Rational Emotive Therapy
-
Upload
nur-aisyah -
Category
Documents
-
view
209 -
download
2
Transcript of Rational Emotive Therapy
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 1/30
RATIONAL EMOTIVE THERAPY
A. Konsep Dasar
Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memilikikecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan
bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir
dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional
seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang
disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut
merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi
yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan
irasional.
Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh
dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermindari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir
yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan
dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang
rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara
verbalisasi yang rasional.
Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-
konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu,
yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar
ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC.
1. Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar
individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau
sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi
masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang.
2. Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu
terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan
yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional
(irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir
atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu
menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau
system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran
itu tidak produktif.
3. Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat
atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam
hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan
akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam
bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.
Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis
harus melawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa
menikmati dampak-dampak (effects; E) psikologis positif dari keyakinan-keyakinanyang rasional.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 2/30
Sebagai contoh, “orang depresi merasa sedih dan kesepian karena dia keliru berpikir
bahwa dirinya tidak pantas dan merasa tersingkir”. Padahal, penampilan orang depresi
sama saja dengan orang yang tidak mengalami depresi. Jadi, Tugas seorang terapis
bukanlah menyerang perasaan sedih dan kesepian yang dialami orang depresi,
melainkan menyerang keyakinan mereka yang negatif terhadap diri sendiri.
Walaupun tidak terlalu penting bagi seorang terapis mengetahui titik utama keyakinan-
keyakinan irasional tadi, namun dia harus mengerti bahwa keyakinan tersebut adalah
hasil “pengondisian filosofis”, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang muncul secara otomatis,
persis seperti kebiasaan kita yang langsung mengangkat dan menjawab telepon setelah
mendengarnya berdering.
B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
Dalam perspektif pendekatan konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah,
didalamnya merupakan tingkah laku yang didasarkan pada cara berpikir yang irrasional.
Adapun ciri-ciri berpikir irasional adalah :
1. Tidak dapat dibuktikan
2. Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang
sebenarnya tidak perlu
3. Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang
efektif
Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional disebabkan oleh:
1. Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang akan datang, antara
kenyatan dan imajinasi
2. Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
3. Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang
diajarkan kepada individu melalui berbagai media.
Indikator sebab keyakinan irasional adalah:
1. Manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang
lain dari segala sesuatu yang dikerjakan
2. Banyak orang dalam kehidupan masyarakat yang tidak baik, merusak, jahat, dankejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan, dan dihukum
3. Kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka,
bencana yang dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus
dihadapi oleh manusia dalam hidupnya
4. Lebih mudah untuk menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu dari pada
berusaha untuk menghadapi dan menanganinya
5. Penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa
individu hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan
penderitaan emosional tersebut
6. Pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan
individu dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 3/30
7. Untuk mencapai derajat yang tinggi dalam hidupnya dan untuk merasakan
sesuatu yang menyenangkan memerlukan kekuatan supranatural\
8. Nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung
dari kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain
terhadap individu.
Menurut Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang
“diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini.
Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut.
Ada beberapa jenis “pikiran-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan orang, di
antaranya:
1. Mengabaikan hal-hal yang positif,
2. Terpaku pada yang negatif,
3. Terlalu cepat menggeneralisasi.
Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga keyakinan irasional:
1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang
tidak berguna”:
2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbangkan saya, atau mereka
akan menderita”.
3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”.
C. Tujuan Konseling
1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta
pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan
yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan
sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan
afektif yang positif.
2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri
seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasamarah.
Tiga tingkatan insight yang perlu dicapai klien dalam konseling dengan pendekatan
rasional-emotif :
1. Insight dicapai ketika klien memahami tentang tingkah laku penolakan diri yang
dihubungkan dengan penyebab sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan
keyakinannya tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) pada
saat yang lalu.
2. Insight terjadi ketika konselor membantu klien untuk memahami bahwa apa
yang menganggu klien pada saat ini adalah karena berkeyakinan yang irasionalterus dipelajari dari yang diperoleh sebelumnya.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 4/30
3. Insight dicapai pada saat konselor membantu klien untuk mencapai pemahaman
ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk keluar dari hembatan emosional kecuali
dengan mendeteksi dan melawan keyakinan yang irasional.
Klien yang telah memiliki keyakinan rasional terjadi peningkatan dalam hal :
(1) minat kepada diri sendiri,
(2) minat sosial,
(3) pengarahan diri,
(4) toleransi terhadap pihak lain,
(5) fleksibel,
(6) menerima ketidakpastian,
(7) komitmen terhadap sesuatu di luar dirinya,
(8) penerimaan diri,
(9) berani mengambil risiko,
(10) menerima kenyataan.
Ellis berulang kali menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan,
dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita
harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai
dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi
dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya.
Menurut Ellis, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa orang mengedepankan diri
atau egonya, yaitu kita ingin menegaskan bahwa kita hidup dan dalam keadaan baik-
baik saja, kita ingin menikmati hidup, dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika hal ini
dilihat lebih jauh lagi, ternyata mengedepankan diri atau ego sendiri malah me-
nyebabkan ketidaktenangan, seperti yang diperlihatkan oleh keyakinan-keyakinanirasional berikut ini:
- Aku ini punya kelebihan atau tak berguna.
- Aku ini harus dicintai atau orang yang selalu diperhatikan.
- Aku harus abadi.
- Aku harus jadi orang baik atau orang jahat.
- Aku harus membuktikan diriku.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 5/30
- Aku harus mendapatkan apa pun yang saya inginkan.
Ellis berpendapat bahwa evaluasi-diri yang keterlaluan akan menyebabkan depresi dan
represi, sehingga orang akan mengingkari perubahan. Yang harus dilakukan manusia
demi kesehatan jiwanya adalah berhenti menilai-nilai diri sendiri. Ellis tampaknya agak
skeptis akan keberadaan diri yang “sebenarnya” seperti yang diyakini Homey atauRogers . Dia sangat tidak sepakat dengan gagasan tentang adanya konflik antara diri
yang teraktualisasi dengan citra diri yang dituntut masyarakat. Menurutnya, diri me-
nurut seseorang dan diri menurut masyarakat bukannya saling bertentangan, sebaliknya
saling topang.
Dia juga tidak sepakat dengan gagasan yang menyatakan bahwa ada kesatuan
transpersonal daIam diri atau jiwa. Agama Buddha, umpamanya, bisa berjalan baik
tanpa adanya gagasan ini. Dia juga tidak percaya akan adanya alam bawah sadar mistis
seperti yang diajarkan berbagai tradisi atau psikologi transpersonal yang dikemukakan
ilmu psikologi. Dia menganggap keadaan kejiwaan semacam ini lebih bersifat tidak
otentik ketimbang transenden. Di lain pihak, dia menganggap pendekatannya lahir dari
tradisi kuno kaum Stoik dan didukung oleh pemikiran filosofis, terutama pemikiran
Spinoza. Dia juga melihat adanya kemiripan tertentu antara pendekatannya dengan
eksistensialisme dan psikologis eksistensial. Artinya, pendekatan apa pun yang
menempatkan tanggung jawab ke pundak diri individual beserta keyakinan yang
dipegangnya lebih mirip dengan pendekatan RET-nya Ellis ini.
D. Deskripsi Proses Konseling
• Konseling rasional emotif dilakukan dengan menggunakan prosedur yang
bervariasi dan sistematis yang secara khusus dimaksudkan untuk mengubahtingkah laku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama oleh
konselor dan klien.
• Tugas konselor menunjukkan bahwa masalahnya disebabkan oleh persepsi yang
terganggu dan pikiran-pikiran yang tidak rasional serta usaha untuk mengatasi
masalah adalah harus kembali kepada sebab-sebab permulaan.
Operasionalisasi tugas konselor :
(a) lebih edukatif-direktif kepada klien, dengan cara banyak memberikan
cerita dan penjelasan, khususnya pada tahap awal mengkonfrontasikanmasalah klien secara langsung;
(b) menggunakan pendekatan yang dapat memberi semangat dan memperbaiki
cara berpikir klien, kemudian memperbaiki mereka untuk dapat mendidik
dirinya sendiri dengan gigih dan berulang-ulang menekankan bahwa ide
irrasional itulah yang menyebabkan hambatan emosional pada klien;
(c) mendorong klien menggunakan kemampuan rasional dari pada emosinya;
(d) menggunakan pendekatan didaktif dan filosofis menggunakan humor dan
“menekan” sebagai jalan mengkonfrontasikan berpikir secara irasional.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 6/30
Karakteristik Proses Konseling Rasional-Emotif :
1. Aktif-direktif, artinya bahwa dalam hubungan konseling konselor lebih aktif
membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan memecahkan
masalahnya.
2. Kognitif-eksperiensial, artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus padaaspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang rasional.
3. Emotif-ekspreriensial, artinta bahwa hubungan konseling yang dikembangkan
juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan mempelajari sumber-sumber
gangguan emosional, sekaligus membongkar akar-akar keyakinan yang keliru
yang mendasari gangguan tersebut.
4. Behavioristik, artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan
hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku klien.
E. Teknik Konseling
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat
kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
a. Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk
secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan.
Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
b. Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-
perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa
sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran
tertentu.
c. Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentudengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang
negatif.
Teknik-teknik Behavioristik
a. Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis
dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment).
eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang
irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 7/30
memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan
sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
b. Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik inidilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan
cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan
menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah
tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
Teknik-teknik Kognitif
a. Home work assigments,
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih,
membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut
pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien
diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan
yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang
ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan
latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan
Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien
dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk
membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri
sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien danmengurangi ketergantungannya kepada konselor.
b. Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-
tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru
model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah :
(a) mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang
berhubungan dengan emosinya;
(b) membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak
asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain;
(c) mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan
diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-
tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.
Referensi:
Akhmad Sudratajat. 2008. Pendekatan Konseling Rasional Emotif. dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/23/pendekatan-konseling-rasional-emotif/
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 8/30
DYP Sugiharto, Dr. , M.Pd. Pendekatan-Pendekatan Konseling. (Makalah)
Lutfi Seli Fauzi. 2008. Rational Emotive Therapy. dalam
http://luthfis.wordpress.com/2008/04/03/rational-emotive-theraphy/
Sayekti Pujosuwarno, Dr, M.Pd. 1993. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. MenaraMas Offset
DeskRipSi tenTang peNgaRuh uRuT-uRuTan keLahIran beRikUt ini didaSarkan paDA teOri aNsbAcher dan AnsbAcher (1964), dReikurS(1953), dan Adler(1958) :1. Anak suLung bIaSa'a meNdpatkan peRhaTian beSar dan sLama bBp saAt dIa meNjd aNak tn9gaL, dia sdkitdmanjakan sbg puSat peRhaTian. Dia cendRung uTk biSa d pRcya n pekerja keras n brusha untk bisa tetap ddEpan.
2. Anak keDuadaRi sat d LahIrkan, perhatian yg dterima sama2 d nkmati dg anak Lain. Biasa'a anak k2 i2 brlaku septi iaslalu brLmba adu cepat n slLu daLam kdaan kkwtan penuh. Anak k2 nIe sLah2 slLu dLam kancAh Lat untk saLbh cpat dR kakak'a. Anak k2 ini mengembngkn siasat untk mencAri kLmhan kakak'a untk slnjt'a maju nmendptkn pujian.3. Anak d tengahsering merasa terSingkirkan. Dia ad kemungknan merasa yakin tntng ktdakadilan h!dup ini n mrasa d curangi.Org ini bisa mengambiL skap kashan pd diri sndiri n bisa menjd pRbLem ch!Ld.4. Anak bungsuslLu menjd bwah hati keL n cndRng untk menjd anak yg pLng d manja. Ia memiLki peranan istmewa, krnasmua swdra-swdra'a tLah mendhuLui'a. Anak bungsu cndrng untk mengmbngkn skap yg membwt'a septi yglain akan membngun h!dup'a septi diri'a. Anak bngsu cndRng untk mengmbL jLan sndRi. Mrka seRngmengmbngkn cAra yg tdak trPkirkan oLeh keL'a..5. Anak tung9aL
memiLki pRbLma'a sndRi. Dia memiliki bBp sfat anak sulung. Dia tdak blajar brbgai rasa atau bkrja sama dg
anak2 Lain ttapi alam
teori Gestalt, hal yang perlu diperhatikan adalah konsep tentang form, yaitu suatu
elemen yang terstruktur dan tertutup dalam pandangan visual seseorang. Hukum-hukum
pada teori Gestalt antara lain:
1. Proksimitas atau kedekatan jarak merupakan kondisi yang paling sederhana
dari suatu organisasi. Menurut teori Gestalt, obyek-obyek yang memiliki jarak
yang lebih dekat cenderung dilihat lebih berkelompok secara visual.
2. Similiaritas, bila elemen-elemen memiliki similiaritas atau kualitas yang sama
dalam hal ukuran, tekstur dan warna, maka elemen-elemen tersebut cenderung
akan diamati sebagai suatu kesatuan.
3. Ketertutupan, unit visual cenderung membentuk suatu unit yang tertutup.
Persepsi individu sangat tergantung dari fokus pandangannya, sehingga bagianyang terbuka pada suatu elemen akan otomatis dianggap sebagai suatu yang
tertutup.
4. Kesinambungan , hukum ini menyatakan bahwa seseorang akan cenderung
mengamati suatu elemen yang berkesinambungan sebagai satu kesatuan unit.
5. Bidang dan simetri , hukum ini menyatakan semakin kecil area tertutup dan
simetris semakin cenderung terlihat sebagai suatu unit.
6. Bentuk dan latar , bahwa sebuah obyek akan terlihat berbeda ketika sebuah
bentuk memiliki latar yang kontras.
Esensi dari teori Gestalt adalah bahwa keseluruhan lebih penting daripada
bagian-bagiannya. Teori Gestalt menjelaskan bahwa persepsi tidak berdasarkan padarespon yang terisolasi terhadap stimulus khusus, tetapi lebuh kepada reaksi terhadap
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 9/30
stimulus total. Implikasi lain dari persepsi adalah adanya reaksi aktif terhadap
lingkungan. Manusia secara aktif akan membuat struktur dan mengatur perasaan
terhadap stimulus yang ada. (Deddy Halim, 2005)
Berikutnya adalah teori transaksional, teori ini menjelaskan tentang peranan
pengalaman persepsi dan menekankan hubungan dinamis antara manusia danlingkungan. Persepsi merupakan transaksi di mana lingkungan dan pengamat saling
bergantung satu dengan yang lainnya. William Ittelson (1960) mendefenisikannya
sebagai berikut:
“Persepsi adalah bagian dari proses yang hidup, di mana setiap orang, dari sudut
pandangnya masing-masing menciptakan dunianya dalam mencapai kepuasan”.
Persepsi adalah transaksi saling bergantung antara lingkungan dan pengamat (Deddy
Halim, 2005). Informasi yang didapat seseorang dari lingkungan memiliki properti-
properti simbolis yang memberi makna, kualitas ambient (tidak kasat mata),
memunculkan respon-respon emosional, dan pesan-pesan motivasional yang
menstimulus kebutuhan. Seseorang juga menempatkan nilai dan properti estetik
terhadap hal tersebut. Karena manusia membutuhkan persepsi untuk memahami
lingkungan sebagai sebuah pola hubungan yang penuh makna, maka pengalaman masa
lalu membentuk dasar-dasar pemahaman terhadap hal yang baru.
Kontribusi penting dari teori transaksional terhadap teori desain arsitektur adalah,
pengalaman membentuk orang untuk memberi perhatian kepada lingkungan dan kepada
apa yang penting bagi dirinya.
Salah satu aspek penting dari desain interior adalah mengenai jumlah privasi yangdisediakan. Altman (1975) mendefenisikan privasi sebagai kontrol seleksi manusia
untuk mengakses kepentingan diri sendiri dan kelompok. Defenisi ini mempunyai dua
elemen penting; pertama adalah privasi sebagai kemampuan untuk memisahkan diri
dari orang lain, dan kedua adanya ukuran-ukuran fisik dari ruang untuk mendapatkan
privasi. Altman (1975) mengakui pentingnya aspek privasi ruang personal untuk
menyajikan informasi mengenai diri seseorang. Karena privasi ini merupakan proses
dinamis, sejauh mana orang itu terbuka atau tertutup dari orang lain. Ruang personal
dan perilaku teritorial adalah mekanisme privasi yang setidaknya bisa diterima
seseorang untuk mencapai tujuannya (Deddy Halim, 2005).
Setiap orang menginginkan adanya komunikasi dari aspek-aspek kepribadian merekadengan orang lain yang mampu merefleksikan keterikatan mereka terhadap ruang. Sifat
privasi dalam arsitektur cenderung dipersonalisasi dengan dukungan presentasi dan
informasi dari lingkungan fisiknya.
Banyak penelitian tentang jarak proksemik yang telah dilakukan, varian yang didapat
antara lain jarak intim (0-0,45m), jarak pribadi (0,45-1,2m), jarak sosial (1,2-3,6m),
jarak publik (>3,6m), jika dibagi menjadi subfase pada masing-masing jaraknya, akan
didapat hal sebagai berikut:
Jarak intim
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 10/30
• fase dekat (0-15 cm): perlindungan dan kasih sayang, pandangan tidak tajam,
tidak perlu suara
• fase jauh (15-45 cm): jarak sentuh, tidak layak di muka umum, pandangan
terdistorsi, bau tercium, suara berbisik
Jarak pribadi
• fase dekat (0,45-0,75 m): mempengaruhi perasaan, pandangan terganggu, fokus
lelah, tekstur jelas.
• fase jauh (0,75-1,2 m): pembicaraan soal pribadi, pandangan baik, suara
jelas/perlahan.
Jarak sosial
• fase jauh (2,1-3,6 m): melihat diri, formalitas.
• fase dekat (1,2-2,1 m): dominasi dan kerja sama.
Jarak publik
• fase jauh (>7,5 m): pembicara dengan audiens.
• fase dekat (3,6-7,5 m): belum saling kenal.
Studi menunjukaan bahwa perbedaan individu dan situasi selain menentukan jarak
personal juga mempengaruhi orienasi tubuh seseorang terhadap orang lain. Salah
satunya adalah variabel jenis kelamin, misalnya laki-laki lebih menyukai posisi
berhadapan (muka- muka) dengan orang yang disukainya, sementara perempuan lebih
suka memilih posisi bersebelahan.
Hal ini dibuktikan oleh penelitian Byrne, Baskett, dan Hodges (1971) yang melakukam
eksperimen, dimana subyek lelaki dan perempuan dimasukkan ke dalam ruang yang
memiliki posisi duduk bersebelahan dan berhadapan dan terdiri dari dua kelompok
orang; yang disukainya dan yang tidak disukainya. Subyek perempuan memilh duduk
bersebelahan dengan kelompok yang disukainya, sedangkan lelaki memilih berhadap-
hadapan dengan kelompok yang disukainya.
Altman (1975) mengajukan suatu model yang menghubungkan privasi, ruang personal,
teritorial, dan kesesakan dengan mengenggap “sesak” sebagai akibat dari kegagalan
mencapai tingkat privasi yang diinginkan.
(Psikologi Arsitektur – Dedy Hal
Analisis transaksional (TA) adalah merupakan teori kepribadian dan sistem yang
terorganisir dari terapi interaksional. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa disaat
kita membuat keputusan berdasarkan premis premis masa lalu yang pada suatu waktu
sesuai dengan kebutuhan kelangsungan hidup kita tetapi yang mungkin tidak lagi
berlaku. TA menekankan aspek kognitif dan perilaku dari proses terapeutik. Dalam TA
ada tiga sekolah diakui klasik, Schiffian (atau reparenting), dan redecisionaland duasekolah tidak resmi diidentifikasi sebagai reparenting diri dan korektif orangtua.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 11/30
Redecisional sekolah yang telah diperoleh dalam menonjol dan merupakan fokus dari
bab ini.
Tujuan dari analisis transaksional adalah otonomi, yang didefinisikan sebagai
kesadaran, spontanitas, dan kapasitas untuk keintiman. Dalam mencapai otonomi orang
mempunyai kapasitas untuk membuat keputusan baru (redecide), sehinggamemberdayakan diri mereka sendiri dan mengubah arah hidup mereka. Sebagai bagian
dari proses terapi TA, klien belajar bagaimana mengenali tiga status ego Parent,
Dewasa, dan Anak di mana mereka berfungsi. Klien juga belajar bagaimana perilaku
mereka saat ini sedang dipengaruhi oleh aturan-aturan yang mereka terima dan
dimasukkan sebagai anak-anak dan bagaimana mereka dapat mengidentifikasi
“lifescript” yang menentukan tindakan mereka. Pendekatan ini berfokus pada keputusan
awal bahwa setiap orang telah dibuat, dan menekankan kemampuan klien untuk
membuat keputusan-keputusan baru untuk mengubah aspek kehidupan mereka yang
tidak lagi bekerja.
TA adalah terpisah dari pendekatan terapeutik paling lain dalam kontrak itu dan
putusan. Kontrak, yang dikembangkan oleh klien, dengan jelas menyatakan tujuan dan
arah dari proses terapeutik. Klien dalam membangun TA dan arah tujuan mereka dan
menjelaskan bagaimana mereka akan berbeda saat mereka menyelesaikan kontrak
mereka. Kontraktual aspek dari proses terapi cenderung menyamakan kekuatan terapis
dan klien. Ini adalah tanggung jawab klien untuk memutuskan apa yang mereka akan
berubah. Untuk mengubah keinginan mereka menjadi kenyataan, klien diperlukan
untuk secara aktif mengubah perilaku mereka.
Latar Belakang Sejarah
Analisis transaksional awalnya dikembangkan oleh almarhum Eric Berne (1961), yang
dilatih sebagai psikoanalis Freud dan psikiater. TA berevolusi dari Berne ketidakpuasan
dengan lambatnya psikoanalisis dalam menyembuhkan orang-orang dari masalah
mereka. Berne keberatan utama psikoanalisis adalah bahwa sudah waktunya memakan,
kompleks, dan kurang dikomunikasikan kepada klien. Secara historis, TA
dikembangkan sebagai perpanjangan psikoanalisis dengan konsep dan teknik khusus
dirancang untuk kelompok perlakuan. Berne menemukan bahwa dengan menggunakan
TA kliennya adalah membuat perubahan signifikan dalam kehidupan mereka. Sebagai
teori kepribadian berevolusi, Berne berpisah dengan psikoanalisis untuk mengabdikan
diri penuh waktu untuk teori dan praktek TA (Dusay, 1986).
Bern (1961) merumuskan konsep-konsep sebagian besar dari TA dengan
memperhatikan apa yang dikatakan kliennya. Dia percaya anak-anak muda
mengembangkan sebuah rencana pribadi untuk kehidupan mereka sebagai strategi
untuk bertahan hidup fisik dan psikologis dan bahwa orang-orang yang dibentuk dari
beberapa tahun pertama mereka dengan sebuah script yang mereka ikuti selama sisa
hidup mereka. Dia mulai melihat keadaan ego muncul yang berkorelasi dengan
pengalaman masa kecil pasiennya. Dia menyimpulkan bahwa status Ego Anak ini
berbeda dari “dewasa” ego status. Kemudian ia menduga bahwa ada dua “orang
dewasa” menyatakan: satu ia disebut ego Parent status, yang tampaknya menjadi
sebuah salinan dari orang tua, yang lain yang merupakan bagian rasional orang, ia
menamakan ego Dewasa menyatakan.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 12/30
Empat fase dalam perkembangan TA telah diidentifikasi oleh Dusay dan Dusay (1989).
Fase pertama (1955-1962) mulai dengan Berne ‘s identifikasi status ego (Orangtua,
Dewasa, dan Anak), yang memberikan perspektif dari yang untuk menjelaskan berpikir,
merasa, dan berperilaku. Dia memutuskan bahwa cara untuk mempelajari kepribadian
adalah untuk mengamati di sini-dan-sekarang fenomena seperti klien suara, gerak
tubuh, dan kosa kata. Kriteria diamati ini memberikan dasar untuk menyimpulkanseseorang sejarah masa lalu dan untuk memprediksi masalah masa depan. Tahap kedua
(1962 – 1966) berfokus pada transaksi dan “permainan.” Masa ini merupakan masa
dimana TA menjadi populer karena kosa kata lugas dan karena orang-orang bisa
mengenali permainan mereka sendiri.
Pada saat ini TA untuk pertama kalinya dikenal sebagai suatu pendekatan kognitif,
dengan sedikit perhatian yang diberikan terhadap emosi. Tahap ketiga (1966-1970)
memberikan perhatian pada skrip lifescripts dan analisis. Sebuah internal lifescript
adalah rencana yang menentukan arah kehidupan seseorang. Fase keempat (1970
sampai sekarang) dicirikan oleh penggabungan teknik-teknik baru dalam praktek TA
(seperti orang-orang dari kelompok pertemuan gerakan, terapi Gestalt, dan psikodrama). TA bergerak ke arah lebih aktif dan emotif model sebagai cara untuk
menyeimbangkan awal penekanan pada faktor-faktor kognitif dan wawasan (Dusay &
Dusay, 1989, hal 448).
Bab ini menyoroti perluasan pendekatan Berne oleh Mary dan almarhum Robert
Goulding (1979), pemimpin dari sekolah redecisional TA. The Gouldings berbeda dari
pendekatan Bernian klasik dalam beberapa cara. Mereka telah digabungkan TA dengan
prinsip-prinsip dan teknik-teknik terapi Gestalt, terapi keluarga, psikodrama, dan terapi
perilaku.
Pendekatan yang redecisional pengalaman anggota kelompok membantu kebuntuan
mereka, atau titik di mana mereka merasa terjebak. Mereka menghidupkan kembali
konteks di mana mereka membuat keputusan sebelumnya, beberapa di antaranya tidak
fungsional, dan mereka membuat keputusan baru yang fungsional. Redecisional terapi
ini bertujuan untuk membantu orang menantang diri mereka untuk menemukan cara-
cara di mana mereka menganggap diri mereka dalam peran dan victimlike untuk
memimpin hidup mereka dengan memutuskan untuk diri mereka sendiri bagaimana
mereka akan berubah.
2. KONSEP KUNCI
a. Pandangan mengenai Hakekat Manusia
Analisis transaksional berakar pada filsafat antideterministic. Menempatkan iman
dalam kapasitas kita untuk mengatasi kebiasaan pola dan untuk memilih tujuan-tujuan
baru dan perilaku. Namun, ini tidak berarti bahwa kita bebas dari pengaruh kekuatan
sosial. Ia mengakui bahwa kami dipengaruhi oleh ekspektasi dan tuntutan orang lain
yang signifikan, terutama karena awal kami keputusan dibuat pada suatu waktu dalam
hidup ketika kita sangat tergantung pada orang lain. Kami membuat keputusan-
keputusan tertentu agar dapat bertahan hidup, baik secara fisik dan psikologis, pada titik
tertentu dalam kehidupan. Tapi keputusan awal ini dapat ditinjau dan menantang, dan
jika mereka tidak lagi melayani kita, maka keputusan-keputusan baru dapat dibuat.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 13/30
b. Status Ego
Status ego adalah serangkaian terkait pikiran, perasaan, dan perilaku di mana bagian
dari kepribadian seorang individu dimanifestasikan pada waktu tertentu (Stewart &
Joines, 1987). Semua transaksi analis bekerja dengan status-status ego, yang mencakup
aspek penting dari kepribadian dan dianggap penting dan karakter pembeda dari TAterapi (Dusay, 1986). Setiap orang memiliki trio dasar Parent, Dewasa, dan Anak
(PAC), dan pergeseran terus-menerus individu dari salah satu status yang lain, perilaku
mewujudkan ego kongruen dengan keadaan saat ini. Salah satu definisi dari otonomi
adalah kemampuan untuk bergerak dengan kelincahan dan niat melalui ego status dan
beroperasi dalam satu yang paling sesuai dengan realitas situasi tertentu.
Status Ego Orang Tua mengandung nilai-nilai, moral, inti keyakinan, dan perilaku
digabungkan dari figur otoritas yang signifikan, terutama orang tua. Dari luar, keadaan
ego ini diungkapkan kepada orang lain dalam memelihara kritis atau perilaku. Kita
masing-masing memiliki “Pemeliharaan Parent” dan “Critical Parent.” Dalam hati, itu
dialami sebagai pesan orang tua tua yang terus mempengaruhi Anak batin. Ketika kita
berada dalam ego Parent status, kita bereaksi terhadap situasi-situasi seperti yang kita
bayangkan orang tua kita mungkin akan bereaksi, atau kita dapat bertindak terhadap
orang lain seperti orang tua kita bertindak ke arah kami. Orang Tua berisi semua
“keharusan” dan “oughts” dan aturan lainnya untuk hidup. Ketika kita berada dalam
keadaan yang ego, kita dapat bertindak dengan cara yang sangat mirip dengan yang
dimiliki orang tua kita atau orang penting lainnya dalam kehidupan awal kita. Kami
dapat menggunakan beberapa dari mereka sangat frasa, dan postur tubuh kita, gerak-
gerik, suara, dan perilaku yang dapat mereplikasi kami alami di orangtua kita.
Status Ego Dewasa adalah prosesor data. Ini adalah bagian dari tujuan orang, yangmengumpulkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Ini bukan emosional atau
menghakimi, tetapi bekerja dengan fakta dan dengan realitas eksternal. The Dewasa ini
tanpa gairah keyakinan, tetapi banyak masalah juga memerlukan empati dan intuisi
untuk diselesaikan.
Status Ego Anak adalah keaslian dari bagian hidup kita dan yang paling alami siapa
kita. Terdiri dari perasaan, impuls, dan tindakan spontan dan termasuk “rekaman”
pengalaman awal. Ego Anak status dibagi menjadi Anak Alam (NC) dan Diadaptasi
Anak (AC), yang keduanya memiliki aspek positif dan negatif. Aspek-aspek positif dari
Anak Alam adalah spontan, pernah begitu dicintai, mencintai dan menarik bagian-
bagian dari kita semua. Aspek negatif dari Anak Alam adalah menjadi impulsif untuk tingkat keselamatan kita terganggu. Aspek positif dari Diadaptasi Anak adalah bahwa
kita menanggapi dengan tepat dalam situasi sosial. Aspek negatif dari melibatkan Anak
overadapting Diadaptasi mana kita menyerahkan kekuasaan dan diskon kami nilai kita,
nilai, dan martabat.
Klien dalam terapi TA pertama diajarkan bagaimana mengenali di mana status ego
mereka berfungsi pada waktu tertentu: Pemeliharaan Parent, Critical Parent, Adult,
Pemeliharaan Anak, atau Diadaptasi Anak. Tujuannya adalah untuk memungkinkan
mereka untuk memutuskan secara sadar apakah status atau status bagian lain yang
paling sesuai atau berguna.
c. Kebutuhan Strokes
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 14/30
Manusia harus dirangsang secara fisik, sosial, dan intelektual. Ketika kita tumbuh dan
berkembang, kita perlu diakui untuk siapa kita dan apa yang kita lakukan. Hal ini perlu
untuk rangsangan dan pengakuan ini disebut sebagai “stroke”; stroke adalah setiap
tindakan pengakuan atau sumber rangsangan.
Sebuah premis dasar dari pendekatan TA adalah bahwa manusia harus menerima baik secara fisik dan psikologis “stroke” untuk mengembangkan rasa percaya di dunia dan
dasar untuk mencintai diri mereka sendiri. Ada banyak bukti bahwa kurangnya kontak
fisik dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bayi dan, dalam kasus
ekstrim, dapat menyebabkan kematian. Psikologis stroke verbal dan nonverbal tanda-
tanda penerimaan dan pengakuan juga diperlukan untuk orang-orang sebagai
konfirmasi dari nilai mereka.
Strokes dapat diklasifikasikan sebagai verbal atau nonverbal, tanpa syarat (menjadi)
atau bersyarat (melakukan), dan positif atau negatif. Bersyarat stroke berkata “Aku
akan menyukai Anda jika dan ketika Anda cara tertentu”; mereka diterima untuk
melakukan sesuatu. Stroke tanpa syarat berkata “Saya bersedia menerima Anda karena
siapa Anda dan untuk menjadi siapa diri Anda, dan kami dapat menegosiasikan
perbedaan-perbedaan kita.” Positif stroke berkata “Aku suka kamu,” dan mereka dapat
dinyatakan dengan hangat sentuhan fisik, kata-kata menerima , penghargaan, senyum,
dan ramah gerakan. Stroke ini diperlukan untuk perkembangan psikologis orang yang
sehat. Stroke negatif berkata “Aku tidak suka kamu,” dan mereka juga dapat dinyatakan
baik secara verbal dan nonverbal. Menariknya, stroke negatif dianggap lebih baik
daripada tidak ada stroke pada segala yang ada, untuk diabaikan.
Teori TA memperhatikan bagaimana orang-orang struktur waktu mereka untuk
mendapatkan stroke. Ini juga terlihat pada rencana hidup individu untuk menentukan jenis stroke mereka berdua mendapatkan dan memberikan. Menurut TA, itu behooves
kita untuk menjadi sadar akan stroke kita bertahan hidup, the strokes bahwa kami
berdua meminta dan menerima, dan stroke yang kita berikan kepada orang lain.
d. Perintah dan Counterinjunctions
The Gouldings ‘redecision kerja didasarkan pada konsep-konsep TA perintah dan
keputusan-keputusan awal (M. Goulding, 1987). Kalau orangtua senang dengan
perilaku anak, pesan-pesan yang diberikan sering lebih bersifat menizinkan. Namun,
ketika orangtua merasa terancam oleh perilaku anak, pesan-pesan yang sering
diungkapkan cenderung berbentuk perintah, yang dikeluarkan dari orangtua ‘Anak egostatus. Seperti pesan-ekspresi kekecewaan, frustrasi, kecemasan, dan ketidakbahagiaan-
menetapkan “tidak boleh dilakukan” oleh anak-anak yang belajar untuk hidup. Keluar
dari penderitaan mereka sendiri, orang tua dapat mengeluarkan pendek ini, tapi daftar
besar perintah umum: “Jangan.” “Jangan.” “Jangan dekat.” “Jangan terpisah dari saya.”
“Jangan seks Anda.” “Jangan mau.” “Tidak perlu.” “Jangan berpikir.” “Jangan
merasa.” “Jangan tumbuh dewasa.” “Don ‘ t menjadi seorang anak. “” Jangan berhasil.
“” Jangan kau. “” Jangan waras. “” Jangan baik. “” Jangan milik “(M. Goulding, 1987;
Goulding & Goulding, 1979). Pesan-pesan ini sebagian besar diberikan tanpa kata-kata
dan pada tingkat psikologis antara kelahiran dan 7 tahun.
Kalau orangtua mengamati anak laki-laki atau perempuan mereka tidak berhasil, atautidak nyaman dengan siapa mereka, mereka berusaha untuk “counter” efek dari pesan
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 15/30
sebelumnya dengan counterinjunctions. Pesan ini datang dari orang tua ‘ego Parent
status dan diberikan pada tingkat sosial. Mereka menyampaikan “keharusan,” “oughts,”
dan “dos” harapan orang tua. Contoh counterinjunctions adalah “Jadilah sempurna.”
“Coba keras.” “Cepat.” “Jadilah kuat.” “Tolong aku.” Masalahnya dengan
counterinjunctions ini adalah bahwa tak peduli berapa banyak kita mencoba untuk
menyenangkan kita merasa seolah-olah kita masih tidak melakukan cukup atau tidak cukup. Hal ini menunjukkan aturan bahwa pesan-pesan yang diberikan pada tingkat
psikologis jauh lebih kuat dan bertahan lama daripada yang diberikan pada tingkat
sosial.
Perintah ini tidak hanya ditanam di kepala kita sementara kita duduk dengan pasif.
Menurut Maria Goulding (1987), baik anak-anak memutuskan untuk menerima pesan
orang tua atau untuk melawan mereka. Dengan membuat keputusan dalam menanggapi
perintah nyata atau khayalan, kami menganggap beberapa tanggung jawab untuk
mengindoktrinasi diri kita sendiri. Klien dalam terapi TA mengeksplorasi “keharusan”
dan “shouldn’ts,” the “dos” dan “tidak boleh dilakukan” oleh yang mereka telah dilatih
untuk hidup, dan bagaimana mereka memungkinkan mereka untuk beroperasi dalamhidup mereka. Langkah pertama dalam membebaskan diri dari perilaku yang sering
didikte oleh irasional dan umumnya tidak kritis menerima pesan dari orang tua adalah
kesadaran akan perintah-perintah spesifik dan counterinjunctions bahwa seseorang telah
diterima sebagai seorang anak. Setelah klien telah mengidentifikasi dan menjadi sadar
akan diinternalisasikan ini “keharusan,” “oughts,” “dos,” “tidak boleh dilakukan,” dan
“musts,” mereka berada dalam posisi yang lebih baik untuk secara kritis memeriksa
mereka untuk menentukan apakah mereka bersedia terus hidup oleh mereka.
e. Keputusan dan Redecisions
Analisis transaksional menekankan kemampuan kita untuk menyadari keputusan yang
mengatur perilaku kita dan kemampuan untuk membuat keputusan baru yang akan
menguntungkan mengubah arah hidup kita. Bagian ini membahas keputusan yang
dibuat sebagai respons terhadap perintah orang tua dan kontra-perintah dan
menjelaskan proses redecisional.
Daftar berikut, berdasarkan Gouldings karya (1978, 1979), termasuk perintah umum,
dan beberapa kemungkinan keputusan yang dapat dibuat sebagai tanggapan terhadap
mereka.
1. ‘Jangan melakukan kesalahan.’ Anak-anak yang mendengar dan menerima pesan ini sering takut mengambil risiko yang dapat membuat mereka terlihat
bodoh. Mereka cenderung menyamakan membuat kesalahan dengan menjadi
kegagalan. * Kemungkinan keputusan: ‘Aku takut untuk membuat keputusan
yang salah, jadi aku hanya tidak akan memutuskan.’ ‘Karena aku membuat
pilihan yang bodoh, aku tidak akan memutuskan sesuatu yang penting lagi!’
‘Sebaiknya aku menjadi sempurna jika aku berharap untuk dapat diterima.’
2. “Jangan.” Pesan mematikan ini sering diberikan tanpa kata-kata dengan cara
orangtua terus (atau tidak ditahan) anak. Pesan dasar “Aku berharap kau tidak
dilahirkan.” * Kemungkinan keputusan: “Aku akan terus mencoba sampai aku
mendapatkan kau mencintaiku.”
3. “Jangan dekat.” Terkait dengan perintah ini adalah pesan “Jangan percaya” dan“Jangan cinta.” * Kemungkinan keputusan: “Aku membiarkan diriku cinta
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 16/30
sekali, dan itu menjadi bumerang. Jangan pernah lagi! “” Karena hal itu
menakutkan untuk mendapatkan dekat, aku akan tetap sendiri jauh. “
4. “Jangan menjadi penting.” Jika Anda terus-menerus diskon ketika Anda
berbicara, Anda cenderung percaya bahwa Anda tidak penting. * Kemungkinan
keputusan: “Jika, secara kebetulan, aku pernah lakukan menjadi penting, aku
akan mengecilkan prestasi saya.”5. “Jangan anak.” Pesan ini mengatakan: “Selalu bertindak dewasa!” “Jangan
kekanak-kanakan.” “Tetaplah kontrol diri.” * Kemungkinan keputusan: “Aku
akan mengurus orang lain dan tidak akan meminta banyak diriku sendiri.” “Aku
tidak akan membiarkan diriku bersenang-senang.”
6. “Jangan tumbuh.” Pesan ini diberikan oleh ketakutan orangtua yang enggan
anak dari tumbuh dewasa dalam banyak cara. * Kemungkinan keputusan: “Aku
akan tinggal seorang anak, dan dengan cara itu aku akan mendapatkan orang tua
saya untuk menyetujui saya.” “Aku tidak akan seksual, dan cara itu ayahku
tidak akan mendorong aku pergi.”
7. “Jangan berhasil.” Jika anak-anak secara positif diperkuat untuk gagal, mereka
dapat menerima pesan bukan untuk mencari kesuksesan. * Kemungkinankeputusan: “Aku tidak akan pernah melakukan apa pun yang cukup sempurna,
jadi kenapa coba?” “Aku akan berhasil, tidak peduli apa yang diperlukan.”
“Kalau aku tidak berhasil, maka saya akan tidak harus tinggal sampai dengan
harapan yang tinggi lainnya telah dari saya.”
8. “Jangan kau.” Ini menyarankan untuk melibatkan anak-anak bahwa mereka
adalah salah seks, bentuk, ukuran, warna, atau memiliki ide atau perasaan yang
tidak dapat diterima kepada sosok orang tua. * Kemungkinan keputusan:
“Mereka akan mencintai saya hanya jika aku seorang anak laki-laki
(perempuan), sehingga tidak mungkin untuk mendapatkan cinta mereka.” “Aku
akan berpura-pura I’ma anak laki-laki (perempuan).”9. “Jangan waras” dan “Jangan terlihat sehat.” Sebagian anak-anak mendapat
perhatian hanya ketika mereka secara fisik sakit atau bertindak gila. *
Kemungkinan keputusan: “Aku akan sakit, dan kemudian aku akan termasuk.”
“Saya gila.”
10. “Jangan milik.” Perintah ini dapat menunjukkan bahwa keluarga merasa bahwa
anak tidak
milik di mana saja. * Kemungkinan keputusan: “Aku akan menjadi seorang penyendiri
selamanya.” “Aku tidak akan pernah punya tempat.” Apa pun perintah orang-orang
yang telah menerima, dan apa pun yang dihasilkan keputusan-keputusan hidup, analisis
transaksional berpendapat bahwa orang dapat membuat hidup substantif perubahandengan mengubah keputusan mereka-oleh redeciding pada saat itu. Sebuah asumsi
dasar TA adalah bahwa apa pun yang telah dipelajari dapat relearned.
Sebagai bagian dari proses terapi TA, klien sering didorong untuk kembali ke masa
kanak-kanak adegan di mana mereka tiba pada keputusan yang membatasi diri. Terapis
dapat memfasilitasi proses ini dengan salah satu intervensi berikut: “Ketika Anda
berbicara, berapa lama yang Anda rasakan?” “Apakah apa yang Anda katakan
mengingatkan Anda tentang sewaktu-waktu ketika Anda masih kecil?” “Apa gambar
yang datang ke pikiran Anda sekarang? “” Bisakah Anda membesar-besarkan bahwa
kerutan di wajah Anda? Apa perasaan Anda? Adegan apa yang muncul dalam pikiran
saat Anda mengalami kening berkerut Anda? “
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 17/30
Mary Goulding (1987) mengatakan bahwa ada banyak cara untuk membantu klien
untuk kembali ke beberapa titik kritis dalam masa kanak-kanak. “Begitu di sana,” ia
menambahkan, “reexperiences klien adegan, dan kemudian dia menghidupkan kembali
dalam fantasi dalam beberapa cara baru yang memungkinkan dirinya untuk menolak
keputusan lama” (hal. 288). Setelah klien mengalami berada di redecision dari adegan
tua, desain eksperimen mereka sehingga mereka dapat mempraktekkan perilaku baruuntuk memperkuat redecision mereka baik dalam dan keluar dari kantor terapi.
Dengan masing-masing dari sepuluh perintah-perintah dasar yang telah diuraikan
sebelumnya (dan beberapa kemungkinan keputusan yang mengalir dari mereka), ada
banyak kemungkinan untuk keputusan-keputusan baru. Dalam setiap kasus terapis
memilih adegan awal yang sesuai dengan perintah klien / pola keputusan, sehingga
adegan akan membantu klien ini membuat redecision tertentu. Misalnya, adegan
Brenda menghidupkan kembali bersama orang tuanya ketika dia membelai positif atas
kegagalan atau sedang negatif membelai untuk berhasil. Itu rupanya pada saat-saat
bahwa dia menerima perintah “Jangan sukses.” Terapis nya tantangan nya untuk
memeriksa apakah keputusan, yang mungkin telah fungsional atau bahkan perlu dimasa lalu, saat ini tepat. Dia mungkin redecide bahwa “Aku akan membuat itu, dan aku
berhasil, meskipun itu bukan apa yang Anda inginkan dari aku.” Contoh lain adalah
Jason, yang akhirnya melihat bahwa ia menanggapi perintah ayahnya “Jangan tumbuh”
dengan memutuskan tetap tak berdaya dan belum dewasa. Dia ingat belajar bahwa
ketika ia independen ayahnya berteriak kepadanya dan, ketika ia tak berdaya, ia diberi
perhatian ayahnya. Karena ia ingin persetujuan ayahnya, Jason memutuskan, “Aku akan
tetap menjadi seorang anak selama-lamanya.” Selama sesi terapi, Jason kembali ke
masa kanak-kanak adegan di mana ia membelai untuk ketidakberdayaan, dan dia
berbicara kepada ayahnya sekarang berada dalam cara yang dia tidak pernah melakukan
seperti seorang anak: “Ayah, walaupun aku masih ingin persetujuan Anda, saya tidak perlu itu ada. Penerimaan Anda tidak sebanding dengan harga aku harus membayar.
Aku mampu memutuskan untuk diri sendiri dan berdiri di kedua kakiku sendiri. Aku
akan menjadi orang yang saya inginkan, bukan anak itu yang kau ingin aku berada.”
Dalam hal ini bekerja redecision Brenda dan Jason masukkan fantasi masa lalu dan
menciptakan adegan-adegan di mana mereka dapat dengan aman menyerah tua dan saat
ini tidak sesuai keputusan awal, karena keduanya dipersenjatai dengan pemahaman di
masa sekarang yang memungkinkan mereka untuk menghidupkan kembali
pemandangan dengan cara yang baru. Proses redecision adalah awal dan bukan akhir.
The Gouldings (1979) percaya bahwa adalah mungkin untuk memberikan akhir baru ke
adegan di mana keputusan dibuat asli-akhir baru yang sering menghasilkan sebuah awal baru yang memungkinkan klien untuk berpikir, merasa, dan bertindak dalam cara-cara
direvitalisasi. Setelah klien mengalami fantasi redecision melalui kerja, mereka dan
eksperimen desain terapis mereka sehingga mereka dapat mempraktekkan perilaku baru
untuk memperkuat keputusan mereka. The Gouldings mempertahankan bahwa klien
dapat menemukan kemampuan untuk mandiri dan untuk mengalami rasa kebebasan,
semangat, dan energi.
e. Games
Sebuah transaksi, yang dianggap sebagai unit dasar komunikasi, terdiri dari stroke
pertukaran antara dua atau lebih banyak orang. Sebuah permainan adalah serangkaian berkelanjutan transaksi yang berakhir dengan hasil negatif diminta oleh skrip yang
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 18/30
mengakhiri permainan dan kemajuan suatu cara untuk merasa buruk. Sesuai dengan
sifatnya, permainan yang dirancang untuk mencegah keintiman. Permainan terdiri dari
tiga elemen dasar: serangkaian transaksi yang saling melengkapi di permukaan tampak
masuk akal; sebuah transaksi yang tersembunyi adalah agenda tersembunyi dan hasil
negatif yang mengakhiri permainan dan merupakan tujuan sesungguhnya dari
permainan.
Bern (1964) menggambarkan sebuah antologi permainan yang berasal dari tiga posisi:
penganiaya, penyelamat, dan korban. Misalnya, orang yang telah memutuskan mereka
tidak berdaya mungkin memainkan beberapa versi dari “Poor Me” atau “Kick Me.”
Mahasiswa “kehilangan” atau “lupa” mengerjakan PR untuk kedua kalinya minggu ini
dan membuat pengumuman secara terbuka di kelas. Guru marah, dan mahasiswa yang
mengambil hasil dan mendapatkan perhatian dibayar dalam proses. Orang-orang yang
merasa lebih unggul mungkin baik menganiaya atau penyelamatan. Para penganiaya
memainkan beberapa bentuk “Baik” atau “Treatment” (mencari-cari kesalahan),
sedangkan penyelamat memainkan beberapa bentuk “Saya hanya berusaha membantu
Anda.” Bern menggambarkan berbagai permainan umum, termasuk “Ya, tetapi , “”Kick me, “” lelah, “” Kalau bukan karena Anda, “” Martyr, “” Bukankah itu
mengerikan, “” Aku hanya berusaha membantu Anda, “” keributan, “dan” Lihat apa
yang membuat saya lakukan! “Permainan selalu memiliki beberapa hasil (atau kalau
tidak mereka tidak akan diabadikan), dan satu hadiah umum adalah dukungan untuk
keputusan yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Misalnya, orang yang telah
memutuskan bahwa mereka tidak berdaya mungkin memainkan “Ya, tetapi” permainan.
Mereka meminta orang lain untuk bantuan dan kemudian menyambut saran dengan
daftar alasan mengapa saran tidak akan bekerja; demikian, mereka merasa bebas untuk
berpegang teguh pada ketidakberdayaan mereka. Pecandu dari “Kick me” permainan
sering orang-orang yang telah memutuskan untuk ditolak; mereka menetapkan diriuntuk dianiaya oleh orang lain sehingga mereka dapat memainkan peran sebagai korban
yang tidak ada yang suka.
Dengan terlibat dalam bermain game, orang-orang menerima stroke dan juga
memelihara dan mempertahankan keputusan awal mereka. Mereka menemukan bukti
untuk mendukung pandangan mereka tentang dunia, dan mereka mengumpulkan
perasaan buruk. Ini perasaan yang tidak menyenangkan orang mengalami setelah
permainan yang dikenal sebagai raket. Sebuah raket yang akrab perasaan emosi yang
dipelajari dan didorong di masa kanak-kanak dan berpengalaman dalam berbagai situasi
stres, tetapi sebagai orang dewasa maladaptive sarana pemecahan masalah (Stewart &
Joines, 1987). Raket punya banyak kualitas yang sama seperti perasaan orang-orang itusebagai anak-anak. Raket ini dipelihara dengan benar-benar memilih situasi yang akan
mendukung mereka. Oleh karena itu, orang-orang yang biasanya merasa tertekan,
marah, atau bosan dapat secara aktif mengumpulkan perasaan ini dan memberi makan
mereka ke dalam perasaan lama pola-pola yang sering mengakibatkan stereotip cara
berperilaku. Mereka juga memilih permainan mereka akan bermain untuk
mempertahankan raket mereka. Ketika orang-orang “merasa buruk,” mereka sering
mendapat simpati dari orang lain atau mengendalikan orang lain dengan suasana hati
buruk mereka.
Dalam terapi, klien TA diajarkan untuk membuat hubungan antara permainan mereka
bermain sebagai anak-anak dan orang-orang yang bermain sekarang-misalnya, bagaimana mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian di masa lalu dan bagaimana
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 19/30
upaya-upaya masa lalu itu berhubungan dengan permainan mereka bermain sekarang
untuk mendapatkan mengelus. Tujuannya di sini adalah untuk menawarkan kesempatan
klien untuk menurunkan permainan tertentu demi menjawab jujur-kesempatan yang
dapat menyebabkan mereka menemukan cara untuk mengubah stroke negatif dan
belajar bagaimana memberi dan menerima stroke positif.
f. Dasar Psikologis Hidup Posisi dan Lifescripts
Keputusan mengenai diri sendiri, satu dunia, dan hubungan seseorang kepada orang lain
yang mengkristal selama 5 tahun pertama kehidupan. Putusan tersebut adalah dasar
bagi perumusan posisi hidup, yang berkembang menjadi peranan dari lifescript.
Umumnya, sekali seseorang telah memutuskan pada posisi hidup, ada kecenderungan
untuk itu tetap tetap kecuali ada intervensi, seperti terapi, untuk mengubah keputusan
yang mendasarinya. Permainan ini sering digunakan untuk mendukung kehidupan dan
mempertahankan posisi dan bermain keluar lifescripts. Orang-orang mencari keamanan
dengan mempertahankan bahwa yang akrab, meskipun akrab mungkin sangat tidak
menyenangkan. Seperti yang telah kita lihat sebelumnya, permainan seperti “Kick me”
mungkin menyenangkan, tetapi mereka memiliki keutamaan yang memungkinkan
pemain untuk mempertahankan posisi yang akrab dalam kehidupan, meskipun posisi ini
adalah negatif.
Analisis transaksional mengidentifikasi empat kehidupan dasar posisi, yang semuanya
didasarkan pada keputusan yang dibuat sebagai akibat dari pengalaman masa kanak-
kanak, dan semua yang menentukan bagaimana orang-orang merasa tentang diri mereka
sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan orang lain:
1. Aku kau OK-OK.2. Aku baik-baik-kau tidak OK.
3. Aku tidak OK-kau OK.
4. Aku tidak apa-apa-kau tidak OK.
I I’m OK-OK kau umumnya permainan posisi bebas. Ini adalah keyakinan bahwa orang
mempunyai nilai dasar, nilai, dan martabat sebagai manusia. Bahwa orang-orang OK
adalah pernyataan dari esensi mereka, belum tentu perilaku mereka. Posisi ini dicirikan
oleh sikap kepercayaan dan keterbukaan, kesediaan untuk memberi dan menerima, dan
penerimaan orang lain seperti mereka. Orang-orang dekat dengan diri mereka sendiri
dan orang lain. Ada pecundang, hanya pemenang.
Aku baik-baik-kau tidak OK adalah posisi orang yang proyek masalah-masalah mereka
ke orang lain dan menyalahkan mereka, meletakkannya, dan mengkritik mereka.
Permainan yang memperkuat posisi ini melibatkan sok superior (yang “Aku baik-baik”)
yang proyek marah, jijik, dan cemoohan ke rendah yang ditunjuk, atau kambing hitam
(yang “Kau tidak OK”). Posisi ini adalah bahwa orang yang membutuhkan tertindas
untuk mempertahankan atau rasa “OKness.”
Aku tidak OK-OK kau dikenal sebagai posisi dan depresi ditandai oleh perasaan tidak
berdaya dibandingkan dengan orang lain. Biasanya orang-orang seperti melayani
kebutuhan orang lain, bukan mereka sendiri dan umumnya merasa menjadi korban.
Games mendukung posisi ini termasuk “Kick saya” dan “Martyr”-permainan yangmendukung kekuatan orang lain dan menyangkal orang itu sendiri.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 20/30
Yang aku tidak OK-OK kuadran kau tidak dikenal sebagai posisi kesia-siaan dan
frustrasi. Operasi dari tempat ini, orang-orang telah kehilangan minat dalam hidup dan
dapat melihat kehidupan sebagai benar-benar tanpa janji. Ini sikap yang merusak diri
adalah karakteristik dari orang-orang yang tidak mampu mengatasi di dunia nyata, dan
hal itu dapat mengakibatkan penarikan ekstrim, kembali ke perilaku kekanak-kanakan,
atau perilaku kekerasan yang mengakibatkan cedera atau kematian diri sendiri atauorang lain.
Pada kenyataannya masing-masing dari kita memiliki posisi favorit kami beroperasi
dari bawah stres. Tantangannya adalah untuk menjadi sadar betapa kita berusaha untuk
membuat kehidupan nyata melalui kehidupan dasar eksistensial kita posisi dan
menciptakan sebuah alternatif. Terkait dengan konsep dasar posisi psikologis adalah
lifescript, atau rencana untuk kehidupan. Lifescript pribadi adalah rencana kehidupan
bawah sadar yang dibuat di masa kanak-kanak, diperkuat oleh orang tua, “dibenarkan”
oleh peristiwa berikutnya, dan mencapai puncaknya pada alternatif yang dipilih
(Stewart & Joines, 1987). Script ini, sebagaimana telah kita lihat, yang dikembangkan
pada awal hidup sebagai hasil dari ajaran orangtua (seperti perintah dancounterinjunctions) dan keputusan awal yang kita buat. Di antara keputusan tersebut
adalah memilih posisi psikologis dasar, atau peran dramatis, bahwa kita bermain di
lifescript kami. Memang, lifescripts dapat dibandingkan dengan produksi panggung
yang dramatis, dengan tokoh karakter, plot, adegan, dialog, dan berbagai latihan. Pada
intinya, lifescript adalah cetak biru yang mengatakan orang-orang di mana mereka akan
pergi dalam hidup dan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka tiba.
Menurut Berne (1972), melalui interaksi awal dengan orang tua dan orang lain kita
menerima pola stroke yang mungkin baik mendukung atau meremehkan. Berdasarkan
pola membelai ini, kita membuat keputusan eksistensial dasar tentang diri kita sendiriyaitu, kita asumsikan satu dari empat posisi kehidupan yang baru saja dijelaskan.
Keputusan eksistensial ini kemudian diperkuat oleh pesan (baik verbal dan nonverbal)
yang kita terus terima selama hidup kita. Hal ini juga diperkuat dengan hasil permainan
kami, raket, dan interpretasi peristiwa. Selama masa kanak-kanak kami tahun kami juga
membuat keputusan apakah orang-orang yang dapat dipercaya.
Sistem keyakinan dasar kita demikian dibentuk melalui proses ini memutuskan tentang
diri sendiri dan orang lain. Jika kita berharap untuk mengubah kehidupan saja yang kita
bepergian, itu akan membantu untuk memahami komponen dari naskah ini, yang untuk
sebagian besar menentukan pola kita berpikir, merasa, dan berperilaku.
Melalui sebuah proses yang dikenal sebagai analisis naskah, klien dapat menjadi sadar
betapa mereka peroleh lifescript mereka dan mampu melihat lebih jelas peran hidup
mereka (dasar kehidupan psikologis posisi). Analisis script membantu klien melihat
cara-cara di mana mereka merasa terdorong untuk bermain lifescript mereka dan
menawarkan alternatif pilihan hidup mereka. Tempatkan dengan cara lain, proses
terapeutik klien mengurangi dorongan untuk bermain game yang membenarkan
perilaku yang diperlukan dalam naskah kehidupan mereka.
Analisis script menunjukkan proses dengan mana orang-orang mendapatkan script dan
strategi yang mereka gunakan untuk membenarkan tindakan mereka berdasarkan hal
itu. Tujuannya adalah untuk membantu klien membuka kemungkinan untuk membuat
perubahan dalam pemrograman awal. Klien diminta untuk mengingat kisah-kisahfavorit mereka sebagai anak-anak, untuk menentukan bagaimana mereka masuk ke
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 21/30
dalam cerita-cerita atau dongeng, dan untuk melihat bagaimana kisah-kisah ini sesuai
dengan pengalaman hidup mereka saat ini.
Steiner (1967) mengembangkan sebuah lifescript kuesioner yang dapat digunakan
sebagai katalis untuk analisis naskah dalam sesi terapi untuk membantu klien
mengeksplorasi komponen signifikan-lifescript mereka di antara mereka, hidup posisidan permainan. Dalam menyelesaikan daftar periksa script ini, klien menyediakan
informasi dasar seperti arah hidup mereka, model-model dalam hidup mereka, sifat
perintah mereka, maka hadiah yang mereka cari, dan berakhir tragis mereka harapkan
dari kehidupan.
Analisis lifescript individu didasarkan pada drama-nya keluarga asli. Sebagai hasil
mengeksplorasi apa yang mereka pelajari berdasarkan lifescript mereka, klien belajar
tentang perintah-perintah mereka diterima secara tidak kritis sebagai anak-anak,
keputusan mereka dibuat sebagai tanggapan terhadap pesan ini, dan permainan dan
raket sekarang mereka terapkan untuk menjaga keputusan awal ini hidup. Dengan
menjadi bagian dari proses penemuan diri, klien meningkatkan kesempatan untuk
datang ke pemahaman yang lebih dalam belum selesai mereka sendiri bisnis psikologis,
dan di samping itu, mereka memperoleh kemampuan untuk mengambil beberapa
langkah-langkah awal untuk keluar dari pola-pola merugikan diri sendiri.
oleh : Gerald Corey Edisi Kedelapan (2009)
http://ewintri.co.cc/
Client Centered Therapy adalah suatu pendekatan konseling / terapi yang berfokus pada
manusia (orang) yang sedang konseling (Client), bukan pada metode atau penyelesaianmasalahnya. Terapi ini memakai pendekatan Roger. Video ini menjelaskan mengenai
terapi tersebut dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan terapi tersebut
juga contoh praktik langsung menggunakan terapi tersebut.
Kajian editorial
Durasi
Teori Konseling Client - Centered
Konsep Dasar Tentang Manusia Menurut Teori Client – Centerd
Client Centered Theory sering pula dikenal sebagai teori nondirektif dimana
tokoh utamanya adalah Carl Rogers. Rogers adalah seorang empirisme yang
mendasarkan teori-teorinya pada data mentah, ia percaya pentingnya pengamatan
subyektif, ia percaya bahwa pemikiran yang teliti dan validasi penelitian diperlukan
untuk menolak kecurangan diri ( self-deception). Yang mana Rogerian tidak hanya
berisi pertanyaan-pertanyaan teori tentang kepribadian dan psikoterapi, tetapi juga suatu
pendekatan, suatu orientasi atau pandangan tentang kehidupan.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 22/30
Rogers membangun teorinya ini berdasarkan penelitian dan observasi langsung
terhadap peristiwa-peristiwa nyata, dimana pada akhirnya. ia memandang bahwa
manusia pada hakekatnya adalah baik.
Beberapa konsepsi Rogers tentang hakekat manusia (human being ) adalah
sebagai berikut:
a. Manusia tumbuh melalui pengalamannya, baik melalui perasaan, berfikir, kesadaran
ataupun penemuan.
b. Hidup adalah kehidupan saat ini dan lebih dari pada perilaku-perilaku otornatik yang
ditentukan oleh kejadian-kejadian masa lalu, nilai-nilai kehidupan adalah saat ini dari
pada masa lalu, atau yang akan datang.
c. Manusia adalah makhluk subyektif, secara, esensial manusia hidup dalam pribadinya
sendiri dalam dunia subjektif
d. Keakraban hubungan manusia merupakan salah satu cara seseorang paling banyak
memenuhi kebutuhannya.
e. Pada umumnya. setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk bebas, spontan,
bersama-sama dan saling berkomunikasi.
f. Manusia memiliki kecenderungan ke arah aktualisasi, yaitu tendensi yang melekat
pada organisme untuk mengembangkan keseluruhan kemampuannya dalam cara
memberi pemeliharaan dan mempertinggi aktualisasi diri. Dimana, Rogers
mengemukakan beberapa pendapatnya sebagai berikut:
- Kecenderungan aktualisasi diri merupakan motivasi pertahanan utama dari organisme
manusia.
- Merupakan fungsi dari keseluruhan organisme.
- Merupakan konsepsi luas dari motivasi, termasuk pernenuhan kebutuhan dan motif-
motifnya.
- Kehidupan adalah suatu proses aktif dan memiliki kapasitas untuk aktualisasi diri
mereka sendiri.
- Manusia adalah makhluk yang baik, konstruktif atau reliable, dan menjadi bijaksana
karena kemampuan intelektualnya.
Dalam teori kepribadian, Rogers memandang bahwa:
a. Setiap manusia berada dalam dunia pengalaman yang terus menerus berubah dengan
sendiri sebagai pusatnya.
b. Reaksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya sebagai hal yang dialami dan
diterima. Lapangan yang dipersepsi ini bagi individu adalah suatu realitas.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 23/30
c. Perilaku organisme pada dasamya diarahkan oleh usaha-usaha organisme untuk
memperoleh kepuasan terdapat kebutuhannya.
d. Pemahaman perilaku terbaik hanya akan diperoleh melalui atau berdasarkan Frame
Of Reference individu itu sendiri.
e. Cara terbaik dalam mengadopsi perilaku adalah berdasarkan pada konsistensi
terhadap self concept-nya.
f. Perilaku pertahanan (diri) menunjukkan adanya ketidakkonsistenan antara organisme
dengan self consep.
g. Penyesuaian yang optimal atau pribadi yang berfungsi sepenuhnya hanya akan terjadi
bila self concept adalah kongruen dengan pengalamannya, dan tindakannya
merupakan tendensi aktualisasi diri yang juga merupakan aktualisasi diri yang juga
merupakan aktualisasi dari self
Ciri-Ciri Teori Client – Centered
Rogers tidak mengemukakan teori client-centered sebagai suau pendekatan
terapi dan tuntas. la mengharapkan orang lain akan memandang teorinya sebagai
sekumpulan prinsip percobaan yang berkaitan dengan perkembangan proses terapi dan
bukan sebagai dogma. Rogers (1974, h. 213-214) menguraikan ciri-ciri yang
membedakan pendekatan client-centered dari pendekatan-pendekatan lain. Berikut ini
adaptasi dari uraian Rogers.
Pendekatan client centered difokuskan pada tanggung jawab dan kesanggupan klien
untuk menemukan cara-cara menghadapi kenyataan secara lebih penuh. Klien sebagai
sebagai orang yang paling mengetahui dirinya sendiri, adalah orang yang harus
menemukan tingkah laku yang lebih panas bagi dirinya.
Pendekatan client centered menekankan dunia fenomenal klien. Dengan empati yang
cermat dan dengan usaha untuk memahami klien. Dengan simpati yang cermat dan
dengan usaba untuk memahami kerangka acuan internal klien, terapis memberikan
perhatian terutama pada persepsi diri klien dan persepsinya terhadap dunia.
Prinsip-prinsip psikoterapi yang sama diterapkan pada semua orang yang 99 normal"
yang "neurotik" dan yang "psikotik". Berdasarkan konsep bahwa hasrat untuk bergerak
menuju kematangan psikologis berakar dalam pada manusia, prinsip-prinsip terapi cliet
centered diterapkan pada individu yang fungsi psikologisnya berada pada taraf yang
relatif normal maupun individu yang derajat penyimpangan psikologisnya lebih besar.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 24/30
Menurut pendekatan client centered, psikoterapi hanyalah salah satu contoh dari
hubungan pribadi yang konstruktif. Klien mengalami pertumbuhan psikoterapeutik di
dalam dan melalui hubungan dengan seseorang yang membantunya melakukan apa
yang tidak bisa dilakukannya sendirian. Itu adalah hubungan dengan konselor yang
selaras (menyeimbangkan tingkah laku dan ekspresi eksternal dengan perasaan-
perasaan dan pemikiran-pemikiran internal), bersikap menerima dan empatik yang
bertindak sebagai agen perubahan terapeutik pada klien.
Rogers mengajukan hipotesis bahwa ada sikap-sikap tertentu pada pihak terapis
(ketulusan, kehangatan, dan penerimaan yang nonposesif, dan empati yang akurat) yang
membentuk kondisi-kondisi yang diperlukan dan memadai bagi keefektifan terapeutik
pada klien. terapi client centerd memasukan konsep bahwa fungsi terapis adalah tampil
langsung dan bisa dijangkau oleh klien serta memusatkan perhatian pada pengalaman
disini dan sekarang yang tercipa melalui hubungan antar klien.
Barangkali lebih daripada pendekatan psikoterapi tunggal yang lainnya, teori client
centered dikembangkan melalui penelitian tentang tentang proses dan hasil terapi. Teori
client centered bukanlah suatu teori yang tertutup, melainkan suatu teori yang tumbuh
melalui observasi-observasi konseling bertahun-tahun dan yang secara sinambung
berubah sejalan dengan peningkatan pemahaman terhadap manusia dan terhadap proses
terapeutik yang dihasilkan oleh penelitian-penelitian baru.
Jadi, terapi client centered bukanlah, sekumpulan teknik, juga bukan satu dogma.
Pendekatan client centered, yang berakar pada sekumpulan sikap dan kepercayaan yang
ditunjukan oleh terapis, barangkali paling tepat dicirikan sebagai suatu cara, ada dan
sebagai perjalanan bersama di mana baik terapis maupun klien memperlihatkan
kemanusiaannya dan berpartisipasi dalam pengalaman pertumbuhan.
Tujuan Teori Client – Center
Secara umum tujuan konseling dapat dikelompokkan menjadi dua, ialah
- Tujuan-tujuan personality grow type
Termasuk dalam hal ini misalnya pertumbuhan gaya hidup secara positif
pengintegrasian kepribadian, atau pengurangan konflik-konflik intrapsikis.
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 25/30
- Cure type atau tujuan-tujuan yang lebih spesifik, misalnya reduksi simptom-simpton
rasa sakit, menjadi lebih tegas membuat keputusan vokasional yang efektif
Client Centered Therapy pada dasarnya memiliki tujuan konseling yang termasuk
personality growth type karena tujuan utamanya adalah reorganisasi self, sedangkan
pada tujuan-tujuan tipe problem solving tidak mengandung unsur reorganisasi self,
Dinyatakan pula bahwa tujuan konseling pendekatan ini adalah meningkatkan
keterbukaan pengalaman sehingga akan meningkatkan self konsep dengan pengalaman-
pengalamannya, sehingga akan tumbuh menjadi Morefullyfunction person. Tujuan
dasar terapi client centered adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi usaha
membantu klien untuk menjadi seorang pribadi yang berfungsi penuh. Guna mencapai
tujuan terapeutik tersebut, terapis perlu mengembangkan agar klien bisa memahami hal-
hal yang berada di balik topeng yang dikenakannya. Klien mengembangkan kepura-
puraan. dan bertopeng sebagai pertahanan terhadap ancaman. Sandiwara yang
dimainkan oleh klien menghambatnya untuk tampil utuh di hadapan orang lain dan
dalam usahanya untuk menipu orang lain, ia menjadi asing terhadap dirinya sendiri.
Apabila dinding itu runtuh selama proses terapeutik, orang macam apa yang muncul di
balik kepura-puraan itu? Rogers (1961) menguraikan ciri-ciri orang yang bergerak ke
arah menjadi bertambah teraktualkan:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
2. Kepercayaan terhadap organisme sendiri
3. Tempat evaluasi internal
4. Kesediaan untuk menjadi suatu proses
Tujuan-tujuan terapi yang telah diuraikan di atas adalah tujuan-tujuan yang luas, yang
menyajikan suatu kerangka umum untuk memahami arah gerakan terapeutik. Terapis
tidak memilih tujuan-tujuan yang khusus bagi klien, tonggak terapi client centered
adalah anggapannya bahwa klien dalam hubungannya dengan terapis yang menunjang.
Memiliki kesanggupan untuk menentukan dan menjernihkan tujuan-tujuannya sendiri.
Bagaimanapun, banyak konselor yang mengalami kesulitan dalam memperbolehkan
klien untuk menetapkan sendiri tujuan-tujuannya yang khusus dalam terapi. Meskipun
mudah untuk berpura-pura terhadap konsep "klien menernukan jalan sendiri", ia
menuntut terhadap respek terhadap klien dan keberanian pada terapis untuk mendorong
klien agar bersedia mendengarkan dirinya sendiri dan mengikuti arah-arahnya sendiri
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 26/30
terutama pada saat klien membuat pilihan-pilihan yang bukan merupakan pilihan-
pilihan yang diharpkan oleh terapis.
Fungsi Teori Client – Centered
Peran terapis client centered berakar pada cara-cara. keberadaannya dan sikap-sikapnya,
bukan pada penggunaan teknik-teknik yang dirancang untuk menjadi klien "berbuat
sesuatu". Penelitian tentang terapi client centered tampaknya menunjukan. bahwa yang
menuntut perubahan kepribadian klien adalah sikap-sikap terapis alih-alih pengetahuan,
teori-teori atau teknik-teknik yang dipergunakannya. Pada dasarnya terapis
menggunakan dirinya sendiri sebagai alat untuk mengubah. Dengan menghadapi klien
pada araf pribadi ke pribadi, maka "peran" terapis adalah tanpa peran. Adapun fungsi
terapis adalah membangun suatu iklim terapeutik yang menunjang pertumbuhan klien.
Jadi, client centered membangun hubungan yang membantu dimana klien akan
mengalami kebebasan yang diperlukan untuk mengeksplorasi area-area kehidupannya
yang sekarang diingkari atau didistorsinya. Klien menjadi kurang defensif dan menjadi
lebih terbuka terhadap kemungkinan-kemingkinan yang ada dalam dirinya maupun
dalam dunia.
Yang pertama dan terutama, terapis harus bersedia menjadi nyata dalarn hubungan
dengan klien terapis menghadapi klien berlandaskan pengalaman dari saat ke saat dan
membantu klien dengan kategori diagnostik yang telah dipersiapkan. Melalui perhatian
yang tulus, respek, penerimaan. dan pengertian terapis, klien bisa menghilangkan
pertahanan-pertahanan dan persepsi-persepsinya yang kaku serta bergerak menuju taraf
fungsi pribadi yang jelas tinggi.
Proses dan Prosedur Konseling Menurut Teori Client – Centered
Pemahaman dari proses dan prosedur konseling ini dapat dilakukan melalui tiga hal,
yaitu:
a. Kondisi-kondisi konseling
Rogers percaya bahwa keterampilan-keterampilan teknis dan latihan-latihan khusustidak menjamin keberhasilan konseling atau therapy, tetapi sikap-sikap tertentu dari
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 27/30
konselor merupakan elemen penting dalam perubahan klien. Sikap tertentu tersebut
merupakan Condition Variable atau Facilitative Conditions, termasuk sebagai berikut:
- Dalam relationship, therapist hendaknya tampil secara. kongruen atau tampil apa
adanya (asli).
- Penghargaan tanpa syarat terhadap pengalaman-pengalaman klien secara positif dan
penerimaan secara hangat.
- Melakukan emphatik secara akurat.
Dengan kondisi tersebut memungkinkan klien mampu menerima konselor sepenuhnya,
di samping terjadinya iklim Therapeutik. Clint Centered juga sering dideskripsikan
sebagai konseling, konselor tampak passive, karena kerja konselor hanya mengulang
apa yang diucapkan klien sebelumnya, bahkan sering dikatakan sebagai teknik
wawancara khusus. Hal ini disebabkan karena mereka melihat permukaannya saja.
Ketiga kondisi di atas, tidak terpisah satu dengan yang lain masing-masing saling
bergantung dan berhubungan, di samping itu, terdapat beberapa konsidi yang
memudahkan komunikasi, seperti sikap badan, ekspresi wajah, nada suara, komentar-
komentar yang akurat.
Menurut pandangan pendekatan client centered, penggunaan teknik-teknik sebagai
muslihat terapis akan mendepersonalisasikan hubungan terapis klien. teknikteknik harus
menjadi suatu pengungkapan yang jujur dari terapis, dan tidak bisa digunakan secara
sadar diri sebab,dengan demikian, terapis tidak akan menjadi sejati. Hart (1970)
membagi perkembangan teori Rogers ke dalam tiga periode sebagai berikut:
Periode 1 (1940-1950: Psikoterapi nondirektif Pendekatan ini menekankan penciptaan
iklim permisif dan noninterventif. Penerimaan dan klarifikasi menjadi teknik-teknik
yang utama. Melalui terapi nondirektif, klien akan mencapai pernahaman atas dirinya
sendiri dan atas situasi kehidupannya.
Periode 11 (1950-1957): Psikoterapi reflektif terapis terutama merefieksikan perasaan-
perasaan klien dan menghindari ancaman dalam hubungannya dengan kliennya.
Melalui terapi reflektif, klien marnpu mengembangkan keselarasan antara konsep diri
dan konsep diri yang idealnya.
Periode 111 (1957-1970): Psikoterapi eksperiensial . Ingkah laku yang luas dari terapis
yang mengungkapkan sikap-sikap dasarnya menandai pendekatan terapi eksperiensial
ini. Terapi difokuskan pada. apa yang sedang dialami oleh klien dan pada
pengungkapan apa. yang sedang dialami oleh terapis. Klien tumbuh pada suatu
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 28/30
rangkaian keseluruhan. (Continuum) dengan belajar menggunakan apa yang sedang
langsung dialami. b. Proses konseling
Pada dasamya teori ini tidak ada proses therapy yang khusus, namun beberapa hal
berikut ini menunjukkan bagaimana proses konseling itu terjadi.
- Awal
Sernula dijelaskan proses konseling dan psikoterapi sebagai cara kerja melalui
kemajuan yang bertahap, tetapi overlaving, Sp Der (1945), menyatakan bahwa
pertanyaan-pertanyaan emosi yang negatif kemudian diikuti dengan
pertanyaanpernyataan emosi yang positif, dan keberhasilan konseling adalah dengan
mengarahkan penyataan-penyataan tersebut kepada insight, diskusi perencanaan
aktivitas.
- Perubahan. Self
Proses konseling berarti pula proses perubahan self konsep dan sikap-sikap kea rah self.
Konseling yang berhasil berarti bergeraknya. perasaan-perasaan yang negatif ke arah
yang positif.
- Teori Formal
Rogers juga mengemukakan teori formal tentang proses konseling (1953), yaitu:
a) Klien secara meningkat menjadi lebih bebas dalam menyatakan perasaan
perasaannya.
b) Munculnya perbedaan objek dari ekspresi perasaan persepsinya.
c) Perasaan-perasaan yang diekspresikan secara. bertahap menampakkan adanya
kecenderungan inkongruensi antara pengalaman tertentu dengan self konsepnya.
d) Self konsep secara meningkat menjadi terorganisir, termasuk pengalaman-
pengalaman. yang sebelumnya ditolak dalam kesadarannya.
e) Klien secara meningkat merasakan adanya penghargaan diri secara. positif.
- Pengalaman-pengalaman Merasakan pengalaman-pengalaman tertentu dengan segera
dalam konseling merupakan kondisi yang tepat dalam konseling. Selanjutnya, Rogers
juga mengungkapkan adanya tujuan variable yang secara parallel lebih merupakan
kesatuan proses, yaitu makna perasaan pribadi, pola pengalaman, tingkat
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 29/30
ketidakkongruennya, komunikasi self, pola pengalaman yang dikonstruksi, hubungan
dengan masalah-masalahnya, dan pola hubungan dengan yang lainnya.
c. Hasil konseling
Pada prinsipnya sulit untuk membedakan antara proses dengan hasil konseling. Ketika
kita mempelajari hasil secara langsung, maka sebenarnya kita menguji perbedaan-
perbedaan antara dua perangkat observasi yang dibuat pada awal dan akhir dari
rangkaian wawancara. Walau demikian Rogers mengatakan hasil konseling ialah klien
menjadi lebih kongruen, lebih terbuka terhadap masalah-masalahnya, kurang defensif,
yang sernua ini nampak dalam. dimensi-dimensi pribadi dan perilaku.
Berdasarkan hasil riset, beberapa hasil konseling antara lain:
- Peningkatan dalarn penyesuaian psikologis.
- Kurangnya keteganggan pisik dan pemikiran kapasitas yang lebih besar untuk
merespon rasa frustasi.
- Menurutnya sikap defensive.
- Tingkat hubungan yang lebih besar antara self picture dengan self ideal.
- Secara, emosional lebih matang.
- Peningkatan dalam keseluruhan penyesuaian dalam latihan-latihan vokasional.
- Lebih kreatif.
Dari uraian di atas, tampak bahwa teori ini kurang memperhatikan kondisi-kondisi
sebelumnya dan pengaruhnya perilaku ekstemal. Sedikit menggunakan teori kognitif,
teori belajar, maupun pengaruh-pengaruh hormonal dalam perilaku. Di samping itu juga
tampak abstrak, global dan kurang mampu menampilkan kekhasan teori ini melalui
teknik yang khas. Untuk penerapannya di sekolah, dengan mengacu pada filsafat yang
melandasi teori client centered memiliki penerapan langsung pada proses belajar
mengajar. Perhatian Rogers pada sifat proses belajar yang dilibatkan di dalam konseling
juga telah beralih kepada perhatian terhadap apa yang terjadi dalam pendidikan. Dalam
buku yang berjudu Freedom to Learn (1969), Rogers mengupas soal-soal yang
mendasar bagi pendidikan humanistik dan mengajukan suatu filsafat bagi kegiatan
belajar yang terpusat pada siswa. Pada dasamya, filsafat pendidikan yang diajukan oleh
Rogers sama dengan pandangannya tentang konseling dan terapi, yakni ia yakin bahwa
siswa bisa dipercaya untuk menemukan masalah-masalah yang penting, yang berkaitan
dengan dirinya. Para siswa bisa menjadi terlibat dalam kegiaan belajar yang bermakna,
yang bisa timbul dalam bentuknya yang terbaik. Jika guru menciptakan iklim
5/16/2018 Rational Emotive Therapy - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/rational-emotive-therapy-55ab533158a48 30/30
kebebasan dan kepercayaan. Fungsi guru sama dengan fungsi terapis client centered.
kesejatian, keterbukaan, ketulusan, penerimaan, pengertian, empati dan kesediaan untuk
membiarkan para siswa mengeksplorasi material yang bermakna menciptakan atmosfer
di mana kegiatan belajar yang signifikan bisa bejalan. Rogers menganjurkan
pembaharuan pendidikan dan menyatakan bahwa jika ada satu saja di antara seratus
orang guru mengajar di ruanganruangan kelas yang terpusat pada siswa di mana para
siswa diizinkan untuk bebas menekuni persoalan-persoalan yang relevan maka
pendidikan akan mengalami revolusi.
Konseling bisa diintegrasikan ke dalam kurikulum alih-alih dibuat terpisah dari
kegiatan belajar mengajar bisa menempatkan siswa pada suatu tempat yang sentral
alihalih menyingkirkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan diri serta nilai-nilai,
pengalaman, perasaan-perasaan, perhatian dan minat para siswa yang sesungguhnya.