Redesign ARSITEKTUR TIK Kota Tangerang 1.2

download Redesign ARSITEKTUR TIK Kota Tangerang 1.2

of 31

Transcript of Redesign ARSITEKTUR TIK Kota Tangerang 1.2

TELAAH STAF USULAN REDESIGN ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA TANGERANG

DINAS INFORMASI DAN KOMUNIKASI PEMERINTAH KOTA TANGERANG 2010

DAFTAR ISIBAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3 I.1 I.2 I.3 I.4 Latar Belakang .......................................................................................................... 3 Tujuan dan Kegunaan ................................................................................................ 5 Dasar Hukum............................................................................................................. 5 Sistematika Pembahasan .......................................................................................... 6

BAB II KERANGKA PEMBUATAN ........................................................................................ 7 II.1 II.2 Konsep Dasar ............................................................................................................ 7 Metodologi ................................................................................................................. 8

BAB III RUANG LINGKUP REDESIGN ARSITEKTUR TIK ................................................. 10 III.1 Struktur Pembahasan .............................................................................................. 10

III.1.1 Arsitektur Jaringan Komputer .................................................................................. 10 III.2 III.3 Kebutuhan SDM Jaringan ........................................................................................ 12 Keadaan Komponen Arsitektur Jaringan TIK ........................................................... 13

III.3.1 Topologi Jaringan yang kelola oleh Dinas Informasi dan Komunikasi ...................... 13 III.3.2 Topologi Jaringan yang kelola oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ........... 15 III.3.3 Server ...................................................................................................................... 16 III.4 Kelemahan Kondisi Eksisting................................................................................... 16

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................................... 17 IV.1 Usulan Arsitektur TIK ............................................................................................... 17

IV.1.1 Usulan Arsitektur Jaringan ....................................................................................... 17 IV.1.2 Usulan Arsitektur Server .......................................................................................... 24 IV.2 IV.3 SDM di Bidang Jaringan .......................................................................................... 26 Rekomendasi........................................................................................................... 28

BAB V PENUTUP ............................................................................................................... 30

BAB I PENDAHULUANI.1 Latar BelakangAdanya kemajuan teknologi telekomunikasi, media, dan informatika serta meluasnya perkembangan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi disingkat TIK (Information and Communication Technology ICT) global telah mengubah pola dan cara melakukan kegiatan pada institusi masyarakat, industri, maupun pemerintah. Kemajuan TIK yang sangat pesat serta potensi pemanfaatannya yang sangat luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Penerapan TIK pada beberapa kegiatan/pekerjaan organisasi/instansi terutama pada instansi pemerintah dalam melaksanakan pelayanannya yang sering diistilahkan dengan e-government (electronic government) dapat mendukung penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, efektif dan efisien. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia, menjelaskan beberapa poin dibawah ini : 1. Penerapan jaringan informasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting untuk mencapai good governance dalam rangka meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan kepemerintahan guna antara lain memperbaiki pelayanan publik, meningkatkan efisiensi pelaksanaan otonomi daerah, serta mengurangi berbagai kemungkinan kebocoran anggaran. 2. Agar pemerintah dapat meningkatkan hubungan kerja antar instansi pemerintah serta dapat menyediakan pelayanan bagi masyarakat dan dunia usaha secara efektif dan transparan, diperlukan kerangka arsitektur dan platform yang kompatibel bagi semua depart emen dan lembaga pemerintah, serta penerapan standarisasi bagi berbagai hal yang terkait dengan penggunaan teknologi Telematika secara luas. Beberapa yang akan dilaksanakan termasuk pengembangan G-online backbone bagi kepentingan semua instansi pemerintah dan penyediaan layanan masyarakat, memperbarui kerangka peraturan dan prosedur transaksi di lingkungan pemerintah, serta membangun komitmen dan kesepakatan untuk memperlancar pertukaran dan penggunaan informasi antar instansi pemerintah. 3. Untuk keperluan itu pemerintah akan meningkatkan kesadaran dan kesiapan penggunaan kemajuan teknologi Telematika untuk mengimplementasikan government on-line secara efektif, serta mengintensifkan pendidikan dan pelatihan teknologi Telematika untuk meningkatkan keahlian pegawai negeri di semua tingkatan. Dalam Peraturan Walikota Tangerang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Informasi dan Komunikasi, menjelaskan dalam pasal 3 ayat 1 dan ayat 2 yaitu : Ayat 1 Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas dalam penyelenggaraan urusan Daerah yang berkenaan dengan komunikasi dan informatika.

Ayat 2 Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Dinas mempunyai fungsi: 1. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas; 2. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, Rencana Kerja, kinerja, dan anggaran tahunan Dinas; 3. Penjabaran kebijakan strategis serta perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika; 4. Pengkoordinasian dan pengendalian seluruh kegiatan operasional Dinas; 5. Penyelenggaraan pelayanan teknis administrasi bagi semua Perangkat Daerah dan masyarakat dalam lingkup urusan komunikasi dan informatika; 6. Perumusan kebijakan pembangunan, pengadaan, serta rehabilitasi prasarana dan sarana fisik dalam lingkup tugas Dinas Keputusan Presiden No. 20 tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, menegaskan hal-hal yang berkaitan dengan implementasi TIK sebagaimana disebut di bawah ini : a. bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah salah satu pilar utama pembangunan peradaban manusia saat ini dan merupaka n sarana penting dalam proses transformasi menjadi bangsa yang maju; b. bahwa teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan yang besar dalam mensejahterakan kehidupan bangsa; c. bahwa teknologi informasi dan komunikasi mampu mendorong terciptanya kemandirian bangsa dan peningkatan daya saing nasional; d. bahwa pengembangan, pembangunan dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi memerlukan koordinasi dan sinergi yang terpadu dan terarah dari segenap pemangku kepentingan di bidangnya; Bidang Telematika sebagai pelaksana tugas tertentu Dinas Informasi dan Komunikasi yang bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah, memiliki peran dan fungsi sebagai berikut : Ayat 2 Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Telematika mempunyai fungsi: 2. Penyelenggaraan penyusunan rencana pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA); 3. Penyelenggaraan pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA); 4. Penyelenggaraan pemberdayaan telematika; 5. Penyelenggaraan pengelolaan Website Kota Tangerang; 6. Penyelenggaraan pengadaan, pemeliharaan, serta perbaikan sarana dan prasarana telematika Berkaitan dengan upaya pengembangan TIK yang terpadu secara nasional, Dinas Informasi dan Komunikasi sebagai bagian integral dari Pemerintah Kota Tangerang berkewajiban untuk mendukung upaya pengembangan TIK tersebut, sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya. Untuk itu diperlukan sebuah desain arsitektur TIK khususnya arsitektur jaringan.

Arsitektur TIK di Pemerintah Kota Tangerang saat ini belum terintegrasi, karena belum adanya pengelolaan jaringan secara terpadu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian design arsitektur jaringan yang ada. Kajian ini akan membahas tentang arsitektur jaringan di Pemerintah Kota Tangerang agar dapat berfungsi secara optimal, efektif dan efisien dalam mendukung kinerja Pemerintah Kota Tangerang.

I.2 Tujuan dan KegunaanPembuatan pedoman redesign arsitektur jaringan TIK Pemerintah Kota Tangerang mempunyai tujuan untuk menjadi panduan bagi upaya-upaya pengintegrasian dan pengembangan berbagai komponen teknologi informasi dan komunikasi di Pemerintah Kota Tangerang. Adapun kegunaan pembuatan redesign arsitektur jaringan TIK Pemerintah Kota Tangerang adalah: 1. Tersedianya arahan bagi upaya pengintegrasian dan pengembangan komponenkomponen teknologi informasi dan komunikasi di Pemerintah Kota Tangerang yang terencana, terpadu, efektif, dan efisien. 2. Tersedianya arahan bagi upaya peningkatan kualitas layanan TIK oleh Dinas Informasi dan Komunikasi kepada satuan kerja lain di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang secara efektif dan efisien. 3. Terdapatnya acuan bagi proses pengelolaan infrastruktur jaringan di Pemerintah Kota Tangerang terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien.

I.3 Dasar HukumAdapun dasar hukum yang melandasi perlu disusunnya sebuah redesign arsitektur jaringan TIK Pemerintah Kota Tangerang adalah: 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4001); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 7. Keputusan Presiden No. 20 tahun 2006 tentang Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. 8. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 tahun 2001 tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia. 9. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Tangerang (Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 1); 10. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Kota Tangerang Nomor 5). 11. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Informasi dan Komunikasi

I.4 Sistematika PembahasanBab I Pendahuluan Memaparkan tentang latar belakang, tujuan dan dasar hukum serta sistematika pembahasan. Bab II Kerangka Pembuatan Memuat konsep dasar pembuatan redesign arsitektur jaringan TIK dan metodologinya. Bab III Ruang Lingkup Berisi informasi tentang kebutuhan redesign arsitektur jaringan TIK dan komponenkomponen arsitektur jaringan TIK serta kondisi existing arsitektur TIK di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang. Bab IV Pembahasan Memberikan rekomendasi mengenai arsitektur infrastruktur jaringan, arsitektur jaringan layanan jaringan dan sumber daya manusia di bidang jaringan.

BAB II KERANGKA PEMBUATANII.1 Konsep DasarLayanan TIK merupakan bagian penting di lingkungan pemerintahan untuk mendukung semua kegiatan dalam proses kepemerintahan. Dinas Informasi dan Komunikasi (Disinfokom) memiliki tugas untuk menyediakan layanan TIK tersebut, dalam hal ini adalah sarana layanan teknik telematika di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang. Salah satu langkahnya yaitu dalam bentuk jaringan TIK, yang harus diawali dengan pembuatan kerangka arsitektur jaringan sesuai dengan kebutuhan yang ada. Pengembangan layanan TIK di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang merupakan sebuah siklus kegiatan yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap strategi Tahap strategi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang. 2. Tahap implementasi Pada tahap implementasi, hasil yang diharapkan dari strategi yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dibandingkan dengan mengidentifikasi resiko-resiko yang dapat dihindari. 3. Tahap manajemen resiko Proses kegiatan manajemen resiko yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tangerang untuk mengidentifikasi resiko apa saja yang mungkin dihadapi. 4. Tahap penilaian kinerja Di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang ukuran kinerja yang umum digunakan adalah keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang telah dijadwalkan, dengan ketepatan waktu yang telah ditentukan. Ukuran kinerja akan melihat sejauh mana suatu kegiatan dilaksanakan secara efektif dan efisien. Jika terjadi ketidaksesuaian jadwal dari perencanaan yang telah ditetapkan, maka akan lebih mudah untuk diidentifikasi.Implemetasi

Strategi TIK

Stakeholder

Manajemen Resiko

Penilaian Kinerja Gambar 1. Siklus Pengembangan Layanan TIK

Pengawasan atas pelaksanaan strategi implementasi layanan TIK di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang harus dilaksanakan secara berkala. Hal ini dilakukan supaya dapat menghasilkan laporan pencapaian strategi yang telah dilaksanakan dan menentukan langkah strategi selanjutnya. Penyusunan strategi implementasi layanan TIK harus memperhatikan hal-hal seperti berikut : 1. Kemajuan teknologi saat ini dan masa yang akan datang dengan resiko dan manfaatnya

2.

Kemampuan Pemerintah Kota Tangerang dalam mengelola layanan TIK saat ini dan masa mendatang yang akan berpengaruh pada lingkungan Pemerintah Kota Tangerang secara keseluruhan. 3. Biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan layanan TIK harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan. 4. Mengambil pelajaran dari pengalaman yang diperoleh dari kesalahan dan kesuksesan di masa lalu dalam mengelola layanan TIK. Pemerintah Kota Tangerang memerlukan layanan TIK yang terintegrasi dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Infrastruktur jaringan TIK yang direncanakan secara matang melalui sebuah arsitektur jaringan TIK akan mendukung seluruh pengintegrasian layanan TIK. Tujuan pembuatan arsitektur jaringan jaringan TIK bagi Pemerintah Kota Tangerang adalah sebagai berikut : 1. Memfasilitasi pelaksanaan layanan TIK sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai secara efektif serta efisien. 2. Menjadi panduan dalam pengembangan, pengelolaan, penggunaan dan dukungan layanan TIK. 3. Merupakan aset Pemerintah Kota Tangerang dalam sistem informasi dan infrastruktur teknologi. 4. Menyederhanakan dukungan operasional sehingga infrastruktur TIK dapat diatur secara efektif, efisien dan berkelanjutan. 5. Menjamin interoperabilitas fungsi jaringan terhadap perkembangan teknologi dan pengembangan infrastruktur lanjutan. Pembuatan kerangka arsitektur jaringan pada lingkungan Pemerintah Kota Tangerang memerlukan konsep dasar yang akan menjadi acuan kerangkanya, seperti dapat dilihat di gambar berikut: Kebijakan Pemerintah Strategi Dinas INFOKOM Arsitektur TIK Anggaran

Kebutuhan LayananGambar 2. Konsep Dasar Arsitektur TIK di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang

II.2

Metodologi

Dinas Infokom sebagai unsur pelaksana tugas, memberikan layanan telematika bagi seluruh unit kerja dalam melaksanakan kegiatan Pemerintah Kota Tangerang. Sebagai implementasi perbaikan layanan sarana teknik telematika yang telah ada Disinfokom merancang kembali (redesign ) Arsitektur TIK Pemerintah Kota Tangerang. Kegiatan pembuatan redesign arsitektur TIK diawali dengan menentukan visi dan tujuan pembuatan arsitektur TIK. Pengumpulan data mengenai kondisi arsitektur jaringan TIK yang

ada saat ini berguna untuk menentukan pencapaian yang akan diraih dan kekurangan dari visi yang telah ditetapkan. Data ini juga bermanfaat untuk mengetahui masalah yang dihadapi dan pengaruhnya di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang secara keseluruhan. Kemudian perlu dilakukan penentuan tujuan yang ingin diraih guna menentukan tahapan selanjutnya. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk merumuskan langkah ke depan yang perlu dilakukan berdasarkan kondisi yang ada. Parameter keberhasilan harus ditentukan untuk mempermudah dalam melakukan penilaian kinerja yang telah dilakukan. Perbandingan dari parameter yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai dapat mempermudah penilaian kinerja dan penentuan parameter selanjutnya. Tahapan pengembangan layanan TIK dibuat mengikuti pendekatan waterfall. Tahap pertama adalah penyusunan strategi TIK berdasarkan kebijakan-kebijakan yang ada di Pemerintah Kota Tangerang, pada tahap strategi ini ditetapkan kondisi ideal yang diinginkan dan langkah pencapaiannya. Tahap kedua adalah penetapan fungsi layanan jaringan TIK yang diharapkan, agar dapat memfasilitasi seluruh kebutuhan kinerja Pemerintah Kota Tangerang secara optimal, efektif dan efisien. Tahap ketiga adalah perencanaan arsitektur jaringan TIK sesuai dengan layanan yang diinginkan. Perencanaan arsitektur jaringan jaringan TIK ini juga perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi jaringan. Tahap keempat adalah implementasi dari arsitektur jaringan jaringan TIK tersebut. Pada tahap ini, perlu dirumuskan hambatan yang mungkin akan dihadapi dan segera dirumuskan pula solusinya, sehingga pada pelaksanaannya nanti jika hambatan tersebut benar terjadi dapat segera teratasi. Tahap kelima adalah perumusan kebutuhan Sumber Daya Manusia seiring dengan layanan yang disediakan. Tahap keenam dan terakhir adalah perumusan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan secara keseluruhan.

BAB III RUANG LINGKUP REDESIGN ARSITEKTUR TIKIII.1 Struktur PembahasanLingkup kajian dari studi ini adalah: 1. Arsitektur jaringan TIK yang akan menjadi acuan pada setiap jenis strategi maupun tahapan pengembangan. 2. Kebutuhan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi. 3. Kebutuhan aplikasi-aplikasi layanan lembaga, aplikasi-aplikasi dasar, maupun aplikasiaplikasi fasilitatif. 4. Kebutuhan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). III.1.1 Arsitektur Jaringan Komputer Jaringan komputer terbagi atas beberapa lapisan yang saling terpisah satu dengan yang lainnya. Menurut standard ISO/OSI ( International Organization for Standardization ), lapisanlapisan dan fungsi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : 1. Fisik (Physical ); Lapisan (layer) ini berhubungan dengan kabel dan media fisik lainnya yang menghubungkan satu peralatan jaringan komputer dengan peralatan jaringan komputer lainnya. Lapisan ini juga berhubungan dengan sinyal-sinyal listrik, sinar maupun gelombang radio yang digunakan untuk mengirimkan data. Pada lapisan ini, dijelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh sebuah media fisik dan cara melakukan kontrol pada benturan ( collision control ). 2. Data Link; Lapisan ini terbagi atas dua bagian, yaitu Media Access Control (MAC) yang mengatur bagaimana sebuah peralatan dapat memiliki akses untuk mengirimkan data dan Logical Link Control (LLC) yang bertanggungjawab atas sinkronisasi frame, flow control dan pemeriksaan error. Pada MAC terdapat metode-metode yang digunakan untuk menentukan siapa yang berhak untuk melakukan pengiriman data. Secara keseluruhan, lapisan Data Link melakukan koneksi dari satu node ke node berikutnya dalam komunikasi data. 3. Network; Lapisan Network bertanggungjawab terhadap koneksi dari pengirim sampai dengan penerima. Lapisan ini akan menterjemahkan alamat logik sebuah host menjadi sebuah alamat fisik. Lapisan ini juga bertanggung jawab untuk mengatur rute yang akan dilalui sebuah paket yang dikirim agar dapat sampai pada tujuan. Jika dibutuhkan penentuan jalur yang akan dilalui sebuah paket, maka sebuah router akan menentukan jalur 'terbaik' yang akan dilalui paket tersebut. Pemilihan jalur atau rute ini dapat ditentukan secara statis maupun secara dinamis. 4. Transport; Lapisan ini menyediakan koneksi yang bebas dari gangguan. Ada dua jenis komunikasi data jaringan komputer, yaitu Connection Oriented dan Connectionless. Pada jenis komunikasi Connection Oriented data dipastikan sampai tanpa ada gangguan sedikitpun juga. Apabila ada gangguan, maka

5.

6.

7.

data akan dikirimkan kembali. Sedangkan jenis komunikasi Connectionless , tidak ada mekanisme untuk memastikan apabila data yang dikirim telah diterima dengan baik oleh penerima. Biasanya lapisan ini mengubah layanan yang sangat sederhana dari lapisan Network menjadi sebuah layanan yang lebih lengkap bagi lapisan diatasnya. Misalnya, pada layer ini disediakan fungsi kontrol transmisi yang tidak dimiliki oleh lapisan di bawahnya. Session; Lapisan ini berfungsi untuk membangun, memelihara dan memutuskan koneksi antar aplikasi. Pada kenyataannya lapisan ini sering digabung dengan Application Layer. Presentasi; Agar berbagai aplikasi jaringan ( Presentation ) komputer yang ada di dunia dapat saling terhubung, seluruh aplikasi tersebut harus mengunakan format data yang sama. Lapisan ini berguna untuk membentuk format data yang akan digunakan dalam melakukan komunikasi. Pada kenyataannya lapisan ini sering pula digabung dengan Application Layer . Aplikasi; Tempat interaksi dengan ( Application ) stakeholder . Pada lapisan inilah semua jenis program jaringan komputer seperti browser dan email client berjalan.

Gambar 3. Lapisan Jaringan Komputer Menurut Standar ISO/OSI

Pada implementasinya, lapisan jaringan komputer berdasarkan ISO/OSI tidak digunakan karena terlalu kompleks dan ada banyak duplikasi tugas dari setiap lapisan. Lapisan OSI/ISO digunakan hanya sebagai referensi. Lapisan jaringan komputer yang banyak digunakan adalah lapisan TCP/IP yang terdiri atas empat lapisan yaitu : 1. Link (Lapisan OSI 1 dan 2) Contoh dari lapisan ini adalah Ethernet dan Wi-Fi. Implementasi untuk lapisan ini biasanya terletak pada device driver ataupun chipset firmware. 2. Internetwork (Lapisan OSI 3) Seperti halnya rancangan awal OSI pada lapisan network (lapisan 3), lapisan ini bertanggungjawab atas sampainya sebuah paket ketujuan melalui sebuah kelompok jaringan komputer. Lapisan Internetwork pada TCP/IP memiliki tugas tambahan yaitu mengatur bagaimana sebuah paket akan sampai tujuan melalui beberapa kelompok jaringan komputer apabila dibutuhkan.

3.

4.

Transport (Lapisan OSI 4 dan 5) Contoh dari lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Applications (Lapisan OSI 5 sampai dengan 7) Contoh dari lapisan ini adalah Hyper Text Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP) dan Domain Name Service (DNS). Setiap lapisan memiliki tugas masingmasing dari lapisan-lapisan lainnya, maka transparansi data akan terjamin. Sebagai contoh, semua jenis browser internet akan tetap digunakan, sekalipun media fisik yang digunakan berubah dari kabel tembaga menjadi sinyal radio.

Gambar 6: Lapisan Jaringan Komputer Menurut TCP/IP

III.2 Kebutuhan SDM Jaringan1. Administrator Jaringan Tugas Administrator Jaringan biasanya ditekankan pada penyediaan layanan komunikasi dalam jaringan untuk aplikasi IT dan service. Tetapi tugas utamanya adalah bertanggung jawab mengelola dan memperbaiki infrastruktur komunikasi data dalam jaringan sehingga dapat berjalan dengan benar. Teknisi Jaringan Teknisi Jaringan biasanya berhubungan dengan analis jaringan, teknisi infrastruktur, administrator WAN, arsitek jaringan. Teknisi Jaringan adalah orang yang merancang dan mengatur peralatan jaringan LAN dan WAN. Teknisi Pendukung Jaringan Teknisi Pendukung Jaringan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah pada jaringan, mengidentifikasi permasalahan dan kesalahan, menentukan workaround untuk mengembalikan operasi jaringan. Administrator Basisdata Fungsi dari seorang Administrator Basisdata adalah mengatur informasi yang sangat penting bagi perkembangan organisasi. Profesional IT ini memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk menentukan tempat untuk menyimpan data, bagaimana untuk mengefektifkan penyimpanan dan memelihara data tersebut, serta menyediakan data agar mudah diakses.

2.

3.

4.

5.

6.

Help Desk Support Analyst Seorang Help Desk Support Analyst harus memiliki pengetahuan yang kuat mengenai aplikasi sistem dan software yang digunakan dalam suatu organisasi dan memiliki kemampuan yang kuat untuk berinteraksi langsung dengan user . Help Desk Support Analyst menyediakan layanan untuk user internal, user eksternal , atau bahkan keduanya. Teknisi Keamanan Jaringan Bertanggung jawab mengimplementasikan standar dan kebijakan untuk mengamankan data dalam jaringan dari ancaman internal maupun eksternal. Standar dan kebijakan tersebut dimasukkan dalam rancangan jaringan.

III.3

Keadaan Komponen Arsitektur Jaringan TIK

Arsitektur jaringan TIK merupakan serangkaian prinsip, guidelines, gambaran, standar, dan aturan yang mengarahkan organisasi untuk membangun, memodifikasi, serta mempertemukan sumber Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sumber TIK yang dimaksud adalah perangkat hardware, software, protokol komunikasi, metodologi pengembangan aplikasi, sistem database, pemodelan tools, struktur organisasi TIK, data, dan sebagainya. Untuk memetakan keperluan informasi organisasi yang mempunyai kompleksitas bisnis tinggi diperlukan arsitektur jaringan teknologi informasi. Design Arsitektur jaringan merupakan rangkaian kerja yang sebelumnya didahului dengan analisis keberadaan organisasi. Organisasi harus melakukan pendefinisian strategi sebelum mengkonfirmasikannya ke dalam teknologi informasi. Teknologi informasi merupakan aktifitas inventarisasi teknologi informasi yang sedang digunakan saat ini. Termasuk dalam kegiatan ini adalah meninjau kembali aplikasi-apliklasi yang sedang digunakan, perkiraan data yang tersimpan, infrastruktur, network dan penghitungan yang dilakukan dengan mesin komputer. Peninjauan ulang juga dilakukan pada struktur organisasi teknologi informasi dan sejauh mana kewenangannya dalam organisasi. Hasil penilaian teknologi informasi ini digunakan untuk membangun arsitektur jaringan teknologi informasi. Membangun arsitektur jaringan teknologi informasi adalah kegiatan merumuskan strategi dengan analisa entitas arsitektur jaringan. Beberapa metodologi yang dapat digunakan untuk membangun arsitektur jaringan teknologi informasi contohnya adalah model Index . Model tersebut mendefinisikan isi dan ruang lingkup arsitektur jaringan. Model index mendefinisikan 4 bagian isi dan ruang lingkup arsitektur jaringan, yaitu infrastruktur, data, aplikasi, dan organisasi. Empat bagian arsitektur jaringan ini dipandang sebagai entitas, yang dikorelasikan dengan atribut arsitektur jaringan, yaitu inventory, principles, model, dan standar. Korelasi antara entitas dan atribut arsitektur jaringan teknologi membentuk matriks yang digunakan untuk merancang arsitektur jaringan teknologi informasi. III.3.1 Topologi Jaringan yang kelola oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Infrastruktur jaringan LAN-WAN (Local Area Network dan Wide Area Network) di lingkungan Pemerintah Kota Tangerang ini merupakan suatu bentuk jaringan LAN yang terintegrasi dan terkoneksi dengan jaringan Internet. Secara umum jaringan yang terbentuk ini merupakan suatu kumpulan komputer dari sejumlah SKPD yang berintegrasi dengan jaringan LAN yang dikelola oleh Dinas Informasi dan Komunikasi Kota tangerang dan juga terhubung jaringan internet melalui penyedia layanan internet BIGNET dengan kanal bandwith local 3 Mbps dan international link sebesar 1 Mbps Akses internet dengan ISP IPTEKnet

dengan bandwidth 512 Kbps. Jaringan LAN-WAN yang terbentuk merupakan kumpulan dari sejumlah komputer milik sejumlah SKPD yang membentuk Network Group baik yang terdapat pada gedung Puspem maupun yang berada pada 12 Gedung lainnya. Masing-masing komputer tersebut telah diidentifikasi dengan IP Adesss dan Mac Adress yang diperuntukkan untuk penggunaan akses internet. Saat ini penerapan pembatasan komputer yang tergabung dalam jaringan LAN-WAN serta dapat mengakses internet dimaksudkan untuk membatasi penggunaan bandwidth akses internet yang ada atau mengendalikan pemakaian bandwith secara berlebihan. Secara relatif kecepatan dalam berinternet yang nyaman adalah sebesar 5 kbps/user. Dimana besaran dan kenyamanan ini merupakan nilai normatif yang didapat dari pengguna internet untuk koneksi internet di Indonesia. Dengan demikian dengan kanal yang dimiliki Dinas Infokom Kota Tangerang saat ini sebesar 1 Mbps, maka bisa digunakan jumlah maksimum usernya sebanyak 200 user. Dengan kondisi user saat ini sejumlah 118 node maka pemakaian bandwith per user untuk koneksi internet yang ada dapat dikatakan sudah mencukupi. Namun demikian, memang terdapat kemungkinan akses internet terasa lambat yaitu ketika penggunan di jam kerja secara bersamaan (peak time) dan angka teoritis 1 Mbps tidak tercapai pada kondisi riil.

Gambar 7. Topologi Jaringan Dinas Informasi dan Komunikasi Radio Access Point yang ada di masing-masing gedung memiliki spesifikasi yang berbeda namun secara teknis masih memiliki kinerja yang terbilang baik dalam menjaga koneksi jaringan WAN Pemerintah Kota Tangerang. Berikut daftar Radio Access Point yang terpasang pada Jaringan WAN Pemerintah Kota Tangerang.

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

GEDUNG Puspem Dinkes PKK Satpol PP Kantor Arsip Daerah KPUD Dishub Cisadane PU Damkar Inspektorat Disnaker Kesbang Linmas

RADIO ACCESS POINT Senao Ext. 3220 Mikrotik 600 series Engenius 2611cb3 Engenius 2611cb3 Engenius 2611cb3 Engenius 2611cb3 Senao Ext. 3220 Mikrotik 200 series Senao Ext. 3220 Senao Ext. 3220 Engenius 2611cb3 Senao Ext. 3220 Mikrotik RB 411

III.3.2 Topologi Jaringan yang kelola oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jaringan yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah jaringan yang menggunakan teknologi akses nirkabel pita lebar atau Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) pada band frekuensi 5,8 GHz. Secara umum jaringan yang terbentuk ini merupakan suatu kumpulan komputer dari 13 kantor Kecamatan di Kota Tangerang yang berintegrasi dengan jaringan LAN yang dikelola oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang yang digunakan untuk pengoperasian aplikasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) secara online.

Gambar 8. Kondisi Eksiting Jaringan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

III.3.3 Server Server yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang sebanyak 7 buah No. 1 Server Dell Poweredge SC1430 Xeon Dualcore @ 3 GHz RAM HDD HP Proliant ML110 Intel Pentium 4 3,2 GHz RAM 512 MB HDD 640 GB HP Proliant ML110 Intel Pentium 4 3,2 GHz RAM 512 MB HDD 640 GB ???? ???? ???? Kegunaan Server SIKDA Lokasi Bid. Bangrier BKPP

2

Server LPSE

Ruangan Server Puspem Lt. 4

3

Tidak terpakai

Ruangan Server Puspem Lt. 4

4 5 6

Server Jaringan

7

Ruangan Server Puspem Lt. 4 Server Sistem Aset Ruangan Server Daerah Puspem Lt. 4 Server SIAK Bid. Adminstrasi Kependudukan Dinas Dukcapil Server SIPKD Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

III.4

Kelemahan Kondisi Eksisting

Setelah mendapatkan data mengenai kondisi eksisting saat ini di Pemerintah Kota Tangerang, terlihat beberapa kelemahan arsitektur jaringan TIK yang ada, yaitu: 1. Infrastruktur TIK yang ada belum dimanfaatkan dengan optimal, bahkan beberapa peralatan tidak terpakai. 2. Kondisi struktur jaringan LAN-WAN yang terpisah pengelolaannya oleh dua Dinas yang berbeda membuat optimalisasi jaringan menjadi tidak maksimal 3. Ruangan server yang terpisah-pisah menyebabkan perawatan dan penanganan masalah tidak bisa segera dilakukan. 4. Penyebaran penyimpanan data menyebabkan tidak terintegrasinya data, sehingga update data dan pencarian data sulit untuk dilakukan. 5. Koneksi internet yang disediakan oleh penyedia sekarang tidak mencukupi jika aplikasi yang akan dibangun bersifat web based

BAB IV PEMBAHASANIV.1 Usulan Arsitektur TIK

IV.1.1 Usulan Arsitektur Jaringan Pada subbab ini akan dibahas mengenai usulan yang akan diajukan dalam pembuatan redesign arsitektur jaringan di Lingkungan Pemerintah Kota Tangerang. Usulan yang diajukan untuk redesign arsitektur jaringan Pemerintah Kota Tangerang secara ideal adalah : 1. Interkoneksi jaringan LAN Interkoneksi adalah alternatif pertama untuk membangun jaringan LAN-WAN Pemerintah Kota Tangerang. Hal ini merupakan pemanfaatan jaringan yang telah dibangun sebelumnya oleh Dinas Infokom dan Dinas Dukcapil. Yang akan dilakukan adalah dengan menggabungkan jaringan Radio Access Point dengan jaringan WiMAX. Hal ini akan sangat membantu dalam membuat jaringan WAN Kota Tangerang sampai tingkat Kecamatan. Interkoneksi yang dilakukan adalah dengan menghubungkan Radio Access Point yang berada di Gedung Cisadane dengan perangkat WiMAX di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di gedung Cisadane lantai 2 menggunakan kabel UTP yang telah ada sebelumnya. Uji coba interkoneksi ini telah dilakukan pada awal bulan Juli 2010. Dari uji coba ini, admin jaringan Dinas Informasi dan Komunikasi bisa melihat kondisi jaringan WiMAX secara real time. Berikut hasil uji coba yang dilakukan :

Gambar 4. Hasil Uji Coba Interkoneksi Radio Access dengan WiMAX

Dari hasil uji coba didapatkan hasil bahwa sistem transmisi radio yang dikelola Dinas Infokom dengan transmisi dengan WiMAX yang dikelola Dinas Dukcapil dapat terintegrasi. Namun dilihat dari hasil uji coba tidak semua kantor kecamatan terkoneksi dengan WiMAX. Hal ini diakibatkan antenna directional WiMAX sector 3 mengalami kerusakan dan belum ada penggantian perangkat yang baru. Dalam operasional dari sisi perangkat membutuhkan anggaran sebesar Rp 110.814.000 per tahunnya dan Rp. 214.775.000 pada tahun pertama. Hal ini disebabkan adanya beberapa perangkat WiMAX yang telah rusak sebelumnya karena operasional. Kemudian dalam operasionalnya dikondisikan ada beberapa perangkat yang dicadangkan untuk menjamin tetap berjalannya operasional WiMAX dalam melayani komunikasi kantor kantor kecamatan. Perkiraan anggaran ini akan berubah dengan signifikan jika ada perubahan peraturan tentang pentarifan terhadap WiMAX 5.8 GHz. Namun pada kondisi ideal, perangkat WiMAX harus beroperasi dengan 3 sektor secara baik. Karena semua kantor kecamatan akan terlayani dengan baik. Dan sebagai cadangan jika terjadi gangguan pada perangkat WiMAX, maka jaringan Virtual Private Network yang akan menangani komunikasi sementara Berikut perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan dalam melakukan interkoneksi dan penggantian perangkat yang rusak sebelumnya. No Nama Perangkat Harga Satuan Jumlah (Rp) Satuan 1 microMAX BSDU (ex. GPS) 65.000.000 2 Unit 130.000.000 2 proST 5.8GHz TDD (ex. SDA) 11.000.000 7 Unit 77.000.000 3 Accessories Network 1.000.000 9 Paket 9.000.000 4 Backup Jaringan VPN 3.500.000 168 Paket 588.000.000 5 Pembangunan Aplikasi Monitoring 150.000.000 1 Paket 150.000.000 Jaringan Real-time Online berbasis OS Sub Total 954.000.000 Pajak 10% 95.400.000 Total 1.049.400.00 0

Berikut perkiraan anggaran yang akan dibutuhkan dalam melakukan pemeliharaan perangkat. No Nama Perangkat Harga Satuan Jumlah (Rp) Satuan 1 microMAX BSDU (ex. GPS) 65.000.000 1 Unit 65.000.000 2 proST 5.8GHz TDD (ex. SDA) 11.000.000 2 Unit 22.000.000 3 Accessories Network 1.000.000 3 Paket 3.000.000 3 Radio 2.4 GHz 1 Access Point 6.000.000 3 Unit 18.000.000 4 Antenna Grid 2.4 GHz 700.000 1 Unit 700.000 5 Kabel UTP Cat.5e 1.650.000 1 Roll 1.650.000 6 N Male Clamp Straight Connector 200.000 6 Buah 1.200.000 4 Backup Jaringan VPN 3.500.000 168 Paket 588.000.000 Sub Total 699.550.000 Pajak 10% 69.955.000 Total 769.505.000

Gambar 10. Usulan 1 Arsitektur Jaringan Antar Gedung Pemerintah Kota Tangerang

Kelebihan dan kekurangan dari alternatif ini adalah : Tetap menggunakan perangkat yang sudah ada sebelumnya sehingga tidak memerlukan sumber daya untuk alih teknologi Dibangun dengan memiliki fasilitas monitoring jaringan online real-time Teknologi WiMAX masih akan tetap berkembang Banyak operator yang menyediakan jasa penyewaan VPN - Menggunakan teknologi wireless yang mudah terinterferensi/terganggu dengan gangguan alam maupun buatan - Tidak termasuk dengan biaya sewa internet (ISP) yang anggarannya mencapai nilai sebesar Rp. 350.000.000 pada tahun 2010 - Tidak memiliki jaringan cadangan pada jaringan RAP - Harus menganggarkan biaya pemeliharaan jaringan WAN - Biaya sewa bandwidth untuk frekuensi 5.8 GHz masih dibebaskan sampai dengan 31 Januari 2011, tapi belum ada kepastian sampai tentang pembebasan tarif yang dilakukan. Apabila ada perubahan pembebanan tarif maka harus dianggarkan sesuai dengan ketetapan yang berlaku - Perangkat WiMAX 5.8 GHz masih harus diekspor sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pembelian perangkat baru jika terjadi kerusakan

Apabila terdapat perencanaan untuk membuat jaringan wireless dengan menggunakan teknologi WiMAX akan membutuhkan waktu yang cukup lama ( 3 tahun) karena tren perangkat pelanggan yang memanfaatkan teknologi masih belum terjangkau oleh masyarakat secara luas 2. Pembangunan jaringan Pemerintah Kota Tangerang dengan menggunakan Fiber Optic (FO) dan Unshielded Twisted Pair (UTP) Instalasi jaringan menggunakan fiber optic (FO) karena FO merupakan media jaringan medium yang mampu digunakan untuk transmisi - transmisi modulasi. Dibandingkan dengan media-media yang lainnya FO tahan terhadap interferensi elektromagnetis dan mampu beroperasi dengan kecepatan dan kapasitas data yang tinggi. Teknologi FO yang terkini adalah teknologi IP VPN-MPLS yang merupakan layanan komunikasi berbasisi IP dengan menggunakan jaringan MPLS (Multi Protocol Label Switching) yang mengikuti standar ITU (International Telecommunication Union) dengan beberapa teknologi yang mendukung didalamnya, seperti teknologi Bandwidth Standard, Encryptions Standard, Streaming Standard dan standard lainnya. Dengan adanya standard ini maka semua perangkat media komunikasi dan perangkat pendukung manapun dapat saling berinteraksi (interoperability) dengan fungsi-fungsi standard untuk menghubungkan WAN yang akan dibangun oleh Pemerintah Kota Tangerang. Jaringan MPLS memiliki kemampuan untuk membentuk suatu jaringan private yang aman dalam mengirimkan paket informasi dengan efisien. Dan teknologi FO memungkinkan untuk memonitor kondisi jaringan secara real-time online. Serta jaringan FO IP VPN-MPLS memiliki tingkat fleksibelitas terhadap penambahan bandwidth sesuai dengan kebutuhan konten aplikasi yang dikembangkan dan memiliki kehandalan tinggi dan keamanan tinggi sehingga memiliki kriteria Service Level Agreement (SLA) 99%. Keuntungan memakai kabel FO antara lain adalah : 1. Kecepatan, jaringan-jaringan FO beroperasi pada kecepatan tinggi, mencapai gigabits. 2. Bandwitdh , FO mampu membawa paket - paket dalam kapasitas yang besar. 3. Resistance , merupakan daya tahan kuat terhadap imbas elektromagnetik yang dihasilkan perangkat-perangkat elektronik seperti radio, motor, atau bahkan kabelkabel transmisi lain di sekelilingnya. 4. Maitenance , kabel-kabel FO memakan biaya perawatan relatif murah. Dengan menggunakan FO, maka dapat juga digunakan untuk komunikasi : 1. Data Komunikasi data untuk interkoneksi LAN/WAN, file transfer dan akses database jarak jauh pada jaringan WAN, akses e-mail dan image transfer. 2. Suara Komunikasi suara merupakan fasilitas jaringan telepon pribadi antar lokasi pengguna seakan-akan dalam satu PABX dan tidak terpengaruh oleh kesibukan jaringan telepon publik. Mampu mengurangi biaya telepon antar kota (dengan pemanfaatan VoIP). 3. Video Komunikasi interaktif secara audio visual yang memungkinkan pengguna untuk dapat saling melihat dan mendengar seolah-olah sedang mengadakan satu ruangan. Instalasi jaringan yang berada di dalam gedung Pemerintah Kota Tangerang menggunakan kabel UTP. Secara fisik, kabel UTP terdiri atas empat pasang dawai medium. UTP digunakan sebagai media jaringan dengan impedansi 100 Ohm. UTP memiliki diameter eksternal 0.43 cm, hal ini memudahkan dalam melakukan instalasi. UTP juga men- support arsitektur-arsitektur jaringan pada umumnya sehingga menjadi sangat populer. Kelebihan dari kabel UTP antara lain:

-

1. Media dan ukuran konektor kecil. 2. Kecepatan dan keluaran 10-100 Mbps. 3. Biaya rata-rata per node murah Instalasi jaringan selain menggunakan FO dan UTP ada juga yang menggunakan wireless, pada jaringan wireless media yang digunakan sebagai antar muka atau interface adalah media udara. Saat peralatan komputer akan mengirimkan informasi melalui jaringan wireless, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan negosiasi koneksi terhadap komputer remote-nya menggunakan fungsi-fungsi di layer transport dan session. Setelah komputer mendapatkan koneksi, peralatan komputer akan mengirimkan data dalam bentuk digital ke NIC ( Network Interface Card ) wireless. NIC wireless akan mengirimkan data dan mengkonversinya menjadi frekuensi radio analog sebelum mentransmisikan data melalui antena.No 1 2 3 4 Nama Perangkat Biaya sewa IP VPN FO Bachaul 1.5 Mbps Biaya Sewa IP VPN Client 128 kbps Router Biaya Instalasi Harga Satuan 15.000.000 3.500.000 1.000.000 2.000.000 Sub Total Pajak 10% Total Satuan 12 Paket 156 14 14 Paket Unit Titik Jumlah (Rp) 180.000.000 546.000.000 14.000.000 28.000.000 768.000.000 76.800.000 854.800.000

3. Pembangunan Radio Access Point di kantor kantor Kecamatan Pembangunan Radio Access Point di kantor kantor kecamatan adalah alternatif kedua dalam membangun jaringan LAN-WAN Pemerintah Kota Tangerang. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun jaringan LAN-WAN yang telah dibangun oleh Dinas Infokom sebelumnya. Pembangunan RAP ini menggunakan topologi fully mesh karena topologi tersebut memungkinkan tersedianya jalur cadangan apabila jalur utama mengalami gangguan.No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Perangkat Radio 2.4 GHz 1 Access Point Radio 2.4 GHz 2 Access Point Radio 2.4 GHz 3 Access Point Radio 2.4 GHz 4 Access Point Antenna Sektoral Antenna Grid 2.4 GHz Kabel UTP Cat.5e N Male Clamp Straight Connector Switch Pembangunan Aplikasi Monitoring Jaringan Real-time Online berbasis OS Harga Satuan 6.000.000 6.500.000 7.000.000 7.500.000 3.000.000 700.000 1.650.000 200.000 750.000 150.000.000 Sub Total Pajak 10% Total Satuan 8 Unit 8 Unit 2 Unit 7 Unit 14 Unit 8 Unit 2 Roll 44 Buah 13 Unit 1 Paket Jumlah (Rp) 48.000.000 52.000.000 14.000.000 52.500.000 42.000.000 5.600.000 3.300.000 8.800.000 9.750.000 150.000.000 385.950.000 38.595.000 424.545.000

Alternatif ini membutuhkan anggaran sebesar Rp.424.545.000 pada tahun pertama dan pemeliharaan sebesar Rp. 85.525.000 pada tahun selanjutnya untuk penyediaan perangkat cadangan. Angka ini dibutuhkan untuk membangun jaringan di kantor kantor kecamatan dan pemeliharaanNo 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Perangkat Radio 2.4 GHz 1 Access Point Radio 2.4 GHz 2 Access Point Radio 2.4 GHz 3 Access Point Radio 2.4 GHz 4 Access Point Antenna Grid 2.4 GHz Kabel UTP Cat.5e N Male Clamp Straight Connector Switch Router Wireless N (Full Package) USB Wireless Type N Harga Satuan 6.000.000 6.500.000 7.000.000 7.500.000 700.000 1.650.000 200.000 750.000 1.100.000 500.000 Sub Total Pajak 10% Total Satuan 5 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Roll 10 Buah 2 Unit 6 Unit 12 Unit Jumlah (Rp) 30.000.000 13.000.000 14.000.000 15.000.000 700.000 1.650.000 1.900.000 1.500.000 6.600.000 6.000.000 90.350.000 9.035.000 99.385.000

Gambar 11. Usulan 2 Arsitektur Jaringan Antar Gedung Pemerintah Kota Tangerang

4. Pembangunan jaringan di kantor kantor Kecamatan dengan menggunakan teknologi internet broadband Pembangunan jaringan dengan memanfaatkan teknologi internet broadband yang memanfaatkan metode cluod computing di kantor kantor kecamatan adalah alternatif ketiga dalam membangun jaringan LAN-WAN Pemerintah Kota Tangerang. Hal ini sangat dimungkinkan karena ini adalah alternatif termurah dari sisi anggaran. Namun dari sisi keamanan data harus ditambah dengan aplikasi keamanan data yang harus diadopsi untuk kepentingan aplikasi-aplikasi pemerintahan yang sifatnya rahasia. Alternatif ini membutuhkan anggaran sebesar Rp. 375.045.000 pada tahun pertama dan pemeliharaan sebesar Rp. 34.320.000 per tahunnya. Angka ini dibutuhkan untuk membangun jaringan di kantor kantor kecamatan dan pemeliharaan.

No 1 2 3 4

Nama Perangkat HSDPA 3.6Mbps, uplink 384kbps, USB Paket Perdana Internet Unlimited Kuota 3 GB Paket Langganan Internet Broadband Pembangunan Aplikasi Pengaman Aplikasi SIAK

Harga Satuan 500.000 250.000 200.000 300.000.000 Sub Total Pajak 10% Total

Satuan 13 Unit 13 156 1 Unit Paket Paket

Jumlah (Rp) 6.500.000 3.250.000 31.200.000 300.000.000 340.950.000 34.095.000 375.045.000

Alternatif mengharuskan setiap modem yang dibeli harus didaftarkan IP-nya agar bisa mengakses portal intranet. Alternatif ini juga mengharuskan adanya aplikasi pengaman tambahan untuk aplikasi aplikasi yang informasinya bersifat rahasia. 5. Penambahan Jaringan Penambahan jaringan ini dilakukan untuk SKPD atau unit kerja (kelurahan/UPTD) yang belum terkoneksi dengan jaringan intranet dan internet. Penambahan ini tidak memerlukan untuk menambah jaringan fisik atau wireless di lokasi unit kerja, tapi cukup dengan menggunakan teknologi broadband yang bisa menjangkau seluruh wilayah Kota Tangerang. Hal ini dilakukan karena aplikasi layanan SKPD yang dibangun menggunakan prinsip web service, sehingga lokasi dan waktu tidak menjadi masalah dalam melakukan layanan terhadap masyarakat. Untuk layanan intranet, bisa dilakukan dengan cara unit kerja yang menggunakan teknologi broadband mendaftarkan IP kepada administrator intranet. Hal ini dilakukan karena layanan intranet hanya bisa diakses oleh pengguna yang berada di jaringan LAN Pemerintah Kota Tangerang atau oleh pengguna yang berada diluar jaringan LAN Pemerintah Kota Tangerang yang telah mendaftarkan IP-nya ke administrator intranet untuk mendapatkan akses layanan intranet. 6. Penyediaan akses internet Penyediaan akses internet dari Internet Service Provider harus memperhitungkan kebutuhan downlink, uplink dan jumlah IP public yang diterima. Kebutuhan uplink : 2.93 Mbps - Rata-rata pengunjung (P) : 45 - Rata-rata ukuran laman (L) : 60 kbps - Rata-rata mengunduh file (S): 3 - Rata-rata ukuran file (F) : 100 kB Kebutuhan Uplink = ( P . L ) + ( S . F ) = (45.60) + (3.100) = 2.93 Mbps Kebutuhan Downlink : 8.4 Mbps - Rata-rata pengunjung (P) : 90 - Rata-rata ukuran laman (L) : 60 kbps - Rata-rata mengunduh file (S): 30 - Rata-rata ukuran file (F) : 100 kB Kebutuhan Downlink = ( P . L ) + ( S . F ) = (90.60) + (30.100) = 8.4 Mbps

Jumlah IP Public : 14 - Kamera CCTV : 4 - Server LPSE : 1 - Server website Tangerangkota.go.id dan aplikasi webservice : 1 - Server jaringan : 1 - Ruangan Kepala Daerah : 2 - Ruangan strategis : 4 - Cadangan : 2 Teknologi penghantar yang terbaik untuk Penyedia Jasa Internet (ISP) adalah yang menggunakan jaringan fisik karena lebih tahan terhadap gangguan cuaca dan tidak memerlukan persyaratan khusus seperti kondisi sinyal yang harus Line of Sight (LOS). Untuk jalur transmisi fisik pun yang memiliki kehandalan paling tinggi adalah Fiber Optic (FO), Coaxial dan Tembaga. Berikut ISP yang menyediakan jalur transmisi fisik (kabel) milik sendiri : 1. PT. Telkom ; FO, Coaxial dan Tembaga 2. PT. Indosat; FO 3. PT. ICON+ (Anak Perusahaan Telkom); FO 4. PT. First Media; FO Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih ISP : 1. Jaminan CIR (Customers Interconnect Rate) 2. Jaminan SLA (Services Level Agreament) 3. Dukungan teknis dan Hot Line 4. Perangkat last miles 5. Perbandingan harga dan kwalitas layanan 6. Customer Satisfactions. IV.1.2 Usulan Arsitektur Server Server yang akan digunakan oleh Pemerintah Kota Tangerang harus memenuhi standar ketahanan dan kelayakan sebagai server. Kualifikasi teknis server yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Tangerang adalah : - Mampu menangani transaksi sebanyak 180 transaksi pada saat yang bersamaan - Mampu menangani 50 aplikasi - Mampu menampung data untuk 50 aplikasi online - Mampu menangani online selama 24 jam non stop - Dapat dimodifikasi (upgrade) sesuai dengan kebutuhan - Kualifikasi non teknis server yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kota Tangerang adalah : - Diproduksi oleh penyedia yang sudah terbukti servernya - Memiliki layanan pasca produksi yang terjamin - Lokasi pusat perbaikan server terotorisasi dekat dengan Pusat Pemerintahan - UPS dianggarkan bersamaan dengan pembelian server baru - Dapat dimodifikasi (upgrade) sesuai dengan kebutuhan Spesifikasi teknis minimal server yang dibutuhkan : - Processor : 2 x Quad-core Intel Xeon Processor (min. 2.26 GHz, 8 MB Cache) - Memori : 12 GB (6 x 2GB) - Harddisk : 3 x 640 GB - Video : 32 MB - Optical Drive : 12x DVD RW - Server CBU yang diproduksi produsen server yang sudah teruji

Server yang dimiliki sebanyak 4 unit dengan rincian sebagai berikut : 1. 1 unit digunakan untuk aplikasi LPSE Server ini akan melayani pengguna yang mengakses aplikasi LPSE secara real time selama 24 jam non stop. 2. 1 unit digunakan aplikasi-aplikasi web service, Web Server www.Tangerangkota.go.id beserta sub domain - sub domainnya. Layanan yang bertanggungjawab dalam permintaan HTTP dari klien, dan melayani klien selama merespon HTTP dengan isi data optionalnya. Server ini juga menangani semua isi layanan yang berada di subdomain-subdomain www.Tangerangkota.go.id. - Server Aplikasi SIKDA - Server Aplikasi Sistem Informasi Aset Daerah - Server Aplikasi Sistem Informasi Pendidikan - Server Aplikasi Sistem Informasi Perpustakaan Daerah - Server Aplikasi Sistem Informasi Kearsipan - Server Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan - Server Aplikasi Sistem Informasi lainnya yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Kota Tangerang 3. 1 unit digunakan untuk aplikasi yang berada dalam portal intranet Server ini digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang sifatnya hanya bisa diakses oleh pengguna yang berada dalam jaringan LAN Pemerintah Kota Tangerang dan atau pengguna telah terdaftar oleh administrator Portal Intranet. Server ini akan melayani aplikasi sebagai berikut : - Mail server Layanan kantor pos virtual. Dengan layanan ini dari satu komputer dapat mengirim pesan surat elektronik ( electronic mail messages) ke komputer lain. - Database server Layanan menyimpan dan mengatur database untuk independen dalam suatu local area network (LAN). Dengan layanan ini user dapat menyimpan data dalam suatu tempat penyimpanan terpusat. - Server Aplikasi Electronic Office - Server Aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Daerah - Server Aplikasi Sistem Informasi Penganggaran dan Pengelolaan Keuangan Daerah - Server Aplikasi Sistem Informasi Pengawasan dan Pelaporan Kegiatan 4. 1 unit digunakan sebagai mirror Sedangkan server server yang telah dimiliki oleh Pemerintah Kota Tangerang dapat terus digunakan, sebagai contoh : Server aplikasi SIAK tetap digunakan untuk aplikasi SIAK Server jaringan tetap digunakan untuk pengaturan dan perekaman data jaringan. Server ini akan berfungsi sebagai : - DNS Server Service Server yang menterjemahkan domain name kedalam IP Adress . Dengan service ini maka setiap user akan lebih mudah meghafal domain name suatu server. Karena menggunakan alphabet yang kemudian akan diterjemahkan dalam bentuk IP Address seperti yang dikenali oleh komputer.

- Proxy server Layanan untuk melayani permintaan klien yang akan berkoneksi dengan server lain. Dengan layanan ini, permintaan klien akan diteruskan ke server yang dituju. Biasanya permintaan dari klien berupa file, koneksi, halaman web , atau resource yang tersedia diserver lain. 5. Server aplikasi aset, SIKDA dan LPSE dapat digunakan sebagai mirror atau cadangan

IV.2

SDM di Bidang Jaringan

Sumber daya manusia berkompetensi jaringan harus disediakan sebagai penunjang dalam implementasi rancangan arsitektur jaringan yang ada. Kebutuhan SDM tersebut dirumuskan sesuai dengan kebutuhan layanan jaringan yang diberikan. Kebutuhan SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a. Administrator Jaringan - Mampu mengatur komunikasi data yang dibutuhkan - Mampu mengatur infrastruktur fisik jaringan, seperti LAN dengan kabel atau wireless. - Mampu mengatur infrastruktur server : Active Directory , WINS, DNS, DHCP, Proxy, RAS, dan Server ISA ( Internet Security and Acceleration ) - Mampu mengatur penambahan hardware jaringan baru yang dibutuhkan - Mampu berpartisipasi dalam perencanaan, perancangan, pengembangan, penyebaran dan perubahan jaringan - Mampu mengawasi dan mengontrol service - Mampu menetapkan daftar pengawasan aktivitas jaringan - Mampu memastikan komunikasi data dalam jaringan yang dapat diandalkan dan memiliki kapasitas sesuai kebutuhan - Mampu menyediakan koneksi fisik antar LAN sesuai dengan kebutuhan - Mampu memastikan komunikasi paket data dipilih dengan efektif - Mampu menyediakan feedback yang teratur bagi performa jaringan, baik secara umum maupun berdasarkan tingkat service nya secara khusus - Mampu menyediakan akses melalui dial-up atau VPN (Virtual Private Network) - Mampu mengawasi penggunaan bandwidth , menganalisa pola dan banyaknya jalur, serta menentukan akibat dari suatu masalah - Mampu memastikan standar keamanan yang dijalankan. b. Teknisi Jaringan - Mampu memilih dan merekomendasikan jalan keluar dari permasalahan hardware dan software yang dihadapi - Mampu mengimplementasikan solusi hardware dan software tersebut - Mampu mengimplementasikan infrastruktur jaringan sesuai dengan kebutuhan - Mampu mencoba peralatan dan memastikan pemecahan yang tepat untuk permasalahan yang mungkin terjadi - Mampu menyediakan koneksi fisik pada LAN - Mampu mengawasi penggunaan bandwidth , menganalisa pola dan banyaknya jalur, dan menentukan akibat dari suatu masalah - Mampu memastikan standar keamanan yang dijalankan - Mampu menyediakan feedback yang teratur bagi performa jaringan, baik secara umum maupun berdasarkan tingkat service secara khusus. c. Teknisi Pendukung Jaringan - Mampu menangani permintaan service

- Mampu mengawasi kejadian secara terperinci, termasuk konfigurasi item yang berubah karena suatu kesalahan - Mampu memeriksa dan mendiagnosa kejadian dan permasalahan (termasuk pemecahan masalah apabila dibutuhkan) - Mampu menemukan permasalahan yang mungkin terjadi dan memberitahukan pengaturan permasalahan - Mampu mendokumentasikan pemecahan masalah dan menggunakan kembali apabila terjadi permasalahan yang serupa - Mampu memperbaiki apabila terjadi kesalahan. d. Administrator Basisdata - Memenuhi kebutuhan database user - Membuat rencana aliran data yang baru atau yang lebih baik dari yang ada. - Memetakan desain konsep untuk rencana pembuatan database secara garis besar. - Memperhatikan kebutuhan data bagi aplikasi-aplikasi Back- End dan Front-End . - Menghaluskan desain logis yang ada sehingga dapat di terjemahkan ke dalam model data yang spesifik - Menghaluskan desain fisik yang ada untuk memenuhi kebutuhan tempat penyimpanan sistem ( system storage ) - Melakukan uji coba terhadap sistem baru - Melakukan dokumentasi database , termasuk standar data, prosedur dan definisi untuk kamus data - Mengatur hak akses terhadap data dan wewenangnya - Memastikan penyimpanan data, backup data, dan prosedur penyelamatan data berfungsi dengan baik - Merencanakan kapasitas penggunaan data - Mampu berkomunikasi dengan baik dengan teknisi dan staf operasional mengenai keamanan database dan integritasnya. e. Help Desk Support Analyst - Menjawab pertanyaan dan membimbing user keluar dari permasalahannya. - Menyediakan pelatihan dan mendukung paket software yang baru - Troubleshooting permasalahan hardware dan software - Menangani permasalahan yang tidak biasa dan jarang terlihat secara efisien dan profesional. f. Teknisi Keamanan Jaringan - Menjalankan pengawasan dan analisa deteksi gangguan dan pelanggaran keamanan lainnya - Mengelola daftar pengaksesan - Menjalankan pengelolaan firewall . Dalam pemenuhan tenaga diatas bisa dilakukan dengan cara melibatkan pihak ketiga (konsultan) dalam kegiatannya atau dengan cara merekrut tenaga profesional dengan cara Tenaga Kontrak Sementara yang nominal pembayaran honornya diatur dalam SPB 2010 untuk anggaran perubahan. Berikut perkiraan anggaran yang dibutuhkan dari sisi sumber daya manusia dalam pembangunan dan pemeliharaan arsitektur TIK Pemerintah Kota Tangerang :

1.

Dilaksanakan oleh Konsultan (pihak ketiga)Tenaga Ahli Pengalaman 5-8 5-8 1-2 1-4 1-4 1-4 Jumlah 1 1 3 1 1 1 Bulan 12 12 12 12 12 12 Honorarium 6,000,000 5,000,000 4,000,000 5,000,000 5,000,000 5.000.000 Total Jumlah 72,000,000 60,000,000 144,000,000 60,000,000 60,000,000 60,000,000 456,000,000 Jumlah 36,000,000 36,000,000 108,000,000 36,000,000 216.000.000

Administrator Jaringan (S1) Teknisi Jaringan (S1) Pendukung Jaringan (D3) Administrator Server (S1) Help Desk Support Analyst (S1) Teknisi Keamanan Jaringan (S1)

2.

Dilaksanakan oleh Tenaga Kontrak SementaraTenaga Ahli Administrator Jaringan Teknisi Jaringan Pendukung Jaringan Administrator Server Jumlah 1 1 3 1 Bulan 12 12 12 12 Honorarium 3,000,000 3,000,000 3,000,000 3,000,000 Total

IV.3

Rekomendasi

Berdasarkan kebutuhan arsitektur jaringan TIK, layanan dan sumber daya manusia yang diusulkan, maka rekomendasi terhadap implementasi usulan diatas adalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan SDM TIK tidak harus melalui pengadaan CPNS, bisa dengan menggunakan jasa pihak ketiga atau perekrutan Tenaga Kontrak Sementara (TKS) 2. Alternatif dengan menggunakan interkoneksi, pembangunan metode fully mesh dan pembangunan dengan memanfaatkan internet broadband bisa dilaksanakan dalam pembangunan arsitektur jaringan TIK Pemerintah Kota Tangerang 3. Penomoran IPv6 disarankan menggunakan Kelas A, dikarenakan dapat menampung 128 jaringan dengan total 16 juta PC. Kelas A ini menyediakan rentang alamat IP mulai dari 0.0.0.0 sampai dengan 127.255.255.255. Alamat jaringan diwakilkan oleh kolom pertama, dan alamat PC diwakilkan oleh tiga kolom berikutnya. Kapasitas jaringan tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan jaringan berdasarkan struktur organisasi di Pemerintah Kota Tangerang. 4. Membuat dan mendokumentasikan peta jaringan. Peta jaringan ini memperlihatkan jalur dan alamat IP yang aktif dalam satu jaringan LAN dan memetakan PC atau server agar tersusun dengan baik. 5. Penggunaan satu ISP untuk koneksi internet di Pemerintah Kota Tangerang yang terhubung dengan jaringan LAN dengan bandwith yang cukup besar agar dapat memenuhi kebutuhan internet di Pemerintah Kota Tangerang 6. Pengorganisasian username dan password sehingga tidak terjadi penggandaan identitas pengguna. 7. Pembuatan network printing untuk mempermudah proses pencetakan dokumen. 8. Pembuatan sistem penyimpanan data (filing system) yang terstruktur secara organisasi untukmempermudah akses dan pencarian data. 9. Pembuatan sub domain oleh unit organisasi atau satuan kerja harus mengacu pada domain Pemerintah Kota Tangerang www.tangerangkota.go.id.

Tabel Kombinasi Pembangunan Jaringan Tahun Pertama

SDM Alternatif Interkoneksi RAP (fully mesh) Internet Broadband Fiber Optic 1.049,400,000 424.545.000 375.045.000 854.800.000*

Konsultan

TKS

456,000,000 216,000,000 1.505.400.000 1.264.400.000 880.545.000 831.045.000 1.046.800.000*

640.545.000 591.045.000 962.800.000

Tabel Kombinasi Pemeliharaan Jaringan

SDM Alternatif Interkoneksi RAP (fully mesh) Internet Broadband Fiber Optic

Konsultan 456,000,000

TKS 216,000,000 680,014,000 315,385,000 361,134,000*

769.505.000 99.385.000 34.320.000 726.000.000

1.225.000.000 555.385.000 490.320.000*

918.000.000

834.000.000

Keterangan : * Hanya memerlukan Tenaga Admin Jaringan, Teknisi Jaringan dan Administrator Server karena jaringan WAN Kecamatan di tangani oleh provider FO Alternatif Perkembangan Teknologi Interkoneksi Teknologi WiMAX akan tetap berkembang Menggunakan SDM kombinasi dari PNS dan pihak ketiga atau pihak ketiga secara menyeluruh Khusus perangkat WiMAX harus oleh pihak ketiga untuk seterusnya harus ada transfer knowledge Tergantung dari keputusan pemerintah tentang pembebasan beban tarif WiMAX 5.8 GHz RAP Tidak terdapat pekembangan yang pesat Bisa dengan tenaga PNS baru yang direkrut secara khusus atau oleh pihak ketiga Akan banyak titik koneksi yang berpotensi menjadi kerusakan sehingga memerlukan tenaga khusus jaringan Sesuai tabel sebelumnya Internet Broadband Masih tetap berkembang sampai dengan 3.5G Tidak memerlukan SDM khusus Fiber Optic Berkembang dari sisi pemanfaatan jaringan fisik Tidak memerlukan tenaga khusus karena sudah di handle oleh provider Diserahkan seluruhnya pada provider. Tingkat SLA 99.98%

SDM

Pemeliharaan

Tidak memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaannya

Anggaran

Sesuai tabel sebelumnya

Sesuai tabel sebelumnya

BAB V PENUTUPPerangkat infrastruktur merupakan sarana penunjang yang penting dalam pengaplikasian Teknologi Informasi dan Komunikasi pada sebuah sistem kerja. Kemajuan teknologi yang semakin luas setiap harinya, harus diimbangi dengan penggunaan infrastruktur yang memadai. Pengadaan infrastruktur secara simultan diperlukan agar sesuai dengan perkembangan dan peningkatan kebutuhan. Untuk itu, diperlukan perencanaan yang tepat. Arsitektur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dinas Informasi dan Komunikasi ini dibuat dengan tujuan untuk menjadi arahan, acuan dan panduan dalam pengembangan sarana Teknologi Informasi dan Komunikasi di Dinas Informasi dan Komunikasi secara khususnya dan Pemerintah Kota Tangerang secara umumnya. Peningkatan mutu dan efektifitas layanan yang menjadi sasaran dalam penyusunan Arsitektur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi ini diharapkan dapat terwujud dan terlaksana.

Biodata PenulisNama NIP Tempat Lahir : Adhi Zulkifli : 19810917 200604 1 007 : Tangerang

Tanggal Lahir : 17 September 1981 Alamat Moto Hidup : Taman Royal 3 Blok AD No.10 Cipondoh : Memberi sebanyak-banyaknya, berharap sedikit-dikitnya (insyaAllah) Contact : [email protected] 089635682835

Riwayat Pendidikan : SD SDN Tangerang IV SLTP SMPN Jatiuwung SLTA SMK Telkom Sandhy Putra Jakarta D3 Politeknik Negeri Jakarta S1 STT Yuppentek S2 Institut Teknologi Bandung Riwayat Pekerjaan : PT. Excelcommindo Pratama (XL) PT. Ciptakomunindo Pratama Bimbingan Belajar Sony Sugema Collage Pemerintah Kota Tangerang

1987 1993 1993 1996 1996 1999 1999 2000 2001 2005 2008 2010

Tidak selesai karena bekerja

Field Operation Technician Installation Engineer Pengajar Matematika Pelaksana

2000 2001 2002 - 2003 2003 - 2006 2006 sekarang