Refer At
-
Upload
byan-yuminzhou -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
description
Transcript of Refer At
REFERATABSES HATI
MIER’ ATOEN RADIAH10542 0095 09
Pembimbing : dr. Faisal Saleh Sp.PD FINASIM
Secara umum, abses hati terbagi 2, yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati piogenik (AHP).
Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Di negara yang sedang berkembang abses hati amuba lebih sering didapatkan secara endemik dibandingkan dengan abses hati piogenik.
PENDAHULUAN
DEFINISI
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati.
Di negara – negara yang sedang berkembang, AHA didapatkan secara endemik dan jauh lebih sering dibandingkan AHP. AHP ini tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi hygiene /sanitasi yang kurang.
AHP lebih sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI Abses Hati Amebik : Entamoeba
histolytica Abses Hati Piogenik : penyebab yang
paling sering ditemukan adalah E.Coli, Klebsiella pneumoniae, Proteus vulgaris, Enterobacter aerogenes dan spesies dari bakteri anaerob ( contohnya Streptococcus Milleri ).
PATOGENESIS
1. Abses Hati Amebik
◦ Demam internitten ( 38-40 oC)◦ Nyeri perut kanan atas, kadang nyeri epigastrium dan dapat
menjalar hingga bahu kanan dan daerah scapula◦ Anoreksia◦ Nausea◦ Vomitus◦ Keringat malam◦ Berat badan menurun ◦ Batuk◦ Ikterus◦ Buang air besar berdarah◦ Kadang ditemukan riwayat diare◦ Hepatomegali yang nyeri spontan atau nyeri tekan
GAMBARAN KLINIS
2. Abses Hati Pyogenik
o Demam yang sifatnya dapat remitten, intermitten atau kontinyu yang disertai menggigil
o Nyeri spontan perut kanan atas ditandai dengan jalan membungkuk ke depan dan kedua tangan diletakkan di atasnya.
o Mual dan muntah o Berkeringat malamo Malaise dan kelelahano Berat badan menuruno Berkurangnya nafsu makano Anoreksia o Hepatomegali
Kriteria Sherlock (1969)o Hepatomegali yang nyeri tekano Respon baik terhadap obat amebisido Leukositosiso Peninggian diafragma kanan dan
pergerakan yang kurang.o Aspirasi puso Pada USG didapatkan rongga dalam hatio Tes hemaglutinasi positif
DIAGNOSIS ABSES HATI AMEBIK
Kriteria Ramachandran (1973)Bila didapatkan 3 atau lebih dari:
◦Hepatomegali yang nyeri◦Riwayat disentri ◦Leukositosis ◦Kelainan radiologis◦Respons terhadap terapi amebisid
Kriteria Lamont Dan PoolerBila didapatkan 3 atau lebih dari:
◦Hepatomegali yang nyeri◦Kelainan hematologis◦Kelainan radiologis
Diagnosis berdasarkan penyebab adalah dengan menemukan bakteri penyebab pada pemeriksaan kultur hasil aspirasi, ini merupakan standar emas untuk diagnosis
DIAGNOSIS ABSES HATI PYOGENIK
ABSES HATI AMEBIK Gambaran USG pada amubiasis hati adalah bentuk
bulat atau oval tidak ada gema dinding yang berarti ekogenitas lebih rendah dari parenkim hati normal bersentuhan dengan kapsul hati dan peninggian sonic distal.
Gambaran CT scan : 85 % berupa massa soliter relatif besar, monolokular, prakontras tampak sebagai massa hipodens berbatas suram.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ABSES HATI PYOGENIK Gambaran CT scan : apabila mikroabses berupa
lesi hipodens kecil-kecil < 5 mm sukar dibedakan dari mikroabses jamur, rim enhancement pada mikroabses sukar dinilai karena lesi terlalu kecil. Apabila mikroabses > 10 mm atau membentuk kluster sehingga tampak massa agak besar maka prakontras kluster piogenik abses tampak sebagai masa low density berbatas suram.
Hepatoma Kolesistitis akut
DIFERENTIAL DIAGNOSIS
ABSES HATI AMEBIKMedikamentosa :o Metronidazoleo Dehydroemetine (DHE)o ChloroquinAspirasiDrainase PerkutanDrainase Bedah
PENATALAKSANAAN
ABSES HATI PYOGENIKMedikamentosa :o Penisilin atau sefalosporin o Metronidazole, klindamisin atau
kloramfenikol o AminoglikosidaDrainase absesDrainase bedah
ruptur abses
KOMPLIKASI
Prognosis buruk apabila terjadi keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
PROGNOSIS