Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... ·...

423
i Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi

Transcript of Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... ·...

Page 1: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

i

Redesign Drs. SAHERUDIN

Ke daftar isi

Page 2: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

ii

Redesign Drs. SAHERUDIN

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Kehadiran Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Agama Edisi Tahun 2010 sangat penting artinya bagi seluruh aparat Peradilan

Agama. Sebagai pedoman, Buku II selama ini menjadi salah satu acuan bagi

seluruh aparat Peradilan Agama terutama para Hakim, Panitera / Panitera

Pengganti dan Jurusita dalam melaksanakan tugas di bidang administrasi

peradilan dan teknis peradilan.

Mengingat keberadaan Buku II Edisi Revisi 2010 tersebut sangat penting

bagi aparat Peradilan Agama. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama

melalui DIPA Tahun 2010 alhamdulillah dapat melakukan pencetakan dan hasil

cetakannya akan didistribusikan ke semua instansi Pengadilan Tinggi Agama,

Mahkamah Syar’iyah Aceh, Pengadilan Agama dan Mahkamah Syar’iyah di

Provinsi Aceh.

Harapan kami, semoga dengan kehadiran Buku II Edisi Revisi 2010 ini dapat

lebih meningkatkan kualitas aparat peradilan Agama dalam pemberian pelayanan

hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari keadilan.

Jakarta, 5 November 2010

Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama

Drs. H. Wahyu Widiana, MA

Ke daftar isi

Page 3: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

iii

Redesign Drs. SAHERUDIN

petunjuk

Ke daftar isi

Page 4: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

iv

Redesign Drs. SAHERUDIN

KATA PENGANTAR

KETUA MAHKAMAH AGUNG RI

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Penelitian yang dilakukan selama lebih dari satu tahun, untuk dapat merevisi

Pedoman Pelaksanaan Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan di

Lingkungan Pengadilan (Buku II), telah selesai. Revisi ini dilakukan untuk

menyesuaikan buku tersebut dengan berbagai undang-undang dan

ketentuan baru mengenai peradilan yang telah berlaku dalam kurun waktu 10

tahun terakhir.

Buku ini dinamakan Buku II yaitu Pedoman Teknis Administrasi dan

Teknis Peradilan di peradilan tingkat pertama dan tingkat banding, serta

lampiran form ulir-form ulir yang berlaku di setiap lingkungan peradilan.

Dengan selesainya revisi Buku II dan seiring dengan selesainya pula

proses satu atap di Mahkamah Agung RI, maka saya menaruh harapan yang

besar agar dalam pelaksanaan tugas sehari-hari terwujud ketentuanketentuan

yang mantap, jelas dan tegas tentang apa dan bagaimana tata kerja

administrasi peradilan yang harus dilaksanakan dengan tertib dan disiplin.

Sejalan dengan itu, semoga masalah-masalah yang selama ini masih terjadi

di lapangan seperti masalah transparansi peradilan dan benturan titik

singgung antar lingkungan peradilan dpat teratasi.

Akhirnya saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih

yang sebesar-besarnya atas kerja keras dari seluruh Tim Peneliti Revisi

Buku II untuk mewujudkan buku pedoman tersebut, yang telah memberikan

bantuan teknik sekaligus menyeluruh sehingga pekerjaan yang berlangsung

lebih dari satu tahun ini dapat diselesaikan dengan baik.

Jakarta, 29 Juli 2007

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK

INDONESIA

BAGIR MANAN

Ke daftar isi

Page 5: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

v

Redesign Drs. SAHERUDIN

Agung

Page 6: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

vi

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 7: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

vii

Redesign Drs. SAHERUDIN

Ke daftar isi

Page 8: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

viii

Redesign Drs. SAHERUDIN

Kma012

Page 9: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

ix

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 10: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

x

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 11: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xi

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 12: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xii

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 13: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xiii

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 14: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xiv

Redesign Drs. SAHERUDIN

Page 15: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xv

Redesign Drs. SAHERUDIN

Ke daftar isi

Page 16: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xvi

Redesign Drs. SAHERUDIN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama

Petunjuk Teknis Buku II Edisi Revisi 2013

Kata Pengantar Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No: KMA/032/SK/IV/2006

Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No: 012/ KMA/SK/II/2007

I. TEKNIS ADMINISTRASI

A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR’IYAH

1. Penerimaan Perkara

a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama

b. Pendaftaran Perkara Banding

c. Pendaftaran Perkara Kasasi

d. Pendaftaran Perkara Peninjauan Kembali

2. Administrasi Biaya Perkara

3. Administrasi Biaya Perkara Prodeo

4. Tambahan Panjar Biaya Perkara Terkait Putusan Sela PTA

5. Register Perkara

6. Persiapan Persidangan

a. Penetapan Majelis Hakim

b. Penunjukan Panitera Pengganti

c. Penetapan Hari Sidang

d. Pemanggilan Para Pihak

7. Pelaksanaan Persidangan

a. Ketentuan Umum Persidangan

b. Berita Acara Sidang

c. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

d. Penyelesaian Putusan

e. Pemberitahuan Isi Putusan

f. Penyampaian Salinan Putusan

g. Minutasi Berkas Perkara

h. Pemberkasan Perkara

i. Administrasi Pelaksanaan Putusan Izin Ikrar Talak

8. Laporan Perkara

9. Pengarsipan

10. Penggunaan Instrumen

B. PENGADILAN TINGGI AGAMA/MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH

1. Administrasi Perkara Pengadilan Tingkat Banding

a. Prosedur Penerimaan Perkara

b. Administrasi Keuangan Perkara Banding

c. Registrasi Perkara Banding

Page 17: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xvii

Redesign Drs. SAHERUDIN

2. Persiapan Persidangan

3. Pemberkasan Perkara Banding

4. Laporan Perkara Banding

5. Arsip Berkas Perkara Banding

6. Pengguganaan Instrumen

C. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

II. TEKNIS PERADILAN

A. KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA /

MAHKAMAH SYAR’IYAH

1. Kedudukan

2. Dasar Hukum

3. Kewenangan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iah

4. Hukum Materi Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah

5. Hukum Acara Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah

6. Asas Personalitas Keislaman

7. Sengketa Hak Milik

B. PEDOMAN BERACARA PADA PA / MSY

1. Pedoman Umum

a. Permohonan

b. Gugatan

c. Beracara Secara Prodeo

d. Kewenangan Relatif

e. Kewenangan Absolut

f. Kuasa / Wakil

g. Perkara Gugur

h. Perkara Dibatalkan

i. Pencabutan Gugatan

j. Perkara Verstek

k. Perlawanan Terhadap Putusan Verstek

l. Perubahan Gugatan

m. Rekonvensi

n. Kumulasi Gugatan

o. Masuknya Pihak Ketiga Dalam Proses Perkara

p. Gugatan Perwakilan Kelompok

q. Gugatan Untuk Kepentingan Umum

r. Perdamaian / Mediasi

s. Penggugat / Tergugat Meninggal Dunia

t. Pengunduran Sidang

u. Tangkisan / Eksepsi

v. Pengunduran Diri Hakim

w. Pembuktian

Page 18: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xviii

Redesign Drs. SAHERUDIN

x. Pemeriksaan Setempat

y. Sita Jaminan

z.1. Sita Jaminan Terhadap Barang Milik Tergugat

z.2. Sita Terhadap Barang Milik Penggugat

aa. Sita Persamaan

ab. Sita Harta Bersama

ac. Sita Buntut

ad. Sita Eksekusi

ae. Eksekusi Grose Akta

af. Eksekusi Hak Tanggungan

ag. Eksekusi Jaminan

ah. Putusan

ai. Eksekusi Putusan

aj. Lelang (Penjualan Umum)

ak. Perlawanan Terhadap Eksekusi

al. Perlawanan Pihak Ketiga

am. Penangguhan Eksekusi

an. Putusan Non Executable

ao. Penawaran Pembayaran Tunai dan Konsignasi

2. PEDOMAN KHUSUS

a. Hukum Keluarga

1) Izin Poligami

2) Izin Kawin, Dispensasi Kawin dan Wali Adhal

3) Penolakan Perkawinan

4) Pencegahan Perkawinan

5) Pembatalan Perkawinan

6) Pengesahan Perkawinan / Istbat Nikah

7) Perkawinan Campuran

8) Cerai Talak

9) Cerai Gugat

10) Harta Bersama

11) Talak Khuluk

12) Syiqaq

13) Li’an

14) Asal-usul Anak

15) Pemeliharaan dan Nafkah Anak

16) Perwalian

17) Pengangkatan Anak

b. Hukum Kewarisan

c. Wasiat dan Hibah

d. Wakaf

e. Ekonomi Syariah

Page 19: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

xix

Redesign Drs. SAHERUDIN

f. Zakat, Infaq, dan Shadaqah

g. Sengketa Kewenangan Mengadili

h. Itsbat Rukyatul Hilal

LAMPIRAN

A. Contoh Formulir

B. Sekilas Mengenai Revisi Buku II

C. PERATURAN PERUNDANGAN

HIR

RBG

Undang-Undang No. 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan di Jawa Madura

Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 Tentang Peradilan Agama

PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 tahun 1975

SEMA Nomor 2 Tahun 1979

SEMA Nomor 6 Tahun 1983

SEMA Nomor 3 Tahun 12005

Perma Nomor 3 Tahun 2012

CATATAN:

Dalam buku aslinya tertulis Perma Nomor 02 tahun 2009, namun dalam e-book ini

sudah diganti dengan perma Nomor 03 Tahun 2012, karena Perma nomor 2 tahun

2009 sudah dinyatakan tidak berlaku lagi dan diganti dengan Perma nomor 3 Tahun

2012.

Ke daftar isi

Page 20: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

1

Redesign Drs. SAHERUDIN

I. TEKNIS ADMINISTRASI

A. PENGADILAN AGAMA/MAHKAMAH SYAR’IYAH

1 . Penerimaan Perkara

a. Pendaftaran Perkara Tingkat Pertama

1) Sistem pelayanan perkara di Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah menggunakan sistem meja, yaitu sistem

kelompok kerja yang terdiri dari : Meja I (termasuk di dalamnya

Kasir), Meja II dan Meja III.

2) Petugas Meja I menerima gugatan, permohonan, verzet,

permohonan eksekusi dan perlawanan pihak ketiga (derden

verzet).

3) Perlawanan atas putusan verstek (verzet) tidak didaftar

sebagai perkara baru, akan tetapi menggunakan nomor

perkara semula (verstek) dan Pelawan dibebani biaya untuk

pemanggilan dan pemberitahuan pihak-pihak yang ditaksir oleh

petugas Meja I.

4) Perlawanan pihak ketiga (derden verzet) didaftar sebagai perkara

baru.

5) Dalam pendaftaran perkara, dokumen yang perlu

diserahkan kepada petugas Meja I adalah :

a) Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan

kepada Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang berwenang.

b) Surat Kuasa Khusus (dalam hal Penggugat atau

Pemohon menguasakan kepada pihak lain).

c) Fotokopi Kartu Anggota Advokat bagi yang

menggunakan jasa advokat.

d) Bagi Kuasa Insidentil, harus ada surat keterangan tentang

hubungan keluarga dari Kepala Desa /

Lurah/gampong/nagari dan/atau surat izin khusus dari atasan

bagi PNS dan Anggota TNI/Polri. (Surat Edaran TUADA

ULDILTUN MARI No. MA/KUMDIL/8810/ 1987).

e) Salinan putusan (untuk permohonan eksekusi).

f) Salinan surat-surat yang dibuat di luar negeri yang

disahkan oleh Kedutaan atau perwakilan Indonesia di negara

tersebut, dan telah diterjemahkan ke dalambahasa

Indonesia oleh penerjemah yang disumpah.

6) Surat gugatan / permohonan diserahkan kepada petugas Meja I

sebanyak jumlah pihak, ditambah 3 (tiga) rangkap untuk Majelis

Hakim.

Ke daftar isi

Page 21: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

2

Redesign Drs. SAHERUDIN

7) Petugas Meja I menerima dan memeriksa kelengkapan berkas

dengan menggunakan daftar periksa (check list).

8) Dalam menaksir panjar biaya perkara, petugas Meja I

berpedoman pada Surat Keputusan Ketua Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar'iyah tentang Panjar Biaya

Perkara.

9) Dalam menentukan panjar biaya perkara, Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah harus merujuk

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 tentang

PNBP, Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2012

tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan

Pengelolaannya Pada Mahkamah Agung dan Badan

Peradilan Yang Berada Di Bawahnya serta peraturan terkait

lainnya.

10) Komponen PNBP yang ditaksir meliputi biaya pendaftaran dan

hak redaksi, sedangkan biaya PNBP di luar biaya

pendaftaran dan hak redaksi ditaksir sendiri, tidak masuk panjar

biaya.

11) Dalam menaksir panjar biaya perkara perlu dipertimbangkan

hal-hal sebagai berikut :

a) Jumlah pihak yang berperkara.

b) Jarak tempat tinggal dan kondisi daerah para pihak

(radius).

c) Untuk perkara cerai talak harus diperhitungkan juga biaya

pemanggilan para pihak untuk sidang ikrar talak.

d) Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses

mediasi lebih dahulu dibebankan kepada pihak Penggugat

melalui uang panjar biaya perkara.

12) Setelah menaksir panjar biaya perkara, petugas Meja I

membuat Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) dalam

rangkap 4 (empat) :

a) Lembar pertama warna hijau untuk bank.

b) Lembar kedua wana putih untuk Penggugat /

Pemohon.

c) Lembar ketiga warna merah untuk Kasir.

d) Lembar keempat warna kuning untuk dimasukkan

dalam berkas.

13) Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah tentang Panjar Biaya Perkara harus ditempel pada

papan pengumuman Pengadilan Agana.

14) Petugas Meja I mengembalikan berkas kepada Penggugat /

Ke daftar isi

Page 22: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

3

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pemohon untuk diteruskan kepada Kasir.

15) Penggugat / Pemohon membayar uang panjar biaya

perkara yang tercantum dalam SKUM ke bank.

16) Pemegang Kas menerima bukti setor ke bank dari

Penggugat / Pemohon dan membukukannya dalam Buku

Jurnal Keuangan Perkara.

17) Pemegang Kas memberi nomor, membubuhkan tanda

tangan dan cap tanda lunas pada SKUM.

18) Nomor urut perkara adalah nomor urut pada Buku Jurnal

Keuangan Perkara.

19) Pemegang Kas menyerahkan satu rangkap surat gugatan /

permohonan yang telah diberi nomor perkara berikut SKUM

kepada Penggugat / Pemohon agar didaftarkan di Meja II.

20) Petugas Meja II mencatat perkara tersebut dalam Buku

Register Induk Gugatan / Permohonan sesuai dengan

nomor perkara yang tercantum pada SKUM.

21) Petugas Meja II menyerahkan satu rangkap surat gugatan /

permohonan yang telah terdaftar berikut SKUM rangkap

pertama kepada Penggugat / Pemohon.

22) Petugas Meja II memasukkan surat gugatan / permohonan

tersebut dalam map berkas perkara yang telah dilengkapi

dengan formulir : PMH, Penunjukan Panitera Pengganti,

Penunjukan Jurusita Pengganti, PHS dan Instrumen.

23) Petugas Meja II menyerahkan berkas kepada Panitera

melalui Wakil Panitera untuk disampaikan kepada Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

24) Dalam waktu paling lambat 2 (dua) hari kerja berkas

perkara sebagaimana angka (22) di atas harus sudah

diterima oleh Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar'iyah.

25) Prosedur pengajuan berperkara secara prodeo :

a) Permohonan berperkara secara prodeo diajukan

bersama-sama dengan surat gugatan / permohonan dan

melampirkan surat keterangan tidak mampu dari Kepala

Desa / Lurah atau yang setingkat dan diketahui oleh

camat.

b) Meja I membuat SKUM Rp. 0,- dan menyerahkannya

kepada Pemohon.

c) Pemohon menyerahkan surat gugatan / permohonan dan

SKUM kepada Kasir.

d) Kasir menyerahkan kembali sehelai surat gugatan /

permohonan bersama SKUM kepada pihak.

Ke daftar isi

Page 23: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

4

Redesign Drs. SAHERUDIN

e) Meskipun SKUM Rp. 0,- penerimaan dan pengeluaran

keuangan perkara harus tetap dicatat dalam jurnal dan

buku induk.

f) Meja II mencatat dalam register perkara dan

memproses lebih lanjut bagaimana prosedur.

g) Setelah Majelis Hakim menerima berkas dari Ketua

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah, Ketua

Majelis menerbitkan PHS disertai perintah kepada

Jurusita / Jurusita Pengganti memanggil para pihak untuk

diadakan sidang insidentil mengenai ketidak

mampuannya.

h) Untuk berperkara secara prodeo yang dananya dibantu

oleh negara :

(1) Biaya dibebankan pada DIPA Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah.

(2) Komponen biaya prodeo meliputi antara lain : biaya

pemanggilan, redaksi dan materai.

(3) Biaya prodeo dapat dialokasikan untuk perkara tingkat

pertama, tingkat banding dan tingkat kasasi.

(4) Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 10

tahun 2010 Tentang Pedoman Pemberian bantuan

Hukum, berperkara secara prodeo dapat dibiayai dari

DIPA.

(5) Mekanisme pembiayaan perkara prodeo yang

dibiayai DIPA adalah sebagai berikut :

(a) Tata cara pengajuan dan proses penanganan

administrasinya sama dengan tata cara

pengajuan dan proses penanganan administrasi

prodeo biasa.

(b) Pemanggilan pertama kepada para pihak oleh

Jurusita tanpa biaya (prodeo biasa).

(c) Jika permohonan berperkara secara prodeo

dikabulkan Majelis Hakim, Panitera Pengganti

menyerahkan salinan amar Putusan Sela

kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk

kemudian dibuatkan Surat Keputusan bahwa

biaya perkara tersebut dibebankan kepada DIPA

Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah.

(d) Berdasarkan Surat Keputusan KPA tersebut,

Bendahara Pengeluaran menyerahkan bantuan

biaya perkara kepada Kasir sebesar yang telah

ditentukan DIPA.

Ke daftar isi

Page 24: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

5

Redesign Drs. SAHERUDIN

(e) Kasir membuat SKUM dan membukukan

bantuan biaya tersebut dalam Buku Jurnal

Keuangan dan mempergunakan biaya sesuai

kebutuhan selama prosesperkara berlangsung.

(f) Dalam hal terdapat sisa anggaran perkara

prodeo sebagaimana dimaksud pada huruf (h)

angka (2), sisa tersebut dikembalikan kepada KPA

(Bendahara Pengeluaran).

b. Pendaftaran Perkara Banding

1) Permohonan banding didaftarkan kepada petugas Meja I

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

2) Tenggang waktu banding adalah sebagai berikut :

a) Permohonan banding dapat diajukan dalam waktu 14

(empat belas) hari setelah putusan diucapkan atau

setelah diberitahukan dalam hal putusan tersebut

diucapkan di luar hadir.

b) Penghitungan waktu 14 (empat belas) hari dimulai pada

hari berikutnya (besoknya) setelah putusan diucapkan

atau setelah putusan diberitahukan, dan apabila hari ke-

14 (keempat belas) jatuh pada hari libur, maka

diperpanjang sampai hari kerja berikutnya.

c) Terhadap permohonan banding yang diajukan

melampaui tenggang waktu tersebut di atas tetap dapat

diterima dan dicatat, kemudian Panitera membuat

surat keterangan bahwa permohonan banding telah

lampau waktu.

3) Petugas Meja I menaksir besarnya panjar biaya banding

berpedoman pada Surat Keputusan Ketua Pengadilan

Agama /Mahkamah Syar'iyah tentang Panjar Biaya

Perkara kemudian dituangkan dalam SKUM, yang terdiri dari :

a) Biaya pendaftaran.

b) Biaya banding yang dikirimkan ke Pengadilan Tinggi

Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh yang besarnya

sebagaimana diatur dalam PERMA Nomor 03 Tahun 2012.

c) Ongkos pengiriman biaya banding melalui bank / kantor

pos.

d) Biaya fotokopi / penggandaan dan pemberkasan.

e) Ongkos pengiriman berkas perkara banding.

f) Ongkos jalan petugas pengiriman.

g) Biaya pemberitahuan, yang berupa :

(1) Biaya pemberitahuan akta banding.

Ke daftar isi

Page 25: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

6

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Biaya pemberitahuan memori banding.

(3) Biaya pemberitahuan kontra memori banding.

(4) Biaya pemberitahuan memeriksa berkas (inzage)

bagi Pembanding.

(5) Biaya pemberitahuan memeriksa berkas (inzage)

bagi Terbanding.

(6) Biaya pemberitahuan amar pu tusan bagi

Pembanding.

(7) Biaya pemberitahuan amar putusan bagi

Terbanding.

4) Berkas perkara banding yang telah lengkap dibuatkan SKUM

dalam rangkap empat :

a) Lembar pertama warna hijau untuk bank.

b) Lembar kedua warna putih untuk Pembanding.

c) Lembar ketiga warna merah untuk Kasir.

d) Lembar keempat warna kuning untuk dilampirkan dalam

berkas.

5) Petugas Meja I menyerahkan berkas permohonan

banding yang dilengkapi dengan SKUM kepada pihak yang

bersangkutan untuk membayar uang panjar yang tercantum

dalam SKUM kepada bank.

6) Kasir setelah menerima bukti pembayaran panjar biaya perkara

banding harus menandatangani dan membubuhkan cap

lunas pada SKUM.

7) Kasir kemudian membukukan uang panjar biaya perkara banding

yang tercantum pada SKUM dalam Buku Jurnal Keuangan

Perkara Banding.

8) Panitera membuat akta pernyataan banding dan

mencatat permohonan banding tersebut dalam Buku

Register Induk Perkara Gugatan dan Buku Register

Permohonan Banding.

9) Permohonan banding dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja harus

telah diberitahukan kepada pihak lawan.

10) Tanggal penerimaan memori banding dan kontra memori

banding harus dicatat dalam buku Register Induk

Perkara dan Buku Tegister Permohonan Banding,

11) Salinan penerimaan memori banding dan kontra memori

banding disampaikan kepada masing-masing lawannya

dengan membuat relaas pemberitahuan/penyerahannya.

12) Sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi

Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh, kedua belah pihak

harus diberi kesempatan untuk memeriksa berkas

Ke daftar isi

Page 26: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

7

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkara (inzage) dan hal itu dituangkan dalam akta.

13) Dalam waktu satu bulan sejak permohonan banding

diajukan, berkas perkara banding berupa Bundel A dan Bundel

B harus sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh. (Pasal 11 ayat (2) Undang-undang

Nomor 20 Tahun 1947). Khusus untuk permohonan banding

yang pemberitahuannya melalui pengadilan agama/

mahkamah syar’iyah lain, dapat lebih satu bulan.

14) Biaya perkara banding untuk Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh harus dikirim melalui bank / kantor

pos dan tanda bukti pengiriman uang harus dikirim dan menyatu

dengan berkas yang bersangkutan.

15) Apabila para pihak masing-masing mengajukan upaya hukum

banding, maka :

a) Penyebutan pihak-pihak adalah : Pembanding I /

Terbanding II lawan Terbanding I / Pembanding II.

b) Pembanding I adalah pihak yang lebih dahulu mengajukan

permohonan banding, atau kalau tanggal pengajuan

permohonan bandingnya sama, siapa yang paling berhak

mengajukan upaya banding.

c) Biaya perkara banding yang dikirim ke Pengadilan Tinggi

Agama/Mahkamah Syar'iyah Aceh hanya dipungut dari

pengaju pertama.

d) Pengaju kedua hanya dibebani biaya :

(1) Fotokopi penggandaan berkas.

(2) Pemberitahuan akta banding.

(3) Pemberitahuan memori banding.

(4) Pemberitahuan kontra memori banding

e) Berkas banding terdiri dari 1 (satu) Bundel A dan 2 (dua)

Bundel B.

f) Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah segera

melaporkan secara tertulis ke Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh tentang adanya upaya hukum

banding yang diajukan oleh kedua belah pihak tersebut agar

berkas perkaranya di Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah

Syar'iyah Aceh dijadikan satu.

16) Pencabutan permohonan banding dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) banding mengajukan permohonan pencabutan kepada

Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

b) Apabila permohonan pencabutan dilakukan oleh

kuasanya, harus disetujui oleh pihak prinsipal.

Ke daftar isi

Page 27: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

8

Redesign Drs. SAHERUDIN

c) Panitera membuat akta pencabutan banding yang

ditandatangani oleh Panitera dan Pembanding.

d) Pencabutan permohonan banding tersebut harus

diberitahukan kepada pihak Terbanding.

e) Pencabutan permohonan banding disertai akta

pencabutan dan pemberitahuannya kepada pihak

Terbanding harus segera dikirim oleh Panitera ke

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

dibarengi surat pengantar yang ditandatangani Ketua

atau Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

f) Berkas perkara banding yang belum dikirim ke

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh,

tidak dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah

Syar'iyah Aceh

17) Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

mengirimkan salinan putusan beserta Bundel A ke

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

18) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah harus

membaca putusan banding dengan cermat dan teliti

sebelum menyampaikan kepada para pihak.

19) Fotokopi relaas pemberitahuan amar putusan banding

dikirimkan kepada Pengadilan Tinggi Agama/Mahkamah

Syar'iyah Aceh.

c. Pendaftaran Perkara Kasasi

1) Permohonan kasasi didaftarkan kepada petugas Meja I

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

2) Permohonan kasasi dapat diajukan dalam tenggang waktu

14 (empat belas) hari setelah diucapkan atau diberitahukan

kepada pemohon.

3) Dalam hal permohonan kasasi atas penetapan (voluntair)

dapat diajukan dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari

setelah diucapkan atau diberitahukan kepada Pemohon.

4) Penghitungan waktu 14 (empat belas) hari dimulai pada hari

berikutnya (keesokan harinya) setelah amar putusan

diberitahukan, dan jika hari ke-14 (keempat belas) jatuh pada

hari libur, maka diperpanjang sampai hari kerja berikutnya.

5) Petugas Meja 1 menaksir besarnya panjar biaya kasasi

berpedoman pada Surat Keputusan Ketua Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah tentang Panjar Biaya

Perkara kemudian dituangkan dalam SKUM, yang terdiri dari :

Ke daftar isi

Page 28: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

9

Redesign Drs. SAHERUDIN

a) Biaya pendaftaran.

b) Biaya perkara kasasi yang dikirim ke Mahkamah Agung

RI yang besarnya sebagaimana ditentukan dalam Pasal

2 ayat (1) huruf (a) PERMA Nomor 03 Tahun 2012.

c) Ongkos pengiriman biaya perkara kasasi.

d) Biaya pemberitahuan akta kasasi.

e) Biaya pemberitahuan memori kasasi.

f) Biaya pemberitahuan kontra memori kasasi.

g) Biaya fotokopi / penggandaan dan pemeriksaan.

h) Biaya pengiriman berkas perkara kasasi.

i) Biaya transportasi petugas pengiriman.

j) Biaya pemberitahuan amar putusan kasasi kepada

Pemohon kasasi.

k) Biaya pemberitahuan amar putusan kasasi kepada

Termohon kasasi.

6) Petugas Meja I membuat SKUM rangkap empat :

a) Lembar pertama warna hijau untuk bank.

b) Lembar kedua warna putih untuk Pemohon kasasi.

c) Lembar ketiga warna merah untuk Kasir.

d) Lembar keempat warna kuning untuk dilampirkan dalam

berkas.

7) Apabila para pihak masing-masng mengajukan upaya hukum

kasasi, maka :

a) Biaya perkara kasasi yang dikirim ke Mahkamah Agung

hanya dipungut satu kali, yaitu dari pengaju pertama.

b) Pengaju kedua hanya dibebani biaya :

1) Fotokopi penggandaan berkas.

2) Pemberitahuan akta kasasi

3) Pemberitahuan memori kasasi.

4) Pemberitahuan kontra memori kasasi.

c) Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

melaporkan secara tertulis ke Mahkamah Agung mengenai

upaya hukum kasasi yang diajukan oleh kedua belah pihak.

8) Petugas Meja I menyerahkan permohonan kasasi yang

dilengkapi dengan SKUM kepada para pihak pengaju untuk

membayar panjar biaya perkara kasasi kepada Kasir melalui

bank.

9) Pemegang Kas setelah menerima bukti pembayaran panjar

biaya perkara kasasi harus menandatangani dan membubuhkan

cap lunas pada SKUM.

10) Permohonan kasasi dapat diterima apabila panjar biaya perkara

Ke daftar isi

Page 29: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

10

Redesign Drs. SAHERUDIN

kasasi yang tercantum dalam SKUM telah dibayar lunas.

11) Pemegang Kas membukukan uang panjar biaya kasasi yang

tercantum dalam SKUM pada Buku Jurnal Keuangan

Perkara Kasasi.

12) Biaya permohonan kasasi untuk Mahkamah Agung dikirim

oleh Pemegang Kas melalui Bank BNI Syari’ah Kantor

Layanan BNI Syari’ah Mahkamah Agung Jl. Medan

Merdeka Utara Nomor 9 – 13 Jakarta Pusat, Nomor Rekening

179179175 atas nama Kepaniteraan Mahkamah Agung (Surat

Panitera Mahkamah Agung RI Nomor 464/PAN/XI/2008 tanggal

12 November 2008 yang ditujukan kepada para Ketua PN,

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah dan PTUN), dan

bukti pengirimannya dilampirkan dalam berkas perkara yang

bersangkutan.

13) Jika panjar biaya perkara kasasi telah dibayar lunas, maka

Panitera pada hari itu juga membuat akta permohonan

kasasi yang dilampirkan pada berkas perkara dan

mencatat permohonan kasasi tersebut dalam Buku Register

Induk Perkara dan Buku Register Permohonan Kasasi.

14) Permohonan kasasi yang telah terdaftar, dalam waktu 7 (tujuh)

hari harus telah diberitahukan kepada pihak lawan.

15) Memori kasasi, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

sesudah permohonan kasasi terdaftar, harus sudah diterima

pada Kepaniteraan Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah. Apabila dalam waktu tersebut memori kasasi

belum diterima, Pemohon Kasasi dianggap tidak

menyerahkan memori kasasi. Penghitungan 14 (empat

belas) hari tersebut sama dengan pada butir (3) di atas.

16) Panitera memberikan tanda terima atas penerimaan memori

kasasi dan dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari

salinan memori kasasi harus diberitahukan kepada pihak

lawan.

17) Setelah memori kasasi diberitahukan kepada pihak lawan,

kontra memori kasasi selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari harus sudah disampaikan kepada Kepaniteraan

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah untuk diberitahukan

kepada pihak lawan.

18) Dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak permohonan kasasi

diajukan, berkas permohonan kasasi berupa Bundel A dan

Bundel B harus dikirim ke Mahkamah Agung.

19) Jika syarat formal permohonan kasasi tidak dipenuhi oleh

Pemohon kasasi, maka berkas perkaranya tidak dikirimkan

Ke daftar isi

Page 30: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

11

Redesign Drs. SAHERUDIN

ke Mahkamah Agung (Pasal 45A ayat (3) Undang-undang

Nomor 5 Tahun 2004 yang telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2009).

20) Yang dimaksud dengan syarat formal permohonankasasi

adalah tenggang waktu permohonan kasasi, pernyataan

kasasi, panjar biaya perkara kasasi dan memori kasasi,

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 46 dan 47 Undang-

undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun

2009).

21) Panitera Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah membuat

surat keterangan bahwa permohonan kasasi tersebut tidak

memenuhi syarat formal (Pasal 45A Undang-undang Nomor

5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2009).

22) Berdasarkan surat keterangan Panitera tersebut dan setelah

Ketua meneliti kebenarannya, Ketua Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah membuat penetapan yang menyatakan

bahwa permohonan kasasi tersebut tidak dapat diterima.

23) Salinan penetapan Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah tersebut pada butir (22) di atas

diberitahukan / disampaikan kepada para pihak sesuai

ketentuan yang berlaku.

24) Dengan dikeluarkannya penetapan Ketua Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah tersebut, maka putusan yang

dimohonkan kasasi menjadi berkekuatan hukum tetap dan

terhadap penetapan ini tidak dapat dilakukan upaya hukum.

25) Petugas kepaniteraan mencatat kode ―TMS‖ (Tidak

memenuhi syarat formal) dalam kolom keterangan pada Buku

Induk Register Perkara).

26) Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah

melaporkan permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat

formal dengan dilampiri penetapan tersebut ke Mahkamah

Agung.

27) Tanggal penerimaan memori kasasi dan kontra memori kasasi

harus dicatat dalam Buku Register Induk Perkara dan Buku

Register Permohonan Kasasi.

28) Pencabutan permohonan perkara kasasi dilakukan dengan

langkah sebagai berikut :

a) Permohonan pencabutan diajukan oleh Pemohon kasasi

kepada Ketua Mahkamah Agung melalui Ketua Pengadilan

Ke daftar isi

Page 31: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

12

Redesign Drs. SAHERUDIN

Agama/ Mahkamah Syar'iyah yang memeriksa

perkara dan disetujui oleh Termohon Kasasi.

b) Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

membuat Akta Pencabutan kasasi yang

ditandatangani Panitera, Pemohon Kasasi, dan

Termohon Kasasi.

c) Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah mengirim surat

kepada Ketua Mahkamah Agung RI cg Ketua Muda

Urusan Lingkungan Peradilan Agama MARI dengan

lampiran huruf (a) dan (b). (Surat Ketua Muda ULDILAG

Mahkamah Agung RI No. 08/TUADAAG/VII/2001 tanggal 5

Juli 2001).

29) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah harus

membaca putusan kasasi dengan cermat dan teliti

sebelum menyampaikan kepada para pihak.

30) Fotokopi relaas pemberitahuan amar putusan kasasi dikirim

ke Mahkamah Agung.

d. Pendaftaran Perkara Peninjauan Kembali

1) Permohonan peninjauan kembali diajukan secara tertulis

bersama-sama dengan risalah peninjauan kembali yang

menyebutkan alasan permohonan peninjauan kembali yang

jelas dan rinci.

2) Permohonan peninjauan kembali tersebut di atas

didaftarkan kepada petugas Meja I di Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah.

3) Panitera membuat akta permohonan peninjauan kembali.

4) Permohonan peninjauan kembali putusan perkara perdata

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat

diajukan hanya berdasarkan alasan-alasan sebagai

berikut:

a) Jika putusan didasarkan pada suatu kebohongan atau

tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah

perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti

yang kemudian oleh Hakim pidana dinyatakan palsu.

b) Jika setelah perkara diputus, ditemukan surat-surat bukti

yang bersifat menentukan yang pada waktu perkara

diperiksa tidak dapat ditemukan.

c) Jika telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau

lebih dari pada yang dituntut.

d) Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belum

Ke daftar isi

Page 32: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

13

Redesign Drs. SAHERUDIN

diputus tanpa dipertimbangkan sebabsebabnya.

e) Jika antara pihak-pihak yang sama mengenai suatu soal

yang sama, atas dasar yang sama oleh Pengadilan

yang sama atau sama tingkatnya telah diberikan putusan

yang bertentangan satu dengan yang lain.

f) Jika dalam suatu putusan terdapat suatu kekhilafan Hakim

atau suatu kekeliruan yang nyata.

5) Tenggang waktu pengajuan permohonan peninjauan

kembali yang didasarkan atas alasan sebagaimana

dimaksudkan dalam point (4) adalah 180 (seratus delapan

puluh) hari untuk :

a) Yang disebut pada angka (4) huruf (a) sejak

diketahui kebohongan atau tipu muslihat atau sejak

putusan Hakim pidana memperoleh kekuatan hukum

tetap, dan telah diberitahukan kepada para pihak yang

berperkara.

b) Yang disebut pada angka (4) huruf (b) sejak

ditemukan surat-surat bukti, yang hari serta tanggal

ditemukankanya harus dinyatakan di bawah

sumpah dan d isahkan o leh pe jabat yang

berwenang.

c) Yang disebut pada angka (4) huruf (c), (d), dan (f) 23

sejak putusan memperoleh kekuatan hukum tetap dan

telah diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.

d) Yang tersebut pada angka (4) huruf (e) sejak

putusan yang terakhir dan bertentangan itu

memperoleh kekuatan hukum tetap dan telah

diberitahukan kepada para pihak yang berperkara.

6) Novum adalah surat-surat bukti yang bersifat

menentukan yang pada waktu perkara diperiksa tidak dapat

ditemukan. Alat bukti yang dibuat setelah perkara diputus bukan

termasuk novum.

7) Tata cara penyumpahan novum adalah sebagai berikut :

a) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah atau

Hakim yang ditunjuk mempelajari surat bukti yang diajukan

oleh Pemohon peninjauan kembali, apakah surat bukti

tersebut memenuhi persyaratan novum atau tidak.

b) Setelah surat bukti tersebut memenuhi persyaratan novum,

ketua atau Hakim yang ditunjuk melakukan sidang untuk

mengambil sumpah tersebut terhadap Pemohon peninjauan

kembali yang mengajukan novum.

Ke daftar isi

Page 33: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

14

Redesign Drs. SAHERUDIN

c) Lafal sumpahnya adalah ―Demi Allah saya

bersumpah bahwa saya telah menemukan surat bukti

berupa ................... pada hari . , tanggal, ….. bulan, ……..

tahun ..................... di ............. dan belum pernah diajukan

di persidangan‖.

d) Penyumpahan penemuan novum dibuat dalam berita

acara sidang penyumpahan novum dan ditandatangani oleh

Ketua atau Hakim yang ditunjuk dan Panitera sidang.

8) Petugas Meja I menentukan besarnya panjar biaya

peninjauan kembali yang dituangkan dalam SKUM, yang terdiri

dari:

a) Biaya perkara peninjauan kembali yang dikirimkan ke

Mahkamah Agung yang besarnya sebagaimana ditentukan

dalam Pasal 2 ayat (1) huruf (b) PERMA Nomor 03 Tahun

2012.

b) Biaya pendaftaran

c) Biaya pengiriman biaya perkara peninjauan kembali melalui

bank / kantor pos.

d) Biaya pemberitahuan pernyataan dan alasan

peninjauan kembali.

e) Biaya pemberitahuan jawaban atas permohonan dan

alasan peninjauan kembali.

f) Biaya fotokopi / penggandaan dan pemberkasan.

g) Biaya pengiriman berkasa perkara peninjauan kembali.

h) Biaya transportasi petugas pengiriman dan

pemberitahuan.

i) Biaya pemberitahuan amar putusan peninjauan kembali

kepada Pemohon peninjauan kembal.

j) Biaya pemberitahuan amar putusan peninjauan

kembali kepada Termohon peninjauan kembali.

9) Berkas perkara yang telah lengkap dibuatkan Surat Kuasa

Untuk Membayar (SKUM) dalam rangkap empat, masing-

masing :

a) Lembar pertama warna hijau untuk bank yang

bersangkutan.

b) Lembar kedua warna putih untuk Pemohon

c) Lembar ketiga warna merah untuk Kasir

d) Lembar keempat warna kuning untuk dilampirkan dalam

berkas.

10) Petugas Meja I menyerahkan berkas permohonan

peninjauan kembali yang dilengkapi dengan SKUM

Ke daftar isi

Page 34: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

15

Redesign Drs. SAHERUDIN

kepada pihak yang bersangkutan agar membayar biaya yang

tercantum dalam SKUM kepada bank.

11) Kasir menandatangani dan membubuhkan cap lunas pada

SKUM setelah menerima pembayaran biaya tersebut.

12) Permohonan peninjauan kembali dapat diterima apabila panjar

biaya perkara yang ditentukan dalam SKUM telah dibayar

lunas.

13) Kasir membukukan uang panjar biaya perkara

yangtercantum pada SKUM dalam Buku Jurnal Permohonan

Peninjauan Kembali.

14) Jika panjar biaya perkara telah dibayar lunas, pada hari itu

juga panitera membuat akta permohonan peninjauan kembali

yang dilampirkan pada berkas perkara dan mencatat

permohonan peninjauan kembali tersebut dalam Buku

Register Induk Perkara dan Buku Register Peninjauan

Kembali.

15) Selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari,

Panitera memberitahukan permohonan peninjauan

kembali kepada para pihak lawan dengan memberikan

salinan permohonan peninjauan kembali besarta alasan-

alasannya (Pasal 72 ayat (1) Undang-undang Nomo 14 Tahun

1985, Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2009).

16) Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak alasan

peninjauan kembali diterima, jawaban atas alasan

peninjauan kembali harus sudah diserahkan di

Kepaniteraan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah untuk

disampaikan kepada pihak lawan (Pasal 72 ayat (2)

Undang-undang Nomo 14 Tahun 1985, Undang undang

Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 3

Tahun 2009)

17) Jawaban atas permohonan dan alasan peninjauan

kembali yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama

/ Mahkamah Syar'iyah harus dibubuhi hari dan tanggal

penerimaan yang dinyatakan di atas surat jawaban

tersebut. (Pasal 72 ayat (3) Undang-undang Nomor 14

Tahun 1985, Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009).

18) Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima

jawaban tersebut, berkas permohonan peninjauan

kembali berupa Bundel A dan Bundel B harus dikirim ke

Mahkamah Agung. (Pasal 72 ayat (4) Undang-undang Nomor

Ke daftar isi

Page 35: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

16

Redesign Drs. SAHERUDIN

14 Tahun 1985, Undang-undang Nomor 5 Tahun 2004 dan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009).

19) Biaya permohonan peninjauan kembali untuk

Mahkamah Agung dikirim oleh Bendaharawan Penerima melalui

Bank BNI Syari’ah Kantor Layanan BNI Syari’ah Mahkamah

Agung Jl. Medan Merdeka Utara No. 9 – 13 Jakarta Pusat, No.

Rekening : 179179175 atas nama Kepaniteraan Mahkamah

Agung dan bukti pengirimannya dilampirkan dalam berkas

perkara yang bersangkutan.

20) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah harus

membaca putusan peninjauan kembali dengan cermat dan teliti

sebelum menyampaikan kepada para pihak.

21) Fotokopi relaas pemberitahuan amar putusan

peninjauan kembali supaya dikirim ke Mahkamah Agung.

22) Pencabutan permohonan peninjauan kembali diajukan kepada

Ketua Mahkamah Agung melalui Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah yang ditandatangani oleh Pemohon

peninjauan kembali. Jika pencabutan permohonan

peninjauan kembali diajukan oleh kuasanya, maka

pencabutan harus diketahui oleh pihak prinsipal.

23) Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah segera

mengirim pencabutan tersebut ke Mahkamah Agung disertai

akta pencabutan permohonan peninjauan kembali yang

ditandatangani oleh Panitera Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

2. Administrasi Biaya Perkara

a. Panitera bertanggung jawab atas pengelolaan biaya perkara

b. Dalam melaksanakan tugas tersebut Panitera menunjuk petugas

administrasi biaya perkara : Kasir, Pemegang Buku Induk Keuangan

Perkara dan Buku Keuangan lainnya.

c. Hak-hak Kepaniteraan yang berupa biaya pendaftaran

dikeluarkan dari Buku Jurnal Keuangan Perkara (KI-PA1) dan Buku

Induk Keuangan Perkara (KI-PA6) setelah diterimanya panjar biaya

perkara.

d. Biaya materai dan hak redaksi dikeluarkan pada saat perkara

diputus.

e. Setelah dikeluarkan dari KI-PA1 dan KI-PA6, biaya

pendaftaran dan hak redaksi dibukukan pada Buku

Penerimaan Hak-hak Kepaniteraan (KI-PA8).

f. Penerimaan dan pengeluaran uang hak kepaniteraan lainnya

Ke daftar isi

Page 36: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

17

Redesign Drs. SAHERUDIN

sebagai PNBP dibukukan dalam buku tersendiri.

g. Semua pengeluaran uang yang merupakan hak-hak

kepaniteraan adalah sebagai pendapatan negara.

h. Seminggu sekali Kasir menyerahkan uang hak-hak

kepaniteraan kepada bendaharawan penerima untuk

disetorkan ke Kas Negara. Setiap penyerahan, besarnya uang

dicatat dalam kolom 19 (kolom keterangan) KI-PA8 dengan

dibubuhi tanggal dan tanda tangan serta nama Bendaharawan

Penerima.

i. Pengeluaran uang yang diperlukan bagi penyelenggaraan

peradilan untuk ongkos-ongkos panggilan, pemberitahuan,

pelaksaan sita, pemeriksaan setempat, sumpah, penerjemah, dan

eksekusi harus dicatat dengan tertib dalam masingmasing

buku jurnal.

j. Kasir mencatat penerimaan dan pengeluaran uang setiap hari

dalam buku jurnal yang bersangkutan dan mencatat dalam buku

kas bantu yang dibuat rangkap dua, lembar pertama disimpan

oleh Kasir dan lembar kedua diserahkan kepada Panitera

sebagai laporan.

k. Panitera atau petugas yang ditunjuk dengan surat keputusan

Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah, mencatat

penerimaan dan pengeluaran uang dalam Buku Induk

Keuangan Perkara yang bersangkutan.

l. Buku Keuangan Perkara terdiri dari :

1 Buku Jurnal Perkara Gugatan (KI-PA1/G)

2 Buku Jurnal Perkara Permohonan (KI-PA1/P)

3 Buku Jurnal Permohonan Banding (KI-PA2)

1) 4 Buku Jurnal Permohonan Kasasi (KI-PA3)

2) 5 Buku Jurnal Permohonan Peninjauan Kasasi (KI-PA4)

3) 6 Buku Jurnal Permohonan Eksekusi (KI-PA5)

4) 7 Buku Induk Keuangan Perkara (KI-PA6)

5) 8 Buku Keuangan Biaya Eksekusi (KI-PA7)

6) 9 Buku Penerimaan Uang Hak-hak Kepaniteraan (KI-PA8a)

7) 10 Buku Keuangan Hak Kepaniteraan lainnya (KI-PA8b)

8)

m. Buku Jurnal Keuangan Perkara digunakan untuk mencatat semua

kegiatan penerimaan dan pengeluaran biaya untuk setiap perkara :

1) Untuk perkara t ingkat pertama (gugatan dan

permohonan) dimulai dengan penerimaan panjar dan ditutup

pada tanggal perkara diputus.

2) Untuk perkara banding, kasasi, dan peninjauan kembali dimulai

dengan penerimaan panjar dan ditutup pada tanggal

pemberitahuan putusan pada tingkat masingmasing kepada

Ke daftar isi

Page 37: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

18

Redesign Drs. SAHERUDIN

para pihak.

3) Permohonan eksekusi dimulai dengan penerimaan panjar dan

ditutup pada tanggal selesai pelaksanaan eksekusi.

4) Buku jurnal diberi nomor halaman, halaman pertama dan

terakhir ditandatangani Ketua Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dan halaman lainnya diparaf.

5) Banyaknya halaman pada setiap buku jurnal dinyatakan oleh

Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah pada

halaman awal dan keterangan tersebut

ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah.

6) Jika Buku Induk Keuangan Perkara penuh dan pindah ke buku

selanjutnya, maka dalam buku baru tersebut ditulis : ―Buku ini

merupakan lanjutan dari buku sebelumnya berisi ….

halaman, dimulai dari halaman ….. s/d ……. (nomor

halaman melanjutkan nomor buku sebelumnya)‖ dan

ditandatangani oleh Ketua serta distempel.

7) Buku Induk Keuangan Perkara digunakan untuk mencatat

seluruh kegiatan penerimaan dan pengeluaran dari seluruh

perkara (kecuali permohonan eksekusi), dan dicatat

menurut urutan tanggal penerimaan dan pengeluaran

dalam Buku Jurnal yang terkait, yang dimulai setiap awal bulan

dan ditutup pada akhir bulan.

8) Buku Keuangan Biaya Eksekusi digunakan untuk

mencatat seluruh kegiatan penerimaan dan pengeluaran

eksekusi menurut urutan tanggal penerimaan dan

pengeluaran dalam Buku Jurnal Eksekusi.

9) Buku Penerimaan Uang Hak-hak Kepaniteraan,

digunakan untuk mencatat penerimaan uang hak-hak

kepaniteraan, dan dalam kolom keterangan diisi dengan

tanggal, jumlah uang yang disetor, serta tanda tangan dan

nama Bendaharawan Penerima.

10) Buku Induk Keuangan Perkara, Buku Keuangan Biaya

Eksekusi dan Buku Penerimaan Uang Hak-hak

Kepaniteraan diberi nomor halaman. Halaman pertama

dan terakhir ditandatangani oleh Ketua Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah dan halaman lainnya

diparaf.

11) Banyaknya halaman dan adanya tanda tangan serta paraf

tersebut diterangkan pada halaman awal dari masng-

masing buku, dan keterangan tersebut ditandatangani oleh

Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

Ke daftar isi

Page 38: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

19

Redesign Drs. SAHERUDIN

12) Penutupan Buku Induk Keuangan Perkara dan Buku

Keuangan Biaya Eksekusi dilakukan oleh Panitera dan

diketahui oleh Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

13) Pada setiap penutupan Buku Induk Keuangan tersebut,

harus dijelaskan sisa uang menurut buku kas, sisa uang

dalam kas maupun yang disimpan di bank, serta perincian

dari uang tersebut.

14) Apabila terdapat selisih antara jumlah uang menurut buku

kas dengan uang kas sesungguhnya, maka harus

dijelaskan alasan terjadinya selisih tersebut.

15) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah sebelum

menandatangani Buku Induk Keuangan Perkara, harus

meneliti kebenaran keadaan uang menurut buku kas dan

menurut keadaan yang nyata, baik dalam brankas

maupun yang tersimpan di bank, dengan disertai bukti

penyimpanan uang di bank.

16) Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah setiap

saat dapat memerintahkan Panitera untuk menutup Buku

Induk Keuangan Perkara dan meneliti kebenaran setiap

penerimaan dan pengeluaran uang perkara, sesuai

dengan Buku Jurnal yang berkaitan, dan meneliti keadaan

uang menurut buku kas dan uang yang ada dalam

brankas maupun yang disimpan di bank, disertai bukti-

buktinya.

17) Penutupan Buku Induk Keuangan Perkara atas dasar

perintah Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

tersebut di atas, hendaknya dilakukan secara mendadak

sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali, dengan

dibuatkan berita acara pemerisaan.

18) Buku Jurnal dan Buku Induk Keuangan setiap tahun

harus diganti dan tidak boleh digabung dengan tahun

sebelumnya.

3. Administrasi Biaya Perkara Prodeo

a. Terhadap perkara prodeo tetap dibuatkan SKUM Rp. 0,00 dan dicatat

dalam jurnal.

b. Jika permohonan prodeonya tidak dikabulkan, maka pemohon

harusmembayar panjar biaya perkara.

c. Jika pemohon membayar panjar biaya perkara, pembayaran

tersebut dibuatkan SKUM dan dibukukan di dalam buku jurnal dan

buku keuangan lainnya.

d. Dalam hal perkara secara prodeo dibiayai oleh Negara melalui

Ke daftar isi

Page 39: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

20

Redesign Drs. SAHERUDIN

DIPA, penerimaan dan pengeluaran biaya tersebut dimasukkan

dalam buku jurnal dan buku keuangan lainnya sebagai

tambahan panjar.

4. Tambahan Panjar Biaya Perkara Terkait Adanya Putusan Sela

Tingkat Banding

a. Dalam hal adanya putusan sela tingkat banding mengenai

pemeriksaan tambahan, tambahan panjar biaya prosesnya

dibebankan pada pembanding.

b. Tambahan panjar biaya proses dicatat dalam jurnal perkara

tingkat pertama (KI-PA1) menyatu dengan nomor perkara

tingkat pertama pada jurnal terkait dan buku induk keuangan

perkara (KI-PA6).

5. Register Perkara

a. Pendaftaran perkara dalam buku register harus dilakukan dengan

tertib dan cermat.

b. Buku register perkara di Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah terdiri dari :

1) Register Induk Perkara Gugatan (R1-PA1 G)

2) Register Induk Perkara Permohonan (R1-PA1 P)

3) Register Permohonan Banding (R1-PA2)

4) Register Permohonan Kasasi (R1-PA3)

5) Register Permohonan Pen injauan Kembali (R1-PA4)

6) Register Penyitaan Barang Bergerak (R1-PA5)

7) Register Penyitaan Barang Tidak Bergerak (R1-PA6)

8) Register Surat Kuasa Khusus (R1-PA7)

9) Register Eksekusi (R1-PA8)

10) Register Akta Cerai (R1-PA9)

11) Register Perkara Jinayah (R1-PA10)

12) Register P3HP (R1-PA1 1)

13) Register Perkara Ekonomi Syariah (R1-PA12)

14) Register Istbat Rukyat Hilal dan pemberian nasehat /

keterangan tentang perbedaan Penentuan Arah Kiblat dan

Penentuan Awal Waktu Shalat (RI-PA13).

15) Register Eksekusi Putusan Arbitrase Syariah (RI-PA14).

16) Register Mediasi (RI-PA 15)

17) Register Mediator (RI-PA 16)

c. Ketentuan penggunaan buku register:

1) Buku register diberi nomor halaman, halaman pertama dan terakhir

ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah dan halaman lainnya diparaf.

2) Banyaknya halaman pada setiap buku register dinyatakan pada

Ke daftar isi

Page 40: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

21

Redesign Drs. SAHERUDIN

halaman awal dan keterangan tersebut ditandatangani oleh Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah. Apabila penuh,

maka halaman awal ditulis : ―Buku register ini merupakan

lanjutan dari buku sebelumnya terdiri dari .... halaman‖.

3) Buku Register Induk Perkara memuat seluruh data perkara dalam

tingkat pertama, banding, kasasi, peninjauan kembali, dan

eksekusi.

4) Buku Register perkara ekonomi syariah (RI-PA 12)

berfungsi sebagai buku bantu yang memuat tahapan

penanganan perkara ekonomi syari’ah.

5) Buku Register harus diganti setiap tahun dan tidak boleh

digabung dengan tahun sebelumnya.

6) Buku Register Induk Perkara Gugatan dan Buku Register Induk

Perkara Permohonan ditutup setiap bulan. Nomor urut setiap

bulan dimulai dari nomor 1, sedangkan nomor perkara berlanjut

untuk satu tahun.

7) Penutupan Buku Register setiap akhir bulan, ditandatangani oleh

petugas register dan diketahui oleh Panitera, dengan perincian

sebagai berikut :

(1) Sisa bulan lalu : ................... perkara

(2) Masuk bulan ini : ................... perkara

(3) Putus bulan ini : ................... perkara

(4) Sisa bulan ini : ................... perkara

8) Penutupan buku register setiap akhir tahun, ditandatangani oleh

Panitera dan diketahui Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah, dengan perincian sebagai berikut :

(1) Sisa tahun lalu : ................. perkara

(2) Masuk tahun ini : ................... perkara

(3) Putus tahun ini : ................... perkara

(4) Sisa tahun ini : ................... perkara

9) Buku Register Permohonan Banding, Register Permohonan

Kasasi, dan Register Permohonan Peninjauan Kembali ditutup

setiap akhir tahun, dengan rekapitulasi sebagai berikut :

(1) Sisa tahun lalu : ..................... perkara

(2) Masuk tahun ini : ..................... perkara (3) Putus tahun ini : ..................... perkara (4) Sisa akhir tahun : ..................... perkara (5) Sudah dikirim : ..................... perkara (6) Belum dikirim : ..................... perkara

10) Register mediasi, kolomnya terdiri dari : nomor urut, nomor

Ke daftar isi

Page 41: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

22

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkara, para pihak, majelis hakim, tanggal penetapan

penunjukan mediator, nama mediator, tanggal kesepakatan

perdamaian, isi akta perdamaian/kesepakatan perdamaian, tanggal

putusan/penetapan dan keterangan.

11) Register mediator, kolomnya terdiri dari : nomor urut, nama,

pendidikan, lembaga yang mengeluarkan sertifikat, nomor dan

tanggal sertifikat serta keterangan.

6. Persiapan Persidangan

a. Penetapan Majelis Hakim

1) Selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak

perkara didaftarkan, Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah menetapkan Majelis Hakim yang akan menyidangkan

perkara.

2) Penetapan Majelis hakim ditanda tangani oleh ketua dan

dibubuhi stempel pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah.

3) Dalam penetapan majelis hakim, nama ketua dan anggota majelis

ditulis lengkap sesuai dengan nama yang tercantum dalam SK

pengangkatan sebagai hakim.

4) Jika Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

berhalangan, melimpahkan tugas tersebut kepada Wakil Ketua

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah, jika wakil ketua

berhalangan menunjuk hakim senior.

5) Susunan Majelis Hakim hendaknya ditetapkan secara tetap untuk

jangka waktu tertentu.

6) Ketentuan Ketua Majelis adalah sebagai berikut :

a) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah selalu menjadi Ketua Majelis.

b) Ketua Majelis adalah Hakim senior pada Pengadilan tersebut.

Senioritas tersebut didasarkan pada lamanya seseorang

menjadi Hakim.

c) Tiga orang Hakim yang menempati urutan senioritas

terakhir dapat saling menjadi Ketua Majelis dalam perkara

yang berlainan.

7) Untuk memeriksa perkara tertentu, Ketua Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dapat membentuk Majelis Khusus, misalnya

perkara Ekonomi Syariah.

8) Majelis Hakim dibantu oleh Panitera Pengganti dan Jurusita.

9) Penetapan Majelis Hakim dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku

Register Induk Perkara.

Ke daftar isi

Page 42: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

23

Redesign Drs. SAHERUDIN

b. Penunjukan Panitera Pengganti

1) Panitera menunjuk Panitera Pengganti untuk membantu Majelis Hakim

dalam menangani perkara.

2) Panitera Pengganti membantu Majelis Hakim dalam persidangan.

3) Penunjukan Panitera Pengganti dicatat oleh petugas Meja II dalam Buku

Register Induk Perkara.

4) Penunjukan Panitera Pengganti dibuat dalam bentuk ―Surat

Penunjukan‖ yang ditandatangani oleh Panitera dan dibubuhi stem pel.

c. Penetapan Hari Sidang

1) Perkara yang sudah ditetapkan Majelis Hakimnya segera diserahkan

kepada Ketua Majelis Hakim yang ditunjuk.

2) Ketua Majelis setelah mempelajari berkas dalam waktu selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kerja harus sudah menetapkan hari

sidang. Pemeriksaan perkara cerai dilakukan selambat-lambatnya

30 (tiga puluh) hari sejak tanggal surat gugatan didaftarkan di

kepaniteraan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

3) Dalam menetapkan hari sidang, Ketua Majelis harus

memperhatikan jauh / dekatnya tempat tinggal para pihak yang

berperkara dengan tempat persidangan.

4) Jika tergugat/ termohon berada di luar negeri, persidangan ditetapkan

sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sejak perkara tersebut

didaftarkan di kepaniteraan pengadilan.

5) Dalam menetapkan hari sidang, harus dimusyawarahkan dengan para

anggota Majelis Hakim.

6) Setiap Hakim harus mempunyai jadwal persidangan yang lengkap dan

dicatat dalam buku agenda perkara masing-masing.

7) Daftar perkara yang akan disidangkan harus sudah ditulis oleh

Panitera Pengganti pada papan pengumuman Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah sebelum persidangan dimulai

sesuai nomor urut perkara.

8) Atas perintah Ketua Majelis, Panitera Pengganti melaporkan hari

sidang pertama kepada petugas Meja II dengan menggunakan

lembar instrumen.

9) Petugas Meja II mencatat laporan Panitera Pengganti tersebut

dalam Buku Register Perkara.

d. Pemanggilan Para Pihak

1) Atas perintah Ketua Majelis, Jurusita / Jurusita Pengganti melakukan

pemanggilan terhadap para pihak atau kuasanya secara resmi dan

patut.

2) Apabila para pihak tidak dapat ditemui di tempat tinggalnya, maka

Ke daftar isi

Page 43: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

24

Redesign Drs. SAHERUDIN

surat panggilan diserahkan kepada Lurah / Kepala Desa dengan

mencatat nama penerima dan ditandatangani oleh penerima, untuk

diteruskan kepada yang bersangkutan.

3) Tenggang waktu antara panggilan para pihak dengan hari sidang

minimal 3 (tiga) hari kerja.

4) Pemanggilan terhadap para pihak yang berada di luar yurisdiksi

dilaksanakan dengan meminta bantuan Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah dimana para pihak berada dan Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah yang diminta bantuan tersebut harus

segera mengirim relaas kepada Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang meminta bantuan.

5) Surat panggilan kepada Tergugat untuk sidang pertama harus

dilampiri salinan surat gugatan. Jurusita / Jurusita Pengganti harus

memberitahukan kepada pihak Tergugat bahwa ia boleh mengajukan

jawaban secara lisan / tertulis yang diajukan dalam sidang.

6) Penyampaian salinan gugatan dan pemberitahuan bahwa Tergugat

dapat mengajukan jawaban lisan / tertulis tersebut harus ditulis dalam

relaas panggilan.

7) Apabila tempat kediaman pihak yang dipanggil tidak diketahui

atau tidak mempunyai tempat kediaman yang jelas di Indonesia,

maka pemanggilannya dilaksanakan melalui Bupati / Walikota

setempat dengan cara menempelkan surat panggilan pada papan

pengumuman Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah. (Pasal 390

ayat (3) HIR / Pasal 718 ayat (3) RBg).

8) Dalam hal yang dipanggil meninggal dunia, maka panggilan

disampaikan kepada ahli warisnya. Jika ahli warisnya tidak dikenal

atau tidak diketahui tempat tinggalnya, maka panggilan

dilaksanakan melalui Kepala Desa / Lurah. (Pasal 390 ayat (2) HIR /

Pasal 718 ayat (2) RBg).

9) Pemanggilan dalam perkara perkawinan dan Tergugat tidak diketahui

tempat tinggalnya (ghaib), pemanggilan dilaksanakan :

a) Melalui satu atau beberapa surat kabar atau media massa

lainnya yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah.

b) Pengumuman melalui surat kabar atau media massa

sebagaimana tersebut di atas harus dilaksanakan sebanyak

dua kali dengan tenggang waktu antara pengumuman pertama

dan kedua selama satu bulan. Tenggang waktu antara

panggilan terakhir dengan persidangan ditetapkan sekurang-

kurangnya tiga bulan.

c) Pemberitahuan (PBT) isi putusan ditempel pada papan

pengumuman Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah

Ke daftar isi

Page 44: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

25

Redesign Drs. SAHERUDIN

selama 14 (empat belas) hari.

10) Pemanggilan terhadap Tergugat / Termohon yang berada di luar

negeri harus dikirim melalui Departemen Luar Negeri cg. Dirjen

Protokol dan Konsuler Departemen Luar Negeri dengan tembusan

disampaikan kepada Kedutaan Besar Indonesia di negara yang

bersangkutan.

11) Permohonan pemanggilan sebagaimana tersebut pada angka (10)

tidak perlu dilampiri surat panggilan, tetapi permohonan tersebut

dibuat tersendiri yang sekaligus berfungsi sebagai surat panggilan

(relaas). Meskipun surat panggilan (relaas) itu tidak kembali atau

tidak dikembalikan oleh Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler

Departemen Luar Negeri, panggilan tersebut sudah dianggap sah,

resmi dan patut (Surat Edaran Mahkamah Agung kepada Ketua

Pengadilan Agama Batam Nomor : 055/75/91/I/UM TU/Pdt./1991

tanggal 11 Mei 1991).

12) Tenggang waktu antara pemanggilan dengan persidangan

sebagaimana tersebut dalam angka (10) dan (11) sekurang-

kurangnya 6 (enam) bulan sejak surat permohonan

pemanggilan dikirimkan.

7. Pelaksanaan Persidangan

a. Ketentuan Umum Persidangan

1) Ketua Majelis Hakim bertanggung jawab atas jalannya

persidangan.

2) Agar pemeriksaan perkara berjalan teratur, tertib dan lancar, sebelum

pemeriksaan dimulai harus dipersiapkan pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan.

3) Sidang dimulai pada pukul 09.00 waktu setempat, kecuali dalam

hal tertentu sidang dapat dimulai lebih dari pukul 09.00 dengan

ketentuan harus diumumkan terlebih dahulu.

4) Perkara harus sudah diputus selambat-lambatnya dalam waktu 6

(enam) bulan sejak perkara didaftarkan. Jika dalam waktu tersebut

belum putus, maka Ketua Majelis harus melaporkan

keterlambatan tersebut kepada Ketua Mahkamah Agung

melalui Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah dengan

menyebutkan alasannya.

5) Sidang harus dilaksanakan di ruang sidang. Dalam hal dilakukan

pemeriksaan setempat, sidang dapat dibuka dan ditutup di Kantor

Kelurahan / Kepala Desa atau di tempat objek pemeriksaan.

6) Majelis Hakim yang memeriksa perkara terlebih dahulu harus

mengupayakan perdamaian melalui proses mediasi (Pasal 130

HIR / Pasal 154 RBg jo Pasal 82 Undang-undang Nomor 7

Ke daftar isi

Page 45: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

26

Redesign Drs. SAHERUDIN

Tahun 1989 jo Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 jo PERMA No.

1 Tahun 2008).

7) Dengan adanya upaya mediasi sebagaimana diatur dalam PERMA

No. 1 Tahun 2008, Majel is Hakim agar memperhatikan dan

menyesuaikan tenggang waktu proses mediasi dengan hari

persidangan berikutnya.

8) Apabila mediasi gagal, maka Majelis Hakim tetap

berkewajiban untuk mendamaikan para pihak (Pasal 130 H I R /

Pasal 154 RBg).

9) Sidang pemeriksaan perkara cerai talak dan cerai gugat dilakukan

secara tertutup, namun putusan harus diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum.

10) Apabila Ketua Majelis berhalangan, persidangan dibuka oleh

Hakim Anggota yang senior untuk menunda persidangan.

11) Apabila salah seorang Hakim Anggota berhalangan, diganti oleh

Hakim lain yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah dengan PMH baru. Penggantian Hakim

Anggota harus dicatat dalam berita acara persidangan dan

buku register perkara.

12) Dalam keadaan luar biasa dimana sidang yang telah ditentukan

tidak dapat dilaksanakan karena semua Hakim berhalangan, maka

sidang ditunda pada waktu yang akan ditentukan kemudian dan

penundaan tersebut sesegera mungkin diumumkan oleh Panitera di

papan pengumuman.

b. Berita Acara Sidang

1) Segala sesuatu yang terjadi di persidangan pengadilan tingkat pertama

dituangkan dalam berita acara sidang, sedangkan di pengadilan

tingkat banding cukup dibuat catatan sidang.

2) Ketua Majelis bertanggung jawab atas perbuatan dan

penandatanganan berita acara.

3) Panitera Pengganti harus membuat berita acara sidang yang memuat

tentang hari, tanggal, tempat, susunan persidangan, pihak yang

hadir, dan jalannya pemeriksaan perkara tersebut dengan lengkap

dan jelas.

4) Pembuatan dan pengetikan berita acara sidang sebagaimana

pada angka 3) :

a. Menggunakan bahasa hukum yang baik dan benar.

b. Ketikan harus rapi.

c. Jika ada kesalahan ketik, perbaikannya menggunakan metode

renvoi dan kata yang diganti harus terbaca, serta diparaf oleh Ketua

Majelis dan Panitera Pengganti.

Ke daftar isi

Page 46: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

27

Redesign Drs. SAHERUDIN

d. Menggunakan kertas A4 70 gram.

e. Margin atas dan bawah 3 cm, margin kiri 4 cm dan margin

kanan 2 cm.

f. Jarak antara baris pertama dan berikutnya 1 1/2 spasi.

g. Menggunakan font arial 12.

h. Kepala BAS memakai huruf capital dan tanpa garis bawah,

i. Setelah kata nomor tidak memakai titik dua (:), penulisan nomor

dengan 4 digit.

j. Di bawah nomor BAS untuk sidang pertama ditulis ―Sidang

Pertama‖ untuk sidang berikutnya ditulis ―Lanjutan‖.

Contoh :

BERITA ACARA SIDANG

Nomor 0001/Pdt.G/2013/PA.JS

Lanjutan

k. Format pengetikan BAS berbentuk iris balok/ iris talas.

l. Penulisan identitas para pihak meliputi nama, umur/ tanggal

lahir agama, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal dan

penulisan nama dimulai dengan huruf capital.

m. Penulisan identitas para pihak setelah baris pertama dan masuk

pada baris kedua dimulai dari ketukan ke-15 (3 tut tab).

n. Bila para pihak menggunakan kuasa hukum, identitas kuasa

diletakkan setelah identitas para pihak.

o. Kata melawan ditulis ―center text‖ dengan menggunakan huruf

kecil.

p. Kalimat yang digunakan untuk menjelaskan susunan majelis

ditulis dengan ―Susunan majelis yang bersidang‖.

q. Susunan majelis pada BAS pertama dan BAS lanjutan yang ada

pergantian majelis, susunan majelis ditulis secara lengkap

(nama dan gelar) dengan menggunakan huruf kapital. Sedangkan

BAS lanjutan tanpa pergantian majelis ditulis dengan kalimat

―susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang

lalu‖.

r. Alinea pada setiap kalimat harus masuk (lima) karakter.

5) Tanya jawab antara majelis dengan para pihak dan para saksi

dalam BAS menggunakan kalimat langsung.

6) Nomor halaman berita acara sidang harus dibuat secara

bersambung dari sidang pertama sampai sidang yang terakhir.

7) Jawaban (termasuk rekonvensi bila ada), replik, duplik, rereplik,

reduplik, alat bukti dan seluruh dokumen terkait serta kesimpulan

Ke daftar isi

Page 47: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

28

Redesign Drs. SAHERUDIN

tertulis menjadi kesatuan berita acara dan diberi nomor urut halaman.

8) Berita acara sidang harus sudah selesai dan ditandatangani paling

lambat sehari sebelum sidang berikutnya.

c. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim

1) Rapat permusyawaratan Majelis Hakim bersifat rahasia.

2) Jika dipandang perlu dan mendapat persetujuan Majelis Hakim,

Panitera sidang dapat mengikuti rapat permusyaratan Majelis Hakim.

3) Dalam rapat permusyawaratan, setiap Hakim wajib menyampaikan

pertimbangan atau pendapatnya secara tertulis terhadap perkara

yang sedang diperiksa.

4) Ketua Majelis mempersilahkan Hakim Anggota II untuk

mengemukakan pendapatnya, disusul oleh Hakim Anggota I dan

terakhir Ketua Majelis.

5) Semua pendapat harus dikemukakan secara jelas dengan menunjuk

dasar hukumnya, kemudian dicatat dalam buku agenda sidang.

6) Jika terdapat perbedaan pendapat, maka yang pendapatnya berbeda

tersebut (dissenting opinion) dapat dimuat dalam akhir

pertimbangan putusan.

Contoh : Menimbang, bahwa namun demikian seorang hakim bernama

.... Berbeda pendapat dengan pertimbangan tersebut, yang

pendapatnya sebagai berikut : Bahwa .... Bahwa ...., dst.

Menimbang, bahwa meskipun berbeda pendapat, demi keadilan

dan kepastian hukum, hakim tersebut sependapat bahwa perkara

tersebut diputus ....................................

d. Penyelesaian Putusan

1) Pada waktu diucapkan, putusan harus sudah jadi dan setelah itu

langsung ditandatangani oleh Majelis Hakim dan Panitera Pengganti.

2) Pada salinan putusan halaman terakhir dibuat catatan berkenaan :

a) Adanya permohonan banding atau kasasi.

Contoh : Dicatat disini : Tergugat telah mengajukan permohonan

banding atas putusan tersebut tanggal …….

(ditandatangani Panitera).

b) Putusan telah BHT. Contoh : Dicatat disini : Putusan tersebut telah

mempunyai kekuatan hukum tetap sejak tanggal ……

(ditandatangani Panitera).

e. Pemberitahuan Isi Putusan

1) Jika Penggugat / Pemohon atau Tergugat / Termohon tidak hadir

dalam sidang pembacaan putusan, maka Panitera / Jurusita

Ke daftar isi

Page 48: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

29

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pengganti harus memberitahukan isi putusan kepada para pihak

yang tidak hadir.

2) Jika Tergugat / Termohon tidak hadir dalam sidang pembacaan

putusan dan alamatnya tidak diketahui di seluruh wilayah RI, maka

pemberitahuan isi putusan dilakukan melalui pemerintah

Kabupaten / Kota setempat untuk diumumkan pada papan

pengumuman Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam waktu

14 (empat belas) hari, baik dalam perkara bidang perkawinan

maupun yang lainnya.

f. Penyampaian Salinan Putusan

1) Panitera menyampaikan salinan putusan selambat lambatnya

30 (tiga puluh) hari setelah putusan BHT kepada pegawai pencatat

nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman dan tempat

perkawinan Penggugat / Pemohon dan Tergugat / Termohon. (Pasal

84 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang

telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009).

2) Pengadilan wajib menyediakan salinan putusan kepada para pihak

selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah putusan

diucapkan (SEMA Nomor 1 Tahun 2011).

3) Penyampaian salinan putusan tersebut harus atas

permintaan pihak yang bersangkutan.

4) Penyampaian salinan putusan sebagaimana butir (1) dan (2) melalui

pos atau jasa pengiriman lain yang biayanya diambil dari biaya

proses (biaya perkara).

5) Pengeluaran salinan putusan atas permintaan pihak :

a) Harus dibuat catatan kaki yang berisi :

(1) Diberikan kepada / atas permintaan siapa.

(2) Dalam keadaan belum atau sudah BHT.

b) Salinan putusan ditandatangani oleh Panitera dengan

mencantumkan tanggal pengeluaran.

g. Minutasi Berkas Perkara

1) Minutasi berkas perkara harus selesai selambat-lambatnya 14

(empat belas) hari sejak putusan diucapkan.

2) Majelis Hakim bertanggung jawab atas penyelesaian minutasi berkas

perkara yang pelaksanaannya dibantu oleh Panitera Pengganti.

3) Berkas disusun secara berangsur dan kronologis.

4) Berkas perkara yang telah diminutasi, diserahkan ke Meja III untuk

diberi sampul, dijahit dan disegel.

Ke daftar isi

Page 49: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

30

Redesign Drs. SAHERUDIN

5) Selanjutnya berkas tersebut diparaf dan diberi tanggal oleh Ketua

Majelis.

h. Pemberkasan Perkara

1) Berkas perkara terdiri dari :

a) Surat gugatan / permohonan.

b) Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada).

c) SKUM

d) Penetapan Majelis / Hakim

e) Penunjukan Panitera Pengganti

f) Penunjukan Jurusita / Jurusita Pengganti

g) Penetapan Hari Sidang

h) Relaas Panggilan

i) Berita Acara Sidang (jawaban / replik / duplik dimasukkan dalam

kesatuan berita acara.

j) Penetapan Sita conservatoir / revindicatoir (bila ada).

k) Berita acara cita conservatoir / revindicatoir (bila ada).

l) Lampiran-lampiran surat yang diajukan oleh kedua belah pihak

(bila ada).

m) Surat-surat bukti Penggugat (bila ada).

n) Surat-surat bukti Tergugat (bila ada).

o) Tanggapan bukti-bukti Tergugat dari Penggugat (bila ada).

p) Tanggapan bukti-bukti Penggugat dari Tergugat (bila ada).

q) Gambar situasi (bila ada dan dimasukkan sesuai

kronologis).

r) Surat-surat lain.

2) Dalam hal perkara diajukan upaya hukum banding, kasasi dan

peninjauan kembali, maka berkas dibuat menjadi 2 bundel, yaitu

Bundel A dan Bundel B.

Bundel A merupakan himpunan surat-surat yang diawali

dengan surat gugatan dan semua kegiatan proses persidangan /

pemeriksaan perkara tersebut yang selalu disimpan di

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah yang terdiri dari :

a) Surat gugatan / permohonan.

b) Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada).

c) SKUM

d) Penetapan Majelis / Hakim

e) Penunjukan Panitera Pengganti

Ke daftar isi

Page 50: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

31

Redesign Drs. SAHERUDIN

f) Penunjukan Jurusita / Jurusita Pengganti

g) Penetapan Hari Sidang

h) Relaas Panggilan

i) Berita Acara Sidang (jawaban / replik / duplik pihak-pihak,

dimasukkan dalam kesatuan berita acara.

j) Penetapan Sita conservatoir / revindicatoir (bila ada).

k) Berita acara cita conservatoir / revindicatoir (bila ada).

l) Lampiran-lampiran surat yang diajukan oleh kedua belah pihak

(bila ada dan penempatannya sesuai kronologis).

m) Surat-surat bukti Penggugat (bila ada).

n) Surat-surat bukti Tergugat (bila ada).

o) Tanggapan bukti-bukti Tergugat dari Penggugat (bila ada).

p) Tanggapan bukti-bukti Penggugat dari Tergugat (bila ada).

q) Gambar situasi (bila ada).

r) Surat-surat lain.

s) Semua surat tersebut dalam huruf i) sampai dengan huruf r)

dan relaas panggilan selama proses persidangan disusun

secara kronologis merupakan bagian dari berita acara.

Bundel B yang berkaitan dengan permohonan banding yang pada

akhirnya akan menjadi arsip Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah

Syar'iyah Aceh adalah himpunan surat-surat perkara yang

diawali dengan permohonan pernyataan banding serta semua

kegiatan berkenaan dengan adanya permohonan banding, yang

terdiri dari :

a) Salinan putusan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

b) Surat kuasa dari kedua belah pihak (bila ada).

c) Memori banding (bila ada).

d) Memori banding (bila ada).

e) Akta pemberitahuan banding.

f) Pemberitahuan penyerahan memori banding.

g) Akta penerimaan kontra memori banding (bila ada).

h) Kontra memori banding (bila ada).

i) Pemberitahuan penyerahan kontra memori banding.

j) Inzage.

k) Surat Kuasa Khusus (bila ada).

l) Surat Kuasa Khusus (bila ada).

m) Bukti pengiriman biaya perkara banding.

n) Bukti setor biaya pendaftaran ke kas negara.

Bundel B yang berkaitan dengan permohonan kasasi yang pada

akhrinya akan menjadi arsip berkas perkara pada Mahkamah

Agung adalah himpunan surat-surat perkara yang diawali dengan

Ke daftar isi

Page 51: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

32

Redesign Drs. SAHERUDIN

permohonan pernyataan kasasi serta semua kegiatan berkenaan

dengan adanya permohonan kasasi yang terdiri dari :

a) Relaas pemberitahuan amar putusan banding kepada kedua

belah pihak.

b) Surat Kuasa dari kedua belah pihak (bila ada).

c) Akta permohonan kasasi.

d) Relaas pemberitahuan akta permohonan kasasi kepada pihak

lawan.

e) Memori kasasi.

f) Tanda terima memori kasasi.

g) Surat keterangan Panitera apabila Pemohon Kasasi tidak

menyerahkan memori kasasi.

h) Relaas pemberitahuan memori kasasi kepada pihak lawan.

i) Kontra memori kasasi (bila ada).

j) Relaas pemberitahuan kontra memori kasasi kepada pihak lawan.

k) Salinan putusan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

l) Salinan putusan Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah

Aceh.

m) Tanda bukti pengiriman biaya kasasi melalui bank / kantor pos.

n) Surat-surat lain (bila ada).

o) Dokumen elektronik berisi :

(1) Salinan putusan pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah

dan pengadilan tinggi agama/ mahkamah syar’iyah Aceh

serta dakwaan jaksa (khusus perkarah jinnayah.

(2) Memori kasasi dan kontra memori kasasi, jika pihak

menyampaikan.

Bundel B yang berkaitan dengan permohonan peninjauan kembali

yang pada akhirnya akan menjadi arsip berkas perkara pada Mahkamah

Agung adalah merupakan himpunan suratsurat perkara yang diawali

dengan permohonan pernyataan peninjauan kembali serta semua

kegiatan berkenaan dengan adanya permohonan peninjauan kembali

yang terdiri dari :

a) Relaas pemberitahuan amar putusan kasasi kepada Pemohon

Peninjauan Kembali (apabila peninjauan kembali diajukan

terhadap putusan kasasi) atau relaas pemberitahuan

amar putusan banding (apabila permohonan peninjauan kembali

diajukan atas putusan Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah

Ke daftar isi

Page 52: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

33

Redesign Drs. SAHERUDIN

Syar'iyah Aceh).

b) Surat Kuasa Khusus (jika ada)

c) Akta permohonan peninjauan kembali.

d) Surat permohonan peninjauan kembali dilampiri dengan surat bukti.

e) Tanda terima surat permohonan peninjauan kembali.

f) Surat pemberitahuan dan penyerahan salinan permohonan

peninjauan kembali kepada pihak lawan.

g) Jawaban surat permohonan peninjauan kembali.

h) Surat pemberitahuan dan penyerahan salinan jawaban atas

permohonan peninjauan kembali.

i) Salinan putusan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

j) Salinan putusan Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah

Aceh (bila perlu).

k) Salinan putusan kasasi (bila perlu).

l) Tanda bukti pengiriman biaya permohonan peninjauan kembali

dari bank / kantor pos.

m) Surat-surat lain (bila ada).

n) Dokumen elektronik berisi :

(1) Salinan putusan pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah

dan pengadilan tinggi agama/ mahkamah syar’iyah Aceh

serta dakwaan jaksa (khusus perkarah jinnayah.

(2) Memori kasasi dan kontra memori kasasi, jika pihak

menyampaikan.

i. Administrasi Pelaksanaan Putusan Izin Ikrar Talak

1) Setelah putusan izin berkekuatan tetap (BHT), Ketua

Pengadilan/ Mahkamah Syar’iyah membuat PMH baru untuk

pelaksanaan sidang ikrar talak.

2) Majelis Hakim menetapkah hari sidang (PHS).

3) Majelis memerintahkan Jurusita Pengganti memanggil pemohon

dan termohon.

4) Dalam hal pemohon atau wakilnya yang diberi kuasa khusus untuk itu

serta termohon atau wakilnya hadir dalam sidang ikrar talak, maka

pemohon atau wakilnya menucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh

termohon atau wakilnya.

5) Jika termohon telah mendapat panggilan secara sah atau patut,

tetapi tidak dating menghadap sendiri atau tidak mengirim

wakilnya, maka pemohon atau wakilnya dapat mengucapkan ikrar

talak tanpa dihadiri oleh termohon atau wakilnya.

6) Jika pemohon dalam tenggat waktu 6 bulan sejak ditetapkan hari

sidang penyaksian ikrar talak tidak datang sendiri atau tidak

mengirim wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah

Ke daftar isi

Page 53: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

34

Redesign Drs. SAHERUDIN

atau patut, maka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan

perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan yang sama.

7) Panitera membuat catatan pada halaman terakhir putusan berbunyi:

―Kekuatan hukum putusan ini gugur sejak tanggal……………...‖.

8) Proses persidangan ikrar talak dicatat dalam berita acara sidang.

9) Berita acara sidang berikut penetapan dan berkas perkaranya

diserahkan kembali pada meja III.

10) Meja III mencatat dalam Buku Kendali Khusus untuk itu.

8. Laporan Perkara

a. Laporan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah terdiri dari: 1) Laporan

Keadaan Perkara (LI-PA1 )

1) Laporan Perkara yang dimohonkan Banding (LI-PA2)

2) Laporan perkara yang dimohonkan Kasasi (LI-PA3)

3) Laporan perkara yang dimohonkan Peninjauan Kembali (LIPA4).

4) Laporan perkara yang dimohonkan Eksekusi (LI-PA5).

5) Laporan Kegiatan Hakim (LI-PA6).

7) Laporan Keuangan Perkara (LI-PA7).

8) Laporan Jenis Perkara (LI-PA8).

9) Laporan Hasil Mediasi (LI-PA9).

10) Laporan Penggunaan Formulir Akta Cerai (LI-PA10)

11) Laporan Pertanggungjawaban Uang Iwadh (LI-PA11).

12) Laporan sebab-sebab terjadinya perceraian (LI-PA12).

13) Laporan Tahunan (LI-PA13).

b. Asli laporan dikirim kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh, sedangkan lembar kedua dikirimkan kepada

Mahkamah Agung cg. Direktur Jendral Badan Peradilan Agama.

c. Laporan Keadaan Perkara, Laporan Keuangan Perkara, dan

Laporan Jenis Perkara dibuat setiap akhir bulan dan harus diterima

oleh Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh selambat-

lambatnya tanggal 10 dan Mahkamah Agung selambat-lambatnya

tanggal 15 bulan berikutnya.

d. Laporan Perkara yang dimohonkan banding, Laporan Perkara yang

dimohonkan Kasasi, Laporan Perkara yang dimohonkan Peninjauan

Kembali dan Laporan Perkara yang dimohonkan Eksekusi, dibuat

setiap 4 (empat) bulan, yaitu pada akhir bulan April, Agustus, dan

Desember.

e. Laporan Kegiatan Hakim dibuat setiap 6 bulan, yaitu pada akhir bulan

Juni dan Desember.

f. Laporan Keadaan Perkara berisi tentang keadaan perkara sejak diterima

sampai diputus dan diminutasi.

Ke daftar isi

Page 54: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

35

Redesign Drs. SAHERUDIN

g. Laporan Perkara yang dimohonkan Banding berisi tentang

keadaan perkara yang dimohonkan banding, mulai tanggal

putusan, tanggal permohonan banding, sampai tanggal

pengiriman berkas perkara ke Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh.

h. Laporan Perkara yang dimohonkan kasasi berisi tentang keadaan

perkara yang dimohonkan kasasi, mulai tanggal penerimaan

berkas dari Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

sampai dengan tanggal pengiriman berkas perkara ke Mahkamah

Agung.

i. Laporan Perkara yang dimohonkan Peninjauan Kembali

berisitentang keadaan perkara yang dimohonkan peninjauan kembali,

mulai tanggal penerimaan berkas dari Mahkamah Agung atau

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh sampai dengan

tanggal pengiriman berkas perkara ke Mahkamah Agung.

j. Laporan Perkara yang dimohonkan Eksekusi berisi tentang keadaan

perkara yang dimohonkan eksekusi, mulai tanggal permohonan

eksekusi sampai dengan selesainya eksekusi.

k. Perkara yang lebih dari 6 (enam) bulan sejak diterima ternyata belum

diputus, harus disebutkan alasannya dalam kolom keterangan.

l. Perkara sebagaimana tersebut pada huruf (a) angka (2) sampai dengan

angka (5) di atas, tetap dilaporkan dalam setiap laporan sampai perkara

diputus.

m. Laporan Kegiatan Hakim berisi tentang jumlah perkara yang diterima,

diputus, sisa perkara, serta jumlah perkara yang sudah maupun yang

belum diminutasi.

n. Laporan tentang keadaan keuangan perkara harus sesuai dengan

Buku Induk Keuangan Perkara.

o. Laporan LI-PA1 sampai dengan LI-PA7 adalah laporan yang bersifat

evaluasi, sehingga dari laporan-laporan tersebut dapat dipantau

tentang kegiatan para pejabat peradilan secara keseluruhan, baik

Hakim maupun pejabat kepaniteraan yang berhubungan dengan

jalannya penyelenggaraan peradilan.

p. Laporan LI-PA8 adalah laporan yang berisi tentang :

1) Jumlah dan jenis perkara.

2) Jumlah perkara yang diputus.

3) Sisa perkara yang belum diputus pada setiap akhir bulan.

q. Laporan LI-PA9 sampai dengan LI-PA12 adalah laporan yang bersifat

khusus untuk menggambarkan pelaksanaan mediasi, penggunaan

akta cerai, pertanggungjawaban uang iwadh dan sebab-sebab

terjadinya perceraian.

r. Laporan LI-PA13 adalah laporan yang bersifat tahunan dan

Ke daftar isi

Page 55: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

36

Redesign Drs. SAHERUDIN

mencakup semua jenis laporan.

9. Pengarsipan

a. Setelah berkas perkara diminutasi, petugas Meja III menyimpan berkas

perkara untuk keperluan arsip.

b. Secara umum berkas perkara dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis :

1) Arsip aktif (masih berjalan) yaitu berkas perkara yang telah diputus

dan diminutasi, tetapi masih dalam proses banding, kasasi atau

peninjauan kembali, dan masih memerlukan penyelesaian akhir,

termasuk perkara yang memerlukan eksekusi tetapi belum ada

permohonan eksekusi, demikian pula perkara cerai talak yang

belum dilakukan sidang penyaksian ikrar talak.

2) Arsip tidak aktif (sudah final) yaitu berkas perkara yang

putusannya telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan tidak

memerlukan penyelesaian akhir.

3) Berkas berjalan harus mempunyai box dan daftar isi box.

c. Berkas perkara yang masih berjalan dikelola oleh Panitera Muda

Gugatan / petugas yang bertanggung jawab untuk itu,

sedangkan arsip berkas perkara yang sudah tidak aktif

dipindahkan pengelolaannya pada Panitera Muda Hukum.

d. Penataan berkas perkara dan arsip berkas perkara dilakukan dalam 3

(tiga) tahap, yakni :

1) Tahap pertama

a) Pendataan dan pemisahan arsip aktif dan tidak aktif.

b) Arsip berkas perkara yang masih aktif disusun secara vertikal /

horizontal sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan.

c) Penataan arsip berkas perkara dimasukkan dalam box dengan

diberikan catatan :

(1) Nomor urut box

(3) Tahun perkara

(4) Jenis perkara

(5) Nomor urut perkara

2) Tahap Kedua

a) Membuat daftar isi yang ditempel dalam box

b) Arsip yang telah disusun menurut jenis perkara,

dipisahkan menurut klasifikasi perkaranya dan disimpan dalam

box tersendiri.

c) Menghimpun salinan resmi putusan untuk dijilid sesuai

klasifikasi masing-masing dan menyimpannya di

perpustakaan.

Ke daftar isi

Page 56: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

37

Redesign Drs. SAHERUDIN

d) Memasukkan berkas perkara dalam box, dan

menyimpannya dalam rak / almari.

e) Membuat Daftar Isi Rak (DIR) atau Daftar Isi Almari (DIL).

3) Tahap Ketiga

a) Memisahkan berkas perkara yang sudah mencapai masa untuk

dihapus (30 tahun).

b) Menyimpan arsip berkas perkara yang memiliki nilai sejarah

untuk dimasukkan dalam box untuk disimpan dalam rak / almari

tersendiri.

c) Menghapus arsip berkas perkara yang telah memenuhi syarat

penghapusan dengan membuat berita acara yang ditandatangani

oleh Panitera dan Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah.

d) Melaporkan penghapusan arsip tersebut kepada

Mahkamah Agung dengan dilampiri berita acara

penghapusan.

e) Penyimpanan dalam bentuk lain, Pengadilan juga dapat

menyimpan berkas perkara dalam bentuk lain, seperti pada pita

magnetik, disket, atau media lainnya.

10. Penggunaan Instrumen

a. Untuk ketertiban dan kelancaran mutasi berkas perkara, hakim dan

pejabat kepaniteraan wajib menggunakan instrument secaramaksimal.

b. Instrumen dimaksud sebagai berikut :

1) Daftar Pembagian Perkara

2) Penundaan Sidang

3) Panggilan.

4) S i t a

5) Tambahan panjar biaya perkara.

6) Amar Putusan

7) Redaksi / Materai

8) Perincian biaya yang telah diputus

9) Pemberitahuan Putusan Tingkat Pertama.

10) Pemberitahuan Putusan Banding.

11) Pemberitahuan Putusan Kasasi.

12) Pemberitahuan salinan putusan Peninjauan Kembali.

13) Kirim Biaya.

c. Setelah digunakan, instrumen sebagaimana tersebut pada huruf

b harus diarsipkan dengan baik oleh unit kerja masing-masing.

Ke daftar isi

Page 57: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

38

Redesign Drs. SAHERUDIN

B. PENGADILAN TINGGI AGAMA/ MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH

1. Administrasi Perkara Pengadilan Tingkat Banding

a. Prosedur Penerimaan Perkara

Prosedur penerimaan perkara di Pengadilan tingkat banding

melalui beberapa meja, yaitu Meja I (termasuk di dalamnya

Kasir), Meja II dan Meja III. Pengertian meja tersebut merupakan

kelompok pelaksana teknis administrasi perkara mulai dari

penerimaan sampai dengan diselesaikan.

Adapun tugas meja-meja tersebut adalah sebagai berikut :

1) Meja I

(a) Menerima berkas perkara banding.

(b) Menerima memori, kontra memori yang langsung

disampaikan ke Pengadilan tingkat banding oleh

Pembanding / Terbanding. (Rumusan ini seyogyanya

dihapuskan karena tidak efisien).

(c) Meneliti kelengkapan bekas perkara tersebut, apabila

sudah lengkap pada hari itu juga berkas perkara

tersebut didaftar.

(d) Apabila berkas perkara belum lengkap atau biayanya

belum dikirim atau sudah dikirim tetapi kurang, maka

untuk sementara berkas disimpan dan dicatat dalam buku

bantu.

(e) Untuk berkas yang belum lengkap atau biayanya belum

dikirim atau sudah dikirim tetapi kurang, Pengadilan

tingkat banding mengirim surat ke Pengadilan tingkat

pertama meminta kelengkapan berkas tersebut atau

menanyakan biayanya.

(f) Apabila kekurangan berkas telah dilengkapi atau

biayanya telah dikirim oleh Pengadilan tingkat pertama,

berkas tersebut diteruskan untuk didaftar dan diberi

nomor perkara.

(g) Setelah berkas perkara didaftar dan diberi nomor, pada hari

itu juga berkas perkara diteruskan ke Meja II.

(h) Bagi perkara banding yang diajukan dengan cuma-cuma

(prodeo), berkas perkara langsung diteruskan kepada Meja

II tanpa melalui pemegang kas dan tidak diberi nomor

perkara.

2) Kasir

a) Pemegang kas merupakan bagian dari Meja I

b) Pemegang kas menerima pembayaran panjar biaya

perkara.

Ke daftar isi

Page 58: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

39

Redesign Drs. SAHERUDIN

c) Apabila berkas perkara atau panjar biaya perkara tidak

diterima bersamaan, maka dibukukan tersendiri dalam buku

bantu.

d) Menerma panjar biaya perkara dan membukukan dalam

Buku Jurnal (KII-PA1).

e) Seluruh kegiatan pengeluaran biaya perkara harus

melalui pemegang kas dan dicatat secara tertib dalam Buku

Induk.

3) Meja II

a) Mendaftarkan / mencatat berkas perkara banding sesuai

dengan tanggal dan nomor perkara yang didaftar dan diberi

nomor oleh pemegang kas ke dalam buku register perkara.

b) Memberi nomor perkara pada sampul berkas perkara

yang bersangkutan.

c) Setelah diregister, selambat-lambatnya dalam waktu 7

(tujuh) hari berkas yang telah dilengkapi dengan formulir

yang diperlukan, Wakil Panitera melalui Panitera

menyampaikan berkas perkara banding kepada Ketua

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

4) Meja III

a) Menyelenggarakan penataan arsip perkara / dokumen sesuai

dengan proden tetap (protap).

b) Menyiapkan data, pembuatan statistik dan laporan

perkara.

b. Administrasi Keuangan Perkara Banding

1) Buku keuangan perkara terdiri dari :

a) Buku Jurnal Keuangan Perkara (KI I-PA1)

b) Buku Induk Keuangan Perkara (KI I-PA1)

c) Buku Penerimaan Uang Hak Kepaniteraan (KII-PA3).

2) Buku Jurnal Keuangan Perkara, Buku Induk Keuangan

Perkara dan Buku Penerimaan Uang Hak Kepaniteraan

harus diberi nomor halaman. Halaman pertama dan terakhir

ditandatangani dan halaman lainnya diparaf oleh Ketua

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

3) Pada halaman awal setiap buku diberi keterangan mengenai

jumlah halaman yang dibubuhi tanda tangan serta paraf

Ketua. Keterangan tersebut ditandatangani oleh Ketua

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

4) Pada halaman awal dan akhir buku keuangan tersebut

Ke daftar isi

Page 59: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

40

Redesign Drs. SAHERUDIN

dibubuhi tandatangan dan selainnya dibubuhi paraf ketua

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

5) Setiap awal tahun, Buku Jurnal Keuangan Perkara, Buku

Induk Keuangan Perkara dan Buku Penerimaan Uang Hak

Kepaniteraan harus diganti dan tidak boleh digabung dengan

tahun sebelumnya.

6) Buku Jurnal Keuangan Perkara berfungsi untuk mencatat

semua kegiatan penerimaan dan pengeluaran biaya untuk

setiap perkara, dimulai dari tanggal penerimaan biaya

perkara dan ditutup pada tanggal perkara diputus.

7) Kasir menerima uang panjar biaya perkara banding yang

diterima dari Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah dan

membukukannya pada Buku Jurnal Keuangan Perkara.

8) Pencatatan penerimaan biaya perkara dalam Buku Jurnal

dan pemberian nomor perkara dilakukan setelah berkas

perkara diterima.

9) Biaya materai dan hak redaksi dikeluarkan pada waktu

perkara diputus.

10) Buku Induk Keuangan Perkara dipegang oleh Panitera

selaku Bendaharawan Khusus dan dalam pelaksanaannya

dapat dikerjakan oleh petugas lain yang ditunjuk oleh Ketua

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

11) Buku Induk Keuangan Perkara digunakan untuk mencatat

kegiatan penerimaan dan pengeluaran biaya seluruh

perkara, masing-masing dicatat menurut urutan tanggal

penerimaan dan pengeluaran dalam Buku Jurnal dan

memperhatikan pula HHK sesuai Peraturan Pemerintah

Nomor 53 Tahun 2008 tentang PNBP.

12) Jumlah uang tunai dalam kas tidak boleh melebihi jumlah

maksimum sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku dan sisanya harus disimpan pada bank pemerintah.

13) Setiap akhir bulan, Buku Induk Keuangan Perkara ditutup

oleh Panitera dengan diketahui oleh Ketua Pengadilan Tinggi

Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh.

14) Dalam penutupan tersebut harus dibuat catatan mengenai

sisa uang menurut buku, sisa uang menurut kas dan uang

yang disimpan di bank selisih antara buku dengan kas, dan

perincian uang yang ada dalam kas.

15) Apabila terdapat selisih antara sisa uang menurut buku

dengan kas, maka harus dijelaskan sebab-sebab terjadinya

selisih tersebut.

16) Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

Ke daftar isi

Page 60: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

41

Redesign Drs. SAHERUDIN

sebelum menandatangani catatan tersebut harus

mencocokkan sisa uang menurut buku dengan sisa uang

menurut kas, baik berupa uang tunai, surat-surat berharga,

maupun yang disimpan di bank.

17) Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

secara insidentil dapat memerintahkan Panitera untuk

menutup Buku Induk Keuangan, meneliti kebenaran

penerimaan dan pengeluarannya sesuai Buku Jurnal, dan

meneliti keadaan uang menurut buku dengan uang menurut

kas, berikut bukti-buktinya.

18) Perintah penutupan Buku Induk secara insidentil tersebut

sekurang-kurangnya dilakukan 3 (tiga) bulan sekali secara

mendadak dan dibuatkan berita acara pemeriksaan.

19) Buku Penerimaan Uang Hak-hak Kepaniteraan digunakan

untuk mencatat penerimaan uang hak-hak kepaniteraan.

20) Pemegang kas menyetorkan biaya HHK kepada

bendaharawan penerima. Teknisnya, dalam kolom

keterangan buku HHK diisi dengan tanggal, jumlah uang

yang disetor, serta tanda tangan dan nama bendaharawan

penerima.

21) Biaya HHK yang telah diterima oleh bendaharawan

penerima selanjutnya disetorkan ke Kas Negara paling

lambat 7 (tujuh) hari.

c. Registrasi Perkara Banding

1) Registrasi perkara baru dapat dilakukan setelah biaya

perkara diterima oleh pemegang kas dan dicatat dalam Buku

Jurnal.

2) Petugas Meja II mencatat perkara tersebut dalam Buku

Register Perkara Banding sesuai dengan urutan tanggal

penerimaan.

3) Nomor perkara harus sama dengan nomor urut pada Buku

Jurnal.

4) Berkas pekara yang telah diregister hendaknya dilengkapi

dengan formulir Penetapan Majelis Hakim dan selanjutnya

disampaikan kepada Wakil Panitera untuk diserahkan

kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah

Syar'iyah Aceh melalui Panitera.

5) Melaksanakan tugas-tugas pada Meja I dan Meja II

dilakukan oleh Panitera Muda Banding dan berada di bawah

pembinaan dan pengawasan Wakil Panitera.

6) Buku register setiap tahun harus diganti dan tidak digabung

Ke daftar isi

Page 61: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

42

Redesign Drs. SAHERUDIN

dengan tahun sebelumnya.

7) Buku register diberi nomor halaman, halaman pertama dan

terakhir ditandatangani/ Ketua Pengadilan Tinggi Agama /

Mahkamah Syar'iyah Aceh dan halaman lainnya diparaf.

8) Pada halaman awal buku register diberi catatan yang

ditandatangani oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh mengenai jumlah halaman dan

adanya tanda tangan serta paraf tersebut.

9) Buku register harus memuat seluruh data perkara dan

pengisiannya dilaksanakan dengan tertib dan cermat sesuai

dengan perkembangan perkara.

10) Setiap akhir bulan, buku register ditutup oleh petugas

register dan diketahui oleh Panitera, dengan diberi

keterangan mengenai jumlah perkara yang diterima, perkara

yang diputus, sisa perkara, perkara yang diminutasi, dan sisa

perkara yang belum diminutasi.

11) Setiap akhir tahun, buku register ditutup oleh Panitera dan

diketahui oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah

Syar'iyah Aceh dengan diberi keterangan sebagaimana pada

angka (10) di atas.

2. Persiapan Persidangan

a. Berkas perkara yang didaftar dalam buku register, dilengkapi

dengan formulir Penetapan Majelis Hakim dan Penunjukan

Panitera Pengganti, diserahkan oleh petugas Meja II kepada Wakil

Panitera untuk diserahkan kepada Ketua Pengadilan Tinggi

Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh melalui Panitera.

b. Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

membuat Penetapan Majelis Hakim untuk memeriksa perkara.

c. Panitera membuat Penunjukan Panitera Pengganti untuk

membantu Majelis Hakim.

d. Petugas Meja II mencatat susunan Majelis Hakim dan Panitera

Pengganti dalam buku register dan segera menyerahkan berkas

perkara kepada Majelis Hakim yang ditunjuk.

3. Pemberkasan Perkara Banding

Berkas perkara banding yang dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama /

Mahkamah Syar'iyah Aceh terdiri dari Bundel A dan Bundel B. Bundel

A merupakan asli surat-surat yang diawali dengan surat gugatan,

ditambah dengan surat-surat lain yang berkaitan dengan proses

pemeriksaan perkara di Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

Ke daftar isi

Page 62: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

43

Redesign Drs. SAHERUDIN

Sedang Bundel B merupakan himpunan surat yang berkaitan dengan

permohonan banding, yang diawali dengan salinan putusan

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah, ditambah dengan

surat-surat yang berkaitan dengan permohonan banding tersebut.

Oleh karena yang dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama /

Mahkamah Syar'iyah Aceh adalah aslinya, maka baik Bundel A

maupun Bundel B harus dibuat salinannya untuk tetap disimpan di

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

a. Bundel A terdiri dari :

1) Surat gugatan

2) Surat Kuasa Khusus (bila ada)

3) Bukti pembayaran panjar biaya perkara.

4) Penetapan Penunjukan Majelis Hakim.

5) Penetapan Hari Sidang.

6) Relaas-relaas Panggilan.

7) Berita Acar Sidang.

8) Penetapan Sita (bila ada).

9) Berita Acara Sita.

10) Surat-surat bukti Penggugat.

11) Surat-surat bukti Tergugat.

12) Gambar situasi.

13) Surat-surat yang lain (bila ada).

b. Bundel B terdiri dari :

1) Relaas pemberitahuan amar putusan (bila ada);

2) Surat Kuasa Khusus (bila ada);

3) Akta Permohonan Banding;

4) Relaas pemberitahuan permohonan banding;

5) Relaas pemberitahuan memori banding (bila ada);

6) Relaas pemberitahuan kontra memori banding (bila ada);

7) Surat keterangan Panitera bahwa para pihak tidak

mengajukan memori banding atau kontra memori banding

(bila ada);

8) Relaas pemberitahuan untuk memeriksa (inzage) berkas

perkara banding;

9) Salinan putusan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah;

10) Tanda bukti pengiriman biaya perkara banding;

c. 1) Setelah perkara putus, Bundel A dikembalikan ke Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah bersama salinan putusan untuk

diberitahukan kepada para pihak. Sedangkan Bundel B

disimpan di Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah

Aceh bersama asli putusan untuk keperluan arsip.

Ke daftar isi

Page 63: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

44

Redesign Drs. SAHERUDIN

2) Arsip perkara banding disimpan dalam box dan diberi daftar isi

box, nomor box, nomor pekara dan seterusnya.

4. Laporan Perkara Banding

a. Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah Aceh membuat

laporan tentang keadaan perkara dan keuangan perkara setiap

bulan, serta laporan kegiatan Hakim setiap 6 (enam) bulan.

b. Macam-macam Laporan :

1) Laporan Keadaan Perkara (LII-PA1).

2) Laporan Kegiatan Hakim (LII-PA2).

3) Laporan Keuangan Perkara (LII-PA3).

c. Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah Aceh membuat

evaluasi atas laporan bulanan keadaan perkara yang berasal dari

seluruh Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah di wilayah

hukumnya untuk disampaikan kepada Mahkamah Agung.

d. Setiap akhir tahun Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah

Aceh membuat rekapitulasi atas laporan dari seluruh Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah di wilayah hukumnya, tentang

keadaan perkara banding, kasasi, peninjauan kembali, dan jenis

perkara serta mengirimkan kepada Mahkamah Agung.

5. Arsip Berkas Perkara Banding

a. Setelah salinan putusan dan Bundel A dikirim ke Pengadilan Agama

/ Mahkamah Syar'iyah, maka Bundel B dan asli putusan diserahkan

kepada Panitera Muda Hukum (Meja III) untuk keperluan arsip.

b. Pembenahan dan penataan arsip berkas perkara dilakukan dalam 3

(tiga) tahap, yaitu :

1) Tahap Pertama

Arsip berkas perkara dimasukkan dalam sampul / box dengan

diberi catatan :

a) Nomor urut box.

b) Tahun perkara.

c) Jenis perkara

d) Nomor urut perkara.

2) Tahap Kedua

a) Membuat daftar isi box untuk ditempel pada box.

b) Memisahkan arsip menurut jenis perkaranya.

c) Menghimpun salinan putusan untuk dijilid dan disimpan di

perpustakaan.

d) Menyimpan berkas perkara dalam box masing-masing.

Ke daftar isi

Page 64: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

45

Redesign Drs. SAHERUDIN

e) Menyimpan box arsip dalam rak / almari.

f) Membuat Daftar Isi Rak (DIR) atau Daftar Isi Almari (DIL).

3) Tahap Ketiga (penghapusan berkas perkara)

a) Memisahkan dan membuat daftar berkas perkara yang

sudah mencapai usia untuk dihapus (30 tahun).

b) Menyimpan arsip berkas perkara yang memiliki nilai sejarah

untuk dimasukkan dalam box dan disimpan dalam rak atau

almari tersendiri.

c) Menghapus arsip berkas perkara yang telah memenuhi

syarat penghapusan dengan membuat berita acara

penghapusan arsip yang ditandatangani oleh Panitera dan

Ketua Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar'iyah

Aceh.

d) Melaporkan penghapusan arsip tersebut kepada Mahkamah

Agung dengan dilampiri salinan berita acara penghapusan.

c. Penyimpanan dalam bentuk lain.

Pengadilan juga dapat menyimpan berkas perkara dalam bentuk

lain, seperti pada pita magnetik, disket, atau media lainnya.

6. Penggunaan Instrumen

a. Dalam proses penanganan perkara banding digunakan beberapa

instrumen, antara lain meliputi :

1) Daftar Pembagian Perkara

2) Penundaan Sidang

3) Amar Putusan

4) Redaksi / Materai

b. Untuk ketertiban pengelolaan administrasi perkara, instrumen-

instrumen tersebut harus digunakan secara efektif.

C. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

1. Dalam rangka memaksimalkan pelaksanaan Pola Bindalmin perlu

didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi.

2. Sistem Informasi Administrasi Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah (SIADPA) dan Sistem Informasi Administrasi Pengadilan

Tinggi Agama/ Mahkamah Syar’iyah Aceh (SIADPTA) adalah

sebuah system yang diberlakukan di lingkungan peradilan agama dalam

rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas serta peningkatan kinerja

dalam memberikan pelayanan hukum dan keadilan.

Ke daftar isi

Page 65: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

46

Redesign Drs. SAHERUDIN

II. TEKNIS PERADILAN

A. KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA /

MAHKAMAH SYAR’IYAH

1. Kedudukan

a. Pengadilan Agama merupakan salah satu pelaku kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam,

mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah

diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan

kedua dengan Undangundang Nomor 50 Tahun 2009.

b. Mahkamah Syar’iyah merupakan Pengadilan bagi setiap orang

yang beragama Islam dan berada di Aceh.

2. Dasar Hukum

a. Pasal 24 ayat (2) dan (3) Undang-undang Dasar 1945 beserta

amandemennya.

b. Pasal 18 Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman.

c. Pasal 2 dan 3 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan

Agama sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 3

Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50

Tahun 2009.

d. Pasal 128 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang

Pemerintahan Aceh.

3. Kewenangan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iah

a. Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawinan,

kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infag, shadagah dan ekonomi

syariah.

b. Mahkamah Syar’iyah di samping bertugas dan berwenang

sebagaimana pada huruf (a), juga bertugas dan berwenang

memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara bidang

jinayah (hukum pidana) yang didasarkan atas syariat Islam

sebagaimana diatur dalam Pasal 128 ayat (3) Undang-undang Nomor

11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, Perda Nomor 5 Tahun

2000, Qanun Nomor 10 Tahun 2002, Qanun Nomor 11 Tahun 2002,

Qanun Nomor 12 Tahun 2003, Qanun Nomor 13 Tahun 2003, Qanun

Nomor 14 Tahun 2003, dan Qanun terkait lainnya.

Ke daftar isi

Page 66: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

47

Redesign Drs. SAHERUDIN

c. Perincian jenis kewenangan Mahkamah Syar’iyah di bidang

ahwalusysyakhsiyah meliputi perkawinan, waris dan wasiat. (Penjelasan

Pasal 49 huruf (a) Qanun Nomor 10 Tahun 2002 tentang Peradilan

Syariat Islam).

d. Perincian jenis kewenangan Mahkamah Syar’iyah di bidang

Muamalah meliputi hukum kebendaan dan perikatan meliputi jual beli,

sewa menyewa, utang piutang, giradh, musagah, muzara’ah,

mukhabarah, wakalah, syirkah, ariyah, hajru, syuf’ah, rahnun, ihyaul

mawat, ma’din, luqathah, perbankan, takaful (asuransi), perburuhan,

harta rampasan, wakaf, hibah, zakat, infag, shadagah dan hadiah

(Penjelasan Pasal 49 huruf b Qanun Nomor 10 Tahun 2002 Tentang

Peradilan Syariah Islam).

e. Perincian jenis kewenangan Mahkamah Syar’iyah di bidang jinayah

meliputi jarimah hudud (zina, gadzaf, pencurian, perampokan,

minuman keras dan napza, murtad, bughat), jarimah gishash/diyat

(pembunuhan, penganiayaan), jarimah ta’zir (maisir/perjudian,

penipuan, pemalsuan, khalwat). Penjelasan Pasal 49 huruf (c) Qanun

Nomor 10 Tahun 2002 Tentang Peradilan Syariah Islam serta

pelangaran terhadap agidah, ibadah dan syiar Islam yang diatur

dalam Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2002.

f. Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

Tentang Peradilan Agama dan perubahan kedua dengan Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009, maka pilihan hukum dalam penyelesaian

sengketa waris Islam sudah tidak berlaku lagi.

4. Hukum Materiil Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah

a. Al-Qur’an dan Hadits.

b. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 jo. Undang-undang Nomor 32

Tahun 1954 tentang Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk (NTCR).

c. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.

e. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10

Tahun 1998.

f. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.

g. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Tengan Pengelolaan Zakat.

h. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.

i. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga

Syariah Negara.

Ke daftar isi

Page 67: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

48

Redesign Drs. SAHERUDIN

j. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah.

k. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

l. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

m. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan

Tanah Milik.

n. Kompilasi Hukum Islam (KHI).

o. Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 02 Tahun 2008 Tentang

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES).

p. Peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan ekonomi syariah.

q. Yurisprudensi.

r. Qanun Aceh.

s. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI).

t. Akad Ekonomi Syariah.

5. Hukum Acara Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah

a. Hukum Acara Peradilan Agama

1) HIR

2) RBg

3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama

sebagaimana yang telah diubah dengan Undangundang Nomor 3

Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009.

5) Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase

dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Anak.

7) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.

9) Yurisprudensi.

10) Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) dan Surat Edaran

Mahkamah Agung (SEMA).

11) Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

Peradilan Agama.

b. Hukum Acara Mahkamah Syar’iyah :

Ke daftar isi

Page 68: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

49

Redesign Drs. SAHERUDIN

1) Hukum acara yang berlaku di Peradilan Agam.

2) Hukum acara yang berlaku di Peradilan Umum.

3) Qanun Aceh tentang hukum acara.

6. Asas Personalitas Keislaman

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 menganut asas personalitas

keislaman, sehingga segala sengketa antara orang-orang yang beragam

Islam mengenai hal-hal yang diatur dalam Pasal 49 Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 menjadi kewenangan

Pengadilan Agama. Asas ini tidak berlaku dalam dalam kasus-kasus

sebagai berikut :

a. Sengketa di bidang perkawinan yang perkawinannya tercatat

di Kantor Urusan Agama, meskipun salah satu (suami atau

isteri) atau kedua belah pihak (suami isteri) keluar dari agam

Islam.

b. Sengketa di bidang kewarisan yang pewarisnya beragama Islam,

meskipun sebagian atau seluruh ahli waris non muslim.

c. Sengketa di bidang ekonomi syariah meskipun nasabahnya non

muslim.

d. Sengketa di bidang wakaf meskipun para pihak atau salah satu

pihak tidak beragama non muslim.

e. Sengketa di bidang hibah dan wasiat yang dilakukan

berdasarkan hukum Islam.

Semua sengketa tersebut di atas meskipun sebagian subjek

hukumnya bukan beragama Islam, tetap diselesaikan oleh

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

Contoh :

a. A dan B kawin secara Islam di Kantor Urusan Agama, B keluar

dari agama Islam, A mengajukan perceraian, perceraiannya

menjadi kewenangan Pengadilan Agama.

b. A beragama non Islam melakukan transaksi bai‟ murabahah dengan

bank Muamalat, ketika terjadi sengketa merupakan kewenangan

Pengadilan Agama.

c. A beragama Islam mempunyai anak bernama B, A

menghibahkan sebidang tanah kepada B, B keluar dari agama

Islam, A mewakafkan seluruh harta kekayaannya termasuk

sebidang tanah yang telah dihibahkan kepada B kepada sebuah

Ke daftar isi

Page 69: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

50

Redesign Drs. SAHERUDIN

yayasan. Jika B bersengketa dengan A mengenai wakaf

tersebut, maka pembatalan wakaf tersebut menjadi kewenangan

Pengadilan Agama.

d. Perlawanan terhadap sita eksekusi dan/atau gugatan

pembatalan lelang atas objek sengketa yang merupakan

kelanjutan pelaksanaan eksekusi dari seluruh perkara yang

menjadi kewenangan Pengadilan Agama harus diselesaikan oleh

Pengadilan Agama walaupun pihak yang bersengketa adalah

yang beragama selain Islam.

7. Sengketa Hak Milik

a. Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lain dalam

perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49 Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006, khusus mengenai objek sengketa

tersebut harus diputus lebih dahulu oleh Pengadilan dalam

lingkungan Peradilan umum. (Pasal 50 ayat (1) Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006).

b. Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada

huruf (a) yang subjek hukumnya antara orang-orang yang

beragama Islam, objek sengketa tersebut diputus oleh Pengadilan

Agama bersama-sama perkara sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 (Pasal 50 ayat (2)

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

c. Ketentuan sebagaimana pada huruf (b) di atas memberi

wewenang kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah untuk sekaligus memutus sengketa milik atau

keperdatan lain yang terkait dengan objek sengketa yang diatur

dalam Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 apabila

subjek sengketa antara orang-orang yang beragama Islam.

d. Ketentuan pada huruf c adalah untuk menghindari upaya

memperlambat atau mengulur waktu penyelesaian sengketa karena

alasan adanya sengketa hak milik atau keperdataan lainnya

tersebut sering dibuat oleh pihak yang merasa dirugikan

dengan adanya gugatan di Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar'iyah.

e. Sebaliknya, apabila subjek yang mengajukan sengketa hak milik

atau keperdataan lain tersebut bukan yang menjadi subjek

bersengketa di Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah,

sengketa di Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah ditunda

untuk menunggu putusan gugatan yang diajukan ke pengadilan di

lingkungan Peradilan Umum.

f. Penangguhan sebagaimana dimaksud pada huruf e hanya dilakukan

Ke daftar isi

Page 70: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

51

Redesign Drs. SAHERUDIN

jika pihak yang berkeberatan telah mengajukan bukti ke Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah bahwa telah didaftarkan gugatan di

Pengadilan Negeri terhadap objek sengketa yang sama dengan

sengketa di Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

g. Dalam hal objek sengketa lebih dari satu objek dan yang tidak

terkait dengan objek sengketa yang diajukan keberatan,

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah tidak perlu menangguhkan

putusannya terhadap objek sengketa yang tidak terkait dimaksud.

(Penjelasan Pasal 50 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

h. Jika bukti atas hak milik tersebut atas dasar hibah, wasiat, wakaf

dan transaksi syariah, Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar'iyah berwenang untuk menilai sah tidaknya alat bukti hak milik

tersebut jika bertentangan dengan hukum.

B. PEDOMAN BERACARA PADA PENGADILAN AGAMA

1. Pedoman Umum

a. Permohonan (Volunter)

1) Permohonan diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama di tempat

tinggal Pemohon secara tertulis yang ditandatangani oleh Pemohon

atau kuasanya yang sah (Pasal 6 ayat (5) Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974).

2) Pemohon yang tidak dapat membaca dan menulis dapat

mengajukan permohonannya secara lisan di hadapan Ketua

Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah, permohonan tersebut

dicatat oleh Ketua atau Hakim yang ditunjuk (Pasal 120 H I R / Pasal

144 RBg).

3) Permohonan didaftarkan dalam buku register dan diberi nomor

perkara setelah Pemohon membayar panjar biaya perkara yang

besarnya sudah ditentukan oleh Pengadilan Agama/ mahkamah

syar’iyah (Pasal 121 ayat (4) HIR / Pasal 145 ayat (4) RBg).

4) Perkara permohonan harus diputus oleh Hakim dalam bentuk

penetapan.

5) Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah berwenang

memeriksa dan mengadili perkara permohonan sepanjang ditentukan

oleh peraturan perundang-undangan dan/atau jika ada kepentingan

hukum.

6) Jenis-jenis permohonan yang dapat diajukan melalui Pengadilan

Agama/ mahkamah syar’iyah antara lain :

a) Permohonan pengangkatan wali bagi anak yang belum

mencapai umur 18 tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan yang tidak berada di bawah kekuasaan

orang tua (Pasal 50 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

Ke daftar isi

Page 71: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

52

Redesign Drs. SAHERUDIN

Tentang Perkawinan).

b) Permohonan pengangkatan wali/pengampu bagi orang dewasa

yang kurang ingatannya atau orang dewasa yang tidak bisa

mengurus hartanya lagi, misalnya karena pikun (Pasal 229 HIR /

Pasal 263 RBg).

c) Permohonan dispensasi kawin bagi pria yang belum mencapai

umur 19 tahun dan bagi wanita yang belum mencapai umur 16

tahun (Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

d) Permohonan izin kawin bagi calon mempelai yang belum berusia 21

tahun (Pasal 6 ayat (5) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

e) Permohonan itsbat nikah yang diajukan oleh kedua suami isteri.

f) Permohonan pengangkatan anak (Penjelasan Pasal 49 Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006).

g) Permohonan untuk menunjuk seorang atau beberapa orang wasit

(arbiter) oleh karena para pihak tidak bisa atau tidak bersedia

untuk menunjuk wasit (arbiter) (Pasal 13 dan 14 Undang-undang

Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa).

h) Permohonan sita atas harta besama tanpa adanya gugatan

cerai dalam hal salah satu dari suami isteri melakukan

perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama

seperti judi, mabuk, boros dan sebagainya (Pasal 95 ayat (1)

Kompilasi Hukum Islam).

i) Permohonan izin untuk menjual harta bersama yang berada

dalam status sita untuk kepentingan keluarga (Pasal 95 ayat (2)

Kompolasi Hukum Islam).

j) Permohonan agar seseorang dinyatakan dalam keadaan mafqud

(Pasal 96 ayat (2) dan Pasal 171 Kompilasi Hukum Islam).

k) Permohonan penetapan ahli waris (Penjelasan Pasal 49 huruf (b)

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

b. Gugatan

1) Gugatan diajukan secara tertulis yang ditandatangani oleh

Penggugat atau kuasanya dan ditujukan kepada Ketua

Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah (Pasal 118 ayat (1) HIR /

Pasal 142 ayat (1) RBg).

2) Penggugat yang tidak dapat membaca dan menulis dapat

mengajukan gugatannya secara lisan di hadapan Ketua

Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah, selanjutnya Ketua

Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah atau Hakim yang

ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah

Ke daftar isi

Page 72: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

53

Redesign Drs. SAHERUDIN

mencatat gugatan tersebut (Pasal 120 HIR / Pasal 144 RBg).

3) Gugatan disampaikan kepada Pengadilan Agama/

mahkamah syar’iyah, kemudian diberi nomor dan

didaftarkan dalam buku register setelah Penggugat

membayar panjar biaya perkara, yang besarnya ditentukan oleh

Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah (Pasal 121 ayat (4)

HIR / Pasal 145 ayat (4) RBg).

c. Beracara Secara Prodeo

1) Penggugat / Pemohon yang tidak mampu, dapat

mengajukan permohonan berperkara secara prodeo

bersamaan dengan surat gugatan / permohonan, baik secara

tertulis atau lisan.

2) Jika Tergugat / Termohon selain dalam bidang perkawinan juga

mengajukan permohonan berperkara secara prodeo, maka

permohonan itu disampaikan pada waktu menyampaikan

jawaban atas gugatan Penggugat / Pemohon. (Pasal 238

ayat (2) HIR / Pasal 274 ayat (2) RBg).

3) Pemohon mampu harus melampirkan surat keterangan tidak

mampu dari Kepala Desa / Kelurahan atau yang setingkat

(Banjar, Nagari dan Gampong) (Pasal 60B Undang-undang

Nomor 50 Tahun 2009) atau surat keterangan sosial lainnya

seperti : Kartu Keluarga Miskin (KKM), Kartu Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jaskesmas), Kartu Program Keluarga Harapan (PKH)

atau Kartu Bantuan Langsung Tunai (BLT).

4) Majelis Hakim yang telah ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah untuk menangani perkara tersebut

melakukan sidang insidentil.

5) Di dalam sidang tersebut memberikan kesempatan kepada pihak

lawan untuk menanggapi.

6) Majelis hakim membuat putusan sela tentang dikabulkan atau

tidaknya permohonan perkara secara prodeo.

7) Putusan Sela tersebut dimuat secara lengkap di dalam Berita

Acara Sidang.

8) Dalam hal permohonan berperkara secara prodeo tidak

dikabulkan, Penggugat / Pemohon diperintahkan membayar panjar

biaya perkara dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah

dijatuhkan Putusan Sela.

9) Jika tidak dipenuhi maka gugatan / permohonan tersebut dicoret

dari daftar perkara.

10) Contoh amar Putusan Sela :

a) Permohonan berperkara prodeo dikabulkan :

Ke daftar isi

Page 73: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

54

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Memberi izin kepada Pemohon / Penggugat untuk

berperkara secara prodeo.

- Memer intahkan kedua belah p ihak untuk

melanjutkan perkara.

b) Permohonan berperkara secara prodeo tidak

dikabulkan:

- Tidak memberi izin kepada Pemohon / Penggugat untuk

berperkara secara prodeo.

- Memerintahkan kepada Pemohon / Penggugat untuk

membayar panjar biaya perkara.

11) Dalam hal berperkara secara prodeo dibiayai negara melalui

DIPA Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah, maka jumlah

biaya beserta rinciannya harus dicantumkan dalam amar

putusan. Contoh : ―Biaya yang timbul dalam perkara ini

sejumlah Rp ............... dibebankan kepada negara‖.

12) Pemberian izin beracara secara prodeo ini berlaku untuk masing-

masing tingkat peradilan secara sendiri-sendiri dan tidak dapat

diberikan untuk semua tingkat peradilan sekaligus.

13) Permohonan beracara secara prodeo dapat juga diajukan untuk

tingkat banding dan kasasi.

14) Permohonan beracara secara prodeo untuk tingkat banding

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Permohonan berperkara secara prodeo diajukan secara lisan

atau tertulis kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah yang memutus perkara dalam tenggang waktu 14

(empat belas) hari setelah putusan dibacakan atau

diberitahukan.

b) Permohonan tersebut disertai dengan surat keterangan tidak

mampu dari Kepala Desa / Kelurahan atau yang setingkat

(Banjar, Nagari, dan Gampong) atau surat keterangan lain

seperti : kartu Keluarga Miskin (KKM), Kartu Jaminan

Kesehatan Masyarakat (Jaskesmas), Kartu Program

Keluarga Harapan (PKH) atau Kartu Bantuan Langsung

Tunai (BLT).

c) Permohonan tersebut dicatat oleh Panitera dalam daftar

tersendiri.

d) Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak

permohonan itu dicatat oleh Panitera, Hakim yang ditunjuk

(Hakim yang menyidangkan pada tingkat pertama)

memerintahkan Panitera untuk memberitahukan

permohonan itu kepada pihak lawan dan memerintahkan

untuk memanggil kedua belah pihak supaya datang di

Ke daftar isi

Page 74: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

55

Redesign Drs. SAHERUDIN

muka Hakim untuk dilakukan pemeriksaan tentang

ketidakmampuan Pemohon.

e) Hasil pemeriksaan Hakim dituangkan dalam Berita Acara

Sidang.

f) Jika pemohon telah dipanggil secara resmi dan patut untuk

diperiksa permohonan prodeonya ternyata ia tidak hadir tanpa

alas an yang sah serta tenggat waktu banding telah habis,

maka pemohon dianggap tidak mengajukan banding.

g) Dalam tenggang waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah

pemeriksaan, berita acara hasil pemeriksaan dilampiri

permohonan izin beracara secara prodeo dan surat

keterangan Kepala Desa / Kelurahan atau yang setingkat

harus sudah dikirimkan ke Pengadilan Tinggi Agama /

Mahkamah Syar’iyah Aceh bersama-sama dengan Bundel

A.

h) Permohonan tersebut dicatat oleh panitera pengadilan tinggi/

mahkamah syar’iyah aceh dalam daftar khusus dengan

nomor yang diambil dari surat umum.

i) Ketua Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

menunjuk hakim untuk memeriksa permohonan tersebut.

j) Hakim tingkat banding memeriksa dan memutus

permohonan prodeo tersebut dan dituangkan dalam bentuk

penetapan yang nomornya sama dengan surat penunjukan.

k) Setelah Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

menerima penetapan Pengadilan Tinggi Agama/

Mahkamah Syar'iyah Aceh dan permohonan izin

beracara secara prodeo dikabulkan, Pengadilan Agama/

mahkamah syar’iyah memberitahukan penetapan

tersebut kepada pemohon.

l) Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak

pemberitahuan, atas permohonan pemohon, panitera

membuat akta permohonan banding dan memproses lebih

lanjut.

m) Dalam hal permohonan berperkara secara prodeo ditolak,

maka Pemohon harus membayar biaya banding dalam

tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah penetapan

Pengadilan Tinggi Agama/ Mahkamah Syar'iyah Aceh

diberitahukan kepada Pemohon.

n) Dalam hal pemohon tidak membayar biaya perkara dalam

tenggat waktu sebagaimana tersebut di atas, maka putusan

pengadilan agama/mahkamah syar’iyah berkekuatan

Ke daftar isi

Page 75: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

56

Redesign Drs. SAHERUDIN

hukum tetap.

15) Permohonan beracara secara prodeo untuk tingkat kasasi dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Permohonan diajukan kepada Ketua Mahkamah Agung melalui

Ketau Pengadilan Agama/ mahkamah syar’iyah dengan

dilampiri surat keterangan tidak mampu dari Kelurahan / Desa

atau yang setingkat (Banjar, Nagari, dan Gampong) atau

Surat Keterangan lain seperti : Kartu Keluarga Miskin (KKM),

Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jaskesmas), Kartu

Program Keluarga Harapan (PKH) atau Kartu Bantuan

Langsung Tunai (BLT).

b) Majelis Hakim Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

memeriksa permohonan berperkara secara prodeo yang

kemudian dituangkan dalam berita acara sebagai bahan

pertimbangan di tingkat kasasi.

c) Berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada huruf (b)

hanya berisi hasil pemeriksaan tentang ketidakmampuan

Pemohon.

d) Permohonan beracara secara prodeo, berita acara hasil

pemeriksaan Majelis Hakim Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah, keterangan tidak mampu bersama

Bundel A dan B dikirim oleh Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah ke Mahkamah Agung.

e) Panitera dalam surat pengantar pengiriman berkas

permohonan kasasi mencantumkan kalimat ―Pemohon

kasasi mengajukan permohonan berperkara secara

prodeo‖.

d. Kewenangan Relatif

1) Sesuai ketentuan Pasal 118 HIR / 142 RBg, Pengadilan Agama

berwenang memeriksa gugatan yang daerah hukumnya,

meliputi :

a) Tempat tinggal Tergugat atau tempat Tergugat

sebenarnya berdiam.

b) Tempat tinggal salah satu Tergugat, jika tedapat lebih dari satu

Tergugat, yang tempat tinggalnya tidak berada dalam satu

daerah hukum Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

menurut pilihan Penggugat.

c) Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara

Tergugat-tergugat adalah sebagai yang berhutang dan

penjaminnya.

d) Tempat tinggal Penggugat atau salah satu dari Penggugat, dalam

Ke daftar isi

Page 76: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

57

Redesign Drs. SAHERUDIN

hal :

(1) Tergugat tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak

diketahui dimana ia berada.

(2) Tergugat tidak dikenal.

(Dalam gugatan disebutkan dahulu tempat tinggalnya yang

terakhir, baru keterangan bahwa sekarang tidak diketahui

lagi tempat tinggalnya di Indonesia).

e) Dalam hal Tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya dan yang

menjadi objek gugatan adalah benda tidak bergerak, maka

gugatan diajukan di tempat benda yang tidak bergerak

terletak (Pasal 118 ayat (3) H I R / Pasal 142 ayat (5) RBg).

f) Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka

gugatan diajukan di tempat domisili yang dipilih itu (Pasal 118

ayat (4) H I R / Pasal 142 ayat (4) RBg).

2) Jika Tergugat pada hari sidang pertama tidak mengajukan

tangkisan (eksepsi) tentang wewenang mengadili secara relatif,

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah tidak boleh

menyatakan dirinya tidak berwenang (lihat Pasal 133 HIR / Pasal

159 RBg).

3) Eksepsi mengenai kewenangan relatif harus diajukan pada

sidang pertama.

4) Pengecualian :

a) Dalam hal Tergugat tidak cakap untuk menghadap di muka

Pengadilan, gugatan diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama

tempat tinggal orang tuanya, walinya atau pengampunya

(Pasal 21 BW)

b) Yang menyangkut Pegawai Negeri, berlaku ketentuan (Pasal

118 H I R / Pasal 142 RBg).

c) Tentang penjaminan (vrijwaring), yang berwenang untuk

mengadilinya adalah Pengadilan Agama yang pertama dimana

pemeriksaan dilakukan (Pasal 14 Rv).

5) Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi :

Dalam eksepsi :

- Menerima eksepsi Tergugat.

- Menyatakan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

(Pengadilan yang mengadili sekarang) tidak berwenang untuk

mengadili perkara tersebut.

Dalam pokok perkara :

- Menyatakan gugatan / permohonan Penggugat / Pemohon tidak

dapat diterima.

- Menghukum Penggugat / Pemohon membayar biaya

Ke daftar isi

Page 77: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

58

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkara sejumlah Rp ( ).

6) Jika eksepsi ditolak maka putusan berbunyi :

Dalam eksepsi :

- Menolak eksepsi Tergugat.

- Menyatakan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

(Pengadilan yang mengadili sekarang) berwenang untuk mengadili

perkara tersebut.

Dalam pokok perkara :

- Menyatakan gugatan / permohonan Penggugat / Pemohon tidak

dapat diterima.

- Menghukum Penggugat / Pemohon membayar b iaya

perkara sejumlah Rp ( ).

e. Kewenangan Absolut

1) Kewenangan absolut atau kewenangan mutlak adalah

kewenangan suatu badan pengadilan dalam memeriksa jenis

perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh

badan Pengadilan lain.

2) Eksepsi mengenai kekuasaan absolut dapat diajukan setiap waktu

selama proses pemeriksaan berlangsung (Pasal 134 HIR / Pasal

160 RBg).

3) Hakim karena jabatannya harus menyatakan dirinya tidak

berwenang untuk memeriksa perkara yang bersangkutan

meskipun tidak ada eksepsi dari Tergugat, dan hal ini dapat

dilakukan pada semua taraf pemeriksaan, termasuk dalam taraf

banding dan kasasi (Pasal 134 HIR / Pasal 160 RBg / Pasal 132

Rv).

4) Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi :

Dalam eksepsi :

- Menerima eksepsi Tergugat.

- Menyatakan Pengadilan Agama tidak berwenang untuk

mengadili perkara tersebut.

Dalam pokok perkara :

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.

- Menghukum Penggugat membayar biaya perkara sejumlah

Rp. ( ).

Catatan :

Dalam bidang perkawinan, amar biaya perkara berbunyi :

- Membebankan kepada Penggugat / Pemohon membayar

biaya perkara sejumlah Rp. ( ).

Ke daftar isi

Page 78: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

59

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Putusan seperti ini adalah putusan akhir yang dapat

dimohonkan banding dan kasasi.

5) Jika eksepsi ditolak, maka Hakim memberikan putusan sela yang

amarnya :

- Menolak eksepsi Tergugat / Termohon.

- Menyatakan Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

berwenang mengadili perkara tersebut.

- Memerintahkan kedua belah pihak untuk melanjutkan

perkara.

- Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan

akhir.

6) Putusan sela tidak dituangkan dalam putusan tersendiri, tetapi dimuat

dalam berita acara persidangan (Pasal 185 ayat (1) HIR / 196 ayat

(1) RBg).

7) Putusan sela, hanya dapat diajukan banding bersama-sama

dengan putusan akhir (Pasal 9 ayat (1) Undang-undang Nomor 20

Tahun 1947).

f. Kuasa / Wakil

1) Kuasa hukum yang dapat bertindak sebagai kuasa / wakil dari

Penggugat / Tergugat atau Pemohon / Termohon di

Pengadilan:

a) Advokat (sesuai dengan Pasal 32 Undang-undang Nomor

18 Tahun 2003 Tentang Advokat).

b) Jaksa dengan kuasa khususnya sebagai kuasa / wakil

negara / pemerintah sesuai dengan Pasal 30 ayat (2)

Undang-undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan.

c) Biro hukum pemerintah / TNI / Kejaksaan RI

d) Direksi / pengurus atau karyawan yang ditunjuk dari suatu

badan hukum.

e) Mereka yang mendapat kuasa insidentil yang ditetapkan

oleh Ketua Pengadilan, seperti Lembaga Bantuan Hukum

(LBH), biro hukum TNI / Polri untuk perkara-perkara yang

menyangkut anggota / keluarga TNI / Polri, hubungan

keluarga. (disyaratkan antara pemberi kuasa dengan

penerima kuasa harus ada hubungan keluarga dalam batas

pengertian isteri dan suami (bukan bekas suami atau bekas

isteri), anak-anak yang belum berkeluarga dan orang tua

dari suami isteri tersebut, sebagaimana diatur dalam Surat

Edaran TUADILTUN MARI No. MA/KUMDIL/8810/1987.

2) Kuasa / wakil harus memiliki surat kuasa khusus yang

diserahkan di persidangan, atau pada saat mengajukan

Ke daftar isi

Page 79: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

60

Redesign Drs. SAHERUDIN

gugatan / permohonan.

3) Surat kuasa khusus harus mencantumkan secara jelas bahwa

surat kuasa itu hanya dipergunakan untuk keperluan tertentu

dengan subjek, objek dan Pengadilan tertentu.

4) Dalam surat kuasa tersebut harus dengan jelas disebutkan

kedudukan pihak-pihak berperkara.

5) Jika dalam surat kuasa khusus tersebut disebutkan bahwa

kuasa tersebut mencakup pula pemeriksaan dalam tingkat

banding dan kasasi, maka surat kuasa khusus tersebut tetap

sah dan berlaku hingga pemeriksaan tingkat kasasi, tanpa

diperlukan suatu surat kuasa khusus yang baru. (Surat Edaran

Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 6 Tahun 1994).

6) Kuasa / wakil yang ditunjuk oleh para pihak dalam persidangan

cukup dicatat dalam berita acara persidangan.

7) Pencabutan kuasa oleh pemberi kuasa tidak perlu persetujuan

penerima kuasa.

g. Perkara Gugur

1) Gugatan dapat digugurkan jika Penggugat / Para Penggugat telah

dipanggil secara resmi dan patut akan tetapi tidak hadir atau tidak

mengirim kuasanya untuk hadir. (Pasal 124 HIR / Pasal 148 RBg).

2) Dalam hal perkara digugurkan, Penggugat dapat mengajukan

kembali gugatan tersebut sekali lagi dengan membayar panjar

biaya perkara. Apabila telah dilakukan sita jaminan, maka sita

tersebut harus diangkat. (Pasal 124 HIR / Pasal 148 RBg).

3) Dalam hal-hal tertentu, misalnya apabila Penggugat tempat

tinggalnya jauh atau mengirim kuasanya tetapi surat kuasanya tidak

memenuhi syarat, maka Hakim dapat mengundurkan sidang dan

meminta Penggugat dipanggil sekali lagi. Kepada pihak yang

datang diberitahukan agar ia menghadap lagi tanpa dipanggil (Pasal

126 HIR / Pasal 150 RBg).

4) Jika Penggugat pernah hadir kemudian tidak hadir lagi, maka

Penggugat dipanggil sekali lagi dengan peringatan yang dimuat

dalam relaas untuk hadir dan apabila tetap tidak hadir

sedangkan Tergugat tetap hadir, maka pemeriksaan

dilanjutkan dan diputus secara contradictoir.

h. Perkara dibatalkan

1) Jika panjar biaya perkara sudah habis, pihak berperka ditegur untuk

membayar tambahan panjar biaya perkara dalam tenggat waktu 30

(tiga puluh) hari setelah surat teguran itu disampaikan.

Ke daftar isi

Page 80: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

61

Redesign Drs. SAHERUDIN

2) Jika setelah ditegur tidak membayar tambahan panjar biaya

perkara, maka perkara tersebut dapat dibatalkan dalam bentuk

putusan dengan amar sebagai berikut :

- Membatalkan perkara nomor

- Memerintahkan Panitera untuk mencoret dari daftar perkara.

- Menghukum penggugat membayar biaya perkara sejumlah R p .

. . . . ( ) .

3) Frasa ―mencoret‖ maksudnya adalah panitera/petugas register

perkara mencatat kata ―mencoret‖ dalam kolom keterangan

Register Induk Perkara.

i. Pencabutan Gugatan

1) Pencabutan gugatan yang dilakukan sebelum penunjukan Majelis

Hakim, dituangkan dalam bentuk Penetapan Ketua Pengadilan.

2) Pencabutan gugatan yang dilakukan setelah penunjukan Majelis

Hakim dan belum ditetapkan hari sidangnya dituangkan dalam

bentuk Penetapan Ketua Majelis.

3) Pencabutan gugatan yang dilakukan setelah ditetapkan hari sidang

dituangkan dalam bentuk penetapan di dalam persidangan.

4) Pencabutan gugatan yang dilakukan sebelum memberikan jawaban

tidak perlu minta persetujuan tergugat.

5) Pencabutan gugatan yang diajukan setelah Tergugat memberikan

jawaban, harus dengan persetujuan Tergugat (Pasal 271 – 272 Rv).

6) Amar penetapan/putusan sebagai berikut :

- Mengabulkan permohonan pencabutan perkara nomor

dari pemohon.

- Memerintahkan panitera untuk mencatat pencabutan perkara

tersebut dalam regiater perkara.

- Memerintahkan penggugat/pemohon untuk membayar biaya

perkara sejumlah Rp. ... ( ).

7) Pencabutan perkara gugatan/permohonan secara prodeo dalam

sidang insidentil, amar penetapannya sebagai berikut:

- Mengabulkan permohonan pencabutan perkara nomor

dari pemohon.

- Memerintahkan panitera untuk mencatat pencabutan perkara

tersebut.

- Menetapkan biaya perkara sejumlah Rp. 0,00 (nihil)

j. Perkara Verstek

1) Pasal 125 ayat (1) HIR / Pasal 149 RBg menentukan bahwa

gugatan dapat dikabulkan dengan verstek apabila :

Ke daftar isi

Page 81: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

62

Redesign Drs. SAHERUDIN

a) Tergugat atau Para Tergugat tidak datang pada hari sidang

pertama yang telah ditentukan.

b) Tergugat atau para Tergugat tersebut tidak mengirim wakil /

kuasanya yang sah untuk menghadap.

c) Tergugat atau Para Tergugat telah dipanggil dengan patut.

d) Gugatan beralasan dan berdasarkan hukum.

2) Dalam hal Tergugat tidak hadir pada panggilan sidang pertama dan

tidak mengirim kuasanya, tetapi ia mengajukan jawaban tertulis

berupa tangkisan tentang Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah tidak berwenang mengadili, maka perkara diputus

berdasarkan Pasal 125 HIR / Pasal 149 RBg.

3) Dalam perkara perceraian yang Tergugatnya tidak diketahui tempat

tinggalnya di Indonesia harus mencantumkan alamat yang terakhir

dengan menambah kata-kata : ―Sekarang tidak diketahui alamatnya

di Republik Indonesia‖.

4) Teknis pemanggilan untuk kasus angka 3) dilaksanakan dengan

cara :

a) Menempelkan gugatan pada papan pengumuman di

pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau

beberapa surat kabar atau mass media lain yang

ditetapkan oleh pengadilan.

b) Pengumuman melalui satu atau beberapa surat kabar atau mass

media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan, dilakukan

sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu 1 (satu) bulan

antara pengumuman pertama dan kedua.

c) Tenggat waktu antara panggilan terakhir dengan

persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan (Pasal

27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).

d) Baik panggilan pertama maupun panggilan kedua tetap

menunjuk hari dan tanggal persidangan yang sama.

e) Ketua pengadilan agama/ mahkamah syar’iyah secara

periodic menetapkan mass media lain yang ditetapkan oleh

pengadilan.

5) Jika pada hari sidang yang telah ditetapkan penggugat hadir dan

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, maka persidangan ditunda dan

tergugat dipanggil lagi sesuai ketentuan pasal 390 HIR / 718 RBg.

k. Perlawanan Terhadap Putusan Verstek

1) Tergugat / para Tergugat yang dihukum verstek berhak

mengajukan verzet atau perlawanan dalam waktu 14 (empat

belas) hari terhitung setelah tanggal pemberitahuan putusan

verstek itu kepada Tergugat semula jika pemberitahuan

Ke daftar isi

Page 82: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

63

Redesign Drs. SAHERUDIN

tersebut langsung disampaikan sendiri kepada yang

bersangkutan (Pasal 391 HIR / Pasal 719 RBg). Dalam

menghitung tenggang waktu dimulai tanggal hari berikutnya.

(Pasal 129 HIR / 153 RBg).

2) Jika putusan itu tidak langsung diberitahukan kepada Tergugat

sendiri dan pada waktu aanmaning Tergugat hadir, maka

tenggang waktu perlawanan adalah 8 (delapan) hari sejak

dilakukan aanmaning (peringatan) (Pasal 129 HIR / Pasal 153

RBg).

3) Jika Tergugat tidak hadir pada waktu aanmaning, maka

tenggang waktunya adalah hari kedelapan sesudah eksekusi

dilaksanakan (Pasal 129 ayat (2) jo Pasal 196 HIR dan Pasal

153 ayat (2) jo Pasal 207 RBg). Kedua perkara tersebut

(perkara verstek dan verzet terhadap verstek) didaftar dalam

satu nomor perkara.

4) Perkara verzet sedapat mungkin dipegang oleh Majelis Hakim

yang telah menjatuhkan putusan verstek.

5) Pemeriksaan verzet dapat dilakukan walaupun ketidakhadiran

Tergugat dalam proses sidang verstek tidak memiliki alasan

yang dibenarkan hukum.

6) Hakim yang melakukan pemeriksaan perkara verzet atas

putusan verstek harus memeriksa gugatan yang telah diputus

verstek tersebut secara keseluruhan. Pemeriksaan perkara

verzet dilakukan secara biasa (Pasal 129 ayat (3) HIR / Pasal

153 ayat (4) RBg dan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)

Nomor 9 Tahun 1964).

7) Apabila dalam pemeriksaan verzet pihak Penggugat asal

(Terlawan) tidak hadir, maka pemeriksaan dilanjutkan secara

kontradiktur, akan tetapi apabila Pelawan yang tidak hadir,

maka Hakim menjatuhkan putusan vestek untuk kedua kalinya.

Terhadap putusan verstek yang dijatuhkan kedua kalinya tidak

dapat diajukan perlawanan, tetapi dapat diajukan upaya hukum

banding. (Pasal 129 ayat (5) HIR dan Pasal 153 ayat (6) RBg).

8) Tenggang waktu perlawanan (verzet)

a) 14 (empat belas) hari, apabila pemberitahuan isi putusan

disampaikan kepada pribadi Tergugat, dan dapat

disampaikan kepada kuasanya, asal dalam surat kuasa

tercantum kewenangan menerima pemberitahuan,

terhitung dari tanggal pemberitahuan putusan verstek

disampaikan.

b) Sampai hari ke-8 (kedelapan) sesudah peringatan

(aanmaning) adalah sampai batas akhir peringatan.

Ke daftar isi

Page 83: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

64

Redesign Drs. SAHERUDIN

Apabila pemberitahuan putusan tidak langsung kepada diri

pribadi Tergugat.

c) Sampai hari ke-8 (kedelapan) sesudah dijalankan

eksekusi sesuai Pasal 197 HIR / 208 RBg. Misalnya

eksekusi dilaksanakan tanggal 1 Agustus 2008, Tergugat

dapat mengajukan perlawanan sampai hari ke-8

(kedelapan) sesudah eksekusi dijalankan yakni tanggal 8

Agustus 2008.

9) Proses pemeriksaan perlawanan (verzet)

a) Perlawanan (verzet) diajukan kepada Pengadilan Agama

yang memutus verstek.

b) Perlawanan (verzet) diajukan oleh Tergugat atau

kuasanya.

c) Diajukan dalam tenggang waktu seperti disebut di atas.

d) Perlawanan (verzet) bukan perkara baru.

e) Pemeriksaan dengan acara biasa.

f) Tergugat sebagai Pelawan dan Penggugat sebagai

Terlawan.

g) Membacakan putusan verstek.

h) Beban pembuktian dibebankan kepada Terlawan

(Penggugat).

i) Pelawan dibebani wajib bukti untuk membuktikan dalil

bantahannya dalam kedudukannya sebagai Tergugat.

j) Surat perlawanan sebagai jawaban Tergugat terhadap dalil

gugatan.

k) Dalam surat perlawanan dapat dilakukan eksepsi.

l) Terlawan berhak mengajukan replik, dan Pelawan berhak

mengajukan duplik.

m) Membuka tahap proses pembuktian dan kesimpulan.

10) Bentuk Putusan Verzet

a) Putusan verzet mempertahankan putusan verstek amarnya

sebagai berikut :

- Menyatakan perlawanan yang diajukan oleh Pelawan

/Tergugat asal dapat diterima.

- Menyatakan perlawanan terhadap putusan verstek

Nomor ........................................... tanggal tidak dapat

dan tidak beralasan.

- Menyatakan perlawanan yang diajukan Pelawan /

Tergugat adalah perlawanan yang tidak benar.

Ke daftar isi

Page 84: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

65

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Mempertahankan putusan verstek tersebut.

- Menghukum Pelawan membayar semua biaya

perkarasejumlah Rp. ( ).

b) Putusan verzet membatalkan putusan verstek,

mengabulkan gugatan Penggugat sebagian, amarnya

sebagai berikut :

- Menyatakan perlawanan yang diajukan oleh Pelawan /

Tergugat asal dapat diterima.

- Menyatakan perlawanan terhadap putusan verstek

Nomortanggaltepat dan beralasan.

- Menyatakan perlawanan yang diajukan Pelawan /

Tergugat adalah perlawanan yang benar.

- Membatalkan putusan verstek tersebut, dengan

mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

- Menyatakan(yang dikabulkan sebagian).

- Menolak gugatan Penggugat /Terlawan selebihnya.

- Menghukum Pelawan / Tergugat membayar semua biaya

perkara ini sejumlah Rp ... ( ).

c) Putusan verzet yang membatalkan putusan verstek dan

menyatakan gugatan Penggugat / Terlawan tidak dapat

diterima, amarnya sebagai berikut :

- Menyatakan perlawanan yang diajukan oleh Pelawan /

Tergugat asal dapat diterima.

- Menyatakan perlawanan yang diajukan Pelawan /

Tergugat adalah perlawanan yang benar.

- Membatalkan putusan verstek Nomor .... tanggal....

- Menyatakan gugatan Penggugat / Terlawan tidak dapat

diterima.

- Menghukum Pelawan / Tergugat membayar semua biaya

perkara ini sejumlah Rp. .. ( ).

c) Putusan verzet membatalkan putusan verstek, menolak

gugatan Penggugat / Terlawan, amarnya sebagai berikut :

- Menyatakan perlawanan yang diajukan oleh Pelawan /

Tergugat asal dapat diterima.

- Menyatakan perlawanan yang diajukan Pelawan /

Tergugat adalah perlawanan yang benar.

- Membatalkan putusan verstek Nomor .... tanggal....

- Menolak gugatan Penggugat / Terlawan.

- Menghukum Pelawan / Tergugat membayar semua

biaya perkara ini sejumlah Rp. ( ).

Ke daftar isi

Page 85: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

66

Redesign Drs. SAHERUDIN

d) Putusan verstek yang kedua (Pasal 129 (5) HIR / Pasal

153 (6) RBg) amarnya sebagai berikut :

- Menyatakan Pelawan / Tergugat adalah Pelawan /

Tergugat yang benar.

- Menjatuhkan putusan verstek atas putusan verstek

Nomor . tanggal

- Menguatkan putusan verstek Nomor .... tanggal ....

- Menghukum Pelawan membayar semua biaya

perkara ini sebesar Rp. ( ).

11) Jika Penggugat mengajukan banding terhadap putusan verstek,

maka pihak Tergugat tidak dapat mengajukan verzet, akan

tetapi dapat mengajukan banding.

12) Terhadap putusan verstek kedua, Tergugat dapat melakukan

upaya banding. Dalam hal Penggugat mengajukan

permohonan banding atas putusan verstek dan Tergugat

mengajukan verzet, maka permohonan verzet Tergugat harus

dianggap banding. Jika diperlukan pemeriksaan tambahan,

Pengadilan tingkat banding dengan putusan sela dapat

memerintahkan Pengadilan tingkat pertama untuk melakukan

pemeriksaan tambahan yang berita acaranya dikirim ke

Pengadilan tingkat banding.

l. Perubahan Gugatan

1) Perubahan gugatan tersebut dapat dilakukan apabila tidak

bertentangan dengan asas-asas hukum acara perdata, tidak

merubah atau menyimpang dari kejadian materiil. (Pasal 127 Rv).

2) Perubahan gugatan dilakukan atas inisiatif penggugat di dalam

persidangan sebelum tergugat memberikan jawaban.

3) Perubahan gugatan yang dilakukan sesudah ada jawaban

Tergugat, harus dengan persetujuan Tergugat.

m. Rekonvensi (Gugat Balik atau Gugat Balasan)

1) Gugatan rekonvensi, menurut Pasal 132a HIR / Pasal 157

RGB dapat diajukan dalam setiap perkara kecuali :

(a) Penggugat dalam gugatan asal menuntut mengenai sifat,

sedangkan gugatan rekonvensi mengenai dirinya sendiri

dan sebaliknya.

(b) Pengadilan Agama tidak berwenang memeriksa tuntutan

balik i tu berhubung dengan pokok perselisihan

(kompetensi absolut).

(c) Dalam perkara tentang menjalankan putusan Hakim.

Ke daftar isi

Page 86: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

67

Redesign Drs. SAHERUDIN

2) Gugatan rekonvensi harus diajukan bersama-sama dengan

jawaban selambat-lambatnya sebelum pemeriksaan mengenai

pembuktian, baik jawaban secara tertulis maupun lisan (Pasal

132 (b) H I R / Pasal 158 RBg).

3) Jika dalam pemeriksaan tingkat pertama tidak diajukan

gugatan dalam rekonvensi, maka dalam pemeriksaan tingkat

banding tidak dapat diajukan gugatan rekonvensi. (Pasal 132

(a) ayat (2) H I R / Pasal 157 ayat (2) RBg).

4) Gugatan dalam konvensi dan rekonvensi diperiksa dan diputus

dalam satu putusan kecuali apabila menurut pendapat Hakim

salah satu dari gugatan dapat diputus terlebih dahulu.

5) Gugatan rekonvensi hanya boleh diterima apabila berhubungan

dengan gugatan konvensi.

6) Apabila gugatan konvensi dicabut, maka gugatan rekonvensi

tidak dapat dilanjutkan.

n. Kumulasi Gugatan

1) Penggabungan dapat berupa kumulasi subjektif atau kumulasi

objektif. Kumulasi subsubjektif adalah penggabungan beberapa

Penggugat atau Tergugat dalam satu gugatan. Kumulasi

objektif adalah penggabungan beberapa tuntutan terhadap

beberapa peristiwa hukum dalam satu gugatan.

2) Penggabungan beberapa tuntutan dalam satu gugatan

diperkenankan apabila penggabungan itu menguntungkan

proses, yaitu apabila antara tuntutan yang digabungkan itu ada

koneksi tas dan penggabungan akan memudahkan

pemeriksaan serta akan dapat mencegak kemungkinan adanya

putusan-putusan yang saling berbeda/bertentangan.

3) Beberapa tuntutan dapat dikumulasikan dalam satu gugatan

apabila antara tuntutan-tuntutan yang digabungkan itu terdapat

hubungan erat atau ada koneksitas dan hubungan erat ini

harus dibuktikan berdasarkan fakta-faktanya.

4) Dalam hal suatu tuntutan tertentu diperlukan suatu acara

khusus (misalnya gugatan cerai) sedangkan tuntutan yang lain

harus diperiksa menurut acara biasa (gugatan untuk memenuhi

perjanjian), maka kedua tuntutan itu tidak dapat dikumulasikan

dalam satu gugatan.

5) Apabila dalam salah satu tuntutan Hakim tidak berwenang

memeriksa sedangkan tuntutan lainnya Hakim berwenang,

maka kedua tuntutan itu tidak boleh diajukan bersama-samna

dalam satu gugatan.

Ke daftar isi

Page 87: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

68

Redesign Drs. SAHERUDIN

o. Masuknya Pihak Ketiga Dalam Proses Perkara

1) Ikut sertanya pihak ketiga dalam proses perkara yaitu voeging,

intervensi / tussenkomst dan vrijwaring tidak diatur dalam HIR

atau RBg, tetapi dalam praktek ketiga lembaga hukum ini dapat

dipergunakan dengan berpedoman pada Rv, Pasal 279 Rv dst.

Dan Pasal 70 Rv dst, sesuai dengan prinsip bahwa Hakim wajib

mengisi kekosongan, baik dalam hukum materiil maupun hukum

formil.

2) Voeging adalah ikut sertanya pihak ketiga untuk bergabung

kepada Penggugat atau Tergugat.

3) Tussenkomst adalah ikut sertanya pihak ketiga untuk ikut

dalam proses perkara atas alasan ada kepentingannya yang

terganggu. Intervensi diajukan oleh karena pihak ketiga merasa

bahwa barang miliknya disengketakan / diperebutkan oleh

Penggugat dan Tergugat.

4) Pihak ketiga yang ingin masuk dalam proses perkara yang

sedang berjalan, intervenient mengajukan surat permohonan

kepada Ketua Pengadilan Agama dengan maksud untuk ikut

dalam proses berperkara. Kemudian Ketua Pengadilan Agama

mendisposisikan surat tersebut kepada Majelis Hakim yang

bersangkutan.

5) Majelis Hakim memeriksa surat permohonan tersebut apakah

intervenient mempunyai hubungan hukum, kepentingan hukum

dan kerugian.

6) Majelis Hakim memberi kesempatan kepada para pihak untuk

menanggapi, selanjutnya menjatuhkan putusan sela, dan

apabila dikabulkan maka dalam putusan harus disebutkan

kedudukan pihak ketiga tersebut, sehingga kedudukannya para

pihak menjadi berubah.

7) Permohonan intervensi dikabulkan atau ditolak dengan putusan

sela. Apabila permohonan intervensi dikabulkan, maka ada dua

perkara yang diperiksa bersama-sama, yaitu gugatan asal dan

gugatan intervensi.

8) Vrijwaring adalah penarikan pihak ketiga untuk bertanggung

jawab (untuk membebaskan Tergugat dari tanggung jawab

kepada Penggugat). Vrijwaring diajukan dengan sesuatu

permohonan dalam proses pemeriksaan perkara oleh Tergugat

secara lisan atau tertulis.

Misalnya :

Tergugat digugat oleh Penggugat, karena barang yang dibeli oleh

Penggugat mengandung cacat tersembunyi, padahal Tergugat

memberi barang tersebut dari pihak ketiga, maka Tergugat

Ke daftar isi

Page 88: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

69

Redesign Drs. SAHERUDIN

menarik pihak ketiga ini, agar pihak ketiga tersebut bertanggung

jawab atas cacat itu. Misalnya pula mahar berupa sawah, kebun,

balong, pohon kelapa masih dalam penguasaan bapak Tergugat,

sehingga bapak Tergugat tersebut ditarik oleh Tergugat untuk

didengar keterangannya.

9) Setelah ada permohonan vrijwaring , Hakim memberi

kesempatan para pihak untuk menanggapi permohonan

tersebut, selanjutnya dijatuhkan putusan yang menolak atau

mengabulkan permohonan tersebut.

10)Jika permohonan intervensi ditolak, maka putusan tersebut

merupakan putusan akhir yang dapat dimohonkan banding,

tetapi pengirimannya ke Pengadilan Tinggi harus bersama-

sama dengan pokok perkara.

Jika perkara pokok tidak diajukan banding, maka dengan

sendirinya permohonan banding dari intervenient tidak dapat

diteruskan dan yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan

tersendiri.

11) Jika permohonan dikabulkan, maka putusan tersebut

merupakan putusan sela, dicatat dalam berita acara, dan

selanjutnya pemeriksaan perkara diteruskan dengan

menggabungkan gugatan intervensi ke dalam perkara pokok.

p. Gugatan Perwakilan Kelompok (Class Action) PERMA Nomor 1

Tahun 2002)

1) Gugatan perwakilan kelompok adalah suatu tata cara

pengajuan gugatan, dalam mana satu orang atau lebih yang

mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk dirinya sendiri

atau untuk dirinya dan kelompok yang diwakilinya.

2) Gugatan perwakilan kelompok diajukan dalam perkara wakaf,

zakat, infag dan shadagah.

3) Gugatan perwakilan kelompok diajukan dalam hal :

a) Jumlah anggota kelompok semakin banyak sehingga

tidaklah efektif dan efesien apabila gugatan dilakukan

secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama dalam

satu gugatan.

b) Terdapat kesamaan fakta atau peristiwa dan kesamaan

dasar hukum yang digunakan yang bersifat substansial,

serta terdapat kesamaan jenis tuntutan di antara wakil

kelompok dengan anggota kelompoknya.

c) Wakil kelompok memiliki kejujuran dan kesungguhan untuk

melindungi kepentingan anggota kelompok yang diwakilinya.

4) Surat gugatan kelompok mengacu pada persyaratan-

Ke daftar isi

Page 89: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

70

Redesign Drs. SAHERUDIN

persyaratan yang diatur oleh hukum acara perdata yang

berlaku, dan harus memuat :

a) Identitas lengkap dan jelas dari wakil kelompok.

b) Definisi kelompok secara rinci dan spesifik walaupun tanpa

menyebutkan nama anggota kelompok satu persatu.

c) Keterangan tentang anggota kelompok yang dikperlukan

dalam kaitan dengan kewajiban melakukan pemberitahuan.

d) Posita dari seluruh kelompok baik wakil kelompok maupun

anggota kelompok yang teridentifikasi maupun tidak

teridentifikasi yang dikemukakan secara jelas dan terinci.

e) Gugatan perwakilan dapat dikelompokkan beberapa bagian

kelompok atau sub kelompok, jika tuntutan tidak sama karena

sifat dan kerugian yang berbeda.

f) Tuntutan atau petitum tentang ganti rugi harus

dikemukakan secara jelas dan rinci, memuat usulan

tentang mekanisme atau tata cara pendistribusian ganti

kerugian kepada keseluruhan anggota kelompok termasuk

usulan tentang pembentukan tim atau panel yang

membantu memperlancar pendistribusian ganti kerugian.

5) Untuk mewakili kepentingan hukum anggota kelompok, wakil

kelompok tidak dipersyaratkan memperoleh surat kuasa khusus

dari anggota kelompok (Pasal 4 PERMA No. 1/2002).

6) Pada awal proses pemeriksaan persidangan, Hakim wajib

memeriksa dan mempertimbangakn kriteria gugatan perwakilan

kelompok dan memberikan nasihat kepada para pihak

mengenai persyaratan gugatan perwakilan kelompok,

selanjutanya Hakim memberikan penetapan mengenai sah

tidaknya gugatan perwakilan kelompok tersebut.

7) Jika penggunaan prosedur gugatan perwakilan kelompok

dinyatakan sah, maka Hakim segera memerintahkan

Penggugat mengajukan usulan model pemberitahuan untuk

memperoleh persetujuan Hakim.

8) Jika penggunaan tata cara gugatan perwakilan kelompok

dinyatakan tidak sah, maka pemeriksaan gugatan dihentikan

dengan suatu putusan Hakim.

9) Dalam proses perkara tersebut Hakim wajib mendorong para

pihak untuk menyelesaikan perkara dimaksud melalui

perdamaian, baik pada awal persidangan maupun selama

berlangsungnya pemeriksaan perkara.

10) Cara pemberitahuan kepada anggota kelompok dapat

dilakukan melalui media cetak dan/atau elektronik, kantor-

Ke daftar isi

Page 90: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

71

Redesign Drs. SAHERUDIN

kantor pemerintah seperti Kecamatan, Kelurahan atau Desa,

Kantor Pengadilan, atau secara langsung kepada anggota

kelompok yang bersangkutan sepanjang dapat diidentifikasi

berdasarkan persetujuan Hakim.

11) Pemberitahuan kepada anggota kelompok wajib dilakukan

pada tahap-tahap :

a) Segera setelah Hakim memutuskan bahwa pengajuan tata

cara gugatan perwakilan kelompok dinyatakan sah dan

selanjutnya anggota kelompok dapat membuat pernyataan

keluar.

b) b Pada tahap penyelesaian dan pendistribusian ganti rugi

ketika gugatan dikabulkan.

12) Pemberitahuan memuat :

a) Nomor gugatan dan identitas Penggugat atau para

Penggugat sebagai wakil kelompok serta pihak Tergugat

atau Para Tergugat.

b) Penjelasan singkat tentang kasus.

c) Penjelasan tentang pendefinisian kelompok.

d) Penjelasan dan implikasi keturutsertaan sebagai anggota

kelompok.

e) Penjelasan tentang kemungkinan anggota kelompok yang

termasuk dalam definisi kelompok untuk keluar dari

keanggotaan kelompok.

f) Penjelasan tentang waktu yaitu bulan, tanggal, jam,

pemberitahuan pernyataan keluar dapat diajukan ke

Pengadilan.

g) Penjelasan tentang alamat yang diajukan untuk

mengajukan pernyataan keluar.

h) Apabila dibutuhkan oleh anggota kelompok tentang siapa

yang tepat yang tersedia bagi penyediaan informasi

tambahan.

i) Formulir isian tentang pernyataan keluar anggota

kelompok sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan

Mahkamah Agung ini.

j) Penjelasan tentang jumlah ganti rugi yang akan diajukan.

13) Setelah pemberitahuan dilakukan oleh wakil kelompok

berdasarkan persetujuan Hakim, anggota kelompok dalam

jangka waktu yang ditentukan oleh Hakim diberi kesempatan

menyatakan keluar dari keanggotaan kelompok dengan

mengisi formulir yang diatur dalam lampiran Peraturan

Mahkamah Agung (PERMA No. 1/2002).

Ke daftar isi

Page 91: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

72

Redesign Drs. SAHERUDIN

14) Pihak yang telah menyatakan diri keluar dari keanggotaan

gugatan perwakilan kelompok secara hukum tidak terkait

dengan putusan atas gugatan perwakilan kelompok yang

dimaksud.

15) Dalam gugatan perwakilan kelompok / class action, apabila

gugatan ganti rugi dikabulkan, Hakim wajib memutuskan

jumlah ganti rugi secara rinci, penentuan kelompok dan/atau

sub kelompok yang berhak, mekanisme pendistribusian ganti

rugi dan langkah-langkah yang wajib ditempuh oleh wakil

kelompok dalam proses penetapan dan pendistribusian seperti

halnya kewajiban melakukan pemberitahuan atau notifikasi

(Pasal 9 PERMA No. 1/2002).

q. Gugatan Untuk Kepentingan Umum

1) Organisasi kemasyarakatan / lembaga swadaya masyarakat

dapat mengajukan gugatan untuk kepentingan masyarakat,

dalam perkara wakaf, zakat, infag dan shadagah.

2) Organisasi kemasyarakatan / lembaga swadaya masyarakat yang

mengajukan gugatan untuk kepentingan umum harus memenuhi

persyaratan yang ditentukan dalam undang-undang.

r. Perdamaian / Mediasi

1) Dalam setiap perkara perdata, apabila kedua belah pihak hadir di

persidangan, Hakim wajib mendamaikan kedua belah pihak (Pasal

130 H I R / Pasal 154 RBg).

2) Dalam perkara perceraian upaya perdamaian dapat dilakukan

dalam setiap persidangan pada semua tingkat peradilan (Pasal

82 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun

2009).

3) Jika kedua belah pihak berada di luar negeri, maka Penggugat

pada sidang perdamaian harus menghadap secara pribadi.

4) Dalam perkara perceraian, sebelum majel is hakim

memerintahkan para pihak melakukan mediasi, terlebih dahulu

harus mendamaikan sesuai dengan ketentuan Pasal 82

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun

2009.

5) Dalam mengupayakan perdamaian harus mempedomani

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2008

Tentang Mediasi, yang mewajibkan agar semua perkara

perdata yang diajukan ke Pengadilan tingkat pertama wajib

Ke daftar isi

Page 92: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

73

Redesign Drs. SAHERUDIN

untuk dilakukan perdamaian dengan bantuan mediator.

6) Perkara yang tidak wajib mediasi adalah perkara volunter dan

perkara yang salah satu pihaknya tidak hadir di persidangan

dan perkara yang menyangkut legalitas hukum, seperti itsbat

nikah, pembatalan nikah, hibah dan wasiat dan lain-lain.

7) Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet atas

putusan verstek dalam perkara perceraian, maka Majelis

Hakim membatalkan putusan verstek dengan amar sebagai

berikut :

- Menyatakan Pelawan / Tergugat adalah Pelawan yang

benar.

- Membatalkan putusan verstek Nomor tanggal ....

- Menyatakan gugatan Penggugat / Terlawan tidak dapat

diterima.

- Membebankan biaya perkara kepada sejumlah Rp………

(………. ).

8) Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet atas

putusan verstek dalam perkara selain perceraian, maka Majelis

Hakim membatalkan putusan verstek dengan amar sebagai

berikut :

- Menyatakan Pelawan / Tergugat adalah Pelawan yang

benar.

- Membatalkan putusan verstek Nomor tanggal

- Menghukum kedua be lah p ihak untuk mentaat i

perdamaian.

- Membebankan biaya perkara kepada sejumlah

Rp ... ( )

9) Pada persidangan pertama, Hakim yang memeriksa perkara

wajib :

a) Menjelaskan kewajiban para pihak untuk menempuh

mediasi.

b) Menyarankan para pihak untuk memilih mediator yang

tersedia dalam daftar mediator.

c) Membuat penetapan mediator yang dipilih oleh para pihak.

d) Jika para pihak gagal memilih mediator, Majelis menunjuk

mediator dari salah satu Hakim yang bersertifikat. Jika tidak

ada Hakim yang bersertifikat, Ketua Majelis menunjuk

Anggota Majelis yang memeriksa perkara.

e) Setelah penunjukan mediator, Majel is menunda

persidangan untuk memberikan kesempatan kepada para pihak

menempuh mediasi.

f) Dalam hal perkara perceraian yang dikumulasikan dengan

Ke daftar isi

Page 93: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

74

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkara lainnya dan ternyata mediasi perceraiannya gagal:

(1) Mediasi dilanjutkan terhadap perkara asessoirnya

(hadhanah, harta bersama dan lain-lain).

(2) Jika mediasi terhadap perkara asesoirnya ternyata

berhasil, dan dalam proses litigasi ternyata Majelis Hakim

berhasil pula mendamaikan perkara perceraiannya,

maka kesepakatan para pihak tentang perkara asesoir

tersebut tidak berlaku dan dinyatakan dalam putusan.

g) Para pihak menghadap kembali kepada Hakim pada hari

sidang yang telah ditentukan untuk memberitahukan laporan

mediasi yang berhasil. (Lihat PERMA No. 1/2008)

h) Pada hari persidangan yang telah ditentukan, Mediator wajib

memberitahukan secara tertulis kepada Hakim bahwa

mediasi gagal. Selanjutnya pemeriksaan perkara dilanjutkan

dengan membacakan surat gugatan.

10) Akta / putusan perdamaian mempunyai kekuatan yang sama

dengan putusan Hakim yang berkekuatan hukum tetap dan

apabila tidak dilaksanakan, dapat dimintakan eksekusi kepada

Ketua Pengadilan Agama/ mahkamah Syar’iyah yang

bersangkutan.

11) Akta / putusan perdamaian tidak dapat dilakukan upaya hukum

banding, kasasi dan peninjauan kembali.

12) Jika Tergugat lebih dari satu, dan yang hadir hanya sebagian,

mediasi belum dapat dilaksanakan , dan tergugat yang tidak

hadir dipanggil lagi secara patut. Jika Tergugat tetap tidak

hadir, mediasi berjalan hanya antara Penggugat dengan

Tergugat yang hadir.

13) Jika antara Penggugat dengan Tergugat yang hadir tercapai

kesepakatan perdamaian, Penggugat mengubah gugatannya

dengan cara mencabut gugatan terhadap Tergugat yang tidak

hadir.

14) Jika para pihak / salah satu pihak menolak untuk mediasi

setelah diperintahkan oleh Pengadilan, maka penolakan para

pihak / salah satu pihak untuk mediasi dicatat dalam berita

acara sidang dan putusan.

15) Jika terjadi perdamaian di tingkat banding, kasasi atau

Peninjauan Kembali, maka dalam kesepakatan perdamaian

dicantumkan klausula bahwa kedua belah pihak

mengesampingkan putusan yang telah ada. (Pasal 21 dan 22

PERMA Nomor 1 Tahun 2008).

Ke daftar isi

Page 94: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

75

Redesign Drs. SAHERUDIN

s. Penggugat / Tergugat Meninggal Dunia

1) Jika Penggugat setalah mengajukan gugatan meninggal dunia,

maka ahli warisnya dapat melanjutkan perkara.

2) Jika dalam proses pemeriksaan perkara Tergugat meninggal

dunia, maka ahli warisnya dapat melanjutkan perkara.

3) Dalam perkara perceraian jika salah satu pihak suami/isteri

meninggal dunia, maka gugatan perceraian digugurkan. (Pasal 25

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975)

t. Pengunduran Sidang

1) Jika perkara tidak dapat diselesaikan pada sidang pertama,

pemeriksaan diundurkan sampai sidang berikutnya dalam

waktu yang tidak terlalu lama.

2) Pengunduran sidang harus diumumkan di dalam persidangan,

dan bagi pihak yang hadir pemberitahuan pengunduran sidang

berlaku sebagai panggilan, sedangkan bagi pihak yang tidak

hadir harus dipanggil lagi. (Pasal 159 HIR / Pasal 186 RBg).

u. Tangkisan / Eksepsi

1) Tangkisan/eksepsi mengenai kewenangan absolut,

dapatdiajukan selama proses pemeriksaan perkara dan diputus

bersama-sama dengan pokok perkara.

2) Dalam hal adanya tangkisan/ eksepsi mengenai kewenangan relatif,

hakim wajib menjawab (dikabulkan atau ditolak) dan

menuangkannya dalam putusan sela.

3) Jika Tangkisan/ eksepsi mengenai kewenangan relatif tersebut

dikabulkan, maka putusan sela tersebut merupakan putusan akhir

dan dapat diajukan upaya hukum.

4) Upaya hukum atas putusan sela diajukan bersama-sama

dengan putusan akhir.

5) Jika eksepsi yang diajukan tidak mengenai kewenangan, maka

diputus bersama-sama dengan pokok perkara, dan dalam

pertimbangan hukum maupun dalam diktum putusan, tetap

disebutkan :

- Dalam eksepsi : (Pert imbangan lengkap)

- Dalam pokok perkara : (Pertimbangan lengkap)

v. Pengunduran Diri Hakim

1) Hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat

hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai derajat

ketiga, atau hubungan suami atau isteri meskipun telah

bercerai, dengan Ketua, salah seorang Hakim Anggota, Jaksa,

Advokat atau Panitera, atau dengan pihak yang diadili (Pasal 17

Ke daftar isi

Page 95: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

76

Redesign Drs. SAHERUDIN

ayat (3) dan (4) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

Kekuasaan Kehakiman).

2) Hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila ia

mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan

perkara sedang diperiksa, baik atas kehendaknya sendiri

maupun atas permintaan pihak yang berperkara. (Pasal 17 ayat

(5) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009). ―Kepentingan

langsung atau tidak langsung‖ menurut penjelasan Pasal 17

ayat (5) adalah termasuk apabila Hakim atau Panitera atau pihak

lain pernah menangani perkara tersebut atau perkara tersebut

pernah terkait dengan pekerjaan atau jabatan yang bersangkutan

sebelumnya.

3) Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 17

ayat (5) tersebut putusan dinyatakan tidak sah.

4) Untuk perkara verzet terhadap verstek, tidak termasuk dalam

pengertian tersebut Pasal 17 ayat (5) di atas.

w. Pembuktian

1) Jika dalil Penggugat dibantah oleh Tergugat, maka Penggugat

wajib membuktikan, sedang Tergugat wajib membuktikan dalil

bantahannya (Pasal 163 HIR / Pasal 283 RBg).

2) Sesuai ketentuan Pasal 164 HIR / Pasal 284 RBg ada 5 macam

alat-alat bukti, yaitu :

a) Bukti surat.

b) Bukti saksi

c) Persangkaan

d) Pengakuan

e) Sumpah

Ad. a) Bukti surat

Bukti Surat ada 3 (tiga) macam , yaitu :

(1) Akta otentik adalah akta yang dibuat oleh pejabat yang diberi

wewenang untuk itu oleh penguasa menurut

kektentuan yang ditetapkan, baik dengan maupun tanpa

bantuan dari yang berkepentingan, yang mencatat apa

yang dimintakan untuk dimuat di dalamnya oleh yang

berkepentingan. Akta otentik ini merupakan bukti yang

lengkap bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta

mereka yang mendapat hak dari padanya tentang segala

hal yang tercantum di dalamnya dan bahkan tentang yang

tercantum di dalamnya sebagai pemberitahuan belaka;

akan tetapi yang terakhir ini hanyalah sepanjang yang

Ke daftar isi

Page 96: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

77

Redesign Drs. SAHERUDIN

diberitahukan itu erat hubungannya dengan pokok dari

pada akta. (Pasal 165 HIR / Pasal 285 RBg / Pasal 1868

KUH Perdata).

(a) Syarat formil akta otentik :

- Bersifat partai, yaitu dibuat atas kehendak dan

kesepakatan sekurang-kurangnya dua pihak tapi

ada juga yang bersifat sepihak misalnya : akta

nikah, KTP, IMB, Surat Izin Usaha, dsb.

- Dibuat oleh atau di hadapan pejabat umum yang

berwenang untuk itu, antara lain : Gubernur, Bupati,

Walikota, Camat, Hakim, Panitera, dsb.

- Memuat tanggal, hari, dan tahun pembuatan.

- Ditandatangani oleh pejabat yang membuat.

(b) Syarat materil aktar otentik :

- Isi yang tertuang dalam akta otentik berhubungan

langsung dengan apa yang disengketakan di

Pengadilan.

- Isi akta otentik tidak bertentangan dengan hukum,

kesusilaan, agama dan ketertiban umum.

- Pembuatannya sengaja dibuat untuk dipergunakan

sebagai alat bukti.

(c) Kekuatan pembuktian akta otentik

- Akta otentik mempunyai nilai pembuktian sempurna

dan mengikat.

- Akta otentik dapat dilumpuhkan dengan alat bukti

lawan. Nilai pembuktiannya jatuh menjadi alat bukti

permulaan.

- Agar dapat mencapai minimal pembuktian, harus

ditambah dengan sekurang-kurangnya satu alat

bukti lain.

(2) Akta di bawah tangan

Akta di bawah tangan adalah suatu akta yang

ditandatangani di bawah tangan dan dibuat tidak dengan

perantaraan pejabat umum.

(a) Syarat formal akta di bawah tangan.

- Bersifat partai, maksudnya apa yang tersebut

di dalamnya merupakan kesepakatan kedua

belah pihak.

- Dibuat tidak di hadapan pejabat atau tidak

ada cam pur tangan pejabat atas pembuatannya.

Ke daftar isi

Page 97: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

78

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Harus bermaterai.

- Ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika

menggunakan cap jempol harus disahkan oleh

pejabatatau notaris.

(b) Syarat materiil akta di bawah tangan :

- Isi akta di bawah tangan berkaitan langsung

dengan apa yang diperkarakan.

- Isi akta di bawah tangan tidak betentangan

dengan hukum, kesusilaan, agama dan ketertiban

umum.

- Sengaja dibuat untuk alat bukti.

(c) Batas minimal pembuktian akta di bawah tangan :

- Apabila diakui isi dan tanda tangan, maka nilainya

disamakan dengan akta otentik.

- Apabila tidak diakui isi dan tanda tangannya,

maka jatuh nilai pembuktiannya menjadi alat

bukti permulaan (begin bvan bewijs).

- Untuk mencapai batas minimal pembuktian,

harus ditambah dan didukung oleh sekurang-

kurangnya satu alat bukti lain.

(3) Akta sepihak

Akta sepihak adalah akta yang bentuknya berupa surat

pengakuan yang berisi pernyataan akan kewajiban

sepihak dari yang membuat surat bahwa ia akan

membayar sejumlah uang atau akan menyerahkan

sesuatu atau akan melakukan sesuatu kepada seseorang

tertentu (Pasal 1878 KUH Perdata / Pasal 291 RBg).

- Syarat formil akta sepihak :

(a) Ditulis sendiri seluruhnya oleh yang membuat atau

yang menandatanganinya.

(b) Atau sekurang-kurangnya penandatanganan

menulis sendiri dengan huruf (bukan dengan

angka) tentang jumlah atau tentang sesuatu yang

akan diberikan diserahkan atau dilakukannya.

(c) Diberi tanggal dan ditandatangani oleh pembuat.

- Syarat materil akta sepihak :

(a) Isi akta sepihak itu berkaitan langsung dengan

pokok perkara yang disengketakan.

(b) Isi akta sepihak tidak bertentangan dengan

hukum, susila, agama, dan ketertiban umum.

(c) Sengaja dibuat untuk alat bukti.

Ke daftar isi

Page 98: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

79

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Batas minimal pembuktiannya :

Jika diakui isi dan tanda tangan, maka derajat nilai

pembuktiannya sama dengan akta otentik yaitu

sempurna dan mengikat, dalam hal ini dia bisa berdiri

sendiri tanpa bantuan alat bukti yang lain.

Jika akta sepihak, tanda tangan dan tulisan dimungkiri

atau disangkal oleh pihak lawan, maka nilai kekuatan

pembuktiannya sama dengan bukti permulaan. Jika

dijadikan alat bukti maka harus ditambah alat bukti

lain.

- Nilai kekuatan pembuktiannya :

- Jika isi dan tanda tangan diakui maka sama nilai

kekuatan pembuktiannya dengan akta otentik, yaitu

nilai kekuatan pembuktiannya bersifat sempurna

dan mengikat.

- Bila isi dan tanda tangan diingkari maka jatuh

menjadi alat bukti permulaan sehingga tidak bisa

berdiri sendiri, harus ditambah dengan salah satu alat

bukti yang lain untuk mencapai batas minimal

pembuktian, dalam hal ini nilai kekuatan

pembuktiannya menjadi bebas.

Ad. b) Bukti Saksi

(1) Kesaksian adalah kepastian yang diberikan kepada Hakim di

persidangan tentang peristiwa yang disengketakan

dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh

orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara yang

dipanggil ke persidangan.

(2) Dalam menimbang kesaksian Hakim harus memperhatikan

kesesuaian kesaksian saksi yang satu dengan lainnya,

alasan atau sebab mengapa saksi-saksi memberikan

keterangan tersebut, cara hidup, adat dan martabat saksi

dan segala ihwal yang dapat mempengaruhi saksi

sehingga saksi itu dapat dipercaya atau kurang dipercayai.

(Pasal 172 H I R / Pasal 309 RBg).

(3) Yang tidak dapat didengar sebagai saksi adalah sebagai

berikut :

(a) Keluarga sedarah dan keluarga semenda menurut

keturunan yang lurus dari salah satu pihak.

(b) Suami atau isteri salah satu pihak meskipun telah

bercerai.

Ke daftar isi

Page 99: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

80

Redesign Drs. SAHERUDIN

(c) Anak-anak yang umurnya tidak diketahui dengan

benar bahwa mereka sudah berumur lima belas

tahun.

(d) Orang tua walaupun kadang-kadang ingatannya

terang. (Pasal 145 H I R / Pasal 172 RBg).

(4) Keluarga sedarah atau keluarga semenda tidak boleh

ditolak sebagai saksi karena keadaan itu dalam perkara

tentang keadaan menurut hukum sipil dan pada orang

yang berperkara atau tentang suatu perjanjian pekerjaan.

(5) Anak-anak atau orang-orang tua yang kadang-kadang

terang ingatannya dapat mendengar di luar sumpah, akan

tetapi keterangan mereka hanya dipakai selaku penjelasan

saja (Pasal 145 ayat (4) H I R / Pasal 172 RBg).

(6) Yang dapat mengundurkan diri untuk memberi kesaksian

adalah :

(a) Saudara lak-laki dan saudara perempuan, ipar lakilaki

dan ipar perempuan dari salah satu pihak.

(b) Keluarga sedarah menurut keturunan yang lurus dan

saudara laki-laki atau perempuan dari suami atau

isteri salah satu pihak.

(c) Sekal ian orang yang karena martabatnya,

pekerjaannya atau jabatannya yang sah diwajibkan

menyimpan rahasia akan tetapi hanya semata-mata

mengenai pengetahuan yang diserahkan kepadanya

karena martabat, pekerjaan atau jabatannya itu

(Pasal 146 ayat HIR / Pasal 174 RBg).

(7) Testimonium de auditu adalah keterangan yang diperoleh

saksi dari orang lain, tidak didengar atau dialami sendiri.

Kesaksian de auditu dapat dipergunakan sebagai sumber

persangkaan.

(8) Unus testis nullus testis (satu saksi bukan saksi) adalah

keterangan seorang saksi tanpa adanya bukti lain. Untuk

dapat dijadikan alat bukti minimal, harus didukung dengan

bukti lain :

- Syarat formal alat bukti saksi

(1) Memberikan keterangan di depan sidang

Pengadilan.

(2) Bukan orang yang dilarang untuk didengar sebagai

saksi (Pasal 145 HIR / Pasal 172 RBg).

(3) Bagi kelompok yang berhak mengundurkan diri

menyatakan kesediaannya untuk diperiksa

Ke daftar isi

Page 100: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

81

Redesign Drs. SAHERUDIN

sebagai saksi.

(4) Mengucapkan sumpah menurut agama yang

dianutnya.

- Syarat materiil alat bukti saksi :

(1) Keterangan yang diberikan mengenai peristiwa yang

dialami, didengar dan dilihat sendiri oleh saksi.

(2) Keterangan yang diberikan itu harus mempunyai

sumber pengetahuan yang jelas (Pasal 171 ayat

(1) HIR / Pasal 308 RBg). pendapat atau

persangkaan saksi yang disusun berdasarkan akal

pikiran atau perasaan tidak bernilai sebagai alat bukti

yang sah (Pasal 171 ayat (2) HIR / Pasal 308 ayat

(2) RBg).

(3) Keterangan yang diberikan oleh saksi harus saling

bersesuaian satu dengan yang lain atau alat bukti-

alat bukti yang sah (Pasal 172 HIR / Pasal 309 RBg).

- Nilai kekuatan saksi :

(1) Apabila alat bukti saksi yang diajukan telah

memenuhi syarat formal dan materil dan

jumlahnya telah mencapai batas minimal

pembuktian, maka nilai kekuatan pembuktian yang

terkandung di dalamnya bersifat bebas (vrij bewijs

kracht). Maksudnya Hakim bebas untuk menilai.

(2) Jika saksi hanya seorang dan tidak dapat

ditambah dengan alat bukti lain, maka nilai

kekuatan pembuktiannya bersifat bukti permulaan.

Ad. c) Persangkaan

(1) Persangkaan adalah kesimpulan yang oleh undang-

undang atau Hakim ditarik dari suatu peristiwa yang

diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak

diketahui umum (Pasal 1915 KUH Perdata).

(2) Persangkaan ada 2 (dua) macam, yaitu :

(a) Persangkaan berdasarkan undang-undang.

(b) Persangkaan bukan berdasarkan undang-undang.

(3) Persangkaan undang-undang ialah persangkaan yang

berdasarkan suatu ketentuan khusus undang-undang,

dihubungkan dengan perbuatan-perbuatan tertentu atau

peristiwa-peristiwa tertentu (Pasal 1916 KUH Perdata).

(4) Persangkaan bukan berdasarkan undang-undang adalah

Ke daftar isi

Page 101: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

82

Redesign Drs. SAHERUDIN

persangkaan bukan berdasarkan undang-undang tertentu,

hanya saja harus diperhatikan oleh Hakim waktu

menjatuhkan putusan, jika persangkaan itu penting,

seksama, tertentu dan satu sama lain bersesuaian (Pasal

173 HIR / Pasal 310 RBg).

(5) Persangkaan berdasarkan undang-undang sebagai alat

bukti mempunyai kekuatan pembuktian pasti.

(6) Persangkaan bukan berdasarkan undang-undang sebagai

alat bukti mempunyai kekuatan bukti bebas.

(7) Seiring dengan perkembangan teknologi, fax, email, sms,

fotokopi, rekaman dan sebagainya, dapat diterima sebagai

alat bukti persangkaan.

Ad.d) Pengakuan

(1) Pengakuan adalah keterangan sepihak dari salah satu

pihak dalam satu perkara dimana ia membenarkan apa-

apa yang dikemukakan oleh pihak lawan (Pasal 174 HIR /

Pasal 311 RBg / Pasal 1923-1928 KUH Perdata).

(2) Pengakuan di hadapan Hakim, baik yang diucapkan

sendiri maupun dengan perantaraan kuasanya, menjadi

bukti yang cukup dan mutlak (Pasal 174 HIR / Pasal 311

RBg).

(3) Pengakuan yang diberikan di luar sidang, diserahkan

kepada pertimbangan Hakim (Pasal 175 HIR / Pasal 312

RBg).

(4) Pengakuan tidak boleh dipisah-pisah, yaitu tiap-tiap

pengakuan harus diterima seluruhnya, Hakim tidak

berwenang untuk menerima sebagian dan menolak

sebagaian lagi, sehingga merugikan orang yang mengaku,

kecuali jika seorang debitur dengan maksud melepaskan

dirinya menyebutkan hal yang terbukti tidak benar (Pasal

176 H I R / Pasal 313 RBg).

(5) Pengakuan sebagai alat bukti dibagi dalam 3 (tiga)

klasifikasi :

- Pengakuan murn i yakn i pen gakuan yan g

sesungguhnya terhadap semua dalil gugatan yang

diajukan oleh Penggugat. Misalnya Penggugat

menuntut Tergugat untuk membayar hutang

sebanyak satu juta, Tergugat mengakui bahwa ia

berhutang kepada Penggugat satu juta. Dalam hal ini tidak

ada alasan bagi Hakim untuk memisah-misah

pengakuan tersebut karena tidak ada yang perlu

Ke daftar isi

Page 102: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

83

Redesign Drs. SAHERUDIN

dipisahkan.

- Pengakuan berkualifikasi yaitu pengakuan yang

disertai dengan sangkalan terhadap sebagaian dari

tuntutan Penggugat. Misalnya Penggugat menyatakan

bahwa Tergugat berhutang sebesar lima juta rupiah,

dalam hal ini Tergugat mengaku telah berhutang kepada

Penggugat akan tetapi bukan lima juta melainkan tiga

juta.

- Pengakuan berklausula yaitu suatu pengakuan yang

disertai dengan keterangan tambahan yang bersifat

membebaskan. Misalnya Penggugat menyatakan

bahwa Tergugat telah berhutang sebesar lima juta,

Tergugat mengakui bahwa ia telah berhutang lima juta

tetapi Tergugat menyatakan bahwa hutang telah dibayar

lunas, jadi pengakuan disini adalah pengakuan

yang disertai dengan keterangan penyangkalan.

(6) Penerapan asas onsplitbaar aveau :

Ialah pengakuan bersyarat tidak boleh dipecah atau

dipisah-pisahkan dengan cara menerima sebagian dan

menolak sebagian. Dalam penerapannya pengakuan

bersyarat harus diterima secara keseluruhannya. Rasio

dari larangan memecah pengakuan bersyarat adalah untuk

menghindari cara-cara penerapan yang menimbulkan

kerugian secara tidak adil dan wajar bagi salah satu pihak.

(7) Pengakuan dapat dicabut atau ditarik kembali hanya

dimungkinkan dalam hal adanya kekeliruan terhadap

suatu peristiwa dan dapat dicabut kembali asal

pencabutan diganti dengan keterangan yang dapat

dibuktikan kebenarannya dengan dalil baru.

- Syarat formal alat bukti pengakuan :

(1) Disampaikan di muka persidangan.

(2) Pengakuan disampaikan oleh pihak yang

berperkara atau kuasanya dalam bentuk lisan atau

tertulis.

- Syarat materiil alat bukti pengakuan :

(1) Pengakuan yang diberikan berhubungan langsung

dengan pokok perkara.

(2) Tidak merupakan kebohongan atau kepalsuan yang

nyata dan terang.

(3) Tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan,

agama, moral, dan ketertiban umum.

Ke daftar isi

Page 103: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

84

Redesign Drs. SAHERUDIN

- Batas minimal pembuktian pengakuan :

(a) Pengakuan murni, mengandung nilai pembuktian

yang sempurna (volledeg), mengikat (bindend),

menentukan atau memaksa (beslisend, dwingend).

Oleh karena itu alat bukti pengakuan murni dan

bulat dapat berdiri sendiri sebagai alat bukti, tidak

memerlukan tambahan atau dukungan dari alat

bukti yang lain. Dengan demikian pada diri alat

bukti pengakuan murni dan bulat sudah mencapai

batasan minimal pembuktian.

(b) Batas minimal pembuktian pengakuan bersyarat :

tidak mempunyai nilai yang sempurna, mengikat dan

menentukan. Oleh karena itu tidak dapat berdiri

sendiri, harus dibantu sekurang-kurangnya salah satu

alat bukti yang lain. Nilai kekuatan pembuktiannya :

hanya bersifat bukti permulaan, tidak dapat berdiri

sendiri, harus ditambah sekurang-kurangnya

salah satu alat bukti yang la in, maka dalam hal

in i n i la i kekuatan pembuktiannya bersifat bebas.

Ad. e) Sumpah

(1) Sumpah adalah suatu pernyataan yang khidmat yang diberikan

atau diucapkan pada waktu memberi janji atau keterangan

dengan mengingat sifat Kemahakuasaan Allah swt yang

percaya bahwa siapa yang memberikan keterangan atau

janji yang tidak benar akan dihukum olehNya. (Pasal 182-185 dan

177 HIR, / 155-158 dan 314 RBg , serta 1929-1945 BW).

(2) Apabila sumpah telah diucapkan, Hakim tidak

diperkenankan lagi untuk meminta bukti tambahan dari

orang yang disumpah (Pasal 177 HIR / Pasal 314 RBg).

(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan salah

satu pihak yang berperkara untuk mengangkat sumpah

tambahan, supaya dengan sumpah itu perkara dapat

diputuskan (Pasal 155 HIR / Pasal 182 RBg).

(4) Apabila Hakim akan menambahkan bukti baru dengan

sumpah penambahan, harus dibuat dengan putusan sela,

dengan pertimbangan yang memuat alasannya.

- Syarat formil sumpah penambah / pelengkap :

(a) Sumpah tersebut untuk melengkapi atau

menguatkan pembuktian yang sudah ada tetapi

belum mencapai batas minimal pembuktian.

Ke daftar isi

Page 104: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

85

Redesign Drs. SAHERUDIN

(b) Bukti yang sudah ada baru bernilai bukti

permulaan.

(c) Para pihak yang berperkara sudah tidak mampu

lagi menambah alat bukti dengan alat bukti yang lain.

(d) Sumpah dibebankan atas peintah Hakim dan

diucapkan di depan sidang secara langsung oleh

yang bersangkutan atau oleh kuasanya dengan surat

kuasa istimewa.

(e) Apabila sumpah tersebut diucapkan oleh

kuasanya, maka di dalam surat kuasa istimewa yang

harus memuat lafal sumpah.

- Syarat materiil sumpah penambah / pelengkap :

(a) Isi lafal sumpah harus mengenai perbuatan yang

dilakukan sendiri oleh pihak yang berperkara atau yang

mengucapkan sumpah tersebut.

(b) Isi sumpah harus berkaitan langsung dengan

pokok perkara dan tidak bertentangan dengan

hukum, agama, kesusilaan dan ketertiban umum.

(5) Sumpah pemutus atau sering juga disebut sumpah yang

menentukan diatur dalam Pasal 156 HIR / Pasal 183 RBg /

Pasal 1930 KUH Perdata.

Pengangkatan sumpah harus dilakukan di depan sidang

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah dan dihadiri

oleh pihak lawan atau setelah pihak lawan itu dipanggil

dengan patut. (Pasal 158 ayat (1) HIR / Pasal 185 ayat (1)

RBg).

- Syarat formil sumpah pemutus :

(a) Sumpah pemutus dapat dimintakan oleh salah satu

pihak berperkara apabila tidak ada bukti sama sekali.

(b) Pembebanan sumpah pemutus harus atas

permintaan salah satu pihak yang berperkara.

(c) Jika lafal dalam sumpah mengenai perbuatan

sepihak yang dilakukan oleh pihak yang diminta untuk

bersumpah, sumpah tersebut tidak dapat

dikembalikan kepada pihak lawan.

(d) Jika yang akan dilafalkan dalam sumpah

mengenai perbuatan yang dilakukan kedua belah

pihak, pihak yang diminta bersumpah dapat

mengembalikan kepada pihak lawannya.

(e) Jika pihak lawan mengembalikan sumpah, maka pihak

lain tidak boleh mengembalikan lagi sumpah yang

Ke daftar isi

Page 105: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

86

Redesign Drs. SAHERUDIN

dimintakan.

(f) Sumpah pemutus diucapkan di muka persidangan oleh

yang bersangkutan langsung atau oleh kuasanya

dengan surat kuasa istimewa.

- Syarat materiil sumpah pemutus :

(a) Isi lafal sumpah harus mengenai perbuatan yang

dilakukan sendiri atau yang dilakukan bersama-sama

oleh kedua pihak yang berperkara.

(b) Isi sumpah harus mempunyai hubungan langsung

dengan pokok perkara yang disengketakan.

- Batas minimal pembuktiannya :

Baik sumpah tambahan maupun sumpah yang menentukan,

terkandung nilai pembuktian yang bersifat sempurna, mengikat,

menentukan atau memaksa. Oleh karena itu mutlak dapat

berdiri sendiri tanpa bantuan alat bukti yang lain.

(6) Sumpah penambah maupun sumpah pemutus hanya

dapat dilakukan apabila pihak lawan telah dipanggil

dengan patut. (Pasal 158 ayat (2) HIR / pasal 185 ayat (3)

RBg).

(7) Sumpah penaksir adalah sumpah yang diucapkan untuk

menetapkan jumlah ganti rugi atau harga barang yang akan

dikabulkan. (Pasal 155 HIR / Pasal 182 RBg / Pasal 1940 KUH

Perdata).

(8) Sumpah li’an adalah sumpah yang diperintahkan Hakim

kepada salah satu pihak dalam perkara permohonan atau

gugatan cerai dengan alasan salah satu pihak melakukan zina,

sedangkan Pemohon atau Penggugat tidak dapat

melengkapi bukti-bukti dan Termohon atau Tergugat

menyanggah alasan tersebut. (Pasal 126 KHI).

x. Pemeriksaan Setempat

1) Untuk perkara-perkara mengenai tanah, Hakim wajib

memperhatikan Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA)

Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Pemeriksaan Setempat, yaitu

agar Majelis Hakim melakukan pemeriksaan setempat atas

objek perkara, terutama tentang letak, luas dan batas tanah

untuk mendapatkan penjelasan / keterangan secara terperinci

atas objek perkara agar menjadikan pertimbangan Hakim

dalam memutus perkara.

2) Jika tanah terletak di wilayah Pengadilan Agama lain,

Pengadilan Agama meminta bantuan pemeriksaan setempat

Ke daftar isi

Page 106: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

87

Redesign Drs. SAHERUDIN

kepada Ketua Pengadilan Agama tempat tanah sengketa

berada dan berita acaranya dikirim kepada Pengadilan Agama

yang meminta.

3) Biaya pemeriksaan setempat dibebankan kepada Pemohon

pemeriksaan setempat dan dimasukkan sebagai persekot biaya

perkara, yang kemudian hari akan diperhitungkan dengan biaya

perkara.

y. Sita Jaminan

1) Sita jaminan dilakukan atas perintah Hakim / Ketua Majelis atas

permintaan Pemohon sita sebelum atau selama peroses

pemeriksaan berlangsung.

2) Ada 2 (dua) macam sita jaminan.

a) Sita jaminan terhadap barang milik Tergugat (Conservatoir

beslaag) yaitu menyita barang bergerak dan tidak bergerak

milik Tergugat untuk menjamin agar putusan tidak illusoir

(hampa).

b) Sita jaminan terhadap barang bergerak milik Penggugat

(revindicatoir beslaag) yaitu menyita barang bergerak milik

Penggugat yang dikuasai oleh Tergugat. (Pasal 226 dan

227 H I R / Pasal 260 dan 261 RBg).

3) Jika permohonan sita diajukan bersama-sama dalam surat

gugatan, maka Majelis Hakim mempelajari gugatan tersebut

dengan seksama apakah permohonan sita yang diajukan

ituberalasan atau tidak, sudah sesuai dengan ketentuan hukum

yang berlaku atau tidak, dan apakah ada hubungan hukum

dengan perkara yang sedang diajukan oleh Penggugat kepada

Pengadilan.

4) Jika ketentuan tersebut di atas sudah terpenuhi, maka Majelis

Hakim yang memeriksa perkara tersebut dapat menempuh

salah satu dari 3 (tiga) alternatif sebagai berikut:

a) Secara langsung mengeluarkan penetapan yang berisi

mengabulkan permohonan sita tersebut tanpa dilaksanakan

sidang insidentil lebih dahulu. Perintah sita ini disertai

dengan penetapan hari sidang dan memerintahkan para

pihak yang berperkara untuk menghadap sidang

sebagaimana yang telah ditentukan; atau

b) Apabila permintaan situ itu tidak beralasan, maka Majelis

Hakim membuat penetapan hari sidang sekaligus berisi

penolakan permohonan sita. Ketentuan ini juga tidak perlu

diadakan sidang insidentil; atau

c) Mejelis membuat penetapan hari sidang sekaligus berisi

Ke daftar isi

Page 107: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

88

Redesign Drs. SAHERUDIN

penangguhan permohonan sita. Terhadap ketentuan ini

diperlukan sidang insidentil lebih dahulu dan harus dibuat

putusan sela.

5) Jika permohonan sita diajukan secara terpisah dari pokok

perkara, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yaitu :

a) Diajukan tertulis yang terpisah dari surat gugat, biasanya

dalam pemeriksaan persidangan pengadilan atau selama

putusan belum mempunyai kekuatan hukum tetap.

b) Diajukan secara lisan dalam persidangan pengadilan.

Apabila permohonan sita diajukan dalam bentuk tertulis

pada saat berlangsungnya pemeriksaan perkara, maka

Majelis Hakim menunda persidangan dan memerintahkan

Penggugat untuk mendaftarkan permohonan sita di

kepaniteraan (meja satu). Apabila permohonan sita diajukan

dalam bentuk lisan, Majelis Hakim membuat catatan

permohonan sita tersebut dan memerintahkan Panitera

untuk mencatatnya dalam berita acara sidang, setelah itu

sidang ditunda dan memerintahkan Penggugat mendaftarkan

permohonan sita tersebut di kepaniteraan (meja satu).

Terhadap hal ini diadakan sidang insidentil untuk

menetapkan sita dan dibuat putusan sela.

6) Penyitaan dilaksanakan oleh panitera Pengadilan Agama /

Jurusita dengan dua orang pegawai Pengadilan sebagai saksi.

7) Sebelum menetapkan permohonan sita jaminan Ketua

Pengadilan / Majelis wajib terlebih dahulu mendengar pihak

Tergugat.

8) Dalam mengabulkan permohonan sita jaminan, Hakim wajib

memperhatikan :

a) Penyitaan hanya dilakukan terhadap barang milik Tergugat

(atau dalam hal sita revindicatoir terhadap barang bergerak

tertentu milik Penggugat yang ada di tangan Tergugat yang

dimaksud dalam surat gugat), setelah terlebih dahulu

mendengar keterangan pihak Tergugat (lihat Pasal 227 ayat (2)

H I R / Pasal 261 ayat (2) RBg).

b) Jika yang disita adalah sebidang tanah, dengan atau tanpa

rumah, maka berita acara penyitaan harus didaftarkan

sesuai ketentuan dalam Pasal 227 (3) jo Pasal 198 dan Pasal

199 HIR atau Pasal 261 jo Pasal 213 dan Pasal 214 RBg.

c) Dalam hal tanah yang disita sudah terdaftar / bersertifikat,

penyitaan harus didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional.

Dan dalam hal tanah yang disita belum terdaftar / belum

bersertifikat, penyitaan harus didaftarkan di Kelurahan.

Ke daftar isi

Page 108: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

89

Redesign Drs. SAHERUDIN

d) Barang yang disita ini, meskipun jelas adalah milik

Penggugat yang disita dengan sita revindicatoir, harus tetap

dipegang / dikuasai oleh Tersita. Barang yang disita tidak

dapat dititipkan kepada lurah atau kepada Penggugat atau

membawa barang itu untuk disimpan di gedung Pengadilan

Agama.

e) Jika barang yang disita berupa barang yang habis dipakai,

maka dapat dipindahkan dari tempat Tersita ke gedung

Pengadilan Agama, akan tetapi pengawasannya tetap pada

Tersita.

9) Apabila telah dilakukan sita jaminan dan kemudian tercapai

perdamaian atau gugatan ditolak/tidak diterima, maka sita

jaminan harus diangkat.

z.1. Sita Jaminan Terhadap Barang Milik Tergugat (Conservatoir

Beslaag)

1) Majelis hakim dalam mengabulkan permohonan sita harus ada

sangkaan yang beralasan bahwa Tergugat berupaya

mengalihkan barang-barangnya untuk menghindari gugatan

Penggugat.

2) Yang disita adalah barang bergerak dan barang yang tidak

bergerak milik Tergugat.

3) Apabila yang disita berupa tanah, maka harus dilihat dengan

seksama, bahwa tanah tersebut adalah milik Tergugat, luas

serta batas-batasnya harus disebutkan dengan jelas

(Perhatikan SEMA Nomor 2 Tahun 1962). Untuk menghindari

kesalahan penyitaan hendaknya mengikut sertakan Kepala

Desa untuk melihat keadaan tanah, batas serta luas tanah yang

akan disita.

4) Penyitaan atas tanah harus dicatat dalam buku tanah yang

ada di desa, selain itu sita atas tanah yang bersertifikat

harus didaftarkan di Badan Pertanahan Nasional setempat,

dan atas tanah yang belum bersertifikat harus diberitahukan

kepada Kantor Pertanahan Kota / Kabupaten.

5) Sejak tanggal pendaftaran sita, Tersita dilarang untuk

menyewakan, mengalihkan atau menjaminkan tanah yang

disita. Semua tindakan Tersita yang dilakukan bertentangan

dengan larangan itu adalah batal demi hukum.

6) Kepala Desa yang bersangkutan dapat ditunjuk sebagai

pengawas agar tanah tersebut tidak dialihkan kepada orang

lain.

7) Penyitaan dilakukan lebih dahulu atas barang bergerak yang

Ke daftar isi

Page 109: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

90

Redesign Drs. SAHERUDIN

cukup untuk menjamin dipenuhinya gugatan Penggugat,

apabila barang bergerak milik Tergugat tidak cukup, maka

tanah-tanah dan rumah milik Tergugat dapat disita.

8) Setelah sita dilaksanakan, maka dalam persidangan berikutnya

majelis hakim harus menyatakan sah dan berharga sita jaminan

dan dicatat dalam berita acara sidang.

9) Apabila gugatan dikabulkan, sita jaminan dinyatakan sah dan

berharga oleh Hakim dalam amar putusannya, dan apabila

gugatan ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima, sita harus

diperintahkan untuk diangkat.

10) Sita jaminan dan sita eksekusi terhadap barang-barang milik

negara dilarang. Pasal 50 Undang-undang Nomor 1 Tahun

2004 Tentang Perbendaharaan Negara menyatakan : ―Pihak

manapun dilarang melakukan penyitaan terhadap :

a) Uang atau surat berharga milik negara / daerah, baik yang

berada pada instansi pemerintah maupun pada pihak

ketiga.

b) Uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara /

daerah.

c) Barang bergerak milik negara / daerah baik yang berada pada

instansi pemerintah maupun pihak ketiga.

d) Barang bergerak dan hal kebendaan lainnya milik negara /

daerah.

e) Barang milik pihak ketiga yang dilunasi negara / daerah

yang diperlukan untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan.

11) Dilarang menyita hewan atau perkakas yang benar-benar

dibutuhkan untuk mencari nafkah (Pasal 197 (8) HIR / Pasal

211 RBg).

12) Pemblokiran atas saham dilakukan oleh BAPEPAM atas

permintaan Ketua Pengadilan Agama dalam hal ada hubungan

dengan perkara.

z.2. Sita Terhadap Barang Milik Penggugat (Revindicatoir Beslaag)

1) Sita revindicatoir adalah penyitaan atas barang bergerak milik

Penggugat yang dikuasai Tergugat.

2) Barang yang dimohon agar disita harus disebutkan dalam surat

gugatan atau permohonan tersendiri secara jelas dan

terperinci.

3) Apabila gugatan dikabulkan, sita revindicatoir dinyatakan sah

dan berharga dan Tergugat dihukum untuk menyerahkan

barang tersebut kepada Penggugat.

4) Tata cara sita revindicatoir sama dengan sita conservatoir.

Ke daftar isi

Page 110: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

91

Redesign Drs. SAHERUDIN

aa. Sita Persamaan

1) Apabila barang yang akan disita telah diletakkan sita

olehPengadilan lain, maka Jurusita tidak dapat melakukan

penyitaan lagi, namun Jurusita dapat melakukan sita

persamaan (Pasal 463 Rv).

2) Apabila setelah dilakukan penyitaan, tatapi sebelum

dilakukan penjualan barang yang disita diajukan

perminataan untuk melaksanakan suatu putusan Hakim

yang ditujukan terhadap penanggung hutang kepada negara,

maka penyitaan yang telah dilakukan itu dipergunakan juga

sebagai jaminan untuk pembayaran hutang menuntut putusan

Hakim itu dan Hakim Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah

jika perlu memberi perintah untuk melanjutkan penyitaan atas

sekian banyak barang yang belum disita terlebih dahulu,

sehingga akan dapat mencukupi untuk membayar jumlah uang

menurut putusan-putusan itu dan biaya penyitaan lanjutan itu.

3) Dalam hal yang dimaksud dalam syarat-syarat 1 dan 2,

Hakim Pengadilan Agama menentukan cara pembagian hasil

penjualan antara pelaksana dan orang yang berpiutang, setelah

mengadakan pemeriksaan atau melakukan panggilan

selayaknya terhadap penanggung hutang kepada Negara,

pelaksana dan orang yang berpiutang.

4) Pelaksanaan dan orang yang berpiutang yang menghadap atas

panggilan termaksud dalam ayat (3), dapat meminta banding pada

Pengadilan Tinggi atas penentuan pembagian tersebut.

5) Segera setelah putusan tentang pembagian tersebut

mendapat kekuatan pasti, maka Hakim Pengadilan Agama

mengirimkan suatu daftar pembagian kepada juru lelang atau

orang yang ditugaskan melakukan penjualan umum untuk

dipergunakan sebagai dasar pembagian uang penjualan.

6) Oleh karena pasal tersebut berhubungan dengan penyitaan

yang dilakukan oleh PUPN, maka sita tersebut adalah sita

eksekusi dan bukan sita jaminan, dan objek yang disita bisa

barang bergerak atau barang tidak bergerak.

7) Sita persamaan barang tidak bergerak harus dilaporkan kepada

Badan Pertanahan Nasional atau kelurahan setempat,.

8) Apabila sita jaminan (sita jaminan utama) telah menjadi

sita eksekusi kemudian objeknya akan dilelang, maka sita

persamaan dengan sendirinya menjadi hapus demi hukum.

9) Apabila sita jaminan (sita jaminan utama) dicabut atau

dinyatakan tidak berkekuatan hukum, maka sita persamaan

sesuai dengan urutannya menjadi sita jaminan (sita jaminan

Ke daftar isi

Page 111: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

92

Redesign Drs. SAHERUDIN

utama).

bb. Sita Harta Bersama

1) Sita harta bersama dimohonkan oleh pihak isteri / suami

terhadap harta perkawinan baik yang bergerak atau tidak

bergerak, sebagai jaminan untuk memperoleh bagiannya

sehubungan dengan gugatan perceraian, agar selama proses

berlangsung barang-barang tersebut tidak dialihkan suami /

isteri.

2) Bahwa sita terhadap harta bersama dapat juga diajukan oleh

suami / isteri walaupun tidak terjadi perceraian, bilamana isteri

/ suami melakukan tindakan yang mengarah pada

pengalihan harta bersama (Pasal 95 Kompilasi Hukum

Islam).

cc. Sita Buntut

1) Sita buntut adalah permohonan sita yang diajukan setelah

putusan Pengadilan tingkat pertama dijatuhkan dan perkaranya

dimintakan banding. (Pasal 227 (1) H I R / Pasal 261 (1) RBg).

2) Permohonan penyitaan diajukan kepada Ketua Pengadilan

Agama untuk diteruskan kepada Pengadilan Tinggi Agama.

3) Apabila permohonan tersebut oleh Pengadilan Tinggi

Agama dikabulkan, maka Majelis Hakim membuat penetapan

dengan amar:

- Mengabulkan permohonan sita tersebut.

- Memer in tahkan Ketua Penga di lan Agama untuk

melaksanakan sita.

- Memerintahkan Ketua Pengadilan Agama untuk

mengirimkan berita acara sita kepada Pengadilan Tinggi

Agama dalam tempo dua kali dua puluh empat jam (Pasal

195 ayat (5) HIR / Pasal 206 ayat (5) RBg).

4) Apabila perkaranya sedang diperiksa dalam tingkat kasasi,

maka permohonan penyitaan diajukan kepada Pengadilan

Agama yang memutus perkara. Penyitaan dilaksanakan oleh

Pengadilan Agama dan berita acaranya dikirimkan ke

Mahkamah Agung. Selanjutnya Mahkamah Agung yang

menetapkan sah dan berharga atau tidak sah dan tidak

berharga penyitaan tersebut.

dd. Sita Eksekusi

1) Sita jaminan atau sita revindicatoir yang telah dinyatakan sah dan

berharga dalam putusan yang berkekuatan hukum tetap, berubah

Ke daftar isi

Page 112: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

93

Redesign Drs. SAHERUDIN

menjadi sita eksekusi.

2) Sita eksekusi hanya menyangkut pembayaran sejumlah uang.

ee. Eksekusi Grosse Akta

1) Sesuai Pasal 224 HIR / Pasal 258 RBg ada dua macam grosse

yang mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu grosse akta hipotik

dan surat-surat utang.

2) Grosse adalah salinan pertama dan akta autentik salinan

pertama ini diberikan kepada kreditur.

3) Oleh karena salinan pertama dan atas pengakuan utang yang

dibuat oleh notaris mempunyai kekuatan eksekusi, maka salinan

pertama ini harus ada kepala irah-irah yang berbunyi ―Demi

Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa‖. Salinan

lainnya yang diberikan kepada debitur tidak memakai kepala /

irah-irah ―Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa‖. Asli dari akta (minit) disimpan oleh notaris dalam arsip dan

tidak memakai kepala / irah-irah.

4) Grosse atas pengakuan utang yang berkepala ―Demi

Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa‖, oleh notaris

diserahkan kepada kreditor yang dikemudian hari bisa

diperlukan dapat langsung dimohonkan eksekusi kepada Ketua

Pengadilan Agama.

5) Eksekusi berdasarkan grosse akta pengakuan utang fixed loan

hanya dapat dilaksanakan, apabila debitur sewaktu ditegur,

membenarkan jumlah utangnya itu.

6) Apabila debitur membantah jumlah utang tersebut, dan besarnya

utang menjadi tidak fixed, maka eksekusi tidak bisa dilanjutkan.

Kreditur, yaitu bank untuk dapat mengajukan tagihannya harus

melalui suatu gugatan, yang dalam hal ini, apabila syarat-syarat

terpenuhi, dapat dijatuhkan putusan serta merta.

7) Pasal 14 Undang-undang Pelepas Uang (Geldschieters

Ordonantie, S. 1938-523), melarang notaris membuat atas

pengakuan utang dan mengeluarkan grosse aktanya untuk

perjanjian utang-piutang dengan seorang pelepas uang.

8) Pasal 224 HIR / Pasal 258 RBg, tidak berlaku untuk grosse

akta semacam ini.

9) Grosse akta pengakuan utang yang diatur dalam Pasal 224 HIR

/ Pasal 258 RBg, adalah sebuah surat yang dibuat oleh notaris

antara alamiah / badan hukum yang dengan kata-kata

sederhana yang bersangkutan mengaku, berhutang uang

sejumlah tertentu dan ia berjanji akan mengembalikan uang itu

dalam waktu tertentu, misalnya dalam waktu 6 (enam) bulan,

Ke daftar isi

Page 113: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

94

Redesign Drs. SAHERUDIN

dengan disertai bunga sebesar 2 % sebulan).

10) Jumlah yang sudah pasti dalam surat pengakuan utang bentuknya

sangat sederhana dan tidak dapat ditambahkan persyaratan-

persyaratan lain.

11) Kreditur yang memegang grosse atas pengakuan utang yang

berkepala ―Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa‖, dapat langsung memohon eksekusi kepada Ketua

Pengadilan Agama yang bersangkutan dalam hal debitur ingkar

janji.

ff. Eksekusi Hak Tanggungan

1) Pasal 1 butir (1) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996

menyebutkan bahwa : Hak tanggungan atas tanah beserta benda-

benda yang berkaitan dengan tanah, yang selanjutnya disebut

―Hak Tanggungan‖, adalah jaminan yang dibebankan pada

hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan

satu kesatuan dengan tanah milik, untuk pelunasan utang

tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada

kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain.

2) Pemberian hak tanggungan didahului dengan janji untuk

memberikan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang

tertentu, yang dituangkan di dalam dan merupakan bagian tak

terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang bersangkutan atau

perjanjian lainnya yang menimbulkan utang tersebut, dan

pemberian hak tanggungan tersebut dilakukan dengan

pembuatan akta pemberian hak tanggungan oleh Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) (Pasal 10 ayat (1) dan (2) Undang-undang

Nomor 4 Tahun 1996).

3) Pemberian hak tanggungan wajib didaftarkan pada Kantor

Pertanahan, dan sebagai bukti adanya hak tanggungan, kantor

pendaftaran tanah menerbitkan sertifikat hak tanggungan yang

memuat irah-irah ―Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa‖ (Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1) dan (2) Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1996).

4) Sertifikat hak tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial yang

sama dengan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

hukum tetap, dan apabila debitur cidera janji maka berdasarkan titel

eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat hak tanggungan

tersebut, pemegang hak tanggungan mohon eksekusi sertifikat hak

tanggungan kepada Ketua Pengadilan Agama yang berwenang.

Ke daftar isi

Page 114: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

95

Redesign Drs. SAHERUDIN

Kemudian eksekusi akan dilakukan seperti eksekusi putusan yang

telah bekekuatan hukum tetap.

5) Atas kesepakatan pemberi dan pemegang hak tanggungan,

penjualan objek hak tanggungan dapat dilaksanakan di bawah

tangan, jika dengan demikian itu akan diperoleh harga tertinggi

yang menguntungkan semua pihak (Pasal 20 ayat (2) Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1996).

6) Pelaksanaan penjualan di bawah tangan tersebut hanya dapat

dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan

secara tertulis oleh pemberi dan/atau pemegang hak tanggungan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan diumumkan sedikit-

dikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang

bersangkutan dan/atau media massa setempat, serta tidak ada

pihak yang menyatakan keberatan (Pasal 20 ayat (3) Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1996).

7) Surat Kuasa membebankan hak tanggungan wajib dibuat dengan

akta notaris atau akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a) Tidak memuat kuasa untuk melakukan perbuatan hukum lain

dari pada membebankan hak tanggungan.

b) Tidak memuat kuasa substitusi.

c) Mencantumkan secara jelas objek hak tanggungan, jumlah

utang dan nama serta identitas kreditornya, nama dan identitas

debitur apabila debitur bukan pemberi hak tanggungan.

8) Eksekusi hak tanggungan dilaksanakan seperti eksekusi

putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

9) Eksekusi dimulai dengan teguran dan berakhir dengan

pelelangan tanah yang dibebani dengan hak tanggungan.

10) Setelah dilakukan pelelangan terhadap tanah yang dibebani hak

tanggungan dan uang hasil lelang diserahkan kepada

kreditur, maka hak tanggungan yang membebani tanah tersebut

akan diroya dan tanah tersebut akan diserahkan secara bersih,

dan bebas dari semua beban, kepada pembeli lelang.

11) Jika terlelang tidak mau meninggalkan tanah tersebut, maka

berlakulah ketentuan yang terdapat dalam Pasal 200 ayat (11) HIR

/ Pasal 218 ayat (2) RBg.

12) Hal ini berbeda dengan penjualan berdasarkan janji untuk

menjual atas kekuasaan sendiri berdasarkan Pasal 1178 (2) BW,

dan Pasal 11 ayat (2e) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996

yang juga dilakukan melaluio pelelangan oleh Kantor Lelang

Negara atas permohonan pemegang hak tanggungan pertama.

Janji ini hanya berlaku untuk pemegang hak tanggungan

Ke daftar isi

Page 115: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

96

Redesign Drs. SAHERUDIN

pertama saja. Apabila pemegang hak tanggungan pertama telah

membuat janji untuk tidak dibersihkan (Pasal 1210 BW dan Pasal

11 ayat (2j) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak

Tanggungan), maka apabila ada hak tanggungan lain- lainnya

dan hasil lelang tidak cukup untuk membayar semua hak

tanggungan yang membebani tanah yang bersangkutan, maka

hak tanggungan yang tidak terbayar itu, akan tetap membebani

persil yang bersangkutan, meskipun sudah dibeli oleh pembeli

dan pelelangan yang sah. Jadi pembeli lelang memperoleh

tanah tersebut dengan beban-beban hak tanggungan yang

belum terbayar. Terlelang tetap harus meninggalkan tanah

tersebut dan apabila ia membangkang, ia dan keluarganya, akan

dikeluarkan dengan paksa.

13) Dalam hal lelang telah diperintahkan oleh Ketua Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah, maka lelang tersebut hanya

dapat ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan Agama dan tidak

dapat ditangguhkan dengan alasan apapun oleh pejabat

instansi lain, karena lelang yang diperintahkan oleh Ketua

Pengadilan Agama dan dilaksanakan oleh Kantor Lelang Negara,

adalah dalam rangka eksekusi, dan bukan merupakan

putusan dari Kantor Lelang Negara.

14) Penjualan (lelang) benda tetap harus diumumkan dua kali dengan

berselang lima belas hari di harian yang terbit di kota itu atau kota

yang berdekatan dengan objek yang akan dilelang (Pasal 200 (7)

H I R / Pasal 217 RBg).

gg. Eksekusi Jaminan

1) Sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Undang-undang Nomor 42

Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia`, butir (1), yang dimaksud

dengan ―fidusia‖ adalah pengalihan hak kepemilikan suatu

benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda

yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam

penguasan pemilik benda.

2) Jaminan fidusia adalah hak jamian atas benda bergerak baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak

khusunya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan

sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun

1996 Tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam

penguasaan pemberi fidusia, sebagaimana agunan bagi pelunasan

utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan

kepada penerima fidusia terhadap kreditur lainnya.

3) Benda objek jaminan fidusia tidak dapat dibebani hak tanggungan

Ke daftar isi

Page 116: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

97

Redesign Drs. SAHERUDIN

atau hipotek.

4) Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta

notaris dalam bahasa Indonesia yang sekurang-kurangnya

memuat:

a) Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia.

b) Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia.

c) Uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

d) Nilai jaminan, dan

e) Nilai benda yang menjadi objek jaminan fidusia.

5) Jaminan fidusia harus didaftarkan oleh penerima fidusia atau

kuasanya kepada kantor pendaftaran fidusia, selanjutnya kantor

pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada

penerima fidusia sertifikat jaminan fidusia yang mencantumkan

katakata ―Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa‖.

6) Apabila terjadi perubahan mengenai hal-hal yang tercantum

dalam sertifikat jaminan fidusia penerima fidusia wajib

mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan

tersebut kepada kantor pendaftaran fidusia, selanjutnya

kantor pendaftaran fidusia menerbitkan pernyataan

perubahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari

sertifikat jaminan fidusia.

7) Pemberi fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap

benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang sudah terdaftar.

8) Jaminan fidusia dapat dialihkan kepada kreditor baru, dan

pengalihan tersebut harus didaftarkan oleh kreditor baru

kepada kantor pendaftaran fidusia.

9) Jika debitur atau pemberi fidusia cedera janji, eksekusi

terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia dapat

dilakukan dengan cara :

a) Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia

yang mengakibatkan beralihnya demi hukum segala

hak dan kewajiban penerima fidusia kepada kreditur baru.

b) Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia

atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan

umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil

penjualan.

c) Penjualan di bawah tangan yang dilakukan

berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia

jika dengan cara demikian dapat diperoleh harta tertinggi

yang menguntungkan para pihak (lihat Pasal 29 Undang-

Ke daftar isi

Page 117: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

98

Redesign Drs. SAHERUDIN

undang Nomor 42 Tahun 1999).

10) Prosedur dan tata cara eksekusi selanjutnya dilakukan seperti

dalam eksekusi hak tanggungan.

hh. Putusan

1) Putusan yang berkekuatan hukum tetap adalah putusan

Pengadilan Agama yang diterima oleh kedua belah pihak yang

berperkara, putusan perdamaian, putusan verstek yang

terhadapnya tidak diajukan verzet atau banding. Putusan

Pengadilan Tinggi Agama yang diterima oleh kedua belah

pihak dan tidak dimohonkan kasasi dan putusan Mahkamah

Agung dalam hal kasasi.

2) Menurut sifatnya ada 3 (tiga) macam putusan, yaitu :

a) Putusan deklaratif, adalah putusan yang isinya

bersifat menerangkan atau menyatakan apa yang sah,

misalnya anak yang menjadi sengketa adalah anak yang

dilahirkan dari perkawinan yang sah, putusan yang

menolak gugatan.

b) Putusan konstitutif, adalah putusan yang bersifat

menghentikan atau menimbulkan hukum baru yang

tidak memerlukan pelaksanaan dengan paksa,

misalnya memutuskan suatu ikatan perkawinan.

c) Putusan kondemnatoir adalah putusan yang bersifat

menghukum pihak yang kalah untuk memenuhi suatu

prestasi yang ditetapkan oleh Hakim. Dalam putusan

yang bersifat kondemnatoir amar putusan harus

mengandung kalimat : Menghukum Tergugat (berbuat

sesuatu, tidak berbuat sesuatu, menyerahkan sesuatu,

membongkar sesuatu, menyerahkan sejumlah uang,

membagi, dan mengosongkan).

3) Dari segi isinya terdiri :

a) Niet ontvankelijk verklaart (NO), yaitu putusan Pengadilan

yang diajukan oleh Penggugat tidak dapat diterima

karena ada alasan yang dibenarkan oleh hukum.

Alasan tersebut kemungkinan sebagai berikut :

(1) Gugatan tidak berdasarkan hukum, artinya gugatan

yang diajukan oleh Penggugat harus jelas dasar

hukumnya dalam menuntut haknya. Jadi kalau tidak

ada dasar hukumnya maka gugatan tersebut tidak

dapat diterima

(2) Penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum

secara langsung yang melekat pada diri Penggugat.

Ke daftar isi

Page 118: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

99

Redesign Drs. SAHERUDIN

Tidak semua orang yang mempunyai kepentingan

hukum dapat mengajukan gugatan apabila kepentingan

itu tidak langsung melekat pada dirinya. Orang yang

tidak ada hubungan langsung harus mendapat kuasa

lebih dahulu dari orang atau badan hukum yang

berkepentingan langsung untuk mengajukan gugatan.

(3) Surat gugatan kabur (obscuur libel) artinya posita

dan petitum dalam gugatan tidak saling mendukung

atau dalil gugatan kontradiksi, mungkin juga ob jek

yang disengketakan tidak jelas, dapat pula petitum

tidak jelas atau tidak dirinci tentang apa yang diterima.

(4) Gugatan prematur adalah gugatan yang belum

semestinya diajukan karena ketentuan undang-undang

belum terpenuhi, misalnya hutang belum masanya untuk

ditagih atau belum jatuh tempo.

(5) Gugatan nebis in idem, adalah gugatan yang diajukan

oleh Penggugat sudah pernah diputus oleh Pengadilan

yang sama dengan objek sengketa yang sama dan

pihak-pihak yang bersengketa juga sama orangnya,

objek sengketa tersebut sudah diberi status oleh

Pengadilan yang memutus sebelumnya. Dalam perkara

perceraian bisa saja tidak terjadi nebis in idem, kalau

perkara yang sebelumnya telah diputus dengan dalil

pertengkaran kemudian tidak diterima kemudian

diajukan lagi dengan dalil bahwa Tergugat memukul

Penggugat.

(6) Gugatan error in persona adalah gugatan salah alamat,

ini dapat besifat gemis aan leading heid. Misalnya

seorang ayah mengajukan gugatan cerai ke

Pengadilan Agama untuk anaknya, yang menggugat

suami dengan tuntutan agar Pengadilan Agama

menceraikan anaknya dengan suaminya. Jadi bukan

anaknya sendiri yang mengajukan gugatan oleh

karena itu gugatan seperti ini tidak dapat diterima.

(7) Gugatan yang telah lampau waktu (daluwarsa)

adalah gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah

melampaui waktu yang telah ditentukan undang-

undang. Misalnya dalam Pasal 27 Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan disebutkan

bahwa seorang suami atau isteri dapat mengajukan

permohonan pembatalan perkawinan apabila

perkawinan dilakukan di bawah ancaman yang

Ke daftar isi

Page 119: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

100

Redesign Drs. SAHERUDIN

melanggar hukum. Apabila ancaman telah berhenti atau

yang bersalah sangka menyadari keadaannya dan dalam

jangka waktu enam bulan setelah itu masih tetap hidup

sebagai suami isteri dan tidak mempergunakan

haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan,

maka haknya gugur. Apabila Penggugat mengajukan

gugatan ke Pengadilan Agama maka gugatannya tidak

dapat diterima karena mengajukan gugatan telah lewat

waktu yang telah ditentukan oleh undang-undang.

(8) Gugatan diberhentikan (aan hanging) adalah

penghentian gugatan disebabkan karena adanya

perselisihan kewenangan mengadili antara

Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri. Kalau

terjadi hal seperti itu maka baik Pengadilan Agama

meupun Pengadilan Negeri harus menghentikan

pemeriksaan tersebut dan kedua badan peradilan itu

hendaknya mengirim berkas perkara ke Mahkamah

Agung untuk ditetapkan siapa yang berwenang untuk

memeriksa dan mengadili perkara tersebut.

Penghentian sementara pemeriksaan gugatan

dapat ditempuh dengan cara mencatat dalam

berita acara persidangan atau dapat juga dalam

bentuk penetapan majelis.

b) Putusan gugur. Putusan gugur dijatuhkan Pengadilan

apabila Penggugat tidak hadir menghadap Pengadilan pada

hari yang telah ditentukan, dan tidak menyuruh orang

lain sebagai wakilnya, padahal ia telah dipanggil secara

patut, sedangkan Tergugat hadir, maka untuk kepentingan

Tergugat yang sudah mengorbankan waktu dan mungkin

juga biaya, putusan haruslah diucapkan. Dan hal ini

gugatan Penggugat dinyatakan gugur dan dihukum untuk

membayar biaya perkara (Pasal 124 HIR / Pasal 148 RBg).

c) Putusan verstek. Putusan verstek artinya adalah putusan

yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim tanpa hadirnya

Tergugat, dan ketidakhadirannya itu tanpa alasan yang sah

meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut (defaul

without reason). Putusan verstek ini merupakan

pengecualian dari acara persidangan biasa atau acara

konradiktur dan prinsip audi et elteram partem sebagai

akibat ketidakhadiran Tergugat atas alasan yang tidak sah.

Dalam acara verstek Tergugat dianggap ingkar menghadiri

persidangan tanpa alasan yang sah dan dalam hal ini

Ke daftar isi

Page 120: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

101

Redesign Drs. SAHERUDIN

Tergugat dianggap mengakui sepenuhnya secara murni dan

bulat semua dalil gugatan Penggugat. Purusan verstek

ini hanya dapat dijatuhkan dalam hal Tergugat atau para

Tergugat semuanya tidak hadir pada sidang pertama.

Menurut SEMA Nomor 9 Tahun 1964 pengeritan hari

sidang pertama (ten dage dienende) dapat juga diartikan

pada hari sidang kedua dan sebagainya (ten dage dat de

zaak dient).

d) Putusan ditolak. Apabila suatu gugatan yang diajukan

oleh Penggugat ke Pengadilan dan di depan sidang

Pengadilan Penggugat tidak dapat mengajukan bukti

tentang kebenaran dalil gugatannya, maka gugatannya

ditolak. Penolakan itu dapat seluruhnya atau sebagian

tergantung si Penggugat dapat mengajukan bukti

gugatannya.

e) Putusan dikabulkan. Apabila suatu gugatan yang

diajukan kepada Pengadilan dapat dibuktikan

kebenaran dalil gugatannya, maka gugatan tersebut

dikabulkan seluruhnya. Akan tetapi jika sebagian saja

yang terbukti kebenaran dalil gugatannya, maka gugatan

tersebut dikabulkan sebagian.

4) Dari segi jenisnya

a) Putusan Sela adalah putusan yang belum merupakan

putusan akhir. Dan putusan sela ini tidak mengikat

Hakim bahkan Hakim yang menjatuhkan putusan sela

berwenang mengubah putusan sela tersebut jika ternyata

mengandung kesalahan. Pasal 48 dan Pasal 332 Rv,

putusan sela terdiri dari :

(1) Putusan preparatoir adalah putusan untuk

mempersiapkan putusan akhir tanpa ada pengaruhnya

atas pokok perkara atau putusan akhir. Contoh putusan

untuk menggabungkan dua perkara atau untuk

menolak diundurkannya pemeriksaan saksi-saksi.

(2) Putusan interlucotoir adalah putusan yang

isinya memerintahkan pembuktian dan dapat

mempengaruhi putusan akhir, misalnya putusan untuk

memeriksa saksisaksi, pemeriksaan setempat dan

intervensi.

(3) Putusan insidentil adalah putusan yang tidak

mempengaruhi pokok perkara, yaitu penetapan prodeo

dan penetapan sita.

(4) Putusan provisi adalah putusan yang menjawab

Ke daftar isi

Page 121: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

102

Redesign Drs. SAHERUDIN

tuntutan provisionil yaitu permintaan para pihak yang

bersengketa agar untuk sementara dilakukan tindakan

pendahuluan. Misalnya dalam gugatan cerai isteri

meminta bahwa selama perkara belum diputus diizinkan

untuk tidak tinggal serumah atau memohon kepada

Majelis untuk ditetapkan nafkah yang dilalaikan oleh

suaminya sebelum putusan akhir dijatuhkan.

b) Putusan Akhir

Bentuk putusan akhir :

1) Putusan declaratoir, putusan yang bersifat

menerangkan, menegaskan suatu keadaan hukum

semata-mata. Putusan declaratoir tidak memerlukan

upaya paksa karena sudah mempunyai akibat hukum

tanpa bantuan dari pihak lawan yang dikalahkan untuk

melaksanakannya.

2) Putusan constitutif, putusan yang meniadakan

suatu keadaan hukum atau menimbulkan suatu

keadaan baru. Putusan ini tidak dapat

dilaksanakan, karena tidak menetapkan hak atas

suatu prestasi tertentu, perubahan keadaan atau

hubungan hukum itu sekaligus terjadi pada saat

putusan itu diucapkan tanpa memerlukan upaya paksa.

3) Putusan condemnatoir, putusan yang bersifat

menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi

prestasi. Di dalam putusan condemnatoir diakui hak

Penggugat atas prestasi yang dituntutnya dan

mewajibkan Tergugat untuk memenuhi prestasi, maka

hak dari pada Penggugat yang telah ditetapkan

tersebut dapat dilaksanakan dengan paksa

(execution).

c) Putusan Provisi

(1) Putusan provisi adalah tindakan sementara yang

dijatuhkan oleh Hakim yang mendahului putusan akhir.

(2) Putusan provisi atas permohonan Penggugat agar

dilakukan suatu tindakan sementara, yang apabila

putusan provisi dikabulkan, dilaksanakan secara serta

merta walaupun ada perlawanan atau banding.

(3) Hakim wajib mempertimbangkan gugatan provisi

dengan seksama, apakah memang perlu dilakukan

suatu tindakan yang sangat mendesak untuk

melindungi hak Penggugat, yang apabila tidak

Ke daftar isi

Page 122: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

103

Redesign Drs. SAHERUDIN

segera dilakukan akan membawa kerugian yang

lebih besar.

(4) Gugatan provisi dapat diajukan bersamaan dengan

suratgugat dan apabila dikabulkan dibuat putusan

sela yang memerintahkan agar putusan sela tersebut

dilaksanakan.

(5) Putusan provisi dilaksanakan oleh Ketua Pengadilan

Agama setelah mendapat izin dari Ketua Pengadilan

Tinggi yang bersangkutan. (Selengkapnya

berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah Agung

Nomor 3 Tahun 2000 jo Surat Edaran Mahkamah

Agung Nomor 4 Tahun 2001).

(6) Pemeriksaan banding atas putusan provisi

dilakukan bersama-sama pokok perkara.

(7) Dalam kasus perceraian gugatan yang diatur dalam

Pasal 24 ayat (1) dan (2) Peraturan Pemerintah Nomor

9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 diajukan dalam gugatan

provisi.

d) Putusan serta merta atau Uitvoerbaar bij voorraad

(1) Putusan serta merta adalah putusan yang dapat

dijalankan lebih dahulu meskipun ada upaya hukum

verzet, banding atau kasasi (Pasal 180 (1) HIR / Pasal

191 (1) RBg / Pasal 54 dan 55 Rv).

(2) Wewenang menjatuhkan putusan serta merta hanya pada

Pengadilan Agama. Pengadilan Tinggi dilarang

menjatuhkan putusan serta merta.

(3) Putusan serta merta dapat dijatuhkan, apabila telah

dipertimbangkan alasan-alasannya secara seksama sesuai

ketentuan, yurisprudensi tetap dan doktrin yang berlaku.

(4) Syarat-syarat untuk dapat dijatuhkan putusan serta merta

adalah :

(a) Gugatan didasarkan pada bukti surat autentik atau

surat tulisan tangan yang tidak dibantah kebenaran

tentang isi dan tanda tangannya, yang menurut

undang-undang tidak mempunyai kekuatan bukti.

(b) Gugatan tentang utang piutang yang jumlahnya sudah

pasti dan tidak dibantah.

(c) Gugatan tentang sewa menyewa tanah, gudang,

dan lain-lain, dimana hubungan sewa menyewa

telah habis / lampau, atau penyewa terbukti

melalaikan kewajibannya sebagai penyewa yang

Ke daftar isi

Page 123: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

104

Redesign Drs. SAHERUDIN

beritikad baik.

(d) Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta

perkawinan setelah putusan mengenai gugatan cerai

mempunyai kekuatan hukum tetap.

(e) Dikabulkannya gugatan provisi dengan pertimbangan

hukum yang tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332

Rv.

(f) Gugatan berdasarkan putusan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap dan mempunyai hubungan

dengan pokok gugatan yang diajukan.

(g) Pokok sengketa mengenai bezit recht.

(h) Setelah putusan serta merta dijatuhkan maka

selambat-lambatnya 30 hari setelah diucapkan, turunan

putusan yang sah harus dikirimkan ke Pengadilan

Tinggi Agama.

(i) Apabila Penggugat mengajukan permohonan eksekusi

kepada Ketua Pengadilan Agama, maka permohonan

tersebut beserta berkas perkara selengkapnya dikirim

ke Pengadilan Tinggi Agama disertai pendapat dari

Ketua Pengadilan Agama yang bersangkutan.

(j) Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama

dengan nilai objek eksekusi, sehingga tidak

menimbulkan kerugian pada pihak lain, apabila

ternyata dikemudian hari dijatuhkan yang membatalkan

putusan Pengadilan Agama tersebut.

(5) Untuk pelaksanaan eksekusi putusan serta merta, Ketua

Pengadilan Agama wajib memperhatikan Surat Edaran

Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2000 dan Surat Edaran

Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2001, yang mengatur

bahwa dalam pelaksanaan putusan serta merta

(uitvoerbaar bij voorraad) harus disertai penetapan

sebagaimana diatur dalam butir (7) Surat Edaran

Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2000 yang menyebutkan

―Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama

dengan nilai barang / objek eksekusi sehingga tidak

menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila ternyata

dikemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan

putusan pengadilan tingkat pertama‖. Apabila jaminan

tersebut berupa uang harus disimpan di bank

pemerintah (lihat Pasal 54 Rv).

(6) Pelaksanaan putusan serta merta suatu gugatan yang

Ke daftar isi

Page 124: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

105

Redesign Drs. SAHERUDIN

didasarkan adanya putusan Hakim perdata lain yang telah

berkekuatan hukum tetap tidak memerlukan uang

jaminan.

ii. Eksekusi Putusan

1) Apabila pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan isi

putusan secara suka rela, maka pihak yang menang dapat

mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Agama

yang memutus perkara.

2) Asas Eksekusi

a) Putusan telah berkekuatan hukum tetap, kecuali putusan serta

merta, putusan provisi dan eksekusi berdasarkan groze akte

(Pasal 180 HIR / Pasal 191 RBg dan Pasal 224 HIR / Pasal 258

RBg).

b) Putusan tidak dijalankan secara sukarela.

c) Putusan mengandung amar condemnatoir (menghukum).

d) Eksekusi dipimpin oleh Ketua Pengadilan Agama dan

dilaksanakan oleh Panitera.

3) Eksekusi terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu :

a) Eksekusi riil dapat berupa pengosongan, penyerahan,

pembagian, pembongkaran, berbuat sesuatu atau tidak berbuat

sesuatu dan memerintahkan atau menghentikan sesuatu

perbuatan (Pasal 200 ayat (11) HIR / Pasal 218 ayat (2) RBg /

Pasal 1033 Rv).

b) Eksekusi pembayaran sejumlah uang (executie verkoof)

dilakukan melalui mekanisme lelang (Pasal 196 HIR / Pasal

208 RBg).

4) Prosedur Eksekusi

a) Pemohon mengajukan permohonan eksekusi dan

mekanismenya sebagaimana diatur dalam pola bindalmin dan

peraturan terkait.

b ) Ketua Pengadilan Agama menerbitkan penetapan untuk

aanmaning, yang berisi perintah kepada Jurusita supaya

memanggil Termohon eksekusi hadir pada sidang aanmaning.

c ) Jurusita/Jurusita Pengganti memanggil Termohon eksekusi.

d) Ketua Pengadilan Agama melaksanakan aanmaning dengan

sidang insidentil yang dihadiri oleh Ketua, Panitera dan

Termohon eksekusi. Dalam sidang aanmaning tersebut :

(1) Seyogyanya Pemohon eksekusi dipanggil untuk hadir.

(2) Ketua Pengadilan Agama menyampaikan peringatan

Ke daftar isi

Page 125: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

106

Redesign Drs. SAHERUDIN

supaya dalam tempo 8 (delapan) hari dari hari setelah

peringatan Termohon eksekusi melakukan isi putusan.

(3) Panitera membuat berita acara sidang aanmaning dan

ditandatangani oleh Ketua dan Panitera.

e) Apabila dalam tempo 8 (delapan) hari setelah peringatan,

Pemohon eksekusi melaporkan bahwa Termohon eksekusi

belum melaksanakan isi putusan, Ketua Pengadilan Agama

menerbitkan penetapan perintah eksekusi.

5) Dalam hal eksekusi putusan Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang objeknya berada di luar wilayah hukumnya, maka

Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah yang bersangkutan

meminta bantuan kepada Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang mewilayahi objek eksekusi tersebut dalam bentuk

penetapan. Selanjutnya, Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang diminta bantuan menerbitkan surat penetapan yang

berisi perintah kepada Paniera / Jurusita agar melaksanakan

eksekusi di bawah pimpinan Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah tersebut. (Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 01

Tahun 2010, butir 1).

6) Dalam hal eksekusi tersebut pada butir (5), diajukan perlawanan

baik dari Pelawan tersita maupun dari pihak ketiga, untuk

perlawanan tersebut diajukan dan diperiksa serta diputus oleh

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah yang diminta bantuan

(Pasal 195 ayat (6) HIR / Pasal 206 ayat (6) RBg dan butir (2) Surat

Edaran Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2010).

7) Dalam hal Pelawan dalam perlawanannya meminta agar eksekusi

tersebut pada butir (6) di atas ditangguhkan,maka yang berwenang

menangguhkan atau tidak menangguhkan eksekusi itu adalah Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah yang diminta bantuannya,

sebagai pejabat yang memimpin eksekusi, dengan ketentuan bahwa

dalam jangka waktu 2 x 24 jam melaporkan secara tertulis kepada

Ketua Pengadilan Agama yang meminta bantuan tentang segala

upaya yang telah dijalankan olehnya termasuk adanya

penangguhan eksekusi tersebut (Pasal 195 ayat (5) dan (7) HIR /

Pasal 206 ayat (5) dan (7) RBg serta butir 3 Surat Edaran

Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2010).

8) Dalam hal pelaksanaan putusan mengenai suatu perbuatan,

apabila tidak dilaksanakan secara sukarela, harus dinilai dalam

sejumlah uang (Pasal 225 HIR / Pasal 259 RBg) yang teknis

pelaksanaannya seperti eksekusi pembayaran sejumlah uang.

9) Jika Termohoan tidak mau melaksanakan putusan tersebut dan

Pengadilan tidak bisa melaksanakan walau dengan bantuan alat

Ke daftar isi

Page 126: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

107

Redesign Drs. SAHERUDIN

negara, maka Pemohon dapat mengajukan kepada Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah agar Termohon

membayar sejumlah uang, yang nilainya sepadan dengan

perbuatan yang harus dilakukan oleh Termohon.

10) Ketua Pengadilan Agama wajib memanggil dan mendengar

Termohon eksekusi dan apabila diperlukan dapat meminta

keterangan dari seorang ahli di bidang tersebut.

11) Penetapan jumlah uang yang harus dibayar oleh Termohon

dituangkan dalam penetapan Ketua Pengadilan Agama.

12) Apabila putusan untuk membayar sejumlah uang tidak

dilaksanakan secara sukarela, maka akan dilaksanakan dengan

cara melelang barang milik pihak yang dikalahkan (Pasal 200

HIR / Pasal 214 s/d Pasal 224 RBg).

13) Putusan yang menghukum Tergugat untuk menyerahkan sesuatu

barang, misalnya sebidang tanah, dilaksanakan oleh Jurusita,

apabila perlu dengan bantuan alat kekuasaan negara.

14) Eksekusi tidak bisa dilakukan kedua kalinya apabila barang yang

dieksekusi telah diterima oleh Pemohon eksekusi, namun diambil

kembali oleh tereksekusi.

15) Upaya yang dapat ditempuh oleh yang bersangkutan adalah

melaporkan hal tersebut di atas kepada pihak yang berwajib (pihak

kepolisian) atau mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali

barang (tanah / rumah tersebut).

16) Putusan Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah atas gugatan

penyerobotan tersebut apabila diminta dalam petitum, dapat

dijatuhkan putusan serta merta atas dasar sengketa bezit /

kedudukan berkuasa.

17) Jika suatu perkara yang telah berkekuatan hukum tetap telah

dilaksanakan (dieksekusi) atas suatu barang dengan eksekusi riil,

tetapi kemudian putusan yang berkekuatan hukum tetap tersebut

dibatalkan oleh putusan peninjauan kembali, maka barang yang

telah diserahkan kepada proses gugatan kepada pemilik semula

sebagai pemulihan hak.

18) Pemulihan hak diajukan Pemohon kepada Ketua Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah.

19) Eksekusi pemulihan hak dilakukan menurut tata cara eksekusi riil.

Apabila barang tersebut sudah dialihkan kepada pihak lain,

Termohon eksekusi dapat mengajukan gugatan ganti rugi

senilai objek miliknya.

20) Apabila putusan belum berkekuatan hukum tetap, kemudian terjadi

perdamaian di luar Pengadilan yang mengesampingkan amar

putusan dan ternyata perdamaian itu diingkari oleh salah satu

Ke daftar isi

Page 127: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

108

Redesign Drs. SAHERUDIN

pihak, maka yang dieksekusi adalah amar putusan yang telah

berkekuatan hukum tetap.

aj. Lelang (Penjualan Umum)

1) Lelang berkaitan dengan pelaksanaan eksekusi sejumlah uang

sebagaimana diatur dalam Pasal 197-200 HIR / Pasal 208-218

RBg.

2) Pejabat yang berwenang melakukan pelelangan adalah Kantor

Lelang (Pasal 200 ayat (1) HIR jo Pasal 215 ayat (1) RBg jo LN

Tahun 1908 Nomor 189 jo LN Tahun 1940 Nomor 56).

3) Tata cara lelang adalah sebagai berikut :

a) Setelah Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah menerima

permohonan eksekusi segera mengeluarkan surat panggilan

kepada pihak yang kalah untuk menghadiri sidang aan maning

(tegoran) agar pihak yang kalah tersebut melaksanakan

putusan secara sukarela (Pasal 196 HIR / Pasal 207 ayat (1)

dan (2) RBg).

b) Apabila setelah aanmaning pihak yang kalah tidak bersedia

melaksanakan putusan secara sukarela, Ketua Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah menerbitkan penetapan sita

eksekusi (Pasal 197 HIR / Pasal 208 RBg / Pasal 439 Rv).

Bentuk surat sita eksekusi adalah berupa penetapan yang

diajukan kepada Panitera atau Jurusita (Nama Panitera atau

Jurusita disebukan dengan jelas).

c) Panitera / Jurusita melaksanakan sita eksekusi, jika atas obyek

eksekusi belum diletakkan sita. Akan tetapi, apabila terhadap

barang tersebut telah diletakkan sita jaminan, maka sita

eksekusi tidak diperlukan lagi dan sita jaminan tersebut dengan

sendirinya menjadi sita eksekusi dengan mengeluarkan surat

penegasan bahwa sita jaminan itu menjadi sita eksekusi.

d) Setelah sita eksekusi dilaksanakan, Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah mengeluarkan surat perintah eksekusi.

Surat perintah eksekusi tersebut berisi perintah penjualan

lelang barang-barang yang telah diletakkan sita eksekusinya

dengan menyebut jelas objek yang akan dieksekusi serta

menyebutkan putusan yang menjadi dasar eksekusi tersebut.

e) Panitera / Jurusita mengumumkan tentang akan adanya

lelang di papan pengumuman Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah dan beberapa mass media atau

menurut kebiasaan setempat. Berkaitan dengan

pengumuman lelang ini :

(1) Boleh dilaksanakan sesaat selelah sita eksekusi

Ke daftar isi

Page 128: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

109

Redesign Drs. SAHERUDIN

diperintahkan, atau sesaat setelah sita eksekusi

diperintahkan, atau sesaat setelah lewat peringatan bila

telah ada sita jaminan sebelumnya.

(2) Penjualan lelang dapat dilakukan paling cepat 8

(delapan) hari dari tanggal sita eksekusi atau paling

cepat 8 (delapan) hari dari peringatan apabila barang

yang hendak dilelang telah diletakkan sita jaminan

sebelumnya.

(3) Jika barang yang akan dilelang meliputi barang yang tidak

bergerak, pengumumannya disamakan dengan barang

yang tidak bergerak yakni melalui mass media,

pengumumannya cukup satu kali dan dilaksanakan paling

lambat 14 (empat belas) hari dari tanggal penjualan

lelang.

f) Jika pengumuman lelang telah dilaksanakan, Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah meminta

bantuan permintaan lelang ke Kantor Lelang Negara

dengan dilampiri surat / dokumen sebagai berikut :

(1) Salinan putusan Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar'iyah.

(2) Salinan penetapan sita eksekusi.

(3) Salinan berita acara sita eksekusi.

(4) Salinan penetapan perintah eksekusi lelang.

(5) Salinan surat pemberitahuan kepada pihak-pihak

yang berkepentingan (Pemohon eksekusi, Termohon

eksekusi, BPN, dan lain-lain).

(6) Perincian besarnya jumlah tagihan oleh Pengadilan.

(7) Bukti pemilikan (sertifikat tanah atau lainnya) barang

lelang.

(8) Syarat-syarat lelang yang telah ditetapkan Ketua

(yang terpenting : tentang tata cara penawaran,

tata cara pembayaran).

(9) Bukti pengumuman lelang.

g) Pendaftaran permintaan lelang oleh Kantor Lelang Negara

pada buku khusus untuk itu dan sifat pendaftaran itu terbuka

untuk umum dengan maksud untuk memberikan kesempatan

kepada siapa saja supaya melihat pendaftaran tersebut,

sehingga bagi yang berminat untuk ikut dalam pelelangan

dapat menentukan sikapnya.

h) Penetapan hari lelang oleh kantor Lelang Negara. Ketua

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah boleh

mengusulkan hari lelang agar dilaksanakan pada hari

Ke daftar isi

Page 129: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

110

Redesign Drs. SAHERUDIN

tertentu, tetapi sepenuhnya terserah kepada Kantor

Lelang Negara untuk menetapkannya apakah mau

memperhatikan usulan hari lelang dari Ketua Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah atau tidak.

i) Penentuan syarat lelang dan floor price (harga patokan).

Berkaitan dengan syarat lelang dan floor price ini :

(1) Yang berwenang menetapkan dan menentukan

syarat lelang adalah Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah yang bertindak sebagai pihak

penjual untuk dan atas nama tereksekusi. (Pasal 1 b

dan Pasal 21 Peraturan Lelang Stbl. 1908 Nomor 189).

Kewenangan ini meliputi juga mengubah syarat

lelang yang sudah ditentukan sebelumnya.

(2) Syarat yang paling penting dalam pelaksanaan lelang

adalah tata cara penawaran dan pembayaran. Syarat-

syarat ini harus dilampirkan dalam permintaan lelang

agar umum mengetahuinya.

(3) Ukuran floor price (patokan harga) adalah sesuai

dengan harga pasaran dengan memperhatikan nilai

ekonomis barang. Patokan harga terendah merupakan

harga yang disetujui untuk membenarkan penjualan

lelang. Penentuan patokan harga terendah ini merupakan

kewenangan Kantor Lelang.

j) Tata cara penawaran.

(1) Penawaran diajukan secara tertulis dengan bahasa

Indonesia dengan menyebut nama dan alamat penawar

secara jelas dan terang, menyebutkan harga yang

disanggupi dan ditandatangani oleh penawar.

(2) Penawaran harus dilaksanakan secara sendiri-sendiri (satu

surat penawaran untuk satu penawar), tidak boleh dilakukan

secara bersama-sama. Juru lelang harus menolak

penawaran yang lebih dari satu orang dalam satu surat

penawaran.

(3) Apabila penawaran secara tertulis tidak berhasil,

maksudnya jika tidak satu pun surat penawaran yang

mencapai patokan harga, maka penawaran dapat

dilanjutkan secara lisan. Akan tetapi hal ini harus ada

persetujuan dari Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah selaku penjual penjualan lelang. Dengan

demikian, jika penawaran tertulis gagal, Ketua Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar' iyah sebaiknya segera

menetapkan penawaran secara lisan.

Ke daftar isi

Page 130: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

111

Redesign Drs. SAHERUDIN

(4) Pendaftaran penawaran diajukan oleh pihak yang ikut

lelang ke Kantor Lelang Negara dengan cara memasukkan

surat penawaran itu ke dalam amplop tertutup dan

selanjutnya Kantor Lelang Negara yang segera

mendaftarkan penawaran itu dalam buku yang telah

disediakan untuk itu.

k) Penjualan lelang oleh juru lelang :

(1) Dahulukan barang bergerak.

(2) Apabila hasil penjualan barang yang bergerak belum

mencukupi jumlah tagihan yang harus dibayar oleh

Tereksekusi, baru boleh dilanjutkan penjualan barang yang

tidak bergerak.

l) Kantor lelang menentukan pemenang Pembeli lelang yang

menang adalah yang mengajukan penawaran tertinggi

m) Juru lelang melaporkan pemenang kepada Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah untuk mendapat

pengesahan.

n) Juru lelang menetapkan pemenang setelah mendapat

pengesahan dari Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

o) Juru lelang menerima pembayaran lelang dari pembeli

lelang.

p) Kantor lelang membuat berita acara pelaksanaan lelang dan

menyerahkan hasil lelang kepada Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah.

q) Panitera / Jurusita membuat berita acara eksekusi lelang

disertai dengan pengangkatan sita.

4) Hal lain yang perlu diperhatikan berkaitan dengan lelang ini

adalah sebagai berikut :

a) Penawar tidak boleh mengajukan surat penawaran lebih

dari satu kali untuk satu bidang tanah, bangunan atau

barang tertentu. Orang yang telah menandatangi surat

penawaran tersebut di atas, bertanggung jawb sepenuhnya

secara pribadi atas pembayaran uang pembelian lelang

apabila dalam penawaran itu ia bertindak sebagai

kuasa seseorang, perusahaan atau badan hukum. Untuk

dapat turut serta dalam pelelangan, para penawar diwajibkan

menyetor uang jaminan yang jumlahnya ditentukan oleh

pejabat lelang, uang mana akan diperhitungkan dengan

harga pembelian, jika penawar yang bersangkutan ditunjuk

selaku pembeli.

b) Agar tujuan lelang tercapai maka sebelum lelang

dilaksanakan, kreditur dan debitur dipanggil oleh Ketua

Ke daftar isi

Page 131: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

112

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pengadilan Agama untuk mencari jalan keluar, misalnya

debitur diberi waktu selama 2 (dua) bulan untuk mencari

pembeli yang mau membeli tanah tersebut. Apabila hal itu

terjadi, pembayaran harus dilakukan di depan Ketua

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah, selanjutnya

pembeli, kreditur dan debitur menghadap Pejabat Pembuat

Akta Tanah (PPAT) untuk membuat akte jual belinya, dan

kemudian dilakukan balik nama tanah tersebut menjadi atas

nama pembeli. Hak tanggungan yang membebani tanah

tersebut akan diperintahkan agar diroya.

c) Apabila dalam waktu paling lambat selama-lamanhya 2

(dua) bulan debitur tidak berhasil mendapatkan pembeli sesuai

dengan harga yang diinginkan, kreditur dan debitur, di bawah

pimpinan Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah,

menentukan harga limit dari tanah yang akan dilelang.

d) Apabila selama 2 (dua) bulan tidak ada penawaran, maka

penjualan umum diumumkan lagi satu kali dalam harian

yang terbit di kota itu atau kota yang berdekatan dengan

tanah yang akan dilelang. Jika pelelangan dengan harga limit

tidak tercapai, maka Ketua Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah memberikan kesempatan kepada

debitur untuk kembali mencari pembeli selama-lamanya 1

(satu) bulan. Dan jika tidak berhasil maka kreditur akan

memperoleh tanah tersebut dengan harga limit itu,

selanjutnya hutang dibayar dan hak tanggungan yang

membebani tanah tersebut diroya.

f) Apabila penawaran tertinggi tidak mencapai harga limit yang

ditentukan oleh penjual, maka jika dianggap perlu, seketika

itu juga penjualan umum diubah dengan penawaran lisan

dengan harga naik-naik.

g) Penawar / pembeli dianggap sungguh-sungguh telah

mengetahui apa yang telah ditawar / dibeli olehnya.

Apabila terdapat kekurangan atau kerusakan, baik yang

terlihat atau tidak terlihat atau terdapat cacat lainnya terhadap

barang yang telah dibelinya itu, maka ia tidak berhak untuk

menolak menarik diri kembali setelah pembeliannya

disahkan dan melepaskan semua hak untuk meminta ganti

kerugian berupa apapun juga.

h) Barang yang terjual, pada saat itu juga, menjadi hak dan

tanggugangan pembeli dan apabila barang itu berupa tanah

dan rumah, pembeli harus segera mengurus / membalik

nama hak tersebut atas namanya.

Ke daftar isi

Page 132: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

113

Redesign Drs. SAHERUDIN

i) Pembeli tidak diperkenankan untuk menguasai barang

yang telah dibelinya itu sebelum uang pembelian dipenuhi /

dilunasi seluruhnya, yaitu harga pokok, bea lelang dan uang

miskin. Kepada pembeli lelang diserahkan tanda terima

pembayaran.

j) Apabila yang dilelang itu adalah tanah / tanah dan rumah yang

sedang ditempati / dikuasai oleh Tersita / Terlelang,

maka dengan menunjuk kepada ketentuan yang terdapat

dalam Pasal 200 (11) HIR atau Pasal 218 ayat (2) RBg,

apabila Terlelang tidak bersedia untuk menyerahkan tanah /

tanah dan rumah itu secara kosong, maka Terlelang, beserta

keluarganya, akan dikeluarkan dengan paksa, apabila perlu

dengan bantuan yang berwajib dari tanah / tanah dan rumah

tersebut berdasarkan permohonan yang diajukan oleh

pemenang lelang.

k) Ketentuan yang sama berlaku bagi pembelian lelang yang

dilakukan oleh panitia urusan piutang dan lelang negara (PUPN).

Pasal 11 ayat (11) Undang-undang Nomor 49 Tahun 1960, LN

1960 Nomor 156, TLN Nomor 2014 jo. TLN Nomor 2104,

berbunyi : ―Jika orang yang disita menolak untuk

meninggalkan barang yang tak bergerak tersebut, maka

Hakim Pengadilan Agama mengeluarkan perintah tertulis

kepada seorang yang berhak melaksanakan surat Jurusita untuk

berusaha agar supaya barang tersebut ditinggalkan dan

dikosongkan oleh yang disita dengan keluarganya serta

barang-barang miliknya dengan bantuan Panitera

Pengadilan Agama lain yang ditunjuk oleh Hakim jika perlu

dengan bantuan alat kekuasaan negara‖.

l) Dalam hal ini kepala panitia urusan piutang dan lelang negara

meminta bantuan kepada Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah dimana barang tersebut terletak dan pengosongan

dilakukan atas perintah dan di bawah pimpinan Ketua Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah tersebut.

m) Agar diperhatikan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 198,

199, 227 ayat (3) HIR atau Pasal 213, 214, dan Pasal 261

ayat (2) RBg, ―Bahwa penyewa, pembeli, orang yang

mendapat hibah, yang memperoleh tanah / tanah dan rumah

tersebut, setelah tanah / tanah dan rumah tersebut disita

dan sita itu telah didaftarkan sesuai ketentuan dalam pasal

tersebut di atas ini juga termasuk orang-orang yang akan

dikeluarkan secara paksa dari tanah / tanah dan rumah

tersebut‖.

Ke daftar isi

Page 133: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

114

Redesign Drs. SAHERUDIN

n) Orang yang menyewa tanah / tanah dan rumah tersebut sebelum

dilakukan penyitaan, baik sita jaminan atau sita eksekutorial

seperti tersebut dalam pasal-pasal tersebut di atas, tidak terkena

sanksi termaksud. Untuk dapat menguasai tanah / rumah

yang dibeli lelang, pembeli lelang harus menunggu sampai

masa sewa habis.

o) Agar pemberian hak tanggungan yang tidak didaftarkan di

Kantor Pertanahan setelah tanah tersebut disita, baik sita

jaminan, mapun sita eksekusi, sesuai ketentuan yang

terdapat dalam Pasal 198, 199, 227 ayat (3) HIR atau Pasal

213, 214, dan 261 ayat (2) RBg, tidak berkekuatan hukum.

p) Suatu pelelangan yang telah dilaksanakan sesuai dengan

peraturan yang berlaku tidak dapat dibatalkan.

q) Dalam hal terdapat kekurangan atau pelelangan telah

dilaksanakan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku,

maka pelelangan tersebut dapat dibatalkan melalui suatu

gugatan yang diajukan kepada Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar'iyah.

r) Pembeli lelang yang beritikad baik harus dilindungi.

ak. Perlawanan Terhadap Eksekusi

1) Perlawanan terhadap eksekusi dapat diajukan oleh orang yang

terkena eksekusi / Tersita atau oleh pihak ketiga atas dasar hak

milik, perlawanan mana diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama

/ Mahkamah Syar'iyah yang melaksanakan eksekusi (Pasal 195

ayat (6) dan (7) HIR dan Pasal 206 ayat (6) dan (7) RBg).

2) Perlawanan ini pada azasnya tidak menangguhkan eksekusi

(Pasal 207 (3) HIR dan 227 RBg), kecuali apabila segera nampak

bahwa perlawanan tersebut benar dan beralasan, maka

eksekusi ditangguhkan, setidak-tidaknya sampai dijatuhkan

putusan oleh Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

3) Terhadap putusan ini dapat diajukan upaya hukum.

al. Perlawanan Pihak Ketiga (Derden Verzet)

1) Perlawanan pihak ketiga terhadap sita eksekusi atau sita

jaminan hanya dapat diajukan atas dasar hak milik atau

pemegang hipotik. Jadi hanya dapat diajukan oleh pemilik atau

orang yang merasa bahwa ia adalah pemilik barang yang disita

dan diajukan kepada Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar'iyah yang secara nyata menyita (Pasal 195 (6) HIR / Pasal

206 (6) RBg).

Ke daftar isi

Page 134: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

115

Redesign Drs. SAHERUDIN

2) Pemegang hak harus dilindungi dari suatu (sita) eksekusi

dimanapemegang hak tersebut bukan sebagai pihak dalam

perkara antara lain pemegang hak pakai, hak guna bangunan,

hak tanggungan, hak sewa dan lain-lain.

3) Perlawanan dapat diajukan oleh pemegang hak tanggungan,

apabila tanah dan rumah yang dijaminkan kepadanya dengan hak

tanggungan disita, berdasarkan klausula yang terdapat dalam

perjanjian yang dibuat dengan debiturnya langsung dapat minta

eksekusi kepada Ketua Pengadilan atau Kepala PUPN.

4) Dalam perlawanan pihak ketiga tersebut Pelawan harus dapat

membuktikan bahwa barang yang disita itu adalah miliknya, dan

apabila ia berhasil membuktikan, maka ia akan dinyatakan sebagai

Pelawan yang benar dan sita akan diperintahkan untuk diangkat.

5) Apabila Pelawan tidak dapat membuktikan bahwa ia adalah

pemilik dari barang yang disita maka Pelawan akan dinyatakan

sebagai Pelawan yang tidak benar atau Pelawan yang tidak

jujur, dan sita akan dipertahankan.

6) Perlawanan pihak ketiga yang diajukan oleh isteri atau suami

terhadap harta bersama yang disita, tidak dibenarkan karena harta

bersama selalu merupakan jaminan untuk pembayaran hutang

isteri atau suami yang terjadi dalam perkawinan yang harus

ditanggung bersama.

7) Apabila yang disita adalah harta bawaan atau harta asal suami

atau isteri maka isteri atau suami dapat mengajukan perlawanan

pihak ketiga dan perlawanannya dapat diterima, kecuali :

a) Suami isteri tersebut menikah berdasarkan BW dengan

persetujuan harta atau membuat perjanjian perkawinan berupa

persatuan hasil dan pendapatan.

b) Suami atau isteri tersebut telah ikut menandatangani surat

perjanjian hutang, sehingga harus ikut bertanggung jawab.

8) Perlawanan pihak ketiga adalah upaya hukum luar biasa dan

pada asasnya tidak menangguhkan eksekusi.

9) Eksekusi mutlak harus ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan

Agama yang memimpin eksekusi yang bersangkutan, apabila

perlawanan benar-benar beralasan, misalnya, apabila sertifikat

tanah yang akan dilelang sejak semula jelas tercatat atas nama

orang lain, atau BPKB yang diajukan, jelas terbukti bahwa mobil

yang akan dilelang itu, sejak lama adalah milik Pelawan.

10) Apabila tanah atau mobil tersebut baru saja tercatat atas nama

Pelawan, karena diperoleh oleh Pelawan setelah tanah atau mobil

itu disita, maka perolehan barang tersebut tidak sah.

11) Terhadap perkara perlawanan pihak ketiga ini, Ketua Majelis yang

Ke daftar isi

Page 135: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

116

Redesign Drs. SAHERUDIN

memeriksa perkara tersebut, selalu harus melaporkan

perkembangan perkara itu kepada Ketua Pengadilan Agama,

karena laporan tersebut diperlukan oleh Ketua Pengadilan Agama

untuk menentukan kebijaksanaan mengenai diteruskan atau

ditangguhkannya eksekusi yang dipimpinnya.

12) Meskipun perlawanan pihak ketiga terhadap sita jaminan, tidak

diatur baik dalam HIR, RBg, atau Rv. Namun dalam praktik, sesuai

dengan yurisprudensi putusan Mahkamah Agung tanggal 31-10-

1962 Nomor 306 K/Sip/1962, perlawanan yang diajukan oleh pihak

ketiga selaku pemilik barang yang disita dapat diterima.

am. Penangguhan Eksekusi

1) Eksekusi dapat ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan Agama yang

memimpin eksekusi.

2) Dalam hal sangat mendesak dan Ketua Pengadilan Agama

berhalangan, Wakil Ketua Pengadilan Agama dapat

memerintahkan agar eksekusi ditunda.

3) Dalam hal permintaan bantuan eksekusi, maka yang dapat

melakukan penangguhan eksekusi adalah Ketua Pengadilan

Agama yang diminta bantuan eksekusi sedangkan Ketua

Pengadilan Agama yang meminta bantuan eksekusi cukup

mendapat ―laporan‖ tentang jalannya eksekusi dari

Ketua Pengadilan Agama yang diminta bantuan eksekusi (Pasal

195 ayat (3) dan (4) HIR / Pasal 206 ayat (4) RBg serta butir

(4) Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 01 Tahun 2010

Tentang Permintaan Bantuan Eksekusi).

4) Dalam rangka pengawasan atas jalannya peradilan yang baik,

Ketua Pengadilan Agama selaku kawal depan Mahkamah Agung

dapat memerintahkan agar eksekusi ditunda atau diteruskan.

5) Dalam hal sangat mendesak dan Ketua Pengadilan Tinggi Agama

berhalangan, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama dapat

memerintahkan agar eksekusi ditunda.

an. Putusan Non Executable

Suatu putusan yang telah berkekuatan hukum tetap dapat

dinyatakan non eksekutabel oleh Ketua Pengadilan Agama,

apabila :

1) Putusan yang bersifat deklaratoir dan konstitutif.

2) Barang yang akan dieksekusi tidak berada di tangan Tergugat

/ Termohon eksekusi.

3) Barang yang akan dieksekusi tidak sesuai dengan barang

yang disebutkan di dalam amar putusan.

Ke daftar isi

Page 136: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

117

Redesign Drs. SAHERUDIN

4) Amar putusan tersebut tidak mungkin untuk dilaksanakan.

5) Ketua Pengadilan Agama tidak dapat menyatakan suatu

putusan non eksekutable, sebelum seluruh proses/acara

eksekusi dilaksanakan, kecuali yang tersebut pada butir (1).

6) Penetapan non eksecutable harus didasarkan berita acara

yang dibuat oleh Jurusita yang melaksanakan (eksekusi)

putusan tersebut.

7) Penetapan non eksekutable bersifat final dan tidak dapat

diajukan keberatan.

ao. Penawaran Pembayaran Tunai dan Konsignasi

1) Penawaran pembayaran tunai yang diikuti dengan penitipan

/ konsignasi merupakan salah satu hal/sebab hapusnya

perikatan.

2) Konsignasi diatur dalam Pasal 1404 s/d 1412 KUH Perdata.

3) Jika si berpiutang menolak pembayaran dari yang berutang,

maka pihak yang berutang dapat melakukan pembayaran tunai

utangnya dengan menawarkan pembayaran yang dilakukan

oleh Jurusita dengan disertai 2 (dua) orang saksi. Apabila

yang berpiutang menolak menerima pembayaran, maka

uang tersebut dititipkan pada kas kepaniteraan Pengadilan

Agama sebagai titipan / konsignasi.

4) Penawaran dan penitipan tersebut harus disahkan

dengan penetapan Hakim.

5) Tata cara penitipan / konsignasi :

a) Yang berutang mengajukan permohonan tentang

penawaran pembayaran dan penitipan tersebut ke

Pengadilan Agama yang meliputi tempat dimana

persetujuan pembayaran harus dilakukan (debitur

sebagai Pemohon dan kreditur sebagai Termohon).

b) Dalam hal tidak ada persetujuan tersebut pada sub (a), maka

permohonan diajukan ke Pengadilan Agama dimana termohon

bertempat tinggal atau tempat tinggal yang telah dipilihnya.

c) Permohonan konsignasi didaftar dalam register permohonan

konsignasi.

d) Ketua Pengadilan Agama memerintahkan Jurusita

Pengadilan Agama dengan disertai oleh 2 (dua) orang saksi,

dituangkan dalam surat penetapan untuk melakukan

penawaran pembayaran kepada si berpiutang pribadi di

tempat tinggal atau tempat tinggal pilihannya.

e) Jurusita dengan disertai 2 (dua) orang saksi menjalankan

Ke daftar isi

Page 137: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

118

Redesign Drs. SAHERUDIN

perintah Ketua Pengadilan Agama tersebut dan dituangkan

dalam berita acara tentang pernyataan kesediaan untuk

membayar (aanbod van gereede betaling).

f) Pihak berpiutang diberikan salinan berita acara tersebut.

g) Jurusita membuat berita acara pemberitahuan bahwa

karena pihak berpiutang menolak pembayaran uang

tersebut akan dilakukan penyimpanan (konsignasi) di kas

kepaniteraan Pengadilan Agama yang akan dilakukan pada

hari, tanggal dan jam yang ditentukan dalam berita acara

tersebut.

h) Pada waktu yang telah ditentukan dalam huruf (g), Jurusita

dengan disertai 2 (dua) orang sksi menyerahkan uang

tersebut kepada Panitera Pengadilan Agama dengan

menyebutkan jumlah dan rincian uangnya untuk

disimpan dalam kas kepaniteraan Pengadilan Agama

sebagai uang konsignasi.

i) Agar pernyataan kesediaan untuk membayar yang diikuti

dengan penyimpanan tersebut sah dan berharga, harus

diikuti dengan pengajuan permohonan oleh si berhutang

terhadap berpiutang sebagai Termohon kepada

Pengadilan Agama, dengan petitum :

- Menyatakan sah dan berharga penawaran

pembayaran dan penitipan sebagai konsignasi.

- Menghukum Pemohon membayar biaya perkara.

2. PEDOMAN KHUSUS

a. Hukum Keluarga

1) Izin Poligami

a) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

menganut asas monogami, kecuali hukum agama yang dianut

menentukan lain. Suami yang beragama Islam yang

menghendaki beristeri lebih dari satu orang wajib mengajukan

permohonan izin poligami kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dengan syarat-syarat sebagaimana

diatur dalam Pasal 4 dan 5 Undang-undang Nomor 1 Tahun

1974.

b) Agar pemberian izin poligami oleh Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah tidak bertentangan dengan asas

monogami yang dianut oleh Undang-undang Nomor 1 Tahun

1974, maka Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam

memeriksa dan memutus perkara permohonan izin poligami

harus berpedoman pada hal-hal sebagai berikut :

Ke daftar isi

Page 138: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

119

Redesign Drs. SAHERUDIN

(1) Permohonan izin poligami harus bersifat kontensius,

pihak isteri didudukkan sebagai Termohon.

(2) Alasan izin poligami yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2)

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 bersifat fakultatif,

maksudnya bila salah satu persyaratan tersebut dapat

dibuktikan, Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah

dapat memberi izin poligami.

(3) Persyaratan izin poligami yang diatur dalam Pasal 5 ayat

(1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 bersifat

kumulatif, maksudnya Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah hanya dapat memberi izin poligami apabila

semua persyaratan tersebut telah terpenuhi.

(4) Harta Bersama dalam hal suami beristeri lebih dari satu

orang, telah diatur dalam Pasal 94 Kompilasi Hukum

Islam, akan tetapi pasal tersebut mengandung

ketidakadilan, karena dalam keadaan tertentu dapat

merugikan isteri yang dinikahi lebih dahulu, oleh

karenanya pasal tersebut harus dipahami sebagaimana

diuraikan dalam angka (5) di bawah ini.

(5) Harta yang diperoleh oleh suami selama dalam ikatan

perkawinan dengan isteri pertama, merupakan harta

bersama milik suami dan isteri pertama. Sedangkan

harta yang diperoleh suami selama dalam ikatan

perkawinan dengan isteri kedua dan selama itu pula

suami masih terikat perkawinan dengan isteri pertama,

maka harta tersebut merupakan harta bersama milik

suami isteri, isteri pertama dan isteri kedua. Demikian

pula halnya sama dengan perkawinan kedua apabila

suami melakukan perkawinan dengan isteri ketiga dan

keempat.

(6) Ketentuan harta bersama tersebut dalam angka (5) tidak

berlaku atas harta yang diperuntukkan terhadap isteri

kedua, ketiga dan keempat (seperti rumah, perabotan

rumah dan pakaian) sepanjang harta yang diperuntukkan

isteri kedua, ketiga dan keempat tidak melebihi 1/3

(sepertiga) dari harta bersama yang diperoleh dengan

isteri kedua, ketiga dan keempat.

(7) Bila terjadi pembagian harta bersama bagi suami yang

mempunyai isteri lebih dari satu orang karena kematian

atau perceraian, cara perhitungannya adalah sebagai

berikut :

Untuk isteri pertama 1/2 dari harta bersama dengan

Ke daftar isi

Page 139: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

120

Redesign Drs. SAHERUDIN

suami yang diperoleh selama perkawinan, ditambah 1/3

dari harta bersama yang diperoleh suami bersama

dengan isteri pertama dan isteri kedua, ditambah 1/4 dari

harta bersama yang diperoleh suami bersama dengan

isteri ketiga, isteri kedua dan isteri pertama, ditambah 1/5

dari harta bersama yang diperoleh suami bersama isteri

keempat, ketiga, kedua dan pertama.

(8) Harta yang diperoleh oleh isteri pertama, kedua, ketiga

dan keempat merupakan harta bersama dengan

suaminya, kecuali yang diperoleh suami/isteri dari hadiah

atau warisan.

(9) Pada saat permohonan izin poligami, suami wajib pula

mengajukan permohonan penetapan harta bersama

dengan isteri sebelumnya, atau harta bersama dengan

isteri-isteri sebelumnya. Dalam hal suami tidak

mengajukan permohonan penetapan harta besama yang

digabung dengan permohonan izin poligami, isteri atau

isteri-isterinya dapat mengajukan rekonvensi penetapan

harta bersama.

(10) Dalam hal suami tidak mengajukan permohonan

penetapan harta bersama yang digabungkan dengan

permohonan izin poligami sedangkan isteri terdahulu

tidak mengajukan rekonvensi penetapan harta bersama

dalam perkara permohonan izin poligami sebagaimana

dimaksud dalam angka (9) di atas, permohonan

penetapan izin poligami harus dinyatakan tidak dapat

diterima.

2) Izin Kawin, Dispensasi Kawin dan Wali Adhal

a) Izin Kawin

(1) Permohonan izin melangsungkan perkawinan diajukan

oleh calon mempelai yang belum berusia 21 tahun dan

tidak mendapat izin dari orang tuanya kepada

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah

hukum dimana calon mempelai tersebut bertempat

tinggal.

(2) Permohonan izin melangsungkan perkawinan yang

diajukan oleh calon mempelai pria dan/atau calon

mempelai wanita dapat dilakukan secara kumulatif

kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar'iyah dalam

wilayah hukum dimana calon mempelai pria dan wanita

tersebut bertempat tinggal.

Ke daftar isi

Page 140: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

121

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dapat memberi

izin melangsungkan perkawinan setelah mendengar

keterangan dari orang tua, keluarga dekat atau walinya.

(4) Permohonan izin melangsungkan perkawinan bersifat

voluntair produknya berbentuk penetapan. Jika Pemohon

tidak puas dengan penetapan tersebut, maka Pemohon

dapat mengajukan upaya kasasi.

(5) Terhadap penetapan izin melangsungkan perkawinan

yang diajukan oleh calon mempelai pria dan/atau wanita,

dapat dilakukan perlawanan oleh orang tua calon

mempelai, keluarga dekat dan/atau orang yang

berkepentingan lainnya kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah yang mengeluarkan penetapan

tersebut.

b) Dispensasi Kawin

Calon suami isteri yang belum mencapai usia 19 dan 16

tahun yang ingin melangsungkan perkawinan, orang tua yang

bersangkutan harus mengajukan permohonan dispensasi

kawin kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah.

(1) Permohonan dispensasi kawin diajukan oleh calon

mempelai pria yang belum berusia 19 tahun, calon

mempelai wanita yang belum berusia 16 tahun dan/atau

orang tua calon mempelai tersebut kepada Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah hukum

dimana calon mempelai dan/atau orang tua calon

mempelai tersebut bertempat tinggal.

(2) Permohonan dispensasi kawin yang diajukan oleh calon

mempelai pria dan/atau calon mempelai wanita dapat

dilakukan secara bersama-sama kepada Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah hukum

dimana calon mempelai pria dan wanita tersebut

bertempat tinggal.

(3) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dapat

memberikan dispensasi kawin setelah mendengar

keterangan dari orang tua, keluarga dekat atau walinya.

(4) Permohonan dispensasi kawin bersifat voluntair

produknya berbentuk penetapan. Jika Pemohon tidak

puas dengan penetapan tersebut, maka Pemohon dapat

mengajukan upaya kasasi.

c) Wali Adhal

Calon mempelai wanita yang akan melangsungkan

perkawinan yang wali nikahnya tidak mau menjadi wali dalam

Ke daftar isi

Page 141: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

122

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkawinan tersebut dapat mengajukan permohonan

penetapan wali adhal kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

(1) Permohonan penetapan wali adhal diajukan oleh calon

mempelai wanita yang wali nikahnya tidak mau

melaksanakan pernikahan kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah hukum dimana calon

mempelai wanita tersebut bertempat tinggal.

(2) Permohonan wali adhal yang diajukan oleh calon

mempelai wanita dapat dilakukan secara kumulatif

dengan izin kawin kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah hukum dimana calon

mempelai wanita tersebut bertempat tinggal.

(3) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dapat

mengabulkan permohonan penetapan wali adhal setelah

mendengar ketetapan orang tua.

(4) Permohonan wali adhal bersifat voluntair, produknya

berbentuk penetapan. Jika Pemohon tidak puas dengan

penetapan tersebut, maka Pemohon dapat mengajukan

upaya kasasi.

(5) Upaya hukum dapat ditempuh orang tua (ayah)

Pemohon adalah :

(a) Pencegahan perkawinan, apabila perkawinan belum

dilangsungkan.

(b) Pembatalan perkawinan, apabila perkawinan telah

dilangsungkan.

3) Penolakan Perkawinan (Pasal 21 Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974)

a) Calon suami isteri yang akan melangsungkan perkawinan

harus memenuhi syarat-syarat perkawinan yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Apabila calon

mempelai atau salah satu calon mempelai tidak memenuhi

syarat-syarat perkawinan, maka Pegawai Pencatat Nikah

(PPN) dapat menolak dilangsungkannya perkawinan tersebut.

b) Terhadap penolakan perkawinan dari PPN, calon mempelai

dapat mengajukan permohonan pencabutan surat penolakan

perkawinan dari PPN kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

c) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam

memeriksa dan memutus perkara tersebut harus

memedomani hal-hal sebagai berikut :

Ke daftar isi

Page 142: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

123

Redesign Drs. SAHERUDIN

(1) Kedua calon mempelai atau salah satu calon mempelai

yang pelaksanaan perkawinannya ditolak oleh PPN,

dapat mengajukan permohonan pencabutan surat

penolakan PPN tersebut secara voluntair kepada

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah

hukum dimana PPN berkedudukan (Pasal 13 dan 14

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

(2) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah

hukum dimana PPN berkedudukan dapat mengabulkan

permohonan pencabutan surat penolakan perkawinan

dari PPN dan memerintahkan PPN untuk melaksanakan

perkawinan kedua calon mempelai, bila menurut

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah surat

penolakan perkawinan tersebut tidak mempunyai alasan

hukum.

(3) Produk Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah atas

permohonan pencabutan surat penolakan dari PPN

tersebut berbentukan penetapan. Jika Pemohon tidak

puas atas penetapan tersebut, Pemohon dapat

mengajukan upaya hukum kasasi.

4) Pencegahan Perkawinan

a) Calon suami isteri yang akan melangsungkan perkawinan

harus memenuhi syarat-syarat perkawinan yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Apabila calon

mempelai atau salah satu calon mempelai tidak memenuhi

syarat-syarat perkawinan, maka orang tua, keluarga, wali

pengampu dari calon mempelai dapat mengajukan

pencegahan perkawinan kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah.

b) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam

memeriksa dan memutus perkara tersebut harus

memedomani hal-hal sebagai berikut :

(1) Ayah, ibu, kakek, anak, cucu, saudara, wali nikah dan

wali pengampu dari salah seorang calon mempelai

dapat mencegah perkawinan, apabila ada calon

mempelai tidak memenuhi syarat-syarat untuk

melangsungkan perkawinan (Pasal 13 Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974).

(2) Mereka yang tersebut dalam angka (1) di atas berhak

juga mencegah perkawinan apabila salah seorang

calon mempelai berada di bawah pengampuan (Pasal

Ke daftar isi

Page 143: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

124

Redesign Drs. SAHERUDIN

14 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

(3) Suami atau isteri dapat mencegah perkawinan yang

akan dilangsungkan oleh isteri atau suami (Pasal 15

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

(4) Jaksa (Pasa l 65 KUH Perda ta ) a tau PPN

(Yurisprudensi Mahkamah Agung RI) wajib mencegah

berlangsungnya perkawinan, apabila tidak dipenuhi

ketentuan-ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8-10

dan Pasal 12 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

(Pasal 16 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

(5) Permohonan pencegahan perkawinan diajukan kepada

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam

wilayah hukum dimana perkawinan akan dilangsungkan

(Pasal 17 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

(6) Pengad i lan Agama/ Mahkamah Sya r ' i yah

menyampaikan salinan surat permohonan pencegahan

perkawinan kepada Kantor Urusan Agama (KUA), agar

KUA tidak melangsungkan perkawinan kedua belah

pihak yang bersangkutan, selama proses pemeriksaan di

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar'iyah.

(7) Proses pemeriksaan permohonan pencegahan

perkawinan bersifat voluntair, produknya berupa

penetapan dan atas penetapan tersebut dapat

dilakukan upaya hukum kasasi.

(8) Apabila permohonan pencegahan perkawinan tersebut

dikabulkan, dalam waktu yang singkat Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah menyampaikan salinan

penetapan tersebut kepada KUA dimana perkawinan

itu akan dilangsungkan.

(9) Kedua calon mempelai atau salah satu calon mempelai

yang merasa keberatan atas penetapan pencegahan

perkawinan tersebut, dapat mengajukan perlawanan

kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah yang

memutus perkara tersebut.

(10) Proses pemeriksaan perlawanan atas penetapan

pencegahan perkawinan tersebut bersifat kontensius,

dan terhadap putusannya dapat dilakukan upaya

banding (Pasal 18 Undang-undang Nomor 1 Tahun

1974 jo Pasal 70 KUH Perdata dan Pasal 817, 818

Rv).

5) Pembatalan Perkawinan

Ke daftar isi

Page 144: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

125

Redesign Drs. SAHERUDIN

a) Calon suami isteri yang akan melangsungkan perkawinan

harus memenuhi syarat-syarat perkawinan yang diatur

dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Apabila

perkawinan telah dilangsungkan, sedangkan calon

mempelai atau salah satu calon mempelai tidak memenuhi

syarat-syarat perkawinan, maka orang tua, keluarga, PPN

dan Jaksa dapat mengajukan permohonan pembatalan

perkawinan kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

b) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam memeriksa

dan memutus perkara tersebut harus memedomanai hal-hal

sebagai berikut :

(1) Permohonan pembatalan perkawinan diajukan oleh

pihak-pihak yang diatur dalam Pasal 23 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 73 Kompilasi

Hukum Islam, kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah dalam wilayah hukum dimana perkawinan

dilangsungkan atau di tempat tinggal suami isteri,

suami a tau is ter i , apabi la para p ihak yang

melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syarat-

syarat perkawinan sebagaimana diatur dalam Pasal

22-27 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal

70-72 Kompilasi Hukum Islam.

(2) Proses pemeriksaan pembatalan perkawinan bersifat

kontensius. Atau putusan pembatalan perkawinan

tersebut dapat diajukan upaya hukum banding.

(3) Permohonan pembatalan nikah oleh suami atau isteri

atas alasan perkawinan dilangsungkan di bawah

ancaman yang melanggar hukum, dapat diajukan

dalam jangka waktu 6 bulan sejak perkawinan

dilangsungkan kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah dalam wilayah hukum dimana perkawinan

tersebut dilangsungkan atau di tempat tinggal kedua

suami isteri, suami atau isteri.

(4) Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah putusan

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap dan tidak berlaku surut

sejak saat berlangsungnya perkawinan, kecuali

terhadap apa yang diatur dalam Pasal 28 ayat (2)

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.

6) Pengesahan Perkawinan / Itsbat Nikah

Ke daftar isi

Page 145: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

126

Redesign Drs. SAHERUDIN

a) Aturan pengesahan nikah / itsbat nikah, dibuat atas dasar

adanya perkawinan yang dilangsungkan berdasarkan

agama atau tidak dicatat oleh PPN yang berwenang.

b) Pengesahan nikah diatur dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1946 jis Pasal 49 angka (22)

penjelasan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor

3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-

undang Nomor 50 Tahun 2009 dan Pasal 7 ayat (2), (3) dan

(4) Kompilasi Hukum Islam.

c) Dalam Pasal 49 angka (22) penjelasan Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Pasal 7 ayat (3)

huruf (d) Kompilasi Hukum Islam, perkawinan yang disahkan

hanya perkawinan yang dilangsungkan sebelum berlakunya

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Akan tetapi Pasal 7

ayat (3) huruf (a) Kompilasi Hukum Islam memberikan

peluang untuk pengesahan perkawinan yang dicatat oleh

PPN yang dilangsungkan sebelum atau sesudah berlakunya

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 untuk kepentingan

perceraian (Pasal 7 ayat (3) huruf (a) Kompilasi Hukum

Islam).

d) Itsbat nikah dalam rangka penyelesaian perceraian tidak

dibuat secara tersendiri, melainkan menjadi satu kesatuan

dalam putusan perceraian.

e) Untuk menghindari adanya penyelundupan hukum dan

poligami tanpa prosedur, Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah harus berhati-hati dalam menangani permohonan

itsbat nikah.

f) Proses pengajuan, pemeriksaan dan penyelesaian

permohonan pengesahan nikah / itsbat nikah harus

memedomani hal-hal sebagai berikut :

(1) Permohonan itsbat nikah dapat dilakukan oleh kedua

suami isteri atau salah satu dari suami isteri, anak, wali,

nikah dan pihak lain yang berkepentingan dengan

perkawinan tersebut kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah dalam wilayah hukum Pemohon

bertempat tinggal, dan permohonan itsbat nikah harus

dilengkapi dengan alasan dan kepentingan yang jelas

serta konkrit.

(2) Proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang

diajukan oleh kedua suami isteri bersifat voluntair,

Ke daftar isi

Page 146: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

127

Redesign Drs. SAHERUDIN

produknya berupa penetapan. Jika isi penetapan

tersebut menolak permohonan itsbat nikah, maka

suami dan isteri bersama-sama atau suami, isteri

masing-masing dapat mengajukan upaya hukum

kasasi.

(3) Proses pemeriksaan permohonan itsbat nikah yang

diajukan oleh salah seorang suami atau isteri bersifat

kontensius dengan mendudukkan isteri atau suami

yang tidak mengajukan permohonan sebagai pihak

Termohon, produknya berupa putusan dan terhadap

putusan tersebut dapat diajukan upaya hukum banding

dan kasasi.

(4) Jika dalam proses pemeriksaan permohonan itsbat

nikah dalam angka (2) dan (3) tersebut di atas diketahui

bahwa suaminya masih terikat dalam perkawinan yang

sah dengan perempuan lain, maka isteri terdahulu

tersebut harus dijadikan pihak dalam perkara. Jika

Pemohon tidak mau merubah permohonannya dengan

memasukkan isteri terdahulu sebagai pihak,

permohonan tersebut harus dinyatakan tidak dapat

diterima.

(5) Permohonan itsbat nikah yang dilakukan oleh anak, wali

nikah dan pihak lain yang berkepentingan harus bersifat

kontensius, dengan mendudukkan suami dan isteri

dan/atau ahli waris lain sebagai Termohon.

(6) Suami atau isteri yang telah ditinggal mati oleh isteri

atau suaminya, dapat mengajukan permohonan itsbat

nikah secara kontensius dengan mendudukkan ahli

waris lainnya sebagai pihak Termohon, produknya

berupa putusan dan atas putusan tersebut dapat

diupayakan banding dan kasasi.

(7) Dalam hal suami atau isteri yang ditinggal mati tidak

mengetahui ada ahli waris lain selain dirinya maka

permohonan itsbat nikah diajukan secara voluntair,

produknya berupa penetapan. Apabila permohonan

tersebut ditolak, maka Pemohon dapat mengajukan

upaya hukum kasasi.

(8) Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak

menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat nikah

tersebut dalam angka (2) dan (6), dapat melakukan

perlawanan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah

Syar'iyah yang memutus, setelah mengetahui ada

Ke daftar isi

Page 147: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

128

Redesign Drs. SAHERUDIN

penetapan itsbat nikah.

(9) Orang lain yang mempunyai kepentingan dan tidak

menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat nikah

tersebut dalam angka (3), (4) dan (5), dapat

mengajukan intervensi kepada Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah yang memeriksa perkara itsbat nikah

tersebut selama perkara belum diputus.

(10) Pihak lain yang mempunyai kepentingan hukum dan

tidak menjadi pihak dalam perkara permohonan itsbat

nikah tersebut dalam angka (3), (4) dan (5), sedangkan

permohonan tersebut telah diputus oleh Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar'iyah, dapat mengajukan

gugatan pembatalan perkawinan yang telah disahkan

oleh Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah tersebut.

(11) Ketua Majelis Hakim 3 (tiga) hari setelah menerima

PMH, membuat PHS sekaligus memerintahkan jurusita

pengganti untuk mengumumkan permohonan

pengesahan nikah tersebut 14 (empat belas) hari

terhitung sejak tanggal pengumuman pada media

massa cetak atau elektronik atau sekurang-kurangnya

diumumkan pada papan pengumuman Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar'iyah.

(12) Majelis Hakim dalam menetapkan hari sidang paling

lambat 3 (tiga) hari setelah berakhirnya pengumuman.

Setelah hari pengumuman berakhir, Majelis Hakim

segera menetapkan hari sidang.

(13) Untuk keseragaman, amar pengesahan nikah berbunyi

sebagai berikut :

―Menyatakan sah perkawinan antara denganyang

dilaksanakan pada tanggal ……….. di……‖

7) Perkawinan Campuran (Pasal 60 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974.

a) Undang-undang Perkawinan bersifat egaliter, tidak

mengenal batas suku, ras dan kewarganegaraan. Oleh

karena itu dapat terjadi perkawinan antar warga negara

yang berbeda.

b) Untuk menghindari terjadinya perkawinan yang melanggar

ketentuan hukum negara dari masing-masing calon

mempelai, calon mempelai diwajibkan membuktikan bahwa

yang bersangkutan tidak melanggar peraturan perundang-

undangan di negaranya masing-masing. Bukti tersebut

Ke daftar isi

Page 148: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

129

Redesign Drs. SAHERUDIN

berupa surat keterangan yang dikeluarkan oleh pejabat

pencatat perkawinan yang berwenang di negara masing-

masing.

c) Dalam hal pejabat yang berwenang menolak memberikan

surat keterangan dimaksud, maka pihak calon mempelai

dapat mengajukan permohonan pembatalan surat

penolakan tersebut kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar'iyah.

d) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam memeriksa

dan memutus permohonan pembatalan surat penolakan

tersebut harus memedomani hal-hal sebagai berikut :

(1) Perkawinan campuran adalah perkawinan dua orang

yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan,

karena perbedaan kewarganegaraan dan satu pihak

berkewarganegaraan Indonesia.

(2) Jika pejabat yang berwenang mencatat perkawinan di

negara pihak yang akan melangsungkan perkawinan

menolak untuk memberikan surat keterangan bahwa

syarat-syarat perkawinan sudah terpenuhi, maka pihak

yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan

pembatalan surat penolakan tersebut kepada

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam

wilayah hukum dimana pihak yang bersangkutan

bertempat tinggal.

(3) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah memberikan

keputusan atas permohonan pembatalan surat

penolakan tersebut dengan tidak beracara serta tidak

boleh diupayakan banding lagi tentang soal apakah

penolakan pemberian surat keterangan itu beralasan

atau tidak.

(4) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dapat

membatalkan surat keputusan penolakan tersebut

dengan pertimbangan surat keputusan penolakan

tersebut tidak beralasan dan keputusan tersebut

menjadi pengganti surat keterangan yang dimaksud

dalam Pasal 60 ayat (2) Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974. Surat keterangan atau keputusan

pengganti keterangan tidak mempunyai kekuatan lagi jika

perkawinan itu tidak dilangsungkan dalam masa 6 (enam)

bulan sesudah keterangan itu diberikan.

(5) Untuk keseragaman, amar keputusan pembatalan

Ke daftar isi

Page 149: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

130

Redesign Drs. SAHERUDIN

penolakan tersebut adalah sebagai berikut :

―Membatalkan surat penolakan yang dikeluarkan oleh

…..….. pada tanggal……..‖

8) Cerai Talak

a) Cerai talak diajukan oleh pihak suami yang petitumnya

memohon untuk diizinkan menjatuhkan talak terhadap

isterinya.

b) Suami yang riddah (keluar dari agama islam) yang

mengajukan perceraian harus berbentuk gugatan. Amar

putusannya bukan memberikan izin kepada suami untuk

mengikrarkan talak, akan tetapi talak dijatuhkan oleh

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah dalam bentuk

putusan.

c) Prosedur pengajuan permohonan dan proses pemeriksaan

cerai talak agar memedomani Pasal 66 s/d 72 Undang-

undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan

perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun

2009 jo Pasal 14 - 36 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975.

d) Selama proses pemeriksaan cerai talak sebelum sidang

pembuktian, isteri dapat mengajukan rekonvensi mengenai

nafkah anak, nafkah madhiyah, nafkah iddah, mut‟ah.

Sedangkan harta bersama dan hadhanah sedapat mungkin

diajukan dalam perkara tersendiri.

e) Selama proses pemeriksaan cerai talak, suami dalam

permohonannya dapat mengajukan permohonan provisi,

demikian juga isteri dalam gugatan rekonvensinya dapat

mengajukan permohonan provisi tentang hal-hal yang diatur

dalam Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975.

f) Permohonan provisi sebagaimana dimaksud oleh huruf (e) di

atas antara lain : permohonan isteri sebagai korban

kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) untuk didampingi oleh

seorang pendamping (Pasal 41 Undang-undang Nomor 23

Tahun 2004).

g) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar'iyah secara ex officio dapat

menetapkan kewajiban nafkah iddah atas suami untuk isterinya,

sepanjang isterinya tidak terbukti berbuat nusyuz, dan

menetapkan kewajiban mut’ah (Pasal 41 huruf (c) Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 149 huruf (a) dan (b)

Ke daftar isi

Page 150: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

131

Redesign Drs. SAHERUDIN

Kompilasi Hukum Islam).

h) Dalam pemeriksaan cerai talak, Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah sedapat mungkin berupaya

mengetahui jenis pekerjaan suami yang jelas dan pasti, dan

mengetahui perkiraan pendapatan rata-rata perbulan untuk

dijadikan dasar pertimbangan menetapkan nafkah anak,

mut’ah, nafkah madhiyah dan nafkah iddah.

i) Agar memenuhi asas manfaat dan mudah dalam

pelaksanaan putusan, penetapan mut’ah sebaiknya berupa

benda bukan uang, misalnya rumah, tanah atau benda

lainnya, agar tidak menyulitkan dalam eksekusi. Mut’ah

wajib diberikan oleh bekas suami dengan syarat belum

ditetapkan mahar bagi isteri ba’da dukhul dan perceraian atas

kehendak suami. Besarnya mut’ah disesuaikan dengan kepatutan

dan kemampuan suami (Pasal 158 dan 160 KHI).

j) Dalam hal Termohon tidak hadir di persidangan dan perkara

akan diputus verstek, Pengadilan tetap melakukan sidang

pembuktian mengenai kebenaran adanya alasan perceraian

yang didalilkan oleh Pemohon.

k) Untuk keseragaman, amar putusan cerai talak berbunyi:

- Memberi izin kepada Pemohon (nama... ..bin . .. .. )

untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon

(nama……. binti ............. ) di depan sidang Pengadilan

Agama……..‖.

- Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama ... /

Mahkamah Syar’iyah ... untuk mengirimkan salinan

penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah

kantor Urusan Agama Kecamatan .... (tempat

perkawinan dan tempat tinggal pemohon dan

termohon) untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk

itu.

- Dan seterusnya.

l) Untuk menghindari terjadinya talak NO, Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar'iyah sebaiknya menunda sidang ikrar talak

apabila isteri dalam keadaan haid, kecuali bila isteri rela

dijatuhi talak.

m) Untuk keseragaman, amar putusan cerai talak yang

diajukan oleh suami yang riddah (keluar dari agama Islam)

sebagaimana tersebut dalam huruf (b) di atas berbunyi :

- Memfasakhkan perkawinan Pemohon (nama bin )

dengan Termohon (nama binti ).

Ke daftar isi

Page 151: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

132

Redesign Drs. SAHERUDIN

9) Cerai Gugat.

a) Cerai gugat diajukan oleh isteri yang petitumnya memohon agar

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah memutuskan

perkawinan Penggugat dengan Tergugat.

b) Prosedur pengajuan gugatan dan pemeriksaan cerai gugat

agar memedomani Pasal 73 s/d 86 Undang-undang Nomor 7

Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undangundang

Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-

undang Nomor 50 Tahun 2009 jo Pasal 14 s/d 36 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975).

c) Gugatan nafkah anak, nafkah isteri, mut’ah, nafkah iddah

dapat diajukan bersama-sama dengan cerai gugat,

sedangkan gugatan hadhanah dan harta bersama suami isteri

sedapat mungkin diajukan terpisah dalam perkara lain.

d) Dalam perkara cerai gugat, isteri dalam gugatannya dapat

mengajukan gugatan provisi, begitu pula suami yang

mengajukan rekonvensi dapat pula mengajukan gugatan

provisi tentang hal-hal yang diatur dalam Pasal 24 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.

e) Permohonan provisi sebagaimana dimaksud oleh huruf (d) di

atas, antara lain : permohonan isteri sebagai korban KDRT

untuk didampingi oleh seorang pendamping (Pasal 41

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

f) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah secara ex officio

dapat menetapkan kewajiban nafkah iddah terhadap suami,

sepanjang isterinya tidak terbukti telah berbuat nusyuz

(Pasal 41 huruf (c) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974).

g) Dalam pemeriksaan cerai gugat, Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar’iyah sedapat mungkin berupaya untuk

mengetahui jenis pekerjaan dan pendidikan suami yang jelas

dan pasti dan mengetahui perkiraan pendapatan rata- rata

perbulan untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam

menetapkan nafkah madhiyah, nafkah iddah dan nafkah

anak.

h) Cerai gugat dengan alasan taklik talak harus dibuat sejak awal

diajukan gugatan, agar selaras dengan format laporan perkara.

i) Dalam hal Tergugat tidak hadir di persidangan dan perkara

akan diputus dengan verstek, Pengadilan tetap melakukan

sidang pembuktian mengenai kebenaran adanya alasan

perceraian yang didalilkan oleh Penggugat.

Ke daftar isi

Page 152: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

133

Redesign Drs. SAHERUDIN

j) Cerai gugat dengan alasan adanya kekejaman atau

kekerasan suami, Hakim secara ex officio dapat

menetapkan nafkah iddah (lil istibra‟).

Untuk keseragaman, amar putusan cerai gugat berbunyi:

- Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat (nama

bin ) terhadap Penggugat (nama bint i …)

- Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama ... /

Mahkamah Syar’iyah ... untuk mengirimkan salinan

putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada

Pegawai Pencatat Nikah kantor Urusan Agama

Kecamatan .... (tempat perkawinan dan tempat tinggal

penggugat dan tergugat) untuk dicatat dalam daftar yang

disediakan untuk itu.

- Dan seterusnya.

k) Amar putusan cerai gugat dengan alasan pelanggaran taklik

talak berbunyi :

―Menjatuhkan talak satu khul’i Tergugat (nama bin )

terhadap Penggugat (nama .......... binti ) dengan iwadh

sejumlah Rp. ...................................... ( tulis dengan huruf)‖.

10) Harta Bersama

a) Gugatan pembagian harta bersama sedapat mungkin

diajukan setelah terjadinya perceraian.

b) Gugatan harta bersama, dalam praktik peradilan ditemukan

banyak kendala yang terkait dengan rahasia bank. Suami

atau isteri yang mendalilkan isterinya atau suaminya

mempunyai rekening giro, tabungan atau deposito pada

bank tertentu akan mengalami kesulitan dalam pembuktian,

karena yang dapat mengakses saldo rekening giro,

tabungan dan deposito bank tersebut hanya pihak suami

atau isteri yang memiliki rekening giro, tabungan atau

deposito, maka pembuktiannya cukup dengan fotokopi

rekening giro, tabungan atau deposito sepanjang Tergugat

(isteri atau suami) tidak menyangkal isi fotokopi tersebut.

c) Jika Tergugat (suami atau isteri) menyangkal isi rekening

giro, tabungan atau deposito yang atas namanya, maka

Tergugat (suami atau isteri) harus membuktikan saldo

rekening giro, tabungan atau deposito atas nama yang

bersangkutan berupa surat keterangan saldo terakhir dari

bank yang bersangkutan.

Ke daftar isi

Page 153: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

134

Redesign Drs. SAHERUDIN

11) Talak Khuluk

a) Talak khuluk merupakan gugatan isteri untuk bercerai dari

suaminya dengan tebusan. Proses penyelesaian gugatan

tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur cerai gugat dan

harus diputus oleh hakim.

b) Amar putusan talak khuluk berbunyi :

―Menjatuhkan talak satu khul’i Tergugat (nama ……………

bin…………) terhadap Penggugat (nama……….binti …….)

dengan iwadh berupa uang sejumlah Rp. ( tulis

dengan huruf)‖.

Keterangan :

Iwadh tersebut dapat pula berupa uang, rumah atau benda

lainnya secara bersama.

c) Terhadap putusan talak khuluk dapat diajukan upaya hukum

banding dan kasasi.

d) Ketentuan khuluk sebagaimana tersebut dalam Pasal 148

KHI harus dikesampingkan pelaksanaannya. Gugatan

khuluk tersebut dilaksanakan sesuai ketentuan huruf a), b)

dan c) di atas.

12) Syiqaq.

a) Gugatan cerai dengan alasan syigag harus dibuat sejak

awal perkara diajukan.

b) Tidak diperbolehkan merubah gugat cerai dengan alasan

cekcok terus menerus menjadi perkara syigag.

c) Pemeriksaan dan penyelesaian gugat cerai atas dasar

syigag harus memedomani Pasal 76 Undang-undang Nomor

7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009.

d) Hakim terlebih dahulu memeriksa saksi-saksi dari keluarga

atau orang-orang dekat dengan suami isteri, setelah itu

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah mengangkat

keluarga suami atau isteri atau orang alin sebagai hakam.

e) Hakam melakukan musyawarah, hasilnya diserahkan

kepada Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah sebagai

dasar putusan.

f) Amar putusan cerai dengan alasan syigag berbunyi :

―Menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat (nama

bin ) terhadap Penggugat (nama binti )‖.

Ke daftar isi

Page 154: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

135

Redesign Drs. SAHERUDIN

13) Li’an

a) Pemeriksaan dan penyelesaian cerai gugat atas alasan

suami berzina, dilakukan berdasarkan hukum acara yang

berlaku pada gugat cerai biasa, yaitu dilakukan pembuktian

dengan saksi atau sumpah pemutus, atau atas dasar

putusan pidana yang telah berkekuatan hukum tetap bahwa

suaminya melakukan tindak pidana zina.

b) Pemeriksaan dan penyelesaian cerai talak atas alasan isteri

berzina, dilakukan berdasarkan hukum acara sebagaimana

pada huruf (a) atau denga cara li‟an (Ex Pasal 87 dan 88

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 jo Undang-undang

Nomor 3 Tahun 2006 jo Undang-undang Nomor 50 Tahun

2009).

c) Syarat formil sumpah li‟an :

(1) Tuduhan isteri berbuat zina tercantum atau dibuat

secara kronologis dalam surat gugatan atau

permohonan.

(2) Isteri menyanggah tuduhan suami bahwa dirinya telah

berbuat zina dengan laki-laki lain.

(3) Sumpah li‟an dilaksanakan atas perintah Hakim yang

memeriksa perkara tersebut.

d) Syarat materiil sumpah li‟an

(1) Suami tidak dapat melengkapi bukti-bukti atas tuduhan

zina terhadap isterinya.

(2) Sumpah suami diucapkan dalam sidang Majelis Hakim

(Pengadilan) yang dihadiri oleh isteri Pemohon.

(3) Sumpah suami dibalas pula dengan sumpah isteri yang

disampaikan dalam sidang Pengadilan pula.

(4) Sumpah mula‟anah (saling melaknat) menurut teks

sumpah yang sudah ditentukan.

e) Tata cara sumpah li‟an diatur dalam Pasal 127 Kompilasi

Hukum Islam sebagai berikut :

(1) Suami bersumpah empat kali dengan kata tuduhan zina

dan atau pengingkaran anak tersebut diikuti dengan

sumpah kelima dengan kata-kata ―laknat Allah atas

dirinya bila tuduhan atau pengingkaran tersebut dusta‖.

(2) Isteri menolak tuduhan atau pengingkaran tersebut

dengan sumpah empat kali dengan kata ―tuduhan atau

pengingkaran tersebut tidak benar‖, diikuti sumpah

kelima dengan kata-kata ―murka Allah atas dirinya bila

tuduhan atau pengingkaran tersebut benar‖.

Ke daftar isi

Page 155: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

136

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Tata cara angka (1) dan (2) tersebut merupakan satu

kesatuan yang tidak terpisahkan.

f) Li’an hanya sah jika dilaksanakan di muka persidangan

Pengadilan Agama / mahkamah Syari’iyah yang akibat

hukumnya mengakibatkan putusnya perkawinan antara

suami isteri untuk selama-lamanya. Hakim harus

menjatuhkan putusan sela.

g) Proses pemeriksaan cerai talak dengan li’an adalah :

(1) Setelah Pemohon dan Termohon melakukan jawab

menjawab, dilanjutkan dengan pembuktian.

(2) Bila tidak diketemukan alat bukti yang diatur dalam

Pasal 164 HIR / Pasal 284 RBg selain bukti sumpah,

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah menanyakan

kepada suami, apakah akan melakukan sumpah li’an.

(3) Apabila suami menghendaki untuk mengucapkan

sumpah li’an, maka Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah memerintahkan suami mengucapkan sumpah

li‟an sebanyak empat kali yang berbunyi : “Demi Allah

saya bersumpah bahwa isteri saya telah berbuat zina”,

dan setelah itu dilanjutkan dengan ucapan : “Saya siap

menerima laknat Allah bila saya berdusta”.

(4) Setelah suami disumpah, Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar’iayah menanyakan kepada isteri

apakah ia bersedia mengangkat sumpah nukul

(sumpah balik).

(5) Bila isteri bersedia mengangkat sumpah nukul (sumpah

balik), Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

memerintahkan isteri untuk mengucapkan sumpah

sebanyak empat kali yang berbunyi : “Demi Allah saya

bersumpah bahwa saya tidak berbuat zina”, dan

setelah itu dilanjutkan dengan ucapan : “Saya siap

menerima murka Allah apabila saya berdusta”.

(6) Amar putusan cerai gugat dengan alasan zina

berbunyi:

―Menjatuhkan talak ba’in kubra Tergugat (nama bin

…….) terhadap Penggugat (nama . binti )‖.

h) Amar putusan cerai talak dengan alasan li‟an berbunyi :

―Menjatuhkan talak ba’in kubra Pemohon (nama ………. bin

…… ) terhadap Termohon (nama ........ binti……………. )‖.

Ke daftar isi

Page 156: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

137

Redesign Drs. SAHERUDIN

14) Asal-usul Anak

a) Anak sah adalah anak yang lahir dalam atau akibat

perkawinan yang sah (Pasal 42 Undang-undang Nomor 1

Tahun 1974 jo Pasal 99 KHI), sedangkan anak yang tidak

sah adalah anak yang lahir di luar perkawinan yang sah

atau lahir dalam perkawinan yang sah akan tetapi disangkal

oleh suami dengan sebab li‟an.

b) Di samping pengingkaran anak sah dapat pula dilakukan

perbuatan hukum sebaliknya, yaitu pengakuan anak dimana

seseorang dapat mengakui seorang anak sebagai anaknya

yang sah (anak istilhag).

c) Pengadilana Agama/ Mahkamah Syar’iyah dalam proses

penyangkalan dan pengakuan anak, harus memedomani

hal-hal sebagai berikut :

(1) Suami mengajukan gugatan penyangkalan anak

kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah

dalam wilayah hukum dimana pihak Tergugat

bertempat tinggal.

(2) Proses pemeriksaan perkara penyangkalan anak yang

lahir dalam perkawinan yang sah dapat dilakukan

dengan cara li‟an.

(3) Proses li‟an dimaksud dalam angka (2) dapat dilakukan

dalam hal sebagai berikut :

(a) Jika anak lahir sebelum masa 180 (seratus

delapan puluh) hari sejak hari perkawinan

dilangsungkan (kecuali anak tersebut hasil

hubungan suami isteri sebelum dilakukan

perkawinan).

(b) Jika suami dapat membuktikan bahwa anak yang

berusia 180 (seratus delapan puluh) hari atau lebih

dalam kandungan isterinya, atau anak yang

dilahirkan bukan anaknya yang sah karena dia

dalam keadaan tidak mungkin untuk melakukan

hubungan biologis dengan isterinya.

(4) Gugatan penyangkalan anak yang tidak dilakukan dengan

acara li‟an, dilakukan dengan pembuktian

(5) Jika Penggugat bertempat tinggal dalam wilayah hukum

dimana anak dilahirkan atau Penggugat berada di luar wilayah

hukum dimana anak tersebut dilahirkan atau kelahiran anak

tersebut disembunyikan, maka gugatan penyangkalan

anak diajukan selambatlambatnya 2 (dua) bulan setelah

anak dilahirkan.

Ke daftar isi

Page 157: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

138

Redesign Drs. SAHERUDIN

(6) Pengakuan anak dapat diajukan secara voluntair dan dapat

juga diajukan secara kontensius kepada Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar’iyah dalam wilayah hukum

dimana anak atau wali anak tersebut bertempat tinggal.

(7) Permohonan pengakuan anak yang tidak di bawah

kekuasaan atau perwalian orang lain, bersifat voluntair.

(8) Permohonan pengakuan yang berada di bawah

kekuasaan atau perwalian orang lain, bersifat

kontensius.

(9) Permohonan dan gugatan pengakuan anak selambatlambatnya

diajukan 6 (enam) bulan sejak anak tersebut ditemukan.

(10) Amar putusan penyangkalan anak berbunyi :

―Menyatakan anak bernama , umur/lahir……… ,

bertempat tinggal di .......... , adalah anak tidak sah dari

Penggugat‖.

(11) Amar penetapan permohonan pengakuan anak secara voluntair

berbunyi :

―Menetapkan anak bernama , umur/lahir ……….. .,

bertempat tinggal …………. , adalah anak sah dari

Pemohon Nama……….. bin/binti…………….. ‖.

(12) Amar putusan gugatan pengakuan anak secara

kontensius berbunyi :

- Menyatakan anak bernama ……., umur/lahir ……,

bertempat tinggal ........ , adalah anak sah Penggugat

nama ............................. bin/binti .........

- Menghukum Tergugat untuk menyerahkan anak

tersebut kepada Penggugat.

(13) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah paling lambat satu

bulan setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap

mengirimkan salinan putusan tersebut kepada Kantor

Catatan Sipil dalam wilayah hukum dimana anak

tersebut bertempat tinggal untuk didaftarkan dalam

buku daftar yang disediakan untuk itu.

15) Pemeliharaan dan Nafkah Anak

a) Pemeliharaan anak yang belum mumayiz atau belum

berumur 12 tahun adalah hak ibunya.

b) Pemeliharaan anak yang belum berusia 12 tahun dapat

dialihkan pada ayahnya, bila ibu dianggap tidak cakap,

mengabaikan atau mempunyai perilaku buruk yang akan

menghambat pertumbuhan jasmani, ruhani, kecerdasan

intelektual dan agama si anak.

Ke daftar isi

Page 158: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

139

Redesign Drs. SAHERUDIN

c) Pengalihan pemeliharaan anak tersebut dalam huruf c di

atas, harus didasarkan atas putusan Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar’iyah dengan mengajukan permohonan

pencabutan kekuasaan orang tua, jika anak tersebut oleh

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah telah ditetapkan

di bawah asuhan isteri.

d) Pencabutan kekuasaan orang tua dapat diajukan oleh orang tua

yang lain, anak, keluarga dalam garis lurus ke atas, saudara

kandung dan pejabat yang berwenang (jaksa).

e) Nafkah anak merupakan kewajiban ayah, dalam hal ayah tidak

mampu, ibu berkewajiban untuk memberi nafkah anak (Pasal 41

huruf a dan b Undang-undang No. 1 Tahun 1974).

f) Mengingat nafkah anak merupakan kewajiban ayah dan ibu,

maka nafkah lampau anak tidak dapat dituntut oleh isteri

sebagai hutang suami.

g) Amar putusan permohonan pemeliharaan anak berbunyi :

―Menetapkan anak be rnama …. . . b in /b in t i ……. ,

umur tahun/tanggal lahir berada di bawah hadhanah

Penggugat‖.

h) Dalam hal pemeliharaan anak dimintakan pencabutan ke

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah, maka amarnya

berbunyi :

(1) Mencabut hak hadhanah dari Termohon (nama…….binti

…….).

(2) Menetapkan anak bernama ………… bin/binti ………

berada di bawah hadhanah Pemohon (nama ………

bin/binti …………)

16) Perwalian

a) Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan yang tidak berada di

bawah kekuasaan orang tua berada di bawah kekuasaan

wali yang ditunjuk dengan wasiat oleh orang tua, baik

secara tertulis atau lisan yang disaksikan oleh dua orang

saksi atau wali yang ditunjuk oleh Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar’iyah karena kekuasaan kedua orang tua

dicabut.

b) Dalam hal wali melalaikan kewajibannya terhadap anak,

atau berkelakuan buruk atau tidak cakap, keluarga dalam

garis lurus ke atas, saudara kandung, pejabat / kejaksaan

dapat mengajukan pencabutan kekuasaan wali secara

Ke daftar isi

Page 159: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

140

Redesign Drs. SAHERUDIN

kontensius kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah dalam wilayah hukum dimana wali melaksanakan

kekuasaannya.

c) Gugatan pencabutan wali dapat digabung dengan

permohonan penetapan wali pengganti serta gugatan ganti

rugi terhadap wali yang dalam melaksanakan kekuasaan

wali menyebabkan kerugian terhadap harta benda anak di

bawah perwalian (Pasal 53 ayat (2) dan Pasal 54 Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974).

d) Amar putusan pencabutan wali berbunyi :

(1) Mencabut hak perwalian atas anak bernama

…….bin/binti ………, umur/lahir ……………. dari

Tergugat (nama ……bin/binti ……. )

(2) Menetapkan anak bernama ……. bin/binti …………....,

umur/lahir………di bawah perwalian Penggugat (nama

……………… bin/binti………………….).

(3) Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi

kepada Penggugat sejumlah Rp. ( tulis

dengan huruf).

17) Pengangkatan Anak

a) Pengangkatan anak dalam syariat Islam dibolehkan bahkan

dianjurkan sepanjang motivasi pengangkatan anak tersebut

untuk kepentingan dan kesejahteraan anak serta tidak

bertentangan dengan hukum Islam.

b) Permohonan pengangkatan anak oleh Warga Negara

Indonesia (WNI) yang beragama Islam terhadap anak WNI

yang beragama Islam merupakan kewenangan Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syar’iyah. Prosedur permohonan dan

pemeriksaannya harus memdomani hal-hal sebagai berikut :

(1) Permohonan pengangkatan anak oleh WNI yang

beragama Islam terhadap anak WNI yang beragama

Islam diajukan kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah dalam wilayah hukum dimana anak tersebut

bertempat tinggal (berada). Permohonan tersebut

bersifat voluntair.

(2) Prosedur permohonan pemeriksaaan pengangkatan

anak harus memedomani Surat Edaran Mahkamah

Agung RI Nomor 2 Tahun 1979, Nomor 6 Tahun 1983

dan Nomor 3 Tahun 2005.

(3) Permohonan tersebut di atas dapat dikabulkan apabila

Ke daftar isi

Page 160: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

141

Redesign Drs. SAHERUDIN

terbukti memenuhi syarat-syarat yang diatur dalam

Pasal 39 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak, Pasal 5 ayat (2) Undang-

undang No m o r 1 2 T ahu n 2 0 0 6 t en t an g

Kewarganegaraan Republik Indonesia, SEMA RI

Nomor 2 Tahun 1979, Nomor 6 Tahun 1983 dan Nomor 3

Tahun 2005.

(4) Untuk keseragaman, amar penetapan pengangkatan

anak sebagaimana di atas berbunyi :

―Menyatakan sah pengangkatan anak yang dilakukan

oleh pemohon bernama ………… bin/binti …....…,

alamat ..., terhadap anak bernama……………..bin/binti

………….., umur...............‖.

(5) Salinan penetapan pengangkatan anak tersebut dikirim

kepada Kementrian Sosial, Kementerian Kehakiman Cg.

Dirjen Imigrasi, Kementerian Luar negeri,

Kementerian Kesehatan, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI

dan Panitera Mahkamah Agung RI.

b. Hukum Kewarisan

1) Hukum materiil Peradilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah di bidang

waris adalah hukum kewarisan KHI dan yurisprudensi yang

bersumber dari al-Gur’an, Hadis dan Ijtihad.

2) Hukum kewarisan KHI memiliki beberapa asas sebagai berikut :

a) Asas bilateral/parental, yang tidak membedakan laki-laki dan

perempuan dari segi keahliwarisan, sehingga tidak mengenal

kerabat dzawil arham. Asas ini didasarkan atas :

(1) Pasal 174 KHI tidak membedakan antara kakek, nenek dan

paman baik dari pihak ayah atau dari pihak ibu.

(2) Pasal 185 KHI mengatur ahli waris pengganti, sehingga

cucu dari anak perempuan, anak perempuan dari saudara

laki-laki dan anak perempuan / anak laki-laki dari saudara

perempuan, bibi dari pihak ayah dan bibi dari pihak ibu

serta keturunan dari bibi adalah ahli waris pengganti.

(3) Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia.

b) Asas ahli waris langsung dan asas ahli waris pengganti

(1) Ahli waris langsung (eigen hoofde) adalah ahli waris yang

disebut pada Pasal 174 KHI.

(2) Ahli waris pengganti (plaatsvervulling) adalah ahli waris

yang diatur dalam Pasal 185 KHI, yaitu ahli waris

pengganti / keturunan dari ahli waris yang disebutkan

dalam Pasal 174 KHI. Di antaranya keturunan dari anak

Ke daftar isi

Page 161: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

142

Redesign Drs. SAHERUDIN

laki-laki atau anak perempuan, keturunan dari saudara

laki-laki/perempuan, keturunan dari paman, keturunan dari

kakek dan nenek, yaitu bibi dan keturunannya (paman

walaupun keturunan kakek dan nenek bukan ahli waris

pengganti karena paman sebagai ahli waris langsung yang

disebut dalam Pasal 174 KHI).

c) Asas ijbari, maksudnya pada saat seseorang meninggal

dunia, kerabatnya (atas pertalian darah dan pertalian

perkawinan) langsung menjadi ahli waris, karena tidak ada

hak bagi kerabat tersebut untuk menolak sebagai ahli waris

atau berfikir lebih dahulu apakah akan menolak atau

menerima sebagai ahli waris. Asas ini berbeda dengan

ketentuan dalam KUH Perdata yang menganut asas

takhayyuri (pilihan) untuk menolak atau menerima sebagai

ahli waris (Pasal 1023 KUH Perdata).

d) Asas individual, dimana harta warisan dapat dibagi kepada

ahli waris sesuai bagian masing-masing, kecuali dalam hal

harta warisan berupa tanah kurang dari 2 ha (Pasal 189 KHI

jo Pasal 89 Undang-undang Nomor 56/Prp/1960 tentang

Penetapan Lahan Tanah Pertanian) dan dalam hal

para ahli waris bersepakat untuk tidak membagi harta

warisan akan tetapi membentuk usaha bersama yang

masing-masing memiliki saham sesuai dengan porsi

bagian warisan mereka.

e) Asas keadilan berimbang, dimana perbandingan bagian

lakilaki dengan bagian perempuan 2 : 1, kecuali dalam

keadaan tertentu. Perbedaan bagian laki-laki dengan

perempuan tersebut adalah karena kewajiban laki-laki

dan kewajiban perempuan dalam rumah tangga berbeda.

Laki-laki sebagai kepala rumah tangga mempunyai

kewajiban menafkahi isteri dan anak-anaknya, sedangkan

isteri sebagai ibu rumah tangga tidak mempunyai kewajiban

menafkahi anggota keluarganya kecuali terhadap anak

bilamana suami tidak memiliki kemampuan untuk itu.

Mengenai bagian laki-laki dua kali bagian perempuan

dapat disimpangi apabila para ahli waris sepakat membagi

sama rata bagian laki-laki dan perempuan setelah mereka

mengetahui bagian masing-masing yang sebenarnya

menurut hukum.

f) Asas waris karena kematian, maksudnya terjadinya

peralihan hak materiil maupun immateriil dari

seseorang kepada kerabatnya secara waris mewaris

Ke daftar isi

Page 162: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

143

Redesign Drs. SAHERUDIN

berlaku setelah orang tersebut meninggal dunia.

g) Asas hubungan darah yakni hubungan darah akibat

perkawinan sah, perkawinan subhat dan atas pengakuan

anak (asas figh Islam).

h) Asas wasiat wajibah, maksudnya anak angkat dan ayah

angkat secara timbal balik dapat melakukan wasiat tentang

harta masing-masing, bila tidak ada wasiat dari anak angkat

kepada ayah angkat atau sebaliknya, maka ayah angkat

dan/atau anak angkat dapat diberi wasiat wajibah oleh

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah secara ex officio

maksimal 1/3 bagian dari harta warisan (Pasal 209 KHI).

i) Asas egaliter, maksudnya kerabat karena hubungan darah

yang memeluk agama selain Islam mendapat wasiat wajibah

maksimal 1/3 bagian, dan tidak boleh melebihi bagian ahli waris

yang sederajat dengannya (Yurisprudensi).

j) Asas Retroaktif Terbatas, KHI tidak berlaku surut dalam arti

apabila harta warisan telah dibagi secara riil (bukan hanya

pembagian di atas kertas) sebelum KHI diberlakukan, maka

keluarga yang mempunyai hubungan darah karena ahli waris

pengganti tidak dapat mengajukan gugatan waris. Jika harta

warisan belum dibagi secara riil, maka terhadap kasus waris

yang pewarisnya meninggal dunia sebelum KHI lahir, dengan

sendirinya KHI dapat berlaku surut.

3) Hibah dan wasiat kepada ahli waris diperhitungkan sebagai warisan

(Pasal 210 KHI).

4) KHI mengelompokkan ahli waris dari segi cara pembagiannya

dalam tiga kelompok sebagai berikut (Pasal 176 – 182 KHI) :

a) Kelompok ahli waris dzawil furud (yang ditentukan

bagiannya).

(1) Ayah mendapat 1/6 bagian bila pewaris

meninggalkan anak/keturunan, mendapat ashabah

bila pewaris tidak meninggalkan anak / keturunan

(Pasal 177 KHI jo SEMA Nomor 2 Tahun 1994).

(2) Ibu mendapat 1/6 bagian bila pewaris mempunyai

anak/keturunan, atau pewaris mempunyai dua

orang saudara atau lebih (sekandung, seayah, seibu),

mendapat 1/3 bagian jika pewaris tidak

meninggalkan anak / keturunan atau pewaris

meninggalkan satu orang saudara (sekandung, seayah,

seibu).

(3) Duda mendapat 1/2 bagian bila pewaris t idak

meninggalkan anak / keturunan dan mendapat 1/4

Ke daftar isi

Page 163: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

144

Redesign Drs. SAHERUDIN

bagianbila pewaris meninggalkan anak/keturunan.

(4) Janda mendapat 1/4 bagian bi la pewaris

t idak meninggalkan anak/keturunan dan mendapat

1/8 bagian bila pewaris meninggalkan

anak/keturunan.

(5) Anak perempuan mendapat 1/2 bagian apabila

sendirian, dua orang anak perempuan atau lebih

mendapat 2/3 bagian bila tidak ada anak laki-laki

atau keturunan dari anak laki-laki.

(6) Seorang saudara laki-laki atau perempuan

(baik sekandung, seayah atau seibu) mendapat

1/6 bagian, apabila terdapat dua orang

saudara atau lebih (sekandung, seayah atau

seibu) mendapat 1/3 bagian jika saudara

(sekandung, seayah atau seibu) mewarisi

bersama ibu pewaris (yurisprudensi)

(7) Seorang saudara perempuan (sekandung, seayah

atau seibu) mendapat 1/2 bagian, dua orang

saudara perempuan sekandung atau seayah atau

lebih mendapat 2/3 bagian, jika saudara

perempuan tersebut mewaris tidak bersama ayah

dan tidak ada saudara laki-laki atau keturunan laki-

laki dari saudara laki-laki.

b) Kelompok ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya.

(1) Anak laki-laki dan keturunannya.

(2) Anak perempuan dan keturunannya bila

mewarisi bersama anak laki-laki.

(3) Saudara laki-laki bersama saudara perempuan

bila pewaris tidak meninggalkan keturunan dan ayah.

(4) Kakek dan nenek.

(5) Paman dan bibi baik dari pihak ayah maupun dari

pihak ibu dan keturunannya.

c) Kelompok ahli waris yang mendapat bagian sebagai ahli

waris pengganti.

(1) Keturunan dari anak mewarisi bagian yang

digantikan.

(2) Keturunan dari saudara laki-laki / perempuan (sekandung,

seayah atau seibu) mewarisi bagian yang

digantikannya.

(3) Kakek dan nenek dari pihak ayah mewarisi bagian dari

ayah, masing-masing berbagi sama.

(4) Kakek dan nenek dari pihak ibu mewarisi bagian dari

Ke daftar isi

Page 164: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

145

Redesign Drs. SAHERUDIN

ibu, masing-masing berbagi sama.

(5) Paman dan bibi dari pihak ayah beserta keturunannya

mewarisi bagian dari ayah apabila tidak ada kakek dan

nenek dari pihak ayah.

(6) Paman dan bibi dari pihak ibu beserta keturunannya

mewarisi bagian dari ibu apabila tidak ada kakek dan

nenek dari pihak ibu.

Selain yang disebut di atas tidak termasuk ahli waris

pengganti.

5) Prinsip-prinsip Hijab Mahjub menurut KHI dan Yurisprudensi.

a) Anak laki-laki maupun perempuan serta keturunannya

menghijab saudara (sekandung, seayah, seibu) dan

keturunannya, paman dan bibi dari pihak ayah dan ibu

serta keturunannya.

b) Ayah menghijab saudara dan keturunannya, kakek dan

nenek yang melahirkannya serta paman / bibi pihak

ayah dan keturunannya.

c) Ibu menghijab kakek dan nenek yang melahirkannya serta

paman/bibi pihak ibu dan keturunannya.

d) Saudara (sekandung, seayah atau seibu) dan

keturunannya menghijab paman dan bibi pihak ayah

dan ibu serta keturunannya.

6) Kompilasi Hukum Islam membedakan saudara seibu dari

saudara seayah dan sekandung (Pasal 181 dan 182

KHI). Dalam perkembangannya, yurisprudensi MARI

menyamakan kedudukan saudara seibu dengan saudara

sekandung atau saudara seayah, mereka mendapat ashabah

secara bersama-sama dengan ketentuan saudara laki-laki

mendapat dua kali bagian saudara perempuan.

7) Berdasarkan prinsip dan asas kewarisan tersebut di atas,

derajat kelompok ahli waris memiliki tingkatan sebagai berikut :

a) Kelompok derajat pertama : suami/isteri, anak

dan/atau keturunannya, ayah dan ibu.

b) Kelompok derajat kedua: suami/isteri, anak

dan/atau keturunannya, kakek dan nenek baik dari pihak

ayah maupun dari ibu.

c) Kelompok derajat ketiga : suami/isteri, saudara

(sekandung, seayah, seibu) dan/atau keturunannya,

kakek dan nenek dari pihak ayah dan pihak ibu.

d) Kelompok derajat keempat : suami/isteri, paman/bibi

dan/atau keturunannya.

8) Untuk memudahkan perhitungan pembagian waris

Ke daftar isi

Page 165: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

146

Redesign Drs. SAHERUDIN

dapat memedomani prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Mendahulukan ahli waris sesuai kelompok derajatnya

yang dirumuskan dalam angka (4) di atas.

b) Menerapkan prinsip hijab mahjub tersebut dalam angka 5

(lima) di atas.

c) Perbandingan bagian anak laki-laki dengan anak

perempuan, bagian saudara laki-laki dengan saudara

perempuan, bagian paman berbanding bagian bibi adalah 2

: 1.

d) Ahli waris pengganti mewarisi bagian yang digantikannya

dengan ketentuan tidak melebihi bagian ahli waris yang

sederajat dengan ahli waris yang diganti. Apabila ahli waris

pengganti terdiri dari laki-laki dan perempuan, laki-laki

mendapat bagian dua kali bagian perempuan.

e) Bagian ahli waris dzawil furud dibagi terlebih dahulu dari

ahli waris ashabah.

f) Sisa pembagian dari ahli waris dzawil furud untuk ahli

waris ashabah, dengan ketentuan bagian laki-laki dua kali

bagian perempuan.

g) Jika ahli waris terdiri dari dzawil furud dan jumlah bagian

ahli waris melebihi nilai 1 (satu), maka dilakukan „aul.

h) Jika ahli waris terdiri dari dzawil furud dan jumlah bagian

ahli waris kurang dari nilai 1 (satu), maka dilakukan radd.

Radd tidak berlaku untuk janda dan duda.

9) Contoh-contoh bagian waris sesuai derajat kelompok ahli waris

a) Ahli waris terdiri dari duda, anak dan/atau keturunannya,

ayah dan ibu. Duda memperoleh 1/4, ayah 1/6, ibu 1/6, anak

dan/atau keturunannya memperoleh sisa, jika anak hanya

terdiri dari anak perempuan dan keturunan dari anak

perempuan yang lain, dan diperlukan radd atau „aul, maka

dilakukan radd atau „aul.

b) Ahli waris terdiri dari janda, anak dan/atau keturunannya,

ayah dan ibu. Janda memperoleh 1/8, ayah 1/6, ibu 1/6, anak

dan/atau keturunannya memperoleh sisa, jika anak hanya

terdiri dari anak perempuan dan keturunan anak

perempuan lainnya, dan diperlukan radd atau „aul, maka

dilakukan radd atau „aul.

c) Ahli waris terdiri dari duda, ayah dan ibu. Duda memperoleh

1/2, ibu 1/3, ayah ashabah. Masalah ini disebut tsulus

bagi (ibu mendapat 1/3 dari sisa setelah dikeluarkan

bagian duda), pembagiannya adalah :

Duda memperoleh 1/2 x 12 = 6 Ibu memperoleh 1/3

Ke daftar isi

Page 166: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

147

Redesign Drs. SAHERUDIN

x 6 (sisa) = 2 Ayah memperoleh ashabah = 4

d) Ahli waris terdiri dari janda, ayah dan ibu. Janda

memperoleh 1/4, ibu 1/3, ayah ashabah.

Masalah ini disebut tsulus bagi (ibu mendapat 1/3 dari

sisa setelah dikeluarkan bagian janda), pembagiannya

adalah :

Janda memperoleh 1/4 x 12 = 3 Ibu memperoleh 1/3 x 9 (sisa)

= 3 Ayah memperoleh ashabah = 6

e) Ahli waris terdiri dari suami/isteri, ibu dan seorang saudara

lakilaki/perempuan (sekandung, seayah atau seibu).

Janda memperoleh 1/4 atau jika duda ia memperoleh 1/2,

ibu 1/3 dan seorang saudara laki-laki/ perempuan

(sekandung, seayah atau seibu) memperoleh 1/6 bagian.

Jika jumlah bagian lebih dari nilai

1 (satu), maka harus dilakukan „aul dan jika jumlah

bagian kurang dari satu, maka harus dilakukan radd.

f) Ahli waris terdiri dari suami/isteri, ibu dan dua orang atau

lebih

saudara laki-laki/perempuan (sekandung, seayah atau

seibu). Janda memperoleh 1/4 atau jika duda ia

memperoleh 1/2, ibu 1/6 dan dua orang atau lebih saudara

perempuan (sekandung, seayah atau seibu) memperoleh

1/3 bagian. Jika jumlah bagian lebih dari nilai 1 (satu),

maka harus dilakukan „aul, jika jumlah bagian lebih kecil

dari satu dilakukan radd.

g) Ahli waris terdiri dari suami/isteri, kakek dan nenek pihak

ayah, kakek dan nenek pihak ayah mendapat bagian dari

ayah, kakek nenek dari pihak ibu mendapat bagian dari

pihak ibu.

h) Ahli waris terdiri dari suami/isteri, kakek dan nenek dari

pihak ayah mendapat bagian dari pihak ayah dan kakek

nenek dari pihak ibu mendapat bagian dari pihak ibu.

i)Ahli waris terdiri dari suami/isteri, paman/bibi pihak ayah

dan ibu dan/atau keturunannya, isteri memperoleh 1/4 atau

jika suami memperoleh 1/2, paman/bibi daripihak

ayah dan/atau keturunannya memperoleh bagian ayah,

paman/bibi dari pihak ibu dan/atau keturunannya

memperoleh bagian ibu.

10) Pembagian harta warisan yang ahli warisnya sudah bertingkat-

tingkat akibat berlarut-larutnya harta warisan tidak dibagi,

harus dilakukan pembagian secara jelas ahli waris dan harta

warisannya dalam seitap tingkatan.

Ke daftar isi

Page 167: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

148

Redesign Drs. SAHERUDIN

Contoh :

A (suami) dan B (isteri) memiliki anak C, D (laki-laki)

dan E (perempuan). A meninggal dunia tahun 1955. B

meninggal dunia tahun 1960. D meninggal dunia tahun 1975

dengan meninggalkan 3 orang anak F, G (laki-laki) dan H

(perempuan). Pembagian warisnya : Ahli waris A adalah B, C,

D dan E. Ahli waris B adalah C, D dan E. Ahli waris D adalah

F, G (laki-laki) dan H (perempuan). Maka amar putusannya

harus berbunyi sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya/sebagian;

2. Menetapkan ahli waris A adalah B, C, D dan E;

3. Menetapkan harta warisan A adalah X

4. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris A adalah

sebagai berikut :

4.1 B memperoleh 1/8 x X;

4.2 C memperoleh 2/5 x (7/8 x X);

4.3 D memperoleh 2/5 x (7/8 x X);

4.4 E memperoleh 1/5 x (7/8 x X);

5. Menetapkan ahli waris B adalah C, D dan E;

6. Menetapkan harta warisan B adalah Y;

7. Menetapkan bagian ahli waris B adalah sebagai berikut:

7.1 C memperoleh 2/5 x Y;

7.2 D memperoleh 2/5 x Y;

7.3 E memperoleh 1/5 x Y;

8. Menetapkan ahli waris D adalah F, G dan H;

9. Menetapkan harta warisan D adalah N;

10. Menetapkan bagian ahli waris D adalah sebagai berikut:

10.1 F memperoleh 2/5 x N;

10.2 G memperoleh 2/5 x N;

10.3 H memperoleh 1/5 x N;

11. Memerintahkan Tergugat dst.

c. Wasiat dan Hibah

1) Wasiat dan hibah merupakan perbuatan hukum seseorang untuk

mengalihkan harta benda miliknya kepada orang lain atas dasar

tabarru (perbuatan baik). Wasiat dan hibah termasuk bentuk

perikatan, dalam pelaksanaannya bisa terjadi tidak memenuhi

syarat-syarat perikatan, atau perikatan tersebut melanggar undang-

undang.

2) Lembaga-lembaga adat yang bentuknya memindahkan hak dari

pemilik harta kepada pihak anaknya atau pihak lain tetap berlaku

dan tidak tunduk kepada ketentuan hukum wasiat dan hibah

Ke daftar isi

Page 168: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

149

Redesign Drs. SAHERUDIN

(Pasal 229 KHI).

3) Dalam hal sengketa wasiat dan hibah, baik disebabkan oleh

karena wasiat dan hibah tersebut tidak memenuhi syarat suatu

perikatan atau melanggar undang-undang, maka Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar’iyah dapat memedomani beberapa

petunjuk sebagaimana diuraikan di bawah ini :

a) Gugatan pembatalan maupun pengesahan hibah dan wasiat

diajukan kepada Pengadilan Agama dalam wilayah hukum

dimana pihak Tergugat atau salah satu Tergugat bertempat

tinggal (untuk wilayah Jawa dan Madura), dan kepada

Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah dalam wilayah

hukum dimana objek sengketa benda tetap berada atau di

tempat Tergugat, bila objek sengketa berupa benda bergerak

(untuk wilayah luar Jawa dan Madura).

b) Gugatan pembatalan hibah dan wasiat maupun pengesahan

hibah dan wasiat harus berbentuk kontensius.

c) Ahli waris atau pihak yang berkepentingan dalam mengajukan

gugatan pembatalan hibah dan wasiat, bila hibah atau wasiat

melebihi 1/3 bagian dari harta benda pemberi wasiat atau

pemberi hibah.

d. Wakaf

1) Wakaf dalam masyarakat Islam merupakan pranata keagamaan

yang memiliki potensi dan manfaat ekonomi, kepentingan

ibadahdan kesejahteraan umum. Lembaga wakaf telah lama

hidup dan dilaksanakan di tengah kehidupan masyarakat.

2) Wakaf terdiri dari wakaf benda tidak bergerak (yang diatur dalam

Pasal 16 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf jo

Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006) dan wakaf benda

bergerak (wakaf tunai) berupa uang, logam mulia, surat berharga,

kendaraan bermotor dan hak-hak kebendaan lainnya sesuai dengan

keterntuan syariah dalam perundang-undangan yang berlaku

(Pasal 16 dan 28 Undang-undang No. 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf).

3) Benda-benda wakaf sering dijumpai tidak terurus,

pemanfaatannya tidak sesuai dengan tujuan dan peruntukan

bahkan tidak jarang benda wakaf dialihkan kepada pihak lain

oleh pengurus wakaf (nadzir) tanpa prosedur hukum, dan bahkan

dikuasai oleh pihak lain secara melawan hukum untuk kepentingan

pribadi atau golongan. Peristiwa-peristiwa penyelewengan

hukum atas benda wakaf itu tidak terlepas dari lemahnya

perangkat hukum yang ada sebelum diundangkannya Undang-

Ke daftar isi

Page 169: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

150

Redesign Drs. SAHERUDIN

undang No. 41 Tahun 2004, bahkan tidak kalah pentingnya

adalah akibat subjek hukumnya yang tidak bertanggung jawab.

4) Sengketa mengenai wakaf dapat terjadi dalam berbagai bentuk

sebagai berikut :

a) Antara ahli waris wakif atau orang yang berkepentingan dengan

nadzir yang mengelola harta wakaf, dalam sengketa

mengenai sah tidaknya wakaf.

b) Antara si Wakif dengan nadzir dalam sengketa pengelolaan

harta wakaf, dimana nadzir melakukan penyimpangan

hukum, baik dari segi peruntukannya atau karena

pengalihan harta wakaf kepada pihak lain.

c) Antara nadzir dan wakif atau keluarga wakif dalam hal

wakif/keluarga wakif yang menguasai kembali harta wakaf.

d) Antara masyarakat dengan nadzir, karena nadzir dalam

pengelolaan harta wakaf melakukan penyimpangan hukum,

baik dari segi peruntukan atau pengalihan harta wakaf

kepada pihak lain.

e) Antara para nadzir karena sengketa kewenangan nadzir,

mengenai siapa yang berhak mengelola harta wakaf.

f) Antara nadzir dengan Badan Wakaf Indonesia, dalam

hal sengketa sah tidaknya surat keputusan Badan Wakaf

Indonesia tentang penggantian nadzir.

g) Antara nadzir dengan pengawas wakaf.

h) Gugatan sengketa wakaf tersebut dalam huruf (d) dapat

diajukan oleh perorangan atau oleh kelompok (class action).

e. Ekonomi Syariah

1) Yang dimaksud dengan ekonomi syariah adalah perbuatan atau

kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syariah.

2) Prinsip dasar syariah yang membedakan ekonomi syariah dari

ekonomi konvensional adalah ridha (kebebasan berkontrak),

ta‟awun, bebas riba, bebas gharar, bebas tadlis, bebas maisir,

objek yang halal dan amanah.

3) Ekonomi syariah antara lain meliputi bank syariah, lembaga

keuangan mikro syariah, asuransi syariah, reasuransi syariah,

reksadana syariah, obligasi syariah dan surat berharga berjangka

menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah,

pegadaian syariah, dana pensiun lembaga syariah dan bisnis

syariah.

4) Sengketa ekonomi syariah dapat terjadi antara :

a) Para pihak yang bertransaksi mengenai gugatan wanprestasi,

Ke daftar isi

Page 170: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

151

Redesign Drs. SAHERUDIN

gugatan pembatalan transaksi.

b) Pihak ketiga dengan para pihak yang bertransaksi mengenai

pembatalan transaksi, pembatalan akta hak tanggungan,

perlawanan sita jaminan dan/atau sita eksekusi serta

pembatalan lelang.

c) Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah dalam memeriksa

sengketa ekonomi syariah harus meneliti akta akad

(transaksi) yang dibuat oleh para pihak, jika dalam akta akad

(transaksi) tersebut memuat klausul yang berisi bahwa bila

terjadi sengketa akan memilih diselesaikan oleh Badan

Arbitrase Syari’ah Nasional (Basyarnas), maka Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar’iyah secara ex officio harus

menyatakan tidak berwenang.

5) Segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelesaian sengketa

ekonomi syari’ah supaya berpedoman pada PERMA No. 2

tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.

f. Zakat, Infag, dan Shadagah

1) Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau

badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan

agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

2) Infag dan shadagah adalah pemberian harta dari seseorang yang

beragama Islam, badan hukum atau lembaga sosial Islam kepada

mustahik guna kepentingan tertentu dengan mengharapkan ridha

Allah.

3) Sengketa Zakat, Infag dan Shadagah dimungkinkan antara lain :

a) Orang-orang yang berzakat, berinfag dan bershadagah dengan

Badan Amil Zakat.

b) Pejabat yang berwenang mengawaasi zakat, infag dan

shadagah dengan Badan Amil Zakat.

c) Mustahik dengan Badan Amil Zakat.

d) Pihak-pihak yang berkepentingan dengan Badan Amil Zakat

dalam hal diketahui adanya penyalahgunaan harta zakat,

infag dan shadagah oleh Badan Amil Zakat. Dalam kasus

terakhri ini dimungkinkan adanya class action.

g. Sengketa Kewenangan Mengadili

1) Dalam menangani sengketa kewenangan mengadili dalam perkara

perdata berpedoman pada Surat Edaran Mahkamah Agung RI

No. 1 Tahun 1996 sebagai berikut :

a) Sengketa tentang kewenangan mengadili terjadi jika :

(1) Dua Pengadilan atau lebih menyatakan berwenang untuk

Ke daftar isi

Page 171: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

152

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengadili perkara yang sama, atau

(2) Dua Pengadilan atau lebih menyatakan tidak berwenang

untuk mengadili perkara yang sama.

b) Mahkamah Agung memutus pada tingkat pertama dan terakhir

semua sengketa tentang kewenangan mengadili:

(1) Antara Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah

dengan lingkurang peradilan yang lain.

(2) Antara Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah yang

berbeda wilayah hukum Pengadilan Tinggi Agamanya.

(3) Antara Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar’iyah

Aceh dengan Pengadilan Tinggi Agama yang lain atau

antara Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah

Syar’iyahAceh dengan Pengadilan Tingkat Banding dari

lingkungan peradilan yang lain.

c) Dalam hal terjadi sengketa kewenangan mengadili antara dua

Pengadilan atau lebih yang menyatakan berwenang mengadili

perkara yang sama :

(1) Pihak berperkara, atau dalam hal tidak diajukan oleh pihak

berperkara, Ketua Pengadilan karena jabatannya

mengajukan permohonan secara tertulis kepada Mahkamah

Agung untuk memeriksa dan memutus sengketa

kewenangan mengadili;

(2) Apabila permohonan untuk memeriksa dan memutus

sengketa kewenangan mengadili telah diajukan oleh pihak

berperkara, atau diajukan oleh Ketua Pengadilan karena

jabatannya, maka Pengadilan harus menunda pemeriksaan

perkaranya tersebut yang dituangkan dalam bentuk

―PENETAPAN‖, sampai sengketa kewenangan

tersebut diputus oleh Mahkamah Agung;

(3) Pengadilan yang telah menunda pemeriksaan karena

adanya sengketa kewenangan mengadili, harus

mengirimkan salianan ―PENETAPAN‖ penundaan

tersebut kepada Pengadilan lain yang mengadili perkara

yang sama;

(4) Pengadilan lain yang menerima salinan

―PENETAPAN‖ penundaan tersebut, harus menunda

pemeriksaan perkara dimaksud sampai sengketa

kewenangan mengadili tersebut diputus oleh Mahkamah

Agung;

d) Apabila terjadi sengketa kewenangan mengadili antara dua

Pengadilan atau lebih yang menyatakan tidak berwenang

mengadili perkara yang sama, maka pihak berperkara dapat

Ke daftar isi

Page 172: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

153

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengajukan permohonan secara tertulis untuk memeriksa dan

memutus sengketa kewenangan mengadili kepada Mahkamah

Agung melalui Ketua Pengadilan Tingkat Pertama.

e) Permohonan sengketa kewenangan mengadili yang diajukan

oleh pihak berperkara, dikenakan biaya yang besarnya ditaksir

oleh Ketua Pengadilan Agama / Mahkamah Syar’iyah,

termasuk di dalamnya untuk biaya pemeriksaan di Mahkamah

Agung.

f) Permohonan sengketa kewenangan mengadili yang diajukan

oleh Ketua Pengadilan tidak dikenakan biaya.

2) Proses pengajuan permohonan sengketa kewenangan mengadili

yang diajukan oleh pihak berperkara harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

a) Pemohon membayar biaya perkara sengketa kewenangan

mengadili sejumlah biaya perkara kasasi yang berlaku dan

dikirim melalui rekening biaya perkara Mahkamah Agung.

b) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah membuat akta

permohonan sengketa kewenangan mengadili dan

mendaftarkannya dalam register permohonan sengketa

kewenangan mengadili.

c) Pemohon harus membuat alasan permohonan sengketa

kewenangan mengadili dalam jangka waktu 14 hari sejak

tanggal pembuatan akta permohonan sengketa kewenangan.

d) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah menghentikan

pemeriksaan perkara tersebut dengan putusan sela setelah

menerima permohonan sengketa kewenangan mengadili dari

pihak berperkara.

e) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah mengirimkan

berkas perkara sengketa kewenangan mengadili ke Mahkamah

Agung yang terdiri dari :

(1) Akta permohonan sengketa kewenangan mengadili dan

alasan-alasannya.

(2) Surat pemberitahuan akta permohonan sengketa

kewenangan mengadili dan alasannya kepada badan

peradilan lainnya yang terkait.

(3) Berkas perkara (Bundel A) Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah.

(4) Bukti pengiriman biaya perkara sengketa kewenangan

mengadili.

f) Pihak lawan berhak mengajukan jawaban disertai pendapat

dan alasan-alasannya dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh)

hari setelah menerima salinan permohonan sengketa

Ke daftar isi

Page 173: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

154

Redesign Drs. SAHERUDIN

kewenangan mengadili melalui Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah.

g) Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah mengirimkan

jawaban serta alasan-alasan permohonan sengketa

kewenangan mengadili ke Mahkamah Agung.

3) Jika permohonan sengketa kewenangan mengadili diajukan oleh

Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah, maka Pengadilan

Agama/ Mahkamah Syari’iyah harus melakukan hal-hal sebagai

berikut :

a) Membuat akta permohonan sengketa kewenangan mengadili

disertai alasan-alasannya, selanjutnya mengirimkan salinan

akta permohonan tersebut kepada lingkungan pengadilan lain

yang terkait sebagai pemberitahuan.

b) Mengirimkan berkas perkara permohonan sengketa

kewenangan mengadili kepada Mahkamah Agung, berisi:

(1) Akta dan alasan permohonan sengketa kewenangan

mengadili.

(2) Surat pemberitahuan adanya sengketa kewenangan

mengadili dan alasannya kepada badan peradilan lainnya

yang terkait.

(3) Berkas perkara (Bundel A) Pengadilan Agama /

Mahkamah Syar’iyah.

(4) Tanpa biaya perkara.

h. Itsbat Rukyatul Hilal

1) Pemohon (Kantor Kementerian Agama) mengajukan permohonan

itsbat kesaksian rukyat hilal kepada Pengadilan Agama/ Mahkamah

Syar’iyah yang mewilayahi tempat pelaksanaan rukyat hilal.

2) Panitera atau petugas yang ditunjuk mencatat permohonan tersebut

dalam register khusus untuk itu.

3) Sidang itsbat rukyat hilal dilaksanakan di tempat rukyat hilal

(sidang di tempat), dilakukan dengan cepat dan sederhana, sesuai

dengan kondisi setempat.

4) Ketua Pengadilan Agama/ Mahkamah Syar’iyah menunjuk hakim

majelis atau hakim tunggal untuk menyidangkan permohonan

tersebut (Penetapan MARI Nomor : KMA/095/X/2006).

5) Hakim yang bertugas harus menyaksikan kegiatan pelaksanaan

rukyat hilal

6) Pelaksanaan rukyat hilal harus sesuai dengan data yang

diterbitkan oleh Badan Hisab Rukyat (BHR) Kementerian Agama

RI.

Ke daftar isi

Page 174: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

155

Redesign Drs. SAHERUDIN

7) Setelah Hakim memeriksa orang yang melihat hilal dan

berpendapat bahwa kesaksiannya memenuhi syarat, maka Hakim

tersebut memerintahkan orang tersebut untuk mengucapkan

sumpah dengan lafaz sebagai berikut :

―Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa asyhadu anna

Muhammadar Rasulullah, Demi Allah saya bersumpah bahwa

saya telah melihat hilal awal bulan ... tahun ini‖.

Selanjutnya Hakim menetapkan / mengitsbatkan kesaksian

rukyat hilal tersebut.

8) Semua biaya yang timbul akibat permohonan tersebut dibebankan

kepada anggaran negara / DIPA.

9) Penetapan / itsbat kesaksian rukyat hilal tersebut diserahkan

kepada penanggung jawab rukyat hilal (Kantor Kementerian Agama

setempat).

10) Demi kelancaran kegiatan tersebut Pengadilan Agama / Mahkamah

Syar’iyah agar berkoordinasi dengan Kantor Kementerian

Agama setempat dan Panitera atau petugas yang ditunjuk

agar mempersiapkan semua yang diperlukan dalam

penyelenggaraan persidangan seperti formulir permohonan,

berita acara, penetapan, al-Gur’an dan keperluan lainnya yang

berkaitan dengan kegiatan tersebut.

Ke daftar isi

Page 175: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

156

Redesign Drs. SAHERUDIN

Contoh Formulir

Lampiran 1

Berita Acara Tentang Pernyataan Kesediaan Untuk Membayar

(Pasal 1405 KUH Perdata)

Nomor. ... /Pdt.P/20 .... /PA. ...

Pada hari ini, ……………. tanggal ………….. atas permintaan dari ………,

bertempat tinggal di ……………...…., saya,……………….. Jurusita Pengadilan

Agama ………………...… dengan disertai 2 (dua) orang saksi, yaitu : 1).

……………………….. dan 2). …..………….., keduanya bertempat tinggal di

……………………………, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Agama

No. tanggal , telah melakukan

exploit (penawaran pembayaran) kepada B, bertempat tinggal

di………………./di tempat kediamannya, di sana saya bertemu dengan ia

sendiri, hendak menawarkan / menyerahkan uang sejumlah Rp. ……………….

yang terdiri dari uang kertas……………….…. Rp. ……………, uang kertas

................ Rp. ......... (dst.).

Atas hal tersebut B menjawab sebagai berikut :

……………………………………………………………………………………………..

Oleh karena B menolak untuk menerima uang sebanyak Rp. yang

hendak diserahkan tersebut, maka saya, Jurusita tersebut, di hadapan saksi-

saksi telah membuat berita acara ini, yang saya dan saksisaksi tanda tangani, baik

asli maupun salinannya.

Saya telah memperingatkan pula segala akibat dari penolakan

pembayaran tersebut kepada B, begitu pula mengenai biaya eksploit ini. Salinan

berita acara ini telah saya serahkan kepada B.

Demikianlah dibuat berita acara ini yang ditandatangani oleh saya, Jurusita

dan saksi-saksi tersebut serta berpiutang B.

Berpiutang, Jurusita tersebut,

Saksi-saksi,

1. ………………….

2. ……………………

Ke daftar isi

Page 176: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

157

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 2

Berita Acara Pemberitahuan Akan Dilakukan Penyimpanan / Konsignasi di

Kas Kepaniteraan

BERITA ACARA

Nomor. ... /Pdt.P/20 ..... /PA. ...

Pada hari ini, …………. tanggal ………… atas permintaan A, bertempat

Tinggal di ………………… , saya X, Jurusita Pengadi lan Agama

……………………… telah melakuka eksploit (penawaran pembayaran) kepada

B, bertempat tinggal di ………………………. / di tempat kediamannya dan

berbicara dengan B sendiri serta memberitahukan bahwa oleh karena B menurut

berita acara tanggal (Formulir 1) telah menolak untuk menerima dari

saya X, Jurusita, di hadapan saksi-saksi tersebt uang sejumlah Rp. yang

hendak diserahkan atas nama A tersebut untuk melunasi piutang yang

disebutkan dalam berita acara tersebut.

A tersebut hendak menitipkan uang sejumlah Rp.

…………………………. pada hari……… tanggal ……… jam ……….. ke kas

Kepaniteraan Pengadilan Agama untuk disimpan dalam kas penyimpanan sebagai

uang konsignasi.

Selanjutnya saya memerintahkan kepada B tersebut untuk datang

menghadap pada hari, tanggal, jam dan tempat tersebut di atas untuk

menerima uang itu ataupun untuk menghadiri penyimpanan / konsignasi uang

tersebut.

Salinan berita acara ini telah saya serahkan kepada B tersebut.

Demikianlah dibuat berita acara ini yang ditandatangani oleh saya, Jurusita

dan saksi-saksi tersebut serta berpiutang B.

Berpiutang, Jurusita tersebut,

...................... ............................

Ke daftar isi

Page 177: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

158

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 3

Berita Acara Penyimpanan Konsignasi

BERITA ACARA

Nomor . ... /Pdt.P/20 /PA. ...

Pada hari ini, …………….tanggal ……….. jam …………. atas permintaan

dari A, bertempat tinggal di…………., saya……………….., Jurusita Pengadilan

Agama ………………….bersama-sama dengan 2 (dua) orang saksi, yaitu : 1)

…………. bertempat t inggal d i………………….. dan 2). ……………… ,

bertempat t inggal di ……………………… , telah menghadap Panitera

Pengadilan Agama……………………………..Telah menghadap pula B (jika hadir)

………………………….., bertempat tinggal di …………………………

Selanjutnya agar saya ……… Jurusita tersebut menyerahkan kepada Panitera

sejumlah uang Rp. ………. ( rupiah) sebagai uang titipan/konsignasi,

karena B telah menolak penyerahan uang tersebut sebagai pelunasan utang A.

Demikian dibuat berita acara konsignasi ini dengan disaksikan oleh para saksi

tersebut serta ditandatangani baik asli maupun salinannya, oleh Jurusita,

Panitera dan para saksi, dan salinan berita acara ini telah diserahkan kepada

B.

Panitera, Jurusita,

...................... .............................

Saksi-saksi :

1. …………………………….( tanda tangan)

2. ………………………….…( tanda tanga )

Ke daftar isi

Page 178: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

159

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 4

Putusan Sela Penggabungan Pihak Ketiga (Voeging)

Berita Acara Sidang

(lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di …………………………yang mengadili

perkara perdata yang dilangsungkan pada hari ……… tanggal …….. dalam

perkara antara :

Bila intervensi memihak kepada Penggugat :

Penggugat menjadi Tergugat I

Pihak ketiga menjadi Penggugat II

Melawan

Tergugat (Tergugat asal)

Dapat juga dalam hal pihak ketiga bergabung dengan Penggugat, maka posisi

pihak berperkara akan berubah :

Posisi perkara semula :

Penggugat melawan Tergugat, berubah menjadi :

Penggugat dan Pihak ketiga melawan Tergugat

Dalam hal pihak ketiga bergabung dengan Tergugat, maka posisi pihak

yang berperkara akan berubah.

Posisi perkara semula :

Penggugat melawan Tergugat, berubah menjadi : Penggugat melawan Tergugat

dan Pihak Ketiga.

Bila intervensi memihak kepada Tergugat : Penggugat asal

Melawan

Tergugat menjadi Tergugat I

Pihak ketiga menjadi Tergugat II

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu.

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum,

maka dipanggil masuk kedua belah pihak berperkara dan pihak ketiga yang

akan bergabung, agar memasuki ruang persidangan Pengadilan.

Ke daftar isi

Page 179: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

160

Redesign Drs. SAHERUDIN

Atas pernyataan Ketua, para pihak berperkara pada pokoknya tetap

berpegang pada apa yang mereka utarakan di dalam persidangan yang lalu.

Pengadilan menjelaskan bahwa dalam persidangan yang lalu, telah

menghadap pihak ketiga yang bernama XX mengaku bertempat tinggal di

………, Kecamatan ……….. , Kabupaten ………….,yang dilengkapi dengan

identitas Kartu Tanda Penduduk, yang ternyata oleh para pihak, XX telah

dikenal, mengajukan tuntutan agar diperkenankan bergabung sebagai pihak

ketiga untuk menyertai Tergugat (bisa juga bergabung untuk menyertai

Penggugat) dengan menyatakan pihak ketiga tersebut sangat berkepentingan

dengan objek yang dipersengketakan.

Pihak ketiga tersebut membenarkan apa yang dikemukakan oleh

Pengadilan, dan memohon agar segera ditetapkan sebagai pihak dalam

perkara di antara kedua belah pihak berperkara.

Atas pernyataan Ketua para pihak berperkara menyatakan tidak keberatan, dan

karenanya setelah Pengadilan bermusyawarah menjatuhkan putusan sela

sebagai berikut :

PUTUSAN SELA

Nomor ... /Pdt.P/20../PA. ...

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di , dalam persidangan majel is untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara :

…………., umur ……….. tahun, agama Islam, Pekerjaan ………, bertempat

tinggal di …………….. Kecamatan …………, Kota / Kabupaten ……., untuk

selanjutnya disebut Penggugat / Tergugat I

Melawan

……….…., umur…. tahun, agama Islam, Pekerjaan ………., bertempat

tinggal di …………. Kecamatan ………….., Kota / Kabupaten ……….., untuk

selanjutnya disebut Tergugat (Tergugat asal).

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk perdamai;

Telah memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal………………...dan

terdaftar dengan Nomor …… /Pdt/……, telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Ke daftar isi

Page 180: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

161

Redesign Drs. SAHERUDIN

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

dalam jawabannya membantah dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam

gugatannya;

Bahwa lebih lanjut, sebelum meneruskan pemeriksaan sengketa antara kedua

belah pihak, Pengadilan terlebih dahulu perlu mempertimbangkan kehendak

pihak ketiga untuk bergabung dalam perkara untuk menyertai Tergugat

melawan pihak Penggugat dengan tuntutannya yang berbunyi :

Salin tuntutan pihak ketiga secara lengkap

Bahwa kedua pihak berperkara menyatakan tidak keberatan akan

maksud pihak ketiga tersebut, namun Pengadilan terlebih dahulu tetap akan

mempertimbangkan apakah tuntutan pihak ketiga itu dapat dikabulkan atau

tidak;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud pihak ketiga untuk bergabung tersebut

dengan menyertai pihak Tergugat adalah semata-mata merupakan inisiatif

pihak ketiga sendiri, namun untuk dapatnya pihak ketiga itu bergabung adalah

mutlak merupakan wewenang Pengadilan karena jabatannya, untuk dapat

mengabulkan atau menolak;

Menimbang, bahwa dari apa yang disebutkan dalam tuntutannya yang

dikutip selengkapnya dalam tentang duduknya perkara, dan dengan

memperhatikan pendapat para pihak berperkara, Pengadilan menyatakan dapat

mengabulkan pihak ketiga tersebut sebagai pihak dengan bergabung pada

pihak Tergugat melawan Penggugat;

Menimbang, dengan putusan sela ini, posisi pihak berperkara yang

semula antara Penggugat melawan Tergugat, berubah menjadi Penggugat

melawan Tergugat dan pihak ketiga.

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menetapkan tuntutan pihak ketiga untuk bergabung dalam perkara antara

Penggugat melawan Tergugat dikabulkan;

2. Menetapkan, posisi pihak ketiga tersebut sebagai Tergugat II sedangkan

Tergugat asal berubah menjadi Tergugat I (apabila pihak ketiga memihak

kepada Tergugat. Apabila pihak ketiga memihak kepada Penggugat maka

Penggugat menjadi Tergugat I, pihak ketiga menjadi Penggugat II, dan

Tergugat sebagai Tergugat asal).

3. Menyatakan bahwa biaya yang timbul dalam putusan sela ini akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............. ;

Ke daftar isi

Page 181: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

162

Redesign Drs. SAHERUDIN

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka Pengadilan

kemudian menyatakan persidangan perkara ini akan ditunda, dan pada

persidangan yang akan datang tersebut Pengadilan akan memberikan

kesempatan kepada para pihak untuk menanggapi tuntutan dari pihak ketiga

tersebut baik secara lisan maupun tertulis.

Kemudian Pengadilan menyatakan bahwa persidangan ini ditunda

sampai hari.............. tanggal ................. dan kepada para pihak

diperintahkan untuk hadir dalam persidangan yang ditentukan di atas tanpa

dipanggil lagi.

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian .................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 182: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

163

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 5

Putusan Sela Penggabungan Pihak Ketiga (Tussenkomst)

Berita Acara Sidang

Nomor :

(lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di ……………..yang mengadili perkara

perdata yang dilangsungkan pada hari …………. tanggal ……… dalam perkara

antara :

Penggugat menjadi Terlawan I Tergugat menjadi Terlawan II

melawan

Pihak ketiga menjadi Pelawan

Dalam hal pihak ketiga menuntut Penggugat dan Tergugat untuk

memperjuangkan kepentingannya sendiri.

Posisi perkara semula:

Penggugat melawan Tergugat, berubah menjadi :

Penggugat melawan Tergugat

Dan

Pihak ketiga melawan Penggugat dan Tergugat.

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu.

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum,

maka dipanggil masuk kedua pihak berperkara dan pihak ketiga yang akan

bergabung agar memasuki ruang persidangan Pengadilan.

Atas pertanyaan Ketua, para pihak berperkara pada pokoknya tetap

berpegang pada apa yang mereka utarakan di dalam persidangan yang lalu.

Pengadilan menjelaskan bahwa dalam persidangan yang lalu, telah

menghadap pihak ketiga yang bernama XX mengaku bertempat tinggal di

….…….., Kecamatan …………., Kabupaten ………., yang dilengkapi dengan

identitas Kartu Tanda Penduduk, yang ternyata oleh para pihak, XX telah

dikenal, mengajukan tuntutan agar diperkenankan bergabung sebagai pihak

ketiga untuk menyertai Tergugat (bisa juga bergabung untuk menyertai

Penggugat) dengan menyatakan pihak ketiga tersebut sangat berkepentingan

dengan objek yang dipersengketakan.

Pihak ketiga tersebut membenarkan apa yang dikemukakan oleh

Pengadilan, dan memohon agar segera ditetapkan sebagai pihak dalam

perkara melawan Penggugat dan Tergugat.

Atas pertanyaan Ketua para pihak berperkara menyatakan tidak

keberatan, dan karenanya setelah majelis bermusyawarah menjatuhkan

putusan sela sebagai berikut :

Ke daftar isi

Page 183: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

164

Redesign Drs. SAHERUDIN

PUTUSAN SELA

Nomor ……../Pdt/20../……

BISMI LLAHI RAH MANI RRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di …………, dalam persidangan majelis untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara :

............... , umur .... tahun, agama Islam, Pekerjaan……………, bertempat

tinggal di ……….…. Kecamatan ………., Kota / Kabupaten …………., untuk

selanjutnya disebut Penggugat / Terlawan I, Tergugat I/ Terlawan II.

Melawan

…….….., umur ……… tahun, agama Islam, Pekerjaan ………, bertempat

tinggal di Kecamatan , Kota / Kabupaten , untuk

selanjutnya disebut Pelawan.

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai;

Telah memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal ……….…..dan

terdaftar dengan Nomor ….. /Pdt/………., telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

dalam jawabannya membantah dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam

gugatannya;

Bahwa lebih lanjut, sebelum meneruskan pemeriksaan sengketa antara

kedua belah pihak, Majelis terlebih dahulu perlu mempertimbangkan kehendak

pihak ketiga untuk bergabung dalam perkara untuk bergabung dalam perkara

untuk menyertai Tergugat melawan pihak Penggugat dengan tuntutannya yang

berbunyi :

Salin tuntutan pihak ketiga secara lengkap

Bahwa kedua pihak berperkara menyatakan tidak keberatan akan

maksud pihak ketiga tersebut, akan tetapi para pihak berpendapat tentang

materi tuntutan Pihak Ketiga akan dijawab dalam pembahasan pokok perkara;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud pihak ketiga untuk bergabung dalam

perkara antara Penggugat melawan Tergugat, dengan menempatkan dirinya

sendiri untuk melawan Penggugat dan Tergugat adalah semata-mata

Ke daftar isi

Page 184: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

165

Redesign Drs. SAHERUDIN

merupakan inisiatif pihak ketiga sendiri, namun untuk dapatnya pihak ketiga itu

bergabung adalah mutlak merupakan wewenang Pengadilan karena

jabatannya, untuk dapat mengabulkan atau menolak;

Menimbang, bahwa dari apa yang disebutkan dalam tuntutannya yang

dikutip selengkapnya dalam tentang duduknya perkara, dan dengan

memperhatikan pendapat para pihak berperkara, Pengadilan menyatakan

dapat mengabulkan pihak ketiga tersebut untuk bergabung dengan posisi pihak

ketiga melawan Penggugat dan Tergugat;

Menimbang, dengan putusan sela ini, posisi pihak berperkara yang

semula hanya Penggugat melawan Tergugat saja, berubah menjadi Penggugat

melawan Tergugat dan pihak ketiga melawan Penggugat dan Tergugat.

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Menetapkan tuntutan pihak ketiga untuk bergabung dalam perkara

antaraPenggugat melawan Tergugat;

2. Menetapkan, posisi pihak ketiga tersebut sebagai pihak Pelawan melawan

Penggugat dan Tergugat;

3. Menyatakan pula perkara pokok antara Penggugat melawan Tergugat

akan tetapi diperiksa dan diadili.

4. Menyatakan bahwa biaya yang timbul dalam putusan sela ini akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............. ;

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

.........................

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka majels kemudian

menyatakan persidangan perkara ini akan ditunda, dan pada persidangan yang

akan datang tersebut Pengaadilan akan memberikan kesempatan kepada para

Penggugat untuk menyampaikan replik dan kepada Tergugat II untuk

menanggapi gugatan Penggugat dan Jawaban Tergugat I.

Kemudian majelis menyatakan bahwa persidangan ini ditunda sampai

pada hari…… tanggal …….. dan kepada para pihak diperintahkan untuk hadir

dalam persidangan yang ditentukan di atas tanpa dipanggil lagi.

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

Ke daftar isi

Page 185: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

166

Redesign Drs. SAHERUDIN

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian .................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 186: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

167

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 6

Putusan Sela Penarikan Pihak Ketiga Oleh Salah Satu

Pihak Berperkara (Vrijwaring)

Berita Acara Sidang

Nomor :………………….

(lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di ……………….yang mengadili perkara

perdata yang dilangsungkan pada hari…………. tanggal …..….. dalam perkara

antara :

Penggugat menjadi Terlawan I

Tergugat menjadi Terlawan II

melawan

Pihak ketiga sebagai Tergugat II

Dalam hal Penggugat dan Tergugat menghendaki Pihak Ketiga ditarik

sebagai pihak akan berubah

Posisi perkara semula:

Penggugat melawan Tergugat, berubah menjadi :

Penggugat dan Pihak ketiga melawan Tergugat

Atau

Penggugat melawan Tergugat dan Pihak ketiga.

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang persidangan yang lalu.

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum,

maka dipanggil masuk kedua pihak berperkara dan pihak ketiga yang akan

ditarik sebagai pihak, agar memasuki ruang persidangan Pengadilan.

Atas pertanyaan Ketua, para pihak berperkara pada pokoknya tetap

berpegang pada apa yang mereka utarakan di dalam persidangan yang lalu.

Ketua menjelaskan bahwa dalam persidangan yang lalu, pihak

Penggugat setelah menerima jawaban Tergugat mohon kepada Pengadilan

untuk menarik pihak ketiga, supaya dijadikan sebagai Tergugat II, dengan

alasan objek perkara ini sangat berkaitan erat dengan pihak ketiga, sehingga

tanpa adanya pihak ketiga perkara ini tidak selesai secara tuntas.

Atas pertanyaan Ketua, pihak ketiga tersebut dapat mengerti akan maksud untuk

Ke daftar isi

Page 187: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

168

Redesign Drs. SAHERUDIN

dijadikannya sebagai pihak, dan hal ini sepenuhnya diserahkan kepada

Pengadilan, serta menjelaskan identitas dirinya bernama ……. bertempat

tinggal ...... Kecamatan .... , Kabupaten .....

Karena para pihak tidak lagi mengemukakan pendapat tentang akan

ditariknya pihak ketiga tersebut sebagai Tergugat, maka Ketua setelah

bermusyawarah, kemudian menjatuhkan putusan sela sebagai berikut :

PUTUSAN SELA

Nomor ……../Pdt/20../…….

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di …………., dalam persidangan majelis untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara :

Penggugat menjadi Terlawan I

Tergugat menjadi Terlawan II

melawan

Pihak Ketiga sebagai Tergugat II

……………..umur………….tahun, agama Islam, Pekerjaan…................. bertempat

tinggal di ………………Kecamatan…………………..…Kota/Kabupaten ………………..

untuk selanjutnya disebut Penggugat / Terlawan I, Tergugat / Terlawan II.

Melawan

……………..umur………….tahun, agama Islam, Pekerjaan…................. bertempat

tinggal di ………………Kecamatan…………………..…Kota/Kabupaten ………………..

untuk selanjutnya disebut Pelawan.

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Telah

memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal…………dan

terdaftar dengan Nomor…./Pdt/ ….., telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

Ke daftar isi

Page 188: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

169

Redesign Drs. SAHERUDIN

telah menyampaikan jawaban tertulis yang secara lengkap berbunyi sebagai

berikut :

Salin jawaban Tergugat secara lengkap

Bahwa, atas jawaban Tergugat, Penggugat sebelum mengajukan replik

untuk memberi tanggapan atas jawaban Tergugat itu mohon agar Pengadilan

menarik pihak ketiga yang bernama XX untuk dijadikan sebagai pihak

berperkara dalam hal ini sebagai Tergugat II.

Bahwa, Tergugat menyatakan tidak keberatan akan maksud Penggugat

untuk menarik pihak ketiga yang bernama XX tersebut untuk dijadikan sebagai

Tergugat II.

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud Penggugat menarik pihak ketiga untuk

dijadikan pihak berperkara dan untuk dijadikan Tergugat II, adalah pihak ketiga

tersebut memiliki hubungan hukum yang erat dengan objek yang saat ini

menjadi sengketa antara Penggugat dengan Tergugat;

Menimbang, bahwa maksud Penggugat untuk menarik XX sebagai

pihak, yaitu dijadikan sebagai Tergugat II, bersama-sama dengan Tergugat

asal sebagai Tergugat I, adalah semata-mata merupakan inisiatif para pihak

berperkara, namun untuk dapatnya pihak ketiga itu ditarik sebagai salah satu

pihak adalah mutlak merupakan wewenang majelis karena jabatannya, untuk

dapat mengabulkan atau menolak;

Menimbang, bahwa dari apa yang disebutkan dalam jawaban dariTergugat

terhadap gugatan dari Penggugat, Pengadilan berpendapat bahwa untuk

menjaga kepentingan hukum para pihak dikemudian hari, maka

permohonan Penggugat untuk menarik pihak ketiga tersebut dapat dinyatakan

beralasan, sehingga karenanya dapat dikabulkan.

Menimbang, dengan putusan sela ini, posisi pihak berperkara yang

semula hanya Penggugat melawan Tergugat saja, berubah menjadi Penggugat

melawan Tergugat XX.

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan dengan perkara ini;

MENGADILI

1. Mengabulkan permohonan Penggugat untuk menarik pihak ketiga untuk

dijadikan sebagai Tergugat II dalam perkara antara Penggugat melawan

Tergugat.

2. Menetapkan, posisi pihak ketiga tersebut sebagai Tergugat II, sedangkan

Tergugat asal berubah menjadi Tergugat I.

3. Menyatakan bahwa biaya yang timbul dalam putusan sela ini akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............ ;

Ke daftar isi

Page 189: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

170

Redesign Drs. SAHERUDIN

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka Ketua kemudian

menyatakan persidangan perkara ini akan ditunda, dan pada persidangan yang

akan datang tersebut majelis akan memberikan kesempatan kepada para

Penggugat untuk menyampaikan replik dan kepada Tergugat II untuk

menanggapi gugatan Penggugat dan Jawaban Tergugat I.

Kemudian Ketua menyatakan bahwa persidangan ini ditunda sampai

pada hari........... tanggal .........dan kepada para pihak diperintahkan

untuk hadir dalam persidangan yang ditentukan di atas tanpa dipanggil lagi.

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian ..................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 190: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

171

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran : 7

BAS / Putusan Sela Sumpah Suppletoir

Berita Acara Sidang

Nomor .......................................................

(lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di……………….yang mengadili perkara

perdata yang dilangsungkan pada hari …… Tanggal……dalam perkara antara :

.................... Sebagai Penggugat

melawan

..................... Sebagai Tergugat

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu.

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum,

kedua pihak berperkara dipanggil supaya memasuki ruang persidangan

Pengadilan.

Atas pertanyaan Pengadilan kedua pihak berperkara menyatakan tetap

pada pendiriannya yang telah dinyatakan dalam persidangan yang lalu dan

tidak ada hal-hal lain lagi yang disampaikan dalam persidangan ini :

Pengadilan kemudian menyatakan kepada pihak beperkara, bahwa

berdasarkan hasil-hasil persidangan yang lalu, Pengadilan karena jabatannya

mempunyai alasan akan menjatuhkan putusan sela, kemudian sesudah

bermusyawarah, dibacakanlah putusan sela itu sebagai berikut :

PUTUSAN SELA

Nomor : …./Pdt/20../…

BISMI LLAHI RAH MANI RRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ……., dalam persidangan majelis untuk mengadili

tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara perdata dalam

perkara antara :

…………….. bertempat t inggal di …………..Kecamatan ………… , Kota

/Kabupaten ……………., untuk selanjutnya disebut Penggugat;

melawan

…………… bertempat t inggal d i ………… Kecamatan ……………,Kota

Ke daftar isi

Page 191: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

172

Redesign Drs. SAHERUDIN

/Kabupaten……………., untuk selanjutnya disebut Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai;

Telah memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal………. dan

terdaftar dengan Nomor…. /Pdt/…….. , telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

dalam jawabannya membantah dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam

gugatannya;

Bahwa, untuk membuktikan gugatannya, Penggugat mengajukan

seorang saksi, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Bahwa, ……… sebagai saksi menerangkan :………………………………

……………………………………………………………………………………………

……………………………................................ ;

Bahwa, untuk membuktikan bantahannya, Tergugat mengajukan juga

seorang saksi, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :

Bahwa,…… sebagai saksi menerangkan : … … … … … … … … … …

…………………………………................................................................................

.............................................................................................................................;

Bahwa, baik Penggugat maupun Tergugat menyatakan tidak dapat

mengajukan alat-alat bukti lainnya, selain saksi-saksi sebagai tersebut di atas;

Bahwa karenanya kedua belah pihak mohon agar Pengadilan dapat

memutuskan perkara ini;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah

dinyatakan dalam duduknya perkara;

Menimbang, bahwa mengingat gugatan Penggugat dibantah oleh

Tergugat, maka wajiblah Penggugat membuktikan dalil gugatannya yang telah

dibantah oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa dari kesaksian yang diajukan oleh Penggugat,

saksi tersebut secara rinci dan jelas dapat mengemukakan fakta-fakta kejadian

adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat yang saat ini

Ke daftar isi

Page 192: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

173

Redesign Drs. SAHERUDIN

menjadi pokok sengketa antara Penggugat dengan Tergugat, karena pada saat

kejadian itu saksi turut hadir;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan bantahannya, Tergugat telah

mengajukan seorang saksi saja, namun kesaksian dari saksi Tergugat itu sama

sekali tidak dapat menjelaskan sengketa antara Penggugat dengan Tergugat

sebab saksi memang tidak pernah menyaksikan, hanya pernah mendengar

kejadian itu dari Tergugat saja.

Menimbang, bahwa keterangan saksi sebagaimana tersebut di atas

dibenarkan oleh para pihak berperkara;

Menimbang, bahwa karena gugatan Penggugat hanya dapat dibuktikan

hanya dengan satu alat bukti saja, maka nilai pembuktian yang telah diajukan

oleh Penggugat, menurut Pengadilan sudah merupakan bukti permulaan,

sehingga Pengadilan karena jabatannya memiliki alasan untuk memerintahkan

Penggugat agar mengucap sumpah tambahan, dengan rumusan sumpah yang

berbunyi sebagai berikut :

.................................... Teks Sumpah ...................................

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan;

MENGADILI

1. Menetapkan, memerintahkan pada Penggugat untuk mengucapkan

sumpah tambahan dengan rumusan sumpah seperti tersebut di atas.

2. Menetapkan bahwa biaya yang timbul dalam perkara ini, akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............. ;

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

.........................

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka Pengadilan

menyatakan sumpah tambahan yang rumusannya seperti tersebut di atas

Ke daftar isi

Page 193: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

174

Redesign Drs. SAHERUDIN

pelaksanaannya akan dilaksanakan pada persidangan yang akan datang.

Kemudian Pengadilan menyatakan bahwa persidangan ini ditunda

sampai pada hari............ tanggal................. untuk penyelenggaraan

pengucapan sumpah.

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian .................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 194: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

175

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 8

Putusan Akhir Perihal Sumpah Pelengkap Atau

Suppletoired

PUTUSAN

Nomor …./Pdt.G/……/PA…

BISMI LLAHI RAH MANI RRAHI M

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ………. yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

…………………………..bertempat tinggal di ………………………………...

Pekerjaan ……………………………………………

sebagai Penggugat;

melawan

…………………………..bertempat tinggal di ………………………………...

Pekerjaan ……………………………………...

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Setelah

mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal

…………………… Nomor : …………….……………… yang amarnya berbunyi

sebagai berikut :

.........................................................................................................................

................................................................................................... ;

Menimbang, bahwa Penggugat setelah menyatakan kesediaannya

untuk mengucapkan sumpah yang dibebankan kepadanya itu, telah

mengucapkan sumpah dengan dihadiri oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa kedua belah pihak selanjutnya mohon putusan;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, baha Pengadilan Agama perihal tersebut bersandar pada apa

yang telah dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di atas;

Menimbang, bahwa karena Penggugat telah mengucapkan sumpah yang

dibebankan kepadanya itu, gugatan tersebut di atas karena terbukti harus

Ke daftar isi

Page 195: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

176

Redesign Drs. SAHERUDIN

dikabulkan;

Menimbang, bahwa karena Tergugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan akan pasal-pasal dari undang-undang yang

bersangkutan, khususnya Pasal 155 HIR/182 RBg;

MENGADILI

1. Mengabulkan gugatan tersebut di atas;

2. Menghukum tergugat untuk ............................ ;

3. Menghukum pula tergugat untuk ...................... ;

4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sejumlah Rp. ... ( )

Demikian diputuskan pada hari ……. tanggal ………., oleh kami ……

sebagai Hakim Ketua dan …………..…….. dan ……………… sebagai Hakim

Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu juga dengan

dihadiri oleh ……… Panitera Pengganti Pengadilan Agama, tersebut

serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 196: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

177

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 9

Putusan Akhir, Setelah Putusan Sela, Perihal Sumpah Pelengkap

(Suppletoired) Yang Dilakukan Oleh Penggugat (Pasal 156 HIR / 183 RBg)

PUTUSAN

Nomor …../Pdt.G/…/ PA………….

BISMI LLAHI RAH MANI RRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ……. yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

…………………………..bertempat tinggal di ………………………………

Pekerjaan ……………………………………………

sebagai Penggugat;

melawan

…………………………..bertempat tinggal di ………………………………

Pekerjaan ……………………………………………

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Setelah

mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal

………………….. Nomor : ……………………………. yang amarnya berbunyi

sebagai berikut :

.............................................................................................................................

................................................................................................... ;

Menimbang, bahwa Penggugat setelah menyatakan kesediaannya

untuk mengucapkan sumpah yang dibebankan kepadanya itu, telah

mengucapkan sumpah dengan dihadiri oleh Tergugat;

Menimbang, bahwa kedua belah pihak selanjutnya mohon putusan;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Pengadilan Agama perihal tersebut bersandar pada

apa yang telah dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di atas; Menimbang,

bahwa karena Penggugat telah mengucapkan sumpah yang dibebankan

kepadanya itu, gugatan tersebut di atas karena terbukti harus dikabulkan;

Ke daftar isi

Page 197: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

178

Redesign Drs. SAHERUDIN

Menimbang, bahwa karena Tergugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan akan pasal-pasal dari undang-undang yang

bersangkutan, khususnya Pasal 155 HIR/182 RBg;

MENGADILI

1. Mengabulkan gugatan tersebut di atas;

2. Menghukum tergugat untuk ............................ ;

3. Menghukum pula tergugat untuk ...................... ;

4. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sejumlah Rp. ... ( )

Demikian diputuskan pada hari .............. tanggal , oleh kami

sebagai Hakim Ketua dan dan sebagai Hakim Anggota, putusan mana

diucapkan di muka umum pada hari itu juga dengan dihadiri oleh .................

Panitera Pengganti Pengadilan Agama, tersebut serta kedua belah pihak yang

berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 198: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

179

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 10

Putusan Akhir, Setelah Putusan Sela, Perihal Sumpah Pelengkap

(Suppletoired) Yang Ditolak Oleh Penggugat (Pasal 156 Hir / 183 Rbg)

PUTUSAN

Nomor …../Pdt.G/……/ PA

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di …………….. yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

...................................... bertempat tinggal di ………………………………

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Penggugat;

Lawan

...................................... bertempat tinggal di

………………………………………………………

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Setelah

mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal…………………

Nomor : ………..yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

.............................................................................................................................

................................................................................................... ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Penggugat menyatakan tidak bersedia untuk

mengucapkan sumpah yang dibebankan kepadanya itu;

Menimbang, bahwa karena Penggugat telah menolak untuk

mengucapkan sumpah yang dibebankan kepadanya itu, maka gugatan tersebut di

atas karena tidak terbukti harus ditolak;

Menimbang, bahwa karena Penggugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan akan Pasal 156 HIR/183 RBg serta ketentuan-

Ke daftar isi

Page 199: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

180

Redesign Drs. SAHERUDIN

ketentuan hukum lain bersangkutan;

MENGADILI

1. Menoiak gugatan penggugat;

2. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sejumlah Rp. ... ( )

Demikian diputuskan pada hari .............. tanggal , oleh kami ………….

sebagai Hakim Ketua dan ………………… dan ……………….. sebagai Hakim

Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu juga dengan

dihadiri oleh ............................ Panitera Pengganti Pengadilan

Agama, tersebut serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 200: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

181

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 11

BAS/ Putusan Sela Sumpah Decisoir

Berita Acara Sidang

Nomor .......................................................

(lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di ……………. yang mengadili perkara

perdata yang dilangsungkan pada hari ……. tanggal …………. dalam perkara

antara :

.................... Sebagai Penggugat

melawan

..................... Sebagai Tergugat

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu :

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum,

kedua pihak berperkara dipanggil supaya memasuki ruang persidangan

Pengadilan.

Atas pertanyaan Pengadilan kedua pihak berperkara menyatakan pihak

berperkara saat ini tidak dapat mengajukan bukti-bukti apapun, sehingga

Penggugat mohon kepadan Pengadilan, karena Tergugat tetap membantah

agar Tergugat diperintahkan mengucapkan sumpah pemutus dan untuk itu

Penggugat menyerahkan rumusan lafal sumpah kepada Pengadilan.

Sesudah Pengadilan bermusyawarah, Pengadilan menyatakan dapat

menyetujui permohonan Penggugat itu untuk menyelesaikan sengketa ini

dengan sumpah pemutus, dan atas pertanyaan Pengadilan pihak Tergugat

menyatakan bersedia untuk mengucapkan sumpah seperti rumusan yang

diajukan oleh Penggugat.

Pengadilan sesudah bermusyawarah kembali, kemudian Pengadilan

menjatuhkan putusan sela yang berbunyi sebagai berikut :

PUTUSAN SELA

Nomor ……/Pdt/20../….

BISMI LLAHI RAH MANI RRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ……, dalam persidangan majelis untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara antara :

Ke daftar isi

Page 201: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

182

Redesign Drs. SAHERUDIN

................. bertempat tinggal di …………. Kecamatan …………, Kota

/Kabupaten ………………, untuk selanjutnya disebut Penggugat;

melawan

................ bertempat tinggal di………….. Kecamatan ………., Kota

/Kabupaten ……………, untuk selanjutnya disebut Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Telah

memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal …………… dan

terdaftar dengan Nomor….. /Pdt/………, telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

dalam jawabannya membantah dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat dalam

gugatannya;

Bahwa, Penggugat telah mengajukan seorang saksi yang bernama XX,

semula adalah pemilik barang yang merupakan objek sengketa, yang

keterangannya telah dinyatakan dalam persidangan, sebagaimana tercatat

dalam berita acara persidangan yang selengkapnya dinyatakan tertera dalam

berita acara persidangan yang selengkapnya dinyatakan tertera dalam tentang

duduknya perkara.

Bahwa, bahwa XX sebagai saksi dari Penggugat menerangkan, objek

yang dipersengketakan semula adalah milik pribadi dari saksi, yang telah dijual

kepada para pihak berperkara, akan tetapi saksi tidak tahu yang sebenarnya

bertindak sebagai pembeli karena kedua pihak ini datang dan menawar

bersama-sama, apakah mereka berdua selaku pihak pembeli bersama atau

bertindak sendiri-sendiri, saksi tidak tahu secara pasti;

Bahwa Penggugat menyatakan tidak dapat mengajukan alat-alat bukti

lainnya, karena yang mengetahui tentang hubungan hukum antara Penggugat

dengan Tergugat adalah hanya saksi tersebut di atas;

Bahw pihak Tergugat juga mengemukakan tidak mempunyai saksi atau

alat bukti lainnya untuk membuktikan bantahannya;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah

dinyatakan dalam duduknya perkara;

Ke daftar isi

Page 202: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

183

Redesign Drs. SAHERUDIN

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut

di atas;

Menimbang, bahwa saksi XX yang diajukan oleh Penggugat

menerangkan, bahwa objek yang dipersengketakan dalam perkar aini memang

semula milik pribadi dari saksi, yang telah dijual kepada para pihak berperkara,

akan tetapi saksi tidak tahu siapa sebenarnya yang bertindak sebagai pembeli,

karena kedua pihak ini datang dan menawar bersama-sama, sehingga apa

mereka selaku pihak pembeli bersama atau bertindak sendiri-sendiri saksi tidak

mengetahui secara pasti;

Menimbang, bahwa oleh karena kesaksiasn XX sebagai pemilik awal

objek sengketa tidak dapat menjelaskan siapakah yang bertindak sebagai

pembeli, dan kedua belah pihak tidak dapat pula mengajukan alat bukti lainnya

maka Pengadilan dapat mengabulkan permohonan pihak Penggugat agar

perkara ini diselesaikan dengan sumpah pemutus yang lafalnya berbunyi

sebagai berikut :

DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH SAYALAH YANG BERTINDAK SEBAGAI

PEMBELI BARANG-BARANG PERABOTAN RUMAH TANGGA YANG

MENJADI OBJEK SENGKETA DALAM PERKARA INI.

Menimbang, bahwa Pengadilan menetapkan pula, bahwa Tergugat

diwajibkan untuk mengucapkan sumpah sebagai tersebut di atas;

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan;

MENGADILI

1. Menetapkan, memerintahkan pada pihak Tergugat untuk mengucapkan

sumpah pemutus dengan rumusan sumpah seperti tersebut di atas.

2. Menetapkan bahwa biaya yang timbul dalam perkara ini, akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............... ;

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

.........................

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka Pengadilan

menyatakan sumpah decisoir yang rumusannya seperti tersebut di atas

pelaksanaannya akan dilaksanakan pada persidangan yang akan datang.

Ke daftar isi

Page 203: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

184

Redesign Drs. SAHERUDIN

Kemudian Pengadilan menyatakan bahwa persidangan ini ditunda

sampai pada hari ………..tanggal……………

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian ...................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 204: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

185

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 12

Putusan Akhir, Setelah Putusan Sela, Perihal Sumpah Pemutus

(Decisoir) Yang Dikembalikan Oleh Tergugat Dan Penggugat Melakukan

Sumpah Tersebut

(Pasal 156 HIR / 183 RBg)

PUTUSAN

Nomor ……./Pdt.G/……./ PA…….

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di…… yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

....................................... bertempat tinggal di ………………………………

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Penggugat;

LAWAN

....................................... bertempat tinggal di ……………………………….

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal …………………

Nomor :…………….. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

.........................................................................................................................

................................................................................................ ;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menolak untuk mengucapkan

sumpah tersebut dan selanjutnya mengembalikan sumpah tersebut kepada

Penggugat;

Menimbang, bahwa Penggugat setelah menyatakan kesediaannya untuk

mengucapkan sumpah tersebut, telah mengucapkan sumpah itu di sidang

dengan hadirnya Tergugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak mohon putusan;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Pengadilan Agama perihal ini bersandar pada apa

yang telah dinyatakan dan dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di

Ke daftar isi

Page 205: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

186

Redesign Drs. SAHERUDIN

atas;

Menimbang, bahwa karena Tergugat telah menolak untuk

mengucapkan sumpah tersebut, dan selanjutnya mengembalikan sumpah

tersebut kepada Penggugat dan Penggugat telah mengucapkan sumpah yang

telah dinyatakan ―litis decisoir‖ itu, maka gugatan tersebut harus dianggap

beralasan dan karenanya harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa karena Tergugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan, akan Pasal 156 HIR/183 RBg serta ketentuan-

ketentuan hukum lain yang bersangkutan;

MENGADILI

1. Mengabulkan gugatan tersebut;

2. Menghukum Tergugat untuk ;

3. Menghukum Tergugat membayar biaya perkara sejumlah Rp…………...,

(………………………………)

Demikian diputuskan pada hari …. tanggal …….., oleh kami …….

sebagai Hakim Ketua dan………….….. dan ……………… sebagai Hakim

Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu juga dengan

dihadiri oleh ……………….. Panitera Pengganti Pengadilan Agama, tersebut

serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 206: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

187

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 13

Putusan Akhir Setelah Putusan Sela, Perihal Sumpah Pemutus (Decisoir)

Yang Dilakukan Oleh Tergugat (Pasal 156 Hir / 183 Rbg)

PUTUSAN

Nomor……/Pdt.G/……/PA……

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di …… yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

....................................... bertempat tinggal di ……………………………….

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Penggugat;

melawan

....................................... bertempat tinggal di ………………………………

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal………………….

Nomor yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

…………………………………………………………………………………………… ;

Menimbang, bahwa Tergugat telah menyatakan kesediaannya untuk

mengucapkan sumpah tersebut dan selanjutnya di sidang dengan hadirnya

Penggugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak mohon putusan;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Pengadilan Agama perihal ini bersandar pada apa yang

telah dinyatakan dan dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di atas;

Menimbang, bahwa karena Tergugat telah mengucapkan sumpah yang telah

dinyatakan ―litis decisoir‖ itu, maka gugatan tersebut harus dianggap tidak

beralasan dan karenanya harus ditolak;

Menimbang, bahwa karena Penggugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Ke daftar isi

Page 207: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

188

Redesign Drs. SAHERUDIN

Memperhatikan, akan Pasal 156 HIR/183 RBg serta ketentuan-

ketentuan hukum lain yang bersangkutan;

MENGADILI

1. Menolak gugatan tersebut;

2. Menghukum Penggugat membayar biaya perkara sejumlah Rp. .....

(………… )

Demikian diputuskan pada hari……….. tanggal …., oleh kami ……

sebagai Hakim Ketua dan ………………… dan ………………… sebagai Hakim

Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu juga dengan

dihadiri oleh ................................................. Panitera Pengganti Pengadilan

Agama, tersebut serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 208: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

189

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 14

Putusan Terakhir Setelah Putusan Sela Perihal Sumpah Pemutus

(Decisoir) Yang Ditolak Oleh Tergugat (Pasal 156 Hir / 183 Rbg)

PUTUSAN

Nomor …../Pdt.G/…../PA…..

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ………… yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

....................................... bertempat tinggal di …………………………..

Pekerjaan …………………………………………

sebagai Penggugat;

melawan

....................................... bertempat tinggal di ……………………………….

Pekerjaan ……………………………………………

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai;

Setelah mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal……………….

Nomor : .............................. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

……………………………………………………………………………………………………. ;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Pengadilan Agama perihal ini bersandar pada apa

yang telah dinyatakan dan dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di

atas;

Menimbang, bahwa karena Tergugat telah menolak untuk

mengucapkan sumpah yang telah dinyatakan ―litis decisoir‖ itu, maka gugatan

tersebut harus dianggap beralasan dan karenanya harus dikabulkan;

Menimbang, bahwa karena Tergugat adalah pihak yang dikalahkan, biaya

perkara patut dibebankan kepadanya;

Ke daftar isi

Page 209: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

190

Redesign Drs. SAHERUDIN

Memperhatikan, akan Pasal 156 HIR/183 RBg serta ketentuan-

ketentuan hukum lain yang bersangkutan;

MENGADILI

1. Mengabulkan gugatan tersebut;

2. Menghukum Tergugat;

3. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.

............. ( ......................................... );

Demikian diputuskan pada hari …….. tanggal ……... oleh kami

.....….... ... .…sebagai Hakim Ketua dan …........……….. dan ............................

sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu

juga dengan dihadiri oleh ................................... Panitera Pengganti Pengadilan

Agama, tersebut serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 210: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

191

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 15

Putusan Akhir Setelah Putusan Sela Perihal Sumpah Pemutus (Decisoir)

Yang Dikembalikan Oleh Tergugat Dan Penggugat Tidak Bersedia

Mengucapkan Sumpah Tersebut

(Pasal 156 Hir / 183 Rbg)

PUTUSAN

Nomor /Pdt.G/ ...... / PA.........

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ......... yang mengadili perkara-perkara perdata

telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara :

....................................... bertempat tinggal di ............................................

Pekerjaan ...........................................................

sebagai Penggugat;

melawan

....................................... bertempat tinggal di ............................................

Pekerjaan ...........................................................

sebagai Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Setelah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Setelah

mendengar kedua belah pihak yang berperkara;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya

perkara ini sebagaimana tertera dalam putusan sela tertanggal ..........................

Nomor : ..................... yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

.............................................................................................................................. ;

Menimbang, bahwa Tergugat telah mengucapkan sumpah tersebut di

sidang dengan hadirnya Penggugat;

Menimbang, bahwa selanjutnya kedua belah pihak mohon putusan;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa Pengadilan Agama perihal ini bersandar pada apa

yang telah dinyatakan dan dipertimbangkan dalam putusan sela tersebut di

atas;

Menimbang, bahwa karena Tergugat telah menolak untuk

mengucapkan sumpah yang dibebankan kepadanya, dan mengembalikan

sumpah tersebut pada Penggugat, akan tetapi Penggugat tidak bersedia untuk

Ke daftar isi

Page 211: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

192

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengucapkan sumpah yang dikembalikan itu, maka gugat tersebut harus

dianggap tidak beralasan dan harus ditolak;

Menimbang, bahwa karena Penggugat adalah pihak yang dikalahkan,

biaya perkara patut dibebankan kepadanya;

Memperhatikan, akan Pasal 156 HIR/183 RBg serta ketentuan-

ketentuan hukum lain yang bersangkutan;

MENGADILI

1. Menolak gugatan tersebut;

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp

................ (............................................................);

Demikian diputuskan pada hari ................... tanggal oleh kami

.......... sebagai Hakim Ketua dan ..................................... dan ...........................

sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan di muka umum pada hari itu

juga dengan dihadiri oleh .....................................Panitera Pengganti Pengadilan

Agama, tersebut serta kedua belah pihak yang berperkara.

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti,

.........................

Ke daftar isi

Page 212: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

193

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 16

BAS/ Putusan Sela Sumpah Penaksir

Berita Acara Sidang

Nomor ........................................................

(Lanjutan)

Persidangan Pengadilan Agama di .................... yang mengadili perkara

perdata yang dilangsungkan pada hari ............... tanggal ............ dalam perkara

antara :

.................... Sebagai Penggugat

melawan

..................... Sebagai Tergugat

Susunan majelis yang bersidang sama dengan sidang yang lalu.

Sesudah persidangan dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum, kedua

pihak berperkara dipanggil supaya memasuki ruang persidangan Pengadilan.

Atas pertanyaan Pengadilan kedua pihak berperkara pada pokoknya tetap

berpegang pada apa yang mereka utarakan di dalam persidangan yang lalu,

sehingga karenanya berdasarkan penjelasaan para pihak seperti tersebut, maka

sesudah bermusyawarah pengadilan, karena jabatannya akan menjatuhkan

putusan sela, untuk melakukan sumpah penaksir;

Kemudian pengadilan dalam persidangan tersebut membacakan

putusan sela sebagai berikut :

PUTUSAN SELA

Nomor......./Pdt/20../....

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ........... , dalam persidangan majelis untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara antara :

................ bertempat tinggal di .............. Kecamatan............................, Kota

/ Kabupaten......................., untuk selanjutnya disebut Penggugat;

melawan

............... bertempat tinggal di ........... Kecamatan..........................., Kota

/ Kabupaten................., untuk selanjutnya disebut Tergugat;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berrdamai;

Ke daftar isi

Page 213: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

194

Redesign Drs. SAHERUDIN

Telah memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal......................dan

terdaftar dengan Nomor..... /Pdt/......., telah mengajukan gugatan yang

berbunyi sebagai berikut :

Selanjutnya salin gugatan Penggugat secara lengkap

Bahwa, atas gugatan Penggugat sebagai tersebut di atas, Tergugat

tidak membantah adanya gugatan Penggugat tentang keharusan pihak

Tergugat untuk membayar ganti rugi, akan tetapi besarnya ganti rugi tersebut

tidak sebesar yang disebut dalam tuntutan Penggugat, karena sejak awal

masalah besarnya ganti rugi ini akan diadakan perundingan lagi, akan diadakan

penyesuaian kembali;

Bahwa pihak Penggugat tetap pada pendiriannya bahwa apa yang

disebut dalam tuntutannya, meskipun awalnya belum ditetapkan, tetapi apa

yang disebutkan dalam tuntutan Penggugat adalah merupakan harga yang

wajar sebagai ganti rugi;

Bahwa para pihak telah berupaya untuk mendapatkan kata sepakat

untuk menetapkan besarnya ganti rugi tersebut namun gagal;

Bahwa Pengadilan telah pula mendengar keterangan saksi yang

diajukan oleh Penggugat, yang pada pokoknya tidak jauh dari hal-hal yang

dikemukakan para pihak berperkara;

Bahwa telah terjadi hal-hal yang berkaitan dengan tuntutan ganti rugi ini

seperti tercantum dalam berita acara persidangan yang dianggap tercantum

dalam putusan ini;

Bahwa adalah tugas pengadilan untuk menyelesaikan sengketa ini

sehingga karenanya Pengadilan karena jabatannya akan menjatuhkan putusan

sela sebagai berikut, dengan tujuan agar para pihak berperkara dapat

memahami pemecahan masalah hukum atas sengketa di antara kedua belah

pihak berperkara;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah

dinyatakan dalam duduknya perkara adalah merupakan sengketa ganti rugi

yang harus dibayar oleh Tergugat kepada Penggugat;

Menimbang, bahwa terhadap adanya kesepakatan pemberian ganti

rugi dari Tergugat kepada Penggugat tidak dipersengketakan lagi antara kedua

belah pihak, hanya besarnya ganti rugi yang harus dibayarkan kepada

Penggugat inilah yang masih terdapat silang pendapat;

Menimbang, bahwa untuk mengakhiri sengketa antara Penggugat

dengan Tergugat, Pengadilan karena jabatannya menjatuhkan putusan sela

yagn akan membebankan sumpah penaksir kepada Penggugat;

Ke daftar isi

Page 214: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

195

Redesign Drs. SAHERUDIN

Menimbang, bahwa lafal rumusan sumpah yang harus diucapkan oleh

Penggugat berbunyi sebagai berikut :

Teks lengkap lafal sumpah

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan;

MENGADILI

1. Menetapkan, memerintahkan pada pihak Penggugat untuk mengucapkan

sumpah penaksir dengan rumusan sumpah seperti tersebut di atas.

2. Menetapkan bahwa biaya yang timbul dalam perkara ini, akan

diperhitungkan bersama-sama dengan putusan akhir;

Demikian ............. ;

Hakim Anggota Ketua Majelis

......................... .........................

.........................

Panitera Pengganti

.........................

Setelah pembacaan putusan sela dimaksud, maka Pengadilan

menyatakan sumpah penaksir yang rumusannya seperti tersebut di atas

pelaksanaannya akan dilakukan pada persidangan yang akan datang.

Kemudian Pengadilan menyatakan bahwa persidangan ini ditunda

sampai pada hari ........... tanggal .............. untuk penyelenggaraan

pengucapan sumpah.

Setelah penundaan diucapkan, kemudian Pengadilan menyatakan

bahwa persidangan ini ditutup.

Demikian .................

Panitera Pengganti Ketua Majelis

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 215: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

196

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 17

Putusan Derden Verzet

PUTUSAN

Nomor ....../Pdt/20.../........

BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Agama di ....., dalam persidangan majelis untuk

mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan

dalam perkara antara :

................. bertempat tinggal di ................ Kecamatan .........., Kota

/Kabupaten , untuk selanjutnya disebut Penggugat;

melawan

................ bertempat tinggal di............... Kecamatan..............., Kota

/ Kabupaten.........................., untuk selanjutnya disebut Tergugat I;

................. bertempat tinggal di ............. Kecamatan ............., Kota

/Kabupaten , untuk selanjutnya disebut Tergugat II;

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mendengarkan persetujuan kedua belah pihak untuk berdamai; Telah

memperhatikan pula Pasal 130 HIR / 154 RBg;

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Menimbang, bahwa surat perlawanan pihak Pelawan tanggal ................

berbunyi sebagai berikut :

Kutip isi surat perlawanan Pihak Ketiga

Menimbang bahwa pihak-pihak yang berperkara tersebut telah

menghadap di persidangan dan oleh kedua telah diusahakan perdamaian, akan

tetapi tidak berhasil, setelah itu pemeriksaan dimulai dengan membacakan

surat perlawanan pihak ketiga tersebut.

Menimbang bahwa pihak Pelawan / Penggugat tetap bertahan pada

gugatannya dan selanjutnya telah menyerahkan ke persidangan salinan

autentik dari keputusan Pengadilan Agama di ..................... tanggal ..................

nomor................... yang telah dibacakan;

Menimbang bahwa pihak yang dilawan / Tergugat I sebagai jawaban

Ke daftar isi

Page 216: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

197

Redesign Drs. SAHERUDIN

atas perlawanan itu menerangkan bahwa............(kutip jawabannya)

Menimbang bahwa, pihak yang dilawan / Tergugat II sebagai jawaban

atas perlawanan itu menerangkan bahwa........(kutip jawabannya)

Menimbang bahwa dan selanjutnya untuk mempersingkat uraian

putusan ini cukup tercantum dalam berita acara pemeriksaan persidangan

dalam perkara ini.

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa gugatan Pelawan / Penggugat adalah sebagaimana telah dinyatakan dalam duduk perkara;

Menimbang, bahwa berdasarkan .................................... (alasan-alasan) mengapa perlawanan itu dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa pihak-pihak yang dilawan adalah pihak yang

dikalahkan oleh karena itu semua biaya perkara yang timbul patut dibebankan

kepada Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng;

Mengingat segala ketentuan yang berkaitan;

MENGADILI

1. Menyatakan, bahwa perlawanan B (Pelawan / Penggugat) tersebut tepat

dan beralasan;

2. Menyatakan pula bahwa B adalah Pelawan yang benar terhadap

putusanPengadilan Agama di.............. tanggal.....................nomor

................... tersebut.

3. Membatalkan putusan tersebut.

4. Menghukum pihak-pihak yang dilawan, Tergugat I dan Tergugat II tersebut

untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. (dengan huruf).

Demikian diputuskan dst;

Catatan : - Jika perlawanan tersebut dinyatakan bahwa tidak dapat diterima

atu ditolak, maka tinggal merobah di dalam amar.

Ke daftar isi

Page 217: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

198

Redesign Drs. SAHERUDIN

Lampiran 18

Berita Acara Sumpah Novum

BERITA ACARA SUMPAH PENEMUAN NOVUM

Persidangan Pengadilan Agama........ yang dilaksanakan pada hari .....

tanggal ................, bertempat di ruang sidang Penagdilan Agama .......................

telah melaksanakan pemeriksaan penemuan bukti baru (novum) dalam

hubungannya dengan perkara perdata Nomor : jo Nomor : atas

permohonan :

................................... , yang beralamat di ..........................................................,

bertindak untuk diri sendiri, perihal : Permohonan Penyumpahan Bukti Baru

(Novum), dengan suratnya tertanggal .....................................................;

Susunan majelis yang bersidang :

- ............................................................... Hakim;

- ............................................................ Panitera Pengganti;

Setelah sidang dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim, lalu

Pemohon dipanggil masuk menghadap ke ruang persidangan;

Pemohon datang menghadap;

Selanjutnya dibacakan surat permohonan Pemohon dan atas kesempatan

yagn diberikan oleh Hakim, Pemohon menyerahkan surat/bukti baru (novum)

yang telah diberi materai secukupnya, yaitu berupa :

Surat keterangan tertanggal.................. (bukti PK-I)

Yang diketemukan ..........................., pada tanggal.................... Bulan

................................, tahun ....................., di .................................;

Fotokopi surat / bukti batu (novum) tersebut telah diperlihatkan di

persidangan dan telah diberi materai secukupnya, serta fotokopi surat / bukti baru

(novum) tersebut di atas disesuaikan dengan aslinya dan ternyata sesuai dengan

aslinya yang diberi tanda (bukti PK-I);

Kemudian atas pertanyaan Hakim, Pemohon menerangkan bahwa ia telah

menemukan bukti baru dalam hubungannya dengan perkara perdata

nomor................: jo Nomor ...................jo Nomor ...................... yang ditemukan

oleh : ................................, yang beralamat di .....................................................

Selanjutnya yang menemukan bersedia bersumpah menurut cara

agamanya yaitu : ISLAM, yang lafal sumpahnya berbunyi sebagai berikut :

―DEMI ALLAH SAYA BERSUMPAH DENGAN SESUNGGUHNYA DAN TIDAK

Ke daftar isi

Page 218: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

199

Redesign Drs. SAHERUDIN

LAIN DARI PADA YANG SEBENARNYA BAHWA SAYA TELAH

MENEMUKAN BUKTI BARU YANG MENENTUKAN (NOVUM) YANG PADA

WAKTU PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA Nomor :

.................. jo Nomor : .................. jo Nomor : ......................

BELUM PERNAH DIAJUKAN, DAN YANG DITEMUKAN OLEH SAYA

SENDIRI PADA TANGGAL ................ BULAN ................................. TAHUN

YANG BERTANDA bukti PK-1,‖ SEMOGA ALLAH MEMBERIKAN

PERTOLONGAN KEPADA SAYA‖.

Selanjutnya atas pertanyaan Hakim, Pemohon menerangkan bahwa tidak ada

lagi yang akan diajukan sebagai bukti baru (novum) dalam persidangan ini.

Demikian Berita Acara pemeriksaan atas surat / bukti baru (novum) ini dibuat

dan ditandatangani oleh kami : ............................................ sebagai Hakim

Pengadilan Agama ...................... .............dengan dibantu oleh : ...............................

sebagai Panitera Pengadilan pada Pengadilan Agama..........................

PANITERA PENGGANTI HAKIM

......................... .........................

Ke daftar isi

Page 219: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

200

Redesign Drs. SAHERUDIN

SEKILAS TENTANG REVISI BUKU II

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERRADILAN AGAMA

Kehadiran Buku II Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Agama Revisi 2010 disambut oleh segenap aparat Peradilan Agama, baik

hakim, panitera, jurusita/ jurusita pengganti atau pejabat peradilan agama terkait

lainnya, dalam melaksanakan tugas pokok peradilan agama menerima, memeriksa,

memutus dan menyelesaikan perkara.

Dalam kurun waktu 2010-2012, setelah Buku II Edisi Revisi 2010

tersebut dipedomani, beberapa muatan materinya banyak dikaji di daerah

(Pengadilan Tinggi Agama / Mahkamah Syar’iyah Aceh dan Pengadilan

Agama / Mahkamah Syar’iyah). Dari hasil kajian tersebut, disampaikanlah

masukanmasukan perbaikan terhadap beberapa materi Buku II tersebut, baik

yang disampaikan melalui surat ke Mahkamah Agung atau disampaikan melalui

Bimtek-Bintek. Di samping adanya masukan-masukan tersebut, juga beberapa

materi Buku II harus menyesuaikan dengan terbitnya peraturan-peraturan yang

baru, baik PERMA ataupun SEMA, antara lain PERMA No. 3 tahun 2012

tentang Biaya Proses Penyelesaian Perkara dan Pengelolaannya serta

Rumusan hasil Rapat Pleno Kamar Agama mahkamah Agung RI tanggal 03 s.d.

05 Mei 2012.

Untuk merespon masukan-masukan sekaligus menyesuaikan beberapa

materi Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan Agama

(Buku II) Edisi Revisi 2010, Dirjen Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI

menerbitkan SK Dirjen Nomor : 0007.a/DjA.1/SK/KU/II/2012 tanggal 08 Februari

2012, Penyusunan Revisi Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis

Peradilan Agama (Buku II) dengan personalia sebagai berikut :

Penanggung Jawab : Dr. H. Ahmad Kamil, SH. M.Hum Wakil Penanggung

Jawab

: Dr. H. Andi Syamsu Alam, SH. MH.

Pengarah ; Dirjen Badan Peradilan Agama MA-RI

Ketua : Prof. Dr. H. Abdul Manan, SH, S.IP, M.Hum

Sekretaris : Drs. H. Zainuddin Fajari, SH, MH

Anggota :

1. Dr. H. Habiburrahman, M.Hum 2. Dr. H. Muhtar Zamzami, SH. MH.

3. Dr. H. Hamdan, SH. MH.

4. Drs. H. Purwo Susilo, SH. MH.

5. Dr. H. Edi Riadi, SH., MH

6. Drs. H. Farid Ismail, SH. MH.

7. Drs. H. Hidayatullah MS, MH.

8. H. Tukiran, SH. MH.

9. Dr. H. Hasbi Hasan, MH.

Ke daftar isi

Page 220: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

201

Redesign Drs. SAHERUDIN

Sekretariat :

1. Drs. Slamet Turhamun, MH.

2. Drs. H. Nurul Huda, SH. MH.

3. Drs. H. Kamaludin, MH.

4, Arief Gunawansyah, SH., MH

Sebagai langkah awal, melalui Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran

Ditjen Badan Peradilan Agama Nomor 0028/DjA.1/SK/KU/VI/2012 tanggal 01 juni

2012, diadakan pembahasan awal revisi Buku II di Hotel Grand Aguila bandung

selama 3 (tiga) hari. Pembahasan di samping diikuti para hakim agung dari Tim

E diikuti juga oleh beberapa hakim agung yang tergabung dalam Pokja Perdata

Agama Mahkamah Agung RI. Para peserta yang hadir adalah :

1. Drs. H. Ahmad Kamil, SH., M.Hum (Wk. Ketua MA Non Yudisial)

2. Drs. H. Andi Syamsu Alam, SH., MH (Ketua Kamar Uldilaga MA-RI)

3. Prof. Dr. H. Abdul Manan, SH., S.IP., M.Hum (Ketua Tim/Hakim Agung)

4. Drs. H. Habiburrahman, M.Hum (Hakim Agung)

5. Prof. Dr. H. Rifyal Ka’bah, MA (Hakim Agung)

6. Drs. H. Hamdan, SH., MH (Hakim Agung)

7. Prof. Dr. H. Takdir Rahmadi, SH. LL.M (Hakim Agung)

8. Prof. Dr. H. Abdul Ghani Abdullah, SH. (Hakim Agung)

9. Drs. H. Wahyu Widiana, MA. (Dirjen Badilag MA-RI)

10. Drs. H. Zainuddin Fajari, SH., MH

11. Drs. H. Faris Ismail, SH., MH

12. Drs. H. Edi Riadi, SH., MH

13. Drs. H. U. Mrdiana Mudzaffar, SH., MH

14. Drs. Slamet Turhamun, MH

15. Arif Gunawansyah, SH. MH.

Kemudian untuk merumuskan ulang hasil pembahasan, telah dilakukan

beberapa kali pertemuan, di Bandung dan Bogor oleh Tim terdiri dari :

1. Prof. Dr. H. Abdul Manan, SH., S.IP., M.Hum

2. Drs. H. Zainuddin Fajari, SH., MH

3. Drs. H. Edi Riadi, SH., MH

4. Drs. H. Faris Ismail, SH., MH

5. Drs. H. U. Mardiana Mudzaffar, SH., MH

6. Drs. H. Abdul Ghoni, SH. MH.

7. Dr. H. Hasbi hasan, MH.

8. Drs. Slamet Turhamun, MH

Ke daftar isi

Page 221: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

202

Redesign Drs. SAHERUDIN

9. Drs. H. Nurul Huda, SH. MH.

10. Drs. H. Kamaluddin, MH.

11. Arif Gunawansyah, SH. MH.

Dari pertemuan-pertemuan kecil tersebut, dihasilkan Draft Buku II Edisi

Revisi 2012-2013. Untuk menyempurnakan isi Draft Buku II Edisi Revisi 2012-

2013, telah disosialisasikan kepada para Ketua Pengadilan Tinggi Agama Se-

Indonesia/ Mahkamah Syar’iyah Aceh bulan Desember 2012 di Hotel

Mercure Ancol Jakarta dalam rangkaian kegiatan peringatan 130 tahu

Peradilan Agama. Masukan-masukan dari para Ketua Pengadilan Tinggi Agama

Se-Indonesia/ Mahkamah Syar’iyah Aceh , kemudian finalisasi perumusan oleh

Tim Lebih kecil yaitu :

1. Tanggal 1-3 Mei 2013 di Hotel Horison Bandung, yaitu diikuti oleh :

1.1. Prof. Dr. H. Abdul Manan, SH., S.IP., M.Hum

1.2. Drs. H. Zainuddin Fajari, SH., MH

1.3. H. Tukiran, SH. MH.

1.4. Drs. Slamet Turhamun, MH

1.5. Drs. H. Nurul Huda, SH. MH.

1.6. Drs. H. Kamaluddin, MH.

2. Tanggal 30 September s.d. 3 Oktober 2013 di Hotel Mirah Bogor yang diikuti

oleh :

2.1. Prof. Dr. H. Abdul Manan, SH., S.IP., M.Hum

2.2. Drs. H. Zainuddin Fajari, SH., MH

2.3. H. Tukiran, SH. MH.

2.4. Drs. Slamet Turhamun, MH

2.5. Drs. H. Nurul Huda, SH. MH.

2.6. Drs. H. Kamaluddin, MH.

Dari pembahasan-pembahasan tersebut di atas, lahirlah Buku II Edisi Revisi 2013

yang dalam waktu dekat akan dicetak oleh Ditjen Badilag MA-RI dan hasil

cetakannya akan didistribusikan kepada seluruh Ketua Pengadilan Tinggi

Agama dan Mahkamah Syar’iyah Aceh serta Ketua Pengadilan Agama/

mahkamah Syar’iyah untuk dipedomani dalam pelaksanaan tehnis dan

administrasi peradilan agama.

Demikian sekilas mengenai Revisi Buku II Pedoman Pelaksana Tugas dan

Administrasi Peradilan Agama. Semoga dengan selesainya Revisi Buku II tersebut

bermanfaat bagi seluruh aparat Peradilan Agama dalam upaya meningkatkan

kualitas pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan.

Jakarta, 21 Oktober 2013 Tim Revisi

Ke daftar isi

Page 222: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

203

Redesign Drs. SAHERUDIN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGN TERKAIT

Tentang Peradilan dalam perkara-perkara perdata dalam taraf

pertama termasuk kekuasaannya Pengadilan Negeri

REGLEMEN INDONESIA YANG DIPERBAHARUI (H I R/ R.I.B.)

Bab Pertama

Hal Melakukan Tugas Kepolisian

Pasal 1 s/d Pasal 37

Bab kedua

Tentang mencari kejahatan dan

pelanggaran

Pasal 38 s/d Pasal 83

Bab Ketujuh Tentang Pengadilan Distrik

(Pasal 84 s/d Pasal 99 ditiadakan oleh undang-undang darurat Nomor 1/1951).

Bab Kedelapan

Tentang Pengadilan Kabupaten

(Pasal 100 s/d Pasal 114 ditiadakan oleh undang-undang darurat Nomor

1/1951).

Bab Kesembilan

Perihal Mengadili Perkara Perdata Yang Harus Diperiksa Oleh Pengadilan

Negeri

Bagian Pertama

Tentang Pemeriksaan Perkara Di Dalam Persidangan

(Pasal 115 s/d pasal 117 ditiadakan oleh undang-undang darurat Nomor

1/1951).

Pasal 118

(1) Gugatan perdata, yang pada tingkat pertama masuk kekuasaan pengadilan

Negeri, harus dimasukkan dengan surat permintaan yang ditandatangani oleh

penggugat atau oleh wakilnya menurut pasa1123, kepada ketua pengadilan

negeri di daerah hukum siapa tergugat bertempat diam atau jika tidak

diketahui tempat diamnya, tempat tinggal sebetulnya.

(2) Jika tergugat lebih dari seorang, sedang mereka tidak tinggal di dalam itu

dimajukan kepada ketua pengadilan negeri di tempat tinggal salah

seorang dari tergugat itu. yang dipilih oleh penggugat. Jika tergugat-

tergugat satu sama lain dalam perhubungan sebagai perutang utama

Ke daftar isi

kembali

Page 223: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

204

Redesign Drs. SAHERUDIN

dan penanggung, maka penggugatan itu dimasukkan kepada ketua

pengadilan negeri di tempat orang yang berutang utama dari salah

seorang dari pada orang berutang utama itu, kecuali dalam hal yang

ditentukan pada ayat 2 dari pasal 6 dari reglemen tentang aturan

hakim dan mahkamah serta kebijaksanaan kehakiman (R.O.).

(3) Bilamana tempat diam dari tergugat tidak dikenal, lagi pula tempat

tinggal sebetulnya tidak diketahui, atau jika tergugat tidak dikenal, maka

surat gugatan itu dimasukkan kepada ketua pengadilan negeri di tempat

tinggal penggugat atau salah seorang dari pada penggugat, atau jika surat

gugat itu tentang barang gelap, maka surat gugat itu dimasukkan kepada

ketua pengadilan negeri di daerah hukum siapa terletak barang itu.

(4) Bila dengan surat syah dipilih dan ditentukan suatu tempat berkedudukan,

maka penggugat, jika ia suka, dapat memasukkan surat gugat itu kepada

ketua pengadilan negeri dalam daerah hukum siapa terletak tempat

kedudukan yang dipilih itu.

Pasal 119 Ketua pengadilan negeri berkuasa memberi nasihat dan pertolongan kepada

penggugat atau kepada wakilnya tentang hal memasukkan surat gugatnya.

Pasal 120

Bilamana penggugat buta huruf, maka surat gugatnya yang dapat

dimasukkannya dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri, yang

mencatat gugat itu atau menyuruh mencatatnya.

Pasal 120a

(Ditiadakan oleh undang-undang darurat No. 1/1951).

Pasal 121 (1) Sesudah surat gugat yang dimasukkan itu atau catatan yang diperbuat itu

dituliskan oleh panitera dalam daftar yang disediakan untuk itu, maka ketua

menentukan hari, dan jamnya perkara itu akan diperiksa d i muka

pengadilan negeri, dan ia memerintahkan memanggil kedua belah pihak

supaya hadir pada waktu itu. disertai oleh saksi-saksi yang dikehendakinya

untuk diperiksa, dan dengan membawa segala surat-surat keterangan yang

hendak dipergunakan.

Ke daftar isi

kembali

kembali

back

back

Page 224: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

205

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Ketika memanggil tergugat, maka beserta itu diserahkan juga sehelai

salinan surat gugat dengan memberitahukan bahwa ia, kalau mau, dapat

menjawab surat gugat itu dengan surat.

(3) Keterangan yang dimaksud dalam ayat pertama dari pasal ini dicatat

dalam daftar yang tersebut dalam ayat itu, demikian juga pada surat gugat

asli.

(4) Memasukkan ke dalam daftar seperti di dalam ayat pertama. tidak

dilakukan, kalau belum dibayar lebih dahulu kepada panitera sejumlah uang

yang akan diperhitungkan kelak yang banyaknya buat sementara ditaksir oleh

ketua pengadilan negeri menurut keadaan untuk bea kantor kepaniteraan

dan ongkos melakukan segala panggilan serta pemberitahuan yang

diwajibkan kepada kedua belah pihak dan harga meterai yang akan dipakai.

Pasal 122

Ketika menentukan hari persidangan, ketua menimbang jarak antara tempat

diam atau tempat tinggal kedua belah pihak dari tempat pengadilan negeri

bersidang dan kecuali dalam hal perlu benar perkara itu dengan segera

diperiksa, dan hal ini disebutkan dalam surat perintah, maka tempo antara

hari pemanggilan kedua belah pihak dari hari persidangan tidak boleh

kurang dari tiga hari kerja.

Pasal 123

(1) Bilamana dikehendaki, kedua belah pihak dapat dibantu atau diwakili oleh

kuasa, yang dikuasakannya untuk melakukan itu dengan surat kuasa

teristimewa, kecuali kalau yang memberi kuasa itu sendiri hadir. Penggugat

dapat juga memberi kuasa itu dalam surat permintaan yang

ditandatanganinya dan dimasukkan menurut ayat pertama pasal 118 atau

jika gugatan dilakukan dengan lisan menurut pasal 120. maka dalam hal

terakhir ini, yang demikian itu harus disebutkan dalam catatan yang dibuat

surat gugat ini.

(2) Pegawai yang karena peraturan umum, menjalankan perkara untuk

Indonesia sebagai wakil negeri, tidak perlu memakai surat kuasa yang

teristimewa yang sedemikian itu.

(3) Pengadilan Negeri berkuasa memberi perintah, supaya kedua belah

pihak, yang diwakili oleh kuasanya pada persidangan, datang menghadap

Ke daftar isi

Page 225: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

206

Redesign Drs. SAHERUDIN

sendiri. Kuasa itu tidak berlaku buat Presiden.

Pasal 124

Jika penggugat tidak datang menghadap pengadilan negeri pada hari yang

ditentukan itu, meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh

orang lain menghadap mewakilinya, maka surat gugatnya dianggap gugur dan

penggugat dihukum biaya perkara; akan tetapi penggugat berhak memasukkan

gugatannya sekali lagi, sesudah membayar lebih dahulu biaya perkara yang

tersebut tadi.

Pasal 125

(1) Jika tergugat tidak datang pada hari perkara itu akan diperiksa, atau

tidak pula menyuruh orang lain menghadap mewakilinya, meskipun ia

dipanggil dengan patut. maka gugatan itu diterima dengan tak hadir

(verstek), kecuali kalau nyata kepada pengadilan negeri, bahwa

pendakwaan itu melawan hak atau tidak beralasan.

(2) Akan tetapi jika tergugat, di dalam surat jawabannya yang tersebut pada pasal 121, mengemukakan perlawanan (exceptie) bahwa pengadilan negeri tidak berkuasa memeriksa perkaranya, maka meskipun ia sendiri atau wakilnya tidak hadir, ketua pengadilan Negeri wajib memberi keputusan tentang perlawanan itu. sesudah didengarnya penggugat dan hanya jika perlawanan itu tidak diterima, maka ketua pengadilan negeri memutuskan tentang perkara itu.

(3) Jika surat gugat diterima, maka alas perintah ketua diberitahukanlah keputusan pengadilan negeri kepada orang yang dikalahkan itu serta menerangkan pula kepadanya, bahwa ia berhak memajukan perlawanan (verzet) di dalam tempo dan dengan cara yang ditentukan pada pasal 129 tentang keputusan itu di muka pengadilan itu juga.

(4) Panitera mencatat di bawah surat putusan itu kepada siapakah dulunya diperintahkan menjalankan pekerjaan itu dan apakah yang diterangkan orang itu tentang hal itu, baik dengan surat maupun dengan lisan.

Pasal 126

Di dalam hal yang tersebut pada kedua pasal di atas tadi, Pengadilan

negeri dapat, sebelum menjatuhkan keputusan, memerintahkan supaya

pihak yang tidak datang dipanggil buat kedua kalinya, datang menghadap

pada hari persidangan lain, yang diberitahukan oleh ketua di dalam

persidangan kepada pihak yang datang, bagi siapa pemberitahuan itu berlaku

sebagai panggilan.

Pasal 127

Jika seorang atau lebih dari tergugat tidak datang atau tidak menyuruh

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

back

Page 226: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

207

Redesign Drs. SAHERUDIN

orang lain menghadap mewakilinya, maka pemeriksaan perkara itu diundurkan

sampai pada hari persidangan lain, yang paling dekat. Hal mengundurkan itu

diberitahukan pada waktu persidangan kepada pihak yang hadir, bagi mereka

pemberitahuan itu sama dengan panggilan, sedang tergugat yang tidak

datang, disuruh panggil oleh ketua sekali lagi menghadap hari persidangan

yang lain. Ketika itu perkara diperiksa, dan kemudian diputuskan bagi sekalian

pihak dalam satu keputusan, atas mana tidak diperkenankan perlawanan

(verzet).

Pasal 128

(1) Putusan yang dijatuhkan sedang pihak yang dilakukan tak hadir (verstek), tidak

dapat dijalankan sebelum lewat empat belas hari sesudah pemberitahuan,

yang dimaksud pada pasal 125.

(2) Jika sangat perlu, maka putusan itu dapat diperintahkan supaya dijalankan

sebelum lewat tempo itu, baik dalam putusan atau oleh ketua sesudah

dijatuhkan keputusan, atas permintaan penggugat baik dengan lisan

maupun dengan surat.

Pasal 129

(1) Tergugat, yang dihukum sedang ia tak hadir (verstek) dan tidak menerima

putusan itu, dapat memajukan perlawanan atas keputusan itu.

(2) Jika putusan itu diberitahukan kepada yang dikalahkan itu sendiri, maka

perlawanan itu dapat diterima dalam tempo empat belas hari sesudah

pemberitahuan itu. Jika putusan itu tidak diberitahukan kepada yang

dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan itu dapat diterima sampai hari

kedelapan sesudah peringatan yang tersebut pada pasal 196, atau dalam

hal tidak menghadap sesudah dipanggil dengan patut. sampai hari

kedelapan sesudah dijalankan keputusan surat perintah kedua, yang

tersebut pada pasal 197.

(3) Surat perlawanan itu dimasukkan dan diperiksa dengan cara yang biasa,

yang diatur untuk perkara perdata.

(4) Memajukan surat perlawanan kepada ketua pengadilan negeri menahan

pekerjaan, menjalankan keputusan, kecuali jika diperintahkan untuk

menjalankan keputusan walaupun ada perlawanan (verzet).

(5) Jika yang melawan (opposant), yang buat kedua kalinya dijatuhi putusan

sedang ia tak hadir, meminta perlawanan lagi, maka perlawanan itu tidak

dapat diterima.

Pasal 130

(1) Jika pada hari yang ditentukan itu, kedua belah pihak datang. maka pengadilan

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 227: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

208

Redesign Drs. SAHERUDIN

negeri dengan pertolongan ketua mencoba akan memperdamaikan mereka.

(2) Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai, maka pada waktu

bersidang, diperbuat sebuah surat (akte) tentang itu, dalam mana kedua

belah pihak dihukum akan menepati perjanjian yang diperbuat itu, surat mana

akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai putusan yang biasa.

(3) Keputusan yang sedemikian tidak diizinkan dibanding.

(4) Jika pada waktu mencoba akan memperdamaikan kedua belah pihak, perlu

dipakai seorang juru bahasa, maka peraturan pasal yang berikut dituruti

untuk itu.

Pasal 131

(1) Jika kedua belah pihak menghadap, akan tetapi tidak dapat diperdamaikan,

hal ini mesti disebutkan dalam pemberitaan pemeriksaan, maka surat yang

dimasukkan oleh pihak-pihak dibacakan, dan jika salah satu pihak tidak

paham bahasa yang dipakai dalam surat itu diterjemahkan oleh juru

bahasa yang ditunjuk oleh ketua dalam bahasa dan kedua belah pihak.

(2) Sesudah itu maka penggugat dan tergugat didengar kalau perlu dengan

memakai seorang jurubahasa.

(3) Juru bahasa itu, jika ia bukan juru bahasa pengadilan negeri yang sudah

disumpah. harus disumpahkan di hadapan ketua, bahwa ia akan

menterjemahkan dengan tulus dan ikhlas apa yang harus diterjemahkan

dari satu bahasa ke dalam bahasa yang lain.

(4) Ayat ketiga dari pasal 154 berlaku bagi juru bahasa.

Pasa1132

Ketua berhak, pada waktu memeriksa, memberi penerangan kepada kedua

belah pihak dan akan menunjukkan supaya hukum dan keterangan yang

mereka dapat dipergunakan jika ia menganggap perlu, supaya perkara berjalan

baik dan teratur.

Pasal 132a

(1) Tergugat berhak dalam tiap-tiap perkara memasukkan gugatan melawan

kecuali :

le. kalau penggugat memajukan gugatan karena suatu sifat. sedang

gugatan melawan itu akan mengenai dirinya sendiri dan sebaliknya;

2e. kalau pengadilan negeri yang memeriksa surat gugat penggugat tidak

berhak memeriksa gugatan melawan itu berhubung dengan pokok

perselisihan.

3e. dalam perkara perselisihan tentang menjalankan keputusan.

(2) Jikalau dalam pemeriksaan tingkat pertama tidak dimajukan gugat

Ke daftar isi

kembali

back

Page 228: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

209

Redesign Drs. SAHERUDIN

melawan, maka dalam bandingan tidak dapat memajukan gugatan itu.

Pasal 132b

(1) Tergugat wajib memajukan gugatan melawan bersama-sama dengan

jawabannya, baik dengan surat maupun dengan lisan.

(2) Buat gugatan melawan itu berlaku peraturan dari bagian ini.

(3) Kedua perkara itu diselesaikan sekaligus dan diputuskan dalam satu

keputusan, kecuali kalau sekiranya pengadilan negeri berpendapat, bahwa

perkara yang pertama dapat lebih dahulu diselesaikan daripada yang

kedua, dalam hal mana demikian dapat dilakukan, tetapi gugatan mula-

mula dan gugatan melawan yang belum diputuskan itu masih tetap

diperiksa oleh hakim itu juga, sampai dijatuhkan keputusan terakhir.

(4) Bandingan diperbolehkan, jika banyaknya uang dalam gugatan tingkat

pertama ditambah dengan uang dalam gugatan melawan lebih daripada

jumlah uang yang sebanyak-banyaknya yang dapat diputuskan oleh

pengadilan negeri sebagai hakim yang tertinggi.

(5) Bila kedua perkara itu dibagi-bagi dan keputusan dijatuhkan berasing-asing

maka haruslah dituruti aturan biasa tentang hak bandingan.

Pasal 133

Jika tergugat dipanggil menghadap pengadilan negeri sedang ia menurut aturan

pasal 118 tidak usah menghadap hakim maka ia dapat meminta pada hakim, jika

hal ini dimajukan sebelum sidang pertama, supaya hakim menyatakan bahwa ia

tidak berkuasa; surat gugat itu tidak akan diperhatikan lagi, jika tergugat telah

melahirkan sesuatu perlawanan lain.

Pasal 134

Jika perselisihan itu suatu perkara yang tidak masuk kekuasaan pengadilan

negeri. maka pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu, dapat

diminta supaya hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa dan hakim pun

wajib pula mengakuinya karena jabatannya.

Pasal 135

Jika tidak ada pernyataan tidak berkuasa, atau jika ada pernyataan yang

ditimbang tidak beralasan, maka pengadilan negeri, sesudah mendengar kedua

belah pihak, akan dengan segera memeriksa dengan saksama dan adil

kebenaran surat gugatan yang dilawan itu dan syah-nya pembelaan tentang itu.

Pasal 135a

(1) Jika gugatan itu mengenai perkara pengadilan yang sudah diputus oleh

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Page 229: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

210

Redesign Drs. SAHERUDIN

hakim desa. maka pengadilan-pengadilan negeri meminta diberitahukan

padanya tentang keputusan itu dan sebanyak-banyaknya tentang alasan-

alasannya.

(2) Jika gugatan itu perkara pengadilan yang belum diputus oleh hakim desa,

sedang pengadilan negeri berpendapat perlu keputusan yang sedemikian

itu, maka ketua memberitahukan hal itu pada penggugat sambil

menyerahkan selembar surat keterangan, dan pemeriksaan perkara itu

diundurkan sampai persidangan yang akan datang, yang akan ditentukan

oleh ketua, jika perlu oleh karena jabatannya.

(3) Jika hakim desa telah menjatuhkan keputusan, maka penggugat

memberitahukan isi keputusan itu pada pengadilan negeri, kalau dapat

dengan menunjukkan salinannya, jika ia menghendaki perkara itu dilanjutkan

sesudah itu maka pemeriksaan perkara itu dilanjutkan.

(4) Jika Hakim desa belum juga menjatuhkan keputusan, sesudah dua bulan

penggugat memajukan perkaranya kepadanya, maka alas permintaan

penggugat untuk itu, pemeriksaan perkara itu diulangi pengadilan negeri.

(5) Kalau penggugat tidak dapat dengan cukup menjelaskan alasan-alasan yang

dapat diterima menurut pendapat hakim yang menyebabkan hakim

desa tidak mau menjatuhkan keputusan, maka oleh karena jabatannya

hakim harus meyakinkan keadaan itu.

(6) Jika ternyata bahwa penggugat tidak memajukan perkara itu pada hakim desa,

maka gugatannya itu dipandang gugur.

Pasal 136

Perlawanan yang sekiranya hendak dikemukakan oleh tergugat (exceptie),

kecuali tentang hal hakim tidak berkuasa, tidak akan dikemukakan dan

ditimbang masing-masing. tetapi harus dibicarakan dan diputuskan bersama-

sarna dengan pokok perkara.

Pasal 137

Pihak-pihak dapat menuntut melihat surat-surat keterangan lawannya dan

sebaliknya, surat mana diserahkan kepada hakim buat keperluan itu.

Pasal 138

(1) Jika satu pihak membantah kebenaran surat keterangan yang

diserahkan oleh lawannya, maka pengadilan negeri dapat memeriksa hal

itu, sesudahnya ia akan memberi keputusan, apa surat yang dibantah itu

dipakai atau trdak dalam perkara itu.

(2) Jika ternyata buat keperluan pemeriksaan pemakaian surat yang

dipegang oleh penyimpan umum, maka pengadilan negeri

memerintahkan supaya surat itu diperlihatkan pada persidangan yang

Ke daftar isi

Page 230: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

211

Redesign Drs. SAHERUDIN

akan ditentukan untuk itu.

(3) Jika ada keberatan akan memperlihatkannya, baik karena perihal surat itu,

maupun karena jauhnya tempat tinggal penyimpan, maka pengadilan negeri

memerintahkan supaya pemeriksaan itu dijalankan di muka pengadilan

negeri pada tempat tinggal penyimpan itu, atau supaya surat itu dikirimkan

kepada ketua itu dalam tempo yang ditentukan dan menurut cara yang

akan ditentukannya. Pengadilan negeri yang tersebut terakhir membuat

surat pemberitaan dari pemeriksaannya itu dan mengirimkan surat itu

kepada pengadilan negeri yang tersebut lebih dahulu.

(4) Penyimpan, dengan tidak ada sebab yang syah, tidak memenuhi

perintah memperlihatkan atau mengirimkan surat itu, dapat dipaksa

dengan paksaan badan untuk memperlihatkan atau mengirimkan surat itu

atas perintah ketua pengadilan negeri yang berwajib memeriksa surat

itu, atas permintaan pihak yang berkepentingan itu.

(5) Jika surat itu tidak sebahagian dari sebuah daftar, maka penyimpan

memperbuat salinan surat itu sebelum diperlihatkan atau dikirimkan akan

jadi ganti surat asli selama surat itu belum diterima kembali. Di sebelah

bawah pada salinan surat itu dicatatnya apa sebabnya salinan itu diperbuat,

catatan mana diperbuatnya pada surat asli yang akan diberikan itu dan pada

salinan tersebut.

(6) Segala biaya dibayar oleh pihak yang memasukkan surat perlawanan itu

kepada penyimpan menurut taksiran ketua pengadilan negeri yang akan

memutuskan perkara itu.

(7) Jika pemeriksaan tentang kebenaran surat yang dimasukkan itu

menimbulkan sangkaan bahwa surat itu dipalsukan oleh orang yang masih

hidup, maka pengadilan negeri mengirim segala surat itu kepada pegawai

yang berkuasa untuk menuntut kejahatan itu.

(8) Perkara yang dimajukan pada pengadilan negeri dan belum diputus

itu. dipertangguhkan dahulu, sampai perkara pidana itu diputuskan.

Pasal 139

(1) Jika penggugat atau tergugat hendak meneguhkan kebenaran tuntutannya

dengan saksi-saksi, akan tetapi oleh sebab mereka tidak mau menghadap

atau oleh sebab hal lain tidak dapat dibawa menurut yang ditentukan

pada pasal 121, maka pengadilan negeri akan menentukan hari

persidangan kemudian, pada waktu mana akan diadakan pemeriksaan

serta memerintahkan supaya saksi-saksi yang tidak mau menghadap

persidangan dengan rela hati dipanggil oleh seorang penjabat yang berkuasa

menghadap pada sidang hari itu.

(2) Panggilan serupa itu dijalankan juga kepada saksi-saksi yang mesti

didengar oleh pengadilan negeri menurut perintah oleh karena jabatannya.

Ke daftar isi

Page 231: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

212

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 140

(1) Jika saksi yang dipanggil demikian itu tidak datang pada hari yang

ditentukan itu, maka dihukum oleh pengadilan negeri membayar segala

biaya yang dikeluarkan dengan sia-sia itu.

(2) la akan dipanggil sekali lagi atas ongkos sendiri.

Pasal 141

(1) Jika saksi yang dipanggil kedua kalinya itu tidak juga datang maka ia dapat

dihukum buat kedua kalinya membayar biaya yang dikeluarkan dengan sia-

sia itu. dan akan mengganti kerugian yang terjadi pada kedua belah

pihak oleh karena ke tidak datangnya itu.

(2) Kemudian ketua dapat memerintahkan, supaya saksi yang tidak datang

itu oleh pegawai umum dibawa menghadap pengadilan negeri

untuk memenuhi kewajibannya.

Pasal 142

Jika saksi yang tidak datang itu membuktikan, bahwa ia tidak dapat datang

memenuhi pengadilan karena sebab yang syah, maka setelah diberikan

keterangannya itu. ketua wajib menghapuskan hukuman yang dijatuhkan

padanya.

Pasal 143

(1) Tidak seorang pun yang dapat dipaksa datang menghadap pengadilan negeri

untuk memberi kesaksian di dalam perkara perdata, jika tempat diamnya

atau tempat tinggalnya di luar keresidenan, tempat kedudukan pengadilan

negeri itu.

(2) Jika saksi yang demikian itu dipanggil, tetapi tidak datang maka ia tidak

dapat dihukum karena itu, tetapi pemeriksaan diserahkan kepada

pengadilan negeri dalam daerah hukumnya saksi itu diam atau tinggal; dan

majelis itu wajib dengan segera mengirimkan surat pemberitaan

pemeriksaan itu.

(3) Perintah yang demikian dapat juga terus diberikan dengan tidak memanggil

saksi itu lebih dahulu.

(4) Surat pemberitaan pemeriksaan itu dibacakan dalam persidangan.

Pasal 144

(1) Saksi yang menghadap pada hari yang ditentukan itu dipanggil ke dalam

seorang demi seorang.

(2) Ketua menanya namanya, pekerjaannya, umurnya dan tempat diam atau

tinggalnya, lagi pula apakah mereka itu berkeluarga sedarah dengan

kedua belah pihak atau salah satu dari padanya, atau karena berkeluarga

semenda. dan jika ada, berapa pupu, dan apakah mereka makan gaji atau

jadi bujang pada salah satu pihak.

Ke daftar isi

Page 232: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

213

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 145

(1) Sebagai saksi tidak dapat didengar :

le. keluarga sedarah dan keluarga semenda dari salah satu pihak menurut

keturunan yang lulus.

2e. istri atau laki dari salah satu pihak, meskipun sudah ada perceraian;

3e. anak-anak yang tidak diketahui benar apa sudah cukup umurnya lima

belas tahun;

4e. orang gila, meskipun ia terkadang-kadang mempunyai ingatan terang.

(2) Akan tetapi kaum keluarga sedarah dan keluarga semenda tidak dapat

ditolak sebagai saksi dalam perkara perselisihan kedua belah pihak

tentang keadaan menurut hukum perdata atau tentang sesuatu perjanjian

pekerjaan.

(3) Hak mengundurkan diri memberi kesaksian dalam perkara yang tersebut

dalam ayat di atas ini tidak berlaku buat orang-orang yang disebutkan pada

pasal 146 kesatu dan kedua.

(4) Pengadilan negeri berkuasa memeriksa di luar sumpah anak-anak yang

tersebut di atas tadi atau orang gila yang terkadang-kadang mempunyai

ingatan terang, tetapi keterangan mereka hanya dapat dipandang semata-

mata sebagai penjelasan.

Pasal 146

(1) Untuk memberikan kesaksian dapat mengundurkan diri:

le. saudara laki dan saudara perempuan, dan ipar laki-laki dan

perempuan dari salah satu pihak.

2e keluarga sedarah menurut keturunan yang lurus dan saudara laki-laki

dan. perempuan dari laki atau isteri salah satu pihak.

3e semua orang yang karena kedudukan pekerjaan atau jabatannya yang

syah, diwajibkan menyimpan rahasia; tetapi semata-mata hanya

mengenai hal demikian yang dipercayakan padanya.

(2) Tentang benar tidaknya keterangan orang, yang diwajibkan menyimpan

rahasia itu terserah pada pertimbangan pengadilan negeri.

Pasal 147

Jika tidak diminta mengundurkan diri, atau jika penolakan ini dianggap tidak

beralasan buat memberikan kesaksiannya, maka sebelum saksi itu memberi

keterangannya, ia lebih dahulu disumpah menurut agamanya.

Pasal 148

Jika di luar hal tersebut pada pasal 146. seorang saksi menghadap di

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 233: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

214

Redesign Drs. SAHERUDIN

persidangan dan enggan disumpah, atau enggan memberi keterangannya,

maka atas permintaan pihak yang berkepentingan, ketua dapat memberi

perintah, supaya saksi itu disanderakan sampai saksi itu memenuhi

kewajibannya.

Pasal 149

(Ditiadakan oleh undang-undang darurat Nomor 1/1951).

Pasal 150

(1) Kedua belah pihak akan memajukan pertanyaan yang akan ditanyakan

kepada saksi.

(2) Jika di antara pertanyaan itu ada yang ditimbang pengadilan negeri tidak

mengenai perkara itu, maka pertanyaan itu tidak ditanyakan kepada saksi.

(3) Hakim dapat memajukan segala pertanyaan kepada saksi dengan maunya

sendiri yang ditimbangnya berguna untuk mendapat kebenaran.

Pasal 151

Ketentuan-ketentuan pada pasal 284 dan 285. tentang saksi-saksi dalam perkara

pidana, berlaku juga dalam hal ini.

Pasal 152

Keterangan saksi yang diperiksa dalam persidangan dituliskan dalam proses

perbal persidangan itu oleh panitera pengadilan negeri.

Pasal 153

(1) Jika ditimbang perlu atau ada faedahnya, maka Ketua boleh mengangkat

satu atau dua orang Komisaris dari pada dewan itu, yang dengan bantuan

panitera Pengadilan Negeri akan melihat keadaan tempat atau

menjalankan pemeriksaan di tempat itu, yang dapat menjadi keterangan

bagi hakim.

(2) Panitera Pengadilan hendaklah membuat proses perbal atau berita acara

tentang pekerjaan itu dan hasilnya yang perlu ditandatangani oleh

komisaris-komisaris dan panitera pengadilan itu.

Pasal 154

(1) Jika menurut pendapat ketua pengadilan negeri, perkara itu dapat

dijelaskan oleh pemeriksaan atau penetapan ahli-ahli, maka karena

jabatannya. atau atas permintaan pihak-pihak, ia dapat mengangkat ahli-

ahli tersebut.

(2) Dalam hal yang demikian, maka ditentukan hari persidangan pada waktu mana

Ke daftar isi

Page 234: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

215

Redesign Drs. SAHERUDIN

hal itu memberi laporannya baik dengan surat, maupun dengan lisan dan

menguatkan keterangan itu dengan sumpah.

(3) Sebagai ahli tidak dapat diangkat orang yang tidak dapat didengar sebagai

saksi.

(4) Ketua Pengadilan Negeri sekali-sekali tidak diwajibkan menuruti perasaan

orang ahli itu, jika berlawanan dengan keyakinannya.

Pasal 155

(1) Jika kebenaran gugatan atau kebenaran pembelaan atas itu tidak cukup

terang akan tetapi ada jugs kebenarannya, dan sekali -kali tidak ada

jalan lagi akan menguatkannya dengan upaya keterangan-keterangan

yang lain, maka ketua pengadilan negeri dapat karena jabatannya

menyuruh salah satu pihak bersumpah, baik oleh karena itu untuk

memutuskan perkara itu atau untuk menentukan jumlah uang yang akan

diperkenankan.

(2) Dalam hal yang terakhir itu ketua pengadilan negeri menentukan jumlah uang

hingga jumlah mana penggugat dapat dipercaya atas sumpahnya.

Pasal 156

(1) Bahkan jika sekalipun tidak ada keterangan untuk memperkuat gugatan

atau lawanan atas gugatan, satu pihak meminta supaya pihak lain disumpah

di hadapan hakim, agar membuat keputusan bergantung dari pada itu, asal

saja sumpah itu tentang satu perbuatan yang dilakukan oleh orang itu,

dari pada sumpahnyalah keputusan itu akan bergantung.

(2) Jika perbuatan itu, satu perbuatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak,

maka ia yang tidak mau bersumpah itu, dapat menolak sumpah itu kepada

lawannya.

(3) Barang siapa disuruh bersumpah, tetapi ia enggan bersumpah atau

menolak sumpah itu kepada lawannya, ataupun barang siapa menyuruh

bersumpah, tetapi sumpah itu ditolak kepadanya dan ia enggan bersumpah,

maka ia akan dikalahkan.

Pasal 157

Sumpah itu, baik yang diperintahkan oleh hakim, maupun yang diminta atau

ditolak oleh satu pihak lain, dengan sendiri harus diangkatnya kecuali kalau

ketua pengadilan negeri memberi izin kepada satu pihak, karena sebab yang

penting, akan menyuruh bersumpah seorang wakil istimewa yang dikuasakan

untuk mengangkat sumpah itu, kuasa yang mana hanya dapat diberi dengan

surat yang syah, di mana dengan saksama dan cukup disebutkan sumpah yang

akan diangkat itu.

Ke daftar isi

kembali

kembali

sum

pah

Page 235: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

216

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 158

(1) Hal mengangkat sumpah itu selalu dilakukan dalam sidang pengadilan

negeri, kecuali jika hal itu tidak dapat dilangsungkan karena ada halangan yang

syah; dalam hal yang demikian ketua pengadilan negeri boleh memberi

kuasa kepada salah seorang anggota, supaya dengan bantuan panitera

pengadilan, yang akan membuat proses perbal tentang hal itu, disumpahnya

pihak yang berhalangan itu di rumahnya.

(2) Sumpah itu hanya boleh diambil di hadapan pihak yang lain, atau sesudah

pihak itu dipanggil dengan patut.

Pasal 159

(1) Jika suatu perkara tidak dapat diselesaikan pada hari persidangan pertama,

yang ditetapkan untuk memeriksanya, maka pemeriksaan perkara itu

diundurkan untuk melanjutkan sampai hari persidangan lain, yang

sedapat-dapatnya tidak berapa lama kemudian, dan demikian juga

seterusnya.

(2) Hal pengunduran itu harus diterangkan dalam persidangan di hadapan

kedua belah pihak, bagi siapa keputusan itu berlaku sebagai panggilan.

(3) Jika salah satu pihak dari yang, menghadap pada hari persidangan pertama,

tidak menghadap di persidangan kemudian, waktu diperintahkan

pertangguhan yang baru, maka ketua pengadilan negeri wajib menyuruh

memberitahukan kepada pihak itu bila persidangan itu akan dilanjutkan.

(4) Tidak dapat diberi pertangguhan alas permintaan kedua belah pihak, lagi

pula tidak dapat diperintahkan oleh pengadilan negeri karena jabatannya, jika

tidak perlu benar.

Pasal 160

(1) Jika pada waktu acara ada suatu perbuatan yang harus dilakukan, sedang

biaya perkara menurut pasal 182 akan dapat dipikulkan kepada orang

yang dikalahkan maka ketua dapat memerintahkan supaya salah satu pihak

lebih dahulu membayar biaya itu di kantor kepaniteraan dengan tidak

mengurangkan hak dari yang lain, akan membayar lebih dahulu uang itu

atas maunya sendiri.

(2) Jika kedua belah pihak enggan membayar lebih dahulu biaya perkara dan

nasihat oleh ketua untuk membayar biaya itu percuma saja, perbuatan yang

diperintahkan itu tidak dilakukan, kecuali jika diwajibkan oleh peraturan

undang-undang dan pemeriksaan perkara diteruskan kalau perlu pada

persidangan lain yang akan ditetapkan oleh ketua, yang diberitahukan

kepada kedua belah pihak.

Pasal 161

(1) Kalau perkara itu sebanyak mungkin sudah diselesaikan baik

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Page 236: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

217

Redesign Drs. SAHERUDIN

pada waktu persidangan pertama juga, maupun dalam persidangan

kemudian, maka sesudah disuruh keluar kedua belah pihak, saksi dan

segala orang yang datang mendengar, ketua pengadilan negeri akan

meminta pendapat penasehat, yang menghadiri pemeriksaan perkara itu

pada waktu persidangan menurut pasal 7 Reglemen tentang aturan hakim

dan mahkamah serta kebijaksanaan kehakiman di Indonesian

(Staatsblad 1914: 317).

(2) Kemudian diadakan permusyawaratan dan putusan diperbuat menurut

ketentuan pada pasal 39 dan 40 Reglemen tentang aturan hakim dan

mahkamah serta kebijaksanaan kehakimandi Indonesia (R.0).

Bagian Kedua

Tentang Bukti

Pasal 162

Tentang bukti dan tentang menerima atau menolak alat-atat bukti dalam perkara

perdata, ketua pengadilan negeri wajib mengingat aturan utama yang disebut di

bawah ini.

Pasal 163

Barang siapa, yang mengatakan ia mempunyai hak, atau ia menyebutkan suatu

perbuatan untuk menguatkan haknya itu, atau untuk membantah hak orang

lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian

itu.

Pasal 164

Maka yang disebut alat-alat bukti, yaitu:

- bukti dengan surat

- bukti dengan saksi

- persangkaan-persangkaan

- pengakuan, dan

- sumpah

di dalam segala hal dengan memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan

dalam pasalpasal yang berikut.

Pasal 165

Surat (Akta) yang syah, ialah suatu surat yang diperbuat demikian oleh atau di

hadapan pegawai umum yang berkuasa untuk membuatnya menjadi bukti yang

cukup bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya dan sekalian orang yang

mendapat hak daripadanya tentang segala hal yang disebut di dalam surat itu

dan juga tentang yang ada dalam surat itu sebagai pemberitahuan saja, dalam

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Li’an

Page 237: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

218

Redesign Drs. SAHERUDIN

hal terakhir ini hanya jika yang diberitahukan itu berhubungan langsung dengan

perihal pada surat (akta) itu.

Pasal 166

Dicabut menurut Staatblad 1927 Nomor 146.

Pasal 167

Hakim dapat memberikan kekuatan bukti yang demikian syah pada

pembukuan seseorang, buat keuntungan orang itu, sebagaimana patut menurut

pikirannya, sehingga dapat dihargakan dalam tiap-tiap hal yang istimewa.

Pasal 168

(Ditiadakan oleh undang-undang darurat No.1/1951).

Pasal 169

Keterangan dari seorang saksi saja, dengan tidak ada suatu alat bukti yang lain,

di dalam hukum tidak dapat dipercaya.

Pasal 170

Jika kesaksian yang berasing-asing dan yang tersendiri dari beberapa orang,

tentang beberapa kejadian dapat menguatkan satu perkara yang tertentu oleh

karena kesaksian itu bersetuju dan berhubung-hubungan, maka diserahkan pada

pertimbangan hakim buat menghargai kesaksian yang berasing-asing itu

sedemikian kuat, sehingga menurut keadaan.

Pasal 171

(1) Tiap-tiap kesaksian harus berisi segala sebab pengetahuan.

(2) Pendapat-pendapat atau persangkaan yang istimewa, yang disusun

dengan kata akal, bukan kesaksian.

Pasal 172

Dalam hal menimbang harga kesaksian hakim harus menumpahkan perhatian

sepenuhnya tentang permufakatan dari saksi-saksi: cocoknya kesaksian-

kesaksian dengan yang diketahui dari tempat lain tentang perkara yang

diperselisihkan; tentang sebab-sebab, yang mungkin ada pada saksi itu untuk

menerangkan duduk perkara dengan cara begini atau begitu; tentang peri

kelakuan adat dan kedudukan saksi, dan pada umumnya segala hal yang dapat

menyebabkan saksi itu dapat dipercaya benar atau tidak.

Pasal 173

Persangkaan saja yang tidak berdasarkan suatu peraturan undang-undang yang

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Page 238: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

219

Redesign Drs. SAHERUDIN

tertentu, hanya harus diperhatikan oleh Hakim waktu menjatuhkan keputusan jika

persangkaan itu penting, saksama, tertentu dan satu sama lain bersetujuan.

Pasal 174

Pengakuan yang diucapkan di hadapan Hakim, cukup menjadi bukti untuk

memberatkan orang yang mengaku itu, baik yang diucapkannya sendiri,

maupun dengan pertolongan orang lain, yang istimewa dikuasakan untuk itu.

Pasal 175

Diserahkan kepada timbangan dan hati-hatinya Hakim untuk menentukan harga

suatu pengakuan dengan lisan, yang diperbuat di luar hukum.

Pasal 176

Tiap-tiap pengakuan harus diterima segenapnya, dan hakim tidak bebas akan

menerima sebagian dan menolak sebagian lagi, sehingga merugikan orang

yang mengaku itu, kecuali orang yang berutang itu dengan maksud akan

melepaskan dirinya. menyebutkan perkara yang terbukti yang kenyataan dusta.

Pasal 177

Kepada seorang, yang dalam satu perkara telah mengangkat sumpah

yang ditanggungkan atau ditolak kepadanya oleh lawannya atau yang disuruh

sumpah oleh hakim tidak dapat diminta bukti yang lain untuk

menguatkan kebenaran yang disumpahkannya itu.

Bagian Ketiga

Tentang Musyawarat Dan Keputusan

Pasal 178

(1) Hakim karena jabatannya waktu bermusyawarat wajib mencukupkan segala

alasan hukum, yang tidak dikemukakan oleh kedua belah pihak.

(2) Hakim wajib mengadili alas segala bahagian gugatan.

(3) la tidak diizinkan menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak digugat,

atau memberikan lebih dari pada yang digugat.

Pasal 179

(1) Sesudah keputusan diperbuat dengan mengingat aturan-aturan di atas ini,

maka kedua belah pihak dipanggil masuk kembali dan keputusan

diumumkan oleh ketua.

(2) Jika kedua pihak atau salah satu dari mereka tidak hadir pada waktu

keputusan itu diumumkan, maka isi keputusan itu atas perintah ketua

diberitahukan kepadanya oleh seorang pegawai yang diwajibkan untuk itu.

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 239: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

220

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Ayat penghabisan dari pasal 125 berlaku dalam hal ini.

Pasal 180

(1) Ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan supaya keputusan itu

dijalankan dahulu biarpun ada perlawanan atau bandingan, jika ada surat

yang syah, suatu surat tulisan yang menurut aturan yang berlaku dapat

diterima sebagai bukti atau jika ada hukuman lebih dahulu dengan keputusan

yang sudah mendapat kekuasaan pasti, demikian juga jika dikabulkan

tuntutan dahulu, lagi pula di dalam perselisihan tentang hak kepunyaan.

(2) Akan tetapi hal menjalankan dahulu, keputusan ini sekali -kali tidak

dapat menyebabkan orang disanderakan.

Pasal 181

(1) Barang siapa, yang dikalahkan dengan keputusan akan dihukum membayar

biaya perkara. Akan tetapi semua atau sebagian biaya perkara itu dapat

diperhitungkan antara: laki isteri, keluarga sedarah dalam turunan yang

lurus, saudara laki-laki dan saudara perempuan atau keluarga semenda, lagi

pula jika dua belah pihak masing masing dikalahkan dalam beberapa hal;

(2) Pada keputusan sementara dan keputusan yang lain yang lebih dahulu

dari keputusan penghabisan maka dapatlah keputusan tentang

biaya perkara ditangguhkan sampai pada waktu dijatuhkan keputusan

terakhir.

(3) Biaya perkara yang diputuskan dengan keputusan sedang yang dikalahkan

tak hadir, harus dibayar oleh orang yang dikalahkan, meskipun ia akan

menang perkara sesudah dimajukan perlawanan atau bandingan, kecuali

pada waktu pemeriksaan perlawanannya atau bandingannya, bahwa ia tidak

dipanggil dengan patut.

Pasal 182

(1) Hukuman membayar biaya itu dapat meliputi tidak lebih dari:

1o biaya kantor panitera dan biaya meterai, yang perlu dipakai dalam perkara

itu;

2o biaya saksi, orang ahli dan juru bahasa terhitung juga biaya sumpah

mereka itu, dengan pengertian bahwa pihak yang meminta supaya

diperiksa lebih dari lima orang saksi tentang satu kejadian itu, tidak dapat

memperhitungkan bayaran kesaksian yang lebih itu kepada lawannya;

3o biaya pemeriksaan setempat dan perbuatan hakim dan lain-lain;

4o gaji pegawai yang disuruh melakukan panggilan, pemberitahuan dan

segala suratjurusita yang lain;

5o biaya yang tersebut pada pasal 138, ayat keenam;

6o gaji yang harus dibayar kepada panitera atau pegawai lain karena

Ke daftar isi

kembali

Page 240: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

221

Redesign Drs. SAHERUDIN

menjalankan keputusan;

(2) semuanya itu menurut undang-undang dan daftar harga yang telah ada atau

yang akan ditetapkan kemudian oleh Menteri Kehakiman dan jika itu tidak

ada menurut taksiran ketua.

Pasal 183

(1) Banyaknya biaya perkara, yang dijatuhkan pada salah satu pihak harus

disebutkan dalam keputusan.

(2) Aturan itu berlaku juga tentang jumlah biaya, kerugian dan bunga uang.

yang dijatuhkan pada satu pihak untuk dibayar kepada pihak yang lain.

Pasal 184

(1) Keputusan harus berisi keterangan ringkas, tetapi yang jelas gugatan dan

jawaban, serta dasar alasan-alasan keputusan itu: begitu juga keterangan,

yang dimaksud pada ayat keempat pasal 7. Reglemen tentang Aturan Hakim

dan Mahkamah serta Kebijaksanaan Kehakiman di Indonesia dan akhirnya

keputusan pengadilan, negeri tentang pokok perkara dan tentang banyaknya

biaya, lagi pula pemberitahuan tentang hadir tidaknya kedua belah pihak pada

waktu mengumumkan keputusan itu.

(2) Di dalam keputusan-keputusan yang berdasarkan pada aturan undang-

undang yang pasti, maka aturan itu harus disebutkan.

(3) Keputusan-keputusan itu ditandatangani oleh ketua dan panitera.

Pasal 185

(1) Keputusan yang bukan keputusan terakhir, sungguhpun harus diucapkan

dalam persidangan juga, tidak diperbuat masing-masing sendiri, tetapi

hanya dilakukan dalam surat pemberitaan persidangan.

(2) Kedua belah pihak dapat meminta supaya diberikan kepada masing-masing

salinan yang sah dari peringatan yang demikian dengan membayarnya

sendiri.

Pasal 186

(1) Panitera membuat berita acara dari tiap-tiap satu perkara di dalam berita

acara itu disebut juga selain dari yang terjadi dalam persidangan, nasehat

yang tersebut pada ayat ketiga pasal 7 Reglemen tentang Aturan

Hakim dan Mahkamah serta Kebijaksanaan Kehakiman di Indonesia.

(2) Berita acara ini ditandatangani oleh hakim dan panitera.

Pasal 187

(1) Jika ketua tidak dapat menandatangani keputusan atau berita acara

persidangan, maka hal itu dilakukan oleh anggota yang turut dalam

Ke daftar isi

kembali

Page 241: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

222

Redesign Drs. SAHERUDIN

pemeriksaan perkara itu, yang tingkat jabatannya langsung di bawah

ketua.

(2) Jika panitera tidak dapat menandatangani keputusan hukuman atau

berita acara persidangan maka hal itu harus di jelaskan dalam keputusan

atau berita acara.

Bagian Keempat

Tentang Membanding Keputusan (Apel)

Pasal 188 s/d pasal 194. (Ditiadakan oleh undang-undang darurat No. 1/1951).

Bagian Kelima

Tentang Menjalankan Keputusan

Pasal 195

(1) Hal menjalankan keputusan pengadilan negeri, dalam perkara yang pada

tingkat pertama diperiksa oleh pengadilan negeri, adalah atas perintah dan

dengan pimpinan ketua pengadilan negeri yang pada tingkat pertama

memeriksa perkara itu, menurut cara yang diatur dalam pasal-pasal berikut

ini.

(2) Jika hal itu harus dilakukan sekaligus atau sebagian, di luar daerah hukum

pengadilan negeri yang tersebut di atas, maka ketuanya meminta bantuan

ketua pengadilan yang berhak, dengan surat demikian juga halnya di luar

Jawa-Madura.

(3) Ketua pengadilan negeri yang bantuannya diminta, berlaku sebagai

ditentukan pada ayat di atas ini juga, jika nyata padanya, bahwa hal

menjalankan keputusan itu harus terjadi sekaligus atau sebagian di luar

daerah hukumnya pula.

(4) Bagi ketua pengadilan negeri yang diminta bantuannya oleh rekannya dari

luar Jawa dan Madura, berlaku peraturan dalam bahagian ini, tentang

segala perbuatan yang akan dilakukan disebabkan perintah ini.

(5) Ketua yang diminta bantuannya itu, memberitahukan dalam dua kali dua

puluh empat jam, segala daya upaya yang telah diperintahkan dan

kemudian tentang kesudahannya kepada ketua pengadilan negeri

yang pada tingkat pertama, memeriksa perkara itu.

(6) Perlawanan terhadap keputusan, juga dari orang lain yang menyatakan

bahwa barang yang disita miliknya, dihadapkan serta diadili seperti segala

perselisihan tentang upaya paksa yang diperintahkan oleh pengadilan negeri,

yang dalam daerah hukumnya terjadi penjalanan keputusan itu.

(7) Dari perselisihan yang timbul dari keputusan tentang perselisihan itu ketua

pengadilan negeri memberitahukan dengan surat tiap-tiap kali dalam tempo

dua kali dua puluh empat jam kepada ketua pengadilan negeri, yang pada

tingkat pertama memeriksa perkara itu.

Ke daftar isi

back

back

back

back

Page 242: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

223

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 196

Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi isi keputusan itu

dengan damai, maka pihak yang menang memasukkan permintaan, baik

dengan lisan, maupun dengan surat, kepada ketua, pengadilan negeri yang

tersebut pada ayat pertama pasal 195, buat menjalankan keputusan itu Ketua

menyuruh memanggil pihak yang dikalahkan itu serta memperingatkan,

supaya ia memenuhi keputusan itu di dalam tempo yang ditentukan oleh

ketua, yang selama-lamanya delapan hari.

Pasal 197

(1) Jika sudah lewat tempo yang ditentukan itu, dan yang dikalahkan

belum juga memenuhi keputusan itu, atau ia jika dipanggil dengan

patut, tidak datang menghadap, maka ketua oleh karena jabatannya

memberi perintah dengan surat, supaya disita sekalian banyak barang-

barang yang tidak tetap dan jika tidak ada. atau ternyata tidak cukup sekian

banyak barang tetap kepunyaan orang yang dikalahkan itu sampai dirasa

cukup akan pengganti jumlah uang yang tersebut di dalam keputusan

itu dan ditambah pula dengan semua biaya untuk menjalankan keputusan

itu.

(2) Penyitaan dijalankan oleh panitera pengadilan negeri.

(3) Apabila panitera berhalangan karena pekerjaan jabatannya atau oleh

sebab yang lain, maka ia digantikan oleh seorang yang cakap atau yang

dapat dipercaya, yang untuk itu ditunjukkan oleh ketua atau atas permohonan

panitera oleh Kepala Daerah, dalam hal penunjukkan yang menurut tersebut

tadi, ketua berkuasa pula, menurut keadaan bilamana perlu ditimbangnya

untuk menghemat biaya berhubung dengan jauhnya tempat penyitaan itu

harus dilakukan.

(4) Penunjukkan orang itu dilakukan dengan menyebutkannya saja atau

dengan mencatatnya pada surat perintah yang tersebut pada ayat pertama

pasal ini.

(5) Panitera itu atau orang yang ditunjukkan sebagai penggantinya membuat

berita acara tentang pekerjaannya, dan kepada orang yang disita

barangnya itu diberitahukan maksudnya, kalau ia ada hadir.

(6) Di waktu melakukan penyitaan itu ia dibantu oleh dua orang saksi, yang

namanya, pekerjaannya dan tempat diamnya disebutkan dalam pemberitaan

acara, dan mereka turut menandatangani surat asli pemberitaan acara itu

dan salinannya.

(7) Saksi itu haruslah penduduk Indonesia telah cukup umurnya 21 tahun dan

terkenal sebagai orang yang dapat dipercaya pada yang melakukan

penyitaan itu.

(8) Penyitaan barang yang tidak tetap kepunyaan orang yang berutang.

termasuk juga dalam bilangan itu uang tunai dan surat-surat yang

Ke daftar isi

kembali

kembali

back

Page 243: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

224

Redesign Drs. SAHERUDIN

berharga uang dapat juga dilakukan atas barang berwujud, yang ada

ditangan orang lain, akan tetapi tidak dapat dijalankan atas hewan dan

perkakas yang sungguh-sungguh dipergunakan menjalankan pencaharian

orang yang terhukum itu.

(9) Panitera atau orang yang ditunjuk menggantinya, menurut keadaan,

dapat meninggalkan barang-barang yang tidak tetap atau sebagian

dari itu dalam persimpanan orang yang barangnya disita itu, atau

menyuruh membawa sebagian dari barang itu ke satu tempat persimpanan

yang patut.

Dalam hal pertama, maka ia memberitahukan kepada polisi desa atau

polisi kampung, dan polisi itu harus menjaga, supaya jangan ada dari

barang itu dilarikan. Opstal Indonesia tidak dapat dibawa ke tempat lain.

Pasal 198

(1)Jika disita barang yang tetap, maka surat pemberitaan acara

penyitaan itu diumumkan, walaupun barang tetap itu sudah atau

belum dibukukan menurut ordonansi tentang membukukan hypotheek atas

barang itu di Indonesia (Staatsblad 1834 No. 27) dengan menyalin

pemberitaan acara itu di dalam daftar yang tersebut pada pasal 50 dari

aturan tentang menjalankan undang-undang baharu (Staatsblad 1848 No.

10); dan jika tidak dibukukan menurut ordonansi yang tersebut di atas ini,

dengan menyalin pemberitaan acara itu dalam daftar yang disediakan untuk

maksud itu dengan menyebut jam, hari, bulan dan tahun itu harus disebut

oleh panitera pada surat asli yang diberikan kepadanya.

(2) Lain dari itu orang yang disuruh menyita barang itu, memberi perintah kepada

kepala desa supaya hal penyitaan barang itu diumumkan di tempat itu

menurut cara yang dibiasakan, sehingga diketahui seluas-luasnya oleh ketua.

Pasal 199

(1) Terhitung mulai dari hari pemberitaan acara penyitaan barang itu

diumumkan pihak yang disita barangnya, itu tidak dapat lagi

memindahkan kepada orang lain, memberatkan atau mempersewakan

barang-barang tetap yang disita itu.

(2) Perjanjian yang bertentangan dengan larangan ini, tidak dapat dipakai akan

melawan yang menjalankan penyitaan itu.

Pasal 200

(1) Penjualan barang yang disita dilakukan dengan perantaraan kantor lelang,

atau menurut keadaan, menurut pertimbangan ketua, oleh orang yang

melakukan penyitaan itu atau orang lain yang cakap dan dapat dipercaya,

yang ditunjuk oleh ketua, yang tinggal di tempat penjualan itu dilakukan atau

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

back

Page 244: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

225

Redesign Drs. SAHERUDIN

di dekat tempat itu.

(2) Akan tetapi jika penjualan, yang dimaksud dalam ayat pertama, harus dilakukan

untuk menjalankan suatu keputusan berguna untuk membayar suatu jumlah,

yang lebih dari tiga ratus rupiah, biaya perkara tidak dihitung, atau jika menurut

timbangan ketua ada persangkaan, bahwa barang yang disita itu dikuatirkan

tidak akan menghasilkan lebih dari tiga ratus rupiah, maka penjualan itu

sekali-kali tidak dapat dilakukan dengan perantaraan kantor lelang.

(3) Penjualan dalam hal ini akan dilakukan oleh orang yang menjalankan

penyitaan itu. atau oleh orang lain yang cakap dan dapat dipercaya, seperti

dimaksud pada ayat pertama. Orang yang diperintahkan menjual itu

memberi pertelaan dengan surat kepada ketua tentang kesudahan

penjualan itu.

(4) Yang terhukum berkuasa akan menunjukkan tertib barang, sitaan yang akan

dijual itu.

(5) Setelah hasil penjualan barang itu sama dengan jumlah yang tersebut

dalam keputusan yang dilakukan ditambah dengan biaya untuk menjalankan

keputusan itu. maka penjualan itu dihentikan dan barang-barang yang

selebihnya, pada saat itu juga dikembalikan kepada yang terhukum.

(6) Penjualan barang-barang yang tidak tetap, dilakukan diumumkan pada

waktunya menurut kebiasaan setempat; penjualan tidak dapat dilakukan

sebelum lewat hari kedelapan setelah barang-barang itu disita.

(7) Jika bersama-sama dengan barang yang tidak tetap barang yang tetap

disita dan dari barang-barang yang tidak tetap itu tidak ada yang akan lekas

jadi busuk, maka penjualan itu dengan memperhatikan tertib yang diberikan

dilakukan serentak pada satu waktu; akan tetapi hanya sesudah diumumkan

dua kali yang berselang 15 hari:

(8) Jika penyitaan itu dilakukan semata-mata alas barang-barang yang tetap,

maka syarat-syarat yang tersebutpada ayat di atas ini, dipakai lagi

penjualan itu.

(9) Penjualan barang tetap yang kenyataan berharga lebih dari seribu rupiah,

harus diumumkan suatu kali, selambat-lambatnya empat belas hari sebelum

hari penjualan, di dalam suatu surat kabar harian yang terbit di tempat barang

itu akan dijual, dan jika tidak ada surat kabar harian seperti itu maka

diumumkan dalam surat kabar harian di satu tempat yang terdekat.

(10) Hak orang yang barangnya dijual, alas barang tetap yang dijual itu

berpindah kepada pembeli, karena pemberian hak padanya setelah ia

memenuhi syarat-syarat pembelian. Setelah syarat-syarat itu dipenuhi

maka kepadanya diberikan surat keterangan oleh kantor 'clang, atau oleh

orang yang diserahi penjualan yang bersangkutan.

(11) Jika orang yang barangnya dijual itu, enggan meninggalkan barang

yang tetap itu, maka ketua pengadilan negeri membuat satu surat perintah

kepada orang yang berkuasa menjalankan surat jurusita, supaya dengan

Ke daftar isi

back

back

Page 245: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

226

Redesign Drs. SAHERUDIN

bantuan panitera pengadilan negeri, jika perlu dengan pertolongan polisi,

barang yang tetap itu ditinggalkan dan dikosongkan oleh orang, yang dijual

barangnya itu, serta oleh kaum keluarganya.

Pasal 201

Jika pada suatu waktu dimajukan lagi permintaan atau lebih untuk menjalankan

keputusan yang dijatuhkan kepada seorang yang berhutang itu juga, maka

dengan satu pemberitaan disitalah sekian banyak barang-barang, sehingga

kiranya cukup untuk jumlah uang dari keputusan itu bersama-sama dan

ditambah pula dengan biaya menjalankan keputusan itu.

Pasal 202

Jika dimasukkan lagi permintaan untuk menjalankan keputusan-keputusan

yang dijatuhkan terhadap yang berhutang itu juga, lain dari pada yang

dimaksud pada pasal 195 ayat pertama, oleh hakim dapat pula di kirimkan

kepada ketua yang menyuruh penyitaan itu, supaya dijalankannya.

Ketentuan- ketentuan dari pasal 202 berlaku bagi permintaan itu.

Pasal 203

Dalam tempo yang tersebut dalam pasal di mulai itu, maka keputusan hukuman

yang dijatuhkan kepada seorang yang berhutang itu juga, lain dari pada yang

tersebut dalam pasal 195 ayat pertama, oleh hakim boleh juga dikirimkan

kepada ketua yang telah memberl perintah pensitaan barang itu, supaya

dijalankannya. Aturan yang ditentukan dalam pasal 202 juga berlaku bagi

permintaan itu.

Pasal 204

(1) Dalam hal yang tersebut pada ketiga pasal ini, ketika menentukan cara

membagi hasil penjualan itu di antara penagih hutang, sesudah didengarnya

atau dipanggilnya dengan patut orang yang berhutang dan penagih hutang

yang meminta supaya dijalankan keputusan itu.

(2) Penagih hutang, yang datang menurut pengadilan yang tersebut pada

ayat di atas ini, dapat meminta bandingan pada pengadilan tinggi tentang

pembagian itu bagi permintaan bandingan itu berlaku pasal 188 sampai

pasal 194.

Pasal 205

Demi keputusan ketua pengadilan negeri tentang pembahagian itu telah

dipastikan, maka ketua mengirimkan suatu daftar pembagian kepada juru lelang

Ke daftar isi

Page 246: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

227

Redesign Drs. SAHERUDIN

atau kepada orang yang diperintahkan melelangkan itu, untuk dipakainya

menjadi dasar pada pembagian uang penghasilan lelang itu.

Pasal 206 s/d pasal 208

(Ditiadakan oleh undang-undang darurat No. 1/1951).

Pasal 209 s/d 224 (mengatur tentang penyanderaan, dihapuskan dengan SE MA

No. 2 Th. 1964)

Bagian Keenam

Tentang Beberapa Hal Mengadili Perkara Yang Istimewa

Pasal 225

(1) Jika seorang yang dihukum untuk melakukan suatu perbuatan, tidak

melakukannya di dalam waktu yang ditentukan hakim, maka pihak yang

menang dalam keputusan dapat memohonkan kepada pengadilan negeri

dengan perantaraan ketua, baik dengan surat, maupun dengan lisan,

supaya kepentingan yang akan didapatnya, jika putusan itu dipenuhi, dinilai

dengan uang tunai, jumlah mana harus diberitahukan dengan tentu jika

permintaan itu dilakukan dengan lisan, harus dicatat.

(2) Karena mengemukakan perkara dalam persidangan pengadilan negeri yang

menolak perkara itu menurut pendapatnya dan menurut keadaannya, atau

menilai permohonan yang telah diperintahkan tetapi belum dijalankan,

atau yang menilai di bawah permohonan yang dikehendaki pemohon dan

dalam hal ini yang berhutang dihukum membayarnya.

Pasal 226

(1) Orang yang empunya barang yang tidak tetap, dapat meminta dengan

surat atau dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri, yang di dalam

daerah hukumnya tempat tinggal orang yang memegang barang itu,

supaya barang itu disita.

(2) Barang yang hendak disita itu harus dinyatakan dengan saksama dalam

permintaan itu.

(3) Jika permintaan itu dikabulkan, maka penyitaan dijalankannya menurut surat

perintah ketua. Tentang orang yang harus menjalankan penyitaan itu dan

tentang syarat-syarat yang harus dituruti, maka Pasal 197 berlaku juga.

(4) Tentang penyitaan yang dijalankan itu diberitahukan dengan segera oleh

panitera pada yang memasukkan permintaan, sanbil memberitahukan

kepadanya, bahwa ia harus menghadap persidangan pengadilan negeri

yang pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya.

(5) Atas perintah ketua orang yang memegang barang yang disita itu harus

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 247: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

228

Redesign Drs. SAHERUDIN

dipanggil untuk menghadap persidangan itu juga.

(6) Pada hari yang ditentukan itu, maka perkara diperiksa dan diputuskan

seperti biasa. (7) Jika gugatan itu diterima, maka penyitaan itu disyahkan

dan diperintahkan, supaya barang yang disita itu diserahkan kepada

penggugat, sedang jika gugatan itu ditolak, harus diperintahkan supaya

dicabut penyitaan itu.

Pasal 227

(1) Jika ada persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang berhutang, selagi

belum dijatuhkan keputusan atasnya atau selagi putusan yang

mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan

menggelapkan atau membawa barangnya baik yang tidak tetap maupun yang

tetap dengan maksud akan menjauhkan barang itu dari penagih hutang,

maka alas surat permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan

negeri dapat memberi perintah, supaya disita barang itu untuk menjaga

hak orang yang memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta

harus diberitahukan akan menghadap persidangan, pengadilan negeri

yang pertama sesudah itu untuk memajukan dan menguatkan gugatannya.

(2) Orang yang berhutang harus dipanggil atas perintah ketua akan

menghadap persidangan itu.

(3) Tentang orang yang harus menjalankan penyitaan itu dan tentang aturan yang

harus dituruti, serta akibat-akibat yang berhubung dengan itu maka pasal 197,

198. dan 199 berlaku juga.

(4) Pada hari yang ditentukan itu, maka perkara diperiksa seperti biasa. Jika

gugatan itu ditolak, maka diperintahkan, supaya dicabut penyitaan itu.

(5) Pencabutan penyitaan itu di dalam segala hal dapat diminta, jika ditunjuk

jaminan atau tanggungan lain yang cukup.

Pasal 228

(1) Tentang putusan yang dijatuhkan oleh pengadilan negeri menurut ketiga

pasal-pasal di muka ini, berlaku aturan umum untuk meminta bandingan.

(2) Keputusan yang disebut pada segala pasal itu, dijalankan secara biasa.

Pasal 229

Jika seorang yang sudah akil balik, tidak bisa memelihara dirinya dan

mengurus barangnya, karena kurang akal, maka tiap-tiap sanak saudaranya,

dan jika ini tidak ada jaksa pada pengadilan negeri berkuasa akan meminta

supaya diangkat seorang wall (kurator) untuk memelihara orang itu dan

mengurus barangnya.

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

back

Page 248: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

229

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 230

Permintaan yang demikian itu dimajukan pada ketua pengadilan negeri, yang

akan menyuruh memanggil orang yang memajukan permintaan itu dan

saksi yang ditunjukkannya, lagi pu la orang yang akan diberi wall supaya mereka

datang menghadap pengadilan negeri pada hari persidangan yang ditentukan.

Pasal 231

(1) Pada hari yang ditentukan untuk itu segala orang yang dipanggil itu

diperiksa, sedang pemeriksaan saksi dilakukan sesudah mereka disumpah.

(2) Jika permintaan itu dikabulkan, maka pengadilan negeri terus mengangkat

juga seorang wall yang dapat diharap akan memelihara orang yang diberi

berwali dan barangnya dengan sebaik-baiknya.

Pasal 232

(1) Perwalian (kuratele) itu dapat dicabut oleh ketua pengadilan negeri, jika

tidak ada lagi alasan-alasan yang menyebabkan perwalian itu diberikan.

(2) Permintaan untuk itu, pemeriksaan dalam hal itu dan keputusan tentang itu

juga diperbuat menurut acara yang tersebut di muka ini.

Pasal 233

Jika perwalian itu berakhir, karena dicabut atau karena sebab-sebab lain, maka

wall itu wajib memberi perhitungan dan tanggung jawab pada yang berhak

tentang urusannya itu.

Pasal 234

(1) Pengadilan Negeri berkuasa menahan seseorang atas permintaan sanak

saudaranya atau juga atas permintaan jaksa pengadilan negeri, untuk

memelihara ketertiban umum dan menghindarkan kecelakaan, jika orang

itu biasa berkelakuan jahat dan tidak cakap mengurus diri sendiri atau

berbahaya bagi keamanan orang lain, setelah orang itu diperiksa dengan

patut, di dalam lembaga (gesticht) yang disediakan untuk itu rumah atau

tempat lain yang layak selama orang itu tidak menunjukkan tandatanda

sudah baik.

(2) Permintaan yang demikian tidak bergantung pada perwalian (kuratele), yang

dapat diminta pada waktu itu juga atau kemudian jika belum

diperkenankan dan jika untuk itu seterusnya ada cukup sebab-sebab

menurut aturan di muka ini.

(3) Aturan yang ditentukan pada ayat pertama dari pasal ini berlaku juga

bagi orang yang berpenyakit yang mengerikan, orang minta-minta di

hadapan umum atau mengembara dengan tidak mempunyai

Ke daftar isi

Page 249: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

230

Redesign Drs. SAHERUDIN

pencaharian, atau dengan sesuatu jalan mempergunakan nasibnya akan

menyusahkan orang-orang lain dengan pengertian:

a. bahwa orang-orang yang dimaksud hanya dapat dimasukkan ke dalam

lembaga atau rumah-rumah sakit, yang dinyatakan baik untuk itu,

sesudah mufakat dengan kepala jawatan kesehatan, oleh kepala

daerah, yang jika perlu juga sesudah mufakat dengan kepala jawatan

kesehatan dapat menghubungkan beberapa janji pada keterang an baik

itu.

b. bahwa orang-orang yang terhadapnya dikenakan keputusan hakim

seperti tersebut pada ayat pertama dari pasal ini, tidak dapat

dimasukkan ke dalam lembaga atau rumah sakit, yang hanya

diuntukkan buat orang yang menderita suatu penyakit menular yang

tertentu, kalau belum diterangkan dengan surat bahwa mereka

menderita penyakit itu atau disangka benar menderitanya. oleh

tabib yang sedapat-dapatnya ahli dalam pemeriksaan penyakit itu dan

yang ditunjuk oleh kepala daerah sesudah mufakat dengan inspektur

yang berhubungan atau wakil lnspektur Jawatan Kesehatan.

c. bahwa pengadilan negeri melepaskan dari tempat itu, mereka yang

ditutup menurut aturan yang tersebut tadi, setelah penahanannya itu

dipandang tidak perlu lagi berhubung dengan syarat-syarat untuk itu, atas

permintaan orang-orang yang berkepentingan atau sanak saudaranya,

atau atas permintaan jaksa pada pengadilan negeri.

Pasal 234

(1) Pengadilan negeri berhak juga, atas tuntutan jaksa pada pengadilan negeri,

dengan keputusan bersahaja memerintahkan memasukkan orang-orang

dewasa ke dalam suatu tempat bekerja, yang diuntukkan buat itu jika

menurut keterangan menteri kehakiman, mereka itu masuk penganggur

yang takut bekerja yang tidak cukup mempunyai nafkah hidup, serta kalau

mereka mengganggu ketertiban karena mintaminta, karena merisau atau

karena kelakuan yang berlawanan dengan keadaan masyarakat.

(2) Tuntutan yang dimaksud dalam ayat pertama itu tidak diputuskan, sebelum

didengar keterangan dari orang yang dituntut itu atau setidak-tidaknya

dipanggil dengan patut. Pengadilan negeri memutuskan berdasarkan

rencana dan laporan-laporan yang dikemukakan, tetapi berhak mendengar

saksi-saksi yang dapat memberi keterangan yang lebih lanjut tentang

perbuatan-perbuatan yang dimajukan.

(3) Keputusan yang disebutkan dalam kedua ayat yang di atas ini berkekuatan

selama satu tahun, dan waktu itu tiap-tiap kali dapat diperpanjang dengan

satu tahun, atas tuntutan yang demikian itu dalam semuanya itu menteri

kehakiman berhak untuk melepaskan orang yang bersangkutan setiap waktu

Ke daftar isi

Page 250: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

231

Redesign Drs. SAHERUDIN

dari tempat itu. bilamana sebab memasukkannya itu tidak ada lagi atau

keadaan badannya atau pikirannya sudah sedemikian sehingga ia tidak

dikehendaki lebih lama tinggal di sana.

(4) Barang siapa yang dituntut supaya diperpanjang waktunya tinggal di sana,

maka ia tetap tinggal di lembaga itu selama pemeriksaan pengadilan negeri.

Jika pengadilan menolak memperpanjang waktu itu, dan jika jaksa

pada pengadilan negeri menyatakan akan membanding keputusan itu,

orang yang bersangkutan tetap tinggal di tempat itu selama pemeriksaan

pengadilan tinggi.

(5) Keputusan yang dijatuhkan pengadilan negeri menurut pasal ini dapat

dijalankan pada ketika itu.

(6) Surat-surat yang diperlukan untuk masukkan ke tempat bekerja dan

keputusankeputusan hakim dibebaskan dari meterai.

(7) Penunjukan tempat bekerja yang dimaksud dalam ayat pertama itu dan

segala sesuatu yang perlu akan menjalankan pasal ini diatur dengan

peraturan pemerintah.

Pasal 235

(1) Jika ada orang hilang, atau yang meninggalkan tempat diamnya dengan

tidak mengurus hal pemeliharaan harta bendanya, maka tiap-tiap pegawai

polisi wajib dan tiap-tiap orang yang berkepentingan berkuasa dengan

segera memberitahukan hal itu kepada ketua pengadilan negeri, yang wajib

pergi dengan segera bersama-sama dengan orang yang memberitahukan

itu ke rumah orang yang hilang atau tak ada itu, dan menjaga dengan

memeteraikan atau dengan daya upaya lain yang patut, supaya harta benda

yang ditinggalkan dan tidak terpelihara itu jangan suatupun dapat diambil

orang lain.

(2) Pemberitaan tentang perbuatan itu akan dikemukakan oleh ketua pada

persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu, dan jika nyata perlu

pengadilan negeri menyerahkan pemeliharaan barang itu untuk

sementara waktu kepada penjaga harta benda (boedelmeester) atau badan

lain yang sebagai itu, yang telah dinyatakan atau akan dinyatakan berkuasa

melakukan pekerjaan itu.

(3) Jika harta benda itu, yang menurut peraturan yang berlaku tentang itu.

tidak dapat diurus oleh badan-badan yang dimaksud tadi, maka

haruslah diikhtiarkan pengurusannya dengan cara lain yang dapat

dipandang akan menguntungkan sebanyak-banyaknya kepada yang

berkepentingan.

(4) Dengan alasan, bahwa harta benda itu sedikit, pengadilan negeri berhak juga

akan menyerahkan pemeliharaan harta benda itu kepada keluarga sedarah

atau keluarga semenda atau laki (isteri) orang yang hilang atau yang

tak ada itu. yang ditunjukkannya, dengan satu kewajiban saja akan

Ke daftar isi

Page 251: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

232

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengembalikan barang itu atau harganya kepada orang yang hilang atau

yang tak ada, kalau ia kembali. dengan tidak memberi sesuatu hasil atau

pendapatan sesudah dipotong segala hutang yang sudah dibayar sementara

itu.

(5) Jika ketua berhalangan, maka segala pekerjaan yang tersebut pada ayat

pertama pasal ini, dapat dilakukan oleh panitera pengadilan negeri atau

oleh pegawai lain, yang sesudah dua puluh empat jam menyampaikan

surat pemberitaan kepada ke tua yang memberi kuasa itu.

Pasal 236

(1) Keputusan yang diambil oleh pengadilan negeri menurut pasal-pasal 231,

232, 234, 234a, dan 235 dapat dibandingkan kepada pengadilan tinggi.

Pembandingan ini dapat dilakukan dalam waktu tiga puluh hari sesudah

tanggal keputusan itu, dan pembandingan itu dimajukan secara yang

ditentukan untuk keputusan pengadilan negeri. Pengadilan tinggi

memutuskan dengan tidak beracara.

(2) Keputusan yang diambil menurut pasal-pasal 234 dan 234a, dijalankan

oleh atau atas perintah pegawai yang dimaksud dalam pasal 325 ayat 1.

Pasal 236a

Atas permintaan bersama dari ahli waris atau bekas isteri orang yang meninggal,

maka pengadilan negeri memberi bantuan juga mengadakan pemisahan harta

benda antara orang-orang Indonesia yang beragama manapun juga, serta

membuat surat (akte) dari itu di luar perselisihan.

Bagian Ketujuh Tentang Izin Untuk Berperkara Dengan Tak Berbiaya

Pasal 237

Orang-orang yang demikian, yang sebagai penggugat, atau sebagai

tergugat hendak berperkara akan tetapi tidak mampu membayar biaya

perkara dapat diberikan izin untuk berperkara dengan tak berbiaya.

Pasal 238

(1) Apabila penggugat menghendaki izin itu, maka ia memajukan permintaan

untuk itu pada waktu memasukkan surat gugatan, atau pada waktu ia

memajukan gugatannya dengan lisan, sebagaimana diatur pada pasal 118

dan 120.

(2) Apabila izin dikehendaki oleh tergugat, maka izin itu diminta pada

waktu itu memasukkan jawabnya yang dimaksudkan pada pasal 121.

(3) Permintaan dalam kedua hal itu harus disertai surat keterangan tidak

Ke daftar isi

kembali

Page 252: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

233

Redesign Drs. SAHERUDIN

mampu, yang diberikan oleh kepala polisi pada tempat diam peminta, yang

berisi keterangan dari pegawai tadi, bahwa padanya nyata benar sesudah

diadakan pemeriksaan, bahwa orang itu tidak mampu membayar.

Pasal 239

(1) Pada hari menghadap ke muka pengadilan negeri, maka pertama sekali

diputuskan oleh pengadilan negeri apakah permintaan akan berperkara

dengan tak berbiaya dapat dikabulkan atau tidak.

(2) Lawan orang yang memajukan permintaan itu dapat memajukan

perlawanan atas permintaan itu, baik dengan mula-mula menyatakan, bahwa

gugatan atau perlawanan peminta itu tidak beralasan sama sekali,

maupun dengan menyatakan bahwa ia mampu juga akan membayar

biaya perkara itu.

(3) Pengadilan Negeri juga dapat menolak permintaan yang beralasan salah

satu alasan itu karena jabatannya.

Pasal 240

Balai harta peninggalan dapat diizinkan juga dengan cara serupa di atas untuk

berperkara dengan tak berbiaya, baik sebagal penggugat, maupun sebagai

tergugat. dengan tidak usah menunjukkan surat tidak mampu, jika harta benda

yang dipertahankannya itu atau harta benda orang yang di wakilinya itu pada

waktu berperkara tidak mencukupi akan membayar biaya perkara, yang

ditaksir dan akan dibayar itu.

Pasal 241

Keputusan pengadilan negeri tentang izin akan berperkara dengan tak

berbiaya. tidak dapat dthanding, dan tidak dapat ditundukkan dengan aturan

yang lain.

Pasal 242

(1) Permintaan supaya berperkara dengan tak berbiaya di dalam bandingan,

harus dimajukan dengan memberikan keterangan tidak mampu dengan lisan

atau tulisan, sebagai dimaksud di dalam ayat tiga dan pasal 238, kepada

panitera pengadilan negeri yang memutuskan perkara itu pada tingkat

pertama oleh orang yang hendak membanding dalam tempo 14 hail

sesudah tanggal keputusan atau sesudah dberitahukan, menurut pasal

179: oleh pihak yang lain dalam tempo 14 hail sesudah dberitahukan tentang

bandingan ataupun sesudah pemberitahuan pada ayat terakhir yang

dimaksud dalam pasal ini.

(2) Permintaan itu dicatat oleh panitera dalam daftar yang tersebut pada

pasal 191. (3) Ketua menyuruh memberitahukan permintaan itu, dalam

tempo empat belas hari sesudah dituliskan, pada pihak lawan dan

Ke daftar isi

Page 253: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

234

Redesign Drs. SAHERUDIN

menyuruh memanggil kedua belah pihak supaya datang menghadapnya.

Pasal 243

(1) Jika orang yang meminta itu tidak menghadap, maka permintaan itu

dipandang gugur.

(2) Pada hari yang ditentukan itu, maka orang yang memajukan permintaan

itu dan lawannya, diperiksa oleh ketua jika ia datang.

Pasal 244

Pemberitaan pemeriksaan serta segala surat-surat tentang perkara itu,

pemberitaan persidangan, salinan yang syah dari keputusan dan petikan dari

catatan yang diperbuat dalam daftar tentang permintaan akan berperkara

dengan tak berbiaya dikirim oleh panitera pengadilan negeri pada pengadilan

tinggi.

Pasal 245

(1) Pengadilan tinggi memberikan keputusan dengan tidak beracara atau

dengan jalan hukum, dan hanya atas surat itu saja. Dengan salah situ

alasan-alasan yang tersebut pada ayat kedua pasal 239, maka

pengadilan tinggi karena jabatannya menolak permintaan itu.

(2) Panitera pengadilan tinggi dengan segera mengirim salinan yang syah dari

keputusan pengadilan itu bersama-sama dengan segala surat yang tersebut

pada pasal di atas pada ketua pengadilan negeri, yang menyuruh

memberitahukan keputusan itu pada kedua belah pihak menurut cara yang

tersebut pada pasal 194.

Bab kesepuluh

Tentang mengadili perkara pidana di muka pengadilan negeri

Pasal 246 s/d Pasal 333a

Bab Kesebelas

Tentang Pemeriksaan Perkara secara singkat (sumir)

Pasal 334 s/d Pasal 337 (Pidana)

Bab Kedua Belas

Tentang mengadili perkara dalam perkara pelanggaran yang harus

diperiksa oleh Pengadilan Negeri Pasal 338 s/d Pasal 357 (ditiadakan dengan

UU No. 1/1951)

Bab Ketiga Belas

Ke daftar isi

Page 254: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

235

Redesign Drs. SAHERUDIN

Tentang mempertangguhkan tahanan sementara dan kurungan sementara.

Pasal 358 s/d Pasal 365 (Pidana)

Bab keempat belas

Tentang hal tidak berlaku lagi, hal pembatalan dan hal pembebasan

penuntutan dan hukuman.

Pasal 366 s/d Pasal 371 (Pidana)

BAB KELIMA BELAS

Berbagai-Bagai Aturan

Pasal 372

(1) Ketua-ketua majelis-majelis pengadilan diwajibkan memimpin pemeriksaan

dalam persidangan dan permusyawaratan.

(2) Dipikulkan juga pada mereka kewajiban untuk memelihara ketertiban

yang baik dalam persidangan; segala sesuatu yang diperintahkan untuk

keperluan itu, harus dilakukan dengan segera dan saksama.

Pasal 373

Barangsiapa yang mengganggu keamanan selama persidangan atau memberi

tanda menyatakan setuju atau tidak, atau dengan jalan apapun juga membuat

gempar atau rusuh, dan pada teguran pertama ia tidak terus diam, maka ia akan

dikeluarkan dengan perintah ketua; semuanya ini tidak mengurangi tuntutan

hakim, jika pada waktu itu ia melakukan sesuatu perbuatan pidana.

Pasal 374

(1) Tidak seorang hakimpun dapat memeriksa perkara yang mengenai

kepentingan diri sendiri, baik dengan langsung, maupun dengan tidak

langsung, atau memeriksa perkara yang bersangkut pada isterinya atau

salah seorang keluarga sedarah atau keluarga semenda, dalam turunan

menyimpang sehingga pupu yang keempat.

(2) Hakim yang dikecualikan dalam hal yang sedemikian itu, wajib atas kemauan

sendiri menarik diri dari pemeriksaan perkara itu, biarpun permintaan

untuk itu tidak dimajukan oleh orang yang bersangkutan.

(3) Jika mendua-hati ada perselisihan, maka hal itu diputuskan oleh majelis.

Keputusan majelis itu tidak dapat dibanding lagi.

Pasal 375

Segala perintah untuk melepaskan yang tersangka atau pesakitan, yang ada

dalam tahanan, diberitahukan dengan segera jika perlu dengan kawat oleh

Ke daftar isi

Page 255: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

236

Redesign Drs. SAHERUDIN

pegawai yang memerintahkan itu kepada pegawai yang diwajibkan

menjalankan perintah itu, dan pegawai yang terakhir ini dengan segera

mengeluarkan atau menyuruh mengeluarkan orang itu, sesudah menerima

pemberitahuan itu, kecuali kalau ia harus ditahan karena alasan lain.

Pasal 376

Kuasa, yang dimaksud dalam pasal 82 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana,

diberikan oleh pegawai yang dimaksud dalam 325, ayat (1) kepada pegawai

mana disampaikan oleh pesakitan suatu surat tanda bayar yang diberi oleh

pegawai yang berhak akan menerima itu, dalam tempo yang akan ditentukan

dalam surat kuasa itu.

Pasal 377

Ditiadakan oleh Undang-Undang Darurat No. 1/1951.

Pasal 378

Tiap-tiap orang, yang dijatuhi hukuman, harus pula dihukum akan membayar

segala biaya perkara. Hanya dalam keputusan pembebasan atau

dibebaskan dari segala tuntutan, maka biaya perkara itu ditanggung oleh

Negeri.

Pasal 379

Upah dan pengganti kerugian bagi pengacara, penasihat atau pembela dan

wakil, tidak dapat dimasukkan dalam biaya yang diputuskan, tetapi selalu

harus ditanggung oleh pihak, yang menyuruh orang yang sedemikian itu

membantunya atau mewakilinya.

Pasal 380

Ditiadakan oleh Undang-Undang Darurat No. 1/1951.

Pasal 381

Jika hakim memberi perintah, bahwa orang Indonesia atau orang

bangsa Asing mengangkat sumpah dalam mesjid atau kelenteng atau pada

suatu tempat lain, yang dipandang keramat, maka hakim itu harus menunda

pemeriksaan perkara itu sampai hari persidangan lain, yang akan

ditentukannya.

Dalam hal yang demikian itu, ketua mengangkat seorang pegawai pengadilan

itu akan jadi panitia bersama-sama dengan panitera untuk menghadiri

pengangkatan sumpah itu dan membuat pertelaan tentang itu.

Ke daftar isi

Page 256: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

237

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 382

Segala surat keputusan mahkamah, segala keputusan dan surat perintah hakim

dalam perkara pidana harus berkepala: "Atas nama keadilan."

Pasal 383

Segala keputusan-keputusan selalu harus tinggal tersimpan dalam

persimpanan surat (arsip) di pengadilan, dan tidak dapat dipindahkan kecuali

dalam hal-hal dan menurut cara yang teratur dalam aturan undang-undang.

Pasal 384

(1) Panitera wajib memegang satu daftar umum untuk segala perkara

pidana, yang diperiksa oleh pengadilan di tempat ia dikerjakan.

(2) Dalam daftar itu harus dituliskan nama pesakitan, kejahatan atau

pelanggaran yang dituntut kepadanya, hari perkara itu dimasukkan dan

hari diucapkan, serta isi keputusan itu seringkas mungkin.

(3) Panitera pengadilan negeri wajib memegang daftar yang serupa itu juga

untuk perkara perdata.

(4) Dalam daftar untuk perkara pidana harus disebutkan tentang ampun yang

diberikan dan tentang hukuman yang dikurangkan.

Pasal 385

Turunan atau petikan keputusan-keputusan dalam perkara pidana, tidak dapat

diberikan kepada orang, yang bukan pihak dalam perkara itu, kecuali bila

dikuasakan oleh ketua pengadilan yang menjatuhkan keputusan itu dan

permintaan untuk itu hanya dapat dikabulkan, jika ternyata bahwa yang

meminta berkepentingan dalam hal itu.

Pasal 386

Pesakitan dalam perkara kejahatan atau pelanggaran berhak untuk

membuat atau menyuruh membuat salinan segala surat-surat dalam perkara

yang dituntut pada mereka, yang dipandangnya perlu untuk membela dirinya,

dengan ongkos sendiri.

Pasal 387

Panitera, yang !alai memenuhi dengan cermat segala aturan dalam ayat

pertama pasal 192 dalam ayat ketiga pasal 324 dan dalam pasal 352

reglemen ini, didenda untuk tiap-tiap kelalaian dengan denda sebanyak-

banyaknya sepuluh rupiah.

Pasal 388

Semua jurusita dan suruhan yang dipekerjakan pada majelis pengadilan dan

Ke daftar isi

Page 257: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

238

Redesign Drs. SAHERUDIN

pegawai umum Pemerintah mempunyai hak yang sama dan diwajibkan

untuk menjalankan panggilan, pemberitahuan dan semua surat jurusita yang

lain, juga menjalankan perintah hakim dan keputusan-keputusan.

Jika tidak ada orang yang demikian, maka ketua majelis pengadilan, yang dalam

daerah hukumnya surat jurusita itu harus dijalankan, harus menunjuk seorang

yang cakap dan dapat dipercayai untuk mengerjakannya.

Pasal 389

Jurusita pada pengadilan negeri di Jakarta. Semarang dan Surabaya harus

menyatakan perjalanan jurusita, yang telah dilakukan oleh mereka dengan surat

uraian. Bagi jurusita pada pengadilan negeri lainnya, dan bagi semua orang-

orang yang lain, jika perlu mencukupilah jika diberikan laporan dengan lisan

tentang pemberitahuan, pengadilan dan surat jurusita yang dilakukannya pada

hakim atau pegawai lain kepada siapa mereka harus memberitahukan uraian;

hakim atau pegawai itu mencatat atau menyuruh mencatat pemberitahuan itu.

Pasal 390

(1) Tiap-tiap surat jurusita, kecuali yang akan disebut di bawah ini, harus

disampaikan pada orang yang bersangkutan sendiri di tempat diamnya

atau tempat tinggalnya dan jika tidak dijumpai di situ, kepada kepala

desanya atau lurah bangsa Tionghoa yang diwajibkan dengan segera

memberitahukan surat jurusita itu pada orang itu sendiri, dalam hal

terakhir ini tidak perlu pernyataan menurut hukum.

(2) Jika orang itu sudah meninggal dunia, maka surat jurusita itu disampaikan

pada ahli warisnya; jika ahli warisnya tidak dikenal maka disampaikan pada

kepala desa di tempat tinggal yang terakhir dari orang yang meninggal

dunia itu di Indonesia, mereka berlaku menurut aturan yang disebut pada

ayat di atas ini. Jika orang yang meninggal dunia itu masuk golongan

orang Asing, maka surat jurusita itu diberitahukan dengan surat tercatat

pada Balai Harta Peninggalan.

(3) Tentang orang-orang yang tidak diketahui tempat diam atau tinggalnya dan

tentang orang-orang yang tidak dikenal, maka surat jurusita itu

disampaikan pada Bupati, yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal

penggugat dan dalam perkara pidana, yang dalam daerahnya hakim yang

berhak berkedudukan. Bupati itu memaklumkan surat jurusita itu dengan

menempelkannya pada pintu umum kamar persidangan dari hakim yang

berhak itu.

Pasal 391

Hari mulai berjalannya tempo itu tidak turut dihitung pada waktu menghitung tempo,

yang disebutkan dalam reglemen ini.

Ke daftar isi

kembali

back

back

kembali

Page 258: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

239

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 392

(1) Saksi, yang dipanggil dan datang menghadap pada persidangan, baik dalam

perkara perdata maupun dalam perkara pidana, baik di luar itu, berhak

mendapat pengganti kerugian untuk ongkos perjalanan dan ongkos-ongkos

bermalam menurut tarif yang telah ada atau yang akan ditentukan.

(2) Hakim dan pegawai polisi pengadilan harus memberitahukan pada saksi-

saksi yang datang menghadap padanya, berapa besar pengganti kerugian

yang harus mereka terima.

Pasal 393

(1) Waktu mengadili perkara di hadapan pengadilan negeri maka tidak dapat

diperhatikan acara yang lebih atau lain dari pada yang ditentukan dalam

reglemen ini.

(2) Ditiadakan oleh Undang-Undang Darurat No. 1/1951.

Pasal 394

Ditiadakan oleh Undang-Undang Darurat no. 1/1951.

Ke daftar isi

Page 259: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

240

Redesign Drs. SAHERUDIN

REGLEMEN ACARA HUKUM UNTUK DAERAH LUAR JAWA DAN MADURA.

(REGLEMENT TOT REGELING VAN HET RECHTSWEZEN IN DE GEWESTEN

BUITEN JAVA EN MADURA. (RBg.)

(S. 1927-227.)

Anotasi:

Dalam reglemen ini hanya dimuat hal-hal yang masih dianggap perlu untuk keadaan

sekarang dengan penyesuaian seperlunya. Hanya Titel IV s/d. Titel V.

TITEL IV. Cara Mengadili perkara perdata Yang Dalam Tingkat pertama

Menjadi Wewenang pengadilan Negeri.

Bagian 1. Pemeriksaan di sidang pengadilan.

Pasal 142

(1) Gugatan-gugatan perdata dalam tingkat pertama yang menjadi wewenang

pengadilan negeri dilakukan oleh penggugat atau oleh seorang kuasanya

yang diangkat menurut ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 147.

dengan suatu surat permohonan yang ditanda-tangani olehnya atau oleh

kuasa tersebut dan disampaikan kepada ketua pengadilan negeri yang

menguasai wilayah hukum tempat tinggal tergugat atau. jika tempat tinggalnya

tidak diketahui di tempat tinggalnya yang sebenarnya.

(2) Dalam hal ada beberapa tergugat yang tempat tinggalnya tidak terletak di dalam

wilayah satu pengadilan negeri. maka gugatan diajukan kepada ketua pengadilan

negeri yang berada di wilayah salah satu di antara para tergugat. menurut pilihan

penggugat. Dalam hal para tergugat berkedudukan sebagai debitur dan

penanggungnya, maka sepanjang tidak tunduk kepada ketentuan-ketentuan

termuat dalam ayat (2) pasal 6 Reglemen Susunan Kehakiman dan

Kebijaksanaan Mengadili di Indonesia (selanjutnya disingkat RO) gugatan diajukan

kepada ketua pengadilan negeri tempat tinggal orang yang berutan pokok

(debitur pokok) atau seorang diantara para debitur pokok.

(3) Bila tempat tinggal tergugat tidak dikenal. dan jugs tempat kediaman yang

sebenarnya tidak dikenal atau maka gugatan diajukan kepada ketua

pengadilan negeri ditempat tinggal salah satu dari para penggugat.

(4) Jika telah dilakukan pilihan tempat tinggal dengan suatu akta, maka penggugat dapat

memajukan gugatannya kepada ketua pengadilan negeri di tempat pilihan itu.

(5) Dalam gugatannya mengenai barang tetap maka gugatan diajukan kepada ketua

pengadilan negeri di wilayah letak barang tetap tersebut; jika barang tetap itu

terletak di dalam wilayah beberapa pengadilan negeri gugatan itu diajukan kepada

salah satu ketua pengadilan negeri tersebut atas pilihan penggugat. (HR. 118.)

Pasal 143

Ketua pengadilan negeri berwenang untuk memberikan nasihat atau bantuan kepada

penggugat atau kuasanya dalam mengajukan gugatan. (HR. 119.)

Ke daftar isi

kembali

back

back

Page 260: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

241

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 143b

(s.d.t. dg. S. 1935-102.)

(1) Bila perkara yang diajukan (ke pengadilan) berkenaan dengan perkara yang telah

diputus oleh hakim desa, penggugat memberitahukan isi dari keputusan

tersebut pada surat gugatannya; bila mungkin, salinan keputusannya itu

dilampirkan.

(2) Ketua pengadilan dan begitu pula jaksa seperti yang dimaksudkan pada ayat

(2) pasal 144 memperingatkan penggugat pada waktu atau sesudah menerima

gugatan dan pada permulaan sidang akan kewajibannya seperti yang dimaksudkan

pada ayat (1). (RO. 3a; HIR. 120a; RBg. 161a).

Pasal 144

(1) Bila penggugat tidak dapat menulis, maka ia dapat mengajukan gugatannya

secara lisan kepada ketua pengadilan negeri yang membuat cacatan atau

memerintahkan untuk membuat catatan gugatan itu. Seorang kuasa tidak

dapat mengajukan gugatan secara lisan. (HIR. 120.)

(2) Bila penggugat bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah hukum magistrat

(kejaksaan) di tempat kedudukan suatu pengadilan negeri atau ketua pengadilan

negeri tidak ada di tempat itu, maka gugatan lisan terebut dapat diajukan kepada

magistrat di tempat tinggal atau tempat kediaman penggugat, yang kemudian

membuat catatan tentang gugatan l isan tersebut dan secepat mungkin

menyampaikan catatan itu kepada ketua pengadilan negeri yang bersangkutan.

(3) Ketua pengadilan negeri itu selanjutnya bertindak seperti bila gugatan itu diajukan

kepadanya sendiri.

Pasal 145

(1) Setelah gugatan atau catatan gugatan itu oleh panitera dicatat dalam daftar

yang telah disediakan untuk itu, maka ketua pengadilan negeri menetapkan hari dan

jam perkara itu akan disidangkan dan memerintahkan agar para pihak dipanggil

untuk menghadap, disertai saksi-saksi yang mereka inginkan agar untuk didengar

serta membawa surat-surat bukti yang akan mereka pergunakan.

(2) Pada waktu dilakukan panggilan kepada tergugat, maka kepadanya juga disampaikan

turunan surat gugatnya dengan diberitahukan pula kepadanya bahwa ia, bila

menghendakinya, dapat mengajukan jawaban tertulis

(3) Tentang penetapan seperti tersebut dalam ayat (1) dibuat catatan di dalam

daftar yang bersangkutan serta di dalam surat gugatan asli.

(4) (s.d.t. dg. S. 1927-576.) pencatatan di dalam daftar seperti tersebut dalam ayat (1)

tidak dilakukan sebelum kepada panitera dibayarkan sejumlah uang sebagai uang

muka yang akan diperhitungkan kemudian dan oleh ketua pengadilan negeri dibuat

anggaran sementara mengenai biaya kepaniteraan, panggilan-panggilan dan

pemberitahuan kepada para pihak serta meterai-meterai yang diperlukan. (HIR.

121)

Pasal 146.

Dalam menetapkan hari sidang, maka ketua pengadilan negeri memperhatikan jarak

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 261: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

242

Redesign Drs. SAHERUDIN

antara tempat tinggal atau tempat kediaman para pihak dan tempat persidangan, dan di

dalam surat penetapan itu juga ditentukan, bahwa antara hari panggilan dan hari

sidang tidak diperbolehkan melampaui tiga hari kerja, kecuali dalam keadaan yang

sangat mendesak. (HIR. 122.)

Pasal 147.

(1) (s.d.t. dg. S. 1932-13.) para pihak boleh dibantu atau diwakili oleh orang-orang

yang secara khusus dan tertulis diberi kuasa untuk itu kecuali bila pemberi kuasa

hadir sendiri. Penggugat dapat memberi kuasa yang dinyatakan pada surat

gugatan yang diajukan dan ditandatangani olehnya seperti dimaksud dalam ayat (1)

pasal 142 atau sesuai dengan ayat (1) pasal 144 jika diajukan dengan lisan,

dalam hal yang terakhir harus disebut pada catatan gugatan tersebut.

(2) Jaksa yang bertindak sebagai wakil negara tidak perlu dilengkapi dengan surat kuasa

khusus semacam itu. (RBg. 199: S. 1922-522.)

(3) Surat kuasa seperti dimaksud dalam ayat (1) harus diberikan dengan suatu akta

notaris, atau dengan suatu akta yang dibuat oleh panitera pengadilan negeri dalam

wilayah tempat tinggal atau tempat kediaman pemberi kuasa atau oleh jaksa yang

mempunyai wilayah yang meliputi tempat tinggal atau tempat kediaman pemberi

kuasa ataupun dengan suatu surat di bawah tangan yang akan dan didaftar menurut

ordonansi S. 1916-46.

(4) Pengadilan negeri berwenang untuk memerintahkan kehadiran para pihak pribadi

yang di sidang diwakili oleh kuasanya. Ketentuan ini tidak berlaku bagi gubemur

jenderal. (HIR. 123.)

Pasal 148.

Bila penggugat yang telah dipanggil dengan sepatutnya tidak datang menghadap dan

juga tidak menyuruh orang mewakilinya, maka gugatannya dinyatakan gugur dan

penggugat dihukum untuk membayar biayanya, dengan tidak mengurangi haknya untuk

mengajukan gugatan lagi setelah melunasi biaya tersebut. (Rv. 77: H IR. 124.)

Pasal 149

(1) Bila pada hari yang telah ditentukan tergugat tidak datang meskipun sudah dipanggil

dengan sepatutnya, dan juga tidak mengirimkan wakilnya, maka gugatan

dikabulkan tanpa kehadirannya (verstek) kecuali bila temyata menurut

pengadilan negeri itu, bahwa gugatannya tidak mempunyai dasar hukum atau

tidak beralasan.

(2) Bila tergugat dalam surat jawabannya seperti dimaksud dalam pasal 145 mengajukan

sanggahan tentang kewenangan pengadilan negeri itu, maka pengadilan negeri,

meskipun tergugat tidak hadir dan setelah mendengar penggugat, harus mengambil

keputusan tentang sanggahan itu dan hanya jika sanggahan itu tidak dibenarkan,

mengambil keputusan tentang pokok perkaranya.

(3) Dalam hal gugatan dikabulkan, maka keputusan pengadilan negeri itu atas perintah

ketua pengadilan negeri diberitahukan kepada pihak tergugat yang tidak hadir dengan

sekaligus diingatkan tentang haknya untuk mengajukan perlawanan dalam waktu

Ke daftar isi

kembali

kembali

back

Page 262: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

243

Redesign Drs. SAHERUDIN

serta dengan cara seperti ditentukan dalam pasal 163 kepada pengadilan

negeri yang sama.

(4) Oleh panitera, di bagian bawah surat keputusan pengadilan negeri tersebut

dibubuhkan catatan tentang siapa yang ditugaskan untuk memberitahukan keputusan

tersebut dan apa yang telah dilaporkannya baik secara tertulis maupun secara

lisan. (HIR. 125.)

Pasal 150.

Dalam kejadian-kejadian seperti tersebut dalam dua pasal terdahulu. sebelum mengambil

sesuatu keputusan, maka ketua pengadilan negeri dapat memerintahkan untuk

memanggil sekali lagi pihak yang tidak hadir agar datang menghadap pada hari yang

ditentukan dalam sidang itu, sedangkan bagi pihak yang hadir penentuan hari itu berlaku

sebagai panggilan untuk menghadap lagi. (HIR.126.)

Pasal 151.

Bila di antara beberapa tergugat ada seorang atau lebih yang tidak datang

menghadap dan tidak ada yang menjadi wakilnya, maka pemeriksaan perkara ditunda

sampai suatu hari yang ditetapkan sedekat mungkin. Penundaan itu di dalam sidang itu

diberitahukan kepada pihak-pihak yang hadir dan pemberitahuan itu berlaku

sebagai panggilan. sedangkan tergugat-tergugat yang tidak hadir diperintahkan agar

dipanggil lagi. Kemudian perkara diperiksa dan terhadap semua pihak diberikan

keputusan dalam satu surat putusan yang terhadapnya tidak dapat diadakan

perlawanan. (RBg. 1925: Rv. 81, HIR. 127.)

Pasal 152.

(1) Putusan-putusan tanpa kehadiran tergugat (verstek) tidak dapat dilaksanakan

sebelum lewat empat belas hari setelah diperingatkan seperti dimaksud dalam

pasal 149.

(2) Dalam keadaan yang mendesak, pelaksanaan putusan dapat diperintahkan sebelum

tenggang waktu itu lewat, baik hal itu dengan menyebutnya dalam surat keputusan

maupun atas perintah ketua sesudah putusan diucapkan berdasarkan permohonan

tertulis ataupun lisan dari penggugat. (Rv. 82; HIR. 128.)

Pasal 153.

(1) Tergugat yang perkaranya diputus tanpa kehadirannya dan tidak dapat

menerima putusan itu dapat mengajukan perlawanan.

(2) Jika pemberitahuan putusan itu telah diterima oleh orang yang dikalahkan itu sendiri,

maka perlawanan dapat dilakukan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah

pemberitahuan itu. Bila surat keputusan itu disampaikan tidak kepada orang yang

dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan dapat diajukan sampai dengan hari

kedelapan setelah diperingatkan menurut pasal 207, atau bila ia tidak datang

menghadap untuk diberitahu meskipun telah dipanggil dengan sepatutnya, terhitung

sampai dengan hari kedelapan setelah perintah tertulis seperti tersebut dalam

pasal 208 dilaksanakan. (Rv. 83.)

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 263: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

244

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) (s.d.t. dg. S. 1939-715.) Pengadilan negeri berwenang dalam keputusannya untuk

memperpanjang menurut keadaan tenggang-tenggang waktu seperti tersebut

dalam ayat di muka.

(4) Tuntutan perlawanan disampaikan dan diperiksa dengan cara yang biasa berlaku

untuk gugatan-gugatan perdata biasa.

(5) Pengajuan tuntutan perlawanan kepada ketua mencegah pelaksanaan keputusan-

keputusan, kecuali bila ditentukan dalam surat keputusannya agar dilaksanakan

meskipun ada perlawanan.

(6) Pelawan yang membiarkan diri diputus lagi tanpa kehadirannya dan mengajukan

tuntutan perlawanan lagi, tuntutan itu akan dinyatakan tidak dapat diterima. (HIR

129)

Pasal 154.

(1) Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak datang menghadap, maka pengadilan

negeri dengan perantaraan ketua berusaha mendamaikannya.

(2) Bila dapat dicapai perdamaian, maka di dalam sidang itu jugs dibuatkan suatu

akta dan para pihak dihukum untuk menaati perjanjian yang telah dibuat. dan

akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu surat keputusan

biasa.

(3) Terhadap suatu keputusan tetap semacan itu tidak dapat diajukan banding.

(4) Bila dalam usaha untuk mendamaikan para pihak diperlukan campur tangan

seorang juru bahasa, maka digunakan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam

pasal berikut. (Rv. 31; HIR. 130.)

Pasal 155.

(1) Bila para pihak datang menghadap, tetapi tidak dapat dicapai penyelesaian

damai (hal itu dicatat dalam benta acara persidangan), maka surat-surat yang

dikemukakan oleh para pihak dibacakan, dan bila salah satu pihak tidak dapat

mengerti bahasa yang digunakan dalam surat itu, disalin oleh seorang juru bahasa

yang telah ditunjuk oleh ketua sidang.

(2) Kemudian, sejauh yang diperlukan, dengan bantuan juru bahasa tersebut dilanjutkan

dengan mendengar keterangan-keterangan penggugat dan tergugat.

(3) Kecuali jika juru bahasa itu sudah merupakan juru bahasa pengadilan yang

resmi maka ia disumpah oleh ketua bahwa ia akan secara cermat menyalin

bahasa yang satu ke bahasa yang lain.

(4) Ayat 4 pasal 191 (baca: 181) berlaku pula bagi para juru bahasa. (HIR. 131.)

Pasal 156.

Ketua berwenang demi kelancaran pemeriksaan untuk memberikan penjelasan

kepada para pihak serta mengingatkan mereka tentang upaya-upaya hukum serta alat-

alat bukti apa yang dapat mereka pergunakan. (HIR. 132.)

Pasal 157

(1) Tergugat berwenang untuk mengajukan gugatan balik dalam segala hal, kecuali (Rv.

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 264: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

245

Redesign Drs. SAHERUDIN

244)

1o bila penggugat dalam konvensi bertindak dalam suatu kedudukan, sedangkan

gugatan balik mengenai diri pribadinya dan seballiknya; (KUHPerd. 383, 452, 1655

dst)

2o bila pengadilan negeri yang menangani gugatan asalnya tidak berwenang mengadili

persoalan yang menjadi inti gugatan balik yang bersangkutan;(ISR. 136; RO. 95:

RBg. 45)

3o tentang perselisihan mengenai pelaksanaan suatu keputusan hakim.

(2) Jika dalam tingkat pertama tidak diajukan gugatan balik, maka hal itu tidak dimungkinkan

dalam tingkat banding (HIR. 132a.)

Pasal 158.

(1) Tergugat dalam gugatan asal wajib mengajukan gugatan baliknya bersama-sama

dengan jawabannya yang tertulis atau lisan. (Rv. 245.)

(2) Peraturan-peraturan dalam bab ini berlaku untuk gugatan-balik.

(3) Kedua perkara diperiksa bersama-sana dan diputus dengan satu keputusan, kecuali

bila hakim memandang perlu untuk memutus perkara yang satu lebih

dahulu daripada yang lain dengan ketentuan bahwa gugatan asal atau gugatan

balik yang belum diputus harus diselesaikan oleh hakim yang sama.

(4) Diperbolehkan pemeriksaan tingkat banding bila tuntutan dalam gugatan asal

ditambah dengan nilai gugatan balik melebihi wewenang hakim untuk memutus

dalam tingkat akhir.

(5) Akan tetapi jika kedua perkara dipisah dan diputus sendiri-sendiri, maka harus diikuti

ketentuan-ketentuan biasa mengenai pemeriksaan banding. (HR. 132b.)

Pasal 159.

Tergugat yang dipanggil dan menghadap ke suatu pengadilan negeri yang menurut

ketentuan pasal 142 tidak perlu menghadirinya, dapat menuntut agar hakim

menyatakan dirinya tidak berwenang, asal hal itu dilakukannya segera pada sidang

pertama; tuntutan itu tidak akan diperhatikan setelah tergugat mengajukan suatu

pembelaan lain. (Rv. 131; HIR. 133.)

Pasal 160.

Tetapi dalam hal sengketa yang bersangkutan mengenai persoalan yang tidak menjadi

wewenang mutlak pengadilan negeri, maka dalam taraf pemeriksaan mana pun kepada

hakim dapat diadakan tuntutan untuk menyatakan dirinya tidak berwenang. bahkan hakim

berkewajiban menyatakan hal itu karena jabatan. (Rv. 132; HIR. 134.)

Pasal 161

Bila tidak dikemukakan soal ketidakwenangan hakim atau hal itu dikemukakan tetapi

dinyatakan tidak mempunyai dasar, maka pengadilan negeri setelah mendengar

keterangan kedua belah pihak, melanjutkan penyelidikan mengenai kebenaran

gugatan serta pembelaannya secara cermat dan tidak memihak. (HIR. 135.)

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

back

Page 265: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

246

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 161a.

(s.d.t. dg. S. 1935-102 3.)

(1) Bila perkara yang diajukan berkenaan dengan perkara yang telah diputuskan oleh

pengadilan desa, ketua pengadilan harus memperhatikan putusan itu, teristimewa

mengenai alasan-alasan yang digunakan.

(2) Bila perkara itu berkenaan dengan hal yang tidak diberikan putusan oleh

pengadilan desa, akan tetapi pengadilan menganggap perlu adanya putusan

terlebih dahulu dari pengadilan desa, maka hal ini diberitahukan kepada penggugat

dengan menyerahkan suatu bukti tertulis, dan sidang perkara ditunda sampai pada

sidang berikutnya yang ditetapkan karena jabatan oleh ketua pengadilan.

(3) Bila setelah pengadilan desa kemudian memberi putusan mengenai perkara itu dan

penggugat menghendaki sidang perkara tetap dilanjutkan, maka putusan

pengadilan desa itu harus diberitahukan kepada ketua pengadilan negeri, lebih

baik dengan menyerahkan salinan dari putusan pengadilan desa tersebut, di

mana setelah itu pengadilan melanjutkan sidangnya mengenai perkara tersebut.

(4) Bila pengadilan desa dalam waktu dua bulan setelah penggugat menyerahkan

perkara kepadanya, belum juga mengadakan putusan, maka pengadilan negeri atas

permohonan yang diajukan oleh penggugat, mulai kembali mengadakan sidang

perkara tersebut.

(5) Bila penggugat tidak dapat meyakinkan hakim tentang penolakan oleh pengadilan

desa untuk mengadakan putusan secara memuaskan, ketua pengadilan negeri dalam

jabatannya akan memastikan hal itu.

(6) Bila temyata penggugat yang berkepentingan tidak mengajukan perkaranya kepada

pengadilan desa, maka gugatannya dianggap telah gugur. (RO.3a; HIR.135a; RBg.

143a.)

Pasal 162.

Sanggahan-sanggahan yang dikemukakan oleh pihak tergugat, terkecuali yang mengenai

wewenang hakim, tidak boleh dikemukakan dan dipertimbangkan sendiri-sendiri secara

terpisah melainkan harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan pokok

perkaranya. (HIR. 136.)

Pasal 163.

Para pihak diperbolehkan saling meminta untuk melihat surat-surat bukti yang akan

mereka pergunakan yang untuk keperluan itu disampaikan kepada hakim. (HIR. 137.)

Pasal 164

(1) Jika satu pihak menyangkal kebenaran suatu surat bukti yang diajukan oleh

lawannya, maka pengadilan negeri dapat mengadakan penyelidikan tentang hal

itu dan kemudian menentukan apakah surat itu boleh atau tidak untuk

dipergunakan dalam perkara itu,

(2) Jikalau ternyata dalam penyelidikan itu perlu untuk dipergunakan surat-surat yang

berada di bawab penguasaan pejabat-pejabat penyimpan umum. maka pengadilan

Ke daftar isi

Page 266: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

247

Redesign Drs. SAHERUDIN

negeri memerintahkan agar surat-surat itu ditunjukkan di sidang pengadilan yang

ditentukan untuk itu.

(3) Jika ada keberatan untuk memperlihatkan surat-surat itu baik karena sifatnya atau

karena jauhnya tempat tinggal pejabat penyimpan. maka pengadilan negeri

memerintahkan agar penyelidikan dilakukan di pengadilan negeri atau oleh jaksa di

tempat tinggal pejabat penyimpan itu ataupun agar surat-surat itu dalam jangka

waktu yang ditetapkan dikirimkan dengan cara yang ditentukan pula kepada ketua

pengadilan negeri. Pengadilan negeri tersebut terakhir itu atau jaksa membuat berita

acara tentang apa yang telah dilakukannya serta mengirimkannya kepada pengadilan

negeri tersebut pertama.

(4) Pejabat penyimpimpan yang tanpa alasan yang sah enggan untuk melaksanakan

perintah agar memperlihatkan atau mengirimkan surat yang diperlukan itu. atas

permohonan pihak yang berkepentingan dapat dipaksa dengan penyanderaan oleh

pengadilan negeri yang melakukan pemeriksaan atau oleh jaksa yang ditugaskan

untuk melakukan hal itu.

(5) Jika surat itu tidak merupakan bagian suatu daftar. maka pejabat penyimpan sebelum

menyampaikan atau mengirimkannya membuat turunan dari surat itu untuk

menggantikan surat itu sampai surat yang asli diterimanya kembali. Dibagian bawah

turunan surat itu diberikan catatan mengenai alasan yang menyebabkan dibuatnya

turunan itu dan juga mencatatnya pada grosse dan turunannya.

(6) Biaya ditanggung oleh pihak yang meminta surat tersebut ditunjukkan dan dibayarkan

kepada pejabat penyimpan sebesar jumlah yang dianggarkan oleh ketua pengadilan

negeri yang memutus perkaranya.

(7) Jikalau penyelidikan mengenai kebenaran surat yang bersangkutan menimbulkan

dugaan adanya pemalsuan surat terhadap seseorang yang masih hidup. maka

pengadilan negeri menyampaikan surat-surat itu kepada pejabat penuntut umum.

(8) Perkara yang ada pada pengadilan negeri yang bersangkutan dengan begitu. ditunda

sampai perkara pidananya diputus. (HIR. 138.)

Pasal 165.

(1) Bila penggugat ingin menguatkan keabsahan gugatannya atau

tergugat pembelaannya dengan saksi-saksi, tetapi karena keengganan saksi-

saksi itu atau karena sebab-sebab lain mereka tidak dapat ikut menurut apa yang

ditentukan dalam pasal 145, maka pengadilan negeri menetapkan hari sidang lain

untuk memeriksa perkara mereka, dan memerintahkan agar saksi-saksi yang

tidak dengan suka rela mau datang di hadapan sidang pengadilan, dipanggil oleh

pejabat yang berwenang.

(2) Pemanggilan dengan cara seperti itu juga dilakukan terhadap saksi-saksi yang harus

diperiksa oleh pengadilan negeri karena jabatan. (HIR. 139.)

Pasal 166

(1) Jikalau saksi yang telah dipanggil dengan cara itu masih juga tidak datang

menghadap, maka oleh pengadilan negeri ia dihukum membayar biaya

panggilan yang sia-sia itu.

(2) la dipanggil lagi atas biayanya. (HIR. 140.)

Ke daftar isi

Page 267: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

248

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 167.

(1) Jikalau saksi yang telah dipanggil lagi tetap tidak mau datang menghadap, maka ia

dihukum lagi untuk membayar biaya pemanggilannya dan juga untuk mengganti

kerugian yang te lah dideri ta o leh pihak-pihak yang disebabkan oleh

ketidakhadirannya.

(2) Selanjutnya ketua dapat memerintahkan agar saksi yang tidak datang menghadap itu

dibawa oleh polisi ke sidang pengadilan untuk memenuhi kewajibannya. (HIR.

141.)

Pasal 168.

Bila dapat dibuktikan, bahwa saksi yang telah dipanggil tidak datang memenuhi

panggilan itu yang disebabkan oleh halangan-halangan yang sah, maka

pengadilan negeri membebaskannya dari segala hukuman yang telah dijatuhkan atas

dirinya. (IR. 142.)

Pasal 169.

Bila ternyata, bahwa seorang saksi karena sakit atau karena cacat tubuh sama

sekali tidak atau untuk waktu yang lama tidak dapat hadir di sidang pengadilan

negeri, maka ketua atas permohonan pihak yang bersangkutan dan menurut

pengadilan negeri diperlukan kesaksiannya, dapat mengangkat seorang komisaris

dari antara para anggota sidang tersebut dan memerintahkannya agar dibantu oleh

panitera untuk datang di rumah saksi tersebut dan mendengamya tanpa disumpah

atas pertanyaan-pertanyaan tertulis yang disusun oleh ketua dan membuat berita acara

tentang pemeriksaan tersebut.

Pasal 170.

(1) Tak seorang pun dapat dipaksa untuk memberikan kesaksian dalam perkara

perdata di hadapan pengadilan negeri yang berkedudukan di luar afdeling, atau

bila daerah itu tidak terbagi dalam afdeling-afdeling, di luar wilayah tempat tinggal

atau tempat kediamannya.

(2) Terhadap seorang saksi yang ada dalam keadaan semacam itu yang tidak datang

memenuhi panggilan, tidak boleh dijatuhkan hukuman, melainkan ketua pengadilan

negeri, jikalau saksi tersebut bertempat tinggal atau berdiam di luar Jawa dan

Madura, meminta kepada jaksa di wilayah tempat tinggal atau tempat kediaman saksi

tersebut secara tertulis untuk mendengar saksi tersebut di bawah sumpah. Dalam

keadaan seperti tersebut dalam pasal yang lalu, maka saksi diperiksa di rumahnya.

(3) Jikalau afdeling dibagi dalam onderafdeling-onderafdeling dan saksi bertempat

tinggal atau bertempat kediaman di suatu onderafdeling yang lain dari tempat

kedudukan pengadilan negeri, maka pengadilan negeri, jika saksi tersebut tidak perlu

untuk menghadap sendiri, dapat meminta jaksa untuk melakukan hal seperti di atas.

(4) Jikalau saksi bertempat tinggal atau berdiam di Jawa atau Madura, maka

pemeriksaan diserahkan kepada pengadilan negeri yang wilayahnya meliputi

tempat tinggal atau tempat kediaman saksi.

(5) Berita acara pemeriksaan segera disampaikan kepada ketua pengadilan negeri dan

Ke daftar isi

Page 268: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

249

Redesign Drs. SAHERUDIN

dibacakan di depan sidang pengadilan.

(6) permintaan atau perintah termaksud dalam pasal ini juga segera dapat dilakukan

tanpa didahului panggilan saksi. (RO. 33; H IR. 143)

Pasal 171.

(1) Saksi-saksi yang telah datang menghadap, dipanggil satu per satu untuk masuk

ruangan sidang.

(2) Ketua menanyakan mereka mengenai nama, pekerjaan, umur dan tempat

tinggal atau tempat kediamannya, begitu juga apakah mereka mempunyai

hubungan kekeluargaan karena sedarah atau karena perkawinan dengan para

pihak atau salah satu pihak, dan jika ya, dalam derajat ke berapa serta pula

apakah mereka merupakan buruh atau pembantu rumah tangga mereka. (Rv.

177: HIR. 144)

Pasal 172.

(1) Tidak boleh didengar sebagai saksi adalah mereka:

1O. yang mempunyai hubungan kekeluargaan dalam garis lurus karena sedarah

atau karena perkawinan dengan salah satu pihak;

2O. saudara-saudara lelaki atau perempuan dari ibu dan anak-anak dari

saudara perempuan di daerah Bengkulu. Sumatera Barat dan Tapanuli

sepanjaang hukum waris di sana mengikuti ketentuan-ketentuan Melayu:

3°. suami atau istri salah satu pihak. juga setelah mereka bercerai:

4°. anak-anak yang belum dapat dipastikan sudah berumur lima belas tahun;

5°. orang gila, meskipun ia kadang-kadang dapat menggunakan pikirannya

dengan baik.

(2) Namun keluarga sedarah atau karena perkawinan dalam sengketa mengenai

kedudukan para pihak atau mengenai suatu perjanjian kerja berwenang untuk

menjadi saksi.

(3) Tidak ada hak untuk mengundurkan diri sebagai saksi bagi mereka yang tersebut

dalam nomor 1o dan 2o pasal 174 bila mengenai sengketa yang dimaksud dalam

ayat (2). (KUHPerd. 1910, 1912; HIR. 145).

Pasal 173.

Pengadilan negeri berwenang mendengar tanpa disumpah anak-anak yang tersebut

dalam ayat (1) pasal yang lalu dan juga orang-orang gila yang kadang kala dapat

menggunakan ingatannya dengan baik. tetapi keterangan mereka hanya berlaku sebagai

penjelasan belaka. (HIR. 1454.)

Pasal 174.

(1) Mereka yang dapat membebaskan diri dari pemberian kesaksian adalah : (KUH

perd. 1909.)

1o. saudara-saudara laki-laki atau perempuan dan ipar-ipar laki-laki atau perempuan

dari salah satu pihak;

2o. saudara-saudara sedarah dalam garis lurus dan saudara-saudara laki-laki atau

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 269: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

250

Redesign Drs. SAHERUDIN

perempuan dari suami atau istri salah satu pihak;

3o. mereka yang karena kedudukan, pekerjaan atau jabatan resmi,

diharuskan menyimpan rahasia tetapi hanya dan semata-mata

mengenai hal-hal yang pengetahuannya dipercayakan kepadanya dalam

kedudukannya tersebut.

(2) Masalah ada tidaknya kewajiban menyimpan rahasia yang dikemukakan oleh yang

bersangkutan dapat dinilai oleh pengadilan negeri. (HIR. 146.)

Pasal 175.

Bila tidak dimohon pembebasan diri untuk memberikan kesaksian atau jika ada

permohonan tetapi dinyatakan tidak beralasan, maka saksi disumpah menurut

agama yang dianutnya. (KUHperd-1911; Rv. 177 dst.; HR. 147.)

Pasal 176.

Jika di luar hal yang diatur dalam pasal 174 seorang saksi di depan sidang menolak

mengangkat sumpah atau menolak memberikan keterangan, maka atas permohonan

pihak yang berkepentingan ketua dapat memerintahkan agar saksi-saksi tersebut

atas biaya pihak yang memohon disandera untuk waktu selama tidak lebih dari tiga

bulan, kecuali bila sementara itu sanggup memenuhi kewajibannya atau perkaranya

telah diputus oleh pengadilan negeri. (Rv. 186; HIR.148; S.1920-69.)

Pasal 177.

Hukuman-hukuman yang dijatuhkan atas dasar pasal 166 dan 167 ayat (1), perintah

seperti tersebut pada pasal 167 ayat (2) dan ketetapan tersebut pada pasal 174 ayat

terakhir harus dijatuhkan atau diberikan oleh ketua pengadilan negeri jika mengenai

saksi yang termasuk golongan orang-orang Eropa. (HIR. 149.)

Pasal 178.

(1) Para pihak menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka sampaikan

kepada saksi- saksi.

(2) Jika pengadilan negeri menganggap ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak itu tidak

diajukan.

(3) Hakim atas kemauan sendiri dapat mengajukan pertanyan-pertanyaan yang

dipandangnya perlu untuk menemukan kebenaran.

(4) (Ayat ini dianggap tidak tertulis karena tidak sesuai lagidengan keadaan sekarang)

Pasal 179.

Panitera membuat berita acara tentang segala keterangan yang diperoleh dari saksi-

saksi di hadapan sidang pengadilan. (RV.209; H IR. 152.)

Pasal 180.

(1) Ketua, jika dipandangnya perlu atau bermanfaat, dapat mengangkat satu atau dua

orang komisaris untuk, dengan dibantu oleh panitera, mengadakan pemeriksaan di

Ke daftar isi

Page 270: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

251

Redesign Drs. SAHERUDIN

tempat agar mendapat tambahan keterangan.

(2) Tentang apa yang dilakukan oleh komisaris serta pendapatnya dibuat berita

acara atau pemberitaan oleh panitera dan ditandatangani oleh komisaris dan

panitera itu (HIR. 153)

(3) Jika tempat yang akan diperiksa terletak di luar wilayah jaksa tempat kedudukan

pengadilan negeri, maka ketua dapat meminta jaksa di tempat tersebut mengadakan

atau menyuruh mengadakan pemenksaan dan secepatnya mengirimkan berita acara

tentang pemeriksaan tersebut kepada ketua.

Pasal 181.

(1) Jika pengadilan negeri berpendapat, bahwa persoalannya dapat di ungkapkan

dengan pemeriksaan oleh seorang ahli, maka ia atas permohonan para pihak dapat

mengangkat ahli atau mengangkatnya karena jabatan. (Rv. 215 dst).

(2) Dalam hal itu maka ditentukan hari sidang untuk memberi kesempatan kepada ahli

tersebut untuk memberikan laporannya baik secara tertulis maupun lisan dan untuk

menyumpahnya.

(3) Jika ahli-ahli itu bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah jaksa tempat

kedudukan pengadilan negeri, maka atas permintaan ketua pengadilan negeri

laporan diberikan oleh jaksa dan sumpah diambil oleh jaksa yang wilayahnya

meliputi tempat tinggal atau tempat kediaman ahli tersebut. Berita acaranya segera

dikirimkan kepada ketua. Semuanya dibacakan di hadapan sidang pengadilan.

(4) Mereka yang tidak diperbolehkan menjadi saksi juga tidak boleh diangkat

sebagai ahli. (Rv. 218)

(5) Pengadilan negeri sekali-kali tidak terikat untuk mengikuti pendapat yang

dikemukakan para ahli bila keyakinannya bertentangan dengan pendapat itu.

(HIR. 154)

Pasal 182.

(1) Bila dasar gugatan dan pembelaan yang diajukan tidak sepenuhnya dibuktikan

atau juga tidak sepenuhnya tanpa bukti dan tidak ada kemungkinan sama sekali

untuk menguatkannya dengan alat-alat bukti lain, maka karena jabatannya

pengadilan negeri dapat memerintahkan salah satu pihak untuk melakukan

sumpah, baik untuk menggantungkan putusan perkaranya kepada sumpah

tersebut maupun untuk menentukan sejumlah uang yang akan dikabulkan.

(2) Dalam hal terakhir, maka pengadilan negeri harus menentukan berapa jumlah uang

yang menjadi tanggungan dalam sumpah itu. (KUHperd. 1940 dst.; HIR, 155.)

Pasal 183.

(1) Juga bila sama sekali tidak ada bukti untuk menguatkan gugatan atau

pembelaan. maka pihak yang satu dapat menuntut agar lawannya melakukan

sumpah penentuan. asal sumpah itu mengenai suatu perbuatan yang secara

pribadi telah dilakukan oleh pihak yang dibebani sumpah tersebut.

(2) Jika sumpah itu mengenai perbuatan yang telah dilakukan oleh kedua pihak,

maka j ika pihak yang diminta bersumpah tetapi menyatakan keberatan

Ke daftar isi

kembali

kembali

sum

pah

Page 271: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

252

Redesign Drs. SAHERUDIN

dapat mengembalikan sumpah itu kepada pihak lawannya untuk melakukannya

sendiri.

(3) Barangsiapa diminta melakukan sumpah tetapi menolak dan juga t idak

mengembalikannya kepada pihak lawan, dan juga barangsiapa yang minta agar

lawannya disumpah tetapi lawan itu mengembalikan sumpah itu kepadanya namun

ditolaknya, harus dinyatakan kalah.

(4) Sumpah tidak dapat dibebankan, dikembalikan atau diterima, kecuali oleh pihak itu

sendiri atau oleh orang yang khusus dikuasakan untuk itu. (KUHperd. 1929,

1931 dst.; HIR. 156; Rv. 52.)

Pasal 184.

Sumpah, yang diperintahkan oleh hakim atau dibebankan oleh satu pihak kepada

lawannya atau yang dikembalikan, harus dilakukan oleh diri pribadi yang bersangkutan,

kecuali jika pengadilan negeri berdasarkan alasan yang sangat panting memberi izin

kepada salah satu pihak untuk diwakili atas dasar suatu surat kuasa khusus yang

hanya dapat diberikan dengan suatu akta seperti tersebut dalam pasal 147 yang juga

secara cermat menyebut isi sumpah yang harus diucapkan. (KUHperd. 1793, 1945:

HIR. 157.)

Pasal 185.

(1) Sumpah dilakukan selalu di dalam sidang pengadilan, kecuali jika karena alasan-

alasan yang sah hal itu tidak dapat dilakukan atau karena hakim memerintahkan

agar hal itu dilakukan di sebuah kuil atau di suatu tempat yang dianggap keramat.

Dalam hal terakhir ini ketua pengadilan negeri dapat memberi kuasa kepada

salah satu anggota pengadilan negeri dengan dibantu oleh panitera yang

bertugas membuat berita acara, untuk mengambil sumpah pihak yang berhalangan

di tempat tinggalnya atau di tempat lain yang ditentukan oleh ketua.

(2) Jika sumpah harus diambil di tempat di luar wilayah jaksa di tempat kedudukan

pengadilan negeri, maka ketua meminta kepada jaksa yang mempunyai wilayah

sumpah itu dilakukan, untuk mengambil sumpah tersebut dan segera mengirimkan

berita acara sumpah tersebut kepadanya.

(3) Sekali-kali tidak boleh diambil sumpah tanpa dihadiri pihak lawan. kecuali bila

pihak ini sudah dipanggil dengan sah. (KUHperd. 1944 dst.; Rv. 52: HIR. 158,

381; RBg. 709.)

Pasal 186.

(1) Jika suatu perkara tidak dapat diselesaikan pada hari sidang pertama, maka

pemeriksaan dilanjutkan sedapat-dapatnya pada hari lain yang ditentukan tidak

terlalu lama, kemudian begitu seterusnya.

(2) Penundaan itu harus diucapkan di dalam sidang di hadapan para pihak dan itu

berlaku sebagai panggilan resmi bagi pihak-pihak yang hadir.

(3) Jika di antara pihak-pihak yang hadir pada hari pertama ada yang kemudian tidak

hadir pada hari sidang berikutnya, yang kemudian ditunda lagi. maka ketua

memerintahkan agar pihak itu dipanggil lagi untuk hadir pada sidang berikutnya.

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Page 272: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

253

Redesign Drs. SAHERUDIN

(Rv. 109.)

(4) Tidak boleh dilakukan penundaan atas permohonan para pihak atau karena

jabatan bila tidak benar-benar diperlukan. (Rv. 127; HIR. 159.)

Pasal 187.

(1) Jika selama persidangan perkara berjalan, ada suatu tindakan yang harus dilakukan

berdasarkan pasal 193 menjadi tanggungan pihak yang dinyatakan kalah. Maka

ketua dapat memerintahkan agar biaya dibayar lebih dulu oleh salah satu pihak

dan disampaikan kepada paritera, dengan tidak mengurangi hak pihak lawan

untuk membayarnya secara sukarela.

(2) Jika para pihak enggan untuk membayar uang muka tersebut meskipun sudah

diperingatkan oleh ketua, maka tindakan yang diperintahkan itu, kecuali jika

diwajibkan, tidak dilakukan dan sepanjang pertu pemeriksaan akan dilanjutkan

pada hari lain yang ditetapkan oleh ketua dengan memberitahukan para pihak.

(HIR. 160.)

Pasal 188.

(1) Setelah perkara pada hari pertama atau hari kemudian dibuat jelas, maka

sesudah para pihak dan para pendengar diminta meninggalkan ruang sidang,

diminta pendapat para penasihat pengadilan yang hadir menurut pasal 7 RO.

(2) Kemudian dilakukan musyawarah serta penyusunan keputusan seperti diatur

dalam pasal 39 dan 40 RO . (IR. 161.)

Bagian 2.

Musyawarah Dan Keputusan pengadilan.

Pasal 189.

(1) Dalam rapat permusyawaratan, karena jabatannya hakim harus menambah dasar-

dasar hukum yang tidak dikemukakan oleh para pihak. (RO. 39,41.)

(2) la wajib memberi keputusan tentang semua bagian gugatannya.

(3) la dilarang memberi keputusan tentang hal-hal yang tidak dimohon atau

memberikan lebih dari yang dimohon. (Rv. 50; HIR. 178.)

Pasal 190

(1) Setelah keputusan diambil dengan mengingat ketentuan dalam pasal yang lalu,

maka para pihak dipanggil lagi masuk dalam ruang sidang dan keputusan

diucapkan oleh ketua secara terbuka. (RO. 40; HIR. 179.)

(2) Jika para pihak atau salah satu di antara mereka tidak hadir pada waktu

pengucapan itu, maka isi keputusan itu diperintahkan oleh ketua untuk

disampaikan kepada pihak yang tidak hadir oleh seorang pegawai yang

berwenang.

(3) Pasal 149 ayat (4) berlaku dalam hal ini.

Pasal 191.

(1) Pengadilan negeri dapat memerintahkan pelaksanaan putusannya meskipun

kembali

Ke daftar isi

Page 273: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

254

Redesign Drs. SAHERUDIN

ada perlawanan atau banding jika ada bukti yang otentik atau ada surat yang

ditulis dengan tangan yang menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku

mempunyai kekuatan pembuktian, atau karena sebelumnya sudah ada

keputusan yang mempunyai kekuatan hukum yang pasti, begitu juga jika ada

suatu tuntutan sebagian yang dikabulkan atau juga mengenai sengketa tentang

hak bezit (KUHperd. 548 dst.; Rv. 53 dst.)

(2) Pelaksanaan sementara sekali-kati tidak boleh meluas sampai ke soal

penyanderaan. (HIR. 180; RBg. 242.)

Pasal 192.

(1) Barangsiapa dikalahkan dalam perkaranya, dihukum untuk membayar biaya

perkara.

(2) Biaya dapat diperhitungkan seturuhnya atau sebagian dalam sengketa antara

suamiistri, keluarga sedarah dalam garis lurus, antara saudara-saudara laki-

laki dan perempuan atau yang karena perkawinan dalam garis yang sama, dan di

Bengkulu. Sumatera Barat dan Tapanuli sepanjang hukum waris dan di daerahnya

mengikuti hukum waris Melayu, juga antara saudara laki-laki dan perempuan dari

ibu serta kemenakan-kemenakan dari pihak ibu dan begitu juga jika para pihak

masingmasing dalam beberapa hal dinyatakan ada kesalahannya.

(3) Dalam hal ada putusan sementara dan lain-lain yang mendahului putusan akhir,

maka biaya dapat ditentukan dalam putusan akhir. (Rv. 58.)

(4) Biaya perkara yang diputus tanpa kehadiran tergugat menjadi tanggungan tergugat

meskipun ia mungkin dapat dimenangkan dalam putusan perlawanan atau banding,

kecuali jika pada pemeriksaan perlawanan atau pemeriksaan tingkat banding la

ternyata tidak dipanggil dengan sepatutnya.

(5) Dalam hal seperti dimaksud dalam pasal 151, maka biaya-biaya yang

disebabkan oleh panggilan ulang atas para tergugat yang tidak hadir, menjadi

beban mereka, kecuali mereka tidak dipanggil dengan sempurna untuk datang di

sidang pengadilan. (HIR.181.)

Pasal 193.

Penghukuman dalam membayar biaya tidak boleh melebihi : (HIR.182)

1o biaya meterai yang diperlukan selama berlangsungnya perkara;

2o biaya alat-alat bukti yang disebabkan oleh acara;

3° biaya saksi-saksi, ahli dan juru bahasa, termasuk biaya penyumpahannya,

dengan pengertian bahwa, jika satu pihak mengajukan lebih dari lima saksi

atas satu peristiwa yang sama, maka tidak dapat dibebankan kepada pihak lawan;

4° biaya pemeriksaan setempat dan perbuatan-perbuatan lain menurut hukum;

5° upah para pegawai yang ditugaskan untuk melakukan panggilan dan

pemberitahuan lainnya;

6° biaya yang disebut dalam pasal 164 ayat (6);

7 ° biaya kepaniteraan serta upah panitera dan pegawai -pegawai lain yang

berhubungan dengan pelaksanaan putusan, semuanya menurut tarip yang ada

atau akan ditentukan oleh pemerintah atau jika hal itu tidak ada berdasarkan

Ke daftar isi

Page 274: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

255

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkiraan ketua pengadilan negeri.

Pasal 194

Di dalam surat kepusan harus disebutkan :

1° biaya perkara yang harus dibayar oleh suatu pihak, tidak termasuk biaya yang

timbul sesudah ada putusan, dan hal ini, jika perlu, akan diperhitungkan kemudian

oleh ketua;

2° jumlah biaya, kerugian dan bungs. jika putusan itu mengandung penghukuman

untuk membayarnya. (Rv. 607, 610; HIR. 183.)

Pasal 195.

(1) Keputusan hakim harus memuat secara singkat tetapi jelas tentang apa yang

dituntut serta jawabannya, begitu pula tentang dasar-dasar keputusan itu dan

apa yang dimaksud dalam pasal 7 RO. dan akhirnya putusan pengadilan negeri

mengenai gugatan pokoknya serta biayanya dan mengenai para pihak mana yang

hadir pada waktu putusan diucapkan.

(2) Keputusan yang didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang pasti harus

menyebutkan peraturan-peraturan itu. (RO. 7, 30 dst.; Rv. 61.)

(3) (3) Surat-surat keputusan ditandatangani oleh ketua dan panitera. (RO. 43:

HIR. 184.)

Pasal 196.

(1) Putusan yang tidak merupakan putusan akhir, meskipun diucapkan di dalam

sidang pengadilan, tidak dibuatkan tersendiri melainkan hanya dicatat dalam

berita acara.

(2) Para pihak, atas biaya sendiri, dapat memperoleh turunan otentik dari catatan-catatan

demikian. (Rv. 48; HIR. 185.)

Pasal 197.

(1) Panitera membuat satu berita acara dari tiap-tiap perkara yang mencatat tiap-tiap

kejadian di dalam sidang dan juga nasihat/pertimbangan yang diberikan oleh

pejabat yang disebut dalam pasal 7 RO.

(2) Tidak disebutkan apakah putusan diambil dengan suara terbanyak atau dengan

suara bulat.

(3) Berita acara ini ditandatangani oleh ketua dan panitera. (RO. 41, 63; Rv. 29, 62;

HIR. 186.)

Pasal 198.

(1) Jika ketua berhalangan untuk menandatangani surat keputusan atau berita acara

di sidang pengadilan, maka surat itu ditandatangarti oleh anggota sidang yang

langsung ada di bawahnya yang ikut duduk dalam majelis.

(2) Jika panitera yang berhalangan, maka hal itu dengan tegas dicatat dalam surat

keputusannya atau di dalam berita acara sidang. (RO. 52; Rv. 63; HIR. 187.)

kembali

Ke daftar isi

Page 275: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

256

Redesign Drs. SAHERUDIN

Bagian 3. Banding.

Pasal 199.

(1) (s.d.u. dg. S. 1939-715.) Dalam hal dimungkinkan pemeriksaan dalam tingkat

banding, maka pemohon banding yang ingin menggunakan kesempatan itu,

mengajukan pemohonan untuk itu yang bila dipadangnya perlu, disertai dengan suatu

risalah banding dan surat-surat lain yang berguna untuk itu atau pemohonan itu dapat

diajukan oleh seorang kuasa seperti dimaksud dalam ayat (3) pasal 147 dengan

suatu surat kuasa khusus kepada panitera dalam waktu 14 hari terhitung mulai hari

diucapkannya keputusan pengadilan negeri, sedangkan tenggang waktu itu adalah

empat belas hari setelah putusan diberitahukan menurut pasal 190 kepada yang

bersangkutan, jika ia tidak hadir pada waktu putusan diucapkan. (RB9. 147 2; S.

1922-522.)

(2) (s.d.t. dg.S.1939-716.) Pengadilan Negeri berwenang untuk memperpanjang

tenggang waktu menurut keadaan tersebut dalam ayat di muka sampai sebanyak-

banyaknya enam minggu.

(3) Jika pemohon banding bertempat tinggal atau berkediaman di luar wilayah Jaksa di

tempat kedudukan pengadilan negeri, maka tenggang waktu mengajukan

banding adalah empat minggu.

(4) Dalam hal diajukan permohonan untuk naik banding tanpa biaya, maka

tenggang waktu mulai dihitung sejak hari pemberitahuan seperti tersebut dalam

pasal 281.

(5) (s.d.u. dg. S. 1927-576.) Pernyataan banding tidak akan diterima setelah lampau

tenggang waktu seperti tersebut dalam ayat-ayat yang lalu, juga jika pernyataan

itu tidak disertai pembayaran uang muka kepada panitera yang besamya

ditaksir sementara oleh ketua pengadilan negeri, melihat keperluan akan

biaya-biaya kepaniteraan, pemanggilan-pemanggilandan pemberitahuan

kepada pihak-pihak yang diperlukan serta meterai-meterai yang diperlukan. (Rv.

334, 438; H IR .188.)

(6) Bila panitera pengadilan negeri tidak berada di tempat dalam wilayah jaksa di tempat

kedudukan pengadilan negeri, maka pemohon banding dapat memohon

perantaraan jaksa di tempat tinggalnya atau tempat kediamannya untuk segera

mengirimkan catatan bandingnya serta surat-surat yang bersangkutan kepada

panitera.

Pasal 200.

Putusan-putusan di luar kehadiran tergugat (verstek) tidak dapat dimohonkan

banding, tetapi bila penggugat asal yang mengajukan banding, maka tergugat

terbanding dapat menggunakan semua pembelaannya dalam tingkat banding tanpa

menggunakan hak perlawanannya dalam tingkat pertama. (Rv. 330; HIR. 189.)

Pasal 201.

(1) Keputusan-keputusan dan penetapan-penetapan yang dimaksudkan untuk

mengatur penyelesaian perkara atau yang dimaksudkan untuk memperoleh

buktibukti atau untuk pemeriksaan setempat sebelum diputus pokok perkaranya,

begitu juga putusan yang dapat dijalankan terlebih dahulu hanya dapat dimohonkan

Ke daftar isi

Page 276: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

257

Redesign Drs. SAHERUDIN

banding dalam tenggang waktu dan bersamaan dengan putusan akhir. (Rv. 331.)

(2) Putusan pengadilan negeri yang menyatakan dirinya tidak berwenang untuk

mengatur suatu perkara termasuk putusan akhir. (Rv. 357; HIR. 190.)

Pasal 202.

(1) Pernyataan banding dicatat oleh panitera dalam daftar yang telah disediakan

untuk itu.

(2) Panitera secepatnya, dengan perantaraan pejabat yang berwenang, memberitahukan

kepada pihak lawan tentang adanya permohonan banding, disertai dengan turunan

risalah banding pemohon banding atau surat-surat lain

(3) Bila termohon banding bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah Jaksa tempat

kedudukan pengadilan negeri, atau jika panitera pengadilan negeri tidak ada di

tempat tersebut, maka pemberitahan dengan perantara jaksa di wilayah tempat

tinggal atau tempat kediaman termohon banding.

(4) Bukti tertulis tentang pemberitahuan yang telah dilakukan disampaikan kepada

panitera.

(5) Termohon banding yang bertempat tinggal atau berdiam di wilayah jaksa di tempat

kedudukan pengadilan negeri, dalam empat belas hari, atau dalam keadaan lain

dengan perantaraan jaksa di tempat tinggal atau tempat kediamannya. dalam waktu

enam minggu setelah memenuhi pemberitahuan, dapat menyampaikan surat-

surat yang dipandangnya perlu kepada panitera pengadilan negeri yang

kemudian menyampaikan turunan-turunannya kepada pembanding. Dalam hal

diizinkan mengajukan banding tanpa biaya, maka tenggang waktu penyampaian

surat-surat itu dihitung sejak saat pemberitahuan seperti ditentukan dalam pasal 281.

(6) Jika panitera pengadilan negeri tidak ada di dalam wilayah jaksa di tempat kedudukan

pengadilan negeri, maka terbanding dapat menyampaikan surat-surat seperti

tersebut dalam ayat terdahulu dengan perantaraan jaksa di tempat tinggal atau

tempat kediamannya.

Pasal 203.

Selambat-lambatnya delapan hari setelah menerima jawaban risalah banding dan

suratsurat lainnya dari terbanding atau sesudah lampau tenggang waktu yang

diperbolehkan seperti tersebut dalam pasal yang lain, maka panitera mengirimkan

surat-surat yang bersangkutan dengan perkara berikut berita acara pemeriksaan

persidangan beserta turunan resmi surat keputusannya, juga catatan mengenai

pemberitahuannya (bila ada) dan bukti mengenai pemberitahuan itu ke pengadilan

tinggi. (HIR. 1921: RBg. 715.)

Pasal 204.

Terhadap pemeriksaan pada tingkat banding berlaku ketentuan-ketentuan yang

tercantum dalam Titel VII Buku pertama Reglemen Acara perdata.

Pasal 205.

Segera setelah ketua pengadilan negeri menerima putusan pengadilan tinggi, maka ia

Ke daftar isi

Page 277: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

258

Redesign Drs. SAHERUDIN

memerintahkan agar para pihak diberitahu tentang sampainya keputusan

pengadilan tinggi tersebut padanya, dan bahwa mereka diperbolehkan melihatnya dan

atas biayanya dapat memperoleh turunannya di kepaniteraan pengadilan negeri. (Rv.

358; H IR. 174.)

Bagian 4.

Pelaksanaan Keputusan Hukum

Pasal 206.

(1) Pelaksanaan hukum (eksekusi) perkara yang diputus oleh pengadilan negeri dalam

tingkat pertama dilakukan atas perintah dan di bawah pimpinan ketua menurut

cara yang ditentukan dalam pasal-pasal berikut.

(2) Jika putusan seluruhnya atau sebagian harus dilaksanakan di luar wilayah

hukum jaksa di tempat kedudukan pengadilan negeri atau ketua tidak ada di

tempat itu, maka ketua dapat minta secara tertulis perantaraan jaksa yang

bersangkutan.

(3) Dalam hal putusan itu seluruhnya atau sebagian harus dilakukan di luar wilayah

hukum pengadilan negeri, maka ia secara tertulis minta perantaraan ketua

pengadilan negeri yang bersangkutan, juga jika pengadilan negeri ini ada di

pulau Jawa dan Madura, ketua ini bertindak serupa jika ternyata pelaksanaan

harus dilakukan di luar wilayah hukum pengadilan negerinya.

(4) Bagi ketua pengadilan negeri yang diminta perantaraannya oleh rekannya di

Jawa dan Madura, berlaku ketentuan-ketentuan bab ini terhadap segala akibat

tindakantindakan yang dimintakan kepadanya.

(5) Ketua yang diminta perantaraannya secepatnya memberitahukan tentang tindakan-

tindakan yang dimintakan kepadanya dan kemudian memberitahukan hasilnya

kepada pengadilan negeri yang memutus perkaranya dalam tingkat pertama.

(6) Perlawanan, juga yang datang dari pihak ketiga, berdasarkan hak milik yang diakui

olehnya yang disita untuk pelaksanaan putusan, juga semua sengketa mengenai

upaya-upaya paksa yang diperintahkan, diadili oleh pengadilan negeri yang

mempunyai wilayah hukum di mana dilakukan perbuatan-perbuatan untuk

melaksanakan keputusan hakim.

(7) Tentang perselisihan-perselisihan yang timbul dan tentang keputusan-

keputusan yang telah diambil, tiap-tiap kali harus segera, oleh ketua

pengadilan negeri, diberitahukan kepada ketua pengadilan negeri yang memutus

dalam tingkat pertama. (HIR. 195.)

Pasal 207.

(1) Dalam hal keengganan atau kealpaan pihak yang kalah untuk melaksanakan putusan

secara sukarela, maka pihak yang menang secara lisan atau tertulis dapat

mengajukan permohonan agar putusan yang bersangkutan dilaksanakan.

(2) Ketua atau jaksa yang diberi kuasa menyuruh memanggil pihak yang kalah dan

memperingatkannya agar ia dalam waktu yang ditentukannya, tidak melebihi

delapan hari, melaksanakan keputusan yang bersangkutan. (Rv. 439, 443:

HIR. 196.)

kembali

Ke daftar isi

back

back

back

back

Page 278: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

259

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 208.

Bila setelah lampau tenggang waktu yang telah ditentukan, putusan hakim tidak

dilaksanakan atau pihak yang kalah tidak datang menghadap setelah dipanggil,

maka ketua atau jaksa yang diberi kuasa karena jabatannya mengeluarkan perintah

untuk menyita sejumlah barang-barang bergerak dan, jika jumlahnya diperkirakan tidak

akan mencukupi, juga sejumlah barang-barang tetap milik pihak yang kalah

sebanyak diperkirakan akan mencukupi untuk membayar jumlah uang sebagai

pelaksanaan putusan, dengan batasan bahwa di daerah Bengkulu, Sumatera Barat

dan Tapanuli hanya dapat dilakukan penyitaan atas harta (harta pusaka) jika tidak

terdapat cukup kekayaan dari harta pencarian baik yang berupa barang bergerak

maupun barang tetap. (Rv. 444; HIR. 197.)

Pasal 209.

(1) Penyitaan dilakukan oleh panitera pengadilan negeri.

(2) Jika panitera berhalangan karena kesibukan tugasnya atau karena alasan lain,

maka ia diganti oleh seorang yang cakap dan terpercaya yang ditunjuk oleh ketua

atau oleh jaksa yang diberi kuasa yang juga berwenang untuk menunjuk

sepanjang dikehendaki oleh ketua dengan melihat keadaan dan untuk menghemat

biaya karena jaraknya tempat barang-barang yang akan disita.

(3) Penunjukan itu dilakukan cukup dengan menyebutnya saja atau dengan suatu

catatan dalam perintah tertulis seperti dimaksud dalam pasal yang lain.

(4) Panitera atau orang yang ditunjuk untuk menggantikannya membuat berita

acara tentang apa yang telah dilakukannya dan memberikan penjelasan

tentang maksudnya kepada pihak yang barangnya disita, bila ini ada. (Rv. 446

dst.: HIR. 197 2-5.)

Pasal 210.

(1) Panitera atau orang yang menggantikannya dalam menjalankan penyitaan dibantu

oleh dua orang saksi yang nama, pekerjaan serta tempat tinggalnya disebut dalam

berita acara dan yang ikut menandatangani surat aslinya serta surat -surat

turunannya.

(2) (s.d.u. dg. S.1932-42.) Para saksi harus penduduk Indonesia yang telah berumur 21

tahun dan oleh orang yang menalankan penyitaan dikenal sebagai terpercaya atau

oleh pejabat pamong praja berbangsa Eropa atau Bumiputra diusulkan kepadanya.

(HIR. 197 6-7.)

Pasal 211.

Penyitaan barang-barang bergerak milik yang kalah, termasuk uang dan surat-surat

berharga, dapat terdiri juga dari barang-barang bergerak yang berujud yang ada di bawah

penguasaan orang lain, dan tidak boleh meluas ke ternak dan perkakas-perkakas yang

betul-betul diperlukan untuk menjalankan perusahaan pribadi dari terhukum. (HIR. 197

8)

Pasal 212 .

Panitera atau orang yang ditunjuk untuk mewakilinya dengan melihat keadaan, menitipkan

barang-barang bergerak atau sebagiannya kepada orang mengalami penyitaan, atau

kembali

Ke daftar isi

kembali

back

Page 279: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

260

Redesign Drs. SAHERUDIN

dapat juga memindahkannya seturuh atau sebagiannya ke tempat lain untuk disimpan.

Dalam hal pertama ia memberitahukannya kepada polisi setempat yang menjaga jangan

sampai ada barang-barang dipindahkan. Hak opstal Indonesia tidak boleh dipindahkan.

(HIR. 1') 79)

Pasal 213.

(1) Dalam hal penyitaan terhadap barang-barang tetap, maka berita penyitaan

diumumkan kepada khalayak ramai, sepanjang barang itu terdaftar atau tidak

berdasarkan Ordonansi Balik-Nama (S; 1834-27). dengan cara pencatatan berita

acara di dalam daftar menurut pasal 50 (S. 1848-10) tentang mulai berlakunya

dan perpindahan ke perundang-undangan baru atau dalam daftar di

kepaniteraan pengadilan negeri yang diadakan untuk itu. (Rv. 507.)

Dalam kedua hal itu harus dicantumkan jam, hari, bulan dan tahun pengumuman

yang bersangkutan, sedangkan jam, hari, bulan dan tahun oleh panitera dicatat

dalam surat yang asli.

(2) Selain itu, orang yang melakukan penyitaan meminta kepada kepala desa maupun

kepala pamong lainnya untuk memaklumkan penyitaan itu kepada khalayak ramai

menurut cara yang lazim dijalankan setempat. (HIR. 198.)

Pasal 214.

(1) Terhitung mulai hari diumumkannya berita acara penyitaan itu. maka pihak yang

mengalami penyitaan tidak diperbolehkan untuk memindahtangankan, membebani

dengan suatu hak atau menyewakan barang tetap itu.

(2) Perjanjian-perjanjian yang bertentangan dengan larangan tersebut tidak dapat

dipertanggungjawabkan kepada orang yang melakukan penyitaan. (Rv. 507: HIR.

199)

Pasal 215.

(1) Penjualan barang sitaan dilakukan dengan perantaraan kantor lelang. atau

tergantung dari keadaan atas pertimbangan ketua atau jaksa yang dikuasakan oleh

orang yang melakukan penyitaan ataupun oleh orang lain yang dipandang cakap

dan dapat dipercaya oleh ketua atau jaksa yang dikuasakan itu, yang bertempat

tinggal di tempat penjualan akan dilakukan atau di dekat tempat itu. Penjualan

dilakukan menurut syarat-syarat biasa secara umum dan diberikan kepada yang

menawar dengan harga tertinggi.

(2) Jika penjualan tersebut dalam ayat (1) harus dilaksanakan untuk memenuh i

pembayaran yang tidak melebihi tiga ratus gulden, tidak termasuk biaya perkara,

atau pica atas perkiraan ketua atau jaksa yang dikuasakan memperkirakan barang-

barang yang disita tidak akan mencapai jumlah tiga ratus gulden, maka penjualan

sekali-kali tidak boleh diserahkan kepada juru lelang.

(3) Dalam hal itu pelelangan dilakukan oleh orang yang melakukan penyitaan atau

oleh orang yang dipandang cakap dan terpercaya seperti tersebut dalam ayat (1).

Orang yang ditugaskan melakukanan lelang membuat laporan tertulis yang

disampaikan kepada ketua atau jaksa yang dikuasakan tersebut. (Rv. 453, 466;

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

Page 280: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

261

Redesign Drs. SAHERUDIN

Venduregl. 1, 4, 20 dst.; HIR. 200 1-3.)

Pasal 216.

(1) Pihak yang barangnya disita dapat memberikan urutan barang-barang yang harus

didahulukan untuk ditawarkan. (HIR. 200 4)

(2) Begitu jumlah yang diperlukan untuk memenuhi keputusan beserta biayanya tercapai,

maka penjualan dihentikan dan sisa barang-barangnya dikembalikan kepada

pemiliknya. (HIR. 200 5)

(3) Di daerah Bengkulu, Sumatera Barat dan Tapanuli, harta pusaka baru boleh dilelang

setelah barang-barang bergerak dan barang-barang tetap hasil pekerjaan debitur

sendiri habis dilelang.

Pasal 217.

(1) Pelelangan (penjualan) barang bergerak dilakukan sesudah pengumuman

menurut cara setempat dan tidak boleh dilakukan sebelum lewat delapan hari

setelah dilakukan penyitaan.

(2) Bila bersama-sama dengan barang-barang bergerak juga disita barang-barang

tetap, dan di antara barang-barang bergerak itu tidak ada barang yang mudah busuk.

maka pelelangan dilakukan bersama-sarna dengan urutan yang telah diberikan oleh

yang terkena sita, tetapi setelah diumumkan dua kali dengan waktu antara lima

belas hari.

(3) Dalam penyitaan yang dilakukan terhadap seluruh barang-barang tetap. maka

digunakan tata cara pelelangan seperti diatur dalam ayat yang lalu.

(4) Pelelangan barang-barang tetap yang sekiranya melebihi nilai seribu gulden, di

daerah karesidenan di mana beredar satu atau lebih surat kabar harian, harus

diumumkan satu kali. selambat-lambatnya empat belas hari sebelum dilakukan

pelelangan, dalam surat kabar tempat akan dilakukan pelelangan, dan jika tidak ada

surat kabar di tempat itu, di suatu surat kabar tempat terdekat. (Rv. 516; HIR.200 6-

9)

Pasal 218.

(1) Hak orang yang barangnya dilelang atas barang-barang tetap berpindah kepada

pihak pembeli berdasarkan penentuan bahwa ia yang menawar tertinggi, jika semua

syarat-syarat jual-belinya telah dipenuhi dan harga dilunasi atas pelunasan itu ia

akan menerima tanda bukti tertulis dari kantor lelang atau dari orang yang

ditugaskan melaksanakan dan pelelangan. (Rv. 526, 532; HIR. 200 10)

(2) Jika pemilik barang yang telah dilelang enggan untuk menyerahkan barang yang telah

dijual itu, maka ketua pengadilan negeri atau jaksa yang dikuasakan secara tertulis

mengeluarkan surat perintah kepada peabat yang bertugas memberitahukan

untuk, bila perlu dengan bantuan polisi, memaksa agar yang membangkang itu

beserta keluarganya meninggalkan dan mengosongkan barang itu. Pejabat yang

bertugas menjalankan perintah dibantu oleh panitera pengadilan negeri atau oleh

seorang pegawai berkebangaan Eropa yang ditunjuk oleh ketua atau oleh

jaksa yang dikuasakan atau bila orang semacam itu tidak ada, oleh seorang

Ke daftar isi

back

back

Page 281: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

262

Redesign Drs. SAHERUDIN

kepala desa Indonesia atau pegawai Indonesia yang ditunjuk oleh ketua atau

oleh jaksa yang dikuasakan (Rv. 526, 1033; H IR.200 10)

Pasal 219

Jikalau ada dua atau lebih permohonan pelaksanaan keputusan terhadap satu orang

debitur, maka dalam satu berita acara dilakukan penyitaan atas sejumlah barang-

barang yang sekiranya diperlukan untuk menutup seluruh jumlah dari semua keputusan

berikut biaya pelaksanaannya. (HIR. 201.)

Pasal 220.

Bila setelah selesai suatu penyitaan tetapi sebelum diadakan penjualan, masuk lagi

permohonan-permohonan untuk pelaksanaan putusan terhadap debitur, maka

barangbarang yang telah disita digunakan juga untuk menutup segala putusan dan

ketua atau jaksa yang dikuasakan, jika perlu dapat memerintahkan agar penyitaan

dilanjutkan terhadap barang-barang yang belum disita sampai jumlah yang kiranya

cukup untuk membayar seluruh putusan ditambah dengan biaya-biayanya. (HIR. 202)

Pasal 221.

Dalam jangka waktu seperti tersebut dalam pasal yang lalu, maka keputusan-keputusan

terhadap debitur yang dijatuhkan oleh hakim-hakim lain dari yang disebut dalam

pasal 206 ayat (1), dapat juga diajukan untuk dilaksanakan kepada ketua

pengadilan negeri yang dalam wilayahnya dilakukan penyitaan. Ketentuan pasal

220 berlaku pula dalam hal ini. (HIR. 203.)

Pasal 222.

(1) Dalam kejadian-kejadian seperti tersebut dalam tiga pasal yang lain, maka ketua yang

dimaksud dalam pasal yang lain, setelah mendengar atau memanggil dengan

sepatutnya debitur dan para kreditur yang mengajukan permohorkan pelaksanaan,

menentukan cara pembagian hasil eksekusi di antara para kreditur.

(2) Para kreditur yang memenuhi panggilan seperti tersebut dalam ayat yang lalu dapat

mengajukan banding kepada pengadilan tinggi terhadap penetapan tersebut:

terhadap permohonan banding itu berlaku pasal 199. (HIR. 204.)

Pasal 223.

Segera setelah penetapan mengenai pembagian mempunyai kekuatan yang pasti

maka ketua memberikan daftar pembagian kepada juru lelang atau orang yang

ditugaskan untuk mengadakan pelelangan sebagai dasar pembagian hasil

penjualannya. (HIR. 205.)

Pasal 224.

(1) Kecuali apa yang diatur dalam ayat berikut, maka pelaksanaan keputusan yang

bermaksud membayar sejumlah uang yang tidak melebihi seratus lima puluh

gulden, tidak termasuk biaya perkara, dilakukan tanpa peringatan lebih dahulu.

Ke daftar isi

kembali

Page 282: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

263

Redesign Drs. SAHERUDIN

(HIR. 206 1.)

(2) (s.d.u. dg. S. 1934-621. 622. S. 1936-629) Jumlah uang yang termaksud dalam

ayat yang lalu yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan pengadilan

adalah sebagai berikut:

a. di dalam wilayah Sumatera Timur dua ratus lima puluh gulden.

b. di dalam afdeling-afdeling dalam Karesidenan Aceh dan sekitarnya yang tidak

ada pengadilan negerinya, lima ratus gulden.

c. (Huruf c ini dianggap tidak tertulis karena tidak sesuai lagi dengan keadaan

sekarang.)

(3) Ayat ini dianggap tidak tertulis karena tidak sesuai lagi dengan keadaan

(4) Jika tidak cukup adanya barang-barang bergerak, maka atas perintah tertulis karena

jabatan ketua atau jaksa yang dikuasakan, juga barang-barang tetap boleh disita

dengan cara penyitaan seperti ditentukan dalam pasal 208 s/d 210 dan pasal

213, dan dijual dengan cara-cara yang ditentukan dalam pasal 215 s/d 218.(HIR.

206 2)

Pasal 225.

(1) Perlawanan pihak debitur terhadap pelaksanaan, baik mengenai penyitaan barang-

barang bergerak maupun barang-barang tetap, dilakukan secara tertulis atau lisan

kepada pejabat yang memerintahkan penyitaan, dan jika perlawanan dilakukan

secara lisan, maka pejabat itu membuat catatan atau menyuruh membuat

catatan. (HIR. 207 1.)

(2) Jika perlawanan dilakukan oleh jaksa yang dikuasakan, maka segera ia mengajukan

permohonan itu atau catatannya kepada ketua pengadilan negeri.

Pasal 226.

Perkara kemudian oleh ketua diajukan kepada sidang pengadilan negeri pertama agar

diputus setelah mendengar atau memanggil para pihak dengan sepatutnya. (TR. 207 2)

Pasal 227.

(1) Perlawanan itu tidak mencegah atau menunda pelaksanaan, kecuali jika

diperintahkan oleh pejabat yang telah memerintahkan penyitaannya.

(2) Perintah itu dicantumkan di atas surat permohonannya atau dicantumkan di atas

catatan permohonan lisannya.

Pasal 228.

(1) Ketentuan-ketentuan dalam tiap pasal sebelumnya berlaku juga dalam hal pihak

ketiga melawan pelaksanaan berdasarkan pernyataan sebagai pemilik barang-

barang yang disita.

(2) Terhadap keputusan-keputusan berdasarkan pasal ini dan pasal-pasal 226, 231

dan 240, berlaku ketentuan-ketentuan mengenai banding. (HIR. 208.)

Pasal 229.

(1) Atas petunjuk orang yang memohon pelaksanaan putusan, maka dengan

Ke daftar isi

kembali

Page 283: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

264

Redesign Drs. SAHERUDIN

memperhatikan apa yang ditentukan dalam pasal 208, dapat dilakukan

penyitaan atas tagihan-tagihan yang dapat dituntut oleh pihak yang dieksekusi

dari pihak lain.

(2) Turunan surat perintah penyitaan diberitahukan kepada pihak ketiga yang

barangnya disita dan juga kepada pihak yang dieksekusi kepada yang pertama

sekaligus dengan perintah untuk menahan barang yang disita itu dengan ancaman

pembayaran yang dilakukan tidak sah. (Rv. 477.)

Pasal 230.

(1) Dalam waktu delapan hari setelah diberitahukan, maka orang yang mengalami

tindakan pelaksanaan dapat mengajukan perlawanan, jika la beranggapan

mempunyai cukup alasan untuk itu. (Rv. 479.)

(2) Terhadap perlawanan ini berlaku peraturan-peraturan tersebut dalam pasal 225 dan

berikutnya.

Pasal 231

Jika perlawanan pihak yang mengalami pelaksanaan itu dianggap mempunyai dasar

dan karena itu mendapat pembebasan dari pelaksanaan, maka pemohon

pelaksanaan dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga, kepada pihak

yang mengalami pelaksanaan. (Rv. 480.)

Pasal 232.

Jika yang mengalami pelaksanaan tidak melakukan perlawanan seperti tersebut dalam

pasal 230, atau perlawanannya ditolak, maka pemohon dalam waktu satu bulan setelah

lampau tenggang waktu yang ditentukan untuk mengajukan perlawanan atau sesudah

keputusan dijatuhkan harus mengajukan gugatan terhadap pihak ketiga yang

barangnya disita agar memberikan keterangan tentang berapa banyak utangnya kepada

pihak yang mengalami pelaksanaan dengan ancaman batalnya penyitaan. dan

selanjutnya agar dihukum menyerahkan sejumlah uang yang akan temyata kepada

pihak yang sedang mengalami pelaksanaan untuk kepentingan pemohon agar dapat

penggantian gugatannya dan agar bila la menolak memberi keterangan, dihukum untuk

membayar sejumlah uang, untuk mana penyitaan dilakukan, atau bila perlawanan

dibenarkan, untuk membayar biaya dan bunga seakan-akan la sendiri adalah debitur.

(Rv. 481.)

Pasal 233.

Jika pihak ketiga yang terkena sita termasuk orang yang tunduk kepada peradilan

Barat, maka terhadapnya diperlakukan ketentuan-ketentuan yang berlaku terhadap sita

barang pihak ketiga seperti diatur dalam Reglemen Acara perdata (Rv.).

Pasal 234.

Jika pihak ketiga itu termasuk yang tunduk kepada pengadilan negeri, maka

Ke daftar isi

Page 284: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

265

Redesign Drs. SAHERUDIN

diikuti peraturan-peraturan mengenai cara mengajukan perkara dan penyelesaiannya

seperti diatur dalam pasal 142 dan berikutnya dalam undang-undang ini dan juga

apa yang ditentukan dalam pasal-pasal berikut ini.

Pasal 235.

(1) Keterangan pihak ketiga yang barangnya disita diberikan cara tertulis atau lisan di

hadapan sidang pengadilan. (Rv. 736.)

(2) Harus disebutkan alasan-alasan dan hal lain sebagai berikut:

- Sebab dan jumlah utang pihak ketiga itu kepada pihak yang sedang mengalami

pelaksanaan;

- pembayaran-pembayaran atas rekening, jika ada;

- cara pelunasan utang, jika pihak ketiga mengatakan sudah tidak

mempunyai utang lagi. (Rv. 735.)

Pasal 236.

Jika pihak ketiga telah memberikan keterangannya dan tidak membantah

penghukuman yang dimintakan, maka semua biaya yang telah la keluarkan harus

diganti dan ia tidak dapat diwajibkan untuk melakukan suatu pembayaran kecuali

untuk melunasi atau dengan dikurangi biaya itu. (Rv. 737.)

Pasal 237.

Jika pihak ketiga yang barangnya disita membantah untuk memberi keterangan dan

alasan untuk itu tidak dibenarkan, maka la masih diperintahkan untuk memberikan

keterangan pada hari yang ditentukan dan bersamaan dengan itu dihukum membayar

biayanya. (Rv. 738.)

Pasal 238.

(1) Jika ia tetap !alai untuk memberikan keterangan, maka terhadapnya dijatuhkan

putusan di luar kehadirannya dan ia dihukum membayar jumlah tuntutan yang

menyebabkan penyitaan tersebut atau bila perlawanan dibenarkan, berikut

bunga serta biaya-biaya seolah-olah la sendiri adalah debitur. (Rv. 739.)

(2) Jika tidak memberikan keterangan itu karena ia tidak datang, maka berlakulah

pasal 150 reglemen ini.

Pasal 239.

Pihak yang minta pelaksanaan keputusan dapat memaksa pihak ketiga untuk

menguatkan keterangannya dengan sumpah. (Rv. 742.)

Pasal 240.

(1) Jika yang memohon pelaksanaan membantah kebenaran keterangan dan pihak

ketiga itu dinyatakan sebagai yang tidak benar, maka keterangan itu diperbaiki oleh

hakim dan pihak ketiga dihukum untuk memenuhi apa yang ternyata merupakan

utangnya.

(2) Kecuali itu la dapat dihukum untuk mengganti biaya, kerugian dan bunga.

Ke daftar isi

Page 285: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

266

Redesign Drs. SAHERUDIN

(Rv.743.)

Pasal 241.

Uang yang temyata menjadi utang pihak ketiga itu harus dibayarkan kepada pihak yang

mengalami tindakan pelaksanaan putusan sampai sejumlah yang sudah diperbaiki dalam

keputusan dan, jika perlu dapat dilaksanakan terhadap pihak ketiga atas kekuatan

keputusan hakim dengan paksa (eksekusi). (Rv. 744.)

Pasal 242.

(1) Jika tidak ada atau tidak cukup barang-barang untuk menjamin pelaksanaan putusan

hakim, maka ketua pengadilan negeri atau jaksa yang dikuasakan atas permohonan

tertulis atau lisan pihak yang dimenangkan, dapat mengeluarkan perintah tertulis

kepada pejabat yang berwenang melakukan pekerjaan jurusita (exploit) untuk

menyandera debitur. (Rv. 583 dst.; RBg. 244.).

(2) Lama waktu penyanderaan debitur menurut pasal berikut dinyatakan dalam surat

perintah itu. (Rv. 580, 586; H IR. 208.)

Pasal 243.

(1) Penyanderaan diperintahkan:

- Untuk selama enam bulan karena penghukuman membayar sampai jumlah

seratus gulden;

- Untuk selama satu tahun karena penghukuman membayar di atas seratus gulden

sampai dengan tiga ratus gulden;

- Untuk selama dua tahun karena penghukuman membayar di atas tiga ratus gulden

sampai dengan lima ratus gulden:

- Untuk selama tiga tahun karena penghukum membayar lebih dari lima ratus

gulden. (Rv. 586.)

(2) Biaya perkara tidak termasuk jumlah-jumlah uang yang diperhitungkan seperti

tersebut di atas. (HIR. 210).

Pasal 244.

Terhadap orang-orang yang sudah berumur enam puluh lima tahun. maka penerapan

paksa badan hanya diperbolehkan sesuai dengan peraturanperaturan yang ada

atau yang akan dikeluarkan. (S. 1874-94)

Pasal 245

Sekali-kali tidak diizinkan kepada anak-anak dan keturunan-keturunan seterusnya untuk

melakukan penyanderaan terhadap keluarga sedarah atau karena perkawinan dalam

garis lurus dan di daerah Bengkulu, Sumatera Barat dan Tapanuli, sepanjang hukum

warisnya mengikuti ketentuan-ketentuan Melayu, dilarang penyanderaan oleh

kemenakan terhadap saudara-saudara laki-laki atau perempuan pihak ibu. (KUHperd.

298; Rv. 582; HIR. 211)

Ke daftar isi

Page 286: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

267

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 246.

Seorang debitur tidak boleh disandera:

1o di dalam sebuah gedung ibadah selama ada peribadatan;

2o di tempat-tempat di dalam sidang-sidang oleh penguasa selama sidang

berlangsung. (Rv. 22, 595: HIR. 212.)

Pasal 247.

(1) Jika seorang debitur melawan penyanderaan berdasarkan pendapatnya bahwa

perintah penyanderaan melanggar peraturan hukum dan menginginkan segera ada

keputusan, maka ia secara tertulis mengajukan keberatannya kepada pejabat yang

memberi perintah penyanderaan atau jika ia menghendaki, di hadapkan kepada

pejabat itu yang dalam dua hal itu segera menetapkan apakah debitur itu akan

disandera sementara atau tidak, sambil menunggu keputusan pengadilan negeri.

(2) Ayat (5), (7) dan (8) pasal 252 dalam hal ini berlaku pula.

(3) Jika debitur secara tertulis melawan penyanderaan itu, maka sambil menunggu

keputusan dari pejabat itu untuk menghindarkan ia lari, ia dijaga. (Rv. 599;

HIR. 213.)

(4) Jika jaksa yang dikuasakan telah memerintahkan penyanderaan, maka ia

mengirimkan surat permohonan penyanderaan itu atau, jika penyanderaan

dimohonkan secara lisan, catatan mengenal hal itu beserta penetapannya,

kepada ketua pengadilan negeri.

Pasal 248

Seorang debitur yang tidak melawan atau perlawanannya ditolak, segera dibawa ke

lembaga pemasyarakatan untuk disandera. (Rv. 600: IR. 124.)

Pasal 249.

(1) Pejabat yang bertugas melakukan penyanderaan tidak boleh memasukkan debitur ke

dalam lembaga pemasyarakatan sebelum menunjukkan perintah tertulis untuk

penyanderaan itu kepada penuntut umum jaksa yang membuat catatan tentang

hal itu di atas surat perintahnya. (Rv. 602.)

(2) Pegawai pelaksana sandera dalam waktu dua puluh empat jam memberitahukan

hal itu kepada panitera pengadilan negeri tentang terjadinya penyanderaan. (KUHp

333, 555; HIR. 215.)

Pasal 250.

(1) Biaya pemeliharaan orang yang disandera ditanggung oleh orang yang memohon

penyanderaan yang harus dibayar lebih dahulu untuk tiap-tiap tiga puluh hari, kepada

lembaga pemasyarakatan menurut reglemen dan peraturan yang dibuat oleh

Gubemur Jenderal.

(2) Jika pemohon sandera sebelum hari ketiga puluh satu tidak memenuhi kewajiban

membayar, maka atas permohonan si sandera atau kepala lembaga

pemasyarakatan oleh ketua pengadilan negeri atau jaksa yang dikuasakan segera

diperintahkan agar penyanderaan dihentikan. (Rv. 587.)

(3) Perintah penghentian penyanderaan dilaksanakan oleh jaksa kepala atau jaksa yang

Ke daftar isi

Page 287: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

268

Redesign Drs. SAHERUDIN

membuat catatan tentang hal itu di surat perintah atau jika tidak ada

pejabat sedemikian di tempat itu oleh seorang pegawai yang ditunjuk oleh ketua

pengadilan atau oleh jaksa yang dikuasakan.

(4) Tentang pelaksanaan perintah penghentian penyanderaan itu dalam waktu dua

puluh empat jam oleh kepala lembaga pemasyarakatan diberitahukan kepada

panitera pengadilan negeri. (HIR. 216.)

Pasal 251.

Debitur yang disandera secara sah segera dibebaskan :

1o atas izin orang yang mohon penyanderaan, selain dengan suatu akta otentik, juga

dapat disampaikan dengan keterangan secara lisan kepada ketua pengadilan

negeri yang tentang hal itu memerintahkan agar hal itu dicatat dalam register

seperti ditentukan dalam pasal 256. Jika si pemohon sandera bertempat

tinggal atau bertempat kediaman di luar wilayah jaksa di tempat kedudukan

pengadilan negeri atau jika ketua pengadilan negeri tidak ada di tempat itu, maka

keterangan itu juga dapat dinyatakan kepada jaksa dari wilayah tempat tinggal atau

tempat kediaman pemohon sandera dan dibuatlah suatu akta yang kemudian

disampaikan kepada ketua pengadilan negeri;

2o karena pembayaran utang atau penitipan secara hukum kepada seorang notaris atau

panitera pengadilan negeri jumlah uang sebagai pembayaran utang kepada si

pemohon sandera, termasuk juga bunganya, biaya perkara, biaya penyanderaan

serta uang muka yang telah dibayar untuk pemeliharaan. (KUHperd. 1382 dst.,

1404; Rv. 591, 809, dst.; HIR. 217.)

Pasal 252.

(1) Seorang debitur yang tidak melakukan perlawanan menurut cara yang ditentukan

dalam pasal 247 tidak kehilangan haknya, bila menyatakan ia disandera secara

bertentangan dengan pasal-pasal 244, 245 dan 246 atau telah disandera dengan

melawan hukum, dan dapat mengajukan permohonan agar pengadilan negeri

menyatakan penyanderaannya batal.

(2) Untuk itu ia dengan perantaraan kepala lembaga pemasyarakatan mengajukan

permohonan kepada ketua pengadilan negeri.

(3) Jika ia tidak dapat menulis, maka ia diberi kesempatan untuk mengajukan

permohonannya secara lisan kepada ketua pengadilan negeri atau jaksa

yang dikuasakan yang wilayah hukumnya meliputi letak lembaga pemasyarakatan,

dan tentang hal itu dibuat catatan atau diperintahkan agar dibuat catatan.

(4) Jaksa yang dikuasakan menyampaikan catatan yang dibuatnya, atau menyuruh

membuatnya, segera kepada ketua pengadilan negeri.

(5) Ketua mengajukan penuohonan itu di depan sidang yang berikutnya dan

pengadilan negeri memutuskan, bila perlu sesudah mendengar si sandera dan

yang mohon sandera.

(6) Akan dijalankan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari pasal ini, jika si sandera

berpendapat ada yang sah yang dapat ia kemukakan untuk penghentian

penyanderaan, kecuali yang tersebut dalam pasal 250 yang ditetapkan sendiri oleh

ketua atau jaksa yang dikuasakan.

Ke daftar isi

Page 288: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

269

Redesign Drs. SAHERUDIN

(7) Dalam hal ini semua, maka putusan pengadilan negeri dapat dimohonkan banding

tetapi dapat dilaksanakan dengan serta merta.

(8) Ketentuan-ketentuan termuat dalam pasal 199-205 berlaku juga dalam hal

banding ini. (HIR. 218.)

Pasal 253.

(1) Debitur yang penyanderaannya dinyatakan batal atau karena tidak dibayar uang

muka untuk pemeliharaannya tidak dapat disandera kembali untuk utang yang sama

sebelum lampau delapan hari sejak ia dibebaskan. (Rv. 582.)

(2) Jika ia dibebaskan karena tidak dibayar uang muka untuk pemeliharaanya, maka

kreditur tidak boleh menyandera lagi debitur, kecuali ia membayar uang muka untuk

pemeliharaannya untuk jangka waktu tiga bulan. (Rv. 605.)

(3) Bagaimanapun sewaktu selama dijalaninya penyanderaan harus dikurangkan dari

waktu yang diperbolehkan untuk penyanderaan dalam berbagai hal. (HIR. 219.)

Pasal 254.

Barang siapa melarikan diri dari penyanderaan dapat segera disandera kembali

berdasarkan perintah penyanderaan yang pernah dikeluarkan dulu, dengan tidak

mengurangi kewajiban mengganti kerugian dan biaya yang disebabkannya. (HIR.

220.)

Pasal 255.

Meskipun penyanderaan telah dilakukan terhadapnya, debitur tetap bertanggung-

jawab atas utang yang menyebabkan ia disandera. (HIR. 221; Rv. 593.)

Pasal 256.

Panitera pengadilan negeri memegang suatu register mengenai penyanderaan yang berisi

catatan mengenai: (Rv. 602.)

1o Perintah untuk penyanderaan dengan menyebut pejabat yang mengeluarkan

perintah itu, hari ditanda-tanganinya, nama-nama dan pekerjaan serta tempat tinggal

mereka yang diperintahkan untuk disandera, serta lamanya waktu penyanderaan

dapat dilakukan;

2o hari debitur mulai ditahan;

3o hari dibebaskan dari penyanderaan. (HIR. 222.)

Pasal 257.

Ketua pengadilan negeri tiap saat, jika menghendakinya, dapat meminta agar daftar itu

diperlihatkan kepadanya sedikitnya sebulan sekali dan secara teliti mengawasi

supaya orang yang disandera segera dikeluarkan dari penyanderaan begitu waktu

penyanderaan lewat. (HIR. 223.)

Pasal 258.

(1) Grosse akta hipotek dan surat-surat utang yang dibuat oleh notaris di dalam wilayah

Indonesia memuat kepala yang berbunyi "Atas nama Raja" (sekarang: Demi keadilan

berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa) mempunyai kekuatan yang sama dengan

keputusan pengadilan.

Ke daftar isi

kembali

Page 289: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

270

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Untuk pelaksanannya yang tidak dijalankan secara suka-rela, berlaku ketentuan-

ketentuan bagian ini, tetapi dengan pengertian bahwa penerapan paksaan badan

hanya dapat dijalankan jika diizinkan oleh putusan pengadilan. (Rv. 4t0. 584;

No. 41; HIR. 224.)

Bagian 5.

Beberapa Acara Khusus.

Pasal 259.

(1) Jika seseorang yang dihukum untuk melakukan suatu perbuatan tidak melakukannya

dalam waktu yang telah ditentukan oleh hakim, maka oleh orang yang mendapat

keuntungan dari putusan pengadilan yang bersangkutan dapat dimintakan kepada

pengadilan agar kepentingan dari pemenuhan perbuatan itu dinilai dalam jumlah

uang yang harus ia kemukakan.

(2) Terhadap permohonan ini berlaku ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal 142,

143, 144, 145 dan 146 dengan perbedaan, bahwa ketua hanya memanggil debitur

untuk menghadap di sidang pengadilan yang datang untuk didengar pendapatnya

mengenai permohonan tersebut;

(3) Sesudah debitur didengar, atau bila ia tidak hadir setelah dipanggil dengan

sepatutnya, maka pengadilan negeri menolak tuntutan itu atau memberi penilaian

dalam jumlah uang yang sama dengan apa yang diituntut pemohon atau dengan

jumlah yang lebih kecil, dengan menghukum debitur untuk membayar jumlah itu.

(KUHperd. 1239; H R. 225.)

Pasal 260.

(1) Seorang pemilik suatu barang bergerak dapat memohon kepada kepada

pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan orang yang memegang/menguasai barang itu, dengan cara tertulis

atau lisan, agar dilakukan penyitaan atas barang yang dikuasai itu.

(2) Barang yang harus disita harus diterangkan dengan teliti dalam permohonannya

itu.

(3) Jika penyitaan dikabulkan, maka penyitaan dilakukan dengan perintah tertulis dari

ketua, ditetapkan pula siapa yang harus melakukan penyitaan serta tata cara yang

harus diturut dengan mengikuti apa yang diatur dalam pasal 208-212.

(4) Penyitaan yang telah dilakukan segera diberitahukan oleh panitera kepada

pemohon sita dengan diberitahukan pula, bahwa ia arus hadir pada hari persidangan

yang akan datang agar mengajukan dan menguatkan tuntutannya.

(5) Orang yang barangnya disita, diperintahkan juga untuk hadir pada persidangan

itu.

(6) Pada hari yang sudah ditentukan, maka persidangan dilakukan dengan cara yang

biasa dan diputus tentang hal itu.

(7) Jika gugatan dikabulkan, maka sitaan dinyatakan sah dan berharga dan

diperintahkan agar barang yang disita diserahkan kepada penggugat, sedangkan

jika gugatan ditolak, maka diperintahkan agar sita diangkat. (Rv. 714 dst.: HIR.

226.)

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 290: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

271

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 261.

(1) Bila ada dugaan yang berdasar, bahwa seorang debitur yang belum diputus

perkaranya atau yang telah diputus kalah perkaranya tetapi belum dapat

dilaksanakan, berusaha untuk menggelapkan atau memindahkan barang-barang

bergeraknya atau yang tetap, agar dapat dihindarkan jatuh ke tangan kreditur, maka

atas permintaan pihak yang berkepentingan, ketua pengadilan negeri atau jika debitur

bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah jaksa di tempat kedudukan pengadilan

negeri atau jika ketua pengadilan negeri tidak ada di tempat tersebut, jaksa di tempat

tinggal atau tempat kediaman debitur dapat memerintahkan penyitaan barang-barang

tersebut agar dapat menjamin hak si pemohon, dan sekaligus memberitahukan

padanya supaya menghadap di pengadilan negeri pada suatu hari yang ditentukan

untuk mengajukan gugatannya serta menguatkannya. (Rv. 720 dst.)

(2) Debitur, atas perintah pejabat yang memberi perintah, dipanggil untuk datang

menghadap pada hari sidang yang sama.

(3) Tentang siapa yang ditugaskan melakukan penyitaan serta tentang tata cara

yang harus dilkuti dan akibatnya diatur juga dalam pasal 208-214.

(4) Jaksa segera memberikan laporan tentang apa yang telah dilakukannya kepada

ketua pengadilan negeri.

(5) Pada had yang sudah ditentukan pemeriksaan pengadilan dilakukan dengan cara

biasa.

(6) Jika gugatan dikabulkan, maka penyitaan dinyatakan sah dan berharga; jika gugatan

ditolak, maka diperintahkan agar penyitaan diangkat.

(7) Jika penyitaan dilakukan atas perintah jaksa, maka ketua pengadilan negeri, jika ada

cukup alasan, dapat memerintahkan untuk mengangkat penyitaan itu sebelum hari

persidangan yang harus dihadiri oleh para pihak.

(8) Pengangkatan sita selalu dapat dituntut dengan jaminan seorang penanggung

atau atas jaminan-jaminan lain yang cukup. (KUHperd. 1820 dst.; Rv. 725; HIR.

227.)

Pasal 262.

(1) Terhadap putusan-putusan hakim berdasarkan tiga pasal-pasal terdahulu, berlaku

ketentuan-ketentuan umum mengenai banding.

(2) Keputusan-keputusan hakim tersebut dalam pasal-pasal itu dilaksanakan

menurut cara biasa. (HIR. 228.)

Pasal 263.

Jika seorang dewasa karena akalnya terganggu, tidak mampu untuk mengurus diri

sendiri serta harta bendanya, maka tiap-tiap keluarga terdekat dan jika tidak ada,

jaksa kepala atau jaksa berhak memohon agar diangkat seorang pengampu untuk

mengurus orang demikian serta harta bendanya. (KUHPerd. 434 dst.; S. 1931-54; H IR.

229.)

Pasal 264.

(1) Permohonan ini diajukan kepada ketua pengadilan negeri yang mempunyai wilayah

kembali

Ke daftar isi

kembali

back

back

back

Page 291: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

272

Redesign Drs. SAHERUDIN

hukumnya meliputi tempat tinggal atau tempat kediaman orang yang akan

ditempatkan di bawah pengampuan dan memanggil pemohon dan saksi-saksi yang

disebutkan beserta orang yang akan ditempatkan di bawah pengampuan agar

mereka datang di sidang pengadilan negeri pada hari yang ditetapkan,

(KUHperd. 438 dst; HIR. 230.)

(2) Pada hari persidangan itu orang-orang yang dipanggil serta saksi-saksi didengar

sesudah disumpah. (HIR. 231.)

Pasal 265.

(1) Bila orang yang ditempatkan di bawah pengampuan bertempat tinggal atau

berdiam diluar wilayah kejaksaan di tempat kedudukan pengadilan negeri atau

bila ketua pengadilan negeri tidak ada di tempat itu, maka permohonan dapat

diajukan kepada jaksa di tempat tinggal atau tempat kediaman si terampu yang

kemudian mendengar orang-orang yang disebut dalam pasal terdahulu. saksi-

saksi setelah disumpah dan dari pendengaran itu membuat berita acara dengan

permintaan untuk mengirimkan catatan-catatan yang dibuatnya kepada ketua

pengadilan negeri.

(2) Ketua mengajukan perkara itu untuk diputus ke sidang pengadilan berikut yang

diketuainya.

(3) Sambil menunggu keputusan itu. maka jaksa dapat mengambil tindakan-tindakan

sementara yang dianggapnya perlu untuk kepentingan orang yang ada di bawah

pengampuan.

Pasal 266.

Bila permohonan dikabulkan. maka pengadilan negeri mengangkat seorang menjadi

pengampu yang diperkirakan dapat mengurus orang yang ditempatkan di bawah

pengampuan beserta barang-barangnya dengan sebaik-baiknya. (HIR. 2312; KUHperd.

449.)

Pasal 267.

(1) Pengampuan dapat dihentikan oleh pengadilan negeri jika alasan yang menyebabkan

diberikan pengampuan itu sudah tidak ada lagi.

(2) Permohonan untuk penghentian pengampuan, pemeriksaan tentang hal itu dan

pemberian keputusan tentang itu dilakukan dengan cara seperti ditentukan di atas.

(KUHperd. 460; HIR. 232.)

Pasal 268.

Pada waktu berakhirnya pengampuan karena dihentikan atau karena hal-hal lain, maka

pengampu berkewajiban memberikan perhitungan dan pertanggung-jawaban atas

pengurusannya. (KUHperd. 409, 452; HIR. 233)

Pasal 269.

(1) Pengadilan negeri berwenang, atas permohonan ketuarga orang yang kecelakaan,

untuk memasukkan orang-orang yang karena kelakuannya buruk di bawah

pengampuan atau jaksa, demi ketertiban atau untuk menghindarkan kecelakaan

Ke daftar isi

Page 292: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

273

Redesign Drs. SAHERUDIN

untuk memasukkan orang-orang yang karena kelakuan buruk dan boros untuk

dibiarkan hidup secara itu atau berbahaya bagi orang-orang bin di sekitamya, setelah

diadakan penyelidikan secara pantas, ke dalam suatu lembaga rumah sakit atau

tempat-tempat lain yang sesuai untuk ditahan, selama orang itu tidak menunjukkan

tanda perbaikan yang nyata. (RO. 134 dst., 138.)

(2) Permohonan-permohonan semacam itu terlepas dari pengampuan yang jika belum

diberikan sebelumnya dan cukup adanya alasan-alasan untuk itu. dapat dimohonkan

bersamaan atau kemudian menurut ketentuan-ketentuan di atas. (KUHPerd 456;

HIR. 234.)

(3) Sambil menunggu dikeluarkannya keputusan, maka jaksa di tempat tinggal atau

tempat kediaman orang-orang tersebut dalam ayat (1) dapat mengambil tindakan-

tindakan yang dipandang perlu untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Pasal 270.

(s.d.u.dg. S.1936-131. 132.) Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam ayat (1)

pasal yang lalu berlaku juga di karesidenan-karesidenan atau bagian-bagian

karesidenan yang ditetapkan oleh Gubernur Jenderal terhadap orang-orang yang

menderita penyakit yang menjijikkan, yang mengemis di muka umum atau terhadap

gelandangan atau yang memanfaatkan keadaan nasibnya untuk mengganggu orang

lain dengan pengertian:

a. bahwa orang-orang semacam itu hanya dapat dimasukkan dalam lembaga-

lembaga atau rumah-rumah sakit yang oleh kepala daerah setelah bermusyawarah

dengan jawatan kesehatan rakyat yang juga sesudah dirundingkan dengan

kepala dinas tersebut, tempat-tempat tersebut dinyatakan patut, jika perlu dengan

syarat-syarat tertentu;

b. bahwa orang-orang yang telah mendapat penetapan hakim menurut ayat (1) dari

pasal yang lalu tidak boleh dimasukkan dalam lembaga atau rumah sakit yang khusus

untuk penderita penyakit menular tertentu sebelum oleh kepala daerah setelah

bermusyawarah dengan pejabat kesehatan yang ditugaskan dengan pengawasan

kesehatan dalam daerah itu, jika mungkin seorang yang dalam penyakit itu, secara

tertulis dinyatakan mereka benar-benar menderita penyakit menular itu atau dengan

kuat diduga menderita penyakit itu;

c. bahwa pengadilan negeri, atas permohonan yang bersangkutan atau keluarga

terdekat atau jaksa kepala atau jaksa, dapat mengeluarkan mereka dari penahanan

dengan cara tersebut di atas, bila alasan-alasan yang menyebabkan mereka

dimasukkan dalam lembaga atau rumah sakit itu sudah tidak ada lagi dan dipandang

tidak perlu lagi untuk ditahan. (HR. 234.)

Pasal 271.

(1) Jika seseorang hilang atau meninggalkan rumahnya tanpa mengatur lebih dulu

mengenai pengurusan harta miliknya, maka tiap pegawai kepolisian wajib dan tiap

orang yang berkepentingan berhak untuk melaporkan hal itu kepada ketua

pengadilan negeri, atau jika orang itu bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah

jaksa di tempat kedudukan pengadilan negeri, atau jika ketua pengadilan negeri

tidak ada di situ, kepada jaksa di tempat tinggal atau tempat kediaman orang yang

Ke daftar isi

Page 293: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

274

Redesign Drs. SAHERUDIN

hilang atau minggat itu. Jaksa itu wajib segera pergi ke rumah orang yang hilang

atau minggat itu disertai pelapor, dan mengambil langkah-langkah untuk

menghindarkan adanya barang-barang yang tidak diurus itu dilarikan. (KUHperd.

463 dst.. 467 dst.. bdk. S. 1922-455 jo. S.1926-344.)

(2) Tentang tindakan-tindakan itu dibuat berita acara.

(3) Jaksa segera mengirim berita acara itu kepada ketua pengadilan negeri.

(4) Ketua menyampaikan berita acara itu kepada sidang pengadilan yang berikutnya

yang kemudian, jika dipandang perlu, menyerahkan penguasaan barang-barang itu

sementara kepada majelis pengurusan harta peninggalan atau balai harta budel yang

bersangkutan ataupun kepada suatu majelis yang dinyatakan berwenang untuk itu.

(5) Terhadap barang-barang yang menurut peraturan yang berlaku tidak boleh diurus

oleh suatu badan tersebut di atas, maka akan dilakukan tindakan-tindakan

sebegitu rupa yang dipandang paling menguntungkan bagi yang berkepentingan.

(6) Pengadilan negeri dapat menyerahkan pengurusan barang-barang yang tidak

seberapa harganya kepada keluarga sedarah atau semenda atau suami/isteri orang

yang hilang atau minggat itu dengan satu-satunya kewajiban untuk mengembalikan

barang itu atau harganya kepada orang yang hilang atau minggat itu jika di

kemudian hari la kembati dengan dikurangi utang-utangnya, tanpa suatu

penghasilan atau pendapatan.

(7) Jika ketua atau jaksa berhalangan untuk melaksanakan apa yang ditentukan

dalam ayat (1) pasal ini, maka ia dapat menyerahkannya kepada salah seorang

anggota pengadilan negeri atau kepada seorang pejabat bawahannya. (HIR. 235.)

Pasal 272.

(s.d.u. dg. S. 1939-715.)

(1) Penetapan-penetapan pengadilan yang dijatuhkan berdasarkan pasal 266, 267,

269. 270 dan 271 dapat dimohonkan banding, tetapi sementara dapat

dilaksanakan dengan serta merta. Permohonan banding itu harus diajukan dalam

tenggang waktu tiga puluh hari setelah ditandatanganinya penetapan dan dicatat

dengan cara seperti ditentukan untuk keputusan pengadilan negeri. Raad van

Justitie memutus tanpa suatu bentuk acara.

(2) Penetapan-penetapan yang diambil menurut pasal 269 dan 270, dilaksanakan

oleh atau atas perintah jaksa. (HIR. 236.)

Bagian 6.

Izin Berperkara Tanpa Biaya.

Pasal 273.

Penggugat atau tergugat yang tidak mampu membayar biaya perkara dapat diizinkan

untuk berperkara tanpa biaya. (RO. 72; Rv. 872 dst.; HIR. 237.)

Pasal 274.

(1) Jika yang memohon adalah penggugat, maka ia mengajukan permohonan itu pada

kembali

Ke daftar isi

Page 294: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

275

Redesign Drs. SAHERUDIN

waktu mengajukan gugatan tertulis atau lisan seperti diatur dalam pasal 142

dan 144.

(2) Jika yang memohon adalah tergugat, maka permohonan itu diajukan bersama

dengan jawabannya seperti diatur dalam pasal 145 atau di hadapan sidang jika

belum diajukan sebelumnya, asal sebelum ada jawaban atas haknya.

(3) Permohonan dalam dua hal itu harus disertai bukti tertulis tentang tidak mampunya

yang dikeluarkan oleh kepala polisi di tempat tinggal pemohon, yang memuat

keterangan pejabat itu bahwa yang bersangkutan setelah diadakan pemeriksaan

ternyata memang tidak mampu untuk membayar. (Rv. 875; HR. 238.)

(4) Jika bukti tertulis tidak dapat diajukan, maka pengadilan negeri bebas untuk

meyakinkan din tentang kemiskinan pemohon yang bersangkutan dengan jalan

keterangan-keterangan lisan atau dengan cara lain.

Pasal 275.

(1) Pada hari persidangan, maka pertama-tama ditetapkan apakah permohonan untuk

berperkara tan pa biaya dikabulkan atau tidak.

(2) Pihak lawan dapat menentang diterimanya izin berperkara itu, baik mula-mula dengan

membuktikan bahwa gugatan atau pembelaan lawannya itu sama sekali tidak

beralasan maupun dengan menunjukkan bahwa ia sebenarnya mampu membayar

biaya perkara.

(3) Pengadilan negeri dapat atas dasar salah satu alasan itu jugs, karena jabatan,

menolak permohonan itu. (Rv. 879 dst.; H IR. 239.)

Pasal 276.

(1) Balai harta peninggalan dan balai budel, tanpa mengajukan tanda surat keterangan

tidak mampu sebagai penggugat atau tergugat, diperbolehkan berperkara tanpa

biaya jikalau budel yang diurusnya atau kekayaan orang yang diwakilinya pada waktu

perkara dijalankan diperkirakan tidak akan mencukupi untuk membayar biaya

perkaranya.

(2) Mereka pada waktu mengajukan permohonan untuk berperkara tanpa biaya secara

singkat memperlihatkan keadaan kekayaan itu kepada hakim. (KUHperd. 415

dst.: Rv. 891 dst.; HIR. 240.)

Pasal 277.

Penetapan pengadilan negeri yang mengizinkan untuk berperkara tanpa biaya tidak dapat

dimohonkan banding atau upaya-upaya hukum lain. (RV. 892; HIR. 241.)

Pasal 278.

(1) Permohonan untuk berperkara dalam tingkat banding tanpa biaya harus disertai

pernyataan tidak mampu seperti tersebut dalam pasal 274 ayat (3), secara lisan atau

tertulis disampaikan kepada panitera pengadilan negeri yang memutus dalam tingkat

pertama: oleh pihak yang naik banding dalam waktu empat betas hari setelah

keputusan dijatuhkan atau sesudah diberitahukan seperti dimaksud dalam pasal

190, oleh pihak lawan disampaikan dalam waktu empat betas hari setelah

Ke daftar isi

Page 295: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

276

Redesign Drs. SAHERUDIN

diberitahukan adanya permohonan banding atau sesudah diberitahukan menurut

ayat terakhir pasal ini.

(2) Jika pemohon bertempat tinggal atau berdiam di luar wilayah jaksa di tempat

kedudukan pengadilan negeri, atau panitera pengadilan negeri tidak ada di

tempat itu, maka ia dapat minta agar permohonannya dicatat oleh jaksa di tempat

tinggalnya atau tempat ia berdiam.

(3) Permohonan itu oleh panitera dicatat dalam daftar yang dimaksud dalam pasal

202.

(4) Ketua memerintahkan agar permohonan itu dalam waktu empat betas hari

sesudah catatan itu, diberitahukan kepada pihak lawan dan memerintahkan agar

para pihak dipanggil untuk menghadap di hadapannya. (HIR. 242.)

Pasal 279.

(1) Jika pemohon tidak datang menghadap, maka permohonan dinyatakan gugur.

(2) Pada hari yang telah ditentukan, maka ketua mendengar pemohon dan lawannya,

jika datang menghadap. (HIR. 243.)

Pasal 280.

(s.d.u. dg. S. 1937-631.) Berita acara pendengaran dan surat-surat yang

berhubungan dengan perkara tersebut, berita acara persidangan, satu turunan resmi

surat keputusan pengadilan dan ringkasan catatan yang ada di dalam daftar tentang

permohonan untuk berperkara, tanpa biaya dikirimkan oleh panitera pengadilan

negeri kepada raad van justitie yang akan memeriksa permohonan banding itu. (HR.

244.)

Pasal 281.

(1) Raad van justitie memutus tanpa memeriksa para pihak, hanya berdasarkan

surat-surat. Dengan sesuatu alasan seperti tersebut dalam pasal 275. juga

karena jabatannya raad van justitie dapat menolak permohonan itu.

(2) Panitera raad van justitie secepat mungkin mengirimkan turunan resmi putusan

resmi raad van justitie tersebut dengan disertai surat-surat seperti tersebut

dalam pasal yang lalu kepada ketua pengadilan negeri yang kemudian

memberitahukannya kepada para pihak dengan cara tersebut dalam pasal 205.

(HIR. 246.)

TITEL V.

Bukti Dalam perkara perdata.

Pasal 282.

Terhadap soal bukti dan penerimaan atau penolakan alat-alat bukti dalam perkara

perdata yang menjadi wewenang hakim distrik, pengadilan distrik, peradilan oleh

jaksa dan pengadilan negeri, harus diperhatikan peraturan-peraturan pokok sebagai

berikut: (HIR. 162.)

Ke daftar isi

Page 296: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

277

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 283.

Barangsiapa beranggapan mempunyai suatu hak atau suatu keadaan untuk

menguatkan haknya atau menyangkal hak seseorang lain, harus membuktikan hak atau

keadaan itu. (KUHperd. 1865; HIR. 163.)

Pasal 284

Alat-alat bukti terdiri dari :

- bukti tertulis, (KUHperd. 1867 dst; RBg. 285 dst.)

- bukti dengan saksi-saksi,

- persangkaan,

- pengakuan-pengakuan,

- sumpah;

semuanya dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-

pasal seperti berikut. (KUHperd. 1866; HIR. 164.)

Pasal 285.

Sebuah akta otentik, yaitu yang dibuat dengan bentuk yang sesuai dengan undang-

undang oleh atau di hadapan pejabat umum yang berwenang di tempat akta itu dibuat,

merupakan bukti lengkap antara para pihak serta keturunannya dan mereka yang

mendapatkan hak tentang apa yang dimuat di dalamnya dan bahkan tentang suatu

pernyataan belaka; hal terakhir ini sepanjang pernyataan itu ada hubungan langsung

dengan apa yang menjadi pokok akta itu. (KUHperd. 1868, 1870 dst.: KUHp 380: H IR.

165.)

Pasal 286

(1) Akta-akta di bawah tangan adalah akta-akta yang ditandatangani di bawah

tangan, surat-surat, daftar-daftar, surat-surat mengenai rumah tangga dan surat-

surat lain yang dibuat tanpa campur tangan pejabat pemerintah.

(2) Cap jari yang dibubuhkan di bawah surat di bawah tangan disamakan dengan tanda

tangan asal disahkan dengan suatu surat keterangan yang bertanggal oleh notaris

atau pejabat lain yang ditunjuk oleh undang-undang dan menerangkan bahwa ia

mengenal pemberi cap jari atau yang diperkenalkan kepadanya, dan bahwa isi

akta itu telah dijelaskan kepada si pembubuh cap jari dan bahwa cap jari

tersebut dibubuhkan di hadapannya.

(3) Pejabat tersebut membukukan surat itu.

(4) Pernyataan serta pembukuannya dilakukan menurut apa yang ditentukan dalam

ordonansi atau menurut peraturan-peraturan yang akan ditetapkan. (KUHperd.

1874; S. 1867-29 pasal 1; S. 1916-46.)

Pasal 287.

(1) Bila dikehendaki oleh mereka yang berkepentingan, di luar hal seperti tersebut

dalam ayat (2) pasal 286, maka surat-surat di bawah tangan yang ditandatangani

dapat dilengkapi dengan keterangan yang bertanggal yang dibuat oleh notaris atau

pejabat lain yang ditentukan dalam perundang-undangan yang menyatakan

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

lian

Page 297: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

278

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengenal si penandatangan atau yang telah diperkenalkan kepadanya dan

bahwa isi akta itu telah dijelaskan kepada si penandatangan dan bahwa kemudian

tanda tangan telah dibubuhkan di hadapannya.

(2) Untuk ini berlaku ayat (3) dan (4) pasal yang lalu. (KUHperd. 1874a.)

Pasal 288.

Akta-akta di bawah tangan yang berasal dari orang Indonesia atau orang Timur

Asing yang diakui oleh mereka yang berhubungan dengan pembuatan akta itu atau yang

secara hukum diakui sah, menimbulkan bukti yang lengkap terhadap mereka

yang menandatanganinya serta para ahli waris dan mereka yang mendapat hak yang

sama seperti suatu akta otentik. (KUHperd. 1875.)

Pasal 289.

Barangsiapa yang dilawan dengan surat di bawah tangan, wajib secara tegas-tegas

mengakui atau menyangkal tulisan atau tanda tangannya, tetapi ahli warisnya atau

orang yang mendapat hak cukup dengan menerangkan bahwa ia tidak mengakui

tulisannya atau tanda tangan itu sebagai dari orang yang diwakilinya. (KUHperd. 1876.)

Pasal 290.

Dalam hal seseorang menyangkal tulisannya atau tanda tangannya atau jika ahli

waris atau orang-orang yang mendapat hak menerangkan tidak mengakuinya, maka

hakim memerintahkan agar diadakan pemeriksaan di depan sidang terhadap

kebenarannya. (KUHperd. 1877.)

Pasal 291.

(1) Surat-surat perjanjian di bawah tangan yang sifatnya sepihak mengenai

pelunasan utang dengan uang tunai atau dengan suatu barang yang dapat dinilai

harganya dengan uang, harus seluruhnya ditulis dengan tangan oleh orang yang

menandatangani atau setidak-tidaknya di bawahnya, kecuali tanda tangan juga ditulis

dengan tangan oleh para penandatangan yang menyatakan persetujuannya yang

menyebutkan dengan tulisan tangan dalam huruf-huruf lengkap jumlah uang yang

harus dibayar atau besarnya ataupun banyaknya barang yang harus diserahkan.

(2) Dengan tidak adanya hal-hal tersebut di atas, maka akta yang ditandatangani itu bila

perjanjiannya disangkal, hanya dapat diterima sebagai permulaan bukti tertulis.

(KUHperd. 19022.)

(3) (s.d.u. dg. S. 1938-276.) Ketentuan-ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku atas

perjanjian- perjanjian atas saham-saham dalam suatu pinjaman obligasi; juga atas

perjanjian-perjanjian utang oleh debitur yang dilakukan dalam menjalankan

usahanya maupun atas akta-akta di bawah tangan yang dilengkapi dengan

keterangan seperti tersebut dalam pasal 286 ayat (2) dan pasal 287. (KUHperd

1878; S.1867-29 pasal 4)

Pasal 292.

Jika jumlah uang yang disebut dalam akta berbeda dengan yang dalam persetujuan. maka

Ke daftar isi

kembali

Page 298: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

279

Redesign Drs. SAHERUDIN

dianggap perikatan itu dilakukan atas jumlah yang terkecil, meskipun akta dan

persetujuan itu seluruhnya ditulis tangan oleh orang-orang yang mengikat din. kecuali

jika dapat dibuktikan yang mana dari dua bagian surat itu mengandung kesalahan.

(KUHperd. 1879.)

Pasal 293.

Akta-akta di bawah tangan, sepanjang tidak dilengkapi dengan keterangan seperti

tersebut dalam pasal 286 ayat (2) dan pasal 287 mengenai hari tanggalnya,

mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak ketiga sejak hari disahkan dan

dibukukan menurut ordonansi S. 1916-46; atau sejak hari orang-orang atau salah

satu dari mereka yang menandatangani akta itu meninggal atau sejak hari terbukti

adanya dengan akta-akta yang dibuat oleh pejahat-pejabat umum; ataupun sejak

hari pihak ketiga yang dilawan dengan akta itu mengakui secara tertulis tentang

keberadaannya. (KUHperd. 1880; S. 1916,- 46.)

Pasal 294.

(1) Daftar-daftar dan surat-surat rumah tangga tidak merupakan bukti yang

menguntungkan bagi yang menulisnya; daftar-daftar dan surat-surat itu

merupakan bukti terhadapnya:

1° dalam semua hal surat-surat itu dengan tegas-tegas menyebut suatu

pembayaran yang telah diterimanya;

2° bila secara tegas-tegas dinyatakan bahwa keterangan itu dibuat untuk

melengkapi kekurangan dalam titel (alas hak) untuk kepentingan orang

yang melakukan perikatan.

(2) Dalam hal-hal lain, maka hakim akan memperhatikannya sejauh dianggapnya patut.

KUHperd. 1881.)

Pasal 295.

Dihapus dg. S. 1927-576.

Pasal 296.

(s.d.u. dg. S.1927-576: 1938-276.) Hakim bebas memberikan kekuatan pembuktian

untuk keuntungan seseorang kepada pembukuannya yang dalam hal khusus dipandang

patut. (KUHD 7; HIR. 167.)

Pasal 297

(1) Catatan-catatan yang dibuat oleh seorang kreditur pada suatu alas hak yang

selalu ada di tangannya patut dipercaya. meskipun tidak ditandatangani atau diberi

tanggal olehnya jika yang ditulisnya bermaksud membebaskan debitur.

(2) Hal yang sama berlaku atas catatan yang dibubuhkan pada lembar kedua alas

hak itu atau di atas tanda pembayaran. asal lembar kedua atau tanda pembayaran

itu ada di tangan debitur. (KUHperd. 1883.)

Ke daftar isi

Page 299: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

280

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 298.

Pemilik suatu alas hak alas biayanya dapat menuntut pembaharuan daripadanya,

jika karena usia atau sebab lain tulisannya menjadi tidak terbaca. (KUHperd. 1884.)

Pasal 299.

Jika alas hak itu menjadi milik beberapa orang. maka masing-masing dapat meminta

agar alas hak itu dititipkan kepada orang ketiga. dan jugs atas biayanya menyuruh

membuat turunan atau kutipannya. (KUHperd. 1885.)

Pasal 300.

Dalam semua tingkat pemeriksaan. maka suatu pihak dapat memohon hakim

untuk memerintahkan pihak lawannya untuk menunjukkan surat-surat milik kedua

pihak yang mereka masing-masing pegang yang bersangkutan dengan pokok

sengketa. (KUHperd. 1886.)

Pasal 301.

(1) Kekuatan pembuktian suatu bukti turunan terletak di akta yang asli.

(2) Jika yang asli ada. maka turunan dan kutipannya hanya dapat dipercaya

sepanjang itu sesuai dengan aslinya yang selalu dapat dituntut untuk

diperlihatkannya. (KUHperd. 1888.)

Pasal 302.

Jika alas hak asli sudah tidak ada lagi, maka turunannya mempunyai kekuatan

pembuktian dengan mengingat ketentuan-ketentuan berikut:

1o grosse dan turunan yang diberikan pertama mempunyai kekuatan bukti sebagai

aslinya; kekuatan yang sama ada juga pada turunan-turunan yang atas kuasa hakim

dibuat di hadapan para pihak atau mereka yang telah dipanggil dengan sepatutnya,

begitu juga yang dibuat di hadapan para pihak dengan persetuivan mereka; (Rv.

856.)

2o turunan-turunan yang dibuat tanpa campur tangan hakim atau tanpa persetujuan para

pihak dan sesudah dikeluarkan grosse atau turunan pertama menurut minut akta yang

pertama oleh notaris yang aktanya dibuat di hadapannya atau oleh salah satu

penggantinya atau oleh pejabat-pejabat yang berwenang menyimpan minutnya dan

berhak mengeluarkan turunan-turunan, dapat diterima oleh hakim sebagai bukti

lengkap jika aslinya hilang;

3o jika turunan-turunan yang dibuat menurut minutnya tidak dikeluarkan oleh notaris yang

membuat akta atau penggantinya atau pejabat-pejabat umum yang menguasai

minutminut, hanya dapat berlaku sebagai permulaan pembuktian dengan tulisan:

4o turunan-turunan otentik dari turunan-turunan otentik atau dad akta-akta di bawah

tangan dapat, melihat keadaan, menimbulkan bukti permulaan tertulis. (KUHperd.

1889, 19022.)

Pasal 303.

Pembukuan sebuah akta di dalam daftar-daftar umum hanya dapat berlaku sebagai

Ke daftar isi

Page 300: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

281

Redesign Drs. SAHERUDIN

permulaan pembuktian dengan surat (KUHperd. 1890.)

Pasal 304

Akta mengenai pengakuan membebaskan seseorang dari kewajibannya

untuk mengajukan alas hak yang asli, asal dari situ ternyata cukup mengenai isi dari

alas-alas hak. (KUHperd. 1891.)

Pasal 305

(1) Suatu akta mengenai suatu perjanjian yang menurut undang-undang dapat

dimintakan pemyataan batal atau dibatalkan, dibenarkan atau dikuatkan, hanya

berharga jika menyebut perjanjian pokoknya, begitu pula menyebut alasan-

alasan yang memungkinkan dituntutnya pembatalan dan dengan maksud untuk

memperbaiki kekurangan yang menjadi dasar gugatannya.

(2) Jika tidak ada akta pembenaran atau penguatan, maka cukuplah perikatan itu

dilaksanakan secara sukarela sesudah saat perikatan itu dengan cara yang ada

dapat dibenarkan atau dikuatkan.

(3) Pembenaran, penguatan atau pelaksanaan secara sukarela suatu perikatan dalam

bentuk dan pada saat yang diharuskan undang-undang dipandang sebagai

melepaskan upaya serta eksepsi yang sebenarnya dapat dipergunakan

menyangkal akta, dengan tidak mengurangi hak pihak ketiga. (KUHperd. 1892.)

Pasal 306

Keterangan satu orang saksi tanpa disertai alat bukti lain, menurut hukum tidak boleh

dipercaya. (KUHperd. 1905; HIR. 169.)

Pasal 307.

Jika kesaksian-kesaksian beberapa orang terpisah dan berdiri sendiri-sendiri mengenai

berbagai peristiwa karena keterkaitannya dan hubungannya digunakan untuk

menguatkan suatu perbuatan, maka hakim mempunyai kebebasan untuk

memberi kekuatan pembuktian terhadap kesaksian masing-masing, segala sesuatu

dengan memperhatikan keadaan. (KUHperd. 1906; HIR. 170.)

Pasal 308

(1) Tiap-tiap kesaksian harus disertai alasan mengenai pengetahuan saksi.

(2) Pendapat-pendapat khusus serta perkiraan-perkiraan yang disusun dengan

pemikiran bukan merupakan kesaksian. (KUHperd. 1907; H IR. 171.)

Pasal 309.

Dalam menilai kekuatan kesaksian, hakim harus memperhatikan secara

khusus kesesuaian saksi yang satu dengan yang lain; persamaan kesaksian-

kesaksian itu dengan hal-hal yang dapat ditemukan mengenai perkara yang

bersangkutan dalam pemeriksaan; alasan-alasan yang dikemukakan saksi sehingga

la dapat mengemukakan hal-hal seperti itu; Cara hidup, kesusilaan dan kedudukan

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 301: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

282

Redesign Drs. SAHERUDIN

saksi dan pada umumnya semua yang sedikit banyak dapat berpengaruh atas dapat

tidaknya dipercaya. (KUHperd. 1908; HIR 172.)

Pasal 310.

Persangkaan/dugaan belaka yang tidak berdasarkan peraturan perundang-undangan

hanya boleh digunakan hakim dalam memutus suatu perkara jika itu sangat penting,

cermat, tertentu dan bersesuaian satu dengan yang lain. (KUHperd. 1916, 1921

dst.; HIR. 173.)

Pasal 311

Pengakuan yang dilakukan di depan hakim merupakan bukti lengkap, baik terhadap yang

mengemukakannya secara pribadi, maupun lewat seorang kuasa khusus. (KUHperd.

1925; HIR. 174.)

Pasal 312

Adalah terserah kepada pertimbangan dan kewaspadaan hakim, untuk menentukan

kekuatan mana yang akan diberikannya kepada suatu kesaksian yang diberikan di luar

sidang pengadilan. (KUHperd. 1928; HIR. 175.)

Pasal 313

Tiap pengakuan harus diterima seutuhnya dan hakim tidak bebas, dengan merugikan

orang lain yang memberi pengakuan, untuk menerima sebagian dan menolak bagian

lain, dan hal itu boleh dilakukan hanya sepanjang orang yang berutang, bermaksud

untuk membebaskan din dengan mengemukakan hal-hal yang terbukti palsu

adanya. (KUHperd. 1924; HIR. 176.)

Pasal 314

Dan seorang yang dalam suatu perkara mengucapkan sumpah yang dibebankan

kepadanya oleh pihak lawannya atau yang mengembalikan wajib sumpah itu kepada

lawannya atau yang oleh hakim diperintahkan mengangkat sumpah. tidak boleh

dimintakan bukti lain untuk menguatkan apa yang telah diucapkan dengan sumpah

sebagai hal yang benar. (KUHperd. 1936; HIR. 177.)

Titel VI dan VII masing-masing tentang Residentigerechte dan Raad van Justitie

Pasal 315 s/d 323 (tidak berlaku lagi).

Bab Ketiga

Tentang pengawasan ketertiban dan keamanan umum dan pengusulan tindakan-

tindakan pidana pasal 324 s/d 521 (tidak berlaku lagi)

Bab Keempat

Tentang peradilan dalam perkara-perkara pidana Pasal 522 s/d 691 (tidak berlaku

lagi)

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 302: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

283

Redesign Drs. SAHERUDIN

Titel I

Tentang penangguhan tahanan sementara dan tentang kurungan sementara.

Pasal 692 s/d 699 (tidak berlaku lagi). n

Titel II

Berbagai Ketentuan

Pasal 700

(1) Ketua-ketua Majelis Pengadilan memimpin pemeriksaan di persidangan

serta permus yawarat an .

(2) Pada mereka juga dipertanggungjawabkan penjagaan tertib di persidangan

segala apa yang sehubungan dengan itu diperintahkan oleh mereka harus

dilakukan dengan segera dan dengan teliti. (RO. 46, Rv 29; SV 126; Ldg 73:

HIR. 372).

Pasal 701

Mereka yangaktu persidangan masih berlangsung mengganggu ketertiban

atau memberikan tanda-tanda setuju atau tidak setuju atau dengan jalan

bagaimanapun menerbitkan keributan atau kerusuhan dan tidak tinggal diam

atas peringatan pertama, atas perintah ketua dikeluarkan dari ruang sidang. semua

itu dengan tidak mengurangi kemungkinan tuntutannya di hadapan pengadilan

apabila dalam hal itu mereka melakukan suatu tindakan pidana. (Rv 22: SV 254v;

HIR 373).

Pasal 702

(1) Tidak seorang Hakim pun dibolehkan memeriksa suatu perkara dalam mana ia

sendiri baik secara langsung maupun tidak langsung mempunyai kepentingan

atau suatu perkara yang menyangkut diri istrinya atau salah satu keluarganya

sedarah atau semenda dalam turutan lurus tanpa kecuali orangnya dalam garis

keturunan menyimpang hingga pupu keempat.

(2) Seorang Hakim yang dikecualikan menurut ketentuan tertib wajib untuk secara rela

menjauhkan diri dari pemeriksaan perkara tanpa untuk itu perlu diminta oleh pihak

yang berkepentingan.

(3) Apabi la dalam hal i tu ada sesuatu yang diragukan, maka Majel is

akan memutuskannya.

(4) Terhadap keputusan Majelis itu tidak dapat diusulkan sesuatu perubahan.

(RO 35V; 40, 44, SV: 278v: Idg. 74 : HIR 374).

Pasal 703

Tiap perintah untuk melepaskan seorang tersangka atau tertuduh yang berada dalam

tahanan dengan segera diberitahukan oleh pembesar yang memberikannya jika perlu

dengan kawan kepada pembesar yang ditugaskan menjalankan perintah itu. yang dari

pihaknya segera setelah pemberitahuan tersebut diterimanya. harus melepaskan atau

Ke daftar isi

Page 303: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

284

Redesign Drs. SAHERUDIN

menyuruh melepaskan orang yang bersangkutan kecuali orang itu karena hal lain

harus tetap tinggal dalam tahanan. (SV 409a: HIR 375).

Pasal 704

Kuasa yang dimaksud dalam Pasal 82 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri apabila tindak pidana yang bersangkutan

harus diadili oleh suatu pengadilan negeri dan oleh magistraat apabila tindak

pidana itu harus diadili oleh seorang hakim lebih rendah kepada siapa surat tanda

pelunasan pembayaran dari pejabat yang berhak menerimanya harus diserahkan

oleh tertuduh dalam tempo yagn disebut dalam surat kuasa itu. (HIR. 376).

Pasal 705.

Apabila orang-orang Bumiputera dan orang-orang Timur Asing menghendaki agar

sengketa mereka diputuskan oleh orang-orang pendamai (scheidsmannen), maka

dalam hal demikian mereka harus mengikuti peraturan-peraturan peradilan untuk

orang-orang bangsa Eropa. (RV 615v; HIR 377).

Pasal 706

(1) Setiap orang yang dihukum diharuskan menanggung ongkos-ongkos perkara. (KUH

Pidana 42; TLN 2446, 4123.)

(2) Hanya apabila tertuciuh di bebaskan dari segala tuduhan ataupun

dilepaskan dari segala tuntutan maka ongkos-ongkos perkara ditanggung oleh

negera. (HIR. 376).

Pasal 707

Segala upah dan ganti rugi yang harus dihayar kepada kuasa dalam perkara,

advokaat atau pembela serta para wakil, tidak termasuk dalam jumlah ongkos-ongkos yang

menurut keputusan oleh terhukurn harus dibayar kepada negera tetapi ongkos- ongkos

itu tetap harus ditanggung oleh pihak yang dibantu atau dibela oleh orang tersebut.

(HIR. 379.)

Pasal 708

(1) Tanpa izin Residen dari tempat tinggalnya maka Raja-raja Bumiputera, pemimpin-

pemimpin negara dalam keresidenan Sulawesi dan turutannya, regen-regen tidak

dapat dipanggil untuk hadir sebagai sakti di hadapan Hakim selama mereka masih

menjalankan jabatan mereka.

(2) tin yang serupa diperlukan juga apabila yang dipanggil untuk hadir sebagai saksi

di muka Hakim adalah istri-istri syah atau keluarga sedarah serta keluarga

semenda perempuan sampai pupu kedua dari mereka yang disebut dalam ayat

pertama.

(3) Dalam keresidenan Sumatera Timur di luar bagian pemerintahan (afdeling) (Deli

kuasa termasuk diberikan oleh kepada Pamongpraja setempat).

(4) Apabila kuasa tersebut tidak diberikan maka orang-orang tersebut di atas setelah

untuk itu di minta secara tertulis, maka menerima baik kedatangannya jaksa kepada

Ke daftar isi

Page 304: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

285

Redesign Drs. SAHERUDIN

atau jaksa beserta panitera serta penghulu untuk menerima dan menulis kesaksian

mereka.

(5) Dalam hal itu ketentuan-ketentuan seperti diuraikan dalam nasal 562 peraturan ini

tentang pembacaan serta kekuatan bukti clan surat-surat kesaksian itu berlaku.

(ISR 140; OV. 5; RO. 4: RV 9: HIR. 380.)

Pasal 709

(1) Apabila Hakim memerintahkan agar orang-orang Bumiputera atau orang-orang

Timur Asing akan mengucapkan sumpah mereka dalam mesjid atau tempat lain

yang di pandang suci maka pemeriksaan perkara akan diundurkan sampai suatu hari

sidang yang seketika itu ditentukan olehnya.

(2) Apabila sumpah tersebut harus dilakukan dalam suatu perkara yang sedang

berlangsung di hadapan Pengadilan Negeri, maka ketua akan mengangkat salah satu

anggota majelis pengadilan untuk sebagai komisaris yang didampingi Panitera

menahadiri penyumpahan tersebut membuat berita acaranya.

Pada pengadilan dewan kecamatan sumpah tersehut dilakukan di hadapan dua orang

anggota dan Dewan yang di tunjuk oleh kepala kecamatan dan pada pengadilan-

pengadilan perorangan di hadapan Hakim sendiri. (HIR. 381.)

Pasal 710

Semau arres (keputusan Mahkamah Agung), keputusan-keputusan hukum serta

surat-surat ketetapan Hakim dalam perkara pidana berkepala kata-kata "Atas

nama Sri Baginda" Innaam des Konings). (ISR.130; R0.27; SV.416; LDG.81: HIR.382;

LN. 91-188.)

Pasal 711

Keputusan-keputusan hukum harus selalu disinpan dalan arsip majelis-majelis

pengadilan yang bersangkutan dan tidak boleh dipindah-pindahkan melainkan

dalam hal dan dengan cara yang di atur dalam undang-undang. (Ro. 67, 69; Sv. 417;

HIR. 383.) .

Pasal 712

(1) Panitera wajib memegang sebuah daftar umum dari semua perkara pidana

yang akan diperiksa oleh pengadilan di tempat ia bertugas. (HIR. 384.)

(2) Dalam daftar itu harts disebut nama-narna semua tertuduh, jenis kejahatan atau

pelanggaran yang dituduhkan kepada mereka tanggal hari pada waktu perkara-

perkara diterima di kepaniteraan dan tanggal hari keputusan hukum diucapkan

dengan isinya yang ringkas dari keputusan itu.

(3) la juga wajib memegang sebuah daftar yang serupa untuk perkara-perkara perdata.

(4) Dalam daftar untuk perkara-perkara pidana harus ikut dicatat hal pengampunan

atau hal pengurangan hukurnan yang diberikan. (RO 65; SV 418; Ldg 82v; HIR.

384.)

Ke daftar isi

Page 305: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

286

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 713

Salinan-salinan atau petikan-petikan dan keputusan-keputusan hukum dalam

perkara- perkara pidana tidak dapat diberikan kepada mereka yang bukan menjadi

partij (pihak) dalam perkara itu tanpa izin dari katua majelis pengadilan yang

memutuskannya dan permintaan untuk memperolehnya hanya dapat diluluskan atas

bukti bahwa pihak yang bermohon benar mempunyai kepentingan dalam hal itu. (RO

67, SV 419: H1 R. 385.)

Pasal 714

Tertuduh-tertuduh yang dihadapkan ke pengadilan berdasarkan kejahatan atau

pelanggaran berhak untuk atas biaya mereka sendiri memintakan atau suruh meminta

salinan-salinan dari semua surat dalam perkaranya yang mereka anggap perlu untuk

menyusun perlawanannya. (HIR. 386.)

Pasal 715

Panitera-panitera yang lalai untuk secara teliti memenuhi ketentuan-ketentuan

sebagaimana diuraikan dalam pasal 203, dalam ayat ketiga dari pasal 624 dan

dalam pasal 640 dari peraturan ini dan dalam pasal 290 dari peraturan

Strarvordering akan didenda untuk tiap kelalaian dengan denda setinggi-tingginya

sepuluh gulden (rupiah) (HIR. 387.)

Pasal 716

(1) Untuk menjalankan gugatan (dagvaardingen) penyerahan surat-surat,

pemberitahuan dan berbagai eksploit lain termasuk pelaksanaan perintah-

perintah Hakim dan keputusan-keputusan hukurn, maka sana-sana berkuasa

dan berkewajiban para jurusita serta pengantar surat-surat yang diangkat pada

majelis-majelis pengadilan. dan pegawai kekuasaan umum.

(2) Apabila mereka tidak ada maka oleh Ketua Pengadilan atau oleh Hakim dalam

daerah hukum yang sesuatu eksploit harus dijalankan, ditunjuk seorang lain yang

cakap dan dapat dipercaya yang akan menjalankan eksploit itu. (RO. 193v, 205:

Rv 1: SV. 422: HIR. 388.)

Pasal 717

(1) Jurusita pada Pengadilan Negeri di ibukota karesidenan, jika orang demikian ada

diangkat, harus membuktikan tiap eksploit yang telah dijalankannya dengan sepucuk

beritanya (relaas).

(2) Para jurusita pada Pengadilan Negeri di tempat-tempat lain dan semua orang lain

yang pada majelis pengadilan serta pengadilan perorangan ditugaskan untuk

menjalankan berbagai eksploit, jika perlu, dapat menyudahi usaha mereka

dengan cara lisan memberitahukan kepada Hakim atau pejabat lain, tempat

mereka harus melapor, segala pemberitahuan, panggilan dan eksploit-eksploit

lain yang telah mereka jalankan.

(3) Dari pemberitahuan tersebut oleh atau atas perintahnya Hakim atau pejabat

diperbuat catatan-catatan seperlunya. (RO. 198, 204 SV. 423: 111R. 389; TLN;

Ke daftar isi

Page 306: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

287

Redesign Drs. SAHERUDIN

3921, 5493.)

Pasal 718

(1) Tiap eksploit kecuali yang di bawah ini, harus dijalankan terhadap orang-orang, yang

bersangkutan sendiri di tempat tinggahya atau di tanpat kediamannya dan apabila

ia tidak dijumpai di tempat itu kepala-kepala kampung atau kepada wijkmeester

yang wajib untuk dengan segera memberitahukan adanya eksploit tersebut kepada

orang itu akan tetapi dalam hal yang disebut kepada orang itu akan tetapi dalam hal

yang disebut belakangan itu tidak perlu dinyatakan dalam perkara.

(2) Tentang orang-orang yang telah meninggal dunia eksploit dijalankan terhadap

para ahli warisnya; sepanjang tidak diketahui siapa mereka itu maka eksploit

dijalankan kepada kepala kampung atau kepada eijkmeester dari tempat

tinggalnya terakhir yang meninggal dunia di Indonesia, pejabat yang berbuat seperti

ditentukan dalam ayat pertama. Apabila orang yang meninggal dunia termasuk

golongan orang-orang Timur Asing maka eksploit dengan surat tercatat

diberitahukan kepada Balai Harta Peninggalan.

(3) (Diubah LN 39 - 715).

Tentang orang-orang yang tidak diketahui tempat tinggalnya dan tentang orang-orang

yang tidak dikenal maka eksploit dijalankan terhadap kepala pamongpraja, setempat

dari tempat tinggalnya penggugat dan dalam perkara-perkara pidana dari tempat

kediamannya Hakim yang berkuasa mengadilinya: kepala pamongpraja setempat

menyuruh umumkan eksploit yang diterimanya dengan jalan menempelkannya

pada pintu masuk tempat sidangnya Hakim yang bersangkutan. (HIR. 390).

Pasal 719

Hari pada waktu jangka-jangka waktu yang ditentukan dalam peraturan ini mulai

berjalan, tidak ikut dihitung dalam mengira lama jangka waktu itu. (RV 15; Sv. 424; HIR.

391).

Pasal 720

(1) Saksi-saksi yang dipanggil dan hadir dipersidangkan ataupun di luar itu, baik dalam

perkara-perkara perdata maupun dalam perkara dalam perkara-perkara pidana

berhak untuk menerima ganti rugi untuk ongkos perjalanan dan penginapan mereka

seseuai dengan tarip yang sudah ada atau yang akan ditetapkan.

(2) Hakim-hakim dan pejabat-pejabat polisi pengadilan harus memberitahukan kepada

saksi-saksi yang hadir di hadapan mereka jumlah ganti kerugian yang saksi-saksi

berhak menerimanya. (HIR. 392).

Pasal 721

Dalam peradilan di hadapan pengadilan-pengadilan Bumiputera tiada diperhatikan

lebih banyak atau lain norma-norma dari apa yang telah ditetapkan dalam peraturan.

(HIR. 393).

Pasal 722

Apabila Mahkamah Agung (Hooggerechtshof) Indonesia sebagai jaminan agar dalam

kembali

kembali

back

kembali

Ke daftar isi

Page 307: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

288

Redesign Drs. SAHERUDIN

keresidenan-keresidenan di luar Jawa dan Madura peraturan ini ditaati dan

dilaksanakan dengan sempurna, menganggap perlu dalam keresidenan-

keresidenan itu diadakan pemeriksaan setempat maka hal itu dianjurkan oleh

Mahkamah Agung secara tertulis kepada Gubernur Jenderal. (RO. 157: HR. 394).

Pasal 723

(1) Dalam keresidenan-keresidenan Sumatera Barat. Tapanuli dan Bengkulu berlaku

ketentuan-ketentuan berikut.

(2) Tidak seorang pun dapat diwajibkan untuk dihadapkan ke pengadilan dengan tugas

mengikatkan din untuk hal tersebut atau tidak terlebih dahulu mengalihkan segala

hak dan kewajiban pihak yang berhutang atas dirinya.

(3) Dengan mengecualikan segala hal dalam hal menurut ketentuan dalam pasal

597 pihak ketiga diwajibkan untuk mengganti segala kerugian yang

disebabkan seseorang maka hanya berlaku sendiri bertanggung jawab

tentang perbuatanperbuatan yang dilakukannya sendiri.

Ke daftar isi

Page 308: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

289

Redesign Drs. SAHERUDIN

UNDANG-UNDANG NO. 20 TAHUN 1947

TENTANG

PENGADILAN PERADILAN ULANGAN.

PERATURAN PERADILAN ULANGAN DI JAWA DAN MADURA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

bahwa peraturan peradilan ulangan, yang sekarang di Jawa dan Madura masih berlaku

(Osamu/Sei/Hi/No.1753), ternyata mengecewakan, maka dari itu perlu selekas mungkin

diadakan peraturan baru untuk menggantinya.

Mengingat: akan Osamu/Sei/Hi/No.1573 berhubung dengan pasal II Aturan Peralihan

Undang-Undang Dasar;

Mengingat pula:

akan Undang-Undang Dasar pasal 24, pasal 5 ayat 1 dan pasal 20 ayat 1 berhubung

dengan pasal IV Aturan Peralihan tanggal 16 Oktober 1945 No.X;

Dengan persetujuan Badan Pekerja Komite Nasional Pusat;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan peraturan sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN ULANGAN DI JAWA DAN MADURA.

Bab I

Hal pengadilan district dan Pengadilan Kabupaten. Tidak berlaku lagi berhubung

dengan pasal 1 UU Darurat No.1/1951.

Bab II

Hal Pengadilan Kepolisian.

Tidak berlaku lagi berhubung dengan pasal 1 UU Darurat No.1/1951.

Bab III

Hal Pengadilan Negeri

BAGIAN 1

Perkara Perdata

Pasal 6

Dan putusan-putusan Pengadilan Negeri di Jawa dan Madura tentang perkara

Ke daftar isi

Page 309: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

290

Redesign Drs. SAHERUDIN

perdata, yang tidak ternyata bahwa besarnya harga gugat ialah seratus rupiah atau

kurang, oleh salah satu dari pihak-pihak (partijen) yang berkepentingan dapat

diminta, supaya pemeriksaan perkara diulangi oleh Pengadilan Tinggi yang berkuasa

dalam daerah hukum masing-masing.

Pasal 7

(1) Permintaan untuk pemeriksaan ulangan harus disampaikan dengan surat atau

dengan lisan oleh peminta atau wakilnya, yang sengaja dikuasakan untuk memajukan

permintaan itu, kepada Panitera Pengadilan Negeri, yang menjatuhkan putusan,

dalam empat belas hari, terhitung mulai hari berikutnya hari pengumuman putusan

kepada yang berkepentingan.

(2) Bagi peminta yang tidak berdiam dalam keresidenan tempat Pengadilan Negeri

tersebut bersidang, maka lamanya tempo untuk meminta pemeriksaan ulangan

dijadikan tiga puluh hari.

(3) Jika ada permintaan akan pemeriksaan ulangan tidak dengan biaya maka tempo itu

dihitung mulai hari berikutnya hari pemberitahuan putusan Pengadilan Tinggi atas

permintaan tersebut kepada Ketua Pengadilan Negeri.

(4) Permintaan akan pemeriksaan ulangan tidak boleh diterima, jika tempo tersebut di

atas sudah lalu, demikian juga jika pada waktu memajukan permintaan itu tidak

dibayar lebih dahulu biaya, yang diharuskan menurut peraturan yang sah, biaya mana

harus ditaksir oleh Panitera Pengadilan Negeri tersebut.

Pasal 8

(1) Dan putusan Pengadilan Negeri, yang dijatuhkan di luar hadir tergugat, tergugat tidak

boleh minta pemeriksaan ulangan melainkan hanya dapat mempergunakan

perlawanan dalam pemeriksaan tingkat pertama, akan tetapi jikalau penggugat minta

pemeriksaan ulangan.tergugat tidak dapat mempergunakan hak perlawanan

dalampemeriksaan tingkat pertama.

(2) Jika dari sebab apa pun juga tergugat tidak dapat mempergunakan hak perlawanan

dalam pemeriksaan tingkat pertama, tergugat boleh meminta pemeriksaan ulangan.

Pasal 9

(1) Dan putusan Pengadilan Negeri yang bukan putusan penghabisan dapat diminta

pemeriksaan ulangan hanya bersama-sana dengan putusan penghabisan.

(2) Putusan dalam mana Pengadilan Negeri menganggap dirinya tidak berhak untuk

memeriksa perkaranya, dianggap sebagai putusan penghabisan.

Pasal 10

(1) Permintaan pemeriksaan ulangan yang dapat diterima, dicatat oleh Panitera

Pengadilan Negeri di dalam daftar.

(2) Panitera memberitahukan hal itu kepada pihak lawan yang minta pemeriksaan

ulangan.

Pasal 11

(1) Kemudian selambat-lambatnya empat belas hari setelah permintaan pemeriksaan

Ke daftar isi

kembali

Page 310: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

291

Redesign Drs. SAHERUDIN

ulangan diterima, Panitera memberi tahu kepada kedua belah pihak. bahwa mereka

dapat melihat surat-,surat yang bersangkutan dengan perkaranya di Pengadilan

Negeri selama empat belas hari.

(2) Kemudian turunan putusan, surat pemeriksaan dan surat-surat lain yang

bersangkutan harus dikirim kepada Panitera Pengadilan Tinggi yang bersangkutan

selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima permintaan pemeriksaan

ulangan.

(3) Kedua belah pihak boleh memasukkan surat-surat keterangan dan bukti kepada

Panitera Pengadilan Negeri atau kepada Panitera Pengadilan Tinggi yang akan

memutuskan, asal saja turunan dari surat-surat itu diberikan kepada pihak lawan

dengan perantaraan pegawai Pengadilan Negeri yang ditunjuk oleh Ketua

Pengadilan Negeri itu.

Pasal 12

(1) Permintaan izin supaya tidak bayar biaya dalam pemeriksaan ulangan harus

disampaikan dengan lisan atau dengan surat kepada Panitera Pengadilan

Negeri, yang menjatuhkan putusan, beserta dengan surat keterangan dari salah

seorang pegawai pamong praja yang berhak memberikannya dalam daerah tem pat

tinggalnya, bahwa ia tidak mampu membayar biaya, oleh yang minta pemeriksaan

ulangan di dalam empat belas hari terhitung mulai hari berikutnya hari

pengumuman putusan kepada yang berkepentingan, oleh pihak lain di dalam

empat belas hari terhitung mulai hari berikutnya pemberitahuan permintaan

pemeriksaan ulangan.

(2) Permintaan itu ditulis oleh Panitera Pengadilan Negeri dalam daftar.

(3) Di dalam empat belas hari sesudah dituliskan itu. maka Hakim Pengadilan Negeri

menyuruh memberitahukan permintaan itu kepada,pihak yang lain dan menyuruh

memanggil kedua belah pihak supaya datang di muka Hakim tersebut. —

(4) Jika peminta tidak datang permintaan dianggap tidak ada.

(5) Jika peminta tidak datang, ia diperiksa oleh Hakim, begitu juga pihak yang lain, jika ia

datang.

Pasal 13

Surat pemeriksaan harus dikirim kepada Pengadilan Tinggi yang berhak memutuskan

perkaranya dalam pemeriksaan tingkat kedua, selambat-lambatnya tujuh hari sesudah

pemeriksaan selesai.

Pasal 14

Pengadilan Tinggi memberi putusan atas permintaan tersebut dan menyuruh memberi

tahu selekas mungkin putusan itu kepada Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

Pasal 15

(1) Pengadilan Tinggi dalam pemeriksaan ulangan memeriksa dan memutuskan

dengan tiga Hakim, jika dipandang perlu, dengan mendengar sendiri kedua belah

pihak atau saksi.

Ke daftar isi

kembali

Page 311: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

292

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2)Jika Hakim Pengadilan Negeri memutuskan, bahwa ia tidak berhak memeriksa

perkaranya, dan Pengadilan Tinggi berpendapat lain, Pengadilan Tinggi dapat

menyuruh Pengadilan Negeri memutuskan perkaranya atau memutuskan sendiri

perkaranya.

(3) Panitera Pengadilan Tinggi mengirim selekas mungkin turunan putusan tersebut

beserta dengan surat pemeriksaan dan surat-surat lain yang bersangkutan

kepada Pengadilan Negeri yang memutuskan dalam pemeriksaan tingkat pertama.

(4) Cara menjalankan putusan ini sama dengan cara menjalankan putusan Hakim dalam

pemeriksaan tingkat pertama.

BAGIAN 2

Perkara Pidana

Tidak berlaku lagi berhubung dengan pasal 6-20 UU Darurat No.1/1951.

Pasal 30

Undang-Undang ini mulai berlaku pada hari diumumkan.

Pasal Peralihan

Dalam perkara-perkara yang pada waktu mulai berlakunya undang-undang ini berada

dalam pemeriksaan ulangan seberapa boleh harus diturut peraturan baru.

Ditetapkan Di Jogyakarta

Pada Tanggal 24 Juni 1947

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ttd.

SOEKARNO

MENTERI KEHAKIMAN

Ttd.

SOESANTO TIRTOPRODJO

Diumumkan

Pada Tanggal 24 Juni 1947

SEKRETARIS NEGARA

Ttd.

A.G. PRINGGODIGDO

Ke daftar isi

Page 312: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

293

Redesign Drs. SAHERUDIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1974

TENTANG

PERKAWINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

bahwa sesuai dengan falsafah Pancasila serta cita-cita untuk pembinaan hukum

nasional. perlu adanya Undang-undang tentang Perkawinan yang berlaku bagi

semua warga negara.

Mengingat

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 29 Undang-Undang

Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IV/MPR/1973.

Dengan Persetujuan:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG PERKAWINAN

BAB I

DASAR PERKAWINAN

Pasal 1

Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha esa.

Pasal 2

(1) Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu.

(2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 3

(1) Pada azasnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai

seorang isteri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami.

(2) Pengadilan dapat memberi izin kepada seorang suami untuk beristeri lebih dari

seorang apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan.

Pasal 4

(1) Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang, sebagaimana

Ke daftar isi

kembali

Page 313: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

294

Redesign Drs. SAHERUDIN

tersebut dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-undang ini, maka ia wajib mengajukan

permohonan kepada Pengadilan di daerah tempat tinggalnya.

(2) Pengadilan dimaksud dalam ayat ( 1) pasal ini hanya memberikan izin kepada

seorang suami yang akan beristeri lebih dari seorang apabila:

a. isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

b. isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;

c. isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

Pasal 5

(1) Untuk dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-undang ini, harus dipenuhi syarat-syarat sebagai

berikut:

a. adanya persetujuan dari isteri/isteri-isteri;

b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan-keperluan hidup

isteri- isteri dan anak-anak mereka:

c. adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-

anak mereka.

(2) Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak diperlukan bagi

seorang suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak mungkin dimintai

persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau apabila tidak

ada kabar dari isterinya selama sekurang- kurangnya 2 (dua) tahun, atau karena

sebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari Hakim Pengadilan.

BAB II

SYARAT-SYARAT PERKAWINAN

Pasal 6

(1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai.

(2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua

puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.

(3) Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin dimaksud ayat (2)

pasal ini cukup diperoleh dad orang tua yang masih hidup atau dad orang tua yang

mampu menyatakan kehendaknya.

(4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan tidak mampu

untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh dari wall. orang yang

memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan

lurus ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan

kehendaknya.

(5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut dalam ayat

(2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih diantara mereka tidak

menyatakan pendapatnya, maka Pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal

orang yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang tersebut

dapat memberikan izin setelah lebih dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam

Ke daftar isi

kembali

back

kembali

Page 314: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

295

Redesign Drs. SAHERUDIN

ayat (2), (3) dan (4) pasal ini.

(6) Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku sepanjang

hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu dad yang

bersangkutan tidak menentukan lain.

Pasal 7

(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan

belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun.

(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta dispensasi

kepada Pengadilan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria

maupun pihak wanita.

(3) Ketentuan-ketentuan mengenai keadaan salah seorang atau kedua orang tua

tersebut dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini, berlaku juga dalam

hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini dengan tidak mengurangi

yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6).

Pasal 8

Perkawinan dilarang antara dua orang yang :

a. berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas;

b. berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara

seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara

neneknya;

c. berhubungan semenda, yaitu mertua,anak tiri menantu dan ibu/bapak tiri;

d. berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan

bibi/paman susuan;

e. berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri,

dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang;

f. mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku,

dilarang kawin.

Pasal 9

Seorang yang masih terikat tali perkawinan dengan orang lain tidak dapat kawin lagi,

kecuali dalam hal yang tersebut pada Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 Undang-undang ini.

Pasal 10

Apabila suami dan isteri yang telah cerai kawin lagi satu dengan yang lain dan

bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh dilangsungkan

perkawinan lagi, sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya

itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain.

Pasal 11

(1) Bagi seorang wanita yang putus perkawinannya berlaku jangka waktu tunggu.

(2) Tenggang waktu jangka waktu tunggu tersebut ayat (1) akan diatur dalam Peraturan

Pemerintah lebih lanjut.

Ke daftar isi

kembali

Page 315: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

296

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 12

Tatacara pelaksanaan perkawinan diatur dalam peraturan perundang-undangan

tersendiri.

BAB III

PENCEGAHAN PERKAWINAN

Pasal 13

Perkawinan dapat dicegah, apabila ada pihak yang tidak memenuhi syarat-syarat untuk

melangsungkan perkawinan.

Pasal 14

(1) Yang dapat mencegah perkawinan ialah para keluarga dalam garis keturunan

lurus ke atas dan ke bawah, saudara, wall nikah, wall, pengampu dad salah seorang

calon mempelai dan pihak-pihak yang berkepentingan.

(2) Mereka yang tersebut pada ayat (1) pasal ini berhak juga mencegah

berlangsungnya perkawinan apabila salah seorang dari calon mempelai berada di

bawah pengampuan, sehingga dengan perkawinan tersebut nyata-nyata

mengakibatkan kesengsaraan bagi calon mempelai yang lainnya, yang

mempunyai hubungan dengan orang-orang seperti tersebut dalam ayat (1) pasal

ini.

Pasal 15

Barang siapa karena perkawinan dirinya masih terikat dengan salah satu dari kedua

belah pihak dan atas dasar masih adanya perkawinan, dapat mencegah perkawinan

yang baru, dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4 Undang-

undang ini.

Pasal 16

(1) Pejabat yang ditunjuk berkewajiban mencegah berlangsungnya perkawinan apabila

ketentuan-ketentuan dalam Pasal 7 ayat (1), Pasal 8, Pasal 9. Pasal 10 dan Pasal 12

Undang-undang ini tidak dipenuhi.

(2) Mengenai Pejabat yang ditunjuk sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini

diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 17

(1) Pencegahan perkawinan diajukan kepada Pengadilan dalam daerah hukum dimana

perkawinan akan dilangsungkan dengan memberitahukan juga kepada pegawai

pencatat perkawinan.

(2) Kepada calon-calon mempelai diberi tahukan mengenai permohonan pencegahan

perkawinan dimaksud dalam ayat (1) pasal ini oleh pegawai pencatat perkawinan.

Pasal 18

Pencegahan perkawinan dapat dicabut dengan putusan Pengadilan atau dengan menarik

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 316: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

297

Redesign Drs. SAHERUDIN

kembali permohonan pencegahan pada Pengadilan oleh yang mencegah.

Pasal 19

Perkawinan tidak dapat dilangsungkan apabila pencegahan belum dicabut.

Pasal 20 •

Pegawai pencatat perkawinan tidak diperbolehkan melangsungkan atau membantu

melangsungkan perkawinan bila ia mengetahui adanya pelanggaran dari ketentuan dalam

Pasal 7 ayat (1), Pasal 8, Pasal 9. Pasal 10 dan Pasal 12 Undang-undang ini

meskipun tidak ada pencegahan perkawinan

Pasal 21

(1) Jika pegawai pencatat perkawinan berpendapat bahwa terhadap perkawinan

tersebut ada larangan menurut Undang-undang ini, maka ia akan menolak

melangsungkan perkawinan.

(2) Di dalam hal penolakan, maka permintaan salah satu pihak yang ingin

melangsungkan perkawinan. oleh pegawai pencatat perkawinan akan diberikan suatu

keterangan tertulis dad penolakan tersebut disertai dengan alasan-alasan

penolakannya.

(3) Para pihak yang perkawinannya ditolak berhak mengajukan permohonan kepada

pengadilan di dalam wilayah mana pegawai pencatat perkawinan yang mengadakan

penolakan berkedudukan untuk memberikan keputusan, dengan menyerahkan surat

keterangan penolakan tersebut di atas.

(4) Pengadilan akan memeriksa perkaranya dengan acara singkat dan akan memberikan

ketetapan, apakah ia akan menguatkan penolakan tersebut ataukah memerintahkan,

agar supaya perkawinan dilangsungkan.

(5) Ketetapan ini hilang kekuatannya, jika rintangan-rintangan yang mengakibatkan

penolakan tersebut hilang dan para pihak yang ingin kawin dapat mengulangi

pemberitahuan tentang maksud mereka.

BAB IV

BATALNYA PERKAVVINAN

Pasal 22

Perkawinan dapat dibatalkan,apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk

melangsungkan perkawinan.

Pasal 23

Yang dapat mengajukan pembatalan perkawinan yaitu:

a. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau isteri;

b. Suami atau isteri;

c. Pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan belum diputuskan;

d. Pejabat yang ditunjuk tersebut ayat (2) Pasal 16 Undang-undang ini dan setiap

orang yang mempunyai kepentingan hukum secara langsung terhadap

Ke daftar isi

kembali

Page 317: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

298

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkawinan tersebut, tetapi hanya setelah perkawinan itu putus.

Pasal 24

Barang siapa karena perkawinan masih terikat dirinya dengan salah satu dari

kedua belah pihak dan atas dasar masih adanya perkawinan dapat mengajukan

pembatalan perkawinan yang baru dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 3 ayat

(2) dan Pasal 4 Undang-undang ini.

Pasal 25

Permohonan pembatalan perkawinan diajukan kepada Pengadilan dalam daerah hukum

dimana perkawinan dilangsungkan atau di tempat tinggal kedua suami isteri, suami

atau isteri.

Pasal 26

(1) Perkawinan yang dilangsungkan dimuka pegawai pencatat perkawinan yang tidak

berwenang, wall nikah yang tidak sah atau yang dilangsungkan tanpa dihadiri oleh 2

(dua) orang saksi dapat dimintakan pembatalannya oleh para keluarga dalam garis

keturunan lurus ke atas dari suami atau isteri, jaksa dan suami atau isteri.

(2) Hak untuk membatalkan oleh suami atau isteri berdasarkan alasan dalam ayat

(1) pasal ini gugur apabila mereka telah hidup bersama sebagai suami isteri dan dapat

memperlihatkan akta perkawinan yang dibuat pegawai pencatat perkawinan yang

tidak berwenang dan perkawinan harus diperbaharui supaya sah.

Pasal 27

(1) Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan

apabila perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum.

(2) Seorang suami atau isteri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan

apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah sangka mengenai diri

suami atau isteri.

(3) Apabila ancaman telah berhenti, atau yang bersalah sangka itu menyadari

keadaannya, dan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah itu masih tetap hidup

sebagai suami isteri, dan tidak mempergunakan haknya untuk mengajukan

permohonan pembatalan, maka haknya gugur .

Pasal 28

(1) Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah keputusan Pengadilan mempunyai

kekuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan.

(2) Keputusan tidak berlaku surut terhadap:

a. Anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut;

b. Suami atau isteri yang bertindak dengan iktikad baik, kecuali terhadap harta

bersama, bila pembatalan perkawinan didasarkan atas adanya perkawinan

lain yang lebih dahulu;

c. Orang-orang ketiga lainnya tidak termasuk dalam a dan b sepanjang mereka

memperoleh hak-hak dengan iktikad baik sebelum keputusan tentang pembatalan

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 318: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

299

Redesign Drs. SAHERUDIN

Smempunyai kekuatan hukum tetap.

BAB V

PERJANJIAN PERKAWINAN

Pasal 29

(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan

bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh Pegawai pencatat

perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang

pihak ketiga tersangkut.

(2) Perjanjian tersebut tidak dapat d sahkan bilamana melanggar batas-batas hukum,

agama dan kesusilaan.

(3) Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan.

(4) Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat dirubah, kecuali bila

dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan perubahan tidak

merugikan pihak ketiga.

BAB VI

HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTERI

Pasal 30

Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang

menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

Pasal 31

(1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam

kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga.

Pasal 32

(1) Suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

(2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini ditentukan oleh

suami isteri bersama.

Pasal 33

Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi

bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.

Pasal 34

(1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup

berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

(2) Isteri wajib mengatur urusan rumahtangga sebaik-baiknya.

(3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat

Ke daftar isi

Page 319: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

300

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengajukan gugatan kepada Pengadilan.

BAB VII

HARTA BENDA DALAM PERKAWINAN

Pasal 35

(1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama.

(2) Harta bawaan dari masing-masing suami dan isteri dan harta benda yang diperoleh

masing- masing sebagai hadiah atau warisan, adalah di bawah penguasaan masing-

masing sepanjang para pihak tidak menentukan lain.

Pasal 36

(1) Mengenai harta bersama, suami atau isteri dapat bertindak atas persetujuan kedua

belah pihak.

(2) Mengenai harta bawaan masing-masing, suami dan isteri mempunyai hak

sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya.

Pasal 37

Bila perkawinan putus karena perceraian, harta bersama diatur menurut hukumnya

masing- masing

BAB VIII

PUTUSNYA PERKAWINAN SERTA AKIBATNYA

Pasal 38

Perkawinan dapat putus karena :

a. kematian

b. perceraian dan

c. atas keputusan Pengadilan

Pasal 39

(1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan

yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

(2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu

tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri.

(3) Tatacara perceraian di depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan

perundangan tersendiri.

Pasal 40

(1) Gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan.

(2) Tatacara mengajukan gugatan tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur dalam peraturan

perundangan tersendiri.

Ke daftar isi

Page 320: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

301

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah:

a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya,

semata-mata berdasarkan kepentingan anak; bilamana ada perselisihan mengenai

penguasaan anak-anak, Pengadilan memberi keputusannya;

b. Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan

yang diperlukan anak itu; bilamana bapak dalam kenyataan tidak dapat memenuhi

kewajiban tersebut, Pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya

tersebut;

c. Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberikan biaya

penghidupan dan/atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas isteri.

BAB IX

KEDUDUKAN ANAK

Pasal 42

Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan

yang sah.

Pasal 43

(1) Anak yang dilahirkan di I uar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata

dengan ibunya dan keluarga ibunya.

(2) Kedudukan anak tersebut ayat (1) di atas selanjutnya akan diatur dalam

Peraturan Pemerintah.

Pasal 44

(1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh

isterinya, bilamana ia dapat membuktikan bahwa isterinya telah berzina dan anak

itu akibat daripada perzinaan tersebut.

(2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak alas permintaan pihak

yang berkepentingan.

BAB X

HAK DAN KEWAJIBAN ANTARA ORANG TUA DAN ANAK

Pasal 45

(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya.

(2) Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak itu

kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan

antara kedua orang tua putus.

Ke daftar isi

kembali

kembali

back

Page 321: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

302

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 46

(1) Anak wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik.

(2) Jika anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan

keluarga dalam garis lurus ke atas, bila mereka itu memerlukan bantuannya.

% Pasal 47

(1) Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tuanya selama

mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.

(2) Orang tua mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum di dalam dan

di luar Pengadilan.

Pasal 48

Orang tua tidak diperbolehkan memindahkan hak atau menggadaikan barang-barang

tetap yang dimiliki anaknya yang belum berumur 18 (delapan betas) tahun atau belum

pernah melangsungkan perkawinan, kecuali apabila kepentingan anak itu

menghendakinya.

Pasal 49

(1) Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap

seorang anak atau lebih untuk waktu yang tertentu atas permintaan orang tua

yang lain, keluarga anak dalam garis lurus ke atas dan saudara kandung yang

telah dewasa atau pejabat yang berwenang, dengan keputusan Pengadilan dalam

hal-hal:

a. la sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya;

b. la berkelakuan buruk sekali.

(2) Meskipun orang tua dicabut kekuasaannya, mereka masih tetap berkewajiban untuk

memberi biaya pemeliharaan kepada anak tersebut.

BAB XI

PERWALIAN

Pasal 50

(1) Anak yang belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun atau belum pernah

melangsungkan perkawinan, yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua,

berada di bawah kekuasaan wali.

(2) Perwalian itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun harta bendanya.

Pasal 51

(1) Wali dapat ditunjuk oleh satu orang tua yang menjalankan kekuasaan orang tua,

sebelum ia meninggal, dengan surat wasiat atau dengan lisan di hadapan 2 (dua)

Ke daftar isi

kembali

Page 322: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

303

Redesign Drs. SAHERUDIN

orang saksi.

(2) Wali sedapat-dapatnya diambil dari keluarga anak tersebut atau orang lain yang

sudah dewasa, berpikiran sehat, adil, jujur dan berkelakuan baik.

(3) Wali wajib mengurus anak yang di bawah penguasaannya dan harta bendanya

sebaik- baiknya, dengan menghormati agama dan kepercayaan anak itu.

(4) Wall wajib membuat daftar harta benda anak yang berada di bawah kekuasaannya

pada waktu memulai jabatannya dan mencatat semua perubahan-perubahan harta

benda anak atau anak-anak itu.

(5) Wali bertanggung jawab tentang harta benda anak yang berada di bawah

perwaliannya serta kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan atau kelalaiannya.

Pasal 52

Terhadap wali berlaku juga Pasal48 Undang-undang ini.

Pasal 53

(1) Wali dapat dicabut dari kekuasaannya, dalam hal-hal yang tersebut dalam Pasal 49

Undang- undang ini.

(2) Dalam hal kekuasaan seorang wali dicabut, sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) pasal ini, oleh Pengadilan ditunjuk orang lain sebagai wali.

Pasal 54

Wali yang telah menyebabkan kerugian kepada harta benda anak yang di bawah

kekuasaannya, atas tuntutan anak atau keluarga anak tersebut dengan Keputusan

Pengadilan, yang bersangkutan dapat diwajibkan untuk mengganti kerugian tersebut.

BAB XII

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Bagian Pertama

Pembuktian asal-usul anak

Pasal 55

(1) Asal-usul seorang anak hanya dapat dibuktikan dengan akta kelahiran yang

autentik, yang dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang.

(2) Bila akta kelahiran tersebut dalam ayat (1) pasal ini tidak ada, maka Pengadilan

dapat mengeluarkan penetapan tentang asal-usul seorang anak setelah diadakan

pemeriksaan yang teliti berdasarkan bukti-bukti yang memenuhi syarat.

(3) Atas dasar ketentuan Pengadilan tersebut ayat (2) pasal ini, maka instansi pencatat

kelahiran yang ada dalam daerah hukum Pengadilan yang bersangkutan

mengeluarkan akta kelahiran bagi anak yang bersangkutan.

Bagian Kedua

Perkawinan di Luar Indonesia

Pasal 56

(1) Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang warganegara

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 323: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

304

Redesign Drs. SAHERUDIN

Indonesia atau seorang warganegara Indonesia dengan warganegara Asing

adalah sah bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di negara dimana

perkawinan itu dilangsungkan dan bagi warganegara Indonesia tidak

melanggar ketentuan-ketentuan Undang-undang ini.

(2) Dalam waktu 1 (satu) tahun setelah suani isteri itu kembali di wilayah Indonesia,

surat bukti perkawinan mereka harus didaftarkan di Kantor Pencatatan Perkawinan

tempat tinggal mereka.

Bagian Ketiga

Perkawinan Campuran

Pasal 57

Yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam Undang-undang ini ialah

perkawinan antara dua orang yang di Indonesia tunduk pada hukum yang berlainan,

karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarganegaraan

Indonesia.

Pasal 58

Bagi orang-orang yang berlainan kewarganegaraan yang melakukan perkawinan

campuran, dapat memperoleh kewarganegaraan dari suami/isterinya dan dapat pula

kehilangan kewarganegaraannya, menurut cara-cara yang telah ditentukan dalam

Undang-undang kewarganegaraan Republik Indonesia yang berlaku.

Pasal 59

(1) Kewarganegaraan yang diperoleh sebagai akibat perkawinan atau putusnya

perkawinan menentukan hukum yang berlaku, baik mengenai hukum publik maupun

mengenai hukum perdata.

(2) Perkawinan campuran yang dilangsungkan di Indonesia dilakukan menurut Undang-

undang Perkawinan ini.

Pasal 60

(1) Perkawinan campuran tidak dapat dilangsungkan sebelum terbukti bahwa syarat-

syarat perkawinan yang ditentukan oleh hukum yang berlaku bagi pihak masing-

masing telah dipenuhi.

(2) Untuk membuktikan bahwa syarat-syarat tersebut dalam ayat (1) telah dipenuhi dan

karena itu tidak ada rintangan untuk melangsungkan perkawinan campuran,

maka oleh mereka yang menurut hukum yang berlaku bagi pihak masing-masing

berwenang mencatat perkawinan, diberikan surat keterangan bahwa syarat-syarat

telah dipenuhi.

(3) Jika pejabat yang bersangkutan menolak untuk memberikan surat keterangan itu,

maka atas permintaan yang berkepentingan. Pengadilan memberikan keputusan

dengan tidak beracara serta tidak boleh dimintakan banding lagi tentang soal apakah

penolakan pemberian surat keterangan itu beralasan atau tidak.

(4) Jika Pengadilan memutuskan bahwa penolakan tidak beralasan, maka keputusan itu

Ke daftar isi

kembali

Page 324: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

305

Redesign Drs. SAHERUDIN

menjadi pengganti keterangan yang tersebut ayat (3).

(5) Surat keterangan atau keputusan pengganti keterangan tidak mempunyai

kekuatan lagi jika perkawinan itu tidak dilangsungkan dalam masa 6 (enam) bulan

sesudah keterangan itu diberikan.

Pasal 61

(1) Perkawinan campuran dicatat oleh pegawai pencatat yang berwenang.

(2) Barang siapa melangsungkan perkawinan campuran tanpa memperlihatkan lebih

dahulu kepada pegawai pencatat yang berwenang surat keterangan atau keputusan

pengganti keterangan yang disebut dalam Pasal 60 ayat (4) Undang-undang ini

dihukum dengan hukuman kurungan selama-lamanya 1 (satu) bulan.

(3) Pegawai pencatat perkawinan yang mencatat perkawinan sedangkan ia mengetahui

bahwa keterangan atau keputusan pengganti keterangan tidak ada, dihukum dengan

hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan dan dihukum jabatan.

• Pasal 62

Dalam perkawinan campuran kedudukan anak diatur sesuai dengan Pasal 59 ayat (1)

Undang- undang ini.

Bagian Keempat

Pengadilan

Pasal 63

(1) Yang dimaksud dengan Pengadilan dalam Undang-undang ini ialah:

a. Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam;

b. Pengadilan Umum bagi lainnya.

(2) Setiap Keputusan Pengadilan Agama dikukuhkan oleh Pengadilan Umum.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 64

Untuk perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan yang

terjadi sebelum Undang-undang ini berlaku yang dijalankan menurut peraturan-

peraturan lama, adalah sah.

Pasal 65

(1) Dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang baik berdasarkan hukum lama

maupun berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Undang-undang ini maka berlakulah

ketentuan-ketentuan berikut:

a. Suami wajib memberi jaminan hidup yang sama kepada semua isteri dan

anaknya;

b. Isteri yang kedua dan seterusnya tidak mempunyai hak atas harta bersama

Ke daftar isi

Page 325: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

306

Redesign Drs. SAHERUDIN

yang telah ada sebelum perkawinan dengan isteri kedua atau bedkutnya itu

terjadi;

c. Semua isteri mempunyai hak yang sama atas harta bersama yang terjadi

sejak perkawinannya masing-masing;

(2) Jika Pengadilan yang memberi izin untuk beristeri lebih dari seorang menurut

Undang- undang ini tidak menentukan lain, maka berlakulahketentuan-ketentuan

ayat (1) pasal ini.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 66

Untuk perkawinan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan

berdasarkan atas Undang-undang ini, maka dengan berlakunya Undang-undang ini

ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk

Wetboek), Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen (Huwelijks Ordonantie Christen

Indonesiers S.1933 No. 74), Peraturan Perkawinan Campuran (Regeling op de

gemengde Huwelijken S. 1898 No. 158), dan peraturan- peraturan lain yang mengatur

tentang perkawinan sejauh telah diatur dalam Undang-undang ini, dinyatakan tidak

berlaku.

Pasal 67

(1) Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkannya, yang

pelaksanaannya secara efektif lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

(2) Hal-hal dalam Undang-undang ini yang memerlukan pengaturan pelaksanaan,

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-

undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan Di Jakarta. Pada Tanggal 2 Januari 1974

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

SOEHARTO

JENDERAL TNI

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 2 Januari 1974

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

Ttd.

SUDHARMONO. SH

Ke daftar isi

Page 326: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

307

Redesign Drs. SAHERUDIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 7 TAHUN 1989

TENTANG PERADILAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

a. bahwa Negara Republik Indonesia, sebagai negara hukum yang berdasarkan

Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan

bangsa yang sejahtera, aman, tenteram, dan tertib;

b. bahwa untuk mewujudkan tata kehidupan tersebut dan menjamin persamaan

kedudukan warga negara dalam hukum diperlukan upaya untuk menegakkan

keadilan, kebenaran, ketertiban, dan kepastian hukum yang mampu memberikan

pengayoman kepada masyarakat;

c. bahwa salah satu upaya untuk menegakkan keadilan, kebenaran, ketertiban, dan

kepastian hukum tersebut adalah melalui Peradilan Agama sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Kekuasaan Kehakiman:

d. bahwa pengaturan tentang susunan, kekuasaan, dan hukum acara pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Agama yang selama ini masih beraneka karena didasarkan

pada:

1. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun 1882

Nomor 152 dihubungkan dengan Staatsblad Tahun 1937 Nomor 116 dan 610);

2. Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qadi Besar untuk sebagian

Residensi Kalimantan Selatan dan Timur (Staatsblad Tahun 1937 Nomor 638

dan 639);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar'iyah di Luar Jawa dan Madura (Lembaran Negara

Tahun 1957 Nomor 99).

perlu segera diakhiri demi terciptanya kesatuan hukum yang mengatur Peradilan

Agama dalam kerangka sistem dan tata hukum nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945;

e. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut, dan untuk melaksanakan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kekuasaan Kehakiman dipandang perlu menetapkan undang-undang yang mengatur

susunan, kekuasaan, dan hukum acara pengadilan dalam lingkungan Peradilan

Agama.

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1) Pasal 24, dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar

1945;

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kekuasaan Kehakiman (Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 2951):

Ke daftar isi

Page 327: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

308

Redesign Drs. SAHERUDIN

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara

Tahun 1985 Nomor 73. Tambahan Lembaran Negara Nomor 3316).

Dengan Persetujuan:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pengertian

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.

2. Pengadilan adalah Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama di lingkungan

Peradilan Agama.

3. Hakim adalah Hakim pada Pengadilan Agama dan Hakim pada Pengadilan Tinggi

Agama.

4. Pegawai Pencatat Nikah adalah Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan

Agama.

5. Juru Sita dan atau Juru Sita Pengganti adalah Juru Sita dan atau Juru Sita

Pengganti pada Pengadilan Agama.

Bagian Kedua

Kedudukan

Pasal 2

Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu

yang diatur dalam Undang-undang ini.

Pasal 3

(1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh:

a. Pengadilan Agama;

b. Pengadilan Tinggi Agama.

(2) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama berpuncak pada

Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

Bagian Ketiga

Tempat Kedudukan

Ke daftar isi

kembali

Page 328: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

309

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 4

(1) Pengadilan Agama berkedudukan di kotamadya atau di ibu kota kabupaten, dan

daerah hukumnya meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten.

(2) Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di Ibukota propinsi, dan daerah

hukumnya meliputi wilayah Propinsi.

Bagian Keempat

Pembinaan

Pasal 5

(1) Pembinaan teknis peradilan bagi Pengadilan dilakukan oleh Mahkamah Agung.

(2) Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan Pengadilan dilakukan

oleh Menteri Agama.

(3) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) tidak

boleh mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara

BAB II

SUSUNAN PENGADILAN

Bagian Pertama

Umum

Pasal 6

Pengadilan terdiri dari :

1. Pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Pertama;

2. Pengadilan Tinggi Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Banding.

Pasal 7

Pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden.

Pasal 8

Pengadilan Tinggi Agama dibentuk dengan Undang-undang.

Pasal 9

(1) Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera,

Sekretaris, dan Juru Sita.

(2) Susunan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota,

Panitera, dan Sekretaris.

Pasal 10

(1) Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil

Ketua.

(2) Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari seorang Ketua dan seorang Wakil

Ketua.

Ke daftar isi

Page 329: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

310

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Hakim Anggota Pengadilan Tinggi Agama adalah Hakim Tinggi.

Bagian Kedua

Ketua, Wakil Ketua, Hakim, Panitera, dan Juru Sita

Paragraf 1

Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim

Pasal 11

(1) Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas kekuasaan kehakiman.

(2) Syarat dan tata cara pengangkatan, pemberhentian serta pelaksanaan tugas Hakim

ditetapkan dalam Undang-undang ini

Pasal 12

(1) Pembinaan dan pengawasan umum terhadap Hakim sebagai pegawai negeri

dilakukan oleh Menteri Agama.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh

mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

Pasal 13

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Hakim pada Pengadilan Agama, seorang calon harus

memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk

organisasi massanya atau bukan seseorang yang terlibat langsung ataupun tak

langsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi G.30.S/PKI", atau organisasi

terlarang yang lain;

f. pegawai negeri;

g. sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam;

h. berumur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) tahun;

i. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Agama diperlukan

pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Pengadilan

Agama.

Pasal 14

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Hakim pada Pengadilan Tinggi Agama, seorang calon

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, b,

c, d, e, f, g, dan i;

b. berumur serendah-rendahnya 40 (empat puluh) tahun;

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Ketua atau

Ke daftar isi

Page 330: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

311

Redesign Drs. SAHERUDIN

Wakil Ketua Pengadilan Agama atau 15 (lima belas) tahun sebagai Hakim

Pengadilan Agana

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi Agama diperlukan

pengalaman sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Pengadilan

Tinggi Agama atau sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bagi Hakim Pengadilan Tinggi

Agama yang pernah menjabat Ketua Pengadilan Agama.

(3) Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama diperlukan

pengalaman sekurang- kurangnya 8 (delapan) tahun sebagai Hakim Pengadilan

Tinggi Agama atau, sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun bagi Hakim Pengadilan Tinggi

Agama yang pernah menjabat Ketua Pengadilan Agama.

P a s a l 1 5

(1) Hakim diangkat dan diberhentikan oleh Presiden selaku kepala Negara atas usul

Menteri Agama berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

(2) Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama

berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Pasal 16

(1) Sebelum memangku jabatannya, Ketua, Wakil Ketua. dan Hakim wajib mengucapkan

sumpah menurut agama Islam yang berbunyi sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untuk memperoleh jabatan saya ini,

langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apa pun juga.

tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga".

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam

jabatan ini,tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari

siapa pun juga suatu janji atau pemberian". "Saya bersumpah bahwa saya akan

setia kepada dan akan mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebagai

dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan segala Undang-

undang serta peraturan lain yang berlaku bagi Negara Republik Indonesia".

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini dengan

jujur, seksama, dan dengan tidak membeda-bedakan orang dan akan berlaku

dalam melaksanakan kewajiban saya sebaik- baiknya dan seadil-adilnya seperti

layaknya bagi seorang Ketua, Wakil Ketua, Hakim Pengadilan yang berbudi baik

dan jujur dalam menegakkan hukum dan keadilan".

(2) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Agama diambil sumpahnya oleh Ketua

Pengadilan Agama.

(3) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Tinggi Agama serta Ketua Pengadilan Agama

diambil sumpahnya oleh Ketua Pengadilan Tinggi Agama.

(4) Ketua Pengadilan Tinggi Agama diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung.

Pasal 17

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang-undang, Hakim tidak boleh

merangkap menjadi:

a. pelaksana putusan Pengadilan;

b. wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan suatu perkara yang diperiksa

Ke daftar isi

Page 331: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

312

Redesign Drs. SAHERUDIN

olehnya;

c. pengusaha.

(2) Hakim tidak boleh merangkap menjadi Penasihat Hukum.

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Hakim selain jabatan sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan

Pemerintah.

Pasal 18

(1)Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena:

a. permintaan sendiri;

b. sakit jasmani atau rohani terus-menerus;

c. telah berumur 60 (enam puluh) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim

Pengadilan Agama, dan 63 (enam puluh tiga) tahun bagi Ketua, Wakil Ketua, dan

Hakim Pengadilan Tinggi Agama;

d. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

(2)Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim yang meninggal dunia dengan sendirinya

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya oleh Presiden selaku Kepala Negara.

Pasal 19

(1) Ketua, Wakil Ketua. dan Hakim diberhentikan tidak dengan hormat dari jabatannya

dengan alasan:

a. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana kejahatan;

b. melakukan perbuatan tercela;

c. terus-menerus melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas

pekerjaannya;

d. melanggar sumpah jabatan;

e. melanggar larangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 17.

(2) Pengusulan pemberhentian tidak dengan hormat dengan alasan sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) huruf b sampai dengan e dilakukan setelah yang

bersangkutan diberi kesempatan secukupnya untuk membela diri di hadapan Majelis

Kehormatan Hakim.

(3) Pembentukan, susunan, dan tata kerja Majelis Kehormatan Hakim serta tata cara

pembelaan diri ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung bersama-sama dengan

Menteri Agama.

Pasal 20

Seorang Hakim yang diberhentikan dari jabatannya, tidak dengan sendirinya

diberhentikan sebagai pegawai negeri.

Pasal 21

(1) Ketua, Wakil Ketua. dan Hakim sebelum diberhentikan tidak dengan

hormat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), dapat diberhentikan

sementara dari jabatannya oleh Presiden selaku Kepala Negara alas usul

Menteri Agama berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Ke daftar isi

Page 332: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

313

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Terhadap pengusulan pemberhentian sementara sebagaimana yang dimaksud

dalam ayat (1), berlaku juga ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal

19 ayat (2).

Pasal 22

(1) Apabila terhadap seorang Hakim ada perintah penangkapan yang diikuti dengan

penahanan, dengan sendirinya Hakim tersebut diberhentikan sementara dari

jabatannya.

(2) Apabila seorang Hakim dituntut di muka Pengadilan dalam perkara pidana

sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 21 ayat (4) Undang-undang Nomor 8

Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana tanpa ditahan, maka ia dapat diberhentikan

sementara dari jabatannya.

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian dengan hormat.

pemberhentian tidak dengan hormat, dan pemberhentian sementara serta hak-hak

pejabat yang dikenakan pemberhentian, diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 24

(1) Kedudukan protokol Hakim diatur dengan Keputusan Presiden.

(2) Tunjangan dan ketentuan-ketentuan lainnya bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim

diatur dengan Keputusan Presiden.

Pasal 25

Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim dapat ditangkap atau ditahan hanya atas perintah

Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan Ketua Mahkamah Agung dan Menteri

Agama, kecuali dalam hal:

a. tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan, atau

b. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

pidana mati, atau

c. disangka telah melakukan tindak pidana kejahatan terhadap keamanan negara.

Paragraf 2

Panitera

Pasal 26

(1) Pada setiap Pengadilan ditetapkan adanya Kepaniteraan yang dipimpin oleh seorang

Panitera.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Agama dibantu oleh

seorang Wakil Panitera, beberapa orang Panitera Muda, beberapa orang Panitera

Pengganti, dan beberapa orang Juru Sita.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Tinggi Agama dibantu

olehseorang Wakil Panitera, beberapa orang Panitera Muda, dan beberapa

orang Panitera Pengganti.

Ke daftar isi

Page 333: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

314

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 27

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengadilan Agama, seorang calon harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya sarjana muda syari'ah atau sarjana muda hukum yang

menguasai hukum Islam;

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai Wakil Panitera atau 7

(tujuh) tahun sebagai Panitera Muda Pengadilan Agama, atau menjabat Wakil

Panitera Pengadilan Tinggi Agama.

Pasal 28

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengadilan Tinggi Agama, seorang calon harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, dan d;

b. berijazah sarjana syariah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam;

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai Wakil Panitera

atau 8 (delapan) tahun sebagai Panitera Muda Pengadilan Tinggi Agama, atau

4 (empat) tahun sebagai Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 29

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Panitera Pengadilan Agama, seorang calon harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c. d. dan

e;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai Panitera Muda atau 6

(enam) tahun sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama.

Pasal 30

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Panitera Pengadilan Tinggi Agama, seorang calon

harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, dan d;

b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam:

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sebagai Panitera Muda

atau 7 (tujuh) tahun sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama, atau

4 (empat) tahun sebagai Wakil Panitera Pengadilan Agama, atau menjabat

Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 31

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Muda Pengadilan Agama, seorang calon harus

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan e;

Ke daftar isi

Page 334: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

315

Redesign Drs. SAHERUDIN

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti

Pengadilan Agama.

Pasal 32

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Muda Pengadilan Tinggi Agama, seorang

calon harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan e;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai Panitera Pengganti

Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 (empat) tahun sebagai Panitera Muda atau 8

(delapan) tahun sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama, atau menjabat Wakil

Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 33

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengganti Pengadilan Agama, seorang calon

harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan e;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai pegawai negeri pada

Pengadilan Agama.

Pasal 34

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Agama,

seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, b, c, d, dan

e;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Panitera Pengganti

Pengadilan Agama atau 10 (sepuluh) tahun sebagai pegawai negeri pada

Pengadilan Tinggi Agama.

Pasal 35

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang-undang. Panitera tidak boleh

merangkap menjadi wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan

perkara yang di dalamnya ia bertindak sebagai Panitera.

(2) Panitera tidak boleh merangkap menjadi Penasihat Hukum.

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Panitera selain jabatan sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama

berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Pasal 36

Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda. dan Panitera Pengganti Pengadilan diangkat dan

diberhentikan dari jabatannya oleh Menteri Agama.

Pasal 37

Sebelum memangku jabatannya, Panitera. Wakil Panitera, Panitera Muda. dan Panitera

Pengganti diambil sumpahnya menurut agama Islam oleh Ketua Pengadilan yang

Ke daftar isi

Page 335: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

316

Redesign Drs. SAHERUDIN

bersangkutan.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untuk memperoleh jabatan saya ini,

langsung atau tidak langsung dengan menggunakan nama atau cara apa pun

juga tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga".

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam

jabatan ini, tidak sekali- kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapa

pun juga suatu janji atau pemberian".

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan akan mempertahankan

serta mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang

Dasar 1945, dan segala undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi

Negara Republik Indonesia".

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini

dengan jujur, seksama, dan dengan tidak membeda-bedakan orang dan akan

berlaku dalam melaksanakan kewajiban saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti

layaknya bagi seorang Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda, Panitera Pengganti

yang berbudi baik dan jujur dalam menegakkan hukum dan keadilan".

Paragraf 3

Juru Sita

Pasal 38

Pada setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Juru Sita dan Juru Sita Pengganti.

Pasal 39

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Juru Sita, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam; •

c. bertagwa kepada Tuhan Yang Moho Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya sekolah lanjutan tingkat alas;

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai Juru Sita

Pengganti.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Juru Sita Pengganti, seorang calon harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a, b, c, d, dan

e;

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai pegawai negeri pada

Pengadilan Agama.

Pasal 40

(1) Juru Sita diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama alas usul Ketua Pengadilan

Agama.

(2) Juru Sita Pengganti diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Pengadilan Agama.

Ke daftar isi

Page 336: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

317

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 41

Sebelum memangku jabatannya, Juru Sita dan Juru Sita Pengganti diambil sumpahnya

menurut agama Islam oleh Ketua Pengadilan Agama.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untuk memperoleh jabatan saya ini,

langsung atau tidak langsung, dengan menggunakan nama atau cara apa pun juga,

tidak memberikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga".

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam

jabatan ini, tidak sekali-kali akan menerima langsung atau tidak langsung dari siapapun

juga suatu janji atau pemberian"

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan akan mempertahankan serta

mengamalkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, Undang-Undang Dasar

1945, dan segala undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi Negara

Republik Indonesia".

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menjalankan jabatan saya ini dengan

jujur, seksama, dan dengan tidak membeda-bedakan orang dan akan berlaku dalam

melaksanakan kewajiban saya sebaik-baiknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi

seorang Juru Sita, Juru Sita Pengganti yang berbudi baik dan jujur dalam menegakkan

hukum dan keadilan".

Pasal 42

(1) Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkan undang-undang, Juru Sita tidak boleh

merangkap menjadi wali, pengampu, dan pejabat yang berkaitan dengan perkara

yang di dalamnya ia sendiri berkepentingan.

(2) Juru Sita tidak boleh merangkap menjadi Penasihat Hukum.

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Juru Sita selain jabatan sebagaimana yang

dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut oleh Menteri Agama

berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah Agung.

Bagian Ketiga

Sekretaris

Pasal 43

Pada setiap Pengadilan ditetapkan adanya Sekretariat yang dipimpin oleh seorang

Sekretaris dan dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris.

Pasal 44

Panitera Pengadilan merangkap Sekretaris Pengadilan.

Pasal 45

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Sekretaris Pengadilan Agama, seorang calon

harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

Ke daftar isi

Page 337: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

318

Redesign Drs. SAHERUDIN

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya sarjana muda syari'ah, atau sarjana muda hukum

yang menguasai hukum Islam atau sarjana muda administrasi;

f. berpengalaman di bidang administrasi peradilan.

Pasal 46

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Sekretaris Pengadilan Tinggi Agama, seorang

calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 45 huruf a, b, c, d, dan 1;

b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai hukum Islam.

Pasal 47

Wakil Sekretaris Pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Agama.

Pasal 48

Sebelum memangku jabatannya Wakil Sekretaris diambil sumpahnya menurut agama

Islam oleh Ketua Pengadilan yang bersangkutan.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut: "Demi Allah, saya bersumpah:

Bahwa saya, untuk diangkat menjadi Wakil Sekretaris, akan setia dan tact sepenuhnya

kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945. Negara dan Pemerintah:

bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh

pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab:

bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan negara. Pemerintah, dan

martabat Wakil Sekretaris serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan negara

daripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan;

bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut

perintah harus saya rahasiakan;

bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk

kepentingan negara".

BAB III

KEKUASAAN PENGADILAN

Pasal 49

(1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang:

a. perkawinan;

b. kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam;

Ke daftar isi

Page 338: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

319

Redesign Drs. SAHERUDIN

c. wakaf dan shadaqah.

(2) Bidang perkawinan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf a ialah hal-

hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan

yang berlaku

(3) Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) huruf b ialah

penentuan siapa-siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta

peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan

pembagian harta peninggalan tersebut.

Pasal 50

Dalam hal terjadi sengketa mengenai hak milik atau keperdataan lain dalam perkara-

perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49, maka khusus mengenai objek

yang menjadi sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh Pengadilan dalam

lingkungan Peradilan Umum.

Pasal 51

(1) Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang

menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding.

(2) Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang mengadili di tingkat

pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar-Pengadilan Agama di

daerah hukumnya.

Pasal 52

(1) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang

hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

(2) Selain tugas dan kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49 dan

Pasal 51, Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau

berdasarkan undang-undang.

Pasal 53

(1) Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah

laku Hakim, Panitera. Sekretaris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.

(2) Selain tugas sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), Ketua Pengadilan Tinggi

Agama di daerah hukumnya melakukan pengawasan terhadap jalannya peradilan

di tingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan

seksama dan sewajarnya.

(3) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)

dan ayat (2), Ketua Pengadilan dapat memberikan petunjuk, teguran, dan

peringatan, yang dipandang perlu.

(4) Pengawasan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ayat (2), dan ayat (3),

tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim dalam memeriksa dan memutus

perkara.

Ke daftar isi

Page 339: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

320

Redesign Drs. SAHERUDIN

BAB IV

HUKUM ACARA

Bagian Pertama

Umum

Pasal 54

Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama

adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-undang ini.

Pasal 55

Tiap pemeriksaan perkara di Pengadilan dimulai sesudah diajukannya suatu

permohonan atau gugatan dan pihak-pihak yang berperkara telah dipanggil menurut

ketentuan yang berlaku.

Pasal 56

(1) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa dan memutus suatu perkara

yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak atau kurang jelas. melainkan wajib

memeriksa dan memutusnya.

(2) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tidak menutup

kemungkinan usaha penyelesaian perkara secara damai.

Pasal 57

(1) Peradilan dilakukan DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA

(2) Tiap penetapan dan putusan dimulai dengan kalimat

BISMILLAHIRRAHMANIR¬RAHIM dilkuti dengan DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

(3) Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Pasal 58

(1) Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang.

(2) Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya

mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk tercapainya peradilan yang

sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Pasal 59

(1) Sidang pemeriksaan Pengadilan terbuka untuk umum, kecuali apabila

undang¬undang menentukan lain atau jika Hakim dengan alasan-alasan penting

Ke daftar isi

Page 340: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

321

Redesign Drs. SAHERUDIN

yang dicatat dalam berita acara sidang, memerintahkan bahwa pemeriksaan

secara keseluruhan atau sebagian akan dilakukan dengan sidang tertutup.

(2) Tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)

mengakibatkan seluruh pemeriksaan beserta penetapan atau putusannya batal

menurut hukum.

(3) Rapat permusyawaratan Hakim bersifat rahasia.

Pasal 60

Penetapan dan putusan Pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum

apabila diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.

Pasal 61

Atas penetapan dan putusan Pengadilan Agama dapat dimintakan banding oleh pihak

yang berperkara, kecuali apabila undang-undang menentukan lain.

Pasal 62

(1) Segala penetapan dan putusan Pengadilan. selain harus memuat alasan-alasan

dan dasar-dasarnya juga harus memuat pasal-pasal tertentu dari peraturan-

peraturan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar

untuk mengadili.

(2) Tiap penetapan dan putusan Pengadilan ditandatangani oleh Ketua dan Hakim-

hakim yang memutus serta Panitera yang ikut bersidang pada waktu penetapan

dan putusan itu diucapkan.

(3) Berita Acara tentang pemeriksaan ditandatangani oleh Ketua dan Panitera yang

bersidang.

Pasal 63

Atas penetapan dan putusan Pengadilan Tinggi Agama dapat dimintakan kasasi

kepada Mahkamah Agung oleh pihak yang berperkara.

Pasal 64

Penetapan dan putusan Pengadilan yang dimintakan banding atau kasasi,

pelaksanaannya ditunda demi hukum. kecuali apabila dalam amarnya menyatakan

penetapan atau putusan tersebut dapat dijalankan lebih dahulu meskipun ada

perlawanan, banding, atau kasasi.

Bagian Kedua

Pemeriksaan Sengketa Perkawinan

Paragaraf 1

Umum

Pasal 65

Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang Pengadilan setelah Pengadilan

Ke daftar isi

Page 341: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

322

Redesign Drs. SAHERUDIN

yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Paragraf 2

Cerai Talak

Pasal 66

(1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan

permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan

ikrar talak.

(2) Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) diajukan kepada

Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman termohon, kecuali

apabila termohon dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman yang ditentukan

bersama tanpa izin pemohon.

(3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri, permohonan diajukan

kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.

(4) Dalam hal pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negeri, maka

permohonan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

(5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama

suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan cerai talak ataupun

sesudah ikrar talak diucapkan.

Pasal 67

Permohonan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 66 di alas memuat:

a. nama, umur, dan tempat kediaman pemohon, yaitu suami, dan termohon, yaitu istri;

b. alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak.

Pasal 68

(1) Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat permohonan cerai talak

didaftarkan di Kepaniteraan.

(2) Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan dalam sidang tertutup.

Pasal 69

Dalam pemeriksaan perkara cerai talak ini berlaku ketentuan-ketentuan Pasal 79. Pasal

80 ayat (2), Pasal 82, dan Pasal 83.

Pasal 70

(1) Pengadilan setelah berkesimpulan bahwa kedua belah pihak tidak mungkin lagi

didamaikan dan telah cukup alasan perceraian, maka Pengadilan menetapkan

bahwa permohonan tersebut dikabulkan.

Ke daftar isi

kembali

Page 342: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

323

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1), istri dapat

mengajukan banding.

(3) Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan hukum tetap. Pengadilan

menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak. dengan memanggil suami dan istri

atau wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut.

(4) Dalam sidang itu suami atau wakilnya yang diberi kuasa khusus dalam suatu akta

otentik untuk mengucapkan ikrar talak. mengucapkan ikrar talak yang dihadiri oleh

istri atau kuasanya.

(5) Jika istri telah mendapat panggilan secara sah atau patut. tetapi tidak datang

menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya. maka suami atau wakilnya dapat

mengucapkan ikrar talak tan pa had irnya istri atau wakilnya.

(6) Jika suami dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak ditetapkan hari sidang

penyaksian ikrar talak. tidak datang menghadap sendiri atau tidak mengirim

wakilnya meskipun telah mendapat panggilan secara sah atau patut maka gugurlah

kekuatan penetapan tersebut, dan perceraian tidak dapat diajukan lagi

berdasarkan alasan yang sama.

Pasal 71

(1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi dalam sidang ikrar talak.

(2) Hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan bahwa perkawinan putus sejak

ikrar talak diucapkan dan penetapan tersebut tidak dapat dimintakan banding atau

kasasi.

Pasal 72

Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 71 berlaku ketentuan-

ketentuan dalam Pasal 84 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), serta Pasal 85.

Paragraf 3

Cerai Gugat

Pasal 73

(1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasanya kepada Pengadilan yang

daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat, kecuali apabila penggugat

dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin tergugat.

(2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negeri, gugatan perceraian

diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman

tergugat.

(3) Dalam hal penggugat dan tergugat bertempat kediaman di luar negeri, maka

gugatan diajukan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

Ke daftar isi

kembali

Page 343: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

324

Redesign Drs. SAHERUDIN

perkawinan mereka dilangsungkan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat.

Pasal 74

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan salah satu pihak mendapat pidana

penjara, maka untuk memperoleh putusan perceraian, sebagai bukti penggugat cukup

menyampaikan salinan putusan Pengadilan yang berwenang yang memutuskan

perkara disertai keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Pasal 75

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan bahwa tergugat mendapat cacat

badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami,

maka Hakim dapat memerintahkan tergugat untuk memeriksakan diri kepada dokter.

Pasal 76

(1) Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan syiqaq, maka untuk

mendapatkan putusan perceraian harus didengar keterangan saksi-saksi yang

berasal dari keluarga atau orang-orang yang dekat dengan suami istri.

(2) Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang sifat persengketaan antara

suami istri dapat mengangkat seorang atau lebih dari keluarga masing-masing

pihak ataupun orang lain untuk menjadi hakam.

Pasal 77

Selama berlangsungnya gugatan perceraian. atas permohonan penggugat atau

tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan,

Pengadilan dapat mengizinkan suami istri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu

rumah.

Pasal 78

Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan penggugat, Pengadilan

dapat:

a. menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami;

b. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan

anak;

c. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-barang yang

menjadi hak bersama suami istri atau barang-barang yang menjadi hak suami atau

barang-barang yang menjadi hak istri.

Pasal 79

Gugatan perceraian gugur apabila suami atau istri meninggal sebelum adanya putusan

Pengadilan.

Ke daftar isi

kembali

Page 344: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

325

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 80

(1) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Majelis Hakim selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah berkas atau surat gugatan perceraian

didaftarkan di Kepaniteraan.

(2) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalam sidang tertutup.

Pasal 81

(1) Putusan Pengadilan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang terbuka

untuk umum.

(2) Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat hukumnya terhitung sejak

putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 82

(1) Pada sidang pertama pemeriksaan gugatan perceraian, Hakim berusaha

mendamaikan kedua pihak.

(2) Dalam sidang perdamaian tersebut suami istri harus datang secara pribadi, kecuali

apabila salah satu pihak bertempat kediaman di luar negeri dan tidak dapat datang

menghadap secara pribadi dapat diwakili oleh kuasanya yang secara khusus

dikuasakan untuk itu.

(3) Apabila kedua pihak bertempat kediaman di luar negeri, maka penggugat pada

sidang perdamaian tersebut harus menghadap secara pribadi.

(4) Selama perkara belum diputuskan usaha mendamaikan dapat dilakukan pada

setiap sidang pemeriksaan.

Pasal 83

Apabila tercapai perdamaian. maka tidak dapat diajukan gugatan perceraian baru

berdasarkan alasan yang ada dan telah diketahui oleh penggugat sebelum perdamaian

tercapai.

Pasal 84

(1) Panitera Pengadilan atau pejabat Pengadilan yang ditunjuk berkewajiban

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari mengirimkan satu helai salinan putusan

Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, tanpa bermeterai

kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman

penggugat dan tergugat, untuk mendaftarkan putusan perceraian dalam sebuah

daftar yang disediakan untuk itu.

(2) Apabila perceraian dilakukan di wilayah yang berbeda dengan wilayah Pegawai

Pencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan. maka satu helai salinan

putusan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat

Nikah di tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh Pegawai Pencatat Nikah

tersebut dicatat pada bagian pinggir daftar catatan perkawinan.

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 345: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

326

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Apabila perkawinan dilangsungkan di luar negeri, maka satu helai salinan putusan

sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) disampaikan pula kepada Pegawai

Pencatat Nikah di tempat didaftarkannya perkawinan mereka di Indonesia.

(4) Panitera berkewajiban memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai kepada para

pihak selambat- lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung setelah putusan yang

memperoleh kekuatan hukum tetap tersebut diberitahukan kepada para pihak.

Pasal 85

Kelalaian pengiriman salinan putusan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 84,

menjadi tanggung jawab Panitera yang bersangkutan atau pejabat Pengadilan yang

ditunjuk, apabila yang demikian itu mengakibatkan kerugian bagi bekas suami atau istri

atau keduanya.

Pasal 86

(1) Gugatan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri, dan harta bersama

suami istri dapat diajukan bersama-sama dengan gugatan perceraian ataupun

sesudah putusan perceraian memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Jika ada tuntutan pihak ketiga, maka Pengadilan menunda terlebih dahulu perkara

harta bersama tersebut sampai ada putusan Pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap tentang hal itu.

Paragraf 4

Cerai Dengan Alasan Zina

Pasal 87

(1) Apabila permohonan atau gugatan cerai diajukan atas alasan salah satu pihak

melakukan zina, sedangkan pemohon atau penggugat tidak dapat melengkapi

bukti-bukti dan termohon atau tergugat menyanggah alasan tersebut. dan Hakim

berpendapat bahwa permohonan atau gugatan itu bukan tiada pembuktian sama

sekali serta upaya peneguhan alat bukti tidak mungkin lagi diperoleh baik dari

pemohon atau penggugat maupun dari termohon atau tergugat, maka Hakim

karena jabatannya dapat menyuruh pemohon atau penggugat untuk bersumpah.

(2) Pihak termohon atau tergugat diberi kesempatan pula untuk meneguhkan

sanggahannya dengan cara yang sama.

Pasal 88

(1) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan

oleh suami, maka penyelesaiannya dapat dilaksanakan dengan cara lain.

(2) Apabila sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) dilakukan

oleh istri maka penyelesaiannya dilaksanakan dengan hukum acara yang berlaku.

Bagian Ketiga

Biaya Perkara

Ke daftar isi

kembali

Page 346: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

327

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 89

(1) Biaya perkara dalam bidang perkawinan dibebankan kepada penggugat atau

pemohon.

(2) Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadilan yang bukan merupakan

penetapan atau putusan akhir akan diperhitungkan dalam penetapan atau putusan

akhir.

Pasal 90

(1) Biaya perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 89, meliputi:

a. biaya kepaniteraan dan biaya meterai yang diperlukan untuk perkara itu:

b. biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, dan biaya pengambilan sumpah

yang diperlukan dalam perkara itu;

c. biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat dan tindakan-

tindakan lain yang diperlukan oleh Pengadilan dalam perkara itu;

d. biaya pemanggilan, pemberitahuan, dan lain-lain atas perintah Pengadilan yang

berkenaan dengan perkara itu.

(2) Besarnya biaya perkara diatur oleh Menteri Agama dengan persetujuan Mahkamah

Agung.

Pasal 91

(1) Jumlah biaya perkara sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 90 harus dimuat

dalam amar penetapan atau putusan Pengadilan.

(2) Jumlah biaya yang dibebankan oleh Pengadilan kepada salah satu pihak

berperkara untuk dibayarkan kepada pihak lawannya dalam perkara itu, harus

dicantumkan juga dalam amar penetapan atau putusan Pengadilan.

BAB V

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Pasal 92

Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para Hakim.

Pasal 93

Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau surat-surat lain yang

berhubungan dengan perkara yang diajukan ke Pengadilan kepada Majelis Hakim

untuk diselesaikan.

Pasal 94

Ketua Pengadilan menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan nomor urut,

tetapi apabila terdapat perkara tertentu yang karena menyangkut kepentingan umum

harus segera diadili, maka perkara itu didahulukan.

Ke daftar isi

Page 347: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

328

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 95

Ketua Pengadilan wajib mengawasi kesempurnaan pelaksanaan penetapan atau

putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 96

Panitera Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi perkara dan mengatur

tugas Wakil Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti.

Pasal 97

Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti bertugas membantu

Hakim dengan menghadiri dan mencatat jalannya sidang Pengadilan.

Pasal 98

Panitera bertugas melaksanakan peneta pan atau putusan Pengadilan.

Pasal 99

(1) Panitera wajib membuat daftar semua perkara yang diterima di Kepaniteraan.

(2) Dalam daftar perkara sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) tiap perkara

diberi nomor urut dan dibubuhi catatan singkat tentang isinya.

Pasal 100

Panitera membuat salinan atau turunan penetapan atau putusan Pengadilan menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 101

(1) Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, penetapan atau

putusan, dokumen, akta, buku daftar, biaya perkara, uang titi pan pihak ketiga.

surat-surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lain yang disimpan di

Kepaniteraan.

(2) Semua daftar, catatan, risalah, berita acara, serta berkas perkara tidak boleh

dibawa keluar dari ruangan Kepaniteraan, kecuali alas izin Ketua Pengadilan

berdasarkan ketentuan undang-undang.

(3) Tata cara pengeluaran surat asli, salinan atau turunan penetapan atau putusan,

risalah, berita acara, akta, dan surat-surat lain diatur oleh Mahkamah Agung.

Pasal 102

Tugas dan tanggung jawab serta tata kerja Kepaniteraan Pengadilan diatur lebih lanjut

oleh Mahkamah Agung.

Ke daftar isi

Page 348: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

329

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 103

(1) Juru sita bertugas :

a. melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Sidang;

b. menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran, dan

pemberitahuan penetapan atau putusan Pengadilan menurut cara-cara

berdasarkan ketentuan undang-undang,

c melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan;

d. membuat berita acara penyitaan, yang salinan resminya diserahkan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan.

(2) Juru Sita berwenang melakukan tugasnya di daerah hukum Pengadilan yang

bersangkutan.

Pasal 104

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas Juru Sita diatur oleh Mahkamah

Agung.

Pasal 105

(1) Sekretaris Pengadilan bertugas menyelenggarakan administrasi umum Pengadilan.

(2) Tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi, dan tats kerja Sekretariat diatur

lebih lanjut oleh Menteri Agama.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 106

Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini :

1. semua Badan Peradilan Agama yang telah ada dinyatakan sebagai Badan Peradilan

Agama menurut Undang-undang ini;

2. semua peraturan pelaksanaan yang telah ada mengenai Peradilan Agama

dinyatakan tetap berlaku selama ketentuan baru berdasarkan Undang-undang ini

belum dikeluarkan, sepanjang peraturan itu tidak bertentangan dengan Undang-

undang ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 107

(1) Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka:

a. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura (Staatsblad Tahun

1882 Nomor 152 dan Staatsblad Tahun 1937 Nomor 116 dan Nomor 610);

Ke daftar isi

Page 349: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

330

Redesign Drs. SAHERUDIN

b. Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qadi Besar untuk sebagian

Residensi Kalimantan Selatan dan Timur (Staatsblad Tahun 1937 Nomor 638

dan Nomor 639);

c. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar'iyah di luar Jawa dan Madura (Lembaran Negara

Tahun 1957 Nomor 99). dan

d. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 63 ayat (2) Undang-

undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara Tahun

1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019), dinyatakan tidak

berlaku.

(2) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 236 a Reglemen Indonesia

yang diperbaharui (RIB), Staatsblad Tahun 1941 Nomor 44, mengenai

permohonan pertolongan pembagian harta peninggalan di luar sengketa antara

orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berdasarkan hukum Islam,

diselesaikan oleh Pengadilan Agama.

Pasal 108

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Disahkan Di Jakarta.

Pada Tanggal 29 Desember 1989

Ttd.

SOEHARTO

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 29 Desember 1989

MENTERI/SEKRETARIS NEGARAREPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

MOERDIONO

LEMBARAN NEGARAREPUBLIK INDONESIATAHUN 1985 NOMOR 73

Ke daftar isi

Page 350: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

331

Redesign Drs. SAHERUDIN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 50 TAHUN 2009

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989

TENTANG PERADILAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa kekuasaan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

sehingga perlu diwujudkan adanya lembaga peradilan yang bersih dan

berwibawa dalam memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat;

b. bahwa Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan

hukum masyarakat dan ketatanegaraan menurut Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf b perlu membentuk Undang-Undang tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

Mengingat : 1. Pasal 20, Pasal 21, Pasal 24, dan Pasal 25 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3316) sebagaimana diubah terakhir dengan

Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

(Lembaran Negara republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4958);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3400); sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4611);

4. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 157, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5079);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Ke daftar isi

Page 351: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

332

Redesign Drs. SAHERUDIN

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-

UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA .

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1989 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3400) sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 22, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4611), diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam.

2. Pengadilan adalah pengadilan agama dan pengadilan tinggi agama di lingkungan

peradilan agama.

3. Hakim adalah hakim pada pengadilan agama dan hakim pada pengadilan tinggi agama.

4. Pegawai Pencatat Nikah adalah Pegawai Pencatat Nikah pada Kantor Urusan Agama.

5. Juru Sita dan atau Juru Sita Pengganti adalah juru sita dan atau juru sita pengganti pada

pengadilan agama.

6. Mahkamah Agung adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

7. Komisi Yudisial adalah lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

8. Pengadilan Khusus adalah pengadilan yang mempunyai kewenangan untuk memeriksa,

mengadili, dan memutus perkara tertentu yang hanya dapat dibentuk dalam salah satu

lingkungan badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung yang diatur dalam

undang-undang.

9. Hakim Ad hoc adalah hakim yang bersifat sementara yang memiliki keahlian dan

pengalaman di bidang tertentu untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara

yang pengangkatannya diatur dalam undang-undang.

2. Ketentuan Pasal 3A diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 3A

(1) Di lingkungan peradilan agama dapat dibentuk pengadilan khusus yang diatur dengan

undang-undang.

(2) Peradilan Syari’ah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan pengadilan

khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang kewenangannya menyangkut

kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan

peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan umum.

(3) Pada pengadilan khusus dapat diangkat hakim ad hoc untuk memeriksa, mengadili, dan

memutus perkara, yang membutuhkan keahlian dan pengalaman dalam bidang tertentu

dan dalam jangka waktu tertentu.

(4) Ketentuan mengenai syarat, tata cara pengangkatan dan pemberhentian serta tunjangan

hakim ad hoc diatur dalam peraturan perundang-undangan.

3. Di antara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 6 (enam) pasal, yakni Pasal 12A, Pasal12B, Pasal

12C, Pasal 12D, Pasal 12E, dan Pasal 12F yang berbunyi sebagai berikut:

Ke daftar isi

Page 352: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

333

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 12A

(1). Pengawasan internal atas tingkah laku hakim dilakukan oleh Mahkamah Agung.

(2). Selain pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk menjaga dan

menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim, pengawasan

eksternal atas perilaku hakim dilakukan oleh Komisi Yudisial.

Pasal 12B

(1). Hakim harus memiliki integritas dan kepribadian tidak tercela, jujur, adil, profesional,

bertakwa dan berakhlak mulia, serta berpengalaman di bidang hukum.

(2). Hakim wajib menaati kode etik dan pedoman perilaku hakim.

Pasal 12C

(1). Dalam melakukan pengawasan hakim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, Komisi

Yudisial melakukan koordinasi dengan Mahkamah Agung.

(2). Dalam hal terdapat perbedaan antara hasil pengawasan internal yang dilakukan oleh

Mahkamah Agung dan hasil pengawasan eksternal yang dilakukan oleh Komisi

Yudisial, pemeriksaan dilakukan bersama oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial.

Pasal 12D

(1) Dalam melaksanakan pengawasan eksternal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12A

ayat (2), Komisi Yudisial mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap perilaku

hakim berdasarkan kode etik dan pedoman perilaku hakim.

(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial

berwenang:

a. menerima dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat dan/atau informasi tentang

dugaan pelanggaran kode etik dan pedoman perilaku hakim;

b. memeriksa dan memutus dugaan pelanggaran atas kode etik dan pedoman perilaku

hakim;

c. dapat menghadiri persidangan di pengadilan;

d. menerima dan menindaklanjuti pengaduan Mahkamah Agung dan badan-badan

peradilan di bawah Mahkamah Agung atas dugaan pelanggaran kode etik dan

pedoman perilaku hakim;

e. melakukan verifikasi terhadap pengaduan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan

huruf d;

f. meminta keterangan atau data kepada Mahkamah Agung dan/atau pengadilan;

g. melakukan pemanggilan dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar

kode etik dan pedoman perilaku hakim untuk kepentingan pemeriksaan; dan/atau

h. menetapkan keputusan berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam

huruf b.

Pasal 12E

1) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12A, Komisi

Yudisial dan/atau Mahkamah Agung wajib:

a. menaati norma dan peraturan perundang-undangan;

b. menaati kode etik dan pedoman perilaku hakim; dan

c. menjaga kerahasiaan keterangan atau informasi yang diperoleh.

Ke daftar isi

Page 353: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

334

Redesign Drs. SAHERUDIN

(2) Kode etik dan pedoman perilaku hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

oleh Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung.

(3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh mengurangi

kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

(4) Ketentuan mengenai pengawasan eksternal dan pengawasan internal hakim diatur dalam

undang-undang.

Pasal 12F

Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku

hakim, Komisi Yudisial dapat menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan mutasi hakim.

4. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 13

(1) Untuk dapat diangkat sebagai hakim pengadilan agama, seseorang harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

e. sarjana syari’ah, sarjana hukum Islam atau sarjana hukum yang menguasai hukum

Islam;

f. lulus pendidikan hakim;

g. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan kewajiban;

h. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela;

i. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 40 (empat puluh)

tahun;dan

j. tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi ketua atau wakil ketua pengadilan agama, hakim harus

berpengalaman paling singkat 7 (tujuh) tahun sebagai hakim pengadilan agama.

5. Di antara Pasal 13 dan Pasal 14 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 13A dan 13B yang

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 13A

(1) Pengangkatan hakim pengadilan agama dilakukan melalui proses seleksi yang

transparan, akuntabel, dan partisipatif.

(2) Proses seleksi pengangkatan hakim pengadilan agama dilakukan bersama oleh

Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses seleksi diatur oleh Mahkamah Agung dan

Komisi Yudisial.

Pasal 13B

(1) Untuk dapat diangkat sebagai hakim ad hoc, seseorang harus memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), kecuali huruf e dan huruf f.

(2) Larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c tetap berlaku kecuali

undang-undang menentukan lain.

Ke daftar isi

Page 354: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

335

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Tata cara pelaksanaan ketentuan ayat (1) diatur dalam peraturan perundang-undangan.

6. Ketentuan Pasal 14 ayat (1) diubah sehingga Pasal 14 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 14

(1) Untuk dapat diangkat menjadi hakim pengadilan tinggi agama, seorang hakim harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a. syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf

d, huruf g, dan huruf j;

b. berumur paling rendah 40 (empat puluh) tahun;

c. pengalaman paling singkat 5 (lima) tahun sebagai ketua, wakil ketua, pengadilan

agama, atau 15 (lima belas) tahun sebagai hakim pengadilan agama;

d. lulus eksaminasi yang dilakukan oleh Mahkamah Agung; dan

e. tidak pernah dijatuhi sanksi pemberhentian sementara akibat melakukan pelanggaran

Kode etik dan pedoman perilaku hakim.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi ketua pengadilan tinggi agama harus berpengalaman

paling singkat 5 (lima) tahun sebagai hakim pengadilan tinggi agama atau 3 (tiga) tahun

bagi hakim pengadilan tinggi agama yang pernah menjabat ketua pengadilan agama.

(3) Untuk dapat diangkat menjadi wakil ketua pengadilan tinggi agama harus berpengalaman

paling singkat 4 (empat) tahun sebagai hakim pengadilan tinggi agama atau 2 (dua)

tahun bagi hakim pengadilan tinggi agama yang pernah menjabat ketua pengadilan

agama.

7. Ketentuan Pasal 15 ayat (1) diubah dan di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 2 (dua) ayat,

yakni ayat (1a) dan ayat (1b) sehingga Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 15

(1) Hakim pengadilan diangkat oleh Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung.

(1a). Hakim pengadilan diberhentikan oleh Presiden atas usul Ketua Mahkamah Agung

dan/atau Komisi Yudisial melalui Ketua Mahkamah Agung.

(1b) Usul pemberhentian hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial sebagaimana

dimaksud pada ayat (1a) hanya dapat dilakukan apabila hakim yang bersangkutan

melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim.

2) Ketua dan wakil ketua pengadilan diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Mahkamah

Agung.

8. Ketentuan Pasal 18 ayat (1) diubah sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 18

(1). Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya

karena:

a. atas permintaan sendiri secara tertulis;

b. sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus;

c. telah berumur 65 (enam puluh lima) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan hakim

pengadilan agama, dan 67 (enam puluh tujuh) tahun bagi ketua, wakil ketua, dan

hakim pengadilan tinggi agama; atau

d. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

(2). Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan yang meninggal dunia dengan sendirinya

diberhentikan dengan hormat dari jabatannya oleh Presiden.

Ke daftar isi

Page 355: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

336

Redesign Drs. SAHERUDIN

9. Ketentuan Pasal 19 diubah sehingga Pasal 19 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 19

(1). Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diberhentikan tidak dengan hormat dari

jabatannya dengan alasan:

a. dipidana penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap;

b. melakukan perbuatan tercela;

c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya terus-menerusselama 3

(tiga) bulan;

d. melanggar sumpah atau janji jabatan;

e. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17; dan/atau

f. melanggar kode etik dan pedoman perilaku hakim.

(2) Usul pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diajukan oleh Ketua

Mahkamah Agung kepada Presiden.

(3) Usul pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diajukan

oleh Mahkamah Agung dan/atau Komisi Yudisial.

(4) Usul pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, huruf d,

dan huruf e diajukan oleh Mahkamah Agung.

(5) Usul pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diajukan

oleh Komisi Yudisial.

(6) Sebelum Mahkamah Agung dan / atau Komisi Yudisial mengajukan usul pemberhentian

karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), hakim

pengadilan mempunyai hak untuk membela diri di hadapan Majelis Kehormatan Hakim.

(7) Majelis Kehormatan Hakim sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diatur sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

10. Ketentuan Pasal 20 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 20

Dalam hal ketua atau wakil ketua pengadilan diberhentikan dengan hormat dari jabatannya

karena atas permintaan sendiri secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1)

huruf a, tidak dengan sendirinya diberhentikan sebagai hakim.

11. Di antara ayat (1) dan ayat (2) Pasal 21 disisipkan 1 (satu) ayat, yakni ayat (1a) yang

berbunyi sebagai berikut :

Pasal 21

(1). Ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan sebelum diberhentikan tidak dengan hormat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan

huruf f dapat diberhentikan sementara dari jabatannya oleh Ketua Mahkamah Agung.

(1a) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diusulkan oleh

Komisi Yudisial.

(2). Terhadap pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berlaku juga

ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2).

(3). Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku paling lama 6

(enam) bulan.

12. Ketentuan Pasal 24 diubah sehingga Pasal 24 berbunyi sebagai berikut :

Ke daftar isi

Page 356: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

337

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 24

(1). Kedudukan protokol hakim pengadilan diatur dengan peraturanperundang-undangan.

(2). Selain mempunyai kedudukan protokoler, hakim pengadilan berhak memperoleh gaji

pokok, tunjangan, biaya dinas, pensiun dan hak-hak lainnya.

(3). Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. tunjangan jabatan;dan

b. tunjangan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(4). Hak-hak lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:

a. rumah jabatan milik negara;

b. jaminan kesehatan; dan

c. sarana transportasi milik negara.

(5). Hakim pengadilan diberi jaminan keamanan dalam melaksanakan tugasnya.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai gaji pokok, tunjangan dan hak-hak lainnya beserta

jaminan keamanan bagi ketua, wakil ketua, dan hakim pengadilan diatur dengan

peraturan perundang-undangan.

13. Ketentuan Pasal 27 diubah sehingga Pasal 27 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 27

Untuk dapat diangkat menjadi panitera pengadilan agama, seorang calon harus memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

e. berijazah sarjana syari’ah, sarjana hukum Islam atau sarjana hukum yang menguasai

hukum Islam;

f. berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai wakil panitera, 5 (lima) tahun sebagai

panitera muda pengadilan agama, atau menjabat wakil panitera pengadilan tinggi agama;

dan

g. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan kewajiban.

14. Ketentuan Pasal 30 diubah sehingga Pasal 30 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 30

Untuk dapat diangkat menjadi wakil panitera pengadilan tinggi agama, seorang calon harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a. syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,

dan huruf g;

b. dihapus.

c. berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun sebagai panitera muda pengadilan tinggi

agama, 5 (lima) tahun sebagai panitera muda pengadilan tinggi agama, atau 3 (tiga) tahun

sebagai wakil panitera pengadilan agama, atau menjabat sebagai panitera pengadilan

agama.

15. Ketentuan Pasal 35 diubah sehingga Pasal 35 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 35

Ke daftar isi

Page 357: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

338

Redesign Drs. SAHERUDIN

Panitera tidak boleh merangkap menjadi:

a. wali;

b. pengampu;

c. advokat; dan/atau

d. pejabat peradilan yang lain.

16. Di antara Pasal 38 dan Pasal 39 disisipkan 2 (dua) pasal, yakni Pasal 38A dan Pasal 38B

yang berbunyi sebagai berikut :

Pasal 38 A

Panitera, wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti pengadilan diberhentikan

dengan hormat dengan alasan:

a. meninggal dunia;

b. atas permintaan sendiri secara tertulis;

c. sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus;

d. telah berumur 60 (enam puluh) tahun bagi panitera, wakil panitera, panitera muda, dan

panitera pengganti pengadilan agama;

e. telah berumur 62 (enam puluh dua) tahun bagi panitera, wakil panitera, panitera muda,

dan panitera pengganti pengadilan tinggi agama; dan/atau

f. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

Pasal 38 B

Panitera, wakil panitera, panitera muda, dan panitera pengganti pengadilan diberhentikan

tidak dengan hormat dengan alasan:

a. dipidana penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

b. melakukan perbuatan tercela;

c. melalaikan kewajiban dalam menjalankan tugas pekerjaannya terus menerus selama 3

(tiga) bulan;

d. melanggar sumpah atau janji jabatan;

e. melanggar larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35; dan/atau

f. melanggar kode etik panitera.

17. Ketentuan Pasal 39 diubah sehingga Pasal 39 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 39

(1). Untuk dapat diangkat menjadi juru sita, seorang calon harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

e. berijazah pendidikan menengah;

f. berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai juru sita pengganti; dan

g. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan kewajiban.

(2). Untuk dapat diangkat menjadi juru sita pengganti, seorang calon harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. syarat sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d,

huruf e, dan huruf g; dan

Ke daftar isi

Page 358: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

339

Redesign Drs. SAHERUDIN

b. berpengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun sebagai pegawai negeri pada pengadilan

agama.

18. Ketentuan Pasal 44 dihapus.

19. Ketentuan Pasal 45 diubah sehingga Pasal 45 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 45

Untuk dapat diangkat menjadi sekretaris dan wakil sekretaris pengadilan agama, seorang

calon harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945;

e. berijazah sarjana syari’ah, sarjana hukum Islam, sarjana hukum yang menguasai hukum

Islam, atau sarjana administrasi;

f. berpengalaman paling singkat 2 (dua) tahun di bidang administrasi peradilan; dan

g. mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan kewajiban.

20. Ketentuan Pasal 46 diubah sehingga Pasal 46 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 46

Untuk dapat diangkat menjadi sekretaris dan wakil sekretaris pengadilan tinggi agama,

seorang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 45 huruf a, huruf b, huruf c, huruf

d, huruf e, dan huruf g; dan

b. berpengalaman paling singkat 4 (empat) tahun di bidang administrasi peradilan.

21. Ketentuan Pasal 53 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 53

(1). Ketua pengadilan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas hakim.

(2). Ketua pengadilan selain melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

juga mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan perilaku panitera,

sekretaris, dan juru sita di daerah hukumnya.

(3). Selain tugas melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

ketua pengadilan tinggi agama di daerah hukumnya melakukan pengawasan terhadap

jalannya peradilan di tingkat pengadilan agama dan menjaga agar peradilan

diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.

(4). Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), ketua

pengadilan dapat memberikan petunjuk, teguran, dan peringatan, yang dipandang perlu.

(5). Pengawasan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), tidak

boleh mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

22. Di antara Pasal 60 dan Pasal 61 dsisipkan 3 (tiga) pasal, yakni Pasal 60A, Pasal 60Bdan

Pasal 60C yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 60A

Ke daftar isi

Page 359: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

340

Redesign Drs. SAHERUDIN

(1). Dalam memeriksa dan memutus perkara, hakim harus bertanggung jawab atas penetapan

dan putusan yang dibuatnya.

(2). Penetapan dan putusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat

pertimbangan hukum hakim yang didasarkan pada alasan dan dasar hukum yang tepat

dan benar.

Pasal 60B

(1). Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum.

(2). Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu.

(3). Pihak yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melampirkan surat

keterangan tidak mampu dari kelurahan tempat domisili yang bersangkutan.

Pasal 60C

(1). Pada setiap pengadilan agama dibentuk pos bantuan hukum untuk pencari keadilan yang

tidak mampu dalam memperoleh bantuan hukum.

(2). Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara cuma-cuma

kepada semua tingkat peradilan sampai putusan terhadap perkara tersebut memperoleh

kekuatan hukum tetap.

(3) Bantuan hukum dan pos bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

23. Di antara Pasal 64 dan Pasal 65 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 64A yang berbuyi

sebagai berikut:

Pasal 64 A

(1). Pengadilan wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh informasi

yang berkaitan dengan putusan dan biaya perkara dalam proses persidangan.

(2). Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan kepada para pihak dalam jangka waktu

paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan diucapkan

(3). Apabila pengadilan tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dan ayat (2), ketua pengadilan dikenai sanksi sebagaimana diatur dalam peraturan

perundang-undangan.

24. Di antara Pasal 91 dan 92 disisipkan 2 (dua) pasal yakni Pasal 91A dan 91B yang berbunyi

sebagai berikut:

Pasal 91A

(1). Dalam menjalankan tugas peradilan, peradilan agama dapat menarik biaya perkara.

(2). Penarikan biaya perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disertai dengan

tanda bukti pembayaran yang sah.

(3). Biaya perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya kepaniteraan dan

biaya proses penyelesaian perkara.

(4). Biaya kepaniteraan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan penerimaan negara

bukan pajak, yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

(5). Biaya proses penyelesaian perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibebankan

pada pihak atau para pihak yang berperkara yang ditetapkan oleh Makamah Agung.

(6). Pengelolaan dan pertanggungjawaban atas penarikan biaya perkara sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Ke daftar isi

Page 360: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

341

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 91B

(1). Setiap pejabat peradilan dilarang menarik biaya selain biaya perkara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 91A ayat (3).

(2). Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi

pemberhentian tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal

38B.

Pasal II

Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,

memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia.

Disahkan di Jakarta

pada tanggal 29 Oktober 2009

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

DR. H. SUSILO

BAMBANGYUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 Oktober 2009

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

Ttd

PATRIALIS AKBAR

Ke daftar isi

Page 361: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

342

Redesign Drs. SAHERUDIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1975

TENTANG

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAI-IUN 1974

TENTANG PERKAWINAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang:

Bahwa untuk kelancaran pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1. Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3019), dipandang perlu untuk mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang

mengatur ketentuan-ketentuan pelaksanaan dari Undang-undang tersebut;

Mengingat:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Lembaran Negara

Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3019).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN UNDANG

UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

a. Undang-undang adalah Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;

b. Pengadilan adalah Pengadilan Agama bagi mereka yang beragama Islam dan

Pengadilan Negeri bagi yang lainnya;

c. Pengadilan Negeri adalah Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Umum;

d. Pegawai Pencatat adalah pegawai pencatat perkawinan dan perceraian.

BAB II

PENCATATAN PERKAWINAN

Pasal 2

(1) Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut

agama Islam, dilakukan oleh Pegawai Pencatat sebagaimana dimaksud dalam

Undang-undang Nomor 32 Tahun 1954 tentang Pencatatan Nikah, Talak dan

Rujuk.

(2) Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan perkawinannya menurut

agamanya dan kepercayaannya itu selain agama Islam, dilakukan oleh Pegawai

Pencatat perkawinan pada kantor catatan sipil sebagaimana dimaksud dalam

berbagai perundang-undangan mengenai pencatatan perkawinan.

Ke daftar isi

Page 362: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

343

Redesign Drs. SAHERUDIN

(3) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang khusus berlaku bagi tatacara

pencatatan perkawinan berdasarkan berbagai peraturan yang berlaku, tata cara

pencatatan perkawinan dilakukan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 3 sampai

dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 3

(1) Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan memberitahukan

kehendaknya itu kepada Pegawai Pencatat ditempat perkawinan akan

dilangsungkan.

(2) Pemberitahuan tersebut dalam ayat (1) dilakukan sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) hari kerja sebelum perkawinan dilangsungkan.

(3) Pengecualian terhadap jangka waktu tersebut dalam ayat (2) disebabkan sesuatu

alasan yang penting, diberikan oleh Camat atas nama Bupati Kepala Daerah.

Pasal 4

Pemberitahuan dilakukan secara lisan atau tertulis oleh calon mempelai, atau oleh

orang tua atau wakilnya.

Pasal 5

Pemberitahuan memuat nama, umur.agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman

calon mempelai dan apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin, disebutkan

juga nama istri atau suaminya terdahulu.

Pasal 6

(1) Pegawai Pencatat yang menerima pemberitahuan kehendak melangsungkan

perkawinan, meneliti apakah syarat-syarat perkawinan telah dipenuhi dan apakah

tidak terdapat halangan perkawinan menurut Undang-undang.

(2) Selain penelitian terhadap hal sebagai dimaksud dalam ayat (1) Pegawai Pencatat

meneliti pula:

a Kutipan akta kelahiran atau surat kenal lahir calon mempelai. Dalam hal tidak

ada akta kelahiran atau surat kenal lahir, dapat dipergunakan surat keterangan

yang menyatakan umur dan asal-usul calon mempelai yang diberikan oleh

Kepala Desa atau yang seting kat dengan itu;

b. Keterangan mengenai nama, agamalkepercayaan, pekerjaan dan tempat tinggal

orang tua calon mempelai;

c. Izin tertulis/izin Pengadilan sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4)

dan (5) Undang- undang, apabila salah seorang calon mempelai atau keduanya

belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun;

d. Izin Pengadilan sebagai dimaksud Pasal 4 Undang-undang; dalam hal calon

mempelai adalah seorang suami yang masih mempunya isteri;

e. Dispensasi Pengadilan/Pejabat sebagai dimaksud Pasal 7 ayat (2) Undang-

undang;

Ke daftar isi

Page 363: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

344

Redesign Drs. SAHERUDIN

f. Surat kematian isteri atau suami yangterdahulu atau dalam hal perceraian surat

keterangan perceraian, bagi perkawinan untuk kedua kalinya atau lebih;

g. Izin tertulis dari Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri HANKAM/PANGAB, apabila

salah seorang calon mempelai atau keduanya anggota Angkatan Bersenjata;

h. Surat kuasa otentik atau dibawah tangan yang disahkan oleh Pegawai Pencatat,

apabila salah seorang calon mempelai atau keduanya tidak dapat hadir sendiri

karena sesuatu alasan yang penting, sehingga mewakilkan kepada orang lain.

Pasal 7

(1) Hasil penelitian sebagai dimaksud Pasal 6, oleh Pegawai Pencatat ditulis dalam

sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu.

(2) Apabila tern yata dari hasil penelitian terdapat ha langan perkawinan sebagai

dimaksud Undang-undang dan atau belum dipenuhinya persyaratan tersebut

dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Pemerintah ini, keadaan itu segera diberitahukan

kepada calon mempelai atau kepada orang tua atau kepada wakilnya.

Pasal 8

Setelah dipenuhinya tatacara dan syarat-syarat pemberitahuan serta tiada sesuatu

halangan perkawinan, Pegawai Pencatat menyelenggarakan pengumuman tentang

pemberitahuan kehendak melangsungkan perkawinan dengan cara menempelkan surat

pengumuman menurut fomiulir yang ditetapkan pada kantor Pencatatan Perkawinan

pada suatu tempat yang sudah ditentukan dan mudah dibaca oleh umum.

Pasal 9

Pengumuman ditandatangani oleh Pegawai Pencatat dan memuat:

a. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan, tempat kediaman dari calon mempelai

dan dari orang tua calon mempelai; apabila salah seorang atau keduanya pernah

kawin disebutkan nama isteri dan atau suami mereka terdahulu;

b. Hari, tanggal, jam dan tempat perkawinan akan dilangsungkan.

BAB III

TATAC ARA PERKAVVINAN

Pasal 10

(1) Perkawinan dilangsungkan setelah hari kesepuluh sejak pengumuman kehendak

perkawinan oleh Pegawai Pencatat seperti yang dimaksud dalam Pasal 8

Peraturan Pemerintah ini.

(2) Tatacara perkawinan dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya itu.

(3) Dengan mengindahkan tatacara perkawinan menurut masing-masing hukum

agamanya dan kepercayaannya itu, perkawinan dilaksanakan dihadapan Pegawai

Pencatat dan dihadiri oleh dua orang saksi.

Ke daftar isi

Page 364: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

345

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 11

(1) Sesaat sesudah dilangsungkannya perkawinan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerintah ini.kedua mempelai menandatangani

akta perkawinan yang telah disiapkan oleh Pegawai Pencatat berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

(2) Akta perkawinan yang telah ditandatangani oleh mempelai itu, selanjutnya

ditandatangani pula oleh kedua saksi dan Pegawai Pencatat yang menghadiri

perkawinan dan bagi yang melangsungkan perkawinan menurut agama Islam,

ditandatangani pula oleh wall nikah atau yang mewakilinya.

(3) Dengan penandatanganan akta perkawinan, maka perkawinan telah tercatat secara

resmi.

BAB IV

AKTA PERKAWINAN

Pasal 12

Akta perkawinan memuat

a. Nama, tanggal dan tempat lahir, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat

kediaman suami-isteri;

Apabila salah seorang atau keduanya pernah kawin, disebutkan juga nama isteri

atau suami terdahulu;

b. Nama, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman orang tua mereka;

c. Izin sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), (3), (4) dan.(5) Undang-undang;

d. Dispensasi sebagai dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) Undang-undang;

e. Izin Pengadilan sebagai dimaksud dalam Pasal 4 Undang-undang:

f. Persetujuan sebagai dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-undang:

g. Izin dari Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri HANKAM/PANGAB bagi anggota

Angkatan Bersenjata;

h. Perjanjian perkawinan apabila ada:

i. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman para saksi,

dan wall nikah bagi yang beragama Islam;

j. Nama, umur, agama/kepercayaan, pekerjaan dan tempat kediaman kuasa apabila

perkawinan dilakukan melalui seorang kuasa.

Pasal 13

(1) Akta perkawinan dibuat dalam rangkap 2 (dua), helai pertama disimpan oleh

Pegawai Pencatat, helai kedua disimpan pada Panitera Pengadilan dalam wilayah

Kantor pencatatan Perkawinan itu berada.

(2) Kepada suamidan isteri masing-masing diberikan kutipan akta perkawinan.

BAB V

TATACARA PERCERARIAN

Pasal 14

Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut agama Islam, yang

Ke daftar isi

kembali

Page 365: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

346

Redesign Drs. SAHERUDIN

akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di tempat

tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya

disertai dengan alasan alasannya serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan

sidang untuk keperluan itu.

Pasal 15

Pengadilan yang bersangkutan mempelajari isi Surat yang dimaksud dalam Pasal 14,

dan dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari memanggil pengirim Surat

dan juga isterinya untuk meminta penjelasan tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan maksud perceraian itu.

Pasal 16

Pengadilan hanya memutuskan untuk mengadakan sidang pengadilan untuk

menyaksikan perceraian yang dimaksud dalam Pasal 14 apabila memang terdapat

alasan-alasan seperti yang dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah ini. dan

Pengadilan berpendapat bahwa antara suami isteri yang bersangkutan tidak mungkin

lagi didamaikan untuk hid up rukun lagi dalam rumah tangga.

Pasal 17

Sesaat setelah dilakukan sidang pengadilan untuk menyaksikan perceraian yang

dimaksud dalam Pasal 16, Ketua Pengadilan membuat surat keterangan tentang

terjadinya perceraian tersebut. Surat keterangan itu dikirimkan kepada Pegawai

Pencatat di tempat perceraian itu terjadi untuk diadakan pencatatan perceraian.

Pasal 18

Perceraian itu terjadi terhitungpada saat perceraian itu dinyatakan di depan sidang

pengadilan.

Pasal 19

Perceraian dapat terjadi karena alasan atau alasan-alasan:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi dan lain

sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya:

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat

menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Ke daftar isi

Page 366: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

347

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 20

(1) Gugatan perceraian diajukan oleh suami atau isteri atau kuasanya kepada

Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.

(2) Dalam hal tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tidak diketahui atau tidak

mempunyai tempat kediaman yang tetap,gugatan perceraian diajukan kepada

Pengadilan ditempat kediaman penggugat.

(3) Dalam hal tergugat bertempat kediaman diluar negeri, gugatan perceraian diajukan

kepada Pengadilan ditempat kediaman penggugat. Ketua Pengadilan

menyampaikan permohonan tersebut kepada tergugat melalui Perwakilan Republik

Indonesia setempat.

Pasal 21

(1) Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam Pasal 19 huruf b, diajukan

kepada Pengadilan ditempat kediaman penggugat.

(2) Gugatan tersebut dalam ayat (1) dapat diajukan setelah lampau 2 (dua) tahun

terhitung sejak tergugat meninggalkan rumah.

(3) Gugatan dapat diterima apabila tergugat menyatakan atau menunjukkan sikap tidak

mau lagi kembali ke rumah kediaman bersama.

Pasal 22

(1) Gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam Pasal 19 huruf f, diajukan

kepada Pengadilan di tempat kediaman tergugat.

(2) Gugatan tersebut dalam ayat (1) dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi

Pengadilan mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu dan setelah

mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan suami-isteri itu.

Pasal 23

Gugatan perceraian karena alasan salah seorang dari suami-isteri mendapat hukuman

penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat sebagai dimaksud dalam Pasal

19 huruf c maka untuk mendapatkan putusan perceraian sebagai bukti penggugat

cukup menyampaikan salinan putusan Pengadilan yang memutuskan perkara disertai

keterangan yang menyatakan bahwa putusan itu telah mempunyai kekuatan hukum

yang tetap.

Pasal 24

(1) Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau

tergugat atau berdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Pengadilan dapat mengizinkan suami-isteri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu

rumah.

(2) Selama berlangsungnya gugatan perceraian atas permohonan penggugat atau

tergugat, Pengadilan dapat:

a. Menentukan nafkah yang harus ditanggung oleh suami

Ke daftar isi

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Page 367: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

348

Redesign Drs. SAHERUDIN

b. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan

anak;

c. Menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeliharanya barang-barang

yang menjadi hak bersama suami-isteri atau barang-barang yang menjadi hak

suami atau barang-barang yang menjadi hak isteri.

Pasal 25

Gugatan perceraian gugur apabila suami atau isteri meninggal sebelum adanya

putusan Pengadilan mengenai gugatan perceraian itu.

Pasal 26

(1) Setiap kali diadakan sidang Pengadilan yang memeriksa gugatan perceraian, baik

penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka akan dipanggil untuk menghadiri

sidang tersebut.

(2) Bagi Pengadilan Negeri panggilan dilakukan oleh juru sitar bagi Pengadilan Agama

panggilan dilakukan oleh Petugas yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan Agama. (3)

Panggilan disampaikan kepada pribadi yang bersangkutan. Apabila yang

bersangkutan tidak dapat dijumpainya, panggilan disampaikan melalui Lurah atau

yang dipersamakan dengan itu.

(4) Panggilan sebagai dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dan disampaikan secara

patut dan sudah diterima oleh penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka

selambatlambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang dibuka.

(5) Panggilan kepada tergugat dilampiri dengan salinan surat gugatan.

Pasal 27

(1) Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam Pasal 20 ayat (2),

panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan pengumuman di

Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat, kabar atau

mass media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan.

(2) Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media

tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu satu bulan

antara pengumuman pertama dan kedua.

(3) Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagai dimaksud ayat (2) dengan

persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

(4) Dalam hal sudah dilakukan panggilan sebagai dimaksud dalam ayat (2) dan

tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir,gugatan diterima tanpa hadimya tergugat,

kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan.

Pasal 28

Apabila tergugat berada dalam keadaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)

panggilan disampaikan melalui Perwakilan Republik Indonesia setempat.

Pasal 29

(1) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Hakim selambat-lambatnya 30 (tiga

Ke daftar isi

kembali

kembali

Page 368: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

349

Redesign Drs. SAHERUDIN

puluh) hari setelah diterimanya berkas/surat gugatan perceraian.

(2) Dalam menetapkan waktu mengadakan sidang pemeriksaan gugatan perceraian perlu

diperhatikan tenggang waktu pemanggilan dan diterimanya panggilan tersebut oleh

penggugat maupun tergugat atau kuasa mereka.

(3) Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam Pasal 20 ayat (3),

sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditetapkan sekurang-kurangnya 6

(enam) bulan terhitung sejak dimasukkannya gugatan perceraian pada

Kepaniteraan Pengadilan.

Pasal 30

Pada sidang pemeriksaan gugatan perceraian, suami dan isteri datang sendiri atau

mewakilkan kepada kuasanya.

Pasal 31

(1) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua pihak.

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan pada

setiap sidang pemeriksaan.

Pasal 32

Apabila tercapai perdamaian, maka tidak dapat diajukan gugatan perceraian baru

berdasarkan alasan atau alasan-alasan yang ada sebelum perdamaian dan telah

diketahui oleh penggugat pada waktu dicapainya perdamaian.

Pasal 33

Apabila tidak dapat dicapai perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan

dalam sidang tertutup.

Pasal 34

(1) Putusan mengenai gugatan perceraian diucapkan dalam sidang terbuka.

(2) Suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala akibat-akibatnya terhitung sejak

saat pendaftarannya pada daftar pencatatan kantor pencatatan oleh Pegawai

Pencatat, kecuali bagi mereka yang beragama Islam terhitung sejak jatuhnya

putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 35

(1) Panitera Pengadilan atau Pejabat Pengadilan yang ditunjuk berkewajiban

mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan sebagaimana dimaksud Pasal

34 ayat (1) yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap/yang telah

dikukuhkan, tanpa bermeterai kepada Pegawai Pencatat ditempat perceraian itu

terjadi, dan Pegawai Pencatat mendaftar putusan perceraian dalam sebuah daftar

yang diperuntukkan untuk itu.

(2) Apabila perceraian dilakukan pada daerah hukum yang berbeda dengan daerah

Ke daftar isi

Page 369: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

350

Redesign Drs. SAHERUDIN

hukum Pegawai Pencatat dinana perkawinan dilangsungkan, maka satu helai

salinan putusan dimaksud ayat (1) yang telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap/telah dikukuhkan tanpa bermeterai dikirimkan pula kepada Pegawai Pencatat

tempat perkawinan dilangsungkan dan oleh Pegawai Pencatat tersebut dicatat

pada bagian pinggir dari daftar catatan perkawinan, dan bagi perkawinan yang

dilangsungkan di luar negeri, salinan itu disampaikan kepada Pegawai Pencatat di

Jakarta.

(3) Kelalaian mengirimkan salinan putusan tersebut dalam ayat (1) menjadi tanggung

jawab Panitera yang bersangkutan apabila yang demikian itu mengakibatkan

kerugian bagi bekas suami atau isteri atau keduanya.

Pasal 36

(1) Panitera Pengadilan Agama selambat-lambatnya 7 (tujuh) had setelah perceraian

diputuskan menyampaikan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang

tetap itu kepada Pengadilan Negeri untuk dikukuhkan.

(2) Pengukuhan dimaksud ayat (1) dilakukan dengan membubuhkan kata-kata

"dikukuhkan" dan ditandatangani oleh hakim Pengadilan Negeri dan dibubuhi cap

dinas pada putusan tersebut.

(3) Panitera Pengadilan Negeri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterima

putusan dari Pengadilan Agama, menyampaikan kembali putusan itu kepada

Pengadilan Agama.

BAB VI

PEMBATALAN PERKAWINAN

Pasal 37

Batalnya suatu perkawinan hanya dapat diputuskan oleh Pengadilan.

Pasal 38

(1) Permohonan pembatalan suatu perkawinan diajukan oleh pihak-pihak yang berhak

mengajukannya kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat

berlangsungnya perkawinan, atau di tempat tinggal kedua suami-isteri, suami atau

isteri.

(2) Tatacara pengajuan permohonan pembatalan perkawinan dilakukan sesuai dengan

tatacara pengajuan gugatan perceraian.

(3) Hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan pembatalan perkawinan dan

putusan Pengadilan, dilakukan sesuai dengan tatacara tersebut dalam Pasal 20

sampai dengan Pasal 36 Peraturan Pemerintah ini.

BAB VII

WAKTU TUNGGU

Ke daftar isi

Page 370: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

351

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 39

(1) Waktu tunggu bagi seorang janda sebagai dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2)

Undang-undang ditentukan sebagai berikut:

a. Apabila perkawinan putus karena kematian, waktu tunggu ditetapkan 130

(seratus tiga puluh) hari

b. Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi yang masih

berdatang bulan ditetapkan 3 (tiga) kali suci dengan sekurang-kurangnya 90

(sembilan puluh) hari dan bagi yang tidak berdatang bulan ditetapkan 90

(sembilan puluh) hari;

c. Apabila perkawinan putus sedang janda tersebut dalam keadaan hamil, waktu

tunggu ditetapkan sampai melahirkan.

(2) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinan karena perceraian

sedang antara janda tersebut dengan bekas suaminya belum pernah terjadi

hubungan kelamin.

(3) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, tenggang waktu tunggu dihitung

sejak jatuhnya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap,

sedangkan bagi perkawinan yang putus karena kematian, tenggang waktu tunggu

dihitung sejak kematian suami.

BAB VIII

BERISTERI LEBIHDARI SEORANG

Pasal 40

Apabila seorang suami bermaksud untuk beristeri lebih dari seorang maka ia wajib

mengajukan permohonan secara tertulis kepada Pengadilan.

Pasal 41

Pengadilan kemudian memeriksa mengenai :

a. Ada atau tidaknya alasan yang memungkinkan seorang suami kawin lagi, ialah:

- bahwa isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri;

- bahwa isteri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan;

- bahwa isteri tidak dapat melahirkan keturunan.

b. Ada atau tidaknya persetujuan dari isteri, baik persetujuan lisan maupun tertulis.

apabila persetujuan itu merupakan persetujuan lisan, persetujuan itu harus

diucapkan didepan sidang pengadilan.

c. Ada atau tidak adanya kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup isteri-

isteri dan anak-anak, dengan memperlihatkan:

i. surat keterangan mengenai penghasilan suami yang ditanda-tangani oleh

bendahara tempat bekerja; atau

ii. surat keterangan pajak penghasilan; atau

iii. surat keterangan lain yang dapat diterima oleh Pengadilan;

d. Ada atau tidak adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri

dan anak-anak mereka dengan pernyataan atau janji dari suami yang dibuat dalam

bentuk yang ditetapkan untuk itu.

Ke daftar isi

Page 371: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

352

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 42

(1) Dalam melakukan pemeriksaan mengenai hal-hal pada Pasal 40 dan 41,

Pengadilan harus memanggil dan mendengar isteri yang bersangkutan.

(2) Pemeriksaan Pengadilan untuk itu dilakukan oleh Hakim selambat-lambatnya 30

(tiga puluh) hari setelah diterimanya, surat permohonan beserta lampiran-

lampirannya.

Pasal 43

Apabila Pengadilan berpendapat bahwa cukup alasan bagi pemohon untuk beristeri

lebih dari seorang, maka Pengadilan memberikan putusannya yang berupa izin untuk

beristeri lebih dari seorang.

Pasal 44

Pegawai Pencatat dilarang untuk melakukan pencatatan perkawinan seorang suami

yang akan beristeri lebih dari seorang sebelum adanya izin Pengadilan seperti yang

dimaksud dalam Pasal 43.

BAB IX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 45

(1) Kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang

berlaku, maka:

a Barang siapa yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 3, 10 ayat (3),

40 Peraturan Pemerintah ini dihukum dengan hukuman denda setinggi-tingginya

Rp.7.500,-(tujuh ribu lima ratus rupiah):

b. Pegawai Pencatat yang melanggar ketentuan yang diatur dalam Pasal 6, 7, 8, 9,

10 ayat (1), 11, 13, 44 Peraturan Pemerintah ini dihukum dengan hukuman

kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya

Rp.7.500.- (tujuh ribu lima ratus rupiah).

(2) Tindak pidana yang dimaksud dalam ayat (1) diatas merupakan pelanggaran.

BAB X

PENUTUP

Pasal 46

Tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini, maka

ketentuan-ketentuan lainnya yang berhubungan dengan pengaturan tentang

perkawinan dan perceraian khusus bagi anggota Angkatan Bersenjata diatur lebih

lanjut oleh Menteri HANKAM/PANGAB.

Pasal 47

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini maka ketentuan-ketentuan peraturan

Ke daftar isi

Page 372: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

353

Redesign Drs. SAHERUDIN

perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan sejauh telah diatur di dalam

Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 48

Petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang masih dianggap perlu untuk kelancaran

pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini. diatur lebih lanjut oleh Menteri Kehakiman,

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Agama, baik bersama-sana maupun dalam

bidangnya masing-rnasing.

Pasal 49

(1) Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 1975:

(2) Mulai berlakunya Peraturan Pemerintah ini. merupakan pelaksanaan secara efektif

dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya. memerintahkan pengundangan

Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia.

Ditetapkan Di Jakarta. Pada Tanggal 1 April 1975

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ttd.

SOEHARTO JENDERAL TNI

Diundangkan Di Jakarta. Pada Tanggal 1 April 1975

MENTERUSEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

Ttd.

SUDHARMONO. SH.

LEMBARAN NE GARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1975

Ke daftar isi

Page 373: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

354

Redesign Drs. SAHERUDIN

BUNYI PASAL RUJUKAN LAINNYA

Pasal 45 A

Permohonan kasasi terhadap perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau

permohonan kasasi yang tidak memenuhi syarat-syarat formal, dinyatakan tidak dapat

diterima dengan penetapan ketua pengadilan tingkat pertama dan berkas perkaranya

tidak dikirimkan ke Mahkamah Agung.

Pasal 46

(1) Permohonan kasasi dalam perkara perdata disampaikan secara tertulis atau lisan

melalui Panitera Pengadilan Tingkat Pertama yang telah memutus perkaranya,

dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan atau penetapan

Pengadilan yang dimaksudkan diberitahukan kepada pemohon.

(2) Apabila tenggang waktu 14 (empat belas) hari tersebut telah lewat tanpa ada

permohonan kasasi yang diajukan oleh pihak berperkara, maka pihak yang

berperkara dianggap telah menerima putusan.

(3) Setelah pemohon membayar biaya perkara, Panitera tersebut ayat (1) mencatat

permohonan kasasi dalam buku daftar, dan pada hari itu juga membuat akta

permohonan kasasi yang dilampirkan pada berkas perkara.

(4) Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah permohonan kasasi

terdaftar, Panitera Pengadilan Dalam Tingkat Pertama yang memutus perkara

tersebut memberitahukan secara tertulis mengenai permohonan itu kepada pihak

lawan.

Pasal 47

(1) Dalam pengajuan permohonan kasasi pemohon wajib menyampaikan pula memori

kasasi yang memuat alasan-alasannya, dalam tenggang waktu 14 (empat belas)

hari setelah permohonan yang dimaksud dicatat dalam buku daftar.

(2) Panitera Pengadilan yang memutus perkara dalam tingkat pertama memberikan

tanda terima atas penerimaan memori kasasi dan menyampaikan salinan memori

kasasi tersebut kepada pihak lawan dalam perkara yang dimaksud dalam waktu

selambat -lambatnya 30 (tiga puluh) hari.

(3) Pihak lawan berhak mengajukan surat jawaban terhadap memori kasasi

kepada Panitera sebagaimana dimaksudkan ayat (1), dalam tenggang waktu 14

(empat belas) hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi.

kembali

kembali

(kembali)

Ke daftar isi

Page 374: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

355

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 72

(1) Setelah Ketua Pengadilan Negeri yang memutus perkara dalam tingkat pertama

menerima permohonan peninjauan kembali, maka Panitera berkewajiban untuk

selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari memberikan atau mengirimkan

salinan permohonan tersebut kepada pihak lawan pemohon, dengan maksud :

a. dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas alasan sebagaimana

dimaksudkan Pasal 67 huruf a atau huruf b agar pihak lawan mempunyai

kesempatan untuk mengajukan jawabannya;

b. dalam hal permohonan peninjauan kembali didasarkan atas salah satu alasan yang

tersebut Pasal 67 huruf c sampai dengan huruf f agar dapat diketahui.

Ayat 2

(2) Tenggang waktu bagi pihak lawan untuk mengajukan jawabannya sebagaimana

dimaksudkan ayat (1) huruf a adalah 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya

salinan permohonan peninjauan kembali.

Ayat 3

(3) Surat jawaban diserahkan atau dikirimkan kepada Pengadilan yang memutus

perkara dalam tingkat pertama dan pada surat jawaban itu oleh Panitera dibubuhi

cap, hari serta tanggal diterimanya jawaban tersebut, yang salinannya disampaikan

atau dikirimkan kepada pihak pemohon untuk diketahui.

Ayat 4

(4) Permohonan tersebut lengkap dengan berkas perkara beserta biayanya oleh

Panitera dikirimkan kepada Mahkamah Agung selambat-lambatnya dalam jangka

waktu 30 (tiga puluh) hari.

Isi Sema No. 1 tahun 2011

1. Pengadilan yang memeriksa dan mengadili perkara Perdata sudah harus

menyediakan salinan putusan untuk para pihak dalam waktu 14 (empat belas) hari

kerja sejak putusan diucapkan. Karena salinan putusan dalam perkara Perdata

dikenakan biaya PNBP, maka penyampaian salinan putusan tersebut harus atas

permintaan pihak yang bersangkutan;

2. Untuk perkara Pidana Pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan dalam

jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan diucapkan

kepada Terdakwa atau Penasihat Hukumnya, Penyidik dan Penuntut Umum,

kecuali untuk perkara cepat diselesaikan sesuai dengan ketentuan KUHAP ;

3. Petikan Putusan Perkara Pidana diberikan kepada Terdakwa, Penuntut Umum

dan Rumah Tahanan Negara atau Lembaga Permasyarakatan segera setelah

Putusan diucapkan ;

4. Apabila Pengadilan tidak melaksanakan ketentuan tersebut di atas, maka Ketua

Pasal 2 kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 375: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

356

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pengadilan dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-

undangan yang berlaku ;

Pasal 128 UU No. 11 Tahun 2006

(1) Peradilan syari’at Islam di Aceh adalah bagian dari sistem peradilan nasional

dalam lingkungan peradilan agama yang dilakukan oleh Mahkamah Syar’iyah yang

bebas dari pengaruh pihak mana pun.

(2) Mahkamah Syar’iyah merupakan pengadilan bagi setiap orang yang beragama

Islam dan berada di Aceh.

(3) Mahkamah Syar’iyah berwenang memeriksa, mengadili, memutus, dan

menyelesaikan perkara yang meliputi bidang ahwal al-syakhsiyah (hukum

keluarga), muamalah (hukum perdata), dan jinayah (hukum pidana) yang

didasarkan atas syari’at Islam.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai bidang ahwal al-syakhsiyah (hukum keluarga),

muamalah (hukum perdata), dan jinayah (hukum pidana) sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) diatur dengan Qanun Aceh.

Pasal 49

Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang -orang yang beragama

Islam di bidang:

a. perkawinan;

b. waris;

c. wasiat;

d. hibah;

e. wakaf;

f. zakat;

g. infaq;

h. shadaqah; dan

i. ekonomi syari'ah.

Pasal 50

(1) Dalam hal terjadi sengketa hak milik atau sengketa lai n dalam perkara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49, khusus mengenai objek sengketa

tersebut harus diputus lebih dahulu oleh pengadilan dalam lingkungan Peradilan

Umum.

(2) Apabila terjadi sengketa hak milik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

yang subjek hukumnya antara orang- orang yang beragama Islam , objek

sengketa tersebut diputus oleh pengadilan agama bersama - sama perkara

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49.

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 376: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

357

Redesign Drs. SAHERUDIN

Penjelasan Pasal 50

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Ketentuan ini memberi wewenang kepada pengadilan agama untuk sekaligus

memutuskan sengketa milik atau keperdataan lain yang terkait dengan objek

sengketa yang diatur dalam Pasal 49 apabila subjek sengketa antara orangorang yang

beragama Islam.

Hal ini menghindari upaya memperlambat atau mengulur waktu penyelesaian

sengketa karena alasan adanya sengketa milik atau keperdataan lainny a tersebut

sering dibuat oleh pihak yang merasa dirugikan dengan adanya gugatan di

pengadilan agama.

Sebaliknya apabila subjek yang mengajukan sengketa hak milik atau keperdataan

lain tersebut bukan yang menjadi subjek bersengketa di pengadilan agama,

sengketa di pengadilan agama ditunda untuk menunggu putusan gugatan yang

diajukan ke pe ngadilan di lingkungan Peradilan Umum.

Penangguhan dimaksud hanya dilakukan jik a pihak yang berkeberatan telah

mengajukan bukti ke pengadilan agama bahwa telah didaftarkan gugatan di

pengadilan negeri terhadap objek sengketa yang sama dengan sengketa di pe

ngadilan agama.

Dalam hal objek sengketa lebih dari satu objek dan yang tidak terkait dengan

objek sengketa yang diajukan keberatannya, pengadilan agama tidak perlu

menangguhkan putusannya, terhadap objek sengketa yang tidak terkait dimaksud

Angka 39

Penjelasan Pasal 49

Penyelesaian sengketa tidak hanya dibatasi dibidang perbankan syari'ah,

melainkan juga di bidang ekonomi syari'ah lainnya.

Yang dimaksud dengan "antara orang-orang yang beragama Islam " adalah

termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan 337 diri

dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi

kewenangan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan Pasal ini.

Huruf a

Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah hal-hal yang diatur dalam atau

berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang dilakukan

menurut syari'ah, antara lain:

1. izin beristri lebih dari seorang;

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua

puluhsatu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus

ada perbedaan pendapat;

3. dispensasi kawin;

4. pencegahan perkawinan;

5. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

6. pembatalan perkawinan;

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 377: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

358

Redesign Drs. SAHERUDIN

7. gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;

8. perceraian karena talak;

9. gugatan perceraian;

10. penyelesaian harta bersama;

11. penguasaan anak-anak;

12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;

13. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekasistri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;

14. putusan tentang sa h tidakny a seorang anak;

15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

16. pencabutan kekuasaan wali;

17. penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan

seorang wali dicabut;

18. penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup umur 18

(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

19. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di

bawah kekuasaannya;

20. penetapan asal -usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam;

21. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran;

22. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan

yang lain.

Pasal 13

(1) Dalam hal para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai pemilihan

arbiter atau tidak ada ketentuan yang dibuat mengenai pengangkatan arbiter,

Ketua Pengadilan Negeri menunjuk arbiter atau majelis arbitrase.

(2) Dalam suatu arbitrase ad–hoc bagi setiap ketidaksepakatan dalam penunjukan

seorang atau beberapa arbiter, para pihak dapat mengajukan permohonan kepada

Ketua Pengadilan Negeri untuk menunjuk seorang arbiter atau lebih dalam rangka

penyelesaian sengketa para pihak.

Pasal 14

(1) Dalam hal para pihak telah bersepakat bahwa sengketa yang timbul akan diperiksa

dan diputus oleh arbiter tunggal, para pihak wajib untuk mencapai suatu

kesepakatan tentang pengangkatan arbiter tunggal.

(2) Pemohon dengan surat tercatat, telegram, teleks, faksimili, e-mailatau dengan buku

ekspedisi harus mengusulkan kepada pihak termohon nama orang yang dapat

diangkat sebagai arbiter tunggal.

(3) Apabila dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari setelah termohon menerima

usul pemohon sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) para pihak tidak berhasil

menentukan arbiter tunggal, atas permohonan dari salah satu pihak, Ketua

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 378: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

359

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pengadilan Negeri dapat mengangkat arbiter tunggal.

(4) Ketua Pengadilan Negeri akan mengangkat arbiter tunggal berdasarkan daftar

nama yang disampaikan oleh para pihak, atau yang diperoleh dari organisasi atau

lembaga arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, dengan

memperhatikan baik rekomendasi maupun keberatan yang diajukan oleh para

pihak terhadap orang yang bersangkutan.

Pasal 95 KHI

1. Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 24 ayat (2) huruf c Peraturan

Pemerintah No. 9 t ahun 1975 dan pasal 136 untuk meletakkan sita jaminan

atas harta bersama tanpa adanya permohonan gugatan cerai, apabila salah

satu melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta

bersama seperti judi, mabuk, boros, dan sebagainya.

2. Selama masa sita dapat dilakukan penjualan atas harta bersama untuk

keperluan keluarga dengan izin Pengadilan Agama.

Pasal 96 KHI

1. Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak

pasangan yang hidup lebih lama.

2. Pembangian harta bersama bagi seorang suami atau isteri yang isteri atau

suaminya hutang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya yang

hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan Pengadilan Agama.

Pasal 60B UU No. 50/2009

(1) Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum.

(2) Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadi lan yang tid ak mampu.

(3) Pihak yang tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus

melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelur ahan tem pat domis ili yang

bers angkutan.

Pasal 4 Perma No. 1 tahun 2002

Untuk mewakili kepentingan Hukum anggota kelompok, wakil kelompok tidak

dipersyaratkan memperoleh surat kuasa khusus dari anggota kelompok;

Pasal 8 Perma No. 1 tahun 2002

(1) Setelah pemberitahuan dilakukan oleh wakil kelompok berdasarkan persetujuan

hakim, anggota kelompok dalam jangka waktu yang ditentukanoleh hakim diberi

kesempatan menyatakan keluar dari keanggotaan kelompok dengan mengisi

formulir sebagaimana diatur dalam lampiran Peraturan Mahkamah Agung ini;

(2) Pihak yang telah menyatakan diri keluar dari keanggotaan gugatan perwakilan

kelompok, secara hukum tidak terikat dengan putusan atas gugatan perwakilan

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 379: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

360

Redesign Drs. SAHERUDIN

kelompok yang dimaksud.

Pasal 9 Perma No. 1 Tahun 2002

Dalam hal gugatan ganti rugi dikabulkan, hakim wajib memutuskan jumlah ganti rugi

secara rinci, penentuan kelompok dan/atau sub kelompok yang berhak, mekanisme

pendistribusian ganti rugi dan langkah-langkah yang wajib ditempuh oleh wakil

kelompok dalam proses penetapan dan pendistribusian seperti halnya kewajiban

melakukan pemberitahuan atau notifikasi.

BAB V

PERDAMAIAN DI TINGKAT BANDING, KASASI, DAN PENINJAUAN KEMBALI

Pasal 21

(1) Para pihak, atas dasar kesepakatan mereka, dapat menempuh upaya perdamaian

terhadap perkara yang sedang dalam proses banding, kasasi, atau peninjauan

kembali atau terhadap perkara yang sedang diperiksa pada tingkat banding,

kasasi, dan peninjauan kembali sepanjang perkara itu belum diputus.

(2) Kesepakatan para pihak untuk menempuh perdamaian wajib disampaikan secara

tertulis kepada Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang mengadili.

(3) Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang mengadili segera memberitahukan kepada

Ketua Pengadilan Tingkat Banding yang berwenang atau Ketua Mahkamah Agung

tentang kehendakpara pihak untuk menempuh perdamaian.

(4) Jika perkara yang bersangkutan sedang diperiksa di tingkat banding, kasasi, dan

peninjauan kembali majelis hakim pemeriksa di tingkat banding, kasasi, dan

peninjauan kembali wajib menunda pemeriksaan perkara yang bersangkutan

selama 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima pemberitahuan tentang

kehendak para pihak menempuh perdamaian.

(5) Jika berkas atau memori banding, kasasi, dan peninjauan kembali belum dikirimkan,

Ketua Pengadilan Tingkat Pertama yang bersangkutan wajib menunda pengiriman

berkas atau memori banding, kasasi, dan peninjauan kembali untuk member!

kesempatan para pihak mengupayakan perdamaian.

Pasal 22

(1) Upaya perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) berlangsung

paling lama. 14 (empat betas) hari kerja sejak penyampaian kehendak tertulis para

pihak diterima Ketua Pengadilan Tingkat Pertama.

(2) Upaya perdamaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dilaksanakan di

pengadilan yang mengadili perkara tersebut di tingkat pertama atau di tempat lain

atas persetujuan para pihak.

(3) Jika para pihak menghendaki mediator, Ketua Pengadilan Tingkat pertama yang

bersangkutan menunjuk seorang hakim atau lebih untuk menjadi mediator.

(4) Mediator sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), tidak boleh berasal dari majelis

hakim yang memeriksa perkara yang bersangkutan pada Pengadilan Tingkat

Pertama, terkecuali tidak ada hakim lain pada Pengadilan Tingkat Pertama

tersebut.

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 380: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

361

Redesign Drs. SAHERUDIN

(5) Para pihak melalui Ketua Pengadilan Tingkat Pertama dapat mengajukan

kesepakatan perdamaian secara tertulis kepada majelis hakim tingkat banding,

kasasi, atau peninjauan kembali untuk dikuatkan dalam bentuk akta perdamaian. ,

(6) Akta perdamaian ditandatangani oleh majelis hakim banding, kasasi, atau

peninjauan kembali dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja

sejak dicatat dalam register induk perkara.

(7) Dalam hal terjadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5) peraturan ini,

jika para pihak mencapai kesepakatan perdamaian yang telah diteliti oleh Ketua

Pengadilan Tingkat Pertama atau hakim yang ditunjuk oleh Ketua Pengadilan

Tingkat Pertama dan para pihak menginginkan perdamaian tersebut dikuatkan

dalam bentuk akta perdamaian , berkas dan kesepakatan perdamaian tersebut

dikirimkan ke pengadilan tingkat banding atau Mahkamah Agung.

Pasal 17 UU No. 48 tahun 2009

(3) Seorang hakim wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila terikat hubungan

keluarga sedarah atau semenda sampai derajat ketiga, atau hubungan suami atau

istrimeskipun telah bercerai, dengan ketua, salah s eorang hakim anggota, jaksa,

advokat, atau panitera.

(4) Ketua majelis, hakim anggota, jaksa, atau panitera wajib mengundurkan diri dari

persidangan apabila terikat hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai

derajat ketiga, atau hubungan suami atau istri meskipun telah bercerai dengan

pihak yang diadili atau advokat.

(5) Seorang hakim atau panitera wajib mengundurkan diri dari persidangan apabila ia

mempunyai kepentingan langsung atau tidak langsung dengan perkara yang

sedang diperiksa, baik atas kehendaknya sendiri maupun atas permintaan pihak

yang berperkara.

SURAT EDARAN

NOMOR 6 TAHUN 1994

Untuk menciptakan keseragaman dalam hal pemahaman terhadap Surat Kuasa

Khusus yang diajukan oleh para pihak beperkara kepada Badan-badan Peradilan,

maka dengan ini diberikan petunjuk sebagai berikut:

1. Surat Kuasa harus bersifat khusus dan menurut Undang-undang harus dicantumkan

dengan jelas bahwa surat kuasa itu hanya dipergunakan untuk keperluan tertentu,

misalnya:

a. dalam perkara perdata harus dengan jelas disebutantara A sebagai Penggugat

dan B sebagai Tergugat, misalnya dalam perkara waris atau hutang piutang

tertentu dan sebagainya.

b. Dalam perkara pidana harus dengan jelas menyebutPasal-pasal KUHAP yang

didakwakan kepada terdakwa yang ditunjuk dengan lengkap.

2. Apabila dalam surat kuasa khusus tersebut telah disebutkan bahwa kuasa tersebut

mencakup pula pemeriksaan dalam tingkat banding dan kasasi, maka surat kuasa

khusus tersebut tetap sah berlaku hingga pemeriksaan dalamkasasi, tanpa

diperlukan suatu surat khusus yang baru.

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 381: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

362

Redesign Drs. SAHERUDIN

Demikian untuk diperhatikan.

Pasal 126 KHI

Li‟an ter jadi karena suami menuduh isteri berbuat zinah dan atau mengingkari anak

dalam kandungan atau yang sudah lahir dari isterinya, sedangkan isteri menolak

tuduhan dan atau pengingkaran tersebut.

SURAT EDARAN

NOMOR 7 TAHUN 2001

Sehubungan dengan banyaknya laporan dari para Pencari Keadilan dan dari

Pengamatan Mahkamah Agung, bahwa perkara-perkara perdata yang telah

mempunyai kekuatan hukum tetap tidak dapat dieksekusi (Non executable) karena

objek perkara atas barang-barang tidak bergerak (misalnya: sawah, Tanah

Perkarangan dan sebagainya) tidak sesuai dengan diktum putusan, baik mengenai

letak, luas, batas-batas maupun situasi pada saat dieksekusi akan dilaksanakan,

sebelumnya tidak pernah dilakukan Pemeriksaan Setempat atas Obyek Perkara.

Dengan ini Mahkamah Agung meminta perhatian Ketua/Majelis Hakim yang memeriksa

perkara perdata tersebut:

1. Mengadakan Pemeriksaan Setempat atas objek perkara yang perlu dilakukan oleh

Majelis Hakim dengan dibantu oleh Panitera Pengganti baik atas inisiatif Hakim

karena merasa perlu mendapatkan penjelasan/keterangan yang lebih rinci atas

obyek perkara maupun karena diajukan ekspesi atau atas permintaan salah satu

pihak yang berperkara.

2. Apabila dipandang perlu dan atas persetujuan para pihak yang berperkara dapat

pula dilakukan Pengukuran dan Pembuatan Gambar Situasi Tanah/Obyek Perkara

yang dilakukan oleh Kantor Badan Pertanahan Nasional Setempat dengan biaya

yang disepakati oleh kedua belah pihak, apakah akan ditanggung oleh Penggugat

atau dibiayai bersama dengan Tergugat.

3. Dalam melakukan Pemeriksaan Setempat agar diperhatikan ketentuan Pasal 153

HIR/180 RBg., dan Petunjuk Mahkamah Agung Tentang Biaya Pemeriksaan

Setempat (SEMA Nomor: 5 Tahun 1999 Point 8) dan Pembuatan Berita Acara

Pemeriksaan Setempat.

SURAT El/ARAN

Nomor : 2 Tatum 1962

Berhubung dengan laporan yang diterima oleh Mahkatnah Agung, bahwa pernah terjadi

seorang juru sita dari suatu Pengadilan Negeri dalam melaksanakan perintah Kepala

Pengadilan Negeri untuk mclakukan sita atas barang-barang yang tidak bergeerak - (misalnya:

sawah, tanah pekarangan, dsb.) - tidak pergi ke tempat dimana barang-barang itu terletak dan dengan

sendirinya tidak mencocokkan batas-batas dari barang-barang itu, akan tetapi penyitaan itu hanya

dilakukan di tempat kediaman orang yang menguasai barang-barang itu atau di tempat

kediaman lurah, hal mana membuka kemungkinan-kemungkinan dapat tcrjadinya

kekeliruan yang akan mengakibatkan keruwetan dalam perkaranya sendiri, maka dengan

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 382: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

363

Redesign Drs. SAHERUDIN

ini Mahkamah Agung menginstruksikan supaya Saudara mcmberi perintah kepada semua juru sita

yang berada di bawah pengawasan Saudara agar pcnyitaan itu selalu harus dilakukan di tempat

dimana barang-harang itu terletak dengan mencocokkan batas-batasnya dan dengan disaksikan oleh

Pamong Desa.

Selanjutnya apabila dalam melakukan pcnyitaan itu ternyata, bahwa batas-batas dari barang-

barang yang harus disita tidak cocok, maka hendaknya dalam hal yang sedemikian itu dibuat suatu

berita acara tidak terdapatnya barang-barang yang barus disita (proses verbaal van non-

be'vinding).

Pasal 95 KHI

1. Dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 24 ayat (2) huruf c Peraturan

Pemerintah No. 9 t ahun 1975 dan pasal 136 untuk meletakkan sita jaminan atas

harta bersama tanpa adanya permohonan gugat an cerai, apabila salah satu

melakukan perbuatan yang merugikan dan membahayakan harta bersama seperti

judi, mabuk, boros, dan sebagainya.

2. Selama masa sita dapat dilakukan penjualan atas harta bersama untuk keperluan

keluarga dengan izin Pengadilan Agama.

Pasal 50 UU No. 1 tahun 2004

Pihak mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap:

a. uang atau surat berharga milik negara/daerah baik yang berada pada instansi

Pemerintah maupun pada pihak ketiga;

b. uang yang harus disetor oleh pihak ketiga kepada negara/daerah;

c. barang bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada instansi Pemerintah

maupun pada pihak ketiga;

d. barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/daerah;

e. barang milik pihak ketiga yang dikuasai oleh negara/daerah yang diperlukan untuk

penyelenggaraan tugas pemerintahan.

Pasal 32 UU No. 18 Tahun 2003

(1) Advokat, penasihat hukum, pengacara praktik dan konsultan hukum yang telah

diangkat pada saat Undang-undang ini mulai berlaku, dinyatakan sebagai

Advokat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(2)Pengangkatan sebagai pengacara praktik yang pada saat Undang-Undang ini

mulai berlaku masih dalam prose s penyelesaian, diberlakukan ketentuan

sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

(3)Untuk sementara tugas dan wewenang Organisasi Advokat sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang ini, dijalankan bersama oleh Ikatan Advokat Indonesia

(IKA DIN), A sosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia

(IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 383: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

364

Redesign Drs. SAHERUDIN

Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), Himpunan

Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) dan Asosiasi Pengacara Syariah Indonesia

(APSI).

(4)Dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun setelah berlakunya Undang- Undang ini,

Organisasi Advokat telah terbentuk.

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004

tentang Kejaksaan Republik Indonesia

Telah dilakukan Hak Uji Materi di MK dengan PutusanMK Nomor 49/PUU-VIII/2010,

tanggal 22 September 2010

Dengan ketentuan:

- Pasal 22 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia adalah sesuai dengan UUD 1945 secara bersyarat (conditionally

constitutional), yaitu konstitusional sepanjang dimaknai ”masa jabatan Jaksa Agung

itu berakhir dengan berakhirnya masa jabatan Presiden RI dalam satu periode

bersama-sama masa jabatan anggota kabinet atau diberhentikan dalam masa

jabatannya oleh Presiden dalam periode yang bersangkutan”

- Pasal 22 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang

Kejaksaan Republik Indonesia tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat

sepanjang tidak dimaknai ”masa jabatan Jaksa Agung itu berakhir dengan

berakhirnya masa jabatan Presiden RI dalam satu periode bersama-sama masa

jabatan anggota kabinet atau diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Presiden

dalam periode yang bersangkutan”.

Pasal 1 UU No. 42 tahun 1999

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan

dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap

dalam penguasaan pemilik benda.

Pasal 29 UU No. 42 tahun 1999

(1) Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang

menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara:

a. pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)

oleh Penerima Fidusia.

b. penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan Penerima

Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya

dari hasil penjualan;

c. penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan Pemberi dan

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 384: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

365

Redesign Drs. SAHERUDIN

Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang

menguntungkan para pihak.

(2) Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud dalama ayat (1) huruf c dilakukan

setelah lewat waktu 1 (satu) bulansejak diberitahukan secara tertulis oleh Pemberi

dan atau Penerima Fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang tersebar di daerah yang

bersangkutan.

Sema No. 9 tahun 1964

pendapat yang dimaksudkan dalam sub C ditentang dengan alasan bahwa dalam

Pasal 125 H.I.R. dimuat perkataan-perkataan : "ten dage dienende", yang diartikan

"hari sidang pertama". Akan tetapi alasan itu tidaklah kuat, dari sebab perkataan-

perkataan : "ten dage dienende" dapat berarti juga : "ten dage det de zaak dient",

dan dalam hal ini "hari ini' dapat berarti tidak saja hari sidang ke- I, akan tetapi

juga hari sidang ke-2 dan sebagainya.

Selain dari pada itu, apabila perkara ditunda, sebagaimana yang

dimaksudkan dalam sub B. dan tergugat tidak hadir lagi, maka timbul pertanyaan

: apakah putusan Hakim pada sidang ke-2 itu adalah suatu putusan contradictair?

Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan "tidak", oleh karena putusan itu tidak

menjumpai contradictie alias tegenspraak. Jadi kesimpulan dari pada yang

diuraikan di atas ialah sebagai berikut, yakni bahwa putusan verstek dapat

diberikan pada sidang ke-2 dan seterusnya ;

SURAT EDARAN

NOMOR 3 TAHUN 2000

1. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian sccara tcliti dan cermat oleh

Mahkamah Agung tentang Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) dan

Putusan Provisionil yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan

Agama berdasarkan Pasal 180 ayat (I) Reglemen Indonesia Yang di Perbaharui

(HIR) dan Pasal 191 ayat (1) Reglemen Hukum Acara Untuk Luar Jawa - Madura

(RBg), Mahkamah Agung memperoleh fakta-fakta sebagai berikut:

a. Putusan Serta Merta dikabulkan berdasarkan bukti-bukti yang keautentikannya

dibantah oleh Pihak Tergugat dengan bukti yang juga autcntik.

b. Hakim tidak cukup mcmpertimbangkan atau tidak memberikan pertimbangan

hukum yang jelas dalam hal mcngabulkan petitum tentang Putusan Yang Dapat

Dilaksanakan Terlebih Dahulu (serta merta) dan tuntutan Provisionil.

c. Hampir terhadap setiap jenis perkara dijatuhkan Putusan Serta Mcrta olch

Hakim, sehingga menyimpang dari ketentuan Pasal 180 ayat (I) Reglemen

Indonesia Yang di Perbaharui (HIR) dan Pasal 191 ayat (I) Reglemen Hukum

Acara Luar Jawa-Madura (R13g).

d. Untuk melaksanakan Putusan Serta Merta dan Putusan Provisionil, Ketua

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 385: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

366

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama meminta persetujuan ke

Pengadilan Tinggi dan Pcngadilan Tinggi Agama tanpa disertai dokumen surat-

surat pendukung.

e. Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Agama tanpa meneliti secara cermat

dan sungguh-sungguh faktor-faktor ethos, pathos, logos serta dampak sosialnya

mengabulkan permohonan Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan

Agama untuk melaksanakan Putusan Serta Merta yang dijatuhkan.

f. Kerua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama serta para Hakim

mengabaikan sikap hati-hati dan tidak mcngindahkan SEMA No.16 Tahun 1969,

SEMA No.3 Tahun 1971, SEMA No.3 Tahun 1978 dan Buku II tentang

Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan serta Pasal 54 Rv.

Sebelum menjatuhkan Putusan Serta Merta dan mengajukan permohonan izin

untuk melaksanakan Putusan Serta Merta.

2. Berdasarkan hal-hal tcrsebut, Mahkamah Agung sesuai dengan kewenangannya

berdasarkan Pasal 32 Undang-undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah

Agung memandang perlu untuk mengatur kembali tentang penggunaan lembaga

Putusan Serta Merta (Uitvoerbaar Bij Voorraad) bcrdasarkan Pasal 180 ayat (I)

Reglemen Indonesia Yang di Perbaharui (HIR) dan Pasal 191 ayat (I) Reglemen

Hukum Acara Untuk Luar Jawa - Madura (RBg).

3. Sehubungan dengan itu, Mahkamah Agung memerintahkan kepada Para Ketua

Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama serta Para Hakim Pengadilan

Negeri dan Hakim Pengadilan Agama untuk mempertimbangkan, memperhatikan

dan mentaati dengan sungguh-sungguh syarat-syarat yang harus dipenuhi

sebelum mengabulkan tuntutan Putusan Serta Mcrta (Uitvorbaar Bij Voorraad) dan

Purusan Provisionil sebagaimana diuraikan dalam Pasal 180 ayat (1) Reglemen

Indonesia Yang di Perbaharui (H1R) dan Pasal 191 ayat (1) Reglemen Hukum

Acara Untuk Luar Jawa - Madura (RBg) serta Pasal 332 Rv.

4. Selanjutnya, Mahkamah Agung memberikan petunjuk,yaitu Ketua Pengadilan

Negeri, Ketua Pengadilan Agama, para Hakim Pengadilan Negeri dan Hakim

Pengadilan Agama tidak menjatuhkan Putusan Serta Merta, kecuali dalam hal-hal

sebagai berikut:

a. Gugatan didasarkan pada bukti surat auntentik atau surat tulisan tangan

(handschrift) yang tidak dibantah kebenaran tentangisi dan tanda tangannya,

yang menurut Undang-undang tidak mempunyai kekuatan bukti.

b. Gugatan tentang Hutang - Piutang yang jumlahnya sudah pasti dan tidak

dibantah.

c. Gugatan tentang sewa-menyewa tanah, rumah, gudang dan lain-lain, di mana

hubungan sewa menyewa sudah habis/lampau, atau Penyewa terbukti

melalaikan kewajibannya sebagai Penyewa yang beritikad baik.

d. Pokok gugatan mengenai tuntutan pembagian harta perkawinan (gono-gini)

setelah putusan mengenai gugatan cerai mempunyai kekuatan hukum tetap.

e. Dikabulkannya gugatan Provisionil, dengan pertimbangan agar hukum yang

tegas dan jelas serta memenuhi Pasal 332 Rv.

f. Gugatan berdasarkan Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap (in

kracht van gewijsde) dan mempunyai hubungan dengan pokok gugatan yang

diajukan.

Ke daftar isi

Page 386: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

367

Redesign Drs. SAHERUDIN

g. pokok sengketa mengenai bezitsrecht.

5. Setelah Putusan Serta Merta dijatuhkan oleh Hakim Pengadilan Negeri atau Hakim

Pengadilan Agama, maka selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah

diucapkan, turunan putusan yang sah dikirimkan ke Pengadilan Tinggi dan

Pengadilan Tinggi Agama.

6. Apabila Penggugat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri dan

Ketua Pengadilan Agama agar Putusan Serta Merta danPutusan Provisionil

dilaksanakan, maka permohonan tersebut beserta berkas perkara selengkapnya

dikirim ke Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Tinggi Agama disertai pendapat dari

Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Agama yang bersangkutan.

7. Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengan nilai barang/objek eksekusi,

sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain, apabila ternyata di

kemudian hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan Pengadilan Tingkat

Pertama.

8. Terhitung sejak diterbitkannya Surat Edaran ini,maka SEMA No.16 Tahun 1969,

SEMA No.3 Tahun 1971, SEMA No.3 tahun 1978 serta SEMA yang terkait

dinyatakan tidak berlaku lagi.

9. Diperintahkan kepada Saudara agar petunjuk ini dilaksanakan secara sungguh-

sungguh dan penuh tanggung jawab, dan apabila ternyata ditemukan

penyimpangan dalam pelaksanaannya, maka Mahkamah Agung akan mengambil

langkah tindakan terhadap Pejabat yang bersangkutan.

SURAT EDARAN

NOMOR 4 TAHUN 2001

Dalam rangka memenuhi tuntutan reformasi, Pimpinan Mahkamah Agung memandang

perlu menegaskan kembali kepada para Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua

Pengadilan Agama di seluruh Indonesia agar lebih meningkatkan tanggung jawab dan

tanggap terhadap tuntutan dan perkembangan masyarakat yang menginginkan hal-hal

seperti pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) atau kejahatan yang

menyangkut kepentingan publik pada umumnya.

Selanjutnya, akhir-akhir ini Pimpinan Mahkamah Agung makin banyak menerima

tuntutan, keluhan mengenai putusan atau eksekusi putusan serta merta (Uitvoerbaar bij

Voorraad) dan Provisionil.

Berhubung dengan hal tersebut, sekali lagi ditegaskan agar Majelis Hakim yang

memutus perkara serta merta hendaknya berhati-hati dan dengan sungguh-sungguh

memperhatikan dan berpedoman pada surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 3

Tahun 2000 tentang putusan Serta Merta (Uitvoerbaar bij Voorraad) dan Provisionil

terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan putusan serta merta(Uitvoerbaar bij

Voorraad) tersebut.

Setiap kali akan melaksanakan putusan serta merta (Uitvoerbaar bij Voorraad) harus

disertai penetapan sebagaimana diatur dalam butir 7 SEMA No.3 tahun 2000 yang

menyebutkan:

"Adanya pemberian jaminan yang nilainya sama dengannilai barang/objek eksekusi

sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lain apabila ternyata dikemudikan

hari dijatuhkan putusan yang membatalkan putusan Pengadilan TingkatPertama"

Tanpa jaminan tersebut, tidak boleh ada pelaksanaanputusan serta merta. Lebih lanjut

kembali

Ke daftar isi

kembali

Page 387: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

368

Redesign Drs. SAHERUDIN

apabila Majelis akan mengabulkan permohonan serta merta harus memberitahukan

kepada Ketua Pengadilan.

Demikian agar diperhatikan dan dilaksanakan dengan tanggung jawab.

SURAT EDARAN

Nomor : 01 Tahun 2010

Untuk adanya sinkronisasi antara hasil Rakernas taliun 2009 di Palembang dengan

Pedoman yang dirumuskan dalam Buku II Edisi 2007 terbitan 2009 tentang permintaan

bantuan eksekusi putusan perkara perdata atau yang lazim disebut eksekusi delegasi

sebagaimana diatur dalarn Pasal 195 ayat (2) s/d ayat (7) H1R atau Pasal 206 ayat (2)

s/d ayat (7) RBg. Mahkamah Agung mernandang perlu memberikan petunjuk-petunjuk

sebagai berikut .

1. Dalam hal eksekusi suatu putusan Pengadilan Negeri yang semula menangani

perkaranya dimintakan bantuan kepada Pengadilan Negeri lain diluar wilayah

hukumnya dimana obyek sengketa terletak. maka permintaan tersebut dituangkan

dalam suatu Penetapan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang meminta bantuan dan

selanjutnya oleh Ketua Pengadilan Negeri yang diminta bantuan dengan suatu

Penetapan yang berisi perintah kepada Panitera atau Jurusita agar eksekusi

tersebut dijalankan atas perintah dan dibawah pimpinan Ketua Pengadilan Negeri

yang diminta bantuannya tersebut.

2 Dalam hal eksekusi tersebut pada angka 1 diatas, diajukan perlawanan baik dari

Pelawan. Tersita maupun dari pihak ketiga, maka perlawanan tersebut diajukan dan

diperiksa serta diputus oleh Pengadilan Negeri yang diminta bantuannya

sebagaimana diatur dalam Pasal 195 ayat (6) HIR atau Pasal 206 ayat (6) RBg.

3. Dalam hal Pelawan dalam perlawanannya meminta agar eksekusi tersebut pada

angka 2 diatas ditangguhkan, maka yang berwenang menangguhkan atau tidak

menangguhkan eksekusi itu adalah Ketua Pengadilan Negeri yang diminta

bantuannya, sebagai Pejabat yang memimpin eksekusi, dengan ketentuan bahwa

dalam jangka waktu 2 x 24 jam melaporkan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan

Negeri yang meminta bantuan tentang segala upaya yang telah dijalankan olehnya

termasuk adanya penangguhan eksekusi tersebut (Pasal 195 ayat (5) dan ayat (7)

FUR atau Pasal 206 ayat (5) dan ayat (7) Reg)

4. Bahwa yang dimaksud dengan "Eksekusi dapat ditangguhkan oleh Ketua

PengadiIan Negeri yang memimpin eksekusi" pada halaman 102 dan 103 angka 8

dan 1, Buku II edisi 2007 terbitan 2009, adalah Ketua Pengadilan Negeri yang

diminta bantuannya. Pasal 195 ayat (3) dan ayat (4) HIR dan Pasal 206 ayat (4) dan

ayat (6) RBg menunjukan bahwa Ketua Pengadilan Negeri yang diminta bantuan

bertindak memimpin eksekusi dan melakukan segala sesuatu yang berhubungan

dengan eksekusi tersebut. Ketua Pengadilan Negeri yang meminta bantuan cukup

mendapat laporan" tentang jatannya eksekusi dari Ketua Pengadilan Negeri yang

dimintakan bantuan.

5. Bahwa Eksekusi putusan sebagaimana tersebut pada angka 1 s/d 4 diatas, mutatis

mutandis bertaku pula terhadap Pengadilan dalam lingkungan peradilan agama

kecuali telah diatur secara khusus dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1989 jo.

Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 jo. Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 tentang

kembali

back

back

Ke daftar isi

Page 388: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

369

Redesign Drs. SAHERUDIN

Peradilan Agama.

Demikian untuk diperhatikan.

Pasal 94 KHI

1. Harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai isteri lebih

dari seorang, masing-masing terpisah dan berdiri sendiri .

2. Pemilikan harta bersama dari perkawinan seorang suami yang mempunyai isteri

lebih dari seorang sebagaimana tersebut ayat (1), dihitung pada saat ber

langsungnya akad perkawinan yang kedua, ketiga atau keempat.

Pasal 73 KHI

Yang dapat mengaju kan permohonan pembatalan perkawinan adalah :

a. para keluarga dal am garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari sua mi

atau

isteri;

b. suami atau ister i;

c. pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan per kawinan menurut

Undang-undang.

d. para pihak yang ber kepent ingan yang mengetahui adanya cacat dalam rukun

dan

syarat perkawinan menurut hukum I slam dan Peraturan Perundang-undangan

sebagaimana tersebut dal am pasal 67

Pasal 7 KHI

(2) Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah, dapat di

ajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama.

(3) Itsbat nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas mengenai

hal-hal yang berkenaan dengan :

(a) Adanya perkawinan dalam rangka penyelesaian perceraian;

(b) Hilangnya Akta Nikah;

(c) Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawian;

(d) Adanyan perkawinan yang terjadi sebelum berlakunya Undang-undang

No. 1 Tahun 1974 dan;

(e) Perkawinan yang di lakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan

perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974;

(4) Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah ialah suami atau isteri,

anak-anak mereka, wali nikah dan pihak yang berkepentingan dengan

perkawinan itu

Pasal 41 UU KDRT

Pekerja sosial, relawan pendamping, dan/ atau pembimbing rohani wajib

memberikan pelayanan kepada korban dalam bentuk pemberian konseling untuk

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 389: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

370

Redesign Drs. SAHERUDIN

menguatkan dan/atau memberikan rasa aman bagi korban.

Pasal 158 KHI

Mut`ah wajib diberikan ol eh bekas suami dengan syarat :

a. belum ditetapkan mahar bagi isteri ba‟da al dukhul;

b. perceraian itu atas kehendak suami.

Pasal 159

M ut’ah sunnat diberikan oleh bekas suami tanpa syarat tersebut pada pasal 158

Pasal 160

Besarnya mut’ah disesuaikan dengan kepatutan dan kemampuan suami.

Pasal 148 KHI

1. Seorang isteri yang mengajukan gugatan perceraian dengan jalan khuluk,

menyampaikan permohonannya kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi

tempat tinggalnya disertai alasan atau alasan-alasannya.

2. Pengadilan Agama selambat-lambatnya satu bulan memanggil isteri dan

suaminya untuk didengar ket erangannya masing-masing.

3. Dalam persidangan tersebut Pengadilan A gama memberikan penjelasan tentang

akibat khuluk, dan memberikan nasehat-nasehatnya.

4. Setelah kedua belah pihak sepakat tentang besarnya iwadl atau tebusan,

maka Pengadilan Agama memberikan penetapan tentang izin bagi suami

untuk mengikrarkan talaknya di depan sidang Pengadilan A gama. Terhadap

penetapan itu tidak dapat dilakukan upaya banding dan kasasi.

5. Penyelesaian selanjutnya ditempuh sebagaimana yang diatur dalam pasal 131

ayat (5).

6. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan tentang besarnya tebusan atau iwadl

Pengadilan Agama memeriksa dan memutuskan sebagai perkara biasa.

Pasal 99 KHI

Anak yang sah adalah :

a. anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah;

b. hasil perbuatan suami isteri yang sah diluar rahim dan dilahirkan oleh isteri

tersebut.

SURAT-EDARAN

Nomor: 3Tahun2005

tentang

Pengangkatan Anak

Berdasarkan pengamatan Mahkamah Agung dalam beberapa tahun terakhir ini

terlihat bahwa masih ada Hakim Pengadilan Negeri yang dalam memeriksa dan

memutus permohonan pengangkatan anak, khususnya permohonan pengangkatan

anak Warga Negara Indonesia oleh orang tua Warga Negara Asing (Inter Country

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 390: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

371

Redesign Drs. SAHERUDIN

Adoption), tidak sesuai dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 1983

tentang Penyempumaan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 1979 sehingga mengakibatkan

tidak terlindunginya hak anak yang merupakan hak asasi manusia, bahkan dapat

merendahkan martabat bangksa.

Selain itu, pada tanggal 26 Desember 2004 yang lalu telah terjadi bencana

gempa bumi dan gelombang tsunami di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan

Propinsi Sumatera Utara yang mengakibatkan banyak korban yang meninggal dunia

dan hilangnya harta benda. Keadaan ini menimbulkan keinginan sebagian anggota

masyarakat, baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, untuk

mengangkat anak yang orang tuanya menjadi korban bencana tersebut baik yang telah

meninggal dunia ataupun yang belum diketahui nasibnya.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Mahkamah Agung memandang

perlu untuk mengingatkan para Hakim pengadilan Negeri di seluruh Indonesia agar

memperhatikan dengan sungguh-sungguh:

1. Ketentuan dalam Pasal 39 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak yang dengan tegas menyatakan:

- Bahwa pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik

bagi anak.

- Bahwa calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh

calon anak angkat, dan bila asal usul anak tidak diketahui maka agama anak

disesuaikan dengan agama mayoritas penduduk setempat.

- Bahwa pengangkatan anak oleh Warga Negara Asing hanya dapat dilakukan

sebagai upaya terakhir (ultimun, remedium).

2. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 6 Tahun 1983 tentang Penyempurnaan

Surat Edaran Nomor 2 Tahun 1979 yang memberi petunjuk mengenai persyaratan,

bentuk permohonan, tatacara pemeriksaan dan bentuk putusan dari:

- Permohonan pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh orang tua Warga

Negara Indonesia, maupun anak Warga Negara Asing oleh orang tua Warga

Negara Indonesia(Inter Country Adoption).

- Permohonan pengangkatan anak Warga Negara Indonesia oleh orang tua Warga

Negara Asing (Inter Country Adoption).

3. Dalam rangka pengawasan oleh Mahkamah Agung, maka setiap salinan Penetapan

dan salinan Putusan Pengangkatan Anak agar juga dikirimkan kepada Mahkamah

Agung cq. Panitera Mahkamah Agung, selain kepada : Departemen Sosial,

Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia cq. Direktorat Jenderal Imigrasi,

Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan, Kejaksaan dan Kepolisian.

Demikian untuk dilaksanakan.

SURAT EDARAN

Nomor : 6 Tahun 1983

Tentang

Penyempurnaan Surat-Edaran

Nomor : 2 Tabun 1979

I . U M U M

Pengamatan Mahkamah Agung menghasilkan kesimpulan bahwa permohonan

kembali

Ke daftar isi

Page 391: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

372

Redesign Drs. SAHERUDIN

pengesahan/pengangkatan anak yang diajukan kepada Pengadilan Negeri yang

kemudian diputus tampak kian hari kian bertambah. Baik yang merupakan suatu bagian

tuntutan gugatan perkara, maupun yang merupakan permohonan khusus pengesahan/

pengangkatan anak. Yang terakhir ini menunjukkan adanya perubahan/pergeseran/

variasi-variasi pada motif dasarnya.

Keadaan tersebut merupakan gambaran, bahwa kebutuhan akan Pengangkatan anak

dalam masyarakat makin bertambah dan dirasakan bahwa untuk memperoleh jaminan

kepastian hukum untuk itu hanya didapat setelah memperoleh suatu putusan Pengadilan.

II. PENGANGKATAN ANAK WARGA NEGARA INDONESIA OLEH WARGA

NEGARA ASING (BARAT) MERUPAKAN SUATU ULTIMATUM REMEDIUM,

KARENA ADANYA ASPEK KEAMANAN POLITIK DAN BUDAYA BANGSA.

1. dahulu hanya dikenal pengangkatan-pengangkatan anak di lingkungan

masyarakat adat (Penduduk Asli), baik dengan dasar memperoleh keturunan pancer

laki-laki atau tidak.

2. Setelah diundangkannya Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 Tahun 1977 tentang

Peraturan Gaj i Pegawai Negeri Sipil yang memungkinkan pengangkatan anak

oleh seorang Pegawai Negeri, maka bertambah banyak para Pegawai Negeri

mengajukan permohonan pengangkatan anak yang bersifat administratif yang

kebanyakan terdorong oleh keinginan agar memperoleh tunjangan dari Pemerintah.

3. Di kota-kota besar banyak sekali terjadi perkara-perkara pengangkatan anak

baik yang terang orang tua kandungnya maupun yang tidak, yang dilakukan dengan

perantaraan yayasan-yayasan sosial.

4. Semula bagi yang dahulu termasuk lingkungan golongan penduduk Cina (Stb. 1917 No.

129) hanya dikenal adopsi terhadap anak-anak laki-laki dengan motif untuk memperoleh

keturunan laki-laki, tetapi setelah yurisprudensi tetap menganggap sah pula pengangkatan

anak perempuan, maka kemungkian bertambahnya permohonan semacam itu semakin

besar.

Undang-undang tentang Kewarga-negaraan RI (Undang-Undang No. 62 Tahun 1958)

merupakan suatu kesempatan yang dipergunakan oleh yang berkepentingan untuk

melakukan pengangkatan anak melalui ketentuan Pasal 2 Undang-undang tersebut yang

antara lain menyatakan bahwa anak asing yang belum berumur 5 tahun yang diangkat

oleh seorang warga-negara RI, memperoleh kewarganegaraan RI apabila

pengangkatan itu dinyatakan sah oleh Pengadilan Negeri (Pengangkatan anak

warga negara asing oleh orang tua angkat warga-negara Indonesia).

Meskipun persyaratan untuk memperoleh kewarga-negaraan Indonesia dengan jalan

pewarga-negaraan cukup rumit dan memakan banyak waktu, tetapi kenyataannya

nampak makin banyak permohonan pengangkatan anak-anak warga-negara Cina

oleh warga-negara Indonesia yang jelas lebih terdorong keinginan untuk mendapat

kewarga-negaraan Republik Indonesia, dari pada keninginan yang luhur yang pas

azasnya mendasari permohonan pengangkatan anak tersebut.

5. Bertambahnya kemungkinan bagi warga-negara Indonesia untuk bergaul dengan

warga-negara asing dalam kenyataannya telah menimbulkan hasrat dari pada warga-

negara asing (Barat) untuk mengangkat anak, maka makin banyak terjadi pengangkatan

anakanak Indonesia oleh warga-negara asing (Barat) yang menimbulkan permasalahan

pengangkatan anak antar negara ("Inter State") atau ("Inter Country") dan yang

kesemuanya dimintakan pengesahannya kepada Pengadilan Negeri.

Disamping itu sering dilupakan bahwa terutama dalam hal pengangkatan anak W.N.I. oleh

warga-negara asing, kepentingan negara dan bangsa ikut menentukan aspek-aspek keamanan

politik dan budaya bangsa dalam kerangka perkembangan Negara Pancasila lebih-

Ke daftar isi

Page 392: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

373

Redesign Drs. SAHERUDIN

lebih dengan adanya ketentuan dalam Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945

sehingga Pengangkatan anak semacam itu seharusnya merupakan Ultimum

Remedium.

III. PENGANGKATAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM BIDANG

PENGANGKATAN ANAK TIDAK MENCUKUPI

1. Sebagaimana kita ketahui peraturan perundang-undangan yang ada di bidang

pengangkatan anak warga-negara Indonesia oleh warganegara asing ternyata tidak

mencukupi.

Juga merupakan kenyataan, bahwa cara pemeriksaan maupun bentuk serta isi

pertimbangan dalam putusan-putusan Pengadilan Negeri di bidang ini menunjukkan

adanya kekurangan-kekurangan yang tidak m enguntungkan.

Pada hal sangat diharapkan dari putusan-putusan Pengadilan tersebut disamping agar

dapat diperoleh pedoman-pedoman petunjukpetunjuk, arah serta kepastian

pada perkembangan lernbaga Pengangkatan anak ini , juga diharapkan agar

dalam hal pengangkatan-pengangkatan anak W.N.I. oleh warga-negara asing,

putusan-putusan Pengadilan semacam inimerupakan faktor determinant

(menentukan).

EUROPEAN CONVENTION ON THE ADOPTION OF CHILDREN, antara lain

menetapkan bahwa pengangkatan anak antar negara (Inter State, Inter Country

Adoption) dianggap sah atau sah sifatnya apabila dinyatakan oleh Pengadilan. Dengan

perkatan lain penetapan atau putusan Pengadilan merupakan syarat esensial

bagi sahnya pengangkatan anak.

2. Mahkamah Agung menjumpai banyak kasus yang telah diputus oleh beberapa

Pengadilan Negeri terutama di kota-kota besar, dalam putusan mana ternyata ada

kekurangan-kekurangan sebagai berikut:

2.1. Pemeriksaan di muka sidang dilakukan terlalu summier seolah-olah hanya

merupakan proforma saja, tanpa nampak adanya usaha untuk memperoleh

gambaran dari motif yang menjadi latar belakangnya.

Oleh karena itu dalam hal hanya didengar kedua pihak yaitu orang tua kandung

si-anak dan calon orang tua angkatnya diser tai sebuah akte notar is yang

ber isi perbuatan pengangkatan anak tersebut, sebenarnya meyimpang dari

pada dasar pandangan bahwa pengangkatan anak warga-negara Indonesia

oleh warga-negara asing seharusnya merupakan suatu Ultimum Remedium.

2.2. Pertimbangan hukum tidak sempurna karena natara lain:

2.2.1. tidak jelas norma hukum apa yang diterapkan.

2.2.2. tidak menonjolkan, bahwa kepentingan si talon anak angkat tersebut

yang harus diutamakan di atas kepentingan-kepentingan pihak-pihak

orang tua angkat dengan menekankan segi-segi kesungguhan, kerelaan,

ketulusan dan kesediaan menaggung segala konsekuensi dan akibat hukum

bagi semua pihak yang akan dihadapi setelah pangangkatan ank itu terjadi.

2.2.3. sering tidak diperhatikan bahwa dalam beberapa mum pengangkatan anak

(anak W.N.A. diangkat oleh W.N.I. atau sebaliknya) terdapat aspek-aspek

yang tidak kecil artinya bagi kepentingan negara kita sendiri yakni:

- kemungkinan berubahnya starus kewarga-negaraan talon anak angkat

yang bersangkutan serta kemungkinan penyelundupan secara legaal

terhadap ketentuan Pasal 2 UU No. 62 Tabun 1958 tentang kewarga-

negaraan RI.

- sering tidak dipahami, bahwa perbutan pengangkatan anak bukanlah suatu

perbuatan hukum yan dapat terjadi pada suatu saat seperti halnya

dengan penyerahan barang, melainkan merupakan suatu rangkaian

Ke daftar isi

Page 393: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

374

Redesign Drs. SAHERUDIN

kejadian hubungan kekeluargaan yang menunjukan adanya

kesungguhan, cinta kasih dan kesadaran yang penuh akan segala akibat

selanjutnya dari pengangkatan anak tersebut bagi semua pihak yang

sudah berlangsung/berjalan untuk beberapa lama.

IV. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MENERIMA, MEMERIKSA DAN

MENGADILI PERMOHONAN PENGESAHAN/ PENGANGKATAN ANAK

1. Pada garis besarnya permohonan-permohonan pengesahan/ Pengangkatan anak

yang tidak dimasukkan dalam suatu gugatan perdata dapat dibedakan antara:

A. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan Anak antar W.N.I.

B. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan Anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I. (Inter Country Adoption).

2. A. Tentang Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak antar warga negara Indonesia.

Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan-

permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak antar W.N.I. diperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

A. 1. Syarat dan bentuk surat permohonan (sifatnya voluntair).

1.1. Permohonan seperti ini hanya dapat diterima apabila telah ternyata ada

urgensi yang memadai.

Umpanya: Ada ketentuan-ketentuan undang-undang yang mengharuskan.

1.2. Seperti permohonan-permohonan yang lain, permohonan seperti ini dapat

dilakukan secara lisan sesuai dengan hukum acara yang berlaku di

Pengadilan Negeri atau permohonan secara tertulis.

1.3. Dapat diajukan dan ditanda tangani oleh pemohon sendiri atau kuasanya.

Disamping itu pemohon dapat juga didampingi/dibantu seseorang (sesuai

pengertian dalam Pasal 123 RID).

Dalam hal didampingi/dibantu maka hal ini berarti pemohon/calon orang

tua angkat harus tetap hadir dalam pemeriksaan di persidangan.

Begitu juga meskipun pemohon memakai seorang kuasa namun ia wajib

hadir dalam pemeriksaan sidang Pengadilan Negeri.

1.4. Dibubuhi meterai secukupnya.

1.5. Dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat tinggal/domisili anak yang akan diangkat.

Catatan Penjelasan secara terperinci mengenai tempat tinggal/domisili anak

lihat lampiran.

A. 2. Isi surat permohonan.

2.1. Dalam bagian dasar hukum dari permohonan tersebut secara jelas

diuraikan dasar yang mendorong (motif) diajukan permohonan

pengesahan/pengangkatan anak tersebut.

2.2. Juga harus nampak bahwa permohonan pengesahan Pengangkatan anak

itu dilakukan terutama untuk kepentingan calon anak yang

bersangkutan, dan digambarkan kemungkinan kehidupan hari depan si-anak

setelah Pengangkatan anak terjadi.

2.3. Isi petitum bersifat tunggal:

Yakni: tidak disertai (in sarnenloop met) petitum yang lain.

Umpama : cukup dengan :

“agar si-anak dari B ditetapkan sebagai anak-angkat dari C"

atau

Ke daftar isi

Page 394: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

375

Redesign Drs. SAHERUDIN

"agar pengangkatan anak yang telah dilakukan oleh pernohon (C)

terhadap anak B yang bernama A dinyatakan sah",

tanpa ditambah tuntutan lain seperti:

"agar ditetapkan anak bemama A tersebut, ditetapkan sebagai ahli waris dari C".

A. 3. Syarat-syarat bagi perbutan pengangkatan anak antar W.N.I. yang hams

dipenuhi antara lain sebagai berikut:

3.1. Syarat bagi calon orang tua angkat: (pemohon).

3.1.1. Pengangkatan anak yang langsung dilakukan antar orang tua

kandung dengan orang tea angkat (private adoption) diperbolehkan.

3.1.2. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh seorang yang tidak terikat

dalam perkawinan sah/belum menikah (single parent adoption)

diperbolehkan.

3.2. Syarat bagi calon anak yang diangkat :

3.2.1. Dalam hal calon anak angkat tersebut berada dalam asuhan

suatu yayasan sosial harus dilampirkan surat izin tertulis

Menteri Sosial bahwa yayasan yang bersangkutan telah diizinkan

bergerak di bidang kegiatan pengangkatan anak.

3.2.2. Calon anak angkat yang berada dalam asuhan yayasan sosial yang

dimaksud di atas harus pula mempunyai izin tertulis dari Menteri

Sosial atau Pejabat yang ditunjuk bahwa anak tersebut diizinkan

untuk diserahkan sebagai anak angkat.

2. B. TENTANG PERMOHONANPENGESAHAN/PENGANGKATAN ANAK W.N.A.

OLEH ORANG TUA ANGKAT W.N.I. (Inter Country Adoption).

Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan-

permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I.

(Inter Country Adoption) diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

B. 1. Syarat dan bentuk surat permohonan (sifatnya voluntair).

1.1. Seperti permohonan-permohonan yang lain, permohonan seperti ini dapat

dilakukan secara lisan sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Pengadilan

Negeri atau permohonan secara tertulis.

1.2. Dapat diajukan dan ditanda tangani oleh pemohon sendiri atau kuasanya.

Disamping itu pemohon dapat juga didampingi/dibantu seorang (sesuai

pengertian dalam hal Pasal 123 R1.D.).

Dalam hal didampingi/dibantu maka hal ini berarti pernohon/calon orang tua

angkat tetap harus hadir dalam pemeriksaan di persidangan.

Begitu juga meskipun pemohon memakai seorang kuasa, namun ia wajib hadir

dalam pemeriksaan sidang Pengadilan Negeri.

1.3. Dibubuhi meterai yang secukupnya.

1.4. Dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya

meliputi tempat tinggal/domisili anak W.N.A. yang akan diangkat.

Catatan : Penjelasan secara terperinci mengenai tempat tinggal/domisili anak

yang akan diangkat lihat lampiran.

B. 2. Isi surat Permohonan.

2.1. Dalam bagian dasar hukum dari permohonan tersebut secara jelas diuraikan dasar-

dasar yang mendorong (motif) diajukannya permohonan pengesahan/pengangkatan

anak tersebut.

Ke daftar isi

Page 395: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

376

Redesign Drs. SAHERUDIN

2.2. Juga harus nampak bahwa permohonanlpengesahan pengangkatan anak itu

dilakukan terutama untuk kepentingan talon anak angkat W.N.A.

yang bersangkutan, dan digambarkan kemungkinan kehidupan hari depan si-anak

setelah pengangkatan anak terjadi.

2.3. Isi petitum bersifat tunggal:

Yakni : tidak disertai (in samenloop met) petitum yang lain.

Umpama : cukup dengan

"agar si-anak dari B ditetapkan sebagai anak angkat dari C".

atau

"agar pengangkatan anak yang telah dilakukan oleh pemohon (C) terhadap

anak B yang bernama A dinyatakan sah",

tanpa ditambah tuntutan lain seperti :

"agar ditetapkan anak bernama A tersebut ditetapkan sebagai ahli waris dari C".

atau

"agar anak bernama A tersebut ditetapkan berwarganegara RI mengikuti

status kewarganegaraan ayah angkatnya bernama C tersebut.

B. 3. Syarat-syarat bagi perbuatan pengangkatan anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I.

(Inter Country Adoption) yang hams dipenuhi antara lain sebagai berikut :

3.1. Syarat bagi talon orang tua angkat W.N.I. (pemohon). 3.1.1. Pengangkatan anak W.N.A. harus dilakukan melalui suatu Yayasan

Sosial yang memiliki izin dari Departemen Sosial bahwa Yayasan

tersebut telah diizinkan bergerak di bidang kegiatan pengangkatan anak,

sehingga pengangkatan anak W.N.A. yang langsung dilakukan antara orang

tua kandung W.N.A. dengan calon orang tua angkat W.N.I. (private

adoption) tidak diperbolehkan.

3.1.2. Pangangkatan anak W.N.A. oleh seorang W.N.I. yang tidak terikat dalam

perkawinan yang sah/ belum menikah (single parent adoption) tidak

diperbolehkan.

3,2. Syarat bagi calon anak angkat W.N.A. yang diangkat.

3.2.1. Usia calon anak angkat harus belum mencapai umur 5 tahun.

3.2.2. Disertai penjelasan tettulis dari Menteri Sosial Mau Pejabat yang

ditunjuk bahwa calon anak angkat W.N.A. yang bersangkutan

diizinkan untuk diangkat sebagai anak angkat oleh calon orang tua

angkat W.N.I. yang bersangkutan.

2. C. TENTANG PERMOHONANIPENGANGKATAN ANA K W.N.I OLEH OTANG TUA

ANGKAT W.N.A. (Inter Country Adoption).

Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan W.N.A.

(Inter Country Adoption) diperhatikan hal-hal sebagai berikut : C. I. Syarat dan bentuk surat permohonan (sifatnya voluntair).

1.1. Seperti permohonan-permohonan yang lain, permohonan seperti ini dapat

dilakukan secara lisan sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Pengadilan

Negeri atau permohonan secara tertulis.

1.2. Dapat diajukan dan ditanda tangani oleh pemohon sendiri atau kuasanya.

Disamping itu pemohon dapat juga didampingi/dibantu seseorang (sesuai

pengertian dalam Pasal 123 RI.P.). Dalam hal didampingi/dibantu maka hal

ini berarti pemohon/calon orang tua angkat tetap harus hadir dalam pemeriksaan

di persidangan.

Ke daftar isi

Page 396: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

377

Redesign Drs. SAHERUDIN

Begitu juga meskipun pemohon memakai seorang kuas, namun ia wajib hadir

dalam pemeriksaan sidang di Pengadilan Negeri.

1.3. Dibubuhi meterai secukupnya.

1.4. Dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya

meliputi tempat tinggal/domisili anak W.N.I. yang akan diangkat.

Catatan : Penjelasan secara terperinci mengenai tempat tinggal/domisili anak

yang akan diangkat lihat lampiran.

C. 2. Isi surat Permohonan.

2.1. Dalam bagian dasar hukum dan permohonan tersebut secara jelas diuraikan

dasar yang mendorong (motif) diajukan permohonan

pengesahan/pengangkatan anak tersebut.

2.2. Juga hams nampak bahwa permohonan pengesahan/ pengangkatan anak

itu dilakukan terutama untuk kepentingan calon anak angkat

W.N.I. yang bersangkutan, dan digambarkan kemungkinan kehidupan hari

depan si anak setelah pengangkatan anak terjadi.

2.3. Isi petitum bersifat tunggal:

Yakni : tidak disertai (in samenloop met) petitum yang lain.

Umpama: cukup dengan:

"agar si-anak dari B ditetapkan sebagai anak angkat dari C",

atau

"agar pengangkatan anak yang telah dilakukan oleh pemohon (C)

terhadap anak B yang bernama A dinyatakan sah", tanpa ditambah

tuntutan lain seperti:

"agar ditetapkan anak bemarna S tersebut ditetapkan sebagai ahli waris dari

C".

atau

"agar anak bermana A tersebut ditetapkan berwarganegara RI mengikuti

status kewarga-negaraan anak angkatnya bemama C tersebut".

C. 3. Syarat-syarat bagi perbutan pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat

W.N.A. (Inter Country Adoption) yang harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:

3.1. Syarat bagi calon orang tua angkat W.N.A. (pemohon).

3.1.1. Harus telah berdomisili dan bekerja tetap di Indonesia sekurang-kurangnya

3 tahun.

3.1.2. Harus disertai izin tertulis Menteri Sosial auat Pejabat yang ditunjuk bahwa

calon orang tua angkat W.N.A. memperoleh izin untuk mengajukan

permohonan pengangkatan anak seorang warga negara Indonesia.

3.1.3. Pengangkatan anak W.N.I. harus dilakukan melalui suatu yayasan

sosial yang memiliki izin dari Departemen Sosial bahwa yayasan

tersebut telah diizinkan bergerak dibidang kegiatan Pengangkatan anak,

sehingga pengangkatan anak W.N.I. yang berlangsung dilakukan

antara orang tua kandung W.N.I. dan calon orang tua angkat W.N.A.

(private adoption) tidak diperbolehkan.

3.1.4. Pengangkatan anak W.N.I. oleh seorang W.N.A. yang tidak terikat

dalam perkawinan yang sah/belum menikah (single parent adoption)

tidak diperbolehkan.

3.2. Syarat bagi calon anak angkat W.N.I. yang diangkat. 3.2.1. Usia calon anak angkat harus belum mencapai umur 5 tahun.

3.2.2. Disertai penjelasan tertulis dari Menteri Sosial atau Pejabat yang

ditunjuk, bahwa calon anak angkat W.N.I. yang bersangkutan diizinkan

Ke daftar isi

Page 397: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

378

Redesign Drs. SAHERUDIN

untuk diangkat sebagai anak angkat oleh calon orang tua angkat W.N.A.

yang bersangkutan.

3. PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

A. Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan-permohonan

Pengesahan/Pengangkatan anak antar W.N.I. diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pengadilan Negeri mendengar langsung.

1.1. Calon orang tua angkat (suarni-isteri, orang yang belum menikah) sedapat

mungkin juga anggota keluarga yang terdekat lainnya (anak-anak orang tua

angkat yang telah besar).

Bila dianggap perlu, juga mereka yang menurut hubungan kekeluargaan

dengan talon orang tua angkat W.N.I. atau yang karena status sosialnya di

kernudian hari dipandang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan anak untuk

selanjutnya. Umpama : ketua adat setempat RT, Lurah.

1.2. Orang tua yang sah/walinya yang sah/keluarganya yang berkewajiban

merawat, mendidik, dan membesarkan anak tersebut.

1.3. Badan/yayasan sosial yang telah mendapat izin dari Departemen Sosial/Pejabat

Instansi Sosial setempat untuk bergerak di bidang kegiatan pengangkatan anak,

kalau anak angkat warga-negara Indonesia tersebut berasal dari badan/yayasan

sosial (bukan private adoption).

1.4. Seorang Petugas/Pejabat Instansi Sosial setempat yang akan memberikan

penjelasan tentang latar belakang kehidupan sosial ekonomi anak yang

domohonkan untuk diangkat kalau anak angkat W.N.I tersebut berasal dari

badan/yayasan sosial (bukan private adoption).

1.5. Calon anak angkat kalau menurut umurnya sudah dapat diajak bicara.

1.6. Pihak Kepolisian setempat.

2. Pengadilan Negeri memeriksa dan meneliti alat-alat bukti lain yang dapat menjadi

dasar permohonan ataupun pertimbangan putusan Pengadilan antara lain sebagai

berikut :

Surat-surat bukti : 2.1. Surat-surat resmi tentang kelahiran dan :

2.1.1. Akte kelahiran, Akte kenal lahir yang ditanda tangani oleh Bupati atau

Walikota setempat. 2.1.2. Akte-akte, surat resmi Pejabat lainnya yang diperlukan (surat izin

Departemen Sosial).

2.2. Akte notaris, surat-surat dibawahtangan (korespondensi-korespondensi).

2.3. Surat-surat keterangan, Laporan Sosial, pernyataanpernyataan.

2.4. Surat keterangan dari Kepolisian tentang calon orang tua angkat dan calon anak

angkat.

3. Pengadilan Negeri mengarahkan pemeriksaan di persidangan.

Surat-surat resmi tentang kelahiran dan : 3.1. Untuk inemperoleh gambaran yang sebenarnya tentang Tatar belakang/motif

dari pihak-pihak yang akan melepaskan anak (termasuk badan/yayasan sosial

dimana anak tersebut berasal) ataupun pihak yang akan menerima anak yang

bersangkutan sebagai anak angkat.

3.2. Untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa dalam kesungguhan, ketulusan dan

kesadaran kedua belah pihak tersebut akan akibat-akibat dari perbuatan

hukum melepas dan mengangkat anak tersebut, hakim menjelaskan hal-hal

tersebut kepada kedua belah pihak.

3.3. Untuk mengetahui keadaaan ekonomi, kesadaran rumah tangga (kerukunan,

keserasian, kehidupan keluarga) serta cara mendidik dan mengasuh dari kedua

Ke daftar isi

Page 398: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

379

Redesign Drs. SAHERUDIN

belah pihak calon orang tua angkat tersebut.

3.4. Untuk menilai bagaimana tanggapan anggota keluarga yang terdekat (anak-

anak yang telah besar) dari kedua belah pihak orang tua tersebut.

3.5. Untuk mengadakan pemeriksaan setempat dimana calon anak angkat itu berada.

B. Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan-permohonan

Pengesahan/pengangkatan anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I. diperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

1. Pengadilan Negeri mendengar langsung. 1.1. Calon orang tua angkat W.N.I. (suami-isteri) dan orang tua kandung W.N.A.

sedapat mungkin juga anggota keluarga yang terdekat lainnya (anak-anak orang

tua angkat yang telah besar).

Bila dianggap perlu juga mereka yang menurut hubungan kekeluargaan

dengan orang tua W.N.I. atau yang status sosialnya dikemudian hari

dipandang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan anak untuk

selanjutnya. Umpama ketua adat setempat Lurah.

1.2. Orang tua yang sah/walinya yang sah/keluarganya yang berkewajiban

merawat, mendidik dan membesarkan anak tersebut.

1.3. Badan/yayasan sosial yang telah mendapat izin dari Departemen

Sosial/Pejabat Sosial setempat untuk bergerak di bidang kegiatan

pengangkatan anak.

1.4. Seorang Petugas/Pejabat Instansi Sosial setempat yang akan memberi

penjelasan tentang latar belakang kehidupan sosial ekonomi anak yang

dimohonkan untuk diangkat.

1.5. Caton anak angkat kalau menurut urnurnya sudah dapat diajak bicara.

1.6. Petugas/Pejabat Imigrasi dan bilamana tidak ada pejabat imigrasi di suatu

daerah, petugas/pejabat tertentu dari Pemerintah Daerah yang ditunjuk untuk

mernberikan penjelasan tentang status Imigratur dari calon anak W.N.A. dan

atau/calon orang tua angkat W.N.I.

1.7. Pihak Kepolisian setempat.

2. Pengadilan Negeri memeriksa dan meneliti alat-alat buktilain yang dapat menjadi dasar permohonan ataupun pertimbangan putusan Pengadilan antara lain sebagi berikut

2.1. Surat-surat resmi tentang kelahiran dan lain-lain :

2.1.1. Akte kelahiran, akte kenal lahir yang ditanda tangani oleh Bupati atau

Walikota setempat. Dalam hal calon anak angkat lahir di luar

negeri, maka yang diperlukan sebagai surat bukti ialah akte

kelahiran yang sah menurut peraturan di negara asing surta bukti ialah

akte kelahiran yang sah menurut peraturan di negara asing

tersebut, yang diketahui oleh K.B.RI./Perwakilan RI. setempat.

2.1.2. Akte-akte, surat resmi pejabat lainya yang diperlukan (surat izin

Departemen Sosial).

2.2. Akte notaris, surat-surat dibawahtangan (korespondensi korespodensi).

2.3. Surat-surat keterangan, laporan sosial, pernyataanpernyataan.

2.4. Surat keterangan dari Kepolisian tentang calon orang tua angkat W.N.I. dan

calon anak angkat W.N.A.

3. Pengadilan Negeri mengarahkan pemeriksaan di persidangan. 3.1. Untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang latar belakang/motif

dad pihak-pihak yang akan melepaskan anak angkat W.N.A. berasal,

ataupun pihak orang tua W.N.I.

3.2. Untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa dalam kesungguhan, ketulusan dan

kesadaran kedua belah pihak akan akibat-akibat dad perbuatan hukum

Ke daftar isi

Page 399: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

380

Redesign Drs. SAHERUDIN

melepas dan mengangkat anak tersebut, Hakim menjelaskan tersebut

kepada kedua belah pihak.

3.3. Untuk mengetahui keadaan ekonomi, keadaan rumah tangga (kerukunan,

keserasian, kehidupan keluarga) serta cara mendidik dan mengasuh dari kedua

calon orang tua angkat tersebut.

3.4. Untuk menilai bagaimana tanggapan anggota keluarga yang terdekat

(anak-anak yang telah basal-) dari kedua orang tua angkat W.N.I. tersebut. 3.5. Untuk memperoleh ke terangan dari pihakDepartemen Luar Negeri,

Imigrasi dan Kepolisian setempat.

Catatan :

- Hal ini diperlukan agar penyeiundupan legaal terhadap ketentuan-

ketentuan Pasal 2 Undangundang Kewarganegaraan dapat dihindarkan. Di

sini nampak adanya faktor-faktor hukum publik dan mungkin faktor-faktor

keamanan negara.

- Terutama dalam pengangkatan seorang anak W.N.I. oleh orang tua angkat

W.N.A. diperlukan adanya jaminan dan kepastian yang meyakinkan bahwa

hari kemudian dari anak yang diangkat tersebut akan lebih cerah dari

pada keadaan sekarang.

- Jangan dilupakan agar diteliti bahwa calon anak angkat harus berumur

dibawah 5 tahunThelum berumur 5 tahun sesuai dengan Pasal 2 ayat (1)

d a n P a s a l 1 7 s u b d . U n d a n g - u n d a n g Kewarganegaraan RI. No.

62 Tahun 1958.

- Disamping itu kepentingan dan martabat bangsa jangan dirugikan

jangan dirugikan karena Pengangkatan anak tersebut.

3.6. Untuk mengadakan pemeriksaan setempat dimana calon anak angkat

W.N.A. itu berada.

C. Dalam hal menerima, kemudian memeriksa dan mengadili Permohonan-

permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat

W.N.A. diperhatikan hal-hal sebagai berikut

1. Pengadilan Negeri mendengar langsung.

1.1. Calon orang tua angkat W.N.A. (suami isteri) dan orang tua kandung W.N.I.

1.2. Badan/yayasan sosial yang telah mendapat izin dari Departemen

Sosial/Pejabat Sosial setempat untuk bergerak di bidang kegiatan

pengangkatan anak tersebut.

1.3. Seorang Petugas/Pejabat Instansi Sosial setempat yang akan memberikan

penjelasan tentang latar belakang kehidupan sosial ekonomi anak W.N.I.

yang dimohonkan untuk diangkat oleh orang tua angkat W.N.A.

1.4. Calon anak angkat W.N.I. kalau menurut umurnya sudah dapat diajak

bicara.

1.5. Petugas/Pejabat Imigrasi dan bilamana tidak ada pejabat Imigrasi di suatu

daerah, petugas/pejabat tertentu dari Pemerintah Daerah yang ditunjuk

memberikan penjelasan tentang status lmigratur dari calon anak W.N.I. dan

atau/calon orang tua angkat W.N.A.

1.6. Pihak Kepolisian setempat.

2. Pengadilan Negeri memeriksa dan meneliti alat-alat bukti lain yang dapat

menjadi dasar permohonan ataupun pertimbangan putusan Pengadilan

antara lain sebagai berikut :

Surat-surat bukti :

2.1. Surat-surat resmi tentang kelahiran anak angkat W.N.I. dan lain-lain.

2.1.1. Akte kelahiran, akte kenal lahir yang ditanda tanagani oleh Bupati atau

Ke daftar isi

Page 400: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

381

Redesign Drs. SAHERUDIN

Walikota setempat.

2.1.2. Akte-akte, surat resmi pejabat lainnya yang diperlukan (surat izin

Departemen Sosial).

2.2. Akte Notaris, surat-surat dibawah tangan (korespondensi-koresprodensi).

2.3. Surat-surat keterangan, Laporan Sosial, pernyataan-pernyataan.

2.4. Surat keterangan dari Kepolisian tentang calon orang tua angkat W.N.A.,

termasuk bahwa calon orang tua angkat W.N.A., tersebut telah berada dan

bekerja tetap di Indonesia sekurang-kurangnya 3 tahun, dan talon aanak angkat

W.N.I. tersebut.

2.5. Surat-surat resmi tentang pribadi calon orang tua angkat W.N.A. 2.5.1. Surat nikah calon orang tua angkat. 2.5.2. Surat lahir mereka. 2.5.3. Surat keterangan kesehatan. 2.5.4. Surat keteranagan pekerjaan dan penghasilan talon orang tua angkat

(suami isteri).

2.5.5. Persetujuan atau izin untuk mengangkat anaklbayi Indonesia dari

Instansi yang berwenang dari negara asal orang tua angkat.

2.5.6. Surat keterangan atas dasar penelitian Social worker dari

Instansi/lembaga sosial yang berwenang dari negara asal calon orang

tua angkat W.N.A.

2.5.7. Surat pernyataan calon orang tua angkat W.N.A. bahwa mereka

tetap berhubungan dengan Departemen Luar Negeri/Perwakilan RI.

setempat sungguhpun anak tersebut telah memperoleh

kewarganegaraan orang tua angkat W.N.A.-nya.

Catatan : Surat-surat 2.5.1. sld 2.5.7. harus didaftarkan dan dilegalisir

oleh Departemen Luar Negeri/Perwakilan RI di negara asal calon

orang tua angkat W.N.A. tersebut.

2.5.8. Surat-surat yang tersebut pada butir 2C. 3.1. (syarat-syarat bagi perbuatan

pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat W.N.A.).

3. Pengadilan Negeri mengarahkan pemeriksaan dipersidangan :

3.1.Untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang latar belakang/motif

dari pihak-pihak yang akan melepaskan anak angkat W.N.I. terrnasuk

badan/ yayasan sosial dari mana anak angkat W.N.1. tersebut berasal, ataupun

pihak orang tua angkat W.N.A.

3.2. Untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa dalam kesungguhan, ketulusan dan

kesadaran kedua belah pihak akan akibat-akibat dari perbuatan hukum

melepas dan mengangkat anak tersebut. Hakim menjelaskan tersebut

kepada kedua belah pihak.

3.3. Untuk mengetahui keadaan ekonomi, keadaan rumah tangga (kerukunan,

keserasian, kehidupan keluarga) serta cara mendidik dan mengasuh dari kedua

calon orang tua angkat tersebut.

3.4. Untuk menilai bagaimana tanggapan anggota keluarga yang terdekat

(anak-anak yang telah besar) dari kedua orang tua angkat W.N.A. tersebut.

3.5. Untuk memperoleh keterangan dari pihak Departemen Luar Negeri,

Imigrasi dan Kepolisian setempat.

Catatan :

- Terutama dalam pengangkatan seorang anak W.N.I., oleh orang tua angkat

W.N.A. diperlukan adanya jaminan dan kepastian yang meyakinkan bahwa

hari kemudian dari anak yang akan diangkat tersebut akan lebih cerah

dari pada keadaan sekarang.

- Jangan dilupakan agar diteliti bahwa calon anak angkat harus berumur

dibawah 5 tahun/belurn berumur 5 tahun sesuai dengan Pasal 2 ayat (1)

dan Pasal 17 sub d. Undang-undang Kewarganegaraan RI No, 62 Tahun

Ke daftar isi

Page 401: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

382

Redesign Drs. SAHERUDIN

1958.

- Disamping itu kepentingan dan martabat bangsa jangan dirugikan karena

pengangkatan anak tersebut.

3.6. Untuk mengadakan pemeriksaan setempat dimana calon anak angkat W.N.I.

itu berada. V. PUTUSAN TERHADAP PERMOHONAN-PERMOHONAN PENGESAHAN/ PENGANG-

KATAN ANAK.

A. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak antar W.N.I.

B. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.A oleh orang tua angkat W.N.I. (Inter

Country Adoption).

C. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat W.N.A.

(Inter Country Adoption).

Mengenai hal :

A. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak antar W.N.I.

1. Merupakan "PENETAPAN".

2. Amar Penetapan berbunyi sebagai berikut

MENETAPKAN :

1. Menyatakan sah pengangkatan anak yang dilakukan oleh pemohon bernama

alamat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . terhadap anak laki-laki/perempuan bernama ...............................................umur/tanggal lahir....................................................

2. Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan sebesar Rp.

.............................................................. Mengenai hal

A. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I.

(Inter Country Adoption).

DAN

B. Permohonan Pengesahan/Pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat W.N.A.

(Inter Country Adoption). 1. Kedua-duanya merupakan "PUTUSAN ". 2. Sistimatik kedua jenis permohonan tersebut serupa dengan sistimatik putusan

dalam perkara gugatan perdata yang terdiri dari dua bagian :

TENTANG JALANNYA KEJADIAN.

TENTANG PERTIMBANGAN HUKU.

3. Isi Putusan.

3.1. Dalam bagian "TENTANG JALANNYA KEJADIAN" agar secara lengkap

dimuat pokok-pokok yang terjadi selama pemeriksaan dimuka sidang.

3.2. Dalam bagian "TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM" dipertimbangkan/ diadakan penilaian tentang.

3.2.1. motif yang mendasari/mendorong yang menjadi latar belakang mengapa disatu

pihak ingin melepaskan anak di lain pihak mengapa ingin mengadakan

pengangkatan.

3.2.2. keadaan kehidupan ekonomi, kehidupan rumah tangga (apakah rumah

tangga yang bersangkutan dalam keadaan harmonis), cara-cara pendidikan

yang diIakukan oleh kedua belah pihak orang tua yang bersangkutan.

3.2.3. kesungguhan, ketulusan, kerelaan, pihak yang melepaskan serta

kesadarannya akan akibat-akibatnya setelah pengangkatan itu

terjadi.

3.2.4. kesungguhan, ketulusan serta kerelaan pihak yang mengangkat

maupun kesadarannya akan akibat-akibat yang menjadi bebannya setelah

Ke daftar isi

Page 402: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

383

Redesign Drs. SAHERUDIN

pengangkatan itu terjadi.

3.2.5. kesan-kesan yang diperoleh Pengadilan tentang kemungkinan hari depart

talon anak angkat W.N.I./W.N.A. yang bersangkutan, terutama

bilamana anak W.N.I. diangkat oleh orang tua angkat W.N.A. dipahami

anak tersebut akan lepas dari jangkauan Pemerintah RI.

4. Amar Putusan

1. Dalam hal pengangkatan anak W.N.A. oleh orang tua angkat W.N.I. amarnya berbunyi

sebagai berikut :

MENGADILI

1. Menetapkan anak laki-laki/perempuan bernama............................................... ............................................... umur/tanggal lahir.......................................... di ....................................... sebagai anak angkat dari suami isteri ........................ ............................alamat.........................................................................................

2. Menghukum pernohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan sebesar

Rp. .................................................................................

2. Dalam hal pengangkatan anak W.N.I. oleh orang tua angkat W.N.A. amarnya

berbunyi sebagai berikut :

MENGADILI

1. Menetapkan anak laki-laki/perempuan bernama.............................................. . ...................................umur/tanggal lahir ...................................................... di .......................... sebagai anak angkat dari suami isteri ....................................... ........................................... alamat..........................................................................

2. Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan sebesar Rp. .......................................................................................

3. Salinan putusan pennohonan pengesahan/pengangkatan anak yang dimaksud

dalam V.A dikirimkan kepada pihak-pihak Departemen Sosial, Departemen

Kehakirnan, Dirjen Imigrasi, Departemen Luar Negeri, Departemen Kesehatan,

Kejaksaan, Kepolisian.

4. Salinan putusan permohonan pengesahan/pengangkatan anak yang dimaksud

dalam V.B dan C dikirimkan kepada pihak-pihak : Departemen Sosial,

Departemen Kehakirnan, Dirjen Imigrasi, Departemen Luar Negeri,

Departemen Kesehatan, Kejaksaan, Kepolisian.

VI. LAMP1RAN :

Tentang penjelesan pengertian domisili dari Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang

penyempurnaan Surat Edaran No, 2 Tahun 1979 perihal penyempurnaan permohonan

pengesahan/pengangkatan anak,

(butir IV.2.A.1.1.5),

(butir IV.2.B.1.1.4),

(butir IV.2.C.1.1.4),

merupakan suatu kesatuan dengan dan tidak dapat dipisahkan dari Surat Edaran No. 6

Tahun 1983 tentang penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal

penyempurnaan pemeriksaan pengesahan/pengangkatan anak

VII. Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979

perihal penyempurnaan pemeriksaan permohonan pengesahan/pengangkatan anak, mulai

berlaku sejak ditanda tangani.

Dengan berlakunya Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang penyempurnaan

Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal penyempurnaan pemeriksaan permohonan

Ke daftar isi

Page 403: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

384

Redesign Drs. SAHERUDIN

pengesahan/pengangkatan anak, maka Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 tentang

pengangkatan anak tersebut dinyatakan tidak berlaku.

Terhadap semua permohonan yang telah diajukan sebelum berlakunya Surat Edaran No.

6 Tahun 1983 tentang penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal

penyempurnaan pemeriksaan pengesahan/ pengangkatan anak ini, akan tetapi

belum diputus diucapkan, tetap diperiksa den diadili dengan menerapkan Surat Edaran

No. 6 Tahun 1983 tentang penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal

penyempurnaan pemeriksaan pengesahan/pengangkatan anak ini.

Bilamana Hakim menganggap hal ini perlu maka permohonan pengesahan/pengangkatan

anak yang telah diajukan sebelum berlakunya Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang

penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal penyempurnaan

pemeriksaan pengesahan/pengangkatan anak ini, dapat dinyatakan : "tidak dapat

diterima", sehingga pemohon mempunyai kesempatan untuk melengkapi

permohonannya dan kemudian dapat diajukan kembali.

MAHKAMAH AGUNG - RI

Ketua,

cap/ttd.

MUDJONO

LAMPIRAN TENTANG

PENJELASAN PENGERTIAN DOMISILI DARI SURAT EDARAN No.

6 TAHUN 1983 TENTANG PENYEMPURNAAN SURAT EDARAN

No. 2 TAHUN 1979 PERIHAL, PENYEMPURNAAN PEMERIKSAAN

PERMOHONAN PENGESAHAN/PENGANGKATAN ANAK

( 1 V . 2 . A . 1 . 1 . 5 . , I V . 2 . B . I . I . 4 . , I V . 2 . C . I . I . 4 . )

I. Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 (MA/Pemb./0294/1979), perihal Pengangkatan anak,

tertanggal 7 April 1979 (butir III.A.1.1.4.) sebelum disempurnakan, menentukan agar

permohonan pengesahan/pengangkatan anak hendaknya :

"Dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat

tinggal/tempat kediaman anak yang hendak diangkat".

Meskipun demikian pada waktu itu masih selalu timbul kasus permohonan

pengesahan/pengangkatan anak yang diajukan oleh pemohon atau kuasanya kepada Ketua

Pengadilan Negeri yang tidak meliputi wilayah hukum dimana anak yang akan

diangkat bertempat tinggal/tempat kediaman, hal mana bertentangan dengan Surat

Edaran No. 2 Tahun 1979 No. MA/Pernb./0294/1979, perihal Pengangkatan Anak,

tertanggal 7 April 1979 tersebut diatas.

II. Hal ini mengakibatkan juga kesulitan bagi instansi Pernerintah in cant Direktorat Jenderal

Imigrasi dalam hal pelayanan/pemberian pasport dan izin berangkat kepada anak warga

negara Indonesia yang diangkat sebagai anak oleh orang asing mengingat instruksi

Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.02.PW.09.1981, khususnya butir I, yang

berbunyi sebagai berikut :

"Melarang mem berikan pasport dan exit permit kepada anak-anak warga negara

Indonesia yang diangkat oleh warga negara asing, apabila pengangkatan anak

tersebut tidak dilakukan oleh putusan Pengadilan Negeri yang di daerah hukunmya

meliputi tempat tinggal/tempat kediaman anak tersebut di Indonesia".

Ke daftar isi

Page 404: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

385

Redesign Drs. SAHERUDIN

III. Oleh karena itu sehubungan dengan berlakunya Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang

penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal penyempurnaan peineriksaan

permohonan pengesahan/pengangkatan anak (IV. 2.A .1.1.5., IV. 2.B.1.1.4.. IV.

2.C.1.1.4) Mahkamah Agung sekali lagi menegaskan agar permohonan

pengesahan/pengangkatan anak yang tidak diajukan kepada Pengadilan Negeri dalam

wilayah hukum mana anak tersebut bertempat tinggal/tempat kediaman, dinyatakan tidak

dapat cliterima atau pemohon dianjurkan untuk mencabut permohonannya dan mengajukan

kembali pada Pengadilan Negeri yang berwenang sesuai dengan Surat Edaran No. 6

Tahun 1983, tentang penyempurnaan penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979

perihal penyempurnaan pemeriksaan permohonan pengesahan/pengangkatan anak.

IV. Disamping itu Mahkamah Agung perlu memberi penjelasan dan petunjuk tentang pengertian

tempat tinggal/tempat kediaman anak angkat menurut Surat Edaran No. 6 Tahun 1983

tentang penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979 perihal penyempurnaan

pemeriksaan permohonan pengesahan/pengangkatan anak tersebut seperti di bawah ini:

A. Pengertian tempat tinggal/ternpat kediaman anak yang dimaksud azasnya ialah :

Domisili anak dimana anak yang akan diangkat itu berada karena mengikuti domisili

orang tuanya.

Maksud tujuannya ialah agar Pengadilan Negeri dapat secara lebih seksama

menyelidiki keadaan si-anak untuk melindungi kepentingan anak tersebut dengan

pedoman kepada prinsip yang telah diterima baik dalam "European Conventian on

the Adoption of Children" (Konvensi Acloptie Den Haag Tahun 1965).

Konvensi ini didasarkan atas prinsip penerapan hukum yang berlaku di "tempat

tinggal/tempat kediaman biasa sehari-hari anak tersebut" (habitual residence, gewone

verblijfplaats).

Hal ini berarti bahwa ketentuan mengenai permohonan pengesahan/ pengangkatan anak

sekedar mengenai kompetensi relatif Pengadilan Negeri seperti yang diatur dalam Pasal

2 ayat (1) dan Pasal 17 sub d. Undang-undang No. 62 Tahun 1958 tentang

Kewarganegaraan-RI tidak lagi dipergunakan.

B. Seperti yang diuraikan di atas istilah domisili atau tempat tinggal/ tempat kediaman

orang tua kandungnya (perhatikan Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan Pasal 32 (2) dan Pasal 45). Disamping itu dalam kehidupan sehari-hari

terdapat keadaankeadaan dimana anak di bawah umur tersebut tidak selalu mengikuti

tempat tinggal/tempat kediaman orang tua kandungnya mengingat berbagai keadaan

yaitu:

1. Dalam hal suatu perkawinan sah dinyatakan putus karena perceraian oleh

Pengadilan, maka anak yang belum dewasa mengikuti tempat tinggal/tempat

kediaman walinya.

2. Dalam hal terjadi pemisahan meja dan tempat tidur maka anak yang belum

dewasa juga mengikuti tempat tinggal/tempat kediaman walinya.

3. Anak diluar nikah yang belum dewasa mengikuti tempat tinggal/ tempat

kediaman ibu kandungnya. 396

4. Anak yang belum dewasa yang dirawat, dididik dan dibesarkan oleh orang lain

(nenek), paman, dan sebagainya) meskipun perkawinan orang tuanya tidak

putus karena perceraian atau alasan lain, atas kebijaksanaan Hakim dapat

dipertimbangkan ke Pengadilan Negeri mana permohonan itu hams diajukan,

dengan ketentuan kepentingan-kepentingan anak yang akan diangkat sesuai

dengan penerapan pengertian habitual residence tersebut diatas.

Menurut hukum anak tersebut masih tetap di bawah kekuasaan orang tua, tetapi

dalam kehidupan sehari-harinya mengikuti tempat tinggalltempat kediaman

Ke daftar isi

Page 405: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

386

Redesign Drs. SAHERUDIN

keluarga yang merawat, mendidilc dan memeliharanya.

5. Anak yang diurus, dirawat dan dibesarkan oleh Pusat Badan/ Yayasan Sosial

yang secara sah bertanggung jawab atas anak tersebut, mengikuti tempat

kedudukan Pusat Badan/yayasan sosial tersebut.

6. Bilamana Cabang (Filial) dari Badan/Yayasan Sosial yang mengurus, merawat

dan membesarkan anak yang diangkat itu, maka dalam hal ini harus dibedakan

antara:

6.1. Cabang (Filial) Badan/Yayasan Sosial yang dianggap mempunyai tempat

kedudukan sendiri.

(Umpama : mempunyai administrasi, keuangan, aktivitas dan dapat bertindak

sendiri), maka anak tersebut mengikuti tempat kedudukan Cabang (Filial) dari

Badan/Yayasan Sosial tersebut.

6.2. Lain halnya apabila Cabang (Filial) dari Badan/Yayasan Sosial tersebut

hanya bersifat sebagai tempat penitipan untuk merawat anak-anak

karena ruangan di Pusat Badan/Yayasan Sosial penuh, maka anak

tersebut tetap mengikuti tempat kedudukan clari Pusat Badan/Yayasan

Sosial tersebut.

Hal-hal tersebut di atas harus dipertimbangkan dengan jelas oleh

Hakim/Pengadilan, antara lain dengan memperhatikan Akte

Pendirian/Struktural Organisasi dari Badan/Yayasan Sosial yang bersangkutan,

serta keabsahan Badan/yayasan Sosial tersebut dan surat izin Menteri

Sos ia l untuk bergerak da lam bidang kegia t an pengangkatan anak.

V. Permohonan pengesahan/pengangkatan anak yang diajukan pada Pengadilan

Negeri sebagai domisili yang dipilih oleh pemohon berdasarkan surat kuasa yang

memilih tempat kedudukan hukum di kantor Kuasanya/ Pengacara yang bersangkutan

juga harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena hal ini akan bertentangan dengan maksud

dan tujuan pengertian tempat tinggai/kediaman seperti yang dimaksud butir IV.A. dan B

dan lampiran

VI. Petunjuk ini juga dipergunakan bagi permohonan pengesahan/ pengangkatan anak

yang dilakukan oleh warga-negara Indonesia terhadap anak warga-negara Indonesia.

VII. Lampiran Surat Edaran ini merupakan suatu kesatuan dengan dan tidak dapat

dipisahkan dari Surat Edaran No. 6 Tahun 1983 tentang penyempurnaan Surat

Edaran No. 2 Tahun 1979, perihak penyempurnaan pemeriksaan permohonan

pengesahan/pengangkatan anak.

SURAT EDARAN

Nomor : 2 Tahun 1979

Menurut pengamatan Mahkamah Agung permohonan pengesahan Pengangkatan anak yang

diajukan kepada Pengadilan Negeri yang kemudian diputus tampak kian hari kian bertambah. Ada yang

merupakan suatu bagian di tuntutan gugatan perdata, ada yang merupakan permohonan khusus

pengesahan pengangkatan anak.

Yang terakhir ini menunjukkan adanya perubahan/pergeseran/variasivariasi pada motif dasarnya.

Keadaan tersebut merupakan gambaran, bahwa kebutuhan akan pengangkatan anak dalam

masyarakat makin bertambaah dan dirasakan bahwa untuk memperoleh jaminan kepastian hukum untuk

itu hanya didapat setelah memperoleh suatu keputusan Pengadilan.

kembali

Ke daftar isi

Page 406: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

387

Redesign Drs. SAHERUDIN

I. 1. Kalau dahulu hanya dikenal pengangkatan-pengangkatan anak di lingkungan masyarakat adat

(penduduk asli) baik dengan dasar untuk memperoleh keturunan pat-leer laki-laki atau tidak.

2. Setelah keluar Peraturan Pemerintah yang memungkinkan pengangkatan anak oleh seorang

Pegawai Negeri, maka bertambah banyak para Pegawai Negeri mengajukan permohonan

pengesahan pengangkatan anak yang sifat administratif yang kebanyak terdorong oleh keinginan

agar memperoleh tunjangan dari Pemerintah.

Di kota-kota besar banyak terjadi perkara-perkara pengangkatanpengangkatan anak baik

yang terang orang tua kandungnya maupun tidak, dilakukan dengan perantaraan

Yayasan-yayasan Sosial Pemerintah maupun Swasta.

3. Semula di lingkungan golongan penduduk Tionghoa (Sth. 1917 No. 129) hanya dikenal adoptie

terhadap anak-anak laki-laki de-ngan motif untuk memperoleh keturunan laki-laki, tetapi

yurisprudensi tetap menganggap sah pula pengangkatan anak perempuan, maka

kemungkinan bertambambahnya permohonan semacam itu semakin besar.

4. Untuk beberapa tahun setelah keluarnya Undang-Undang tentang Kewarganegaraan RI

(Undang-Undang No. 62 Tahun 1958) jarang kesempatan yang terbuka digunakan orang untuk

pengangkatan lewat ketentuan pasal 2 Undang-undang tersebut yang antara lain menyatakan, bahwa

anak asing yang belum 5 tahun yang diangkat oleh seorang warga negara RI, memperoleh

kewarganegaraan RI, apabila itu dinyatakan sah oleh Pengadilan Negeri, (pengangkatan anak

orang asing oleh seorang WNI). Tetapi setelah makin diperketat persyaratan untuk WNA China

untuk memperoleh kewarganegaraan RI tampak makin banyak masuk permohonan-permohonan

pengangkatan anak-anak Tionghoa oleh WNI Asli, yang jelas Iebih terdorong oleh keinginan

untuk memperoleh kewarganegaraan RI dengan jalan yang lehih mudah daripada keinginan yang

luhur yang pada umumnya mendasari usaha pengangkatan anak tersebut.

Dengan makin bertambahnya kesempatan bergaul bangsa kita dengan orang-orang Asing (Barat)

ini makin banyak terjadi pengangkatanpengangkatan anak Indonesia oleh orang-orang

Asing yang menimbulkan permasalahan pengangkatan anak antara negara ("interstate") atau

"inter -Country" dan yang kesemuanya dimintakan pengesahannya kepada Pengadilan Negeri.

II. Sebagaimana kita ketahui peraturan perundang-undangan yang ada dibidang itu ternyata tidak

cukup mencakupi macam-macam bentuk Pengangkatan anak tersebut. Alga merupakan kenyataan,

bahwa cara pemeriksaan maupun bentuk serta isi pertimbangan dalam putusanputusan

Pengadilan Negeri di bidang ini menunjuldcan adanya kekurangan-kekurangan dan

kesalahan-kesalahan yang kurang mengutungkan. Padahal sangat diharapkan dari putusan-

putusan Pengadilan tersebut disam-ping agar dapat diperoleh pedoman-pedoman, petunjuk-petunjuk,

arah serta kepastian pada perkembangan lembaga pengangkatan anak ini, juga diharapkan agar dalam

hal pengangkatanpengangkatan anak WNI oleh orang Asing, putusan-putusan Pengadilan semacam itu

merupakan faktor yang determinant (menentukan).

276

Khususnya, dalam pengangkatan anak yang bersifat "inter-Country" tersebut maka sesuai dengan

"European Convention on the adoption of Children", yang antara lain menyatakan, bahwa

pengangkatan anak hanya sah sifatnya, apabila diberikan syarat essentieel bagi sahnya

Pengangkatan anak.

Dalam banyak kasus yang dijumpai Mahkamah Agung yang telah diputus oleh beberapa

Pengadilan Negeri, terutama di kota-kota basal. ternyata :

* Pemeriksaan dimuka sidang dilakukan terlalu summier, seolaholah hanya merupakan suatu

proforma saja, tanpa nampak adanya usaha untuk memperoleh gambaran kebenaran dari motif yang

menjadi latarbelakangnya. Kadang-kadang hanya didengar dua pihak, yaitu orang tua kandung si anak

dan calon orang tua angkatnya disertai sebuah akte notaris.

* Tidak jarang jalan pikiran dalam pertimbangan hukumnya nampak kurang mendalam, antara lain :

Ke daftar isi

Page 407: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

388

Redesign Drs. SAHERUDIN

- tidak jelas norma hukum apa yang diterapkan;

- tidak menonjolkan, bahwa kepentingan si calon anak angkat tersebut yang hams diutamakan

diatas kepentingan-kepentingan pihak orang tua, dengan menekankan segi-segi

kesungguhan, kerelaan, ketulusan dan kcsediaan menanggung segala konsekuensi-

konsekuensi bagi semua pihak yang akan dihadapi setelah pengangkatan anak itu terjadi;

- kebanyakan tidak diperhatikan bahwa dalam beberapa macam pengangkatan anak

(anak WNA diangkat oleh WNI atau sebaliknya) tidak kecil anti kepentingannya bagi negara

kita sendiri yakni :

- kemungkinan berobahnya status Kewarganegaraan anak yang diangkat yang

bersangkutan serta kemungkinan penyelundupan secara legal terhadap ketentuan pasal 2

dari undang-undang tentang Warga Negara Indonesia No. 62 Tahun 1958 atau

pelepasan tanpa seleksi anak-anak WNI menjadi WNA.

- sering tidak dipahami, bahwa perbuatan mengangkat anak bukanlah suatu perbuatan

hukurn yang bisa terjadi pada suatu saat seperti halnya dengan penyerahan suatu barang,

melainkan merupakan suatu rangkaian kejadian hubungan kekeluargaan yang

menunjukkan adanya kesungguhan, cinta kasih, kerelaan dan kesadaran yang penull

akan segala akibat selanjutnya dari pengangkatan tersebut bagi semua pihak, yang

sudah berlangsunglberjalan untuk beberapa lama. Karena itu seharusnya putusan

Pengadilan dalam hal ini disamping benar-benar merupakan suatu kon-statering

dad rangkaian keadaan hubungan kekeluargaan yang sebenarnya, merupakan hal

yang menentukan sahnya perbuatan pengangkatan anak tersebut.

III. Berhubungn dengan hal-hal tersebut di atas, maka untuk selanjutnya dalam rnenerima

kenudian memeriksa dan memutus permohonan-permohonan pengesahan pengangkatan anak,

Saudara-saudara diminta memperhatikan hal-hal yang diuraikan di bawah ini.

Pada garis besarnya permohonan-permohonan pengesahan pengangkatan anak yang tidak dimasukkan

dalam gugatan perdata dapat dibedakan antara

- Permohonan Pengesahan Pengangkatan anak WNI atau anak WNA oleh seorang WNI, dan

- Permohonan Pengesahan Pengangkatan anak WNI oleh seorang WNA. Dalam hal

menerima, kemudian memeriksa dan memutus Permohonan-permohonan Pengesahan

Pengangkatan anak tersebut hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

A.1. Surat Permohonan (sifatnya voluntair) :

1.2. Seperti permohonan-permohonan yang lain, permohonan seperti ini dapat dilakukan

secara lisan atau tertulis.

1.3. Dapat diajukan dan ditanda tangani oleh pemohon sendiri atau kuasanya.

1.4. Dibubuhi rneterai yang cukup.

1.5. Dialamatkan kepada Ketua Pengadilan Negeri, yang daerah hukumnya

meliputi tempat tunggal anak yang hendak diangkat.

2. Isi surat Permohonan.

2.1. Dalam bagian dasar hukum dari permohonan tersebut hendaknya jelas diuraikan

dasar-dasar yang mendorong (mot i f) d ia jukannya permo honan

pengesahan pengangkatan anak tersebut.

2.2. Agar di situ juga nampak bahwa permohonan pengesahan pengangkatan anak itu

dilakukan juga untuk kepentingan ca lon anak angkat yang bersangkutan.

Di si tu digambarkan kemungkinan kehidupan hari depan si anak setelah

Pengangkatan tersebut terjadi.

2.3. Isi petitum hendaknya bersifat tunggal yakni tidak dibarengi (in samenloop

met) petitum yang lain.

Umpama : cukup dengan "Agar si A anak dari B ditetapkan sebagai anak

Ke daftar isi

Page 408: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

389

Redesign Drs. SAHERUDIN

angkat dari C" atau "Agar pengangkatan anak yang telah dilakukan oleh

pemohon (C) terhadap B yang bernama A dinyatakan sah".

Tanpa ditambah/dibubuhi tuntutan lain, seperti

"agar ditetapkan anak bernama A tersebut ditetapkan sebagai ahli-waris

dr.....C".

atau

" a g a r an ak be r na ma A d i t e t ap ka n tersebut berwarganegara RI

mengikuti status kewarganegaraan ayah angkatnya bernama C tersebut".

B. Pemeriksaan di muka sidang hendaknya :

1. didengar langsung :

a. calon orang tua angkat (suami-isteri) :

Sedapat mungkin juga anggota keluarga yang terdekat lainnya (anak-anak calon

orang tua angkat yang telah besar) dan hanya bila dianggap perlu mereka-

mereka yang dipandang menurut hubungan kekeluargaan dengan calon orang ttta

angkat atau yang karena status sosialnya dikentudian hari mungkin

mempunyai pengamh terhadap kehidupan anak untuk selanjutnya;

Umparnanya : Ketua Adat setempat RT, Lurah;

b. orang tua asal/kandung (suami-isteri) atau Badan/ Yayasan Sosial dari mana

calon anak tersebut diambil atau bila perlu Badan-badan Sosial yang bergerak di

bidang itu ;

c. calon anak angkat yang menurut umurnya sudah bisa diajak omong-omong;

d. kalau perlu saksi-saksi ahli yang bergerak di bidang sosial;

e. pihak Imigrasi dan bila dianggap perlu pihak Kepolisian atau Kodim setempat

dalam hal calon anak angkat tersebut adalah seorang anak WNA yang diangkat

oleh seorang WNI atau anak WNA yang diangkat oleh seorang WNA.

2. Diperiksa dan diteliti alat-alat bukti lain yang dapat menjadi dasar permohonan

ataupun pertimbangan putusan Pengadilan yang akan datang antara lain yang

berupa :

1. Akte-akte.

2. Surat-surat di bawah tangan (korespondensi-korespondensi).

3. Surat-surat Keterangan-keterangan atau pernyataan.

3. Khusus dalam hal pengangkatan anak-anak WNI oleh seorang WNA hendaknya

diminta diajukan kernudian diperiksa dan diteliti :

a. Surat Nikah Calon orang tua angkat.

b. Surat Lahir mereka.

e. Surat Keterangan Kesehatan.

d. Surat Keterangan Pekerjaan dan penghasilan talon orang tua angkat (suami-isteri).

e. Persetujuan atau izin untuk mengangkat anak/bayi Indonesia dari instansi yang

berwenang dari Negara asal orang tua angkat.

f. Surat Penelitian/keterangan dari Instansi/Lembaga Sosial yang berwenang dari Negara

asal talon orang tua angkat.

Catatan : Surat-surat a s/d f tersebut hendaknya telah didaftar dan dilegalisir oleh

KBRI di Negara as& talon orang tua angkat tersebut.

Pemeriksaan di muka sidang itu sendiri hendaknya mengarah :

a. Untuk inemperoleh gambaran yang sebenrnya latar belakang/motif dari pihak-

Ke daftar isi

Page 409: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

390

Redesign Drs. SAHERUDIN

pihak yang akan melepaskan (termasuk Badan-badan/Yayasan-yayasan Sosial

dari mana anak tersebut berasal) ataupun pihak yang akan menerima anak yang

bersangkutan sebagai anak angkat.

b. Untuk mengetahui seberapa jauh dan seberapa dalam kesungguhan, ketulusan,

kerelaan dan kesadaran kedua pihak tersebut akan akibat-akibat dari perbuatan

hukum melepas dan mengangkat anak tersebut. See ing diperlukan bahwa

Hakim menjelaskan hal-hal tersebut kepada kedua belah pihak.

c. Untuk mengetahui keadaan ekonomi, keadaan rumah tangga (kerukunan,

keserasian kehidupan keluarga) serta cara-cara pendidikan yang dianut dari kedua

pihak °rang tun tersebut.

d. Untuk bisa menilai bagaimana tanggapan anggota keluarga yang terdekat

(anak-anak yang telah besar) dari kedua pihak orang tua tersebut. Dalam

pengangkatan anak WNA oleh keluarga WNI agar diperoleh tanggapan dari pihak

Imigrasi kalau perlu juga tanggapan dari pihak Kepolisian atau Kodim setempat.

Catatan : Hal ini diperlukan agar penyelundupan secara legal terhadap

ketentuan Pasal 2 Undang-undang Kewarganegaraan dapat

dihindarkan.

Di sini tampak adanya faktor-faktor hukum public dan mungkin faktor-

faktor keamanan.

Terutama dalam hal pengangkatan seorang anak WNI oleh orang

Asing diperlukan adanya jaminan dan kepastian yang meyakinkan

bahwa hari kernudian dari anak yang akan diangkat tersebut akan

lebih cerah daripada keadaan sekarang. Jangan dilupakan agar

diteliti perbedaan umur antara calon orang tua angkat dengan calon

anak angkat.

e. Mendapat kesan setelah melihat sendiri keadaan calon anak angkat tersebut.

4. Putusan terhadap permohonan tersebut hendaknya :

4.1. Berupa : Penetapan : dalam hal pengangkatan anak tersebut terjadi antara WNI.

Keputusan dalam hal anak yang diangkat oleh WNI berstatus WNA atau dalam

hal anak yang diangkat tersebut berstatus WNI diangkat anak oleh seorang

WNA.

4.2. Sistimatik bentuk putusan aagar serupa dengan putusan dalam perkara gugatan

perdata dengan dibagi dua

- Tentang jalannya kejadian.

- Tentang pertimbangan hukum.

4.3. Isi putusan :

A. Dalam bagian "Tentang jalannya kejadian" agar secara lengkap dimuat pokok-

pokok yang terjadi selama pemeriksaan di muka sidang.

B. Dalam bagian "Tentang pertimbangan hukum" hendaknya

dipertimbangkan/diadakan penilaian tentang :

a. motif yang mendasari/mendorong/yang menjadi latar belakang mengapa di

satu pihak ingin melepaskan anak lain, di lain pihak mengapa ini ingin

mengadakan pengangkatan;

b. keadaan kehidupan ekonomi, kehidupan rumah tangga (apakah rumah t a ng ga

yan g bersangkutan dalam keadaan haunonis). cara-cara pendidikan yang

dilakukan oieh kedua pihak orang tua yang bersangkutan;

c. kesungguhan, ketulusan, kerelaan pihak yang melepaskan serta

kesadarannya akan akibat-akibatnya setelah pengangkatan itu terjadi;

Ke daftar isi

Page 410: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

391

Redesign Drs. SAHERUDIN

d. kesungguhan, ketulusan serta kerelaan pihak yang mengangkat maupun

kesadarannya akan akibat-akibat yang akan rnenjadi bebannya setelah

pengangkatan itu terjadi;

e. kesan-kesan yang diperoleh Pengadilan tentang kemungkinan had depan sang

talon anak angkat yang bersangkutan. Terutama bilamana anak WNI

diangkat oleh seorang WNA hendaknya dipahami anak tersebut akan

lepas dar i jangkauan Pemerintah Republik Indonesia.

C. Dalam pertimbangan hukum hendaknya jangan dilupakan hukum apa yang

diterapkan.

Pada umumnya dalam hal ini diterapkan hukum dari pihak yang mengangkat,

kadang-kadang diperlukan perhatian juga terhadap adanya segi-segi dari

hukum antar golongan yang disebabkan oleh perbedaan suku ataupun

golongan, mungkin peleburan.

5. Dictum Putusan :

a. Dalam hal pengangkatan anak tersebut dilakukan antara WNI hendaknya berbunyi:

Menetapkan :

1. Menyatakan sah pengangkatan anak yang dilakukan oleh pemohon bernama

................................... alamat.............................................................................

............................. terhadap anak laki-laki/perempuan bemama.........

.................... umur ...................................

2. Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan

sebesar Rp. ........................................

b. Dalam hal anak yang bersangkutan diangkat adaIah seorang WNA dan

diangkat oleh keluarga WNI hendaknya dictum berbunyi :

Memutuskan

1. Menetapkan anak laki-laki/perempuan bernama........................................

lahir tanggal ............................. di .............................................sebagai anak

angkat dari suami isteri ......................... alamat..............................

2. Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan sebesar

Rp.......................

c. Dalam hal keluarga WNA mengangkat seorang anak WNI hendaknya dictum

tersebut berbunyi :

Memutuskan

1. Menetapkan anak laki-laki/perempuan bernama ...............................

lahir tanggal....................................... d i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

sebagai anak angkat dar i suami i s ter i . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat.......................................................................Warga Negara.....................................

2. Menghukum pemohon untuk membayar biaya perkara yang ditetapkan

sebesar Rp ..............................................

Ke daftar isi

Page 411: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

392

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 39 UU No. 23 Tahun 2002

(1) Pengangkatan anak hanya dapat dilakukan untuk kepentingan yang terbaik bagi

anak dan dilakukan berdasarkan adat kebiasaan setempat dan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak memutuskan

hubungan darah antara anak yang diangkat dan orang tua kandungnya.

(3) Calon orang tua angkat harus seagama dengan agama yang dianut oleh calon anak

angkat.

(4) Pengangkatan anak oleh warga negara asing hanya dapat dilakukan sebagai upaya

terakhir.

(5) Dalam hal asal usul anak tidak diketahui, maka agama anak disesuaikan dengan

agama mayoritas penduduk setempat.

Pasal 5 ayat (2) UU No. 12 Tahun 2006

(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara

sah sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap

diakui sebagai Warga Negara Indonesia.

Pasal 174 KHI

(1) Kelompok-kelompok ahli waris terdiri dari :

a. Menurut hubungan darah :

- Golongan laki-laki terdiri dar i : ayah, anak laki-laki, saudara laki-laki,

paman dan kakek.

- Golongan perempuan terdiri dari : ibu, anak per empuan, saudara

perempuan dari nenek.

b. hubungan perkawinan terdiri dari : duda atau janda.

(2) Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanya :

anak, ayah, ibu, janda atau duda.

Pasal 185 KHI

(1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari pada si pewaris maka

kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut

dalam Pasal 173.

(2) Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang

sederajat dengan yang diganti.

Pasal 189 KHI

(1) Bila warisan yang akan dibagi berupa lahan pertanian yang luasnya kurang

dari 2 hektar, supaya dipertahankan kesatuannya sebagaimana semula, dan

dimanfaatkan untuk kepentingan bersama para ahli waris yang bersangkutan.

(2) Bila ketent uan tersebut pada ayat (1) pasal ini tidak dimungkin kan karena

di antara para ahli waris yang bersangkutan ada yang memerlukan uang, maka

lahan tersebut dapat dimiliki oleh seorang atau lebih ahli waris yang dengan

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 412: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

393

Redesign Drs. SAHERUDIN

cara membayar harganya kepada ahli waris yang berhak sesuai dengan

bagiannya masing-masing.

Pasal 209 KHI

(1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan

Pasal193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak

menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta

wasiat anak angkatnya.

(2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah

sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya.

Pasal 210 KHI

(1) Orang yang telah berumur sekurang-kurangnya 21 tahun berakal sehat tanpa

adanya paksaan dapat menghibahkan sebanyak-banyaknya 1/3 harta

bendanya kepada orang lain atau lembaga di hadapan dua orang saksi untuk

dimiliki.

(2) Harta benda yang dihibahkan harus merupakan hak dari penghibah.

Pasal 177 KHI

Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, bila ada

anak, ayah mendapat seperenam bagian.

SURAT EDARAN

NOMOR 2 TAHUN 1994

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Berhubung dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai maksud Pasal 177 Kompilasi

Hukum Islam, yang di kemukakan dalam penataran-penataran, seminar, diskusi-

diskusi bahsul masail-bahsul masail dan penyuluhan-penyuluhan hukum, maka

Mahkamah Agung memberikan penjelasan bahwa maksud Pasal 117 tersebut,

ialah Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak,

tetapi meninggalkan suami dan ibu, bila ada anak, ayah mendapat seperenam

bagian.

Demikian untuk mendapat perhat ian Saudara dan hendaknya isi Edaran ini disampai

kan kepada para Hakim di bawah pimpinan Saudara serta disebarluaskan kepada

masyarakat.

Pasal 181 KHI

Bila seorang meninggal tanpa meninggalkan anak dan ayah, maka saudara laki-

laki dan saudara perempuan seibu masing-masing mendapat seperenam bagian.

Bila mereka itu dua orang atau lebih maka mereka bersama-sama mendapat

sepertiga bagian.

kembali

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 413: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

394

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 182 KHI

Bila seorang meninggal tanpa meninggalkan anak dan ayah, sedang ia

mempunyai satu saudara perempuan kandung atau seayah, maka ia mendapat

separoh bagian. Bila saudara perempuan tersebut bersama-sama dengan saudara

perempuan kandung atau seayah dua orang atau lebih, maka mereka bersama-sama

mendapat dua perti ga bagian. Bila saudara perempuan tersebut bersama-sama

dengan saudara laki-laki kandung atau seayah, maka bagian saudara laki-laki dua

berbanding satu dengan saudara perempuan.

Pasal 229 KHI

Hakim dalam menyelesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya, wajib

memperhatikan dengan sungguh-sungguh nilai-nilai hukum yang hidup dalam

masyarakat, sehingga putusannya sesuai dengan rasa keadilan.

Pasal 16 UU No. 41 tahun 2004

(1) Harta benda wakaf terdiri dari :

a. benda tidak bergerak; dan

b. benda bergerak.

(2) Benda tidak bergerak sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf a meliputi :

a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;

b. bangunan atau bagi an bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana

dimaksud pada huruf a;

c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;

d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

(3) Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta

benda yang tidak bisa habis karena di konsumsi, meliputi :

a. uang;

b. logam mulia;

c. surat berharga;

d. kendaraan;

e. hak atas kekayaan intelektual;

f. hak sewa; dan

g. benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 28 UU. No. 41 Tahun 2004

Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga

keuangan syariah yang ditunjuk oleh Menteri.

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

kembali

Page 414: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

395

Redesign Drs. SAHERUDIN

PERMA Nomor : 03 Tahun 2012

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Biaya Proses Penyelesaian Perkara selanjutnya disebut biaya proses adalah biaya

yang dipergunakan untuk proses penyelesaian perkara perdata, perkara tata usaha

negara dan hak uji materil pada Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang

berada di bawahnya yang dibebankan kepada pihak atau para pihak yang

berperkara ;

2. Pengadilan Tingkat Pertama adalah Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tata Usaha Negara ;

3. Pengadilan Tingkat Banding adalah Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi Agama

dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara ;

4. Mahkamah Agung adalah Mahkamah Agung Republik Indonesia

5. Pengelola Biaya Proses adalah Panitera pada Mahkamah Agung dan Panitera/

Sekretaris pada Badan Peradilan yang berada di bawahnya ;

6. Pembuat Komitmen Biaya Proses pada Mahkamah Agung adalah petugas yang

ditunjuk oleh Panitera dan untuk Badan Peradilan dibawahnya ditunjuk oleh Ketua

Pengadilan untuk melaksanakan pengelolaan biaya proses ;

7. Bendahara Biaya Proses adalah petugas yang ditunjuk oleb Pengelola Biaya Proses

untuk melaksanakan penatausahaan biaya proses.

Pasal 2

(1) Besarnya biaya proses pada Mahkamah Agung ditetapkan sebagai berikut:

a. Kasasi perkara Perdata, Perdata Agama dan Tata Usaha Negara sebesar Rp.

500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

b. Peninjauan Kembali perkara Perdata, Perdata Agama dan Tata Usaha Negara

sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

c. Kasasi perkara perdata niaga sebesar Rp. 5.000.000.00 (lima juta rupiah);

d. Peninjauan Kembali perkara perdata niaga sebesar Rp. 10.000.000.00 (sepuluh

juta rupiah);

e. Kasasi perkara Perselisihan Hubungan Industrial yang nilai gugatan Rp.

150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) ke atas sebesar Rp. 500.000,00

(lima ratus ribu rupiah);

f. Peninjauan Kembali perkara Perselisihan Hubungan Industrial yang nilai

gugatannya Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) ke atas

sebesar Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);

g. Permohonan pengujian peraturan perundang-undangan dibawah undang-

undang (keberatan Hak Uji Materiil) sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

(2)Besarnya biaya proses pada Pengadilan Tingkat Banding sebesar Rp. 150.000,00

(seratus lima puluh ribu rupiah), kecuali Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah);

(3)Besaran panjar biaya proses pada Pengadilan Tingkat Pertama diatur dan

ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(4)Biaya untuk penyelesaian perkara dengan acara prodeo pada tingkat pertama,

banding dan kasasi serta perkara Perselisihan Hubungan Industrial yang nilai

gugatannya dibawah Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah)

kembali

back

back

back

Ke daftar isi

Page 415: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

396

Redesign Drs. SAHERUDIN

dibebankan kepada Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku ;

(5) Besaran biaya proses sebagairnana tersebut dalam ayat (1) dan (2) dapat dilakukan

penyesuaian dengan Surat Keputusan Ketua Mahkarnah Agung ;

Pasal 3

(1)Biaya Proses sebagaimana tersebut pada Pasal 2 dipertanggungjawabkan kepada

pihak-pihak yang berperkara dengan ditetapkannya besaran biaya proses pada

putusan ;

(2)Seluruh biaya proses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola secara efektif,

efisien, transparan dan dicatat dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Mahkamah

Agung RI

Pasal 4

(1)Pengelola biaya proses sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 5 bertugas

untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

a. Menunjuk dan mengangkat petugas pembuat komitmen, bendahara dan staf

pelaksana biaya proses;

b. Merencanakan penerimaan dan pengeluaran biaya proses ;

c. Melakukan penerimaan dan pembayaran biaya proses ;

d. Menyelenggarakan pembukuan biaya proses ;

e. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan biaya proses ;

(2)Petugas pembuat komitmen biaya proses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1

angka 6 bertugas membantu pengelola biaya proses untuk melaksanakan tugas

sebagairnana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, d dan e;

(3)Bendahara biaya proses sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 7 bertugas

membantu mengelola biaya proses untuk melaksanakan hal-hal sebagaimana

berikut :

a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan biaya proses;

b. Membukukan seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran biayaproses;

c. Menerima dan menyetor Penerimaan Negara Bukan Pajak kepada bendahara

penerima Penerimaan Negara Bukan Pajak;

Pasal 5

(1) Biaya proses sebagaimana tersebut pada Pasal 2 ayat (1) dan (2) digunakan untuk

membiayai kegiatan yang berkaitan dengan proses penyelesaian perkara dan

pendukung lainnya, antara lain :

a. Materai;

b. Biaya redaksi;

c. Leges;

d. Alat Tulis Kantor (ATK);

e. Penggandaan/ foto copy berkas perkara dan surat-surat yang berkaitan dengan

berkas perkara;

f. Konsumsi persidangan;

g. Penggandaan salinan putusan;

h. Pengiriman pemberitahuan nomor register ke Pengadilan Pengaju dan para

pihak, salinan putusan, berkas perkara dan surat-surat lain yang dipandang perlu;

i. Pemberkasan dan penjilidan berkas perkara yang telah diminutasi;

j. Percepatan penyelesaiaan perkara;

Ke daftar isi

Page 416: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

397

Redesign Drs. SAHERUDIN

k. Insentif Tim Pengelola Biaya Proses;

l. Pengadaan perlengkapan kerja Kepaniteraan yang habis pakai;

m. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan penyelesaian perkara perdata.

(2)Penggunaan dan pengelolaan panjar biaya proses pada Pengadilan Tingkat

Pertama sebagaimana dimaksud daam Pasal 2 ayat (3) diatur dan ditetapkan oleh

Ketua Pengadilan Tingkat Pertama, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

(3)Kegiatan sebagaimana dimaksud ayal (1) dan dituangkan dalam bentuk Rencana

Kegiatan Biaya Proses (RKBP) yang dibuat oleh Panitera/Sekretaris pada

Pengadilan Tingkat Banding dan Panitera pada Mahkamah Agung;

(4)Insentif Tim Pengelola Biaya Proses ditetapkan oleh Panitera/Sekretaris pada

Pengadilan Tingkat Banding dan Panitera pada Mahkamah Agun g

Pasal 6

Untuk melaksanakan kegiatan dan pengelolaan biaya proses, maka pada:

(1) Pengadilan Tingkat Banding membentuk Tim Pengelolaan Biaya Proses yang

terdiri dari :

a. 1 (satu) orang Pengelola Biaya Proses;

b. 1 (satu) orang Petugas Pembuat Komitmen Biaya Proses;

c. 1 (satu) orang Bendahara Biaya Proses;

d. 1 (satu) orang Staf Pelaksana;

(2) Mahkamah Agung RI membentuk Tim Pengelola Biaya Proses yang terdiri dari :

a. 1 (satu) orang Pengelola Biaya Proses

b. 1 (satu) orang atau lebih Petugas Pembuat Komitmen Biaya Proses ;

c. 1 (satu) orang Bendahara biaya proses ;

d. Staf Pelaksana sebanyak-banyaknya 12 (dua belas) orang ;

Pasal 7

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan ini untuk Pengadilan Tingkat Banding dan

Mahkamah Agung akan diatur lebih lanjut oleh Panitera Mahkamah Agung RI;

Pasal 8

Dengan diberlakukannya Peraturan Mahkamah Agung ini maka seluruh Keputusan

Ketua Mahkamah Agung yang berhubungan dengan penetapan biaya proses/biaya

perkara pada Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Pasal 18 UU No. 48 Tahun 2009

Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan

yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan

agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh

sebuah Mahkamah Konstitusi.

Pasal 21 BW

Seorang perempuan yang telah kawin dan tidak pisah meja dan ranjang, tidak

mempunyai tempat tinggal lain daripada tempat tinggal suaminya; anak-anak di bawah

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 417: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

398

Redesign Drs. SAHERUDIN

umur mengikuti tempat tinggal salah satu dan kedua orang tua mereka yang melakukan

kekuasaan orang tua atas mereka, atau tempat tinggal wali mereka; orang-orang

dewasa yang berada di bawah pengampuan mengikuti tempat tinggal pengampuan

mereka.

Pasal 1868 BW

Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-

undang oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu

dibuat.

Pasal 1915 BW

Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh Hakim ditarik dari

suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak diketahui

umum.

Ada dua persangkaan, yaitu persangkaan yang berdasarkan undang-undang dan

persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang.

Pasal 1916 BW

Persangkaan yang berdasarkan undang-undang ialah persangkaan yang dihubungkan

dengan perbuatan tertentu atau peristiwa tertentu berdasarkan ketentuan undang-

undang.

Persangkaan semacam itu antara lain adalah;

1. perbuatan yang dinyatakan batal oleh undang-undang, karena perbuatan itu semata-

mata berdasarkan dari sifat dan wujudnya, dianggap telah dilakukan untuk

menghindari suatu ketentuan undang-undang;

2. pernyataan undang-undang yang menyimpulkan adanya hak milik atau pembebasan

utang dari keadaan tertentu;

3. kekuatan yang diberikan oleh undang-undang kepada suatu putusan Hakim yang

memperoleh kekuatan hukum yang pasti;

4. kekuatan yang diberikan oleh undang-undang kepada pengakuan atau kepada

sumpah salah satu pihak.

Pasal 1923 BW

Pengakuan yang dikemukakan terhadap suatu pihak, ada yang diberikan dalam sidang

Pengadilan dan ada yang diberikan di luar sidang Pengadilan.

Pasal 1924

Suatu pengakuan tidak boleh dipisah-pisahkan sehingga merugikan orang yang

memberikannya.

Akan tetapi Hakim berwenang untuk memisah-misahkan pengakuan itu, bila pengakuan

itu diberikan oleh debitur dengan mengemukakan peristiwa-peristiwa yang ternyata

palsu untuk membebaskan dirinya.

Pasal 1925

Pengakuan yang diberikan di hadapan Hakim, merupakan suatu bukti yang sempurna

terhadap orang yang telah memberikannya, baik sendiri maupun dengan perantaraan

seseorang yang diberi kuasa khusus untuk itu.

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 418: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

399

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 1926

Suatu pengakuan yang diberikan dihadapan Hakim tidak dapat dicabut kecuali bila

dibuktikan bahwa pengakuan itu diberikan akibat suatu kekeliruan mengenai peristiwa-

peristiwa yang terjadi.

Dengan alasan terselubung yang didasarkan atas kekeliruan-kekeliruan dalam

menerapkan hukum, pengakuan tidak dapat dicabut.

Pasal 1927

Suatu pengakuan lisan yang diberikan di luar sidang pengadilan tidak dapat digunakan

untuk pembuktian, kecuali dalam hal pembuktian dengan saksi-saksi diizinkan.

Pasal 1928

Dalam hal yang disebut pada penutup pasal yang lalu, Hakimlah yang menentukan

kekuatan mana yang akan diberikan kepada suatu pengakuan lisan yang dikemukakan

di luar sidang pengadilan.

Pasal 1929 BW

Ada dua macam sumpah dihadapan Hakim:

1. sumpah yang diperintahkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain untuk

pemutusan suatu perkara; sumpah itu disebut sumpah pemutus;

2. sumpah yang diperintahkan oleh Hakim karena jabatan kepada salah satu pihak.

Pasal 1930

Sumpah pemutus dapat diperintahkan dalam persengketaan apa pun juga, kecuali

dalam hal kedua belah pihak tidak mengadakan suatu perdamaian atau dalam hal

pengakuan mereka tidak boleh diperhatikan.

Sumpah pemutus dapat diperintahkan pada setiap tingkatan perkara, bahkan dalam hal

tidak ada upaya pembuktian apa pun untuk membuktikan tuntutan atau tangkisan yang

memerlukan pengambilan sumpah itu.

Pasal 1931

Sumpah itu hanya dapat diperintahkan untuk suatu perbuatan yang telah dilakukan

sendiri oleh orang yang menggantungkan perkara pada sumpah itu.

Pasal 1932

Barang siapa diperintahkan mengangkat sumpah tetapi enggan mengangkatnya dan

enggan mengembalikannya, dan barang siapa memerintahkan pengangkatan sumpah

dan enggan mengangkatnya setelah sumpah itu dikembalikan kepadanya, harus

dikalahkan dalam tuntutan atau tangkisannya.

Pasal 1933

bila perbuatan yang harus dikuatkan dengan sumpah itu bukan perbuatan kedua belah

pihak, melainkan hanya perbuatan pihak yang menggantungkan pemutusan perkara

pada sumpah itu, maka sumpah tidak dapat dikembalikan.

Pasal 1934

Tiada sumpah yang dapat diperintahkan, dikembalikan atau diterima, selain oleh pihak

yang berperkara sendiri atau oleh orang yang diberi kuasa khusus untuk itu.

Pasal 1935

Barang siapa telah memerintahkan atau mengembalikan sumpah, tidak dapat

mengembalikan perbuatannya itu, jika pihak lawan sudah mengatakannya bersedia

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 419: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

400

Redesign Drs. SAHERUDIN

mengangkatnya.

Pasal 1936

Bila sumpah pemutus telah diangkatnya, entah oleh pihak yang diperintahkan

mengangkat sumpah itu, atau oleh pihak yang kepadanya dikembalikan sumpah itu,

maka pihak lawan tidak boleh membuktikan kepalsuan sumpah itu.

Pasal 1937

Sumpah tidak memberikan bukti selain untuk keuntungan atau untuk kerugian orang

yang telah memerintahkan atau mengembalikannya, serta para ahli warisnya atau

orang-orang yang mendapat hak dari mereka.

Pasal 1938

Namun demikian, dalam suatu perikatan tanggung-menanggung, seorang debitur yang

diperintahkan bersumpah oleh salah seorang kreditur dan mengangkat sumpahnya,

hanya dibebaskan untuk jumlah yang tidak lebih daripada bagian kreditur tersebut.

Sumpah yang diangkat oleh debitur utama, membebaskan para penanggung utang.

Pasal 1939

Sumpah yang diangkat oleh salah seorang debitur utama menguntungkan orang-orang

yang turut berutang, sedangkan sumpah yang diangkat oleh penanggung utang

menguntungkan debitur utama, jika dalam kedua hal tersebut sumpah itu telah

diperintahkan atau dikembalikan, tetapi hanya mengenai utang itu sendiri, dan bukan

mengenai pokok perikatan tanggung-menanggung atau penanggungnya.

Pasal 1940

Hakim, karena jabatannya, dapat memerintahkan salah satu pihak yang berperkara

untuk mengangkat sumpah, supaya dengan sumpah itu dapat diputuskan perkara itu

atau dapat ditentukan jumlah uang yang dikabulkan.

Pasal 1941

Ia dapat berbuat demikian, hanya dalam dua hal:

1. jika tuntutan maupun tangkisan itu tidak terbukti dengan sempurna;

2. jika tuntutan maupun tangkisan itu tidak sama sekali tak dapat dibuktikan.

Pasal 1942

Sumpah untuk menetapkan harga barang yang dituntut tidak dapat diperintahkan oleh

Hakim kepada penggugat, kecuali bila harga itu tidak dapat ditentukan dengan cara

apapun juga selain dengan sumpah.

Bahkan dalam hal yang demikian Hakim harus menetapkan sampai sejauh mana

penggugat dapat dipercaya berdasarkan sumpahnya.

Pasal 1943

Sumpah yang diperintahkan Hakim kepada salah satu pihak yang berperkara, tak dapat

dikembalikan oleh pihak ini kepada pihak lawannya.

Pasal 1944

Sumpah harus diangkat dihadapan Hakim yang memeriksa perkaranya. Jika ada suatu

halangan yang sah yang menyebabkan hal ini tidak dapat dilaksanakan, maka majelis

Pengadilan dapat mengusahakan salah seorang Hakim anggotanya agar pergi ke

rumah atau tempat kediaman orang yang harus mengangkat sumpah untuk mengambil

sumpahnya.

Jika dalam hal demikian itu rumah atau tempat kediaman itu terlalu jauh atau terletak

diluar daerah hukum majelis Pengadilan itu, maka majelis ini dapat memerintahkan

kembali

Ke daftar isi

Page 420: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

401

Redesign Drs. SAHERUDIN

pengambilan sumpah kepada Hakim atau kepada pemerintah daerah yang di daerah

hukumnya terletak rumah atau tempat orang yang diwajibkan mengangkat sumpah.

Pasal 1945

Jika sumpah harus diangkat sendiri.

Jika ada alasan-alasan penting, Hakim boleh mengizinkan pihak yang berperkara untuk

mengangkat sumpahnya dengan perantara seseorang yang diberikan kuasa khusus

untuk itu dengan suatu akta otentik.

Dalam hal demikian, surat kuasa itu harus memuat sumpah yang harus diucapkan itu

secara lengkap dan tepat.

Tidak sumpah yang boleh diangkat tanpa kehadiran pihak lawan atau sebelum pihak

lawan ini dipanggil secara sah

Pasal 1178 BW

Segala perjanjian yang menentukan bahwa kreditur diberi kuasa untuk menjadikan

barang-barang yang dihipotekkan itu sebagai miliknya adalah batal. Namun kreditur

hipotek pertama, pada waktu penyerahan hipotek boleh mensyaratkan dengan tegas,

bahwa jika utang pokok tidak dilunasi sebagaimana mestinya, atau bila bunga yang

terutang tidak dibayar, maka ia akan diberi kuasa secara mutlak untuk menjual persil

yang terikat itu di muka umum, agar dari hasilnya dilunasi, baik jumlah uang pokoknya

maupun bunga dan biayanya. Perjanjian itu harus didaftarkan dalam daftar-daftar

umum, dan pelelangan tersebut harus diselenggarakan dengan cara yang

diperintahkan dalam Pasal 1211.

Pasal 1210 BW

Orang yang telah membeli barang yang berbeban, baik pada penjualan sebagai

pelaksanaan putusan Hakim atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan,

maupun pada penjualan sukarela untuk harga yang ditentukan dalam bentuk uang,

dapat menuntut agar persil yang dibelinya dibebaskan dari segala beban hipotek yang

melampaui harga pembeliannya, dengan menaati segala peraturan yang diberikan

dalam pasal-pasal berikut. Namun pemurnian itu tidak akan terjadi pada penjualan

sukarela, bila pihak-pihak yang berjanji pada waktu mengadakan hipotek telah

menyepakati hal itu dan persyaratan perjanjian itu telah didaftarkan dalam daftar umum.

Persyaratan perjanjian demikian hanya dapat dibuat oleh kreditur hipotek pertama.

Pasal 1211 BW

Dalam hal penjualan sukarela, tuntutan untuk pembebasan tidak dapat diajukan,

kecuali bila penjualan itu telah terjadi di depan umum menurut kebiasaan setempat, dan

dihadapan pegawai umum, selanjutnya, para kreditur yang terdaftar perlu diberitahukan

tentang hal itu, selambat-lambatnya tiga puluh hari sebelum barang yang bersangkutan

ditunjuk pembeli, dengan surat juru sita yang harus disampaikan di tempat-tempat

tinggal yang telah dipilih oleh para kreditur itu pada waktu pendaftaran.

Pasal 1878 BW

Perikatan utang sepihak di bawah tangan untuk membayar sejumlah uang tunai atau

memberikan barang yang dapat dinilai dengan suatu harga tertentu, harus ditulis

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 421: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

402

Redesign Drs. SAHERUDIN

seluruhnya dengan tangan si penanda tangan sendiri; setidak-tidaknya, selain tanda

tangan, haruslah ditulis dengan tangan si penanda tangan sendiri suatu tanda setuju

yang menyebut jumlah uang atau banyaknya barang yang terutang.

Jika hal ini tidak diindahkan, maka bila perikatan dipungkiri, akta yang ditandatangani

itu hanya dapat diterima sebagai suatu permulaan pembuktian dengan tulisan.

Ketentuan-ketentuan pasal ini tidak berlaku terhadap surat-surat andil dalam suatu

utang obligasi, terhadap perikatan-perikatan utang yang dibuat oleh debitur dalam

menjalankan perusahaannya, dan terhadap akta-akta di bawah tangan yang dibubuhi

keterangan sebagaimana termaksud dalam Pasal 1874 alinea kedua dan Pasal 1874 a.

Pasal 65 BW

Kejaksaan wajib mencegah perkawinan yang hendak dilangsungkan dalam hal-hal

yang tercantum dalam Pasal 27 sampai dengan 34.

Pasal 70 BW

Bila terjadi pencegahan perkawinan. Pegawai Catatan Sipil tidak diperkenankan untuk

melaksanakan perkawinan itu, kecuali setelah kepadanya disampaikan suatu putusan

pengadilan yang telah mendapat kekuatan hukum tetapi atau suatu akta otentik dengan

mana pencegahan itu ditiadakan pelanggaran atas ketentuan ini kena ancaman

hukuman penggantian biaya, kerugian dan bunga.

Bila perkawinan itu dilaksanakan sebelum pencegahan itu ditiadakan, maka perkara

mengenai pencegahan itu boleh dilanjutkan, dan perkawinan boleh dinyatakan batal

sekiranya gugatan penentang dikabulkan.

Pasal 1023 BW

Barangsiapa memperoleh hak atas suatu warisan dan sekiranya ingin menyelidiki

keadaan harta peninggalan itu, agar dapat mempertimbangkan yang terbaik bagi

kepentingan mereka, apakah menerima secara murni, ataukah menerima dengan hak

istimewa untuk merinci harta peninggalan itu, ataukah menolaknya, mempunyai hak

untuk berpikir, dan harus memberikan pernyataan mengenai hal itu pada kepaniteraan

Pengadilan Negeri yang dalam daerah hukumnya warisan itu terbuka; pernyataan itu

harus didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu.

Di tempat-tempat yang terpisah oleh laut dari hubungan langsung dengan tempat

kedudukan Pengadilan Negeri, pernyataan itu dapat diberikan kepada Kepala

Pemerintahan Daerah setempat, yang kemudian membuat catatan mengenai hal itu

dan mengirimkannya kepada Pengadilan Negeri yang selanjutnya memerintahkan

pembukuannya.

Pasal 1404 BW

Jika kreditur menolak pembayaran, maka debitur dapat melakukan penawaran

pembayaran tunai atas apa yang harus dibayarnya, dan jika kreditur juga menolaknya,,

maka debitur dapat menitipkan uang atau barangnya kepada Pengadilan. Penawaran

demikian, yang diikuti dengan penitipan, membebaskan debitur dan berlaku baginya

sebagai pembayaran, asal penawaran itu dilakukan menurut undang-undang,

sedangkan apa yang dititipkan secara demikian adalah atas tanggungan kreditur.

kembali

kembali

kembali

kembali

Ke daftar isi

Page 422: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

403

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 1405 BW

Agar penawaran yang demikian sah, perlu:

1. bahwa penawaran itu dilakukan kepada seorang kreditur atau kepada seorang yang

berkuasa menerimanya untuk dia;

2. bahwa penawaran itu dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk membayar;

3. bahwa penawaran itu mengenai seluruh uang pokok yang dapat dituntut dan bunga

yang dapat ditagih serta biaya yang telah ditetapkan, tanpa mengurangi penetapan

kemudian;

4. bahwa ketetapan waktu telah tiba jika itu dibuat untuk kepentingan kreditur;

5. bahwa syarat yang menjadi beban utang telah terpenuhi.

6. bahwa penawaran itu dilakukan di tempat yang menurut persetujuan pembayaran

harus dilakukan dan jika tiada suatu persetujuan khusus mengenai itu, kepada

kreditur pribadi atau di tempat tinggal yang sebenarnya atau tempat tinggal yang

telah dipilihnya;

7. bahwa penawaran itu dilakukan oleh seorang Notaris atau juru sita, masing-masing

disertai dua orang saksi.

Pasal 1406

Agar suatu penyimpanan sah, tidak perlu adanya kuasa dan Hakim cukuplah:

1. bahwa sebelum penyimpanan itu, kepada kreditur disampaikan suatu keterangan

yang memuat penunjukan hari, jam dan tempat penyimpanan barang yang

ditawarkan;

2. bahwa debitur telah melepaskan barang yang ditawarkan itu, dengan menitipkannya

pada kas penyimpanan atau penitipan di kepaniteraan pada Pengadilan yang akan

mengadilinya jika ada perselisihan beserta bunga sampai pada saat penitipan;

3. bahwa oleh Notaris atau jurusita, masing-masing disertai dua orang saksi, dibuat

berita acara yang menerangkan jenis mata uang yang disampaikan, penolakan

kreditur atau ketidaktenangannya untuk menerima uang itu dan akhirnya

pelaksanaan penyimpanan itu sendiri;

4. bahwa jika kreditur tidak datang untuk menerimanya, berita acara tentang penitipan

diberitahukan kepadanya, dengan peringatan untuk mengambil apa yang dititipkan

itu.

Pasal 1407

Biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan penawaran pembayaran tunai dan

penyimpanan harus dipikul oleh kreditur, jika hal itu dilakukan sesuai dengan undang-

undang.

Pasal 1408

Selama apa yang dititipkan itu tidak diambil oleh kreditur, debitur dapat mengambilnya

kembali, dalam hal itu orang-orang yang turut berutang dan para penanggung utang

tidak dibebaskan.

Pasal 1409

Bila debitur sendiri sudah memperoleh suatu putusan Hakim yang telah memperoleh

kekuatan hukum yang pasti, dan dengan putusan itu penawaran yang dilakukannya

telah dinyatakan sah, maka ia tidak dapat lagi mengambil kembali apa yang dititipkan

untuk kerugian orang-orang yang ikut berutang dan para penanggung utang, meskipun

dengan izin kreditur.

kembali

Ke daftar isi

Page 423: Redesign Drs. SAHERUDIN Ke daftar isi - pta-pontianak.go.id Keputusan/Buku_II_Edisi... · Pengunduran Diri Hakim w. ... Surat gugatan atau surat permohonan yang ditujukan ... hubungan

404

Redesign Drs. SAHERUDIN

Pasal 1410

Orang-orang yang ikut berutang dan para penanggung utang dibebaskan juga, jika

kreditur, semenjak hari pemberitahuan penyimpanan, telah melewatkan waktu satu

tahun, tanpa menyangkal sahnya penyimpanan itu.

Pasal 1411

Kreditur yang telah mengizinkan barang yang dititipkan itu diambil kembali oleh debitur

setelah penitipan itu, dikuatkan putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan

hukum yang pasti, tidak dapat lagi menggunakan hak-hak istimewanya atau hipotek

yang melekat pada piutang tersebut untuk menuntut pembayaran piutangnya.

Pasal 1412

Jika apa yang harus dibayar berupa suatu barang yang harus diserahkan di tempat

barang itu berada, maka debitur harus memperingatkan kreditur dengan perantaraan

pengadilan supaya mengambilnya, dengan suatu akta yang harus diberitahukan

kepada kreditur sendiri atau ke alamat tempat tinggalnya, atau ke alamat tempat tinggal

yang dipilih untuk pelaksanaan persetujuan. Jika peringatan itu telah dijalankan dan

kreditur tidak mengambil barangnya, maka debitur dapat diizinkan oleh Hakim untuk

menitipkan barang tersebut di suatu tempat lain.

Ke daftar isi