RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

22
HASIL DISKUSI KELOMPOK WALANDA MARAMIS (Selasa, 11 Desember 2012) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Politik Internasional IMMANUEL KANT Toward Perpetual Peace: A Philosophical Sketch INISIATOR : RATU HUMAIROH BALQIS 10/297378/SP/23974 PESERTA DISKUSI : Dania Wijayanti 09/282514/SP/23491 Maharani Yuniandini 10/297261/SP/23959 Inesyahana Asrifa 10/299281/SP/24095 Ernis Cahyaningtyas 10/299126/SP/24061 Mutiara Kurniasari 10/299063/SP/24046 Ravel adhy purna 10/297026/SP/23915

Transcript of RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

Page 1: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

HASIL DISKUSI

KELOMPOK WALANDA MARAMIS (Selasa, 11 Desember 2012)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Politik Internasional

IMMANUEL KANT

Toward Perpetual Peace:

A Philosophical Sketch

INISIATOR :

RATU HUMAIROH BALQIS 10/297378/SP/23974

PESERTA DISKUSI :

Dania Wijayanti 09/282514/SP/23491

Maharani Yuniandini 10/297261/SP/23959

Inesyahana Asrifa 10/299281/SP/24095

Ernis Cahyaningtyas 10/299126/SP/24061

Mutiara Kurniasari 10/299063/SP/24046

Ravel adhy purna 10/297026/SP/23915

Valentino Samuel Fredrick 10/302205/SP/24263

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 2: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

PERTANYAAN

1. Bagaimanakah pandangan anda terhadap Immanuel Kant setelah membaca

pemikirannya mengenai Perpetual peace?

a. Inesyahana Asrifa

Saya memandang Kant sebagai seorang kosmpolitanis sejati dan memiliki

optimisme yang kuat mengenai kehidupan yang damai dengan meyakini bahwa

segala hal yang ada di muka bumi ini merupakan milik bersama dimana hal tersebut

disadari dan diamini oleh individu. Dan hal tersebut juga termasuk dengan

keberadaan konsepsi moralitas yang diyakini Kant sebagai sebuah konsepsi global

yang diakui dan dianut oleh seluruh individu tanpa batasan batas negara yang

kemudian konsepsi tersebut terejawantahkan menjadi Hak Asasi Manusia. Kemudian,

Hak Asasi Manusia-lah yang menjadi salah satu komponen yang membuat Kant

yakin akan terciptanya perpetual peace.Kant menganggap bahwa individu merupakan

makhluk rasional yang menginginkan perdamaian dan menghormati konsepsi

moralitas sehingga perpetual peace sangat mungkin terjadi. Anggapan itu

terejawantahkan dalam poin poin utama pemikiran Kant tentang aturan perang dan

preposisi –nya mengenai tiga poin utama yang dianggap mampu mewujudkan

perdamaian melalui institusi serta keyakinannya bahwa individu akan mengikuti

preposisi tersebut secara sadar dan rasional sehingga akhirnya perpetual peace bisa

terwujud.

b. Dania :Setuju dengan Ines bahwa Kant adalah seorang kosmopolitanis sejati.

Pemikirannya mengenai perpetual peace tidak terlepas dari latar kehidupannya

sebagai rakyat yang berada di bawah kerajaan Prussia, dimana hari demi hari

diwarnai oleh peperangan antar kerajaan dalam rangka perebutan wilayah, aliansi

dengan kerajaan/kekuatan lainnya, dsbg. Maka tak heran bahwa ia sungguh-sungguh

menginginkan perdamaian yang abadi. Baginya, perdamaian merupakan sesuatu yang

harus diupayakan dan tidak berlangsung begitu saja. Konstruksi mengenai misi

perdamaian abadi ini kemudian dituangkan dalam pemikiran-pemikitannya mengenai

Page 3: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

human dignity, termasuk mengenai aturan-aturan kenegaraan yang menurutnya ideal

seperti ketiadaan tentara nasional maupun bentuk negara republik.

c. Ernis Cahyaningtyas

Menurut saya, pandangan Kant disini sangatlah liberalis dimana ia sendiri

sangat percaya pada apa yang disebut perdamaian abadi. Dalam hal ini pula, Kant

sangat percaya pada human dignity dan eksistensi moralitas itu sendiri. Menurut saya

ini menarik, ketika Kant berusaha menawarkan tatanan dunia yang lepas dari anarki

dan mengedepankan perdamaian sebagai basis utama hubungan antar negara. Tetapi

dalam teorinya Kant tidak menyinggung mengenai kemungkinan-kemungkinan

negara untuk menyeleweng dari aturan yang telah disepakati bersama (dalam hal ini

misalnya aturan organisasi internasional seperti yang ditawarkan Kant sendiri) dan

adanya kemungkinan negara untuk tetap mementingkan kepentingannya masing-

masing. Menurut saya akan lebih menarik jika Kant juga dapat mengutarakan

argumennya mengenai bagaimana cara riil untuk menciptakan perdamaian dan

pandangannya terhadap kepentingan negara itu sendiri.

d. Maharani Yuniandini

Setelah membaca pemikiran Immanuel Kant yang telah disampaikan presenter,

saya berpendapat bahwa Immanuel Kant adalah seorang yang idealis. Segala

pemikiran yang dicurahkannya pada buku Perpetual Peace tersebut dapat dikatakan

sebagai langkah-langkah yang harus diwujudkan untuk mencapai kedamaian.Namun

kita tidak dapat memungkiri bahwa idealisme tidaklah mudah untuk diwujudkan.

Saya melihat bahwa sebenarnya pasal-pasal tersebut memiliki posibilitas besar untuk

dilakukan, namun pada kenyataannya situasi dunia tidak dapat serta merta dibentuk

dan dikonstruksikan semudah itu untuk menciptakan perdamaian. Beberapa pasal

definitif yang diungkapkan oleh Kant juga ternyata tidak efektif untuk menciptakan

perdamaian di dunia ini, sebagai contoh institusi seperti PBB yang sesuai dengan

pasal definitif ke-2 ternyata tidak se-efektif itu dalam menghalau konflik dan

menciptakan perdamaian di dunia.

Page 4: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

e. Ravel

Dalam pandangan pemikirannya Immanuel Kant berpendapat bahwa negara

itu adalah suatu keharusan adanya, karena negara harus menjamin terlaksanya

kepentingan umum di dalam hukum. Artinya negara harus menjamin setiap

warganegara bebas di dalam lingkungan hukum. Jadi bebas bukanlah berarti dapat

berbuat semau-maunya, atau sewenang-wenang. Tetapi segala perbuatannya itu

meskipun bebas harus sesuai dengan, atau menurut apa yang telah diatur dalam

undang-undang, jadi harus menurut kemauan rakyat, karena undang-undang itu

adalah merupakan penjelmaan dari pada kemauan umum, jika dilihat dari hal itu

sudah sangat lah jelas bahwa pandangan dari Immanuel kant sangal liberalis

f. Mutiara

Menurut saya pemikiran Kant tentang Perpetual Peace cenderung agak utopis

terutama dengan alternatif dan solusi imajiner yang ia berikan untuk mengatasi

kondisi perang dan mewujudkan perdamaian seperti penghapusan tentara tetap.

Namun beberapa solusi Kant juga merupakan suatu pedoman politik dimana ia selalu

menegaskan bahwa war is not worthwile at any cost bahkan bagi pemenang perang

dalam pasal yang menyatakan bahwa perang dapat mengganggu sistem finansial

negara.

g. Valentino

Menurut saya, Immanuel Kant merupakan seorang yang cukup optimis

terhadap adanya perdamaian abadi. Beliau berpendapat bahwa manusia merupakan

makhluk sosial yang diciptakan untuk berkooperasi satu sama lain demi terciptanya

perdamaian, maka dari itu beliau berpendapat bahwa perdamaian adalah sesuatu yang

sangat mungkin terjadi, terutama karena beliau mengakui adanya kerjasama antar

manusia yang dapat menghentikan peperangan secara total berikut unsur-unsur di

dalamnya serta kepercayaan akan teori kosmopolitanisme yang diiringi sikap saling

menghormati, melindungi, dan bertoleransi satu sama lain untuk menciptakan suatu

perdamaian. Menurut saya pula dari sembilan pokok pemikirannya akan perpetual

peace, Kant adalah seorang idealis sejati yang percaya perdamaian abadi adalah

sesuatu yang bisa diwujudkan (meskipun terkadang bersifat utopis) melalui eksistensi

liberalisme, seperti kooperasi dan saling menghormati antar manusia satu sama lain.

Page 5: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

2. Apakah anda setuju dengan poin ketiga Kant bahwa tentara harus dihapuskan dari

suatu negara guna menghindari peperangan (‘‘Standing armies (miles perpetuus)

shall gradually be abolished entirely’’). Jelaskan!

a. Inesyahana

Saya tidak setuju dengan pemikiran Kant tentang penghapusan tentara karena

bagaimanapun juga keberadaan tentara sebagai sebuah pasukan khusus yang berfungsi

sebagai penjaga tetaplah perlu. Bagaimanapun juga, sebuah negara yang berdaulat tetap

memerlukan sebuah pasukan penjaga khusus yang dalam hal ini adalah tentara yang

bertugas untuk menjaga kesatuan, kedaulatan, dan integritas sebuah negara sehingga

eksistensi dan keamanan negara tersebut bisa terjaga dan terpelihara. Sementara, ide

wajib militer bagi warga sipil sebagai pengganti tentara tidak akan efektif mengingat

warga sipil memiliki fokus lain, tidak hanya terbatas pada penjagaan negara.

b. Mutiara

Sejalan dengan jawaban saya atas pertanyaan pertama, penghapusan tentara tetap

bagi saya merupakan solusi imajiner yang mengarah ke pemikiran yang utopis. Menurut

saya keberadaan tentara tetap masih diperlukan mengingat tidak semua ancaman

keamanan akan bisa diatasi oleh tentara rakyat hasil wajib militer. Tentara tetap yang

profesional dibutuhkan karena kewajiban utamanya adalah untuk melindungi negara dari

ancaman dari luar sementara tentara rakyat cenderung lebih tidak profesional karena

mempunyai kepentingan di luar kewajibannya melindungi negara.

c. Dania Tidak setuju. 'Ci vis pacem para bellum', saya lebih setuju dgn ungkapan tersebut.

Bagaimana pun jika ingin menjaga perdamaian, kita harus bersiap perang. Dalam hal ini,

tentara justru dipersiapkan untuk menjaga pertahanan dan keamanan nasional, bukan

untuk mengokupasi dan menciptakan peperangan.

d. Maharani Yuniandini

Saya tidak sepaham dengan poin tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa military

action akan membuat kekhawatiran tersendiri di dalam situasi politik internasional.

Kekhawatiran ini menimbulkan apa yang disebut dengan security dilemma dan akhirnya

membuat negara-negara saling memperkuat aspek militer mereka. Namun jika tentara

Page 6: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

dihapuskan dan menggantinya dengan penduduk sipil yang diberikan wajib militer,

kemampuan mereka untuk melindungi negara tidak akan maksimal dan sudah tentu tidak

akan membawa dampak yang signifikan terhadap pertahanan negara. Negara tidak akan

memiliki back up€ di dalam sistem pertahanannya jika sewaktu-waktu negara mereka

diserang dan pastinya akan menderita kerugian yang jauh lebih besar. Seperti yang

pernah diilustrasikan di dalam film 300 dimana tentara Sparta bertemu dengan tentara

aliansinya dari negara lain yang merupakan penduduk sipil biasa yang disuruh berperang

dan hanya dibekali dengan pelatihan-pelatihan militer standar, skill yang dimiliki akan

jauh berada di bawah tentara yang memang ditugaskan untuk mempertahankan negara.

Menurut saya, tentara tidak harus dihapuskan untuk menghindari peperangan. Hal yang

harus dilakukan negara adalah memposisikan dan memperjelas fungsi tentara sebagai alat

pertahanan, bukan alat penyerang

e. Ernis Cahyaningtyas

Setelah saya membaca slide presentasi yang dibuat oleh presenter, hal yang

kemudian mengganjal adalah Kant berargumen bahwa tentara atau militer harus

dihapuskan. Namun pada akhirnya Kant berpandangan bahwa tentara tersebut diganti

dengan wajib militer, dimana setiap warga negara berarti dalam hal ini berkewajiban

untuk ikut andil dalam militer sendiri. Lalu bagaimana lingkaran ini akan terputus?

Pertanyaan inilah yang membuat saya belum bisa menemukan benang merah dari

pemikiran Kant sendiri mengenai penghapusan tentara. Namun, sekilas dari paparan Kant

mengenai hal ini yang terbesit di pemikiran saya adalah bahwasannya Kant sendiri masih

belum bisa melepaskan negara atau membayangkan negara benar-benar dalam keadaan

tanpa ancaman, terbukti dari gagasannya yang menawarkan mengenai wajib militer yang

memperlihatkan bahwa Kant sendiri berpikiran bahwa ancaman dari luar itu pasti selalu

ada

f. Valentino

Menurut saya, penghapusan keberadaan tentara merupakan suatu hal yang tidak

dapat dibenarkan karena biar bagaimanapun, tentara sangat penting di dalam

menjalankan fungsi perlindungan dan penjagaan atas negara. Tentara ini kan merupakan

sekumpulan yang memang sudah diarahkan dan dilatih sedemikian rupa untuk

menjalankan perannya sebagai pelindung dan sekaligus aparat keamanan negara. Ide

Page 7: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

Kant mengenai wajib militer saya kira merupakan sesuatu yang boleh dikatakan tidak

akan benar-benar efektif fungsinya karena probabilitas warga negara yang menolak

menjadi militer itu bisa dikatakan cukup besar bila dibandingkan dengan warga negara

yang mendukung wajib militer, sehingga kemungkinan mandegnya bentukan militer yang

siap siaga dengan jumlah pasukan yang cukup berpeluang besar untuk terjadi yang justru

hanya akan menciptakan masalah baru bukan memperkuat usaha-usaha untuk

menciptakan keamanan dan perdamaian. Lagipula jika tentara dihapuskan, siapa pihak

yang akan melatih warga negara untuk ikut wajib militer?

g. Ravel

Saya setuju dengan argumen mengenai tentara harus di hapuskan, karena saya

melihat selama ini tentara hanya sebuah perpanjangan tangan dari pemerintahnya untuk

melakukan peperangan, jika tentara tidak ada maka sangat memungkinkan perdamaian

dapat di ciptakan.

3. Pada salah satu pasal definitive dalam perpetual peace, Kant mengatakan bahwa

konstitusi sipil setiap Negara harusnya berbentuk republik guna menciptakan perdamaian

abadi, Bagaimana pendapat anda akan poin tersebut?

a. Maharani

Menurut saya, tidak penting bentuk negaranya seperti apa. Yang terpenting adalah

bagaimana pemerintahannya dijalankan. Jika pemerintahannya dapat dijalankan dengan

mengakomodir kepentingan rakyat, membina hubungan baik dengan negara lain,

memaksimalkan potensi sumber daya alam lokal, dan berorientasi kepada kesejahteraan

masyarakat sudah pasti akan menciptakan kehidupan yang seimbang di dalam negara itu sendiri.

Hampir dapat dipastikan bahwa keadaan suatu negara yang stabil akan mengurangi keinginan

mereka untuk melakukan tindakan invasif dan anarkis terhadap negara lainnya sehingga mereka

akan hidup dengan damai.

b. Inesyahana

Preposisi yang ditawarkan oleh Kant tentang bentuk negara Republik sebagai bentuk

negara yang paling baik untuk menjaga perdamaian memang baik dan dapat dikatakan sesuai

dengan preposisi Kant sebelumnya tentang perpetual peace, apalagi Kant berargumen bahwa

republik paling sesuai karena semua pihak yang ada dalam negara diikutsertakan dalam

Page 8: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

pembuatan keputusan dan diberi keleluasan untuk berpartisipasi dalam pemerintahan serta ada

pembagian kerja yang jelas. Namun, menurut saya bentuk Republik pun bisa menjadi buruk

ketika para elite pemerintahan sebagai lini terdepan yang menjalankan negara tidak mampu

memegang teguh amanah rakyat dan melakukan kecurangan kecurangan. Menurut saya, baik

republik maupun bentuk negara lainnya memiliki potensi untuk menjaga perdamaian ataupun

menjadi katalis timbulnya perang karena hal tersebut sangat bergantung pada kemampuan

aparatur negara menjalankan pemerintahan dengan baik dan juga kemampuan pemerintahnya

untuk mengakomodir kepentingan seluruh rakyatnya dan memaksimalkan potensi negaranya

sebagai upaya untuk mencapai stabilitas dan kepentingan nasionalnya sehingga menghindarkan

negara tersebut dari konflik terhadap negara lain yang mungkin pecah akibat instabilitas kondisi

nasional dan tidak terpenuhinya kebutuhan serta kepentingan nasionalnya.

c. Dania

Kembali lagi, ide Kant bahwa idealnya suatu negara berbentuk Republik dilatarbelakangi

keadaan Jerman yang saat itu masih berbentuk Kerajaan Prussia. Maka menurutnya saat itu,

bentuk negara yang mampu mengakomodir keinginan masyarakat akan perdamaian ialah negara

Republik. Di masa kini, hal tersebut tidak sepenuhnya tepat. Bahkan seringkali karakter negara

yang cinta perang tidak ditentukan oleh bentuk negara (level state), melainkan lewat level

individu (karakter pemimpin negaranya).

d. Ernis

Menurut saya, apa yang dipaparkan Kant mengenai bentuk negara Republik itu sendiri

merupakan tawarannya berdasarkan pemikirannya untuk menciptakan dunia yang lebih stabil

dan menuju ke perdamaian abadi. Namun dalam hal ini tidak ada jaminan bahwa negara republik

atau bentuk negara apapun itu bisa lepas dari kepentingannya sendiri ataupun kemungkinan

untuk mengancam atau mendapatkan ancaman dari negara lain. Jadi menurut saya tidak ada

korelasinya antara bentuk negara dengan perdamaian abadi itu sendiri, karena dalam hal ini

negara bermain dalam politik internasional yang melibatkan negara lain juga, bukan hanya

negara itu saja sendiri yang berdiri.

e. Valentino

Page 9: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

Negara republik bukanlah jaminan terciptanya perdamaian. Kant mengatakan bahwa di

dalam negara Republik, semua keputusan berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Anomali terjadi

di sini karena setiap rakyat tidak mungkin memiliki keputusan bersama yang sifatnya kolektif

dan komprehensif, sehingga justru hanya akan menimbulkan masalah baru di beberapa sektor

seperti sosial dan politik yang dapat menghalangi usaha pembentukan perdamaian itu sendiri,

contohnya dapat dilihat di era kontemporer seperti sekarang dimana banyak negara-negara

republik yang sering mendapati masalah yang timbul dari warga negaranya sendiri, seperti

perang suku, demonstrasi vandalis, dan tingkat kesejahteraan yang rendah di Indonesia misalnya.

Hal-hal seperti itu mungkin disebabkan oleh pemerintah negara yang cenderung lebih

mementingkan permainan politiknya sendiri demi mencapai kepentingan pribadi elite-elite di

dalamnya, sehingga sering mengesampingkan masalah yang dihadapi rakyat di dalamnya yang

kemudian menimbulkan konflik baru antara pemerintah dan rakyatnya sendiri. Maka dari itu,

yang dibutuhkan agar perdamaian dapat tercipta adalah adanya pemerintah berdaulat yang

mampu memaksimalkan otonomi yang dimiliki untuk mengelola negara dan unsur-unsur di

dalamnya sedemikian rupa, seperti perwujudan kesejahteraan, pembangunan merata,

pemberdayaan potensi yang seimbang antara SDA dan SDM demi stabilisasi internal negaranya.

Beberapa bentuk usaha tersebut saya kira merupakan cara yang lebih efektif di dalam

menciptakan perdamaian, karena segala hal di dalamnya ada satu pihak berdaulat yang dapat

mengatur secara bijak, tidak terkecuali apa pun bentuk konstitusi negara tersebut, bila

pemerintah berdaulatnya mampu mengakomodir dan menciptakan suatu kondisi yang kondusif

dan terkendali bagi negaranya, perdamaian bukan sesuatu yang tidak mungkin untuk

diwujudkan. Dalam artian, saya tidak setuju dengan pendapat Kant akan hanya negara republik

yang mampu menciptakan perdamaian.

f. Mutiara

Menurut saya konsep republik yang ditawarkan Kant sesuai dengan konsep perpetual

peace di dalam dunia yang penuh konflik. Argumen Kant berasal dari egoisme kompetisi antar

negara dan kepentingan mendapatkan posisi dan kekuasaan dari pemimpin-pemimpin negara

yang terpusat. Namun tidak serta merta negara republik itu aman dari egoisme tersebut karena

negara republik yang berasal dari rakyat, saya pesimistis, tidak akan melibatkan seluruh rakyat

Page 10: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

dari semua lapisan sehingga menghasilkan suatu lapisan kekuasaan baru yang melahirkan

egoisme yang sama.

h. Ravel

Menurut saya bentuk negara seperti republik atau apapun tidak menjamin akan terciptanya

perdamaian, perdamaian di tentukan oleh bagaimana masing - masing negara membawa

kepentingan nya,menurut saya perdamaian abadi tidak di tentukan dari bentuk negara tapi

bagaimana negara - negara mematuhi hukum yang telah di tetapkan bersama hal itu lebih

memungkinkan menciptakan perdamaian.

4. Baiklah sebagai pertanyaan penutup, menurut anda adakah kaitan pemikiran

Immanuel Kant ini dengan pemikir kontemporer dan apakah konsep perpetual peace ini

masih relevan dengan kondisi politik internasional saat ini?

a. Ernis

Pemikiran Kant dapat dibilang relevan dan tidak relevan bergantung dari mana kita

melihatnya. Dari sisi perpetual peace sebenarnya dari masyarakat internasional sendiri sudah

banyak usaha untuk menciptakannya, sebut saja organisasi internasional non pemerintah yang

bergerak dalam bidang perdamaian dan hak asasi manusia. Tetapi jika dilihat dari sisi negara,

sepertinya hal tersebut perlu dikaji ulang, mengingat kepentingan elit dalam hal ini sangat

memengaruhi pembuatan keputusan itu sendiri, bergantung pada bagaimana elit dapat

mengakomodir kepentingan rakyatnya berkaitan dengan perdamaian itu sendiri. Tidak dapat

dipungkiri pula realita kontemporer bahwa masih banyak terdapat konflik, baik internal maupun

eksternal, yang juga berpengaruh pada terciptanya perpetual peace itu sendiri.

b. Valentino

Kaitannya jelas terlihat pada poin-poin pemikiran yang dijabarkan oleh Kant merupakan

sesuatu yang utopia bila ditilik dari fenomena-fenomena yang terjadi di era kontemporer, malah

justru pemikiran-pemikiran tersebut menjadi pemicu terjadinya konflik baru di beberapa sektor

seperti sosial, politik, dan keamanan dibanding untuk menciptakan perdamaian. Bila dilihat dari

realitas politik internasional yang ada, konsep perpetual peace ini adalah sesuatu yang menurut

saya masih dalam tingkat mustahil untuk diwujudkan karena kondisi politik internasional yang

merupakan wujud dari sifat-sifat realisme dan imperialisme negara-negara di dalamnya yang

Page 11: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

justru menjadi pionir dari konflik dan batu sandungan terbesar di dalam menciptakan

perdamaian, sehingga dapat disimpulkan konsep perpetual peace is irrelevant.

c. Inesyahana

Menurut saya, pemikiran Kant masih banyak menjadi dasar bagi para pemikir

kontemporer pada masa ini. hal ini terlihat dari perkembangann upaya negara maupun organisasi

internasional dalam mewujudkan perpetual peace. Selain itu, pemikirannya tentang kepemilikan

bersama juga masih dikembangkan hingga saat ini, khususnya yang terkait dengan “nilai” atapun

“paham” yang terglobalisasi sehingga menyebar, diakui, dan diterapkan di seluruh dunia.

Namun, mengenai paham kepemilikan bersama ini juga tidak dapat dikembangkan sepenuhnya

khususnya bagi aspek aspek yang sifatnya nyata seperti sumber daya alam yang kepemilikannya

diatur dan dibatasi dengan garis batas negara dimana pembatasan ini dilakukan untuk

menghindari perebutan yang bisa berujung konflik. Mengenai relevansinya, saya melihat bahwa

pemikiran Kant mengenai perpetual peace kurang relevan karena sulit diimplementasikan

mengingat keadaan dunia yang memang masih belum sepenuhnya stabil dan sarat konflik. Saya

meyakini bahwa kedamaian bisa dicapai namun tidak menutup kemungkinan bahwa konflik

tetap bisa muncul ditengah situasi damai tersebut.

saja tantangan yang harus dihadapi ketika

d. Dania Wijayanti

Menurut saya, pemikiran Kant masih sangat relevan dengan ide-ide  mengenai

perdamaian dewasa ini. Dalam pasal 1 pendahuluan perpetual  peace dijelaskan bahwa

perdamaian yang dikehendaki bukanlah perdamaian  sementara, yakni situasi stabil yang

sesungguhnya hanya merupakan jeda  antar konflik. Saya rasa John Galtung, aktifis perdamaian

Norwegia,  mengembangkan pemikiran ini dan mengungkapkannya sebagai perdamaian  negatif.

Dalam kondisi politik internasional saat ini, kita lebih  menghendaki apa yang diistilahkan

Galtung sebagai perdamaian postif,  yakni situasi damai yang memang betul-betul murni terlepas

dari konflik,  dimana kesejahteraan dan keamanan tercipta dan dijaga oleh seluruh  elemen

masyarakat. Saya rasa itu pula yang dahulu dikatakan Kant sebagai  'perpetual peace'.

Page 12: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

Kesimpulan

Secara keseluruhan sebenarnya diskusi mengenai pemikiran Immanuel Kant dalam

bukunya yang berjudul Toward Perpetual Peace:A Philosophical Sketch, dapat dikatakan sudah

berjalan dengan cukup baik, yakni ditunjukkan dari peserta diskusi yang aktif dalam menjawab

berbagai pertanyaan pemantik dari inisiator. Hanya saja saat diskusi berlangsung, terjadi

kesalahan teknis dari server elisa, sehingga diskusi sempat terhenti beberapa saat. hingga

akhirnya diskusi bisa dilanjutkan kembali melalui chat box. Hal ini jugalah yang saya kira

akhirnya memakan waktu diskusi sehingga pada pertanyaan keempat, tidak semua peserta dapat

menjawabnya. Namun diluar kekurangan itu semua, melihat dari diskusi yang telah kami

lakukan tersebut, saya rasa peserta diskusi telah memiliki pemahaman yang cukup baik

mengenai pemikiran Immanuel Kant ini, khususnya mengenai pemikiran kant yang terdapat

dalam buku Toward Perpetual Peace:A Philosophical Sketch, yang menjadi fokus utama dalam

diskusi ini.

Melalui jawaban-jawaban peserta dari pertanyaan pertama yang diberikan, dapat kita

lihat bahwa kebanyakan dari peserta melihat Kant sebagai sosok kosmopolitanis sejati dan

memiliki optimisme yang kuat mengenai kehidupan yang penuh perdamaian. Selain meyakini

bahwa segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini adalah milik bersama dan kesetaraan moralitas

itu diakui dan dianut oleh seluruh individu tanpa batasan negara, Kant juga menawarkan suatu

konsep penting mengenai perpetual peace atau perdamaian abadi. Dengan pemikirannya tersebut,

ada pula beberapa peserta diskusi yang menganggap bahwa seorang Immanuel Kant sangat

liberalis (terbukti dari pemikirannya yang menginginkan perdamaian dan dunia tanpa batas), ada

juga yang berpendapat Kant terlalu utopis dan idealis dengan berbagai solusi imajiner dalam

perpetual peace yang sebenarnya sulit untuk diterapkan di dunia seperti saat ini.

Pada pertanyaan kedua, peserta diskusi hampir semuanya memiliki pendapat yang sama,

yakni kurang setuju dengan pasal ketiga perpetual peace yakni untuk menghapuskan tentara

dalam suatu negara. Hanya ada satu peserta diskusi saja yang setuju dengan pasal ketiga tersebut.

Inisiator kemudian menyimpulkan bahwa walaupun fakta security dilemma itu memang ada tapi

tentara tetaplah dibutuhkan untuk menjaga keamanan nasional. Sedangkan disini peran rakyat

yang wajib militer saja tidak cukup untuk menjalankan tugas seperti tentara profesional.

Lagipula bukankah ketika telah ada rakyat yang diwajibkan mengikuti wajib militer, maka

Page 13: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

kemungkinan akan munculnya ketakutan dari negara lain akan ancaman dari rakyat wajib

militer tersebut akan tetap ada dan akhirnya mendorong terjadi nya penyerangan suatu negara

terhadap negara lain. Salah satu saran yang diberikan oleh peserta diskusi terkait dengan hal ini

adalah dibutuhkan peran negara untuk harus memposisikan dan memperjelas fungsi tentara

sebagai alat pertahanan, bukan alat penyerang.

Pada pertanyaan ketiga, semua peserta diskusi sepakat bahwa bentuk pemerintahan

Republik tidaklah dapat menjamin terciptanya perdamaian abadi seperti yang dikatakan Kant

dalam salah satu pasal definitive nya. Peserta diskusi melihat bahwa yang terpenting bukan saja

bentuk pemerintahannya namun lebih ke bagaimana aparatur pemerintahan melakukan tugasnya.

Hal ini disebabkan karena bentuk negara Republik pun ternyata bisa menjadi buruk ketika para

elit pemerintahannya tidak mampu memegang teguh amanah dari rakyat dan akibatnya malah

akan menimbulkan kekacauan di negara tersebut. Dibutuhkan pemerintah berdaulat yang mampu

memaksimalkan otonomi yang dimiliki untuk mengelola negara dan unsur-unsur di dalamnya

sedemikian rupa, seperti perwujudan kesejahteraan, pembangunan merata, pemberdayaan potensi

yang seimbang antara SDA dan SDM demi tercapainya stabilisasi internal negara hingga

akhirnya dapat mendoron g terciptanya perdamaian.

Selanjutnya pada pertanyaan terakhir, hanya ada empat peserta diskusi yang menjawab,

entah mungkin karena beberapa peserta kekurangan waktu untuk menjawab mengingat diskusi

sempat terhenti sebentar karena terjadi kesalahan teknis di Elisa. Namun walaupun begitu, tetap

didapatkan jawaban yang beragam dan saling melengkapi dari peserta diskusi medium ini.

Peserta diskusi rata-rata sepakat bahwa pemikiran Kant tersebut ternyata juga memiliki kaitan

dengan pemikiran kontemporer, seperti diperlukannya organisasi internasional untuk mendorong

terciptanya perdamaian, hingga ke persamaan pemikiran Kant mengenai perpetual peace dan

perdamaian positif oleh pemikir kontemporer seperti Johan Galtung. Namun disisi lain, ada pula

beberapa pemikiran Kant yang tidak relevan atau sulit diimplementasikan dengan kondisi politik

internasional saat ini, seperti misalnya teori kosmopolitan yang salah satu nya mengenai

kepemililian bersama sumber daya alam di dunia. Saat ini dapat kita lihat bahwa kepemilikan

SDA tersebut telah diatur dan dibatasi dengan garis batas negara dimana pembatasan ini sendiri

dilakukan untuk menghindari perebutan yang bisa berujung konflik. Sedangkan terkait dengan

perpetual peace sendiri, semua peserta sepakat bahwa akan sangat sulit untuk menerapkan pasal-

pasal yang ada tersebut, mengingat kondisi negara-negara yang memang belum sepenuhnya

Page 14: RatuBalqis- Hasil Diskusi Kelompok Walanda Maramis

stabil dan sarat akan konflik. Terlebih dengan adanya beberapa poin di pasal Kant yang

sepertinya akan sangat sulit diimplementasikan karena terkait dengan otoritas masing-masing.

Akhirnya dengan berbagai pemikiran Immanuel Kant tersebut, tidak dapat dipungkiri telah

memberikan warna serta pengaruh tersendiri dalam kondisi politik internasional selanjutnya

seperti misalnya di inisiasinya pembentukan organisasi internasional seperti PBB, hingga

mempengaruhi berbagai pemikiran mengenai hakikat perdamaian kedepannya.