Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

7
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah Rasio ini menunjukkan tentang seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap pendapatan transfer baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Pada umumnya, kontribusi terbesar pendapatan transfer terdapat pada dana perimbangan seperti dana alokasi umum, yaitu dana yang digunakan untuk pemerataan kemampuan keuangan daerah. Rasio ini adalah perbandingan antara total realisasi pendapatan transfer dengan total realisasi pendapatan daerah. Dalam hal ini, akan dilihat bagaimana ketergantungan antara pemerintah kota Semarang terhadap pemerintah pusat. Pada laporan realisasi APBD kota Semarang menunjukkan jumlah realisasi pendapatan transfer dana perimbangan pada tahun 2008 sebesar 885,911,757,033. Kondisi tersebut didapatkan dari kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak sebesar 228,626,714,300, Dana Bagi Hasil

Transcript of Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Page 1: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio ini menunjukkan tentang seberapa besar

ketergantungan suatu daerah terhadap pendapatan transfer

baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Pada

umumnya, kontribusi terbesar pendapatan transfer terdapat

pada dana perimbangan seperti dana alokasi umum, yaitu dana

yang digunakan untuk pemerataan kemampuan keuangan

daerah. Rasio ini adalah perbandingan antara total realisasi

pendapatan transfer dengan total realisasi pendapatan daerah.

Dalam hal ini, akan dilihat bagaimana ketergantungan antara

pemerintah kota Semarang terhadap pemerintah pusat.

Pada laporan realisasi APBD kota Semarang menunjukkan

jumlah realisasi pendapatan transfer dana perimbangan pada

tahun 2008 sebesar 885,911,757,033. Kondisi tersebut

didapatkan dari kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak sebesar

228,626,714,300, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam sebesar

1,279,583,733, Dana Alokasi Umum sebesar 634,864,459,000,

dan Dana Alokasi Khusus sebesar 21,141,000,000.

Sedangkan laporan realisasi APBD kota Semarang pada

tahun 2009 menunjukkan jumlah realisasi pendapatan transfer

dana perimbangan sebesar 1,006,576,475,543. Kondisi

Page 2: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

tersebut didapatkan dari kontribusi Dana Bagi Hasil Pajak

sebesar 256,042,354,400, Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

sebesar 1,095,964,143, Dana Alokasi Umum sebesar

707,635,157,000, dan Dana Alokasi Khusus sebesar

41,803,000,000.

Pada laporan realisasi APBD kota Semarang menunjukkan

jumlah realisasi pendapatan transfer pada tahun 2008 sebesar

1,069,782,796,728. Kondisi tersebut didapatkan dari kontribusi

pendapatan transfer pemerintah pusat-dana perimbangan

sebesar 885,911,757,033. Kontribusi pendapatan transfer

pemerintah pusat-lainnya sebesar 13,531,031,800. Kontribusi

pendapatan transfer pemerintah provinsi sebesar

170,340,007,895.

Sedangkan pada laporan realisasi APBD kota Semarang

pada tahun 2009 menunjukkan jumlah realisasi pendapatan

transfer sebesar 1,221,630,253,695. Kondisi tersebut

didapatkan dari kontribusi pendapatan transfer pemerintah

pusat-dana perimbangan sebesar 1,006,576,475,543.

Kontribusi pendapatan transfer pemerintah pusat-lainnya

sebesar 29,576,114,000. Kontribusi pendapatan transfer

pemerintah provinsi sebesar 185,477,664,152.

Page 3: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Jumlah total realisasi pendapatan kota Semarang tahun

2008 sebesar 1,337,697,047,131, sedangkan jumlah total

realisasi pendapatan kota Semarang tahun 2009 sebesar

1,538,490,537,516. Jadi berdasarkan sejumlah data tersebut,

maka rasio ketergantungan keuangan daerah kota Semarang

pada tahun 2008 yaitu 1,069,782,796,728/1,337,697,047,131

= 0.7997 (79.97%). Sedangkan rasio ketergantungan keuangan

daerah kota Semarang pada tahun 2009 yaitu

1,221,630,253,695/1,538,490,537,516 = 0.7940 (79.4%).

Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa kota Semarang memiliki rasio ketergantungan keuangan

daerah yang cukup tinggi. Rasio ketergantungan keuangan

daerah kota Semarang lumayan tinggi karena jumlah

pendapatan transfer dari dana perimbangan terutama Dana

Alokasi Umum dan Dana Otonomi Khusus yang semakin

meningkat tiap tahunnya. Akan tetapi, jika dibandingkan dalam

kurun waktu 2 tahun terakhir, maka rasio ketergantungan

keuangan daerah kota Semarang mengalami penurunan

sebesar 0.57 % dari tahun 2008 sebesar 79.97 % menjadi

79.40 % pada tahun 2009.

Rasio Kemampuan Keuangan Daerah

Page 4: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Rasio ini dapat menggambarkan bagaimana suatu

pemerintah daerah dapat menyelenggarakan dan melayani

urusan pemerintahan dengan baik. Selain itu, rasio ini juga

dapat diandalkan pemerintah daerah untuk menentukan

kemampuan pengembalian jumlah pokok pinjaman, sehingga

apabila tingkat rasio lebih dari 100 %, maka timbul surplus

yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kemampuan

pengembalian pinjaman tersebut.

Dalam era desentralisasi fiskal, pemerintah daerah

dituntut agar dapat menggunakan sumber-sumber ekonominya

secara mandiri, mampu mengembangkan sumber-sumber

potensial yang dimiliki daerah demi meningkatnya

pembangunan di dalam pemerintah daerah. Rasio ini

menunjukkan kondisi keuangan daerah dengan

membandingkan realisasi pendapatan daerah dengan realisasi

belanja daerah. Namun, rasio ini juga sangat penting, di mana

rasio ini juga sebagai syarat untuk melakukan pinjaman yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat.

Dalam laporan realisasi APBD tahun 2008, jumlah total

realisasi pendapatan kota Semarang adalah

1,337,697,047,131, sedangkan dalam melaksanakan

Page 5: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

kegiatannya jumlah realisasi belanja serta pengeluaran transfer

yang dilakukan sebesar 1,325,301,609,216, sehingga terdapat

surplus anggaran sebesar 12,395,437,915. Maka rasio

kemampuan keuangan daerah kota Semarang pada tahun

2008 adalah 1,337,697,047,131/1,325,301,609,216, yaitu

sebesar 1.0093 (100.93 %).

Dalam laporan realisasi APBD tahun 2009, jumlah total

realisasi pendapatan kota Semarang adalah

1,538,490,537,516, sedangkan dalam melaksanakan

kegiatannya jumlah realisasi belanja serta pengeluaran transfer

yang dilakukan sebesar 1,505,502,336,136, sehingga terdapat

surplus anggaran sebesar 32,988,201,380. Maka rasio

kemampuan keuangan daerah kota Semarang pada tahun

2009 adalah 1,538,490,537,516/1,505,502,336,136, yaitu

sebesar 1.0219 (102.19 %).

Berdasarkan data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

rasio kemampuan keuangan daerah kota Semarang pada tahun

2009 mengalami peningkatan sebesar 1.26 % dari tahun

sebelumnya yang hanya sebesar 100.93 %. Peningkatan

tersebut ditunjukkan dengan adanya surplus anggaran yang

meningkat pula. Jadi, berdasarkan rasio kemampuan keuangan

Page 6: Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

daerah tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan

pemerintah kota Semarang dalam menyelenggarakan dan

melayani urusan pemerintah kotanya pada tahun 2009 lebih

baik dibandingkan tahun sebelumnya.