Raymond_analisis Pengaruh Gaji Terhadap Usia Kerja Pada Pt Akj Dan Cv Laris Jaya
-
Upload
raymondpurnomo -
Category
Documents
-
view
76 -
download
1
Transcript of Raymond_analisis Pengaruh Gaji Terhadap Usia Kerja Pada Pt Akj Dan Cv Laris Jaya
2
MSDM
ANALISIS PENGARUH GAJI TERHADAP USIA KERJA PADA PT AKJ DAN CV LARIS JAYA
Raymond Purnomo10.32.0002
2
1. Latar Belakang
Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur atau bagian
investasi terbesar dari suatu organisasi terutama sekali organisasi ekonomi
seperti perusahaan. Oleh karena itu banyak sekali perusahaan yang mulai secara
serius membangun dan mengembangkan sumber daya manusianya. Nilai dari
sumber daya manusia akan tampak jelas ketika suatu perusahaan dijual, artinya
nilai beli perusahaan akan lebih besar daripada total nilai fisik dan asset
pembiayaan jika sumber daya manusianya berkualitas. Sumber daya manusia
yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi
dan ketrampilan yang dapat memajukan perusahaan. Bagaimanapun juga
perusahaan tidak akan mungkin dapat berjalan jika tidak memiliki sumber
daya manusia atau sumber daya manusia yang ada tidak mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik. Maka faktor manusia memegang peranan
utama dalam setiap usaha yang dilakukan perusahaan.
Bagi suatu perusahaan kualitas dan kemampuan sumber daya manusia
amat sangat menentukan keberhasilan perusahaan tersebut. Maka dari itu sumber
daya manusia itu perlu dipersiapkan dengan baik sehingga harus dipilih dengan
tepat, dibina, dipelihara, dan dikembangkan agar memberi sumbangan besar
terhadap kemajuan perusahaan. Dengan sumber daya manusia berkualitas,
menandakan bahwa produktivitas kerja tinggi dapat dimiliki perusahaan, sehingga
dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas sesuai dengan tuntutan
konsumen.
Persaingan dalam dunia kerja semakin meningkat, memacu instansi atau
perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja sehingga dapat menciptakan suatu
produk atau jasa bermanfaat bagi masyarakat. Untuk menciptakan suatu produk
atau jasa bermanfaat tentunya diperlukan tenaga kerja benar-benar memiliki
kemampuan dalam bekerja dan memiliki semangat kerja tinggi. Ada banyak
faktor mempengaruhi usia kerja karyawan, diantaranya adalah pengawasan
2
sebagai langkah untuk mengontrol jalannya kegiatan dalam mencapai tujuan kerja
dan gaji sebagai pemacu semangat kerja dan memperpanjang usia kerja karyawan.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi usia kerja, diantaranya
adalah gaji. Dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal istilah gaji dan upah
sehingga ada sebagian masyarakat yang menganggap sama kedua istilah tersebut,
tetapi ada pula yang membedakannya. Gaji adalah banyaknya uang yang diterima
dan sudah pasti dan waktunya selalu tepat, misalnya setiap awal bulan, seorang
karyawan akan menerima sejumlah uang yang disebut gaji. Upah adalah
banyaknya uang yang diterimanya tidak selalu sama atau pasti dan waktunyapun
tidak selalu tepat. Jadi jelaslah tepat perbedaan gaji dan upah adalah jaminan
ketepatan waktu dan dan kepastian banyaknya uang yang diterimanya. Semakin
tinggi gaji maka akan semakin meningkatkan usia kerjanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Gardner et.al. (2004) menyatakan bahwa
tingkatan besarnya gaji akan mempengaruhi kinerja karyawan dan akhirnya akan
mempengaruhi usia kerja karyawan. Menurut Gupta dan Shaw (1998) semakin
tinggi tingkat gaji maka akan membuat kinerja semakin meningkat, hal ini
juga didukung oleh Lawler dan Jenkins (1992). Gerhart dan Milkovich (1992)
menyatakan bahwa dalam literatur kompensasi, ternyata ditemukan bukti yang
kuat bahwa insentif individu, tingkat gaji dan bonus akan membuat kinerja yang
semakin baik bagi dan memperpanjang usia kerja karyawan.
PT AKJ, yang terletak di daerah Karang Awen Km23, merupakan
perusahaan manufaktur bergerak di bidang laminasi seperti laminasi kertas dan
laminasi cup yang berkualitas tinggi dengan harga lebih ekonomis, bahan dan alat
berkualitas tinggi serta mengikuti perkembangan zaman.
Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk PT AKJ, membuat
perusahaan mengambil langkah besar dengan melakukan pemindahan lokasi
pabrik. Lokasi pabrik sebelumnya di daerah Karang Awen Km23 (kurang lebih
3.000 m2) dipindah ke kawasan industri candi Jl Gatot Subroto (kurang lebih
2
10.000 m2). Pemindahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan areal dan
kapasitas pabrik. Meskipun demikian, perluasan areal dan peningkatan kapasitas
produksi tersebut menuntut kesiapan internal perusahaan, terutama dukungan dari
seluruh karyawan. Sehingga dibutuhkan perencanaan sumber daya manusia baik.
Misalnya persediaan sumber daya manusia saat ini sudahkah mencukupi (perlu
tidaknya menambahan karyawan), disesuaikan juga dengan gaji akan diberikan
nantinya apakah perusahaan mampu menambah karyawan tanpa adanya
pengurangan gaji.
Kesiapan internal perusahaan dalam sumber daya manusia di sini diartikan
kemampuan perusahaan mensejahterahkan sumber daya manusia dimilikinya.
Dalam hal peningkatan produktivitas kerja, perusahaan memberikan kesempatan
kepada pekerja untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan baik sebagai sarana
penyegaran maupun tambahan keterampilan. Untuk itu perusahaan diharapkan
mampu memberikan gaji tepat kepada pekerjanya sehingga usia kerja dapat
bertahan lama.
CV Laris Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
bijih plastik. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Afong dan Bapak Chandra
selaku penanam modal dan sebagai pimpinan pada CV Laris Jaya yang berdiri
pada bulan April 2001. CV Laris Jayayang didirikan dengan modal sendiri dan
lokasi di Kawasan Industri Terboyo Blok M, No. 33, Semarang. Letaknya sangat
strategis, karena terletak di suatu daerah kawasan industri yang mudah dijangkau.
Pada awal berdirinya perusahaan tenaga kerja yang digunakan sebanyak 20 orang
dan saat itu CV Laris Jaya hanya memiliki 10 mesin produksi dan 5 mesin las
potong. Selain itu produk yang di hasilkan hanya jenis bening dan hitam.
CV Laris Jaya dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang cukup pesat.
Hal ini terbukti dengan bertambahnya tenaga kerja yang digunakan. Saat ini CV
Laris Jayamemiliki tenaga kerja sebanyak 191 buruh dan 9 orang staff kantor,
serta mempunyai 17 mesin produksi dan 10 mesin las potong. Selain itu CV Laris
2
Jayatelah menambah jenis produksinya, antara lain kantong plastik jenis warna
dan jenis embos.
Saat ini CV Laris Jaya telah mempunyai 2 mobil pengangkut untuk
mengirim barang pesanan. Perkembangan CV Laris Jaya dalam produksi dan
pemasarannya cukup baik. Hal ini di buktikan dari omset produksi yang semakin
meningkat, dengan tetap mempertahankan mutu dan kualitas dari bahan – bahan
yang digunakan untuk memproduksi kantong plastik, maupun pelayanan yang
baik terhadap pembeli tetap dijaga. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi
permintaan pasar dan persaingan dari perusahaan sejenis.
Berdasarkan pada hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
pada CV Laris Jaya ini ditemukan beberapa permasalahan terkait dengan gaji dan
usia kerja yaitu sering keluar masuknya karyawan baru atau dengan kata lain
tingkat turnover karyawan tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
tunjangan kesehatan yang diterima karyawan dibatasi dan hanya menerima
asuransi tenaga kerja, itu juga khusus untuk pegawai tetap saja, selain itu jika
tidak masuk atau cuti tunjangan akan dipotong 50%, asuransi jiwa hanya
diperuntukkan pensiun karyawan tetap.
Penelitian dilakukan di PT AKJ dan CV Laris Jaya, pada bulan Februari-
Maret 2012. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 30 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan metode random sampling.
Berdasarkan pada uraian tersebut maka penelitian ini berjudul: “Analisis
Pengaruh Gaji Terhadap Usia Kerja pada PT AKJ dan CV Laris Jaya”.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengaruh gaji
terhadap usia kerja pada PT AKJ dan CV Laris Jaya.
2
3. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah:
1 Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi ekonomi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian
yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai hubungan gaji
dengan usia kerja karyawan.
2 Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi khususnya kepada manajemen perusahaan
dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan untuk menggali usia kerja
berdasarkan pada tingkat gaji yang diterimanya.
4. Landasan Teori
Dalam buku Psikologi Industri Organisasi oleh Ino Yuwono dkk. pada
tahun 2005, pembagian dua buah atas dan bawah itu membuat teori Herzberg
dikenal orang sebagai two factor theory atau motivator hygiene theory. Kebutuhan
tingkat atas pada teori Herzberg yang diturunkan dari maslow adalah penghargaan
dan aktualisasi diri yang disebut sebagai motivator, sedangkan kebutuhan yang
lain digolongkan menjadi kebutuhan bawah yang disebut sebagai hygiene factor.
Terdapat faktor-faktor tertentu yang diasosiakan dengan kepuasan kerja
dan faktor-faktor tertentu yang disosiasikan dengan ketidakpuasan kerja. Faktor
yang mempengaruhi kepuasan kerja antara lain:
1. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya yang dirasakan dan
diberikan pada tenaga kerja.
2. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat
maju dalam pekerjaannya.
2
3. Pencapaian (achievement), besar kecilnya tenaga kerja mencapai prestasi
kerja yang tinggi.
4. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada
tenaga kerja atas kinerjanya.
5. Pekerjaan itu sendiri (work it self), besar kecilnya tantangan bagi tenaga
kerja dari pekerjaannya.
Semua faktor diatas sering kali berhubungan dengan isi (content) dari
sebuah pekerjaan, itu mengapa seringkali disebut juga content factor. Sedangkan
kelompok-kelompok faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan dalam
pekerjaan seringkali disebut dengan context factor. Faktor faktor ini adalah:
1. Kebijakan perusahaan (company policy), derajat kesesuaian yang
dirasakan tenaga kerja dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku
diperusahaan.
2. Penyeliaan (supervision), derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan
oleh tenaga kerja.
3. Gaji (salary), derajat kewajaran gaji/upah sebagai suatu imbalan atas hasil
kerjanya (performance)
4. Hubungan antar pribadi (interpersonal relations), derajat keseuaian yang
dirasakan dalam berinteraksi dengan tenaga kerja lainnya.
5. Kondisi kerja (working condition), derajat kesesuaian kondisi kerja dengan
proses pelaksanaan pekerjaannya.
Content factor dalam teori Herzberg sering disebut dengan motivator,
yaitu faktor faktor yang dapat mendorong orang untuk dapat memenuhi kebutuhan
tingkat atasnya dan merupakan penyebab orang menjadi puas atas pekerjaannya.
Bila content factor ini tidak ada, maka akan dapat menyebabkan seseorang tidak
lagi puas atas pekerjaannya atau orang tersebut dalam keadaan netral, merasa
tidak ”puas” tetapi juga tidak merasa ”tidak puas”.
2
Sedangkan context factor, yang berhubungan dengan lingkungan
pekerjaan ini sering disebut dengan hygiene factor, dimana pekerjaan memberikan
kesempatan untuk seseorang dalam pemenuhan kebutuhan tingkat bawah. Bila
context factor yang tidak terpenuhi, tidak ada, ataupun tidak sesuai maka dapat
membuat pekerja merasa tidak puas (dissatisfied).
Dalam ketidakterpenuhinya context factor akan membuat tenaga kerja
banyak mengeluh dan merasa tidak puas, tetapi bila dipenuhi maka pekerja akan
berada pada posisi tidak lagi tidak puas (bukan berarti puas) atau tepatnya dalam
keadaan posisi netral.
Faktor faktor yang masuk kedalam kelompok motivator cenderung
merupakan faktor yang menimbulkan motivasi kerja yang lebih bercorak proaktif,
sedangkan faktor yang termasuk kedalam kelompok hygiene cenderung
menghasilkan motivasi kerja yang lebih reaktif. Faktor hygiene bisa
memindahkan ketidakpuasan dan meningkatkan performance, namun sampai titik
tertentu, memperbaiki faktor faktor tersebut tidak lagi berpengaruh banyak.
Untuk itu usaha-usaha yang dilakukan untuk lebih meningkatkan
peformance dan sikap lebih positif, sebaiknya menggunakan dan berpusat pada
faktor faktor motivator. Pekerjaan seharusnya dirancang sedemikian rupa
sehingga menghasilkan derajat penghargaan yang tinggi oleh kedua faktor
tersebut. Faktor hygiene untuk menghindari ketidakpuasan kerja karyawan dan
motivator sebagai faktor yang memastikan kepuasan kerja karyawan.
Tentu dalam penelitian ini faktor hygiene yang akan lebih dibahas secara
mendalam adalah gaji, dimana gaji ini akan dihubungkan dengan kepuasan kerja
karyawan. Dalam mengukur kepuasan kerja saya menggunakan usia kerja sebagai
patokan puas atau tidaknya seseorang bekerja dalam perusahaan.
4.1. Gaji
2
Tujuan manusia dalam bekerja adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Motivasi inilah yang membuat faktor finansial menjadi
variabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Pada umumnya,
faktor pertama kali yang menjadi perhatian dari calon pegawai untuk masuk ke
dalam suatu perusahaan adalah faktor finansial yang meliputi sistem dan besar
gaji, jaminan sosial serta kesempatan untuk meniti karier. Kebijakan-kebijakan
yang menyangkut masalah finansial misalnya gaji, bonus, tunjangan dan asuransi
menjadi perhatian penting dan krusial bagi perusahaan.
Gaji yang memberikan rasa puas adalah gaji yang mampu mencukupi
kebutuhan hidup sehingga menimbulkan rasa aman bagi para pegawai. Mereka
tidak perlu mencari tambahan penghasilan di luar pekerjaan pokok, karena
penghargaan hasil kerja yaitu gaji telah mampu membiayai kebutuhan hidupnya.
Di samping itu, para pegawai juga mengharapkan bahwa gaji yang diterima
sesuai dengan hasil kerjanya. Sistem insentif merupakan upah/gaji yang berbeda,
tetapi bukan berdasarkan pada evaluasi jabatan namun ditentukan karena
perbedaan prestasi kerja untuk dapat meningkatkan organisasi/perusahaan.
Gaji adalah pembayaran serta balas jasa yang diberikan kepada pegawai,
tata usaha dan manajer sebagai konsekwensi dari sumbangan yang diberikannya
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan dalam memberikan imbalan
harus membedakan gaji dan upah karena gaji merupakan sesuatu yang
diberikan organisasi berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan masa kerja
seorang pegawai tetapi upah didasarkan pada waktu kerja dan volume atau
output yang dihasilkan oleh seseorang pegawai
Siklus penggajian perusahaan terdiri dari prosedur: (Swasta, 1996)
1 Prosedur pencatatan waktu hadir dan waktu kerja.
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir dan waktu kerja
karyawan yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji.
2
2 Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah.
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar
gaji dan upah karyawan.
3 Prosedur pembayaran gaji dan upah.
Prosedur pembiyaan gaji dan upah melibatkan fungsi pencatat utang dan
fungsi pembayaran gaji dan upah.
4 Prosedur distribusi yang terkait.
Dalam prosedur distribusi biaya gaji dan upah, biaya tenaga kerja
didistribusikan kepada departemen- departemen yang menikmati manfaat
tenaga kerja.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
pemberian gaji terhadap karyawan, yaitu: (Nitisemito, 1996)
1 Harus dapat memenuhi kebutuhan minimal.
2 Harus dapat meningkat.
3 Harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan kerja.
4 Harus adil.
5 Tidak boleh bersifat statis.
6 Komposisi yang diberikan sebenarnya.
Komponen-komponen dari keseluruhan program kompensasi atau gaji
dapat dibagi ke dalam bentuk-bentuk kompensasi langsung (direct compensation)
dan kompensasi tidak langsung (indirect compensastion). Kompensasi finansial
langsung (direct financial compensation) terdiri dari bayaran (pay) yang
diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi. Kompensasi
finansial tidak langsung (indirect financial compensation), yang disebut juga
dengan tunjangan, meliputi semua imbalan finansial yang tidak tercakup dalam
kompensasi langsung (Simamora, 2002: 541).
2
G a ji adalah salah satu hal yang penting bagi setiap karyawan yang
bekerja dalam suatu perusahaan, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara
periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Gaji
adalah pemberian pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di
waktu yang akan datang.
Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan, sebab gaji adalah alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan
pegawai, sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi
untuk bekerja lebih giat. Gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi
karyawan untuk bekerja lebih efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan
produktivitas dalam perusahaan, serta mengimbangi kekurangan dan keterlibatan
komitmen yang menjadi ciri angkatan kerja masa kini. Perusahaan yang tergolong
modern, saat ini banyak mengaitkan gaji dengan kinerja. Gaji adalah suatu bentuk
kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individu, kelompok ataupun kinerja
organisasi.
Peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak, yaitu:
1 Aspek pemberi kerja (majikan) adalah manager.
Gaji merupakan unsur pokok dalam menghitung biaya produksi dan
komponen dalam menentukan harga pokok yang dapat menentukan
kelangsungan hidup perusahaan. Apabila suatu perusahaan memberikan
gaji terlalu tinggi maka, akan mengakibatkanharga pokok tinggi pula
dan bila gaji yang diberikan terlalu rendah akan mengakibatkan
perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.
2 Aspek penerima kerja.
Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan
2
untuk memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu -
satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan
salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk
berprestasi, sehingga tinggi rendahnya gaji yang diberikan akan
mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.
Fungsi gaji bukan hanya membantu manajer personalia dalam menentukan
gaji yang adil dan layak saja, tetapi masih ada fungsi-fungsi yang lain, yaitu:
1 Untuk menarik pekerja yang mempunyai kemampuan ke dalam
organisasi
2 Untuk mendorong pekerja agar menunjukkan prestasi yang tinggi
3 Untuk memelihara prestasi pekerja selama periode yang panjang
Tujuan penggajian, antara lain:
1 Ikatan kerja sama.
Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal antara
majikan dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas - tugasnya
dengan baik, sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar gaji
sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2 Kepuasan kerja.
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan -
kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh
kepuasan kerja dari jabatannya.
3 Pengadaan efektif.
2
Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.
4 Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah
memotivasi bawahannya.
5 Stabilitas karyawan.
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal
konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin
karena turnover relatif kecil.
6 Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan
semakin baik. Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan -
peraturan yang berlaku.
7 Pengaruh serikat buruh.
Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat
dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.
8 Pengaruh pemerintah.
Jika program gaji sesuai dengan undang - undang yang berlaku (seperti
batas gaji minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
4.2 Pengaruh Gaji Terhadap Usia Kerja
2
Gaji menunjukkan tingkatan upah yang diterima oleh seseorang karyawan.
Dengan adanya tingkat gaji yang semakin tinggi berarti akan membuat keyakinan
seseorang semakin kuat bahwa ia memiliki kemampuan baik dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Semakin tinggi gaji yang diperoleh maka seseorang
terpacu untuk memiliki kinerja yang semakin tinggi atau baik sehingga janga
waktu bekerja di perusahaanakansemakin lama (usia kerja semakin tinggi).
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis alternatif dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Ha: Gaji berpengaruh positif terhadap usia kerja
4.3 Definisi dan Pengukuran Variabel
1 Usia Kerja (Y)
Variabel dependen (Y) adalah usia kerja yang diukur melalui berapa lama
karyawan telah bekerja.
2 Gaji (X)
Variabel independen (X) adalah gaji selama setahun.
5. Metode Penelitian
5.1 Lokasi dan Objek Penelitian
PT AKJ, yang terletak di daerah Karang Awen Km23, merupakan
perusahaan manufaktur bergerak di bidang laminasi seperti laminasi kertas dan
2
laminasi cup yang berkualitas tinggi dengan harga lebih ekonomis, bahan dan alat
berkualitas tinggi serta mengikuti perkembangan zaman.
CV Laris Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi
bijih plastik. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Afong dan Bapak Chandra
selaku penanam modal dan sebagai pimpinan pada CV Laris Jaya yang berdiri
pada bulan April 2001. CV Laris Jayayang didirikan dengan modal sendiri dan
lokasi di Kawasan Industri Terboyo Blok M, No. 33, Semarang. Letaknya sangat
strategis, karena terletak di suatu daerah kawasan industri yang mudah dijangkau.
Pada awal berdirinya perusahaan tenaga kerja yang digunakan sebanyak 20 orang
dan saat itu CV Laris Jaya hanya memiliki 10 mesin produksi dan 5 mesin las
potong. Selain itu produk yang di hasilkan hanya jenis bening dan hitam.
Objek penelitian adalah 15 karyawan bagian produksi di masing-masing
perusahaan yaitu PT AKJ dan CV Laris Jaya.
5.2 Populasi dan Sampling
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Indriantoro dan Supomo, 1999). Populasi dalam
penelitian ini meliputi semua perusahaan di Semarang.
Sampel adalah sebagian dari elemen-elemen populasi yang dipilih dengan
menggunakan prosedur tertentu, sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya
(Indriantoro dan Supomo, 1999). Sampel dalam penelitian ini adalah PT AKJ dan
CV Laris Jaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan random
sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak dengan mengambil 30 responden
untuk mengisi kuesioner dari kedua perusahaan.
5.3 Metode Pengumpulan Data
2
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Data
primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik secara individu atau
perorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner. Kuesioner
disebarkan kepada 15 karyawan bagian produksi di masing-masing perusahaan
yaitu PT AKJ dan CV Laris Jaya secara acak.
Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
membagi kuesioner. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan dalam
bentuk tertutup dimana responden hanya boleh memilih satu alternatif jawaban
yang tersedia dengan cara mengisi kolom yang sudah disediakan. Selanjutnya,
kuesioner disebarkan kepada responden.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah berupa kuesioner yang berisi
pertanyaan.
5.4 Pengujian Hipotesis
Sebelum melakukan pengujian regresi sederhana, beberapa asumsi di
bawah ini harus terpenuhi (Ghozali, 2009).
5.4.1 Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi data normal. Uji normalitas dilakukan dengan statistik
Kolmogorov-Smirnov terhadap unstandardized residual hasil regresi. Data
2
dikatakan normal jika nilai probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov lebih besar
dari α=0.05.
5.4.2 Uji Regresi Linear Sederhana
Jika memenuhi persyaratan uji asumsi klasik, maka kemudian dapat
dilakukan uji analisis regresi sederhana untuk pengujian hipotesis yaitu pengujian
yang memiliki satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Rumusnya: Y = α0 + α1 X + e
Keterangan:
Y = Usia kerja
α0 = Intersep
α1 = Koefisien
X = Gaji
Tolak ukur pengambilan keputusan hipotesis adalah jika nilai sig < 0.05
dan α1 > 0 maka Ha diterima, ini berarti gaji berpengaruh positif terhadap usia
kerja. Sebaliknya jika sig ≥ 0.05 dan α1 ≤ 0 maka H1 ditolak, ini berarti gaji tidak
berpengaruh positif terhadap usia kerja.
6. Company Profile
6.1 Company Profile PT AKJ
6.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
Meningkatnya kebutuhan konsumen akan produk PT AKJ, membuat
perusahaan mengambil langkah besar dengan melakukan pemindahan lokasi
pabrik. Lokasi pabrik sebelumnya di daerah Karang Awen Km23 (kurang lebih
3.000 m2) dipindah ke kawasan industri candi Jl Gatot Subroto (kurang lebih
10.000 m2). Pemindahan tersebut dilakukan untuk meningkatkan areal dan
2
kapasitas pabrik. Meskipun demikian, perluasan areal dan peningkatan kapasitas
produksi tersebut menuntut kesiapan internal perusahaan, terutama dukungan dari
seluruh karyawan. Sehingga dibutuhkan perencanaan sumber daya manusia baik.
Misalnya persediaan sumber daya manusia saat ini sudahkah mencukupi (perlu
tidaknya menambahan karyawan), disesuaikan juga dengan gaji akan diberikan
nantinya apakah perusahaan mampu menambah karyawan tanpa adanya
pengurangan gaji.
6.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
6.2 Company Profile CV Laris Jaya
6.2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
Pemilik
Perusahaan
Supervisor Produksi
Kepala Gudang Bahan Baku
Kepala Gudang Barang Jadi & Affal
Sopir
Staff StaffKeamanan
Cleaning Service
Buruh
Tetap
Sales
Supervisor Acounting
Supervisor HRDSupervisor Pemasaran
2
Berdasarkan pada hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti
pada CV Laris Jaya ini ditemukan beberapa permasalahan terkait dengan gaji dan
usia kerja yaitu sering keluar masuknya karyawan baru atau dengan kata lain
tingkat turnover karyawan tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
tunjangan kesehatan yang diterima karyawan dibatasi dan hanya menerima
asuransi tenaga kerja, itu juga khusus untuk pegawai tetap saja, selain itu jika
tidak masuk atau cuti tunjangan akan dipotong 50%, asuransi jiwa hanya
diperuntukkan pensiun karyawan tetap.
6.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan
7. Analisis
MANAGER
Administrasi bahan baku
Produksi
AccountingAdministrasi penjualan
PersonaliaKeuanganMarketing
DIREKTUR
2
7.1 Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean Std. Dev
X (GAJI) 1.E7 1.22E7 1.12E7 688793.715
Y (USIA) 12 60 34.50 14.289
Variabel GAJI memiliki nilai minimum 1.E7 dan nilai maksimum 1.22E7.
Hal ini menunjukkan bahwa kisaran nilai GAJI dari 30 sampel yang paling
minimum adalah 1.E7 atau Rp10.000.000 dan yang paling maksimum adalah
1.22E7 atau Rp12.200.000. Rata-rata nilai GAJI dari 30 sampel adalah 1.12E7
atau Rp11.200.000. Standar deviasi nilai GAJI dari 30 sampel adalah 688793.715.
Variabel USIA memiliki nilai minimum 12 dan nilai maksimum 60. Hal
ini menunjukkan bahwa kisaran nilai USIA dari 30 sampel yang paling minimum
adalah 12 bulan dan yang paling maksimum adalah 60 bulan. Rata-rata nilai USIA
dari 30 sampel adalah 34.5 bulan. Standar deviasi nilai USIA dari 30 sampel
adalah 14.289.
7.2 Uji Asumsi Klasik: Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji
normalitas dilakukan dengan statistik Kolmogorov-Smirnov terhadap
unstandardized residual hasil regresi. Data dikatakan normal jika nilai
probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari α=0.05.
Hasil Uji Normalitas
Model Sig. Kolmogorov-Smirnov Statistik Jumlah Data
Y = α0 + α1 X + e 0.200 0.109 30
2
Nilai Sig.Kolmogorov-Smirnov adalah 0.200. Nilai tersebut lebih besar
dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian telah normal.
7.3 Uji Hipotesis Dengan Regresi Linear
Uji Hipotesis Y = α0 + α1 X + e
B t Sig.
Constant 190.531 18.100 0.000
X (GAJI) 2.014E-5 21.416 0.000
Adj.R2 0.940
Untuk mengetahui daya penjelas variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen dapat menggunakan nilai Adj.R2. Nilai Adj.R2 0.940
berarti daya penjelas GAJI terhadap USIA adalah sebesar 94% sedangkan sisanya
963.4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Variabel gaji telah
menjadi salah satu pertimbangan utama dalam penentu usia kerja karyawan.
Variabel GAJI memiliki koefisien 2.014E-5 dengan t-hitung 21.416 dan
signifikansinya 0.000. Dari nilai tersebut tampak bahwa gaji berpengaruh positif
terhadap usia kerja dan secara statistik signifikan pada level 1%. Jadi
hipotesis alternatif Ha yang mengatakan bahwa gaji berpengaruh positif terhadap
usia kerja diterima.
Hasil pengujian ini sesuai dengan penelitian Gardner et.al. (2004)
menyatakan bahwa tingkatan besarnya gaji akan mempengaruhi kinerja karyawan
dan akhirnya akan mempengaruhi usia kerja karyawan. Menurut Gupta dan Shaw
(1998) semakin tinggi tingkat gaji maka akan membuat kinerja semakin
2
meningkat, hal ini juga didukung oleh Lawler dan Jenkins (1992). Gerhart dan
Milkovich (1992) menyatakan bahwa dalam literatur kompensasi, ternyata
ditemukan bukti yang kuat bahwa insentif individu, tingkat gaji dan bonus akan
membuat kinerja yang semakin baik bagi dan memperpanjang usia kerja
karyawan.
8. Kesimpulan dan Saran
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya
maka dapat ditarik kesimpulan gaji berpengaruh positif dan signifikan terhadap
usia kerja Perlu dilakukan beberapa perbaikan untuk mengatasi masalah di atas
yang akan diuraikan di bagian saran berikut ini.
8.2. Saran
Untuk penelitian selanjutnya, saran berikut sekiranya dapat membantu
dalam menghasilkan penelitian yang lebih baik.
1. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa mengembangkan penelitian ini
dengan memilih obyek penelitian pada perusahaan dengan jumlah sampel
yang lebih banyak dan jenis perusahaan yang berbeda.
2. Menambah variabel pendukung lain yang mempengaruhi usia kerja,
seperti misalnya tingkat stres atau kompensasi.
2
9. Daftar Pustaka
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: BPFE.
Nitisemito, Alex. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta:Gahlia Indonesia.
Swasta, Basu dan Ibu Sukoco. 1996. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta:
Liberty.
Yuwono, Ino. 2005. Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya: Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga.
9. Lampiran SPSS
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X 30 1.E7 1.E7 1.12E7 688793.715
Y 30 12 60 34.50 14.289
Valid N (listwise) 30
2
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-SmirnovaShapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Unstandardized Residual .109 30 .200* .951 30 .175
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Uji Hipotesis
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Xa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Y
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .971a .942 .940 3.488
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5580.803 1 5580.803 458.655 .000a
Residual 340.697 28 12.168
Total 5921.500 29
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
2
Variables Entered/Removedb
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Xa . Enter
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 190.531 10.527 18.100 .000
X 2.014E-5 .000 .971 21.416 .000
a. Dependent Variable: Y
2
10. Lampiran Data
NO GAJI/THN (X) Rp USIA KERJA (Y) Bln1 10,000,000 122 10,100,000 123 10,200,000 124 10,300,000 155 10,500,000 166 10,500,000 177 10,500,000 268 10,600,000 249 10,700,000 24
10 10,800,000 2611 10,800,000 2612 10,900,000 2813 10,900,000 3014 11,000,000 3615 11,000,000 3616 11,000,000 3617 11,000,000 3618 11,500,000 4019 11,500,000 4020 11,700,000 4521 11,700,000 4522 11,800,000 4823 11,900,000 4024 11,900,000 4525 12,000,000 5026 12,000,000 5027 12,000,000 5028 12,000,000 5029 12,200,000 6030 12,200,000 60