REDESAIN TATA LETAK GUDANG UNTUK MEMINIMALKAN...
Transcript of REDESAIN TATA LETAK GUDANG UNTUK MEMINIMALKAN...
REDESAIN TATA LETAK GUDANG UNTUK MEMINIMALKAN
ONGKOS MATERIAL HANDLING PADA PT. SECURIKO INDONESIA
Fani Andriansyah
Zainal Arief
Putu Eka Dewi Karunia Wati
Program Studi Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
ABSTRAK
Saat ini penempatan penyimpanan barang di PT. Securiko Indonesia bearada di
gudang lantai empat dan tidak memperhatikan frekuensi perpindahan barang. Sehingga hal
ini mengakibatkan berbagai macam kendala terutama masalah perpindahan material
handling, jarak perpindahan material handling yang jauh mengakibatkan proses material
handling barang masuk maupun keluar membutuhkan waktu yang cukup lama. Dari
permasalahan yang muncul, usaha untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan
melakukan perancangan perbaikan tata letak. Kebijakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Activity Relationship Chart (ARC) dan pengklasifikasian produk berdasarkan Class
Based Storage Policy. Tahapan penelitian dilakukan dengan menghitung frekuensi
perpindahan, jarak perpindahan, jumlah tempat penyimpanan, dan ongkos material handling.
Penelitian ini bertujuan melakukan perbaikan tata letak, sehingga jarak perpindahan material
handling lebih kecil dari sebelumnya dan penyimpanan barang berdasarkan frekuensi
pergerakan barang. Dimana semakin kecil jarak perpindahan material handling akan
semakin kecil pula ongkos material handling (OMH). Hasil penelitian menunjukkan redesain
tata letak usulan dapat menurunkan jarak perpindahan 50 % dan total ongkos material
handling sebesar 61,4 % per bulan.
Kata kunci: Material Handling, Perancangan Tata Letak, Jarak Perpindahan, Ongkos
Material Handling (OMH).
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kondisi lahan di daerah perkotaan semakin lama semakin sempit, hal ini menyebabkan
perusahaan kesulitan membangun tempat usaha dengan bangunan yang luas. Alternatif
bangunan saat ini yang banyak dijumpai adalah ruko, dengan luas lahan yang minim dan
bergantung pada berapa banyak lantai atau tinggi bangunan gedung, tentunya ada hal yang
sangat penting untuk diperhatikan, yaitu tata letak fasilitas didalamnya, agar proses
operasional yang dilakukan bisa berjalan dengan baik,efektif dan efisien.
PT. Securiko Indonesia adalah salah perusahaan distributor alat-alat security sistem
yang berlokasi di Jalan Gembong 32 K, Simokerto–Surabaya. Perusahaan ini berdiri pada
tahun 2006 dan menempati sebuah bangunan ruko berlantai empat. Kondisi gudang berada di
bangunan lantai empat menyebabkan beberapa permasalahan. Pada proses material handling
penerimaan atau pengiriman jarak pintu utama dengan gudang sangat jauh, ditambah jalur
yang harus dilalui adalah melalui anak tangga, sehingga menyulitkan saat membawa barang
secara manual dan menyebabkan waktu maupun tenaga yang dikeluarkan tidak efektif dan
efisien. Selain itu penyimpanan barang belum berdasarkan frekuensi pergerakan barang,
sehingga dimana ada slot kosong disitu akan diisi barang datang, yang mana nantinya akan
menyulitkan proses selanjutnya atau saat pencarian barang ataupun packing sebelum barang
dikirim ke customer.
Dari permasalahan yang muncul dapat dianalisa penyebab utamanya adalah
dikarenakan tata letak (layout) gudang yang kurang baik sehingga jarak perpindahan material
handling jauh. Alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah
dengan perbaikan tata letak dan kebijakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Activity Relationship Chart (ARC) dan pengklasifikasian produk berdasarkan Class Based
Storage Policy. Diharapkan dengan adanya perrbaikan tata letak (layout) dapat meminimalkan
jarak perpindahan dan ongkos material handling, serta penyimpanan produk tertata dengan
baik berdasarkan frekuensi pergerakannya.
Tinjauan Pustaka
Menurut Wignjosoebroto,S.,(2009:67), Tata letak merupakan suatu landasan utama
dalam sebuah industri. Tata letak dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-
fasilitas guna menunjang kelancaran proses operasinal di dalamnya. Pengaturan tersebut
dengan cara mencoba memanfaatkan luas area (space) untuk menempatkan penyimpanan
material (storage) baik yang bersifat temporer maupun permanen, kelancaran gerakan
perpindahan material, personal pekerja dan sebagainya.
Menurut Heragu (2008), ukuran jarak dalam perancangan tata letak ada tujuh, yaitu:
1. Jarak Euclidean, merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan
pusat fasilitas lainnya. Formula yang digunakan dalam pengukuran jarak euclidean
yaitu :
dij = [(xi-xj)2 + (yi-yj)2]1/2…………………………………………………….(1.1)
dimana :
xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
yi = koordinat x pada pusat fasilitas j
dij = jarak antara pusat fasilitas i dan j
2. Jarak Squared Eucliden, merupakan pengukuran jarak dengan mengkruadratkan jarak
eucliden dimana adanya pembebanan lebih besar kepada pasangan fasilitas yang
berjauhan dari pasangan yang berdekatan. Formula yang digunakan dalam pengukuran
jarak ini yaitu :
dij = [(xi-xj)2 + (yi-yj)2]……………………………………….………….…..(1.2)
dimana :
xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
yi = koordinat x pada pusat fasilitas j
dij = jarak antara pusat fasilitas i dan j
3. Jarak Rectilinear, merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus dari satu
titik pusat fasilitas ke titik pusat fasilitas lainnya. Formula yang digunakan dalam
pengukuran ini yaitu :
dij =│xi-xj│ + │yi-xj│ …………………………………………………….....(1.3)
dimana :
xi = koordinat x pada pusat fasilitas i
yi = koordinat x pada pusat fasilitas j
dij = jarak antara pusat fasilitas i dan j
4. Tchebychev, pengukuran ini biasanya diaplikasikan pada permasalahan picking,
dimana dimensi yang dipakai adalah tiga dimensi, sehingga formulasinya yaitu :
dij = max (│Xi-Xj│,│Yi-Yj│,│Zi-Zj│)…………………………....................(1.4)
5. Aisle Distance, merupakan pengukuran jarak secara aktual, dengan mengukur jarak
sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut bahan atau material handling.
6. Adjacency, bila fasilitas atau departemen i dan j saling berhubungan secara langsung
(adjacency).
7. Shortest Path, merupakan perhitungan yang biasa digunakan untuk menentukan jarak
dua titik yang paling pendek dalam permasalahan network location.
Menurut Wignjosoebroto,S.,(2009:200), Peta hubungan aktivitas atau Activity
Relationship Chart (ARC) adalah suatu teknik yang sederhana di dalam merencanakan tata
letak fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan
dalam penilaian kualitatif dan cenderung berdasarkan pertimbangan yang bersifat subyektif
dari masing-masing fasilitas atau departemen.
Metode Class Based Storage Policy, metode ini merupakan gabungan antara Random
Storage dan Dedicated Storage. Metode ini membagi setiap produk yang ada ke dalam tiga,
empat atau lima kelas berdasarkan atas kesamaan suatu jenis bahan atau material ke dalam
kelas tersebut sehingga pengaturan tempat dirancang lebih fleksibel karena nantinya kelas
tersebut akan ditempatkan pada suatu lokasi khusus pada gudang. Masing-masing kelas dapat
diisi secara acak oleh beberapa jenis barang yang sudah diklasifikasikan berdasarkan jenis
maupun karakteristik dari barang tersebut.
MATERI DAN METODE
Materi Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Karyawan
Tabel 1 Data Karyawan
No. Jabatan Jumlah Karyawan (orang)
1 Resepsionis 1
2 Office Boy 1
3 Accounting & Finance 4
4 Sales & Marketing 4
5 Admin Proyek & Teknisi 3
6 Drafter 1
7 Quality Control 1
8 Logistik 2
Total 17
2. Gambar Layout Awal
Gambar 1 Desain Layout Awal (Skala 1:100)
Luas gudang pada layout awal adalah :
Tabel 2 Data Luas Gudang Pada Layout Awal
Bangunan Luas Bangunan (m)
Total (m2)
P (m) L (m)
Gudang Layout Awal 5 4,5 22,50
3. Data Produk Simpan Gudang
Tabel 3 Data Produk Simpan Gudang
No. Jenis Produk Dimensi (cm)
Satuan Berat (kg) Qty item /
satuan P L T
1 Box Panel 46 36 18 PCS 9 1
2 Lock 29 16 20 DUS 25 5
3 Bracket Lock 42 30 26 DUS 11 10
4 Power Supply 21 11 4,5 PCS 1 1
5 Controller 26 18 6 PCS 1 1
6 Reader 18 12 4,5 PCS 0,8 1
7 Push Button 9 9 6 PCS 0,2 1
8 Card ID 22,5 10 6 BOX 2 200
9 Alarm 13,5 8 5,5 PCS 0,3 1
10 Energy Saver 9 9 5 PCS 0,3 1
11 Printer card 65 28 32 PCS 8 1
12 Ribbon 6 8,5 12,5 PCS 0,3 1
13 Camera CCTV 18 18 14 PCS 1 1
14 NVR 54 18 42 PCS 4 1
4. Data Panerimaan dan Pengiriman Barang Tahun 2017
Tabel 4 Data In dan Out Barang Tahun 2017
No
. Jenis Produk
In Out
Jumlah
(Pcs)
Average/
bulan
(Pcs)
Average/
bulan
(Dus)
Jumlah
(Pcs)
Average/
bulan
(Pcs)
Average/
bulan
(Dus)
1 Box Panel 950 80 80 900 75 75
2 Lock 9646 804 161 9546 796 160
3 Bracket Lock 9646 804 81 9546 796 80
No
. Jenis Produk
In Out
Jumlah
(Pcs)
Average/
bulan
(Pcs)
Average/
bulan
(Dus)
Jumlah
(Pcs)
Average/
bulan
(Pcs)
Average/
bulan
(Dus)
4 Power Supply 900 75 8 825 69 7
5 Controller 1300 109 11 1289 108 11
6 Reader 2300 192 20 2201 184 19
7 Push Button 2400 200 10 2260 189 10
8 Card ID 20000 1667 2 19350 1613 2
9 Alarm 680 57 3 647 54 3
10 Energy Saver 700 59 3 680 57 3
11 Printer card 41 4 4 41 4 4
12 Ribbon 190 16 1 210 18 1
13 Camera CCTV 111 10 1 111 10 1
14 NVR 17 2 2 17 2 2
Jumlah 48881 4079 387 47623 3969 378
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Securiko Indonesia, tahapan penelitian dimulai dengan
studi lapangan pada perusahaan tersebut, lalu megidentifikasi masalah yang ada dan mencari
literatur yang berkaitan dengan pengamatan yang dilakuakan. Setelah itu menetukan rumusan
masalah yang akan dibahas pada penelitian ini. Kemudian mengumpulkan data-data yang
dibutuhkan yang nantinya akan diolah/dihitung, setelah itu dilakukan analisa terhadap hasil
perhitungan dengan tujuan mendapatkan pemecahan terhadap permasalahan yang ada.
Langkah-langkah tersebut dituangkan dalam flow chart metodologi penelitian sebagai berikut :
Mulai
Studi lapangan
Identifikasi masalah
Studi literatur
Rumusan masalah
Pengumpulan Data :
1. Data jumlah karyawan & departemen
2. Data luas lantai fasilitas
3. Data produk simpan gudang
4. Data penerimaan & pengiriman produk
5. Data jarak perpindahan material handling
Perhitungan OMH layout awal
Ongkos material handling = Frekuensi x Jarak x Ongkos Manusia / meter
A
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Pembuatan Activity
Relationship Chart (ARC)
Perhitungan berdasarkan Class Based Storage Policy :
1.Kebutuhan tempat penyimpanan= (kapasitas penerimaan maksimum) x (dimensi produk)
2.Pengelompokan kelas produk
3.Penempatan blok tempat simpan sesuai frekuensi perpindahan material handling
Desain layout usulan
Perhitungan OMH layout usulan
Analisis hasil perhitungan
A
Gambar 2 Flow Chart Metodologi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tahap ini dilakukan perhitungan pada layout awal, kemudian dilakukan perbaikan
layout yang mampu menurunkan jarak perpindahan dan ongkos material handling.
1. Perhitungan Layout Awal
1.1 Perhitungan Frekuensi Perpindahan Barang Pada Layout Awal
𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 =𝐒𝐚𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧
𝐊𝐚𝐩𝐚𝐬𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐚𝐥𝐚𝐭 𝐚𝐧𝐠𝐤𝐮𝐭
Contoh perhitungan :
Box Panel
Penerimaan barang adalah 80 dus/bulan, jika kapasitas alat angkut material handling 1 dus per
proses perpindahan, maka frekuensi perpindahan penerimaan barang adalah 80:1 = 80
kali/bulan. Sedangkan untuk frekuensi perpindahan pengiriman barang adalah 75 dus/bulan,
maka 75:1 = 75 kali/bulan.
Tabel 5 Frekuensi In dan Out Barang per Bulan
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (Kali)
In Out
1 Box Panel X G 80 75
2 Lock X G 161 160
3 Bracket Lock X G 81 80
4 Power Supply X G 8 7
5 Controller X G 11 11
6 Reader X G 20 19
7 Push Button X G 10 10
8 Card ID X G 2 2
9 Alarm X G 2 2
10 Energy Saver X G 2 2
11 Printer card X G 4 4
12 Ribbon X G 1 1
13 Camera CCTV X G 1 1
14 NVR X G 1 1
Jumlah 384 375
Dimana : X adalah tempat bongkar dan muat
G adalah gudang penyimpanan
1.2 Perhitungan Jarak Perpindahan Material Handling Pada Layout Awal
Perhitungan jarak perpindahan material handling menggunakan ketentuan ukur jarak
Aisle Distance, dimana pengukuran jarak ini merupakan pengukuran jarak secara aktual
dengan mengukur jarak sepanjang lintasan yang dilalui alat pengangkut bahan atau material
handling.
Tabel 6 Jarak Perpindahan Material Handling Pada Layout Awal
Dari Ke Jarak (m)
X G 48
Dimana : X adalah Lokasi bongkar & muat
G adalah Lokasi penyimpanan (Gudang)
Setelah ditentukan jarak perpindahan material handling dengan menggunakan
ketentuan ukur jarak Aisle Distance, maka dilanjutkan dengan penghitungan momen material
handling sebagai berikut :
𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧 𝒎𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒏𝒅𝒍𝒊𝒏𝒈 = 𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐗 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤
Tabel 7 Momen Material Handling In dan Out Pada Layout Awal
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
Momen Material Handling
In Out In Out
1 Box Panel X G 80 75 48 3840 3600
2 Lock X G 161 160 48 7728 7680
3 Bracket Lock X G 81 80 48 3888 3840
4 Power Supply X G 8 7 48 384 336
5 Controller X G 11 11 48 528 528
6 Reader X G 20 19 48 960 912
7 Push Button X G 10 10 48 480 480
8 Card ID X G 2 2 48 96 96
9 Alarm X G 2 2 48 96 96
10 Energy Saver X G 2 2 48 96 96
11 Printer card X G 4 4 48 192 192
12 Ribbon X G 1 1 48 48 48
13 Camera CCTV X G 1 1 48 48 48
14 NVR X G 1 1 48 48 48
Jumlah 18432 18000
Total 36432
Dari hasil perhitungan diatas, maka :
Σ momen material handling = Σ momen material handling in + Σ momen
material handling out
Σ momen material handling = 18.432 + 18.000
= 36.432/bulan
1.3 Perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) Pada Layout Awal
Proses perpindahan material handling dilakukan secara manual atau menggunakan tenaga
manusia, maka untuk penghitungan ongkos manusia/m menggunakan komponen gaji pekerja,
perhitungannya sebagai berikut :
- Jumlah karyawan gudang pada PT. Securiko Indonesia adalah 2 oarang
- Untuk gaji karyawan gudang per bulan adalah Rp.3.600.000 dan Rp. 3.200.000
- Hari efektif per bulan diasumsikan 26 hari kerja
- Gaji pekerja untuk 2 orang pekerja = 3.600.000+3.200.000
26
= 6.800.000
26 = Rp 261.538
- Gaji pekerja untuk 1 orang pekerja = 261.538
226
= Rp 130.769
- Jarak perpindahan/hari = Σ 𝑚𝑜𝑚𝑒𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑛𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔
26 hari
= 36.432
26 = 1.401 m/hari
- Ongkos manusia/m = Σ 𝑔𝑎𝑗𝑖 /ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑝𝑖𝑛𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑛 /ℎ𝑎𝑟𝑖
= 130.769/ℎ𝑎𝑟𝑖
1.401𝑚/ℎ𝑎𝑟𝑖 = Rp 94/m
Dengan demikian Ongkos Material Handling layout awal dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
𝐎𝐧𝐠𝐤𝐨𝐬 𝑴𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒏𝒅𝒍𝒊𝒏𝒈 = 𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐗 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤 𝐗 𝐎𝐧𝐠𝐤𝐨𝐬 𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚/𝐦
Tabel 8 Ongkos Material Handling In dan Out Pada Layout Awal
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
OMH
(Rp/m)
Total OMH Material
Handling (Rp/bulan)
In Out In Out
1 Box Panel X G 80 75 48 94 360.960 338.400
2 Lock X G 161 160 48 94 726.432 721.920
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
OMH
(Rp/m)
Total OMH Material
Handling (Rp/bulan)
In Out In Out
3 Bracket Lock X G 81 80 48 94 365.472 360.960
4 Power Supply X G 8 7 48 94 36.096 31.584
5 Controller X G 11 11 48 94 49.632 49.632
6 Reader X G 20 19 48 94 90.240 85.728
7 Push Button X G 10 10 48 94 45.120 45.120
8 Card ID X G 2 2 48 94 9.024 9.024
9 Alarm X G 2 2 48 94 9.024 9.024
10 Energy Saver X G 2 2 48 94 9.024 9.024
11 Printer card X G 4 4 48 94 18.048 18.048
12 Ribbon X G 1 1 48 94 4.512 4.512
13 Camera CCTV X G 1 1 48 94 4.512 4.512
14 NVR X G 1 1 48 94 4.512 4.512
Jumlah 1.732.608 1.692.000
Total 3.424.608
Total Ongkos Material Handling = Ongkos Material Handling In + Ongkos Material
Handling Out
= Rp 1.732.608 + Rp 1.692.000
= Rp 3.424.608/bulan
1.4 Activity Relationship Chart (ARC)
Tujuan dari pembuatan activity relationship chart ini adalah untuk mengetahui
seberapa erat keterkaitan hubungan antara departemen satu dengan yang lainnya dalam
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan setiap harinya.
Gambar 3 Activity Relationship Chart (ARC)
2. Perhitungan Layout Usulan
2.1 Desain Layout Usulan
Gambar 4 Desain Layout Usulan (Skala 1:100)
Luas gudang pada layout usulan adalah :
Tabel 9 Luas Gudang Pada Layout Usulan
Bangunan Luas Bangunan (m)
Total (m2)
P (m) L (m)
Gudang Layout Usulan 8 4,5 36,00
6 3 18,00
54,00
2.2 Perhitungan Jarak Perpindahan Material Handling Pada Layout Usulan
Tabel 10 Jarak Perpindahan Material Handling Pada Layout Usulan
Dari Ke Jarak (m)
X G1 12,5
X G2 29
Dimana : X adalah Lokasi bongkar & muat
G1 adalah Lokasi penyimpanan (Gudang Lantai 1)
G2 adalah Lokasi penyimpanan (Gudang Lantai 2)
Setelah ditentukan jarak perpindahan material handling dengan menggunakan
ketentuan ukur jarak Aisle Distance, maka dilanjutkan dengan penghitungan momen material
handling sebagai berikut :
𝐌𝐨𝐦𝐞𝐧 𝒎𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒉𝒂𝒏𝒅𝒍𝒊𝒏𝒈 = 𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐗 𝐉𝐚𝐫𝐚𝐤
Tabel 11 Momen Material Handling In dan Out Pada Layout Usulan
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
Momen Material Handling
In Out In Out
1 Box Panel X G 80 75 29 2320 2175
2 Lock X G 161 160 12,5 2012,5 2000
3 Bracket Lock X G 81 80 12,5 1012,5 1000
4 Power Supply X G 8 7 29 232 203
5 Controller X G 11 11 29 319 319
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
Momen Material Handling
In Out In Out
6 Reader X G 20 19 29 580 551
7 Push Button X G 10 10 29 290 290
8 Card ID X G 2 2 29 58 58
9 Alarm X G 2 2 29 58 58
10 Energy Saver X G 2 2 29 58 58
11 Printer card X G 4 4 29 116 116
12 Ribbon X G 1 1 29 29 29
13 Camera CCTV X G 1 1 29 29 29
14 NVR X G 1 1 29 29 29
Jumlah 7143 6915
Total 14058
Dari hasil perhitungan diatas, maka :
Σ momen material handling = Σ momen material handling in + Σ momen
material handling out
Σ momen material handling = 7.143 + 6.915
= 14.058/bulan
2.3 Perhitungan Ongkos Material Handling Pada Layout Usulan
Perhitungan ongkos material handling pada layout usulan memakai hasil perhitungan
ongkos material handling manusia per meter yang ditetapkan dari perhitungan sebelumnya
yaitu sebesat Rp 94/m.
Tabel 12 Ongkos Material Handling In dan Out Pada Layout Usulan
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
OMH
(Rp/m)
Total OMH Material
Handling (Rp/bulan)
In Out In Out
1 Box Panel X G 80 75 29 94 218.080 204.450
2 Lock X G 161 160 12,5 94 189.175 188.000
3 Bracket Lock X G 81 80 12,5 94 95.175 94.000
4 Power Supply X G 8 7 29 94 21.808 19.082
No. Jenis Produk Dari Ke Frekuensi (kali) Jarak
(m)
OMH
(Rp/m)
Total OMH Material
Handling (Rp/bulan)
In Out In Out
5 Controller X G 11 11 29 94 29.986 29.986
6 Reader X G 20 19 29 94 54.520 51.794
7 Push Button X G 10 10 29 94 27.260 27.260
8 Card ID X G 2 2 29 94 5.452 5.452
9 Alarm X G 2 2 29 94 5.452 5.452
10 Energy Saver X G 2 2 29 94 5.452 5.452
11 Printer card X G 4 4 29 94 10.904 10.904
12 Ribbon X G 1 1 29 94 2.726 2.726
13 Camera CCTV X G 1 1 29 94 2.726 2.726
14 NVR X G 1 1 29 94 2.726 2.726
Jumlah 671.442 650.010
Total 1.321.452
Total Ongkos Material Handling = Ongkos Material Handling In + Ongkos Material
Handling Out
= Rp 671.442 + Rp 650.010
= Rp 1.321.452/bulan
3. Class Based Storage
Penentuan kelas berdasarkan frekuensi pergerakan barang, dimana barang yang
pergerakan/mutasi nya cepat (fast moving) di tempatkan dalam kelas A dengan posisi di dekat
pintu, sedangkan barang yang pergerakan/mutasinya nya sedang (medium moving)
ditempatkan dalam kelas B dengan posisi agak menjauh dari pintu, dan barang yang
pergerakan/mutasi nya lambat (slow moving) ditempatkan di kelas C dengan posisi paling jauh
dari pintu. Berikut adalah ketentuan pengelompokan kelas yang ditetapkan dalam penelitian
ini: - Frekuensi moving > 100 Kelas A (Fast Moving)
- Frekuensi moving 10 ≤ 100 Kelas B (Medium Moving)
- Frekuensi moving < 10 Kelas C (Slow Moving)
P L T
1 Lock 321 A Floor 5 1596 319,2 29 16 20
2 Bracket Lock 161 A Floor 10 1596 159,6 42 30 26
3 Box Panel 155 A Floor 1 100 100 46 36 18
4 Reader 39 B Rak 1 400 400 18 12 4,5
5 Controller 22 B Rak 1 200 200 26 18 6
6 Push Button 20 B Rak 1 500 500 9 9 6
7 Power Supply 15 B Rak 1 300 300 21 11 4,5
8 Printer card 8 C Floor 1 20 20 65 28 32
9 Card ID 4 C Rak 200 6000 30 22,5 10 6
10 Alarm 4 C Rak 1 300 300 13,5 8 5,5
11 Energy Saver 4 C Rak 1 500 500 9 9 5
12 Ribbon 2 C Rak 1 50 50 6 8,5 13
13 Camera CCTV 2 C Rak 1 30 30 18 18 14
14 NVR 2 C Rak 1 4 4 54 18 42
Nilai
Maximum
(box)
Dimensi Produk
(Cm)No. Jenis ProdukFrekuensi
(kali)Kelas
Tempat
Simpan
Qty item /
Box
Nilai
Maximum
(pcs)
P L T P L T Kesamping Kedepan Tumpukan
1 Lock 319,2 29 16 20 200 200 100 6 12 5 360
2 Bracket Lock 159,6 42 30 26 250 200 160 5 6 6 180
3 Box Panel 100 46 36 18 300 150 150 6 4 8 192
4 Reader 400 18 12 4,5 200 70 40 11 5 8 440
5 Controller 200 26 18 6 200 70 60 7 3 10 210
6 Push Button 500 9 9 6 100 70 50 11 7 8 616
7 Power Supply 300 21 11 4,5 200 70 50 9 6 11 594
8 Printer card 20 65 28 32 200 150 70 3 5 2 30
9 Card ID 30 22,5 10 6 100 70 50 4 7 8 224
10 Alarm 300 13,5 8 5,5 100 70 50 7 8 9 504
11 Energy Saver 500 9 9 5 100 70 50 11 7 10 770
12 Ribbon 50 6 8,5 13 100 70 50 16 8 4 512
13 Camera CCTV 30 18 18 14 100 70 50 5 3 3 45
14 NVR 4 54 18 42 100 70 100 1 3 2 6
Nilai
Maximum
(box)
Kapasitas
Maximum
Penyimpanan
(box)
Dimensi Produk
(Cm)
Dimensi
Kebutuhan
Tempat Simpan
(Cm)
Penataan PenyimpananNo. Jenis Produk
Tabel 13 Pengklasifikasian Kelas Produk
Kebutuhan Tempat Penyimpanan = 𝐃𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐑𝐮𝐚𝐧𝐠
𝐃𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢 𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤
Tabel 14 Kebutuhan Tempat Penyimpanan Berdasarkan Class Based Storage
KESIMPULAN
Dari hasil anlisa data dan perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa layout usulan
jauh lebih baik dibandingkan dengan layout awal dilihat dari segi luas gudang penyimpanan,
dari segi ongkos material handling dan momen material handling jauh lebih sedikit atau
menurun , dan segi pengklasifikasian dan penempatan produk pada tempat simpan sesuai
frekuensi pergerakan barang. Dari segi ongkos material handling & momen material handling
layout usulan turun sebesar 61,4 %, dimana ongkos material handling awal Rp
3.424.608/bulan menjadi Rp 1.321.452/bulan, dan momen material handling awal sebesar
36.432/bulan turun menjadi 14.058/bulan, dengan jarak maksimum perpindahan material
handling layout awal dari lokasi bongkar ke gudang penyimpanan adalah 48 meter,
sedangkan pada layout usulan menurun menjadi 12,5 meter ke G1 (gudang 1) dan 29 meter ke
G2 (gudang 2). Sedangkan dari segi luas tempat penyimpanan produk jauh lebih luas 71,4 %
dari sebelumnya 22,5 m2
menjadi 54 m2, dan dari segi penyimpanan produk baik itu di floor
maupun rak sudah tertata sesuai kelas dan kebutuhan maksimum slot penyimpanan masing-
masing produk. Produk yang perpindahan material handlingnya cepat (fast moving) atau
kelas A di dekatkan dengan pintu masuk, untuk produk dengan perpindahan material handling
sedang (medium moving) tau kelas B ditempatkan agak jauh, sedangkan untuk produk dengan
perpindahan material handling lambat (slow moving) atau kelas C ditempatkan paling jauh
dengan pintu masuk.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J., (1990). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi ketiga, Bandung : Penerbit
ITB.
Arif, M., (2017). Perancangan Tata Letak Pabrik. Cetakan Pertama, Yogyakarta : Penerbit
Deepublish.
Hadiguna, R. A. & Setiawan, H., 2008. Tata Letak Pabrik. Yogyakarta: Penerbit Andi
Juliana, H., (2016). Peningkatan Kapasitas Gudang Dengan Perencanaan Layout
Menggunakan Metode Class Based Storage. Jurnal Fakultas Teknik Industri
Universitas Diponegoro Semarang.
Karonsih, S., (2010). Perbaikan Tata Letak Penempatan Barang Di Gudang Penyimpanan
Material Berdasarkan Class Based Storage Policy Pada PT. Filtrona Indonesia. Jurnal
Fakultas Teknik Industri Universitas Brawijaya Malang.
Kusnawan, M., (2015). Usulan Perencanaan Alokasi Penyimpanan Produk Menggunakan
Kebijakan Class Based Storage Untuk Mengurangi Wakyu Delay Pada Gudang BM
PT.XYZ Bandung. Jurnal Fakultas Teknik Industri Universitas Telkom.
Nurmianto, E., 1996. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi pertama. Cet, 3. Teknik
Industri ITS. Graha Ilmu.
Purnomo, H., (2004). Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Jakarta : Penerbit Graha Ilmu.
Sugiharto. (2009). Analisa Manajemen Pergudangan pada PD Sinar Agung Jaya untuk
Meningkatkan Efektifitas. Tesis S1, Universitas Bina Nusantara Jakarta
Sujana, A., (2014). Usulan Perbaikan Alokasi Penyimpanan Barang Dengan Metode Class
Based Storage Pada Gudang Bahan Baku 1 PT. SMA. Jurnal Fakultas Teknik Industri
Telkom University
Wignjosoebroto, S., (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga,
Surabaya : Penerbit Guna Widya.