REFERAT HNP LIDlidfix
-
Upload
lida-arlini -
Category
Documents
-
view
60 -
download
0
description
Transcript of REFERAT HNP LIDlidfix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya yang telah
diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Hernia
Nukleus Pulposus” tepat pada waktunya. Presentasi kasus ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas yang diberikan di kepaniteraan klinik bagian Ilmu penyakit Saraf
Fakultas Kedokteran UKI Rumah Sakit Umum UKI Periode 04 Oktober 2014 – 08
November 2014.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
dr. Tumpal A Siagian, Sp.S selaku pembimbing dalam penyususan referat ini dan
telah menyempatkan waktunya untuk membimbing penyusunan kasus ini. Dan teman–teman
serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan presentasi kasus ini.
Saya menyadari presentasi kasus ini banyak kekurangannya dan jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang bisa membantu untuk membangun
dan bermanfaat untuk presentasi kasus ini, apabila ada kesalahan, saya mohon maaf.
Jakarta, 10 Oktober 2014
Lida Arlini
(10-048)
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 1KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Hernia Nukleus Pulposus (HNP) merupakan salah satu dari sekian banyak “Low Back
Pain” akibat proses degeneratif yang ditemukan di masyarakat. Prevalensinya berkisar antara
1-2% dari populasi. Laki-laki dan wanita memiliki resiko yang sama dalam mengalami HNP,
dengan awitan paling sering antara usia 30 dan 50 tahun. HNP merupakan penyebab paling
umum kecacatan akibat kerja pada mereka yang berusia di bawah 45 tahun. Nyeri pinggang
yang diderita pasien usia kurang dari 55 atau 60 tahun adalah disebabkan oleh HNP,
sedangkan yang berusia lebih tua nyeri pinggang disebabkan oleh osteoporosis, fraktur
kompresi, dan fraktur patologis. 1
HNP lumbalis paling sering (90%) mengenai diskus intervertebralis L5-S1 dan L4-
L5, sedangkan 10% sisanya terjadi didaerah L3-L4. Pasien HNP lumbal seringkali mengeluh
rasa nyeri menjadi bertambah pada saat melakukan aktivitas seperti duduk lama,
membungkuk, mengangkat benda yang berat, juga pada saat batuk, bersin dan mengejan.
Biasanya nyeri belakang punggung oleh karena HNP akan membaik dalam waktu kira-kira 6
minggu. 1
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 2KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) ANATOMI DAN FISIOLOGI VERTEBRAE
Anatomi tulang belakang perlu diketahui agar dapat menentukan elemen yang
terganggu pada timbulnya keluhan nyeri punggung bawah.
Columna vertebralis adalah pilar utama tubuh. Merupakan struktur fleksibel
yang dibentuk oleh tulang-tulang tak beraturan, disebut vertebrae.1
Vertebrae dikelompokkan sebagai berikut :
- Cervicales (7)
- Thoracicae (12)
- Lumbales (5)
- Sacroles (5, menyatu membentuk sacrum)
- Coccygeae (4, 3 yang bawah biasanya menyatu)
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 3KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Tulang vertebrae merupakan struktur kompleks yang secara garis besar terbagi
atas 2 bagian. Bagian anterior tersusun atas korpus vertebra, diskus intervertebralis
(sebagai artikulasi), dan ditopang oleh ligamentum longitudinale anterior dan
posterior. Sedangkan bagian posterior tersusun atas pedikel, lamina, kanalis
vertebralis, serta prosesus tranversus dan spinosus yang menjadi tempat otot
penyokong dan pelindung kolumna vertebrale. Bagian posterior vertebrae antara satu
dan lain dihubungkan dengan sendi apofisial (fascet joint).1
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 4KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Tulang vertebrae ini dihubungkan satu sama lainnya oleh ligamentum dan
tulang rawan. Bagian anterior colu mna vertebralis terdiri dari corpus vertebrae yang
dihubungkan satu sama lain oleh diskus fibrokartilago yang disebut discus
invertebralis dan diperkuat oleh ligamentum longitudinalis anterior dan ligamentum
longitudinalis posterior.1,2
Diskus invertebralis menyusun seperempat panjang columna vertebralis.
Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat dimana banyak terjadi
gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai sendi dan shock absorber agar
kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi trauma.1,2
Diskus intervertebralis menghubungkan korpus vertebra satu sama lain dari
servikal sampai lumbal/sacral. Diskus ini berfungsi sebagai penyangga beban dan
peredam kejut (shock absorber).1,2
Diskus intervertebralis terdiri dari dua bagian utama yaitu:
1. Anulus fibrosus, terbagi menjadi 3 lapis:
Lapisan terluar terdiri dari lamella fibro kolagen yang berjalan
menyilang konsentris mengelilingi nucleus pulposus sehingga
bentuknya seakan akan menyerupai gulungan per (coiled spring)
Lapisan dalam terdiri dari jaringan fibro kartilagenus
Daerah transisi.
Mulai daerah lumbal 1 ligamentum longitudinal posterior makin
mengecil sehingga pada ruang intervertebra L5-S1 tinggal separuh dari
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 5KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
lebar semula sehingga mengakibatkan mudah terjadinya kelainan
didaerah ini.1,2
2. Nucleus Pulposus
Nukleus Pulposus adalah suatu gel yang viskus terdiri dari
proteoglycan (hyaluronic long chain) mengandung kadar air yang tinggi
(80%) dan mempunyai sifat sangat higroskopis. Sifat setengah cair dari
nukleus pulposus, memungkinkannya berubah bentuk dan vertebrae dapat
mengjungkit kedepan dan kebelakang diatas yang lain, seperti pada flexi
dan ekstensi columna vertebralis.1,2
Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan menahan
tekanan/beban. Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang
secara progresif dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi
perubahan degenerasi yang ditandai dengan penurunan vaskularisasi
kedalam diskus disertai berkurangnya kadar air dalam nucleus sehingga
diskus mengkerut dan menjadi kurang elastic.1,2
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 6KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Diskus intervertebralis, baik anulus fibrosus maupun nukleus pulposusnya
adalah bangunan yang tidak peka nyeri. Bagian yang merupakan bagian peka
terhadap rasa nyeri adalah:
Lig. Longitudinale anterior
Lig. Longitudinale posterior
Corpus vertebra dan periosteumnya
Articulatio zygoapophyseal
Lig. Supraspinosum
Fasia dan otot
Stabilitas vertebrae tergantung pada integritas korpus vertebra dan diskus
intervertebralis serta dua jenis jaringan penyokong yaitu ligamentum (pasif) dan otot
(aktif). Untuk menahan beban yang besar terhadap kolumna vertebrale ini stabilitas
daerah pinggang sangat bergantung pada gerak kontraksi volunter dan refleks otot-
otot sakrospinalis, abdominal, gluteus maksimus, dan hamstring.1,2
Dengan bertambahnya usia, kadar air nukleus pulposus menurun dan diganti
oleh fibrokartilago. Sehingga pada usia lanjut, diskus ini tipis dan kurang lentur, dan
sukar dibedakan dari anulus. Ligamen longitudinalis posterior di bagian L5-S1 sangat
lemah, sehingga HNP sering terjadi di bagian postero lateral.1,2
2. PENGERTIAN
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 7KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah suatu penyakit, dimana bantalan
lunak diantara ruas-ruas tulang belakang (soft gel disc atau Nucleus Pulposus)
mengalami tekanan di salah satu bagian posterior atau lateral sehingga nucleus
pulposus pecah dan luruh sehingga terjadi penonjolan melalui anulus fibrosus ke
dalam kanalis spinalis dan mengakibatkan penekanan radiks saraf .3
Penyakit HNP ini bisa terjadi pada seluruh ruas tulang belakang, mulai dari
tulang leher sampai tulang ekor (cervical, thorakal, lumbal atau sacrum). Herniasi
diskus dapat terjadi pada dua sisi, tetapi lebih sering terjadi pada satu sisi. Keluhan
nyeri dapat unilateral, bilateral atau bilateral tetapi lebih berat ke satu sisi. Daerah
sakitnya tergantung di mana terjadi penjepitan, semisal di leher maka akan terjadi
migrain atau sakit sampai ke bahu. Bisa juga terjadi penjepitan di tulang ekor, maka
akan terasa sakit seperti otot ketarik pada bagian paha atau betis, kesemutan, sakit
pinggang yang menjalar ke tungkai bawah sesuai dengan distribusi dermatof saraf
yang terkena terutama pada saat aktifitas mengangkat beban yang berat dan
membungkuk, bahkan bisa sampai pada kelumpuhan. Penderita penyakit ini sering
mengeluh hernia diskus lebih banyak terjadi pada daerah lumbosakral, namun juga
dapat terjadi pada daerah servikal dan thorakal tetapi kasusnya jarang terjadi. HNP
dapat terjadi pada semua usia, rata-rata 35 - 45 tahun.3
3. ETIOLOGI
Penyebab utama terjadinya HNP adalah cidera, cidera dapat terjadi karena
terjatuh tetapi lebih sering karena posisi menggerakkan tubuh yang salah. Pada posisi
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 8KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
gerakan tulang belakang yang tidak tepat maka sekat tulang belakang akan
terdorong ke satu sisi dan pada saat itulah bila beban yang mendorong cukup besar
akan terjadi robekan pada annulus pulposus yaitu cincin yang melingkari nucleus
pulposus dan mendorongnya merosot keluar sehingga disebut hernia nucleus
pulposus. Sebenarnya cincin (annulus) sudah terbuat sangat kuat tetapi pada pasien
tertentu di bagian samping belakang (posterolateral) ada bagian yang lemah (locus
minoris resistentiae).4
Contoh kejadian sehari-hari yang dapat membuat terjadinya HNP adalah
sebagai berikut:
Mengambil benda yang jatuh dilantai.
Mengejar bola yang cukup jauh dengan ayunan langkah yang tidak akurat saat
tennis.
Mengepel lantai.
Tergelincir saat berjalan.
Melompat.
Mengambil sesuatu di atas lemari.
Membungkuk tiba-tiba.
Tiba-tiba berlari mengejar sesuatu.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 9KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Berpijit dan punggungnya di injak-injak.
Beberapa contoh kejadian sehari-hari diatas kadang-kadang begitu saja terjadi,
tidak disengaja. Sehingga unsur ketidak sengajaan dan tiba-tiba memainkan peran
yang menonjol tercetusnya HNP.
Bisa juga terjadi karena adanya spinal stenosis, ketidakstabilan vertebra
karena salah posisi, mengangkat, pembentukan osteophyte, degenerasi dan degidrasi
dari kandungan tulang rawan annulus dan nucleus mengakibatkan berkurangnya
elastisitas sehingga mengakibatkan herniasi dari nucleus hingga annulus.4,5
4. FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
a. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi.
b. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita.
c. Riwayat cidera punggung atau HNP sebelumnya.5,6
Faktor risiko yang dapat dirubah
a. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau menarik
barang-barang serta, sering membungkuk atau gerakan memutar pada punggung,
latihan fisik yang berat, paparan pada vibrasi yang konstan seperti supir.
b. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak berlatih, latihan yang
berat dalam jangka waktu yang lama.
c. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu kemampuan diskus
untuk menyerap nutrien yang diperlukan dari dalam darah.
d. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut dapat menyebabkan
strain pada punggung bawah.
e. Batuk lama dan berulang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi:
a. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.
b. Kondisi lingkungan kerja yaitu licin, kasar, naik atau turun.
c. Keterampilan pekerja.
d. Peralatan kerja beserta keamanannya.5,6
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 10KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
5. KLASIFIKASI
Macnab’s Classification membagi HNP berdasarkan pemeriksaan MRI
menjadi :
Bulging Disc, suatu penonjolan atau konveksitas dari diskus melewati batas diskus
tetapi anulus tetap intak.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 11KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Proalapsed Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang
mengalami robekan yang tidak komplit.
Extruded Disc, suatu penonjolan dari diskus melalui annulus fibrosus yang
mengalami robekan komplit, dan nucleus pulposus mendesak ligamentum
longitudinalis posterior.
Sequesteres Disc, sebagian dari nucleus pulposus keluar melalui annulus fibrosus
yang telah robek, kehilangan kontinuitas dengan nucleuos pulposus yang berada
didalam diskus dan telah berada dalam kanal.
Menurut lokasi penonjolan Nucleous Pulposus, terdapat 3 tipe :
Central, tidak selalu didapatkan gejala radikular. Dapat menimbulkan gangguan
pada banyak akar saraf bila mengenai cauda equina atau nielopati apabila
mengenai medula spinalis.
Posterolateral, pada umunya terjadi pada vertebra lumbalis sehubungan dengan
menipisnya ligamentum longitudalis posterior pada daerah tersebut, misal HNP
vertebra L4-L5 akan menimbulkan iritasi pada akar saraf L5.
Far-laterall foraminal, tidak selalu didapatkan gejala nyeri punggung bawah.
Mengenai akar saraf yang terekat, misal HNP vertebra L4-L5 akan mengenai
akar saraf L4.
Berdasarkan lesi terkenanya terbagi atas :
Hernia Lumbosacralis
Penyebab terjadinya lumbal menonjol keluar, bisanya oleh kejadian luka pada
posisi fleksi, tapi perbandingan yang sesungguhnya pada pasien non trauma
adalah kejadian yang berulang. Proses penyusutan nucleus pulposus pada
ligamentum longitudinal posterior dan annulus fibrosus dapat diam di tempat atau
ditunjukkan atau dimanifestasikan dengan ringan, penyakit lumbal yang sering
kambuh. Bersin, gerakan tiba-tiba, biasa dapat menyebabkan nucleus pulposus
prolaps, mendorong ujungnya atau jumbainya dan melemahkan anulus posterior.
Pada kasus berat penyakit sendi, nucleus menonjol keluar sampai anulus atau
menjadi “extruded” dan melintang sebagai potongan bebas pada canalis
vertebralis. Lebih sering, fragmen dari nucleus pulposus menonjol sampai pada
celah anulus, biasanya terjadi pada satu sisi atau lainnya (kadang-kadang
ditengah), dimana mereka mengenai sebuah serabut atau beberapa serabut saraf.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 12KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Tonjolan yang besar dapat menekan serabut-serabut saraf melawan apophysis
artikuler.
Hernia Servikalis
Keluhan utama nyeri radikuler pleksus servikobrakhialis. Penggerakan kolumma
vertebralis servikal menjadi terbatas, sedang kurvatural yang normal menghilang.
Otot-otot leher spastik, kaku kuduk, refleks biseps yang menurun atau
menghilang. Hernia ini melibatkan sendi antara tulang belakang dari C5 dan C6
dan diikuti C4 dan C5 atau C6 dan C7. Hernia ini menonjol keluar posterolateral
mengakibatkan tekanan pada pangkal syaraf. Hal ini menghasilkan nyeri radikal
yang mana selalu diawali dengan beberapa gejala dan mengacu pada kerusakan
kulit.
Hernia Thorakalis
Hernia ini jarang terjadi dan selalu berada digaris tengah hernia. Gejala-
gejalannya terdiri dari nyeri radikal pada tingkat lesi yang parastesis. Hernia dapat
menyebabkan melemahnya anggota tubuh bagian bawah, membuat kejang
paraparese, kadang-kadang serangannya mendadak dengan paraparese.6
6. PATOFISIOLOGI
Melengkungnya punggung ke depan akan menyebabkan menyempitnya atau
merapatnya tulang belakang bagian depan, sedangkan bagian belakang merenggang,
sehingga nucleus pulposus akan terdorong ke belakang.
Prolapsus discus intervertebralis, hanya yang terdorong ke belakang yang
menimbulkan nyeri, sebab pada bagian belakang vertebra terdapat serabut saraf spinal
serta akarnya, dan apabila tertekan oleh prolapsus discus intervertebralis akan
menyebabkan nyeri yang hebat pada bagian pinggang, bahkan dapat menyebabkan
kelumpuhan anggota bagian bawah
Herniasi atau ruptur dari discus intervertebra adalah protrusi nucleus pulposus
bersama beberapa bagian anulus ke dalam kanalis spinalis atau foramen
intervertebralis. Karena ligamentum longitudinalis anterior jauh lebih kuat daripada
ligamentum longitudinalis posterior, maka herniasi diskus hampir selalu terjadi ke
arah posterior atau posterolateral. Herniasi tersebut biasanya menggelembung berupa
massa padat dan tetap menyatu dengan badan diskus, walaupun fragmen-fragmennya
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 13KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
kadang dapat menekan keluar menembus ligamentum longitudinalis posterior dan
masuk lalu berada bebas ke dalam kanalis spinalis. Perubahan morfologik pertama
yang terjadi pada diskus adalah memisahnya lempeng tulang rawan dari korpus
vertebra di dekatnya.
Pada tahap pertama sobeknya anulus fibrosus itu bersifat sirkumferensial.
Karena adanya gaya traurnatik yang berulang, sobekan itu menjadi lebih besar dan
timbul sobekan radial. Apabila hal ini telah terjadi, maka risiko HNP hanya
menunggu waktu dan bisa terjadi pada trauma berikutnya. Gaya presipitasi itu dapat
diasumsikan seperti gaya traumatik ketika hendak menegakkan badan waktu
terpeleset, mengangkat benda berat, dan sebagainya.
Menjebolnya (herniasi) nukleus pulposus dapat mencapai ke korpus tulang
belakang di atas atau di bawahnya. Bisa juga menjebol langsung ke kanalis
vertebralis. Sobekan sirkumferensial dan radial pada annulus fibrosus diskus
intervertebralis berikut dengan terbentuknya nodus Schmorl atau merupakan kelainan
yang mendasari low back pain subkronis atau kronis yang kemudian disusul oleh
nyeri sepanjang tungkai yang dikenal sebagai iskhialgia atau siatika. Menjebolnya
nukleus pulposus ke kanalis vertebralis berarti bahwa nucleus pulposus menekan
radiks yang bersama-sama dengan arteria radikularis yang berada dalam lapisan
dura. Hal itu terjadi jika penjebolan berada di sisi lateral. Tidak akan ada radiks yang
terkena jika tempat herniasinya berada di tengah. Pada tingkat L2, dan terus ke bawah
tidak terdapat medula spinalis lagi, maka herniasi yang berada di garis tengah tidak
akan menimbulkan kompresi pada kolumna anterior. Setelah terjadi HNP, sisa diskus
intervertebral ini mengalami lisis, sehingga dua korpora vertebra bertumpang tindih
tanpa ganjalan.7
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 14KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Kemampuan menahan air dari nucleus pulposus berkurang secara progresif
dengan bertambahnya usia. Mulai usia 20 tahun terjadi perubahan degenerasi yang
ditandai dengan penurunan vaskularisasi kedalam diskus disertai berkurangnya kadar
air dalam nucleus sehingga diskus mengkerut dan menjadi kurang elastis.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 15KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Sela intervertebra lumbal L4-L5 dan L5-S1 adalah yang paling sering terkena,
terutama L5-S1. Sedangkan L3-L4 merupakan urutan berikutnya. Ruptur diskus
lumbal yang lebih tinggi jarang dan hampir selalu akibat trauma masif. Karena
hubungan anatomis pada vertebra lumbal, protrusi diskus biasanya menekan radiks
saraf yang muncul satu vertebra di bawahnya. Jika terdapat fragmen diskus bebas,
biasanya mengenai radiks yang muncul di atas diskus yang mengalami herniasi.
Sebagian besar HNP terjadi pada L4-L5 dan L5-S1 karena:
Daerah lumbal, khususnya daerah L5-S1 mempunyai tugas yang berat, yaitu
menyangga berat badan. Diperkirakan 75% berat badan disangga oleh sendi
L5-S1.
Mobilitas daerah lumabal terutama untuk gerak fleksi dan ekstensi sangat
tinggi. Diperkirakan hampir 57% aktivitas fleksi dan ekstensi tubuh dilakukan
pada sendi L5-S1.
Daerah lumbal terutama L5-S1 merupakan daerah rawan karena ligamentum
longitudinal posterior hanya separuh menutupi permukaan posterior diskus.
Arah herniasi yang paling sering adalah postero lateral.
Selain itu serabut menjadi kotor dan mengalami hialisasi yang membantu
perubahan yang mengakibatkan herniasi nucleus pulpolus melalui anulus dengan
menekan akar–akar saraf spinal. Pada umumnya herniassi paling besar kemungkinan
terjadi di bagian koluma yang lebih banyak bergerak (Perbatasan Lumbo Sakralis
dan Servikotoralis).
Sebagian besar dari HNP terjadi pada lumbal antara VL 4 sampai L 5, atau L5
sampai S1. Arah herniasi yang paling sering adalah posterolateral. Karena radiks saraf
pada daerah lumbal miring kebawah sewaktu berjalan keluar melalui foramena
neuralis, maka herniasi discus antara L 5 dan S 1.
Perubahan degeneratif pada nukleus pulpolus disebabkan oleh pengurangan
kadar protein yang berdampak pada peningkatan kadar cairan sehingga tekanan intra
distal meningkat, menyebabkan ruptur pada anulus dengan stres yang relatif kecil
(Partono Muki, 2009; Sylvia,1991).
Sedang M. Istiadi (1986) mengatakan adanya trauma baik secara langsung atau
tidak langsung pada diskus intervertebralis akan menyebabkan komprensi hebat dan
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 16KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
herniasi nucleus pulposus (HNP). Nukleus yang tertekan hebat akan mencari jalan
keluar, dan melalui robekan anulus tebrosus mendorong ligamentum longitudinal
maka terjadilah herniasi.
Protrusi atau ruptur nucleus pulposus biasanya didahului dengan perubahan
degeneratif yang terjadi pada proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam
diskus menurunkan kandungan air nukleus pulposus. Perkembangan pecahan yang
menyebar di anulus melemahkan pertahanan pada herniasi nucleus. Setelah trauma
(jatuh, kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat) kartilago dapat
cidera.7
7. MANIFESTAI KLINIK
Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang terkena. Gejala
klinis yang paling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler sepanjang perjalanan
nervus iskhiadikus). Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut
menjalar sampai di bawah lutut. Bila saraf sensorik yang besar terkena akan timbul
gejala kesemutan atau rasa tebal sesuai dengan dermatomnya. Pada kasus berat dapat
terjadi kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 17KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
(APR). Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi,
defekasi dan fungsi seksual.
Sindrom kauda equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga
menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi perianal (anus), paralisis
kandung kemih, dan kelemahan sfingter ani. Sakit pinggang yang diderita pun akan
semakin parah jika duduk, membungkuk, mengangkat beban, batuk, meregangkan
badan, dan bergerak. Istirahat dan penggunaan analgetik akan menghilangkan sakit
yang diderita.
Keluhan awal biasanya nyeri punggung bawah (low back pain) yang onsetnya
perlahan-lahan, bersifat tumpul atau terasa tidak enak, sering intermitten, walaupun
kadang-kadang nyeri tersebut onsetnya mendadak dan berat. Nyeri ini terjadi akibat
regangan ligamentum longitudinalis posterior, karena diskus itu sendiri tidak
memiliki serabut nyeri. Nyeri tersebut khas yaitu diperhebat oleh aktivitas dan
pengerahan tenaga serta mengedan, batuk, atau bersin. Nyeri ini biasanya menghilang
bila berbaring pada sisi yang tidak terkena dengan tungkai yang sakit difleksikan.
Sering terdapat spasme refleks otot-otot paravertebra yang menyebabkan nyeri dan
membuat pasien tidak dapat berdiri tegak secara penuh.
Ada jenis yang akut dan ada jenis yang berlangsung perlahan. Jenis yang
berlangsung perlahan kadang-kadang lebih lama sembuhnya. Nyeri bersifat tumpul
dan semakin bertambah bila pinggang bergerak, ketika berjalan pasien akan
memiringkan tubuh ke arah badan yang sehat semata-mata bertujuan untuk
membuka ruang lebih luas bagi bagian ruas tulang belakang yang bermasalah.
Setelah periode waktu tertentu, timbul nyeri pinggul dan sisi posterior atau
posterolateral paha serta tungkai sisi yang terkena, yang biasanya disebut skiatika atau
iskialgia. Ada kalanya pasien mengeluh nyeri pada tepi luar telapak kaki (S1) dan
tepi luar betis dan paha dalam (L3-L4-L5). Ini semua bergantung pada radian saraf
pinggang yang terkena dorongan dari nucleus pulposus yang merosot tersebut. Pasien
tidak tahan duduk lama apalagi bila duduk bersila. Sebentar-sebentar pasien akan
menjulurkan kaki, gejala ini sering disertai rasa baal dan kesemutan yang menjalar ke
bagian kaki yang dipersarafi oleh serabut sensorik radiks yang terkena. Kekuatan otot
tungkai pada umumnya tidak terlalu terganggu, namun sensasi raba mungkin dapat
berkurang.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 18KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Pada keadaan yang tidak lazim dimana protrusi diskus sentral terjadi dengan
adanya kanalis spinalis yang sempit pada regio lumbal, kompresi kauda ekuina dapat
timbul, dengan paraparesis dan hilangnya tonis sfingter. Sindrom klaudikasio palsu
telah dilaporkan dengan nyeri tungkai bila beraktivitas, akibat sekunder dari
kompresi intermitten kauda ekuina
Tanda dan gejala yang spesifik pada berbagai jenis HNP adalah :
a. Henia Lumbosakralis
Gejala pertama biasanya low back pain yang mula-mula berlangsung dan periodik
kemudian menjadi konstan. Rasa nyeri di provokasi oleh posisi badan tertentu,
ketegangan hawa dingin dan lembab, pinggang terfikasi sehingga kadang-kadang
terdapat skoliosis. Gejala patognomonik adalah nyeri lokal pada tekanan atau
ketokan yang terbatas antara 2 prosesus spinosus dan disertai nyeri menjalar
kedalam bokong dan tungkai. Low back pain ini disertai rasa nyeri yang menjalar
ke daerah iskhias sebelah tungkai (nyeri radikuler) dan secara refleks mengambil
sikap tertentu untuk mengatasi nyeri tersebut, sering dalam bentuk skilosis lumbal.
Sindrom sendi intervertebral lumbalis yang prolaps terdiri dari:
Kekakuan atau ketegangan, kelainan bentuk tulang belakang.
Nyeri radiasi pada paha, betis dan kaki.
Kombinasi paresthesiasi, lemah, dan kelemahan refleks.
b. Hernia Servicalis
Parasthesi dan rasa sakit ditemukan di daerah extremitas (sevikobrachialis).
Atrofi di daerah biceps dan triceps.
Refleks biceps yang menurun atau menghilang.
Otot-otot leher spastik dan kaku kuduk.
c. Hernia thorakalis
Nyeri radikal.
Melemahnya anggota tubuh bagian bawah dapat menyebabkan kejang
paraparesis.
Serangannya kadang-kadang mendadak dengan paraplegia.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 19KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
8. PEMERIKSAAN FISIK
Secara klinis dapat dilakukan beberapa gerakan seperti:
a. Tes Lasegue
Tes Lasegue disebut juga tes Straight Leg Raising (SLR) test. Caranya adalah
dengan membaringkan pasien dan kemudian satu tungkai lurus diatas
pembaringan meja periksa dan satu tungkai diangkat keatas. Pasien akan menjerit
kesakitan pada saat tungkai diangkat tinggi sebelum mencapai sudut 70 derajat.
Pada keadaan seperti ini dikatakan tes Laseque positif. Bila tes Lasegue positif
maka hampir dapat dikatakan HNP positif. Bila tungkai kanan diangkat terasa
sakit maka disebut tes Lasegue kanan positif berarti lesi HNP di kanan.
Sebaliknya bila tes Lasegue kiri yang positif maka lesi HNP ada di sisi kiri pula.8
b. Tes Braggard
Tes Braggard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Laseque namun
ketika tungkai diangkat maka telapak kaki pasien di dorong kuat keatas
(dorsofleksi maksimal), maka akan terasa nyeri sepanjang tungkai.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 20KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
c. Tes Siccard
Tes Siccard dilakukan dengan posisi sama seperti pada tes Braggard namun
dengan ibu jari di dorong maksimal ke arah atas (dorsofleksi maksimal) dan akan
terasa nyeri sepanjang tungkai.
Ada tes lain yaitu tes Patrick dan contra Patrick tetapi justru tes ini untuk
menunjukkan bahwa penyebab nyeri pinggang bukan HNP tetapi suatu proses
arthritis. Tes yang lain adalah Valsalva, dimana pasien diminta untuk menahan nafas.
Bila terasa nyeri di pinggang dan menjalar ke tungkai disebut tes Valsalva positip dan
HNP positip. Tes Naffziger adalah dengan menekan vena jugularis jika setelah
ditekan terasa nyeri bertambah berarti terdapat HNP.5,8
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis herniasi discus antar vertebra sering dibuat hanya berdasarkan anamnesis
dan dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan fisik. Perasat-perasat untuk evaluasi
seperti mengangkat tungkai dan berjalan jinjit di atas tumit juga bermanfaat untuk
membuat diagnosis. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan
diagnosis pasti dari hernia nukleus pulposus yaitu :
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 21KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
a. Foto pinggang polos
Foto pinggang polos kadang-kadang sudah menunjukkan indikasi HNP bila sudut
ruas tulang belakang miring kesalah satu sisi. Pada umumnya bila pasien
cenderung memiringkan tubuh ke kiri maka berarti HNP di kanan. Foto polos
vertebra tidak lagi dilakukan sesering masa sebelum CT-scan. Kadang-kadang
pemeriksaan ini bermanfaat untuk menyingkirkan anomali atau deformitas
kongenital, penyakit reumatik tulang belakang, tumor metastatik atau primer. Pada
penyakit diskus, foto ini normal atau memperlihatkan perubahan degeneratif
dengan penyempitan sela intervertebra dan pembentukan osteofit.
b. Foto caudografi
Foto caudografi adalah foto dengan memberikan kontras ke dalam rongga
subarakhnoid yang dimasukkan dengan jarum pungsi lumbal antara L3-L4, L4-
L5 atau L5-S1. Setelah kontras dimasukkan maka dilakukan foto dan akan
terlihat pada foto ada bagian yang tidak terisi kontras yaitu daerah yang terkena
HNP (filling defects). Foto ini sangat populer pada tahun 1980 an namun dengan
masuknya tehnik CT Scan dan MRI (magnetic resonance imaging) mulai
berkurang permintaan untuk foto caudografi ini.
c. Foto MRI
MRI mampu memperlihatkan daerah yang terkena HNP dengan jelas tanpa
pasien merasa kesakitan, hanya proses foto cukup lama dan biaya besar. MRI
terutama bermanfaat untuk diagnosis kompresi medula spinalis atau kauda ekuina.
Alat ini sedikit kurang teliti bila dibandingkan dengan CT scan dalam hal
mengevaluasi gangguan radiks saraf.
d. Kadar serum kalsium, fosfat, alkali, dan asam fosfatase, serta kadar gula harus
diperiksa pada setiap pasien sebab penyakit tulang metabolik, tumor metastatik,
dan mononeurotis diabetik dapat menyerupai penyakit diskus intervertebra.
e. Punksi lumbal
Walaupun cairan serebrospinal dapat memperlihatkan peningkatan kadar protein
ringan dengan adanya penyakit diskus, punksi lumbal biasanya hanya kecil
manfaatnya untuk diagnostik. Jika terdapat blok spinal total, kadar protein dapat
meningkat sedikit dengan manuver Queckendstedt yang abnormal.
f. Pemeriksaan neurofisiologis
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 22KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
EMG dapat normal pada penyakit diskus, atau potensial fibrilasi dan gelombang
tajam positif dapat dijumpai pada otot-otot yang dipersarafi radiks yang terkena
setelah beberapa minggu.
g. Mielografi
Bila diagnosis sindrom diskus sudah pasti, dan tidak ada kemungkinan tumor
kauda ekuina atau beberapa kelainan lain, mielografi tidak perlu dilakukan kecuali
operasi dipertimbangkan. Mielografi untuk menentukan tingkat protrusi diskus.
h. Diskografi,namun manfaatnya belum begitu jelas karena hasilnya sulit ditafsirkan.
Malahan, prosedur ini dapat merusak diskus intervertebra.5,8
10. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis umum,
pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Ada adanya riwayat
mengangkat beban yang berat dan berulang kali, timbulnya low back pain. Gambaran
klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.
a. Anamnesis
Dalam anamnesis perlu ditanyakan kapan mulai timbulnya, bagaimana mulai
timbulnya, lokasi nyeri, sifat nyeri, kualitas nyeri, apakah nyeri yang diderita
diawali kegiatan fisik, faktor yang memperberat atau memperingan, ada riwayat
trauma sebelumnya dan apakah ada keluarga penderita penyakit yang sama. Perlu
juga ditanyakan keluhan yang mengarah pada lesi saraf seperti adanya nyeri
radikuler, riwayat gangguan miksi, lemah tungkai dan adanya saddle anestesi.
b. Pemeriksaan klinik umum
Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke ruang pemeriksaan. Cara
berjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada sisi sakit di jinjit), duduk
(pada sisi yang sehat). Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya
skoliosis, gibus dan deformitas yang lain.
c. Pemeriksaan neurologik,
Pemeriksaan sensorik.
Pemeriksaan motorik adalah dicari apakah ada kelemahan, atrofi atau
fasikulasi otot.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 23KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Pemeriksaan tendon.
Pemeriksaan yang sering dilakukan.
Tes untuk meregangkan saraf ischiadikus (tes laseque, tesbragard, tes
Sicard).
Tes untuk menaikkan tekanan intratekal (tes Nafzigger, tes Valsava).
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan neurofisiologi. Terdiri dari:
Elektromiografi (EMG) bisa mengetahui akar saraf mana yang terkena
dan sejauh mana gangguannya, masih dalam tahap iritasi atau tahap
kompresi.
Somato Sensoric Evoked Potential (SSEP)
Berguna untuk menilai pasien spinal stenosis atau mielopati
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos untuk menemukan berkurangnya tinggi diskus intervetebralis
sehingga ruang antar vertebralis tampak menyempit
Kaudografi, mielografi, CT Mielo dan MRI
Untuk membuktikan HNP dan menetukan lokasinya. MRI merupakan
standar baku emas untuk HNP.5,8
11. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mengurangi iritasi saraf, memperbaiki kondisi
fisik pasien dan melindungi serta meningkatkan fungsi tulang punggung secara
keseluruhan. Perawatan utama untuk diskus hernia adalah diawali dengan istirahat
dengan obat-obatan untuk nyeri dan anti inflamasi, diikuti dengan terapi fisik.
Dengan cara ini, lebih dari 95% penderita akan sembuh dan kembali pada
aktivitas normalnya. Beberapa persen dari penderita butuh untuk terus mendapat
perawatan lebih lanjut yang meliputi injeksi steroid atau pembedahan. Terapi
konservatif meliputi ;
a. Tirah baring
Tujuan tirah baring untuk mengurangi nyeri mekanik dan tekanan
intradiskal,lama yang dianjurkan adalah 2-4 hari. Tirah baring terlalu
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 24KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
lama akan menyebabkan otot melemah. Pasien dilatih secara bertahap
untuk kembali ke aktifitas biasa. Posisi tirah baring yang dianjurkan adalah
dengan menyandarkan punggung, lutut, dan punggung bawah pada posisi
sedikit fleksi. Fleksi ringan dari vertebra lumbosakral akan memisahkan
permukaan sendi dan memisahkan aproksimasi jaringan yang meradang.
b. Medikamentosa
Analgetik dan NSAID.
Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot.
Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian jangak
panjang dapat menyebabkan ketergantungan.
Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi
namun dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis
c. Terapi Fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di Amerika dan Inggris traksi pelvis tidak
terbukti bermanfaat. Penelitian yang membandingkan tirah baring, korset dan
traksi dengan tirah baring dan korset saja tidak menunjukkan perbedaan dalam
kecepatan penyembuhan.
Diatermi atau kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi inflamasi dan spasme
otot. keadaan akut biasanya dapat digunakan kompres dingin, termasuk bila
terdapat edema.Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun
dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau nyeri HNP
kronis. Sebagai penyangga korsetdapat mengurangi beban diskus serta dapat
mengurangi spasme.
Latihan
Direkomendasikan melakukan latihan dengan stres minimal
punggung seperti jalan kaki, naik sepeda atau berenang. Latihan lain
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 25KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
berupa kelenturan dan penguatan. Latihan bertujuan untuk
memelihara fleksibilitas fisiologik, kekuatan otot, mobilitas sendi
dan jaringan lunak. Dengan latihan dapat terjadi pemanjangan otot,
ligamen dan tendon sehingga aliran darah semakin meningkat.
Proper Body Mechanics
Pas i en pe r l u mendapa t penge t ahuan mengena i s i kap t ubuh
yang ba ik un tuk mencegah terjadinya cedera maupun nyeri.
Beberapa prinsip dalam menjaga posisipunggung adalah sebagai berikut:
o Dalam posisi duduk dan berdiri, otot perut ditegangkan,
punggung tegak danlurus. Hal ini akan menjaga kelurusan tulang
punggung.
o Ketika akan turun dari tempat tidur posisi punggung didekatkan ke pinggir
tempat tidur. Gunakan tangan dan lengan untuk mengangkat panggul dan
berubah ke posisi duduk. Pada saat akan berdiri tumpukan tangan
pada pahauntuk membantu posisi berdiri.
o Posisi tidur gunakan tangan untuk membantu mengangkat dan menggeser
posisipanggul.
o Saa t duduk , l engan memban tu menyangga badan . Saa t
akan be rd i r i badan diangkat dengan bantuan tangan sebagai
tumpuan.
o Saat mengangkat sesuatu dari lantai, posisi lutut ditekuk seperti hendak
jongkok,punggung tetap dalam keadaan lurus dengan mengencangkan otot
perut. Dengan punggung l u ru s , beban d i angka t dengan ca r a
me lu ruskan kak i . Beban yang diangkat dengan tangan diletakkan
sedekat mungkin dengan dada.
o Jika hendak berubah posisi, jangan memutar badan. Kepala, punggung dan
kakiharus berubah posisi secara bersamaan.
o Hindari gerakan yang memutar vertebra. Bila perlu, ganti wc jongkok
dengan wc duduk s eh ingga memudahkan ge rakan dan t i dak
membeban i punggung s aa t bangkit.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 26KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
d. Pembedahan
Terapi bedah berguna untuk menghilangkan penekanan dan iritasi saraf sehingga
nyeri dan gangguan fungsi akan hilang. Tindakan operatif HNP harus
berdasarkanalasan yang kuat yaitu berupa:
Defisit neurologik memburuk.
Gangguan otonom (miksi, defekasi, seksual).
Paresis otot tungkai bawah
d.1. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus
intervertebral
d.2. Laminektomi : Mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada
kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi
kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan
menghilangkan kompresi medula dan radiks.
d.3. Laminotomi : Pembagian lamina vertebra.
d.4. Disektomi dengan peleburan.
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat
untuk mengurangi tekanan terhadap nervus. Discectomy dilakukan untuk
memindahkan bagian yang menonjol dengan general anesthesia.
Hanya sekitar 2 – 3 hari tinggal dirumah sakit. Akan diajurkan
untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk mengurangi
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 27KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
resiko pengumpulan darah. Untuk sembuh total memakan waktu beberapa
minggu. Jika lebih dari satu diskus yang harus ditangani jika ada
masalah lain selain herniasi diskus. Operasi yang lebih ekstensif
mungkin diperlukan dan mungkin memerlukan waktu yang lebih lama
untuk sembuh (recovery).
d.5. Microdisectomy
Pilihan operasi lainnya meliputi mikrodiskectomy, prosedur
memindahkan fragmen of nucleated disk melalui irisan yang sangat kecil
dengan menggunakan raydan chemonucleosis. Chemonucleosis
meliputi injeksi enzim (yang disebut chy mopapa in ) ke da l am
he r n i a s i d i skus un tuk me la ru tkan sub s t a ns i ge l a t i n yan g
menonjol. Prosedur ini merupakan salah satu alternatif disectomy
pada kasus-kasus tertentu.
PROGNOSA (Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan
terapi konservatif.
Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun sudah diterapi.
Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama nyeri tungkai, kemungkinan
terjadinya kekambuhan adalah 5%.
12. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus adalah atrofi otot-
otot ekstremitas inferior. Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf
yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4 menyebabkan atrofi pada m.quadriceps
femoris, lesi pada radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.gastroknemius dan
m.soleus. Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan menyebabkan kelumpuhan
ekstremitas inferior (Sufitni, 1996).
13. PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
herniasi nucleus pulposus yaitu mengurangi aktivitas fisik yang berat seperti
mengangkat barang yang berat atau selalu membungkuk terutama bagi orang lanjut
usia.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 28KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
Bila terjadi fraktur atau dislokasi harus ditangani sesegera mungkin untuk
menghindari komplikasinya terhadap diskus intervertebralis yang pada akhirnya
memperbesar kemungkinan untuk mengalami herniasi nukleus pulposus.
Cara-cara mengangkat dan mengangkut yang baik :
Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak mungkin otot
tulang belakang yang lebih lemah dibebaskan dari pembebanan.
Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.
Hal-hal yang harus diperhatikan sbb :
Pegangan harus tepat.
Lengan harus berada sedekat mungkin dengan badan dan dalam posisi lurus.
Punggung harus diluruskan.
Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi pada permulaan gerakan.
Dengan mengangkat kepala dan sambil menarik dagu, seluruh tubuh belakang
diluar.
Mengimbangi momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat.
Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan
dan perimbangan.
Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang melalui pusat
gravitasi tubuh.
Untuk menerapkan kedua prinsip kinetik itu setiap kegiatan mengangkat dan
mengangkut harus dilakukan sebagai berikut:
Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi momentum yang
terjadi dalam posisi mengangkat.
Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk gerakan
dan perimbangan.
Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap geris vertikal yang melalui pusat
gravitasi tubuh.
Hal yang patut diingat untuk efisiensi kerja dan kenyamanan kerja, yaitu
hindari manusia sebagai alat utama untuk kegiatan mengangkat dan mengangkut.
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 29KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 30KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
14. DIAGNOSIS BANDING
a. Tumor tulang spinalis yang berproses cepat, cairan serebrospinalis yang
berprotein tinggi. Hal ini dapat dibedakan dengan menggunakan myelografi.
b. Spondylolisthesis
Spondylolisthesis adalah kelainan yang disebabkan perpindahan ke depan (masuk;
tergelincir) satu bodi vertebra terhadap vertebra di bawahnya. Tersering L4-L5.
c. Spondylosis
Spondylosis adalah kelainan degeneratif yang menyebabkan hilangnya suktur dan
fungsi normal spinal. Walaupun peran proses penuaan adalah penyebab utama, lokasi
dan percepatan degenerasi bersifat individual. Proses degeneratif pada regio cervical,
thorak, atau lumbal dapat mempengaruhi discus intervertebral dan sendi facet.
d. Arthiritis.
e. Anomali colum spinal. 3,8
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 31KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Baehr, Mathias et all.2007. Diagnosis Topik Neurologi DUUS.jakarta:EGC
2. Putz.R et al. Sobotta Jilid 1. EGC.
3. Foster M. Herniated Nucleus Pulposus. 2012 June 12
http://emedicine.medscape.com/article/1263961-overview#aw2aab6b6.
Diunduh pada tanggal l0-10-2014
4. Anonim. [on line] 2012 July 13 [cited 2014 Februari 5] available from
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000442.htm. diunduh pada
tanggal 31 maret 2014.
5. Sidharta Priguna, Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta : PT
Dian Rakyat. 2005.
6. J. Mcphee,Stephen. Current medical diagnosis and treatment. Mc Graw Hill.
2008.
7. Price SA, Wilson LM, Patofisiologi Klinik, Edisi 6, Bagian 9, Gangguan
Sistem Neurologik, EGC, 2003, hal 1098-9
8. Harrison, Clinical Manifestations of Neurologc disease, Chapter 6, Back and
Neck Pain, page 69-84
REFERAT HERNIA NUKLEUS PULPOSUS Page 32KEPANITERAAN NEUROLOGI PERIODE 04 OKTOBER 2014-8 NOVEMBER 2014