Recana Zonasi Pesisir PPK- Kota Balikpapan (Print)

download Recana Zonasi Pesisir PPK- Kota Balikpapan (Print)

of 49

Transcript of Recana Zonasi Pesisir PPK- Kota Balikpapan (Print)

PENYUSUNAN RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP3K) KOTA BALIKPAPAN

P.T. COASTMAR LESTARI

LATAR BELAKANG Penggunaan ruang yang multiuse menimbulkan kompetisi, konflik, dan perbedaan kepentingan Perlu ada penzonasian untuk menclusterkan kegiatan yang kompatibel dan memisahkan yang in compatible Pengalokasian ruang laut belum menjadi kebijakan dalam perencanaan pembangunan Diperlukan penzonaan wilayah pesisir berdasarkan aktivitas dan fungsi-fungsinya

PENTINGNYA Rencana ZonasiRencana Zonasi : adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin (UU No. 27 tentang PWP-3-K).

PENTINGNYA Rencana Zonasi Zonasi merupakan sistem pengendalian pemanfaatan lahan baik di darat dan laut. Zonasi di wilayah laut lebih rumit dari zonasi di lahan daratan karena harus mencakup pengaturan pengelolaan kegiatan-kegiatan di permukaan, di kolom air dan di dasar laut

PENTINGNYA Zonasi di Wilayah Pesisir dan Laut Diperlukan sistem perencanaan PWP3K secara terpadu. Rencana tersebut dituangkan dalam bentuk alokasi ruang wilayah atau Rencana Zonasi. Penyusunan rencana zonasi harus dilakukan penilaian secara menyeluruh, optimal dan berkelanjutan. Penyusunan RZWP3K untuk menciptakan pemanfaatan ruang wilayah pesisir yang serasi dan optimal, dan daya dukung wilayah

Tujuan RZWP3K Kota Balikpapan :

Menyusun dokumen rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di Kota Balikpapan. Sebagai instrumen kebijakan yang dapat digunakan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu, di Kota Balikpapan.

SASARAN kegiatan Penyusunan RZWP3K) Kota Balikpapan adalah:1. Tersedianya data dan informasi (kondisi fisik wilayah, hidro-oseanografi, bio-ekologi, sosial ekonomi dan budaya). 2. Isu dan permasalahan (kebijakan perikanan dan pengembangan wilayah, kondisi fisik, kondisi SDM , sosial, dan ekonomi). 3. Mengidentifikasi potensi pengembangan wilayah, karakteristik WP3K Kota Balikpapan berdasarkan pada kesesuaian lahan, daya dukung dan nilai ekonomi. 4. Menyusun dan menetapkan Draft Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota Balikpapan.

Ruang Lingkup Wilayah Wilayah RZWP3K Kota Balikpapan denganmengacu kepada : Batasan wilayah pesisir dan laut sesuai UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 27 tentang PWP3K, yakni meliputi : daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi kecamatan dan ke arah laut sejauh 4 (empat) mil laut (batas pengelolaan Kabupaten) diukur dari garis pantai

Keluaran (Output) Buku Katalog Informasi Buku Data dan Analisa Buku Rencana Zonasi Album Peta

Keluaran (Output)

Lanjutan

Buku Katalog Informasi Sumberdaya Kota Balikpapan Buku Rancangan Dokumen Awal RZWP3K Kota Balikpapan : Kebijakan dan Strategi penataan ruang, Rencana struktur ruang WP, Pola Ruang WP, Penetapan kawasan strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang (penetapan zona hingga arahan sub zona pada setiap zona), indikasi program utama, Rekomendasi terhadap RTRW dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Kota Balikpapan (Penetapan Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU), kawasan konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu (KSNT), dan Alur Laut.

Album Peta A-3 yang terdiri atas :1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Peta wilayah perencanaan. Peta rencana struktur dan pola ruang dalam RTRW Provinsi. Peta rencana struktur dan pola ruang dalam RTRW Kabupaten/Kota. Peta topografi dan bathimetri. Peta biofisik perairan laut (klorofil, plankton, pola arus, kecerahan, pasang surut, gelombang, dll. Peta kimia perairan laut (sebaran pH, salinitas, DO, dan lain-lain). Peta geologi dan geomorfologi pantai. Peta penggunaan eksisting pemanfaatan daerah pesisir dan perairan. Peta status lahan (Kementerian Kehutanan) Peta kondisi ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang, padang lamun, estuari, dan lain-lain). Peta kondisi perairan hasil survei primer Peta kondisi sistem jaringan infrastruktur wilayah (listrik, air bersih dan sanitasi, sampah, jaringan jalan, saluran drainase, pengolahan limbah, telekomunikasi, dan lain-lain) Peta kondisi ekonomi wilayah (fasilitas perekonomian, kontribusi ekonomi kecamatan, dll. Peta kondisi sosial (pendidikan, kesehatan, dan lain-lain). Peta analisis kesesuaian perairan untuk budidaya perikanan dan kelautan Peta analisis struktur ruang laut dan pesisir. Peta analisis pemanfaatan ruang pesisir dan laut. Peta analisis kependudukan dan sosial ekonomi. Peta analisis kebutuhan infrastruktur wilayah. Peta analisis kegiatan usaha budidaya perikanan. Peta analisis kesesuaian zona fungsional kawasan pesisir. Peta rancangan Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Kabupaten/Kota (perairan dan daratan). Matriks rencana pengembangan kegiatan pada zona dan sub zona. Peta lain yang dianggap perlu

Keluaran (Output) Zona Konservasi

Lanjutan

Sub Zona Jalur Hijau Sub Zona Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Sempadan Sungai Sempadan Pantai.

Pemanfaatan Umum Sub Zona Perikanan Tangkap Sub Zona Perikanan Budidaya Sub Zona Wisata Bahari Sub Zona Pertambangan dan Energi Sub Zona Pemukiman Sub Zona Minapolitan

Keluaran (Output) Zona Pemanfaatan Khusus :

Lanjutan

Sub Zona Pelabuhan Laut Sub Zona Sungai Sub Zona Pelabuhan Khusus Regional Sub Zona Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)

Zona Alur Pelayaran

KONSEP PENDEKATAN ZONASI DAN METODOLOGI

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Berdasarkan UU No. 27 Thn. 2007PERENCANAAN- Renstra (RSWP-3-K) - Rencana Zonasi (RZWP-3-K) - Rencana Pengelolaan (RPWP-3-K) - Rencana Aksi (RAPWP-3-K)

PEMANFAATAN- HP-3 - Konservasi - Rehabilitasi - Reklamasi

Bab III, IV, V, VIPENGAWASAN- Pemantauan - Pengamatan Lapangan - Evaluasi

PENGENDALIAN- Program Akreditasi - Mitra Bahari

Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PPK (Bab. IV. Psl 7)(1) Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terdiri atas: a. Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RSWP3K. b. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut RZWP-3-K; c. Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil yang selanjutnya disebut RPWP-3-K; dan d. Rencana Aksi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan PulauPulau Kecil yang selanjutnya disebut RAPWP-3-K.

Perencanaan Zonasi (Bab. I, Psl 1)14. Rencana Zonasi adalah rencana yang menentukan arah penggunaan sumberdaya tiap-tiap satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin.

Perencanaan Zonasi (Bab. IV. Psl. 9)(1) RZWP-3-K : merupakan arahan pemanfaatan sumberdaya di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/ kota. (2) RZWP-3-K : diserasikan, diselaraskan, dan diseimbangkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/ kota.

Perencanaan Zonasi (Bab IV. Ps. 10)RZWP-3-K Provinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, terdiri atas:a. Keterkaitan antara Ekosistem darat dan Ekosistem laut dalam suatu Bioekoregion; b. Penetapan pemanfaatan ruang laut; dan c. Penetapan prioritas Kawasan laut untuk tujuan konservasi, sosial budaya, ekonomi, transportasi laut, industri strategis, serta pertahanan dan keamanan. d. Pengalokasian ruang dalam Kawasan Pemanfaatan Umum, Kawasan Konservasi, Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan alur laut;

Perencanaan Zonasi (Bab IV. Ps. 11)(1) RZWP-3-K Kabupaten/Kota berisi arahan tentang:a. Alokasi ruang dalam Rencana Kawasan Pemanfaatan Umum, Rencana Kawasan Konservasi, Rencana Kawasan Strategis Nasional Tertentu, dan Rencana Alur; b. Keterkaitan antar ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dalam suatu Bioekoregion.

(2) Penyusunan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diwajibkan mengikuti dan memadukan rencana Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan Kawasan, Zona, dan/atau Alur Laut yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

KONSEP PENDEKATAN ZONASIRencana Zonasi membuat suatu jaringan/kisi-kisispasial diatas lingkungan pesisir dan laut UNTUK :1. Memisahkan pemanfaatan sumberdaya yang saling bertentangan. 2. Menentukan yang mana kegiatan-kegiatan dilarang dan diijinkan untuk setiap zona peruntukan. 3. Upaya untuk menciptakan suatu keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan pembangunan dan konservasi

Rencana Zonasi merupakan implikasi spasial(keruangan) strategis untuk kebijakan-kebijakan rencana

Peran Zonasi : Menyediakan kendali kegiatan pada lokasi yang berbeda Melindungi habitat penting/kritis : kawasan pemijahan, asuhan perikanan ekonomi penting, dan memungkinkan pemulihan habitat yang rusak melalui regenerasi alamiah maupun buatan Sebagai alat dalam memastikan penggunaan sumberdaya secara rasional Memastikan pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan

Prinsip Umum Zonasi : Skema zonasi hendaknya mudah difahami dan dilaksanakan sesuai dengan ketersediaan dana, aspek tehnik, dan sumberdaya manusia Sesuai dengan tujuan pembangunan daerah Semaksimal mungkin mempertahankan existing kegiatan yang sudah ada apabila dianggap sudah rasional dan kompatibel Berdasar pada konflik & prioritas yg akan ditangani Perlu adanya kawasan kontigensi untuk kepentingan dimasa mendatang

Pertimbangan Teknis Zonasi: Penentuan fungsi yang dominan untuk satu area; bisa dilihat pada prioritas pembangunan pada kawasan tersebut (dokumen renstra PWP) Penentuan kegiatan-kegiatan yang kompatibel dan yang saling bertentangan Pengaturan dan perlindungan Kegiatan yang sudah rasional saat ini (existing) Kawasan dilindungi atau tanpa peruntukan yang ditujukan untuk kontigensi

MetodologiTahapan dan Proses/Output Penyusunan RZWP-3-K Kota Balikpapan

Kebutuhan Data Penyusunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Kota BalikpapanNo. A. Kategori Jenis Data Luas pulau, tipe pantai, dasar pantai, letak geografis, nama pulau, iklim, kedalaman perairan pantai Arus, gelombang, pasang surut, salinitas, suhu Kekeruhan dan kecerahan, oksigen terlarut, amonia, nitrat, ortophosphat, BOD, COD, PH Mangrove: luas dan sebarannya, jenis-jenis mangrove, pengelolaan, dan sebagainya Terumbu karang: luas dan kualitas terumbu karang, jenis-jenis karang, persen penutupan Ekosistem lainnya: seperti padang lamun, perikanan pantai PDRB, Perikanan tangkap dan budidaya, industri pengolahan, pariwisata, dan lain-lain Pengukuran Sekunder dan primer Primer dan sekunder Primer dan sekunder Primer dan sekunder Instansi/Cara Memperoleh Data BPS, Bappeda, Dinas Terkait, Survei Lapang Dishidros, Lembaga Penelitian, Survei Lapang Lembaga Penelitian, Survei Lapang Lembaga Penelitian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Terkait, Survei Lapang Biofisik 1. Fisik wilayah 2. Oseanografi 3. Kualitas perairan 4. Biologi

B.

Ekonomi 1. Aktivitas ekonomi 2. Potensi sumberdaya alam 3. Infrastruktur 4. Aksesibilitas C. Sosial 1. Sosial budaya masyarakat 2. Kelembagaan masyarakat 3. Kebijakan pemerintah daerah 4. Keamanan

Sekunder dan primer

Potensi sumberdaya ikan, potensi lahan, pariwisata, dan Primer dan lain-lain sekunder Pelabuhan, jalan darat, pendaratan ikan Jarak dari kota, ketersediaan sarana transportasi Adat istiadat masyarakat, sebaran dan jumlah penduduk, isu dan permasalahan sosial budaya Koperasi, BUMR, Bank, lembaga sosial masyarakat Sekunder Sekunder Sekunder

BPS, Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Survei Lapang BPS, Bappeda, Dinas Kelautan dan Perikanan, Pariwisata, Dinas Terkait, Survei Lapang BPS, Bappeda, Dinas Perhubungan, Dinas Kelautan dan Perikanan BPS, Bappeda, Dinas Perhubungan BPS, Bappeda, Lembaga Penelitian BPS, Bappeda, Instansi Terkait

Perda, aturan masyarakatUpaya-upaya penanganan masalah hukum

SekunderSekunder

Bappeda, Instansi TerkaitPolri/TNI, Instansi Terkait

No Data Bentang Alam Darat (Landscape) Kedalaman Informasi Sumber 1 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) BAKOSURTANAL Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000 Kedalaman Informasi : Batas Administrasi sampai Kecamatan, Gedung dan Bangunan, Jaringan Jalan, Pemanfaatan Lahan Existing. 2 Peta Sistim Lahan dan Kesesuaian Lahan (Landsystems and Landsuitability) BAKOSURTANAL Skala 1 : 100.000 Kedalaman Informasi : Sistim Lahan, terdiri dari : Pantai, Rawa Pasut, Dataran Aluvial, Jalur Kelokan, Rawa-Rawa, Lembah Aluvial, Kipas & Lahar, Teras-teras, Dataran, Bentuk Lahan, terdiri dari: Kemiringan Relief, Lebar Puncak, Lembah-Lembah, Jenis Batuan / Mineral Dominan, Daerah Iklim, Kesesuaian Lahan 3 Citra Satelit Data Sekunder (Hasil Pengolahan Sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan. Citra) Kedalaman Informasi : Kerapatan Vegetasi, Penggunaan Lahan Pesisir, Garis Pantai, Kelerengan Panti, Tipe Pantai, Materil Pantai. 4 RTRW Kab/Kota BAPPEDA Skala 1 : 100.000 sampai 1 : 50.000 Kab/Kota Kedalaman Informasi : 1. Pola Ruang; 2. Struktur Ruang; 3. Arahan Pemanfaatan Ruang 5 Peta Laut DISHIDROS TNI AL Skala 1 : 100.000 sampai dengan 1 : 50.000 Kedalaman Informasi : Kedalaman, Pasut, Arus, Garis Pantai, Batu Karang, Terumbu, Beting Karang, Tempat Berlabuh, Menara Suar, Dilarang Berlabuh, Stasiun Radar, Kerangka Berbahaya, Kabel Dalam Air, Pipa Dalam Air, Sistim Pemisahan Lalulintas, Batas Sektor, Daerah Latihan, Daerah Larangan, dll 6 Citra Satelit Hasil Pengolahan Sesuai dengan resolusi yang dibutuhkan Citra Kedalaman Informasi : Arah Arus, Suhu Permukaan, Kecerahan, Terumbu Karang, Kedalaman, Budidaya. 7 RZWP-3-K Provinsi Dinas Kelautan Perikanan atau Skala 1 : 250.000 nama lainnya Kedalaman Informasi : 1. Pola Ruang; 2. Struktur Ruang; 3. Arahan Pemanfaatan Ruang

Pendekatan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau KecilWilayah Pesisir dan PPKFungsi dan Manfaat Ekologi Fungsi dan Manfaat Ekonomi Fungsi dan Manfaat Sosial Budaya

Konservasi

Pariwisata

Perikanan

Lain-lain

Identifikasi Kondisi & Potensi Wilayah Pesisir & PPK Rencana Zonasi W P-3-K Berbasis Kesesuaian Rencana Zonasi Rinci Kawasan Berbasis Kesesuaian & Daya Dukung Rencana Pengelolaan Kawasan Berbasis Zonasi Kebijakan Pengelolaan Terpadu Berbasis Zonasi Kriteria Sosial-Budaya

Kriteria Ekologi

Kriteria Ekonomi

Kriteria Kelembagaan

Penzonasian Berbasis Kesesuaian (suitability)Kesesuaian : Faktor-faktor pembatas Wilayah Pesisir dan PPK bagi suatu peruntukan secara berkesinambungan

Kelas Kesesuaian :1. Sangat Sesuai, tidak mempunyai pembatas yang serius 2. Sesuai, mempunyai pembatas yang agak serius 3. Sesuai Marginal, mempunyai pembatas serius

4. Tidak Sesuai, mempunyai pembatas permanen

Penzonasian Berbasis Daya Dukung (Carrying Capacity)Daya Dukung : Tingkat pemanfaatan sumberdaya alam atauekosistem secara berkesinambungan tanpa menimbulkan kerusakan sumberdaya dan lingkungan

Daya Dukung Ekologis : Tingkat maksimum (baik jumlah maupunvolume) pemanfaatan suatu sumberdaya atau ekosistem yang dapat diakomodasi oleh suatu kawasan atau zona sebelum terjadi penurunan kualitas ekologis.

Daya Dukung Fisik : Jumlah maksimum pemanfaatan suatusumberdaya atau ekosistem yang dapat diabsorpsi oleh suatu kawasan atau zona tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas fisik.

Penzonasian Berbasis Daya Dukung (Carrying Capacity) Daya Dukung Sosial : Tingkat kenyamanan dan apresiasi pengguna suatu sumberdaya atau ekosistem terhadap suatu kawasan atau zona akibat adanya pengguna lain dalam waktu bersamaan.

Daya Dukung Ekonomi : Tingkat skala usaha dalam pemanfaatan suatu sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum secara berkesinambungan.

Teladan Rencana Zonasi Rinci Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Berbasis Kesesuaian dan Daya Dukunga. Analisis Kesesuaian Lahan1. Penyusunan Peta Kawasan Pesisir dan PPK 2. Penyusunan Matriks Kesesuaian LahanKelas S1 Kelas S2 Kelas S3 Kelas N: : : : Sangat Sesuai (Highly Suitable). Sesuai (Moderately Suitable). Sesuai Bersayarat (Marginally Suitable) Tidak Sesuai (Non Suitable)

3. Pembobotan (Weighting), dan Pengharkatan (Scoring) Sangat Sesuai (S1) : 3,26 4,00 Sesuai (S2) : 2,51 3,25 Tidak Sesuai Saat Ini (N1) : 1,76 2,50 Tidak Sesuai Permanen (N2) : 1,00 1,75

b. Analisis Keruangan/Spasial :1. 2. 3. 4. 5. Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut Kesesuaian Budidaya KJA Kesesuaian budidaya Mutiara Kesesuaian Lahan untuk Pariwisata Kesesuaian Lahan untuk Konservasi

Klasifikasi A. Kawasan Pemanfaatan

Kriteria Pemilihan Lokasi

1. Pelabuhan, dermaga, PPI

Stabilitas pantai, kondisi hidrologi, bathymetry, terlindung dari badai Jauh dari habitat terumbu karang, sea grass Lokasi mempunyai nilai estetika, sejarah, maupun keilmuan Tersedia cukup sarana pendukung

2. Wisata Bahari

3. Industri

Tersedia cukup sarana prasarana, kondisi sumberdaya, sosial, ekonomi, dan budaya memungkinkan

4. Budidaya Perikanan

Kualitas air bagus, suplai benih dan pakan layak, tidak ada predator, lokasi tertutup dan mempunyai sirkulasi air yang baik Tidak berada pada kawasan rawan bencana Pemasaran tersedia

Klasifikasi5. Penangkapan/fishing ground

Kriteria Pemilihan Lokasi Merupakan kawasan yg diketahui sebagai pemijahan, asuhan, dan kumpulan ikan Lokasi datar berlumpur dengan permeabilitas yang rendah Kadar hujan rendah dan sinar matahri cukup sepanjang tahun Tersedia cukup sarana pendukung Sudah ada kegiatan eksisting dan lokasi memungkinkan

6. Tambak Garam

7. Sumber Energi (listrik)

B. Kawasan Perlindungan1. Kawasan pemijahan dan asuhan spesies penting 2. Perlindungan Laut 3. Areal rehabilitasi Kawasan yang diketahui menjadi area pemijahan dan asuhan spesies penting Kawasan yang menjadi habitat spesies penting dan dilindungi Kawasan yg perlu direhabilitasi (mangrove, terumbu karang, dll)

Klasifikasi4. Pengendalian pencemaran

Kriteria Pemilihan Lokasi Kawasan yg memerlukan pengaturan dan pengendalian dari pembuangan limbah baik domestik maupun industri

5. Pengendalian erosi pantai

Kawasan yang mengalami erosi baik akibat ombak maupun badai Dekat dengan permukiman, sarana umum, maupun kegiatan budidaya Kawasan yang mengalami banjir baik akibat luapan sungai maupun pasang Dekat dengan permukiman, sarana umum, maupun kegiatan budidaya

6. Pengendalian banjir/genangan di pantai

C. Kawasan KonservasiD. Kawasan untuk fungsi khusus

Kawasan dengan keunikan ekologi, kondisi alami, spesies langkan, dll Jenis kawasan bisa berupa taman nasional laut, daerah perlindungan laut, taman laut, dll Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan militer, pembuangan limbah, dll

Matriks Keterkaitan antar Kegiatan Pemanfaatan PesisirKonservasi

Resort WisataMendukung Konflik Normal

Pelabuhan

Perikanan Budidaya Industri Berat

Konservasi

Resort Wisata Pelabuhan

Perikanan Budidaya

Industri berat

Matriks Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Rumput LautN o 1. Parameter Tinggi gelombang (cm) Material dasar perairan pH perairan S1 (Sangat Sesuai) 0-15 Pasir, karang & lamun 7.5 - 8 S2 (Cukup Sesuai) 15 - 25 Pasir, karang & lamun 7 - 7.5 & 8 - 8.5 S3 (Sesuai Marginal) 25 - 5 Pasir halus, karang N (TidakSesuai) > 35

2 3

8.50 < 28 & > 34

45 6 7 8

Salinitas (ppt) Kecepatan arus (cm/dt)Kedalaman perairan (m) Suhu perairan (0C) Ketersediaan benih

32 - 3420 0 1 - 2.5 24 - 28 Banyak

30 - 3230 40 2.5 2.7 24 - 28 Cukup

28 - 02.7 10 20 - 24 & 28 - 30 Kurang

< 20 & > 40

> 10 < 20 & > 30 Tidak ada

Matriks Kesesuaian Lahan untuk Budidaya MutiaraNo ParameterTerlindung dari pengaruh angin dan musim Kondisi gelombang Kecepatan arus (cm/dt) Kedalamam air (m) Dasar perairan Salinitas

S1 (Sangat Sesuai)Sangat baik

S2 (Cukup Sesuai)Baik

S3 (Sesuai Marginal)Sedang

N (TidakSesuai)Kurang

1.

2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat tenang 17 23 17 20 Berkarang 32 28 30 4.5 - 5.0 Tidak ada Sangat banyak

Tenang 15 25 15 25 Karang berpasir 32 35 31 32 5.0 - 6.5 Rendah Banyak

Sedang 10 15 & 25 30 > 25 Pasir 28 31 & 36 40 32 34 3.5 4.4 &6.6 7.7 Sedang Sedang

Kurang < 10 & >30

< 15 Pasir/ lumpur < 27 & > 40 < 22 & >32 < 3.5 & >7.7 Tinggi Kurang

Suhu perairan (0C)Kecerahan Pencemaran

Sumber benih dan induk

Matriks Kesesuaian Lahan untuk KonservasiNo 1. 2 3 4 5 6 Parameter Kemiringan % Jarak pantai Jenis tanah Ketinggian Drainase Bervegetasi S1 (Sangat Sesuai) 0-2 < 200 Aluvial pantai 0-5 S2 (Cukup Sesuai) 3-5 200-300 Hidromof 5-15 S3 (Sesuai Marginal) =6 300-400 Rigosol,Glei humus 16-20 Tdk tergenang Nonmangrove N (Tidak Sesuai) >6 > 400 Gleihumus > 21 Tdk tergenang Nonmangrove

Tergenang Tergenang Mangrove Mangrove

Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata BahariN o1. 2 3 4

ParameterKecerahan perairan Tutupan karang hidup (%) Jenis karang Jenis ikan karang Kecepatan arus (m/dt) Kedalaman dasar perairan (m)

S1 (Sangat Sesuai)> 75 > 75 > 100 > 70

S2 (Cukup Sesuai)> 10 - 25 >50 - 75 > 75 - 100 > 50 - 70

S3 (Sesuai Marginal)>25 - 50 >25 - 50 >20 - 50 >20 - 50

N (Tidak Sesuai) 0,17 - 0,34> 5 - 10

> 0,34 - 0,51>2-5

>0,51