Referat Anc Dr.kukung

35
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000 kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Menurut Millenium Development Goals (2004), dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Menurut Depkes RI (2003), kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini masih harus ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 35 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000 (SDKI, 2003) dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Menurut Depkes RI (2001), angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka 1

Transcript of Referat Anc Dr.kukung

Page 1: Referat Anc Dr.kukung

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Saat ini dalam setiap menit, setiap harinya, seorang ibu meninggal disebabkan

oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut

data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu diperkirakan sebanyak 500.000

kematian setiap tahun, 99% diantaranya terjadi di negara berkembang. Menurut

Millenium Development Goals (2004), dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia

setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau

persalinan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya. Menurut Depkes RI

(2003), kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini masih harus ditingkatkan antara lain

ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup dan kematian

bayi baru lahir 35 per 1.000 kelahiran hidup. Menurut Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000

(SDKI, 2003) dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 (SDKI, 2007).

Menurut Depkes RI (2001), angka kematian ibu dan bayi merupakan tolok ukur dalam

menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan

untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program-program kesehatan.

Menurut Depkes RI (1999), definisi kematian maternal adalah kematian seorang wanita

pada waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri

kehamilan.1

Menurut Sensus yang dilakukan pada tahun 2000, lima penyebab utama

kematian ibu adalah pendarahan, infeksi, eklampsi, partus lama, dan komplikasi

abortus.1

Kebijakan Departemen Kesehatan dalam mempercepat penurunan Angka

Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar

Safe Mother Hood” yaitu; 1) Keluarga berencana, 2) Pelayanan antenatal care, 3)

Persalinan yang aman, 4) Pelayanan obstetric essensial. Pilar yang kedua yaitu

1

Page 2: Referat Anc Dr.kukung

pelayanan antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi obstetri dan

memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara

memadai.1

BAB II

PENGAWASAN WANITA HAMIL

2.1 Definisi Antenatal Care

Antenatal care adalah pengupayaan observasi berencana terhadap ibu hamil

pemeriksaan, pendidikan, pengawasan secara dini terhadap komplikasi penyakit ibu

yang dapat mempengaruhi kehamilan.2

Menurut World Health Organization (WHO) Antenatal Care adalah suatu

program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu

hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta persalinan yang aman dan

memuaskan.1

2

Page 3: Referat Anc Dr.kukung

Masalah pengawasan kehamilan merupakan bagian terpenting dari seluruh

rangkaian perawatan ibu hamil. Melalui pengawasan tersebut, dapat dinilai kesehatan

ibu hamil, kesehatan janin, dan hubungan keduanya sehingga dapat direncanakan

pertolongan sesegera mungkin.

Dengan ilmu kebidanan (obstetri), diusahakan setiap kehamilan berlangsung

dengan aman, bersih dan bebas dari penyulit sehingga keadaan ibu dan anak terpelihara

dengan baik. Setiap wanita hamil dapat melalui proses persalinan tanpa gangguan dan

akhirnya mampu memelihara bayi dan memberikan ASI.

Proses persalinan yang aman dan bersih dapat diartikan sebagai pelaksanaan

persalinan dengan trauma yang sangat minimal dengan cara:

Spontan kepala belakang

Ekstraksi vakum atau forseps

Seksio Sesaria (jalan terakhir)

Melalui proses diatas, akan tercapai well born baby dan well health mother sebagai titik

awal dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Istilah untuk pemeriksaan dan pengawasan untuk ibu hamil, diantaranya:

Maternity care : pelayanan kebidanan pada ibu hamil

Antenatal care : pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak

Prenatal care : pengawasan sebelum janin lahir dan lebih ditekan kepada

kesehatan janin

Dalam arti sempit, ketiga bentuk pengawasan tersebut bertujuan untuk:

Mengawasi ibu hamil selama kehamilan sampai melahirkan.

Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan yang dapat

mengganggu tumbuh kembang janin, harus diikuti untuk dilakukan

penatalaksanaan lebih lanjut dan diberikan pengobatan.

Menemukan penyakit sedini mungkin pada ibu yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin serta berusaha mengobatinya.

Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dijalaninya menjadi

pengalaman yang menyenangkan.

Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui seoptimal

mungkin.

3

Page 4: Referat Anc Dr.kukung

Hal-hal yang dimaksud dan termasuk dalam pengawasan kehamilan adalah:

Prekonsepsi dan prenatal care

Teratologi dan epidemiologi kelainan kongenital

Obat-obat masa hamil dan laktasi

Ultrasonografi untuk mengetahui perkembangan janin

Evaluasi janin antepartum

Terdapat perbedaan pengawasan pada ibu hamil dengan usia di bawah 18 tahun

disebabkan sering terjadinya:

Anemia

Hipertensi yang menuju eklamsi dan preeklampsi

Persalinan dengan berat badan lahir rendah

Kehamilan disertai infeksi

Penyulit proses persalinan sehingga memerlukan tindakan operasi

Aspek sosial yang sering menyertai ibu hamil muda, yaitu:

Kehamilan yang tidak diinginkan

Kecanduan obat atau perokok

Arti dan manfaat antenatal care yang kurang diperhatikan.

Saat ini, sekitar 3-5% wanita yang memiliki pekerjaan dengan pendidikan yang

lebih tinggi cenderung untuk terlambat menikah dan hamil diatas usia 35 tahun,

sehingga diperlukan perhatian khusus karena dapat terjadi:

Hipertensi karena stress pekerjaan yang dapat memicu terjadinya preeklampsi

dan eklampsi

Diabetes melitus

Perdarahan antepartum

Abortus dan abortus berulang

Persalinan prematur atau BBLR

Gangguan tumbuh kembang janin dalam rahim (IUGR)

Kelainan kongenital

Antenatal care dijalankan sejak kunjungan wanita hamil pertama sekali dan

berlanjut hingga bayi lahir. Untuk negara di Eropa Timur, Amerika Utara, dan banyak

negara maju lainnya, menyarankan agar antenatal care dilaksanakan sebanyak 12-16

4

Page 5: Referat Anc Dr.kukung

kali kunjungan selama kehamilan. Sedangkan di negara berkembang pemeriksaan

antenatal care cukup dilakukan sebanyak 4 kali sebagai kasus tercatat yaitu trimester

pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2 kali.

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), Antenatal care adalah pelayanan

yang diberikan kepada ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara

kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan

dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan

kehamilan untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan

ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan masa nifas sehingga keadaan mereka

pasca melahirkan sehat dan normal, tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Perawatan

antenatal (PAN) adalah pemeriksaan yang sistematik dan teliti pada ibu hamil, pada

perkembangan/pertumbuhan janin dalam kandungannya serta penanganan ibu hamil dan

bayinya saat dilahirkan dalam kondisi yamg terbaik.

2.2 Tujuan Antenatal Care 1, 2

1. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan tumbuh

kembang janin.

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan

bayi.

3. Menemukan secara dini adanya masalah atau gangguan dan kemungkinan

komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan.

4. Mempersiapkan kehamilan dan persalinan dengan selamat, baik ibu maupun

bayi, dengan trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas dan pemberian ASI eksklusif berjalan

normal.

6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam memelihara

bayi agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal.

Dahulu, tujuan Perawatan Antenatal (PAN) adalah untuk menjaring kasus

kehamilan risiko tinggi dan risiko rendah. Faktor risiko tersebut sebenarnya bukan

merupakan indikator yang baik bagi ibu hamil yang mengalami komplikasi. Jika kita

telaah, mayoritas ibu hamil yang sebelumnya diidentifikasi “risiko rendah”, malah

5

Page 6: Referat Anc Dr.kukung

mengalami komplikasi, sebaliknya sebagian besar ibu hamil yang dianggap “risiko

tinggi” melahirkan bayinya tanpa komplikasi. Oleh karena itu, tujuan PAN, yaitu:

1. Mempromosikan serta menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan

memberikan pendidikan mengenai nutrisi, kebersihan diri, dan proses

persalinan.

2. Mendeteksi secara dini kelainan yang terdapat pada ibu dan janin serta segera

menatalaksanakan komplikasi medis, bedah, ataupun obstetri selama kehamilan

dan menanggulanginya.

3. Mempersiapkan ibu hamil, baik fisik, psikologis, dan sosial dalam menghadapi

kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui, serta kesiapan menghadapi

komplika

2.3 Fungsi Antenatal Care 1

Salah satu fungsi dari antenatal care (ANC) adalah untuk dapat

mendeteksi/mengkoreksi/menatalaksanakan sedini mungkin segala kelainan yang

terdapat pada ibu dan janinnya. Untuk itu, dilakukan pemeriksaan fisik diagnostik mulai

dari anamnesa yang teliti sampai dapat ditegakkan diagnosa diferensial dan diagnosa

sementara beserta prognosanya. Perlunya mendeteksi penyakit dan bukan penilaian

risiko dikarenakan pendekatan risiko bukan merupakan strategi yang efisien ataupun

efektif untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Pendekatan PAN kini

mengenalkan pendekatan terbaru, yaitu Antenatal Terfokus (Focused ANC).

2.4 Antenatal Terfokus (Focused ANC)1

Antenatal terfokus yang mengutamakan kualitas kunjungan daripada

kuantitasnya. Pendekatan ini mengenalkan 2 kunci realitas, yaitu:

Pertama, kunjungan berkala tidak serta merta meningkatkan hasil akhir

kehamilan, dan di negara berkembang secara logistik dan finansial adalah

mustahil bagi fasilitas kesehatan dan komunitas yang mereka layani.

Kedua, banyak wanita yang diidentifikasi “berisiko tinggi” tidak pernah

mengalami komplikasi, sementara wanita “berisiko rendah” sering kali

mengalami komplikasi.

6

Page 7: Referat Anc Dr.kukung

Antenatal Terfokus tergantung pada evidence-based, goal directed interventions

yang layak untuk umur kehamilan dan ditujukan secara khusus pada isu-isu kesehatan

yang paling utama bagi wanita hamil dan jabang bayi. Strategi kunci Antenatal

Terfokus (Focused ANC) lainnya adalah bahwa setiap kunjungan ditangani oleh

penyedia tenaga kesehatan yang ahli, yaitu bidan, dokter, perawat, atau tenaga

kesehatan yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dibutuhkan

untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan PAN. Selain itu, fungsi dari

antenatal care (ANC) adalah untuk mempersiapkan fisik dalam menghadapi kehamilan,

persalinan, dan nifas. Untuk itu, perlu komunikasi, informasi, dan edukasi seperti

pemberian gizi yang baik, “empat sehat lima sempurna” terutama diet tinggi kalori

tinggi protein, vitamin, dan mineral. Kemudian preparat Fe (zat besi) dan asam folat

untuk menanggulangi anemia (Safe Blood Safe Mother).

2.5 Jadwal Antenatal Care 1, 2,3

Menurut Profil Kesehatan Indonesia (2008), K1 adalah kunjungan pertama ibu

hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang

dilakukan pada trimester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu

hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada

trimester pertama kehamilan, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester

ketiga. Setiap wanita hamil menghadapi risiko komplikasi yang bisa mengancam

jiwanya. Oleh karena itu, kunjungan antenatal care (ANC) minimal 4 kali selama

kehamilan, yaitu:

Satu kali pada trimester I (umur kehamilan 0-13 minggu)

Satu kali pada trimester II (umur kehamilan 14-27 minggu)

Dua kali pada trimester III (umur kehamilan 28-36 minggu dan sesudah minggu

ke-36)

Menurut referensi dari Kuliah Obstertri, dalam upaya pengawasan ibu hamil di

Inggris tahun 1929, diusulkan gagasan pengawasan secara teratur dengan jadwal

sebagai berikut: 2

Setiap 4 minggu sampai kehamilan berumur 28 minggu

Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 36 minggu

7

Page 8: Referat Anc Dr.kukung

Setiap minggu setelah umur kehamilan diatas 36 minggu sampai proses

persalinan dimulai.

Standar Asuhan Kehamilan Sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan, standar

minimal pelayanan pada ibu hamil adalah tujuh bentuk yang disingkat 7T, antara lain:

1. Timbang berat badan.

2. Ukur tekanan darah.

3. Ukur tinggi fundus uteri.

4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap.

5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis 1 tablet

setiap harinya.

6. Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS).

7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

2.6 Standar Pelayanan Antenatal yang berkualitas meliputi 1

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun (2003):

Memberikan pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I,

1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III untuk memantau keadaan

ibu dan janin dengan seksama sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat

memberikan intervensi secara cepat dan tepat.

Melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran Lingkar Lengan

Atas (LLA) secara teratur mempunyai arti klinis penting, karena ada hubungan

yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dengan berat badan

lahir bayi. Pertambahan berat badan hanya sedikit menghasilkan rata-rata berat

badan lahir bayi yang lebih rendah dan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya

BBLR dan kematian bayi. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dapat

digunakan sebagai indikator pertumbuhan janin dalam kandungan. Berdasarkan

pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi berat

badannya sebelum hamil. Pertambahan yang optimal adalah kira-kira 20% dari

berat badan ibu sebelum hamil, jika berat badan tidak bertambah, Lingkar

Lengan Atas < 23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.

8

Page 9: Referat Anc Dr.kukung

Penimbangan berat badan dan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara

rutin dengan tujuan untuk melakukan deteksi dini terhadap terjadinya tiga gejala

preeklampsi yaitu tekanan darah tinggi, protein urin positif, pandangan kabur

atau oedema pada ekstremitas. Apabila pada kehamilan triwulan III terjadi

kenaikan berat badan lebih dari 1 kg, dalam waktu 1 minggu kemungkinan

disebabkan terjadinya oedema, apabila disertai dengan kenaikan tekanan darah

dan tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg atau mengalami kenaikan

15 mmHg dalam 2 kali pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan

dalam keadaan preeklampsi jika mempunyai 2 dari 3 gejala preeklampsi.

Apabila preeklampsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi eklampsi.

Eklampsi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya kematian

maternal.

Pengukuran TFU (Tinggi Fundus Uteri) dilakukan secara rutin dengan tujuan

mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan berat

janin intrauterin, tinggi fundus uteri dapat juga mendeteksi secara dini terhadap

terjadinya mola hidatidosa, janin ganda atau hidramnion yang ketiganya dapat

mempengaruhi terjadinya kematian maternal.

Melaksanakan palpasi abdominal setiap kunjungan untuk mengetahui usia

kehamilan, letak, bagian terendah, letak punggung, menentukan janin tunggal

atau kembar, dan mendengarkan denyut jantung janin untuk menentukan asuhan

selanjutnya.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) kepada ibu hamil sebanyak 2 kali

dengan jarak minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya

tetanus neonatorum dan tetanus pada ibu bersalin dan nifas.

Pemeriksaan Hemoglobine (Hb) pada kunjungan pertama dan pada kehamilan

30 minggu. Saat ini, anemia dalam kandungan ditetapkan kadar Hb <11gr%

pada trimester I dan III atau Hb <10,5 gr% pada trimester II, Hb <8gr% harus

dilakukan pengobatan dengan pemberian 2-3 kali tablet Fe per hari.

Memberikan tablet zat besi, 90 tablet selama 3 bulan, diminum setiap hari,

ingatkan ibu hamil tidak meminumnya dengan teh atau kopi.

9

Page 10: Referat Anc Dr.kukung

Pemeriksaan urin dilakukan jika ada indikasi (tes protein dan glukosa),

pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV/AIDS dan PMS).

Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama kehamilan, perawatan

payudara, gizi ibu selama kehamilan, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan

pada janin sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam

perawatan selanjutnya.

Jelaskan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami/keluarga pada trimester III,

memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan suasana yang

menyenangkan, persiapan transportasi, dan biaya.

Tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat

digunakan, obat-obatan yang diperlukan, waktu pencatatan kehamilan, dan

mencatat semua temuan pada KMS (kartu menuju sehat) ibu hamil untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

2.7 Informasi yang Diberikan ketika Memberikan Asuhan Kehamilan1,4

Informasi-informasi yang harus diberikan kepada ibu hamil pada kunjungan

kehamilannya adalah:

1. Trimester I

Menjalin hubungan saling percaya.

Hal ini merupakan langkah paling awal namun akan sangat menentukan kualitas

asuhan di waktu-waktu berikutnya. Hubungan saling percaya antara ibu hamil

dan petugas kesehatan mutlak harus dapat dipenuhi sehingga informasi dan

penatalaksanaan yang diberikan oleh petugas kesehatan dapat selalu sesuai

dengan data yang disampaikan oleh pasien secara jujur.

Deteksi masalah pada tahap awal pemberian asuhan, petugas kesehatan

melakukan deteksi kemungkinan masalah atau komplikasi yang muncul dengan

melakukan penapisan. Beberapa diantaranya adalah penapisan kelainan bentuk

panggul pada pasien dengan tinggi badan kurang dari 145 cm, pre-eklampsi,

hipertensi dalam kehamilan, infeksi, dan sebagainya.

Mencegah masalah (TT dan anemia).

10

Page 11: Referat Anc Dr.kukung

Pencegahan masalah anemia merupakan prioritas pertama yang harus dilakukan

oleh petugas kesehatan karena anemia merupakan penyebab utama pendarahan

postpartum. Selain anemia, petugas kesehatan juga harus melakukan pencegahan

penyakit tetanus neonatorum karena penyakit ini memberikan peran yang cukup

besar dalam menyebabkan kematian bayi.

Persiapan persalinan dan komplikasi.

Meskipun proses persalinan masih cukup lama, namun petugas kesehatan tetap

harus menyampaikan informasi ini sedini mungkin sehingga ibu hamil dan

keluarga sudah mempunyai gambaran mengenai apa yang harus direncanakan.

Selain itu untuk memberdayakan ibu hamil dan keluarga, beberapa komplikasi

yang mungkin terjadi dalam kehamilan juga perlu disampaikan sejak dini

sehingga ibu hamil dan keluarga dapat ikut aktif dalam pemantauan perjalanan

kehamilannnya.

Perilaku sehat (gizi, latihan/senam, kebersihan, istirahat).

2. Trimester II

Setelah petugas kesehatan menyimpulkan bahwa ibu hamil sudah cukup paham

dengan informasi yang harus diketahui pada Trimester I, maka pada Trimester II

petugas kesehatan memberikan informasi yang berkaitan dengan preeklampsi ringan

(pantau tekanan darah dan evaluasi edema). Petugas kesehatan mengajak ibu hamil dan

keluarga untuk aktif dalam memantau kemungkinan gejala-gejala preeklampsi ringan

dalam kehamilannya sehingga timbul tanggung jawab bagi ibu hamil dan keluarga.

3. Trimester III

Gemeli (28-36 minggu)

Pada usia kehamilan ini, informasi yang perlu disampaikan adalah hasil

pemeriksaan kesejahteraan janin dalam kandungan, salah satunya adalah janin

tunggal atau ganda. Informasi tersebut akan mengurangi beberapa kekhawatiran

yang dirasakan oleh ibu hamil dan keluarga berkaitan dengan janin.

Letak janin (>36 minggu)

Gambaran persalinan yang akan dilalui merupakan salah satu hal yang

dikhawatirkan oleh ibu hamil dan keluarga pada akhir masa kehamilan.

Informasi mengenai kepastian letak dan posisi janin akan mengurangi

11

Page 12: Referat Anc Dr.kukung

kecemasan pasien. Ibu hamil akan lebih siap jika diberikan gambaran mengenai

proses persalinan secara lengkap.

2.8 Hak-Hak Ibu Hamil dalam Antenatal Care 4

Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya. Informasi harus

diberikan langsung kepada ibu hamil dan keluarganya.

Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, dan harapannya terhadap sistem

pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses ini berlangsung

secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.

Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan terhadap dirinya.

Mendapatkan pelayanan secara pribadi/dihormati privasinya dalam setiap

pelaksanaan prosedur.

Menerima layanan senyaman mungkin.

Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang diterimanya.

Hal ini berarti dalam pengawasan wanita hamil, harus diusahakan agar wanita

hamil sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau lebih

sehat, adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan sedini mungkin dan

diobati,dan melahirkan tanpa kesulitan serta bayi yang dilahirkan sehat fisik dan mental.

2.9 Pemeriksaan Antenatal Care 5

Bila seorang wanita datang dengan haid terlambat dan diduga adanya kehamilan,

maka dapat ditentukan tanggal perkiraan partus, jika hari pertama haid terakhir

diketahui dan siklus ± 28 hari. Rumus yang dipakai adalah rumus Naegele. Perkiraan

partus menurut rumus ini yaitu hari + 7, bulan – 3, dan tahun + 1. Misalnya hari pertama

haid terakhir adalah tanggal 1-5-2011, maka perkiraan partus menurut rumus ini yaitu

pada tanggal 8-2-2012.

Apabila tanggal hari pertama haid terakhir tidak diingat maka dapat digunakan

ukuran tinggi fundus uteri (TFU) sebagai patokan untuk menentukan usia kehamilan.

12

Page 13: Referat Anc Dr.kukung

Gambar 1. Tinggi Fundus Uteri untuk menentukan usia kehamilan

Hal-hal yang memiliki kaitan dengan kehamilan hendaknya ditanyakan dengan

teliti seperti tentang keluhan, napsu makan, tidur, miksi, defekasi, riwayat kehamilan,

persalinan, nifas, ataupun keguguran sebelumnya. Tanyakan juga mengenai penyakit-

penyakit yang sedang atau pernah diderita oleh wanita hamil tersebut seperti penyakit

jantung, ginjal, tuberkulosis, diabetes mellitus, paru, dan sebagainya.

2.10 Pemeriksaan Fisik 5

Pada pemeriksaan seluruh tubuh wanita harus diperiksa dengan teliti. Keadaan

umum harus baik. Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan harus diperiksa dan dicatat.

Jantung, paru, mammae dan seluruh abdomen diperiksa dengan teliti dan juga dicatat.

Mammae harus terpelihara dengan baik, papilla mammae sebaiknya dibersihkan secara

teratur dan diberi minyak agar kulit tetap lemas. Bila terdapat putting yang tertarik ke

dalam atau retraksi, maka diadakan koreksi. Bila ringan, dapat dilakukan tarikan,

sehingga puting akhirnya menonjol. Apabila terlalu berat, maka harus diatasi dengan

pembedahan.

Jika kehamilan masih muda, pemeriksaan ginekologik diperlukan, dengan

menggunakan spekulum dilihat keadaan vulva, vagina, dan porsio. Pada uterus

diperhatikan letak, besar, bentuk, dan konsistensinya. Adneksa juga perlu diraba dengan

seksama.

13

Page 14: Referat Anc Dr.kukung

Pemeriksaan panggul untuk mengadakan evaluasi akomodasinya sebaiknya

ditunda karena dapat menimbulkan rasa nyeri, akibat bagian lunak jalan lahir yang

masih kaku pada kehamilan muda.

2.11 Pemeriksaan Obstetri 3

Pasien berbaring telentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi dengan memakai

bantal. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu hamil. Setelah wanita hamil yang akan

diperiksa berbaring, perhatikan terlebih dahulu apakah uterus berkontraksi. Jika

berkontraksi maka harus ditunggu terlebih dahulu. Dinding perut juga harus lemas agar

pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti. Untuk ini maka tungkai ditekuk pada

pangkal paha dan lutut kemudian dilakukan palpasi bimanual pada abdomen.

Palpasi abdomen menentukan

Besar dan konsistensi rahim

Bagian janin, letak, presentasi

Gerakan janin

Kontraksi rahim Braxton Hicks dan his

Terdapat berbagai macam cara palpasi namun yang sering di pakai adalah

menurut Leopold karena telah hampir mencakup semuanya.

Pemeriksaan Leopold I

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin

yang berada pada fundus uteri.

Cara pemeriksaan:

Pemeriksa menghadap ke bagian kepala ibu.

Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk menentukan

tinggi fundus.

Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan rasakan

bagian janin yang ada pada bagian fundus dengan jalan menekan secara lembut

dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara bergantian.

Bila kepala, maka akan teraba bulat dank eras, sedangkan bokong tidak bulat

dan lunak.

14

Page 15: Referat Anc Dr.kukung

Gambar 2. Pemeriksaan Leopold I

Pemeriksaan Leopold II

Untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang

tentukan di mana kepala janin. 

Cara pemeriksaan : 

Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, letakkan telapak tangan kiri pada

dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral

kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.

Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan (simultan)

telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke arah bawah dan rasakan

adanya bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil

(ekstremitas).

15

Page 16: Referat Anc Dr.kukung

Gambar 3. Pemeriksaan Leopold II

Pemeriksaan Leopold III

Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian bawah dan apakah bagian

terbawah tersebut masih sudah terfiksasi atau masih dapat digoyangkan.

Cara pemeriksaan:

Posisi pemeriksa pada sisi kanan ibu

Letakkan ujung jari tangan kiri pada dimdimg lateral kiri bawah, telapak tangan

kanan pada dinding lateral kanan bawah

Tekan secara lembut bergantian untuk menentukan bagian terbawah janin

Gambar 4. Pemeriksaan Leopold III

Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan bagian terbawah janin serta mengetahui berapa bagian kepala telah

masuk ke dalam pintu atas panggul.

Cara pemeriksaan:

Pemeriksa menghadap ke bagian kaki ibu

Letakkan kedua ujung jari tangan pada tepi atas simfisis, rapatkan semua jari

untuk meraba dinding bawah uterus

Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari apakah konvergen atau divergen

Pindahkan ibu jari dan telunjuk kiri pada bagian terbawah janin umtuk

memfiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul

16

Page 17: Referat Anc Dr.kukung

Letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis untuk menilai

seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul

Gambar 5. Pemeriksaan Leopold IV

Dengan pemeriksaan Leopold I sampai IV tersebut di atas dapat diketahui tinggi

fundus uteri, letak janin, letak punggung janin, apakah bagian terbawah janin telah

masuk pintu atas panggul atau belum, dan denyut jantung janin.

Setelah melakukan pemeriksaan dengan lengkap hendaknya perlu juga

dijelaskan kepada ibu tersebut perlunya diadakan pemeriksaan yang teratur ; makin tua

umur kehamilannya harus semakin sering dilakukan pemeriksaan.

.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dijelaskan pada antenatal care, meliputi :4

1. Makanan (diet)

Ibu hamil harus mendapat perhatian terutama mengenai jumlah kalori dan protein

yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi

dapat menyebabkan anemia, abortus, partus, dan pendarahan paska persalinan. Jika

makan makanan berlebihan karena beranggapan untuk porsi dua orang dapat

menyebabkan komplikasi seperti kegemukan, preeklampsi, janin terlalu besar, dan

sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya adalah cara mengatur

menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada Pedoman Umum

Gizi Seimbang. Petugas Kesehatan sebagai pengawas kecukupan gizinya dapat

melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan selama kehamilan. Pengaruh

17

Page 18: Referat Anc Dr.kukung

suplementasi multigizi mikro (MGM) dan Fe-folat terhadap status gizi makro ibu

hamil dengan menggunakan penambahan berat badan hamil (PBBH) sebagai

indikator, masih sangat sedikit. Padahal, PBBH merupakan indikator utama yang

menentukan hasil kehamilan, di samping berat badan prahamil (BBpH). Berat

badan sebelum hamil, PBBH, dan indeks massa tubuh (IMT) masih merupakan

indikator yang banyak dipakai untuk menentukan status gizi ibu. Untuk

menghindari risiko tersebut, ibu hamil harus memperhatikan asupan gizi sebelum,

ketika, dan setelah kehamilan, karena rerata PBBH yang dianjurkan di negara

berkembang adalah 12,5 kilogram.

2. Merokok

Bayi dari ibu yang merokok mempunyai berat badan lebih kecil, sehingga ibu hamil

sangat tidak diperbolehkan untuk merokok.

3. Obat-obatan untuk ibu hamil

Pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama pada trimester I perlu

dipertanyakan, mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahaya terhadap

janin. Sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam keadaan yang benar-benar

berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya pemberian obat dihindari.

4. Senam Hamil

Menurut Fraser dan Cooper (2003), dianjurkan bagi ibu hamil agar banyak berjalan,

terutama pada pagi hari dalam udara segar dan melakukan senam kehamilan, yang

bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan nafsu makan,

pencernaan lebih baik, dan tidur menjadi lebih nyenyak.

5. Pakaian Wanita hamil

Wanita hamil harus menggunakan pakaian yang longgar, bersih, dan tidak ada

ikatan yang ketat pada daerah perut. Bahan pakaian usahakan yang mudah

menyerap keringat.

6. Kebersihan Tubuh

Kebersihan tubuh perlu diperhatikan selama kehamilan karena dengan perubahan

metabolisme mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat. Keringat yang

menempel di kulit meningkatkan kelembaban kulit dan memungkinkan menjadi

18

Page 19: Referat Anc Dr.kukung

tempat berkembangnya mikroorganisme. Jika tidak dibersihkan maka ibu hamil

akan sangat mudah untuk terkena penyakit kulit.

Perwatan Payudara

Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir sehingga dapat segera

berfungsi dengan baik pada saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk

mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus laktiferus, sebaiknya

dilakukan secara hati-hati dan benar karena pengurutan yang salah dapat

menimbulkan kontraksi pada rahim. Membasahi areola dan puting susu secara

lembut dapat mencegah retak dan lecet. Untuk sekresi yang mongering pada puting

susu, lakukan pembersihan dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol.

Karena payudara menegang, sensitive, dan menjadi lebih berat, maka gunakan

penopang payudara yang sesuai (brassiere).

Perwatan Gigi

Paling tidak dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selam kehamilan, yaitu pada

trimester pdertama dan ketiga. Penjadwalan pada trimester pertam dikaitkan dengan

hiperemesis dan ptialisme (produksi air liur yang berlebihan) sehingga kebersihan

rongga mulut harus selalu terjaga. Pada trimester ketiga terkait dengan adanya

kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu diketahui apakah

terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu hamil. Dianjurkan untuk selalu

menyikat gigi setelah makan karena ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya

caries dan gingivitis.

7. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi adalah

konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh

hormon progesteron yang mempunyai efek relaksasi tehadap otot polos, salah

satunya adalah otot usus. Selain itu, desakan usus oleh pembesaran janin juga

menyebabkan bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang dapat

dilakukan adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum

air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong dapat merangsang

19

Page 20: Referat Anc Dr.kukung

gerakan peristaltik usus. Jika ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk

buang air besar agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan

kelainan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada trimester I dan III.

Hal tersebut adalah kondisi fisiologis. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk

mengurangi keluhan ini sangat tidak dianjurkan karena akan menyebabkan

dehidrasi.

8. Pemantauan kesejahteraan janin

Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara terus menerus agar bila

terdapat gangguan pada janin dalam kandungan dapat segera terdeteksi dan

ditangani. Salah satu indikator kesejahteraan janin yang dapat dipantau sendiri oleh

ibu adalah gerakan janin dalam 24 jam. Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10

kali.

2.11 Penilaian Maturitas Janin

Untuk menilai apakah janin telah cukup matur dapat dipakai beberapa cara

pemeriksaan, diantaranya: 2

1. Pembuatan foto rontgen.

Pada foto tersebut tuanya janin dapat diperkirakan dari panjangnya tulang,

adanya pusat-pusat isifikasi tertentu dan lain-lain. (dewasi ini pemakaian sinar

rontgen tidak dibenarkan bial tidak perlu sekali, berhubung pengaruh tidak baik

terhadap janin maupun ibunya).

2. Ultrasonografi.

Pada kehamilan 6 minggu sesudah haid terakhir dapat dilihat adanya kantong

janin dan mudigah tidak lama sesudah itu. Pada kehamilan 13 minggu kepala

janin dapat dideteksi dan pula denyut jantung janin. Dengan pengukuran

dinstansia biparietalis kepala janin, maka umur janin dapat diramalkan.

3. Amnioskopi.

Melakukan inspeksi likuor amni melalui ketuban yang utuh dengan

menggunakan amniskop yang dimasukan melalui kanalis servikalis. Amnioskopi

membantu seleksi kasus secara cermat untuk dilakukan induksi persalinan bila

20

Page 21: Referat Anc Dr.kukung

pada antenatal ditemukan resiko terhadap janin. Dengan menganalisa air ketuban

yang didapatkan melalui amniosentesis.

Menentukan secara spektroskopik kadar bilirubin. Dasar pemeriksaan ini ialah

penemuan bahwa pigmen menghilang pada minggu ke-36. akan tetapi adanya

mekoneum atau darah di dalam air ketuban dapat menyukarkan penilaian.

4. Kadar kreatinin.

Dengan tuanya janin kadar kreatinin likuor amnni meningkat dan bila ini

mencapai 2 mg per 100 ml, maka dapat dikatakan bahwa janin telah cukup tua.

5. Pengukuran sitologik air ketuban.

Ditemukan sejumlah sel yang dapat dipulas dengan pewarnaan khusus lemak.

Sel-sel tersebut berasal dari glandula sebasea. Bila ditemukan <2 % dari seluruh

sel, maka dikatakan bahwa kehamilan <36 minggu.Bilah ditemukan >20

%,maka kemungkinan prematuritas kecil sekali.

6. Pemeriksaan kadar enzim alkali fosfatase total dan kadar alkali fosfatase tahan

panas.

Mulai kehamilan 26 minggu sampai 42 minggu, kadar alkali fosfatase total dan

tahan panas akan naik terus menerus setiap minggunya. Pada postmaturitas

kadar enzim tersebut menurun.

7. Perbandingan lesitin-sfingomielin.

Di katakana bahwa kosentrasi dari kedua fosfolipid itu padapermulaan kira-kira

sama, akan tetapi pada waktu paru-paru menjadi matang (kehamilan > 35

minggu) ditemukan kosentrasi lesitin menigkat, sedangkan kosentrasi

sfingomielin menurun.

21

Page 22: Referat Anc Dr.kukung

BAB III

KESIMPULAN

Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi,

dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan serta

persalinan yang aman dan memuaskan. Perawatan antenatal (PAN) adalah pemeriksaan

yang sistematik dan teliti pada ibu hamil, pada perkembangan/pertumbuhan janin dalam

kandungannya serta penanganan ibu hamil dan bayinya saat dilahirkan dalam kondisi

yang terbaik .

Tujuan antenatal care adalah untuk menjaga agar ibu sehat selama masa

kehamilan, persalinan, dan nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

22

Page 23: Referat Anc Dr.kukung

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi serta menurunkan

morbiditas dan mortalitas ibu dan ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan

kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab, antara lain: faktor pengetahuan,

faktor pendidikan, faktor usia, dan faktor ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Pentingnya Pengawasan Kehamilan

(Antenatal Care) di Poliklinik Ibu Hamil RSU Dr Pirngadi.

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/21428

2. Ide B. Pengawasan Wanita Hamil dalam : Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta.

Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2007. p 187-93.

3. Mochtar, Rustam. Diagnosis, Pemeriksaan , Pengawasan , dan Nasihat-nasihat

Untuk Ibu hamil in ; Sinopsis Obstetric. Jakarta : EGC. 1990. p. 309-81.

4. Notoatmodjo, S., 2003. Antenatal Care in: Ilmu Kesehatan Masyarakat

(Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: PT. Rineka Cipta, 126-33.

23

Page 24: Referat Anc Dr.kukung

5. Wiknojosastro H, Rachimhadhi T, Saifuddin A.B. Pengawasan Wanita Hamil

dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP. 2005. p 154-63.

24