Realease Dana Kampanye

5
BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PRESS RELEASE Jakarta, 23 April 2014 HASIL PENGAWASAN TERHADAP DANA KAMPANYE OLEH PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014 Berdasarkan amanat Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, dan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, bahwa Bawaslu bertugas mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran untuk terwujudnya Pemilu yang demokratis. sehubungan dengan hal tersebut Bawaslu telah melakukan pengawasan terhadap hasil pelaporan dana kampanye tahap ke dua. Yang berupa laporan awal dana kampanye, laporan rekening khusus dan laporan sumbangan tahap II. Sebagaimana mekanisme yang telah disampaikan pada UU 8 tahun 2012 terkait pelaporan dana kampanye bahwa seluruh peserta pemilu wajib menyerahkan laporan awal, rekening khusus dan sumbangan tahap II kepada KPU paling lambat tanggal 2 Maret 2014. Guna mengawasi seluruh proses yang berlangsung, Bawaslu memberikan signifikansi poin sebagai berikut : PESERTA PEMILU 1. Bahwa masih ditemukan Partai Politik tidak transparan dan akuntabel dalam memberikan seluruh informasi yang harus di isi dalam form laporan penerimaan sumbangan dari pihak lain yang diatur dalam Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2013. Data tersebut harus diisi untuk memastikan sumbangan tersebut sah, tidak berasal dari tindak pidana dan bersifat tidak mengikat. (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 8 ayat 3) 2. Suluruh partai politik tidak bertanggung jawab dalam mengelola laporan dana kampanye terbukti dengan masih banyak caleg disetiap partai politik yang tidak melaporkan form pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye calon legislatif (DK13). (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 17 ayat 3) 3. Karena tidak adanya sanksi dalam laporan penerimaan sumbangan periode I dan laporan awal dana kampanye, banyak caleg yang tidak patuh pada aturan pada PKPU 17 tahun 2013 pasal 17 ayat 3 dan tidak melaporkan form pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye calon legislatif (DK 13) kepada partai politik. (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 2 dan 3)

description

Dana kampanye di Indonesia

Transcript of Realease Dana Kampanye

  • BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

    REPUBLIK INDONESIA

    PRESS RELEASE

    Jakarta, 23 April 2014

    HASIL PENGAWASAN TERHADAP DANA KAMPANYE OLEH PESERTA PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014

    Berdasarkan amanat Undang Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu, dan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, bahwa Bawaslu bertugas mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan Pemilu dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran untuk terwujudnya Pemilu yang demokratis. sehubungan dengan hal tersebut Bawaslu telah melakukan pengawasan terhadap hasil pelaporan dana kampanye tahap ke dua. Yang berupa laporan awal dana kampanye, laporan rekening khusus dan laporan sumbangan tahap II. Sebagaimana mekanisme yang telah disampaikan pada UU 8 tahun 2012 terkait pelaporan dana kampanye bahwa seluruh peserta pemilu wajib menyerahkan laporan awal, rekening khusus dan sumbangan tahap II kepada KPU paling lambat tanggal 2 Maret 2014. Guna mengawasi seluruh proses yang berlangsung, Bawaslu memberikan signifikansi poin sebagai berikut :

    PESERTA PEMILU

    1. Bahwa masih ditemukan Partai Politik tidak transparan dan akuntabel dalam memberikan seluruh informasi yang harus di isi dalam form laporan penerimaan sumbangan dari pihak lain yang diatur dalam Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2013. Data tersebut harus diisi untuk memastikan sumbangan tersebut sah, tidak berasal dari tindak pidana dan bersifat tidak mengikat.

    (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 8 ayat 3)

    2. Suluruh partai politik tidak bertanggung jawab dalam mengelola laporan dana kampanye terbukti dengan masih banyak caleg disetiap partai politik yang tidak melaporkan form pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye calon legislatif (DK13).

    (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 17 ayat 3)

    3. Karena tidak adanya sanksi dalam laporan penerimaan sumbangan periode I dan laporan awal dana kampanye, banyak caleg yang tidak patuh pada aturan pada PKPU 17 tahun 2013 pasal 17 ayat 3 dan tidak melaporkan form pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye calon legislatif (DK 13) kepada partai politik.

    (PKPU 17 tahun 2013, Pasal 2 dan 3)

  • 4. Bahwa banyak Caleg yang memanipulasi laporan form pencatatan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye calon legislatif (DK13), dengan melaporkan nihil tapi terbukti didaerah pemilihan ditemukan aktivitas kampanye caleg dalam bentuk alat peraga.

    (UU 8 tahun 2012, pasal 280)

    5. Dalam PKPU 17 tahun 2013, pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye. Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiata penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan. Akan tetapi masih ditemukan kejanggalan dalam Laporan Awal Dana Kampanye pada 12 Partai Politik, dengan rincian kejanggalan :

    a. Partai Nasdem: Mempunyai 2 rekening khusus. Tidak mencantumkan laporan terhadap aktivitas pengeluaran operasi dalam bentuk kampanye terbatas, tatap muka dan media massa dan elektronik. Sementara di lapangan ditemukan ada aktifitas iklan televisi. Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiatan penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

    b. PKB: Penerimaan dari partai atau dari sumbangan sebesar Rp. 45,000,000,000 tidak terdapat keterangan rincian perolehannya dari mana. Jelas pada PKPU 17 Tahun 2013 pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye. Dalam laporan awal juga tercantum kas di tangan sebesar Rp. 12,922,661,324 sementara pada UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat (4) disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank. Partai ini diduga melakukan pelanggaran administrasi terkait kas di tangan dengan nominal yang besar.

    c. PKS : Penerimaan dari partai sebesar Rp. 1,999,000,000 tidak terdapat keterangan perolehannya dari mana. Jelas pada PKPU 17 Tahun 2013 pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye. Terdapat Kas di Tangan sebesar Rp. 2,848,032,900 dan Rp. 270,000,000. Partai ini diduga melakukan pelanggaran administrasi terkait kas di tangan. UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat 4 disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank.

    d. PDIP: Megawati memberikan sumbangan ke Partai sebesar Rp. 12,000,000,000, tidak ada keterangan sumbangan dalam bentuk tunai atau masuk rekening khusus. PKPU 17 tahun 2013, pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye dan

  • UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat (4) disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank. Tidak mencantumkan laporan terhadap aktivitas pengeluaran operasi dalam bentuk kampanye terbatas, tatap muka dan media massa dan elektronik. Sementara di lapangan ditemukan ada aktifitas kampanye dalam bentuk iklan televisi dan media cetak. PKPU 17 tahun 2013, Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiatan penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

    e. Partai Golkar : Tidak ada aktivitas yang dilaporkan oleh partai Golkar sebagai bentuk aktivitas kampanye dalam form (DK7) dan Tidak mencantumkan laporan terhadap aktivitas pengeluaran operasi dalam bentuk kampanye terbatas, tatap muka dan media massa dan elektronik. Sementara profil Aburizal Bakrie (ARB) selaku ketua umum muncul di media televisi dan media cetak sebelum tanggal 2 Maret 2014. PKPU 17 tahun 2013, Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiatan penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

    f. Partai Gerindra: Tidak ada aktivitas yang dilaporkan oleh partai Gerindra sebagai bektuk aktivitas kampanye dalam form (DK7) dan Tidak mencantumkan laporan terhadap aktivitas pengeluaran operasi dalam bentuk kampanye terbatas, tatap muka dan media massa dan elektronik. Sementara profil Prabowo Subianto selaku ketua umum muncul di media televisi dan media cetak sebelum tanggal 2 Maret 2014. PKPU 17 tahun 2013, Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiatan penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

    g. Partai Demokrat: Tidak mencantumkan laporan terhadap aktivitas pengeluaran operasi dalam bentuk kampanye terbatas, tatap muka dan media massa dan elektronik. Sementara profil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku ketua umum muncul di media televisi dan media cetak sebelum tanggal 2 Maret 2014. PKPU 17 tahun 2013, Pasal 18, ayat (1) menyebutkan peserta pemilu wajib mencatat pengeluaran dari setiap kegiatan penyelenggaran kampanye pemilu, ayat (2) Pengeluaran dana kampanye dari kegiatan yang diselenggarakan mencakup informasi tentang bentuk pengeluaran dan jumlah biaya penyelenggaraan yang disertai bukti-bukti pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

    h. Partai PAN : Penerimaan dari partai sebesar Rp. 38,935,328 tidak terdapat keterangan perolehannya dari mana. pada PKPU 17 Tahun 2013 pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.

  • i. Partai PPP : Penerimaan dari Partai sebesar Rp. 5.000.000 jumlah perolehan sangat kecil dan tidak terdapat lampiran atau keterangan yang menyebutkan sumber perolehan saldo awal. PKPU 17 Tahun 2013 pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye.

    j. Partai Hanura: Terdapat penerimaan dalam bentuk barang Rp.4.464.000.000, tidak ada laporan jelas dalam bentuk apa saja barangnya. PKPU 17 Tahun 2013 pasal 17 ayat (1) peserta pemilu wajib mencatat semua dana kampanye berupa uang, barang dan atau jasa yang diterima dan dikeluarkan dalam pembukuan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye. Terdapat Saldo Rp.6,350,929,000 dalam bentuk tunai yang tidak dimasukkan kedalam rekening khusus. Partai ini diduga melakukan pelanggaran administrasi terkait kas di tangan. UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat (4) disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank.

    k. Partai PBB : Terdapat Kas di Tangan Per 12 Desember 2013 sebesar Rp. 156,249,000 dan Kas Ditangan Per 27 Februari 2014 Rp. 156,249,000 tidak dimasukan dalam rekening khusus. Partai ini diduga melakukan pelanggaran administrasi terkait kas di tangan. UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat (4) disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank.

    l. Partai PKPI: Terdapat laporan dalam Kas Bendahara umum Rp. 1,275,832,425 tidak ditempatkan pada rekening khusus dana kampanye. Partai ini diduga melakukan pelanggaran administrasi terkait kas di tangan. UU 8 tahun 2012 Pasal 129 ayat (4) disebutkan bahwa semua transaksi dalam bentuk uang harus masuk ke rekening khusus dana kampanye Partai Politik Peserta Pemilu pada bank

    6. Analisis laporan awal dana kampanye poin a-k:

    a. Banyak transaksi dana kampanye yang tidak jelas

    b. Laporan tidak akuntabel dan transparan

    c. Partai politik tidak memiliki panduan dalam membuat pencatatan

    d. Hampir semua Partai Politik tidak memiliki kesiapan pembukuan laporan awal dana kampanye dan rekening khusus dana kampanye terkait keterangan dalam pemberian laporan secara rinci.

    KPU

    1. KPU tidak berhasil melakukan konsultasi help desk dana kampanye terkait pemberitahuan mekanisme pelaporan dana karena terbukti masih terdapat kekurangan laporan dana kampanye peserta pemilu.

    2. KPU harus meminta Partai Politik melalui KAP untuk merevisi dan melengkapi laporan dana awal kampanye, laporan rekening khusus dan laporan penerimaan sumbangan periode I dan II untuk menyesuaikan dengan entitas pelaporan (sejak 3 hari ditetapkan menjadi peserta pemilu sampai dengan 15 hari setelah pemungutan suara).

  • 3. KPU Harus memberikan catatan dan rekomendasi kepada KAP berdasarkan hasil pengawasan Bawaslu terkait laporan penerimaan sumbangan, laporan awal dana kampanye, laporan rekening khusus dan laporan penerimaan sumbangan periode I dan II untuk ditindaklanjuti dalam proses audit dana kampanye.

    4. Bahwa KPU harus konsisten melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD khususnya peraturan yang telah dibuat oleh KPU sendiri yaitu Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah dalam Peraturan KPU Nomor 1 Tahun 2014, demi terwujudnya pemilu yang transparan, akuntabel, tertib administrasi dan mengedepankan azas keadilan pada proses penyelenggaraan pemilu;

    5. Bahwa KPU harus meminta kepada Partai Politik untuk untuk merevisi dan melengkapi laporan dana kampanye pada form pelaporan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku sebelum batas akhir penyerahan laporan akhir dana kampanye pada tanggal 24 April 2014.

    6. Bahwa KPU harus mempublikasikan profile KAP, profile auditor dan membuka seluas-luasnya masukan dari masyarakat terkait akuntablitas pelaporan dana kampanye peserta pemilu.