page 1: referat katarak

BAB 1

PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyebab kebutaan utama di dunia pada saat ini.

Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang

bervariasi dan dapat disebabkan berbagai hal. Sebagian besar katarak timbul pada

usia tua sebagai akibat pajanan terus menerus terhadap pengaruh lingkungan dan

pengaruh lainnya seperti merokok, radiasi ultraviolet, dan peningkatan kadar gula

darah. Katarak ini disebut sebagai katarak senilis (katarak terkait usia). Sejumlah

kecil berhubungan dengan penyakit mata (glaukoma, ablasi, retinitis pigmentosa,

trauma, uveitis,) atau penyakit sistemik spesifik (diabetes, galaktosemia,

hipokalsemia, steroid atau klorpromazin sistemik, rubela kongenital). (2)

Pasien dengan katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam

penglihatan menurun. Secara umum, penurunan tajam penglihatan berhubungan

langsung dengan kepadatan katarak. Epidemiologi penelitian-penelitian di

Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10% orang, dan

angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk mereka yang berusia

antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk mereka yang berusia

lebih dari 75 tahun. Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan

lebih sering pada wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan

Yamomoto, rasio pria dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang

berusia lebih dari 65 tahun dan menjalani operasi katarak. (2)

1

Page 2: referat katarak

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang

bervariasi dan dapat disebabkan berbagai hal, tetapi biasanya berkaitan dengan

proses penuaan. (6)

2.2 Epidemologi

Berdasarkan hasil data dari World Health Organization (WHO), katarak

merupakan kelainan mata yang menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan

yang paling sering ditemukan. (5)

Gambar 2.1Persentasi penyakit pada mata

Dari hasil survei di America didapatkan sekitar 10 % orang menderita

penyakit ini, dan prevalensi meningkat sampai sekitar 40% untuk mereka yang

berusia 65 sampai 74 tahun dan sampai sekitar 70% untuk mereka yang berusia

lebih dari 75 tahun, sebagian besar kasus bersifat bilateral, walaupun kecepatan

perkembangan pada masing – masing mata jarang sama. (6)

2

Page 3: referat katarak

2.3 Etiologi katarak

Duke Elder mencoba membuat ikhtisar dari penyebab-penyebab yang

dapat menimbulkan katarak sebagai berikut. (1)

1. Sebab-sebab biologik :

a) Usia tua

Pada seluruh makhluk hidup lensa pun mengalami proses tua dimana

keadaan ini menjadi katarak.

b) Genetik

Pengaruh genetik dikatakan berhubungan dengan degenerasi yang

timbul pada lensa.

2. Sebab-sebab imunologik :

Badan manusia mempunyai kemampuan membentuk antibodi

spesifik terhadap salah satu dari protein-protein lensa. Oleh sebab-sebab

tertentu dapat terjadi sensitisasi secara tidak disengaja oleh protein lensa

yang menyebabkan terbentuknya antibodi tersebut, bila hal ini terjadi

maka dapat menimbulkan katarak.

3. Sebab-sebab fungsional :

Akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek yang buruk terhadap

serabut-serabut lensa dan cenderung memudahkan terjadinya kekeruhan

pada lensa. Ini dapat terlihat pada keadaan-keadaan seperti intoksikasi

ergotamin, keadaan tetani dan paratiroidisme.

4. Gangguan yang bersifat lokal terhadap lensa dapat berupa :

a) Gangguan nutrisi pada lensa

b) Gangguan permeabilitas kapsul lensa

3

Page 4: referat katarak

c) Efek radiasi dari cahaya matahari

5. Gangguan metabolisme umum :

Defisiensi vitamin dan gangguan endokrin dapat menyebabkan

katarak misalnya seperti pada penyakit diabetes melitus atau

hiperparatiroid.

2.4 Klasifikasi katarak secara umum

1. Katarak kongenital

Merupakan kekeruhan pada lensa yang sudah didapatkan pada

waktu lahir umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan

kekeruhan lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi

gangguan pada kehidupan janin. Gangguan yang dapat mengakibatkan

kekeruhan lensa ini dapat akibat kelainan lokal intra okular atau kelainan

umum yang menampakkan proses penyakit pada janin.

Katarak kongenital ini dapat terjadi bersamaan dengan proses

penyakit ibu yang sedang megandung seperti pada rubella. Bentuk katarak

kongenital yang dapat terlihat memberikan kesan kepada kita

perkembangan embriologik lensa disertai saat terjadinya gangguan

perkembangan lensa. (3)

Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar

atau zonular, polaris posterior (piramidalis posterior, kutup posterior),

Polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior), katarak inti (katarak

nuklealis), dan katarak sutural. (3)

2. Katarak juvenil

4

Page 5: referat katarak

Merupakan katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir

yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih perkembangan serat –

serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek seperti bubur dan

disebut sebagai soft cataract. Biasanya katarak juvenile merupakan bagian

dari seatu gejala penyakit keturunan lainnya. (3)

3. Katarak traumatika

Merupakan katarak yang paling sering disebabkan oleh cedera

benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap bola mata, biasanya

karena sinar- X, anak panah, batu dan bahan radioaktif. Di dunia industri

saat ini tindakan pegamanan terbaik adalah sepasang kacamata pelindung

yang terbaik.

Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing, karena

lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang –

kadang korpus vitreum masuk ke dalam lensa. Pasien mengeluh

penglihatan kabur secara mendadak, mata merah, lensa opak dan mungkin

terjadi perdarahan intraocular. Penyulit pada kasus ini biasanya adalah

infeksi, uveitis, ablasio retina dan glaukoma. (6)

4. Katarak Komplikata

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain

seperti radang, dan proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis

pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular, iskemia okular, nekrosis

anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata.

Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik

endokrin dan keracunan obat.

5

Page 6: referat katarak

5. Katarak senilis

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada

usia lanjut yaitu usia diatas 50 tahun. (10)

Katarak senilis terjadi pada usia lebih dari 50 tahun. Berbagai studi

cross- sectional melaporkan prevalensi katarak pada individu berusia 65-

74 tahun adalah sebanyak 50%, prevalensi ini meningkat hingga 70%

pada individu diatas 75 tahun.(10)

Merupakan penyakit mata yang merusak ditandai dengan

penurunan visus secara bertahap dan penebalan progresif lensa. Katarak

senilis adalah salah satu penyebab utama kebutaan di dunia saat ini. (3)

Katarak senilis ini sering ditemukan dengan gejala pada umumnya

berupa: (3)

a. Distorsi penglihatan yang semakin kabur, pada stadium insipiens

pembentukkan katarak disertai penglihatan jauh makin. 

b. Penglihatan dekat mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat

membaca lebih baik tanpa kacamata (second sight).

c. Miopia artifisial ini disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi lensa

pada stadium insipien.

Patofisiologi

Aging Process

Patogenesis dari katarak yang berhubungan dengan usia belum

sepenuhnya diketahui. Berdasarkan usia lensa, terjadi peningkatan berat dan

ketebalan serta menurunnya kemampuan akomodasi. Lapisan serat kortikal

berbentuk konsentris, akibatnya nukleus dari lensa mengalami penekanan dan

pergeseran (nukleus sklerosis). Kristalisasi adalah perubahan yang terjadi akibat

modifikasi kimia dan agregasi protein menjadi high-molecular-weight-protein.

6

Page 7: referat katarak

perubahan lain pada katarak terkait usia pada lensa termasuk menggambarkan

konsentrasi glutatin dan potassium dan meningkatnya konsentrasi sodium dan

kalsium.(11)

Tiga tipe katarak yang berhubungan dengan usia adalah nuklear, kortikal,

dan subkapsular posterior katarak. Pada beberapa pasien penggabungan dari

beberapa tipe juga ditemukan.

Nuclear cataract

Pada dekade keempat dari kehidupan, tekanan yang dihasilkan dari fiber

lensa perifer meyebabkan pemadatan pada seluruh lensa, terutama nukleus.

Nukleus bewarna coklat kekuningan (brunescent nuclear cataract). (11)

Cortical cataratc

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi

cembung dan terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada

keadaan ini penderita seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat

dekat dengan bertambahnya usia. Katarak nuklear sering dihubungkan dengan

perubahan pada kortek lensa. Beberapa perubahan morfologi yang akan terlihat

pada pemeriksaan slip-lamp dengan midriasis maksimum:

Vacuoles: akumulasi cairan akan terlihat sebagai bentuk vesicle cortical

sempit yang kecil. Sisa vacuoles kecil dan meningkat jumlahnya.

Water fissure: pola dari fissure yang terisi cairan, dan akan terlihat diantara

fiber.

Lamella yang terpisah: suatu zona berisi cairan diantara lamella

Cuneiform cataract: ini sering ditemukan dengan opaksitas radier dari lensa

perifer seperti jari-jari roda.

Posterior subcapsular cataratc

Merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini

menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta

kemampuan membaca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes melitus,

pasca radiasi, dan trauma. (11)

Obat Yang Menginduksi Perubahan Lensa

Kortikosteroid

7

Page 8: referat katarak

Penggunaan kostikosterod jangka panjang dapat meginduksi terjadinya

PSCs. Tergantung dari dosis dan durasi dari terapi, dan respon individual terhadap

kortikosteroid yang dapat menginduksi PSCs. Terjadinya katarak telah dilaporkan

melalui beberapa rute : sistemik, topikal, subkonjungtival dan nasal spray. Pada

suatu penelitian dilaporkan, pasien dengan menggunakan prednisolon oral dan

diobservasi selama 1-4 tahun, 11% yang menggunakan 10 mg/hari menjadi

katarak. Pada penelitian lain, beberapa pasien mendapat steroid topical berlanjut

menjadi keratoplasty yang berlanjut menjadi katarak setelah mendapatkan sekitar

2.4 drops per hari 0,1% dexametasone selama periode 10,5 bulan. Beberapa

steroid dapat menginduksi PSCs pada anak dan bisa reversibel setelah

penghentian penggunaan steroid.

Phenotiazine

Phenotiazine merupakan golongan major dari psikotropik, yang dapat

menyebabkan terjadinya deposit pigmen pada anterior epitelium lensa pada

konfigurasi axial. Deposit tersebut tergantung dari dosis dan lama pemberian.

Miotik

Antikolinestrase dapat menginduksi katarak. Insiden terjadinya katarak

telah dilaporkan sebesar 20% pada pasien setelah 55 bulan menggunakan

pilokarpin dan 60% pada pasien yang menggunakan phospoline iodine.(9)

Katarak Metabolik

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus dapat mempengaruhi kejernihan dari lensa, refraksi dan

kemampuan akomodasi. Jika glukosa darah meningkat, akan meningkatkan

komposisi glukosa dalam humor aqueous. Glukosa pada aqueous akan berdifusi

masuk ke dalam lensa, sehingga komposisi glukosa dalam lensa akan meningkat.

Beberapa dari glukosa akan di konversi oleh enzim aldose reduktase menjadi

sorbitol, yang mana tidak akan dimetabolisme tetapi tetap di lensa. Setelah itu,

perubahan tekanan osmotik menyebabkan masuknya cairan ke dalam lensa, yang

menyebabkan pembengkakan lensa. Fase saat terjadinya hidrasi lensa dapat

menyebabkan perubahan kekuatan refraksi dari lensa. Pasien dengan diabetes juga

dapat terjadi penurunan kemampuan akomodasi, sehingga presbiopi dapat terjadi

pada usia muda.(9)

8

Page 9: referat katarak

Galaktosemia

Galaktosemia adalah ketidakmampuan untuk menkonversi galaktosa

menjadi glukosa. Sebagai konsekuensi ketidakmampuan hal tersebut, terjadi

akumulasi galaktosa pada seluruh jaringan tubuh, lebih lanjut lagi galaktosa kan

dikonversi menjadi galaktitol (dulcitol), sejenis gula alkohol dari galaktosa.

Galaktosemia dapat terjadi akibat defek pada 1 dari 3 enzimes yang terlibat dalam

proses metabolism galaktosa : galactosa 1-phosphate uridyl transferase,

galactokinase, atau UDP-galactose-4-epimerase. Pada pasien dengan

galaktosemia, 75% akan berlanjut menjadi katarak. Akumulasi dari galaktosa dan

galaktitol dalam sel lensa akan meningkatkan tekanan osmotik dan masuknya

cairan kedalam lensa. Nukleus dan kortek bagian dalam menjadi lebih keruh,

disebabkan oleh “oil droplet”.(9)

Efek Dari Nutrisi

Meskipun difesiensi nutrisi dapat menyebabkan katarak pada percobaan

melalui binatang, etiologi ini masih sulit diketahui untuk terjadinya katarak pada

manusia. Beberapa penelitian menyebutkan multivitamin, vitamin A, vitamin C,

vitamin E, niasin, tiamin, riboflavin, beta karoten, dan kosumsi tinggi protein

dapat melindungi untuk terjadinya katarak. Beberapa penelitian lainnya juga

menemukan vitamin C dan Vitamin E memiliki sedikit atau tidak ada efek untuk

melindungi terjadinya katarak. Sejauh ini, the age-Related Eye Disease Study

(AREDS) memperlihatkan selama 7 tahun, tinggi kosumsi vitamin C, E, beta

karoten tidak menunjukan penurunan perkembangan atau progresivitas dari

katarak.(9)

Stadium Katarak Senilis

Menurut ketebalan kekeruhan lensa, katarak senilis dibagi menurut 4

stadium, yaitu: (7)

1. Katarak insipien

Kekeruhan lensa tampak terutama dibagian perifer korteks

berupa garis yang melebar dan makin ke sentral menyerupai ruji

9

Page 10: referat katarak

sebuah roda. Pada stadium ini tidak menimbulkan gangguan tajam

penglihatan dan masih bisa dikoreksi mencapai 6/6

Gambar 2.2Katarak insipien

2. Katarak imatur

Kekeruhan terutama di bagian posterior nukleus dan belum

mengenai seluruh lapisan lensa. Terjadi pencembungan lensa karena

lensa menyerap cairan, akan mendorong iris ke depan yang

menyebabkan bilik mata depan menjadi dangkal dan bisa menimbulkan

glaukoma sekunder. Lensa menjadi cembung akan meningkatkan daya

bias, sehingga kelainan refraksi menjadi lebih miopi.

Gambar 2.3

10

Page 11: referat katarak

Katarak imatur

3. Katarak matur

Kekeruhan sudah mengenai seluruh lensa, warna menjadi putih

keabu-abuan.

Gambar 2.4Katarak matur

4. Katarak hipermatur

Merupakan lanjutan dari stadium matur, apabila stadium matur

dibiarkan akan terjadi percairan korteks dan nucleus tenggelam

kebawah (katarak morgagni), ataua lensa akan terus kehilangan cairan

dan keriput (katarak shrunken). Operasi pada stadium ini kurang

meguntungkan karena menimbulkan penyakit.

11

Page 12: referat katarak

Gambar 2.5Katarak hipermatur

Gambar 2.6Katarak morgagni

Gejala Klinis Katarak Senilis (8)

a. Subyektif

Kemunduran visus

Tajam penglihatan akan menurun, penglihatan buram atau

berkabut. Tergantung tebal tipisnya kekeruhan serta lokalisasi

kekeruhan, makin tebal kekeruhan lensa, tajam penglihatan

makin mundur, jika kekeruhan terletak di sentral maka

penderita akan merasa kabur dibandingkan dengan kekeruhan

di perifer.

Tampak adanya bercak putih pada lapang pandang yang tidak

ikut bergerak dengan pergerakan mata (stasioner), yang mana

harus dibedakan dengan kekeruhan di korpus vitreus (bercak

bergerak-gerak).

Pada stadium permulaan terjadi ”artificial myope” sehingga

jika penderita melihat jauh kabur dan akan merasa lebih enak

membaca dekat tanpa kacamata. Hal ini terjadi karena proses 12

Page 13: referat katarak

pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan

kekuatan refraksi mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh

di depan retina.

Kekeruhan di subkapsular posterior menyebabkan penderita

mengeluh silau dan penurunan penglihatan pada keadaan

terang.

Penderita mengeluh melihat dua bayangan atau lebih

(diplopia monokuler). Keluhan ini disebabkan adanya

refraksi ireguler dari lensa. Akibat kelainan ini penderita

mengeluh silau dan pusing.

b. Obyektif

Leukokoria : pupil berwarna putih pada katarak matur

Test iris shadow : positif pada katarak imatur dan negatif

pada katarak matur

Refleks fundus warna jingga akan menjadi gelap (negatif)

pada katarak matur

Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi

Diagnosis

a. Optotip snellen

Untuk mengetahui tajam penglihatan. Pada stadium insipien dan

imatur bisa dicoba dikoreksi dengan lensa kacamata terbaik.

b. Lampu senter

Reflek pupil terhadap cahaya pada katarak masih normal. Tampak

kekeruhan lensa terutama jika pupil dilebarkan, berwarna keabu-

13

Page 14: referat katarak

abuan yang harus dibedakan dengan refleks senil. Diperiksa

proyeksi iluminasi dari segala arah pada katarak matur untuk

mengetahui fungsi retina secara garis besar.

c. Oftalmoskopi

Untuk pemeriksaan ini sebaiknya pupil dilebarkan. Pada stadium

insipien dan imatur tampak kekeruhan kehitam-hitaman dengan

latar belakang jingga, sedangkan pada stadium matur didapatkan

reflek fundus negatif.

d. Slit lamp biomikroskopik

Dengan alat ini dapat dievaluasi luas, tebal, dan lokasi kekeruhan

lensa.

Diagnosis Banding

a. Reflek senil : pada orang tua dengan lampu senter tampak pupil

warna keabu-abuan mirip katarak, tetapi pemeriksaan reflek fundus

positif.

b. Katarak komplikata : katarak terjadi sebagai penyulit dari penyakit

mata (uveitis anterior), atau penyakit sistemik (Diabetes Mellitus).

c. Katarak karena sebab lain : obat-obatan (kortikosteroid), radiasi,

trauma mata.

d. Kekeruhan korpus vitreus.

e. Ablasio retina.

Komplikasi

a. Glaukoma sekunder (glaukoma fakomorfik)

14

Page 15: referat katarak

Terjadi pada katarak intumesen/imatur, karena pencembungan

lensa.

b. Glaukoma fakolitik (uveitis fakotoksik)

Terjadi pada stadium hipermatur akibat massa lensa yang keluar

dan masuk ke dalam bilik mata depan.

2.5 Bedah katarak

Tata laksana satu – satunya terapi untuk pasien katarak adalah bedah

katarak dimana lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa) dengan prosedur

intrakapsular atau ekstrakapsular. (2)

a. Ekstraksi katarak ekstrakapsular / Extracapsular Catarak Extraction (ECCE)

Ekstraksi ekstrakapsular (ECCE). Pada tehnik ini, bagian depan

kapsul dipotong dan diangkat, lensa dibuang dari mata, sehingga menyisakan

kapsul bagian belakang. Lensa intraokuler buatan dapat dimasukkan ke

dalam kapsul tersebut. Kejadian komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau

kapsul bagian belakang utuh.

15

Page 16: referat katarak

Gambar 2.7Ekstraksi katarak ekstrakapsular

b. Ekstraksi katarak intrakapsuler / Intra capsular cataract extraction (ICCE)

Teknik operasi ini sekarang jarang dilakukan lagi. Teknik ICCE

adalah dengan mengangkat lensa dan kapsul secara in toto, yakni dalam

kapsulnya melalui insisi limbus superior 140º sampai 160º. Dapat dilakukan

pada zonula zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.

Ekstraksi katarak ini tidak boleh dilakukan atau kontraindikasi pada pasien

usia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai ligamen hialoidea kapsuler.

Saat ini sudah tidak dilakukan lagi, karena sangat beresiko untuk pasien.

Gambar 2.8Ekstraksi katarak intrakapsuler

c. Fakoemulsifikasi

merupakan teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran –

getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi

lumbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah dan penyembuhan

pasca operasi, teknik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan

16

Page 17: referat katarak

kebanyakana kasus pada katarak senilis. Teknik ini kurang efektif pada

katarak senilis yang padat.

Gambar 2.9Teknik fakoemulsifikasi

d. SICS

Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang

merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih

menguntungkan karena lebih cepat sembuh dan murah.

Apabila lensa mata penderita katarak telah diangkat maka penderita

memerlukan lensa pengganti untuk memfokuskan penglihatannya dengan

cara sebagai berikut:

kacamata afakia yang tebal lensanya

lensa kontak

lensa intra okular, yaitu lensa permanen yang ditanamkan di dalam mata

pada saat pembedahan untuk mengganti lensa mata asli yang telah

diangkat.

2.6 Persiapan pre operasi

17

Page 18: referat katarak

1. Uji anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran

lakrimal sehingga tidak ada dakriosistitis.

2. Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis,

blefaritis, hordeolum dan kalazion

3. Tekanan bola mata normal

4. Tekanan darah tidak boleh tinggi

5. Gula darah telah terkontrol

6. Tidak batuk terutama pada saat pembedahan

2.7 Komplikasi durante operasi :

1. Perdarahan : dapat terjadi pada saat melakukan insisi kornea

2. Prolaps korpus siliar : akibatnya iris tertarik ke atas sehingga tidak

terlihat

2.8 Komplikasi pasca operasi:

1. Prolaps vitreous, jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama

operasi, maka gel vitreous masuk kedalam bilik anterior yang

merupakan resiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina

2. Prolaps iris

3. Endoftalmitis

4. Astigmatismus paska operasi

5. Edema makular sistoid

6. Ablasio retina

7. Opasifikasi kapsul posterior

18

Page 19: referat katarak

8. Jika jahitan nilon halus tidak diangkat setelah pembedahan maka

jahitan dapat lepas dalam beberapa bulan atau tahun setelah

pembedahan dan mengakibatkan iritasi atau infeksi

2.9 Perawatan pasca operasi (6)

1. Hindari peregangan atau mengangkat benda berat sekitar 1 bulan

2. Balut mata selama beberapa hari, tetapi bila mata terasa nyaman

balutan bisa dibuang satu hari pasca operasi

3. Memakai pelindung mata (kacamata)

DAFTAR PUSTAKA

1. Akmam, S.M. Azhar, Zainal, 1981, Katarak dan Perkembangan

Operasinya, Bagian Mata Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia/RSCM, Jakarta.

2. Continuing Profesional Development Dokter Indonesia, 2010,

Katarak, diakses tanggal 31 Juli 2012,

http://cpddokter.com/home/index.php?option=com.

3. Ilyas, S, et all, 2002, Ilmu Penyakit Mata, edisi 2, penerbit CV.

Sagung Seto, Jakarta, pp. 143-157.

19

Page 20: referat katarak

4. Ming, P.Y, 2005, Cataract Surgery Restoring Vision with New

Techniques and Innovations, Singapore National Eye Centre,

Singapura.

5. Resnikoff S, pascolini D, moriotti P. S, pokharel P. P, 2008, global

magnitude of visual impartment cause by uncorrected refractive error

in 2004, Volume 86. Number 1, U.S.A. : Bulletin of World Health

Organization.

6. Shock, J.P, Harper, R.A, 2005, Lensa, dalam: Vaughan, Asbury,

Oftalmologi Umum, edisi 14, penerbit Widya Medika, Jakarta,

pp.175-183.

7. Sjamsu Budiono, 2006, Katarak Senilis, dalam: Pedoman Diagnosis

dan Terapi Bagian SMF Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3,

Surabaya:RSUD Dr.Soetomo, pp. 47-50.

8. Victor V.D et all, 2012, Senile Cataract, diakses tanggal 31 Juli 2012,

http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview#a0104

9. Bruce J, Chew C, Bron A, 2006, Lecture notes ophtalmology, in :

rachmawathi AD, Edisi kesembilan, Erlangga, Jakarta

10. Cahyani E dkk, 2001 ,Katarak Senilis :Cermin Dunia Kedokteran No.

132 Bagian Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta diakses dari http://www.kalbe.co.id/files/CDK.html

11. Zorab, A. R, Straus H, Dondrea L. C, Arturo C, Mordic R, Tanaka S,

et all. (2005-2006). Lens and Cataract. Chapter 5 Pathology page 45-

69. San Francisco : Section American Academy of Oftalmology

20

Page 21: referat katarak

21

Page 22: referat katarak

BAB 4

TINJAUAN KASUS

1. Identitas Penderita

Nama : Tn. Adenan SH. MH

Jenis kelamin : Laki - Laki

Umur : 53 Tahun

Alamat : Nginden v/38

Status : Menikah

Pekerjaan : Pengacara

Tanggal pemeriksaan : 7 Februari 2013

\

2. Anamnesis

a. Keluhan Utama

Penglihatan mata kabur

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan kedua penglihatan mata kanan dan kiri kabur kurang lebih sudah 2 tahun , Kabur dirasakan perlahan-lahan, awalnya pasien hanya merasakan mata kiri saja yang kabur, dan tidak pernah periksa ke dokter, kemudian makin lama pasien merasakan yang kanan juga kabur pandangannya seperti kabut putih, sekarang pasien mengatakan sangat menggangu sekali. Mata merah (-), nyerocoh (-), mata nyeri/cekot-cekot (-), belekan (-), silau (-), pusing (-).mual (-) muntah (-)

22

Page 23: referat katarak

b. Riwayat Penyakit Dahulu

- Pemakaian kacamata (-)

- HT disangkal

- DM disangkal tapi pernah periksa darah pada tgl 02-11-2-12 BSN 106,

2JPP 173, LDL 106,TG 110

- Tidak pernah mengalami trauma mata

- Tidak pernah menggunakan tetes mata steroid jangka panjang

c. Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada keluarga yang sakit seperti pasien.

- Tidak ada yang menggunakan kaca mata

- DM tidak ada

- HT tidak ada.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik

a. Visus :

VOD : 0.6 pin hole tetap

VOS : 0,6 f cc S + 0.75=> 0.8 pin hole tetap

ADD : + 2.00

PD : 62/60

b. Segmen Anterior :

Palpebra : edema -/-

Konjungtiva : hiperemi -/-

Kornea : jernih +/+

BMD : dalam +/+, jernih +/+

Iris : regular +/+, iris shadow +/+

Pupil : bulat +/+

Lensa : OD : agak keruh / OS : agak keruh

23

OD OS

Page 24: referat katarak

c. Tonometri :

TOD : 17,3 mmHg

TOS : 17,3 mmHg

d. Segmen Posterior :

Fundus Refleks : +/+, fundus reflek

Papil N II : ODS: Batas tegas +/+, warna normal +/+, c/d

ratio: 0,3 +/+

Retina : ODS:Perdarahan (-), Eksudat (-),

Mikroaneurisma (-)

Vaskuler : ODS: Kesan normal +, Arteri : Vena = 2:3

Makula : Reflek fóvea sulit dievaluasi

4. Resume

Pasien laki-laki usia 53 tahun, penglihatan kedua mata kabur dirasakan sejak

kurang lebih 2 tahun yang lalu. Kabur dirasakan perlahan-lahan, awalnya mata

kiri saja kemudian mata kanan sekarang dikeluhkan kabur. Pasien

mengeluhkan pandangannya seperti kabut putih. Mata merah (-), nyrocoh (-),

mata nyeri/cekot-cekot (-), belekan (-), silau (-), pusing (-).

Visus

VOD : 0.6 pin hole tetap

VOS : 0,6 f cc S + 0.75=> 0.8 pin hole tetap

ADD : + 2.00

PD : 62/60

24

Agak keruh Agak keruh

Page 25: referat katarak

Segmen Anterior

Lensa : ODS : agak keruh

Tonometri : dbn

Segmen Posterior : dbn

5. Diagnosis

ODS Katarak imatur

ODS Presbiopi

6. Planning

a. Diagnosa : -

b. Terapi :

- Rencana operasi katarak

c. Monitoring :

- Visus

- Segmen Anterior

- TIO

- Segmen Posterior ODS

d. Edukasi :

- Mata yang kabur pada pasien akibat penyakit katarak dimana terkait

usia yang semakin tua.

- Penyakit ini akan terus berlanjut sehingga tajam penglihatan akan terus

menurun

- Yang bisa mengembalikan tajam penglihatan bertambah baik adalah

dengan operasi

- Indikasi operasi adalah apabila kemunduran tajam penglihatan

penderita telah mengganggu pekerjaan sehari – hari dan tidak dapat

dikoreksi dengan kacamata.

25