referat karsinoma parotis
-
Upload
shelly-stephanie-bintoro -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of referat karsinoma parotis
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 1/29
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisai saat ini kanker yang menjadi salah satu jenis penyakit tidak menular
semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah
sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang
berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan
17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih
cepat di negara miskin dan berkembang (International Union Against Cancer /UICC,
2009).Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000
penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker
baru setiap tahunnya.14
Salah satu dari penyumbang permasalahan kanker di Indonesia ini adalah karsinoma parotis. Karsinoma parotis ini merupakan suatu tumor ganas yang menyerang kelenjar liur
parotis. Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati
ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar.1
Tumor ganas parotis terjadi sekitar 1-2 kasus untuk setiap 100.000 orang. Sekitar 1 dari
setiap 5 tumor ganas parotis cenderung menyebar ke organ lain.Tumor ganas parotis dapat
terjadi pada anak tetapi jarang didapat. Tumor ganas parotis yang paling sering pada dewasa
adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur
dapat menjadi ganas seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang
biasanya terjadi pada orang dengan usia antara 30 sampai 70 tahun.13
Dalam makalah ini, akan dibahas lebih lanjut dan mendalam tentang karsinoma parotis,
pembahasan ini bertujuan agar karsinoma parotis dapat di ketahui dan dapat di medikasi
secara dini. Sehingga di masa mendatang prevalensi dari karsinoma parotis dapat berkurang.
1.2 Permasalahan
1. Apa definisi dari karsinoma parotis?
2. Bagaimana cara mendiagnosa penyakit karsinoma parotis?
3. Bagaimana penatalaksaan dari penyakit karsinoma parotis?
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 2/29
2
1.3 Tujuan
Tujuan Umum : Mengetahui dan memahami penyakit karsinoma parotis sebagai salah satu
penyakit dalam bidang ilmu Bedah
Tujuan Khusus : memenuhi tugas referat SMF Ilmu Bedah RSUD dr. Mohammad Saleh kotaProbolinggo Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya periode 28 Januari
2012-21 April 2013
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan referat ini adalah mengetahui dan memahami penyakit karsinoma parotis
sebagai salah satu penyakit dalam bidang ilmu Bedah dan bagi pembaca dapat mengembangkan
lebih lanjut di kemudian hari.
1.5 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas dalam referat ini meliputi anatomi dan fisiologi hidung,
definisi, epidemiologi, etiologi, patofisologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang, diagnosa, diagnosa banding, penatalaksaan, komplikasi dan prognosis dari penyakit
karsinoma parotis.
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 3/29
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Kelenjar ludah
Anatomi dan embriologi
Kelenjar ludah adalah kelenjar tubuloasiner, yang terdiri atas gabungan kelompok alveoli
bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran-saluran dari tiap alveolus
bersatu untuk membentuk saluran yang lebih besar dan mengantar sekretnya ke saluran utama
dan melalui ini secret dituangkan ke dalam mulut. Secara embriologis pertama kali muncul pada
sekitar 6 minggu kehamilan.3 Kelenjar berasal dari lapisan germinal ektodermal dan lapisan
germinal endodermal . Kelenjar ludah dapat di bagi menjadi dua golongan9:
1. Kelenjar ludah besar (major) yang terdiri dari tiga pasang kelenjar; kelenjar
ludah parotis, submandibuler dan sublingual.
2. Kelenjar ludah kecil (minor). Kelenjar-kelenjar ini jumblahnya banyak dan
ukurannya kecil-kecil. Kelenjar ludah minor menempati mukosa pipi (buccal) dan
mukosa faring.
Kelenjar parotis ialah yang terbesar. Satu di sebelah kiri satu di sebelah kanan dan
terletak di depan agak bawah telinga. Sekretnya dituangkan ke dalam mulut melalui saluran
parotis atau saluran stensen, yang bermuara di pipi sebelah dalam, berhadapan dengan geraham
(molar) kedua atas. Ada dua struktur penting yang melintasi kelenjar parotis, yaitu arteri karotis
externa dan saraf cranial ketujuh (saraf fasialis).4
Kelenjar submandibularis nomer dua besarnya sesudah kelenjar parotis. Terletak di
bawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran kira-kira sebesar buah kenari. Sekretnya
dituangkan ke dalam mulut melalui saluran submandibularis atau saluran Wharton, yang
bermuara di dasar mulut, dekat frenulum linguae.4
Kelenjar sublingualis adalah yang terkecil. Letaknya di bawah lidah di kanan dan kiri
frenulum linguae dan menuangkan sekretnya ke dalam dasar mulut melalui beberapa muara
kecil.4
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 4/29
4
Gambar 1. Anatomi dari kelenjar ludah11
Yang terpenting dalam ilmu bedah dari semua kelenjar ludah di atas adalah kelenjar
ludah parotis karena kelainan terbanyak di temukan pada kelenjar ini. Pembicaraan akan lebih
ditekankan pada kelenjar tersebut.
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 5/29
5
2.2 Anatomi kelenjar parotis
Kelenjar parotis adalah kelenjar ludah terbesar pada manusia dan sering terlibat dalam
beberapa proses penyakit. Seluruh kelenjar dilapisi oleh fasia padat sehingga pembengkakan
kelenjar, seperti pada mumps misalnya, menimbulkan nyeri yang sangat. Kelenjar parotis
menempati posisi di sekitar liang telinga. Kelenjar ini terletak di bagian luar otot masseterdengan batas atas pada zygomaticus, bagian bawah dibatasi otot disgatrikus, bagian belakang
dibatasi liang telinga dan bagian depan otot sternokledomastoideus.9
Kelenjar parotis bermuara pada pipi melalui duktus stenson yang keluar kira-kira di
daerah molar ke dua rahang atas. Ada tiga struktur yang melewati kelenjar. Dari luar ke dalam
struktur ini adalah n fasialis, v retromandibularis (awal dari v jugularis externa), dan a karotis
eksterna, dengan cabang maksilaris dan tempralis superfisialis.Kelenjar parotis di tembus oleh
saraf facialis dan membagi dua kelenjar ini menjadi lobus superficialis dan profunda.Sebenarnya
pembagian lobus ini sifatnya sebagai lobus imaginer saja karena secara anatomis tidak ads batas
yang tegas antara lobus profunda dan lobus superfisialais.9
Gambar 2.Anatomi dari kelenjar parotis12
Saraf fasialis setelah keluar dari foramen stylomastoideus (disebut trunkus saraf fasialis)
bercabang dua: temporo zygomaticus dan cervicoacial.3
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 6/29
6
Gambar 3. Cabang saraf fasialis,temporo zygomaticus dan cervicoacial3
Dari kedua cabang ini termasuk lima cabang lain yaitu cabang-
cabang:temporal,zygomatikus,buccal,mandibular dan cervical. Cabang mandibularis marginalis
terletak di bawah mandibula dalam sebagian perjalanannya sehingga insisi submandibularis
dibuat tepat di bawah mandibula. Cabang cervikalis mempersarafi m.platisma. Lesi pada n
fasialis, misalnya karena tumor parotis, menyebabkan stengah bagian wajah terkulai disertai
hilangnya lipatan normal kulit, yang bisa diperiksa dengan meminta pasien untuk bersiul atau
menutup mata kuat-kuat.7
Pada operasi-operasi tumor jinak parotis penyelamatan saraf ini penting. Karena putusnya
salah satu cabang mengakibatkan kelumpuhan otot wajah yang bersangkutan. Pengenalan
cabang-cabang saraf fasialis pada operasi harus dilakukan.
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 7/29
7
2.3 Fisiologi Parotis
Setiap hari diproduksi 1 sampai 2 liter air liur dan hampir semuanya ditelan dan direabsorbsi.
Proses sekresi dibawah kendali saraf otonom. Makanan dalam mulut merangsang serabut saraf
yang berakhir pada nucleus pada traktus solitaries dan pada akhirnya merangsang nukleus saliva
pada otak tengah. Pengeluaran air liur juga dirangsang oleh penglihatan, penciuman melalui
impuls dari kerja korteks pada nukleus saliva batang otak. Aktivitas simpatis yang terus menerus
menghambat produksi air lir seperti pada kecemasan yang menyebabkan mulut kering. Obat-
obatan yang menghambat aktivitas parasimpatis juga menghambat produksi air liur seperti obat
antidepresan, tranquillizers, dan obat analgesic opiate dapat menyebabkan mulut kering
(Xerostomia).8
Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada mukosa oral dan
membasahi makanan (lubrikasi).Lubrikasi penting untuk mengunyah dan pembentukan bolus
makanan sehingga memudahkan untuk ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang
berperan dalam pencernaan karbohidrat. Air lir mengandung enzim antibakteri seperti lysozyme
dan immunoglobulin yang membantu mencegah infeksi serius dan mengantur flora bakteri yang
menetap di mulut. Saluran air liur relative impermeabel terhadap air dan mensekresi kalium,
bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air liur adalah
hipotonik, cairan yang bersifat basa yang kaya akan kalsium dan fosfat. Komposisi ini penting
untuk mencegah demineralisasi enamel gigi.8
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 8/29
8
3. Karsinoma Parotis
3.1 Definisi
Karsinoma didefinisikan sebagai pembengkakan abnormal dalam tubuh yang disebabkan oleh
neoplasma ganas, yang timbul dan berkembang biaknya sel secara tidak terkendali sehingga sel-
sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan fungsi organ tempat tumbuhnya.12
Kelenjar Parotis
adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.
3.2 Epidemiologi
Risiko terjadinya neoplasma parotis berhubungan dengan ekspos radiasi sebelumnya. Akan
tetapi ada faktor faktor lain yang mempengaruhi terjadinya karsinoma kelenjar liur seperti
pekerjaan, nutrisi, dan genetik. Kemungkinan terkena pada laki-laki sama dengan pada perempuan.
11
Kelenjar liur major yang paling sering terkena ialah glandula parotis yaitu 70-80%, sedangkan
kelenjar liur minor yang paling sering terkena terletak pada palatum. Kurang lebih 20-25% daritumor parotis, 35-40% dari tumor submandibula, 50% pari tumor palatum, dan 95-100% dari
tumor glandula sublingual adalah ganas. Insiden tumor kelenjar liur meningkat sesuai denganumur, kurang dari 2% mengenai penderita usia < 16 tahun.
11
Pleomorphic adenoma lebih sering diderita pasien usia rata rata 40 tahun, perempuan lebih
banak daripada laki-laki. Warthin tumor lebih sering diderita oleh laki-laki, 10% terjadi bilateral,
sering pada kutub bawah parotis.11
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 9/29
9
3.3 Klasifikasi
3.3.1 Klasifikasi Histopatologis
A. Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC10
a. Tumor jinak
i. plemorphic adenoma ( mixed benign tumor)
ii. monomorphic adenoma
iii. papillary cystadenoma lymphomatosum (Warthin’s tumor)
b. Tumor ganas
i. mucoepidermoid carcinoma
ii. acinic cell carcinoma
iii. adenoid cystic carcinomaiv. adenocarcinoma
v. Malignant mixed tumor
vi. Carcinoma ex pleomorphic adenoma (carcinosarcoma)
B. Klasifikasi Menurut Grade (WHO/ AJCC)10
Low grade malignancies
acinic cell tumor
mucoepidermoid carcinoma (grade I atau II)
High grade malignancies
mucoepidermoid carcinoma (grade III)
adenocarcinoma;porly differentiated carcinoma; anaplastic carcinoma
squamous cell carcinoma
malignant mixed tumor
adenoid cystic carcinoma
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 10/29
10
Tumor ganas yang tersering ialah mucoepidermoid dan adenocarcinoma, disusul dengan
adenoid cystic carcinoma
Mucoepidermoid
Tumor ganas parotis pada anak jarang. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari
keganasan kelenjar liur yang diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat
pada usia antara dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala pembengkakan yang
asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian kecil lainnya dengan paralisis nervus fasialis.
Tumor ini berasal dari sel epithelial interlobar dan intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak
berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %. Penentuan derajat
keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas derajat rendah,menengah, dan tinggi.5
Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk oval,batas tegas, dan adanya
cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan derajat tinggi ditandai dengan adanya proses
infiltratif. Pasien-pasien usia muda biasanya berderajat rendah.5
Pada keadaan tertentu,bahkan setelah dilakukan reseksi adekuat, jika terdapat bukti
penyakit metastasis, terapi radiasi pasca-operasi disarankan. Perlu dipertimbangkan secara hati-
hati untuk memberikan radiasi pada anak untuk mendapatkan gambaran komplikasi potensial
yang akan datang. Pada keadaan tertentu seperti jika timbul invasive pada saraf atau pembuluh
darah, atau timbulnya penyakit metastasis perlu dilakukan radiasi.5
Adenocarcinoma
Merupakan keganasan parotis kedua paling sering pada anak-anak. Tumor ini terdapat pada 4 %
dari seluruh tumor parotis dan 20 % dari tumor saliva minor. Sebagian besar pasien tanapa gejala
(80%), 40 % dari tumor ditemukan terfiksasi pada jaringan diatas atau dibawahnya, 30 % pasien
berkembang metastasis ke nodus servikal, 20 % menderita paralisis nervus fasialis, dan 15 %
merasa sakit pada wajahnya.5
Tumor ini berasal dari tubulus terminal dan intercalated atau strained sel duktus.
Jenis jenis yang lain adalah jenis keganasan yang tidak berdiferensiasi yang secara keseluruhan
mempunyai angka harapan hidup yang buruk. Kanker sel asini dan karsinoma adenokistik pada
awalnya hampir mempunyai perjalanan penyakit yang jinak, dengan harapan hidup yang lama,
hanya menunjukkan kekambuhan terakhir pada daerah yang pertama kali timbul atau distal dari
daerah tersebut atau metastasis paru. Terapi tetap reseksi adekuat,total, regional.5
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 11/29
11
Adenoid cystic carcinoma
Karsinoma adenokistik (silindroma) merupakan tumor kelenjar liur spesifik yang termasuk tumor
dengan potensial ganas derajat tinggi. Tumor ini di dapat pada 3 % dari seluruh tumor parotis, 15% tumor submandibular, dan 30 % tumor kelenjar liur minor. Sebagian dari pasien merasa
asimptomatik, walaupun sebagian besar tumor terfiksasi pada struktur di atas atau di bawahnya.
Keterlibatan tulang terdapat pada 1,5 kasus, 25 % terdapat rasa sakit di wajah, 20 % terdapat
keterlibatan nervus fasialis, dan metastasis limfatik terjadi sebanyak 15 %. Tumor ini ditandai
dengan penyebaran perineural awal. Asal tumor ini dipikirkan dari sel mioepitel. Terdapat 3 pola
pertumbuhan yaitu: cribriform, solid, dan tubular. Tumor ini berbeda dari tumor-tumor
sebelumnya karena mempunyai perjalanan penyakit yang panjang ditandai oleh kekambuhan
lokal yang sering, dan kekambuhan dapat terjadi setelah 15 tahun. Penderita dengan karsinoma
adenokistik mempunyai angka harapan hidup tinggi hingga lima tahun, angka harapan hidup
yang secara keseluruhan sepuluh tahun ditemukan kurang dari 20 persen.5
Terapi tumor ganas derajat tinggi meliputi reseksi bedah radikal tumor primer, jika perlu struktur
vital yang berdekatan seperti mandibula, maksila, dan bahkan tulang temporalis. Agar eksisi
yang sempurna pada tumor-tumor ganas ini, bagian saraf fasialis yang berdekatan dengan tumor
harus dieksisi. Pencangkokan saraf untuk mengembalikan kontinuitas saraf dapat
dipertimbangkan manfaatnya karena dapat mengembalikan fungsi saraf fasialis tersebut. Jika
telah menunjukkan paralisis saraf fasialis, maka prognosisnya buruk.5
Gambar 4.Histopatologi dari mucoepidermoid, adenocarcinoma, dan adenoid cystic
carcinoma6,11
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 12/29
12
A. Laporan
B. Patologi Standard
Yang perlu dilaporkan pada hasil pemeriksaan patologis dari spesimen operasi meliputi :
tipe histologis tumor
derajat diferensiasi (grade)
pemeriksaan TNM untuk menentukan stadium patologis (pTNM)
T = Tumor primer
ukuran tumor
adanya invasi kedalam pembuluh darah/limfe
radikalitas operasi
N = Nodus regional
ukuran k.g.b
jumlah k.g.b yang ditemukan
level k.g.b yang positip
jumlah k.g.b yang positip
invasi tumor keluar kapsul k.g.b
adanya metastase ekstranodal
M = Metastase jauh
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 13/29
13
3.3.2 KLASIFIKASI STADIUM KLINIS
Klasifikasi berdasarkan American Joint Committee on Cancer (AJCC) tahun 2010 sebagai
berikut:2,14
Primary Tumor (T)2,14
TX Primary tumor cannot be assessed.
T0 No evidence of primary tumor.
T1 Tumor ≤2 cm in greatest dimension without extraparenchymal extension.
T2 Tumor >2 cm but ≤4 cm in greatest dimension without extraparenchymal extension.
T3 Tumor >4 cm and/or tumor having extraparenchymal extension.
T4a Moderately advanced disease.
Tumor invades skin, mandible, ear canal, and/or facial nerve.
T4b Very advanced disease.
Tumor invades skull base and/or pterygoid plates and/or encases carotid artery.
Regional Lymph Nodes (N)2,14
NX Regional lymph nodes cannot be assessed.
N0 No regional lymph node metastasis.
N1 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, ≤3 cm in greatest dimension.
N2 Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but ≤6 cm in greatest dimension.
Metastases in multiple ipsilateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension.
Metastases in bilateral or contralateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension.
N2a Metastasis in a single ipsilateral lymph node, >3 cm but ≤6 cm in greatest dimension.
N2b Metastases in multiple ipsilateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension.
N2c Metastases in bilateral or contralateral lymph nodes, ≤6 cm in greatest dimension.
N3 Metastasis in a lymph node, > 6 cm in greatest dimension
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 14/29
14
Distant Metastasis (M)2,14
M0 No distant metastasis.
M1 Distant metastasis.
Anatomic Stage/Prognostic Groups2,14
Stage T N M
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N1 M0
IVA T4a N0 M0
T4a N1 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N2 M0
T4a N2 M0
IVB T4b Any N M0
Any T N3 M0
IVC Any T Any N
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 15/29
15
3.4 Etiologi
Penyebab yang pasti sampai saat ini belum di ketahui dan diteliti secara mendalam, diduga faktor
paparan bahan karsiogenik yang menjadi penyebabnya.11
3.5 Gejala Klinis
Pasien dengan tumor jinak atau keganasan derajat rendah dapat menampilkan gejala
pertumbuhan massa yang lambat untuk beberapa tahun. Keluhan penderita hanyalah benjolan
yang mudah digerakkan tanpa keluhan nyeri. Tumor jinak tersebut klinis berbatas jelas seperti
berkapsul, bebas dari jaringan sekitar dan konsistensi kenyal. Tumor jinak yang letaknya pada
lobus profundus dapat mendorong orofaring dan tonsil kearah medial.9
Pertumbuhan yang cepat dari massa, keluhan nyeri pada lesi itu dan konsistensi yang lebih
padat/keras berkaitan dengan perubahan kearah keganasan, selain itu terdapat juga tanda
keganasan seperti tumor keras dan berbatas tidak tegas, tumor yang ulseratif, tumor yang tumbuh
cepat, tumor dengan pembesaran kelenjar getah bening regional, tumor parotis dengan gambaran
metastasis ke paru-paru. Tetapai bukan sebagai alat diagnostik. Adanya parese/paralise saraf
fasialis (NVII) dan trismus umumnya sebagai indicator dari keganasan, walaupun gejala ini
hanya Nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk. Infiltrasi ke jaringan
sekitar menyebabkan terjadi fiksasi,ulserasi,trismus (infiltrasi m.masseter) dan gangguan motorik
otot mimik (infiltrasi N VII). Cabang-cabang perifer N VII berada dalam satu bidang sagital
yang berjalan di antara lobus superfisialis dan profundus parotis, ada hubunganya dengan gejala
klinis dan penanganan bedah. Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat meluas ke area
retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati ruangan
parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf cranial bagian bawah dapat terjadi berupa
disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur disekitarnya
seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksterenal, dan sendi temporomandibular. Tumor ganas
dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan parapharyngeal dan ke rangkaian jugular
bagian dalam, dan ke pre-post facial nodes.9
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 16/29
16
Gambar 5. Gambaran dari gejala klinis karsinoma parotis13
3.6 Diagnosis
Pemeriksaan Klinis
1. Anamnesa
Anamnesa dengan cara menanyakan kepada penderita atau keluarganya tentang :10
a.) Keluhan
1. Pada umumnya hanya berupa benjolan soliter, tidak nyeri, di
pre/infra/retro aurikula (tumor parotis), atau di submandibula (tumorsumandibula), atau intraoral (tumor kelenjar liur minor)
2. Rasa nyeri sedang sampai hebat (pada keganasan parotis atau
submandibula)3. Paralisis n. fasialis, 2-3% (pada keganasan parotis)
4. Disfagia, sakit tenggorok, gangguan pendengaran (lobus profundus parotis
terlibat)
5. Paralisis n.glosofaringeus, vagus, asesorius, hipoglosus, pleksussimpatikus (pada karsinoma parotis lanjut)
6. Pembesaran kelenjar getah bening leher (metastase)
b.) Perjalanan penyakit ( progresivitas penyakit)
c.) Faktor etiologi dan resiko (radioterapi kepala leher, ekspos radiasi)d.) Pengobatan yang telah diberikan serta bagaimana hasil pengobatannya
e.) Berapa lama kelambatan
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 17/29
17
2. Pemeriksaan fisik
a.) Status general10
Pemeriksaan umum dari kepala sampai kaki, tentukan :
1. penampilan (Karnofski / WHO)2. keadaan umum
adakah anemia, ikterus, periksa T,N,R,t, kepala, toraks,
abdomen, ekstremitas,vertebra, pelvis
3. apakah ada tanda dan gejala ke arah metastase jauh (paru, tulang tengkorak,
dll)
b.) Satus lokal10
1. Inspeksi (termasuk inraoral, adakah pedesakan tonsil/uvula)2. Palpasi (termasuk palpasi bimanual, untuk menilai konsistensi,
permukaan, mobilitas terhadap jaringan sekitar)3. Pemeriksaan fungsi n.VII,VIII,IX,X,XI,XII
4. c.) Status regional
10
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher ipsilateral dan kontralaeral. Bila ada
pembesaran tentukan lokasinya, jumlahnya, ukuran terbesar, dan mobilitasnya.
3.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologis (Atas Indikasi)10
1. X foto polos
X foto madibula AP/Eisler, dikerjakan bila tumor melekat tulang
Sialografi, dibuat bila ada diagnosa banding kista parotis / submandibula
X foto toraks , untuk mencari metastase jauh
2. Imaging
CT scan/ MRI, pada tumor yang mobilitas terbatas, untuk mengetahui luas
ekstensi tumor lokoregional. CT scan perlu dibuat pada tumor parotis lobus
profundus untuk mengetahui perluasan ke orofaring
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 18/29
18
Pemeriksaan Laboratorium10
Pemeriksaan laboratorium rutin, seperti: darah, urine, SGOT/SPT, alkali fosfatase, BUN/
kreatinin, globulin, albumin, serum elektrolit, faal hemostasis, untuk menilai keadaan umum dan persiapan operasi.
Pemeriksaan Patologi10
1. FNA
Belum merupakan pemeriksaan baku.
Pemeriksaan ini harus ditunjang oleh ahli sitopatologi handal yang khusus
menekuni pemeriksaan kelenjar liur.
2. Biopsi insisional
Dikerjakan pada tumor ganas yang inoperabel.
3. Biopsi eksisional1. pada tumor parotis yang operabel dilakukan parotidektomi superfisial
2. pada tumor submandibula yang operabel dilakukan eksisi submandibula
3. pada tumor sublingual dan kelenjar liur minor yang operabel dilakukan eksisi luas
( minimal 1 cm dari batas tumor)
4. Pemeriksaan potong beku
Dikerjakan terhadap spesimen operasi pada biopsi eksisional
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 19/29
19
3.8 Diagnosis Banding
Diagnosa banding tumor jinak parotis :9
Hemangioma
Fibroma
Neurofibroma
Diagnosa banding tumor ganas parotis :9
Parotitis kronis
Limfoma maligna
Metastase pada lnn preaurikularis
3.9 Penatalaksanaan
Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi sebagai terapi
ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinoma kelenjar liur
yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun masih dalam
penelitian, dan hasilnya masih belum memuaskan.
10
A. Tumor Primer
1. Tumor operabel
a. Terapi utama ( pembedahan)10
Tumor parotis
a. parotidektomi superfisial, dilakukan pada:
tumor jinak parotis lobus superfisialis
b. parotidektomi total, dilakukan pada:
i. tumor ganas parotis yang belum ada ekstensi ekstraparenkim dan n.VII
ii. tumor jinak parotis yang mengenai lobus profundusc. parotidektomi total diperluas, dilakukan pada:
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 20/29
20
tumor ganas parotis yang sudah ada ekstensi ekstraparenkim atau n.VII
d. deseksi leher radikal (RND), dikerjakan pada:
ada metastase k.g.b.leher yang masih operabel
b. Terapi tambahan10
Radioterapi pasca bedah diberikan pada tumor ganas kelenjar liur dengan kriteria
1. high grade malignancy
2. masih ada residu makroskopis atau mikroskopis
3. tumor menempel pada syaraf ( n.fasialis, n.lingualis, n.hipoglosus, n.asesorius)
4. setiap T3,T4
5. karsinoma residif
6. karsinoma parotis lobus profundus
Radioterapi sebaiknya dimulai 4-6 minggu setelah pembedahan untuk memberikan
penyembuhan luka operasi yang adekwat, terutama bila telah dikerjakan alih tandur
syaraf.
- radioterapi lokal diberikan pada lapangan operasi meliputi bekas insisi sebanyak 50
Gy dalam 5 minggu.- Radioterapi regional/leher ipsilateral diberikan pada T3,T4, atau high grade
malignancy
2. Tumor inoperabel
a. Terapi utama10
Radioterapi : 65 – 70 Gy dalam 7-8 minggu
b. Terapi tambahan10
Kemoterapi :
a. Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cystic carcinoma, adenocarcinoma, malignantmixed tumor, acinic cell carcinoma)
-adriamisin 50mg/m2 iv pada hari 1
-5 fluorourasil 500mg/m2 iv pada hari 1 diulang tiap 3minggu
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 22/29
22
b. Untuk jenis karsinoma sel skwamous ( squamous cell carcinoma, mucoepidermoid
carcinoma)
-methotrexate 50mg/m2 iv pd hari ke 1 dan 7 diulang tiap
-sisplatin 100mg/m2 iv pada hari ke 2 3 minggu
Bagan Penanganan Tumor Parotis Operabel dengan (N) Secara Klinis Negatif 10
Parotidektomi superfisial
Tumor parotis (N negatif)
Potong beku
Parotidektomi total + sampling
k.g.b subdigastrikus
Stop
Jinak Ganas
Stop
Potong beku
Meta k.g.b (+)Meta k.g.b (-)
RND
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 23/29
23
N positif bilateral : RND dapat dikerjakan satu tahap dengan preservasi 1
v.jugularis interna atau dikerjakan 2 tahap dengan jarak waktu
3-4 minggu.
operabel
T di operasi T di radioterapi
inoperabel
Preoperatif
operabelRadioterapi
lokoregional*
Diseksi leher radikal (RND)
dengan/tanpa radioterapi
lokoregional*
inoperabel
T dioperasi T diradioterapi
Sisa (+)Radioterapi
lokoregional +
(sitostatika)
Sisa (-)
ND parsial/RND
modifikasi
Sitostatika
T (+)T (-)
Diseksi lehe
radikal (RND) +
radioterapi
lokoregional
Radioterapi
lokoregional
(N) Positif
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 24/29
24
*) Indikasi radioterapi ajuvan pada leher setelah RND10
:
1. Kelenjar getah bening yang mengandung metastase > 1 buah
2. Diameter kelenjar getah bening > 3 cm
3. Ada pertumbuhan ekstrakapsuler
4. High grade malignancy
sitostatika
+
paliatif (bila perlu):
operasi (trakeotomi,gastrostomi)
radioterapi
medikamentosa
M POSITIF
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 25/29
25
Bagan Penanganan Tumor Kelenjar Liur Yang Residif 10
:
Residif lokal/regional/jauh (metastase) penanganannya dirujuk ke penanganan T/N/M seperti
skema yang bersangkutan
PROSEDUR FOLLOW UP
Jadwal follow up dianjurkan sebagai berikut10
:
1) Dalam 3 tahun pertama : setiap 3 bulan
2) Dalam 3-5 tahun : setiap 6 bulan
3) Setelah 5 tahun : setiap tahun sekali untuk seumur hidup
Pada follow up tahunan, penderita diperiksa secara lengkap, fisik, X-foto toraks, USG hepar,
dan bone scan untuk menentukan apakah penderita betul bebas dari kanker atau tidak.
TUMOR RESIDIF
operabel
operasi
inoperabelinoperabel
sitostatika
operabel
Operasi +
radioterapi
radioterapi
Terapi sebelumnya : radioterapiTerapi sebelumnya: operatif
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 26/29
26
Pada follow up ditentukan10
:
1) Lama hidup dalam tahun dan bulan
2) Lama interval bebas kanker dalam tahun dan bulan
3) Keluhan penderita
4) Status umum dan penampilan
5) Status penyakit : (1) Bebas kanker
(2) Residif
(3) Metastase
(4) Timbul kanker atau penyakit baru
6) Komplikasi terapi
7) Tindakan atau terapi yang diberikan
3.10 Prognosa
Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul residif lokal. Hal ini terutama dapat
terjadi jika hanya dikerjakan enukleasi sederhana. Pada operasi ulang terdapat kemungkinan
yang lebih besar kerusakan saraf penting seperti nervus fasialis dan dalam beberapa kasus residif
demikian adalah maligna.9
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology, perluasan lokal dan besarnya
tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum penanganan tumor maligna telah ada
kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya lebih buruk. Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%,
namun hal ini masih tetap tergantung kepada histologinya.9
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 27/29
27
BAB IV
RINGKASAN
1. Karsinoma parotis adalah, karsinoma didefinisikan sebagai pembengkakan abnormal
dalam tubuh yang disebabkan oleh neoplasma ganas, yang timbul dan berkembang
biaknya sel secaara tidak terkendali sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan
fungsi organ tempat tumbuhnya. Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang
terletak di depan telinga.
2. Klasifikasi dari karsinoma parotis di bagi menjadi klasifikasi histopatologis dan
klasifikasi stadium klinis, klasifikasi histopatologi di bagi menjadi 2 macam yaitu,klasifikasi histopatologi WHO/AJCC dan histopatologi menurut grade WHO/AJCC.
3. Menurut pembagian klasifikasi histopatologi menurut grade WHO/AJCC jenis tumor
ganas yang tersering adalah mucoepidermoid,adenocarcinoma, dan adenoid cystic
carcinoma.
4. Gejala klinis dari karsinoma parotis adalah tumor keras dan berbatas tidak tegas, tumor
yang ulseratif, tumor yang tumbuh cepat, tumor dengan pembesaran kelenjar getah
bening regional, tumor parotis dengan gambaran metastasis ke paru-paru. Adanya
parese/paralise saraf fasialis (NVII) dan trismus umumnya sebagai indicator dari
keganasan, walaupun gejala ini Tumor ganas pada kelenjar parotis dapat meluas ke area
retromandibular dari parotis dan dapat menginvasi lobus bagian dalam, melewati ruangan
parapharyngeal. Akibatnya, keterlibatan dari saraf cranial bagian bawah dapat terjadi
berupa disfagia, sakit dan gejala pada telinga. Lebih lanjut lagi dapat melibatkan struktur
disekitarnya seperti tulang petrosus, kanal auditorius eksterenal, dan sendi
temporomandibular. Tumor ganas dapat bermetastasis ke kelenjar limfe melalui ruangan
parapharyngeal dan ke rangkaian jugular bagian dalam, dan ke pre-post facial nodes.
5. Diagnosis karsinoma parotis dapat ditegakan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.
6. Terapi pilihan utama untuk tumor kelenjar liur ialah pembedahan. Radioterapi sebagai
terapi ajuvan pasca bedah diberikan hanya atas indikasi, atau diberikan pada karsinomakelenjar liur yang inoperabel. Kemoterapi hanya diberikan sebagai ajuvan, meskipun
masih dalam penelitian, dan hasilnya masih belum memuaskan.
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 28/29
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Adams LG, Boies RL, Paparella MM. Dalam: Buku Ajar Penyakit THT , Ed.6. Jakarta :
EGC, 1997: 305-319
2. AJCC Cancer Staging Manual. 7th ed. New York, NY: Springer, 2010, pp 79-86
3. Bardia Amirlak, MD;2011.Malignant parotid tumor.
http://emedicine.medscape.com/article/1289616-overview 1 Febuari 2013
4. Evelyn C pearce. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: Gramedia, halaman
182,183
5. Francis B. Quinn, Jr., MD and Matthew W. Ryan, MD.2002.Salivary Gland Neoplasms.
http://www.utmb.edu/otoref/grnds/salivary-020626/salivary-020626.htm 1 Febuari 2013
6. Lalwani Kanil: Malignant Diseases of the Salivary Glands. In Current diagnosis &
treatment in otolaryngology: head & neck surgery. Volume Chapter 18. McGraw-Hill
Medical; 2008.
7. Omar faiz dan david Moffat. At a glance anatomi. Erlangga, halaman 145
8. Satish Keshav. Dalam: The Gastrointestinal System At A Glance. Australia: BlackwellScience Ltd, 2004: 14-15
9. Soelarto Reksoprodjo.Kumpulan kuliah ilmu bedah universitas Indonesia,Binarupa
aksara: 359-361
10. Sunarto Reksoprawiro,2003.Penatalaksanaan Tumor / Kanker Kelenjar Liur.
http://images.kepalaleher.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SYxHyAoKCI8AA
Ah2Rlk1/Kanker%20Kelenjar%20Liur.doc?key=kepalaleher:journal:84&nmid=1936921
59 1 Febuari 2013
11. Ho et al. Head & Neck Oncology 2011, 3:40
http://www.headandneckoncology.org/content/3/1/40 1 Febuari 2013
12. Wim de jong.2005. Buku ajar ilmu bedah.EGC: 131
13. http://www.freemd.com/parotid-carcinoma/treatment-specialist.htm 1 Febuari 2013
8/13/2019 referat karsinoma parotis
http://slidepdf.com/reader/full/referat-karsinoma-parotis 29/29
14. http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/salivarygland/HealthProfessional/201
2 1 Febuari 2013
15. http://yayasankankerindonesia.org/2012/yki-jakarta-race/ 1 Febuari 2013