Ratb Hari Kamis Ini

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Percobaan 1. Menentukan orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi dari NaOH (0,05 M) dan CH 3 COOC 2 H 5 (0,05 M) pada Reaktor Tangki Berpengaduk 2. Menentukan pengaruh waktu terhadap perolehan perolehan konversi. 1.2 Dasar Teori 1.2.1 Reaktor Kimia Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga. a. Tujuan pemilihan reaktor adalah : 1. Mendapat keuntungan yang besar 2. Biaya produksi rendah 3. Modal kecil/volume reaktor minimum 4. Operasinya sederhana dan murah 5. Keselamatan kerja terjamin 6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya (Irfani, 2011). b. Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :

description

Laporan praktikum

Transcript of Ratb Hari Kamis Ini

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan1. Menentukan orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi dari NaOH (0,05 M) dan CH3COOC2H5 (0,05 M) pada Reaktor Tangki Berpengaduk2. Menentukan pengaruh waktu terhadap perolehan perolehan konversi.

1.2 Dasar Teori1.2.1 Reaktor KimiaReaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga.a. Tujuan pemilihan reaktor adalah :1. Mendapat keuntungan yang besar2. Biaya produksi rendah3. Modal kecil/volume reaktor minimum4. Operasinya sederhana dan murah5. Keselamatan kerja terjamin6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya (Irfani, 2011).b. Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping3. Kapasitas produksi4. Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk perpindahan panas. ( Irfani, 2011)

1) Jenis-Jenis Reaktor a. Berdasarkan bentuknya1. Reaktor tangkiDikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai untuk proses Batch, semi Batch, dan proses alir. ( Irfani, 2011)2. Reaktor pipaBiasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam pipa dengan arah sejajar sumbu pipa (Irfani, 2011).b. Berdasarkan prosesnya1. Reaktor Batch Reaktor Batch adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu reaksi yang berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang berpasangan dengan persamaan kesetimbangan dan stokiometri. Reaktor batch ini biasanya untuk produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batchdistillation, kristalisasi, ekstraksi cair-cair, polimerisasi, fermentasi dan farmasi.Beberapa ketetapan penggunaan reaktor Batch yaitu selama reaksi berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur dan pengadukkan dilakukan dengan sempurna, konsentrasi disemua titik dalam reaktor adalah sama atau homogen pada waktu yang sama. (Krismitro dkk, 2011).Menurut Irfani (2011) reaktor batch memiliki keuntungan dan kerugian yaitu:a. Keuntungan reaktor Batch: Lebih murah dibanding reaktor alir Lebih mudah pengoperasiannya Lebih mudah dikontrolb. Kerugian reaktor Batch: Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran pada lubang pengaduk) Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan reaktor, waktu reaksi)c. Neraca Massa Reaktor BatchReaktor batch : reaktan mula-mula dimasukkan kedalam reaktor, diaduk baik-baik dan dibiarkan untuk bereaksi pada waktu tertentu. Lebih lama reaktan dalam reaktor, lebih besar yang terkonversi menjadi produk sampai tercapai kesetimbangan atau reaktan habis.Konversi merupakan fungsi dari waktu reaktan berada dalam reaktor. Persamaan hubungan waktu reaksi dengan konversi atau konsentrasi dapat dijabarkan dari persamaan neraca massa sebagai berikut:

Jika dituskan lebih lengkap :=++

Hilangnya A karena reaksi kimia, mol/waktu = (-rA) v dan karena akumulasi A :

Substitusi ke material balance:

Atau :

t adalah waktu yang dibutuhkan agar reaktan A bereaksi dengan konversi sebesar XA (%)2. Reaktor Alir (Continous Flow) Reaktor alir ada 2 jenis :a. RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)1. Keuntungan Suhu dan komposisi campuran dalam rerraktor sama Volume reaktor besar, maka waktu tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reaktor.2. Kerugian Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi. Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP.

b. RAP (Reaktor Alir Pipa)

Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.1. Keuntungan Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama2. Kerugian Harga alat dan biaya instalasi tinggi. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot (bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding reaktor (Irfani, 2011).3. Reaktor semi BatchBiasanya berbentuk tangki berpengaduk, cara pengoprasiannya dengan memasukkan sebagian zat pereaksi kedalam reaktor dan sisanya dimasukkan secara kontinyu kedalam reaktor, sedang hasilnya dapat dikeluarkan secara kontinyu maupun secara Batch hingga diperoleh konversi yang diinginkan (Irfani, 2011).c. Jenis reaktor berdasarkan keadaan operasinya 1. Reaktor isotermal.Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.2. Reaktor adiabatis. Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan sekelilingnya. Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan rA besar sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).3. Reaktor Non-AdiabatisDalam reaktor ini terjadi pemasukkan dan pengeluaran panas sehingga terjadi perpindahan panas.1.2.2 Kecepatan ReaksiKonsep kecepatan reaksi sangat diperlukan pada perancangan reactor karena kecepatan reaksi sangat mempengaruhi jumlah maupun ukuran reactor yang diperlukan untuk memproduksi hasil dengan kapasitas tertentu.Apabila bahan A dan bahan B direaksikan membentuk C dan D maka setelah terbentuk hasil C dan D ada dua kemungkinan yang bisa terjadi antara lain : 1. C dan D tidak bereaksi (disebut reaksi searah) 2. C dan D bereaksi membentuk A dan B kembali (disebut reaksi bolak balik)Persamaan reaksi bisa dituliskan sebagai berikut :a. Reaksi searah (irreversible)A + B C + Db. Reaksi bolak balik (reversible)A + B C + DUntuk reaksi yang homogen (satu fasa) dan reaksi sederhana ( tidak melalui tahapan reaksi ) maka persamaan kecepatan reaksi :a. Untuk reaksi searah dapat dinyatakan : rA = k CA CB Keterangan :rA = kecepatan A bereaksi , mol /(waktu volume)k = konstanta kecepatan reaksi, (satuan tergantung order reaksinya)CA,CB = konsentrasi reaktan, mol/volume, = order reaksi (untuk reaksi elementer order reaksi sama dengan koefisien reaksi)rB = (/) rA rC = - (/) rA rD = - (/) rA b. Untuk reaksi bolak balik dinyatakan dengan persamaan :rA = k1 CA CB- k2 CC CDrA = kecepatan A bereaksi , mol /(waktu volume)k1 = konstanta kecepatan reaksi ke kanank2 = konstanta kecepatan reaksi ke kiriCA,CB = konsentrasi reaktan, mol/volumeCC,CD = konsentrasi produk, mol/volume, = order reaksi ke kanan , = order reaksi ke kiriFaktor faktor yang berpengaruh terhadap kecepatan reaksi :1. Konstanta kecepatan reaksiSemakin besar konstanta kecepatan reaksi maka semakin besar kecepatan reaksinya.Konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, frekuensi tumbukan dan energi aktivasi. Persamaan hubungan konstanta kecepatan reaksi dengan faktor yang berpengaruh dapat dinyatakan (persamaan Arrhenius) :

k= konstanta kecepatan reaksiA= frekuensi tumbukan E= energi aktivasiT= suhu mutlakR= tetapan gas2. Konsentrasi reaktanSemakin besar konsentrasi reaktan maka semakin besar kecepatan reaksinya.Biasanya pada awal reaksi kecepatan reaksi paling besar, kemudian semakin lama konsentrasi reaktan semakin kecil sehingga kecepatan reaksi semakin kecil.1.2.2.1 Orde ReaksiMenurut Keenan, dkk., (1984)orde suatu reaksi ialah jumlah semua eksponen dari konsentrasi dalam persamaan laju, jika laju suatu reaksi kimia berbanding lurus dengan pangkat satu konsentrasi dari hanya suatu pereaksi.Laju reaksi = k [A]Orde reaksi memiliki berbagai sifat sifat berikut ini:a) Orde reaksi ditentukan dalam percobaan sehingga tidak perlu bilangan bulatb) Orde reaksi tidak perlu sama dengan koefisien stoikiometri reaksi, kecuali dalam keadaan khusus, misalnya reaksi elementer (Tim Penyusun, 2012).1. Reaksi dengan orde nolLaju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan. Ada dua kemungkinan yang terjadi pada orde nol (Tim Penyusun, 2012):a) Laju reaksi, tidak dipengaruhi oleh konsentrasi reaktan.b) Reaksi dimiliki dengan reaktan yang sangat besar sehingga pengurangan jumlahnya terhadap waktu dapat diabaikan.

2. Reaksi dengan Orde 1AProduk

Batas fraksi konversi bila diketahui XA ditanya CA adalah

3. Reaksi dengan orde 2

Persamaan kecepatan reaksinya :

1.2.3 Bahan yang Digunakan2. NaOH (Natrium Hidroksida) Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik.Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air.Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia.Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%.Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas. Sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH) : Berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Bersifat lembab cair Secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Larut dalam etanol dan metanol Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air Densitas NaOH adalah 2,1 Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida (Anonim, 2012)2. Etil AsetatEtil asetat adalah senyawa organik dengan rumus CH3CH2OC(O)CH3. Senyawa ini merupakan ester dari etanol dan asam asetat.Senyawa ini berwujud cairan tak berwarna, memiliki aroma khas. Senyawa ini sering disingkat EtOAc, dengan Et mewakili gugus etil dan OAc mewakili asetat. Etil asetat diproduksi dalam skala besar sebagai pelarut.Etil asetat adalah pelarut polar menengah yang volatil (mudah menguap), tidak beracun, dan tidak higroskopis. Etil asetat merupakan penerima ikatan hidrogen yang lemah, dan bukan suatu donor ikatan hidrogen karena tidak adanya proton yang bersifat asam (yaitu hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif seperti flor, oksigen, dan nitrogen. Etil asetat dapat melarutkan air hingga 3%, dan larut dalam air hingga kelarutan 8% pada suhu kamar.Kelarutannya meningkat pada suhu yang lebih tinggi.Namun demikian, senyawa ini tidak stabil dalam air yang mengandung basa atau asam. (Anonim, 2012)Etil asetat disintesis melalui reaksi esterifikasi Fischer dari asam asetat dan etanol dan hasilnya beraroma jeruk (perisa sintesis), biasanya dalam sintesis disertai katalis asam seperti asam sulfat.CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOCH2CH3 + H2OReaksi di atas merupakan reaksi reversibel dan menghasilkan suatu kesetimbangan kimia.Karena itu, rasio hasil dari reaksi di atas menjadi rendah jika air yang terbentuk tidak dipisahkan.Di laboratorium, produk etil asetat yang terbentuk dapat dipisahkan dari air dengan menggunakan aparatus Dean-Stark.Etil asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat dan etanol kembali.Katalis asam seperti asam sulfat dapat menghambat hidrolisis karena berlangsungnya reaksi kebalikan hidrolisis yaitu esterifikasi Fischer.Untuk memperoleh rasio hasil yang tinggi, biasanya digunakan basa kuat dengan proporsi stoikiometris, misalnya natrium hidroksida. Reaksi ini menghasilkan etanol dan natrium asetat, yang tidak dapat bereaksi lagi dengan etanol: CH3CO2C2H5 + NaOH C2H5OH + CH3CO2Na1.2.4 Hubungan Konversi Terhadap Waktu Pada Reaksi Dengan Kecepatan Tertentu Persamaan hubungan konversi atau konsentrasi suatu bahan dalam reaktor dengan waktu reaksi dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa dalam reaktor yang digunakan. Misalkan suatu larutan A dengan konsentrasi CA0 gmol/L dalam reaktor batch dengan volume larutan V L bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi A B, reaksi merupakan reaksi order 1 dengan kecepatan reaksi rA= kCA, maka dapat dibuat persamaan hubungan konversi dengan waktu menggunakan neraca massa pada reaktor batch : Kecepatan kecepatan = Kecepatan bahan masuk bahan keluar bahan bereaksi + akumulasi

apabila volume larutan dianggap konstan maka :

Jadi persamaan hubungan konsentrasi A dengan waktu :

Dengan persaman ini dapat diketahui konsentrasi A (CA) pada setiap saat. Atau bisa dinyatakan hubungan antara konversi dengan waktu :

Konversi juga dapat ditentukan dengan persamaan:

1.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga kPersamaan Arhenius :

1. Frekuensi tumbukanPengadukan akan memperbesar tumbukan partikel sehingga akan menaikan energi aktifasi,jika energi aktivasi naik, maka kecepatan reaksi juga naik2. Energi aktivasiEnergi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan bagi reaksi untuk berlangsung. Semakin rendah energi aktivasi, maka reaksi akan berjaan semakin cepat.3. SuhuSemakin tinggi suhu, maka reaksi akan berjalan semakin cepat.4. KatalisKatalis dapat mempercepat reaksi karena kemampuannya mengadakan reaksi dengan paling sedikit satu molekul reaktan untuk menghasilkan senyawa yang lebih aktif. Interaksi ini akan meningkatkan laju reaksi.

BAB IIMETODOLOGI

2.1Alat dan Bahan2.1.1 Alat yang digunakan :a. Satu set reaktor tangki berpengaduk (RTB)b. Conductivity meterc. Gelas Kimia 50 ml, 100 ml dan 250 mld. Labu Ukur 50 mle. Pipet Volume 10 mlf. Pipet Ukur 25 mlg. Botol Semprot2.1.1 Bahan yang digunakan :a. NaOH 0,05 Mb. CH3COOC2H5 0,05 Mc. Aquadest

2.2ProsedurKerja2.2.1 Membuat Larutan Standar NaOH dan CH3COOC2H5- Untuk membuat larutan standar NaOH 0.01 M, 0.02 M, 0.03 M. 0.04 Ma. Memipet 10 ml larutan NaOH 0.05 M dan memasukkannya ke dalam labu ukur 50 ml, himpitkan sampai tanda batas menggunakan aqudestb. melakukan hal yang sama untuk membuat larutan NaOH 0.02M, 0.03M, 0.04M dengan memipet secara berturut-turut 20 ml, 30 ml, dan 40 ml.2.2.2 Mengoperasikan Reaktor Tangki Berpengaduka. Menyambungkan kabel-kabel peralatan ke stop kontak.b. Menghidupkan komputer dan reaktor.c. Sambungkan reaktor dengan komputerd. Mengklikikon PCT-40 pada layar monitor dan memilih Project Work.e. Mengecek apakah reaktor tersambung dengan komputerf. Mengklik menu sample kemudian configuration, untuk menentukan interval waktu pengambilan data sampel dan mengatur lamanya waktu bereaksi. g. Memasukkan larutan NaOH (0,05 M) dan larutan CH3COOC2H5 (0,05 M) kedalam tangki reactor. Selang pada pump A dimasukan kedalam larutan NaOH (0.05 M) dan selang pada pump B di masukan kedalam larutanCH3COOC2H5 (0.05 M). Lalu mengisi NaOH kedalam reaktor sampai 4 cm setelah itu masukan CH3COOC2H5 sampai campuran larutan tersebut 8 cm. h. Menyalakan stirrer dengan mengklikik on stirrer pada layar monitor.i. Memasukan Conductivity meter kedalam reaktor sampai tercelup kedalam larutanj. Mengklik ikon Go pada toolbar.k. Mengukur secara manual dan automatic konduktivitas larutan campuran NaOH 0,05 M dan CH3COOC2H5 0,05 M dengan menggunakan conductivity meter setiap interval waktu 5 menit selama 60 menit.l. Mencatat nilai konduktivitas yang terbaca pada alat conductivitymeter.m. Mengklikikon Stop pada toolba rsetelah 60 menit.n. Menyimpan file dengan mengklik save as, file name: dan memilih save as type : excel.

BAB IIIPENGOLAHAN DATA3.1. Data PengamatanTabel 3.1.1. konduktivitas melawan konsentrasi pada larutan NaOH dan CH3COOC2H5Konsentrasi (M)Konduktivitas (ms/cm)

CH3COOC2H5NaOH

0.012.30 x 10-32.35

0.022.94 x 10-34.46

0.033.37 x 10-36.27

0/043.46 x 10-38.75

0.054.39 x 10-311.39

Tabel 3.1.2. Konduktivitas melawan konsentrasi untuk larutan campuran antara NaOH dan CH3COOC2H5Konsentrasi (M)Konduktivitas (ms/cm)

0.011.051

0.022.15

0.033.11

0/043.80

0.054.74

Tabel 3.1.3. Konduktivitas melawan waktu untuk larutan campuran NaOH dan CH3COOC2H5 pada reaktor tangki berpengadukWaktu (menit)Konduktivitas manual (ms/cm)Konduktivitas alat (ms/cm)

53.434.6

103.234.2

153.144.0

202.943.8

252.873.9

302.863.7

352.793.7

402.673.6

452.663.6

502.633.6

552.633.6

602.633.5

3.2. Data Hasil Perhitungan Tabel 3.2.1. Perhitungan nilai Ca, Xa, -dCa/dt, - log dCa/dt dan log Cawaktu (menit)konduktivitas (ms/cm)Ca (M)Xa-dCa/dtlog -dca/dtlog Ca

53,430,01760,2977---1,7556

103,230,01640,34200,000175-3,75696-1,7839

153,140,01600,36200,00015-3,82391-1,7972

202,940,01480,40630,00013-3,88606-1,8285

252,870,01450,42180,0001-4,00000-1,8400

302,860,01440,42400,0001-4,00000-1,8417

352,790,01400,43960,00008-4,09691-1,8535

402,670,01330,46610,00004-4,39794-1,8746

452,660,01330,46840,00005-4,30103-1,8764

502,630,01310,47500,0004-3,39794-1,8819

552,630,01310,4750---1,8819

602,630,01310,4750---1,8819

BAB IVPEMBAHASANPraktikum ini berjudul Reaktor Tangki berpengaduk. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi dari larutan NaOH 0.05 M dan CH3COOC2H5 0.05 M serta mengtahui pengaruh waktu terhadap perolehan konversi. Pada percobaan tarjadi reaksi sebagai berikut :NaOH + CH3COOC2H5 CH3COONa + C2H5OHDari praktikum ini diperoleh data konsentrasi campuran NaOH dan CH3COOC2H5 dan konduktivitas campuran. Dari Data-data yang diperoleh ini dapat dibuat kurva standar. Dari kurva standar tersebut diperoleh persamaan y = 180.5x + 0.261. Dari persamaan ini dapat di peroleh konsentrasi (Ca) campuran untuk setiap interval waktu lima menit dengan memasukkan variabel y sebagai konduktivitas dan x sebagai konsentrasi. Kemudian dibuat kembali grafik antara konsentrasi (Ca) melawan waktu untuk mendapatkan dCa/dt. Dibuat pula grafik antara log dCa/dt melawan log Ca dan didapatkan persamaan y = 0.033x - 1.708. Dari persamaan tersebut didapatkan orde reaksi yaitu 0.033 dan nilai konstanta kecepatan reaksi 0.0195/menit. pada praktikum ini didapatkan orde reaksi yaitu 0.033 . Namun dalam literatur untuk reaksi di atas memiliki orde reaksi 2. Terdapat perbedaan antara orde reaksi pada saat praktikum dengan orde reaksi pada literatur terkait reaksi di atas. Hal ini disebabkan oleh kondisi operasi pada saat praktikum tidak optimum dan proses pencampuran yang terjadi antara kedua larutan tidak sempurna. Konstanta kecepatan reaksi yang didapatkan pada praktikum ini juga kecil. Sehingga kecepatan reaksi yang terjadi kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh frekuensi tumbukan antar partikel yang kecil. Karena jika semakin cepat tumbukan antar partikel maka akan memperbesar konstanta kecepatan reaksi. Konstanta kecepatan reaksi pada praktikum ini dapat juga dapat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya energi aktivasi. Energi aktivasi adalah energi minimum yang diperlukan bagi reaksi untuk berlangsung. Semakin kecil energi aktivasi maka akan semakin cepat reaksi berlansung dan konstanta kecepatan reaksi yang didapat juga semakin besar. Karena dalam praktikum ini didapatkan konstanta kecepatan reaksi yang kecil maka dapat dianalisa energi aktivasi yang timbul pada praktikum ini cukup besar.Dalam praktikum ini juga diperoleh nilai konversi yang setiap waktunya bertambah besar walaupun perubahannya tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu reaksi semakin banyak partikel reaksi NaOH dan CH3COOC2H5 yang bertumbukan dan bereaksi membentuk CH3COONa dan C2H5OH..

BAB IVPENUTUP5.1. Kesimpulan 1. Orde reaksi pada praktikum ini adalah 0,033 0 demgan konstanta kecepatan reaksi adalah 0.0195/menit. 2. Semakin bertambahnya waktu, nilai konversi semakin besar5.2. SaranSebaiknya ketika membuat larutan harus sangat yakin larutan sudah tercampur homogen

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1, 2013, Natrium Hidroksida, http://id.wikipedia.org diakses pada tanggal 20Desember 2013 pukul 13.20 WITA.Anonim2, 2013, Etil Asetat, http://id.wikipedia.org diakses pada tanggal 20Desember 2013 pukul 13.40 WITA.Anonim3, 2013, Modul TRK, http://elista.akprind.ac.id diakses pada tanggal 20Desember 2013 pukul 15.00 WITA.Cairns.D, 1997, Intisari Kimia Farmasi, Buku Kedokteran EGC; Jakarta.Irfani,2011, Reaktor, achmadirfani.files.wordpress.com/2007/11/reaktor.doc Keenan.C, Kleinfelter.D, Wood.J, 1984, Kimia Untuk Universitas Edisi Keenam, Erlangga; Jakarta.Krismitro dkk, 2011, Batch Reaktor, http://muthiaelma.zoomshare.com/files/Marpaung.N, 2011, Laju-Reaksi, http://pesona97.files.wordpress.com Syahrir.I, 2013, Modul Ajar Teknik Reaksi Kimia, Politeknik Negeri Samarinda; Samarinda.Tim penyusun, 2013, Penuntun Praktikum Laboratorium Satuan Operasi Politeknik Negeri Samarinda; Samarinda

LAMPIRAN

Perhitungan Menghitung konsentrasi (Ca)Pada waktu 5 menit Persamaannya y = 180.5x + 0.261Dimana y adalah konduktivitas dan x adalah konsentrasiy = 180.5x + 0.2613.43 = 180.5x +0.2613.43-0.261 = 180.5x3.169 = 180.5xX = 0.0176 Menghitung nilai Xa

Dimana adalah konsentrasi awal campuran

Menghitung dCa/dtUntuk waktu 10 menitdca = 0.0169 0.0162 = 0.0007dt = 12 8 = 4-dCa/dt =