referat karsinoma parotis

29
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisai saat ini kanker yang menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker d i dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang  berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC, 2009).Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000  penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker  baru setiap tahunnya. 14 Salah satu dari penyumbang permasalahan kanker di Indonesia ini adalah karsinoma  parotis. Karsinoma parotis ini merupakan suatu tumor ganas yang menyerang kelenjar liur  parotis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar. 1  Tumor ganas parotis terjadi sekitar 1-2 kasus untuk setiap 100.000 orang. Sekitar 1 dari setiap 5 tumor ganas parotis cenderung menyebar ke organ lain.Tumor ganas parotis dapat terjadi pada anak tetapi jarang didapat. Tumor ganas parotis yang paling sering pada dewasa adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah.  Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang  biasanya terjadi pada orang dengan usia antara 30 sampai 70 tahun. 13  Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam tentang karsinoma parotis,  pembahasan ini bertujuan agar karsinoma parotis dapat di ketahui dan dapat di medikasi secara dini. Sehingga di masa mendatang prevalensi dari karsinoma parotis dapat berkurang. 1.2 Permasalahan 1. Apa definisi dari karsinoma parotis? 2. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit karsinoma parotis? 3. Bagaimana penatalaksaan dari penyakit karsinoma parotis?

Transcript of referat karsinoma parotis

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 1/29

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisai saat ini kanker yang menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular

semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah

sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang

 berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan

17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih

cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC,

2009).Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000

 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker

 baru setiap tahunnya.14

Salah satu dari penyumbang permasalahan kanker di Indonesia ini adalah karsinoma parotis. Karsinoma parotis ini merupakan suatu tumor ganas yang menyerang kelenjar liur

 parotis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati

ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar.1 

Tumor ganas parotis terjadi sekitar 1-2 kasus untuk setiap 100.000 orang. Sekitar 1 dari

setiap 5 tumor ganas parotis cenderung menyebar ke organ lain.Tumor ganas parotis dapat

terjadi pada anak tetapi jarang didapat. Tumor ganas parotis yang paling sering pada dewasa

adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur

dapat menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang

 biasanya terjadi pada orang dengan usia antara 30 sampai 70 tahun.13

 

Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam tentang karsinoma parotis,

 pembahasan ini bertujuan agar karsinoma parotis dapat di ketahui dan dapat di medikasi

secara dini. Sehingga di masa mendatang prevalensi dari karsinoma parotis dapat berkurang.

1.2 Permasalahan

1.  Apa definisi dari karsinoma parotis?

2.  Bagaimana cara mendiagnosa penyakit karsinoma parotis?

3.  Bagaimana penatalaksaan dari penyakit karsinoma parotis?

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 2/29

2

1.3 Tujuan

Tujuan Umum : Mengetahui dan memahami penyakit karsinoma parotis sebagai salah satu

 penyakit dalam bidang ilmu Bedah

Tujuan Khusus : memenuhi tugas referat SMF Ilmu Bedah RSUD dr. Mohammad Saleh kotaProbolinggo Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya periode 28 Januari

2012-21 April 2013

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan referat ini adalah mengetahui dan memahami penyakit karsinoma parotis

sebagai salah satu penyakit dalam bidang ilmu Bedah dan bagi pembaca dapat mengembangkan

lebih lanjut di kemudian hari. 

1.5 Batasan Masalah 

Batasan masalah yang akan dibahas dalam referat ini meliputi anatomi dan fisiologi hidung,

definisi, epidemiologi, etiologi, patofisologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

 penunjang, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksaan, komplikasi dan prognosis dari penyakit

karsinoma parotis.

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 3/29

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kelenjar ludah

Anatomi dan embriologi

Kelenjar ludah adalah kelenjar tubuloasiner, yang terdiri atas gabungan kelompok alveoli

 bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran-saluran dari tiap alveolus

 bersatu untuk membentuk saluran yang lebih besar dan mengantar sekretnya ke saluran utama

dan melalui ini secret dituangkan ke dalam mulut. Secara embriologis pertama kali muncul pada

sekitar 6 minggu kehamilan.3 Kelenjar berasal dari lapisan germinal ektodermal dan lapisan

germinal endodermal . Kelenjar ludah dapat di bagi menjadi dua golongan9:

1.  Kelenjar ludah besar (major) yang terdiri dari tiga pasang kelenjar; kelenjar

ludah parotis, submandibuler dan sublingual.

2.  Kelenjar ludah kecil (minor). Kelenjar-kelenjar ini jumblahnya banyak dan

ukurannya kecil-kecil. Kelenjar ludah minor menempati mukosa pipi (buccal) dan

mukosa faring.

Kelenjar parotis ialah yang terbesar. Satu di sebelah kiri satu di sebelah kanan dan

terletak di depan agak bawah telinga. Sekretnya dituangkan ke dalam mulut melalui saluran

 parotis atau saluran stensen, yang bermuara di pipi sebelah dalam, berhadapan dengan geraham

(molar) kedua atas. Ada dua struktur penting yang melintasi kelenjar parotis, yaitu arteri karotis

externa dan saraf cranial ketujuh (saraf fasialis).4

Kelenjar submandibularis nomer dua besarnya sesudah kelenjar parotis. Terletak di

 bawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari. Sekretnya

dituangkan ke dalam mulut melalui saluran submandibularis atau saluran Wharton, yang

 bermuara di dasar mulut, dekat frenulum linguae.4

Kelenjar sublingualis adalah yang terkecil. Letaknya di bawah lidah di kanan dan kiri

frenulum linguae dan menuangkan sekretnya ke dalam dasar mulut melalui beberapa muara

kecil.4

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 4/29

4

Gambar 1. Anatomi dari kelenjar ludah11

Yang terpenting dalam ilmu bedah dari semua kelenjar ludah di atas adalah kelenjar

ludah parotis karena kelainan terbanyak di temukan pada kelenjar ini. Pembicaraan akan lebih

ditekankan pada kelenjar tersebut.

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 5/29

5

2.2 Anatomi kelenjar parotis

Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah terbesar pada manusia dan sering terlibat dalam

 beberapa proses penyakit. Seluruh kelenjar dilapisi oleh fasia padat sehingga pembengkakan

kelenjar, seperti pada mumps misalnya, menimbulkan nyeri yang sangat. Kelenjar parotis

menempati posisi di sekitar liang telinga. Kelenjar ini terletak di bagian luar otot masseterdengan batas atas pada zygomaticus, bagian bawah dibatasi otot disgatrikus, bagian belakang

dibatasi liang telinga dan bagian depan otot sternokledomastoideus.9

Kelenjar parotis bermuara pada pipi melalui duktus stenson yang keluar kira-kira di

daerah molar ke dua rahang atas. Ada tiga struktur yang melewati kelenjar. Dari luar ke dalam

struktur ini adalah n fasialis, v retromandibularis (awal dari v jugularis externa), dan a karotis

eksterna, dengan cabang maksilaris dan tempralis superfisialis.Kelenjar parotis di tembus oleh

saraf facialis dan membagi dua kelenjar ini menjadi lobus superficialis dan profunda.Sebenarnya

 pembagian lobus ini sifatnya sebagai lobus imaginer saja karena secara anatomis tidak ads batas

yang tegas antara lobus profunda dan lobus superfisialais.9

Gambar 2.Anatomi dari kelenjar parotis12

Saraf fasialis setelah keluar dari foramen stylomastoideus (disebut trunkus saraf fasialis)

 bercabang dua: temporo zygomaticus dan cervicoacial.3

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 6/29

6

Gambar 3. Cabang saraf fasialis,temporo zygomaticus dan cervicoacial3

Dari kedua cabang ini termasuk lima cabang lain yaitu cabang-

cabang:temporal,zygomatikus,buccal,mandibular dan cervical. Cabang mandibularis marginalis

terletak di bawah mandibula dalam sebagian perjalanannya sehingga insisi submandibularis

dibuat tepat di bawah mandibula. Cabang cervikalis mempersarafi m.platisma. Lesi pada n

fasialis, misalnya karena tumor parotis, menyebabkan stengah bagian wajah terkulai disertai

hilangnya lipatan normal kulit, yang bisa diperiksa dengan meminta pasien untuk bersiul atau

menutup mata kuat-kuat.7

Pada operasi-operasi tumor jinak parotis penyelamatan saraf ini penting. Karena putusnya

salah satu cabang mengakibatkan kelumpuhan otot wajah yang bersangkutan. Pengenalan

cabang-cabang saraf fasialis pada operasi harus dilakukan.

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 7/29

7

2.3 Fisiologi Parotis

Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi.

Proses sekresi dibawah kendali saraf otonom. Makanan dalam mulut merangsang serabut saraf

yang berakhir pada nucleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang nukleus saliva

 pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan, penciuman melalui

impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus

menghambat produksi air lir seperti pada kecemasan yang menyebabkan mulut kering. Obat-

obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga menghambat produksi air liur seperti obat

antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesic opiate dapat menyebabkan mulut kering

(Xerostomia).8

Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada mukosa oral dan

membasahi makanan (lubrikasi).Lubrikasi penting untuk mengunyah dan pembentukan bolus

makanan sehingga memudahkan untuk ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang

 berperan dalam pencernaan karbohidrat. Air lir mengandung enzim antibakteri seperti lysozyme 

dan immunoglobulin yang membantu mencegah infeksi serius dan mengantur flora bakteri yang

menetap di mulut. Saluran air liur relative impermeabel terhadap air dan mensekresi kalium,

 bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air liur adalah

hipotonik, cairan yang bersifat basa yang kaya akan kalsium dan fosfat. Komposisi ini penting

untuk mencegah demineralisasi enamel gigi.8 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 8/29

8

3. Karsinoma Parotis 

3.1 Definisi 

Karsinoma didefinisikan sebagai pembengkakan abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh

neoplasma ganas, yang timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-

sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya.12

 Kelenjar Parotis

adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.

3.2 Epidemiologi

Risiko terjadinya neoplasma parotis berhubungan dengan ekspos radiasi sebelumnya. Akan

tetapi ada faktor faktor lain yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kelenjar liur seperti

 pekerjaan, nutrisi, dan genetik. Kemungkinan terkena pada laki-laki sama dengan pada perempuan.

11

Kelenjar liur major yang paling sering terkena ialah glandula parotis yaitu 70-80%, sedangkan

kelenjar liur minor yang paling sering terkena terletak pada palatum. Kurang lebih 20-25% daritumor parotis, 35-40% dari tumor submandibula, 50% pari tumor palatum, dan 95-100% dari

tumor glandula sublingual adalah ganas. Insiden tumor kelenjar liur meningkat sesuai denganumur, kurang dari 2% mengenai penderita usia < 16 tahun.

11

 Pleomorphic adenoma  lebih sering diderita pasien usia rata rata 40 tahun, perempuan lebih

 banak daripada laki-laki. Warthin tumor  lebih sering diderita oleh laki-laki, 10% terjadi bilateral,

sering pada kutub bawah parotis.11

 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 9/29

9

3.3 Klasifikasi

3.3.1 Klasifikasi Histopatologis

A.  Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC10

 

a.  Tumor jinak

i.   plemorphic adenoma ( mixed benign tumor)

ii.  monomorphic adenoma

iii.   papillary cystadenoma lymphomatosum (Warthin’s tumor) 

b.  Tumor ganas

i.  mucoepidermoid carcinoma

ii.  acinic cell carcinoma

iii.  adenoid cystic carcinomaiv.  adenocarcinoma

v.   Malignant mixed tumor  

vi.  Carcinoma ex pleomorphic adenoma (carcinosarcoma)

B. Klasifikasi Menurut Grade (WHO/ AJCC)10

 Low grade malignancies

acinic cell tumor

mucoepidermoid carcinoma (grade I atau II)

 High grade malignancies

mucoepidermoid carcinoma (grade III)

adenocarcinoma;porly differentiated carcinoma; anaplastic carcinoma

 squamous cell carcinoma

malignant mixed tumor

adenoid cystic carcinoma

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 10/29

10

Tumor ganas yang tersering ialah mucoepidermoid  dan adenocarcinoma, disusul dengan

adenoid cystic carcinoma

Mucoepidermoid

Tumor ganas parotis pada anak jarang. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma

mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari

keganasan kelenjar liur yang diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat

 pada usia antara dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang

asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan paralisis nervus fasialis.

Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak

 berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %. Penentuan derajat

keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah, dan tinggi.5

Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk oval,batas tegas, dan adanya

cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya proses

infiltratif. Pasien-pasien usia muda biasanya berderajat rendah.5

Pada keadaan tertentu,bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika terdapat bukti

 penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan. Perlu dipertimbangkan secara hati-

hati untuk memberikan radiasi pada anak untuk mendapatkan gambaran komplikasi potensial

yang akan datang. Pada keadaan tertentu seperti jika timbul invasive pada saraf atau pembuluh

darah, atau timbulnya penyakit metastasis perlu dilakukan radiasi.5

Adenocarcinoma

Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini terdapat pada 4 %

dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa gejala

(80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya, 30 % pasien

 berkembang metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan 15 %

merasa sakit pada wajahnya.5 

Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained  sel duktus.

Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara keseluruhan

mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma adenokistik pada

awalnya hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan harapan hidup yang lama,

hanya menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali timbul atau distal dari

daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat,total, regional.5 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 11/29

11

Adenoid cystic carcinoma

Karsinoma adenokistik (silindroma) merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk tumor

dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor parotis, 15% tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor. Sebagian dari pasien merasa

asimptomatik, walaupun sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di bawahnya.

Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20 % terdapat

keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %. Tumor ini ditandai

dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel. Terdapat 3 pola

 pertumbuhan yaitu: cribriform, solid, dan tubular. Tumor ini berbeda dari tumor-tumor

sebelumnya karena mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh kekambuhan

lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita dengan karsinoma

adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun, angka harapan hidup

yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20 persen.5

Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer, jika perlu struktur

vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan tulang temporalis. Agar eksisi

yang sempurna pada tumor-tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan dengan tumor

harus dieksisi. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf dapat

dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf fasialis tersebut. Jika

telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka prognosisnya buruk.5

Gambar 4.Histopatologi dari mucoepidermoid, adenocarcinoma, dan adenoid cystic

carcinoma6,11

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 12/29

12

A.  Laporan

B.  Patologi Standard

Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari spesimen operasi meliputi :

  tipe histologis tumor

  derajat diferensiasi (grade)

   pemeriksaan TNM untuk menentukan stadium patologis (pTNM)

T = Tumor primer

ukuran tumor

adanya invasi kedalam pembuluh darah/limfe

radikalitas operasi

N = Nodus regional

ukuran k.g.b

 jumlah k.g.b yang ditemukan

level k.g.b yang positip

 jumlah k.g.b yang positip

invasi tumor keluar kapsul k.g.b

adanya metastase ekstranodal

M = Metastase jauh

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 13/29

13

3.3.2 KLASIFIKASI STADIUM KLINIS

Klasifikasi berdasarkan American Joint Committee on Cancer (AJCC) tahun 2010 sebagai

 berikut:2,14

Primary Tumor (T)2,14

TX Primary tumor cannot be assessed.

T0 No evidence of primary tumor.

T1 Tumor ≤2 cm in greatest dimension without extraparenchymal extension.

T2 Tumor >2 cm but ≤4 cm in greatest dimension without extraparenchymal extension. 

T3 Tumor >4 cm and/or tumor having extraparenchymal extension.

T4a Moderately advanced disease.

Tumor invades skin, mandible, ear canal, and/or facial nerve.

T4b Very advanced disease.

Tumor invades skull base and/or pterygoid plates and/or encases carotid artery.

Regional Lymph Nodes (N)2,14

 NX Regional lymph nodes cannot be assessed.

 N0 No regional lymph node metastasis.

 N1 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, ≤3 cm in greatest dimension. 

 N2 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but ≤6 cm in greatest dimension.  

Metastases in multiple ipsilateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension. 

Metastases in bilateral or contralateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension. 

 N2a Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but ≤6 cm in greatest dimension.  

 N2b Metastases in multiple ipsilateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension. 

 N2c Metastases in bilateral or contralateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension. 

 N3 Metastasis in a lymph node, > 6 cm in greatest dimension

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 14/29

14

Distant Metastasis (M)2,14

M0 No distant metastasis.

M1 Distant metastasis.

Anatomic Stage/Prognostic Groups2,14

Stage  T  N  M 

I T1 N0 M0

II T2 N0 M0

III T3 N0 M0

T1 N1 M0

T2 N1 M0

T3 N1 M0

IVA T4a N0 M0

T4a N1 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N2 M0

T4a N2 M0

IVB T4b Any N M0

Any T N3 M0

IVC Any T Any N

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 15/29

15

3.4 Etiologi

Penyebab yang pasti sampai saat ini belum di ketahui dan diteliti secara mendalam, diduga faktor

 paparan bahan karsiogenik yang menjadi penyebabnya.11

 

3.5 Gejala Klinis 

Pasien dengan tumor jinak atau keganasan derajat rendah dapat menampilkan gejala

 pertumbuhan massa yang lambat untuk beberapa tahun. Keluhan penderita hanyalah benjolan

yang mudah digerakkan tanpa keluhan nyeri. Tumor jinak tersebut klinis berbatas jelas seperti

 berkapsul, bebas dari jaringan sekitar dan konsistensi kenyal. Tumor jinak yang letaknya pada

lobus profundus dapat mendorong orofaring dan tonsil kearah medial.9

Pertumbuhan yang cepat dari massa, keluhan nyeri pada lesi itu dan konsistensi yang lebih

 padat/keras berkaitan dengan perubahan kearah keganasan, selain itu terdapat juga tanda

keganasan seperti tumor keras dan berbatas tidak tegas, tumor yang ulseratif, tumor yang tumbuh

cepat, tumor dengan pembesaran kelenjar getah bening regional, tumor parotis dengan gambaran

metastasis ke paru-paru. Tetapai bukan sebagai alat diagnostik. Adanya parese/paralise saraf

fasialis (NVII) dan trismus umumnya sebagai indicator dari keganasan, walaupun gejala ini

hanya Nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Infiltrasi ke jaringan

sekitar menyebabkan terjadi fiksasi,ulserasi,trismus (infiltrasi m.masseter) dan gangguan motorik

otot mimik (infiltrasi N VII). Cabang-cabang perifer N VII berada dalam satu bidang sagital

yang berjalan di antara lobus superfisialis dan profundus parotis, ada hubunganya dengan gejala

klinis dan penanganan bedah. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat meluas ke area

retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati ruangan

 parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf cranial bagian bawah dapat terjadi berupa

disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur disekitarnya

seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksterenal, dan sendi temporomandibular. Tumor ganas

dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan parapharyngeal dan ke rangkaian jugular

 bagian dalam, dan ke pre-post facial nodes.9

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 16/29

16

Gambar 5. Gambaran dari gejala klinis karsinoma parotis13

3.6 Diagnosis

Pemeriksaan Klinis

1. Anamnesa

Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya tentang :10

a.) Keluhan

1.  Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter, tidak nyeri, di

 pre/infra/retro aurikula (tumor parotis), atau di submandibula (tumorsumandibula), atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)

2.  Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau

submandibula)3.  Paralisis n. fasialis, 2-3% (pada keganasan parotis)

4.  Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus profundus parotis

terlibat)

5.  Paralisis n.glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus, pleksussimpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)

6.  Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)

 b.)  Perjalanan penyakit ( progresivitas penyakit)

c.)  Faktor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher, ekspos radiasi)d.)  Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya

e.)  Berapa lama kelambatan

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 17/29

17

2. Pemeriksaan fisik

a.) Status general10

Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki, tentukan :

1.   penampilan (Karnofski / WHO)2.  keadaan umum

adakah anemia, ikterus, periksa T,N,R,t, kepala, toraks,

abdomen, ekstremitas,vertebra, pelvis

3. apakah ada tanda dan gejala ke arah metastase jauh (paru, tulang tengkorak,

dll)

 b.) Satus lokal10

1.  Inspeksi (termasuk inraoral, adakah pedesakan tonsil/uvula)2.  Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk menilai konsistensi,

 permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)3.  Pemeriksaan fungsi n.VII,VIII,IX,X,XI,XII

4. c.) Status regional

10

Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral dan kontralaeral. Bila ada

 pembesaran tentukan lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan mobilitasnya. 

3.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologis (Atas Indikasi)10

1.  X foto polos

X foto madibula AP/Eisler, dikerjakan bila tumor melekat tulang

Sialografi, dibuat bila ada diagnosa banding kista parotis / submandibula

X foto toraks , untuk mencari metastase jauh

2.  Imaging

CT scan/ MRI, pada tumor yang mobilitas terbatas, untuk mengetahui luas

ekstensi tumor lokoregional. CT scan perlu dibuat pada tumor parotis lobus

 profundus untuk mengetahui perluasan ke orofaring

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 18/29

18

Pemeriksaan Laboratorium10

Pemeriksaan laboratorium rutin, seperti: darah, urine, SGOT/SPT, alkali fosfatase, BUN/

kreatinin, globulin, albumin, serum elektrolit, faal hemostasis, untuk menilai keadaan umum dan persiapan operasi.

Pemeriksaan Patologi10

1.  FNA

Belum merupakan pemeriksaan baku.

Pemeriksaan ini harus ditunjang oleh ahli sitopatologi handal yang khusus

menekuni pemeriksaan kelenjar liur.

2.  Biopsi insisional

Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperabel.

3.  Biopsi eksisional1.   pada tumor parotis yang operabel dilakukan parotidektomi superfisial

2.   pada tumor submandibula yang operabel dilakukan eksisi submandibula

3.   pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operabel dilakukan eksisi luas

( minimal 1 cm dari batas tumor)

4.  Pemeriksaan potong beku

Dikerjakan terhadap spesimen operasi pada biopsi eksisional 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 19/29

19

3.8 Diagnosis Banding

Diagnosa banding tumor jinak parotis :9

  Hemangioma

  Fibroma

   Neurofibroma

Diagnosa banding tumor ganas parotis :9

  Parotitis kronis

 Limfoma maligna

  Metastase pada lnn preaurikularis

3.9 Penatalaksanaan 

Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi sebagai terapi

ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinoma kelenjar liur

 yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun masih dalam

 penelitian, dan hasilnya masih belum memuaskan.

10

A. Tumor Primer

1. Tumor operabel

a. Terapi utama ( pembedahan)10

Tumor parotis

a.   parotidektomi superfisial, dilakukan pada:

tumor jinak parotis lobus superfisialis

 b.   parotidektomi total, dilakukan pada:

i.  tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan n.VII

ii.  tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundusc.   parotidektomi total diperluas, dilakukan pada:

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 20/29

20

tumor ganas parotis yang sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau n.VII

d.  deseksi leher radikal (RND), dikerjakan pada:

ada metastase k.g.b.leher yang masih operabel

 b. Terapi tambahan10

Radioterapi pasca bedah diberikan pada tumor ganas kelenjar liur dengan kriteria

1.  high grade malignancy

2.  masih ada residu makroskopis atau mikroskopis

3.  tumor menempel pada syaraf ( n.fasialis, n.lingualis, n.hipoglosus, n.asesorius)

4.  setiap T3,T4

5.  karsinoma residif

6.  karsinoma parotis lobus profundus

Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk memberikan

 penyembuhan luka operasi yang adekwat, terutama bila telah dikerjakan alih tandur

syaraf.

-  radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi sebanyak 50

Gy dalam 5 minggu.-  Radioterapi regional/leher ipsilateral diberikan pada T3,T4, atau high grade

malignancy 

2. Tumor inoperabel

a. Terapi utama10

Radioterapi : 65 –  70 Gy dalam 7-8 minggu

 b. Terapi tambahan10

Kemoterapi :

a.  Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma, adenocarcinoma, malignantmixed tumor, acinic cell carcinoma)

-adriamisin 50mg/m2 iv pada hari 1

-5 fluorourasil 500mg/m2 iv pada hari 1 diulang tiap 3minggu

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 21/29

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 22/29

22

 b. Untuk jenis karsinoma sel skwamous ( squamous cell carcinoma, mucoepidermoid

carcinoma) 

-methotrexate 50mg/m2 iv pd hari ke 1 dan 7 diulang tiap

-sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2 3 minggu

Bagan Penanganan Tumor Parotis Operabel dengan (N) Secara Klinis Negatif 10

Parotidektomi superfisial

Tumor parotis (N negatif) 

Potong beku

Parotidektomi total + sampling

k.g.b subdigastrikus

Stop

Jinak Ganas

Stop

Potong beku

Meta k.g.b (+)Meta k.g.b (-)

RND

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 23/29

23

 N positif bilateral : RND dapat dikerjakan satu tahap dengan preservasi 1

v.jugularis interna atau dikerjakan 2 tahap dengan jarak waktu

3-4 minggu.

operabel

T di operasi T di radioterapi

inoperabel

Preoperatif

operabelRadioterapi

lokoregional*

Diseksi leher radikal (RND)

dengan/tanpa radioterapi

lokoregional*

inoperabel

T dioperasi T diradioterapi

Sisa (+)Radioterapi

lokoregional +

(sitostatika)

Sisa (-)

ND parsial/RND

modifikasi

Sitostatika

T (+)T (-)

Diseksi lehe

radikal (RND) +

radioterapi

lokoregional

Radioterapi

lokoregional

(N) Positif  

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 24/29

24

*) Indikasi radioterapi ajuvan pada leher setelah RND10

:

1. Kelenjar getah bening yang mengandung metastase > 1 buah

2. Diameter kelenjar getah bening > 3 cm

3. Ada pertumbuhan ekstrakapsuler

4. High grade malignancy 

sitostatika

+

 paliatif (bila perlu):

operasi (trakeotomi,gastrostomi)

radioterapi

medikamentosa

M POSITIF

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 25/29

25

Bagan Penanganan Tumor Kelenjar Liur Yang Residif 10

:

Residif lokal/regional/jauh (metastase)  penanganannya dirujuk ke penanganan T/N/M seperti

skema yang bersangkutan

PROSEDUR FOLLOW UP

Jadwal follow up dianjurkan sebagai berikut10

1) Dalam 3 tahun pertama : setiap 3 bulan

2) Dalam 3-5 tahun : setiap 6 bulan

3) Setelah 5 tahun : setiap tahun sekali untuk seumur hidup

Pada follow up tahunan, penderita diperiksa secara lengkap, fisik, X-foto toraks, USG hepar,

dan bone scan  untuk menentukan apakah penderita betul bebas dari kanker atau tidak.

TUMOR RESIDIF

operabel

operasi

inoperabelinoperabel

sitostatika

operabel

Operasi +

radioterapi

radioterapi

Terapi sebelumnya : radioterapiTerapi sebelumnya: operatif

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 26/29

26

Pada follow up ditentukan10

:

1) Lama hidup dalam tahun dan bulan

2) Lama interval bebas kanker dalam tahun dan bulan

3) Keluhan penderita

4) Status umum dan penampilan

5) Status penyakit : (1) Bebas kanker

(2) Residif

(3) Metastase

(4) Timbul kanker atau penyakit baru

6) Komplikasi terapi

7) Tindakan atau terapi yang diberikan

3.10 Prognosa 

Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul residif lokal. Hal ini terutama dapat

terjadi jika hanya dikerjakan enukleasi sederhana. Pada operasi ulang terdapat kemungkinan

yang lebih besar kerusakan saraf penting seperti nervus fasialis dan dalam beberapa kasus residif

demikian adalah maligna.9 

Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology, perluasan lokal dan besarnya

tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum penanganan tumor maligna telah ada

kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih buruk. Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%,

namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya.9 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 27/29

27

BAB IV 

RINGKASAN

1.  Karsinoma parotis adalah, karsinoma didefinisikan sebagai pembengkakan abnormal

dalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma ganas, yang timbul dan berkembang

 biaknya sel secaara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan

fungsi organ tempat tumbuhnya. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang

terletak di depan telinga.

2.  Klasifikasi dari karsinoma parotis di bagi menjadi klasifikasi histopatologis dan

klasifikasi stadium klinis, klasifikasi histopatologi di bagi menjadi 2 macam yaitu,klasifikasi histopatologi WHO/AJCC dan histopatologi menurut grade WHO/AJCC.

3.  Menurut pembagian klasifikasi histopatologi menurut grade WHO/AJCC jenis tumor

ganas yang tersering adalah mucoepidermoid,adenocarcinoma, dan adenoid cystic

carcinoma.

4.  Gejala klinis dari karsinoma parotis adalah tumor keras dan berbatas tidak tegas, tumor

yang ulseratif, tumor yang tumbuh cepat, tumor dengan pembesaran kelenjar getah

 bening regional, tumor parotis dengan gambaran metastasis ke paru-paru. Adanya

 parese/paralise saraf fasialis (NVII) dan trismus umumnya sebagai indicator dari

keganasan, walaupun gejala ini Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat meluas ke area

retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati ruangan

 parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf cranial bagian bawah dapat terjadi

 berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur

disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksterenal, dan sendi

temporomandibular. Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan

 parapharyngeal dan ke rangkaian jugular bagian dalam, dan ke pre-post facial nodes.

5.  Diagnosis karsinoma parotis dapat ditegakan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan

fisik dan pemeriksaan penunjang.

6.  Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi sebagai

terapi ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinomakelenjar liur yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun

masih dalam penelitian, dan hasilnya masih belum memuaskan.

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 28/29

28

DAFTAR PUSTAKA

1.  Adams LG, Boies RL, Paparella MM. Dalam: Buku Ajar Penyakit THT , Ed.6. Jakarta :

EGC, 1997: 305-319

2.   AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed. New York, NY: Springer, 2010, pp 79-86  

3.  Bardia Amirlak, MD;2011.Malignant parotid tumor.

http://emedicine.medscape.com/article/1289616-overview 1 Febuari 2013 

4.  Evelyn C pearce. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: Gramedia, halaman

182,183

5.  Francis B. Quinn, Jr., MD and Matthew W. Ryan, MD.2002.Salivary Gland Neoplasms.

http://www.utmb.edu/otoref/grnds/salivary-020626/salivary-020626.htm 1 Febuari 2013 

6.  Lalwani Kanil: Malignant Diseases of the Salivary Glands. In Current diagnosis &

treatment in otolaryngology: head & neck surgery. Volume Chapter 18. McGraw-Hill

Medical; 2008.

7.  Omar faiz dan david Moffat. At a glance anatomi. Erlangga, halaman 145

8.  Satish Keshav. Dalam: The Gastrointestinal System At A Glance. Australia: BlackwellScience Ltd, 2004: 14-15

9.  Soelarto Reksoprodjo.Kumpulan kuliah ilmu bedah universitas Indonesia,Binarupa

aksara: 359-361

10. Sunarto Reksoprawiro,2003.Penatalaksanaan Tumor / Kanker Kelenjar Liur.

http://images.kepalaleher.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SYxHyAoKCI8AA

Ah2Rlk1/Kanker%20Kelenjar%20Liur.doc?key=kepalaleher:journal:84&nmid=1936921

59 1 Febuari 2013

11. Ho et al. Head & Neck Oncology 2011, 3:40

http://www.headandneckoncology.org/content/3/1/40 1 Febuari 2013 

12. Wim de jong.2005. Buku ajar ilmu bedah.EGC: 131

13. http://www.freemd.com/parotid-carcinoma/treatment-specialist.htm 1 Febuari 2013 

8/13/2019 referat karsinoma parotis

http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 29/29

14. http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/salivarygland/HealthProfessional/201

2 1 Febuari 2013

15. http://yayasankankerindonesia.org/2012/yki-jakarta-race/ 1 Febuari 2013