rangkuman materi eldig

30
SISTEM BILANGAN & KONVERSI BILANGAN *sumber: http://bonzcalm.blogspot.com/2010/10/sistem-bilangan-dan- konversi-bilangan.html http://andikaindara.blogspot.com/2013/05/rangkuman-sistem- bilangan.html Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer , ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini : 1. Desimal (Basis 10) Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction). Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan : Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Page 1 of 30

Transcript of rangkuman materi eldig

SISTEM BILANGAN & KONVERSI BILANGAN*sumber:

http://bonzcalm.blogspot.com/2010/10/sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan.htmlhttp://andikaindara.blogspot.com/2013/05/rangkuman-sistem-bilangan.html

Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan

HYPERLINK "http://sistem-bilangan.blogspot.com/" komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini :

1. Desimal (Basis 10)

Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).

Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :

Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.

Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :

Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :

2. Biner (Basis 2)

Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :

3. Oktal (Basis 8)Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :

4. Hexadesimal (Basis 16)Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.

Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :

2. konversi bilangan

konversi bilangan decimal ke bilangan biner

nilai bilangan decimal dibagi dengan 2 , pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk bilangan biner dari nilai decimal

contoh :

ubah bilangan decimal 9 ke bentuk bilangan biner

jawab = 9:2= 4 1

4:2= 2 0

2:2= 1 0

Konversi bilangan biner ke bilangn decimal

Setiap urutan nilai bilangan biner di jumlahkan dengan terlebih dahulu nilai biner

Contoh :

ubah bilengan biner 1001 ke dalam bilangan decimal

1001(2)= . . . (10)

=(1*23 )+ (0*22) +(0*21) +(1*20)

=9Adapun contoh contoh lain mengenai konversi bilangan decimal ke biner ataupun sebaliknya

11(10) = (2)

15(10) =. .(2)

10011(2 ) = .(10)

100011(2) = (10)

Jawab

11(10) = .(2)

11:2=5 sisa 1

5:2=2 sisa 1 dibaca 1011

2:2=1 sisa 0

15(10)= ..(2)

15:2=7 sisa1

7:2= 3 sisa1 dibaca 1111

3:2= 1 sisa1

110011 (2) = (10)

=(1*25)+(1*24)+(0*23)+(0*22)+(1*21)+(1*20)

=32+16+0+0+2+1

=51

100011 (2) =..(10)

=(1*25)+(0*24)+(0*23)+(0*22)+(1*21)+(2*20)

=32+0+0+0+2+1

=35

Konversi bilangan decimal ke bilangan oktal

Nilai bilangan decimal dibagi dengan 8 , pembacaan nilai akhir hasil pembagian dan urutan sisa hasil pembagian adalah bentuk bilangan octal dari nilai decimal

Konversi bilangan heksadesimal ke bilangan decimal

Setiap urutan nilai bilangan heksa dihumlahkan dengan terlebih dahulu nilai heksa tersebut dikalikan denang bobot bilangan heksa decimal masing masing

Contoh :

Ubah bilangan heksa 9AF ke dalam bilangan decimal .

Jawab :

9AF = (9*162)+(A*161)+(F*160)

=(9*256)+(10*16)+(15*1)

=2304+160+15

=2479

Konversi bilangan octal ke bilangan biner

Setiap digit bilangan octal dapat di presentasikan ke dalam 3 digit bilangan biner setiap digit bilangan octal diubah secara terpisah

Contoh :

Ubahlah bilangan octal 3527 kedalam bilagnan biner

3 5 2 7 = 011101010111

011 101 010 111

Constanta

1/4 1/2 1/1

Konversi bilangan heksa decimal ke dalam bilangan biner

Setiap digit bilangan heksa dapat di presentasikan ke dalam 4 digit bilangan biner . setiap digit bilangan heksa dibah secara terpisah

Contoh

Ubalah bilangan heksa 2 ac ke dalam bilangan biner

2 A C =001010101100

0010 1010 1100

Constanta

1/8 1/4 1/2 1/1

Bilangan Biner Pecahan

Dalam sistem bilangan desimal, bilangan pecahan disajikan dengan menggunakan titik desimal. Digit-digit yang berada di sebelah kiri titik desimal mempunyai nilai eksponen yang semakin besar, dan digit-digit yang berada di sebelah kanan titik desimal mempunyai nilai eksponen yang semakin kecil. Sehingga,

0.110=10-1=1/10

0.1010=10-2=1/100

0.2=2 x 0.1=2 x 10-1, dan seterusnya.

Cara yang sama juga bisa digunakan untuk menyajikan bilangan biner pecahan. Sehingga,

0.12=2-1=, dan

0.012=2-2=2 =

Sebagai contoh,

0.1112=1/2 + 1/4 + 1/8

=0.5 + 0.25 + 0.125

=0.87510101.1012=4 + 0 + 1+ + 0 + 1/8

=5 + 0.625

=5.62510

Pengubahan bilangan pecahan dari desimal ke biner dapat dilakukan dengan cara mengalikan bagian pecahan dari bilangan desimal tersebut dengan 2, bagian bulat dari hasil perkalian merupakan pecahan dalam bit biner. Proses perkalian diteruskan pada sisa sebelumnya sampai hasil perkalian sama dengan 1 atau sampai ketelitian yang diinginkan. Bit biner pertama yang diperoleh merupakan MSB dari bilangan biner pecahan. Sebagai contoh, untuk mengubah 0.62510 menjadi bilangan biner dapat dilaksanakan dengan

0.625 x 2=1.25,bagian bulat=1 (MSB), sisa = 0.25

0.25 x 2=0.5,bagian bulat=0, sisa = 0.5

0.5 x 2=1.0, bagian bulat=1 (LSB), tanpa sisa

Sehingga,

0.62510 =0.1012GERBANG LOGIKA DASAR

1) Pengertian gerbang LogikaGerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal asukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan rendah. Gerbang-gerbang logika merupakan dasar untuk membangun rangkaian elektronika digital. Suatu gerbang logika mempunyai satu terminal keluaran dan satu atau lebih terminal masukan. Keluaran dan masukan gerbang logika ini dinyatakan dalam kondisi HIGH (1) atau LOW (0). Dalam suatu sistem TTL level HIGH diwakili dengan tegangan 5V, sedangkan level LOW diwakili dengan tegangan 0V.

Melalui penggunaan gerbang-gerbang logika, maka kita dapat merancang suatu sistem digital yang akan mengevaluasi level masukan dan menghasilkan respon keluaran yang spesifik berdasar rancangan rangkaian logika. Ada tujuh gerbang logika yaitu AND, OR, INVERTER, NAND, NOR, exclusive-OR (XOR), dan exclusive-NOR (XNOR).

2) Gerbang Logika AndGerbang and merupakan salah satu gerbang dasar yang memiliki dua buah saluran keluaran (output). Suatu gerbang AND akan menghasilkan sebuah keluaran biner tergantung dari kondisi masukan dan fungsinya. Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang AND mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin tinggi (1) maka semua sinyal masukan harus dalam keadaan tinggi (1). Gerbang AND 2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2 saklar seri untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.1.a, dimana lampu akan menyala bila saklar SA dan saklar SB sama-sama ditutup.

Secara skematik, gerbang AND diperlihatkan dalam gambar 1.1.b

(a)

Y = A . B

(b)

Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang ANDTabel 1.1 kebenaran Gerbang AND 2 masukan :MasukanKeluaran

ABY (And)

000

010

100

111

Perhatikan tabel kebenaran tersebut bahwa L1 = 1 hanya apabila kondisi A dan B = 1. Total kombinasi yang memungkinkan adalah 2N, dimana N merupakan jumlah input , dalam hal ini maka N = 2, sehingga 22 = 4.

3) Gerbang Logika ORGerbang OR merupakan salah satu gerbang logika dasar yang memiliki dua buah saluran keluaran masukan atau lebih dan sebuah saluran keluaran. Suatu gerbang logika OR akan menghasilkan sebuah keluaran logika 1 apabila salah satu atau semua saluran masukannya mendapatkan nilai logika 1. Gerbang OR mempunyai sifat bila salah satu dari sinyal masukan tinggi (1), maka sinyal keluaran akan menjadi tinggi (1) juga. Simbol dan Analogi :

Gerbang OR 2 masukan dapat dianalogikan sebagai 2 saklar paralel untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.2.a, dimana lampu akan menyala bila salah satu saklar SA atau saklar SB ditutup.

(a)

Y = A + B

b)

Gambar 1.2 Analogi dan simbol Gerbang OR

Tabel kebenaran Gerbang OR :MasukanKeluaran

ABY (OR)

000

011

101

111

Perhatikan tabel kebenaran tersebut bahwa L1 = 0 hanya apabila kondisi A dan B = 0. Total kombinasi yang memungkinkan adalah 2N, dimana N merupakan jumlah input , dalam hal ini maka N = 2, sehingga 22 = 4.

4) Gerbang Logika NotGerbang NOT juga sering disebut dengan gerbang inverter. Gerbang ini merupakan gerbang logika yang paling mudah diingat. Gerbang NOT memiliki satu buah saluran masukan dan satu buah saluran keluaran. Gerbang NOT akan selalu menghasilkan nilai logika yang berlawanan dengan kondisi logika pada saluran masukannya. Bila pada saluran masukannya mendapatkan nilai logika 1, maka pada saluran keluarannya akan dihasilkan nilai logika 0, dan sebaliknya. Gambar 3.1 menunjukkan rangkaian diskrit gerbang NOT yang dibangun menggunakan sebuah transistor dan dua buah resistor.

Gambar 3.1 rangkaian diskrit gerbang NOT

Gerbang inverter (NOT) merupakan suatu rangkaian logika yang berfungsi sebagai "pembalik", jika masukan berlogika 1, maka keluaran akan berlogika 0, demikian sebaliknya.

Simbol dan Analogi :Gerbang NOT dapat dianalogikan sebagai sebuah saklar yang dihubungkan dengan relay normaly closed (NC) untuk menghidupkan lampu, sebagaimana Gambar 1.3.a, dimana jika saklar SA terbuka (logika 0), maka relay (S) dalam kondisi tertutup sehingga lampu menyala (logika 1), sedangkan bila saklar terbuka (logika 0), maka relay dalam kondisi terbuka sehingga lampu padam (logika 0).

Secara skematik, gerbang NOT diperlihatkan dalam gambar 1.3.b

(a)

Y = A (not)

(b)

Gambar 1.3 Analogi dan simbol Gerbang NOT

Tabel kebenaran Gerbang OR:MasukanKeluaran

AA (NOT)

01

10

5) Gerbng Logika NandGerbang NAND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang NAND mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin rendah (0) maka semua sinyal masukan harus dalam keadaan tinggi (1). Gerbang NAND juga disebut juga Universal Gate karena kombinasi dari rangkaian gerbang NAND dapat digunakan untuk memenuhi semua fungsi dasar gerbang logika yang lain.Simbol :

Gambar 1.4 Simbol gerbang Nand

Tabel kebenaran Gerbang NAND:MasukanKeluaran

ABYANDYNAND

0001

0101

1001

1110

6) Gerbang Logika NorGerbang NOR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan tetapi hanya satu sinyal keluaran. Gerbang NOR mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin tinggi (1) maka semua sinyal masukan harus dalam keadaan rendah (0). Jadi gerbang NOR hanya mengenal sinyal masukan yang semua bitnya bernilai nol.Simbol :

Gambar 1.5 simbol gerbang norTabel kebenaran Gerbang NOR:MasukanKeluaran

ABYORYNOR

0001

0110

1010

1110

7) Gerbang Logika XORGerbang XOR disebut juga gerbang EXCLUSIVE OR dikarenakan hanya mengenali sinyal yang memiliki bit 1 (tinggi) dalam jumlah ganjil untuk menghasilkan sinyal keluaran bernilai tinggi (1).

Simbol :

Gambar 1.6 simbol gerbang xorTabel kebenaran Gerbang XOR:MasukanKeluaran

ABYORYXOR

0000

0111

1011

1110

8) Gerbang Logika XNORGerbang XNOR disebut juga gerbang Not-EXCLUSIVE-OR. Gerbang XNOR mempunyai sifat bila sinyal keluaran ingin benilai tinggi (1) maka sinyal masukannya harus benilai genap (kedua nilai masukan harus rendah keduanya atau tinggi keduanya).

Simbol :

Gambar 1.7 simbol gerbang Xnor

Tabel kebenaran Gerbang XNOR:MasukanKeluaran

ABYXORYXNOR

0001

0110

1010

1101

Tabel 3.13. Ringkasan gerbang logika dasar

Gerbang

LogikaExspresi

Aritmatik SimbolTabel Kebenaran

ANDX = A.B

A

B

X

0

0

0

0

1

0

1

0

0

1

1

1

ORX = A+B

A

B

X

0

0

0

0

1

1

1

0

1

1

1

1

NOT

X =A

X

0

1

1

0

NAND

X = A

B

X

0

0

1

0

1

1

1

0

1

1

1

0

NOR

X = A

B

X

0

0

1

0

1

0

1

0

0

1

1

0

Lanjutan Tabel 3.13. Ringkasan gerbang logika dasar

EXOR

X = A

B

X

0

0

0

0

1

1

1

0

1

1

1

0

EXNORX = A

B

X

0

0

1

0

1

0

1

0

0

1

1

1

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Biner Biner adalah bilangan berbasis dua yang hanya mempunyai dua angka yaitu 1 dan 0. Karena hanya mempunyai dua angka maka jika 1 + 1 = 10 (bukan 2 seperti halnya bilangan Octal, Decimal, dan Hexadecimal) demikian juga jika 10 + 10 = 100. 10 adalah 2 pada bilangan Decimal dan 100 adalah bilangan 4 pada bilangan Decimal. Pembahasan lebih detil dapat dilihat pada posting sebelumnya mengenai konversi bilangan.

1. PENJUMLAHAN BILANGAN BINER

0 + 0 = 00 + 1 = 11 + 0 = 11 + 1 = 10 (0 carry 1)

Contoh:101011(2) -110111(2) = ..............(2)

Langkah-langkah Penyelesaian

Jadi 101011(2)+110111(2)= 1100010(2)

2. PENGURANGAN BILANGAN BINER

0 - 0 = 00 - 1 = 1 borrow 1 (jika masih ada angka di sebelah kiri)1 - 0 = 11 - 1 = 0

Contoh:1100010(2) -110111(2) =..............(2)

Langkah-langkah penyelesaian

Jadi1100010(2) -110111(2) =0101011(2) atau101011(2)Angka 0 Paling kiri dapat dihilangkan.

V. Multiplexer dan Demultiplexer

Multiplexer atau biasa disingkat dengan Mux adalah suatu rangkaian yang mempunyai input/masukan dua atau lebih dan hanya mempunyai satu output/ keluaran (jumlah input dapat bergantung dari jumlah keluarannya), didalam multiplexer terdapat suatu pemilih, untuk memilih masukannya, maka dapat disimpulkan bahwa multiplexer merupakan rangkaian elektronika (dalam dunia Elektronika) yang dapat dipilih inputnya untuk meneruskan data/sinyal kedalam outputnya.

Sebagai contoh adalah gambar ini :

Multiplexer

Multiplexer dari gambar diatas bisa diumpamakan sebuah saklar yang akan memindah-mindah jalur untuk memilih inputnya, dan jika diaplikasikan kedalam gerbang logika, multiplexer dapat diimplementasikan sebagai berikut :

Multiplexer Dengan Gerbang Logika

Dengan menggunakan gerbang logika and, not, dan or, secara sederhana multiplexer dapat diimplementasikan sebagai rangkaian pemilih input. Apabila pemilih berlogika 1 maka I1 akan menjadi input dari multiplexer tetapi bila pemilih berlogika 0 maka Io yang akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Rangkaian multiplexer dapat menggunakan lebih dari 2 input dimana input dapat berjumlah 2n.

Multiplexer 4 ke 1

Dalam gambar diatas multiplexer 4 masukan ini terdapat dua pemilih input dimana setiap logika pemilih mewakili setiap inputnya, lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :

PemilihInput

00I0

10I1

01I2

11I3

Sehingga multiplexer 4 masukan ini akan mengeluarkan data ketika pemilih akan memilih data pada masukan yang dituju, sebagai contoh pemilih menunjuk masukan I1 dengan memasukkan logika 10 pada pemilih, sehingga keluaran hanya akan mengikuti data masukannya yaitu masukan I1, apabila I1 berlogika 1 maka keluaran juga berlogika 1 dan juga sebaliknya, walaupun masukan lainnya mencoba untuk memasukkan data tetapi keluaran tidak akan terpangaruh dan hanya akan mematuhi masukan data pada input I1.

Demultiplexer

Demultiplxer atau dapat disingkat Demux merupakan suatu rangkaian elektronika yang mempunyai output dua atau lebih dan hanya mempunyai satu input (jumlah input dapat bergantung dari jumlah keluarannya), didalam multiplexer terdapat suatu pemilih keluaran/outputnya, jadi demultiplexer merupakan rangkaian yang dapat dipilih outputnya untuk meneruskan data dari inputnya. Berkebalikan dari multiplexer yang dapat dipilih intputnya, demultiplexer ini yang dipilih adalah outputnya. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat gambar dibawah ini :

Demultiplexer

Dalam gambar tersebut data dimasukan dari inputnya kemudian pemilih sel akan memilih salah satu output dari Q0 dan Q1 untuk meneruskan datanya. Dan apabila diaplikasikan kedalam gerbang logika, Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai berikut :

Demultiplexer Dengan Gerbang Logika

Dengan menggunakan gerbang logika and dan not, secara sederhana Demultiplexer dapat diimplementasikan sebagai rangkaian pemilih output. Sehingga apabila pemilih berlogika 1 maka I1 akan menjadi output dari demultiplexer, tetapi bila pemilih berlogika 0 maka Io yang akan menjadi input dan meneruskan data ke Outputnya. Sama seperti multiplexer, rangkaian demultiplexer dapat digunakan untuk memilih banyak keluaran(lebih dari dua output dalam output berjumlah 2n.)

Demultiplexer 4 keluaran ini akan mengeluarkan data yang sesuai ketika pemilih menunjuk keluaran yang dituju, sebagai contoh pemilih menunjuk keluaran F0 dengan memasukkan logika 00 pada pemilih, sehingga keluaran yang akan mengeluarkan data hanyalah output F0, apabila Input berlogika 1 maka keluaran F0 juga berlogika 1 dan juga sebaliknya, walaupun pada masukan/input dimasukkan data tetapi keluaran lain tidak akan mengeluarkan data seperti output F0 dan hanya akan berlogika 0 walaupun input berlogika 1.

Dalam dunia komunikasi Multiplexer dan Demultiplexer dapat mempermudah memindahkan sinyal satu ke sinyal yang lainnya atau dapat bermanfaat menyalurkan sinyal pada jalur tertentu kedalam tujuan yang telah ditentukan walaupun komunikasi tersebut hanya memiliki jalur tunggal, dan apabila diimplemetasikan kedalam gerbang logika maka hasilnya sebagai berikut :

Penggabungan Multiplexer dengan Demultiplexer

Gambar diatas merupakan implementasi Multiplexer yang digabungkan dengan Demultiplexer sehingga data yang akan masuk dapat memilih input mana yang akan digunakan dan dari data yang telah dimasukan tersebut dapat dipilih keluaran mana yang akan menjadi keluaran dari data masukan.VI. Pengertian dan Jenis Flip-FlopFlip-flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit secara semi permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi dari bit yang disimpan. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti transistor, resistor dan dioda yang dirangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja secara sekuensial. Nama lain dari flip-flop adalah multivibrator bistabil.

Ada berbagai jenis flip-flop ditinjau dari beberapa aspek namun pada penulisan ini yang kami bahas adalahflip-flop yang ditinjau dari cara kerjanya yang terdiri dari:

1. Flip-Flop RSFlip-flop ini mempunyai dua masukan dan dua keluaran, di mana salah satu keluarannya (y) berfungsi sebagai komplemen. Sehinggaflip-flopini disebut juga rangkaian dasar untuk membangkitkan sebuah variabel beserta komplemennya.Flip-flop RS dapat dibentuk dari kombinasi dua gerbang NAND atau kombinasi dua gerbang NOR.

2. D Flip-FlopNama flip-flop ini berasal dari Delay. Flip-flop ini hanya mempunyai satu masukan, yaitu D. Jenis flip-flop ini sangat banyak dipakai sebagai sel memori dalam komputer.

D Flip-flop merupakan salah satu jenis flip-flop yang dibangun dengan menggunakan flip-flop S-R. Perbedaannya dengan flip-flop S-R terletak pada inputan R, pada D Flip-flop inputan R terlebih dahulu diberi gerbang NOT, maka setiap input yang diumpankan ke D akan memberikan keadaan yang berbeda pada input S-R, dengan demikian hanya akan terdapat dua keadaan S dan R yaitu S=0 dan R=1 atau S=1 dan R=0, jadi dapat diisi. Master Save D Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang memiliki 2 latch D dan sebuah inverter. Latch yang satu bernama Master dan yang kedua bernama Slave.

3. JK Flip-FlopDari uraian subbab-subbab sebelumnya dapat dilihat bahwa dasar dari semua flip-flop adalah flip-flop RS. JK Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang dibangun untuk megantisipasi keadaan terlarang pada flip-flop S-R. Dalam prakteknya, ada kalanya perlu merealisasikan flip-flop tertentu daripada flip-flop yang tersedia, misalnya flipflop yang dibutuhkan tidak tersedia atau dari serpih (chip) flip-flop yang digunakan masih ada sisa flip-flop dari jenis lain yang belum termanfaatkan. Sebagaimana diuraikan di depan, flip-flop D dapat dibangun dari flip-flop JK dengan memberikan komplemen J sebagai masukan bagi K. Flip-flop D yang disusun dari flip-flop JK.

4. T Flip-FlopT Flip-flop merupakan rangkaian flip-flop yang dibangun dengan menggunakan flip-flop J-K yang kedua inputnya dihubungkan menjadi satu, maka akan diperoleh flip-flop yang memiliki watak membalik output sebelumnya jika inputannya tinggi dan outputnya akan tetap jika inputnya rendah. Flip-flop T dapat dibentuk dari flip-flop JK dengan menggabungkan masukan J dan K sebagai masukan T. Perhatikan bahwa bila T=0 akan membuat J=K=0 sehingga keadaan flip-flop tidak berubah. Tetapi bila T=1, J=K=1 akan membuat flip-flop beroperasi secara toggle.

SUMBER REFERENSI MATERISISTEM BILANGAN, http://bonzcalm.blogspot.com/2010/10/sistem-bilangan-dan-konversi-bilangan.htmlhttp://andikaindara.blogspot.com/2013/05/rangkuman-sistem-bilangan.htmlGERBANG LOGIKA-KARNOUGH MAP , http://electrical-icezz.blogspot.com/2013/04/gerbang-logika-dasar.html

PENJUMLAHAN & PENGURANGAN BINER

http://www.linksukses.com/2012/10/penjumlahan-dan-pengurangan-bilangan.htmlMULTI PLEXER DAN DEMULTIPLEXER: http://baskarapunya.blogspot.com/2011/12/multiplexer-dan-demultiplexer.html#ixzz2vNO6VMMXFLIP FLOP1. http://catatancermin.blogspot.com/2012/12/penjelasan-lengkap-flip-flop.html2.http://ariztik.wordpress.com/2010/11/26/pengertian-flip-flop/

Page 24 of 24