Referat Bedah CA. Mammae

32
BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh lebih tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus baru kanker payudara pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus kematian pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim. Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker. Pada umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial, sehingga kebanyakan kanker payudara dikelompokkan sebagai karsinoma (keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu keganasan yang berasal dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara. Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu insitu karsinoma dan invasive karsinoma. Karsinoma insitu dikarakterisasi oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal 1

Transcript of Referat Bedah CA. Mammae

Page 1: Referat Bedah CA. Mammae

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup

tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada

wanita jauh lebih tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus baru

kanker payudara pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus kematian

pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria.

Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim.

Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker. Pada

umumnya tumor pada payudara bermula dari sel epitelial, sehingga kebanyakan kanker payudara

dikelompokkan sebagai karsinoma (keganasan tumor epitelial). Sedangkan sarkoma, yaitu

keganasan yang berasal dari jaringan penghubung, jarang dijumpai pada payudara.

Berdasarkan asal dan karakter histologinya kanker payudara dikelompokkan menjadi dua

kelompok besar yaitu insitu karsinoma dan invasive karsinoma. Karsinoma insitu dikarakterisasi

oleh lokalisasi sel tumor baik di duktus maupun di lobular, tanpa adanya invasi melalui membran

basal menuju stroma di sekelilingnya. Sebaliknya pada invasive karsinoma, membran basal akan

rusak sebagian atau secara keseluruhan dan sel kanker akan mampu menginvasi jaringan di

sekitarnya menjadi sel metastatik.

Kanker payudara pada umumnya berupa ductal breast cancer yang invasif dengan

pertumbuhan tidak terlalu cepat. Kanker payudara sebagian besar (sekitar 70%) ditandai dengan

adanya gumpalan yang biasanya terasa sakit pada payudara, juga adanya tanda lain yang lebih

jarang yang berupa sakit pada bagian payudara, erosi, retraksi, pembesaran dan rasa gatal pada

bagian puting, juga secara keseluruhan timbul kemerahan, pembesaran dan kemungkinan

penyusutan payudara.

1

Page 2: Referat Bedah CA. Mammae

Sedangkan pada masa metastasis dapat timbul gejala nyeri tulang, penyakit kuning atau

bahkan pengurangan berat badan. Sel kanker payudara dapat tumbuh menjadi benjolan sebesar 1

cm2 dalam waktu 8-12 tahun. Pada tumor yang ganas, benjolan ini besifat solid, keras, tidak

beraturan, dan non mobile. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi edema kulit, kemerahan,

dan rasa panas pada jaringan payudara.

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang

dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada

saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah

keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini

2

Page 3: Referat Bedah CA. Mammae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DEFINISI

Carsinoma mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada

jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas serta tumbuh perlahan karena

suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mammae yang banyak mengandung

banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase.

Penyakit kanker payudara adalah penyakit keganasan yang berasal dari struktur parenkim

payudara. Paling banyak berasal dari epitel duktus laktiferus (70 %), epitel lobulus (10%)

sisanya sebagian kecil mengenai jaringan otot dan kulit payudara, kanker payudara tumbuh lokal

ditempat semula, lalu selang beberapa waktu menyebar melalui saluran limfe (penyebaran

sisitemik) ke organ vital lain seperti paru-paru, tulang, hati, otak dan kulit.

II.2 ANATOMI

Payudara terletak dari costa 2 sampai costa 6, batas medial sternum dan lateral sampai

linea axillaris anterior. Jaringan payudara meluas dari garis clavicula di garis tengahnya sampai

costa 8 ke linea axillaris posterior, yang dikenal sebagai daerah disseksi mastektomi radikal.

Sebagai tambahan axillary tail (Spencer tail) meluas dari tepi atas dan luar supero lateral.

Kelenjar payudara merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral atasnya,

jaringan ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara.

Setiap payudara terdiri atas 12 sampai dengan 20 lobulus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papilla mammae, yang disebut duktus laktiferus. Di antara kelenjar susu

dan fascia pektoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak.

3

Page 4: Referat Bedah CA. Mammae

Di antara lobulus tersebut terdapat jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang memberi

rangka untuk payudara.

Gambar 1.1 anatomi mammae.

Payudara diinervasi atau diperdarahi oleh cabang:

1. Arteri mammaria interna mendarahi tepi medial.

2. Arteri thorakalis lateralis (mammaria eksterna) mendarahi bagian lateral.

3. Arteri thorako-akromialis mendarahi bagian dalam.

4. Arteri thorako-dorsalis mendarahi M. latissimus dorsi dan M. serratus magnus.

Sistem pembuluh vena meliputi Vena interkostalis dari spatium intercosta 2 sampai 6

untuk memasuki v.vertebralis di posterior. Vena interkostalis juga bisa memasuki Vena azygos

yang bermuara ke dalam Vena cava superior. Vena aksilaris menerima darah dari bagian superior

dan lateral payudara. Aliran vena mengikuti sistem arteri.

Aliran limfe dari payudara dibagi menjadi 3, yaitu dari kulit payudara yang mengalir ke

Lnn.supraclavicula, Lnn.mammaria interna, dan Lnn.pektoralis, dari papilla dan areola mengalir

ke plexus subareola, dan dari jaringan payudara yang mengalir ke plexus pektoralis.

4

Page 5: Referat Bedah CA. Mammae

Aliran kelenjar limfe dari payudara kurang lebih 75 % ke aksila, sebagian lagi ke kelenjar

parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial, dan ada pula aliran ke kelenjar

interpektoralis. Pada aksila terdapat kira-kira 50 buah kelenjar getah bening yang berada di

sepanjang arteri dan vena brachialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok

anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat sepanjang

v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian kaudal dalam di fosa

supraklavikular.

Persarafan kulit payudara disarafi oleh cabang pleksus servikalis dan nervus intercostalis.

Jaringan kelenjar payudara sendiri disarafi oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang

perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni

n.intercostobrachialis dan n.cutaneus brachius medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila

dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan

sehingga tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut.

II.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada

pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara yaitu :

1. usia > 30 tahun2. Menarche dini.

Resiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.

3. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama.

Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempuyai resiko dua

kali lipat untuk mengalami kanker payudara dibanding dengan wanita yang

mempunyai anak pertama mereka pada usia sebelum 20 tahun.

4. Menopause pada usia lanjut.

Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker

5

Page 6: Referat Bedah CA. Mammae

payudara. Dalam perbandingan, wanita yang telah menjalani ooforektomi bilateral

sebelum usia 35 tahun mempunyai resiko sepertiganya.

5. Riwayat penyakit payudara jinak.

Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferatif

mempunyai resiko dua kali lipat untuk mengalami kanker payudara. Wanita dengan

hiperplasia tipikal mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.

6. Obesitas, resiko rendah diantara wanita pascamenopause.

Wanita gemuk yang didiagnosa penyakit ini mempunyai angka kematian lebih tinggi,

yang paling sering berhubungan dengan diagnosis yang lambat.

7. Kontraseptif oral.

Wanita yang menggunakan kontraseptif oral beresiko tinggi untuk mengalami kanker

payudara. Resiko tinggi ini menurun dengan cepat setelah penghentian medikasi.

8. Terapi pengganti hormone.

Terdapat laporan yang membingungkan tentang resiko kanker payudara pada terapi

penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan estrogen

suplemen dan menggunakannya untuk jangka panjang (Lebih dari 10-15 tahun) dapat

mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesteron terhadap

penggantian estrogen meningkatkan insiden kanker endometrium, hal ini tidak

menurunkan risiko kanker payudara.

9. Masukan alkohol.

Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang menkonsumsi alkohol bahkan

dengan hanya sekali minum dalam sehari. Resikonya dua kali lipat diantara wanita

yang minum alkohol tiga kali sehari. Di negara dimana minuman anggur dikonsumsi

secara teratur (misal: Prancis dan Italia), Angkanya sedikit lebih tinggi. Beberapa

temuan menunjukkan bahwa wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk

mengalami kanker payudara pada tahun-tahun berikutnya.

6

Page 7: Referat Bedah CA. Mammae

II.4 PATOFISIOLOGI

Kejadian karsinoma payudara dihubungkan dengan terjadinya hiperplasia sel dengan

perkembangan sel-sel atipik, kemudian terjadi karsinoma intraepitelial (karsinoma insitu),

setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasi sel-sel dengan cepat. Selanjutnya

sel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya pada payudara.

            Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari

sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter sekitar

1 cm). Pada ukuran itu sekitar ¼ kasus sudah disertai dengan kejadian metastasis.

II.5 MANIFESTASI KLINIS

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak

bentuknya tak beraturan dan terfiksasi.

2. Nyeri di daerah massa.

3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam, tarikan dan

refraksi pada areola mammae.

4. Edema dengan “peau d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)

5. Pengelupasan papilla mammae

6. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encer

padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.

7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi7

Page 8: Referat Bedah CA. Mammae

II.6 KLASIFIKASI

Klasifikasi karsinoma payudara menurut WHO dibagi menjadi :

1. Ductal karsinoma a. Non infiltrating ductal cell carcinoma

b. Infiltrating ductal cell carcinoma, terdiri dari :

- medullary carcinoma

- papillary carcinoma

         - paget carcinoma

     - epidermoid carcinoma

2. Lobular carcinoma

Dewasa ini menggunakan cara penggolongan TNM menurut Perhimpunan Anti Kanker Internasional (edisi tahun 2002).

Tumor primer (T)

Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

To : Tidak terbukti adanya tumor primer

Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

T1 : Tumor < 2 cm

8

Page 9: Referat Bedah CA. Mammae

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

T2 : Tumor 2 – 5 cm

T3 : Tumor diatas 5 cm

T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax

atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

Nodus limfe regional (N)

Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

N0 : Tidak teraba kelenjar axila

N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain

atau melekat pada jaringan sekitarnya.

9

Page 10: Referat Bedah CA. Mammae

N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

Metastase jauh (M)

Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

M0 : Tidak ada metastase jauh

M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

Stadium klinis kanker payudara

Stadium T N M

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

IIAT0

T1

T2

N1

N1

N0

M0

M0

M0

IIBT2

T3

N1

N0

M0

M0

IIIAT0

T1

T2

T3

N2

N2

N2

N1,N2

M0

M0

M0

M0

10

Page 11: Referat Bedah CA. Mammae

IIIBT4

Setiap T

Setiap N

N3

M0

M0

IV Setiap T Setiap N M1

II.7 DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis kanker payudara diperlukan :

1. Pemeriksaan fisik meliputi anamnesa seperti mengenai keluhan-keluhan, perjalanan

penyakit, keluhan tambahan, dan faktor-faktor resiko tinggi.

Teknik pemeriksaan fisik sebagai berikut :

Posisi duduk

Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke

samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama

tinggi. Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris / tidak; adakah

11

Page 12: Referat Bedah CA. Mammae

kelainan papilla, letak dan bentuknya, retraksi putting susu, kelainan kulit

berupa peau d’orange, dimpling, ulserasi, atau tanda-tanda radang. Lakukan

juga dalam keadan kedua lengan di angkat ke atas untuk melihat apakah ada

bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang

tertinggal, dimpling dan lain-lain.

Posisi berbaring

Sebaiknya dengan punggung diganjal dengan bantal, lakukan palpasi

mulai dari cranial setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6, serta

daerah subaerolar dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir

dilakukan penekanan daerah papilla untuk melihat apakah ada cairan yang

keluar. Tetapkam keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan

kuadranny; ukuran, konsistensi, batas tegas / tidak; dan mobilitas terhadap

kulit, otot pektoralis, atau dinding dada.

Pemeriksaan KGB regional di daerah :

a. Aksila, yang ditentukan kelompok kelenjar :

Mammaria eksterna di anterior, dibawah tepi otot pectoralis

Subskapularis di posterior aksila

Apikal di ujung atas fasia aksilaris

b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama.

Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis yaitu hepar, lien,

tulang belakang, dan paru. Metastasis jauh dapat bergejala sebagai berikut:

12

Page 13: Referat Bedah CA. Mammae

Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis.

Paru : efusi pleura, coint lesion foto paru, atelektasis,

Hati : hepatomegali, fungsi hati terganggu SGOT/SGPT, ikterus,

asites.

Tulang : nyeri tekan, osteolytic lesion, destruksi tulang, lesi

osteoblastik.

2. Pemeriksaan penunjang

Mammografi

Suatu pemeriksaan soft tissue teknik. Adanya proses keganasan akan

memberi tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif,

comet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan

adanya mikrokalsifikasi. Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit

dan bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan aerola adanya

bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglanduler tidak teratur,

infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae dan adanya metastasis ke

kelenjar. Mamografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak

teraba jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening.

Ultrasonografi (USG)

Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik.

Pemeriksaan lain seperti :thoraks foto, bone scanning/ bone survey serta usg

abdomen / liver dilakukan untuk mencari jauhnya ekstensi tumor atau metastasis.

Pemeriksaan ini umumnya hanya dilakukan apabila diperlukan ( atas indikasi ).

Pemeriksaan laboratorium untuk melihat toleransi penderita, juga dapat melihat

kemungkinan adanya metastasis misalnya alkali fosfatase.

13

Page 14: Referat Bedah CA. Mammae

3. Pemeriksaan histopatologis

Pemeriksaan ini merupakan diagnosis pasti adanya kanker payudara. Bahan

pemeriksaan diambil dengan cara :

Eksisional biopsy, kemudian diperiksa PA. ini untuk kasus-kasus yang

diperkirakan masih operabel / stadium dini.

Insisional biopsy, cara ini untuk kasus-kasus ganas yang sudah inoperable /

lanjut.

FNAB ( Fine Needle Aspiration Biopsy ).

Suatu pemeriksaan sitopatologi yang dipakai untuk menetukan apakah akan

segera disiapkan pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan

dengan pemeriksaan lain atau langsung dilakukan eksterpasi. Hasil positif

pada pemeriksaan sitologi bukan untuk indikasi bedah radikal karena hasil

positif palsu sering terjadi.

II.8 DIAGNOSIS BANDING

1. Fibroadenoma mammae ( FAM ), merupakan tumor jinak payudara yang biasanya

terdapat pada usia muda ( 15 – 30 tahun ) , dengan konsistensi padat kenyal, batas

tegas, tidak nyeri dan mobile. Terapi pada tumor ini cukup dengan eksisi.

2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi

padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran

membesar, biasanya bilateral / multiple. Terapi tumor ini dengan medikamentosa

simtomatis.

14

Page 15: Referat Bedah CA. Mammae

3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,

berbatas tegas, mobile dengan ukuran dapat mencapai 20- 30 cm. terapi tumor ini

dengan mastektomi simple.

4. Galaktokel, merupakan masa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya

saluran/ ductus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru atau sedang

menyusui.

5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap bahkan dapat

berkembang menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yamg sedang menyusui.

II.9 PENATALAKSANAAN

Dalam hal pengobatan yang perlu diketahui :

1. Pengobatan pada stadium dini akan memberi harapan kesembuhan dan memberi harapan

hidup yang baik.

2. Jenis – jenis pengobatan :

Pada stadium I , II , III awal ( stadium operable ), sifat pengobatan adalah kuratif.

Semakin dini semakin tinggi kurasinya. Pengobatan pada stadium I , II , IIIA adalah

operasi yang primer, terapi lainnya hanya bersifat adjuvant. Untuk stadium I , II

pengobatan adalah radikal mastektomi atau modified radikal mastektomi, dengan atau

tanpa radiasi dan sitostatika adjuvant. Berdasarkan protokol di RSCM , diberikan terapi

radiasi pasca operasi radikal mastektomi, tergantung dari kondisi kelenjar getah bening

aksila. Jika kelenjar getah bening aksila tidak mengandung metastase, maka terapi radiasi

dan sitostatika adjuvant tidak diberikan. Stadium IIIA adalah simple mastektomi dengan

radiasi dan sitostatika adjuvant.

Stadium IIIB dan IV, sifat pengobatannya adalah paliasi, yaitu terutama untuk

mengurangi penderitaan pasien dan memperbaiki kualitas hidup. Untuk stadium IIIB atau

15

Page 16: Referat Bedah CA. Mammae

localy advanced pengobatan utama adalah radiasi dan dapat diikuti oleh modalitas lain

yaitu hormonal terapi dan sitostatika ( kemoterapi ).

Stadium IV pengobatan yang primer adalah bersifat sistemik yaitu hormonal dan

kemoterapi. Radiasi terkadang diperlukan untuk paliasi pada daerah – daerah tulang

weight bearing yang mengandung metastase atau pada tumor bed yang berdarah difuse

dan berbau yang mengganggu sekitarnya.

Perlu dikemukaan suatu metode pengobatan kanker payudara stadium dini yaitu

breast conservating treatment. Cara ini yaitu hanya dengan mengangkat tumor

(tumorektomi atau segmentektoni atau kwadrantektomi ) dan diseksi aksila dan diikuti

dengan radiasi kuratif. Hanya dikerjakan untuk stadium I atau II ( 3 cm,untuk yang lebih

besar belum dikerjakan dan mempunyai prognosa yang buruk dari terapi radikal ).

Oleh karena itu penerapan cara ini memerlukan pertimbangan yang lebih jauh, antara lain

Penentuan stadium harus betul – betul akurat

Tersedianya fasilitas terapi radiasi yang cukup, karena pada breast conserving

treatment antara operasinya dan radiasi merupakam satu kesatuan.

Pendidikan masyarakat atau penderita yang baik dan mau control secara

teratur.

Dan teknik diseksi aksila benar – benar dikerjakan dengan baik. Diseksi aksila

dikerjakan lebih sulit karena otot-otot pectoral tetap intake dan jaringan

payudara sendiri masih ada yang menghambat pembukaan lapangan operasi

aksila yang baik.

Hormonal terapi

1. Dari pemberian terapi hormonal ini adalah kenyataan bahwa 30 – 40 % kanker

payudara adalah hormone dependen. Terapi ini semakin berkembang dengan

ditemukannya hormone estrogen dan progesteron reseptor. Pada kanker payudara

16

Page 17: Referat Bedah CA. Mammae

dengan estrogen reseptor dan progesteron reseptor yang positif respon terapi

hormonal sampai 77 %.

2. Hormonal terapi merupakan terapi utama pada stadium IV disamping khemoterapi

karena kedua-keduanya merupakan terapi sistematik.

3. Dibedakan 3 golongan penderita menurut status menstruasi yaitu :

Premenoupause.

Untuk premenopause terapi hormonal berupa terapi ablasi yaitu bilateral

opharektomi.

1 – 5 tahun menoupause.

Untuk 1 – 5 tahun menopause, jenis terapi hormonal tergantung dari aktivitas efek

estrogen. Efek estrogen positif dilakukan terapi ablasi, efek estrogen negative

dilakukan pemberian obat – obatan anti estrogen.

Postmenoupause.

Untuk postmenopause terapi hormonal berupa pemberian obat anti estrogen.

Kemoterapi.

Terapi ini bersifat sistemik, bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan pada

kanker payudara yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan pada

kanker payudara yang sudah dilakukan operasi mastektomi dengan adanya metastase

bersifat terapi adjuvant. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis yang

biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis.

Biasanya diberikan terapi kombinasi CMF.( C : Cyclophosphamide = endoxan ; M :

methotrexate ; F : 5-Fluorouracil) selama 6 bulan pada wanita pramenopause, sedangkan

pada wanita pascamenopause diberikan terapi adjuvant hormonal berupa pil anti

estrogen.

II.10 PROGNOSIS

17

Page 18: Referat Bedah CA. Mammae

Prognosis kanker payudara ditentukan oleh :

1. Staging ( TNM )

Semakin dini semakin baik prognosisnya.

Stadium I : 5 – 10 tahun 80 %

Stadium II: 60 %

Stadium III: 30 %

stadium IV: 5 %

2. Jenis histopatologis keganasan

Karsinoma in situ mempunyai prognosis yang baik dibandingkan dengan

karsinoma yang sudah invasive.

Suatu kanker payudara yang disertai oleh gambaran peradangan dinamakan

mastitis karsinomatosa, ini mempunyai prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup

2 tahun hanya kurang lebih 5 %. Tepat tidaknya tindakan terapi yang diambil

berdasarkan staging sangat mempengaruhi prognosis.

II.11 PENCEGAHAN

18

Page 19: Referat Bedah CA. Mammae

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :

1. Kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan.

Gambar 2.2 pemeriksaan SADARI

19

Page 20: Referat Bedah CA. Mammae

2. Berikan ASI pada Bayi. Memberikan ASIpada bayi secara berkala akan mengurangi

tingkat hormone tersebut. Sedangkan kanker payudara berkaitan dengan hormone

estrogen.

3. Jika menemukan gumpalan / benjolan pada payudara segera kedokter.

4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga. Menurut penelitian 10 %

dari semua kasus kanker payudara adalah factor gen.

5. Perhatikan konsumsi alcohol. Dalam penelitian menyebutkan alcohol meningkatkan

estrogen.

6. Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara.

7. Olah raga teratur. Penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolah raga, semakin

tinggi tingkat estrogen dalam tubuh.

8. Kurangi makanan berlemak. Gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan

risiko penyakit.

9. Usia > 50 th lakukan srening payudara teratur. 80% Kanker payudara terjadi pada usia >

50 th

10. Rileks / hindari stress berat. Menurunkan tingkat stress akan menguntungkan untuk

semua kesehatan secara menyeluruh termasuk risiko kanker payudara.

20

Page 21: Referat Bedah CA. Mammae

BAB III

KESIMPULAN

1. Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup

tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi

pada wanita jauh lebih tinggi.

2. Carsinoma mammae adalah pertumbuhan dan pembelahan sel khususnya sel pada

jaringan mammae yang tidak normal/abnormal yang terbatas serta tumbuh perlahan

karena suplai limpatik yang jarang ketempat sekitar jaringan mammae yang banyak

mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera bermetastase.

3. Kejadian karsinoma payudara dihubungkan dengan terjadinya hiperplasia sel dengan

perkembangan sel-sel atipik, kemudian terjadi karsinoma intraepitelial (karsinoma insitu),

setelah terjadinya karsinoma in situ akan terjadi multiplikasi sel-sel dengan cepat.

Selanjutnya sel-sel tersebut akan menginvasi stroma jaringan ikat di sekitarnya pada

payudara.

4. Membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 7 tahun pada karsinoma untuk tumbuh dari

sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba (diameter

sekitar 1 cm). Pada ukuran itu sekitar ¼ kasus sudah disertai dengan kejadian metastasis.

5. Gambaran klinis :

Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah

ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi.

Nyeri di daerah massa.

21

Page 22: Referat Bedah CA. Mammae

Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan

dan refraksi pada areola mammae.

Edema dengan “peau d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)

Pengelupasan papilla mammae

Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,

Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan

encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.

Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi.

6. Pemeriksaan fisik meliputi anamnesa seperti mengenai keluhan-keluhan, perjalanan penyakit, keluhan tambahan, dan faktor-faktor resiko tinggi.

7. Pengobatan pada kanker payudara bergantung pada stadium dini akan memberi harapan kesembuhan dan memberi harapan hidup yang baik.

8. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara kesadaran SADARI dilakukan setiap bulan, Perhatikan BB, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara, usia > 50 th lakukan screning payudara teratur, serta rileks / hindari stress berat

22

Page 23: Referat Bedah CA. Mammae

DAFTAR PUSTAKA

1. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 1997. Halaman: 211-237.

2. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III jilid 2. Media Aesculapius fakultas

kedokteran UI. Jakarta. 2000. Halaman: 283 – 287.

3. Pierce A. Grace n Neil R. Borley, At a Glance, ilmu bedah. Edisi III. Penerbit Erlangga,

Jakarta. 2006. Halaman: 130-131.

4. Djamaloeddin, Prof. Dr.H. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Penerbit Binarupa Aksara.

Jakarta. 1995. Halaman: 342-363

5. Anonim : http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara, diakses pada tgl: 10 nopember

2010. Pukul 18.30 wib.

6. Anonim : http://www.cancerhelps.com/kanker-payudara.htm. diakses pada tgl: 10 nopember 2010. Pukul 19.00 wib.

7. Anonim : http://www.dechacare.com/Kanker-Payudara-Pengertian-dan-Penyembuhan-I319.htm. diakses pada tgl: 11 nopember 2010. Pukul 17.00 wib.

23

Page 24: Referat Bedah CA. Mammae

8. Anonim:http://rumahkanker.com/index.php?option=com_content&task=view&id=42&Itemid=1. diakses pada tgl: 12 nopember 2010. Pukul 18.00 wib.

9. Anonim : http://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf. diakses pada tgl: 12 nopember 2010. Pukul 19.00 wib.

24