refarat ototoksik

30
Refarat Ototoksik BAB I PENDAHULUAN Beb erap a oba t dapat menyeb abk an rea ksi tok sik pad a stru ktu r tel inga dal am, termasuk koklea, vest ibu lum, semisir kular kanal, dan oto lit , dia ngg ap sebagai oto tok sik. Oba t dap at men gin duk si str ukt ur pen dengar an dan sist em kes eimbangan yan g dap at menyeb abkan terj adi nya kehila nga n pen den gara n, tin nit us dan pusing. Gangguan pen dengar an aki bat tok sisi tas kad ang ber sifa t sementara tet api keb any akan ber sifa t men etap pad a sebagi an besa r gol ong an Aminoglikosida. Te lah d iketahui bahwa g angguan pendengaran atau k etulian mempunyai dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara. enderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, da n terisolasi. !ehi lan gan ke sempa tan dalam aktualisasi diri, me ngikut i  pendidikan formal di sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh  pekerjaan yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hidup yang  bersangkutan.!esulitan"kesulitan tersebut diatas akan bertambah besar di negara  berkembang mengingat masih terbatasnya infrastruktur kesehatan telinga dan  pendengaran dalam melakukan pen#egahan, deteksi dini, penatalaksanaan dan habilitas $ rehabilitasi. %enurut perkiraan &'O pada tahun ())* terdapat (+ juta penderita gangguan pendengaran di seluruh dunia. -umlah tersebut mengalami peningkatan ya ng sangat bermakna pada tah un +( menjadi +* juta or ang, +++ juta diantaranya adalah penderita dewasa sedangkan sisanya +/ juta 0 adalah anak  berusia di bawah (* tahun. 1ari jumlah tersebut kira kira +$2 diantara nya berada di negara berkemban g. enin gkatan jumlah pende rita gangg uan pend engara n ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan insidens, identifikasi yang lebih baik atau akibat meningkatnya usia harapan hidup. 1

description

dr. virdaus

Transcript of refarat ototoksik

Page 1: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 1/30

Refarat

Ototoksik 

BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa obat dapat menyebabkan reaksi toksik pada struktur telinga

dalam, termasuk koklea, vestibulum, semisirkular kanal, dan otolit, dianggap

sebagai ototoksik. Obat dapat menginduksi struktur pendengaran dan sistem

keseimbangan yang dapat menyebabkan terjadinya kehilangan pendengaran,

tinnitus dan pusing. Gangguan pendengaran akibat toksisitas kadang bersifat

sementara tetapi kebanyakan bersifat menetap pada sebagian besar golongan

Aminoglikosida.

Telah diketahui bahwa gangguan pendengaran atau ketulian mempunyai

dampak yang merugikan bagi penderita, keluarga, masyarakat maupun Negara.

enderita akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya,

dan terisolasi. !ehilangan kesempatan dalam aktualisasi diri, mengikuti

 pendidikan formal di sekolah umum, kehilangan kesempatan memperoleh

 pekerjaan yang pada akhirnya berakibat pada rendahnya kualitas hidup yang

 bersangkutan.!esulitan"kesulitan tersebut diatas akan bertambah besar di negara

 berkembang mengingat masih terbatasnya infrastruktur kesehatan telinga dan

 pendengaran dalam melakukan pen#egahan, deteksi dini, penatalaksanaan dan

habilitas $ rehabilitasi.

%enurut perkiraan &'O pada tahun ())* terdapat (+ juta penderita

gangguan pendengaran di seluruh dunia. -umlah tersebut mengalami peningkatanyang sangat bermakna pada tahun +( menjadi +* juta orang, +++ juta

diantaranya adalah penderita dewasa sedangkan sisanya +/ juta 0 adalah anak 

 berusia di bawah (* tahun. 1ari jumlah tersebut kira kira +$2 diantaranya berada

di negara berkembang. eningkatan jumlah penderita gangguan pendengaran ini

kemungkinan disebabkan oleh peningkatan insidens, identifikasi yang lebih baik 

atau akibat meningkatnya usia harapan hidup.

1

Page 2: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 2/30

Refarat

Ototoksik 

3udah sering terdengar bahwa hampir semua obat mempunyai efek 

samping. 3alah satunya adalah obat"obatan yang menimbulkan gangguan pada

 pendengaran yang merupakan efek samping obat yang serius dan sering terjadi.

1engan makin banyak obat"obatan paten yang beredar di pasaran, kemungkinan

daftar obat"obatan yang mempunyai efek samping padatelinga juga makin

 bertambah.

Ototoksisitas menjadi perhatian utama klinisi dengan penemuan streptomisin

 pada tahun ()44. 3treptomisin sukses dalam pengobatan tuberkulosis, tetapi

sebaliknya sebagian besar pasien yang diobati mengalami disfungsi koklear dan

vestibuler yang irreversibel. enemuan ini yang kemudian beriringan dengan

toksisitas yang dihubungkan dengan aminoglikosida lainnya menyebabkan

 para klinisi dan ilmuwan meneliti etiologi dan mekanisme ototoksisitas.

3ekarang ini, banyak obat yang dikenal luas memiliki efek toksik terhadap sistem

kokleovestibuler, diantaranya aminoglikosida dan antibiotik lainnya serta obat anti

kanker.

2

Page 3: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 3/30

Refarat

Ototoksik 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Ototoksi

1.1 Defenisi

Ototoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ

vestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran

dari labirin ke otak yang disebabkan oleh 5at"5at kimia atau to6in obat"obatan0.

1.2 Anatomi

Bagian utama telinga dalam terdiri dari dua yaitu koklea rumah siput0

yang merupakan dua setengah lingkaran yang berfungsi sebagai organ

 pendengaran dan vestibulum yang terdiri dari tiga buah kanalis semirkularis.

ada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala

timpani di sebelah bawah dan skala media diantaranya. 3kala vestibuli dan skala

timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. 7on dan garam

yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. 1asar skala vestibuli

disebut membran vestibuli sedangkan dasar skala media adalah membran basalis.

ada membran ini terletak organ #orti.

3

Page 4: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 4/30

Refarat

Ototoksik 

ada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut

membran tektoria dan pada membran basal melekat sel"sel rambut yang terdiri

dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis #orti yang menbentuk organ

#orti.

1.3 Fisioo!i Pen"en!a#an

roses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun

telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke

koklea. Getaran tersebut mengetarkan membran timpani diteruskan ke telinga

tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplikasikan

getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas

membran timpani dan tingkap lonjong. 8nergi getar yang telah diamplikasi ini

akan diteruskan ke stapes yang akan mengerakkan tingkap lonjong sehingga

 perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini diteruskan melalui membran

reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relatif 

antara membran basilaris dan membran tektoria.

roses ini merupakan rangsang mekanik yang akan menyebabkan

terjadinya defleksi stereosilia sel"sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan

terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. !eadaan ini menimbulkan

 proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam

4

Page 5: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 5/30

Refarat

Ototoksik 

sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu

dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran area 2)"40 di

lobus temporalis.

1.$ Pato!enesis

%ekanisme dari tuli akibat ototoksik masih belum begitu jelas.

atologinya meliputi hilangnya sel rambut luar yang lebih api#al, yang diikuti

oleh sel rambut dalam. 'al ini permulaannya menyebabkan gangguan pendengaran

frekuensi tinggi yang dapat berlanjut ke frekuensi rendah. asien"pasien tertentu

tidak mengetahui adanya gangguan pendengaran hingga defisit men#apai derajat

ringan sedang 92 dB hearing level0 pada frekuensi per#akapan.

!eb an yakan p oin y an g t erbu kt i saa t ini ada lah t erdapa t

 pengikatan obat dengan glikosaminoglikan stria vaskularis,

yangmenyebabkan perubahan strial dan perubahan sekunder sel"sel

rambut.Antibiotik ototoksik menyebabkan hilangnyapendengaran dengan

mengubah proses"proses biokimia yang penting yang menyebabkan

 penyimpangan metabolik dari sel rambut dan bisa menyebabkan kematian sel

se#ara tiba"tiba.

8fek utama dari obat"obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel"

sel rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis,

limbus spiralis dan sel"sel rambut koklea dan vestibuler.

!erusakan vest ibuler juga merupakan efek yang merugikandari antibiotik aminoglikosida dan awalnya menunjukkan nistagmus

 posisional. ada keadaan berat, kerusakan vestibuler dapat menyebabkan

ketidakseimbangan dan osilopsia. Osilopsia, yang disebabkan oleh kerusakan

sistem vestibuler bilateral, adalah ketidakmampuan sistem okuler untuk menjaga

hori5on yang stabil.

5

Page 6: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 6/30

Refarat

Ototoksik 

1.%&e'aa Kinis

Tinitus dan vertigo merupakan gejala utama ototoksisitas. Tinnitus

 biasanya menyertai segala jenis tuli sensorineural oleh sebab apapun dan

seringkali keluhan pertama yang mun#ul serta mengganggu jika dibandingkan

dengan tulinya sendiri dimana pada ototoksik tinitus #irinya kuat dan bernada

tinggi, berkisar antara 4 !'5 sampai : !'5 serta biasa bilateral.

ada kerusakan yang menetap, tinnitus lama kelamaan tidak begitu

kuattetapi juga tidak pernah hilang, gejala lainnya juga terdapat gangguan

keseimbangan badan, sulit memfiksasi pandangan, terutama setelah perubahan

 posisi, ataksia kehilangan koordinasi otot0 dan os#illopsia pandangan kabur 

dengan pergerakan kepala0 tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya,

menyebabkan kesulitan melihat tanda lalu lintas ketika mengendarai kendaraan

atau mengenali wajah orang ketika berjalan.

1iuretik kuat dapat menimbulkan tinnitus yang kuat dalam beberapa menit

setelah menyuntikkan intravena, tetapi pada kasus"kasus yang tidak begitu berat

dapat terjadi tuli sensorineural se#ara perlahan"lahan dan progresif dengan hanya

disertai tinnitus yang ringan dan biasanya menghasilkan audiogram yang

mendatar atau sedikit menurun.Tinnitus dan kurang pendengaran yang reversibel

dapat terjadi pada penggunaan salisilat dan kina serta tuli akut yang

disebabkan diuretik kuat dapat pulih dengan menghentikan pengobatan

dengan segera.

Gejala dini gangguan pendengaran pada ototoksisitas aminoglikosida sulitdikenali oleh pasien karena hanya bermanifestasi pada frekwensi tinggi. ada

keadaan lanjut akan mempengaruhi frekwensi per#akapan dan ketuliannya akan

semakin berat jika penggunaan obat ini diteruskan. ada audiogram ditemukan

#iri penurunan yang tajam untuk frekuensi tinggi.

6

Page 7: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 7/30

Refarat

Ototoksik 

(ekanisme ototoksitas

  Ototoksisitas merupakan kemampuan obat atau 5at kimia untuk merusak 

struktur atau fungsi dari telinga dalam. !erusakan dapat terjadi pada struktur 

auditori atau vestibular telinga dalam.

  Akibat penggunaan obat"obat yang bersifat ototoksik akan dapat

menimbulkan terjadinya gangguan fungsional pada telinga dalam yang

disebabkan telah terjadi perubahan struktur anatomi pada organ telinga dalam.

!erusakan yang ditimbulkan oleh ototoksik tersebut antara lain;

a. 1egenerasi stria vaskularis b. 1egenerasi sel epitel sensori

#. 1egenerasi sel ganglion

2. Jenis O)at Ototoksik 

3udah sering terdengar bahwa hampir semua obat mempunyai efek 

samping. 3alah satunya adalah obat"obatan yang menimbulkan gangguan pada

 pendengaran yang merupakan efek samping obat yang serius dan sering terjadi.

1engan makin banyak obat"obatan paten yang beredar di pasaran, kemungkinan

daftar obat"obatan yang mempunyai efek samping padatelinga juga makin

 bertambah. 1ari abad ke" () hingga kini telah banyak diketahui obat"obatan yang

menimbulkan gangguan pada telinga diantaranya yaitu ;

2.1 &oon!an Amino!ikosi"a

3ejak diperkenalkan pada tahun ()44, banyak sediaan aminoglikosida

menjadi mudah didapatkan seperti , streptomisin, dihidrostreptomisin, kanamisin,

gentamisin, neomisin, tobramisin, netilmisin, dan amikasin. Aminogikosida bersifat

 bakterisid yang berikatan. 1engan <ibosom 23 dan menghambat sistesis

 protein bakteri. Aminogikosida hanya efektif pada basil gram negatif aerobik 

dan stafilokokus. Neomisin dan kanamisin memiliki spektrum antibakteri yang

terbatas serta lebih toksik daripada aminoglikosida lainnya.

Aminoglikosida memiliki efek toksik terhadap koklea dan vestibuler yang

 bervariasi. 3treptomisin dan gentamisin terutama bersifat vestibulotoksik,

7

Page 8: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 8/30

Refarat

Ototoksik 

sedangkan amikasin, neomisin, dihidrostreptomisin, dan kanamisin bersifat

kokleotoksik. Tobramisin berefek sama pada fungsi vestibuler maupun

auditorik. 8fek ototoksik pada netilmisin sedikit diketahui karena penggunaannya

yang sudah jarang juga karena memiliki potensi efek ototoksik yang rendah .

Toksisitas aminoglikosida tertutama pada ginjal dan sistem

kokleovestibuler walaupun tidak ditemukan hubungan yang jelas antara derajat

nefrotoksik dan ototoksik. Toksisitas koklear yang menyebabkan gangguan

 pendengaran biasanya dimulai pada frekuensi tinggi dan efek sekundernya

menyebabkan dekstruksi ireversibel sel rambut luar organ =orti, terutama pada

lengkungan basal koklea.

7nsidensi efek ototoksik aminoglikosida sekitar (>. Aminoglikosida

dieksresi di ginjal, oleh karena itu pada pasien dengan gangguan ginjal bilateral,

kandungan serum aminoglikosida akan meningkat sehingga akan meningkatkan

resiko ototoksik. Aminoglikosida membutuhkan waktu lebih lama dibersihkan

dari perilimfe daripada dari serum. ?mumnya efek ototoksik merupakan bukti

adanya kehilangan selrambut , yang dimulai pada lengkung basal koklea dan

kemudian berjalan ke apeks. 1eretan dalam dari sel rambut bagian luar terkena

terlebih dahulu, diikuti oleh kerusakan dua deretan terluar. ?ntuk alasan yang

 belum diketahui, selrambut bagian dalam dilindungi ketika tedadi efek 

ototoksik dengan kerusakan total organ =orti.

!erusakan akut sistem auditorik sering tedadi pada aminoglikosida, tetapi

ditutupi oleh keluhan tinnitus. Gangguan pendengaran biasanya terjadi padafrekuensi tinggi tetapi dapat terjadi pada frekuensi rendah. %anusia dapat

mendengar frekuensi lebih dari (:. '5, tapi audiometer hanya bisa mendeteksi

frekuensi dibawah /. '5. !arena pasien tidak bisa mengenali kehilangan

 pendengaran sampai mereka kehilangan + dB, atau sekitar 2. @ 4. '5,

akan sangat sulit mengetahui seorang pasien mengalami efek ototoksik atau tidak.

8fek ototoksik akan tampak + @ 2 minggu setelah obat"obat tersebut berhenti

digunakan se#ara permanen.

8

Page 9: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 9/30

Refarat

Ototoksik 

2.1.1 St#e*tomisin

?ntuk suntikan tersedia bentuk bubuk kering dalam vial yang

mengandung ( atau * gr dengan dosis + mg$kgBB se#ara 7%, maksimum (

gr$hari selama + sampai 2 minggu. !emudian frekuensi diturunkan menajadi +"2

kali seminggu. 1osis ini harus dikurangi untuk penderita usia lanjut, anak"anak,

orang dewasa badannya ke#il dan gangguan fungsi ginjal serta memperhatikan

#ara pemberian dan #ara penyuntikan tergantung dari jenis dan lokasi infeksi.

3untikan 7% merupakan #ara yang paling sering dikerjakan. Total sehari

 berkisar ("+ gr (*"+* mg$kgBB0, * mg"( gr disuntikan setiap (+ jam. ?ntuk 

infeksi berat dosis harian dapat men#apai +"4 kali pemberian. 1osis untuk anak 

ialah +"2 mg$kgBB sehari yang dibagi dua kali penyuntikkan. !adar serendah

,4 ug$ml dapat menghambat pertumbuhan kuman dan untuk kuman TB dapat

dihambat dengan kadar (ug$ml.

Obat ini utamanya berefek vestibulotoksik sehingga menyebabkan vertigo

sebelum terjadinya tinnitus dan gangguan pendengaran. 8fek ototoksik dan

nefrotoksik terjadi bila diberikan dalam dosis besar dan lama. enggunan ( gram

 perhari obat ini selama ( hari tidak menyebabkan sindrom vestibular.

enggunaan + gram perhari selama (4 hari dilaporkan menyebabkan sindrom

vestibules pada : @ > pasien atau pada pasien yang mendapatkan dosis total

("(+ gr dapat mengalami hal diatas. 'ingga dianjurkan untuk melakukan

9

Page 10: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 10/30

Refarat

Ototoksik 

 pemeriksaan audiometri basal dan berkala pada meraka yang mendapatkan obat

ini.

Ototoksik sangat tinggi terjadi pada kelompok usia :* tahun dan pada

orang hamil tidak boleh melebihi dosis total + gram dalam * bulan terakhir 

kehamilan untuk men#egah ketulian pada bayi tuli #ongenital0.

Penem+an ,istoo!ik efek ototoksik st#e*tomisin a"aa,-

a !ehilangan sel rambut bagian luar se#ara terpen#ar di lengkung basal atas

koklea.

 b !erusakan berat pada epitel sensoris !rista semua saluran

# 3tereosilia di dalam ampula saluran mengalami pembengkakan dan

diameternya menjadi dua kali lebih besar.

2.1.2 De,i"#ost#e*tomisin

1ihidrostreptomisin dapat menyebabkan gangguan pendengaran yang

 berat dan tidak menentu bahkan sampai setelah + bulan setelah dihentikan.

!etulian tidak bisa, diramalkan serta tidak bergantung pada dosis obat yang

diberikan. !arena efek ototoksiknya yang besar serta kegunaannya yang tidak 

lebih bagus daripada streptomisin, obat ini telah ditarik dari peredaran di Amerika

3erikat.

2.1.3 Neomisin

 Neomisin tersedia untuk penggunaan topikal dan oral,

 penggunaannya se#ara parenteral tidak lagi dibenarkan karena toksisitasnya.3alep mata dan kulit mengandung * mg$gr untuk digunakan +"2 kali sehari.

?ntuk oral tersedia tablet +* mg. 1osis oral neomisin dapat men#apai 4/

gr sehari.

10

Page 11: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 11/30

Refarat

Ototoksik 

enyerapan neomisin tidak terlalu bagus bila diberikan se#ara oral

maupun topikal. &alaupun demikian obat ini tetap diberikan se#ara tetes telinga

karena efek ototoksik yang rendah. Tetapi penggunaan berulang pada jaringan

yang meradang dapat menyebabkan tuli yang irreversibel. 1osis parenteral *"/

gram neomisin lebih dari 4": hari dapat menyebabkan tinnitus dan tuli ireversibel.

Gangguan pendengaran dihubungkan dengan nilai diskriminasi

 per#akapan rendah. Neomisin, streptomisin dan kanamisin dibersihkan lebih

lambat dari perilimfe dari bagian tubuh lainnya, menyebabkan efek ototoksik yang

tertunda dan terjadi ("+ minggu setelah obat dihentikan.

Penem+an ,istoo!ik *a"a efek ototoksik neomisin a"aa, -

a !erusakan sel rambut bagian luar dan bagian dalam

 b !erusakan parsial sel pilar 

# Atropi parsial stria vaskularis

d !ehilangan sedikit sel 1eiter dan sel 'ensen

e %akula dan !rista biasanya normal.

2.1.$ &entamisin

Gentamisin buruk absorpsinya melalui oral dan harus diberi se#ara

 parateral untuk penggunaan sistemik. !etika diberi melalui 7%, kadar pun#ak 

ter#apai pada .* @ ( jam. 8liminasi pada serum kira"kira + jam pada pasien

dengan fungsi ginjal normal. !onsentrasi pun#ak gentamisin ter#apai pada akhir 

infus selama + jam dengan dosis ( mg$ !g pada pasien dengan kadar rata"rata 4,*

g$mC antar ,* @ / g$mC0.

11

Page 12: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 12/30

Refarat

Ototoksik 

!onsentrasi aminglikosid pada serum harus dimonitor untuk memastikan

kadar yang adekuat dan untuk menghindari efek toksik. 'arus dihindari kadar 

diatas (+ g$mC untuk menurukan resiko gagal ginjal dan terjadinya toksisitas

nervus kranial. 3edangkan pada pemberian se#ra 7%, kadar diatas ( @ (+ g$mC

dianggap menimbulkan efek toksik.

Gentamisin tersedia sebagai larutan steril dalam vial atau ampul : mg$(,*

ml, / mg$+ml, (+ mg$2 ml dan +/ mg$+ ml dan setiap salep atau krim dalam

kadar ,( dan ,2 >. 1osis awal untuk dewasa dan anak"anak dengan dehidrasi

,*"(,* mg$kgBB, normal ("+ mg$kgBB, neonatus +"+,* mg$kgBB sedangkan

dosis penunjang dewasa dengan fungsi ginjal normal ("+ mg$kgBB setiap :"(+

 jam, fungsi ginjal terganggu ("(,* mg$kgBB setiap (+"4/, sedangkan anak dengan

fungsi ginjal normal ("+ mg$kgBB setiap 4"/ jam dan fungsi ginjal terganggu

("(,* mg$kgBB setiap /"4/ jam serta untuk neonatus +,"+,* setiap /"+4 jam.

Gentamisin, seperti juga streptomisin lebih mengenai vestibuler 

daripada auditorik. !adar efektif untuk infeksi sedang dan berat adalah :"/

mg$ml, untuk infeksi gawat /"( mg$ml dan kadar toksik potensial lebih dari

("(+ mg$ml. 1osisnya disesuaikan pada pasien dengan gangguan ginjal, lanjut

usia, kegemukkan, sepsis, gagal jantung, luka bakar, dialisis dan neonatus.. ada

sebuah penelitian diketahui bahwa gentamisin menyebabkan efek ototoksik 

sebesar ( "(* >.

2.1.% Kanamisin

?ntuk suntikan tersedia larutan dan bubuk kering. Carutan dalam vial

ekuivalen dengan basa kanamisin * mg$+ ml dan ( gr$ 2 ml untuk orang dewasa

12

Page 13: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 13/30

Refarat

Ototoksik 

serta * mg$+ ml untuk anak. ?ntuk pemberian oral kapsul$tablet +* mg dan

sirup * mg$ml.

emberian 7D jarang dikerjakan, karena absorpsi melalui suntikan 7%

sangat baik. 1osis oral untuk anak adalah * mg$kgBB sehari dibagi 4 kali

 pemberian, untuk orang dewasa dapat men#apai / gr sehari. 1osis awal pada

dewasa dan anak dengan dehidrasi *",* mg$kgBB, normal ,* mg$kgBB dan

neonatus ( mg$kgBB. !adar efektif dalam serum untuk infeksi sedang berat +"

+* ug$ml, infeksi berat +*"2 mg$ml dan kadar dalam plasma yang berpotensi

menimbulkan toksik lebih dari 2+ ug$ml. ada pasien yang fungsi ginjalnya

normal, (* mg$kg$hari kanamisin akanmenyebabkan gangguan pendengaran

ringan.

8fek ototoksik kanamisin tidak seberat neomisin, tetapi seperti halnya

neomisin, efeknya terutama pada koklea. !anamisin menyebabkan gangguan

 pendengaran sensorineural. 1iantara obat"obat aminoglikosida, kanamisin paling

sering menyebabkan kerusakan koklea unilateral.

Penem+an ,istoo!ik efek ototoksik kanamisin a"aa, -

a !erusakan sel"sel rambut bagian dalam dan luar 

 b 3ering tidak menyebabkan perubahan sel penyokong

# !rista saluran semisirkuler normal, oleh karena itu degenerasi neural tidak 

signifikan.

2.1. Amikasin

13

Page 14: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 14/30

Refarat

Ototoksik 

Amikasin memiliki efek toksik yang ringan terhadap vestibular dan

lebih rendah efek ototoksiknya daripada gentamisin. Obat ini tersedia untuk 

suntikan 7% dan 7D dalam vial berisi (,+*, *, (. dan +.mg.

1osis awal la5im yang digunakan pada dewasa dan anak dengan dehidrasi *"

,* mg$kgBB, normal ,* mg$kgBB dan neonatus ( mg$kgBB. !adar efektif 

dalam serum untuk infeksi sedang berat +"+* ug$ml, infeksi berat +*"2 mg$ml

dan kadar dalam plasma yang berpotensi menimbulkan toksik lebih dari 2+ ug$ml.

Adanya gangguan pada fungsi ginjal memerlukan pengurangan dosis dan

 perpanjangan interval waktu antara dosis dengan berpedoman pada kadar efektif 

didalam darah yang berkisar antara *"( ug$ml sampai +"+* ug$ml.

2.2 &oon!an (ak#oi"

2.2.1 E#it#omisin

Termasuk ke dalam golongan makrolid yang bekerja menghambat sintesis

 protein kuman dengan dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung

dari jenis kuman dan kadarnya. Obat ini tersedia dalam kapsul$tablet +* mg

dan * mg dengan dosis dewasa ("+ gr$hari dibagi dalam 4 dosis dapatditingkatkan + kali lipat pada infeksi berat, anak"anak dengan dosis 2"*

mg$kgBB sehari dibagi dalam4 dosis. !adar pun#ak dalam darah ,2"(,)

ug$ml yang mana ini dapat di#apai dengan dosis oral * mg dalam waktu 4

 jam. 1osis lebih dari 4 gram$hari meningkatkan efek ototoksik, gejalanya

umumnya terlihat dalam 4 hari dan biasanya gangguan pendengaran dapat pulih

setelah pengobatan dihentikan.

14

Page 15: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 15/30

Refarat

Ototoksik 

Gejala pemberian eritromisin intravena terhadap telinga tengah adalah

kurang pendengaran subjektif, tinnitus yang meniup dan kadang"kadang vertigo.

Tuli sensorineural pernah dilaporkan terjadi pada anak"anak maupun dewasa,

terjadi tuli sensorineural nada tinggi dan tinnitus setelah pemberian intra verna

dosis tinggi atau se#ara oral. Biasanya gangguan pendengaran dapat pulih

setelah obat dihentikan.

2.2.2 /ankomisin

Beberapa gejala yang sering mun#ul pada ototoksik pada umumnya adalah

tinitus dimana ini terjadi pada pasien dengan konsentrasi serum vankomisin yang

tinggi pada gagal ginjal atau pada pasien yang mendapatkan terapi aminoglikosida

se#ara bersamaan, digunakan dalam waktu yang lama, dan dalam dosis yang

 besar.

  !arena sangat toksik, obat ini hanya digunakan bila penderita alergi

terhadap obat yang lain lebih aman. !etulian permanen dan uremia yang fatal

karena itu perlu pemeriksaan audiogram dan faal ginjal se#ara teratur, lebih lebih

15

Page 16: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 16/30

Refarat

Ototoksik 

 bila berlangsung dalam ( minggu. Obat ini tersedia dalam bubuk * mg untuk 

 pemberian 7D. 1osis untuk dewasa +"4 gr$hari yang dibagi dalam beberapa

 pemberian dan untuk anak 4 mg$kgBB$hari. 1osis ini diberikan dengan

dilarutkan dalam ("+ ml Na=C atau dekstrose * > yang diberikan 7D se#ara

 perlahan"lahan,kadar pun#ak terapeutik vankomisin +*"4 mg$mC, kadar normal

*"(+ mg$mC dan efek toksik terjadi saat kadar vankomisin men#apai 9 / mg$mC

37; 9 *4mmol$C0.

2.3 Di+#etik 

1ua diuretik penyebab utama efek ototoksik adalah furosemid dan asam

etakrinat. 1imana kedua obat ini merupakan diuretik yang efeknya sangat

kuatdibandingkan dengan yang lain.%anifestasi ototoksiknya adalah gangguan

 pendengaran sensorikneural, tinnitus dan vertigo.

2.3.1 Asam Etak#inat

Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun

menetap dan hal ini merupakan efek samping yang serius. !etulian sementara

 juga dapat terjadi pada furosemid. !etulian ini mungkin sekali disebabkan oleh

 perubahan komposisi elektrolit #airan endolimfe. Ototoksisitas merupakan suatu

efek samping unik kelompok obat ini. Bila karena suatu hal diperlukan pemberian

obat yang juga bersifat ototoksik, misalnya aminoglikosida, sebaiknya dipilih

diuretik lainnya, misalnya tia5id.

8fek ototoksik tampak pada sistem dari penghambatan sodium"pomsium

ATase koklear, menyebabkan perubahan komposisi elektrolit endolimfe.Gangguan pendengaran pada asam etakrinat dan furosemid umumnya

sementara tapi dapat juga bersifat permanen.

Asam etakrinat tersedia dalam bentuk tablet +* dan * mg digunakan

dengan dosis *"+ mg$hari. 3edian 7D berupa Na"etakrinat dengan dosisnya

* mg atau ,*"( mg$kgBB. 1osis dewasaOral; *"+ mg$hari terbagi ("+ dosis

16

Page 17: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 17/30

Refarat

Ototoksik 

dan mungkin ditingkatkan +*"* mg dengan interval beberapa hari, dosis lebih

dari + mg dua kali sehari mungkn dibutuhkan dengan edema berat dan

 berulang.7D; ,*( mg$!g$dosis maksimum ( mg$dosis0E pengulangan dosis

tidak direkomendsikan, tapi jika perlu dosis dapat diulang tiap /"(+ jam.

Asam etakrinat menyebabkan kerusakan lapisan pertengahan stria

vaskuler dan sel rambut bagian luar dari organ =orti, lebih parah pada lengkung

 basal. Gangguan pendengaran dapat sementara maupun permanen. Ototoksik 

 berhubungan dengan pemberian #epat se#ara 7D, kerusakan ginjal, dosis besar, dan

 penggunaan dengan obat ototoksik lain. 7nsidensi lebih tinggi dibandingkan

dengan penggunaa loop diuretik. emberian se#ara 7D harus dien#erkan dengan

1*& or N3 ( mg$mC0 dan dilakukan melalui infus selama beberapa menit.8fek 

sementara dapat merupakan sekunder dari efek pada en5im"en5im respirasi

su##inate dehidrogenase dan ATase0 dalam organ =orti dan stria vaskuler.

!andungan 3odium endolimfe berkurang. Gejala yang timbal berupa tuli,

tinnitus dan vertigo.

2.3.2 F+#osemi"

Furosemid pada dosis tinggi seharusnya diberikan selama beberapa

menit untuk meminimalisir efek ototoksiknya. erubahan komposisi elektrolit

endolimfe yangdisebabkan oleh obat sangat unik untuk jenis obat ini.

?ntuk pemberian injeksi dosis %inimal$%a6imal untuk dewasa adalah

( mg$:mg, untuk anak"anak dosis %inimal$%a6imal adalah .*mg$kg $ :

mg$kg. 3edangkan untuk pemberian se#ara oral untuk dewasa dosis

%inimal$%a6imal adalah + mg $ : mg, dan untuk anak"anak dosis %inimal$

%a6imal adalah .* mg$kg $ : mg$kg.

17

Page 18: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 18/30

Refarat

Ototoksik 

?ntuk pengobatan edema, pada dewasa bisa digunakan Furosemide tablet

+"/ mg single dose. -ika dibutuhkan, pada dosis yang sama dapat diberikan

:"/ jam berikutnya atau dosis bisa ditingkatkan. 1osis bisa ditingkatkan + atau

4 mg dan tidak diberikan kurang dari :"/ jam berikutnya. asien dengan single

dose harus diberikan satu atau dua kali sehari misal ; pada jam / pagi dan

+ siang0. ?ntuk anak"anak dapat juga diberikan per oral tablet dengan dosis +

mg$kg BB diberikan single dose. -ika respon diuretik tidak juga hilang maka dosis

dinaikkan ("+ mg$kg BB diberikan :"/ jam setelah pemberian sebelumnya,

asalkan pemberian dosis tidak men#apai kadar minimal yaitu lebih dari : mg$kg

BB.1urasi furosemide adalah :"/ hari dimana waktu paruhnya adalah + hari,

sehingga pemberian ulang dosis setiap dua hari jika perlu. Obat diekskresikan

lewat urin.

2.3 Saisiat

Asam salisilat dan derivatnya yang lebih dikenal dengan sebagai asetosal

dan aspirin sering dipakai sebagai analgetik, antiperitik, keratolitik dan

antireumatik. Gejala toksik umumnya berupa asidosis metabolik sedangkan gejala

utama berupa salisilismus, dan beberapa tahun ini ototoksik akibat salisilat banyak 

diteliti oleh karena terapi aspirin dosis tinggi pada arthritis rematoid.

?ntuk memperoleh efek anti inflamasi yang baik kadar plasma perlu

dipertahankan antara +*"2 m#g$ml. !adar ini ter#apai dengan dosis 4 gr$hari

untuk orang dewasa. 3edian paling banyak adalah aspirin dalam bentuk ( mg

untuk anak"anak dan * mg untuk dewasa dimana dosis yang la5im digunakan

adalah 2+*":* mg untuk dewasa diberikan se#ara oral setiap 2 atau 4 jam. ?ntuk 

anak"anak (*"+ mg$kgBB yang diberikan tiap 4": jam dengan dosis total tidak 

melebihi 2,: gr$hari, gejala toksik natrium salisilat pada orang dewasa terjadi jika

menelan (g$lebih dalam periode (+"(4 jam kadar plasma 92mg$(ml0 dan

akan bersifat letal dengan dosis +"2 g. 1osis letal pada anak yaitu pada +, g

metol salisilat.

3alisilat termasuk aspirin dapat mengakibatkan tuli sensori neural frekuensi

tinggi, bilateral dan tinnitus. Tetapi bila pengobatan dihentikan pendengaran akan

18

Page 19: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 19/30

Refarat

Ototoksik 

 pulih dan tinnitus akan hilang. !era#unan salisilat yang berat dapat menimbulkan

kematian, tetapi umumnya kera#unan salisilat bersifat ringan. Gejalanya adalah

nyeri kepala, pusing, tinnitus, gangguan pendengaran, penglihatan kabur, rasa

 bingung, #emas, rasa kantuk, banyak keringat, haus, mual dan muntah.

2.$ Anti (aa#ia

!ina dan klorokuin adalah obat anti malaria yang biasa digunakan.

Absorpsi klorokuin setelah pemberian oral terjadia lengkap dan #epat dan makanan

memper#epat absorpsi ini. %etabolisme dalam tubuh berlangsung lambat sekali

dan metabolitnya dieksresi melalui urin. 1osis harian 2 mg menyebabkan kadar 

mantap kira"kira (+* ug$l sedangkan dengan dosis oral ,* gr tiap minggu di#apai

kadar plasma antara (*"+* ug$l.

?ntuk terapi supresi diberikan klorokuin difosfat ,*"( gr sekali seminggu

 pada hari yang tetap, sejak ( minggu sebelum seseorang menuju ke daerah

endemik dan diteruskan sampai paling sedikit : minggu setelah meninggalkantempat dan pada anak"anak * mg$kgBB dengan #ara yang sama dan serangan

klinik diatsi dengan dosis awal ( gr disusul dengan ,* gr setelah : jam dan + hari

 berikutnya sehingga total +,* gr dalam 2 hari. 1osis boleh diulang dalam : jam

dengan syarat dalam +4 jam tidak melebihi / mg klorokuin basa.

!ina adalah alkaloid penting yang diperoleh dari kulit pohon sinkona. !ina

digunakan dalam terapi malaria. ?ntuk pemberian oral dikenal + regimen dosis

19

Page 20: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 20/30

Refarat

Ototoksik 

yaitu garam kina 2 kali sehari :* mg selama "( hari bersama 2 tablet Fansidar 

dosis tinggal, garam kina 2 kali sehari :* mg selama "( hari bersama tetrasiklin

4 kali sehari +* mg selam hari. 1osis kina untuk anak"anak +* mg$kgBB hari

yang diberikan sebagai dosis terbagi seperti orang dewasa, dosis suntikan atau

infus pada dewasa ("+ mg$kgBB garam kina dilarutkan dalam * ml Na=C dan

dekstrosa * > yang di infus perlahan selam 4 jam dan dosis untuk anak"anak (+,*

mg$kgBB$hari maksimum perhari +*mg$kgBB.

8fek ototoksisitasnya berupa gangguan pendengaran sensorineural dan

tinitus. !uinin dapat menyebabkan sindroma berupa gangguan pendengaran

sensorineural, tinnitus dan vertigo. Tetapi bila pengobatan dihentikan biasanya

 pendengaran akan pulih dan tinitusnya akan hilang. 3tudi terbaru menyatakan

 bahwa kuinin mengganggu motilitas sel"sel rambut. ada pemakaian klorokuin

 pada dosis tinggi lebih dari +* mg sehari0 atau penggunaan lama diatas (

tahun0, efek sampingnya lebih hebat, yaitu rambut rontok, tuli menetap, dan

kerusakan menetap.

erlu di#atat bahwa kina dan klorokuin dapat melalui plasenta. ernah ada

laporan kasus tentang tuli kongenital dan hipoplasi koklea karana pengobatan

malaria waktu ibu sedang hamil.

2.% Anti Kanke#

 Neurotoksik atau neuropari perifer terjadi tergantung pada dosis dan durasi

 penggunaan obat. %ekanisme ayang terjadi adalah degenerasi aksonal dengan

kerusakan pada nervus sensorik. Toksisitas dapat terjadi pertama kali pada dosis+ mg$m+, dengan pengkuran toksisitas terjadi pada dosis 9 2* mg$m+ . roses

ini irreversibel dan progresif pada terapi yang terus"menerus. Otokoksisk terjadi

 pada (> " 2> dan bermanifestasi pada kehilangan pendenganran nada tinggi,

oleh karena itu audiografi dasar harus dilakukan.

engunaan dosis normal pada anak adalah mulai dari 2"( mg$m+ sekali

tiap +"2 minggu, pada tumor otak berulang dosisnya : mg$m+ sekali sehari untuk 

20

Page 21: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 21/30

Refarat

Ototoksik 

+ hari konsekuetif tiap 2"4 minggu.

&alaupun obat anti kanker pernah dilaporkan bersifat ototoksik, obat"

obatan tersebut sangat jarang ditemukan sebagai satu"satunya penyebab gangguan

vestibuler. =isplatin adalah anti kanker yang paling luas penggunaannya, namun

sayangnya bersifat kokleotoksik dan nefrotoksik. Toksisitas #isplatin sinergis

dengan gentamisin dan pada dosis tinggi #isplatin telah dilaporkan dapat

menyebabkan tuli total. ada binatang per#obaan, ototoksisitas #isplatin

 berhubungan dengan peroksidasi lipid. =arpolatin dan #isplatin diklasifikasikan

sebagai ankylating agents, keduanya merusak sel"sel kanker dan beberapa sel

tubuh yang sehat juga ikut rusak0 dengan #ara merusak 1NA dari sel tersebut.

Gejala yang ditimbulkan #isplatin sebagai ototoksisitas adalah tuli

subjektif, tinnitus dan otalgia, tetapi dapat juga disertai dengan gangguan

keseimbangan. Tuli biasanya bersifat bilateral dimulai dengan frekuensi antara

: !'5 dan / !'5, kemudian pada frekuensi yang lebih rendah. Tinnitus biasanya samar"samar, bi la tu li ringan makaakan pulih pada penghentian

 pengobatan, tetapi bila tulinya berat biasanya menetap.

2. O)at To*ika Tein!a

Banyak obat tetes tel inga mengandung antib iot ika golongan

aminoglikosida seperti neomisin dan polimiksin B, keduanya memiliki efek 

neurotoksik dan nefrotoksik. Obat"obatan tersebut menjadi ototoksik bila

diberikan pada pasien dengan perforasi membran timpani. Neomisin tetes

21

Page 22: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 22/30

Refarat

Ototoksik 

telinga pernah dilaporkan mengakibatkan hilangnya pendengaran yang relatif.

3eharusnya obat tetes telinga golongan aminoglikosida digunakan terhadap

infeksi telinga luar.

Terjadinya ketulian oleh karena obat Nomisin dan polimiksin B terjadi

karena obat tersebut dapat menembus tingkap bundar. &alaupun membran

tersebut pada manusia lebih tebal 2 kali yaitu sekitar $" 9 :* mikron, tetapi dari

hasil penelitian masih dapat ditembus obat"obatan tersebut.

1erivat"derivat enisilin seperti ti#arsilin memiliki efek antibakterial yang

kuat tetapi juga ototoksik. Florokuinolon, siprofloksasin dan ofloksasin aktif 

dalam membasmi bakteri yang mengakibatkan O%3!. ?ji klinik dan uji

 pada hewan menyebutkan bahwa siprofloksasin dan ofloksasin tidak 

memiliki bukti yang signifikan menyebabkan ototoksik. Ofloksasin topikal biasanya dikombinasikan dengan =ortisporin Oti# 3uspension =O30 dan obat

tetes mata gentamisin. 3el rambut utama dapat rusak yang disebabkan oleh =O3

dengan kehilangan sekitar :*>. Ofloksasin meskipun diberikan tiga kali sehari

tidak menghasilkan kerusakan koklear yang berarti.

3. Fakto# 0esiko

Faktor resiko yang paling umum untuk menimbulkan gangguan

22

Page 23: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 23/30

Refarat

Ototoksik 

 pendengaran akibat pemakaian obat ototoksik antara lain ototo6i# drug &'O0;

a ?sia lanjut

 b 1osis harian dan rute pemberian obat <ute pemberian obat ototoksik 

 penting dalam menentukan onset kerusakan pendengaran. <ute yang paling

 berbahaya hingga paling aman berturut"turut adalah intraspinal, kemudian

intravena, intramuskular, perkutaneus, dan oral0.

# ajanan dalam jangka waktu yang lama oleh obat ototoksik 

d !ehamilan

e Gagal ginjal

f 7nsufisiensi hepar

g Bekerja di lingkungan bising

h enggunaan bersamaan dengan obat ototoksik lainnya biasanya pada

diuretik0

$. Peme#iksaan A+"ioo!i

%onitoring adanya ototoksisitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan

audiologi. Ultra-high frequency audiometry dan Otoacoustic emission

(OAE)mendeteksi se#ara dini gangguan pendengaran akibat obat"obat ototoksik 

dibandingkan dengan kovensional Pure-tone threshold testing.

$.1 Ultra-high Frequency Audiometry ( Ultra-HFA )

8fek awal dari obat ototoksik adalah kerusakan sel rambut luar di bagian

 basal dari koklea. 'FA merupakan tes hantaran udara air- conduction threshold 

testing ) untuk frekuensi diatas / '5, berkisar di atas (: atau + k'5. 'FA

dapat mendeteksi gangguan pendengaran akibat aminoglikosida atau #isplatin.

Oleh karena itu 'FA saat ini umum digunakan untuk memonitoring kasus"kasus

ototoksisitas.

 High requency Audiometry tidak dipengaruhi oleh otitis media. Berbeda

dengan OA8 yang hasil pemeriksaannya sangat dipengaruhi oleh kondisi

 patologis pada telinga tengah, misalnya otitis media.

23

Page 24: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 24/30

Refarat

Ototoksik 

$.2 Otoacoustic Emission ( OAE )

%erupakan respons koklea yang dihasilkan oleh sel rambut luar yang

dipan#arkan dalam bentuk energi akustik. 3el"sel rambut luar dipersarafi oleh

serabut saraf eferen dan mempunyai elektromotilitas, sehingga pergerakan sel"sel

rambut akan menginduksi depolarisasi. emeriksaan OA8 dilakukan dengan #ara

memasukkan  !ro"e ke dalam liang telinga luar. 1alam  !ro"e tersebut terdapat

mikrofon dan pengeras suara yang berfungsi untuk memberikan stimulus suara.

%ikrofon berfungsi untuk menangkap suara yang dihasilkan koklea setelah

 pemberian stimulus.

Otoacoustic emission "i)a!i me'a"i 2 keom*ok ait+ -

a #!ontanneus Otoacoustic Emission (#OAE)

" E$oked Otoacoustic Emission ( EOAE)

 Evoked Otoacoustic Emission me#+*akan #es*on kokea an! tim)+

"en!an a"ana stim++s s+a#a. Te#"a*at 3 'enis ait+ -

a #timulus-frequency Otoacoustic Emission

 b %ransiently-e$okedOtoacoustic Emission T8OA80

#  &istortion-!roduct Otoacoustic Emission 1OA80

24

Page 25: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 25/30

Refarat

Ototoksik 

  Gambar; &istortion-!roduct Otoacoustic Emission 1OA80

?ntuk gangguan pendengaran akibat obat ototoksik, 1OA8 efektif untuk 

deteksi dini. 1OA8 menggunakan stimulus dua nada murni F(,F+0 dengan

frekuensi tertentu.

$.3 Pure Tone Audiometry  A+"iomet#i Na"a (+#ni 4

Audiometri Nada %urni juga dapat mendeteksi adanya gangguan

 pendengaran akibat obat ototoksik. Akan didapatkan tuli sensorineural frekuensi

tinggi pada audiogram.

25

Page 26: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 26/30

Refarat

Ototoksik 

Gambar; Audiometri nada murni pada pasien dengan terapi #isplatin

%. Penataaksanaan

Tuli yang diakibatkan oleh obat"obat ototoksik tidak dapat diobati. Bila

 pada waktu pemberian obat"obat ototoksik terjadi gangguan pada telinga dalam

dapat diketahui se#ara audiometrik, maka pengobatan dengan obat"obatan tersebut

harus segera dihentikan. Berat ringan ketulian yang terjadi tergantung kepada

 jenis obat, jumlah dan lamanya pengobatan.

!erentanan pasien termasuk yang menderita insufisiensi ginjal dan sifat

obat tersendiri. Apabila ketulian sudah terjadi dapat di#oba melakukan

rehabilitasi antara lain dengan alat Bantu dengar AB10, psikoterapi, auditory

training, termasuk #ara menggunakan sisa pendengaran dengan alat bantu

dengar, belajar komunikasi total dengan belajar memba#a bahasa isyarat. ada

tuli total bilateral dapat dipertimbangkan pemasangan implan koklea.

. Pen5e!a,an

Berhubung tidak ada pengobatan untuk tuli akibat obat ototoksik, maka

 pen#egahan menjadi lebih penting. 1alam melakukan pen#egahan ini termasuk 

mempertimbangkan penggunaan obat"obat ototoksik, menilai kerentanan pasien,

monitoring ketat level obat dalam serum dan fungsi ginjal harus baik sebelum,

selama dan setelah terapi. =ara lain adalah dengan mengukur fungsi audiometri

26

Page 27: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 27/30

Refarat

Ototoksik 

sebelum terapi, memonitor efek samping se#ara dini, yaitu dengan memperhatikan

gejala"gejala kera#unan telinga dalam yang timbul seperti tinnitus, kurang

 pendengaran dan vertigo.

ada pasien"pasien yang telah mulai menunjukkan gejala tersebut diatas

harus dilakukan evaluasi audiologik dan segera menghentikan pengobatan dan

 baiknya antibiotik yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran baiknya tidak 

diberikan pada wanita hamil, berusia lanjut dan orang"orang yang sebelumnya

 pernah menderita ketulian dan sebaiknya dilakukan pemantauan terhadap kadar 

obat dalam darah jika memungkinkan baik sebelum dan selama pengobatan

 berlangsung.

6. P#o!nosis

rognosis sangat tergantung kepada jenis obat, jumlah dan lamanya

 pengobatan, kerentanan pasien, adanya faktor resiko seperti gagal ginjal akut

ataupun kronis dan penggunaan obat ototoksik yang lain se#ara bersamaan akan

tetapi pada umumnya prognosis tidak begitu baik dan malah makin memburuk.

BAB III

KESI(PULAN

Ototoksisitas adalah kerusakan koklea atau saraf pendengaran dan organ

vestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi keseimbangan dan pendengaran

dari labirin ke otak yang disebabkan oleh 5at"5at kimia atau to6in obat"obatan0.

27

Page 28: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 28/30

Refarat

Ototoksik 

8fek utama dari obat"obat ototoksik terhadap telinga adalah hilangnya sel"

sel rambut yang dimulai dari basal koklea, kerusakan seluler pada stria vaskularis,

limbus spiralis dan sel"sel rambut koklea dan vestibuler. Hang menyebabkan

gangguan pendengaran frekuensi tinggi yang dapat berlanjut ke frekuensi rendah.

Tinitus dan vertigo merupakan gejala utama ototoksisitas. tinitus

#irinya kuat dan bernada tinggi, berkisar antara 4 !'5 sampai : !'5 serta biasa

 bilateral, gejala lainnya juga terdapat gangguan keseimbangan badan, sulit

memfiksasi pandangan, terutama setelah perubahan posisi, ataksia dan os#illopsia

tanpa adanya riwayat vertigo sebelumnya.

Obat @ obat yang sering menyebabkan Ototoksik diantaranya ;

a Golongan Aminoglikosida 3treptomisin,1ihidrostreptomisin,Neomisin,

Gentamisin, !anamisin 0

 b 1iuretik Asam 8takrinat dan Furosemid 0

# 3alisilat aspirin 0

d Anti %alaria !ina dan klorokuin 0

e Anti kanker =isplastin 0

f Obat topikal telinga

en#egahan dengan mempertimbangkan penggunaan obat"obat ototoksik,

menilai kerentanan pasien, monitoring ketat level obat dalam serum dan fungsi

ginjal harus baik selama dan setelah terapi, mengukur fungsi audiometri sebelum

terapi, memonitor efek samping se#ara dini

Berat ringan ketulian yang terjadi tergantung kepada jenis obat, jumlah

dan lamanya pengobatan jenis obat, lamanya pengobatan, kerentanan pasien,

adanya faktor resiko seperti gagal ginjal akut ataupun kronis danpenggunaan obat

ototoksik.

Apabila ketulian sudah terjadi dapat di#oba melakukan rehabilitasi

antara lain dengan alat Bantu dengar AB10, psikoterapi, auditory training,

28

Page 29: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 29/30

Refarat

Ototoksik 

termasuk #ara menggunakan sisa pendengaran dengan alat bantu dengar, belajar 

komunikasi total dengan belajar memba#a bahasa isyarat. ada tuli total

 bilateral dapat dipertimbangkan pemasangan implan koklea

DAFTA0 PUSTAKA

(. 3oetirto, 7ndro, Bramantyo, B., dan Bashirudin, -. Gangguan pendengaran akibat

obat ototoksik. 1alam ; 3oepardi 8A, 7skandar N, 8d. Buku ajar ilmu kesehatan

telinga hidung tenggorok kepala leher. 8disi kelima. -akarta; F!?7, +(, h. *2 "

*:.

29

Page 30: refarat ototoksik

7/17/2019 refarat ototoksik

http://slidepdf.com/reader/full/refarat-ototoksik 30/30

Refarat

Ototoksik 

+. <ybak, Ceonard ., Touliatos, -ohn. Ototo6i#ity. 1alam; 3now, -ames B.,

Ballenger, -ohn -, 8d. BallengerIs Otorhinolaryngology head and ne#k surgery.

8disi ke"(:, 3pain; &illiams J &ilkins, ()):, h. 24 @ 2/.

2. %iller, %oni#a C., Blakenship, =rystal. Ototo6i#ity. 1alam Tisdale -, %iller 1.

1rug"indu#ed disease. 8disi kedua.Ameri#a;A3', +(, h.(4)"(*4.

4. Guyton, A.=, 'all, -.8. 7ndra pendengaran. 1alam ; Guyton and hall buku ajar 

fisiologi kedokteran. 8disi ke"sebelas, -akarta;8G=, +, h.://":/).

*. =hambers, 'enry F. 3enyawa antimikroba aminoglikosida. 1alam ; 'ardman

-oel, Cimbird Cee, 8. 1asar farmakologi terapi. Dolume +. -akarta ; 8G=,+,

h. (()*"(+4.

:. <eiter <-, Tan 1, !orkma5 A, Fuentes BC. 1rug"mediated ototo6i#ity and

tinnitus; alleviation with melatonin. -ournal of hysiology and harma#ology.

+((, h. (".

. 1urrant -1, =ampbell !, Fausti 3, Guthrie O, -a#obson G, oling G. Ototo6i#ity

monitoring. Ameri#an A#ademy of Audiology osition 3tatement and =lini#al

ra#ti#e Guidelines. +), hal. *"+*.

/. 3lattery 8ri# C, dan &ar#hol %ark 8. =isplatin ototo6i#ity blo#ks sensory

regeneration avian inner ear. The -ournal of Neuros#ien#e.+(, hal. ("*.

). %artin 1!, Gordon -3, <eavis !%, &ilmington 1-, Fausti 3A. Audiologi#al

monitoring of patient re#eiving ototo6i#ity drugs. Ameri#an 3pee#hlanguage

'earing Asso#iation.+*, hal. +"4.