Recovered File 11

37
PELEDAKAN M.DISTYAN AFRIWIJAYA 112130142 PERTEMUAN 2 DAN 3

description

hh

Transcript of Recovered File 11

PELEDAKAN M.DISTYAN AFRIWIJAYA112130142PERTEMUAN 2 DAN 3

MATERI

Macam metode pemberaian, dan karakterisasi massa batuan

Perkembangan dan sajarah bahan peledakan

Peraturan perundangan yang berhubungan dengan bahan peledakan

Karakteristik Batuan

Klasifikasi batuan menurut sumbernya dibedakah atas:

Batuan beku (igneous rock)

Batuan sedimen (sedimentary rock)

Batuan malihan (metamorphic rock)

 

Batuan Beku

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif.

Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan igneus (dibaca ignis) yang artinya api

Tekstur Batuan Beku

Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut.

Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.

Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan.

Struktur Batuan Beku

Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran

Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.

Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.

Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.

Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.

Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

Struktur Batuan Beku

Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.

Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava setelah mengalami penurunan tekanan.

Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.

Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami pembekuan.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan.

Sedimen berdasarkan proses terjadinya :

1. Sedimen klastik yaitu diangkut dari tempat asal kemudian diendapkan tanpa harus mengalami proses kimiawi. contohnya : batu breksi (kerikil dengan sudut tajam), konglomerat (kerikil dengan sudut tumpul), pasir.

2. Sedimen kimiawi, endapan hasil pelarutan kimiawi. misal : gips, batu garam.

3. Sedimen organik, dipengaruhi unsur organik. sebagai contoh batu bara dan batu gamping.

Sifat – sifat utama batuan sedimen :

Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.

Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan detritus.

Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).

Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.

Batuan Metamorf

Batuan metamorf atau yang disebut juga dengan nama batuan malihan adalah sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau perubahan bentuk.

Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Batuan Metamorf Kontak, adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.

Batuan Metamorf Dinamo adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate).

Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis, adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas.

Metode Pemberaian

1. Pencangkulan

2. Penggalian

3. Pengeboran

4. Peledakan

Pencangkulan

Pemberaian batuan dengan metode pencangkulan dilakukan untuk batuan lemah.

Pemberaian dengan cara pencangkulan dilakukan manual dengan menggunakan alat cangkul.

Penggalian

Pemberaian batuan dengan metode penggalian biasanya menggunakan alat-alat berat seperti back hoe .

Pemberaian dengan cara penggalian untuk batuan dengan tingkat kekerasan lunak sampai dengan agak keras.

Proses dimana pemisahan antara batuan yang diambil dengan batuan induknya dengan cara menggaru atau menggali.

Pengeboran

Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu operasi  peledakan batuan

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan.

Peledakan

peledakan merupakan salah satu kegiatan pada penambangan bijih untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya.

Pekerjaan peledakan pada massa batuan mempunyai tujuan tertentu, yaitu : Membongkar atau melepas Memecahkan dan memindahkan Membuat rekahan, dan sebagainya

Perkembangan dan Sejarah Bahan Peledak

Bahan peledak yang pertama dikenal adalah jenis Black Powder yang telah ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu. Bahan peledak ini pertama digunakan sebagai propellant untuk peluru dan senjata lain. Bahkan pada abad ke-17, bahan peledak ini telah mulai digunakan untuk memecahkan batu-batuan dalam pertambangan daerah eropa, yang kemudian berkembang secara pesat sehingga dapat digunakan dalam pembuatan konstruksi – konstruksi bangunan.

Pada tahun 1802 group Du Pont telah mendirikan pabrik bahan peledak jenis Black Powder secara kontinue sampai tahun 1977. Bahan peledak ini memiliki sifat yang sensitif sekali terhadap percikan, panas dan api sehinga sulit dalam penanganannya.

Nitroglyserine dan Nitroselulosa dikembangkan pada tahun 1846 tetapi tidak digunakan sebagai bahan peledak sampai Nobel menggunakan mercury fulminat untuk pembuatan detonator pada tahun 1867

Pada tahun 1875, Nobel menemukan dinamit dengan menggunakan Blasting gelatin yang merupakan campuran dari Nitroglyserine dan Nitroselulosa. Selanjutnya banyak berkembang jenis bahan peledak dengan berbagai jenis campuran.

Pada tahun 1955 Robert  W. Akre menyatakan bahwa akremi merupakan campuran butiran amonium nitrat dan karbon membentuk suatu sumber peledak (Blasting agent). Campuran tersebut disimpan dalam kantong polyethylen untuk mempertahankan kondisi yang kering pada lubang peledakan.

Pada tahun 1956, ANFO (amonium nitrat fuel oil) yang diperkenalkan di amerika serikat sangat menekjubkan dari laju konsumsi hampir nol pada tahun 1956 menjadi lebih dari satu juta ton

Klasifikasi Bahan Peledak

Berdasarkan komposisi :

Bahan Peledak senyawa tunggal

Bahan peledak ini terdiri dari satu senyawa saja. Yang merupakan bahan peledak senyawa tunggal antara lain PETN (Penta Erythritol Tetra Nitrate) dan TNT (Trinitro Toluen).

Bahan Peledak senyawa campuran

Bahan peledak ini merupakan campuran dari berbagai senyawa tunggal misalnya : ANFO, dinamit dan sebagainya.

Berdasarkan Kepekaan :

Bahan Peledak primer

Bahan peledak primer adalah bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya api, benturan, gesekan dan sebagainya. Misalnya : Hg(OCN)2, DDNP, PbN6 dan lain-lain. Bahan peledak ini biasanya digunakan untuk mengisi detonator.

Bahan Peledak sekunder

Bahan peledak sekunder adalah bahan peledak yang relatif tidak mudah meledak dengan adanya api, benturan dan gesekan. Bahan peledak ini hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya, misalnya adanya ledakan detonator. Bahan peledak sekunder antara lain DNT dan ANFO.

Penggunaanya berdasarkan tujuan :

Bahan Peledak militer

Merupakan bahan peledak yang digunakan dalam operasi-operasi militer.

Bahan Peledak komersil

Merupakan bahan peledak yang digunakan dalam operasi-operasi konstruksi maupun pembangunan sarana dan prasarana untuk kesejahteraan manusia. Pada kenyataannya ada beberapa bahan peledak militer yang digunakan sebagai bahan peledak komersil dan sebaliknya, misalnya: PETN, Black powder,dsb.

Berdasarkan kecepatan rambat reaksi :

Low explosive

Merupakan bahan peledak yang kecepaan rambat reaksinya di bawah 1000 meter per detik, misalnya black powder (sumbu api). Peristiwa perambatan reaksinya disebut pembakaran (sangat lambat) atau deflargasi (agak cepat).

High explosive

Merupakan bahan peledak yang kecepatan rambat reaksinya di atas 1000 meter per detik, misalnya : dinamit, TNT, PETN. Peristiwa perambatan reaksi disebut detonasi (ledakan).

Karakteristik Bahan Peledak

Sensitivitas adalah kepekaan peledak terhadap suatu aksi. Ada beberapa macam kepekaan bahan peledak, diantaranya :

1. Kepekaan bahan peledak terhadap benturan.

2. Kepekaan bahan peledak terhadap suatu gesekan.

3. Kepekaan bahan peledak terhadap suatu ledakan pendahuluan.

4. Kepekaan bahan peledak terhadap adanya gelombang ledakan dari bahan peledak yang letaknya berjauhan dari bahan peledak tersebut.

5. Kepekaan bahan peledak terhadap panas.

Permisibilitas adalah sifat bahan peledak yang menggambarkan dapat tidaknya bahan peledak tersebut dipakai untuk peledakan dalam tambang batu bara yang umumnya banyak mengandung gas metana (CH4) dan debu – debu batu bara yang mudah tebakar.

Untuk mengatasi kebakaran dari gas metana, biasanya di tambahkan garam NaCl kedalam campuran bahan peledak komersil untuk merendahkan panas pembakaran

Alat penguji permisibilitas adalah suatu terowongan yang berisi gas metana dan debu-debu batu bara. Bahan peledak yang tidak menimbulkan kebakaran dalam keadaan tertentu disebut bahan peledak permisibel (Nurbudhi, 1983:8).

Kecepatan rambat ledak adalah kecepatan reaksi gelombang ledakkan sepanjang kolom isian bahan peledak. Kecepatan rambat ledak dinyatakan dalam meter per detik.

Kecepatan rambat ledak suatu bahan peledak tergantung pada :

1. Berat jenis dan komposisi bahan peledak (perbedaan bobot, isi, bahan campuran dan ukuran butiran).

2. Diameter bahan peledak atau isian kolom.

3. Derajat keterkurungan.

Sifat ketahanan terhadap air adalah kemampuan suatu bahan peledak untuk menahan rembesan air dalam waktu tertentu dan masih dapat diledakkan dengan baik.

Ketahanan terhadap air dinyatakan dalam jam. Sifat ketahanan terhadap air sangat penting terutama sebagai parameter terhadap pemilihan bahan peledak, dalam hubungannya dengan tempat kerja

Adanya air yang mengalir lewat tanah dapat mengakibatkan aksi pelerutan bahan peledak (ANFO), atau dengan kata lain bahan peledak tersebut telah rusak.

Kekuatan ledak (strength) adalah ukuran yang menunjukkan kekuatan ledak dari bahan peledak.

Kekuatan ledak dapat dibedakan menjadi :

Relative Weight Strength

Merupakan persen kuadrat perbandingan antara “Balistik Pendulum” yang disebabkan oleh bahan peledak yang diukur, dibandingkan dengan simpangan balistik yang disebabkan oleh bahan peledak pembanding apabila keduanya diledakkan pada berat yang sama.

Relative Bulk Strength

Merupakan persen kuadrat perbandingan antara simpangan “Balistik Pendulum” yang disebabkan oleh bahan peledak yang diukur, dibandingkan dengan simpangan balistik yang disebabkan oleh bahan peledak pembanding apabila keduanya diledakkan pada volume yang sama.

Relative Effective Energy Weight Strength

Merupakan perbandingan energi ledakan bahan peledak jenis batangan terhadap bahan peledak ANFO sebagai acuan pada berat yang sama.

Relative Effective Energy Bulk Strength

Merupakan perbandingan energi ledakan bahan peledak jenis batangan terhadap bahan peledak ANFO sebagai acuan pada volume yang sama. Relative Effective Energy Weight Strength dan Relative Effective Energy Bulk Strength diukur dengan menggunakan metode Under Water Test.

Stabilitas kimia adalah ukuran mudah tidaknya bahan peledak terurai dalam penyimpanan ataupun penanganan.

Lamanya bahan peledak dapat bertahan dalam keadaan tidak terurai pada kondisi tertentu menunjukkan kestabilan dari bahan peledak tersebut.

Persyaratan kestabilan dinamit adalah bahan peledak tersebut tidak mengurai dalam waktu tidak kurang dari sepuluh menit pada suhu 800C (Nurbudhi, 1983 : 9).

Peraturan Perundangan Yang Berhubungan Dengan Bahan Peledakan

UU yang mengatur tentang bahan peledak antara lain :

UU no 8 tahun 1948 tentang pendaftaran serta pemberian izin pemakaian senjata api.

Yang dimaksud dengan senjata api dalam Undang-undang ini, ialah :

1. senjata api dan bagian-bagiannya;

2. alat penyembur api dan bagian-bagiannya;

3. mesiu dan bagian-bagiannya seperti "patroonhulsen", "slaghoedjes" dan lain-lainnya.

4. bahan peledak, termasuk juga benda-benda yang mengandung peledak seperti geranattangan, bom dan lain-lainnya.

UU no 12 tahun 1951 merupakan hasil amandeman dari UU no 8 tahun 1948

UU no 12 tahun 1951dibuat karena keadaan – keadaan yang mendesak , peraturan ini harus segera diadakan.