RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN PERBANKAN (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh : AYU PUTRI INTAN PERTIWI NIM : F0206034 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

Page 1: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT

KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN PERBANKAN

(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2004-2007)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh :

AYU PUTRI INTAN PERTIWI NIM : F0206034

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 3: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 4: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Kualitas hidup seseorang akan tergantung pada komitmennya

untuk meraih kesuksesan, tak peduli dalam bidang apa mereka

melakukannya.

(Vince Lombardi)

Real power does not hit hard, but straight to the point.

(Anonim)

It’s not what happens to you. It’s what you do about it.

(Anonim)

Page 5: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk..

· Ibu, Bapak, Kakak, dan Adikku tercinta

· Mbah Tie, Eyang Tie, dan seluruh Keluarga Besar

· Sahabat-sahabatku (Lia, Dewi, Anis, Herlina, Yashi, Fathiin,

Citra, Hana, Irma, Anas)

· Almamaterku

Page 6: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobil’alamin. Segala puji syukur yang tak terhingga ke

hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rasio Camel

sebagai Indikator Tingkat Kesehatan dan Kebangkrutan Perbankan (Studi Kasus

pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2004-2007)”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas akhir dan syarat mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa

keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

baik berupa moral maupun material, secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima

kasih yang tulus kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dra. Endang Suhari, Msi. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Reza Rahardian, SE, Msi. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 7: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Heru Agustanto, SE, ME. selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan.

5. Dr. Asri Laksmi Riani, MS. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta atas pelayanan yang telah diberikan, serta

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan ke depan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi pembaca yang membutuhkan informasi yang berkaitan dengan

skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, September 2010

Penulis

Page 8: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

ABSTRAK …............................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................................ iv

MOTTO ...................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................... ........................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ............................................................................ xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................. 1

B. PERUMUSAN MASALAH .............................................................. 4

C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................... 4

D. MANFAAT PENELITIAN ................................................................ 5

BAB II TELAAH PUSTAKA ...................................................................... 6

A. LANDASAN TEORI ........................................................................ 6

Page 9: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

1. Laporan Keuangan …… ................................................................... 6

2. Pengertian Bank ............................................................................... 7

3. Kesehatan Bank .............................................................................. 8

4. Menilai Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL ......................... 10

5. Kebangkrutan ................................................................................... 14

6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 16

B. RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 25

A. DESAIN PENELITIAN ......................................................................... 25

B. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL .. 25

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL ….. 26

D. SUMBER DATA ………….…………………………………...…...… 29

E. METODE PENGUMPULAN DATA ................................................... 30

F. METODE ANALISIS DATA ............................................................... 30

1. Uji Normalitas Data ......................................................................... 31

2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 32

3. Uji Hipotesis ...................................................................................... 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 38

A. ANALISIS DATA .................................................................................. 38

B. STATISTIK DESKRIPTIF ................................................................... 40

C. UJI NORMALITAS DATA ................................................................... 41

Page 10: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

D. UJI ASUMSI KLASIK .......................................................................... 42

1. Uji Multikolinearitas ........................................................................ 42

2. Uji Autokolerasi ................................................................................ 43

3. Uji Heterokedatisitas ........................................................................ 44

E. UJI HIPOTESIS ................................................................................... 46

1. Uji Kelayakan Model ...................................................................... 46

2. Uji Pengaruh Parsial ........................................................................ 47

3. Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 50

4. Uji Beda …………………………………………………………... 51

F. PEMBAHASAN ................................................................................... 52

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 56

A. KESIMPULAN .................................................................................... 56

B. KETERBATASAN PENELITIAN ..................................................... 57

C. SARAN ................................................................................................ 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Laba/ Rugi …………………………………………………… 1

Lampiran 2 Capital Adequacy Ratio (CAR) ………………….………….. 2

Lampiran 3 Non Performing Loan (NPL) ……………………………...… 3

Lampiran 4 Return On Asset (ROA) ……………………………………... 4

Lampiran 5 Return On Equity (ROE) …………………………………….. 5

Lampiran 6 Biaya Operasional/ Pendapatan Operasional (BO/ PO) …..… 6

Lampiran 7 Net Interest Margin (NIM) …………………………………… 7

Lampiran 8 Loan To Deposit Ratio (LDR) ……………………………….. 8

Lampiran 9 Rasio Keuangan CAMEL ……………………………………. 9

Lampiran 10 Korelasi Antar Variabel (Output seluruh sampel) ………….. 10

Lampiran 11 Korelasi Antar Variabel (Output sampel bank tidak

bermasalah) ………………………………………………….. 11

Lampiran 12 Independent Samples Test ……………………………...…… 12

Lampiran 13 Mann-Whitney U Test …………………………………….…. 13

Lampiran 14 Contoh Sumber Data/ Laporan Keuangan Bank Bermasalah

yang dijadikan Sampel (PT Bank Century Tbk) …………….. 14

Lampiran 15 Contoh Sumber Data/ Laporan Keuangan Bank Bermasalah yang

dijadikan Sampel (PT Bank Negara Indonesia Tbk) ……..… 15

Page 12: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Standar Predikat Tingkat Kesehatan Bank ………….……….……… 10

Tabel II. 2 Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan Bank …………….……………. 14

Tabel IV. 1 Pemilihan Sampel …………………………………………………. 38

Tabel IV. 2 Daftar Bank Yang Dijadikan Sampel Penelitian ………….………. 39

Tabel IV. 3 Descriptive Statistics …………………………………….………… 40

Tabel IV. 4 Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………..……… 42

Tabel IV. 5 Hasil Uji Multikoliniearitas ………………..……………………… 43

Tabel IV. 6 Hasil Uji Autokorelasi ………………………………..…………… 44

Tabel IV. 7 Hasil Uji F ……………………………………………...…………. 46

Tabel IV. 8 Hasil Regresi Linier Berganda …….………………………………. 48

Tabel IV. 9 Hasil Uji t ……………………………...…………………………... 49

Tabel IV. 10 Hasil Uji R2 ……………….…………...………………….……… 50

Tabel IV. 11 Hasil Uji Beda ……………………………………………………. 51

Page 13: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik IV. 1 Hasil Uji Heterokedatisitas ................................................... 45

Page 14: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK

RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN PERBANKAN

(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007)

AYU PUTRI INTAN PERTIWI NIM : F0206034

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah pendekatan CAMEL dapat digunakan sebagai indikator untuk memprediksi kondisi bermasalah (indikasi kebangkrutan) pada sektor perbankan di Indonesia selama periode tahun 2004 hingga 2007. Sampel penelitian ini sebanyak 21 perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2004-2007. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah purposive sampling. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji beda. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Dari ketujuh rasio keuangan CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu CAR, NPL, ROA, ROE, BO/ PO, NIM, LDR; hanya rasio NPL dan ROE yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi adanya kondisi bermasalah pada perusahaan perbankan Indonesia selama periode tahun 2004-2007 dengan signifikansi masing-masing sebesar 0,026 dan 0,009. Kondisi bermasalah atau tidak bermasalah dalam penelitian ini di proxy-kan dalam nilai laba untuk bank tidak bermasalah dan rugi untuk bank bermasalah karena laba/ rugi merupakan hasil dari kinerja perusahaan sehingga diharapkan mampu menunjukan kondisi bank sebenarnya. (2) Dari hasil uji beda dengan menggunakan Independen Sample Test dan Mann Whitney U Test, rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank dengan kategori bermasalah dan bank kategori tidak bermasalah adalah rasio NIM dan LDR dengan nilai signifikansi masing-masing 0,712 dan 0,768, sedangkan rasio-rasio lainnya tidak perbedaan pada kedua kategori tersebut. Untuk periode tahun 2004-2007 rasio keuangan CAMEL kurang mampu digunakan sebagai indikator kebangkrutan bank. Kata Kunci : rasio keuangan CAMEL, laba/ rugi, kebangkrutan

Page 15: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

CAMEL RATIOS AS AN INDICATOR OF HEALTH AND BANKING BANKRUPTCY

(Case Study in the Banking Companies Listed on Indonesia Stock Exchange Period 2004-2007)

AYU PUTRI INTAN PERTIWI NIM: F0206034

This study aims to provide empirical evidence whether the CAMEL approach can be used as an indicator to predict the condition of problem (indication of bankruptcy) in the banking sector in Indonesia during the period 2004 to 2007. Samples of 21 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange during the years 2004-2007. Techniques used in sample selection was purposive sampling. The data analysis techniques using multiple linear regression analysis and different test.

Based on the results of the research results are obtained as follows: (1) From the seventh CAMEL financial ratio used in this study, the CAR, NPLs, ROA, ROE, BO / PO, NIM, LDR; only NPL and ROE ratio that have significant influence in predicting the existence of problematic conditions in the Indonesian banking company during the year 2004-2007 with the significance of each of 0.026 and 0.009. Condition problematic or not problematic in this research in his proxy in the value of profit for banks not in trouble and loss to troubled banks as profit / loss is the result of the company's performance so hopefully be able to demonstrate the actual bank. (2) From the results of different test using the Independent Sample Test and Mann Whitney U Test, a ratio that has a significant difference between the categories of troubled banks and banks are not problematic category is the ratio of NIM and LDR with significance values respectively 0.712 and 0.768, while Other ratios are not different in both categories. For the period year 2004-2007 CAMEL financial ratio is less able to be used as an indicator of bank bankruptcy.

Keywords: CAMEL financial ratio, profit / loss, bankruptcy

Page 16: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sistem keuangan di seluruh dunia telah terintegrasi sebagai bagian dari

upaya menuju liberalisasi dan globalisasi sejak 1980-an. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan lingkungan yang

sesuai untuk kegiatan keuangan yang baru berdasarkan informasi dan inovasi

di pasar keuangan. Internasionalisasi arus keuangan meningkatkan

kemungkinan penularan dalam sistem keuangan global. Ketidakstabilan

keuangan memberikan kontribusi ketidakstabilan sistem keuangan global yang

dibuktikan dengan pecahnya krisis Asia pada akhir 1990-an. Krisis parah

tahun 1997-1999 menyebar dari Thailand ke seluruh Asia Tenggara, Asia

Timur, Eropa Timur, Amerika Selatan, serta negara-negara maju lainnya

(Ozkan–Gunay dan Mehmed Ozkan : 2007).

Krisis-krisis keuangan telah membawa perhatian terhadap kebutuhan

reformasi arsitektur keuangan. Bahkan dengan kerangka peraturan yang tepat,

regulator dan pengawas bank tidak dapat mencegah kegagalan bank karena

mengambil risiko adalah bagian alami dari transaksi perbankan. Risiko

keuangan harus terus dimonitor dan dikontrol menggunakan semua sistem

peringatan dini dalam tahap pencegahan krisis. Oleh karena itu, peramalan dan

Page 17: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pengawasan bank yang mengalami kesulitan keuangan sangat penting dalam

meminimalkan biaya krisis perbankan dan mencegah krisis menular.

Sejak terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada

pertengahan tahun 1997 yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah

terhadap dolar Amerika menyebabkan banyak bank yang lumpuh. Dalam

Almilia dan Herdiningtyas (2005 : 2), pada Seminar Restrukturisasi Perbankan

di Jakarta pada tahun 1998 disimpulkan beberapa penyebab menurunnya

kinerja bank, antara lain :

a. Semakin meningkatnya kredit bermasalah perbankan

b. Dampak likuidasi bank-bank 1 November 1997 yang

mengakibatkan turunnya kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan dan pemerintah, sehingga memicu penarikan dana

secara besar-besaran

c. Semakin turunnya permodalan bank-bank

d. Banyak bank-bank tidak mampu kewajibannya karena menurunnya

nilai tukar rupiah

e. Manajemen tidak profesional

Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah

satu sumber utama indikator yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan

keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan itu akan dapat

dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat

kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk

Page 18: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

mengidentifikasikan perubahan-perubahan pokok pada trend jumlah, dan

hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan

akan membantu mengintepretasikan berbagai kecenderungan yang dapat

memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan

dimasa mendatang.

Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima

aspek penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning,

Liquidity). Capital untuk rasio kecukupan modal; Assets untuk rasio kualitas

aktiva; Management untuk menilai kualitas manajemen; Earning untuk rasio-

rasio rentabilitas bank; Liquidity untuk rasio-rasio likuiditas bank. Hal ini

menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi

keuangan perusahaan perbankan. Menurut Bank Indonesia, tujuan penilaian

tingkat kesehatan perbankan antara lain untuk:

a. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah

pengelolaan bank dilakukan sejalan dengan azas-azas perbankan

yang sehat dan sesuai ketentuan yang berlaku

b. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menetapkan arah

pembinaan dan pengembangan perbankan baik secara individual

maupun secara keseluruhan

Perlu ditegaskan bahwa dalam penelitian ini tidak membahas

mengenai faktor manajemen dan faktor-faktor lain yang bersifat teknis, sosial,

dan ekonomi yang mendasari kinerja perbankan karena sulitnya mencari data

Page 19: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

yang relevan mengenai hal yang diteliti. Berdasarkan latar belakang yang

telah diuraikan, peneliti tertarik meneliti penggunaan rasio CAMEL untuk

menilai tingkat kesehatan perbankan dengan judul:

RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN

KEBANGKRUTAN PERBANKAN

(Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode 2004-2007)

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah ada perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan bank

bermasalah maupun bank tidak bermasalah?

2. Apakah pendekatan CAMEL dapat digunakan sebagai indikator untuk

memprediksi kondisi bermasalah (indikasi kebangkrutan) pada sektor

perbankan di Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

1. Mengetahui tingkat kesehatan perbankan di Indonesia periode 2004-

2007 dengan menggunakan pendekatan CAMEL (Capital, Assets,

Management, Earning, Liquidity).

Page 20: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

2. Memperoleh bukti empiris adanya perbedaan yang signifikan pada

rasio keuangan bank bermasalah dan bank tidak bermasalah.

3. Memperoleh bukti empiris apakah pendekatan CAMEL dapat

digunakan sebagai indikator untuk memprediksi kondisi bermasalah

(indikasi kebangkrutan) pada sektor perbankan di Indonesia.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi:

1. Manajemen perusahaan khususnya perusahaan perbankan, yang mana

hal ini dapat dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan serta

langkah antisipasi jika pada laporan keuangan perusahaan mulai

mengindikasikan adanya kondisi yang kurang sehat.

2. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi kalangan akademis

maupun masyarakat luas dalam rangka melakukan penilaian kinerja

perusahaan perbankan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengalaman dan

pengetahuan mengenai indikator-indikator kondisi bermasalah pada

perusahaan perbankan di Indonesia.

Page 21: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

TELAAH PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan

keuangan suatu bank pada suatu periode tertentu. Brigham dan Houston

(2008 : 36) menyatakan secara umum ada empat bentuk laporan keuangan

yang pokok yang dihasilkan perusahaan yaitu laporan neraca, laporan laba

rugi, laporan perubahan modal, dan laporan aliran kas.

Neraca suatu bank menggambarkan jumlah kekayaan, kewajiban,

dan modal dari bank tersebut pada saat tertentu. Neraca biasanya disusun

pada akhir tahun pembukuan (31 Desember). Kekayaan atau harta

disajikan pada sisi aktiva, sedangkan kewajiban atau lutang dan modal

disajikan pada sisi pasiva.

Laporan Laba Rugi suatu bank menggambarkan jumlah

penghasilan atau pendapatan dan biaya dari bank tersebut pada periode

tertentu. Sebagaimana halnya dengan neraca, laporan laba rugi biasanya

disusun setiap akhir tahun pembukuan (31 Desember). Apabila jumlah

pendapatan melebihi jumlah biaya akan menghasilkan laba, sedangkan

apabila jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya maka perusahaan

mengalami kerugian.

Page 22: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Laporan Perubahan Modal suatu bank menggambarkan jumlah

perubahan modal pada awal dan akhir periode tertentu. Laporan Aliran

Kas suatu bank menggambarkan penerimaan dan pembayaran kas

perusahaan selama suatu periode tertentu.

Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum

digunakan untuk analisis, yaitu laporan neraca, dan laporan laba rugi. Hal

ini disebabkan laporan perubahan modal dan laporan aliran kas pada

akhirnya akan diikhtisarkan pada laporan neraca dan laporan laba rugi.

2. Pengertian Bank

Bank merupakan lembaga keuangan yang sangat penting dalam

masyarakat. Merkusiwati (2007 : 101) mendefinisikan Bank sebagai suatu

lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit) serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran.

Suseno dan Abdullah (2003) mengungkapkan bahwa dalam perkembangan

selanjutnya bank tidak hanya menjalankan fungsi intermediasi tetapi juga

memberikan jasa dan pelayanan lain kepada masyarakat, misalnya dalam

lalu lintas pembayaran maupun jasa keuangan lainnya. Perbankan juga

berperan dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Efektivitas kebijakan

moneter akan sangat dipengaruhi oleh kesehatan dan stabilitas sektor

perbankan.

Page 23: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

3. Kesehatan Bank

Kebijakan perbankan yang dikeluarkan dan dilaksanakan oleh

Bank Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan dan

memelihara kesehatan baik secara individu maupun perbankan sebagai

suatu sistem. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat

adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik, yaitu

dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat

menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas

pembayaran serta dapat dipergunakan oleh pemerintah dalam

melaksanakan kebijakannya, terutama kebijakan moneter (Suseno dan

Abdullah, 2003).

Taswan berpendapat bahwa tingkat kesehatan bank merupakan

hasil penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap

kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian faktor permodalan,

kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap

risiko pasar. Penilaian terhadap faktor-faktor tersebut dilakukan melalui

penilaian kuantitatif dan atau kualitatif setelah mempertimbangkan unsur

judgement yang didasarkan atas meterialitas dan signifikansi dari faktor-

faktor penilaian serta pengaruh dari faktor lainnya seperti kondisi industri

perbankan dan perekonomian nasional.

Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi,

perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Penilaian

kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil

Page 24: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank.

Sedangkan pertimbangan unsur judgement merupakan pengambilan

kesimpulan yang dilakukan secara obyektif dan independen berdasarkan

hasil analisis yang didukung oleh fakta, data, dan informasi yang memadai

serta terdokumentasi dengan baik guna memperoleh hasil penilaian yang

mencerminkan kondisi bank yang sebenarnya.

Perkembangan metodologi penelitian kondisi bank senantiasa

bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank harus

diatur kembali agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di

waktu yang akan datang. Metodologi penilaian kesehatan bank saat ini

mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/ 10/ PBI/ 2004 tanggal

12 April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

dan Surat Edaran Nomor 6/ 23/ DPNP tanggal 31 Mei 2004 perihal Sistem

Penilaian Kesehatan Bank Umum. Sesuai Peraturan dan Surat Edaran dari

Bank Indonesia tersebut, semua bank umum yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan

bank secara triwulanan yaitu pada bulan Maret, Juni, Sepetember, dan

Desember.

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini

mencakup penilaian terhadap faktor-faktor CAMEL (Capital, Assets,

Management, Earning, Liquidity). Suseno dan Abdullah (2003 : 39)

mengungkapkan apabila suatu bank mengalami permasalahan pada salah

satu atau lebih faktor tersebut, maka bank akan mengalami kesulitan.

Page 25: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sebagai contoh, suatu bank yang mengalami masalah likuiditas meskipun

bank tersebut modalnya cukup, selalu memperoleh laba, kualitas aktiva

produktifnya baik, dan dikelola dengan baik, apabila masalah likuiditas

tidak segera diatasi maka dapat dipastikan bank akan menjadi tidak sehat.

Pada waktu terjadi krisis perbankan di Indonesia sebenarnya tidak semua

bank dalam kondisi tidak sehat, tetapi karena terjadi rush dan mengalami

kesulitan likuiditas maka sejumlah bank yang semula sehat menjadi tidak

sehat.

Nilai kredit untuk menentukan predikat tingkat kesehatan bank

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel II. 1

Standar Predikat Tingkat Kesehatan Bank

Nilai Kredit Predikat 81 – 100 66 – 80 51 – 65 0 – 50

Sehat Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat

Sumber: Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia

4. Menilai Kesehatan Bank dengan Metode CAMEL

Menurut Atikoğullari (2009), pendekatan CAMEL merupakan

suatu jenis analisis keuangan yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja

keuangan dan manajerial bank untuk menentukan tingkat kesehatan dan

keamanan bank. Rasio CAMEL menggambarkan suatu hubungan atau

perbandingan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.

Page 26: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dengan analisis rasio keuangan dapat diperoleh gambaran baik buruknya

keadaan atau posisi keuangan suatu bank.

Dalam kamus Perbankan (Institut Bankir Indonesia) edisi kedua

tahun 1999, CAMEL adalah aspek yang paling banyak berpengaruh

terhadap kondisi keuangan bank, mempengaruhi pula tingkat kesehatan

bank, CAMEL merupakan alat yang menjadi obyek pemeriksaan bank

yang dilakukan oleh pengawas bank. CAMEL terdiri atas lima kriteria

yaitu modal, aktiva, manajemen, pendapatan dan likuiditas.

a. Capital (Kecukupan Modal)

Rasio permodalan sering disebut juga rasio solvabilitas atau

capital adequacy ratio (CAR). Kecukupan modal adalah ukuran

kekuatan keuangan bank. Rasio jumlah modal sebagai bagian dari

total aktiva mencerminkan kemampuan bank untuk menutup

kerugian yang tak terduga. Analisis solvabilitas digunakan sebagai:

1) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap

kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindarkan

2) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan

usahanya sampai batas tertentu karena sumber-sumber dana

dapat juga berasal dari hutang penjualan aset yang tidak

dipakai dan lain-lain

3) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut

yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya

Page 27: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan

manajemen bank yang bersangkutan untuk bekerja dengan

efisiensi yang tinggi, seperti yang dikehendaki oleh para

pemilik modal pada bank tersebut

b. Assets (Kualitas Aktiva)

Kualitas aktiva menunjukkan tingkat risiko aktiva dan

tingkat kekuatan keuangan dalam bank. Elemen ini memiliki peran

utama dalam menilai kondisi sekarang dan kelangsungan hidup

perusahaan di masa depan.

c. Management (Kualitas Manajemen)

Evaluasi kualitas manajemen paling sulit diukur karena

tidak hanya tergantung pada kinerja keuangan. Kualitas

manajemen tidak hanya dari kualitas sumber daya manusia dalam

bekerja, tetapi juga mencakup tingkat pendidikan serta pengalaman

karyawannya dalam menangani berbagai kasus yang terjadi.

Unsur-unsur penilaian dalam kualitas manajemen adalah

manajemen permodalan, aktiva, umum, rentabilitas dan likuiditas,

yang didasarkan pada jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Page 28: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

d. Earning (Kemampuan Laba)

Bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu, dan untuk mengukur

tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional

perusahaannya. Masa depan kelangsungan hidup bank sangat

tergantung pada kemampuannya untuk mendapatkan tingkat

pengembalian yang memadai atas aktiva perusahaan. Laba

digunakan sebagai sarana untuk memperluas dana,

mempertahankan posisi kompetitif, dan menambah modal

perusahaan (atau paling tidak stabil).

e. Liquidity (Likuiditas)

Likuiditas dapat dijelaskan sebagai kemampuan bank untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan serta

mempertahankan solvabilitas perusahaan. Suatu bank dikatakan

liquid apabila dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat

membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi

permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Oleh

karena itu, bank dapat dikatakan liquid apabila:

1) Memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang digunakan

untuk memenuhi likuiditasnya

2) Memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhan

likuiditasnya, tetapi mempunyai aktiva lainnya (misal surat

Page 29: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

berharga) yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa

mengalami penurunan nilai pasarnya

3) Mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash asset

baru melalui berbagai bentuk hutang

Meskipun secara umum CAMEL relevan dipergunakan untuk

semua bank, tetapi bobot masing-masing faktor akan berbeda untuk

masing-masing jenis bank. Dengan dasar ini maka penggunaan CAMEL

dalam penilaian tingkat kesehatan dibedakan antara bank umum dan BPR.

Bobot masing-masing faktor CAMEL untuk bank umum dan BPR

ditetapkan sebagai berikut:

Tabel II. 2

Bobot Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Faktor CAMEL Bobot

Bank Umum BPR Capital (Kecukupan Modal) Assets (Kualitas Aktiva) Management (Kualitas Manajemen) Earning (Kemampuan Laba) Liquidity (Likuiditas)

25 % 30 % 25 % 10 % 10 %

30 % 30 % 20 % 10 % 10 %

Sumber: Sistem dan Kebijakan Perbankan di Indonesia

5. Kebangkrutan

Kebangkrutan adalah suatu keadaan dimana seseorang atau badan

hukum gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban

kepada debitur karena mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana

Page 30: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi,

yaitu profit, tidak dapat dicapai sebab dengan profit yang diperoleh

perusahaan bisa digunakan untuk mengembalikan pinjaman, membiayai

operasi perusahaan dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi bisa

ditutup dengan laba atau aktiva yang dimiliki. Kebangkrutan juga sering

disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan atau

insolvabilitas.

Bank yang bangkrut dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu bank

yang dilikuidasi dan bank yang direstrukturisasi.

a. Bank yang dilikuidasi, terdiri dari:

1) Bank Beku Operasi (BBO)

Merupakan bank yang dilikuidasi pemerintah pada tahun 1998

karena kinerjanya semakin memburuk setelah menggunakan

BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) lebih dari 500%

modal disetornya, atau lebih dari 75% total aset bank yang

bersangkutan.

2) Bank Beku kegiatan Usaha (BBKU)

Merupakan bank yang dilikuidasi oleh pemerintah pada tanggal

13 Maret 1999 karena tidak dapat memenuhi kewajiban jangka

panjangnya, tidak berprospek dan tidak mengikuti program

rekapitulasi.

Page 31: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Bank yang direstrukturisasi, terdiri dari:

1) Bank Take Over (BTO)

Merupakan bank yang diambil alih kepemilikannya oleh

pemerintah melalui BPPN dari pemilik semula dan masih tetap

beroperasi melayani nasabah.

2) Bank Rekapitulasi

Merupakan bank yang mengikuti program relakitulasi dimana

pemerintah melakukan penyertaan modal pada bank yang

bersangkutan melalui penerbitan obligasi sehingga kepemilikan

mayoritas bank-bank yang direkap berada di tangan pemerintah

dan bersifat sementara.

6. Penelitian Terdahulu

a. Ozkan–Gunay dan Ozkan (2007)

Meneliti tentang kondisi bank dengan berbagai pendekatan.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pendekatan Artificial Neural

Network (ANN) dapat diusulkan sebagai metode yang menjanjikan

untuk mengevaluasi kondisi keuangan dalam hal akurasi prediktif,

kemampuan adaptasi dan ketahanan, dan sebagai metode alternatif

peringatan dini yang dapat digunakan bersama dengan alternatif

yang paling umum seperti CAMEL, rasio keuangan dan analisis

kelompok sejenis, penilaian risiko bank yang komprehensif, dan

model ekonometrik. Pendekatan ANN digunakan sebagai

Page 32: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

algoritma induktif dalam menemukan struktur pengetahuan

prediktif dalam data keuangan dan digunakan untuk menjelaskan

kegagalan bank di sektor perbankan Turki sebagai kasus khusus

dari EFMs. Untuk menguji metode yang diusulkan, peneliti

menggunakan rasio keuangan dari 59 Bank Turki untuk 1989-2000

dari yang 36 bank sukses dan 23 bank yang gagal.

Hasil empiris menunjukkan bahwa ANN terbukti dapat

membedakan pola atau tren dalam data keuangan. Kebanyakan dari

kegagalan bank dapat diprediksi jauh sebelumnya, dengan

pemanfaatan pendekatan klasifikasi ANN, tetapi lebih penting lagi

bisa diusulkan untuk mendeteksi isyarat peringatan awal kegagalan

potensial, seperti pada kasus sektor perbankan Turki.

b. Almilia dan Herdiningtyas (2005)

Meneliti tentang prediksi rasio CAMEL terhadap kondisi

bermasalah pada lembaga perbankan periode setelah krisis

ekonomi tahun 2000-2002. Penelitian ini bertujuan untuk

memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan

lembaga perbankan. Sampel penelitian terdiri dari 16 bank sehat, 2

bank yang mengalami kebangkrutan dan 6 bank yang mengalami

kondisi kesulitan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik. Hasil

Page 33: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

penelitian menyimpulkan bahwa rasio yang memiliki perbedaan

signifikan antara bank-bank dengan kategori bermasalah dan tidak

bermasalah pada periode 2000-2002 adalah CAR, APB, NPL,

PPAPAP, ROA, NIM dan BOP.

c. Wilopo (2001)

Penyampelan dalam penelitian ini dilakukan secara cluster

yaitu 235 bank. Pada akhir tahun 1996 dibagi menjadi 16 bank

terlikuidasi dan 219 bank yang tidak dilikuidasi, selanjutnya

diambil 40% sebagai sampel estimasi, terdiri atas 7 bank

terlikuidasi dan 87 bank yang tidak dilikuidasi. Kemudian dari 215

bank pada akhir tahun 1997 yang terdiri atas 38 bank terlikuidasi

dan 177 bank pada tahun 1999 yang tidak dilikuidasi, diambil 40 %

sebagai sampel validasi yang terdiri atas 16 bank terlikuidasi dan

70 bank yang tidak dilikuidasi. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rasio keuangan model CAMEL (13 rasio),

besaran (size) bank yang diukur dengan log. assets, dan variabel

dummy (kredit lancar dan manajemen).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan

tingkat prediksi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

ini tinggi (lebih dari 50% sebagai cut off value-nya). Tetapi jika

dilihat dari tipe kesalahan yang terjadi tampak bahwa kekuatan

prediksi untuk bank yang dilikuidasi 0% karena dari sampel bank

Page 34: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang dilikuidasi, semuanya diprediksikan tidak dilikuidasi. Dengan

demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang

diajukan bahwa “rasio keuangan model CAMEL, besaran (size)

bank serta kepatuhan terhadap Bank Indonesia” dapat digunakan

untuk memprediksikan kegagalan bank di Indonesia. Simpulan ini

diambil didasarkan atas tipe kesalahan yang terjadi, khusus kasus

di Indonesia ternyata rasio CAMEL serta variabel-variabel

independen lain yang digunakan dalam penelitian ini belum dapat

memprediksikan kegagalan bank.

d. Thomson (1991)

Penelitian ini menguji manfaat rasio keuangan CAMEL

dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an

dengan menggunakan alat statistik logit reggression untuk

menganalisis sampel sebanyak 1.736 bank tidak bangkrut dan 770

bank bangkrut periode 1984-1989. Kesimpulannya bahwa

kemungkinan bank akan bangkrut adalah berkaitan dengan

solvency, termasuk rasio CAMEL yang dimilikinya. Penemuan lain

bahwa rasio CAMEL, sebagai proxy kondisi keuangan bank

merupakan faktor signifikan yang berkaitan dengan kemungkinan

kebangkrutan bank untuk periode empat tahun sebelum perusahaan

bank bangkrut.

Page 35: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

e. Whalen dan Thomson (1988)

Menguji manfaat 22 rasio keuangan CAMEL dalam

menyusun rating bank yang berlokasi di Ohio, Western

Pennsylvania, Eastern Kentucky, dan West Virgina. Whalen dan

Thomson menggunakan logit reggression untuk menganalisis

sampel sebanyak 58 bank yang terbagi atas 40 sampel utama dan

18 bouldout sample. Whalen dan Thomson menemukan bahwa

rasio keuangan CAMEL akurat dalam menyusun rating bank.

B. RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1. Rerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

ROA

NPL

CAR

NIM

Kondisi Bank :

- Bank Bermasalah

dengan proxy laba

- Bank Tidak

Bermasalah dengan

proxy rugi

BO/ PO

LDR

ROE

Page 36: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Penjelasan Rerangka Pemikiran:

Rasio keuangan sebagai variabel independen dengan proxy CAR,

NPL, NIM, ROA, ROE, BO/ PO, dan LDR setelah dianalisis akan

menunjukkan kondisi kesehatan bank (variabel dependen). Yaitu bank

bermasalah dan bank tidak bermasalah dengan menggunakan proxy laba/

rugi perusahaan. Bank tidak bermasalah menggunakan proxy laba,

sedangkan bank bermasalah menggunakan proxy rugi. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan laba/ rugi karena laba/ rugi dapat

menggambarkan informasi mengenai potensi (kemampuan) perusahaan

dalam mengelola usahanya. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat

dari besar kecilnya laba yang diperoleh.

2. Hipotesis

Untuk melakukan penilaian kesehatan suatu bank dapat dilihat dari

berbagai aspek. Penilaian bertujuan untuk menentukan apakah bank

tersebut dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak

sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas serta pembina bank-

bank dapat memberikan arahan bagaimana bank tersebut harus dijalankan

dengan baik atau bahkan dihentikan operasinya. Penelitian dengan

pendekatan CAMEL dilakukan untuk membedakan bank yang sehat dan

bank yang tidak sehat. Bank yang sehat diharapkan akan mampu tumbuh

dan berkembang dengan baik, sehingga mampu menjaga kepentingan dan

kepercayaan masyarakat serta mampu memberikan kontribusi bagi

Page 37: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perkembangan ekonomi nasional (Almilia dan Herdiningtyas: 2005). Rata-

rata rasio keuangan dengan pendekatan CAMEL bank sehat lebih besar

daripada bank yang tidak sehat.

Ozkan–Gunay dan Ozkan (2007) juga mengungkapkan adanya

perbedaan pada dua kelompok bank (sukses dan gagal) yang dibandingkan

dengan CAMEL. Hal ini ditunjukkan pada nilai rata-rata kecukupan modal

bank yang sukses lebih baik daripada bank yang gagal. Dari segi kualitas

aset, bank sukses menunjukkan kondisi yang lebih baik dengan rendahnya

nilai non-performing loans pada total pinjaman dan aset permanen pada

total aset. Pendapatan bank sukses juga lebih tinggi daripada bank gagal

dimana pendapatan bersih pada rata-rata total aset bank gagal bernilai

negatif.

Almilia dan Herdiningtyas (2005) menemukan bahwa Capital

Adequancy Ratio (CAR) mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap

kondisi bermasalah pada bank. Artinya semakin rendah CAR,

kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Return On

Asset (ROA) mempunyai pengaruh tidak signifikan negatif terhadap

kondisi bermasalah pada bank. Artinya semakin rendah Return On Asset

(ROA), kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Non

Performing Loan (NPL) mempunyai pengaruh tidak signifikan positif.

terhadap kondisi bermasalah pada bank. Artinya semakin tinggi rasio ini,

kemungkinan bank berada dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Page 38: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1: Rasio keuangan CAMEL (CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, BO/PO,

LDR) memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank

bermasalah dan tidak bermasalah pada perusahaan perbankan

selama periode 2004-2007.

Secara empiris tingkat kegagalan bisnis dan kebangkrutan bank

dengan menggunakan rasio-rasio keuangan model CAMEL dapat

dibuktikan sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu

Thomson (1991) yang menguji manfaat rasio keuangan CAMEL dalam

memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an dengan

menggunakan alat statistik regresi logit. Thomson menemukan bahwa

rasio keuangan CAMEL dapat digunakan dalam memprediksi kegagalan

bank. Dengan menggunakan pendekatan tersebut, kondisi bank secara

signifikan menunjukkan kemungkinan mengalami kebangkrutan sebelum

akhirnya bank tersebut benar-benar bangkrut dan dilikuidasi.

Hasil temuan Thomson tersebut bertolak belakang dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Wilopo (2001) yang menemukan bahwa

rasio CAMEL kurang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan

karena ketepatan prediksi kebangkrutan dari sampel estimasi dan validasi

menghasilkan 0% yang artinya dari bank kategori bangkrut tidak satupun

yang diprediksi bangkrut.

Page 39: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Dalam penelitian Ozkan–Gunay dan Ozkan (2007) yang mengukur

kegagalan bank dengan menggunakan pendekatan Artificial Neural

Network (ANN), model matematika dan logaritma dengan

mengkombinasikan input data, menemukan bahwa sebagian besar

kegagalan bank dapat diprediksi jauh sebelumnya. Lebih penting lagi

dengan pendekatan ANN dapat menjadi early warning signals yang

bermanfaat untuk mendeteksi potensi kegagalan bank. Jika krisis

keuangan dapat dideteksi lebih awal, maka dapat meminimalkan biaya dan

krisis sistem perbankan dapat dicegah oleh pihak-pihak yang berwenang.

Berdasarkan analisis dan temuan penelitian terdahulu, maka

hipotesis penelitian dinyatakan sebagai berikut:

H2: Rasio Keuangan CAMEL (CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, BO/PO,

LDR) merupakan indikator kebangkrutan pada perusahaan

perbankan dengan kategori bermasalah.

Page 40: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Tipe penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research)

yang fokus pada hubungan antara variabel-variabel penelitian serta menguji

hipotesis yang dirumuskan. Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu

data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka).

B. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi merupakan jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan/

individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Djarwanto dan

Subagyo, 2005). Populasi dalam penelitian keuangan ini adalah seluruh bank-

bank umum swasta nasional yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) pada periode 2004, 2005, 2006, dan 2007. Data diperoleh

dengan mengakses website www.idx.co.id. Menurut dimensi waktunya

penelitian ini menggunakan data runtut waktu (time series).

2. Sampel

Menurut Djarwanto dan Subagyo (2005 : 93) sampel adalah sebagian

dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan dianggap mampu

mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada

Page 41: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

populasinya). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dimana sampel yang diambil dengan kriteria-kriteria

tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah:

a. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) yang mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit

secara kuartal maupun tahunan selama periode penelitian.

b. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) yang memiliki data–data yang relevan untuk penelitian ini.

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau biasa disebut dengan variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba/ rugi perusahaan

perbankan. Laba digunakan sebagai proxy bank dengan kategori tidak

bermasalah, sedangkan rugi sebagai proxy bank dengan kategori bermasalah.

Nilai laba/ rugi diperoleh dari rata-rata laba/ rugi tahunan yang tercantum

dalam laporan keuangan perusahaan perbankan selama periode penelitian.

2. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh

variabel lain dan sebaliknya mempengaruhi variabel lain. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah:

Page 42: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

1) Capital (aspek solvabilitas) diukur dengan menggunakan Capital

Adequacy Ratio (CAR). CAR adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut

dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber diluar bank. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

imbangAktivaTertriModalSendi

CAR =

2) Penilaian kualitas aset diukur dengan Non Performing Loans (NPL).

Rasio ini menunjukan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak

ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit bermasalah

adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.

NPL diperoleh dengan rumus:

oduktifrataAktivaRatamasalahoduktifBerKualitas

NPLPr

Pr-

=

3) Earning (aspek rentabilitas), dapat diukur dengan Return On Assets

(ROA), Return On Equity (ROE), Biaya Operasional/ Pendapatan

Operasional (BO/PO), dan Net Interest Margin (NIM).

Page 43: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

- ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam

memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. Semakin

tinggi nilai ROA menunjukkan semakin baik kinerja

manajemen perusahaan. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

aTotalAktivakSetelahPajLabaBersih

ROA =

- ROE digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank

dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan

laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio

ini diperoleh dengan rumus:

riModalSendiakSetelahPajLabaBersih

ROE =

- BO/ PO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya

operasi/ biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang

diperoleh bank. Semakin kecil angka rasio BO/ PO, maka

semakin baik kondisi bank tersebut. Rasio ini diperoleh

dengan rumus:

lOperasionapaTotalPendalOperasionaTotalBeban

POBOtan

/ =

- Sedangkan NIM digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk

Page 44: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga

bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban

bunga. Semakin besar rasio ini maka meningkatnya

pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

oduktifrataAktivaRatahBungaBersiPendapa

NIMPr

tan-

=

4) Liquidity (aspek likuiditas), likuiditas suatu bank dapat diukur

dengan Loan to Deposit Ratio (LDR). Rasio ini untuk mengetahui

kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para

nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredit-kredit yang

telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya

semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

riModalSendinsilDihimpuaYangBerhaSeluruhDanKreditempaSeluruhPen

LDR+

=tan/

D. SUMBER DATA

Data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang diukur

dalam suatu skala numerik (angka). Dalam penelitian ini menggunakan data

sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data

Page 45: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa

laporan keuangan tahunan dari bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2004–2007.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini

adalah metode studi dokumentasi, dengan mendapatkan data berupa laporan

keuangan tahunan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan perbankan pada

tahun 2004, 2005, 2006, dan 2007.

Data tersebut diperoleh melalui situs yang dimiliki oleh Bursa Efek

Indonesia, yakni www.idx.co.id, studi pustaka atau literatur melalui buku teks,

jurnal, artikel, serta sumber data tertulis lainnya yang berkaitan dengan

informasi yang dibutuhkan, juga dijadikan sumber pengumpulan data.

F. METODE ANALISIS DATA

Berbagai model yang telah dibentuk dalam penelitian ini selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda untuk

mengetahui apakah ada pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, serta uji beda untuk menguji hipotesis yang telah disusun oleh

penulis. Adapun alat bantu yang digunakan pada metode analisis data ini

Page 46: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

adalah dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social

Sciences) for Windows versi 12.0.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji kenormalan data dalam

suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual dari regresi tersebut

terdistribusi normal atau tidak. Jika asumsi ini dipenuhi, maka nilai residual

dari analisis akan berdistribusi normal. Dalam Uji Normalitas ini ada dua cara

untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan

analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2006). Walaupun normalitas suatu

variabel tidak selalu diperlukan dalam analisis, akan tetapi hasil uji statistik

akan lebih baik ketika semua variabel dalam keadaan berdistribusi normal

(Ghozali, 2006 : 28).

Beberapa metode pengujian normalitas data yang berkembang cukup

beragam, antara lain dapat dengan menghitung nilai Skewness dan Kurtosis,

menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov, uji normalitas dengan menggunakan

grafik ataupun uji normalitas dengan menggunakan uji Jaque-Bera (J-B test).

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan penulis, sesuai dengan alat

bantu SPSS for Windows versi 12.0, maka digunakan uji kolmogorov-smirnov

untuk mengetahui residual regresi terdistribusi normal atau tidak.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan melakukan regresi

antar variabel kemudian mendapati residual dari regresi tersebut dan baru diuji

dengan Uji Kolmogorov Smirnov, sedangkan kriteria pengujiannya adalah bila

Page 47: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

nilai signifikansi residual lebih besar dari alfa (0,05) maka data berdistribusi

normal, namun ketika nilai signifikansi residual lebih kecil dari alfa (0,05)

maka dapat dinyatakan data tidak berdistribusi normal. Hal yang perlu

ditekankan disini yaitu, seringkali uji normalitas disalah artikan dengan

penafsiran bahwa semua variabel harus memiliki distribusi normal.

Sebenarnya hal tersebut tidak keliru, namun lebih tepatnya uji asumsi klasik

normalitas yang dimaksud adalah nilai residual dari regresi haruslah

berdistribusi normal (Ghozali, 2006 : 134).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan

variabel independen lain dalam satu model. Kemiripan antarvariabel

independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi

yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel

independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolineritas juga

bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan

kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Multikolinearitas

dapat dideteksi dengan:

Page 48: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

1) Nilai deskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan

nilai Ftest yang sangat tinggi, serta tidak atau hanya sedikit

nilai ttest yang signifikan.

2) Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi

antar variable dependent dengan menggunakan variance

inflating factor (VIF) dan tolerance value. Batas VIF

adalah 10 dan tolerance value adalah 0,1. Jika nilai VIF

lebih besar dari 10 dan nilai tolerance value lebih kecil dari

0,1 maka menunjukkan adanya multikolinearitas.

Sebaliknya jika nilai VIF di bawah 10 dan nilai tolerance

value di atas 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas

(Gujarati, 2006).

b. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan

variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari suatu

observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas dari autokorelasi.

Page 49: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji

Durbin-Watson, dimana hasil pengujian ditentukan berdasarkan nilai

Durbin-Watson. Kriteria Durbin-Watson, yaitu:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W antara -2 sampai dengan +2 berarti tidak ada

autokorelasi

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negative

c. Uji Heterokesdatisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak konstan

pada regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Uji

heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu observasi ke

observasi yang lain.

Heteroskesdastisitas menggambarkan nilai hubungan antara

nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut.

Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada satu model

dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar

Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak

terdapat heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 50: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi

pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan)

terhadap variabel dependennya. Apabila signifikansi Fhitung lebih besar

dari Ftabel maka hipotesis diterima, dan sebaliknya bila nilai F hitung

lebih kecil dari Ftabel maka hipotesis ditolak.

b. Uji Regresi

Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut:

Y = α + b1 (CAR) + b2 (NPL) + b3 (ROA) + b4 (ROE) + b5 (BO/

PO) + b6 (NIM) + b7 (LDR) + e

Keterangan:

Y = Laba/ Rugi Perusahaan

(Laba untuk bank tidak bermasalah,

dan rugi untuk bank bermasalah)

α = Konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7 = Koefisien regresi

CAR = Capital Adequacy Ratios

Page 51: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

NPL = Non Performing Loans

ROA = Return On Asset

ROE = Return On Equity

BO/ PO = Biaya Operasional/ Pendapatan

Operasional

NIM = Net Interest Margin

LDR = Loan to Deposit Ratio

e = Error

c. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui

presentase variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Nilai R2 besarnya antara 0 dan 1. R2 dikatakan baik jika

makin mendekati 1. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sedangkan jika R2

bernilai 1 berarti variabel independen berpengaruh sempurna pada

variabel independen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

Jika R2 bernilai 0 maka tidak ada pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen.

Page 52: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

d. Pengujian Koefisien Parsial (Uji t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang

signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) H0 diterima atau Ha ditolak apabila nilai signifikansi t hitung

≥ 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

2) H0 ditolak atau Ha diterima apabila nilai signifikansi t hitung

< 0,05. Ini menunjukkan bahwa variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.

e. Uji Beda

Dalam penelitian ini dilakukan uji beda untuk mengetahui

apakah rasio keuangan CAMEL memiliki perbedaan yang signifikan

antara bank kategori tidak bermasalah yang di proxy-kan dengan laba

dan bank kategori bermasalah yang di proxy-kan dengan rugi. Alat uji

yang digunakan adalah Independen Sample Test untuk data yang

berdistribusi normal dan Mann Whitney U Test untuk data yang

berdistribusi tidak normal.

Page 53: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling dimana sampel yang diambil dengan kriteria-kriteria

tertentu yang telah dijelaskan pada Bab sebelumnya. Penelitian ini

menggunakan populasi seluruh perusahaan perbankan nasional yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian, tahun 2004 hingga 2007.

Jumlah populasi perusahaan perbankan pada tahun 2004-2005 adalah

sebanyak 25 bank, sedangkan pada periode tahun 2006-2007 sebanyak 30

bank. Berikut cara pengambilan sampelnya:

Tabel IV. 1

Pemilihan Sampel

Jumlah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2004-2005 25 bank

Jumlah Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2006-2007

30 bank

Jumlah Perusahaan Perbankan yang listing di BEI secara berturut-turut dari tahun 2004-2007

23 bank

Jumlah Perusahaan Perbankan yang memiliki kelengkapan data

21 bank

Page 54: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Berikut daftar perusahaan perbankan yang dijadikan sampel penelitian ini:

Tabel IV. 2

Daftar Bank Yang Dijadikan Sampel Penelitian

No Nama Bank Kode 1 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 2 PT Bank Central Asia Tbk BCA 3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk BBTN 4 PT Bank Lippo Tbk LPBN 5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk BNII 6 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk BBNI 7 PT Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN 8 PT Bank Niaga Tbk BNGA 9 PT Bank Permata Tbk BNLI 10 PT Bank Mega Tbk MEGA 11 PT Bank Century Tbk BCIC 12 PT Bank Mayapada Internasional Tbk MAYA 13 PT Bank Kesawan Tbk BKSW 14 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 15 PT Bank Swadesi Tbk BSWD 16 PT Bank Victoria Internasional Tbk BVIC 17 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk BBNP 18 PT Bank Eksekutif Internasional Tbk BEKS 19 PT Bumiputera Indonesia Tbk BABP 20 PT Bank Pan Indonesia Tbk BNIP 21 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk INPC

Sumber : www.idx.co.id

Page 55: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. STATISTIK DESKRIPTIF

Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui nilai mean, median,

standar deviasi, minimum, dan maximum dari masing-masing proxy. Untuk

mengetahui nilai dispersi atau penyebaran nilai proxy maka dapat dilihat

melalui standar deviasinya, nilai minimum dan maximum dari setiap proxy

variable. Dan untuk melihat kecenderungan terpusat (central tendency)

menggunakan nilai mean. Hasil analisis deskriptif selama 4 tahun penelitian

adalah sebagai berikut :

Tabel IV. 3

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Laba_Rugi 21 -4329724 4553209 695770.05 1810985.671 CAR 21 .11 .29 .1762 .05191 NPL 21 .01 .09 .0371 .02283 ROA 21 -.36 .04 .0005 .08393 ROE 21 -.35 .37 .1176 .17317 BOPO 21 .46 1.33 .8114 .21523 NIM 21 .02 .61 .0814 .12220 LDR 21 .28 .87 .6533 .17554 Valid N (listwise)

21

Sumber : data sekunder yang diolah dengan SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif di atas, terlihat bahwa

variable dependen yaitu laba/ rugi memiliki nilai minimum minus 4.329.724

juta; nilai maksimum 4.553.209 juta; nilai rata-rata 695.770,05 juta; standar

deviasi 1.810.985,671 juta.

Page 56: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Sedangkan untuk variable independen yang terdiri dari 7 variabel,

CAR memiliki nilai minimum 11%; nilai maksimum 29%; nilai rata-rata

17,62%; dan standar deviasi 5,19%. NPL memiliki nilai minimum 1%; nilai

maksimum 9%; nilai rata-rata 3,71%; dan standar deviasi 2,28%. ROA

memiliki nilai minimum minus 36%; nilai maksimum 4%; nilai rata-rata

0,05%; dan standar deviasi 8,39%. ROE memiliki nilai minimum minus 35%;

nilai maksimum 37%; nilai rata-rata 11,76%; dan standar deviasi 17,32%.

BOPO memiliki nilai minimum 46%; nilai maksimum 133%; nilai rata-rata

81,14%; dan standar deviasi 21,52%. NIM memiliki nilai minimum 2%; nilai

maksimum 61%; nilai rata-rata 8,14%; dan standar deviasi 12,22%. LDR

memiliki nilai minimum 28%; nilai maksimum 87%; nilai rata-rata 65,33%;

dan standar deviasi 17,55%.

C. UJI NORMALITAS DATA

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian

terdistribusikan secara normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian jika asymp. Significance >

0.05, maka data terdistribusi normal dan sebaliknya jika asymp. Significance <

0.05, maka data terdistribusi tidak normal. Berdasarkan pada hasil analisis

yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :

Page 57: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel IV. 4

Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

CAR NPL ROA ROE BOPO NIM LDR

N 21 21 21 21 21 21 21 Normal Parameters(a,b)

Mean .1762 .0371 .0005 .1176 .8114 .0814 .6533

Std. Deviation

.05191 .02283 .08393 .17317 .21523 .12220 .17554

Most Extreme Differences

Absolute .146 .194 .356 .199 .219 .409 .165

Positive .146 .194 .319 .099 .119 .409 .109 Negative -.101 -.117 -.356 -.199 -.219 -.320 -.165 Kolmogorov-Smirnov Z .670 .890 1.631 .910 1.006 1.876 .758 Asymp. Sig. (2-tailed) .761 .407 .010 .379 .264 .002 .613

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Dari tabel di atas tampak bahwa variabel CAR, NPL, ROE, BOPO, dan LDR

terdistribusi normal (> 0,05), sedangkan variable ROA dan NIM terdistribusi

tidak normal (< 0,05).

D. UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah

dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Uji ini dilakukan dengan melihat tolerance value dan

variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan

SPSS. Apabila tolerance value lebih besar dari 0,10 atau VIF lebih kecil

Page 58: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

dari 10 maka dapat disimpulkan antar variabel bebas tidak terjadi

multikoliniearitas. Berikut ini adalah hasil uji multikoliniearitas yang telah

dilakukan.

Tabel IV. 5

Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficients(a)

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) CAR .418 2.394 NPL .603 1.658 ROA .295 3.392 ROE .233 4.299 BOPO .354 2.823 NIM .647 1.545 LDR .612 1.633

a Dependent Variable: Laba_Rugi

Pada tabel di atas dapat diketahui tolerance value masing-masing variabel

bebas lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen tidak terjadi

multikoliniearitas.

2. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi digunakan Uji

Durbin Watson (DW). Jika -2 ≤ DW ≤ 2 maka tidak ada autokorelasi

(Sukestiyarno, 2006 : 10). Berikut ini hasil pengujian autokorelasi yang

telah dilakukan.

Page 59: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel IV. 6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .860(a) .740 .600 1145310.801 1.623

a Predictors: (Constant), LDR, ROE, NIM, CAR, NPL, BOPO, ROA b Dependent Variable: Laba_Rugi

Berdasarkan output SPSS di atas nilai Durbin Watson menunjukkan angka

sebesar 1,623. Nilai ini berada di antara -2 dan 2, hal ini menujukkan tidak

adanya autokorelasi.

3. Uji Heterokedatisitas

Pengujian heterokedatisitas dapat dilihat dari scatterplot diagram

yang tersaji dalam output SPSS. Berikut ini hasil uji heterokedatisitas yang

telah dilakukan.

Page 60: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Grafik IV. 1

Hasil Uji Heterokedatisitas

-2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Residual

0

1

2

3

4

5

6

7

Frequency

Mean = -1.28E-16Std. Dev. = 0.806N = 21

Dependent Variable: Laba_Rugi

Histogram

-3 -2 -1 0 1 2 3

Regression Standardized Predicted Value

-2

-1

0

1

2

3

Regression Studentized R esidual

Dependent Variable: Laba_Rugi

Scatterplot

Page 61: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dari grafik scatterplot di atas tampak bahwa titik-titik data menyebar

secara acak, tidak berkumpul di bawah saja atau hanya di atas saja.

Sedangkan dalam histogram diagram batang tidak melengkung

membentuk kurva. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas.

E. UJI HIPOTESIS

1. Uji Kelayakan Model

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau

bersama-sama antara variabel dependen (CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO,

NIM, LDR) terhadap variabel independen (laba/ rugi). Pengujian ini

membandingkan taraf signifikansi F dengan tingkat signifikansi yang telah

ditentukan sebelumnya, yaitu 0,05.

Tabel IV. 7

Hasil Uji F

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 48540803231343.500 7 6934400461620.500 5.286 .005(a) Residual 17052578806341.430 13 1311736831257.033 Total 65593382037684.900 20

a Predictors: (Constant), LDR, ROE, NIM, CAR, NPL, BOPO, ROA b Dependent Variable: Laba_Rugi

Page 62: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Dari hasil uji di atas tampak bahwa nilai signifikansi F adalah

0,005 atau kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

independen yaitu CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM, dan LDR secara

simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap kondisi bank

(bermasalah atau tidak bermasalah) yang dalam penelitian ini di proxy-kan

dengan laba/ rugi perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan model

penelitian ini dapat diterima.

2. Uji Pengaruh Parsial

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

regresi linier berganda. Analisis regresi ini digunakan untuk mengetahui

apakah hipotesis penelitian terbukti signifikan atau tidak signifikan,

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

Y = α + b1 (CAR) + b2 (NPL) + b3 (ROA) + b4 (ROE) + b5 (BO/ PO)

+ b6 (NIM) + b7 (LDR) + e

Berikut ini adalah tabel yang menujukkan hasil regresi linier

berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS 12.

Page 63: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel IV. 8

Hasil Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -263601.278 3283786.838 -.080 .937 CAR 4981240.868 7632647.392 .143 .653 .525 NPL 36307610.990 14440743.264 .458 2.514 .026 ROA -7373323.737 5619595.312 -.342 -1.312 .212 ROE 9334210.809 3066203.192 .893 3.044 .009 BOPO -1374262.557 1999204.563 -.163 -.687 .504 NIM 2146897.131 2604651.545 .145 .824 .425 LDR -2174872.998 1864624.837 -.211 -1.166 .264

a Dependent Variable: Laba_Rugi

Berdasarkan pengolahan data di atas maka diperoleh model regresi sebagai

berikut:

Y = (-263601,278) + 4981240,868 (CAR) + 36307610,990 (NPL) -

7373323,737 (ROA) + 9334210,809 (ROE) - 1374262,557

(BO/ PO) + 2146897.131 (NIM) - 2174872,998 (LDR) + e

Uji t dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara

parsial variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian.

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan nilai signifikansi t

terhadap taraf signifikansi yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05.

Kriteria pengujiannya adalah:

a) Jika signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak

b) Jika signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima

Page 64: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Berikut hasil pengujiannya:

Tabel IV. 9

Hasil Uji t

Variabel Nilai t hitung Signifikansi t Keterangan CAR 0,653 0,525 Diterima NPL 2,514 0,026 Ditolak ROA -1,312 0,212 Diterima ROE 3,044 0,009 Ditolak

BO/ PO -0,687 0,504 Diterima NIM 0,824 0,425 Diterima LDR -1,166 0,264 Diterima

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pengaruh rasio

CAR terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah tidak signifikan

karena tingkat signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,525. Pengaruh rasio

NPL terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah signifikan karena

tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,026. Pengaruh rasio

ROA terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah tidak signifikan

karena tingkat signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,212. Pengaruh rasio

ROE terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah signifikan karena

tingkat signifikansi dibawah 0,05 yaitu sebesar 0,009. Pengaruh rasio BO/

PO terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah tidak signifikan karena

tingkat signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,504. Pengaruh rasio NIM

terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah tidak signifikan karena

tingkat signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,425. Pengaruh rasio CAR

terhadap kondisi bermasalah pada bank adalah tidak signifikan karena

tingkat signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,264.

Page 65: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Rasio CAR, NPL, ROE, dan NIM mempunyai pengaruh yang

positif, artinya semakin tinggi rasio ini maka kemungkinan suatu bank

dalam kondisi bermasalah semakin besar. Sedangkan rasio ROA, BO/ PO,

dan LDR mempunyai pengaruh negatif, artinya semakin rendah rasio ini

maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.

3. Uji Koefisien Determinasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui persentase variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R2 besarnya antara 0

sampai 1. R2 dinyatakan baik jika mendekati 1. Tetapi jika R2 bernilai 0

maka hal ini berarti variabel independen tidak pengaruh terhadap variabel

dependen. Hasil pengujian R2 ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel IV. 10

Hasil Uji R2

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .860(a) .740 .600 1145310.801 1.623

a Predictors: (Constant), LDR, ROE, NIM, CAR, NPL, BOPO, ROA b Dependent Variable: Laba_Rugi

Dari tabel tampak bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,600 yang artinya

CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM, dan LDR menjelaskan kondisi

kesehatan perbankan sebesar 60%, dan 40% sisanya dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

Page 66: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

4. Uji Beda

Dalam penelitian ini dilakukan uji beda untuk mengetahui apakah

rasio keuangan CAMEL memiliki perbedaan yang signifikan antara bank

kategori tidak bermasalah yang di proxy kan dengan laba dan bank

kategori bermasalah yang di proxy kan dengan rugi. Uji beda

menggunakan alat uji Independen Sample Test untuk data yang

berdistribusi normal dan Mann Whitney untuk data yang berdistribusi tidak

normal. Hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel IV. 10

Hasil Uji Beda

Rasio Keuangan Signifikansi Keterangan Kesimpulan CAR 0,005 H0 ditolak

Ha diterima Tidak ada perbedaan

NPL 0,009 H0 ditolak Ha diterima

Tidak ada perbedaan

ROA 0,001 H0 ditolak Ha diterima

Tidak ada perbedaan

ROE 0,000 H0 ditolak Ha diterima

Tidak ada perbedaan

BO/PO 0,006 H0 ditolak Ha diterima

Tidak ada perbedaan

NIM 0,712 H0 diterima Ha ditolak

Ada perbedaan

LDR 0,768 H0 diterima Ha ditolak

Ada perbedaan

Dari hasil pengujian diatas dapat diketahui sebagian besar rasio

keuangan menunjukkan tidak ada perbedaan antara bank kategori

bermasalah bank kategori tidak bermasalah. Hanya rasio NIM dan LDR

yang menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

Page 67: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

F. PEMBAHASAN

Dari informasi yang disajikan di halaman Lampiran 1 yaitu data Laba/

Rugi perusahaan, dari 21 bank yang dijadikan sampel terdapat 4 bank

dikatergorikan dalam kondisi bermasalah karena pada periode penelitian

mengalami kerugian, yaitu Bank Permata yang mengalami kerugian 4 tahun

berturut-turut, Bank Century pada tahun 2004 mengalami kerugian yang

cukup besar, Bank Eksekutif Internasional yang mengalami kerugian 2 tahun

berturut-turut, serta Bank Bumiputera yang rugi pada tahun 2005. Dari hasil

rata-rata laba/ rugi selama 4 tahun keempat bank tersebut Bank Permata, Bank

Century, dan Bank Eksekutif Internasional mengalami kerugian, sedangkan

Bank Bumiputera tidak rugi tetapi rasio ROA dan ROE masing-masing

bernilai 0.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa

tidak semua rasio keuangan CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, NIM, dan LDR mempunyai pengaruh

terhadap kondisi bermasalah pada bank. Hanya rasio NPL dan ROE yang

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap adanya kondisi bermasalah

pada perusahaan perbankan yang dalam penelitian ini di proxy-kan dengan

nilai laba/ rugi perusahaan.

Hasil korelasi antar variabel yang ditunjukkan dalam Lampiran 10,

terdapat 4 variabel independen yang mempunyai korelasi positif dengan

variabel dependen, yaitu CAR, ROA, ROE, dan NIM. Artinya, semakin tinggi

rasio CAR, ROA, ROE, NIM maka semakin tinggi pula laba perusahaan. ROE

Page 68: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mempunyai hubungan yang paling erat dengan laba/ rugi, keeratan hubungan

sebesar 63,2%, dilanjutkan dengan NIM yaitu sebesar 45%, kemudian CAR

sebesar 44%, dan yang terakhir adalah ROA sebesar 22,4%. Dalam Lampiran

11 dapat diketahui bahwa pada bank-bank kategori tidak bermasalah terdapat

4 variabel independen yang berkorelasi positif dengan laba/ rugi, yaitu CAR,

NPL, ROA, ROE, dan NIM. Korelasi paling kuat terjadi pada ROE dan NIM

keeratan hubungannya sama yaitu 54,8%, kemudian ROA sebesar 41,9%,

selanjutnya CAR dan NPL masing-masing sebesar 26,6% dan 20,4%. Dapat

disimpulkan bahwa pada bank-bank bermasalah dan tidak bermasalah, laba/

rugi mempunyai korelasi yang positif pada CAR, ROA, ROE, dan NIM.

Sedangkan pada kelompok bank dengan kategori tidak bermasalah, laba/ rugi

berkorelasi positif dengan CAR, NPL, ROA, ROE, dan NIM.

Berdasarkan uji beda yang telah dilakukan, rasio CAR antara bank

bermasalah dan tidak bermasalah tidak memiliki perbedaan yang signifikan

karena tingkat signifikansinya di bawah 5% sehingga tidak mendukung

hipotesis yang telah dirumuskan. Hal ini diperkuat dengan data yang

menunjukkan bahwa rata-rata rasio CAR dari seluruh bank bernilai 18%,

keempat bank kategori bermasalah memiliki nilai CAR yang lebih rendah dari

rata-rata, namun ada pula bank yang tidak termasuk dalam kategori

bermasalah memiliki CAR di bawah rata-rata (lihat Lampiran 2).

Hasil uji beda secara statistik menunjukkan rasio NPL tidak memiliki

perbedaan yang signifikan antara bank bermasalah dan bank tidak bermasalah

karena tingkat signifikansinya dibawah 0,050 yaitu 0,009. Hal ini didukung

Page 69: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

dengan data bahwa pada rasio NPL, rata-rata dari seluruh bank bernilai 4%,

tiga dan keempat bank kategori bermasalah memiliki nilai NPL yang lebih

tinggi dari rata-rata namun ada pula bank yang tidak termasuk dalam kategori

bermasalah memiliki NPL di atas rata-rata (lihat Lampiran 3).

Untuk rasio ROA, rata-rata dari seluruh bank bernilai 0%, keempat

bank kategori bermasalah memiliki nilai ROA yang lebih rendah dari rata-

rata, namun ada pula bank yang tidak termasuk dalam kategori bermasalah

memiliki ROA di bawah rata-rata (lihat Lampiran 4). Hal ini mendukung hasil

uji statistik bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara ROA bank

bermasalah dan bank tidak bermasalah, ditunjukkan dengan nilai signifikansi

ROA dibawah 0,050 yaitu sebesar 0,001.

Hasil uji beda rasio ROE menunjukkan angka signifikansi 0,000 atau

di bawah 0,050 sehingga tidak mendukung hipotesis yang diajukan penulis.

Hal ini didukung dengan data bahwa untuk rasio ROE, rata-rata dari seluruh

bank bernilai 12%, keempat bank kategori bermasalah memiliki nilai ROE

yang lebih rendah dari rata-rata, namun ada pula bank yang tidak termasuk

dalam kategori bermasalah memiliki ROE di bawah rata-rata (Lampiran 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa ROE bank bermasalah dan tidak bermasalah

tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

Dalam Tabel IV.10 dapat dilihat tingkat signifikansi BO/ PO untuk uji

beda adalah 0,006. Ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang

signifikan antara bank bermasalah dan tidak bermasalah. Simpulan tersebut

didukung dengan data bahwa untuk rasio BO/ PO, rata-rata dari seluruh bank

Page 70: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

bernilai 81%, keempat bank kategori bermasalah memiliki nilai BO/ PO yang

lebih besar dari rata-rata, namun ada pula bank yang tidak termasuk dalam

kategori bermasalah memiliki BO/ PO di atas rata-rata (Lampiran 6).

Rasio NIM dan LDR merupakan rasio yang memiliki perbedaan antara

bank bermasalah dan bank tidak bermasalah, hal ini ditunjukkan dalam Tabel

IV.10. Nilai signifikansi untuk kedua rasio tersebut masing-masing 0,712 dan

0,768. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

rasio keuangan pada bank bermasalah dan bank tidak bermasalah tidak

memiliki perbedaan yang signifikan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini hanya berlaku untuk variabel independen NIM dan LDR.

Berdasarkan Ketetapan Bank Indonesia, Rasio keuangan CAMEL

(CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, BO/ PO, LDR) merupakan alat untuk

mengukur tingkat kesehatan perbankan, sehingga kurang tepat jika digunakan

untuk memprediksi kebangkrutan. Bank-bank yang termasuk dalam kategori

bermasalah akan masuk dalam daftar pengawasan untuk ‘disehatkan’ kembali

sehingga tidak ada kecenderungan bank berada dalam kondisi kebangkrutan.

Page 71: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

BAB V

PENUTUP

E. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang telah dikemukakan pada Bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari ketujuh rasio keuangan CAMEL yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, BO/ PO, dan LDR, rasio yang

memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan kondisi tingkat

kesehatan bank (bermasalah dan tidak bermasalah) pada periode 2004-

2007 adalah NPL dan ROE. Signifikansi NPL bernilai 0,026 dan ROE

bernilai 0,009. Sedangkan nilai signifikansi rasio lainnya lebih besar

dari 0,05, yaitu 0,525 untuk rasio CAR; 0,212 untuk ROA; 0,504

untuk BO/ PO; 0,425 untuk NIM; dan 0,264 untuk rasio LDR.

2. Dari hasil uji beda dengan menggunakan Independen Sample Test

untuk data yang berdistribusi normal dan Mann Whitney U Test untuk

data yang berdistribusi tidak normal, dari ketujuh rasio keuangan

CAMEL yang digunakan dalam penelitian ini, yang memiliki

perbedaan yang signifikan antara bank dengan kategori bermasalah

dan bank kategori tidak bermasalah adalah rasio NIM dan LDR,

sedangkan rasio-rasio lainnya tidak perbedaan pada kedua kategori

tersebut.

Page 72: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3. Pada dasarnya, sesuai dengan Ketetapan Bank Indonesia, Rasio

keuangan CAMEL (CAR, NPL, NIM, ROA, ROE, BO/ PO, LDR)

merupakan alat untuk mengukur tingkat kesehatan perbankan,

sehingga kurang tepat jika digunakan untuk memprediksi

kebangkrutan. Bank-bank yang termasuk dalam kategori bermasalah

akan masuk dalam daftar pengawasan untuk ‘disehatkan’ kembali.

Sampai saat ini bank-bank yang dalam penelitian ini dikategorikan

bermasalah tidak ada satupun yang mengalami kebangkrutan tetapi

justru mengalami kemajuan yang cukup baik.

F. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperbaiki

untuk penelitian selanjutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Periode penelitian ini relatif pendek yaitu antara tahun 2004 hingga

tahun 2007 sehingga belum bisa menjelaskan keadaan yang

sesungguhnya.

2. Beberapa dari rasio keuangan yang tercantum pada laporan keuangan

bank tidak sesuai dengan perhitungan rasio keuangan yang dihitung

berdasarkan rumus/ teori yang ada.

3. Beberapa rasio keuangan lain dan aspek-aspek menurut Bank

Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu kepatuhan yang terdiri

Page 73: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dari Persentase Pelanggaran BMPK, Persentase Pelampauan BMPK,

GWM Rupiah, dan PDN belum dipergunakan sehingga seluruh aspek

yang bersumber pada Bank Indonesia belum lengkap.

G. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka saran

yang diajukan peneliti adalah sebagai berikut:

4. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan adanya penelitian dengan

menambah periode waktu agar benar-benar dapat mencerminkan

tingkat kesehatan bank dalam berbagai kondisi perekonomian dan

perkembangan/ kemajuan dengan tahun-tahun sebelumnya khususnya

bagi bank dengan kategori bermasalah.

5. Penelitian selanjutnya sebaiknya dapat melengkapi kekurangan-

kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga bisa memperoleh

hasil yang benar-benar representatif untuk memprediksi ada tidaknya

gejala kebangkrutan pada perusahaan perbankan di Indonesia. Seperti

menggunakan rasio PPAP (penyisihan penghapusan aktiva produktif)

yaitu cadangan yang digunakan untuk menutup risiko kemungkinan

kerugian, serta persentase pelanggaran BMPK (batas maksimum

pemberian kredit).

6. Bagi investor, akan lebih baik jika tidak hanya menilai dari rasio-rasio

keuangan saja karena banyak informasi-informasi lain yang dapat

Page 74: RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user RASIO CAMEL SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEHATAN DAN KEBANGKRUTAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

digali dan dijadikan dasar dalam menentukan tingkat kesehatan

perusahaan perbankan. Seperti menggunakan informasi pertumbuhan

laba dan perkembangan saham bank yang bersangkutan. Jumlah

permintaan dan kestabilan harga saham menunjukkan kepercayaan

masyarakat pada kinerja perusahaan yang terus berkembang atau

setidaknya stabil dalam berbagai kondisi perekonomian.