RDTR Draft 5.Gabungan Raperda Jakarta Barat (A3)

download RDTR Draft 5.Gabungan Raperda Jakarta Barat (A3)

of 62

Transcript of RDTR Draft 5.Gabungan Raperda Jakarta Barat (A3)

BAB XXXVII RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN Bagian Kesatu Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Paragraf 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1022 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan adalah: a. Penyiapan dan pearahan Kecamatan Grogol Petamburan sebagai Pusat Pendidikan provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Barat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan perdagangan dan jasa. b. Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. c. Peningkatan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Grogol Petamburan sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Barat dan Tangerang. d. e. utama. f. pemrakarsa pembangunan. g. Pemanfaatan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Grogol Petamburan guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Paragraf Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1023 (1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Grogol Petamburan. (2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Grogol Petamburan. a. Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal. Perwujudan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Grogol Petamburan yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai Perwujudan Kecamatan Grogol Petamburan sebagai kawasan Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan pendukung kelengkapan fasilitas dan utilitas di Jakarta Barat. Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat tinggi di Kelurahan Wijaya Kusuma dan Jelambar Baru yang mengacu pada

Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh. Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan. b. Sektor Perdagangan dan Jasa

Pengembangan sistem ribbon sedikit dibatasi, kecuali pada sisi sisi jalan yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dengan pemenuhan penyediaan tempat parkir.

Pengembangan pada sentra sentra lokal diprioritaskan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat serta pembangunan baru pada lahan yang relatif kosong. c. Sektor Industri kegiatan industri yang tidak sesuai dengan peruntukan tersebut. d. Sektor Ruang Terbuka Hijau Pelaksanaan dan pencadangan serta pengamanan ruang terbuka hijau sepanjang kali dan pemanfaatannya untuk taman dan hortikultura yang dapat dinikmati masyarakat. Pengadaan penghijauan maksimum pada pekarangan-pekarangan individu melalui program penyuluhan pembinaan. Pengadaan penghijauan maksimum pada ROW (lebar badan jalan) arteri dan kolektor. e. Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur barat ataupun utara selatan. Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas dan kapasitas. f. Sektor Fasilitas Umum Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas. Pembangunan secara vertikal dan penggabungan kegiatan sejenis dalam satu bangunan sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan lahan. g. Sektor Utilitas Umum Penambahan gardu-gardu listrik dan penambahan/peningkatan jaringan pelayanan listrik serta lampu-lampu penerangan jalan. Penambahan telepon umum pada lokasi-lokasi strategis. Koordinasi terpadu antara PLN, Telkom dan Pemda DKI Jakarta dalam perencanaan dan pelaksanaan pengadaan instalasi listrik, telepon dan gas. h. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Penambahan/pemperluasan jaringan air bersih dan peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi. Penganjuran pengurangan penggunaan air tanah guna mengatasi penurunan muka air tanah dan intruisi air laut.i.

Pembatasan kegiatan industri dengan hanya pada kegiatan industri rumahan dan merelokasi

Penambahan hydrant umum

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir.

Pelaksanaan normalisasi sungai dan saluran drainase serta mengamankan tepian sungai dari kegiatan yang dapat menganggu fungsi sungai (pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah). Pelaksanaan pembangunan/peremajaan drainase makro dan mikro ke dalam sistem pengendalian banjir makro. j. Sektor Sanitasi dan Sampah Bagian Ketiga Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Umum Pasal 1026 (1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; (2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. a. b. c. d. e. f. g. Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sistem pusat kegiatan sub tersier. Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, Prasarana energi listrik, dan Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1027 (1) Pengembangan pusat-pusat kegiatan Kecamatan Grogol Petamburan diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Primer, Sistem Pusat Kegiatan Sekunder, Sistem Pusat Kegiatan Tersier, dan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier ; (2) Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi: a. b. c. d. Universitas Tarumanegara dan Trisakti dengan kegiatan pelayanan pendidikan. Mall Ciputra, Mall Taman Anggrek dan Podomoro City dengan kegiatan pelayanan perdagangan Terminal bus Grogol dengan kegiatan jasa pelayanan transportasi. Rumah Sakit.Jiwa Grogol dan Rumah Sakit.Royal Taruma dengan kegiatan Pelayanan

Pengadaan septick tank kelompok pada lokasi-lokasi permukiman yang dihuni oleh penduduk yangberpenghasilan rendah. Sistem perencanaan yang dipakai yaitu perencanaan yang diintegrasikan terhadap sistem sewerage. Peningkatan kondisi MCK yang ada serta pengadaan baru sesuai kebutuhan lingkungan permukiman padat. Pengelolaan sampah dengan menyediakan container dan dipo-dipo sampah sesuai kebutuhan. (3) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Grogol Petamburan; a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Pasal 1024 Strategi penataan ruang Kecamatan Grogol Petamburan, adalah: a. Peningkatan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Perbaikan dan perencanaan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran sungai, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan permukiman kumuh. d. Perwujudan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkankapasitas perdagangan dan jasa . e. Perwujudan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Kedua Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1025 Jumlah penduduk di Kecamatan Grogol Petamburan sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 286.462Jiwa.

(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

dan Jasa.

Kesehatan.

(3)

Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sekunder sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf b, meliputi: a. RS.Sumber Waras dengan kegiatan pelayanan kesehatan. b. Roxy Square dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa. c. Universitas Trisakti (Fakultas Kedokteran Gigi) dengan kegiatan pelayanan pendidikan.

Pasal 1030 Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan meliputi :

a. Kebutuhan air bersih untuk tahun 2030 di Kecamatan Grogol Petamburan tahun 2030 adalah sebesar50.130,92 liter/hari;

(4)

Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf c, meliputi: a. Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat dengan kegiatan pelayanan kebencanaan b. Ukrida dan BPK Penabur dengan kegiatan pelayanan pendidikan c. Pusat Perkantoran Sentra Latumenten dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa

b. Rencana pengembangan jaringan air bersih yang terdapat di sepanjang Jalan S. Parman, Latumenten,Jalan Tubagus Angke, Jalan Daan Mogot, Kyai Tapa, Jalan Tomang Raya. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 1031 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi : Melaksanakan normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) sejalan dengan penataan sungai menurut fungsinya Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air di Kelurahan Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir. Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1032 Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah di setiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk menggangu fungsinya (Pengamanan terhadap bangunan liar dan pembuangan sampah); yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; Grogol dan Tanjung Duren Utara;

(5)

Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (2) huruf d, meliputi: a. Pasar Tomang Barat, Pasar Grogol dan Pasar Wijaya Kusuma dengan kegiatan pelayanan perdagangan dan jasa. b. Kantor Kecamatan Grogol Petamburan dengan kegiatan pelayanan pemerintahan. c. YP Pendidikan Yadika, SMPN 89, Madrasah Aliyah Al Isra dengan kegiatan pelayanan pendidikan.

(6)

Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 5.1 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1028

Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1029 (1) (2) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; Rencana Pengembangan jalan arteri dan kolektor sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi;

Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1033 Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi:

a.b. kelurahan;

Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap

a.

Rencana Peningkatan jalan arteri, Kecamatan Grogol Petamburan pada Jalan S. Parman, Jalan

menggunakan incinerator yang ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;

Prof. DR. Latumenten, Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan Tubagus Angke, Jalan Tanjung Duren Raya, Jalan Tanjung Duren Utara, Jalan Arjuna Utara, Jalan Tomang Raya.

b.

Rencana peningkatan jalan kolektor, Kecamatan Grogol Petamburan meliputi Jalan Tanjung

c.

Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke lokasi pembuangan

Duren Timur, Jalan Jelambar Baru, Jalan Jelambar Selatan 2, Jalan Jelambar Utama 1, Jalan Jelambar Utama Sakti, Jalan Amanah, Jalan Indraloka 2, Jalan DR.Muwardi Raya, Jalan DR.Susilo Raya. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan

sampah (LPS) melalui pemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

e.f. g.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan

b. a. b. c.

Kawasan sempadan sungai dan kanal. Kawasan Perdagangan dan Jasa; Kawasan Permukiman; Kawasan Perindustrian dan Pergudangan.

penerapan konsep 3R (reduced, reused, recycling); masuk ke lingkungan padat penduduk; saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

(3). Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, meliputi:

(4). Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Grogol Petamburan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 5.2 Peraturan Daerah ini.

Prasarana Energi Listrik Pasal 1034 Paragraf Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi: a. Peningkatan kebutuhan listrik untuk rumah susun sewa (Rusunawa) ; Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 1037 (1) (2) Prasarana Telekomunikasi Pasal 1035 Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi: a. b. c. lingkungan. Bagian Keempat Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Umum Pasal 1036 (1). Rencana pola ruang Kecamatan Grogol Petamburan, terdiri atas: a. Peruntukan ruang untuk fungsi lindung/kawasan lindung, dan b. Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya/kawasan budidaya. (2). Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi : a. Kawasan resapan air; Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, meliputi : a. Pengembangan sentra sentra Pengembangan sentra jasa/komersil di prioritaskan pada persimpangan Grogol dan sekitarnya yang merupakan pusat sentra kegiatan di Kecamatan Grogol Petamburan Kawasan Perdagangan dan Jasa Pasal 1039 Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan (3) (4) Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika (1) (2) Kawasan sempadan sungai meliputi Kali Grogol, Kali Angke, Kali Banjir Kanal Barat. Kawasan sempadan sungai ditentukan sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar permukiman; Kawasan permukiman berupa sempadan sungai yang diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10 15 meter; kawasan sekitar danau danau tidak boleh ada permukiman di sekitarnya. Paragraf Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan yang memadai; untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal Pasal 1038 Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.

b. Peningkatan pembangunan sistem jaringan listrik yang aman untuk kawasan perumahan terutamamencakup kawasan pemukiman padat; c. Peningkatan kebutuhan listrik akibat pertambahan penduduk dan kegiatan; d. Penataan sistem jaringan listrik yang ada ; e. Perbaikan pada sistem jaringan listrik.

b. Pengembangan Ribbon Pengembangan jasa/komersil di sepanjang Jalan Letjend S. Parman, Jalan Prof. DR. Latumenten, Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa Pengembangan jasa/perkantoran dan campuran di sepanjang Jalan Letjend. S. Parman, Jalan Daan Mogot (1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; (2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Grogol Petamburan diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP, SMA); (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan.

Kawasan Permukiman Pasal 1040 Penataan permukiman direncanakan menyebar di seluruh wilayah Kecamatan Grogol Petamburan dalam bentuk vertikal atau apartemen dan landed house dengan memperhatikan kebutuhan perumahan penduduk Kecamatan Grogol Petamburan dimasa yang akan datang dengan memperhitungkan kecenderungan perkembangan dan aksesbilitas., meliputi : a. Rencana pengembangan kawasan perumahan kepadatan tinggi dan sedang di wilayah Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kelurahan Tanjung Duren Selatan, Kelurahan Tomang, Kelurahan Jelambar, Kelurahan Jelambar Baru, Kelurahan Wijaya Kusuma; b. Rencana pengembangan kawasan perumahan susun di Jalan Amanah (Kelurahan Wijaya Kusuma), Jalan Jelambar Selatan 2 dan JalanProf.DR.Latumenten.

Fasilitas Kesehatan Pasal 1044 (1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; (2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, rumah bersalin, rumah sakit ibu dan anak serta apotik; (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 1045 (1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;

Kawasan Perindustrian dan Pergudangan Pasal 1041

(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga

Pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan, meliputi : a. Tidak ada rencana pengembangan kawasan perindustrian dan pergudangan; b. Merelokasi kawasan perindustrian dan pergudangan yang sudah ada, ke tempat yang lebih sesuai di luar wilayah Kecamatan Grogol Petamburan. Bagian Kelima Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 1042 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Grogol Petamburan yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, dan fasilitas olah raga. Fasilitas Pendidikan Pasal 1043

Pasal 1046 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna. Bagian Keenam Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Pasal 1047 (1) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Grogol Petamburan dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. b. c. Penyusunan program utama; Penentuan lokasi; Sumber pendanaan;

d. e.

Instansi pelaksana; dan Waktu pelaksanaannya.

(1) Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini; (2) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan; (3) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini.

(2) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Grogol Petamburan, sebagaimana yang dimaksud pasal 1047ayat 1, dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.

Bagian Ketujuh Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Grogol Petamburan Umum Pasal 1048 (1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Grogol Petamburan meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. (2) Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Grogol Petamburan sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan Arahan Peraturan Zonasi Paragraf Umum Pasal 1049 (1) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini; (2) Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b. Arahan intensitas pemanfaatan ruang. (1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin Paragraf Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 1050 pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : Bagian Kesepuluh Arahan Perijinan Pasal 1052 Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Grogol Petamburan, meliputi : a. Nilai KLB rata-rata 1,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri/pergudangan; b. Nilai KLB rata-rata 2,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan c. bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industri/pergudangan; Nilai KLB rata-rata 3,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; d. Nilai KLB rata-rata 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan permukiman KDB rendah, kawasan bangunan umum, bangunan umum KDB rendah, dan Kawasan campuran; e. Nilai KLB lebih besar dari 5,0 sampai dengan 10,0 diarahkan pada kawasan Sentra Primer Baru Barat; Bagian Kesembilan Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 1051

a. b. c.

Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Pasal 1056 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: Pasal 1053 a. b. c. d. e. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 1057 Pasal 1054 (1) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan cagar budaya. (2) Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. Bagian Kesebelas Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 1055 (3) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. (4) Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan. Bagian Keduabelas Sanksi Pasal 1058 Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketigabelas Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Penyidikan Pasal 1059 dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari pemerintah provinsi/kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. harus melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin.

Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu : a. b. c. d. e. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB). Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO). Perijinan khusus (pengambilan air tanah).

tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Ruang Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.

Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

(1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. lindung. c. d. e. f. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah.

(1).

Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri

b. Pemenuhan kebutuhan perumahan dengan membangun rumah susun sederhana sewa tingkat tinggi yang mengacu pada Peraturan Menteri PU No. 5 tahun 2007. c. Peningkatan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Palmerah sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Barat dan Tangerang. d. Pewujudan Kecamatan Palmerah sebagai kawasan pendukung kelengkapan fasilitas dan utilitas di Jakarta Barat. e. Peningkatan pelayanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. f. Pewujudan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Palmerah yang berpihak pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan, g. Pemanfaatan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Palmerah guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Paragraf Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1061 (1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Palmerah, (2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Palmerah, a. Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Sektor Perdagangan dan Jasa

Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2). a. b. Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. g. h. i. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang Meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; pelanggaran; tindakan pelanggaran; dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. b. BAB XXXVIII RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN PALMERAH Bagian Kesatu Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Paragraf Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1060 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Palmerah, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah adalah: a. Penyiapan dan mengarahkan Kecamatan Palmerah sebagai pusat perdagangan dan jasa Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Barat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan perdagangan dan jasa. f. e. c.

bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal

Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan Pengembangan sentra sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat. Sektor Industri Kegiatan industri dibatasi pada kegiatan industri skala kecil (home industry); Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur barat ataupun utara Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir

d.

selatan; dan kapasitas; Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Normalisasi sungai dan saluran drainase

g.

Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih Peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi air bersih Pembatasan penggunaan air tanah Penambahan hydrant umum Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Palmerah berdasarkan nilai strategis dari

Jumlah penduduk di Kecamatan Palmerah sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 269.057 Jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 252 jiwa/ha. Bagian Ketiga Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Umum Pasal 1064 (1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Palmerah, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; (2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. ekosistem dan Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sistem pusat kegiatan sub tersier Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, Prasarana energi listrik, dan Prasarana telekomunikasi. Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1065 (1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kota Administrasi Jakarta Barat diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Sub Tersier; (2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi Menara Penisula dan Gedung BCA; (3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf d, terdapat pada lokasi Pasar Slipi, Kantor Polsek Palmerah dan Kantor Camat Palmerah; (4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Subtersier di wilayah Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Gambar . Lampiran. Peraturan Daerah ini.

(3) Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Palmerah a. sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : b. Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Palmerah. (4) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Palmerah ; a. b. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan kelestarian lingkungan alam. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi a. b. c. d. e.

Pasal 1062 Strategi penataan ruang Kecamatan Palmerah, adalah: a. Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. b. Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. c. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran Kali Grogol yang dijadikan permukiman kumuh. d. Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu meningkatkan kapasitas perdagangan dan jasa . e. Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Kedua Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1063

f. g.

Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1066 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1067 (1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Palmerah, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; (2) Rencana peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi pelebaran jalan pada lokasi Jalan S. Parman, Jalan Tomang Raya, Jalan KS. Tubun, Jalan Palmerah Utara, Jalan Palmerah Brata, l. Palmerah Tengah, Jalan Batusari, Jalan Kemanggisan Utama dan Jalan Rawa Belong; (3) Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelebaran Jalan Kemanggisan Raya, Jalan Kota Bambu Utara dan Jalan Kota Bambu Selatan. Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1068 Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Palmerah meliputi : a. Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; b. Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman secara bertahap; c. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; d. Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan kanal. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 1069 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Palmerah, meliputi : a. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu fungsinya pada lokasi saluran Kali Pesanggrahan dan Kali Grogol; b. Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase dan penggelontor; c. Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; d. Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir;

Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1070 Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Palmerah, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site. b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah disetiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk.

Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1071 Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Palmerah, meliputi:

a. Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yangditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu; b. Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan;

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke lokasi pembuangan sampah (LPS) melalui pemilahansampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai. Prasarana Energi Listrik Pasal 1072 Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Palmerah, meliputi: a. b. c. d. e. f. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika lingkungan; Pengembangan Jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi Pasal 1073

e. Pengendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yangberpotensi menimbulkan genangan.

Kawasan sempadan sungai dan kanal Pengembangan prasarana telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Palmerah, meliputi: a. b. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi (1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; (2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; (3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, telekomunikasi yang memadai; dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial; Pasal 1076

c.estetika lingkungan.

Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan

(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitasaliran sungai dan kanal.

Bagian Keempat Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Umum Pasal 1074 (1). a. b. (2). a, meliputi : a. b. (3). huruf b, meliputi: a. b. c. d. (4). Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Kawasan Permukiman. Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud pada ayat Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal; Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Rencana pola ruang Kecamatan Palmerah, terdiri atas: Peruntukan ruang untuk fungsi lindung/kawasan lindung, dan Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya/kawasan budidaya. Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

Paragraf Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Palmerah Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 1077 Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: a. perumahan; b. c. d. e. f. g. Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Grogol Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 3,91 ha dengan Penataan dan pemeliharaan taman seluas 16,13 Ha dengan prosentase Mempertahankan lahan pemakaman dan lapangan olahraga yang ada Penataan dan pemeliharaan kawasan pemakaman seluas 1,48 ha; Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah. Kawasan Perkantoran Pasal 1078 Pengembangan kawasan perkantoran, meliputi : a. Pengembangan pola ribbon di prioritaskan sepanjang Jalan Letjen S. Parman; b. Pengembangan dan penataan kawasan perkantoran KDB rendah seluas 6,53 ha yang berlokasi pada Kelurahan Kota Bambu Selatan, Kelurahan Palmerah, dah Kelurahan Slipi; c. Penataan dan pemeliharaan kawasan perkantoran seluas 62,57 ha dengan prosentase sebesar 11,15% dari luas Kecamatan Palmerah. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan

prosentase sebesar 0,70% dari luas Kecamatan Palmerah; sebesar 2,88% dari luas Kecamatan Palmerah; seluas 2,80 ha, dengan prosentase sebesar 0,49% dari luas Kecamatan Palmerah;

(1), tercantum dalam Lampiran Gambar 5.4 Peraturan Daerah ini. Paragraf Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Resapan Air Pasal 1075 (1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; (2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau.

Kawasan Perdagangan Pasal 1079

l. Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : a. Pengembangan pola sentra perdagangan di prioritaskan pada sentra perdagangan Pasar Slipi dan sekitarnya; prasarana yang memadai. m. n. o.

Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal dan memperkecil

perpetakan untuk penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana dan Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan vertikal. Penetapan dan pengembangan luas kawasan permukiman vertical Penetapan dan pengembangan luas kawasan permukiman horizontal

b. Pengembangan pola ribbon di prioritaskan sepanjang Jalan Palmerah Barat, Jalan Rawa Belong, dan JalanKS Tubun; c. Penataan perdagangan KDB rendah di koridor Kali Grogol melalui program kali bersih (Prokasih) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; d. Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari perkantoran, perdagangan dan jasa; e. Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan penyediaan dan/atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; f. Pembatasan kegiatan perdagangan. Kawasan Permukiman Pasal 1080 Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi :

direncanakan sebesar 342,43 ha dengan prosentase sebesar 62,19% dari luas Kecamatan Palmerah. direncanakan sebesar 6,78 ha dengan prosentase sebesar 1,21% dari luas Kecamatan Palmerah. Bagian Kelima Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial Pasal 1081 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Palmerah yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana.

a.Kelurahan Palmerah. b. kelurahan. c. d. e. f. g. h. i. j. Palmerah. k.

Perbaikan lingkungan pada daerah kumuh dengan mengembangkan ruang

Fasilitas Pendidikan Pasal 1082 (1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; (2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Palmerah diarahkan untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan SLTP; (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 1083 (1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; (2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, BKIA, rumah bersalin, tempat praktek dokter, puskesmas, dan apotik; (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan.

terbuka hiijau yang berfungsi sosial, ekologis dan estetika terutama di kawasan sepanjang jalur Kali Grogol di Pemenuhan kebutuhan perumahan direncanakan menyebar di setiap Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan sedang diarahkan Pengembangan kawasan permukiman berkepadatan tinggi direncanakan Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal. Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur Kali Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah beserta fasilitasnya, Pengembangan kawasan campuran kecil pada daerah yang cenderung Pembangunan rumah susun di sekitar Kelurahan Slipi dan Kelurahan Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya

dengan persiapan dengan pembangunan kawasan permukiman berskala besar pada lahan kosong. melalui cara program dan perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Grogol yang terletak di Kelurahan Kemanggisan. terutama pada pengembangan baru. berkembang menjadi daerah perdagangan dan jasa.

kawasan hijau yang berfungsi resapan, sosial dan estetika.

Fasilitas Peribadatan Pasal 1084 (1) Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan;

(2) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 1085 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, lapangan olahraga, taman dan lapangan serba guna.

Pasal 1088 (1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Palmerah meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. (2) Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Palmerah sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedelapan

Fasilitas Pengendalian Bencana Pasal 1086

Arahan Peraturan Zonasi Paragraf

Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Palmerah, meliputi : a. b. c. d. e. Perbaikan daerah sempadan sungai melalui penghijauan. Peningkatan kapasitas danau dan sungai. Perbaikan saluran air yang tertutup perkerasan serta membuat saluran air baru pada lokasiSebaran distribusi sarana dan prasana kebakaran pada setiap kelurahan. Perbaikan lingkungan berupa pelebaran jalan lingkungan sehingga mempermudah evakuasi

Umum Pasal 1089 (1) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud Pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini. (2) Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b. Arahan intensitas pemanfaatan ruang.

lokasi yang belum memiliki saluran air.

ketika terjadi kebakaran. Bagian Keenam Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Pasal 1087 (1) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Palmerah dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. Penyusunan program utama; b. Penentuan lokasi; c. Sumber pendanaan; d. Instansi pelaksana; dan e. Waktu pelaksanaannya. b. c.

Paragraf Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 1090 a. Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini. Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan. Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini.

(2) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Palmerah, sebagaimana yang dimaksud pasal 1087 ayat 1, dapatdilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini.

Bagian Ketujuh Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Palmerah Umum

Bagian Kesembilan Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 1091

Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Palmerah, meliputi : i. ii. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan wisma bangunan umum dan fasilitasnya, karya bangunan umum dan fasilitasnya, dan fasilitas umum; Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian bangunan maksimal 4 (empat) diarahkan pada kawasan wisma bangunan umum dan fasilitas umum, ketinggian bangunan maksimal 6 (enam) lantai diarahkan pada kawasan karya bangunan umum dan fasilitasnya pada lokasi wilayah Jalan Tomang Raya dan museum tekstil dan sekitarnya, ketinggian bangunan maksimal 8 (enam) lantai diarahkan pada kawasan karya bangunan umum dan wisma bangunan umum pada lokasi wilayah Jalan Brigjend Katamso dan ketinggian bangunan maksimal 32 (tigapuluhdua) lantai di arahkan pada kawasan karya bangunan umum pada lokasi wilayah Jalan S. Parman; iii. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 40-60 %. Bagian Kesepuluh Arahan Perijinan Pasal 1091 (1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. c. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus Pasal 1095 (1) Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2) Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: a. Pasal 1092 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: a. b. c. d. e. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Perijinan khusus (pengambilan air tanah). b. c. d. e. Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. Pasal 1096 dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang. umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. lindung. c. d. e. f. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bagian Kesebelas Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 1094 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang. Pasal 1093

Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB).

Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO).

g. (1) cagar budaya. (2) Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3) (4) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan. Bagian Keduabelas Sanksi Pasal 1097 Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Bagian Ketigabelas Penyidikan Pasal 1098 (1). Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, h. i. penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan

Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran; Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya penyidikan dan hasil Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum

penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB XXXIX RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN KEBON JERUK Bagian Kesatu Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Paragraf Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1099 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk adalah: a. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Kebon Jeruk sebagai pusat pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Barat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan perdagangan dan jasa. b. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan fungsi Kecamatan Kebon Jeruk sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Barat dan Tangerang. c. d. e. f. Mewujudkan Kecamatan Kebon Jeruk sebagai kawasan pendukung kelengkapan fasilitas dan Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Kebon Jeruk yang berpihak Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai utilitas di Jakarta Barat.

Sipil di lingkungan pemerintah daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2). a. b. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan pidana di dalam peraturan daerah ini; pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; Meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan sehubungan dengan Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan dengan adanya pelanggaran; tindakan pelanggaran; Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

pada kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan. komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Kebon Jeruk guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Paragraf Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1100 (1) Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Kebon Jeruk, (2) Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Kebon Jeruk, a. Sektor Perumahan

Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas Pengembangan sentra sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup

b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang adanya penetapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pasal 1101 Strategi penataan ruang Kecamatan Kebon Jeruk, adalah: a. sudah berkembang. b. c. permukiman kumuh. d. e. penduduk. Bagian Kedua Persebaran Penduduk Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1102 Jumlah penduduk di Kecamatan Kebon Jeruk sampai pada tahun 2030 dibatasi sebanyak-banyaknya 289.876 Jiwa. Bagian Ketiga Rencana Struktur Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Umum Pasal 1103 (1) Rencana struktur ruang wilayah provinsi dijabarkan kedalam struktur ruang wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, yang meliputi sistem pusat kegiatan dan sistem prasarana wilayah; (2) Rencana pengembangan sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwujudkan berdasarkan : a. b. c. d. Sistem pusat kegiatan primer; Sistem pusat sekunder; Sistem pusat kegiatan tersier; dan Sistem pusat kegiatan sub tersier Merealisasikan pembangunan sarana dan prasarana yang mampu Merealisasikan pembangunan jalan lingkungan di dalam lingkungan yang meningkatkan kapasitas perdagangan dan jasa . telah berkembang guna menyediakan ruang perumahan kota yang dapat menampung perkembangan Memperbaiki dan merencanakan kawasan-kawasan yang cenderung Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. khususnya di bantaran Sungai Pesanggrahan dan kali Grogol, pinggiran Jalan Rel kereta api yang dijadikan Meningkatkan peran dan fungsi serta menata pusat-pusat kegiatan yang

bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal

b. Sektor Perdagangan dan Jasa dengan memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir padat. c. Sektor Industri

Kegiatan industri dibatasi pada kegiatan industri skala kecil (home industry); Peningkatan kualitas jalan kolektor arah utara selatan dan timur - barat; Pembangunan jalan arteri arah timur barat (Jalan Kebayoran Lama Jalan Ciledug

d. Sektor Transportasi Raya); e. Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial f. Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal. Normalisasi sungai dan saluran drainase Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir Peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi air bersih. Pembatasan penggunaan air tanah. Penambahan hydrant umum. Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan kebon Jeruk berdasarkan nilai strategis dari

Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir

g. Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

(3) Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Kebon Jeruk a. sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : b. Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan

ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kebon Jeruk. (4) Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Kebon Jeruk ; a. Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan kelestarian lingkungan alam.

(3) Rencana sistem prasarana wilayah sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi

a. b. c. d. e. f. g.

Prasarana transportasi, Prasarana sumber daya air bersih, Prasarana pengendalian drainase, Prasarana sanitasi limbah, Prasarana persampahan, Prasarana energi listrik, dan Prasarana telekomunikasi.

b.

Rencana peningkatan jalan arteri, Kecamatan Kebon Jeruk yang meliputi perbaikan Jalan

Daan Mogot Raya; Jalan Pos Pengumben; Jalan Meruya Illir; Jalan Ratu Melati; dan pelebaran jalan Jalan Panjang; pelebaran jalan dari Jalan Daan Mogot Raya sampai dengan Jalan Kebayoran Lama, Jalan Kedoya Raya, Jalan Kedoya duri; Jalan Kebayoran Lama Jalan Rawa Belong Jalan Batusari; Jalan Kebon Jeruk Raya; Jalan Green Ville; Jalan Adhikarya. (3) Rencana peningkatan jalan kolektor Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelebaran Jalan Kedoya Raya bagian Utara, Jalan Arjuna Utara, Jalan Arjuna Selatan, Jalan Haji Muhajar, Jalan Kebon Raya, Jalan Pasak Jalan Daud Jalan Salam.

Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1104 (1) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kota Administrasi Jakarta Barat diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Sub Tersier; (2) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi Pasar Tanjung Duren; (3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Sub Tersier Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf d, terdapat pada lokasi Kecamatan Kebon Jeruk, Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, Pertokoan Sentra Green Ville, Rukan dan Ruko Perumahan Green Ville, Ruko dan Rukan Sentra Kebon Jeruk, Pasar Swalayan Superindo; (4) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier dan Pusat Kegiatan Sub Tersier di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum pada Lampiran Gambar 5.5 Peraturan Daerah ini. Sistem Prasarana Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1105 Sistem prasarana meliputi prasarana transportasi, prasarana sumber daya air bersih, prasarana pengendalian drainase, prasarana sanitasi limbah, prasarana persampahan, prasarana energi listrik, dan prasarana telekomunikasi. Prasarana Transportasi Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1106 (1) Rencana pengembangan prasarana transportasi di Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi jaringan jalan arteri dan kolektor; (2) Rencana pembangunan dan peningkatan jalan arteri sebagaimana di maksud pada ayat (1) meliputi; a. Rencana pembangunan jalan arteri, Kecamatan Kebon Jeruk pada Jalan Kebayoran Lama Prasarana Sanitasi Limbah Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1108 sampai dengan Jalan Ciledug Raya. Prasarana Pengendalian Drainase Pasal 1107 Pengembangan prasarana pengendalian drainase di Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi : a. b. c. d. Normalisasi sepanjang aliran sungai dan mengamankan sungai dari kegiatan yang dapat menggangu Penataan kembali garis sempadan sungai (GSS) menurut fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, Peningkatan dan pengembangan fungsi situ-situ sebagai lokasi tempat penampungan air; Pengerukan sampah di sepanjang kali yang bisa menimbulkan banjir; fungsinya pada lokasi saluran Kali Pesanggrahan dan Kali Grogol; drainase dan penggelontor; Pengembangan Prasarana sumber daya air bersih di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk meliputi : a. b. secara bertahap; c. d. kanal. Pelarangan pengambilan air tanah dalam terutama di zona kritis air tanah; Peningkatan peran serta masyarakat dalam menjaga kualitas sungai dan Perluasan jaringan pelayanan air bersih dan penyediaan hidran umum Pembatasan pengambilan air tanah dangkal di kawasan permukiman pada lokasi yang belum terlayani air bersih terutama permukiman padat penduduk; Prasarana Sumber Daya Air Bersih Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1106

e. Pengendalian penggunaan air tanah untuk mengurangi gejala penurunan tanah (Land Subsidence) yangberpotensi menimbulkan genangan.

a. Pengembangan sistem pelayanan telekomunikasi melalui penerapan teknologi telekomunikasi yang Pengembangan prasarana sanitasi di Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi: a. Pengembangan sistem pembuangan air limbah secara sistem on-site. b. Peningkatan pelayanan pipa pembuangan air limbah di setiap kelurahan-kelurahan yang padat penduduk. Prasarana Persampahan Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1109 Pengembangan prasarana persampahan di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi: Bagian Keempat Rencana Pola Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Umum Pasal 1112 (1) a. b. (2) huruf a, meliputi : a. b. (3) huruf b, meliputi: Ruang terbuka hijau lainnya; Kawasan perkantoran; Kawasan perdagangan; Prasarana Energi Listrik Pasal 1110 Pengembangan prasarana energi di wilayah Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi: a. b. c. d. lingkungan; e. f. Pengembangan jaringan listrik mengikuti jaringan jalan; Pengamanan jaringan listrik pada kawasan perumahan padat. Prasarana Telekomunikasi Pasal 1111 Kawasan Sempadan Sungai dan Kanal Pengembangan prasarana Telekomunikasi dan informatika di Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi: Pasal 1114 (1) Penanaman dan pemeliharaan pohon dan tanaman pada lahan pemakaman yang berfungsi sebagai peneduh dan membantu peresapan air; (2) Perluasan kawasan resapan air melalui penambahan ruang terbuka hijau. Perbaikan jaringan listrik yang telah ada; Peningkatan daya transmisi yang sudah ada; Penindakan pencurian listrik; Penempatan gardu-gardu listrik secara terpadu dengan mempertimbangkan estetika Kawasan Resapan Air Pasal 1113 Paragraf Peruntukan Ruang untuk Fungsi Lindung (Kawasan Lindung) Kawasan Permukiman. (4) Rencana pola ruang wilayah Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran Gambar 5.6 Peraturan Daerah ini. Kawasan resapan air; Kawasan sempadan sungai dan kanal. Rencana pengembangan kawasan budidaya, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Rencana pola ruang Kecamatan Kebon Jeruk, terdiri atas: Peruntukan ruang untuk fungsi lindung/kawasan lindung, dan Peruntukan ruang untuk fungsi budidaya/kawasan budidaya. Rencana pengembangan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memadai; b. Pembangunan jaringan telekomunikasi baru pada kawasan pemukiman padat, dengan tujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam melakukan aktifitas bersosial;

c. Pengembangan jaringan telekomunikasi yang aman dan menyesuaikan dengan estetika lingkungan.

a.b.

Pengembangan penggunaan teknologi pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator yang Pembangunan lokasi penampungan sampah (LPS) sementara pada setiap kelurahan;

ditempatkan pada kawasan-kawasan tertentu;

c. Program pemilahan sampah sebelum dibuang ke lokasi pembuangan sampah (LPS) melaluipemilahan sampah organik (basah) dan non-organik (kering) akan memudahkan proses pembuatan kompos sebelum dibakar di dalam incinerator; d. Pengembangan prasarana sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan penggunaan teknologi tepat guna;

e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan penerapan konsep 3R(reduced, reused, recycling); f. Peningkatan mutu, kapasitas dan jumlah armada sampah yang dapat masuk ke lingkungan padat penduduk; g. Pencegahan dan penindakan tegas pembuangan sampah ke sungai dan saluran, serta mencegah tumbuhnya perumahan liar dan bedeng di sepanjang tepi sungai.

Kawasan Permukiman (1) Pembangunan dan pemeliharaan jalur hijau di sempadan sungai dan kanal; (2) Pembangunan jalan inspeksi pada sungai-sungai utama untuk mengarahkan orientasi pembangunan fisik; (3) Peningkatan kapasitas sungai, kanal, saluran penghubung, dan saluran lingkungan melalui pengerukan; Penataan kawasan perumahan horisontal dan vertikal, meliputi : Pasal 1117

(4) Pembangunan fisik diarahkan menghadap sungai (river front development) untuk menjaga kapasitasaliran sungai dan kanal. Paragraf Peruntukan Ruang Untuk Fungsi Budidaya (Kawasan Budidaya) Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Kawasan Ruang Terbuka Hijau Pasal 1115 Pengembangan kawasan terbuka hijau lainnya, meliputi: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Pengembangan ruang terbuka hijau diarahkan berupa jalur hijau tepi sungai, jalur hijau tepi jalan, Pengembangan jalur hijau diarahkan sepanjang Kali Sekretaris dan Kali Pesanggrahan. Penanaman dan pemeliharaan pohon pelindung dan tanaman hias pada tepi dan median Jalan Revitalisasi dan pemeliharaan hutan kota di Srengseng untuk membantu resapan air. Pengembangan hutan kota Srengseng sebagai tempat rekreasi alam. Penataan kawasan jalur hijau dan hutan kota seluas 27,77 Ha. Penataan dan pemeliharaan taman seluas 50,09 Ha. Peruntukan lahan pada kawasan terbuka hijau publik tidak dapat diubah. Mempertahankan lahan pemakaman dan lapangan olahraga yang ada seluas 5,52 Ha. Kawasan Perdagangan Pasal 1116 Pengembangan kawasan perdagangan, meliputi : a. b. c. d. e. Penataan kawasan perdagangan dengan KDB rendah di sepanjang Kali Pesanggrahan dan Kali Grogol melalui program kali bersih (PROKASIH) dengan orientasi sungai sebagai muka bangunan; Pengembangan kawasan perdagangan dengan KDB rendah dipinggir Jalan Tol Jakarta - Merak Pengembangan perdagangan secara terpadu dengan pola sentra yang fungsinya terdiri dari Pengembangan program perbaikan lingkungan pada kawasan yang terbangun dengan Pembatasan kegiatan perdagangan. dan sekitar jalan Daan Mogot Raya; perkantoran, perdagangan dan jasa; penyediaan dan/atau penambahan fasilitas penunjangnya beserta penghijauan yang lebih nyaman; pemakaman umum, lahan milik pemerintah dan sekitar taman lingkungan perumahan.

a.

Perbaikan lingkungan pada daerah kumuh dengan mengembangkan ruang terbuka hiijau yang

berfungsi sosial, ekologis dan estetika terutama di kawasan sepanjang jalur Kali Pesanggrahan di Kelurahan Kedoya Utara, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Kelapa Dua dan Sukabumi Selatan; b. Selatan; c. d. e. f. g. h. i. j. k. memadai; l. m. Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan vertikal; Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah beserta fasilitasnya, terutama pada Pengembangan perbaikan lingkungan pada kawasan perumahan kumuh ringan dan sedang Penetapan fungsi perumahan pada kawasan mantap; Penyediaan fasilitas umum di kawasan-kawasan perumahan horisontal; Pengembangan kawasan perumahan KDB rendah di sekitar jalur Sungai Pesanggrahan yang Pengembangan kawasan campuran kecil pada daerah yang cenderung berkembang menjadi Luas kawasan permukiman direncanakan sebesar 891,26 Ha; Pembangunan rumah susun sederhana pada permukiman kumuh di sekitar Kelurahan Kepa Duri; Pembangunan kawasan perumahan vertikal yang menjamin tersedianya kawasan hijau yang Pengembangan kawasan perumahan secara vertikal dan memperkecil perpetakan untuk terutama sekitar kawasan Kelurahan Duri Kepa dan Kedoya Utara; Pengembangan kawasan perumahan dan permukiman baru terutama di Kelurahan Kedoya

terletak di Kelurahan Kedoya Selatan; daerah perdagangan dan jasa;

Tol Jakarta-Merak.

berfungsi resapan, sosial dan estetika; penyediaan perumahan golongan menengah-bawah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang

pengembangan baru. Bagian Kelima Penetapan Pengembangan Kawasan Strategis Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1118 (1) Pengembangan kawasan strategis di tingkat Kecamatan Kebon Jeruk diarahkan pada bagian wilayah kecamatan yang memiliki peranan dan fungsi strategis bagi pengembangan kegiatan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan kota; (2) Pengembangan kawasan strategis Kota Administrasi Jakarta Barat sebagaimana dimaksud ayat (1) diarahkan yaitu pengembangan Kawasan Sentra Bunga Rawa Belong sebagai pusat pemasaran bunga dan tanaman hias. Bagian Keenam Pengembangan Fasilitas Umum dan Sosial

Pasal 1119 Pengembangan fasilitas umum dan sosial sebagai upaya penanganan pemenuhan kebutuhan penduduk Kecamatan Kebon Jeruk yang terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas olah raga dan fasilitas pengendalian bencana. Fasilitas Pendidikan Pasal 1120 (1) Pengembangan fasilitas pendidikan diutamakan untuk fasilitas pendidikan yang masih kurang dan diperlukan penambahan lahan dan bangunan fasilitas pendidikan; (2) Pengembangan fasilitas pendidikan di Kecamatan Kebon Jeruk diarahkan untuk tingkat pendidikan dasar (TK, SD, SMP),akademi, dan perpustakaan; (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas pendidikan. Fasilitas Kesehatan Pasal 1121 (1) Pengembangan fasilitas kesehatan diperlukan penambahan yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; (2) Pengembangan fasilitas kesehatan berupa penambahan jumlah fasilitas kesehatan yang terdiri dari balai pengobatan, puskesmas, dan apotik; (3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas kesehatan. Fasilitas Peribadatan Pasal 1122 Pengembangan fasilitas peribadatan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan yang direncanakan; Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas peribadatan. Fasilitas Olahraga Pasal 1123 Peningkatan kualitas sarana dan prasarana fasilitas olahraga, berupa tempat bermain, taman dan lapangan serba guna.

(1) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Kebon Jeruk dilaksanakan berdasarkan arahan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi DKI Jakarta, meliputi : a. b. c. d. e. Penyusunan program utama; Penentuan lokasi; Sumber pendanaan; Instansi pelaksana; dan Waktu pelaksanaannya.

(2) Arahan pemanfaatan ruang Kecamatan Kebon Jeruk, sebagaimana yang dimaksud pasal 1124 ayat 1,dapat dilihat dalam Lampiran Peraturan Daerah Ini. Bagian Kedelapan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Umum Pasal 1125 (1) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Kebon Jeruk meliputi arahan peraturan zonasi, arahan perijinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi. (2) Pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan Kebon Jeruk sebagaimana dimaksud ayat (1) akan ditetapkan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kesembilan Arahan Peraturan Zonasi Paragraf Umum Pasal 1126 (1) Arahan peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pasal 30 ayat (1) berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona pemanfaatan ruang yang ada pada perda ini. (2) Arahan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta meliputi pengaturan pemanfaatan ruang dan pengaturan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan ruang, yaitu: a. Kriteria umum pemanfaatan ruang; dan b. Arahan intensitas pemanfaatan ruang. Paragraf

Bagian Ketujuh Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kecamatan Kebon Jeruk Pasal 1124

Kriteria Umum Pemanfaatan Ruang Pasal 1127

(1) Kriteria umum pemanfataan ruang merupakan ketentuan kesesuaian peruntukan, norma, serta standar sarana dan prasarana yang harus disediakan untuk masing-masing zona pemanfaatan ruang yang ada pada peraturan ini. (2) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan guna menjamin pemanfaatan ruang yang dapat mencapai standar kualitas minimum untuk kesehatan, keamanan, dan keselamatan. (3) Kriteria umum pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) tercantum dalam Tabel Lampiran I Peraturan Daerah ini. Bagian Kesepuluh Arahan Intensitas Pemanfaatan Ruang Pasal 1128 Arahan rencana intensitas pemanfaatan ruang Kecamatan Kebon Jeruk, meliputi : a. b. Nilai KLB 1,0 sampai dengan 4,0 di arahkan pada kawasan permukiman, kawasan bangunan Ketinggian bangunan maksimal 2 (dua) lantai di arahkan pada kawasan permukiman, ketinggian umum, bangunan umum KDB rendah, Kawasan campuran, dan kawasan industry/pergudangan;

c.

Setiap permohonan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah harus

melalui pengkajian mendalam untuk menjamin bahwa manfaatnya jauh lebih besar dari kerugiannya bagi semua pihak terkait sebelum dapat diberikan ijin. Pasal 1130 Perijinan yang dikenakan pada kegiatan dan pembangunan di Provinsi DKI Jakarta, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu : a. b. c. d. e. Perijinan kegiatan/lisensi (SIUP, TDP). Perijinan pemanfaatan ruang dan bangunan (Ijin Lokasi, Ijin Peruntukan Penggunaan Perijinan konstruksi (Ijin Mendirikan Bangunan/IMB). Perijinan lingkungan (Amdal, yang terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Perijinan khusus (pengambilan air tanah). Pasal 1131 Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dilaksanakan oleh Gubernur, melalui satuan kerja perangkat daerah yang berwenang.

Tanah/IPPT, Ijin Penggunaan Bangunan/IPB).

Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan; Ijin Gangguan/HO).

bangunan maksimal 4 (empat) sampai dengan 8 (delapan) lantai di arahkan pada kawasan bangunan umum, kawasan campuran, dan fasilitas umum. c. Nilai KDB di daerah yang terbangun ditetapkan sebesar 60 %.

Bagian Kesebelas Arahan Perijinan Pasal 1129 (1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 ayat (1) adalah perizinan yang terkait dengan izin pemanfaatan ruang yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah harus dimiliki sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang; (2) Ijin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah ijin yang berkaitan dengan lokasi, kualitas ruang, dan tata bangunan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, hukum adat dan kebiasaan yang berlaku. (3) Prinsip dasar penerapan mekanisme perijinan dalam pemanfaatan ruang adalah sebagai berikut : a. b. Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan Setiap kegiatan dan pembangunan harus memohon ijin dari pemerintah setempat yang akan umum, pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari Pemerintah Provinsi/Kota. memeriksa kesesuaiannya dengan rencana, serta standar administrasi legal. (1) Ketentuan insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta, serta memberikan kontribusi dalam membantu pemecahan masalah perkotaan. (2) Pemberian insentif sebagaimana diatur dalam ayat (1) diberlakukan dengan cara: a. b. lindung. c. d. e. Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham. Pembangunan serta pengadaan infrastruktur. Kemudahan prosedur perizinan. Kemudahan-kemudahan dalam pengurusan ijin dan pengurusan administrasi lainnya untuk Bantuan pada pemanfaatan lahan yang sifatnya mengkonservasi lahan pada kawasan-kawasan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan arahan-arahan dalam rencana tata ruang wilayah. Bagian Keduabelas Arahan Insentif dan Disinsentif Pasal 1132

f.

Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah. Pasal 1133 (1)

Pasal 1136 Selain pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang lingkup tugas dan tanggungjawabnya di bidang penataan (1). Sedangkan disinsentif sebagaimana dimaksud merupakan perangkat untuk mencegah, ruang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini. (2) a. b. Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindakan pidana di dalam peraturan daerah ini; Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan pelanggaran pidana dalam Peraturan Daerah ini, agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. d. e. f. Pasal 1134 (1) cagar budaya. (2) Prioritas pengenaan disinsentif diarahkan pada kegiatan pembangunan yang merubah bentang alam yang berdampak negatif pada lingkungan di sekitarnya, meningkatkan bangkitan lalu lintas di atas kapasitas jaringan jalan. (3) (4) Seluruh bentuk kewajiban yang dikenakan kepada pengembang suatu lahan atau Besaran luas lahan RTH yang wajib disediakan diatur berdasarkan zona kawasan. Bagian Ketigabelas Sanksi Pasal 1135 Setiap orang yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. kawasan dikonversikan ke dalam penyediaan dan pembangunan lahan bagi ruang terbuka hijau. Prioritas pemberian insentif diarahkan pada penyediaan dan penambahan RTH, g. terhadap pelanggaran; h. i. Pejabat penyidik pegawai negeri sipil, memberitahukan dimulainya Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil menyampaikan hasil penyidikan penyidikan dan hasil penyidikan kepada pejabat penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan kepada Penuntut Umum melalui Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia. penanggulangan banjir, upaya mengatasi masalah kemacetan lalu lintas serta upaya pelestarian bangunan Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai Orang Pribadi Meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau Badan Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen berkenan Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan adanya pelanggaran; sehubungan dengan pelanggaran; dengan adanya tindakan pelanggaran; pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan kegiatannya menimbulkan dampak negatif perkotaan. (2). a. b. c. d. e. Pemberian disinsentif untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi Pemberian sanksi dan bahkan pengenaan denda kepada pelanggar aturan-aturan dan arahan Mempersulit pengurusan administrasi dan bahkan penolakan usulan pemanfaatan ruang yang Pada kawasan-kawasan terbangun yang tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti. kegiatan yang tidak sejalan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan diberlakukan yaitu dengan cara: dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. tidak sesuai dengan arahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. Wilayah diberlakukan pengawasan dan pengendalian yang ketat. mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.

Bagian Keempatbelas Penyidikan

BAB XXXX RENCANA RINCI TATA RUANG WILAYAH KECAMATAN KEMBANGAN c. Bagian Kesatu Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kembangan Paragraf Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kembangan Pasal 1137 Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah Kecamatan Kembangan, maka tujuan pengembangan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Kembangan adalah: a. Menyiapkan dan mengarahkan Kecamatan Kembangan sebagai Pusat Pendidikan provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat perdagangan dan jasa Kotamadya Jakarta Barat dengan membangun sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan perdagangan dan jasa. b. Tangerang. c. d. e. f. Mewujudkan Kecamatan Kembangan sebagai kawasan pendukung kelengkapan fasilitas dan Peningkatan layanan sarana jalan dengan pelebaran jalan-jalan utama. Mewujudkan pembangunan dan pengembangan Kecamatan Kembangan yang berpihak pada Memanfaatkan peluang dan mampu menempatkan kendala pengembangan sebagai (3) a. utilitas di Jakarta Barat. Meningkatkan kondisi dan kapasitas jaringan jalan regional yang berguna memantapkan g. fungsi Kecamatan Kembangan sebagai salah satu pusat pergerakan Kotamadya Jakarta Barat dan f. e. d.

Pengembangan sentra sentra lokal dilakukan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Program perbaikan lingkungan dan peremajaan lingkungan pada wilayah yang cukup padat. Sektor Industri Kegiatan industri dibatasi pada kegiatan industri skala kecil (home industry); Sektor Transportasi Peningkatan dan pembangunan jalan arteri dan kolektor arah timur barat ataupun utara Pengembangan jaringan jalan kolektor pada setiap kelurahan dengan memperhatikan kualitas Sektor Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

selatan dan kapasitas Pengembangan dan peningkatan fasilitas umum, baik kuantitas maupun kualitas Pengembangan fasilitas umum dan fasilitas sosial secara vertikal. Sektor Drainase dan Pengendalian Banjir Normalisasi sungai dan saluran drainase Pembangunan dan peremajaan drainase ke dalam sistem pengendalian banjir Sektor Air Minum dan Sumber Air Bersih

Peningkatan kualitas jaringan pipa pipa induk dan distribusi air bersih Pembatasan penggunaan air tanah Penambahan hydrant umum Kebijakan Kawasan Strategis Kecamatan Kembangan Penetapan Kawasan Strategis Kecamatan Kembangan berdasarkan nilai strategis

kepentingan masyarakat, dengan memposisikan peran masyarakat sebagai pemrakarsa pembangunan. komponen modal dasar pengembangan dan pembangunan Kecamatan Kembangan guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Paragraf Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kecamatan Kembangan Pasal 1138 (4) (1) (2) a. Kebijakan Kawasan Lindung Kecamatan Kembangan, Kebijakan Kawasan Budidaya Kecamatan Kembangan, Sektor Perumahan Penerapan penggunaan campuran dalam rangka mengintesifkan penggunaan lahan dan Program perbaikan lingkungan dan permajaan lingkungan pada kawasan kumuh Pembangunan rumah susun sederhana untuk memenuhi kebutuhan perumahan Sektor Perdagangan dan Jasa

dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki : b. Potensi ekonomi cepat tumbuh; Sektor unggulan yang dapat menggerakan sektor ekonomi; Potensi ekspor; Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Ditetapkan sebagai Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan Kebijakan Pengendalian Lingkungan Kecamatan Kembangan ; a. kelestarian lingkungan alam. b. Pengendalian dan pengelolaan lingkungan hidup serta peraturan tentang Pasal 1139 Strategi penataan ruang Kecamatan Kembangan, adalah: a. menata pusat-pusat kegiatan yang sudah berkembang. Meningkatkan peran dan fungsi serta adanya penetapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pemeliharaan lingkungan guna mempertahankan ekosistem dan

ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Kecamatan Kembangan.

bangunan, baik secara vertikal maupun horisontal b.

Pembatasan sistem ribbon, kecuali yang mengalami peningkatan fungsi dan kualitas dengan

memperhatikan kelancaran arus lalu lintas dan penyediaan tempat parkir

b. c. permukiman kumuh. d. e. dapat menampung perkembangan penduduk. Bagian Kedua

Memperbaiki

dan

merencanakan

Sistem Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan Kembangan Pasal 1142 (1) (2) Rencana pengembangan pusat-pusat kegiatan Kota Administrasi Jakarta Barat Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Primer Kecamatan Kembangan

kawasan-kawasan yang cenderung kumuh dengan membangun rumah susun beserta fasilitas-fasilitasnya. Mempertahankan RTH yang sudah ada dan mengembalikan fungsi RTH khususnya di bantaran Sungai Pesanggrahan yang dijadikan Merealisasikan pembangunan sarana Merealisasikan pembangunan jalan

diwujudkan dalam bentuk Sistem Pusat Kegiatan primer dan Pusat Kegiatan Tersier; sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf a, terdapat pada lokasi Puri Indah Mall, Carefour, Kantor Walikota Jakarta Barat dan Rumah Sakit Puri; (3) Rencana pengembangan Sistem Pusat Kegiatan Tersier Kecamatan Kembangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf c, terdapat pada lokasi Pasar Puri, Pertokoan