Refarat Usg Ginjal

47
PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan USG ginjal bersifat noninvaif, tidak bergantung faal ginjal, tanpa kontras, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita , tidak dijumpai efek samping, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh. Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor. 1

Transcript of Refarat Usg Ginjal

Page 1: Refarat Usg Ginjal

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostik)

untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis,

gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan USG ginjal bersifat noninvaif,

tidak bergantung faal ginjal, tanpa kontras, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita , tidak

dijumpai efek samping, dapat dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh

mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini

sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik

ultrasonik berkembang pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk

menentukan kelainan berbagai organ tubuh.

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk melihat

struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan

diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound di dalam

jaringan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada

abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga

dapat digunakan untuk membedakan antara kista dan tumor.

Ginjal terletak retroperitoneal terhadap dinding belakang abdomen. Kutub bawah dan

bagian tengah ginjal lebih mudah dilihat karena letaknya jauh di bawah iga. Namun demikian,

posisi ginjal sangat variable.Sonic window yang digunakan adalah otot perut belakang dan

postero-lateral serta celah iga. Pada ginjal kanan, hepar digunakan sebagai sonic window, sedang

pada ginjal kiri, lambung yang berisi air sebagai sonic window.

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan refarat ini adalah untuk mengetahui sejarah ultrasonografi, prinsisp dan

cara kerja USG, jenis –jenis USG, anatomi ginjal normal, teknik dan pedoman pemeriksaan USG

ginjal, juga kelainan-kelainan ginjal.

1

Page 2: Refarat Usg Ginjal

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi ginjal normal 1,2

a. Letak : ginjal terletak di retroperitoneal, antara vertebrae lumbal I sampai vertebrae

lumbal III. Ginjal kanan letaknya sedikit inferior dibandingkan dengan ginjal kiri.

b. Ukuran : kedua ginjal harus memiliki ukuran yang kurang lebih sama. Pada orang

dewasa, perbedaan panjang yang lebih dari 2 cm merupakan keadaan abnormal.

- Panjang 9 – 12 cm dan pada bayi baru lahir sekitar 4 cm

- Lebar 4 – 6 cm, tetapi mungkin sedikit bervariasi dengan perubahan sudut skening

dan pada bayi baru lahir sekitar 2 cm.

- Ketebalan < 3,5 cm, tetapi mungikn sedikit bervariasi dengan perubahan sudut

skening.

- Kompleks eko sentral (Sinus renalis) tampak sangat ekogenik dan normalnya

menempati sekitar sepertiga ginjal

c. Bagian – bagian ginjal :

1. Pembungkus ginjal :

- Fasia gerota (lapisan luar)

- Lemak perirenal (lapisan tengah)

- Kapsul renalis (lapisan dalam). Bagian tampak sebagai garis yang terang, tidak

terputus-putus dan ekogenik di sekeliling ginjal.

2. Parenkim ginjal :

- Korteks. Disini akan ditemukan arteri, vena, convoluted tubules dan glomerular

capsules. Korteks renalis tampak kurang ekogenik dibandingkan hepar tetapi

lebih ekogenik daripada piramid renalis di dekatnya.

- Medulla. Pada medulla terdapat pyramids, calyces dan gelung Hendle. Pyramids

renalis memberikan gambaran hipoekoik sehingga tidak boleh dikelirukan

dengan kista pada ginjal.

3. Sinus renalis (lemak, system collecting dan pembuluh darah pada hilus). Sinus renalis

merupakan bagian ginjal yang paling dalam dan memiliki ekogenositas yang paling

besar.

4. Ureter. Ureter normal tidak selalu terlihat. Ureter harus dicari di tempat saluran ini

meninggalkan ginjal di daerah hilus. Ureter bisa tunggal atau multiple.

2

Page 3: Refarat Usg Ginjal

5. Peredaran darah pada ginjal:

- Arteri Renalis langsung berasal dari aorta, sedikit inferior dari arteri mesentric

superior.

- Setelah masuk renal hilum, arteri renalis dibagi dalam 4-5 interlobar arteri.

- Dari arteri interlobalis, kemudian melengkung ke arah dasar dari pyramids yang

disebut arcuate arteries.

- Cabang dari arcuate arteries akan masuk ke glomeruli renalis.

- Dari arterioles darah akan meninggalkan glomerulus dan mengosongkan

capillaries.

- Dari capillaries darah tersebut akan membawa dan menembus interlobular,

arcuate, vena lobular dan menuju vena renalis.

- Pada hilum dari ginjal, vena renalis keluarnya di bagian anterior; ureter keluarnya

di bagian posterior, dan arteri masuk antara keduanya.

3

Page 4: Refarat Usg Ginjal

Sejarah Ultrasonografi 1,4

Pada awal ditemukannya teknologi ini, USG tidak digunakan dalam bidang kesehatan

seperti yang kita lihat saat ini. Seorang Perancis,Langevin(1918), yang menggunakan teknologi

ini dalam bidang militer. USG digunakan dalam bidang radar, yaitu teknik SONAR (Sound

Navigation and Ranging), pada perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam lawan.

Kemudian digunakan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman air. Pada tahun 1937,

teknik ini pertama kali digunakan untuk memeriksa jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum

memuaskan. Pada tahun 1952,Hoert dan Bliss telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa

organ, misalnya hepar dan ginjal. Kemajuan teknologi membuat hasil USG saat ini jauh lebih

baik. Jika dulu gambar yang dihasilkan kasar, namun dengan teknologi baru yang disebut USG 3

Dimensi, tampilan gambarnya lebih jelas dan dapat berwarna. Kita sudah bisa lihat profil muka

bayi, seperti layaknya orang bikin patung. Memang masih nampak kasar dan belum seperti

pasfoto. Namun demikian, kita sudah bisa melihat kalau hidungnya pesek atau bila ada kelainan

seperti bibir sumbing. Selain itu, alat ini memungkinkan kita mendapat gambaran yang lebih

jelas tentang berbagai hal yang menyangkut kondisi janin pada setiap tahap perkembangan.

Karena alat ini memungkinkan untuk melihat organ –organ janin dari berbagai sudut.

Prinsip Ultrasonografi 1,4

USG ialah alat yang memanfaatkan gelombang ultrasonic, yaitu gelombang yang

memiliki frekuensi lebih dari dari 1- 10 Mhz, yang mana gelombang ini lebih tinggi dari

frekuensi yang dapat kita dengar (20-20.000 Hz). Ultrasonik adalah suara atau getaran dengan

frekuensi yang terlalu tinggi untuk bisa didengar oleh telinga manusia, yaitu kira-kira diatas 20

kiloHertz. Hanya beberapa hewan, seperti lumba-lumba menggunakannya untuk komunikasi ,

sedangkan kelelawar menggunakan gelombang ultrasonik untuk navigasi. Dalam hal ini ,

gelombang ultrasonic merupakan gelombang ultra( diatas) frekuensi gelombang suara (sonik).

Gelombang ultrasonic dapat merambat dalam medium padat, cair dan gas. Relflektivitas

dari gelombang ultrasonic ini di permukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tapi

pada tekstil dan busa, maka jenis gelombang ini akan diserap. Frekuensi yang diasosikan dengan

gelombang ultrasonic pada aplikasi elektronik dihasilkan oleh getaran elastis dari sebuah Kristal

kuarsa yang diinduksikan oleh resonans dengan suatu medan listrik bolak-balik yang dipakaikan

4

Page 5: Refarat Usg Ginjal

(efek piezoelektrik). Kadang gelombang ultrasonic menjadi tidak periodic yang disebut

derau(noise), dimana dapat dinyatakan sebagai superposisi gelombang-gelombang periodik,

tetapi banyaknya komponen adalah sangat besar. Kelebihan gelombang ultrasonic yang tidak

dapat didengar, bersifat langsung dan mudah difokuskan. Jarak suatu benda yang memanfaatkan

delay gelombang pantul dan gelombang datang seperti pada sistem radar dan deteksi gerakan

oleh sensor pada robot atau hewan.

Gelombang suara frekuensi tinggi ini dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam

suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan

menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-elektrik, yang merupakan dasar

perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal akan berubah bila dipengaruhi oleh medan

listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, Kristal akan mengembang dan

mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suatu frekuensi tinggi.

Cara Kerja USG 1,4

Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa

listrik yang dihasilkan oleh generator, diubah menjadi energi akustik oleh transduser, yang

dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang dipelajari. Sebagian akan dipantulkan

dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-

macam gema sesuai dengan jaringan yang dilaluinya. Pantulan gema yang berasal dari jaringan –

jaringan tersebut akan membantu transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu

diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar

osiloskopi(oscilloscops).

Bila transduser digerakkan seolah –olah kita melakukan irisan – irisan pada bagian tubuh

yang diinginkan, dan gambaran irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor. Masing-

masing jaringan tubuh mempunyai impendence acustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen

akan ditimbulkan bermacam-macam gema, jaringannya disebut echogenic. Pada jaringan yang

homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada gema, disebut anechoic atau bebas gema.

Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista,asites, pembuluh darah besar,

pericardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan dapat

dibedakan.

5

Page 6: Refarat Usg Ginjal

Display Modes (Gema yang dipantulkan) 1

Gema yang berasal dari jaringan dapat diperlihatkan dalam bentuk :

A-mode: Dalam sistem ini, gambar yang diperoleh berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar

amplitudo setiap defleksi sesuai dengan enersi eko yang diterima transduser. Biasanya dipakai

pada pemeriksaan di serebral.

B mode: Pada layar monitor (screen) eko Nampak sebagai suatu garis terang dan gelapnya

bergantung pada intensitas eko yang dipantulkan. Dengan sistem ini maka diperoleh gambaran

dalam 2 dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara ini disebut B Scan.

M mode : Alat ini biasa dipakai untuk memeriksa jantung. Transduser tidak digerakan . Disini

jarak antara transduser dengan organ yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung

dan katubnya.

Penyulit :

Suatu penyulit yang umum pada pemeriksaan USG disebabkan karena USG tidak mampu

menembus bagian tubuh tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang mengenai

tulang akan dipantulkan, sedang pada perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas, 99 %

dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan tulang pelvis belum dapat dilakukan.

Dan diperkirakan 25 % pemeriksaan abdomen diperoleh hasil yang kurang memuaskan karena

gas dalam usus. Penderita gemuk akan sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan

gelombang suara sangat kuat.

Persiapan 1,4

Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian para penderita

dengan obstipasi, sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat –

alat di rongga perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang

makan dan minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar

organ yang diperiksa. Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-

kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang maksimal. Untuk

pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli –buli harus penuh.

6

Page 7: Refarat Usg Ginjal

Pemakaian klinis 1,4

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ

tubuh.

USG digunakan antara lain:

1. Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis.

2. Membedakan kista dengan massa yang solid.

3. Mempelajari pergerakan organ(jantung,aorta,vena kava), maupun pergerakan janin dan

jantungnya.

4. Pengukuran dan penentuan volum. Pengukuran aneurisma arterial, fetal-

sefalometri ,menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk biopsy. Menentukan

volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli,ginjal, kandung empedu,

ovarium, uterus , dan lain-lain)

5. Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada

layar USG.

6. Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan

posisinya , dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah radioterapi,

besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

7

Page 8: Refarat Usg Ginjal

Pemeriksaan ultrasonografi(USG) ginjal merupakan pemeriksaan yang non invasif, tidak

bergantung pada faal ginjal, tidak dijumpai efek samping, tanpa kontras, tidak sakit, relatif cepat

dan mudah dikerjakan. USG dapat memberikan keterangan tentang ukuran, bentuk, letak, dan

struktur anatomi dalam ginjal.

Ginjal terletak retroperitoneal terhadap dinding belakang abdomen. Kutub bawah dan

bagian tengah ginjal lebih mudah dilihat karena letaknya jauh dibawah iga. Namun demikian,

posisi ginjal sangat variable.

Sonic Window yang digunakan adalah otot perut belakang dan postero-lateral serta celah

iga. Pada ginjal kanan, hepar digunakan juga sebagai sonic window, sedang pada ginjal kiri,

lambung yang berisi air sebagai sonic window.

Teknik pemeriksaan 1

Pertama-tama, penilaian IVP sangat diperlukan. Tentukan posisi ginjal dan daerah yang

perlu dinilai lebih lanjut. Sebagian besar kasus-kasus adalah untuk menentukan keadaan suatu

massa intrarenal. Fokus transduser yang digunakan sekitar 5 cm, 2,5 – 3,5 MHz cukup memadai,

pada orang kurus atau anak digunakan transduser 5 MHz, sedang pada orang gemuk sekali 1,5 –

2 MHz mungkin lebih berguna.

Lakukan irisan transversal untuk menentukan lokasi aksis ginjal, diikuti dengan irisan –

irisan longitudinal, bila perlu gunakan magnifikasi. Ginjal turut bergerak dengan pernapasan,

sehingga pada linear scan perlu tahan napas. Sedang penelaahan kutub atas ginjal paling baik

dengan sektor transduser melalui celah iga.

Pemeriksaan ginjal transplantasi, mudah dilakukan karena tinggal mengikuti jaringan

parut yang ada, gunakan fokus pendek dan penyesuaian TGC.

8

Page 9: Refarat Usg Ginjal

Beberapa problem dalam USG ginjal dan cara pemecahannya 1

Problem Pemecahan (Solusi)

- Ginjal (-) pada orang gemuk - Gain terlalu tinggi, fokus tranduser terlalu pendek

frekuensi terlalu tinggi. Gunakan transduser 2 Mhz,

irisan postero-lateral.

- Pole atas tidak adekuat - Pada ginjal kanan gunakan hepar sebagai sonic

window dan sektor untuk ginjal kiri dengan

inspi- rasi dalam, atau minum 300 – 500 ml.

Gambaran pola eko USG ginjal dan kemungkinannya

Gambaran pola eko Kemungkinan

- Ginjal (-) - Ektopik/nefrektomi total/agenesis

- Ginjal,Coll.Bertini - Rejection

- Ginjal, sistem Collecting - Obstruksi / hidronefrosis

- Massa kistik, batas tegas tipis - Kista benigna, 80 % benar

- Massa solid - Tumor atau inflamasi fokal

- Massa kistik multipel - Penyakit ginjal polikistik

- Eko sentral meninggi, kasar - Sinus lipomatosis

- Massa suprarenal - Tumor adrenal

9

Page 10: Refarat Usg Ginjal

Pedoman pemeriksaan 1,2

Untuk ginjal kanan

Penderita berbaring terlentang , dan penderita diminta untuk menahan napas pada inspirasi

dalam. Posisi ini dimaksudkan untuk membebaskan hati dan menampakkan ginjal lebih ke

bawah. Pada posisi ini , ginjal dapat diperiksa dalam penampang membujur dan melintang,

dengan mengatur letak transduser miring ke bawah lengkung iga kanan, sejajar atau tegak lurus

terhadap sumbu ginjal dan menggunakan hati sebagai jendela akustik. Pemeriksaan dimulai dari

bagian medial samapi ke lateral secara teratur berjarak 1 atau 2 cm. Posisi ini paling baik untuk

menilai parenkim ginjal.

Penderita berbaring miring ke kiri (LLD)

Pada keadaan ekspirasi, penampang melintang ginjal dapat diperiksa melalui sela iga

sepanjang garis midaksiler. Pada inspirasi dalam, penampang koronal dapat diperiksa dengan

meletakkan transduser sejajar garis mid-aksiler mulai daerah pinggang di bawah lengkung iga

kanan. Pemeriksaan dapat dilakukan dari permukaan posterior sampai ke anterior. Posisi ini

membantu memperlihatkan lesi yang tidak tergambar pada posisi lain, juga Morrison’s pounch.

Penderita berbaring terlungkup dan menahan napas pada inspirasi dalam. Pada posisi ini ginjal

dapat diperiksa dalam penampang membujur atau melintang, dengan meletakkan transduser di

sebelah kanan lateral garis tengah dan diatur sejajar atau tegak lurus sumbu ginjal. Pemeriksaan

dapat dilakukan dari bagian superior ke inferior, maupun dari lateral ke medial.

Untuk ginjal kiri

Gambaran USG ginjal kiri paling baik terlihat bila dilakukan pada posisi berbaring

miring ke kanan (RLD). Penampang melintang ginjal dapat diperiksa dengan meletakkan

transduser di sela iga, dalam keadaan ekspirasi. Penampang koronal dapat diperiksa dengan

meletakkan transduser sejajar garis aksiler, melalui daerah pinggang di bawah , lengkung iga

kiri, pada inspirasi dalam.

Penderita berbaring telungkup, seperti memeriksa ginjal kanan, tetapi transduser

diletakkan di sebelah kiri lateral garis tengah. Sebaiknya , untuk setiap kali pemeriksaan, kedua

10

Page 11: Refarat Usg Ginjal

ginjal diperiksa dan dibandingkan hasilnya. Posisi terlentang tidak dianjurkan untuk memeriksa

ginjal kiri, karena gambaran ginjal terganggu oleh bayangan udara di dalam lambung dan usus,

kecuali bila lambung diisi air (minum)

Sonogram ginjal normal

Ukuran ginjal

Ukuran panjang ginjal orang dewasa normal adalah :

- Untuk ginjal kanan : 8-14 cm (rata-rata 10,74 cm)

- Untuk ginjal kiri : 7- 12 cm (rata-rata 11,10 cm)

Diameter antero-posterior rata-rata 4 cm dan diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran panjang

ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi.

Gambaran kapsul ginjal

Lemak perirenal tampak sebagai lapisan yang berdensitas eko tinggi mengelilingi sisi

luar ginjal.

Gambaran parenkim ginjal

Parenkim ginjal terdiri atas korteks dan medulla. Eko parenkim ginjal relatif lebih rendah

dibandingkan dengan eko sinus ginjal. Medulla dan korteks dapat jelas dibedakan. Pada keadaan

normal, eko korteks lebih tinggi dari pada eko medulla, yang relatif lebih sonolusen.

Korteks ginjal normal mempunyai densitas eko rendah, lebih rendah dibandingkan

parenkim limpa dan hati. Eko parenkim limpa lebih rendah daripada parenkim hati, dan eko

parenkim hati lebih daripada eko sinus ginjal, bila tidak ada penyakit hati.

Tebal parenkim ginjal normal hampir merata,di bagian tengah 1-2 cm dan dibagian kutub

2-3 cm. Tebal parenkim ginjal dibandingkan dengan tebal sinus ginjal kira kira 1 berbanding 2.

Piramis medulla berisi lebih banyak cairan daripada korteks sehingga terlihat lebih hipoekoik,

berbentuk segitiga dengan basis di korteks dan apeksnya di sinus. Jaringan kolagen berperan

pada pembentukan eko korteks.

11

Page 12: Refarat Usg Ginjal

Gambaran sinus ginjal

Eko sinus ginjal juga dikenal sebagai central pelvicaliceal echo complex, terlihat sebagai

daerah kumpulan eko kasar bersonodensitas tiinggi di bagian tengah ginjal. Hal ini disebabkan

karena sebagian besar terdiri atas lemak di sekitar pelvis, infudibulum, dan kalises. Pelvis ginjal

yang berisi urin, kadang terlihat sedikit melebar, tampak sebagai celah bebas eko di bagian

tengah sinus ginjal. Pelebaran ini dapat terlihat sampai infudibulum , yang pada potongan

membujur akan terlihat memanjang, dan pada potongan melintang terlihat sirkuler.

Gambaran pembuluh darah ginjal

Pendarahan ginjal berasal dari ateri renalis, yang kemudian bercabang menjadi arteri

lobaris untuk tiap piramis. Arteri lobaris ini bercabang menjadi 2 atau 3 arteri interlobaris di

antara piramis, kemudian bercabang kecil menjadi arteri akuata pada batas medulla dan korteks

dan akan menyeberang ke korteks sebagai a.lobularis (arterial efferent), menuju glomerulus.

Setelah ini darah akan keluar melalui arterial efferent menuju jaringan kapiler peritubuler,

menuju vena dan selanjutnya ke vena yang senama dengan arterinya.

Struktur pembuluh sukar dapat terlihat di dalam eko sinus. Beberapa vena relatif lebih

mudah terlihat, karena strukturnya yang lebih besar dan letaknya lebih anterior dari arteri

renalis , pelvis dan ureter.

Pembuluh arkuata tampak sebagai eko densitas tinggi tersebar di batas korteks dan

medulla. Pembuluh ini jelas terlihat pada potongan melintang melalui hilus ginjal dan dipakai

sebagai patokan untuk mengukur tebal korteks ginjal.

12

Page 13: Refarat Usg Ginjal

13

Page 14: Refarat Usg Ginjal

USG normal dextra 2

14

Normal Right Kidney Normal Left Kidney

Page 15: Refarat Usg Ginjal

USG dextra potongan transversal 2, 5

1 = aorta8 = artery renalis dextra10 = IVC14 = vena renalis dextra20 = lobus hati dextra

30 = vesica vellea60 = ginjal dextra77 = usus halus90 = columna spinalis

USG ginjal kiri potongan coronal

15

Page 16: Refarat Usg Ginjal

Gagal ginjal 1,5,6

USG saat digunakan sebagai pemeriksaan pertama secara rutin pada keadaan gagal

ginjal , untuk memperoleh informasi tentang parenkim, sistem collecting dan pembuluh –

pembuluh darah ginjal.

Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas korteks yang lebih rendah (hipoekoik)

dibandingkan dengan sonodensitas hati, limpa dan sinus renalis. Tebal korteks kira-kira 1/3-1/2

sinus renalis dengan batas rata atau bergelombang pada ginjal yang lobulated. Sedangkan sinus

renalis yang terletak di tengah ginjal memberikan sonodensitas yang tinggi (hiperekoik)

disebabkan karena komposisinya yang terdiri atas lemak dan jaringan parenkim ginjal. Di dalam

sinus renalis terdapat garis-garis anekoik, yaitu irisan kalises yang dapat diikuti akan bergabung

pada daerah anekoik besar, yaitu pelvis renis.

Gagal ginjal, baik akut maupun kronik, memberikan gambaran korteks yang hiperekoik

dibandingkan dengan korteks yang normal, bahkan sonodensitasnya hampir sama dengan

densitas sinus renalis. Pada stadium awal, biasanya ukuran ginjal masih normal, umumnya

bilateral, tetapi pada gagal ginjal yang lanjut ukuran ginjal mengecil dengan batas yang sangat

16

Page 17: Refarat Usg Ginjal

irregular akibat proses fibrosis (contracted). Sedangkan gagal ginjal yang unilateral biasanya

diakibatkan oleh thrombosis vena renalis, renal transplant rejection dan pielonefritis akut.

Ginjal Mengecil, diferensiasi

korteks dan medulla suram ,

korteks memadat

Kelainan ginjal 1,2,4,5

A. Kelainan bawaan

Kelainan bawaan ginjal dapat berupa :

1.Agenenesis

Pada agenensis, satu ginjal tidak ada. Dengan pemeriksaan yang teliti, tidak terbentuknya

salah satu ginjal dapat ditentukan. Bagian fleksura lienalis kolon akan mengisi tempat ginjal bila

ginjal kiri yang tidak ada (kelainan yang umumnya terjadi). Dengan alat real time bisa dilihat

adanya peristaltik kolon.

17

Page 18: Refarat Usg Ginjal

2. Hipoplasia ginjal

Ginjal terlihat kecil, sedang kontur yang rata dan struktur eko anatomi sama dengan

struktur eko ginjal normal.

18

Page 19: Refarat Usg Ginjal

3. Ginjal sepatu kuda

Dapat diperiksa dalam posisi berbaring terlentang. Kadang – kadang dapat dilihat ismus

yang melintang di sebelah anterior ruas tulang belakang dan menyatukan bagian ginjal kanan-kiri

yang aksis memanjangnya menuju ke medial.

19

Page 20: Refarat Usg Ginjal

4. Ginjal ektopik

Dimana salah satu ginjal berlokasi di tempat tidak lazim, dapat di pelvis atau thorax. Suatu

variasi dimana kedua ginjal berlokasi di sisi sama dan pada umumnya menyatu (crossed renal

ectopia)

20

Page 21: Refarat Usg Ginjal

5.Atrophic kidney

Biasanya terdapat tanda jaringan parut di korteks dan biasanya memiliki ekogenitas yang lebih

tinggi dengan perkaburan visualisasi batas antara korteks dan medulla. Pada umumnya

disebabkan penyakit ginjal kronis.

B. Kelainan pada sinus renalis 1,5,6,7

Kelainan pada sinus renalis dapat berupa:

1. Obstruksi uropati yang komplit

21

Page 22: Refarat Usg Ginjal

2. Obstruksi sebagian kalises

3. Obstruksi tidak komplit / parsial traktus urinarius

4. Nefrolithiasis.

1. Obtruksi komplit

Dengan Gray scale ultrasound daerah sinus renalis dapat diperlihatkan secara optimal,

sehingga infudibulum dan kalises dapat diidentifikasi dan dievaluasi. Ultrasonografi

dianggap suatu cara pemeriksaan yang akurat untuk menentukan adanya suatu obstruksi

traktus urinarius.

Suatu minimal hidronefrosis akan terlihat sebagai suatu pemisahan ringan di bagian

sentral dari eko pelviokalises (halosign). Keadaan ini dapat dilihat pada irisan sector

interkostal, yang kemudian dikomfirmasi dengan irisan memanjang.

Pada keadaan hidronefrosis moderat, kalises dan pielum tampak melebar, berupa struktur

yang berisi cairan .

Dilatasi infudibulum dan menghilangnya cupping kalises dapat dilihat pada USG, sama

baiknya seperti pada urografi.

Pada hidronefrosis yang lebih lanjut, sistem kalises di bagian tengah akan tampak sebagai

suatu zona echofree yang lobulated. Dan pada hidronefrosis tingkat lanjut (severe

hydronephrosis), pelvis akan terlihat sebagai suatu zona besar berisi cairan, bahkan kadang-

kadang pielum dan kalises sukar diidentifikasi . Ginjal tampak sebagai suatu kantong berisi

cairan dan parenkim ginjal tidak jelas lagi.

Piohidronefrosis memperlihatkan dilatasi sistem kalises disertai adanya debris yang

tampak sebagai eko yang rendah pada kalises yang melebar. Mungkin pula dijumpai suatu

debris fluid level.

Bila ditemukan suatu hidronefrosis, maka hendaklah dicari seluruh bagian ureter yang

melebar, untuk kemungkinan mencari penyebab atau tingkat obstruksi. Akan tetapi biasanya,

sebagian ureter akan tertutup oleh suatu gas usus.

22

Page 23: Refarat Usg Ginjal

Pyonephrosis

USG: pelebaran pelviokalises dengan

cairan kental didalamnya ( echogenic)

2. Obstruksi pada sebagian system kalises

Obstruksi dapat terjadi hanya pada sebagian sistem kalises atau hanya pada satu

kalises, misalnya pada keadaan bila infudibulum tersumbat oleh suatu tumor atau

23

Page 24: Refarat Usg Ginjal

keadaan striktur.

Kadang – kadang sukar membedakan antara suatu massa berisi cairan di

peripelvik, umpamanya antara suatu kista peripelvik dengan suatu fokal hidronefrosis.

Untuk ini dapat dilakukan kompresi pada ureter, untuk suatu kalises akan lebih melebar

dengan adanya kompresi.

Dinding kista tipis dan irregular dan hanya berada pada sebagian kaliks.

3. Obstruksi inkomplit atau parsial

Suatu obstruksi parsial akan menimbulkan dilatasi yang minimal pada sistem

kalises. Kadang – kadang untuk ini diperlukan pemeriksaan uroradiologis lainnya untuk

menyingkirkan suatu hidronefrosis. Obstruksi parsial mungkin tidak terlihat pada waktu

pemeriksaan USG pada penderita yang dilarang minum.

Pada penderita-penderita dengan obstruksi parsial di infudibulum, ureteropelvic

junction, atau pada ureter, suatu induksi dengan pemberian diuresis kadang –kadang

mungkin diperlukan untuk melihat lebih jelas kelainan pada pemeriksaan ultrasonografi.

4. Nefrolithiasis

Nefrolithiasis tampak sebagai suatu opasitas dengan reflektif yang tinggi di

daerah sinus renalis, yang disertai suatu acoustic shadow di distalnya.

24

Page 25: Refarat Usg Ginjal

Kadang – kadang ,terutama pada keadaan nondistended urinary tract , eko dari

batu umumnya tidak dapat dibedakan dengan ekogenik dari sinus renalis . Dua teknik

yang dapat dipakai dan penting untuk memperlihatkan acoustic shadow yang optimal ,

adalah :

1. Mengatur gain yang tepat

2. Menggunakan transduser yang mempunyai fokus pendek sesuai dengan daerah yang

dicurigai batu.

Untuk mengevaluasi suatu sinus renalis pada nefrolithiasis, umumnya dipakai suatu

gain yang rendah daripada yang digunakan untuk memeriksa parenkim ginjal dan

juga suatu far gain relatif rendah.

C. Massa di sinus renalis 1,5,7

Tumor yang mengenai sinus renalis akan tampak sebagai suatu massa dengan ekogenik

yang rendah. Bekuan darah juga akan memberikan gambaran suatu massa yang

25

Page 26: Refarat Usg Ginjal

ekogeniknya rendah, untuk ini diperlukan suatu serial pemeriksaan USG di mana pada

bekuan darah akan terjadi perubahan dan resolusi yang cepat. Sinus lipofibromatosis akan

memberikan gambaran sebagai suatu daerah dengan ekogenik yang rendah dengan batas

irregular.

1. Tumor jinak

a. Adenoma

Biasanya berukuran sangat kecil dan dideteksi saat autopsi dengan penampilan US tidak

spesifik.

b. Oncocytoma

Paling banyak menyerang laki-laki pada dekade 5 atau 6, biasanya asimptomatik.

Tampilan klasik US adalah massa padat, reflektif rendah dengan di tengahnya memiliki

jaringan parut daya reflektif tinggi. Diagnosis harus dikonfirmasi dengan CT.

c. Agiomyolipoma

Sering terdapat pada pasien wanita usia 40 tahun ke atas. Biasanya asimptomatik kecuali

jika terjadi perdarahan. Pola US yang sering terlihat adalah homogen , massa korteks

yang terlihat jelas yang sama ekogenitasnya dengan lemak. 12 % renal cell carcinoma

memiliki ciri seperti ini. 20 – 30 % pasien menunjukkan acoustic shadowing.

Adenoma

26

Page 27: Refarat Usg Ginjal

Oncocytoma

27

Page 28: Refarat Usg Ginjal

Agiomyolipoma

b

2.Tumor ganas

28

Page 29: Refarat Usg Ginjal

a.Renal adenocarcinoma

Adalah kejadian yang paling sering dari tumor ganas. Sekitar (85 % kasus ). Tampilan pada USG

antara lain :

- Massa padat yang terbungkus kapsul

- Dengan daya reflektif lebih tinggi (50 % hiperekoik), sedikit lebih tinggi (40 % lebih

ekogenik ) , lebih rendah (10 % hypoechoic ) atau sama dengan parenkim ginjal (30 %

isoechoic)

- Teksturnya dapat heterogen terutama jika terdapat nekrosis dan perdarahan.

- Pada 20 % kasus dimana massa memiliki daya reflektif tinggi didiagnosis bandignkan

dengan angiomyolipoma

- Pada 10 % kasus, kalsifikasi dapat tampak dengan bentuk punctata, amorph atau mottled

b.Willm’s Tumor

- Sering pada anak –anak terlihat sebagai masa padat yang mengalami kalsifikasi dan

nekrosis

Renal adenocarcinoma

29

Page 30: Refarat Usg Ginjal

Willm’s Tumor

30

Page 31: Refarat Usg Ginjal

Will tumor pada anak umur 4 tahun

c. Transitional Cell Carcinoma

31

Page 32: Refarat Usg Ginjal

Dengan menggunakan US terdapat massa padat dengan reflektif rendah disekitar sistem

pengumpul dikelilingi oleh echo dari sinus.

Trauma

Umumnya kurang tepat bila digunakan untuk mengevaluasi pasien trauma ginjal. Lesi post

trauma kadang ditemukan pada pemeriksaan sonografi ginjal untuk penyakit lain. USG dapat

mendeteksi laserasi dari parenkim dan kerusakan pada pembuluh darah di pediculus terhadap

pelvic-urethero junction. Laserasi nampak sebagai pita reflektif di parenkim.

32

Page 33: Refarat Usg Ginjal

KESIMPULAN

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang digunakan untuk

melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari gelombang Doppler, yang

pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan kulit atau diatas rongga tubuh untuk

menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Ultrasonografi dapat digunakan untuk

mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung,

ginjal, hepar, uterus atau pelvis. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk membedakan

antara kista dan tumor.

Pemeriksaan USG ginjal bersifat noninvasif, tidak bergantung faal ginjal, tanpa kontras,

tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita , tidak dijumpai efek samping, dapat dilakukan

dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada

kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit

penderita.

33

Page 34: Refarat Usg Ginjal

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasad,Sjahriar.Radiologi Diagnostik. Edisi II. Jakarta : Departemen Radiologi Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia:2005:453- 457,494-504.

2. Sidharta, H. Atlas Ultrasonography. Ed II.Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia , 2006.

3. Corr, Peter . Mengenali Pola foto-foto Diagnostik.Ed I.Jakarta : EGC, 2010.

4. Bates. A Jane. Abdominal Ultrasound How , Why , When. Ed : II. London :Churchill

Livingstone ,2004.

5. Allan L Paul, Baxter M Grant. Clinical Ultrasound. Ed III. London : Churchill

Livingstone, 2011.

6. Lutz HT, Gharbi A H. Manual of diagnostic ultrasound in infectious Tropical Diseases.

Jerman : Springer : 2006.

7. Lauckner Melanie. Manual of diagnostic ultrasound. Ed II. Malta: WHO, 2011.

34