Refarat Disruptive Behaviour in Children

26
REFARAT PSIKIATRI DISRUPTIVE BEHAVIOUR IN CHILDREN Oleh : Veronika J. Mutu 0601116187 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Transcript of Refarat Disruptive Behaviour in Children

Page 1: Refarat Disruptive Behaviour in Children

REFARAT PSIKIATRI

DISRUPTIVE BEHAVIOUR IN CHILDREN

Oleh :

Veronika J. Mutu

0601116187

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2012

1

Page 2: Refarat Disruptive Behaviour in Children

BAB I

PENDAHULUAN

Disruptive behavior atau perilaku menyimpang cenderung menjadi

semakin berat seiring dengan bertambahnya waktu, tapi hal tersebut sebenarnya dapat

ditangani dengan efektif. Perilaku menyimpang pada anak mengacu pada serangkaian

masalah tingkah laku seperti perilaku oposisi, keras kepala, agresif, dan impulsif,

yang muncul secara bersama-sama dan dengan intensitas yang lebih tinggi dari pada

biasanya pada anak usia pra sekolah atau yang sebaya.1

Usia pra sekolah merupakan periode keemasasn dalam proses

perkembangan seseorang, karena pada usia ini anak mengalami lompatan kemajuan

yang menakjubkan dimana tidak hanya kemajuan secara fisk, tetapi juga kemajuan

secara sosial dan emosional. Menurut Freud kepribadian orang terbentuk pada usia

sekitar 5-6 tahun yaitu masa kanak-kanak. 2,3 Anak normal bisa saja menunjukkan

berbagai masalah perilaku seperti yang terdapat pada anak-anak dengan diagnosis

perilaku menyimpang, tetapi masalah perilaku mereka lebih sedikit dan frekuensinya

lebih jarang.1

Dalam berbagai studi terhadap faktor risiko perkembangan masalah

perilaku menyimpang pada masa kanak-kanak, perhatian difokuskan kepada

karakteristik anak secara dini, seperti sikap memaksa, impulsif dan kontrol diri yang

buruk, demikian juga halnya terhadap karakteristik orang tua misalnya pola asuh

yang buruk, psikopatologi parental, dan penyalahgunaan zat. 4

Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak sangat menyadari akan

perbedaan perilaku menyimpang pada rekan-rekan mereka segera setelah masuk

sekolah dasar. Dilaporkan bahwa tindakan anak-anak yang menyimpang atau agresif

cenderung menguat karena rekan-rekan mereka memilih mundur dan membiarkan

anak tersebut sukses. Akibatnya, anak dengan perilaku menyimpang yakin bahwa apa

yang mereka lakukan berdampak positif , sehingga semakin menyebabkan perilaku

2

Page 3: Refarat Disruptive Behaviour in Children

menyimpang mereka berkelanjutan. 4 Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa anak-

anak yang menunjukkan tanda-tanda perilaku menjadi agresif di tahap awal berada

pada risiko tertinggi untuk mengembangkan kenakalan pada masa remaja dan

perilaku antisosial dan kriminal di masa dewasa, sehingga intervensi awal sangat

penting.5

Perilaku menyimpang pada anak-anak pra sekolah frekuensinya lebih

sering dari yang dipikirkan sebelumnya. Dari penelitian ditemukan bahwa sekitar

15% anak usian 3-4 tahun mengalami masalah perilaku ringan dan 7% yang

mengalami masalah perilaku sedang sampai berat. Secara keseluruhan, perilaku

menyimpang umumnya merupakan satu-satunya alasan yang menyebabkan anak-

anak dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan mental anak.1

3

Page 4: Refarat Disruptive Behaviour in Children

BAB II

ISI

2.1. Batasan Perilaku Menyimpang Pada Anak

Perilaku menyimpang sering disebut dengan Disruptive Behavior, dan

karena perilakunya negatif dan tidak normal maka termasuk dalam gangguan

perilaku, disebut juga dengan Disruptive Behavior Disorders. Disruptive behavior ini

merupakan pola-pola perilaku yang negatif yang ditampakkan anak dalam

kelompoknya maupun untuk merespon segala sesuatu disekelilingnya. Respon yang

sering muncul yaitu kemarahan, ketidaksabaran, penolakan dan sebagainya.(Loeber,

1990).6

Ada berbagai cara dalam mendeskripsikan perilaku menyimpang.

Intensitas perilaku menyimpang dapat bervariasi dari yang ringan sampai berat,

dimana perilaku tersebut dapat terjadi dalam dalam satu bentuk atau bisa juga dalam

berbagai bentuk, atau perilaku tersebut dapat dideskripsikan sebagai perilaku normal

atau abnormal sesuai dengan stadium perkembangan anak. Perilaku menyimpang

berhubungan dengan tiga faktor utama yaitu faktor dalam diri anak (misalnya

temperamen, gangguan), faktor dalam diri orang tua (temperamen and pola asuh), dan

faktor lingkungan.7

Perilaku menyimpang pada anak ditandai dengan kurang kemapuan

dalam membangun relasi sosial akibat sikap agresif, berbohong, menyimpang, lekas

marah, menyalahkan orang lain, kejam, mencuri, perusak dan pemarah, pada tingkat-

tingkat yang ekstrim.8

4

Page 5: Refarat Disruptive Behaviour in Children

2.2. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang Pada Anak

Menurut Halgin (1994) ada tiga macam perilaku yang termasuk dalam

disruptive behavior disorder yaitu :6

Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)

Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Conduct Disorder (CD)

1. Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD)

Gejala utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau

tidak adanya konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala

sesuatu yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti

dengan perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu, anak

biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering

mengganggu orang lain.6

ADHD merupakan salah satu penyimpangan perilaku yang paling sering

terjadi pada usia muda. Walaupun agresi bukan merupakan gejala yang spesifik dari

ADHD, kelainan ini sering terdiagnosis pada orang usia muda yang bersikap agresif.

ADHD mempengaruhi perhatian dan konsentrasi pada orang usia muda. Selain itu

dapat juga mempengaruhi seberapa impulsif dan aktifnya mereka. Kebanyakan orang

muda pada suatu waktu dapat bersikap kurang memperhatikan, gampang teralihkan,

impulsif atau sangat aktif. Seseorang dapat terdiagnosis ADHD pada saat

menunjukkan perilaku-perilaku tersebut dalam frekuensi yang lebih sering dan

tingkatan yang lebih parah dibandingkan dengan rata-rata orang muda yang seumur

atau yang berada pada tahap perkembangan yang sama. Diagnosis ADHD pada

seseorang mungkin juga dibuat jika perilaku-perilaku tersebut menetap dalam waktu

5

Page 6: Refarat Disruptive Behaviour in Children

yang lama dan berefek negatif terhadap keluarga dan kehidupan sosial dan

sekolahnya. Berbagai studi yang telah dilakukan tidak bisa menunjukkan secara

persis bagaimana hubungan ADHD dan agresi pada orang muda. Beberapa perilaku

secara definitif bukan merupakan gejala ADHD, tetapi tampak berhubungan dengan

ADHD, bisa menimbulkan agresi, antara lain : 9

kurangnya toleransi terhadap frustasi

luapan amarah

emosi tidak stabil

keras kepala

konflik dengan orang tua

masalah dalam keterampilan sosial

harga diri yang rendah.Gejala ADHD terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu perilaku inatentif atau kurang memperhatikan dan perilaku hiperaktif

serta impulsif. 9 Untuk mendiagnosis  ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3 gejala : Hiperaktif, masalah

perhatian dan masalah konduksi.10

 KRITERIA A – MASING-MASING (1) ATAU (2) (1)     Enam atau lebih gejala dari  kurang perhatian atau konsentrasi yang tampak paling sedikit 6 bulan terakhir pada tingkat  maladaptive dan tidak konsisten dalam perkembangan INATTENTION

a.    Sering gagal dalam memberi perhatian secara erat  secara jelas atau membuat kesalahan yang  tidak terkontrol dalam :

1.       sekolah2.       bekerja3.       aktifitas lainnya

b.    Sering mengalami kesulitan menjaga perhatian/ konsentrasi dalam menerima tugas atau aktifitas bermain.

c.    Sering  kelihatan tidak mendengarkan ketika berbicara secara langsung 

1.     Menyelesaikan pekerjaan rumah2.     Pekerjaan atau tugas 3.     Mengerjakan perkerjaan rumah  (bukan karena perilaku

melawan) 4.     Gagal untuk mengerti perintah

d.    Sering kesulitan mengatur tugas dan kegiatan

6

Page 7: Refarat Disruptive Behaviour in Children

e.    Sering menghindar, tidak senang atau enggan mengerjakan  tugas yang membutuhkan usaha (seperti pekerjaan sekolah atau perkerjaan rumah)

f.      Sering kehilangan suatu yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan ( permainan, tugas sekolah, pensil, buku dan alat sekolah lainnya ))

g.    Sering mudah mengalihkan perhatian dari rangsangan dari luar yang tidak berkaitan

h.    Sering melupakan tugas atau kegiatan segari-hari

(2) Enam atau lebih gejala dari  hiperaktivitas/impulsifitas yang menetap dalam 6 bulan terakhir  HIPERAKTIFITAS

1. Sering merasa gelisah tampak pada  tangan, kaki dan menggeliat dalam tempat duduk

2. Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau situasi lain yang mengharuskan tetap duduk.

3. Sering berlari dari sesuatu atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak seharusnya (pada  dewasa atau remaja biasanya terbatas dalam keadaan perasaan tertentu atau kelelahan ) 

4. Sering kesulitan bermain atau sulit mengisi waktu luangnya dengan tenang.5. isering berperilaku seperti mengendarai motor 6. Sering berbicara berlebihan 

IMPULSIF a.Sering mengeluarkan perkataan tanpa berpikir, menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai.b. Sering sulit menunggu giliran atau antrian  c. Sering menyela atau memaksakan terhadap  orang lain (misalnya dalam percakapan atau permainan). KRITERIA B:  Gejala  hiperaktif-impulsif yang disebabkan gangguan sebelum usia 7 tahun.  KRITERIA C : Beberapa gangguan yang menimbulkan gejala tampak dalam sedikitnya  2 atau lebih situasi ( misalnya di kelas, di permainan atau di rumah )  KRITERIA D : Harus terdapat pengalaman manifestasi bermakna secara jelas  mengganggu kehidupan sosial, akademik, atau pekerjaan )  KRITERIA E : Gejala tidak terjadi sendiri selama perjalanan penyakit dari Pervasive Developmental Disorder, Schizophrenia, atau gangguan psikotik  dan dari gangguan mental lainnya (Gangguian Perasaan, Gangguan kecemasan, Gangguan Disosiatif  atau gangguan kepribadian)

Diagnosis ADHD, Tipe kombinasi jika terdapat pada  A1 dan A2  yang

didaptkan dalam 6 bulan terakhir. ADHD tipe Inatentif redominan  jika dalam kriteria

didapatkan A1, tetapi tidak didapatkan gejala pada A2 dalam 6 bulan terakhir. ADHD

7

Page 8: Refarat Disruptive Behaviour in Children

Hiperaktif Predominan -Tipe Impulsif):  jika kriteria didapatkan A2 tapi tidak

dijumpai kriteria A1 dalam 6 bulan terakhir.10

Kriteria diagnostik hiperaktifitas adalah ditemukannya 6 gejala atau lebih

yang menetap setidaknya selama 6 bulan. Gejala-gejala diatas biasanya timbul

sebelum umur 7 tahun, dialami pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di

rumah atau di klinik dll), disertai adanya hambatan yang secara signifikan dalam

kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah dalam menempatkan sesuatu,

serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan perkembangan,

skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya.10

2. Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Oppositional Defiant Disorder (ODD) merupakan salah satu tipe perilaku

menyimpang dimana anak bersikap bermusuhan secara terang-terangan, tidak

kooperatif, dan lekas marah. Mereka kehilangan kesabaran dan kejam serta

pendendam terhadap orang lain. Mereka sering sengaja melakukan hal-hal yang bisa

mengganggu orang lain. Kebanyakan perilaku menyimpang mereka ditujukan kepada

orang yang dianggap berkuasa, tetapi mereka juga kadang-kadang bersikap yang

sama terhadap saudara kandung, teman bermain, atau teman sekelas. Kehidupan di

rumah, sekolah dan hubungan dengan teman sebaya mereka terkena dampak negatif

yang serius akibat cara mereka berpikir dan bersikap.11

ODD biasanya terjadi pada anak-anak usia 8-12 tahun, dan lebih banyak

terjadi pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Pada anak-anak

dengan gangguan tersebut memiliki pandangan maupun perilaku negatif dan

menyimpang, biasanya disertai dengan komplain-komplain terhadap orang tua, sikap

permusuhan dan kemampuan berargumentasi tentang apa pendapat dan apa yang

dilakukannya. Reaksi-reaksi yang ditampilkan pada saat masa remaja adalah reaksi

negatif terhadap kemandirian. Kemungkinan besar anak-anak atau remaja dengan

8

Page 9: Refarat Disruptive Behaviour in Children

gangguan tersebut akan mengalami juga gangguan suasana perasaan (mood disorder)

atau pun gangguan kepribadian pasif-agresif.6

Orang muda dapat terdiagnosis dengan ODD jika : 9

mereka tidak kooperatif dan bersifat bermusuhan dalam frekuensi yang sering

dan konsisten, yang membuat mereka tampak menonjol dibandingkan dengan

anak lain yang sebaya atau yang berada pada tahap perkembangan yang sama,

dan

hal tersebut mempengaruhi kehidupan sekolah, sosial dan keluaga mereka.

Penyebab ODD tidak diketahui, tetapi baik faktor genetik maupun faktor lingkungan

dapat berpengaruh. ODD memiliki beberapa gejala yang tumpang tindih dengan

gejala Conduct Disorder . Biasanya ODD cenderung terdiagnosis pada anak yang

lebih muda usianya, biasanya mereka yang lebih muda dari umur 8 tahun. Beberapa

anak yang terdiagnosis dengan ODD nantinya akan terdiagnosis dengan Conduct

Disorder. Seseorang anak yang menunjukkan gejala agresif yang lebih berat

dibandingkan dengan gejala- gejala ODD dapat terdiagnosis dengan Conduct

Disorder sejak semula. ODD sering muncul bersamaan dengan ADHD.9

ODD dapat terdiagnosis pada anak usia muda jika mereka menunjukkan sikap

negatif, bermusuhan dan menyimpang yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih

dengan disertai 4 atau lebih gejala berikut :9

berdebat dengan orang dewasa secara berlebihan

membantah dan menolak secara aktif untuk mematuhi permintaan atau aturan

yang diberikan oleh orang dewasa.

mencoba untuk mengusik atau membuat marah orang dewasa secara berulang-

ulang.

sering menyalahkan orang lain atas kesalahan dan perilaku jelek mereka.

sering bersikap sensitif atau gampang terusik oleh orang lain

9

Page 10: Refarat Disruptive Behaviour in Children

sering kehilang kesabaran

sering merasa marah dan benci

sering bersikap dengki dan pendendam

3. Conduct Disorder (CD)

Conduct Disorder (CD) kadang-kadang merupakan fase yang lebih serius dan

lanjutan dari ODD. 11 CD bisa didiagnosis pada anak atau remaja yang secara

berulang dan konsisten menunjukkan sejumlah perilaku agresif yang parah dan tidak

bersikap sebagaimana yang bisa diterima secara sosial. Mereka sering dipandang oleh

orang tua, penyedia layanan sosial, orang dewasa lainnya dan teman sebaya mereka,

lebih sebagai orang yang jahat daripada sebagai orang yang mengalami masalah

kesehatan mental. Orang muda yang mengalami CD bisa juga mengalami masalah

mental yang lainnya. DSM membuat perbedaan antara orang muda yang

menunjukkan paling kurang satu gejala penyimpangan sebelum umur 10 tahun dan

yang pertama kali menunjukkan gejala penyimpangan setelah umur 10 tahun. Mereka

yang termasuk dalam kelompok pertama lebih cenderung untuk berlanjut mengalami

perilaku agresif yang parah, maupun sikap anti sosial dan illegal, seiring dengan

bertambahnya waktu. Selain itu mereka juga kebanyakan adalah anak laki-laki,

sedangkan yang termasuk dalam kelompok kedua lebih cenderung anak perempuan.9

Seorang dapat terdiagnosis dengan CD jika mereka menunjukkan 3 atau lebih

gejala berikut ini dalam 12 bulan terakhir, dengan paling kurang 1 satu gejala juga

muncul dalam 6 bulan terakhir : 9

Agresi terhadap orang dan hewan

sering mengganggu, menakuti atau mengintimidasi orang lain

sering memulai perkelahian

telah menggunakan senjata yang dapat melukai orang lain secara serius (sebagai

contoh pentungan, batu bata, botol pecah, pisau atau senjata api)

sudah besifat kejam secara fisik kepada orang lain

sudah bersifat kejam secara fisik terhadap hewan

10

Page 11: Refarat Disruptive Behaviour in Children

sudah mencuri dari korban yang berkonfrontasi dengan mereka (sebagai contoh

pada saat terjadi pemberontakan)

sudah memaksa seseorang untuk terlibat dalam aktivitas seksual

Pengrusakan barang

telah terlibat secara terang-terangan dalam menyulut kebakaran dengan tujuan

menyebabkan kerusakan

telah merusak properti orang lain secara terang-terangan

Bersifat curang atau mencuri

telah menyerobot masuk kedalam bangunan, rumah atau milik orang lain

sering berbohong untuk mendapatkan dukungan yang baik atau untuk mengindari

kewajiban

telah mencuri barang berharga tanpa berkonfrontasi dengan korbannya (misalnya

mengutil, tetapi tidak merusak atau memaksa masuk)

Pelanggaran serius terhadap peraturan

sering keluar malam dan mengabaikan keberatan orang tua (mulai pada usia 13

tahun)

telah lari dari rumah pada tengah malam sekurang-kurangnya dua kali

sudah sering bolos dari sekolah (mulai pada usia 13 tahun)

2.3. Prevalensi Perilaku Menyimpang Pada Anak

Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang

umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan

jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan

pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998).12

Kelainan perilaku menyimpang tampaknya lebih cenderung didapati pada

anak laki-laki daripada anak perempuan dan lebih sering pada daerah perkotaan

daripada daerah pedesaaan. Sekitar 5% -15% anak usia sekolah mengalami masalah

perilaku berupa Oppositional Deviant Disorder (ODD).11 Beberapa studi

11

Page 12: Refarat Disruptive Behaviour in Children

menunjukkan prevalensi timbulnya ODD pada orang muda bervariasi dari 2% sampai

16%.9

Sedikitnya 4% anak usia sekolah yang terdiagnosis dengan Conduct

Disorder (CD).11 Conduct disorder (CD) biasanya muncul sebelum masa pubertas,

diperkirakan 9% terjadi pada laki-laki dan 2% pada anak-anak perempuan. CD ini

meliputi juga perilaku bermusuhan atau menyakiti orang lain.6 Studi telah

menunjukkan bahwa angka kejadian CD bervariasi dari 1% sampai 9%.9

Beberapa studi terhadap orang muda telah menunjukkan angka prevalensi

ADHD yang bervariasi mulai dari 1% sampai 13%. ADHD lebih sering didapatkan

pada anak laki-laki yaitu 3 – 4 kali daripada pada anak perempuan.9 ADHD

merupakan kondisi neurobiologis yang umunya mengenai 3-7% anak usia sekolah

dasar. Walaupun demikian beberapa studi baru-baru ini mengindikasikan bahwa

angka kejadian yang sesungguhnya dari ADHD mungkin lebih tinggi. Sebagai

tambahan, sekitar sepertiga anak yang mengalami ADHD memiliki sekurang-

kurangnya satu kondisi penyerta berupa ODD atau CD.13

2.4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menyimpang Pada Anak

Menurut Halgin (1994), ada tiga faktor yang menjadi penyebab

munculnya gangguan atau penyimpangan perilaku pada anak, yaitu :6

1. Faktor genetik, meliputi keabnormalan pada jaringan syaraf di otak, dan

kelainan-kelainan yang dibawa sejak lahir.

2. Berdasarkan pendekatan behavioral dan cognitive-behavioral. ADHD

merupakan perilaku yang dapat dipelajari melalui reinforcement. Sedangkan

conduct disorder diperkuat oleh adanya reinforcement dari lingkungan.

3. Berdasarkan sistem dalam keluarga, yaitu ketidakharmonisan lingkungan

keluarga, keluarga yang berantakan dan terpecah.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa faktor di dalam diri anak

itu sendiri dan faktor keluarga berhubungan dengan perilaku menyimpang dini dan

12

Page 13: Refarat Disruptive Behaviour in Children

menetap pada anak. Faktor di dalam keluarga meliputi kemiskinan, tingginya tingkat

depresi dalam mengasuh anak, dan kurang efektifnya pola asuh. Faktor anak meliputi

temperamen yang menantang. Definisi dari temperamen yang menantang bervariasi,

tetapi tetapi biasanya berupa perilaku menyimpang pada anak usia sekolah meliputi

kurang tekun dalam mengerjakan tugas, perilaku motorik yang meningkat, dan reaksi

negatif. Penelitian baru-baru ini telah mempelajari keadaan social khususnya di

dalam keluarga yang kemungkinan mempengaruhi masalah perilaku menyimpang

diantara anak-anak yang berisiko. Pola asuh dengan kekerasan dan atau hubungan

emosional yang jauh merupakan predictor kuat untuk terjadinya perilaku

menyimpang pada anak, dengan efek yang lebih besar pada anak yang berasal dari

keluarga dan lingkungan yang kurang mampu demikian juga halnya pada anak

dengan temperamen menantang. Pada sisi yang lain, pola asuh yang efektif, yang

meliputi pola asuh hangat dan tegas, bersifat melindungi bagi anak khusunya bagi

yang kurang beruntung dari segi ekonomi dan bagi mereka dengan temperamen

menantang.14

Banyak faktor dapat berkontribusi dalam menyebabkan seorang anak

mengalami masalah Conduct Disorder (CD), meliputi kerusakan otak, kesalahan

genetik, kegagalan di sekolah dan pengalaman hidup yang traumatik, misalnya

kekerasan.9 Selain itu, anak dengan penyakit kongenital juga dapat mengalami maslah

penyimpangan perilaku misalnya anak dengan penyakit jantung bawaan atau

Congenital Heart Disease (CHD). Dimana anak dengan CHD memiliki lebih banyak

ketakutan dan kecemasan fisiologis daripada anak usia sebayanya. Anak-anak ini

menunjukkan suatu peningkatan perasaan lebih inferior dan kecemasan dan lebih

bersikap tidak sabaran.Mereka kurang menghargai diri sendiri dan mengalami depresi

dan secara khusus beresiko untuk tidak mampu menyesuaikan diri di sekolah. Selain

itu mereka juga cenderung menunjukkan sikap agresif, dan gangguan somatik. Anak

dan remaja dengan CHD memiliki perilaku menyimpang yang lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan dengan populasi pada umumnya dan anak laki-laki memiliki

masalah penyimpangan perilaku lebih banyak dari apada anak perempuan.15

2.5. Penanganan Perilaku Menyimpang Pada Anak

13

Page 14: Refarat Disruptive Behaviour in Children

2.5.1. Intervensi Di Rumah13

Pelatihan Orang Tua

Pelatihan orang tua telah terbukti efektif dalam penanganan perilaku

menantang dan menyimpang. Program pelatihan orang tua yang

terstandarisasi merupakan intervensi jangka pendek yang mengajarkan kepada

orang tua strategi spesifik meliputi perhatian positif, pengabaian, efektifitas

penggunaan teknik “rewards and punishments” dan batas waktu yang tepat

untuk mengatasi secara klinis masalah perilaku yang signifikan.

Beberapa kasus CD yang parah mungkin memerlukan terapi multi

sistem, terapi intensif berbasis keluarga dan berbasis komunitas dengan

sasaran terhadap penyebab multipel dari perilaku antisosial pada kalangan

muda. Terapi interaksi orang tua dan anak adalah terapi yang mengajarkan

kepada orang tua untuk memperkuat hubungan dengan anak mereka dan untuk

belajar mengenai teknik penanganan perilaku anak.

Collaborative Problem Solving (CPS)

Teknik lain yang tampaknya menjanjikan dalam penanganan anak

dengan ADHD dan ODD adalah collaborative problem-solving (CPS) CPS

merupakan terapi yang mengajarkan kepada anak dan remaja yang bermasalah

mengenai cara untuk menangani perasaan frustrasi dan belajar untuk lebih

fleksibel dan bisa beradaptasi.

Terapi Keluarga

Perilaku anak sering mempengaruhi selurug keluarga. Orang tua anak

dengan ADHD sering mengeluhkan masalah perkawinan. Ibu sang anak dapat

merasa depresi dan saudara kandung anak juga bisa mengalamai masalah

perilaku. Terapi keluarga sangatlah penting dalam upaya menolong keluarga

yang mengalami masalah tersebut. Salah satunya adalah melalui konselor atau

ahli terapi keluarga.

2.5.2. Intervensi Di Sekolah 13

14

Page 15: Refarat Disruptive Behaviour in Children

Tutoring

Anak dengan ADHD maupun dengan gejala oposisi telah terbukti secara

signifikan menunjukkan gejala yang lebih sedikit dalam sesi tutorial

perorangan (kelas privat) daripada di dalam kelas.

Manajemen di Kelas

Meliputi berbagai upaya diantaranya menciptakan suasana kelas yang

kondusif, meningkatkan kemapuan sosial dan emosional, menciptakan

prosedur dan aturan yang jelas, memantau perilaku anak, berespon terhadap

masalah perilaku yang ringan secara konsisten dan secara efektif mengatur

anak dengan masalah dalam mengendalikan amarah dan agresif.

2.5.3. Pengobatan 10

Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan

menggunakan obat-obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang

dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya impuls-impuls

hiperaktif yang tidak terkendali.   Sebelum digunakannya obat-obat ini,

diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi

okupasi lainnya secara simultan juga harus dilaksanakan, sebab bila

penanganan hanya diutamakan obat maka tidak akan efektif secara jangka

panjang.

Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita.

Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan 

pencernaan (Intestinal Permeability or "Leaky Gut Syndrome"), penanganan 

alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold Diet dapat

dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif.  Suatu

substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil

yang cukup memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine

mampu mensitesa (memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga

dapat ditingkatkan produksinya dengan menggunakan golongan amphetamine.

15

Page 16: Refarat Disruptive Behaviour in Children

Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen

nutrisi, defisiensi mineral,  essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam

amino  dan toksisitas Logam berat. Terapi inovatif yang pernah diberikan

terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal,

pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional  Cina seperti akupuntur.

16

Page 17: Refarat Disruptive Behaviour in Children

BAB III

PENUTUP

Perilaku menyimpang pada anak mengacu pada serangkaian masalah

tingkah laku seperti perilaku oposisi, keras kepala, agresif, dan impulsif, yang muncul

secara bersama-sama dan dengan intensitas yang lebih tinggi dari pada biasanya pada

anak usia pra sekolah atau yang sebaya.1

Perilaku menyimpang berhubungan dengan tiga faktor utama yaitu faktor

dalam diri anak (misalnya temperamen, gangguan), faktor dalam diri orang tua

(temperamen and pola asuh), dan faktor lingkungan.7

Perilaku menyimpang pada anak ditandai dengan kurang kemapuan

dalam membangun relasi sosial akibat sikap agresif, berbohong, menyimpang, lekas

marah, menyalahkan orang lain, kejam, mencuri, perusak dan pemarah, pada tingkat-

tingkat yang ekstrim.8

Menurut Halgin (1994) ada tiga macam perilaku yang termasuk dalam

disruptive behavior disorder yaitu : Attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD),

Oppositional Defiant Disorder (ODD, Conduct Disorder (CD).6

Gejala utama pada anak yang mengalami ADHD adalah kurangnya atau

tidak adanya konsentrasi pada diri anak, ketika anak bermain, belajar atau segala

sesuatu yang dilakukan tidak bertahan lama. Perhatiannya mudah teralih, diikuti

dengan perilakunya yang banyak, banyak gerak dan tidak bisa diam. Selain itu, anak

biasanya juga terlihat sangat aktif dalam berbicara, dan perilakunya sering

mengganggu orang lain.6

Oppositional Defiant Disorder (ODD) merupakan salah satu tipe perilaku

menyimpang dimana anak bersikap bermusuhan secara terang-terangan, tidak

17

Page 18: Refarat Disruptive Behaviour in Children

kooperatif, dan lekas marah. Mereka kehilangan kesabaran dan kejam serta

pendendam terhadap orang lain. Kehidupan di rumah, sekolah dan hubungan dengan

teman sebaya mereka terkena dampak negatif yang serius akibat cara mereka berpikir

dan bersikap.11

Conduct Disorder (CD) kadang-kadang merupakan fase yang lebih serius

dan lanjutan dari ODD. 11 CD bisa didiagnosis pada anak atau remaja yang secara

berulang dan konsisten menunjukkan sejumlah perilaku agresif yang parah dan tidak

bersikap sebagaimana yang bisa diterima secara sosial. Orang muda yang mengalami

CD bisa juga mengalami masalah mental yang lainnya.9

Kelainan perilaku menyimpang tampaknya lebih cenderung didapati pada

anak laki-laki daripada anak perempuan dan lebih sering pada daerah perkotaan

daripada daerah pedesaaan. Sekitar 5% -15% anak usia sekolah mengalami masalah

perilaku berupa Oppositional Deviant Disorder (ODD). Sedikitnya 4% anak usia

sekolah yang terdiagnosis dengan Conduct Disorder (CD).11 Conduct disorder (CD)

biasanya muncul sebelum masa pubertas, diperkirakan 9% terjadi pada laki-laki dan

2% pada anak-anak perempuan. Beberapa studi terhadap orang muda telah

menunjukkan angka prevalensi ADHD yang bervariasi mulai dari 1% sampai 13%.

ADHD lebih sering didapatkan pada anak laki-laki yaitu 3 – 4 kali daripada pada

anak perempuan.9

Terapi yang diterapkan terhadap penderita dengan penyimpangan perilaku

haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini harus melibatkan multi

disiplin ilmu yang dikoordinasikan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang

berpengaruh terhadap penderita. 10

18