referat demam berdarah denugue
-
Upload
syadza-fadillah-susman -
Category
Documents
-
view
233 -
download
1
Transcript of referat demam berdarah denugue
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
1/20
Referat Demam Berdarah Dengue
I. PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Pada awal tahun 2004 kita dikejutkan kembali dengan merebaknya penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD), dengan jumlah kasus yang cukup banyak.
Hal ini mengakibatkan sejumlah rumah sakit menjadi kewalahan dalam
menerima pasien DBD. Untuk mengatasinya pihak rumah sakit menambah
tempat tidur di lorong-lorong rumah sakit serta merekrut tenaga medis dan
paramedis. Merebaknya kembali kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari
berbagai kalangan. Sebagian menganggap hal ini terjadi karena kurangnya
kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan dan sebagian lagi
menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon
kasus ini.
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit,
disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya
pemukiman baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan
sarang nyamuk, terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah
air serta adanya empat sel tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.
I. 2. Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia,
Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada
1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan
hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di
antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut [ 1 ].
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Sejak itu
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
1
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
2/20
Referat Demam Berdarah Dengue
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun
1980 seluruh propinsi di Indonesia kecuali Timor-Timur telah terjangkit
penyakit. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukkan
kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah yangterjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB setiap tahun.
Sejak Januari sampai dengan 5 Maret tahun 2004 total kasus DBD di seluruh
propinsi di Indonesia sudah mencapai 26.015, dengan jumlah kematian
sebanyak 389 orang (CFR=1,53% ) [ 2 ]. Kasus tertinggi terdapat di Propinsi
DKI Jakarta (11.534 orang) sedangkan CFR tertinggi terdapat di Propinsi
NTT (3,96%) [ 3 ].
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR) =
35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun
tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun berikutnya IR cenderung
meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 21,66 (tahun 2001); 19,24 (tahun 2002);
dan 23,87 (tahun 2003) [ 2 ].
II. PEMBAHASAN
II.1. Defenisi
Penyakit Demam Berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini
terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
2
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
3/20
Referat Demam Berdarah Dengue
II.2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus, famili
Flaviviridae. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses(arboviruses). Virus Dengue memiliki 4 serotipe yaitu tipe DEN 1, DEN 2,
DEN 3 dan DEN 4. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada
proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe
(hiperendemisitas) dapat terjadi. Keempat tipe virus tersebut telah ditemukan
di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Virus
yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe
satu dan tiga. Serotipe Den-3 merupakan serotipe yang dominan dan
diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat. Masa
inkubasi terjadi selama 4-6 hari.
Gambar-1. Virus dengue
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
3
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
4/20
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
5/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Pada keadaan wabah telah dilaporkan adanya demam dengue yang disertai
dengan perdarahan seperti: epistaksis, perdarahan gusi, perdarahan saluran
cerna, hematuri, dan menoragi. Demam Dengue (DD) yang disertai dengan
perdarahan harus dibedakan dengan Demam Berdarah Dengue (DBD). Padapenderita Demam Dengue tidak dijumpai kebocoran plasma yang dibuktikan
dengan adanya hemokonsentrasi, pleura efusi dan asites.
Gambar-2. Manifestasi infeksi virus dengue
II.4. Patofisiologi [ 7 ]
Kelainan utama pada DBD ialah :
(1) bertambahnya permeabilitas vaskuler yang menyebabkan terjadinya
kebocoran plasma dan terjadinya hipovolemi intravaskuler
(2) gangguan hemostasis (angiopati, trombositopeni dan koagulopati).
Pemulihan volume cairan intravaskuler secara dini dan adekuat akan
memberikan hasil yang baik. Tindakan ini dapat mencegah terjadinya
renjatan dan timbulnya Koagulasi Intravaskuler seminata (KID). Pada saat
terjadi kebocoran plasma, albumin, air dan elektrolit keluar dari kompartemen
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
5
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
6/20
Referat Demam Berdarah Dengue
intravaskuler ke dalam kompartemen ekstravaskuler. Dengan adanya protein
dalam kompartemen ekstravaskuler, tekanan osmotik cairan ekstravaskuler
meningkat dan perbedaan (gradien) tekanan osmotik intra dan ekstravaskuler
menurun dengan akibat penarikan masuk air dan elektrolit pada sisi kapilervenus menurun. Berkurangnya cairan yang masuk kembali ke kompartemen
intravaskuler menyebabkan terjadinya hipovolemi intravaskuler,
hemokonsentrasi, viskositas darah meningkat, aliran darah menurun, perfusi
jaringan berkurang dan mungkin terjadi renjatan dengan komplikasi yang
berat yaitu KID yang dapat menyebabkan perdarahan hebat. Dilain pihak
berkurangnya cairan yang masuk kembali ke dalam kompartemen
intravaskuler menyebabkan terkumpulnya cairan di kompartemen
ekstravaskuler yang dapat bermanifestasi sebagai cairan pleura, asites dan
cairan pada dinding organ di perut. Pada fase penyembuhan permeabilitas
dinding vaskuler membaik, kebocoran plasma berhenti, akan tetapi sebagian
albumin atau protein masih ada di kompartemen ekstravaskuler dan
perbedaan tekanan intra dan ekstra vaskuler belum kembali normal sehingga
masih mungkin terjadi balans negatif antara cairan yang keluar dan yang
masuk kembali ke dalam kompartemen intravaskuler. Pada saat semua sisa
protein atau albumin ekstravaskuler telah di metabolisme, maka perbedaan
tekanan osmotik intra dan ekstra vaskuler menjadi normal kembali. Cairan
ekstravaskuler (efusi pleura, asites dll) diresorpsi kembali dan menghilang.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
6
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
7/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Gambar-3. Patofisiologi dan patogenesis Demam Berdarah Dengue
II.5.Diagnosis
Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan berdasarkan kriteria
diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.
Penggunaan kriteria ini dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang
berlebihan (overdiagnosis) [ 5 ].
Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus
selama 2 7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan yang ditandai dengan :
a. Uji tourniquet positif
b. Petekia, ekimosis, purpura
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
7
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
8/20
Referat Demam Berdarah Dengue
c. Perdarahan mucosa, epistaksis, perdarahan gusi
d. Hematemesis dan atau melena
3. Pembesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah
Kriteria Laboratoris
1. Trombositopenia (100.000/ atau kurang)
2. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau
lebih.
Dua kriteria pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau
peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi
pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama
pada pasien anemia, dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok,
peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis
DBD.
Pemeriksaan Laboratorium Lain[ 5 ]
Di dalam pemeriksaan laboratorium, pada pasien DBD bisa didapatkan
kondisi sebagai berikut :
1. Kadar albumin menurun sedikit dan bersifat sementara
2. eritrosit dalam tinja hampir selalu ditemukan
3. penurunan koagulasi dan fibrinolitik yaitu fibrinogen, protrombin, faktor
VIII, faktor XII, dan antitrombin III
4. Pada kasus berat dijumpai disfungsi hati, dijumpai penurunan kelompok
vitamin K-dependentprotrombin seperti faktor V, VII, IX, dan X
5. Waktu tromboplastin parsial dan waktu protrombin memanjang
6. penurunan -antiplasmin (2-plasmin inhibitor) hanya ditemukan pada
beberapa kasus
7. serum komplemen turun
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
8
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
9/20
Referat Demam Berdarah Dengue
8. hipoproteinemia
9. Hiponatremia
10.Serum aspartat aminotransferase (SGOT dan SGPT) sedikit meningkat
11.Asidosis metabolik berat dan peningkatan kadar urea nitrogen terdapatpada syok berkepanjangan
Diagnosis Serologis [ 5 ]
Dikenal beberapa jenis uji sero;ogi yang dipakai untuk menentukan adanya
infeksi virus dengue, misalnya :
1. Uji hemaglutinasi inhibisi (Haemagglutination Inhibition Test = HI Test)
2. Uji komplemen fiksasi (Complement Fixation Test = CF Test)
3. Uji neutralisasi (Neutralization Test = NT Test)
4. IgM Elisa (Mac. Elisa)
5. IgG Elisa
II.6. Diagnosis Banding [ 5 ]
Diagnosis banding demam berdarah dengue adalah :
1. Pada awal perjalanan penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi
bakteri, virus, atau infeksi parasit seperti : demam tifoid, campak,
influenza, hepatitis, demam chikungunya, leptospirosis, dan malaria.
Adanya trombositopenia dan hemokonsentrasi dapat membedakan DBD
dengan penyakit lain
2. Demam chikungunya. Pada demam chikungunya penularannya mirip
dengan influenza. Dibanding dengan DBD, DC memperlihatkan serangan
demam yang mendadak, masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi,
hamper selalu disertai ruam makulopapular, injeksi konjungtiva, dan lebih
sering ditemukan nyeri sendi. Proporsi uji tourniquet positif, petekie dan
epistaksis hampir sama dengan DBD. Pada DC tidak ditemukan
perdarahan gastrointestinal dan syok.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
9
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
10/20
Referat Demam Berdarah Dengue
3. Penyakit infeksi seperti sepsis dan meningitis meningokokus juga
menimbulkan petekie dan ekimosis. Pada sepsis, sejak semula pasien
tampak sakit berat, demam naik turun, dan ditemukan tanda-tanda infeksi.
Terdapat leukositosis disertai dominasi sel PMN (pada hitung jenis Shift tothe left). Laju endap darah dapat membedakan infeksi bakteri dengan
infeksi virus. Pada meningitis meningokokus jelas terdapat rangsang
meningeal dan kelainan cairan serebrospinalis.
4. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) sulit dibedakan dengan DBD
derajat II, oleh karena didapatkan demam disertai perdarahan dibawah
kulit. Pada hari-hari pertama, ITP sulit dibedakan dengan DBD, tetapi
demam pada ITP cepat menghilang, tidak ada leukopenia, tidak ada
hemokonsentrasi, tidak dijumpai pergeseran kekanan pada pada hitung
jenis. Pada fase penyembuhan, trombosit lebih cepat naik daripada pada
ITP.
5. Leukemia dan anemia aplastik juga terdapat perdarahan. Demam pada
leukemia tidak teratur, kelenjar limfe dapat teraba dan anak sangat
anemis. Pemeriksaan darah tepi dan sumsum tulang akan memperjelas
leukemia. Pada anemia aplastik, anak sangat anemis, demam timbul
karena infeksi sekunder. Pada pemeriksaan darah ditemukan
pansitopenia. Pada pasien dengan perdarahan yang hebat, foto torak dan
kadar protein dapat sangat membantu. Pada DBD dapat ditemukan efusi
pleura dan hipoproteinemiasebagai tanda perembesan plasma.
II.7. Derajat Penyakit DBD
Mengingat derajat beratnya penyakit bervariasi dan sangat erat kaitannya
dengan pengelolaan dan prognosis, maka WHO (1997) membagi DBD dalam
4 derajat setelah kriteria laboratorik terpenuhi yaitu:
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
10
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
11/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Tabel 1. Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue [ 4 ]
DD/DBD Derajat * Gejala Laboratorium
Serologi
Dengue Positif
DD Demam disertai 2 atau
lebih tanda: sakit kepala,
nyeri retro-orbital,
mialgia,
Artralgia.
Leukopenia,
Trombositopenia,
Tidak ditemukan
bukti
kebocoran plasma
DBD I Demam disertai gejala
tidak khas dan satu-
satunya manifestasi
perdarahan ialah ujiTourniquet positif.
Trombositopenia
(
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
12/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya,
yaitu nyamukAedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali.
Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah
dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan adu atau ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan
fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai
batas waktu tertentu.
Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
12
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
13/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu
menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus
seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakankelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,
menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala,
dll sesuai dengan kondisi setempat.
Perlunya 3-M [ 8 ]
Sudah tidak diragukan lagi bahwa penyebaran wabah dengue disebabkan
oleh nyamuk Aedes aegypti, terutama nyamuk betina. Nyamuk ini sangat
pintar menyembunyikan suaranya dengan membuat gerakan sayap yang
halus sehingga nyaris tak terdengar. Nyamuk betina ini menghisap darah
manusia sebagai bahan untuk mematangkan telurnya. Hingga kini belum
diketahui mengapa hanya darah manusia yang dikonsumsi nyamuk ini, tidak
darah makhluk hidup lainnya.
Bila nyamuk jenis lain bertelur dan menetaskannya pada sarangnya, Aedes
aegypti betina melakukannya di atas permukaan air. Karena dengan
demikianlah, telur-telurnya itu berpotensi menetas dan hidup. Telur menjadi
larva yang kemudian mencari makan dengan memangsa bakteri yang ada di
air tersebut. Karena itu tidak heran bila nyamuk penyebab demam berdarah
ini berkembang biak pada genangan air, terutama yang kotor.
Karena itu, penyebaran wabah dengue dipengaruhi oleh ada tidaknya
nyamuk Aedes aegypti yang dipengaruhi lagi oleh ada tidaknya genangan air
yang kotor. Karena itu, pengontrolan dengue bisa dilakukan dengan
pengontrolan nyamuk Aedes aegypti. Pengontrolan nyamuk bisa dilakukan
dengan berbagai cara. Pertama adalah membunuh nyamuk, baik dengan
pestisida maupun dengan ovitrap, yakni dengan bak perangkap yang ditutup
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
13
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
14/20
Referat Demam Berdarah Dengue
kasa. Penggunaan pestisida, selain memerlukan biaya dan berbahaya pada
manusia, juga akan memicu munculnya nyamuk yang resistan, sehingga cara
ini bukanlah cara yang efektif untuk jangka panjang. Untuk jangka pendek,
cara ini masih bisa digunakan.
Cara kedua adalah membuat nyamuk transgenik supaya tidak terinfeksi oleh
virus dengue. Jika nyamuk tidak bisa diinfeksi oleh virus dengue, otomatis
manusia tidak akan pernah terinfeksi oleh virus dengue. Cara ini digunakan
oleh beberapa peneliti untuk mengatasi masalah malaria. Namun,
pengembangan cara ini masih memerlukan puluhan tahun untuk bisa
diaplikasikan.
Cara yang ketiga adalah pemberantasan sarang nyamuk yang efektif dan
efisien melalui kegiatan 3-M, yaitu menguras, menutup/menabur abate di
tempat penampungan air, dan mengubur/menyingkirkan barang-barang
bekas yang memungkinkan dijadikan tempat perindukan dan
perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti. Cara inilah yang efektif
yang bisa kita lakukan dengan kondisi kita saat ini.
III. PENATALAKSANAAN [ 9 ]
Setiap pasien tersangka demam dengue atau demam berdarah dengue
sebaiknya dirawat di tempat terpisah dengan pasien penyakit lain,
seyogyanya pada kamar yang bebas nyamuk (berkelambu).
Penatalaksanaan pada demam dengue atau demam berdarah dengue tanpa
penyulit adalah :
1. Tirah baring
2. Makanan lunak
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
14
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
15/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5 2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirop) atau air tawar
ditambah dengan garam saja.
3. Medikamentosa yang bersifat simptomatis.Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak,
dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminofen,
eukinin, atau dipiron. Hindari pemakaian asetosal karena bahaya
perdarahan.
4. Antibiotik diberikan bila terdapat kekhawatiran infeksi sekunder
Pasien DHF perlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan,
yaitu :
1. Keadaan umum memburuk
2. Hati makin membesar
3. Masa perdarahan memanjang karena trombositopenia
4. Hematokrit meninggi pada pemeriksa`an berkala
Dalam hal ditemukan tanda tanda dini tersebut, infus harus disiapkan dan
terpasang pada pasien. Observasi meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap
keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan. Serta Hb dan
Ht setiap 4 6 jam pada hari hari pertama pengamatan, selanjutnya 24
jam.
Terapi untuk DSS bertujuan utama untuk mengembalikan cairan
intravaskular ke tingkat yang normal, dan hal ini dapat tercapai dengan
pemberian segera cairan intravena. Jenis cairan dapat berupa NaCl faali,
ringer laktat atau bila terdapat renjatan yang berat dapat dipakai plasma
atau ekspander plasma. Jumlah cairan dan kecepatan pemberian cairan
disesuaikan dengan perkembangan klinis.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
15
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
16/20
Referat Demam Berdarah Dengue
Kecepatan permulaan tetesan adalah 20 ml/kg berat badan, dan bila
renjatan telah diatasi, kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml/kg berat
badan/jam.
Pada kasus dengan renjatan berat, cairan diberikan dengan cara diguyur,
dan bila tak tampak perbaikan, diusahakan pemberian plasma atau
ekspander plasma atau dekstran atau preparat hemasel dengan jumlah 15
29 ml/kg berat badan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keadaan asidosis
yang harus dikoreksi dengan Na-bikarbonat. Pada umumnya untuk menjaga
keseimbangan volume intravaskular, pemberian cairan intravena baik dalam
bentuk elektrolit maupun plasma dipertahankan 12 48 jam setelah
renjatan teratasi.
Transfusi darah dilakukan pada :
1. Pasien dengan perdarahan yang membahayakan (hematemesis dan
melena).
2. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan kadar Hb
dan Ht.
Pemberian kortikosteroid dilakukan telah terbukti tidak terdapat perbedaan
bermakna antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid. Pada pasien
dengan renjatan yang lama (prolonged shock), DIC diperkirakan merupakan
penyebab utama perdarahan. Bila dengan pemeriksaan hemostasis terbukti
adanya DIC, heparin perlu diberikan.
III. 1. Kriteria memulangkan pasien DBD : 4,5
Berikut adalah hal hal yang perlu diperhatikan sebelum memulangkan
pasien dengan DBD :
1. Tidak demam selama 24 jam tanpa antipiretik
2. Nafsu makan membaik
3. Secara klinis tampak perbaikan
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
16
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
17/20
Referat Demam Berdarah Dengue
4. Hematokrit stabil
5. Tiga hari setelah syok teratasi
6. Jumlah trombosit > 50.000/l
7. Tidak dijumpai distress pernafasan ( disebabkan oleh efusi pleura atauasidosis )
III. 2. Komplikasi [ 5 ]
Komplikasi dari penyakit DBD adalah :
1. Dengue syok sindrome
Karena peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah yang
mendadak. Dengan akibat terjadinya perembesan plasma dan elektrolit
melalui endotel. Dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam ruang
interstitial sehingga menyebabkan hipotensi, hemokonsentrasi,
hipoproteinemia dan efusi cairan ke rongga serosa.
2. Ensefalopati
Karena edema otak sebagai akibat meningginya permeabilitas dinding
pembuluh darah otak.
3. Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Dapat terjadi pada penderita DHF baik yang disertai renjatan maupun
yang tidak.
4. Efusi pleura
Meningkatnya hematokrit bahwa syok terjadi akibat bocornya plasma ke
jaringan ekstravaskuler sehingga menyebabkan terjadinya timbulnya
cairan pada pleura.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
17
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
18/20
Referat Demam Berdarah Dengue
III. 3. Prognosis
Prognosis tergantung dari saat diagnosis. Prognosis menjadi semakin buruk
bila ditemukan komplikasi. Pada orang dewasa prognosis dan perjalanan
penyakit lebih ringan dari anak-anak.
IV. KESIMPULAN
1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue tipe DEN 1,
DEN 2, DEN 3, dan DEN 4.
2. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF terutama pada
musim penghujan.
3. Penyakit infeksi seperti demam berdarah, tifus, malaria, peradangan hati,
dan penyakit infeksi lain merupakan contoh penyakit yang sering
mempunyai gejala demam.
4. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, diagnosis demam
berdarah dengue dapat ditegakkan jika ditemukan dua kriteria klinis
ditambah adanya penurunan kadar trombosit (kurang dari 100.000 per
mililiter) serta peningkatan hematokrit 20 persen.
5. Prinsip penatalaksanaan DBD adalah penggantian cairan. Obat pbatan
lain yang diberikan sifatnya simtomatik
6. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus yang
melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi
setempat.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
18
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
19/20
Referat Demam Berdarah Dengue
V. PENUTUP
Indonesia merupakan negara tropis dengan resiko kemungkinan terjadinya
DBD cukup tinggi. Menegakkan diagnosis serta tatalaksana infeksi denguetidaklah mudah, untuk itu perlu dipahami perjalanan penyakit agar tercapai
terapi yang rasional, dalam rangka mengurangi mortalitas.
Walaupun 3-M adalah cara yang mudah dan bisa kita lakukan karena tidak
memerlukan biaya, pada kenyataannya cara ini tidak terlaksana dengan
baik. Ini sangat erat hubungannya dengan kebiasaan hidup bersih dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya demam berdarah dengue ini.
Kurangnya kesadaran masyarakat mungkin disebabkan beberapa hal, di
antaranya adalah faktor ekonomi. Susahnya masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi membuat masyarakat hanya memikirkan 'makan' tanpa
peduli terhadap kebersihan dan sanitasi. Selain itu, budanya hidup bersih,
sedikit banyaknya juga berpengaruh terhadap pelaksanaan 3-M ini. Lebih
dari itu, penyuluhan dari pemerintah sangat memengaruhi pelaksanaan 3-M
ini. Pelaksanaan 3-M sangat dipengaruhi oleh kesadaran masyarakat akan
bahaya deman berdarah dengue itu sendiri. Artinya, tidak terlaksananya 3-
M juga berarti bahwa penyuluhan pemerintah kepada masyarakat tentang
demam berdarah dengue ini masih kurang. Karena itu, pemerintah harus
lebih aktif lagi memberikan pengertian dan penyuluhan kepada masyarakat
dengan menggunakan berbagai media seperti surat kabar dan televisi. Jika
tidak, kasus dengue tidak akan pernah teratasi, bahkan akan bertambah
parah.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoPeriode 7 Januari 28 Maret 2008
19
-
7/27/2019 referat demam berdarah denugue
20/20
Referat Demam Berdarah Dengue
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Demam berdarah - Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa
Indonesia2. Thomas Suroso et. Al, Depkes RI, 2003, Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah
Dengue.
3. Kompas, Kamis, 11 Maret 2004, hal. 23
4. Depkes, Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di Sarana
Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan; 2005.
5. Rezeki S, Soegijanto S, Waryadi S. Tata Laksana Demam Berdarah
Dengue di Indonesia . Departemen Kesehatan. 2004.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kajian Masalah
Kesehatan : Demam Berdarah Dengue, Departemen Kesehatan. 2004
7. Ebers Papyrus, Demam Berdarah Dengue , Vol.7 No.3 September,
2001
8. Demam Berdarah Dengue dan Permasalahannya, http//: www.gizi.net
diakses tanggal 3 Maret 2008.
9. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Buku ajar Ilmu Penyakit
Dalam, Balai Penerbir FKUI, cetakan ke-2, 2004.
Kepaniteraan Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot SoebrotoP i d 7 J i 28 M t 2008
20
http://www.gizi.net/http://www.gizi.net/