Referat Efusi Pleura Denny

27
R E F E R A T EFUSI PLEURA DISUSUN O L E H DENNY FIRDAUS, S.Ked 1102006070 PRECEPTOR dr. HARYADI, Sp. Rad KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI RSUD dr.H.ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG FEBRUARI 2012

Transcript of Referat Efusi Pleura Denny

Page 1: Referat Efusi Pleura Denny

R E F E R A T

EFUSI PLEURA

DISUSUN

O

L

E

H

DENNY FIRDAUS, S.Ked

1102006070

PRECEPTOR

dr. HARYADI, Sp. Rad

KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI

RSUD dr.H.ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

FEBRUARI 2012

Page 2: Referat Efusi Pleura Denny

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul “Efusi Pleura” untuk memenuhi tugas

Kepaniteraan Klinik Radiologi RSUD Abdul Moeloek, Bandar Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan referat ini masih jauh dari

sempurna, tetapi penulis mencoba untuk memberikan yang terbaik dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki. Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada dr. Haryadi, Sp. Rad. selaku perceptor yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis selama mengikuti kepaniteraan klinik

radiologi.

Kritik dan saran penulis harapkan guna memperoleh hasil yang lebih baik dalam

menyempurnakan referat ini. Semoga referat ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

dan pembaca pada umumnya. Amin ya rabbal alamin.

Lampung, Februari 2012

` Denny Firdaus

Page 3: Referat Efusi Pleura Denny

EFUSI PLEURA

DEFINISI :

Efusi pleura adalah adanya penumpukan cairan dalam rongga (kavum) pleura yang

melebihi batas normal. Dalam keadaan normal terdapat 10-20 cc cairan.

ETIOLOGI :

1. Hambatan reabsorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti

pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediastinum, dan sindroma vena

cava superior

2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus,

bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura), karena

tumor dan trauma

Di Indonesia 80% disebabkan oleh tuberculosis

PATOGENESIS :

Efusi pleura terjadi karena tertimbunnya cairan pleura secara berlebihan sebagai

akibat transudasi (perubahan tekanan hidrostatik dan onkotik) dan eksudasi (perubahan

permeabilitas membran) pada permukaan pleura seperti terjadi pada proses infeksi dan

neoplasma. Pada keadaan normal ruangan interpleura terisi sedikit cairan untuk sekedar

melicinkan permukaan kedua pleura parietalis dan viseralis yang saling bergerak karena

pernapasan. Cairan disaring keluar pleura parietalis yang bertekanan tinggi dan diserap oleh

Page 4: Referat Efusi Pleura Denny

sirkulasi di pleura viseralis yang bertekanan rendah. Di samping sirkulasi dalam pembuluh

darah, pembuluh limfe pada lapisan sub epitelial pleura parietalis dan viseralis mempunyai

peranan dalam proses penyerapan cairan pleura tersebut. Jadi mekanisme yang berhubungan

dengan terjadinya efusi pleura pada umumnya ialah kenaikan tekanan hidrostatik dan

penurunan tekanan onkotik pada sirkulasi kapiler, penurunan tekanan kavum pleura, kenaikan

permeabilitas kapiler dan penurunan aliran limfe dari rongga pleura. Sedangkan pada efusi

pleura tuberkulosis terjadinya disertai pecahnya granuloma di subpleura yang diteruskan ke

rongga pleura.

           

PATOFISIOLOGI :

Dalam keadaan normal rongga pleura mengandung kurang lebih 10-20 ml cairan

dengan konsentrasi protein rendah, terdapat di antara pleura viseralis dan parietalis yang

berfungsi sebagai pelicin agar gerakan kedua pleura tidak terganggu. Cairan ini dibentuk oleh

kapiler pleura parietalis dan direabsorsi oleh kapiler dan pembuluh getah bening pleura

viseralis. Keseimbangan ini tergantung pada tekanan hidrostatik, dan direabsorpsi oleh

kapiler dan pembuluh getah bening pleura dan penyaluran cairan pleura oleh saluran getah

bening. Pada keadaan patologis rongga pleura dapat menampung beberapa liter cairan dan

udara. Efusi pleura dapat timbul bila terjadi peningkatan tekanan hidrostatik sistemik,

penurunan tekanan osmotik koloid darah akibat hipoproteinemia, kerusakan dinding

pembuluh darah atau dalam rongga pleura pada atelektasis yang luas, gangguan penyerapan

kembali carian pleura oleh saluran pembuluh getah bening, hipersensitif terhadap

tuberkuloprotein, robeknya pembuluh darah atau saluran getah bening dan carian asites dapat

mengalir melalui pembuluh getah bening diafragma atau defeks makroskopik pada

diafragma.

Page 5: Referat Efusi Pleura Denny

GEJALA KLINIS :

Berat ringannya gejala klinik tergantung oleh jumlah cairan dan kecepatan

pembentukan cairan dirongga pleura. Timbulnya cairan dimulai dengan rasa sakit karena

pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak, prenderita

akan sesak napas.

Didapati gejala-gejala penyakit penyebab seperti panas tinggi (biasanya oleh kokus),

subfebril (tuberculosis), banyak keringat, batuk, banyak riak.

Pemeriksaan Fisik

Dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan akan berpindah tempat.

Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah, pada perkusi

didapati daerah pekak.

Page 7: Referat Efusi Pleura Denny
Page 8: Referat Efusi Pleura Denny
Page 9: Referat Efusi Pleura Denny
Page 10: Referat Efusi Pleura Denny
Page 11: Referat Efusi Pleura Denny
Page 12: Referat Efusi Pleura Denny
Page 13: Referat Efusi Pleura Denny
Page 14: Referat Efusi Pleura Denny

Radiologi

Pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih dari 300 ml,

akanterlihat cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran

mediastinum.

CT scan dada CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa

menunjukkan adanya pneumonia, abses paru atau tumor

USG dada USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang

jumlahnya sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.

Torakosentesis

Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan

pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis

(pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke

dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).

Biopsi

Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan

biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa. Pada

sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab

dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.

Analisa cairan pleura

Bronkoskopi

Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang

terkumpul.

Page 15: Referat Efusi Pleura Denny

Differential Diagnosis Effusi Pleura :

1. Tumor paru

• Sinus tidak terisi

• Permukaan tidak concaf tetapi sesuai bentuk tumor

• Bila tumor besar dapat mendorong jantung

2. Pneumonia

• Batas atas rata / tegas sesuai dgn bentuk lobus

• Sinus terisi paling akhir

• Tidak tampak tanda pendorongan organ

• Air bronchogram ( + )

Pengobatan

Jika jumlah cairannya sedikit, mungkin hanya perlu dilakukan pengobatan terhadap

penyebabnya.

Jika jumlah cairannnya banyak, sehingga menyebabkan penekanan maupun sesak nafas,

maka perlu dilakukan tindakan drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul).

Cairan bisa dialirkan melalui prosedur torakosentesis, dimana sebuah jarum (atau

selang) dimasukkan ke dalam rongga pleura. Torakosentesis biasanya dilakukan untuk

menegakkan diagnosis, tetapi pada prosedur ini juga bisa dikeluarkan cairan sebanyak 1,5

liter.

Jika jumlah cairan yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka dimasukkan sebuah

selang melalui dinding dada.

Page 16: Referat Efusi Pleura Denny

Pada empiema diberikan antibiotik dan dilakukan pengeluaran nanah.

Jika nanahnya sangat kental atau telah terkumpul di dalam bagian fibrosa, maka pengaliran

nanah lebih sulit dilakukan dan sebagian dari tulang rusuk harus diangkat sehingga bisa

dipasang selang yang lebih besar. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk memotong

lapisan terluar dari pleura (dekortikasi).

Pada tuberkulosis atau koksidioidomikosis diberikan terapi antibiotik jangka panjang.

Pengumpulan cairan karena tumor pada pleura sulit untuk diobati karena cairan cenderung

untuk terbentuk kembali dengan cepat.

Pengaliran cairan dan pemberian obat antitumor kadang mencegah terjadinya

pengumpulan cairan lebih lanjut.

Jika pengumpulan cairan terus berlanjut, bisa dilakukan penutupan rongga pleura.

Seluruh cairan dibuang melalui sebuah selang, lalu dimasukkan bahan iritan (misalnya

larutan atau serbuk doxicycline) ke dalam rongga pleura. Bahan iritan ini akan menyatukan

kedua lapisan pleura sehingga tidak lagi terdapat ruang tempat pengumpulan cairan

tambahan.

Jika darah memasuki rongga pleura biasanya dikeluarkan melalui sebuah selang.

Melalui selang tersebut bisa juga dimasukkan obat untuk membantu memecahkan bekuan

darah (misalnya streptokinase dan streptodornase).

Jika perdarahan terus berlanjut atau jika darah tidak dapat dikeluarkan melalui selang, maka

perlu dilakukan tindakan pembedahan.

Pengobatan untuk kilotoraks dilakukan untuk memperbaiki kerusakan saluran getah

bening. Bisa dilakukan pembedahan atau pemberian obat antikanker untuk tumor yang

menyumbat aliran getah bening.

Pungsi Pleura

Page 17: Referat Efusi Pleura Denny

Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8.

Didapati cairan yang mungkin serosa (serothoraks), berdarah (hemothoraks), pus (piothoraks)

atau kilus (kilothoraks), nanah (empiema).

Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (cairan putih jernih) atau eksudat (cairan

kekuningan)

2 jenis efusi pleura :

Efusi pleura transudativa, biasanya disebabkan oleh suatu kelainan pada tekanan normal

di dalam paru-paru. Jenis efusi transudativa yang paling sering ditemukan adalah gagal

jantung kongestif.

Efusi pleura eksudativa terjadi akibat peradangan pada pleura, yang seringkali

disebabkan oleh penyakit paru-paru. Kanker, tuberkulosis dan infeksi paru lainnya,

reaksi obat, asbetosis dan sarkoidosis merupakan beberapa contoh penyakit yang bisa

menyebabkan efusi pleura eksudativa.

Indikasi pungsi pleura :

Adanya gejala subyektif seperti sakit atau nyeri, dipsneu, rasa berat dalam dada

Cairan melewati sela iga ke-2, terutama bila dihemithoraks kanan, karena dapat

menekan vena cava superior

Bila penyerapan cairan terlambat (lebih dari 6-8 minggu).

Interpretasi pungsi pleura :

Page 18: Referat Efusi Pleura Denny

1. Makroskopis dan bau

Cairan efusi berwarna serous (jarang serohemoragis), ini biasanya karena infeksi

tuberkulosis, bila keruh kekuning-kuningan akibat infeksi non tuberkulosis, keruh susu

dengan endapan di dasar karena empiema, keruh susu dengan krim dibagian atas karena

chylotoraks, keruh kehijau-hijauan karena arthritis rematoid, kental karena mesothelioma,

merah tengguli karena sindrom hepatopulmonal, hemoragis karena karsinoma, truma dan

infark paru dan bau busuk umumnya karena infeksi anaerobic.

2. Mikroskopis

Kumpulan lebih kurang 10 ml, cairan untuk pemeriksaan mikroskopik. Bila

ditemukan dominan neutrofil polimorf menunjukkan suatu inflamasi bakterial dan bila

jumlahnya sangat banyak menunjukkan empiema. Efusi dengan sel limfosit perdominan

merupakan tanda khas untuk tuberkulosis tapi dapat juga dijumpai pada efusi pleura kronis

dengan sebab apapun.

Eosinofil yang banyak sekali biasanya menunjukkan adanya perdarahan dalam rongga

pleura. Di samping pemeriksaan di atas diperiksa juga kadar pH (normal 7,64). pH < 7,30

dapat dijumpai pada penyakit TBC, infeksi non TBC, penyakit kolagen, dan neoplasma.

Kadar glukosa yang rendah (40 mg%) ditemukan karena proses infeksi dan keganasan.

Akhir-akhir ini diperkenalkan pemeriksaan biokimia diagnostik antara lain pemeriksaan

Cytokine yang meliputi Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-2 (IL-2) serta gamma Interferon

(IFN-Y) dan nemeriksaan Adenosine Deaminase (ADA).Torakoskopi atau pleroskopi dapat

secara langsung melihat pleura dan dapat melakukan biopsi pada permukaan pleura yang

abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan mempergunakan torakoskop kaku atau

dengan bronkoskopi serat optik dengan anestesi topikal. Torakoskopi baru dikerjakan bila

pemeriksaan sitologi cairan pleura maupun biopsi pleura tidak memberikan hasil.  Demikian

Page 19: Referat Efusi Pleura Denny

juga tindakan prosedur diagnostik lainnya yang bersifat invasif seperti biopsi pleura terbuka

dikerjakan bila pemeriksaan sitologi cairan dan biopsy pleura tidak menemukan tanda

keganasan.

DAFTAR PUSTAKA

Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Balai penerbit FKUI :

Jakarta

Palmer. 1995. Petunjuk membaca foto untuk dokter umum. EGC : Jakarta.

Patel R, Pradip. 2006. Lecture notes radiologi. EMS : Jakarta

emedicine.medscape.com/article/299959-overview

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/15EfusiPleura99.pdf/15EfusiPleura99.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Pleural_effusion

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000086.htm