Reddy, Madhuri - Digital Repository - Universitas ...thesis.umy.ac.id/datapublik/t35405.docx · Web...

of 28 /28

Click here to load reader

Embed Size (px)

Transcript of Reddy, Madhuri - Digital Repository - Universitas ...thesis.umy.ac.id/datapublik/t35405.docx · Web...

Pencegahan Pressure Ulcer Dalam Peningkatan Patient Safety

di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Naskah Publikasi

Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat

Magister Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

MUSKHAB EKO RIYADI

20121050004

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Publikasi

PENCEGAHAN PRESSURE ULCER DALAM PENINGKATAN

PATIENT SAFETY DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Telah diseminarkan dan diujikan pada tanggal

20 Desember 2013

Oleh

MUSKHAB EKO RIYADI

20121050004

Penguji

(DR. Elsye Maria Rosa, M.Kep.() Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep. () Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns., MAN() )

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Keperawatan

Program Pasca Sarjana

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yuni Permatasari I., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep.MB., CWCS

Prevention of Pressure Ulcers in Improving Patient Safety on Panembahan Senopati General Hospital of Bantul

Pencegahan Pressure Ulcer Dalam Peningkatan Patient Safety

di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Muskhab Eko Riyadi, S.Kep., Ns. , DR. Elsye Maria Rosa, M.Kep.

Mahasiswa Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *, Dosen Pembimbing Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *

Korespondensi :

Muskhab Eko Riyadi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183.

Email : [email protected]

Abstract

Pencegahan pressure ulcer adalah prioritas dalam perawatan pasien dan merupakan indikator kualitas pelayanan. Walaupun usaha usaha peningkatan mutu tindakan pencegahan pressure ulcer telah dilakukan, gejala gejala menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi dalam usaha pencegahan luka tekan masih cukup komplek dan rumit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan pencegahan luka tekan dan faktor faktor yang berpengaruh terhadap tindakan pencegahan luka tekan di Rumah Sakit.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 29 partisipan yang terdiri dari perawat ruang rawat inap dan manajemen RSUD Panembahan Senopati. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi dokumentasi, focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan teknik analisa data menurut Miles & Huberman.

Berdasarkan hasil analisis didapatkan kesimpulan bahwa tindakan pencegahan pressure ulcer yang dilakukan di ruang rawat inap antara lain, penilaian resiko, pergantian posisi, penilaian kulit, perawatan kulit, peningkatan nutrisi, dukungan permukaan dan pendokumentasian. Kepatuhan pelaksanaan pencegahan luka tekan dalam peningkatan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati dalam kategori tidak patuh. Faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan pressure ulcer dalam peningkatan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati antara lain, kebijakan manajemen, kebijakan pengadaan sarana prasarana, keterbatasan sarana prasarana, sistim pelaporan, standar minimal angka kejadian dan keselamatan pasien rumah sakit.

Kata kunci : pencegahan, pressure ulcer, patient safety

Abstract

Pressure ulcer prevention is a priority in the care of patient and is an indicator of the quality nursing care. Although efforts to improve the quality of pressure ulcer prevention measures have been carried out, the symptoms indicate that the problem occurs in the prevention of pressure ulcer is still quite complex and complicated. The purpose of this study was to identify the implementation of pressure ulcer prevention and factors that have affect to pressure ulcer prevention in hospital.

The design of the study is a qualitative research with case study approach. The sampling technique is purposive sampling. Participants in this study amounted to 29 participants that consisting nurses and management of Panembahan Senopati Hospital. Data was collected through by observation, documentation studies, focus group discussions (FGD) and in-depth interviews. Analysis of the data using a data analysis technique according to Miles & Huberman.

Based on the analysis was concluded that the pressure ulcer prevention in the inpatient wards is risk assessment, reposition, skin assessment, skin care, improved nutrition, support surfaces and documentation. Obedience in the implementation prevention of pressure ulcer in a patient safety improvement in the Ward of Panembahan Senopati Hospital is non adherent. The factors that influence to the prevention of pressure ulcer in a patient safety improvement in the ward of Panembahan Senopati Hospital is management policies, infrastructure procurement policies, infrastructure limitations, reporting system, minimum standards of incidence and patient safety.

Keywords : prevention, pressure ulcer, patient safety

Pendahuluan

Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah mempertahankan integritas kulit. Perawat dengan teratur mengobservasi kerusakan atau gangguan integritas kulit pada klien. Gangguan integritas kulit terjadi akibat tekanan yang lama, iritasi kulit atau imobilisasi sehingga menyebabkan terjadinya dekubitus (Potter & Perry, 2006). Usaha usaha untuk meningkatkan mutu pencegahan luka tekan juga ditempuh oleh National Pressure Ulcers Advisory Panel (NPUAP) melalui pembuatan Quick Reference Guide pencegahan luka tekan yang merupakan pedoman berbasis bukti pada pencegahan luka tekan. Walaupun usaha usaha peningkatan mutu tindakan pencegahan luka tekan telah dilakukan, gejala gejala menunjukkan bahwa permasalahan yang terjadi dalam usaha pencegahan luka tekan oleh perawat masih cukup komplek dan rumit.

Rogenski (2012) mengemukakan bahwa meskipun luka tekan (pressure ulcers) telah banyak dibahas, luka tekan masih merupakan masalah yang parah bagi pasien di rumah sakit. Teknik untuk pencegahan dan deteksi luka tekan masih tetap sangat terbatas, dengan demikian, pendeteksian dan pencegahan kejadian luka tekan terutama hanya didasarkan pada pengalaman dari perawat (Deprez et al, 2011). Bogie (2011) menyampaikan bahwa tegangan gaya robek (shear) secara luas diakui sebagai faktor risiko terjadinya atau perkembangan luka tekan. Akan tetapi kehandalan dan teknik yang efektif untuk mengevaluasi tegangan gaya robek (shear) belum dapat dilaksanakan. Miyazaki (2010) mengemukakan bahwa dalam prakteknya perawat sangat sering tidak mendasarkan intervensi keperawatan pada bukti (evidence-based,) tetapi pada mitos, tradisi dan berdasarkan pengalaman diri sendiri atau pengalaman perawat lain. Studi pendahuluan di lokasi penelitian, peneliti mendapati masalah yang hampir mirip dengan apa yang sudah disampaikan sebelumnya seperti, tindakan pencegahan kejadian luka tekan yang tidak dilakukan sejak dini, pengkajian resiko hanya dengan berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh perawat, kurangnya kekonsistenan dalam pencegahan luka tekan maupun pendokumentasian yang kurang dari hasil pengkajian resiko.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pelaksanaan pencegahan luka tekan dan faktor faktor yang berpengaruh terhadap tindakan pencegahan luka tekan di Rumah Sakit. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan tentang perihal yang berkenaan dengan pencegahan luka tekan yang dilakukan oleh perawat dan dapat dijadikan bahan masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan luka tekan oleh perawat.

Metode

Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah 9 Perawat Pelaksana di ruang rawat inap, 8 Perawat Primer di ruang rawat inap, 5 Kepala Ruang di ruang rawat inap, Kepala Seksi Keperawatan & Kebidanan, Kepala Bidang Keperawatan & Mutu, Kepala Seksi Mutu & Audit Klinik, Kepala Seksi Pelayanan Medik Penunjang & Bedah Sentral, Infection Prevention & Control Nurse (IPCN), Kepala Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Wakil Direktur Pelayanan & Penunjang. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, studi dokumentasi, focus group discussion (FGD) dan wawancara mendalam (in-depth interview). Teknik analisa data berdasarkan teknik Miles & Huberman yang dalam penelitian ini meliputi data collection, data reduction, data display dan conclusion. Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi pengujian credibility ; yaitu, dengan mentriangulasi (triangulate) data hasil focus group discussion (FGD) & wawancara mendalam (in-depth interview) dengan hasil observasi dan studi dokumentasi. Pengujian transferability ; pembuatan laporan penelitian secara jelas, rinci, sistematis dan dapat dipercaya. Pengujian dependability ; dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian oleh auditor yang berkompeten di bidangnya. Pengujian confirmability ; pengujian dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan auditor yang berkompeten di bidangnya.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dapat diketahui pelaksanaan pencegahan pressure ulcer di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati sebagai berikut :

Tabel 1.

Kepatuhan Pencegahan Pressure Ulcer di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam dan Bedah RSUD Panembahan Senopati

No

Ruang Rawat Inap

Nilai Kepatuhan

Persentase (%)

Interpretasi

1

Nusa Indah

43%

Tidak Patuh

2

Melati

52%

Tidak Patuh

3

Flamboyan

47%

Tidak Patuh

4

Cempaka

57%

Tidak Patuh

5

Bakung

47%

Tidak Patuh

Rata rata

49%

Tidak Patuh

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pencegahan pressure ulcer dalam peningkatan keselamatan pasien/patient safety di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati dalam kategori tidak patuh. Selain itu dari hasil observasi dan focus group discussion (FGD) dengan perawat pelaksana, perawat primer dan kepala ruang dapat diketahui bahwa pelaksanaan pencegahan pressure ulcer di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati antara lain, penilaian resiko, pergantian posisi, penilaian kulit, perawatan kulit, peningkatan nutrisi, dukungan permukaan dan pendokumentasian.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam (indepth-interview) dengan Kepala Seksi Keperawatan & Kebidanan, Kepala Bidang Keperawatan & Mutu, Kepala Seksi Mutu & Audit Klinik, Kepala Seksi Pelayanan Medik Penunjang & Bedah Sentral, Infection Prevention & Control Nurse (IPCN), Kepala Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Wakil Direktur Pelayanan & Penunjang, peneliti menemukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan pressure ulcer dalam peningkatan keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati, antara lain :

1. Kebijakan pencegahan pressure ulcer ; antara lain, adanya SPO, revisi SPO, pelatihan, meeting morning serta keterlibatan tim PPI dan tim Patient Safety. Terdapat beberapa kendala dalam hal kebijakan pencegahan luka tekan di rumah sakit yang antara lain, belum adanya kebijakan khusus untuk pencegahan luka tekan dan hanya evaluasi SPM, belum ada tim khusus untuk pencegahan luka tekan, IPCN tidak purna waktu, belum adanya kesepahaman antara manajer dengan IPCN, belum adanya IPCLN, tidak ada rapat gabungan antara ketua PPI dengan ketua Keselamatan Pasien. Hal tersebut terlihat seperti dalam kutipan berikut ini :

tapi sudah ada evaluasi .. hehehe evaluasi .. programnya ya hanya evaluasi SPM itu tapi program yang spesifik yang khusus untuk pencegahan itu mungkin secara eksplisit belum bisa dibuat .. (P23,W1,36)

selama ini memang dari kepala seksi mutu masih bekerjasama dengan kepala ruang dan PN yang ada di ruangan .. jadi belum ada tim khusus (P23,W1,46)

kebetulan kan karena kendalanya karena tidak purna waktu .. (P29,W7,2)

jadi nyuwun sewu mungkin manajer kurang bisa menggambarkan bahwa sebetulnya yang dikerjakan itu banyak .. jadi masih dianggap oh disambi saja .. bisa .. mungkin ya .. jadi kadangkala masih butuh kesepahaman (P29,W7,4)

yang jelas koordinasi .. karena dari IPCN ke ruangan .. itu kan seolah olah tidak punya taring ya .. dan tidak ada link yang dihubungi siapa .. setidaknya yang sama sama mempunyai persepsi yang sama .. diruangan kan nggak ada .. (P29,W7,10)

memang selama ini antara kalau dari ketua tidak ada rapat gabungan (P29,W7,18)

Lyder et al cit. Lyder & Ayello (2008), menyampaikan bahwa timbulnya luka tekan bukan hanya kesalahan dari asuhan keperawatan, melainkan kegagalan seluruh sistem perawatan kesehatan.

2. Kebijakan pengadaan sarana prasarana ; pengadaan sarana prasarana berdasarkan usulan dari ruangan, pengadaan berdasarkan prioritas, perencanaan pengadaan dilakukan di akhir tahun, pemenuhan sarana prasarana dilakukan secara bertahap, adanya proses peminjaman sarana prasarana antar ruangan dan diperlukan inovasi terkait keterbatasan sarana prasarana di ruangan. Terdapat kendala dalam hal kebijakan pengadaan sarana prasarana antara lain, dikarenakan RSUD Panembahan Senopati berstatus BLUD dan adanya keterbatasan anggaran maka proses penggalian anggaran bersifat mencari dulu dan bertahap sehingga pemenuhan sarana prasarana berdasarkan prioritas. Secara spesifik hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini :

karena ya karena rumah sakit kami BLUD sehingga itu memang betul betul ee.. kita .. kita pikirkan betul .. mana mana yang betul betul prioritas untuk pemenuhan .. karena memang terus terang kita karena keterbatasan anggaran .. (P27,W5,8)

terkait dengan pemenuhan sarana dan prasarana memang sesuai dengan misi kami memang kan secara bertahap tidak bisa kemudian pure semua terpenuhi (P27,W5,8)

Bagaimanapun juga pemenuhan sarana prasarana dalam program pencegahan luka tekan dalam peningkatan keselamatan pasien yang dalam hal ini bed dekubitus tetap harus mempertimbangkan beberapa hal, seperti yang disampaikan oleh Lyder (2008), bahwa perawat harus memilih sarana prasarana (bed dekubitus) yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik pasien serta institusi rumah sakit (misalnya, kemudahan penggunaan maupun ketersediaan biaya atau anggaran).

3. Keterbatasan sarana prasarana ; sarana prasarana terkait pencegahan dekubitus yaitu bed dekubitus di RSUD Panembahan Senopati masih terbatas dan terdapat ketidaksesuaian antara jumlah pasien dengan ketersediaan bed dekubitus di rumah sakit seperti dalam kutipan berikut ini :

kita terbatas akan adanya kasur dekubitus kalau itu dimungkinkan setiap ruangan itu bisa menyediakan itu alangkah baiknya (P2,F3,42)

terbatasnya kasur dekubitus ya kalau di rumah sakit ini tidak semua ruangan memiliki.. (P10,F2,32)

kalau dirumah sakit ini mungkin kasur dekubitus terbatas ya jadi mungkin kita mobilisasi miring terus diganjel sama pakai bantal (P19,F1,87)

Bagaimanapun penggunaan bed dekubitus sangatlah dibutuhkan dalam pencegahan luka tekan dalam peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit, seperti yang disampaikan oleh Reddy et al (2006) dari sistematis review dengan 49 penelitian RCT (Randomized Control Trial) yang meneliti peran dukungan permukaan dalam mencegah terjadinya luka tekan, menyimpulkan bahwa tidak ada satu kategori dari dukungan permukaan telah ditemukan untuk menjadi unggul dari yang lain namun bed dekubitus lebih menguntungkan daripada kasur standar rumah sakit.

4. Sistim pelaporan ; sistem pelaporan yang berjalan terkait pencegahan luka tekan adalah pelaporan adanya kasus dekubitus langsung dilaporkan oleh kepala ruang kepada bagian mutu dalam hal ini adalah Kepala Seksi Mutu dan Audit Klinik yang selanjutnya akan dilakukan analisis setiap 3 bulan dengan bidang bidang terkait. Terdapat kendala dalam sistem pelaporan antara lain, ketidaksiapan untuk proses analisis laporan, belum adanya tindak lanjut, pelaporan dari kepala ruang langsung ke bidang mutu dikarenakan belum adanya IPCLN, tidak adanya pengolahan data oleh IPCN, pelaporan sudah berjalan tetapi monitoring dan evaluasi belum berjalan. Hal tersebut terlihat seperti dalam kutipan berikut ini :

memang saat ini untuk analisisnya sendiri kita juga belum siap .. (P24,W2,24)

tetapi juga belum .. apa ya .. belum sama sekali sih .. tapi belum belum juga hehe (P24,W2,24)

laporan itu jalan .. cuma langsung ke bidang mutu .. jadi tidak ada pengolahan disitu .. jadi bentuknya hanya laporan saja (P29,W7,6)

walaupun untuk saat ini .. memang laporan sudah masuk .. tapi untuk monitoring evaluasi nanti sampai sejauh mana itu memang kita belum ke sana (P29,W7,20)

Menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (2008), bahwa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi resiko salah satu caranya adalah dengan mengembangkan sistim pelaporan dan sistim analisis. Dapat dipastikan bahwa sistim pelaporan akan mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya / potensi bahaya yang dapat terjadi kepada pasien.

5. Standar minimal angka kejadian pressure ulcer ; RSUD Panembahan Senopati mematok angka standar minimal kejadian pressure ulcer sebesar 0% menurut Kepala Seksi Bidang Mutu dan Audit Klinik sedangkan menurut Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medik sebesar kurang dari 2%. Seperti dalam kutipan berikut :

kalau standarnya zero nol .. seharusnya (P24,W2,12)

standarnya .. itu kalau angka dekubitus itu .. kalau nggak salah kurang dari 2 % apa ya .. (P27,W5,12)

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) angka kejadian pressure ulcer dalam Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah sebesar kurang dari 1.5%. Selayaknya standar menurut Departemen Kesehatan ini diikuti oleh semua rumah sakit di Indonesia akan tetapi karena perbedaan pengelolaan maka ada beberapa hal yang dijadikan patokan oleh manajer, seperti dalam kutipan berikut :

kurang dari 2% kalau tidak salah .. ya kita ini kan tergantung dari laporan juga ya dari teman teman di bawah ya .. (P27,W5,12)

6. Keselamatan pasien rumah sakit ; pencegahan dekubitus di rumah sakit juga masuk ke dalam mutu keselamatan pasien rumah sakit sehingga dalam aplikasinya di dalam pencegahan luka tekan dari tim keselamatan pasien akan lebih memperhatikan bagaimana keamanan pasien, sedangkan tim PPI lebih memperhatikan bagaimana teknik yang harus dilakukan dalam pencegahan dekubitus. Oleh karena itu program keselamatan pasien terintegrasi dengan program pencegahan luka tekan di rumah sakit. Seperti dalam kutipan berikut

didalam program program patient safety itu ada yang terkait dengan program PPI .. makanya ini tidak bisa dipisahkan (P29, W7, 14)

kalau itu hubungannya karena itu lebih ke arah mutu patient safety jadi nanti .. di dalam pencegahan .. dari tim patient safety kan dia lebih memperhatikan bagaimana keamanan .. lalu kalau PPI nya .. lebih memperhatikan bagaimana ke teknik yang harus dilakukan ..

tapi harus ada koordinasi dengan PPI .. tidak bisa dipisahkan .. termasuk dalam penilaian itu pun .. bahwa ada pertemuan yang menggambarkan bahwa ada koordinasi dengan tim PPI dengan patient safety itu ada ..

(P29, W7, 16)

kalau menurut saya harus terintegrasi tho .. pencegahan infeksi keselamatan pasien dan segala macem harus terintegrasi rumah sakit pelayanannya kan dalam bentuk team work kan tidak bisa sendiri sendiri masing masing saling berhubungan kan gitu .. ya thoo

(P28, W6, 40)

Menurut Ling cit. Jarvis (2007), bahwa keselamatan pasien dan pengendalian infeksi (pencegahan luka tekan) berbagi tujuan untuk melindungi pasien dari bahaya. Keterkaitan yang kuat antara keselamatan pasien, pengendalian infeksi dan kualitas pelayanan diperlukan untuk hasil yang optimal yaitu memastikan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan yang lebih baik kepada pasien sementara mereka berada di rumah sakit.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka bisa diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pencegahan pressure ulcer di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati antara lain, penilaian resiko, pergantian posisi, penilaian kulit, perawatan kulit, peningkatan nutrisi, dukungan permukaan dan pendokumentasian. Kepatuhan pelaksanaan pencegahan pressure ulcer dalam peningkatan keselamatan pasien/patient safety di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati dalam kategori tidak patuh.

2. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan pressure ulcer dalam peningkatan keselamatan pasien/patient safety di RSUD Panembahan Senopati antara lain :

a. Kebijakan manajemen di RSUD Panembahan Senopati.

b. Kebijakan pengadaan sarana prasarana di RSUD Panembahan Senopati.

c. Sistem pelaporan di RSUD Panembahan Senopati.

d. Keterbatasan sarana prasarana di RSUD Panembahan Senopati.

e. Standar minimal angka kejadian pressure ulcer di RSUD Panembahan Senopati.

f. Keselamatan pasien rumah sakit/patient safety di RSUD Panembahan Senopati.

Saran

1. Perlunya pengkajian/assesment resiko pasien pressure ulcer (Braden Scale) di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati.

2. Perlunya promosi kesehatan tentang pressure ulcer terhadap pasien di RSUD Panembahan Senopati.

3. Perlunya keberadaan Infection Prevention and Control Nurse (IPCN) paripurna dan Infection Prevention and Control Link Nurse (IPCLN) di RSUD Panembahan Senopati sehingga proses monitoring dan pelaporan terkait pressure ulcer bisa berjalan dengan baik.

4. Perlunya sosialisasi dan pelatihan program pencegahan pressure ulcer di RSUD Panembahan Senopati.

5. Perlunya penambahan sarana prasarana terkait pencegahan pressure ulcer di RSUD Panembahan Senopati.

6. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Tim Pencegahan & Pengawasan Infeksi harus lebih berperan aktif pada program pencegahan pressure ulcer di RSUD Panembahan Senopati.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. DR. Elsye Maria Rosa, M.Kep. atas masukan dan arahannya.

2. Azizah Khoiriyati, S.Kep., Ns., M.Kep. dan Falasifah Ani Yuniarti, S.Kep., Ns., MAN atas saran dan kritik membangunnya.

3. Direksi & Manajemen, Kepala Ruang beserta Staf Keperawatan Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam dan Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul yang telah bersedia menjadi informan dan partisipan dalam penelitian ini.

Gambar

(Faktor faktor yang berpengaruh terhadap pencegahan pressure ulcer)

(Kebijakan PencegahanSPOForumPelatihanMeeting morningTim PPI & PSPerlunya sosialisasi pencegahanPerlunya pelaporan, monitoring dan tindak lanjut) (Sistem PelaporanPelaporan di Bidang MutuProses pelaporan dari kepala ruang ke Bidang MutuAnalisa tiap 3 bulanTim survey dari tim PPI & PS) (Kebijakan Pengadaan Sarana PrasaranaPengadaan sarana prasarana berdasarkan usulan ruanganPengadaan berdasarkan prioritas Perencanaan pengadaan dilakukan di akhir tahunPemenuhan sarana prasarana dilakukan secara bertahapAdanya proses peminjaman sarana prasarana antar ruanganDiperlukan inovasi di ruangan terkait keterbatasan sarana prasaranaPengadaan jumlah bed dekubitus berdasarkan kasus yang ada)

(Sarana PrasaranaKeterbatasan bed dekubitusKetidaksesuaian jumlah pasien dengan bed dekubitus)

(Standar Angka Minimal KejadianAngka standar kejadian adalah 2%Terdapat kejadian dekubitus di Rumah Sakit)

(PatientSafety) (Pencegahan Pressure Ulcer)

(Penilaian KulitTanda tanda kemerahanKelembabanIritasiTanda tanda kehitaman) (Dukungan PermukaanBed dekubitusCincinHandscoenBantalPlabotDonat)

(Pergantian PosisiMika mikiFrekuensi mika mikiEdukasi mika - miki)

(Penilaian ResikoIdentifikasi resiko berdasarkan kasus pasienDampak Potensial berdasarkan kondisi pasien dan lingkunganPengkajian Resiko dengan pemeriksaan fisik)

(Peningkatan NutrisiPengkajian status nutrisi berkolaborasiMonitor status nutrisi berkolaborasiEstimasi oleh tim gizi)

(PendokumentasianPengkajian kulitPerawatan kulitReposisi & Edukasi) (Perawatan KulitPersonal hygieneMenjaga kelembabanMasase)

(Tindakan pencegahan pressure ulcer di ruang rawat inap)

Gambar 1. Bagan Hasil Penelitian

Rujukan

1. Baranosky, Sharon., Ayello, Elizabeth A. (2012). Wound Care Essentials Practice Principles 3rd Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia

2. Baumgarten, Mona., Shardell, Michelle & Rich, Shayna. (2009). Methodological Issues in Studies of the Effectiveness of Pressure Ulcer Prevention Interventions. Adv Skin Wound Care. 2009 April ; 22(4): 180190. Diakses 3 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2841287/pdf/nihms-172471.pdf

3. Bluestin, Daniel., Javaheri, Askan. (2008). Pressure Ulcers: Prevention,

Evaluation, and Management. American Family Physician 2008;78(10):1186-1194. Diakses 14 November 2013 dari http://www.aafp.org/afp/2008/1115/p1186.pdf

4. Bogie, Kath M. (2011). Evidence-Based Practice in Wound Care : Toward Addressing Our Knowledge Gaps. JRRD, Volume 48, Number 3, 2011. Diakses 1 November 2012 dari http://www.rehab.research.va.gov/jour/11/483/pdf/pagevii.pdf

5. Bryant, Ruth A. (2000). Acute & Chronic Wounds, Nursing Management 2nd Edition. Mosby Inc. St. Louis Missouri

6. Cox, Jill. (2011). Predictors of Pressure Ulcers in Adult Critical Care Patients. AJCC American Journal of Critical Care, September 2011, Volume 20, No. 5. Diakses 3 November 2012 dari http://ajcc.aacnjournals.org/content/20/5/364.full.pdf+html

7. Dahlstrom, Marcus et al. (2011). Improving Identication and Documentation of Pressure Ulcers at an Urban Academic Hospital. Jt Comm J Qual Patient Saf. 2011 March ; 37(3): 123130. Diakses 1 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3278963/pdf/nihms352592.pdf

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

10. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety) Edisi 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

11. Deprez, Jean-Francoiz et al. (2011). On the Potential of Ultrasound Elastography for Pressure Ulcer Early Detection. Med Phys. 2011 April ; 38(4). Diakses 30 Oktober 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3337043/pdf/halms598688.pdf

12. Gude, Dilip. (2011). Management of Pressure Ulcers What is new. Journal of Mid-life Health. Juli-Dec-2011 Vol 2 Issue 2. Diakses 17 November 2013 dari http://www.jmidlifehealth.org/temp/JMid-lifeHealth2291-1678373_043943.pdf

13. Ignatavicius & Workman. (2006).Medical Surgical Nursing ; Critical Thinking for Collaborative Care.5thEdition. Sounders Company. Philadelphia

14. Joint Commision International. (2010). Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 4. PT. Gramedia. Jakarta

15. Joint Commision International. (2013). 2014 Hospital National Patient Safety Goals. The Joint Commision Accreditation Hospital. Diakses 4 November 2013 dari http://www.jointcommission.org/assets/1/6/2014_HAP_NPSG_E.pdf

16. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. (2008). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident Report) Edisi 2. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Jakarta

17. Krasner, Diane L., Rodeheaver, George T., Sibbald, Gary. (2007). Chronic Wound Care : a Clinical Source Book for Healthcare Professionals 4th Edition. HMP Communications. Malvern

18. Lehrer, Michael (2008).Bedsore ; Decubitus Ulcer.Diakses 15 Oktober 2012 dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007071.htm

19. Lewis, Sharon Mantik et al. (2004). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems Vol. 1. 6th Edition. Mosby Publisher. St. Louis, Missouri

20. Ling, Moi Lin cit. Jarvis, William R. (2007). Bennett & Brachmans Hospital Infection 5th Edition ; Patient Safety. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia

21. Lyder, Courtney H., Ayello, Elizabeth A. (2008). Pressure Ulcers : a Patient Safety Issue in Patient Safety and Quality : An Evidence-Based Handbook for Nurses. AHRQ Publisher. Diakses 8 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2650/pdf/ch12.pdf

22. Mitchell, Pamela H. (2008). Defining Patient Safety and Quality Care in Patient Safety and Quality : An Evidence-Based Handbook for Nurses. AHRQ Publisher. Diakses 8 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK2681/pdf/ch1.pdf

23. Miyazaki, Margareth Yuri., Calin, Maria Helena Larcher & Benedita dos Santos, Claudia. (2010). Knowledge on Pressure Ulcer Prevention Among Nursing Professionals. Rev. Latino-Am. Enfermagem 2010 Nov-Dec;18(6):1203-11. Diakses 30 Oktober 2012 dari http://www.scielo.br/pdf/rlae/v18n6/22.pdf

24. National Pressure Ulcers Advisory Panel (NPUAP). (2010). Pressure Ulcers Prevention Quick Reference Guide. Diakses 29 Oktober 2012 dari http://www.npuap.org/wp.content/uploads/2012/03/Final_Quick_Prevention_for_web_2010.pdf

25. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan ; Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Professional Edisi 3. Penerbit Salemba Medika. Jakarta

26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 / Menkes / Per /VIII / 2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Diakses 18 Desember 2012 dari http://manajemenrumahsakit.net/wp-content/uploads/2012/09/PMK-No.-1691-ttg-Keselamatan-Pasien-Rumah-Sakit.pdf

27. Petterson, Matthew J. et al. (2013). Patient Repositioning and Pressure Ulcer RiskMonitoring Interface Pressures of At-Risk Patients. JRRD Volume 50, Number 4. Diakses 12 November 2013 dari http://www.rehab.research.va.gov/jour/2013/504/pdf/page477.pdf

28. Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 2. Penerbit EGC. Jakarta

29. Reddy, Madhuri et al. (2006). Preventing Pressure Ulcers: A Systematic Review. The Journal of the American Medical Association. 2006;296(8):974-984. Diakses 19 November 2013 dari http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=203227

30. Rich, E. Shayna et al. (2009). Pressure Ulcer Preventive Device Use Among Elderly Patients Early in The Hospital Stay. Nurs Res. 2009 ; 58(2): 95104. Diakses 4 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2832670/pdf/nihms172462.pdf

31. Rogenski, Noemi Marisa Brunet & Kurcgant, Paulina. (2012). The Incidence of Pressure Ulcers After The Implementation of a Prevention Protocol. Rev. Latino-Am. Enfermagem. 2012 Mar. - Apr. ; 20 (2) : 333 - 9. Diakses 30 Oktober 2012 dari http://www.scielo.br/pdf/rlae/v2on2/16.pdf

32. Sanada, Hiromi. (2005). Pressure Ulcer Management ; Pressure Distribution. Pressure Ulcer Research Group, Department of Gerontological Nursing, University of Tokyo & Department of Clinical Nursing, Kanazawa University. Diakses 16 November 2013 dari http://square.umin.ac.jp/sanada/english/admin/3-2.html

33. Smeltzer, SC., Bare, BG., Hinkle, JL. & Cheever, KH. (2008).Textbook of Medical-Surgical Nursing : Brunner & Suddarths.11th Edition.Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia

34. Sprigle, Stephen., Sonenblum, Sharon. (2011). Assessing Evidence Supporting Redistribution of Pressure for Pressure Ulcer Prevention : A Review. JRRD Volume 48, Number 3, Pages 203214. Diakses 14 November 2013 dari http://www.rehab.research.va.gov/jour/11/483/pdf/page203.pdf

35. Suriadi, et al. (2002). Study of Reliability and Validity of The Braden Scale Translated Into Indonesian. Diakses 20 November 2012 dari http://square.umin.ac.jp/sanada/japanese/group/04Paris.pdf/04Paris-10.pdf

36. Suriadi, Sanada H., Sugama, J., Thigpen B., Subuh, M. (2008). Development of a New Risk Assessment Scale For Predicting Pressure Ulcer In an Intensive Care Unit.Nursing in Critical Care 2008. Jan-Feb;13(1):34-43.

Diakses 2 November 2012 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18226053#

37. Teno, Joan M et al. (2012). Feeding Tubes and the Prevention or Healing of Pressure Ulcers. Arch Intern Med. 2012 May 14; 172(9): 697701. Diakses 14 November 2013 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3555136/pdf/nihms431338.pdf

38. Walton - Geer, Patina S. (2009). Prevention of Pressure Ulcers in the Surgical Patient. AORN Journal, March 2009, Vol 89, No 3. Diakses 29 Oktober 2012 dari http://www.isgwed.aorn.org/ISGweb/downloads/CEA09100-1115.pdf

14