Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

15
Hak Prakarsa DPRD 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DALAM JABATAN STRUKTURAL Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Gubernur Sulawesi Tenggara Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ditentukan bahwa Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat-syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama dan golongan ; b. bahwa pengangkatan pegawai negeri sipil daerah dalam jabatan struktural mempunyai peranan penting dan strategis dalam rangka menjamin keberhasilan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sehingga pelaksanaanya harus sesuai dengan tuntutan peraturan perundang-undangan demi menjamin kualitas, objektifitas dan transparansi kebijakan dimaksud ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Jabatan Struktural

description

 

Transcript of Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Page 1: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

1

RANCANGAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

NOMOR : TAHUN 2011

TENTANG

PEDOMAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

DALAM JABATAN STRUKTURAL

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

Gubernur Sulawesi Tenggara

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 ditentukan bahwa Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja dan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat-syarat objektif lainnya tanpa membedakan jenis kelamin, suku, agama dan golongan ;

b. bahwa pengangkatan pegawai negeri sipil daerah dalam jabatan

struktural mempunyai peranan penting dan strategis dalam rangka menjamin keberhasilan tugas pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat sehingga pelaksanaanya harus sesuai dengan tuntutan peraturan perundang-undangan demi menjamin kualitas, objektifitas dan transparansi kebijakan dimaksud ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf

a dan huruf b diatas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam Jabatan Struktural

Page 2: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

2

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dengan mengubah Undang-undang Nomor 47 PRP Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara-Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan - Tenggara (Lembaran Negara RI Tahun 1964 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2687);

2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999 (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3890);

3. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas darri Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3851);

4. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - Undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389);

5. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4548);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;

Page 3: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

3

7. Peraturan Pemerintah Nomor 100 tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 197, Tambahan Lembaran RI Negara Nomor 4018) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4741);

11. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Provinsi Sulwesi Tenggara;

12. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tenggara Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara

13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2008

14. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Darah dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

15. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Nomor 3 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulanganan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

16. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Nomor 4 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara.

Page 4: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

4

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Dan

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DALAM JABATAN STRUKTURAL

BAB I

Ketentuan Umum

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Tenggara ; 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ; 3. Gubernur adalah Gubernur Selawesi Tenggara; 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara ; 5. Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri Sipil yang dipekerjakan

dalam lingkup Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud dengan Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999;

6. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi perangkat daerah;

7. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural; 8. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan

Kerja Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Darah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;

Page 5: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

5

9. Kompetensi adalah Kemampuan dan karekteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil daerah berupa pengetahuan, keahlian atau keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya sehingga pegawai negeri sipil daerah tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif, dan efisien.

10. Standar Kompetensi jabatan struktural yang selanjutnya disebut Standar Kompentensi adalah persyaratan kompentensi minimal yang harus dimiliki seorang pegawai negeri sipil daerah dalam melaksanakan tugas jabatannya;

11. Kompetensi dasar adalah kompentensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat struktural;

12. Kompetensi bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh pejabat struktural sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya;

BAB II

JABATAN STRUKTURAL DAN ESELON

Pasal 2

Jabatan struktural serta eselonisasi pada setiap satuan kerja perangkat daerah sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi dan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Penanaman Modal serta Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintahan Provinsi Sulawesi Tenggara.

Pasal 3

Eselon tertinggi sampai dengan terendah dan jenjang pangkat untuk setiap Eselon pada jabatan struktural sebagaimana dimaksud pasal 2 tercantum dalam lampiran I Peratuan Daerah ini.

Page 6: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

6

BAB III

PENGANGKATAN,PEMINDAHAAN, PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL

Pasal 4

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari jabatan struktural sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ditetapkan dengan Keputusan Gubernur

Pasal 5

(1) pegawai negeri sipil daerah yang telah diangkat dalam jabatan struktural wajib dilantik dan mengucapkan sumpah, selambat-lambatnya 14 hari setelah ditetapkan pengangkatannya.

(2) Pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Gubernur

(3) Pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan sebagaimana dimaksud ayat (2) dapat dilakukan oleh Wakil Gubernur atau Sekertaris Daerah atau Pejabat Esalon II atas pendelegasian wewenang atau kuasa dari Gubernur.

(4) Pendelegasian wewenang atau kuasa dari Gubernur kepada pejabat Esalon II, sebagaimana dimaksud ayat (3) adalah untuk pelantikan dan pengucapan sumpah jabatan Struktural Eselon III dan IV dilingkungan kerja yang menjadi tanggung jawab pejabat eselon II yang bersangkutan.

Pasal 6

Pegawai negeri sipil daerah untuk diangkat dalam jabatan struktural wajib memenuhi persyaratan : a. menduduki pangkat serendah-rendahnya 1 (satu) tingkat di bawah jenjang pangkat

yang ditentukan, sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 3; b. memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan sebagaimana dimaksud

dalam Peraturan Pemerintan Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil ;

c. memiliki kualifikasi atau sertifikat pendidikan pelatihan kepemimpinan (Diklatpim) sesuai dengan kompetensi jabatan yang ditetapkan untuk jabatan struktural tersebut;

d. memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya;

Page 7: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

7

e. daftar penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnnya bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; dan

f. sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan keterangan dokter.

Pasal 7

(1) Kualifikasi pendidikan dan pelatihan kepemimpinan sebagaimana dimaksud pasal 6 huruf c adalah sebagai berikut ; a. pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat IV untuk jabatan struktural Eselon

IV; b. pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat III untuk jabatan struktural Eselon

III; c. pendidikan pelatihan kepemimpinan tingkat II untuk jabatan struktural Eselon II.

(2) Kompetensi dibidang tugasnya sebagaimana dimaksud pasal 6 huruf d adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki berupa keahlian atau keterampilan untuk melaksanakan bidang tugas yang dipangkunya, yang diperoleh melalui : a. Pendidikan dan pelatihan (Diklat) kedinasan / fungsional dibidangnya, yang

dibuktikan dengan sertifikat atau Tanda Kualifikasi ; dan b. Pengalaman kerja yang memadai dalam menangani bidang tugasnya.

Pasal 8

Disamping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 6 Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari jabatan struktural, harus memperhatikan faktor senioritas dalam kepangkatan (Daftar Urut Kepangkatan), usia dan kompetensi jabatan yang wajib dimiliki dan diperlukan terhadap jabatan yang akan dipangkunya.

Pasal 9

Pegawai negeri sipil daerah yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatan struktural setingkat lebih tinggi jika yang bersangkutan sekurang-kurangnnya telah 2 (dua) tahun dalam jabatan struktural yang pernah dan/atau masih didudukinya.

Pasal 10

(1) Untuk kepentingan dinas dan pengembangan karir pegawai negeri sipil daerah diselenggarakan perpindahan tugas dari satu unit, satuan kerja ke satuan kerja lainnya dalam lingkup pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara;

Page 8: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

8

(2) Perpindahan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1) untuk jabatan struktural Eselon III dan IV harus memenuhi persyaratan kompetensi jabatan dan kompetensi bidang tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dan sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun memangku jabatannya.

Pasal 11

(1) Perpindahan jabatan struktural dari kabupaten / kota, antar daerah provinsi dan dari departemen / lembaga (Pegawai Negeri Sipil Pusat) ditetapkan setelah melalui prosedur sebagai berikut : a. persetujuan dari pejabat pembina pegawai asal dan dari pegawai yang

bersangkutan dan persetujuan Gubernur ; b. penetapan perpindahan dari Gubernur bagi pegawai dari wilayah kabupaten /

kota dalam wilayah provinsi dan persetujuan tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Daerah bagi Pegawai Negeri Sipil yang berasal dari antar daerah provinsi dan pegawai negeri sipil pusat.

(3) Persetujuan dan penetapan perpindahan dari Gubernur sebagaimana dimaksud ayat (1) terlebih dahulu dimintakan pertimbangan Baperjakat.

Pasal 12

Pegawai negeri sipil daerah diberhentikan dari jabatan struktural karena : a. mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya ; b. mencapai batas usia pensiun ; c. diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil daerah ; d. diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan fungsional ; e. cuti diluar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan karena persalinan ; f. tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan ; g. adanya perampingan organisasi ; h. tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani, rohani i. hal – hal lain yang ditentukan peraturan perundang – undangan seperti halnya

menjadi anggota partai politik, dipidana kurungan.

Page 9: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

9

Pasal 13

(1) Gubernur dapat mendelegasikan atau memeberi kuasa kepada Sekertaris Daerah untuk menetapkan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah, dalam dan dari Jabatan Struktural Eselon III dan Eselon IV.

(2) Pendelegasian atau pemberian Kuasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan/Keputusan Gubernur.

BAB IV PENILAIAN DAN PERTIMBANGAN PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Pasal 14

(1) Untuk menjamin kualitas dan objektivitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari jabatan struktural Eselon II kebawah, pemerintah daerah membentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang selanjutnya di sebut Baperjakat.

(2) Pembentukan Baperjakat sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan/Keputusan Gubernur

Pasal 15

Susunan keanggotaan Baperjakat sebagaimana dimaksud Pasal 14 terdiri dari : a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota yang dijabat Sekretaris Daerah b. 4 (empat) orang anggota yaitu :

1) Kepala Badan Kepegawaian Daerah 2) Kepala Inspektorat 3) Asisten Sekretariat Daerah yang membidangi kepegawaian 4) Kepala Biro Hukum

c. 1 (satu) orang sekretaris yang dijabat oleh Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi

Pasal 16

(1) Tugas Pokok Baperjakat sebagaimana dimaksud pasal 14 adalah memberikan pertimbangan kepada Gubernur dalam hal : a. pengangkatan / pemindahan pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari

jabatan struktural eselon II kebawah ;

Page 10: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

10

b. pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dari jabatan struktural eselon II kebawah ;

c. pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi pegawai negeri sipil daerah yang menduduki jabatan struktural yang menunjukan prestasi kerja luar biasa baiknya, atau menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara ;

d. perpanjangan batas usia pensiun bagi pegawai negeri sipil daerah yang menduduki jabatan eselon II

(2) Pertimbangan Baperjakat sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat secara tertulis yang bentuknya akan ditetapkan dengan Peraturan Gubernur.

Pasal 17

(1) Pertimbangan Baperjakat dalam pengangkatan dalam jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a sekaligus menetapkan urutan atau ranking dari 3 (tiga) orang calon dengan prosedur sebagai berikut : a. pejabat yang membidangi kepegawaian pada setiap SKPD menginventaris

lowongan jabatan struktural yang ada disertai dengan persyaratan jabatannya dan selanjutnya disampaikan kepada pimpinan SKPD dilingkungannya masing – masing.

b. berdasarkan lowongan formasi jabatan sebagaimana dimaksud huruf a pimpinan SKPD mengajukan calon yang memenuhi syarat kepada Gubernur dan termbusannya disampaikan kepada Ketua Baperjakat Up. Sekretaris Daerah

c. Sekretaris Baperjakat menyiapkan data calon yang diusulkan untuk diajukan dalam Sidang Baperjakat dengan dilampiri : 1) daftar riwayat hidup ; 2) daftar penilaian prestasi kerja ;

d. apabila yang diajukan Pimpinan SKPD hanya 1 (satu) orang calon, maka Sekretaris Baperjakat menyiapkan data calon lainnya yang memenuhi syarat sehingga berjumlah 3 (tiga) orang calon untuk diajukan dalam sidang Baperjakat.

(2) Pertimbangan Baperjakat dalam pemindahan dari jabatan struktural, harus dijelaskan alasan atau pertimbangan objektif dari aspek yuridis dan / atau aspek lainnya serta usul dari Pimpinan SKPD.

Page 11: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

11

(3) Pertimbangan Baperjakat dalam hal pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dari jabatan struktural adalah pemberhentian yang dikarenakan pegawai negeri sipil daerah yang bersangkutan tidak menunjukan kinerja yang baik karena : a. tidak sehat jasmani dan rohani ; b. tidak dapat menunjukan kinerja yang baik, profesional, efektif dan efisien

dalam kurun waktu 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun c. tidak dapat dijadikan contoh atau teladan yang baik bagi lingkungan kerjanya

khususnya dari aspek moralitas dan etika. (4) Pertimbangan Baperjakat dalam hal perpanjangan batas usia pensiun bagi

pejabat struktural eselon II harus mempertimbangkan aspek kompentensi, kaderisasi dan kesehatan.

Pasal 17

(1) Sidang Baperjakat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Ketua dan 2 (dua) orang anggota serta sekretaris

(2) Masa tugas keanggotaan Baperjakat paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa keanggotaan berikutnya.

Pasal 18

(1) Untuk pengangkatan dan pemindahan pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari jabatan struktural Eselon II, ditetapkan setelah melalui penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and Propertest) ;

(2) Penilaian kepatutan dan kelayakan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh tim penilai yang pembentukannya bersifat ad hoc dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 19

(1) Penilaian terhadap kemampuan dan kepatutan sebagaimana dimaksud pada pasal 18 meliputi antara lain : a. persyaratan kompentensi dan integritas ; b. proposal visi, misi dan strategi organisasi yang disampaikan pegawai yang

bersangkutan.

Page 12: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

12

(2) Prosedur atau tata cara dan metode penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.

BAB V

STANDAR KOMPETENSI JABATAN

Pasal 20

Untuk menjamin objektivitas, keadilan dan transparansi pengangkatan pegawai negeri sipil daerah dalam jabatan sturktural guna mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintahan, pemerintah daerah menyusun standar kompetentsi jabatan untuk setiap jabatan struktural lingkup pemerintah daerah Provinsi.

Pasal 21

Standar kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat (2) terdiri dari : a. kompetensi dasar yaitu kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap pejabat strutural ; b. kompetensi bidang adalah kompetensi yang diperlukan oleh setiap pejabat

struktural sesuai dengan bidang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya

Pasal 22

(1) Standar kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud Pasal 21 ditetapkan dengan Peraturan Gubernur selambat – lambatnya 4 (empat) bulan setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan.

(2) Penyusunan standar kompetensi sebagaimana dimaksud ayat (1) berpedoman kepada Peraturan Pemerintah nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 Jo. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Pegawai Negeri Sipil.

Page 13: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

13

Pasal 23

Standar kompetensi jabatan sebagaimana dimaksud Pasal 22 wajib dijadikan dasar / acuan dalam pengangkatan, pemindahan dari dan dalam jabatan struktural, serta sebagai dasar dalam penyusunan / pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi pegawai negeri sipil daerah.

BAB VI PENGAWASAN

Pasl 24

(1) Setiap keputusan atau surat keputusan Gubernur yang berkaitan dengan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil daerah dalam dan dari jabatan struktural atau peraturan Gubernur dalam rangka pelaksanaan Peraturan Daerah ini kutipan atau salinannya disampaikan kepada DPRD.

(2) Penyampaian kutipan atau salinan peraturan, keputusan atau surat keputusan Gubernur sebagaimana dimaksud ayat (1), merupakan perwujudan daripada pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap kebijakan Pemerintah Daerah.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasl 25

Pengangkatan pegawai negeri sipil daerah dalam Jabatan Stuktural sebelum Peraturan Daerah ini ditetapkan harus menyesuaikan dan didasarkan kepada Peraturan Daerah ini selambat lambatnya 6 (enam) bulan setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan.

Page 14: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

14

BAB VIII PENUTUP

Pasal 26

Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan atau Keputusan Gubernur.

Pasal 27

Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan . Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ditetapkan di Kendari Pada Tanggal ..................

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

H. NUR ALAM

Diundangkan di Kendari Pada Tanggal ................................ SEKRETARIS DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA H. ZAINAL ABIDIN LEMBARAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN ......... NOMOR ............

Page 15: Raperda ttg Pedoman Pengangkatan PNSD Dalam Jabatan Struktural

Hak Prakarsa DPRD

1

Lampran Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor : Tanggal : 2010

No Eselon

Jenjang Pangkat, Golongan / ruang Terendah Tertinggi

Pangkat Gol./ ruang Pangkat Gol./

ruang 1 I b Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e

2 II a Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama Madya IV/d

3 II b Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c

4 III a Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b

5 III b Penata Tingkat I III/d Pembina IV/a

6 IV a Penata III/c Penata Tingkat I III/d

7 IV b Penata Muda Tingkat I III/b Penata III/c

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

H. NUR ALAM