RAPAT KOORDINASI NASIONAL...

RAPAT KOORDINASI NASIONAL PERLINDUNGAN

Dr. Enie Tauruslina AmarullahBojonegoro, 4-6 Februari 2020

KEMENTRIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANBALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN


PRAKIRAAN SERANGAN OPT UTAMA PADI MT 2019/2020 di INDONESIA

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Balai Besar Peramalan OPTwww.bbpopt.id Peramalan opt kementan @bbpopt @bbpopt Balai Besar Peramalan OPT

Direktorat Jenderal Tanaman PanganBalai Besar Peramalan OPT

NO. OPTKLTS MT 2019 (ha)

Prakiraan MT 2019/2020

(ha)

1 BLAS 16.714,3 29.584,1

2 HDB 17.817,1 25.886,1

3 PBP 47.274,3 46.490,7

4 TIKUS 45.015,1 51.287,4

5 TUNGRO 1.556,5 897,5

6 WBC 17.325,4 20.601,5

Total 145.702,6 174.747,3

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Balai Besar Peramalan OPTwww.bbpopt.id Peramalan opt kementan @bbpopt @bbpopt Balai Besar Peramalan OPT

Direktorat Jenderal Tanaman PanganBalai Besar Peramalan OPT

PRAKIRAAN LUAS SERANGAN TIKUSPADA TANAMAN PADI MT 2019/2020 DI INDONESIA

• Perlindungan tanaman padi dari hama dan penyakit (organismepengganggu tanaman: OPT)

• Perlindungan tanaman merupakan salah satu upaya dalampengelolaan tanaman untuk mempertahankan produktivitasnya.Pelaksanaan perlindungan tanaman pangan yang baik dan sesuaidapat mengendalikan OPT utama sehingga tidak mengakibatkankerugian yang besar.

• Upaya perlindungan tanaman tersebut merupakan bagian dariupaya pengelolaan ekosistem pertanian. Oleh karena itu, upayapengendalian OPT tidak dapat dipisahkan dari usaha produksilainnya seperti pemilihan varietas yang tepat, penggunaan benihbermutu, pemupukan berimbang, pengelolaan air, teknik budidayalainnya serta pemasaran hasil.

Langkah dan Strategi Pengendalian OPT


• Pengendalian OPT tanaman padi diarahkan berdasarkan konseppengelolaan hama terpadu (PHT). Yang tidak terlepas dari pengelolaanagroekosistem.

• PHT menjadi dasar kebijakan dalam setiap program perlindungantanaman. Dasar hukum PHT telah dimasukkan dalam Undang-UndangNomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutanadalah Undang-Undang baru yang mencabut dan menggantikanUndang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem BudidayaTanaman.

• Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan dilakukan denganmemperhatikan daya dukung ekosistem, mitigasi, dan adaptasiperubahan iklim, serta kelestarian lingkungan guna mewujudkan sistemPertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan.

Langkah dan Strategi Pengendalian OPT


• Dalam Bab I Pasal 1 menjelaskan Pelindungan Pertanianadalah segala upaya untuk mencegah kerugian pada budidayapertanian yang diakibatkan oleh organisme pengganggutumbuhan dan penyakit hewan.

• Dalam Bab IX Pasal 48 menjelaskan Pelindungan Pertaniandilaksanakan dengan sistem pengelolaan hama terpadu sertapenanganan dampak perubahan iklim.

• Taktik pengendalian yang dioperasionalkan untukpengendalian OPT utama harus saling komplementer danberwawasan lingkungan


• Meningkatkan hasil produksi

• Populasi OPT tetap pada aras yang secara ekonomi kerusakan tanaman yang diakibatkan seminimal mungkin

• Meminimalisir resiko pencemaran lingkungan dan resisten OPT akibat penggunaan pestisida

• Kesejahteraan petani meningkat

Sasaran PHT


• Pengelolaan ekosistem budidaya tanaman

sehat

• Merekayasa lingkungan tanaman sehingga

tidak disukai perkembangan OPT

• Mendorong berfungsinya pengendalian hayati

Langkah Strategis Pengelolaan OPT


1. Penggunaan varietas tahan

2. Penggunaan benih sehat

3. Pergiliran tanaman/varietas

4. Sanitasi lingkungan

5. Pengaturan waktu tanam dan tanam serentak

6. Penggunaan tanaman perangkap atau penolak

7. Pola campuran varietas dalam satu hamparan

8. Pengelolaan tanah dan air

9. Pemupukan sesuai rekomendasi

I.Budidaya Tanaman Sehat


BENIH SEHAT

● Benih bermutu tinggi dicirikan oleh mutu fisik baik, kemurnian spesies tinggi, daya berkecambah dan

vigor tinggi, ukuran seragam, bebas dari biji gulma dan penyakit seedborne, serta kadar air optimal.

● Parameter utama mutu benih adalah kemurnian benih, kadar air, dan daya berkecambah.

● Benih Bina adalah benih dari varietas unggul yang telah dilepas yang produksi dan peredaraannya

diawasi

• Pengendalian fisik dan mekanis OPT sehingga

aktivitas fisiologi OPT terganggu, dan mengubah

lingkungan fisik kurang kondusif bagi kehidupan

dan perkembangan OPT

II. Rekayasa Lingkungan


• Optimalisasi proses pengendalian alami dengan

mengurangi tindakan-tindakan yang dapat

merugikan perkembangan musuh alami

III. Pengendalian Hayati


• Penggunaan pestisida efektif secara selektif

apabila populasi OPT telah melampaui ambang

kendali, sehingga populasinya kembali berada

dibawah ambang kendali.

IV. Penggunaan Pestisida (Rekomendasi Terakhir)


1. Budidaya Tanaman Sehat

Prinsip ini merupakan bagian penting dalam pengendalian OPT. Tanaman yang sehat pada dasarnya memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap gangguan OPT. Oleh karena itu perlu merealisasikan penggunaan teknologi yang direkomendasikan sesuai kondisi setempat.

Penerapan PHT di Tingkat Petani


2. Pemantauan OPT dan lingkungan secara teratur

Meningkatnya populasi OPT biasanya disebabkan oleh terganggunya keseimbangan ekosistem oleh campur tangan manusia. Oleh karena itu pemantauan OPT dan lingkungan pertanaman secara rutin dan intensif harus dilakukan,dan merupakan dasar untuk pengambilan keputusan dan melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan prinsip PHT

Penerapan PHT di Tingkat Petani


• Musuh alami merupakan faktor pengendali OPT penting yang harus dilestarikan dan dikelola supaya marnpu berperan maksimal dalam menekan populasi OPT.

• Dalam keadaan ekosistem seimbang, peran musuh alami sangat penting dalam mengatur aras keseimbangan populasi OPT

Peningkatan Peran Musuh Alami


• Kemudahan ketersediaan sarana produksi tanaman padi dengan harga yang terjangkau sangat menentukan teralisasinya praktek penerapan pengendalian OPT dilapangan, yang disertai prasarana pendukungnya

Dukungan Eksternal


• Pada hakekatnya petani adalah pengambil keputusan dalam usahatani di lahannya sendiri. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampiIan petani dalam menganalisis OPT dan lingkungannya serta menetapkan keputusan pengendalian hama-penyakit secara tepat sesuai dengan konsep PHT perlu terus ditingkatkan baik melalui pelatihan, pameran dan media informasi lainnya.

Petani Sebagai Ahli PHT


OPT UTAMA PADI


PENGELOLAAN OPT TIKUS


PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS

STATUS, KERUSAKAN TANAMAN, DAN KERUGIAN EKONOMI

a. Tikus sawah: hama utama padi, di dataran rendah berpola tanam intensif, dapat merusak sayuran, buah-

buahan, dan tanaman perkebunan.

b. Merusak semua stadia tumbuh padi, rusak parah -tikus menyerang stadia generatif -tidak mampu

membentuk anakan baru.

c. Ciri khas: kerusakan tanaman dimulai dari tengah petak, meluas ke arah pinggir, serangan berat hanya

menyisakan 1-2 baris padi di pinggir petakan lahan


DAYA RUSAK TIKUS SAWAH

a. Perilaku mengerat -berdampak kerusakan tanaman padi 5 kali lipat dari kebutuhan makannya

b. Pesemaian, benih dimakan atau dicabut. Seekor tikus sawah mampu merusak ±283 bibit per malam

(126-522 bibit umur 2 hari).

c. Stadia anakan -anakan maksimal, memakan bagian titik tumbuh dan pangkal batang yang lunak,

sedangkan bagian lain ditinggalkannya

d. Daya rusak ±80 batang per malam (11-176 tunas).

e. Padi bunting, tikus merusak ±103 batang per malam (24-246 tunas).

f. Padi bermalai, daya rusak ±12 malai per malam (1-35 malai).

PENGENDALIAN HAMA TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TBS DAN LTBS


4. PENGENDALIAN TIKUS SAWAH MENGGUNAKAN

BURUNG HANTU

• Tikus biasanya menyerang pada malam hari, sementara pada siang hari tikus lebihbanyak bersembunyi di dalam lubang.

• Beberapa cara yang sudah biasa dilakukan untuk menekan populasi tikus adalah dengancara gropyokan, pembongkaran sarang, jebakan, jaring dan setrum, serta pemasanganumpan (Rodentisida) atau omposan. Pengendalian tikus dengan cara tersebut sifatnyahanya sementara karena dalam jangka panjang akan terjadi kompensasi populasi danberdampak negatif terhadap lingkungan.

•Oleh karena itu, agar dampak negatif terhadap lingkungan dapat dihindari, pengendaliantikus harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan (Jalil, 2012). Salah satu cara yangdapat dilakukan untuk pengendalikan hama tikus adalah menggunakan musuh alami(biologi).

• Burung hantu dari jenis Tito Allba adalah salah satu jenis predator tikus yang potensial


METODE PENGEMBANGAN BURUNG HANTU

1) Kordinasi dan komunikasi secara partisipasif dengan kelompok tani

2) Konservasi

3) Pemasangan rubuha (rumah burung hantu) di areal persawahan karena

burung hantu tidak bisa membuat sarang sendiri. Burung ini biasanya

bertelur di pohon-pohon yang berlubang atau di sekitar atap rumah yang

berlubang atau mengambil alih sarang yang ditinggalkan burung lainnya

4) Pendampingan yaitu pertemuan secara berkala sehingga program bisa

dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat


• Tyto alba juga dikembangkan dengan cara memasang rubuha di areal persawahan

• Burung hantu akan kembali bertelur di daerah asalnya. Begitu seterusnya sehingga kelak populasi burung hantu terus bertambah.

• Burung hantu ini akan menjadi penyeimbang “predator” populasi tikus secara alami.

METODE PENGEMBANGAN BURUNG HANTU


• Penempatan Rubuha yang ideal untuk daerah persawahan adalah satu unit rubuha untuk 10 hektar lahan (Simatupang, 2015).

Gambar 1. Rumah burung hantu (rubuha)KEMENTRIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANBALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

• Seekor burung hantu Tyto alba mampu memangsa 3–5 ekor tikus per malam dengan radius terbang 12 km. Dengan jumlah populasi sebanyak 12 ekor pada areal subak seluas 28 Ha sudah mampu mengurangi hama tikus di Subak Ganggangan hingga 70% (Sukmawati dkk, 2017)

• Burung hantu tyto alba mampu menanggulangi hama tikus sekitar 70%.

Gambar 2. Mulut,kaki dan cakar Tyto alba

Sumber : http://orientalbirdimages.org

http://serakjawa.blog spot.com


Jenis OPT

Fase Pertumbuhan Tanaman

Pra Tanam Persemaian

Tanaman Muda

(Tanam-Anakan

Maksimum)

Tanaman Tua

(Primordia-

Berbunga)

Pematangan Bulir

(Pengisian Bulir-

Panen)

Keterangan

TIKUS * Gropyokan

* Sanitasi Lingkungan

* Pengasapan dengan

belerang pada lubang

aktif

* Pemanfaatan burung

hantu

* Pemasangan

pagar plastik

disekeliling

persemaian+ bubu

Tikus (LTBS)

* Gropyokan

* Pemanfaatan

burung hantu

* Pemasangan

tabung bambu

* Sanitasi

lingkungan dan

lahan

* Gropyokan

* Pemanfaatan

burung hantu

* Pengasapan

dengan belerang

pada lubang

aktif

* Pemasangan

tabung bambu

* Sanitasi

lingkungan dan

lahan

* Penyemprotan

asap belerang

pada lubang aktif

* Pemanfaatan

burung hantu

* Pemanfaatan

burung hantu

* Pemanfaatan

tabung bambu

* Sanitasi

lingkungan dan

lahan

Kunci Sukses :

1) Pengendalian

dilakukan saat

dini, massal,

serentak dan

terus menerus

2) Pemanfaatan

dan pendaya

gunaan burung

hantu

3) Sanitasi

lingkungan


REKOMENDASI PENGENDALIAN TIKUS SAWAH

RAPAT KOORDINASI NASIONAL...

Documents

Transcript of RAPAT KOORDINASI NASIONAL...