RANGKUMAN SPM PROFIT CENTER

22
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “Profit Center” Disusun Oleh: Lindha Lisnasari F0312073

description

rangkuman management control system chapter profit center robert anthony, govindarajan edisi 11

Transcript of RANGKUMAN SPM PROFIT CENTER

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMENProfit Center

Disusun Oleh:Lindha Lisnasari F0312073

PROFIT CENTERDewasa kini pengukuran kinerja dapat terlihat dari Laba,laba sendiri memberikan kesempatan kepada manajer senior untuk menggunakannya sebagai suatu indikator yang komprehensif daripada menggunakan sejumlah indikator lainnya. Suatu pusat pertanggung jawaban disebut sebagai pusat laba dikarenakan kinerja finansial sebuah pusat tanggung jawab diukur dalam ukuran laba.Suatu organisasi fungsional merupakan suatu organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi terpisah,Didalam sebuah organisasi besar, Unit organisasi terpisahlah yang melaksanakan kegiatan fungsional utama . Suatu proses dimana kegiatan fungsional dilakukan oleh unit kerja dalam lingkup satu organisasi itu sendiri, proses itu disebut unit bisnisonalisasi. Unit bisnisonalisasi merupakan suatu kegiatan pendelegasian wewenang terhadap manajer operasional. Tingkat pelimpahan wewenang berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lain, namun perlu digaris bawahi bahwasannya tidak ada wewenang lengkap untuk menghasilkan suatu laba yang dilimpahkan ke suatu segmen tunggal dalam suatu kegiatan bisnis.Untuk dapat mendelegasikan sebuah keputusan dengan aman kepada tingkat manajer maka harus dipenuhi beberapa syarat sebagai berikut:1. Informasi yang relevan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajer.2. Seorang manajer harus memiliki cara yang dapat mengukur tingkat efektivitas suatu trade off.Kedua kondisi tersebut haruslah dapat dipenuhi, apabila keduanya tidak dapat terpenuhi maka pendelegasian wewenang akan menjadi tidak tepat sasaran. Seluruh pusat pertanggung jawaban merupakan suatu kesatuan manajemen,perusahaan harus menentukan manfaat dari pendelagasian wewenang tersebut apakah hal tersebut tepat sasaran atau dikondisikan dapat menutupi kekurangan /kerugiannya

Keuntungan Keuntungan Unit bisnisonalisasi1. Pengambilan keputusan bagian operasional akan lebih cepat karna tidak perlu melakukan konfirmasi dahulu dengan atasan.2. Manajer yang lebih dekat dan memahami lingkungan dapat langsung mengambil keputusan, maka kualitas dari keputusan akan dapat lebih ditingkatkan lagi. 3. Dengan pembebasan tugas pengambilan keputusan,Manajemen yang berada di kantor pusat akan dapat berkonsentrasi penuh dengan pekerjaan mereka untuk aktivitas-aktivitas yang lebih tinggi.4. (kesadaran laba)Manajer lini harus berfikir cara-cara baru agar dapat menghasilkan tingkat laba yang tinggi.5. Perluasan aspek pengukuran prestasi kerja.6. Manajer lini yang tidak terlampaui akan dibatasi dengan ketentuan-ketentuan yang terlampaui ketat dari pihak atasaannya akan dapat lebih bebas untuk menggunakan inisiatif ataupun imajinasinya.7. Sebuah unit bisnis dapat menjadi area pelatihan bagi manajernya karna seolah olah sebuah unit bisnis merupakan organisasi independen.8. Pusat laba menyediakan informasi siap pakai bagi manajemen puncak.

9. Pusat laba akan sangat responsif terhadap adanya tekanan umtuk meningkatkan kinerja kompetitif mereka.

Kesuliatan Kesulitan dalam Pusat LabaDiatas telah diuraikan mengenai manfaat-manfaat dari pusat laba, kali ini kita akan membahas sejumlah konsekuensi kesulitan yang dapat ditimbulkan dengan adanya sebuah pusat laba,beberapa kesulitan sebagai berikut: 1. Manajer pusat akan bergantung pada laporan manajer lini , dan cenderung tidak memiliki pengetahuan umumnya sendiri2. Dibutuhkan seorang manajer yang cakap untuk mengelola jalannya unit bisnis, namun orang-oramg seperti ini akan sukar untuk didapatkan dari dalam organisasi fungsional karena langkanya peluang untuk dapat mengembangkan suatu kemampuan manajemn umum bagi mereka. 3. Adanya kompetisi antara satu dengan yang lainnya di dalam unit unit organisasi yang dulunya bekerja sama sebagai unit fungsional. Peningkatan keuntungan pada salah satu unit bisnis tertentu akan mengakibatkan kerugian pada unit bisnis lainnya.4. Adanya suasana perpecahan (friction) mungkin akan meningkat. 5. Laba jangka panjang diabaikan (manajemen lebih berfokus pada laba jangka pendek).6. Tidak adanya sistem yang memuaskan yang dapat digunakan untuk memastikan setiap unit bisnis dengan cara optimasi keuntungan unit bisnisnya akan dapat menghasilkan optimasi keuntungan perusahaan secara keseluruhan.7. Kualitas beberapa keputusan akan menjadi berkurang apabila manajemen pusat memilik kemampuan yang lebih atau lebih memiliki informasi yang komprehensif dibandingkan dengan manajer unit bisnis.8. Adanya tambahan tenaga manajemen dan tenaga staf merupakan usaha penerapan metode unit bisnisonalisasi, hal ini dimungkinkan akan mengakibatkan adanya tambahan biaya.Unit Bisnis sebagai Pusat LabaBatasan atas Wewenang Unit BisnisSetiap unit bisnis memiliki wewenang untuk kendali atas pengembangan prosuk,proses produksi dan pemasaran, dengan kata lain semua unit bisnis merupakan pusat laba, setiap manajer memagang peran penting terhadap pendapatan dan beban,ata dengan kata lain dianggap pertanggung jawab atas laba bersih,Batasan dari Unit Bisnis LainManajer unit bisnisonal harus dapat melaksanakan sejumlah kontrol terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat unit bisnisnya tesebut. Kendala/hambatan-hambatan dari unit bisnis lain. Masalah utama yang berkaitan dengan usaha penerapan sistem unit bisnis timbul apabila unit bisnis itu harus berhubungan dengan unit bisnis lainnya. Maka dari itu, akan sangat berguna apabila manajer unit bisnis dalam usaha mengelola kegiatan pusat laba melakukan upaya pengendalian terhadap tiga tipe keputusan yaitu :1. Keputusan tentang produk yang akan dibuat dan akan dijual2. Keputusan tentang pengadaan atau pembuatan barang atau jasa (bagaimana cara pembuatan produk barang atau jasa)3. Keputusan tentang pemasaran (bagaimana, dimana, dan berapa biaya yang tersedia untuk membuat atau menjual barang atau jasa tersebut)Manajer tidak akan mengalami kesulitan dalam usaha melaksanakan pertanggungjawaban keuangan dan pengukuran prestasi kerja apabila telah mampu melaksanakan ketiga upaya pengendalian tersebut.Batasan dari Manajemen KorporatKendala/hambatan-hambatan dari manajemen perusahaan. Hambatan yang datang dari manajamen perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis permasalahan, yaitu :1. Hambatan yang berasla dari pertimbangan-pertimbangan strategis perusahaan yang berhubungan dengan keputusan keuangan2. Hambatan karena adanya kebutuhan keseragaman3. Hambatan yang berasala dari pertimbangan-pertimbangan niali ekonomis dari sistem sentralisasi.Perusahaan mempertahankan keputusan finansial pada tingkat korporat hal ini memicu persaingan antar unit binis untuk mendapatkan sejumlah dana pembiayaan yang disediakan oleh perusahaan.Pembatasan pada unit bisnis karena kebutuhan keseragaman, bahwasannya suatu unit bisnis harus melakukan penyesuaian diri terahdap sistem pengendalian dan akuntansi perusahaan, permasalahan akan timbul dari unit perusahaan yang baru diakuisisi dari perusahaan lain yang notabennya dirancang dengan sistem yang berbeda.

PUSAT LABA YANG LAINPada baigian ini akan diberikan contoh beberapa pusat laba lainnya selain unit bisnis,Unit-unit FungsionalUsaha unit bisnisonalisasi perusahaan dibagi kedalam segmen segmen yang diperlakukan sebagai unit penghasil keuntungan yang independen. Di unit bisnis ini, terdapat sub unit yang disusun secara fungsional, terkadang sebagai pusat laba tersendiri.Pemasaran. Kegiatan fungsional pemasaran diberlakukan sebagai pusat laba itu sendiri dengan cara memberikan beban biaya pembuatan produk yang akan dipasarkan kepada majaer pemasaran yang bertanggungjawab. Manufaktur/pabrikasi. Aktivitas manufaktur biasanya digolongkan dalam pusat pembiayaan, kemudian penilaian prestasi manajemen yang dilakukan tersebut atas dasar perbandingan prestasi pengelolaan biaya dengan standar biaya dan anggaran biaya umum. Terjadinya masalah dikarenakan prestasi biaya standar sesungguhnya tidak dapat digunakan sebagai ukuran tentang seberapa baik pelaksanaan kegiatan manufaktur tersebut dilakukan, contohnya :1. Pengendalian mutu tidak begitu baik,manajer lalai melaksankan pengendalian mutu demi mendapatkan nilai dari biaya standar dengan cara mengirimkan barang dengan kualitas inferior.2. Manajer manufaktur tidak bersedia untuk menginterupsi jadwal proses produksi untuk tujuan pesanan mendadak dalam pelayanan pelanggan.3. Terdapat kemungkinan, mengenai keengganan untuk meningkatkan standar yang sudah ada.Cara yang umum dilakukan untuk menilai kegiatan manufaktur ialah berdasarkan tingkat laba. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan penilaian untuk selisih antara harga jual untuk produk dikurangi dengan estimasi biaya penjualan dan distribusi. Organisasi pelayanan jasa. Perusahaan konsultan, perusahaan akuntansi umum, perusahaan arsitek dan perusahaan rekayasa dapat dijadikan pusat laba, perusahaan tersebut dibagi bagi ke dalam susunan pusat pusat laba dengan cara mengatur sedemikian rupa pembukuannya sehingga masing masing unit tersebut dapat dinilai mengenai pendapatan yang dihasilkan serta biaya yang harus dibebankan kepada unitnya.Organisasi organisasi lainnya. Perusahaan yang memiliki kantor cabang yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pemasaran utnuk area geografis tertentu, biasanya memiliki sifat sebagai pusat laba. PENGUKURAN PROFITABILITYPerencanaan

Mengukur ProfitabilityMengukur kinerja manajer Koordinasi PengendalianMengukur kinerja ekonomisPada suatu pusat laba terdapat dua cara pengukuran tingkat kemampulabaan yang sama halnya dengan cara pengukuran untuk organisasi secara keseluruhan. 1. Mengukur prestasi kerja manajemen, dimana pokok penilaiannya adalah untuk mengetahui seberapa baik kinerja mereka.Cara ini digunakan untuk proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian dari kegiatan harian pusat laba tertentu dan juga sebagai alat untuk merangsan motivasi kerja para manajer secara efektif.2. Adanya pengukuran dari prestasi ekonomis, dimana titik berat penilaiannya ialah seberapa baik pusat laba berperan sebagai suatu lembaga ekonomis.Tujuan pengukuran pusat Laba1. Sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja manajer pusat laba.2. Menentukan kontribusi sebuah pusat laba terhadap tujuan perusahaan.3. Motivasi manajer dalam mengoperasikan unitnya supaya selaras dan konsisten terhadap tujuan perusahaan.Masalah dalam Pengukuran Tingkat LabaPusat laba merupakan bagian dari perusahaan, sedangkan semua transaksi yang dilakukan dengan bagian-bagian lain perusahaan tidak selalu sederhana, maka berbagai persoalan yang dapat timbul pun berbeda dengan organisasi lain yang berdiri sebagai suatu lembaga yang independen.Terdapat tiga jenis persoalan dalam pengukuran tingkat laba, yaitu 1. Harga transfer2. Pendapatan bersama3. Pembiayaan bersamaPendapatan bersama, Walaupun pada kebanyakaan situasi pengukuran tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh suatu pusat laba dapat dilakukan secara langsung, akan tetapi ada juga kondisi di mana dua atau lebih pusat laba bekerja sama dalam menghasilkan peningkatan volume penjualan. Dapat dikatakan kedua unit pantas mendapatkan penilaian yang memadai untuk kontribusinya masing-masing dalam transaksi tersebut secara adil. Biaya bersama, Barang atau jasa yang disediakan oleh pusat laba tertentu untuk digunakan oleh pusat laba yang lain dengan menggunakan harga transfer.Jenis-jenis Ukuran KerjaKinerja ekonomis sebuah pusat laba diukur dari laba bersih,yaitu setelah pendapatan dikurangi seluruh biaya dan termasuk overhead korporat. Meskipun demikian kineja manajer pusat laba dapat diukur dengan lima ukuran profitabilitas sebagai berikut:1. Margin kontribusi2. Laba langsung3. Laba yang dapat dikendalikan4. Laba sebelum pajak5. Laba bersihMargin kontribusi. (Robert Newton Anthony 2007)Kontribusi laba sebagai salah satu tolok ukur prestasi pusat laba di karenakan oleh aspek biaya tetap yang merupakan hal yang berada diluar kendali manajer pusat laba itu sendiri, sehingga usaha penilaian para manajer harus diarahkan kepada pengendalian pendapatan dan penggunaan biaya-biaya variabelnya. Persoalannya adalah sebagian biaya tetap ada yang dapat dikendalikan seluruhnya dan hampir semua jenis biaya tetap tersebut dapat dikendaliakan oleh para manajer.Laba unit bisnis langsungDalam pengukuran ini menggambarkan seberapa besar kontribusi yang dapat diberikan oleh unit bisnis tersebut terhadap biaya umum dan tingkat laba perusahaan secara keseluruhan. Ukuran ini menggabungkan seluruh pengeluaran pusat laba,baik yang dikeluarkan oleh atau dapat ditelusuri langsung ke pusat laba tanpa mempertimbangkan apakah pos pos ini ada dalam kendali manajer pusat laba atau tidak.Laba unit bisnis yang dikendalikan Laba unit bisnis yang terkendali tidak dapat dibandingkan secara langsung dengan data keuangan yang dipublikasikan atau data keuntungan perusahaan dari asosiasi perdagangan industri, dikarenakan metode ini tidak memasukan biaya-biaya umum dari kantor pusat.Laba sebelum pajakDalam cara pengukuran ini, semua biaya sebelum pajak dialokasikan pada beberapa unit bisnis perusahaan.Laba bersihAda dua alasan pokok mengapa hanya sedikit perusahaan yang menggunakan pengukuran ini yaitu, besarnya tingkat laba sesudah pajak merupakan persentasi tetap dari besarnya laba sebelum pajak dan keputusan yang berpengaruh pada pajak pendapatan dilakukan kantor pusat.PendapatanSangatlah penting bagi perusahaan untuk memilih metode pengakuan pendapatan, kapankah pendapatan akan dicatat?ketika pesanan dibuat/pesanan dikirim ataukah ketika uang kas diterima?, selain hal tersebut ada beberapa hal lain yang dijadikan pertimbangan dalam penentuan penilaian pendapatan.Pertimbangan ManajemenKebingungan yang timbul dalam mengukur kinerja manajer pusat laba biasanya terjadi akibat dari kegagalan pemisahaan kerja manajer dan pengukuran ekonomis suatu pusat laba. Jika seseorang hanya mempertimbangkan pengukuran kinerja manajer saja maka solusi yang dihasilkan nampak tidak nyata. Analisis varian merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kinerja manajemen.

Pengukuran, Evaluasi dan Penghargaan Manajer Pusat LabaSebuah Studi Lapangan Lintas BudayaAuthors:Kenneth A. MerchantChee W. ChowAnne Wu (Penelitian ini meneliti tentang perbedaan perusahaan dalam mengukur,mengevaluasi,dan pemberian penghargaan pada manajer pusat laba,Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang berada di dua negara yang berbeda yaitu Amerika Serikat dan Taiwan, Keunikan dari penelitian ini adalah dimana tema penelitian ini merupakan sebuah gagasan yang segar,dimana belum dibahas dalam literatur penelitian sebelumnya .Proposisi penelitian tersebut dikembangkan berdasarkan pada review literatur yang terbaru tentang efek perbedaan budaya nasional.Untuk memandu penelitian maka digunakanlah proposisi tersebut,dengan memilih dua perusahaan dari dua negara yang berbeda . Pemilihan metode lapangan mencerminkan negara yang sedang lahir dari pengembangan teori di bidang yang sedang dipelajari. Dengan demikian, signifikaansi statistik yang memungkinkan dari temuan akan dikorbankan demi kedalaman pemahaman situasional dan kesempatan dalam mengeksplorasi kemungkkinan teoretis yang baru. Studi ini tidak mengungkapkan tujuh variabel lainnya yang tampaknya lebih penting daripada budaya nasional dalam menjelaskan perbedaan antara praktek-praktek dari perusahaan-perusahaan di kedua negara.Kedua perusahaan, baik Perusahaan Amerika maupun perusahaan Taiwan membuat insentif jangka panjang yang lebih sedikit. Daftar variabel ini mencakup pendidikan manajer senior dan pengalaman, tahap perusahaan pembangunan ekonomi, keyakinan manajer tentang cara kerja pasar saham negara mereka, jenis perusahaan bisnis, tenaga kerja mobilitas bangsa, pola pertumbuhan perusahaan, dan penggunaan konsultan. Dalam penelitian ini telah menguraikan mengenai efek dari masing-masing variabel-variabel kontrol manajemen praktek sistem perusahaan dan, akibatnya memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori di daerah ini.(Kenneth A.merchant 1995)

ONTOLOGI DAN AKUNTANSI : KONSEP LABAAuthor:Kari Lukka

Gambaran realitas yang berada di berbagai tempat, merupakan penggambaran konsep dasar akuntansi dalam teori akuntansi dan praktiknya, berdasarkan sudut pandang ontologykal (antology merupakan suatu penjelasan mengenai keterikaitan suatu konsep dengan ilmu tertentu), tafsiran tidak cukup untuk mendapatkan pemahaman yang lebih spesifik tentang makna dan peran akuntansi didalam penerapannya pada masyarakat sosial dan juga organisasi hal ini menunjukan bahwasannya ilmu Akuntansi secara dekat berhubngan dengan realita ontologi(Lukka 1990). Dalam kata lain penelitian ini berusaha menjelaskan mengenai keterkaitan konsep laba dengan ilmu akuntansi.Analisis ontologi merupakan analisis yang bertujuan untuk menjelaskan keterikatan dasar dari konsep akuntansi dengan memberikan sudut pandang seberapa tidak tepatnya asumsi tentang ontologikal yang tidak cukup dikenal serta mengandung unsur yang ambigu. Kemudian ontologikal ini dikaitkan dengan hakekat dari konsep laba, mungkin konsep yang paling terpusat di dalam akuntansi. Ontologi itu sendiri merupakan konsep filosofis yang menggambarkan latar belakang dan perhatian yang ada pada penerapan aplikasi ilmiah yang diambil dari berbagai pemikiran secara ontologikal. Menurut Chua (1986a) pendekatan penelitian akuntansi dilakukan dengan cara menganalisis asumsi-asumsi ontologi, epistemologi dan hubungan antara teori dan praktik yang memiliki penerapan berbeda pada pembelajarn yang dipakai. Dalam ontologi dan akuntansi, konsep laba mungkin juga memiliki tafsiran yang berbeda diantaranya : laba dapat ditinjau sebagai surplus masyarakat yang memiliki keterkaitan dengan hak sosial dan eksploitasi ( Tinker dkk 1082; Tinker, 1985). Konsep laba dalam akuntansi merupakan hal yang penting Meskipun demikian, mungkin secara penggambarannya, terdapat jumlah yang besar dari berbagai macam variasi dalam pengukuran laba. Contohnya, diantara akuntan akademik dan praktik yang dilakukan, terdapat urusan yang diperdebatkan selama beberapa tahun terakhir menyangkut permasalahan pemegang buku dan pengukuran pendapatan dalam konteks keselarasan internasional akuntansi keuangan. Sehingga konsep laba niscaya akan memberikan salah satu gambaran yang benar dari berbagai objek utama dalam pengukuran akuntansi.

The Profit Center PayoffAuthor:Hindus, Leonard A

(Hindus 1993)Salah satu yang paling contoh sukses mengubah organisasi MIS menjadi profit center adalah Bursa Efek Chicago (CHX), Bursa Efek Chicago telah terkenal memiliki reputasi sebagai salah satu yang paling otomatis semua bursa di Amerika Serikat. Pada tahun 1983, CHX membuat keputusan strategis untuk meningkatkan investasinya dengan memasarkan sistem perdagangan untuk bursa lain di sekitar dunia. Upaya pemasaran CHX adalah bukan hanya teknologi. Bursa Efek Chicago juga memberikan pelatihan bagi broker dan staf teknis dari klien global.Dalam sebuah wawancara, Jack Kennedy wakil senior Bursa Efek Chicago Presiden Layanan Informasi, mengatakan Bursa hanya bekerja pada proyek-proyek dan perkembangan di 3 bulan bertahap. Proyek pelatihan menghabiskan waktu lebih lama daripada menguji untuk melihat apakah mereka berharga. CIO harus mau berubah dan berubah dengan cepat.Sebagian besar orang berfikir bahwa mengubah IS menjadi pusat Laba merupakan sebagai kesempatan untuk menghasilkan uang dari sesuatu yang mereka telah mengembangkan. Mereka cenderung mengabaikan manfaat yang mengalir dari meningkatkan IS lingkup pengalaman dan perbaikan yang ditambahkan ke dasar perangkat lunak mereka. Saya pikir banyak CIO keliru mendorong proyek-proyek turnkey: Entah Anda membeli dengan cara ini atau Anda tidak benar benar menginginkannya. Sistem informasi bagaimanapun, adalah faktor kunci dalam menciptakan saling menguntungkan bagi Anda dan klien. Untuk setiap proyek, keputusan untuk masuk ke bisnis harus menjadi keputusan bisnis. Dengan kata lain, Anda perlu rencana bisnis yang menyatakan berapa lama Anda akan terus mendanai upaya ini. Semua orang, terutama atas perusahaan manajemen, harus setuju untuk mendukung dan mengikuti rencana bisnis. Misalnya, Anda harus memutuskan, di depan, berapa lama Anda bersedia untuk pergi tanpa penjualan sebelum Anda menarik steker. Jika Anda tidak bersedia untuk memberikan setidaknya 18 bulan, Anda mungkin juga tidak repot-repot. Apapun pendanaan perusahaan memutuskan, pertimbangkan IS usaha bisnis seperti bentuk lain dari perjudian: batas dolar dan waktu dan jangan pernah bertaruh lebih dari yang Anda mampu untuk kehilangan

Daftar Pustaka

Hindus, L. A. (1993). "The profit center payoff." Chief Information Officer Journal 5(7): 42.Kenneth A.merchant, C. W. C., Anne Wu (1995). "Measurement,Evaluationa and Reward of Profit Center Managers: A cross-cultural field Study." Accounting,Organization and Society 20(7-8).Lukka, K. (1990). "Ontology and Accounting: The concept of Profit." Critical perspectives on Accounting No.3: 239-261.Robert Newton Anthony, V. G. (2007). Management Control Systems, Volume 10Management control systems, Robert Newton AnthonyMcGraw-Hill higher education, McGraw-Hill.