Rangkuman wastu

16
TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH BENDA UJI Alasan penolakan inspeksi : Alasan ekonomi Argumen perlunya inspeksi : melindungi kepentingan masyarakat Perlunya inspeksi pada saat : Adanya akibat yang nyata pada perdagangan ekspor : penolakan atau detention Adanya implikasi kesehatan : bakteri patogen, logam berat, residu pestisida. Bahan pangan berasal dari sumber yang belum dikenal, atau cara proses dan standar berbeda dengan kita. Penarikan contoh perlu : tidak ekonomis jika semua lot diperiksa à Contoh perlu mewakili lot à bantuan statistik LOT Definisi ideal : lot adalah suatu jumlah makanan yang diproduksi dan dikelola di bawah kondisi seragam. Dalam praktek : lot berarti jumlah makanan yang diproduksi dalam periode waktu yang pendek. Lot dapat berupa : Sejumlah besar kemasan kecil, peti, kantong, drum atau karton. Untuk produk curah : satu truk atau lebih. Ditandai dengan nomor lot yang sama. Satu pengiriman barang (consignment) Perlu ditetapkan jumlah yang akan diuji sebagai lot (tiap mobil/wadah besar, banyak kemasan kecil) Dapat terdiri dari satu sampai beberapa lot Pada pengiriman kecil bahan yang sama, tidak ditandai sebagai lot maka dapat dianggap satu lot ~ lot untuk tujuan analitik. PENARIKAN CONTOH YANG MEWAKILI Contoh mewakili : contoh yang kondisinya serupa mungkin dengan lot asal contoh. Tujuan utama penarikan contoh yang mewakili : 1. Untuk menghindari bias 2. Untuk menarik jumlah unit-unit contoh yang cukup. Supaya mewakili : 1. Penarikan contoh secara acak dengan bilangan acak 2. Pendekatan stratifikasi : menarik contoh secara acak dari setiap strata misalnya dari setiap sublot/karton, atau dari sejumlah sublot/karton yang terpilih. Dua kesalahan umum penarikan contoh : 1. Contoh yang mudah diambil. Orang tergoda mengambil contoh yang paling mudah dijangkau. 2. Contoh yang sudah ditentukan lebih dahulu. Pengambil contoh kenal baik dengan kondisi contoh Prinsip : setiap contoh dalam populasi harus mempunyai peluang yang sama untuk dipilih PENARIKAN CONTOH SECARA ACAK Memberikan kesempatan yang sama pada tiap contoh terpilih 1. Semua nomor contoh dicatat pada kertas, diaduk dan ditarik sejumlah contoh secara acak. Tidak praktis jika N besar. 2. Menggunakan tabel acak Tiap kemasan contoh dalam populasi diberi nomor urut. Tunjuk suatu tempat di tabel tanpa melihat. Angka terdekat dengan titik menjadi digit pertama. Contoh : N = 600 : 1, 2, ……600. Pensil menunjuk baris 40 kolom 10 : ambil 3 angka baris 48 kolom 10, 11, 12 yaitu 245. Ambil kemasan nomor 245 sebagai contoh pertama. Baris 49, kolom 10, 11, 12 yaitu : 068, maka kemasan nomor 68 sebagai contoh kedua …..dst …dst Jika diperoleh nomor diluar 1 – 600 : tidak dipakai RANCANGAN PENARIKAN CONTOH 1. Tunggal (single sampling) : Lot diperiksa, bila memenuhi syarat diterima, jika tidak ditolak 2. Ganda (double sampling) : Terdapat kisaran lot diterima dan ditolak. Bila sampling pertama tidak cukup baik diterima dan tidak cukup buruk ditolak, lakukan sampling kedua. Hasil total sampling 1 dan 2 digunakan untuk penerimaan atau penolakan lot. Keuntungan : lot yang baik dan lot yang buruk dideteksi pada sampling pertama. Hanya lot yang mendekati spesifikasi butuh sampling 1 dan 2. 3. Jamak (Multiple sampling) : Sama seperti double sampling, hanya butuh lebih dari 2 kali sampling untuk mengambil keputusan. TUJUAN ACCEPTANCE SAMPLING 1. Penerimaan dan penolakan terhadap mutu suatu bahan baku : Grading ukuran, warna, kematanggan dll.; kebebasan dari kontaminasi biologis atau kimia dari kerusakan, misalnya adanya fragmen serangga, batu dan lain-lain. 2. Tidak untuk penolakan, tetapi penentuan mutu untuk pembayaran 3. Audit mutu produk akhir, yaitu mutu total dari produk akhir. JENIS-JENIS SAMPLING INSPEKSI 1. Inspeksi Atribut : Menyangkut inspeksi untuk menilai apakah produk memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria

description

kklllll

Transcript of Rangkuman wastu

TEKNIK PENGAMBILAN CONTOH BENDA UJIAlasan penolakan inspeksi : Alasan ekonomi

Argumen perlunya inspeksi : melindungi kepentingan masyarakat

Perlunya inspeksi pada saat :

Adanya akibat yang nyata pada perdagangan ekspor : penolakan atau detention

Adanya implikasi kesehatan : bakteri patogen, logam berat, residu pestisida.

Bahan pangan berasal dari sumber yang belum dikenal, atau cara proses dan standar berbeda dengan kita.

Penarikan contoh perlu : tidak ekonomis jika semua lot diperiksa

( Contoh perlu mewakili lot ( bantuan statistik

LOT

Definisi ideal : lot adalah suatu jumlah makanan yang diproduksi dan dikelola di bawah kondisi seragam.

Dalam praktek : lot berarti jumlah makanan yang diproduksi dalam periode waktu yang pendek.

Lot dapat berupa :

Sejumlah besar kemasan kecil, peti, kantong, drum atau karton.

Untuk produk curah : satu truk atau lebih.

Ditandai dengan nomor lot yang sama.

Satu pengiriman barang (consignment)

Perlu ditetapkan jumlah yang akan diuji sebagai lot (tiap mobil/wadah besar, banyak kemasan kecil)

Dapat terdiri dari satu sampai beberapa lot

Pada pengiriman kecil bahan yang sama, tidak ditandai sebagai lot maka dapat dianggap satu lot ~ lot untuk tujuan analitik.

PENARIKAN CONTOH YANG MEWAKILI

Contoh mewakili : contoh yang kondisinya serupa mungkin dengan lot asal contoh.

Tujuan utama penarikan contoh yang mewakili :

1. Untuk menghindari bias

2. Untuk menarik jumlah unit-unit contoh yang cukup.

Supaya mewakili :

1. Penarikan contoh secara acak dengan bilangan acak

2. Pendekatan stratifikasi : menarik contoh secara acak dari setiap strata misalnya dari setiap sublot/karton, atau dari sejumlah sublot/karton yang terpilih.

Dua kesalahan umum penarikan contoh :

1. Contoh yang mudah diambil. Orang tergoda mengambil contoh yang paling mudah dijangkau.

2. Contoh yang sudah ditentukan lebih dahulu. Pengambil contoh kenal baik dengan kondisi contoh

Prinsip : setiap contoh dalam populasi harus mempunyai peluang yang sama untuk dipilih

PENARIKAN CONTOH SECARA ACAK

Memberikan kesempatan yang sama pada tiap contoh terpilih

1. Semua nomor contoh dicatat pada kertas, diaduk dan ditarik sejumlah contoh secara acak. Tidak praktis jika N besar.

2. Menggunakan tabel acak

Tiap kemasan contoh dalam populasi diberi nomor urut. Tunjuk suatu tempat di tabel tanpa melihat. Angka terdekat dengan titik menjadi digit pertama.

Contoh : N = 600 : 1, 2, 600.

Pensil menunjuk baris 40 kolom 10 : ambil 3 angka baris 48 kolom 10, 11, 12 yaitu 245. Ambil kemasan nomor 245 sebagai contoh pertama. Baris 49, kolom 10, 11, 12 yaitu : 068, maka kemasan nomor 68 sebagai contoh kedua ..dst dst Jika diperoleh nomor diluar 1 600 : tidak dipakai

RANCANGAN PENARIKAN CONTOH

1. Tunggal (single sampling) :

Lot diperiksa, bila memenuhi syarat diterima, jika tidak ditolak

2. Ganda (double sampling) :

Terdapat kisaran lot diterima dan ditolak.

Bila sampling pertama tidak cukup baik diterima dan tidak cukup buruk ditolak, lakukan sampling kedua.

Hasil total sampling 1 dan 2 digunakan untuk penerimaan atau penolakan lot.

Keuntungan : lot yang baik dan lot yang buruk dideteksi pada sampling pertama. Hanya lot yang mendekati spesifikasi butuh sampling 1 dan 2.

3. Jamak (Multiple sampling) :

Sama seperti double sampling, hanya butuh lebih dari 2 kali sampling untuk mengambil keputusan.

TUJUAN ACCEPTANCE SAMPLING

1. Penerimaan dan penolakan terhadap mutu suatu bahan baku : Grading ukuran, warna, kematanggan dll.; kebebasan dari kontaminasi biologis atau kimia dari kerusakan, misalnya adanya fragmen serangga, batu dan lain-lain.

2. Tidak untuk penolakan, tetapi penentuan mutu untuk pembayaran

3. Audit mutu produk akhir, yaitu mutu total dari produk akhir.

JENIS-JENIS SAMPLING INSPEKSI

1. Inspeksi Atribut :

Menyangkut inspeksi untuk menilai apakah produk memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria (atau go or no go) sesuai dengan persyaratan yang ada.

Digolongkan sebagai defective atau non defective, atau jumlah defect dalam contoh dihitung disesuaikan dengan persyaratan. Produk cacat dapat mempunyai 1 atau lebih cacat/defect.

Go or not-go; defective or non-defective; within-tolerance or outer tolerance; correct or in-correct atau complete or in-complete.

Digunakan dalam : pemeriksaan terhadap kerusakan visual, salah operasi/proses, dimensi yang tidak benar, kerusakan pada meterial, penandaan (marking), pengemasan2. Inspeksi Variabel

Variabel merupakan sifat-sifat mutu yang dinyatakan dengan nilai skala yang kontinyu.

Merupakan inspeksi dimana suatu mutu tertentu dari contoh dievaluasi dengan nilai yang bersifat kontinyu, dan dinyatakan dengan suatu titik tertentu dalam skala tersebut.

Misalnya : berat nenas kaleng, kadar lemak daging, kadar air buah kering dan lain-lain

Pemilihan jenis inspeksi, tergantung faktor :

Tujuan inspeksi : apakah untuk penolakan/penerimaan atau pembayaran.

Sifat dari bahan yang diinspeksi : mutu obyektif atau subyektif

Biaya inspeksi : inspeksi variabel biasanya lebih mahal dibandingkan dengan inspeksi atribut.

Biaya sampling : sampling variabel biasanya lebih murah dibandingkan sampling atribut karena jumlah contoh yang diambil lebih sedikit.

SAMPLING STANDAR MILITER 105-D

Dapat digunakan untuk pemeriksaan atribut :

1) Produk akhir

2) Komponen dan bahan baku

3) Operasi

4) Bahan dalam proses

5) Suplai dalam penyimpanan

6) Operasi pemeliharaan

7) Data atau rekaman

8) Prosedur administratif

Pada Standard Militer 105D untuk ketiga jenis sampling terdapat tabel untuk pemeriksaan :

Normal

Diperketat (dipertajam)

Dikurangi (direduksi)

Pemeriksaan normal digunakan saat awal pemeriksaan, dan dapat diubah menjadi pemeriksaan diperketat atau dikurangi tergantung mutu produk yang dihasilkan

Acceptable Quality Level (AQL)

Merupakan tingkat mutu yang dapat diterima atau didefinisikan sebagai maksimum persen cacat yang diberbolehkan dalam suatu lot yang akan diterima sekitar 95 % pada waktu tersebut.

Misalnya sampling plan pada AQL 6.5 akan menerima suatu lot atau produksi dengan cacat 6.5 % sebanyak 95 % melalui inspeksi pada waktu tersebut.

Tingkat Pemeriksaan

Terdapat 3 tingkat pemeriksaan yaitu I, II, dan III.

Tingkat pemeriksaan berbeda : berbeda : lindungan bagi produsen sama, tetapi bagi konsumen berbeda.

Tingkat I = pemeriksaan normal

Tingkat II = setengah jumlah pemeriksaan normal

Tingkat III = dua kali jumlah pemeriksaan

Terdapat juga 4 tingkat khusus tambahan yaitu s-1, s-2, s-3 dan s-4 diberikan untuk : ukuran contoh relatif kecil dan toleransi terhadap resiko tinggi pada penarikan contoh

Tabel-tabel yang digunakan

1. Sample size code letters (table 1)

2. Master table for normal inspection single sampling (table II-A)

3. Master table for tightened inspection single sampling (table II-B)

4. Master table for reduced inspection single sampling (table II-C)

5. Master table for normal inspection double sampling (table III-A)

6. Master table for tightened inspection double sampling (table III-B)

7. Master table for reduced inspection double sampling (table III-C)

8. Master table for normal inspection multiple sampling (table IV-A)

9. Master table for tightened inspection multiple sampling (table IV-B)

10. Master table for reduced inspection multiple sampling (table IV-C)

Contoh 1 : penarikan contoh tunggal (single sampling)

Penggunaan tabel single sampling : normal, diperketat (dipertajam) dan dikurangi (direduksi) perlu : AQL, ukuran lot, dan tingkat pemeriksaan.

Misal : N = 2000, AQL 0.65 %, tingkat pemeriksaan III, tentukan sampling plan untuk pemeriksaan normal, ketat dan dikurangi,1. Normal

Huruf kode ukuran contoh dari N = 2000, III adalah L (Tabel 1).

Untuk kode L dan AQL 0.65 %, normal : didapat dari sampling plan . n = 200, Ac = 3 dan Re = 4. Jadi dari N = 2000, diambil secara acak 200 contoh, diperiksa. Bila ditemukan 3 contoh cacat atau kurang maka lot diterima; tapi bila ditemukan 4 contoh cacat atau lebih, maka lot ditolak.

2. Diperketat/dipertajam

Kode huruf : L

Sampling plan untuk kode huruf L dan AQL 0.65 %, single sampling diperketat adalah n = 200, Ac = 2 dan Re = 3.

Jadi dari N = 2000, diambil secara acak 200 contoh, diperiksa. Bila ditemukan 2 contoh cacat atau kurang maka lot diterima; tapi bila ditemukan 3 contoh cacat atau lebih, maka lot ditolak.

3. Dikurangi/direduksi

Kode huruf : L

Sampling plan untuk kode huruf L dan AQL 0.65 %, single sampling dikurangi adalah n = 80, Ac = 1 dan Re = 4.

Jadi dari N = 2000, diambil secara acak 80 contoh, diperiksa. Bila ditemukan 1 contoh cacat atau kurang maka lot diterima; tapi bila ditemukan 4 contoh cacat atau lebih, maka lot ditolak.

Bila ditemukan 2 atau 3 contoh cacat maka lot diterima, tetapi jenis pemeriksaan berubah menjadi normal.

Bila lot ditolak, diperlukan pula pemeriksaan normal.

KETENTUAN DALAM TABEL

Tanda anak panah vertikal maka gunakan sampling plan pertama di atas atau di bawah anak panah. Huruf kode dan ukuran contoh berubah.

Misalnya : untuk sampling plan tunggal, diperketat dengan AQL 4.0 dan huruf kode D, maka huruf kode berubah jadi F dan ukuran contoh berubah dari 8 menjadi 20.

Contoh 2 : double sampling

Ukuran contoh atau N = 20.000, AQL = 1.5 dan tingkat pemeriksaan I, double sampling, tentukan rancangan penarikan contoh (samplilng plan) untuk pemeriksaan normal, diperketat, dan dikurangi.

1. Normal

dari N = 20.000 dan tingkat pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL 1,5 % diperoleh :

Sampling pertama: n = 80, Ac = 2 dan Re = 5

Sampling kedua: n = 80, Ac = 6 dan Re = 7

Dari lot dengan N = 20000 diperiksa 80 contoh acak, bila diperoleh 2 cacat atau kurang maka lot diterima; bila 5 atau lebih contoh cacat maka lot ditolak.

Bila ada 3 atau 4 contoh cacat, maka diambil contoh kedua sebanyak 80 contoh dan bila jumlah total contoh cacat 6 atau kurang maka lot diterima, bila jumlah contoh total cacat 7 atau lebih maka lot ditolak.

2. Diperketat/dipertajam

dari N = 20.000 dan tingkat pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL 1,5 % diperoleh :

Sampling pertama: n = 80, Ac = 1 dan Re = 4

Sampling kedua: n = 80, Ac = 4 dan Re = 5

Dari lot dengan N = 20000 diperiksa 80 contoh acak, bila diperoleh 1 cacat atau kurang maka lot diterima; bila 4 atau lebih contoh cacat maka lot ditolak.

Bila ada 2 atau 3 contoh cacat, maka diambil contoh kedua sebanyak 80 contoh dan bila jumlah total contoh cacat 4 atau kurang maka lot diterima, bila jumlah total contoh cacat 5 atau lebih maka lot ditolak.

3. Dikurangi/direduksi

dari N = 20.000 dan tingkat pemeriksaan I diperoleh huruf kode K.

Untuk huruf kode K dan AQL 1,5 % diperoleh :

Sampling pertama: n = 32, Ac = 0 dan Re = 4

Sampling kedua : n = 32, Ac = 3 dan Re = 6

Dari lot dengan N = 20000 diperiksa 32 contoh acak, bila diperoleh 0 cacat maka lot diterima; bila 4 atau lebih contoh cacat maka lot ditolak.

Bila ada 1, 2 atau 3 contoh cacat, maka diambil contoh kedua sebanyak 32 contoh dan bila jumlah total contoh cacat 3 atau kurang maka lot diterima, bila jumlah total contoh cacat 6 atau lebih maka lot ditolak (pemeriksaan dikembalikan ke normal).

Bila ada total cacat 4 atau 5 , maka lot diterima, tetapi pemeriksaan dikembalikan ke normal.

Contoh 3 : multiple sampling plan

Soal :

Untuk ukuran lot 450, AQL 4.0% dan tingkat pemeriksaan II, tentukan rancangan penarikan contoh jamak untuk pemeriksaan normal, diperketat dam dikurangi.

Dari N = 450 dan tingkat pemeriksaan II diperoleh huruf kode H

1. NormalnAcRe

13

13

13

13

13

13

13#

1

2

3

5

7

94

5

6

7

8

9

10

2. Diperketat

nAcRe

13

13

13

13

13

13

13#

0

1

2

3

4

63

3

4

5

6

6

7

3. 3.Dikurangi

nAcRe

5

5

5

5

5

5

5#

0

0

1

2

3

43

4

5

6

7

7

8

Pemeriksaan awal : normal

1. Normal menjadi diperketat

Bila 2 dari 5 lot atau batch yang berurutan telah ditolak pada pemeriksaan awal.

2. Diperketat menjadi normal

pada saat pemeriksaan diperketat, 5 lot atau batch yang berurutan diterima pada pemeriksaan awal.

3. Normal menjadi dikurangi

10 lot tidak ada yang ditolak pada pemeriksaan awal.

Jumlah total cacat dalam contoh-contoh dari 10 lot sama atau kurang dari tabel double sampling plan dikurangi. Misal untuk N = 600, AQL 2.5 % maka jumlah batasnya 7 (dapat dikurangi jika jumlah cacatnya 7 atau kurang untuk 10 lot)

Produksi dalam keadaan baik, tidak ada masalah mesin, bahan baku, buruh.

4. Dikurangi menjadi normal

Suatu lot atau batch ditolak.

Bila pemeriksaan contoh dengan dikurangi menghasilkan kriteria tidak menerima atau menolak;

Lot/batch diterima, maka pemeriksaan normal dimulai pada lot berikutnya.

Produksi tidak teratur atau produksi tertunda.

Atribut, lot kamba (curah)Latihan 1. Rencana Sampling menggunakan Tabel Standar Militer 105DContoh

Kentang = 50.000 buah

Syarat pembelian : kentang cacat tidak lebih dari 1%

Bagaimana rencana sampling nya

Penyelesaian :

1. Gunakan tabel MilSTD-105D

2. Pada kolom ukuran lot/batch pilih kisaran : 35.000 150.000

3. Pada tingkat pemeriksaan II : ( diperoleh huruf N

4. Pakai Tabel rencana sampling tunggal, normal dengan atribut 5. Pada kolom kode huruf ukuran contoh pilih huruf N ( n = 500

6. 6. Pada baris yang sama : pilih aras mutu yang dapat diterima (AQL) 1.0 %

Baca : penerimaan = 10

penolakan = 11 Atribut, lot kamba (curah)Latihan 2. Rencana Sampling Atribut (Tabel USDASuatu lot : 400 kotak karton berisi 48 kaleng ikan tuna (125 g/kaleng) ( ukuran kaleng < No. 300)

AQL = 6 %

Rencana sampling ?

Penyelesaian :

1. Gunakan Tabel rencana sampling dari USDA untuk pemeriksaan makanan kaleng

2. Pada kolom ukuran kaleng pilih grup I : < No. 300

3. Total lot : 400 x 48 = 19.200 kaleng. Jumlah kaleng per lot :

14.401 48.000

1. Pada kolom rencana sampling tunggal :

unit contoh = 13

maks contoh positif yang diperkenankan = 2

Toleransi terhadap resiko pembeli : cukup besar ( sampling bersifat

merusak dan prosedur ekstensif Atribut, SUB-LOT (dalam KEMASAN) Latihan 3.

Penawaran kentang : 50.000 buah dikemas dalam 100 kantong @ 500 buah

Rencana sampling : berapa kantong ditarik dan

berapa jumlah kentang/kantong

Penyelesaian :

Penarikan contoh dilakukan dua kali :

Penarikan I : dari lot besar (NL) = 50.000 buah

Penarikan II : dari lot kecil (NS) = 100 kantong

Gunakan Tabel : cari huruf kode masing-masing

untuk ukuran lot 50.000 dan 100 ( diperoleh huruf N dan F

Untuk huruf N (nL) : contoh yang ditarik : 500

huruf F (ns) : contoh yang ditarik : 20

(nilai m = nL/nS = 500/20 = 25

Cara sampling : dari 100 kantong ambil 20 kantong dari setiap kantong ambil secara acak 25 kentang

Jumlah total kentang yang diambil : 500

Penarikan I : dari lot besar (NL) = 50.000 buah

Penarikan II : dari lot kecil (NS) = 100 kantong

Gunakan Tabel : cari huruf kode masing-masing untuk ukuran lot 50.000 dan 100 ( diperoleh huruf N dan F

Untuk huruf N (nL) : contoh yang ditarik : 500

huruf F (ns) : contoh yang ditarik : 20

(nilai m = nL/nS = 500/20 = 25

Gunakan tabel : huruf N dan AQL 1.0 % (

contoh cacat maksimum yang masih diterima : 10 buah

Bila diduga tiap kantong beragam :

Ambil dari tiap kantong : 5 buah kentang

Lanjutkan dengan menggunakan Tabel

Ambil ukuran contoh 500 ( huruf kode H

contoh yang harus diperiksa untuk kode H : 50

Bila hasil pemeriksaan : 1 kentang atau lebih cacat ( keseluruhan kantong ditolak SAMPLING FOR PREPACKAGES FOODS (AQL 6.5) FAO / WHO CODEX

Diterapkan untuk penerimaan/penolakan lot berdasarkan kecacatan (defectives) pada produk terkemas.

Parameter mutu yang digunakan hanya yang dievaluasi secara organoleptik atau fisik : warna, flavor, tekstur, cacat, ukuran dan penampakan. Dapat juga untuk berat bersih, berat tuntas dan nilai brix.

Tidak mencakup analisa faktor bahaya kesehatan, misalnya residu pestisida, kontaminan, kaleng gembung, benda asing seperti batu-batu dan serangga.

Sampling plan ini berlaku untuk lot sebagai hasil produksi pabrik atau berupa sekumpulan barang dagangan yang jumlahnya cukup besar.

Terdapat dua sampling plan (lihat Tabel) :

1. Sampling plan 1 (tingkat pemeriksaan I, AQL 6.5)

2. Sampling plan 2 (tingkat pemeriksaan II, AQL 6.5)

Informasi yang diperlukan :

1. Berat atau ukuran kemasan (kg atau lb)

2. Tingkat pemeriksaan

3. Ukuran lot (N)

4. Parameter mutu produk untuk klasifikasi defectives

SAMPLING PLAN 1 (Inspection Level I; AQL = 6.5)NET WEIGHT IS EQUAL TO OR LESS THAN 1 KG (2.2 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

4.800 or less

4.801 24.000

24.001 48.000

48.001 84.000

84.001 144.000

144.001 240.000

More than 240.0006

13

21

29

48

84

1261

2

3

4

6

9

13

NET WEIGHT IS GREATER THAN 1 KG (2.2 lb) BUT NOTMORE THAN 4.5 KG (10 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

2.400 or less

2.401 15.000

15.001 24.000

24.001 84.000

84.001 144.000

144.001 240.000

More than 240.0006

13

21

29

48

84

1261

2

3

4

6

9

13

NET WEIGHT GREATER THAN 4.5 KG (10 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

600 or less

601 2.000

2.001 7.200

7.201 15.000

15.001 24.000

24.001 42.000

More than 42.0006

13

21

29

48

84

1261

2

3

4

6

9

13

SAMPLING PLAN 2 (Inspection Level Ii; AQL = 6.5)NET WEIGHT IS EQUAL TO OR LESS THAN 1 KG (2.2 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

4.800 or less

4.801 24.000

24.001 48.000

48.001 84.000

84.001 144.000

144.001 240.000

More than 240.00013

21

29

48

84

126

2002

3

4

6

9

13

19

NET WEIGHT IS GREATER THAN 1 KG (2.2 lb) BUT NOT MORE THAN 4.5 KG (10 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

2.400 or less

2.401 15.000

15.001 24.000

24.001 84.000

84.001 144.000

144.001 240.000

More than 240.00013

21

29

48

84

126

2002

3

4

6

9

13

19

NET WEIGHT GREATER THAN 4.5 KG (10 lb)Lot size (N)Sample size (n)Acceptance Number (c)

600 or less

601 2.000

2.001 7.200

7.201 15.000

15.001 24.000

24.001 42.000

More than 42.00013

21

29

48

84

126

2002

3

4

6

9

13

19

Langkah-langkah inspeksi :

1. Pilih tingkat pemeriksaan yang sesuai yaitu I untuk sampling normal dan II jika disputes, keharusan atau adanya kebutuhan untuk perkiraan yang lebih baik.

2. Tentukan ukuran lot (N), yaitu jumlah kemasan primer atau unit sampel

3. Tentukan jumlah unit contoh (ukuran contoh = n) yang harus diambil secara acak dari lot yang diinspeksi. Gunakan data ukuran kemasan, ukuran lot dan tingkat pemeriksaan.

4. Lakukan pengambilan contoh secara acak sejumlah n contoh dari lot.

5. Periksa mut unit-unit contoh yang terpilih. Klasifikasikan unit contoh yang memenuhi spesifikasi dan yang cacat.

6. Lot diterima jika jumlah unit contoh yang cacat sama atau lebih kecil dari nilai c (acceptance number). Lot tidak diterima jika jumlah unit contoh yang cacat lebih besar dari nilai c.

Contoh :

Suatu lot ikan : 1200 master karton

Dalam setiap master karton : 12 kemasan kecil @ berat 2.5 lb

Tentukan rencana sampling menurut prosedur

CODEX AQL 6.5 PREPACKAGED FOODS

Penyelesaian :

Tentukan aras pengujian/tingkat pemeriksaan : I

Tentukan besarnya contoh pengujian (n) untuk ukuran lot (N) : 1200 x 12 = 14.400 kemasan terkecil @ 2.5 lb

Dari daftar diperoleh : n = 13 dan c = 2

Lot tersebut akan dapat diterima jika dari 13 contoh yang ditarik secara acak, jumlah contoh cacat tidak lebih besar dari 2 buah kemasan.

Bila terdapat sanggahan : lakukan pemeriksaan ulang dengan contoh > ( gunakan aras pengujian II, diperoleh n = 21 dan

c = 3

SNI (Standar Nasional Indonesia)SNI 19 0428 1998

PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH PADATAN

PETUNJUK PENGAMBILAN CONTOH CAIRAN SEMI PADAT

SNI 0429-1989-APERALATAN PENGAMBILAN CONTOH

PEDOMAN KUANTITATIF UMUM DALAM SAMPLING Pedoman umum untuk menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari lot/populasi terkemas dan curah baik untuk produk padat dan cair. Pedoman umum ukuran contoh Aplikasi : pupuk dan bahan pembuatannya, semen dan bahan pembuatnya, garam, batuan/butiran, cairan dll.

Sampling Lot berjalan (stream/moving sampling) Produk dalam bentuk bulk dapat diambil contohnya pada saat produk sedang berjalan (transport) dalam proses produksi atau bongkar muat produk. Lakukan pengambilan contoh paling sedikit 10 (sepuluh) kali dengan interval waktu yang sama diambil dari aliran produk sehingga mewakili seluruh lot. Gunakan alat Cangkir Sampling AOAC Jika aliran produk terlalu cepat untuk diambil contohnya, maka pengambil contoh dapat meminta operator peralatan untuk menurunkan kecepatan aliran produk.Ukuran contoh sekunder

1. Produk kering :

untuk produk campuran, contoh bervariasi dalam jumlah 2 4 kg. semua contoh tersebut harus dikirim ke laboratorium. Untuk produk bukan campuran, misalnya bonemeal atau superphosfat, kurangi contoh menjadi 0.5-1 kg dan dikirim ke laboratorium.

2. Produk cair : untuk pupuk cair, ukuran contoh paling sedikit 500 ml (sampai 2 L).PENGAMBILAN CONTOH PRODUK PANGAN SPESIFIK Hasil uji laboratorium sia-sia jika sampelnya :

Tidak dikumpulkan dengan benar Tidak ditangani dengan benar Tidak mewakili populasi Contoh harus mewakili mulai dari

pengumpulan identifikasi penanganan pengiriman dan transportasi pembuatan sub-samplingPERLENGKAPAN SAMPLING

Harus dapat disterilisasi (terutama untuk parameter kritis) Wadah sampel harus bersih, kering, tahan pecah, bermulut lebar dan distrerilisasi.PENGIRIMAN SAMPEL

Secepat mungkin Kondisinya sama dengan kondisi awal (terutama untuk produk beku dan produk yang harus didinginkan) Personil Pengambilan contoh harus dilakukan oleh personil yang terlatih dalam teknik sampling yang benar.

Labelling dan Identifikasi Sampel

1. Jumlah sampel yang diambil 2. Sifat-sifat dari produk 3. Nomor identifikasi dan setiap kode atau tanda lain pada batch atau lot darimana sampel diambil.4. Sifat-sifat pemeriksaan yang dilakukan.5. Nama dan tanda tangan orang yang melakukan sampling6. Data, waktu dan tempat pengambilan contoh.Sterilisasi Peralatan

Semua peralatan harus dibersihkan/dicuci dan disterilisasi dengan udara atau uap panas, atau dapat juga dengan radiasi. Setelah disterilisasi, peralatan harus disimpan dengan baik sebelum digunakan, dengan memelihara kondisi steril yang telah dicapai.Bahan dan Konstruksi Wadah beserta tutupnya harus terbuat dari bahan yang mampu memberikan perlindungan yang cukup selama penanganan, penyimpanan dan transportasi. Bahan harus tahan proses sterilisasi dan tidak bersifat racun bagi mikroorganisme. Bentuk dan ukuran sampel harus sesuai dengan keperluan menurut bahan apa yang akan diambil contohnya. Bahan plastik, baik berbentuk botol bermulut lebar atau kantong banyak digunakan. Wadah yang telah diisi sampel secepatnya harus ditutup dengan rapat.Transportasi dan Penyimpanan Sampel.

1. Sampel harus dikirim ke laboratorium secepat mungkin setelah pengambilan contoh, dan jika mungkin harus sampai ke laboratorium dalam waktu tidak lebih dari 24 jam setelah sampling.2. Sampel dari produk segar atau produk refigerasi harus ditransportasikan pada suhu 0 4 C, dan pengujian dilakukan tidak lebih dari 24 jam setelah tiba di laboratorium.3. Sampel dari produk beku atau sangat beku (deep frozen) harus ditransportasikan sedemikian rupa sehingga terpelihara keadaan bekunya dan disimpan di freezer dengan suhu tidak lebih tinggi dari 15 C.4. Sampel produk dalam kemasan yang sifatnya stabil atau awet harus ditransportasikan terlindung dari sinar matahari secara langsung, atau radiasi panas yang lain, dan sebaiknya diangkut pada suhu tidak melebihi 25 C, dan pengujian dilakukan paling lama 3 hari setelah produk diterima. Untuk produk yang pecah kemasannya, maka disimpan dalam wadah plastik dan ditempatkan dalam refigerator bersuhu 0 4 C. Pemeriksaan harus dilakukan secepat mungkin setelah tiba di laboratorium.5. Sampel yang setengah awet (semi preserved) misalnya produk-produk fermentasi, acar dan produk asam lainnya, harus ditransportasikan pada suhu 0- 4 C dan diperiksa secepat mungkin setelah tiba di laboratorium. Suhu ini tidak cocok jika pemeriksaan dilakukan untuk melihat kerusakan akibat bakteri thermophilic.6. Sampel dari produk kering harus ditransportasikan dalam wadah yang kedap uap air dan pada suhu tidak lebih dari 25 C. Sampel ini harus dilindungi dari cahaya matahari langsung dan radiasi panas lainnya.Instruksi untuk Laboratorium Penguji

Laboratorium penguji harus menerima sampel yang diidentifikasi secara mendetail, pemeriksaan atau pengujian yang diperlukan

SAMPLING DAGING DAN PRODUK DAGING SELAIN UNGGAS

1. Daging : setiap bagian yang dapat dimakan berasal dari hewan ternak (termasuk kerbau), kambing, babi, kelinci, kuda, biri-biri dan mamalia lain, baik dalam keadaan segar, didinginkan, dibekukan atau diproses.2. Produk daging : semua produk yang terdiri sebagian besar atau semuanya dari daging. Produk tersebut mungkin mengandung daging unggas. Dalam hal ini tidak termasuk produk dalam kaleng dan produk-produk kering.Peralatan :

1. Cork borer dengan penampang besi/bajanya sekitar 1000 mm2 2. Plate pemanas dengan ukuran sekitar 100 mm x 100 mm3. Pisu bedah, gunting tang, gunting biasa dll sesuai keperluan.4. Gergaji dan bor Sampel Permukaan dengan Pemotongan

1. Secara aseptis, tandai 5 tempat pada permukaan produk menggunakan cork borer yang ditusukkan sekitar 2 mm dibawah permukaan.2. Tergantung tekstur dari produk, gunakan gunting biasa atau gunting tang atau pisau untuk mendapatkan 5 sub sampel tersebut.3. Masukkan ke lima sub sampel tersebut ke dalam suatu wadah sampel. Kelima sub sampel tersebut membentuk sampel laboratorium.Sampling Jaringan Internal

1. Panasi bagian permukaan produk dengan plate pemanas, atau dengan pemanasan langsung menggunakan pembakar yang sesuai.2. Secara aseptis buang permukaan yang telah dipanaskan atau dibakar tersebut dengan menggunakan gunting atau pisau bedah, dan ambil sekitar 5 mm sampai 10 mm kedalaman.3. Kemudian lakukan lagi pemanasan dengan plate pemanas permukaan produk yang baru diperoleh tersebut, dan secara aseptis buang bagian yang terpanaskan tersebut.4. Dengan menggunakan gunting atau gunting tang, cork borer atau bor tangan, ambil sekitar 30 gram dari permukaan dalam daging yang baru nampak dan tempatkan ke dalam wadah sampel yang telah diketahui beratnya.Timbang dan tentukan berat sampel yang diperoleh

Sampling Total Jaringan

1. Dapatkan sampel seberat sekitar 30 gram dengan memilih satu produk daging atau dengan pemotongan produk menggunakan pisau atau gergaji, atau dengan bor tangan.2. Masukkan sampel tersebut ke dalam wadah sampel yang telah diketahui beratnya.3. Timbang wadah dan tentukan berat sampel.4. Untuk produk dengan berat 2 kg atau kurang sebaiknya jika mungkin dibawa langsung ke laboratorium tanpa harus dilakukan pengambilan sampel.SAMPLING UNGGAS DAN PRODUK UNGGAS

1. Unggas : semua unggas, baik yang diternak atau tidak, keseluruhan atau merupakan bagiannya.2. Produk unggas : semua produk yang terdiri dari seluruhnya atau sebagian besar berupa daging unggas, termasuk produk tanpa tulang, produk lumat atau produk olahan lanjutan. Dalam hal ini tidak termasuk produk kalengan dan produk kering.Peralatan :

1. Gunting tang (forceps)2. Kantong plastik, dengan ketebalan sekitar 0.05 mm, dengan ukuran yang sesuai.Produk terkemas

1. Jika mungkin, sampel harus berisi produk dalam kemasan akhirnya. Misalnya, untuk produk karkas ayam mentah, bagian-bagian atau potongan daging ayam, daging ayam tanpa tulang atau daging ayam lumat, produk olahannya, biasanya dikemas dalam bentuk eceran. Ambil sejumlah kemasan yang cukup untuk kebutuhan pengujian laboratorium.2. Produk ini merupakan sampel laboratorium.Poduk tidak terkemas

1. Ambil secara aseptis dengan gunting tang sejumlah sampel sesuai dengan kebutuhan pengujian laboratorium.

2. Masukkan ke kantong plastik. Ini merupakan sampel laboratorium

SAMPLING PRODUK KERING

Unit kecil :

Unit kemasan kecil harus langsung dalam bentuk utuh dikirim ke laboratorium dalam jumlah yang mencukupi.

Unit besar atau dalam bentuk bulk (curah)

1. Secara aseptis (tanpa menambah mikroorganisme) buka penutup dari wadah.2. Gunakan sekop, sendok, baki atau pipa berlubang untuk mengambil sampel yang mewakili dalam jumlah yang mencukupi untuk pengujian laboratorium.3. Masukkan ke dalam wadah sampel.2. Transportasi dan Penyimpanan

Sama seperti yang telah diuraikan untuk sampel pengujian mikrobiologi.

SAMPLING PRODUK KARUNG DI GUDANG

Standar FAO (FAO Agricultural Services Bulletin 74, Rome 1989)

1 10 karung : semua karung harus diambil contohnya. 11 100 karung : 10 karung, dipilih secara acak. Lebih dari 100 karung : Jumlah contoh primer harus sama atau sedikit lebih banyak dari akar pangkat dua jumlah karung total.SNI 19-0428-1998 :

s/d 10 karung/ peti: semua karung harus diambil contohnya

11-25 karung/ peti: 5 karung, dipilih acak

26-50 karung/ peti: 7 karung, dipilih acak

51-100 karung/ peti: 10 karung, dipilih acak

Lebih dari 100 karung/ peti: akar pangkat dua dari

jumlah contoh

Sub sampling

Ambil dari beberapa bagian karung yang terpilih. Misalnya jika dari sampling plan terpilih 10 karung (10 karung dari 100 karung pengiriman), maka paling sedikit 50 gram produk diambil dari karung 100 kg. Jika karung yang dipilih sebagai sampel lebih dari 10 karung maka jumlah bahan atau produk yang diambil dapat kurang dari 50 gram dari karung ukuran 100 kg. Total sampel primer yang dikumpulkan sebaiknya tidak kurang dari 500 gram dan jumlahnya harus mencukupi untuk bahan analisa atau pemeriksaan produk

UNTUK MAKANAN TERCEMAR TIKUS Serealia, kacang-kacangan, tepung-tepungan, buah kering. Alat lampu senter dan lampu ultraviolet (black light). Periksa adanya kotoran dan jejak tikus, lubang pada karung dsb. Pemeriksaan dilakukan pada dan diantara karung, di bawah palet, dan diantara lot satu dengan lainnya.Apabila ditemukan tanda-tanda adanya tikus, maka karung-karung disekitarnya tidak boleh dipindahkan karena :

Apabila kotoran atau jejak tikus ditemukan di antara karung, dibawah palet, di lantai, maka kemungkinan besar karung yang terkontaminasi lokasinya tidak jauh dari tempat tersebut. Ada kemungkinan terjadi pergeseran atau pencampuran bahan yang ada di dalamnya.PROSEDUR :

1. Sobek karung disekeliling spot atau lubang karung dengan bantuan pisau atau gunting.2. Ambil potongan bahan karung serta bahan makanan yang menempel padanya.3. Ambil produk yang berada disekitar spot tersebut sebagai sub-contoh.4. Ambil produk yang tidak terkontaminasi sebagai kontrol (dari karung yang tidak ternoda).5. Ambil bahan sarang dan lubang bekas gigitan jika ditemukan, kotoran tikus, ditempatkan pada wadah terpisah.Identifikasi laboratorium :

1. Identifikasi rambul binatang pengerat dalam kotorannya.2. Identifikasi urin pada bahan karung yang terkena noda dan berflourescent serta pada produk di bagian bawah noda tersebut.3. Identifikasi tanda goresan pada lubang bekas gigitan di karung.4. Identifikasi rambut dan kotoran tikus dalam produk yang diambil dari lubang bekas gigitan tikus.5. Identifikasi rambut, kotoran, tanda goresan serta urin tikus pada sarangnya.PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN YANG TERSERANG SERANGGA

Bagian yang harus diperiksa : luar karung, terutama pada jahitan dan pada bagian ujung. Periksa adanya serangga dewasa, larva, sarang laba-laba, kotoran dan adanya lubang pada karung.Bahan pangan yang sering diinfestasi serangga adalah beras, biji-bijian, tepung-tepungan

Teknik Pemeriksaan Serangga :

Tuangkan 200-250 gram produk ke atas kertas putih. Ratakan dengan bantuan spatula atau pisau sehingga serangga dapat muncul ke permukaan.Hal-hal yang perlu diingat :

Laboratorium akan lebih mudah mendeteksi serangga utuh daripada bagian/ potongan serangga. Pengambilan serangga lebih mudah dilakukan menggunakan isolasi karena serangga langsung menempel dalam keadaan utuh. Alat lain dapat digunakan, tetapi biasanya kurang praktis.Bila ditemukan lubang dalam karung :

Lubang tersebut harus digunting dan diambil untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium apakah serangga berasal dari produk (dari dalam karung) atau dari luar karung. Kotoran dan sarang laba-laba juga dikoleksi sebagai sum-sampel. Produk yang berada persis di bawah lubang harus diambil dan diayak. Apabila infestasi serangga terjadi disepanjang jahitan karung, maka produk yang berada di bawah jahitan tersebut harus dikoleksi. Jumlah yang diambil biasanya berkisar 0.5 1 kg. Sejumlah contoh yang sama harus pula diambil tanpa diayak, untuk diinkubasi di laboratorium. Produk yang tidak terkontaminasi harus diambil contohnya sebagai kontrol. Contoh yang sudah diambil kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik, diidentifikasi dan ditutup rapat (sebaiknya kedap udara). Apabila ditemui adanya serangga hidup dalam contoh, maka contoh harus difumigasi menggunakan kloroform. Karena kloroform dapat melarutkan plastik, contoh yang mengandung serangga hidup sebaiknya disimpan dalam wadah gelas.SAMPLING BIJI-BIJIAN

Biji kedelai, jagung, gandum, oat, beras, dsb, biasanya disimpan di dalam elevator vertikal atau silo sampai diangkut ke pabrik untuk diproses lebih lanjut. Penyimpanan yang demikian dapat mempertahankan mutu biji-bijian serangga tetap layak untuk diproduksi menjadi bahan pangan. Meskipun demikian biji-bijian yang disimpan cenderung terinfestasi serangga, terserang tikus, burung, terkontaminasi pestisida dan jamur. Suhu elevator atau silo harus selalu dimonitor karena kenaikkan suhu dapat merupakan pertanda kenaikan kadar air atau infestasi serangga.Pengambilan Contoh di Lapangan

Amati adanya kontaminasi di lapang, yang ditunjukkan oleh adanya kotoran tikus, infestasi serangga atau kerusakan lain. Catat dengan teliti jenis serangga yang ditemukan, hidup atau mati, dan jenis kotoran tikus. Ambil 5 contoh mengikuti metode kendaraan, masukkan masing-masing ke dalam kantong kertas (jangan gunakan kantong lain) yang berbeda yang sudah diberi nomor 1 sampai 5. Jika pengamatan menunjukkan kemungkinan adanya kontaminasi, ambil contoh-contoh tambahan sebagai bukti penunjang. Penerimaan Biji-bijian Pengambilan contoh biji-bijian yang baru diterima dan dimasukkan ke dalam elevator vertikal atau silo mengikuti prosedur yang sama dengan pengambilan biji-bijian metode kendaraan

Biji-bijian yang disimpan Pengambilan contoh biji-bijian yang disimpan dalam elevator vertikal atau silo dilakukan pada bagian permukaan dan dasar, masing-masing diambil beberapa contoh. Jika biji-bijian sedang dituangkan, contoh dapat diambil untuk diperiksa adanya kotoran, kontaminasi tikus, burung atau infestasi serangga dengan cara pengayakan bertingkat. Catat kondisi higienis di daerah penyimpanan biji-bijian (termasuk sabuk berjalan dan daerah-daerah disekitarnya).

Penggunaan pestisida Jenis pestisida yang digunakan, komponen aktifnya serta cara penggunaannya. Catat jenis fumigan, cara dan frekuensi pemakaian. Jika diamati adanya kontaminasi pestisida, ambil contoh untuk diperiksa.

Pengambilan contoh untuk uji aflatoksin

Periksa adanya pertumbuhan kapang pada biji-bijian. Bagian-bagian yang harus diperiksa untuk bahan yang disimpan dalam karung adalah karung yang terdapat ditengah atau karung yang terletak di dekat dinding pada prakteknya hal ini sulit dilakukan. Oleh karena itu lakukan pengambilan contoh pada saat dilakukan pemindahan lot dari satu tempat ke tempat lainnya. Ambil contoh menggunakan pencucuk (trier) yang terdiri dari 5 sampai 6 kompartemen yang dapat dibuka dan ditutup. Masukkan pencucuk (kompartemen dalam keadaan terbuka) ke dalam karung yang berada dalam posisi tidur, yaitu memanjang dari sisi satu ke sisi lainnya (hal ini memungkinkan masuknya contoh dari daerah yang berlainan ke dalam masing-masing kompartemen). Tutup kompartemen dan tarik pencucuk keluar karung. Tuangkan contoh ke dalam wadah contoh Ulangi prosedur beberapa kali sampai diperoleh contoh sejumlah yang diperlukan.Produk/ Bahan Cair dalam Drum

Mula-mula tutup drum harus dibuka dengan hati-hati agar kotoran tidak ikut masuk ke dalam drum. Contoh diambil menggunakan alat bantu semacam gayung kecil yang terbuat dari stainless steel bergagang panjang. Ukuran gayung dibatasi oleh ukuran tutup drum, oleh karena itu mungkin diperlukan untuk mengambil contoh beberapa kali sampai didapat jumlah contoh yang diinginkan. Selama pengambilan contoh perlu dijaga agar kotoran tidak masuk ke dalam drum. Cara pengambilan contoh yang lain adalah dengan menggunakan pipet khusus yang diameternya sekitar 2 3 cm dan terbuat dari plastik yang kaku. Pipet langsung dimasukkan ke dalam drum dan ujungnya kemudian ditutup dengan telapak tangan atau dengan ibu jari. Mentega dalam kemasan besar ( 20 kg).

Dengan cucuk mentega ambil bagian tengah mentega, yaitu pada titik dengan jarak yang sama dari sekeliling bak atau pada ujung atau sudut kubus. Masukkan pencucuk dengan arah diagonal dari titik ujung (tepi) bak atau sudut kubus, melalui titik pusat sampai ke bagian bawah dari sisi yang berlawanan. Pencucuk diputar penuh ke satu arah dan ditarik. Letakkan sekitar 7,5 cm mentega ke dalam wadah silinder gelas yang bersih dan kering, yaitu dengan cara menekan pencucuk ke bawah dengan pisau atau sendok yang bersih dan kering. Gunakan mentega dari 2,5 cm terakhir pada pencucuk untuk menyumbat lubang wadah. Bersihkan pencucuk dengan lap kering setiap akan digunakan. Contoh yang akan dianalisis untuk dekomposisi, kadar air atau kadar lemak harus langsung disimpan di lemari pendingin. Dengan cucuk mentega ambil bagian tengah mentega, yaitu pada titik dengan jarak yang sama dari sekeliling bak atau pada ujung atau sudut kubus. Masukkan pencucuk dengan arah diagonal dari titik ujung (tepi) bak atau sudut kubus, melalui titik pusat sampai ke bagian bawah dari sisi yang berlawanan. Pencucuk diputar penuh ke satu arah dan ditarik. Letakkan sekitar 7,5 cm mentega ke dalam wadah silinder gelas yang bersih dan kering, yaitu dengan cara menekan pencucuk ke bawah dengan pisau atau sendok yang bersih dan kering. Gunakan mentega dari 2,5 cm terakhir pada pencucuk untuk menyumbat lubang wadah. Bersihkan pencucuk dengan lap kering setiap akan digunakan.Pengambilan contoh spesifik

Pengambilan contoh secara aseptik adalah suatu metode yang digunakan untuk mengambil contoh dari suatu produk yang mudah terkontaminasi oleh mikroba. Pengambilan contoh harus dilakukan sedemikian rupa sehingga produk/lot darimana contoh diambil dan contoh yang dikoleksi tidak mengalami kontaminasi. Contoh aseptik kemudian dikemas dan dibawa ke laboratorium dalam kondisi yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan terhadap contoh sejak dari pengambilannya sampai saat dianalisis. Produk yang dikemas dalam kemasan besar yang diisi secara aseptik atau mengalami perlakuan pemanasan (misalnya drum) sebaiknya tidak diambil contohnya, kecuali apabila ada kemungkinan yang membahayakan kesehatan atau jika pemilik produk tersebut bersedia bertanggung jawab atas sisa produk yang sudah diambil contohnya. Jika dimungkinkan, contoh produk yang mudah terkontaminasi mikroba diambil dalam kemasan terkecil dan tidak dibuka sampai akan dianalisis. Pengambilan contoh aseptik sebaiknya menggunakan alat-alat Prosedur pengambilan contoh aseptic

Bekerjalah dengan cepat tetapi hati-hati Kemasan dibuka hanya ketika contoh akan diambil dan segera ditutup kembali. Jangan sentuh bagian dalam, bibir dan tutup kemasan. Pengambilan contoh aseptik harus disertai dengan dua jenis kontrol yaitu : kontrol terbuka dan kontrol tertutup. Kontrol terbuka adalah satu kemasan produk (penuh) yang telah dibuka tutupnya dan produknya terekspos udara selama produk yang diambil sebagai contoh. Kontrol ini digunakan untuk mendeteksi adanya kontaminasi mikroba dari udara. Kontrol tertutup adalah satu kemasan (penuh) yang belum pernah dibuka tutupnya sampai saat dianalisis. Kontrol ini digunakan untuk mengetahui mutu kemasan yang digunakan, dan apakah kemasan tersebut dapat merupakan sumber kontaminasi atau tidak.