Referat CLP Charity

49
BAB I PENDAHULUAN Dunia medis zaman sekarang ini sudah sangat berkembang, mulai dari ilmu pengetahuan secara teoritik maupun praktikal. Perkembangan tersebut berdampak banyak terhadap keadaan pasien, khususnya dalam hal mental. Ilmu-ilmu kedokteran sekarang ini semakin menantang keseimbangan psikologis pasien. Alat-alat kedokteran berteknologi tinggi di rumah sakit modern, dan semakin banyaknya obat dan prosedur-prosedur di dalamnya, akan meningkatkan reaksi pasien baik secara psikologi maupun organik untuk menuntut penanganan dan pengobatan dalam bidang psikiatri. Consultation-liason (C-L) psychiatry adalah subspesialisasi yang menghubungkan Psikiatri dengan ilmu- ilmu kedokteran yang lain. 1 C-L psikiatri adalah suatu studi, praktek dan ajaran tentang hubungan antara gangguan medis dan kejiwaan. Dalam C-L psikiatri, psikiater berfungsi sebagai konsultan untuk rekan medis 1

Transcript of Referat CLP Charity

Page 1: Referat CLP Charity

BAB I

PENDAHULUAN

Dunia medis zaman sekarang ini sudah sangat berkembang, mulai dari ilmu

pengetahuan secara teoritik maupun praktikal. Perkembangan tersebut berdampak

banyak terhadap keadaan pasien, khususnya dalam hal mental. Ilmu-ilmu kedokteran

sekarang ini semakin menantang keseimbangan psikologis pasien. Alat-alat

kedokteran berteknologi tinggi di rumah sakit modern, dan semakin banyaknya obat

dan prosedur-prosedur di dalamnya, akan meningkatkan reaksi pasien baik secara

psikologi maupun organik untuk menuntut penanganan dan pengobatan dalam bidang

psikiatri. Consultation-liason (C-L) psychiatry adalah subspesialisasi yang

menghubungkan Psikiatri dengan ilmu-ilmu kedokteran yang lain.1 C-L psikiatri

adalah suatu studi, praktek dan ajaran tentang hubungan antara gangguan medis dan

kejiwaan. Dalam C-L psikiatri, psikiater berfungsi sebagai konsultan untuk rekan

medis (baik psikiater lain atau, dokter non-psikiater) atau tenaga kerja profesional

lainnya yang berhubungan dengan kesehatan mental (psikolog, social worker, atau

perawat psikiatri).2 Tujuan utamanya adalah manfaat optimal bagi pasien. C-L

Psikiatri merupakan perkembangan lanjut psikiatri dalam hubungan dengan bidang

kedokteran umum/bidang terkait lain, menjembatani ilmu kedokteran medik dengan

aspek psiko-sosial/behavioral, dan mengacu pada tujuan akhir terapi yaitu

memulihkan kualitas hidup yang baik (bukan sekedar sembuh dari gejala/penyakit).3

1

Page 2: Referat CLP Charity

C-L psikiatri sebenarnya telah ada sejak 1922 ketika Barret4 mengajukan suatu

kata “liaison” untuk menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang psikiater

dalam hubungan antara ilmu kedokteran dan sosial. C-L psikiatri telah dikelilingi

oleh segelembung kontroversi selama delapan dekade yang diikuti. Kontroversinya

hanya berupa kesesuaian nama dan diikuti perselisihan tentang apakah yang

dilakukan oleh seorang psikiater lebih menjurus pada “consultation” atau pada

“liaison”. The American Board of Psychiatry and Neurology akhirnya mengakui

relevansi dan spesialisasi consultation-liaison dan namanya menjadi Ilmu

Psikosomatik.5

2

Page 3: Referat CLP Charity

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah Consultation Liaison Psychiatry (C-L Psychiatry)

Pada tahun 1920, psikiatri mulai menjadi bagian penting dalam tatanan di

rumah sakit. Saat inilah konsep hubungan psikosomatis dan peran status emosi serta

psikologi dimunculkan dan mulai berkembang. Dengan demikian, C-L Psikiatri

menjadi bentuk terapan dari ilmu psikosomatik.6

Berikut adalah orang-orang yang menjadi pelopor terbentuknya C-L Psikiatri

sampai menjadi seperti sekarang ini:

1. Benjamin Rush (1745-1813), yang dikenal sebagai Father of American

Psychiatry,7 merupakan orang pertama yang dianggap sebagai pencetus utama

dari gagasan integrasi psikiatri dengan ilmu kedokteran lainnya. Ia

menekankan bahwa penyakit pikiran adalah obyek pasti dari ilmu kedokteran

sebagai penyakit yang berasal dari tubuh.

2. Adolf Meyer (1866-1959), yang juga merupakan orang penting dalam dunia

psikiatri, mengembangkan kosep psikobiologi. Ia mendorong dokter-dokter

untuk belajar tentang manusia bukan hanya dalam konteks fisik, namun juga

sosial dan peristiwa kehidupan psikologisnya.8

3. Helen Flanders Dunbar (1902-1959), dianggap sebagai salah satu pelopor

untuk ilmu kedokteran psikosomatik. Ia bekerja di Rumah Sakit Presbyterian-

Colombia sebagai seorang psikiater yang ditugaskan di bagian ilmu penyakit

3

Page 4: Referat CLP Charity

dalam. Tahun 1963 ia menerbitkan kesimpulan dari hasil studinya pada 600

pasien dengan penyakit jantung, diabetes, dan patah tulang. Ternyata faktor

psikologis dengan proporsi yang besar, tampaknya mempengaruhi baik

etiologi maupun perjalanan penyakit dari pasien.9

Pada tahun 1934-1935 Yayasan Rockefeller menghibahkan lima rumah sakit

umum untuk mengembangkan departemen psikiatri dan merangsang kerjasama yang

lebih erat antara psikiater dan dokter lainnya. Pertengahan 1960-1970 literatur ilmiah

tentang subspesialisasi telah dikembangkan. Tahun 1974 pendidikan psikiatri cabang

NIMH memutuskan untuk mendukung pengembangan dan perluasan layanan C-L

Psikiatri di seluruh Amerika Serikat.10 NIHM mendukung secara material 130

program yang berkontribusi pada pelatihan lebih dari 300 psikiater. C-L Psikiatri

terus bertumbuh selama 1980-an meskipun terjadi pemotongan anggaran federal.

Sampai pada tahun 2000an pencapaian terbesar dengan adanya penyetujuan C-L

Psikiatri sebagai subspesialisasi dari American Board of Medical Specialty.11

B. Ilmu Kedokteran Psikosomatik sebagai Subspesialisasi Psikiatri

Tahun 2003 di Amerika Serikat adalah merupakan awal permulaan yang

menggembirakan bagi perkembangan secara formal dari bidang CL-psychiatry. The

American Board of Psychiatry and Neurology (ABPN) mengesahkan Consultation

Liaison Psychiatry (C-L Psychiatry) sebagai subspesialisasi ketujuh dan diberi nama

Psychosomatic Medicine. Selanjutnya American Board of Medical Specialty (ABMS)

juga mensahkan hal ini pada Maret 2003. Populasi pasien yang menjadi perhatian

layanan kedokteran psikosomatik adalah pasien sakit medis yang kompleks

4

Page 5: Referat CLP Charity

The Academy of Psychosomatic Medicine (APM) yang merupakan organisasi para

psikiater CL mendorong terbentuknya suatu dewan yang secara formal

menyelenggarakan suatu pendidikan lanjutan subspesialisasi Psychosomatic

Medicine dan ujian kompetensi bagi para peserta pendidikan tersebut. Di dalam

klausal yang diajukan ke ABPN, psikiater yang telah mendapatkan pendidikan

kedokteran psikosomatik (Psychosomatic Medicine) adalah psikiater yang

mempunyai kompetensi khusus dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan

psikiatri atau gejala psikiatri pada pasien dengan kondisi medis yang kompleks.

Ujian board yang diselenggarakan oleh The Academy of Psychosomatic Medicine

untuk meluluskan psikiater subspesialisasi kedokteran psikosomatik pertama kali

dilakukan pada tahun 2005.12-14

Istilah Psychosomatic Medicine sebagai subspesialisasi yang sebelum tahun

2003 disebut sebagai C-L Psychiatry hanya digunakan di Amerika Serikat. Walaupun

pada kenyataan di lapangan terutama di Amerika Serikat, penggunaan istilah

Consultation-Liaison Psychiatry dan Psychosomatic Medicine seringkali dipakai

secara berkebalikan dan bergantian dengan makna yang sama. Namun secara formal,

semua buku teks yang sebelumnya berjudul Consultation-Liaison Psychiatry telah

diubah namanya menjadi Psychosomatic Medicine. Negara Eropa sampai saat ini

menggunakan istilah Liaison Psychiatry untuk merujuk kepada Consultation-Liaison

Psychiatry sebagai suatu bidang subspesialisasi dari psikiatri. Bahkan di Jerman dan

Jepang, Psychosomatic Medicine adalah suatu bidang spesialisasi yang terpisah dari

psikiatri dan mempunyai pendidikan formal spesialisasi sendiri. 12-14

5

Page 6: Referat CLP Charity

C. Mendefinisikan C-L Psikiatri

Consultation biasanya mengacu pada respon seorang psikiater pada

permintaan yang diajukan oleh teman rekan medis untuk saran diagnostik dan terapi

menyangkut status perilaku dan psikologi dari pasien. Secara operasional, oleh karena

itu, konsultan psikiatri berhadapan dengan kompleksitas dari pasien individual dan

mengintegrasikan relevansi antara faktor-faktor biomedis dan psikosomasi. Sebuah

diagnosis psikosososial dibuat dan rekomendasi diberikan menyangkut pendekatan

pemberian obat dan regimen. Pada dasarnya, mereka yang merujuk telah meminta

bantuan karena mereka tidak tahu apa yang salah atau mereka merasa tidak mampu

menangani masalah yang dihadapan mereka.15

Liaison mengacu pada intervensi psikiater pada tingkat system. Berbagai

macam jenis intervensi mungkin terlibat di dalamnya. Psikiater dapat

menghubungkan anggota tim medis professional untuk efektivitas kolaborasi pada

tujuan pengobatan. Dengan demikian mungkin ada interpretasi perilaku pasien untuk

menghilangkan kecemasan atau berurusan dengan permusuhan atau ketidakpercayaan

oleh staff medis. Seringkali masalah yang mengeliling pasien dapat dihilangkan

sehingga perspektif baru dapat diperoleh. Adanya komponen pendidikan yang kuat di

mana psikiater penghubung meningkatkan keterampilan perilaku dan pengetahuan

staff. Akhirnya, ada komponen penelitian di mana psikiater biasanya berkolaborasi

dengan rekan medis yang lain, menyelidiki isu-isu yang menyangkut

biomedis/behavior (perilaku).15

C-L Psikiatri berkaitan dengan pelayanan klinis, pengajaran, dan penelitian

dalam suatu pengaturan, di mana psikiatri dan segenap ilmu kedokteran lainnya

6

Page 7: Referat CLP Charity

bertemu.16 Karena didasarkan terutama dalam rumah sakit umum, ia membutuhkan

pengetahuan kedokteran yang baik dan ketrampilan khusus dalam perawatan psikiatri

pada gangguan emosi tertentu dan gejala penyakit medis pasien.17

Masalah yang dihadapi seorang tim C-L Psikiater seringkali berbeda dengan

mereka yang hanya bekerja sebagai psikiater umum, karena kesulitan yang dihadapi

pasien mereka tidak sesuai dengan kategori diagnostik pada umumnya.18 Seorang

Psikiater C-L harus mengidentifikasi interaksi antara psikologis, sosial, dan fisik serta

bagaimana keseimbangan ketiganya memberikan kontribusi pada permasalahan yang

dihadapi pasien. Pelayanan bertujuan untuk meminimalkan intervensi medis,

mempersingkat rawat inap, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi tekanan

dalam lingkungan medis dan bedah.19

Morris dan Mayou17 menjelaskan pola penyediaan layanan Psikiatri C-L.

Model yang pertama adalah konsultasi, melibatkan sebuah penilaian yang dilakukan

setelah rujukan yang sesuai dibuat. Hal ini bergantung dari kemampuan staff perujuk

untuk mendeteksi gangguan jiwa dan kemauannya untuk merujuk pasien kepada

psikiater. Model ini menyediakan beberapa kesempatan untuk berdialog, yang

merupakan salah satu kekuatan utama dalam interaksi klinik. Model yang kedua

adalah, liaison (penghubung). Model ini melibatkan integrasi psikiater ke dalam satu

tim. Di sini, psikiater memberikan nasihat dalam penilaian atau penanganan dan tidak

bergantung pada rujukan yang dibuat. Hal ini memakan waktu dan biaya, tetapi

mungkin sesuai pada bagian-bagian tertentu di mana pasien berada pada gangguan

jiwa yang beresiko tinggi, seperti bagian yang menangani pasien dengan penyakit

kronis.

7

Page 8: Referat CLP Charity

Dalam prakteknya, model yang digunakan adalah sintesis dari dua pendekatan

tersebut. Ada konsultasi yang ditawarkan kepada seluruh rumah sakit disertai juga

dengan adanya layanan liaison (penghubung) pada bagian-bagian tertentu di rumah

sakit yang beresiko tinggi.20 Idealnya, model mana yang akan digunakan harus

melibatkan diskusi rinci tentang pasien sebelum dan sesudah penilaian.

D. Peran dari Tim Psikiater C-L

Tim Psikiater C-L sebagai tim psikiater yang menjadi penghubung antara

psikiatri dan spesialisasi yang lain akan mengembangkan satu set ketrampilan yang

unik. Tim ini akan bekerja dalam hal-hal yang bersangkutan dengan manifestasi,

penilaian, dan penanganan dari kondisi-kondisi resiko tinggi dan memiliki pengertian

tentang lingkungan dari si perujuk. Ini adalah kesempatan untuk mendukung tim di

luar psikiatri dan memperluas pemahaman mereka terhadap gangguan mental dan

respon emosional individu menyangkut penyakitnya. Hal ini akan memungkinkan tim

psikiater C-L untuk membangun hubungan yang kooperatif dengan tim-tim yang lain,

memperoleh rasa hormat dari mereka, dan mempersilahkan mereka untuk

menawarkan penilaian dan ntervensi pada tahap awal. Pendekatan ini sangat penting

untuk penanganan penyakit gangguan somatofom.21

Meskipun kebutuhan akan pelayanan C-L selalu ada, penyediaan C-L Psikiatri

ini belum meluas. Ketikan merencanakan pelayanan ini, prosesnya terhambat oleh

bukti-bukti yang kurang, untuk mendukung adanya intervensi dan penanganan yang

ditawarkan oleh tim C-L psikiater, yang bisa diklasifikasikan dibawah judul berikut:

assessment and advice; physical intervention; psychological intervention; service

8

Page 9: Referat CLP Charity

intervention, for example outpatient clinics or admission; package of intervention;

and no intervention.22 Ruddy dan House22 menunjukkkan bahwa praktek klinis di area

ini mengalami kurangnya penelitian yang berkualitas dan adanya stress pada

kebutuhan untuk mengumpulkan bukti-bukti dalam rangka memimpin layanan

perencanaan. Bukti ini, jika ada, akan mendorong perencana kesehatan untuk

mendukung pengembangan dari tim psikiater C-L.

Dalam pelaksanaan tugasnya, ada ketrampilan dasar yang dibutuhkan

psikiater C-L. Pada umumnya mereka perlu melakukan suatu penilaian kompleks di

bangsal medis atau bedah, memahami bagaimana merespon kebutuhan si perujuk

meskipun tidak ada kelainan psikiatri yang muncul pada saat itu, mengembangkan

ketrampilan wawancara khusus, menilai depresi pada pasien yang sakit secara fisik,

mendeteksi gangguan psikologi yang muncul dengan gejala somatik, menilai perilaku

penyakit. Mereka juga perlu untuk mengasimilasi semua fakta relevan ke dalam suatu

perumusan kasus yang meliputi baik aspek fisik maupun psikologis.23

Laporan dari Royal College of Physicians and the Royal College of

Psychiatrist24 menjelaskan tentang komponen apa yang harus dimiliki oleh tim C-L

psikiatri. Mereka menegaskan bahwa perawatan psikologis untuk seluruh rumah sakit

umum paling baik disampaikan oleh hubungan multidisplin dari tim psikiatri yang

berbasis pada rumah sakit umum tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tipikal rumah

sakit umum yang memiliki 600 tempat tidur, dan melayani populasi manusia sebesar

250.000 orang harus mempunyai satu konsulen liaison psikiatri, satu dokter terlatih,

lima perawat, satu sekretaris, dan satu atau dua psikolog kliis. Ini menunjukkan

bahwa angka ini harus dimodifikasi lebih baik lagi sesuai dengan kondisi lokal.

9

Page 10: Referat CLP Charity

Untuk jelasnya mari melihat ruang lingkup dari Consultation-Liaison

Psychiatry25 itu sendiri :

1. Memahami dampak dari penyakit medis dan system di mana penyakit di

perlakukan dan bagaimana ini mempengaruhi presentasi, pengalaman, dan

dampak morbiditas psikiatri dan psikososial

2. Melakukan penilaian biopsikososialkultural, membuat formulasi, dan menerapkan

perawatan yang tepat dalam konteks rumah sakit umum termasuk komunikasi

efektif dengan seluruh tim yang melakukan pengobatan

3. Menilai reaksi terhadap penyakit, dan membedakan presentasi dari depresi dan

kecemasan dalam pengaturan medis

4. Memahami lintasan gabungan dari penyakit dan masalah perkembangan dari

orang dengan masalah kesehatan jiwa dan penyakit mental

5. Kemampuan untuk mennilai dan mengobati gangguan somatisasi dan

somatoform.

6. Kemampuan untuk menilai dan menangani gangguan neuropsikiatri, dengan

penekanan khusus pada delirium

7. Memahami kebutuhan khusus dari populasi tertentu dengan morbiditas psikiatri

dan psikososial dalam pengaturan medis, termasuk orang muda, orang tua,

penduduk asli, dan orang-orang dengan cacat intelektual

8. Menilai dan mengelola presentasi akut dan darurat dari morbiditas psikiatri dalam

pengaturan medis umum.

Seorang C-L psikiater maupun tim adalah dokter yang memiliki kualifikasi

secara medis, yang mampu mendiagnosis dan melakukan pengobatan pada :26

10

Page 11: Referat CLP Charity

1. Penyakit kejiwaan yang secara medis sakit

2. Penyakit kejiwaan dan faktor psikologi lainnya yang mengganggu pemulihan

dari penyakit medis

3. Gejala-gejala fisik yang timbul, yang secara medis tidak bisa dijelaskan

dengan penyakit fisik yang mendasari

4. Penggunaan obat-obat psikiatri dan terapi psikilogis dalam konteks penyakit

fisik.

Layanan C-L Psikiatri berbasis di rumah sakit umum, namun semakin besar

kerjasamanya dengan perawatan primer dalam pengelolaan penyakit medis dan

kejiwaan.

E. Prospek Perkembangan C-L Psikiatri di Masa Mendatang

Keluhan utama dari psikiater adalah kurangnya waktu untuk melakukan

pelayanan liaison di rumah sakit umum. Banyak yang menangani rujukan di luar jam

kerja, ketika dokter tidak berada di tempat untuk berdiskusi mengenai pasien.xx

Hampir 20 tahun yang lalu, Russel telah memperkirakan bahwa tidak cukup banyak

psikiater yang mampu menjalankan pelayanan liaison yang memuaskan di rumah

sakit umum. Prediksi tersebut rupanya menjadi kenyataan dan tidak ada bukti pasti

bahwa hal ini akan berubah dalam waktu dekat di masa depan.27

Ada bukti lain yang menyatakan bahwa pelayanan liaison menjadi tidak

diprioritaskan dalam bagian psikiatri; ada keluhan yang banyak mengenai kurangnya

pelayanan sekretariat, tidak adanya catatan record yang sistematis dan tidak

memadainya pengawasan terhadap staff junior.28 Hanya 13% dari Otoritas Kesehatan

11

Page 12: Referat CLP Charity

Kabupaten yang memilliki rencana untuk mengembangkan C-L psikiatri ini

(dibandingkan dengan 60% rencana untuk pengembangan Sumber Daya Kesehatan

Mental Masyarakat).

Adanya batu sandungan yang menghalangi pengembangan C-L psikiatri di

masa depan. Permintaan untuk kenaikan sumber daya kadang-kadang diikuti dengan

indikasi bahwa peran yang tepat dari C-L psikiatri ini tidak pasti. Selain itu, ada

beberapa pusat dengan ketrampilan dan fisilitas untuk melatih psikiater pada

ketertarikan khusus di bidang konsultan. Ada juga ketidakpastian apakah ini harus

menjadi layanan spesialisasi atau dianggap seabagai peran penting dan menarik dari

pekerjaan seorang psikiater.27 Namun pada akhirnya ABPN telah mensahkan C-L

psikiatri sebagai subspesialisasi psikiatri.

F. Waktu perujukan kepada C-L Psikiatri

Waktu konsultasi psikiatri merupakan hasil dari interaksi banyak faktor,

seperti karakteristik dari pasien, latar belakang pengetahuan staff non-psikiatri

tentang gangguan kejiwaan, diagnosis psikiatri, dan faktor lainnya. Faktor yang dapat

mempengaruhi waktu konsultasi psikiatri telah dikemukan oleh de Jong et al. Mereka

melaporkan bahwa pasien yang rentan terhadap lamanya perujukan adalah mereka

yang sudah tua dan mengalami delirium atau gangguan mood. Handrinos et al juga

melaporkan bahwa gangguan kepribadian akan lebih cepat untuk dirujuk dan

sebaliknya depresi akan lebih lambat dirujuk. Beberapa studi telah melaporkan

hubungan waktu untuk konsultasi dengan hasilnya pada pasien.29 Tertundanya

konsultasi psikiatri telah dikaitkan dengan lebih lamanya pasien menetap di rumah

12

Page 13: Referat CLP Charity

sakit. Bahkan ketikan ada kontrol untuk penyakit medisnya, alasan psikiatrik untuk

merujuk dan diagnosisnya, serta rekomendasi intervensi dan waktu untuk konsultasi

psikiatrik, semuanya berkaitan dengan lamanya pasien menetap di rumah sakit. Hal

ini menunjukkan bahwa jika konsultasi psikiatri dilakukan lebih lama dan cepat maka

akan menunjukkan suatu hasil yang baik, baik dari segi hasil maupun biaya. Namun

beberapa penelitian menunjukkan bahwa hanya sedikit pasien yang memiliki penyakit

kejiwaan penyerta yang dirujuk ke C-L psikiatri, dan kebanyakan dari pasien lama

baru dirujuk karena proses dari hospitalisasi.30

Strategi deteksi dini untuk pasin –pasien resiko tinggi dengan terlambatnya

konsultasi, dan meningkatkan kesadaran dari dokter non-psikiatri tentang pentingnya

waktu perujukan adalah sangat penting untuk efektivitas perawatan pasien baik dari

segi lamanya ia menetap di rumah sakit maupun biayanya.31

Dalam rangka memberikan tingakt pelayanan minimal untuk konsultasi

dengan rentang yang diharapkan dari gangguan kejiwaan yang serius dan butuh

penanganan segera, pelayanan C-L psikiatri harus menyediakan 1.0 EFT (Equivalent

Full Time) klinisi per 100 tempat tidur di rumah sakit. Untuk layanan agar dapat

mengatasi unsur-unsur yang lebih kompleks dari perilaku penyakit, memberikan

pendidikan, melakukan penelitian, memberikan kontribusi yang komprehensif pada

perawatan di bidand spesialis dan melakukan kegiatan penghubung lainnya, harus

diperlukan EFT yang multidispliner.32

13

Page 14: Referat CLP Charity

G. Konsep Manajemen Kerja C-L Psikiatri

Konsep kerja C-L Psikiatri tidak berbeda dengan manajemen umum,

sebaliknya lebih meningkatkan kualitas dan spesifitasnya upaya pelayanan kesehatan

dengan tujuan pokok meningkatkan kualitas hidup pasien sehubungan dengan kondisi

sebelumnya dengan cara holistic yang sebenarnya. Langkah tersebut dapat diuraikan

dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Pencegahan primer, sekunder, dan tersier

Dengan menggunakan model Caplan dari pencegahan yaitu

denganmengantisipasi dan mencegah berkembangnya gejala psikiatri atau

psikologi (pencegahan primer), dengan mengobati gejala saat ditemukan

(pencegahan sekunder), dan dengan mencegah kekambuhan gejala (pencegahan

tersier), C-L Psikiatri meningkatkan kualitas perawatan psikiatri dan kedokteran

saat prinsip liaison diterapkan.33

Pencegahan primer berusaha untuk mencegah gejala psikiatri sebelum

terjadi melalui tindakan dini. Sebagai contoh dari pencegahan primer adalah

mengatur wawancara psikiatri pada semua pasien sebelum pembedahan jantung.

Tindakan ini dapat mencegah terjadinya delirium. Pada pencegahan sekunder,

dokter menggunakan strategi untuk berusaha mengurangi faktor – biologis,

psikologis, dan sosial – yang mencetuskan penyakit; berusaha untuk menekan

penyakit; dan menangani gejala akut seperti kecemasan, depresi, dan sifat

karakter yang berlebihan yang dapat memperburuk stress dan menghalangi

pemulihan. Seperti pernyataan Hackett dan Cassem34, psikiatri konsultasi yang

utama adalah usaha pencegahan sekunder.

14

Page 15: Referat CLP Charity

Pada pencegahan tersier, psikiatri liaison berusaha keras

untuk menghalangi kekambuhan psikologis yang dapat mengikuti suatu

episodeakut (sebagai contoh, konflik psikologis yang menghasilkan gangguan

mood, kecemasan, dan penghambatan dan fobia tentang kembali bekerja atau

melakukan aktivitas seksual meskipun secara psikologis mampu melakukannya).

Tindakan tersier psikiatri membantu pasien beradaptasi dengan keterbatasan

psikologis mereka, sehingga mengurangi kemungkinan kekambuhan penyakit.

Mencegah kekambuhan penyakit sering membutuhkan keahlian follow-up pasien

rawat jalan setelah pulang dari RS untuk efektivitas yang maksimal.

2. Deteksi dan Diagnosis

Deteksi kasus dalam pelayanan kesehatan adalah keahlian

yangdimiliki oleh psikiater liaison yang akan sering menjadi keahlian

daripsikiater konsultan, yang akan dihubungi oleh rekan sejawat. Psikiater

konsultan secara khusus mempunyai kesulitan dalam mendeteksi

gangguanpsikososial dan dapat menjadi resisten terhadap tindakan psikiatri. Pada

kenyataannya, karena psikiatri konsultasi harus tergantung pada rujukan darirekan

yang motivasinya rendah dan informasinya kurang, akhirnya menjadi tindakan

pencegahan sekunder.

Archinard menjelaskan, psikiater liaison mendidik rekan di masa

mendatang untuk mendapatkan dan menganalisa data, yang meningkatkan

kewaspadaan, deteksi, diagnosis, dan/atau rujukan morbiditas psikiatri, kontras

dengan psikiater konsultan, yang menunggu rekan untuk mencarinya. Gangguan

mental yang diakibatkan oleh penyakit medis dan gangguan mental yang

15

Page 16: Referat CLP Charity

disebabkan penggunaan zat adalah contoh model dari gangguan psikofisiologis

yang sering muncul, tetapi sering tidak terdeteksi, pada pelayanan medis atau

bedah. Jika rekan berpotensi yang berkonsultasi tidak peduli terhadap gangguan

fungsi dari pasiennya, mengapa mereka meminta konsultasi? Strategi dan rencana

untuk deteksi kasus dan merujuk penting dalam pelayanan medis-bedah dan

menjadi dasar dari liaison psikiatri : tindakan penyaringan diagnosis untuk

gangguan fungsi kognitif, depresi, kecemasan,dan penyalahgunaan obat untuk

saat ini telah tersedia jika struktur diubah dari model konsultasi ke pada sesuatu

yang menggabungkan metodologi rujukan.

3. Penilaian dari Penyedia Layanan Kesehatan

Model kerjasama dari liaision psikiatri menggabungkan preposisi

bahwa tanggung jawab untuk perawatan psikiatri dari penyakit medis tidak dapat

dilimpahkan secara tunggal kepada psikiater. Tanggung jawab menjadi milik

bersama dari gabungan para dokter, perawat, dan pekerja sosial, anggota keluarga

yang penting, dan lainnya yang memberikan pengaruh psikoligis di bangsal.

Fungsi penting dari C-L Psikiatri adalah untuk menilai tingkat stress yang

disebabkan pasien terhadap penyedia layanan medis dan anggota keluarga, dan

kemampuan dari staff RS dan anggota keluarga untuk beradaptasi terhadap pasien

dan penyakitnya (dan melakukan tindakan terhadap perawatan psikologis), dan di

atas semuanya itu, kemampuan dari staff dan keluarga untuk melakukan

perawatan psikiatris atau psikologis.5

16

Page 17: Referat CLP Charity

4. Memberikan kewenangan pada staff nonpsikiatri

Boutin (2003) menjelaskan beberapa kewenangan dari pengetahuan

dan keahlian kesehatan yang digunakan sebagai skema untuk mengajar dan

mengambil keputusan. Ini mengijinkan pendidik dan penilai untuk menetapkan

tujuan bagi program pelatihan mereka atau untuk disiplin khusus: psikiatri,

perawatan primer, psikologi, pekerja sosial, perawat klinik, konseling pastoral,

rencana pemulangan, masalah hukum pasien, dan bahkan perawat kesehatan desa

pada negara berkembang.

5. Perubahan stuktural dalam pelayanan kesehatan

C-L Psikiatri berusaha untuk memberikan perubahan struktural pada

departemen psikiatri dan departemen lainnya melalui RS (sebagai contoh, unit

pengobatan psikiatri, klinik nyeri, dan unit penilaian postpartum) yang akan

bertahan melalui tantangan yang diberikan.

Kejelasan psikiatri sekarang menjadi standard untuk semua pasienover

dosis sebelum mereka dipulangkan dari unit perawatan intensif. Langkah logis

selanjutnya untuk membuat kejelasan psikiatri diharuskan untuk semua pasien

dengan risiko tinggi dan penyulit, seperti pasien dengan rencana pembedahan

jantung terbuka, yang menunjukkan masalah diagnosis,yang masih ragu-ragu

menjalani pembedahan, dan pasien yang berulang kalimen dapat perawatan medis

yang tampak mengalami pengabaian ataupenyiksaan. Penilaian psikiatri dari

pasien ini dan kelompok lain yang telah diidentifikasi harus dihargai sebagai

bagian dari penilaian dan penanganan C-L Psikiatri dalam rumah sakit pendidikan

modern.35

17

Page 18: Referat CLP Charity

H. Pendekatan dalam Konsultasi

1. Model Pemeriksaan

Banyak perdebatan tentang cara terbaik untuk melakukan pemeriksaan

psikiatri pada pasien medis atau bedah. Sudah jelas bahwa

teknik psikoanalitik, seperti asosiasi bebas yang panjang dan sunyi, jarang

yang sesuai dengan pasien CLP. Sebagian besar pasien tidak berpengalaman

dengan psikiatri atau psikoterapi, banyak masalah psikologis dalam konteks

pengalaman pasien dan biasanya tidak membutuhkan konsulan psikiatri, dan

beberapa mempunyai gangguan kognitif yang dapat mempengaruhi

pendekatan ini. Di sisi lain, menjaga secara mutlak kerahasian dokter-pasien

tidak mungkin untuk konsultasi psikiatri karena dokter utama pasien

mengaharapkan jawaban terhadap konsultasinya. Proses ini harus dijelaskan

kepada pasien (contoh, “saya akan memberikan kesimpulan dari penemuan

saya dan merekomendasikannya kepada dokter anda”). Jika pasien ingin

mengatakan kepada konsultan suatu “rahasia”, konsultan harus menjelaskan

akan membagikan “rahasia” itu dengan dokter yang merawat pasien sehingga

dapat meningkatkan pemahaman dokter tersebut terhadap sudut pandang

pasien dan memberikan hasil yang aktual terhadap perbaikan perawatan

pasien.36

Variasi pertanyaan dengan pertanyaan terbuka dan tertutup

berguna untuk mendapatkan data khusus yang dibutuhkan untuk riwayat dan

pemeriksaan status mental; data ini kemudian memberikan dasar

18

Page 19: Referat CLP Charity

untuk pengembangan diagnosis dan rencana terapi. Formulasi psikodinamik

dibuat dari data yang didapatkan dalam hal ini sering sangat berguna dalam

mengerti masalah pasien. Formulasi ini harus diubah kedalam deskripsi yang

bebas dari istilah dalam penulisan konsultasi dan diskusi dengan dokter

dantenaga medis yang berkonsultasi. Ini sering membantu untuk

meningkatkan pemahaman tim terhadap pasien.36

2. Alat bantu Ketrampilan

Konsultan psikiatri menggunakan informasi dari yang

didapatkan dari pengetahuannya, catatan rumah sakit dan riwayat dahulu,

tenaga medis danbedah, pemeriksaan pasien dan keluarganya, sumber

referensi yang beragam .Catatan awal konsultasi menyimpulkan hasil

pemeriksaan dari pasien danpeninjauan dari rekam medis. Mahasiswa

kedokteran dan residen sering mendapatkan bahwa belajar C-L Psikiatri lebih

mudah jika diawali dengan penggunaan format penilaian standard.

Pemeriksaan bed-side dapat meliputi menggambar jam atau bentuk lain,

Mini-Mental State Exam, Taylor Equivalent Drawing, peralatan

neuropsikologis. Biologis, psikoterapi, psikososial, dan intervensi sistem,

semuanya digunakan dalam praktek C-L Psikiatri.36

3. Proses Konsultasi

Proses dari kegiatan CLP sering paralel dengan proses yang

dilakukan selama perjalanan psikoterapi. Informasi dan pola dari reaksi

langsung selama kunjungan follow-up dan pandangan baru yang berkembang

yang sering tidak ditemukan pada kunjungan awal. Ini merupakan salah satu

19

Page 20: Referat CLP Charity

alasan bahwa kunjungan follow-up diperintahkan pada semua konsultasi

psikiatri yang baik.36 C-L Psikiater dapat membutuhkan banyak waktu

sebelum konsultan diterima dan dapat beradaptasi dengan praktisi dari tim

medis.37 Institusi harus mengikuti Recommended Guidelines for

Consultation-Liaison Psychiatric Training in Psychiatry Residency Programs

untuk pelayanan dan tenaga C-L Psikiater. Dalam semua pelayanan medis,

harus tersedia staff yang ahli untuk memberikan konsultasi psikiatri 24

jam/hari, sepanjang tahun. Dalam pelayanan di mana residen psikiatri

memberikan konsultasi, staff fakultas harus dapat memberikan bimbingan 24

jam/hari.37

Prosedur Konsultasi adalah sebagai berikut :

a. Meneriman permintaan konsultasi

b. Bicara dengan dokter yang meinta konsultasi dan perjelas

permintaan konsultasinya

c. Tentukan ruang lingkup konsultasi

d. Melihat catatan medis

e. Mewawancarai pasien

f. Pemeriksaan status mental

g. Mendapatkan informasi dari pihak lain selain dokter yang merujuk

dan pasien

h. Membuat diagnosis

i. Rekomendasi hasil observasi kepada dokter perujuk

j. Intervensi

20

Page 21: Referat CLP Charity

k. Follow Up

I. C-L Psikiatri dan Pasien Usia Tua38

Lloyd dan Mayou39 berdebat secara keras mengenai perkembangan C-L

psikiatri, atau dengan istilah yang disukai mereka ‘ilmu kedokteran psikologi di

rumah sakit umum”. Pendapat mereka akan membuat para pejabat pemerintahan

memikul tanggung jawab yang besar jika mereka menyertakan kebutuhan kesehatan

jiwa pada pasien-pasien yang sudah berumur (tua). Dua per tiga tempat tidur di

rumah sakit ditempati oleh pasien yang berumur di atas 65 tahun dan itu jelas bagi

siapapun yang mengunjungi bangsal rumah sakit umum bahwa mayoritas dari ‘bed-

blocking’ disebabkan oleh orang tua dengan demensia, depresi, dan delirium yang

berkepanjangan. Epidemiologi, bersama-sama dengan terbuktinya koordinasi

pelayanan yang miskin, disorot dalam laporan terbaru, sebagian diemban oleh

Faculty of Old Age Psychiatry of the Royal College of Psychiatrists.40 Sekarang

waktunya telah matang untuk psikiater yang menangani orang tua, untuk

mengaplikasikan ketrampilan dan pengalaman multidisiplin mereka dalam hal

dukungan masyarakat ke dalam rumah sakit umum utuk memungkinkan pasien-

pasien dengna bed blocking dapat dipulangkan lebih cepat.

J. Child Consultation-Liaison Psychiatry

C-L Psikiatri anak mengadopsi pendekatan multidisiplin pada anak-anak baik

gangguan fisik maupun tingkah laku emosinya. Hal ini didasarkan model

biopsikososial yang menganggap aspek biologik, psikologik, dan sosial dari anak

21

Page 22: Referat CLP Charity

dalam satu konteks perkembangan. Langkah pertama dari proses ini adalah

konsultasi, yang merupakan permintaan dan dokter non-psikiater untuk melihat suatu

masalah pada anak. Pelayanan penghubung hanya merupakan pelengkap untuk

konsultasi, dalam hal ini mereka membutuhkan hubungan yang dekat dengan dokter

yang merujuk. Oleh karena itu, konsultan bekerja dengan anak-anak yang sakit secara

medis juga dengan orang tua yang cemas, dengan staff bangsal dalam berhubungan

dengan pasien mereka dan dengan admistrasi rumah sakit untuk membentuk

lingkungan yang secara psikologis lebih selaras.41

Telah dilaporkan sebanyak 18-20% anak mengalami masalah emosi da

perilaku ketika ia sedang sakit atau dalam hal ini dirawat di rumah sakit. Bahkan

tingkat yang lebih tinggi harus diharapkan terjadi pada anak- anak dengan penyakit

kronik dalam fasilitas canggih untuk perawatan dan pengobatannya. Intervensi medis

bedah traumatik ternyata memiliki efek psikologis yang negatif.42,43 Dokter spesialis

anak mungkin akan mendapatkan kesulitan dalam mengidentifikasi penyakit psikiatri

dan karena itu, konsultasi psikiatri mungkin diperlukan untuk sejumlah kasus yang

relatif kecil.44

Terjadinya hubungan gangguan pediatrik dan psikiatrik mungkin adalah suatu

kebetulan atau behubungan dengan kausalitas. Gangguan makan yang menyebabkan

sejumlah gejala fisik, depresi yang dapat menyebakan penurunan berat badan dan

delirium yang disebabkan oleh berbagai penyakit adalah contoh yang banyak

ditemukan. Komorbiditas yang kebetulan, di sisi lain, yang lebih umum diperkirakan,

ditemukan menjadi alasan utama permintaan konsultasi.45,46

22

Page 23: Referat CLP Charity

Penyakit penyerta pediatrik dan psikiatrik secara negatif mempengaruhi

proses penilaian dan pengobatan anak. Sementara penyakit akut dan rawat inap

menimbulkan kecemasan yang berkaitan dengan citra tubuh yang negatif dan rendah

diri. Penyakit penyerta yang secara kebetulan ditemukan seperti retardasi mental,

ketidakmampuan untuk memahami dan gangguan pemusatan perhatian, menurunkan

kemampuan anak untuk mengerti penyakit mereka dan menghambat kepatuhan

mereka terhadap pengobatan.46 Studi yang dikatakan di atas menyiratkan bahwa

konsultasi psikiatri bukan hanya saja kesempatan untuk memperbaiki masalah emosi

dan perilaku mereka tetapi juga merupakan cara untuk meningkatkan efektivitas

pengobatan medis.

Observasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa anak yang secara medis

sakit dan ibu yang menjaga mereka serta pengaturan di rumah sakit, membutuhkan

penilaian kejiwaan yang sistematis dan secara hati-hati direncanakan dukungan

psikososial. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, diketahui dan dimengerti bahwa

pelayanan C-L psikiatri memerlukan peningkatan secara konstan.

23

Page 24: Referat CLP Charity

BAB III

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas bisa disimpulkan bahwa C-L Psikiatri ini benar-

benar menjebatani antara penyakit mental dan penyakit fisik secara medis. Tim C-L

Psikiatri beroperasi di dalam dan di antara tim kedokteran lainnya contohnya interna

dan bedah. Mereka mendapatkan pemahaman tentang bagaimana mereka harus

bertindak pada pasien-pasien yang memiliki masalah emosional. Mereka mempunyai

keahlian dalam penilaian, pengobatan dan pengelolaan gejala-gejala yang secara

medis tidak dapat dijelaskan. Ini adalah aspek-aspek praktek mereka yang

memungkinkan mereka untuk berkoordinasi dan merawat orang dengan gangguan

somatoform. Karena posisi mereka ada di dalam struktur medis, idealnya merekalah

yang memimpin penelitian mengenai gangguan somatorm dan juga untuk mengatasi

keprihatinan akan relatif kurangnya penelitian di bidang ini.

24

Page 25: Referat CLP Charity

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Blumenfield M, Tiamson MLA. Consultation-Liaison Psychiatry: A Practical

Guide. 1st ed. Philadelphia, US. Lippincott Williams & Wilkins; 2003

2. Sadock BJ, Sadock VA. Psychosomatic Medicine. In: Sadock BJ, Sadock VA

(eds.)Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry - Behavioral Sciences/Clinical

Psychiatry. 10th ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.p.829

3. Wibisono Sasanto, Prof, dr, DR, SpKJ, K. Kuliah Consultation Liaison

Psychiatry. 1st published. Jakarta. FK UI; 2001

4. Barrett AM: The broadened interests of psychiatry. Am J Psychiatry. 1922; 79:1–

13

5. Lipsitt DR. Psychosomatic Medicine. C-L Psychiatry. Am J

Psychiatry.2004;161(4):769

6. Hanna TA. Consult Liaison & Therapeutic Alliance. Available from : URL:

http:// www.academicpsychiatry.org/powerpoint/ Accessed November 16, 2012

7. Hellemans A, Bunch B. The Timetables of Science. Simon &

Schuster;1988.p. 261.

8. Sánchez N. Adolf Meyer and Spain: A Historical Account Gleaned through his

Correspondence. Psychologia Latina.2011;2(1):115-31

9. McGovern CM. Dunbar, Helen Flanders. American National

Biography.2000;12(2)

25

Page 26: Referat CLP Charity

10. Saravay SM, Steinberg H, Solomon SP, Hong GK. A confirmation of NIMH

training objectives for consultation-liaison residents . Am J Psychiatry

.1984.141(-):1437-40

11. Philbrick KL, Rundell JR, Netzel PJ, Levenson JL. Clinical Manual of

Psychosomatic Medicine - A guide to Consultation Liaison Psychiatry. 2nd ed.

Arlington, VA. American Psychiatric Publishing; 2012

12. Lobo A, Lozano M, Diefenbacher A. Psychosomatic Psychiatry: a European

View. The European Journal of Psychiatry.Jun 2007;21(2)

13. Sharpe M, Gath D. Recent Developments Consultation Liaison Psychiatry -- A

view from Oxford. Hong Kong Journal of Psychiatry.1997;7(1):9-13

14. McIntyre JS. A New Subspecialty. Am J Psychiatry.2002;159(12):1961-63

15. Hamburg BA. CONSULTATION/LIAISON PSYCHIATRY. Bull. N.Y. Acad.

Med.1987;63(4):376-85

16. Lipowski ZJ. Current trends in consultation-liaison psychiatry. Canadian Journal

of Psychiatry. Revue Canadienne de Psychiatrie.1983;28(5):329-338

17. Morris R, Mayou R. International overview of consultation-liaison psychiatry. In

E. Guthrie & F. Creed (Eds), Seminars in Liaison Psychiatry.

London:Gaskell;1996.p.1-20

18. Tarigan CJ. PERBEDAAN DEPRESI PADA PASIEN DISPEPSIA

FUNGSIONAL DAN DISPEPSIA ORGANIK. USU Digital Library. 2003;15-16

19. M. Faisal Idrus, Irmasanty. THE PROFILE OF PSYCHIATRIC DISORDERS

PATIENTS REFERRED IN PSYCHIATRIC DEPARTMENT OF DR

26

Page 27: Referat CLP Charity

WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITALS BETWEEN 2000-2004. The

Indonesian Journal of Medical Science. 2009;1(5):343-348

20. Meadows GN, Harvey CA, Joubert L, Barton D, Bedi G. The Consultation-

Liaison in Primary-Care Psychiatry Program: A Structured Approach to Long-

Term Collaboration. PSYCHIATRIC SERVICES.Aug 2007;58(8):1036–1038

21. Jorsh MS. Somatoform disorders: The role of consultation liaison psychiatry.

International Review of Psychiatry. Feb 2006;18(1):61-65

22. Ruddy R, House A. Meta-review of high-quality systematic review of

interventions in key areas of liaison psychiatry. The British Journal of

Psychiatry.2005;187(2):109-120

23. Guthrie E, Creed F . Seminars in liaison psychiatry. London. Gaskel/Royal

College of Psychiatrists; 1996

24. Royal College of Physicians and Royal College of Psychiatrists. The

psychological care of medical patients, a practical guide. 2nd ed. CR 108

London. RCP/RCPsych; 2003

25. Scope of Consultation-Liaison Psychiatry. The Royal Australian & New Zealand

College of Psychiatry. Available from: URL: http://www.ranzcp.org/ Accessed

November 17, 2012

26. Royal College of Psychiatrists’ Faculty of Liaison Psychiatry. Liaison psychiatry

and the management of long-term conditions and medically unexplained

symptomses. Faculty Report FR/LP.2012;1:6

27. Creed F. Liaison psychiatry for the 21st century: a review. Journal of the Royal

Society of Medicine.1991;84(-):414-417

27

Page 28: Referat CLP Charity

28. Georgescua D, Caduffb F. Konsiliar- und Liaisonpsychiatrie in der Schweiz:

aktueller Stand und Perspektiven. Schweizer arciv fur neurologi und

psychiatri.2002;153(1):12-23

29. Handrinos D, McKenzie D, Smith GC. Timing of referral to a consultation-liaison

psychiatry unit. Psychosomatics.1998;39(4):311-7

30. Alhuthail YR. Psychiatric consultations and length of hospital stay.

Neurosciences.2008;13(2):161-4

31. Alhuthail YR. Timing of Referral to Consultation-liaison Psychiatry.

International Journal of Health Sciences, Qassim University.2009;3(2):165-70

32. Holmes A, Handrinos D, Theologus E, Salzberg M. Service use in consultation-

liaison psychiatry: guidelines for baseline staffing. The Royal Australian and New

Zealand College of Psychiatrists.June 2011;19(3):254-59

33. Kornfeld DS. Consultation-Liaison Psychiatry: Contributions to Medical Practice.

Am J Psychiatry.2002;159(-):1964-72

34. Hackett T, Cassem N. The Massachusets General Hospital Handbook of

Psychiatry. St.Lois, MO: Mosby. 1979

35. Aladjem AD. Consultation-Liaison Psychiatry in Comprehensive Textbook of

Psychiatry. 8th ed. Philadelphia, US. Lippincott Williams & Wilkins; 2005

36. Shakin Kunkel El, Thompson TL. The process of consultation and organization of

a consultation-liaison psychiatry service. In: Rundell JR, Wise MG (eds.) The

American Psychiatry Textbook of Consultation-Liaison Psychiatry. 1st ed.

Washington DC: American Psychiatric Publishing; 1996.

28

Page 29: Referat CLP Charity

37. Bronheim HE, Fulop G, Kunkel EJ, Muskin PR, Schlinder BA, Yates WR, et al.

The Academy of Psychosomatic Medicine Practice Guidelines for Psychiatric

Consultation in the General Medical Setting. Psychosomatics.1998;39(-):8-30

38. Seymour J. Liaison psychiatry and older adults. The British Journal of

Psychiatry.2003;183(-):365-69

39. Lloyd GG, Mayou RA. Liaison Psychiatry or psychological medicine? The

British Journal of Psychiatry.2003;183(-):5-7

40. Holmes J, Bentley K, Cameron I. Between two stools: Psychiatric services for

older people in general hospitals. 1st ed. UK. University of Leeds,Academic Unit

of Psychiatry and Behavioural Sciences; 2002

41. Klykylo WM, Kay J. Clinical Child Psychiatry. 2nd ed. West Sussex PO19 8SQ,

England: John Wiley & Sons Ltd; 2005

42. Barlow JH, Ellard DR. Psycho-educational interventions for children with chronic

disease, parents and siblings: an overview of the research evidence base. Child

Care HealthDev.2004;30(-):637-45

43. Pless IB, Power C, Pekham CS. Long-term psychosocial sequelae of chronic

physical disorders in childhood. Pediatrics.1993;91(-):1131-36

44. Costello EJ, Edelbrock C, Costello AJ, Dulcan MK, Burns BJ, Brent D.

Psychopathology in Pediatric Primary Care: The New Hidden Morbidity.

Pediatrics.1988;82(3):414-25

45. Kiliç BG, Uslu R, Aysev A. A Preliminary Evaluation of Consultation-Liaison

Psychiatry Services For Children at A University Hospital: Lessons Learned to

Enhance Efficacy. New/Yeni Symposium Journal.2007;45(4):163-69

29

Page 30: Referat CLP Charity

46. Steiner H, Shaw R. Psychiatric assessment and management of medically ill

children. In : Stoudemire A, Fogel BS, Greenberg DB, editors. Psychiatric Care

of the Medical Patient. 2nd ed. Oxford: Oxford University Press; 2000.p.1097-110

30