Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

23
Imunitas Terhadap Bakteri Extraselular Bakteri ekstraselular dapat berkembang biak di luar sel sebagai contoh bisa di sirkulasi,jaringan ikat,diruang antar sel dan lumen. Banyak bakteri ekstraselular yang dapat menjadi patogen dan berkembang menjadi penyakit melalui dua cara yaitu yang pertama bakteri menginduksi terjadinya peradangan, ini menyebabkan kerusakan jaringan ditempat infeksi. Dan yang kedua adalah bakteri mengeluarkan toksin. Ada dua macam toxin yang dikeluarkan yaitu endotoxin yang dikeluarkan oleh bakteri gram negatif yang merupakan aktifator kuat makrofag dan exotoksin yang kebanyakan adalah sitotosik yang akan membunuh sel dengan mekanisme kimia, bebrapa exotoksin yang lain hanya mempengaruhi fungsi sel tanpa membunuhnya dan beberapa lainnya menstimulasi diproduksinya sitokin. Inilah yang menyebabkan sakit

Transcript of Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Page 1: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas Terhadap Bakteri Extraselular

Bakteri ekstraselular dapat berkembang biak di luar selsebagai contoh bisa di sirkulasi,jaringan ikat,diruang antarsel dan lumen. Banyak bakteri ekstraselular yang dapatmenjadi patogen dan berkembang menjadi penyakitmelalui dua cara yaitu yang pertama bakteri menginduksiterjadinya peradangan, ini menyebabkan kerusakanjaringan ditempat infeksi. Dan yang kedua adalah bakterimengeluarkan toksin. Ada dua macam toxin yangdikeluarkan yaitu endotoxin yang dikeluarkan oleh bakterigram negatif yang merupakan aktifator kuat makrofag danexotoksin yang kebanyakan adalah sitotosik yang akanmembunuh sel dengan mekanisme kimia, bebrapaexotoksin yang lain hanya mempengaruhi fungsi sel tanpamembunuhnya dan beberapa lainnya menstimulasidiproduksinya sitokin. Inilah yang menyebabkan sakit

Page 2: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas bawaan terhadap bakteriekstra sel

Prinsip utama mekanisme dari imunitas bawaanterhadap bakteri ekstraselular adalah aktivasikomplemen, phagositosis, dan respon radang.

Page 3: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

• Bakteri gram positif yang dinding selnya mengandungpeptidoglikan akan mengaktifkan jalur alternatif komplemen.

• Lipopolisakarida yang ada pada dinding bakteri gram negatifakan juga akan mengaktifkan jalur alternatif komplemen jikadalam keadaan tidak ada anti bodi. Dan bakteri ini akanmeexpresikan manosa pada permukaannya yang akanberikatan dan membentuk ikatan manosa-lektin.Dan akanmengaktifkan komplemen melalui jalur lektin.

• Dan hasil akhir dari pengaktifan komplemen adalahopsonisasi dan fagositosis.

• Fagositosis diperantarai oleh banyak reseptor sel fagosit adamanosa reseptor , scavenger reseptor, Fc reseptor, reseptorkomplemen dan Toll-like receptor (TLRs). Reseptor ini akanmengaktifkan fagositosis dan menstimulasi dibentuknya zatzat mikrobisidal. Sel fagosit yang teraktifasi akanmengeluarkan sitokin. Sitokin – sitokin inilah yang akanmenginduksi adanya manifestasi infeksi sistemik sepertidemam dan sintesis protein fase akut.

Page 4: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas dapatan terhadap bakteriekstraselular

Imunitas humoran adalah hal utama dalam imunitasdapatan terhadap bakteri ekstra selular dan

berfungsi untuk memblok infeksi, mengeliminasimikroba dan menetralkan toxin.

Page 5: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

• Respon antibodilah yang akan melawan bakteri ekstraselularyang akan menempel langsung pada antigen dinding sel atautoksin yang disekresikan oleh bakteri yang biasanya berupapolisakarida atau protein.

• Efek yang akan terjadi adalah opsonisasi dan fagosit sertaaktifasi complement melalui jalur klasik.

• Netralisasi toksin diperantarai dengan oleh IgG berafinitastinggi dan isotipe dari IgA, opsonisasi oleh bebrapa subkelasIgG dan pengaktifan komplemen oleh IgM dan subkelas IgG

• Protein antigen dari bakteri ekstraselular juga akanmengaktifkan sel Th atau CD4 yang akan memproduksi sitokinyang akan menstimulasi produksi sitokin dan menyebabkaninflamasi lokal yang akan memperkuat proses fagositosis danaktifitas mikrobisida dari makrofag atau neutrofil.

• Interferon adalah sitokin sel T yang bertanggung jawabkepada aktifasi makrofag

• Tumor Nekrosis Faktor dan limfotoxin memicu inflamasi

Page 6: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Page 7: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Page 8: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas Terhadap Bakteri Intraselular

Karakteristik dari bakteri fakultatifintraselular adalah dapat bertahan bahkanberkembang biak didalam sel fagosit. Olehkarena itu untuk mengeliminasi bakteri inidiperlukan imunitas termediasi sel

Page 9: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas bawaan terhadap bakteriintraselular

Imunitas bawaan terhadap bakteri intraselularpada intinya diperantarai oleh fagosit dan sel

NK ( Natural Killer )

Page 10: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

• Fagosit pada awalnya neutrofil dan makrofag“memakan” dan menghacurkan mikroba ini. Tetapipatogenitas dari bakteri intrasel adalah dapat bertahandari proses degradasi fagosit.

• Bakteri intrasel mengaktifkan sel NK denganmengekspresikan NK cell-activating ligands pada selyang terinfeksi atau dengan stimulasi dari sel dendritikdan makrofag yang memproduksi IL-12. Setelah itu selNK akan memproduksi IFN- yang akan membunuhbakteri yang telah difagosit oleh makrofag.

• Imunitas bawaan bertugas untuk membatasipenyebaran infeksi bakteri sebelum imun dapatanbekerja,tepai pada faktanya biasanya imunitas bawaankewalahan dan gagal dalam mengeradikasi bakteri danmemerlukan eradikasi dengan metode imunitastermediasi sel.

Page 11: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas dapatan terhadap bakteriintraselular

Mekanisme utama dalam imunitas dapatanterhadap bakteri intraselular adalah imunitas

termediasi sel T

Page 12: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

• Orang yang mengidap AIDS jelas tidak akan mampumenjalani mekanisme imunitas ini makanya akanmudah terinfeksi bakteri intraselular dan virus.

• Ada dua tipe reaksi pada imunitas termediasi sel :aktifasi makrofag yang dipengaruhi oleh ligan CD40dan IFN- yang membunuh mikroba yang telahdifagosit melisiskan sel yang telah terinfeksi oleh Tlimfosit sitotoksik

Page 13: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Page 14: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit
Page 15: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas Terhadap Parasit

Penyakit infeksi parasit dapat disebabkan olehprotozoa, cacing, dan ektoparasit.

Diakarenakan parasit mempunyai daur hidup yangrumit maka respon imun tubuh kurang bermaknadalam perlawanan terhadap parasit dan banyakpenyakit parasit yang berkembang menjadi penyakitkronis.

Page 16: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas Bawaan terhadap parasit

Meskipun berbagai protozoa dan cacing mengaktifkanimunitas nonspesifik melalui mekanisme yang berbeda, mikrobatersebut biasanya dapat tetap hidup dan berkembang biak dalampejamu oleh karena dapat beradaptasi dan menjadi resistenterhadap sistem imun pejamu. Respons imun nonspesifik utamaterhadap protozoa adalah fagositosis, tetapi banyak parasittersebut yang resisten terhadap efek bakterisidal makrofag,bahkan beberapa di antaranya dapat hidup dalam makrofag.Fagosit juga menyerang cacing dan melepas bahan mikrobisidaluntuk mem­bunuh mikroba yang terlalu besar untuk dimakan.Banyak cacing memiliki lapisan permukaan tebal sehingga resistenter­hadap mekanisme sitosidal neutrofil dan makrofag. Beberapacacing juga meng­aktifkan komplemen melalui jalur alternatif.Banyak parasit ternyata mengembangkan resistensi terhadap efeklisis komplemen.

Page 17: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Imunitas Dapatan TerhadapParasit

Berbagai protozoa dan cacing berbeda dalambesar, struktur, sifat biokimiawi, siklus hidup danpatogenisitasnya. Hal itu menimbulkan responsimun spesifik yang berbeda pula. Infeksi cacingbiasa­nya terjadi kronik dan kematian pejamu akanmerugikan parasit sendiri. Infeksi yang kronik ituakan menimbulkan rangsangan antigen persistenyang meningkatkan kadar imunoglobulin dalamsirkulasi dan pembentukan kompleks imun.

Page 18: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Infeksi cacingPertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2.

Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasieosinofil. IgE yang berikatan dengan per­mukaan cacing diikat eosinofil.Selanjut­zya eosinofil diaktifkan dan mensekresi gi-anul enzim yangmenghancurkan parasit.

Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain oleh karena eosinofilmengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim proteolitik dan RO yangdiproduksi neutrofil dan makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsangproduksi IgE yang nonspesifik. Reaksi inflamasi yang ditimbulkannya diduga dapatmencegah menempelnya cacing pada mukosa saluran cerna .

Parasit yang masuk ke dalam lumen saluran cerna, pertama dirusak oleh IgG,IgE dan juga mungkin dibantu oleh ADCC. Sitokin yang dilepas sel T yang dipacuantigen spesifik merangsang proliferasi sel goblet dan sekresi bahan mukus yangmenyelubungi cacing yang dirusak. Hal itu memungkinkan cacing dapat dikeluarkandari tubuh melalui peningkatan gerakan usus yang diinduksi mediator sel mastseperti LTD4 dan diare akibat pencegahan absorbsi natrium yang tergantungglukosa oleh histamin dan prostaglandin asal sel mast.

Cacing biasanya terlalu besar untuk fagositosis. Degranulasi sel mast/ basofilyang IgE dependen menghasilkan produksi histamin yang menimbulkan spasmeusus tempat cacing hidup. Eosinofil menempel pada cacing melalui IgG/IgA danmelepas protein kationik,. MBP dan neurotoksin. PMN dan makrofag menempelmelalui IgA/IgG dan melepas superoksida, oksida nitrit dan enzim yang membunuhcacing

Page 19: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

FilariasisFilariasis limfatik dan sumbatan saluran limfe oleh parasit

menimbulkan CMI ( Cell Mediated Immunity ) kronis fibrosis dan akhirnyalimfe­dema berat. Investasi persisten parasit kronis sering disertaipembentukan kom­pleks antigen parasit dan antibodi spesifik yang dapatdiendapkan di dinding pembuluh darah dan glomerulus ginjal yangme­nimbulkan vaskulitis dan nefritis. Penyakit kompleks imun dapat terjadipada skisto­soma dan malaria.

Filariasis limfatik menunjukkan gambaran klinis dengan spektrum luaspada berbagai pejamu, mulai dari besar jumlah parasit dengan sedikit gejalaklinis sampai yang kronis dengan parasit yang sedikit ditemukan. Sifat sistimimun pada individu tersebut berbeda.

Dengan munculnya mikrofilaria dalam darah, sitokin Th2 menjadidominan, di­sertai dengan cepat menghilangnya respons sel T danpeningkatan mencolok dalam sintesis IgG spesifik parasit. Induksi toleransisel T terhadap parasit diduga terjadi dalam subset Th1. Pada individu yangsakit, toleransi dipatahkan dan respons terhadap Th1 dan Th2 meningkatsecara dramatis. Baik respons Th1 dan Th2 terhadap antigen filariaditemukan pada individu yang imun terhadap infeksi ulang. Oleh karena itukedua respons Th dianggap penting pada proteksi pejamu dan patogenesisfilariasis

Page 20: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

GranulomaPada beberapa infeksi, cacing dapat dihancurkan

olch sistem imun dengan cara-cara yang sudah disebutdi atas. Dalam hal ini badan berusaha mengucilkanparasit dengan membentuk kapsul yang terdiri atas sel-sel inflamasi. Reaksi tersebut merupakan responsselular terhadap pcnglepasan antigen kronik setempat.Makrofag yang dikerahkan, melepas faktor fibrogenikdan merangsang pembentukan jaringan granuloma danfibrotik. Hal tersebut terjadi atas pengaruh sel Th 1 dandefisiensi sel T akan mengurangi kemampuan tubuhuntuk membentuk granuloma dan kapsul.Pembentukan granuloma terlihat jelas di sekitar telurcacing skistosoma di hati. Fibrosis yang berat yangberhubungan dengan CMI dapat merusak arus darahvena di hati dan menimbulkan hipertensi portal dansirosis.

Page 21: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Respons Th1 dan Th2 pada infeksi parasit

Respons terhadap infeksi seperti pada lepra danlesmania berhubungan dengan respons Thl atauTh2. Pada infeksi parasit intraselular, gambarankedua respons tersebut berhubungan denganprognosis baik dan buruk Sebetulnya dalammenentukan perjalanan penyakit, peran Th I danTh2 pada banyak penyakit parasit lebih kompleks.

Page 22: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit

Demam Pada Infeksi

Demam pada infeksi dikarenakan dilepasnyasitokin pirogen seperti IL-1,IL-6,IFN,TNF- atauprostaglandin yang memainakan peranan pentingdalam proses imununologi.

Panas yang dihasilakan juga menguntungkandan salah satu mekanisme pertahan tubuh,beberapa bakteri terhambat pertumbuhannya jikasuhu lingkungannya tinggi.

Page 23: Reaksi imun terhadap infeksi bakteri dan parasit