Rangkuman ips.doc
-
Upload
ahmad-sofwan-qudsy -
Category
Documents
-
view
186 -
download
1
description
Transcript of Rangkuman ips.doc
RANGKUMAN
Materi Dasar-Dasar IPS
Mata Kuliah : Dasar-Dasar IPS
Di Susun Oleh :
Ahmad Sofwan Qudsy
JURUSAN ILMU AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2012
Rangkuman
IPS dan Ilmu-Ilmu Sosial
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran, baik di
tingkat sekolah maupun di tingkat perguruan tinggi yang identik dengan istilah
“Social Studies”. Definisi Social Studies yang paling berpengaruh terutama setelah
berdirinya NCSS hingga akhir abad ke-20, adalah definisi yang dikemukakan oleh
Edgar Wesley pada tahun 1937. Wesley menyatakan bahwa “The social studies are
the social sciences simplified for pedagogical purposes”(Sosial Studies adalah ilmu-
ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan).
James A.Banks (1990:3), menurutnya Social Studies adalah bagian dari
kurikulum sekolah dasar dan menengah yang mempunyai tanggung jawab pokok
membantu para siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang diperlukan dalam hidup bernegara di lingkungan masyarakat. Menurut
Banks, tujuan mengembangkan kompetensi dan keterampilan hidup bernegara
merupakan tujuan utamanya.
Welton dan Mallan memandang social studies sebagai mata pelajaran
gabungan terutama dari (1) disiplin ilmu-ilmu sosial; (2) temuan-temuan (atau
pengetahuan) yang berasal dari disiplin ilmu-ilmu sosial; (3) proses-proses yang
dilakukan oleh ilmuwan sosial dalam menghasilkan temuan atau pengetahuan itu.
Karakteristik dari definisi social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu
berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Menurut Sumaatmadja (1980) social studies berbeda dengan ilmu-ilmu sosial.
Social studies bukan merupakan bidang keilmuan atau disiplin akademis, melainkan
lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial.
Ilmu-Ilmu Sosial.
Berbeda dengan IPS atau social studies, istilah ilmu-ilmu sosial (IIS) adalah
terjemahan dari social sciences. Ilmu-ilmu sosial terdapat juga ilmu-ilmu alam
(sciences) dan humanistis atau humaniora. Ilmu-ilmu alam mempunyai tiga bagian
disiplin ilmu utama yang meliputi biologi, fisika, dan kimia. Humanitis terdiri dari
sejarah, dan sastra. Disiplin ilmu sosial tersebut dapat dijelaskan satu persatu sebagai
berikut :
A. Antropologi.
Para ahli antropologi mempelajari tentang budaya manusia dan tertarik dengan
kebudayaan pra-sejarah (kebudayaan yang diciptakan sebelum lahirnya zaman
sejarah), juga kebudayaan di zaman modern saat ini.
Para ahli antropologi dapat dibedakan menjadi beberapa spesialis. Pertama,
ahli antropologi sosial (antropologi budaya) mempelajari tentang kelompok-
kelompok manusia yang ada saat ini yang menggunakan cara hidup (misalnya
budaya). Kedua, ahli etnografi adalah seorang ahli antropologi yang punya
spesialisasi dlam mengumpulkan informasi tentang segala aspek budaya yang ada
melalui kerja lapangan. Ketiga, ahli antropologi bahasa yang mempelajari
bahasa-bahasa yang digunakan manusia. Keempat, ahli antropologi fisik (biologi)
mengunakan teknik-teknik ilmu pengetahuan alam. Kelima, ahli arkeologi
mengunakan teknik-teknik penggalian dan analisis ilmiah sisa-sisa fisik makhluk
hidup. Keenam, ahli primatologi meliputi ahli antropologi yang mempelajari
kelompok primata bukan makhluk manusia seperti simapanse.
B. Ilmu Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkahnya sumber-
sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak
terbatas. Ilmu sosial ekonomi dibagi ke dalam dua bidang utama yaitu ekonomi
mikro dan ekonomi mikro. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-
individu, seperti persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Ahli ekonomi
makro, mengkaji fungsinya ekonomi secara keseluruhan seperti pengeluaran dan
pendapatan. Pentingnya manajemen kelangkaan secara secara khusus dibagi ke
dalam dua bagian : analisis ekonomi dan kebijakan ekonomi.
C. Geografi
Geografi mempelajari permukaan bumi dan bagaimana manusia
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Geografi dibagi ke
dalam dua spesialisasi pokok: geografi fisik dan geografi budaya (manusia). Para
ahli geografi fisik mengkaji aspek fisik bumi seperti iklim, tanah, dan suhu. Para
ahli geografi budaya (manusia) tertarik dengan penyebaran penduduk pada
wilayah tertentu.
D. Sejarah
Sejarah merupakan studi tentang kehidupan manusia di masa lampau. Para
sejarahwan tertarik dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau seperti
politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreativitas, keilmuan dan intelektual.
Ada perdebatan tentang kajian sejarah ini lebih tepat digolongkan sebagai ilmu
sosial atau salah satu bagian dari humaniora. Masalah ini muncul disebabkan
adanya beberapa keterbatasan yang dihadapi oleh para sejarahwan dalam usaha
menggambarkan kehidupan masa lampau. Salah satu keterbatasannya adalah
kurangnya catatan-catatan yang lengkap dari peristiwa masa lampau.
E. Ilmu politik
Para ilmuwan politik mempelajari kebijakan umum (public policies). Mereka
tertarik dengan perkembangan dan penggunaan kekuasaan manusia di dalam
masyarakat, khsusunya yang tercermin dalam pemerintahan. Bidang khusus ilmu
politik meliputi pusat perhatiaanya tentang tingkatan pemerintahaan atau
organisasi politik lainnya atau berbagai fungsi pemerintahan.
F. Psikologi
Para ahli psikologi mempelajari perilaku individu-individu adn kelompok-
kelompok kecil individu. Disiplin ini terkadang didefinisikan untuk meliputi
semua bentuk perilaku manusia dan bukan manusia, manusia normal dan
abnormal, individu dan kelompok, fisik dan mental. Ahli psikologi perkembangan
mengkaji semua aspek perilaku perkembangan manusia selama rentang
kehidupannya. Ahli psikologi eksperimen menggunakan pendekatan penelitian
eksperimen untuk mempelajari perilaku manusia secara individu.
G. Sosiologi
Ahli sosiologi mempelajari perilaku manusia dalam kelompok-kelompok.
Perhatian utamanya adalah hubungan sosial perilaku manusia seperti diwujudkan
sendiri dalam perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi. Perhatian
para sosiolog meliputi pula bagaimana kelompok-kelompok dan institusi-institusi
saling berinteraksi
Secara garis besar, struktur dari setiap disiplin tersusun dalam kerangka (1)
model inkuiri yang terdiri atas masalah yang dipertanyakan dan metode (alat)
penelitian; (2) struktur ilmu pengetahuan yang meliputi konsep dan generalisasi.
Setiap disiplin ilmu memiliki metode penelitian yang memungkinkan
dipergunakan pula oleh disiplin ilmu yang lain (overlapping) karena disiplin ilmu
ilmu tersebut kemungkinan mempunyai masalah yang sama. Generalisasi sebagai
sebuah pertanyaan yang disusun dari sejumlah konsep yang membentuk makna
tertentu masih perlu diuji atau dibuktikan kebenarannya melalui proses penelitian.
Rangkuman
Fakta, Konsep dan Generalisai Dalam IPS
Fakta
Fakta adalah informasi dan data yang ada atau terjadi dalam kehidupan dan
dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya. Akan tetapi fakta
ini memiliki kekuatan menjelaskan yang terbatas. Beberapa contoh fakta yaitu
Gunung Galunggung meletus tahun 1982.
Fakta penting untuk susunan ilmu karena fakta tersebut membentuk konsep
dan generalisasi. Menurut Savage dan Amstrong (1996:24) konsep tidaklah dipelajari
dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta
yang khusus.
Suatu fakta adalah keadaan faktual (yang sebenarnya) dan harus diterima apa
adanya, fakta tidak memiliki konotasi nilai (Sunario, 1989:117). Fraenkel menyatakan
bahwa fakta adalah suatu yang betul-betul ada atau sesuatu yang telah terjadi di masa
lampau.
Konsep
Terdapat 2 (dua) makna dari kata “konsep” yaitu, pertama bermakna sebagai
rencana, rancangan atau draft, dan kedua bermakna sebagai gagasan, ide, pokok, atau
pokok-pokok pikiran. Dicontohkan dengan dua kalimatberikut ini
Pertama: mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan praktek
mengajar.
Kedua: saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh dosen.
Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti “rancangan”
atau draft. Sedangkan pengertian atau makna kata konsep kalimat kedua berarti
gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran IPS.
Konsep adalah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan
alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Konsep
menurut Moore (Skeel, 1995:30) adalah “sesuatu yang tersimpan dalam pikiran-suatu
pemikiran, suatu ide atau suatu gagasan”. Menurut Hasan (1995) “Konsep adalah
pengabstrasikan dari sejumlah benda yang memiliki karakterisktik yang sama.”
Generalisasi
Generalisasi adalah hubungan atau beberapa konsep atau adalah rangkaian
atau hubungan antar konsep-konsep. Karena itu generalisasi dapat berbentuk
proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau prinsip.
Menurut Samlawi (1998) “generalisasi merupakan sejumlah konsep yang
memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan
diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”
Fakta, Konsep dan Generalisasi dalam IPS
Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta
yang ada di sekitar kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang
pernah terjadi.
Perubahan masyarakat yang begitu cepat akibat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menjadikan kemajuan pembangunan tidak bisa dibendung.
Kejadian-kejadian tersebut disebut fakta IPS karena semua kejadian tersebut
berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur pokok dari Ilmu
Pengetahuan Sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu-isu sosial,
sehingga isu-isu sosial tersebut bias disebut fakta sosial.
Konsep ilmu pengetahuan sosial mengandung pengertian berikut. Pertama,
ilmu pengetahuan sosial merupakan disiplin ilmu dari disiplin ilmu-ilmu sosial.
Kedua, disiplin ilmu itu diajarkan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah dan pendidikan tinggi. Ketiga, meskipun disiplin ilmu dari
dasar-dasar ilmu sosial berdiri sendiri, namun dapat ditarik benang merah pada aspek-
aspek nilai yang dikembangkan tiap-tiap ilmu dengan disiplin ilmu lainya pada
kajian-kajian tertentu yang relevan. Dalam hal ini, komponen-komponen (disiplin-
disiplin) ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep-konsep :
1) Konsep-konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep seperti migrasi,
feudalisme, imperalisme, rasionalisme, sosialisme, perang, liberalisme,
perdamaian, perjanjian, persetujuan, persekutuan, candi, area, uang kuno,
perdagangan, pahlawan, dan sebagainya.
2) Konsep-konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep sepertitukar-menukar,
uang, pasar, bursa, liberalisme, kapitalisme, imperalisme, koperasi, pajak, cukai,
untung, rugi, harga, industri, produksi, distribusi, konsumen, pabrik, penguasaha,
pendapatan, kerja, tenaga, jasa, dan sebagainya
3) Konsep-konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep seperti tanah, air, udara,
sungai, gunung, antariksa, flora, fauna, laut, gempa, sumber alat, kependudukan,
desa, kota, dan sebagainya.
4) Konsep-konsep antropologi mengenal beberapa konsep seperti kebudayaan,
peradaban, kepercayaan, folklore, survival, adat, tradisi, induk bangsa (ras),
bahasa, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian, kesenian, magis, upacara,
religi, dan sebagainya.
5) Konsep-konsep sosiologi mengenal beberapa konsep seperti norma sosial, kerja
sama sosial, kelompok sosial, organisasi sosial, status sosial, desa kota, urbanisasi,
persaingan, kerja sama, dan sebagainya
6) Konsep-konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep seperti norma prilaku
sosial, interaksi sosial, prilaku politik, budaya masyarakat, perilaku menyimpang
dan sebagainya
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual (khusus) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh
fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi dalam IPS
merupakan hubungan antara dua atau lebih konsep, misalnya hubungan antara konsep
“uang, kebutuhan, dan keinginan”.
Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan generalisasi dalam IPS dapat disimak
pada ilustrasi di bawah ini :
“makin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka makin tinggi
tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut”.
Dari generalisasi di atas dapat dijadikan dalil atau teori bahwa : “tingkat
pendidikan berkolerasi positif terhadap tingkat kesejahteraan”. Sedangkan konsep
pendidikan dan konsep kesejahteraan merupakan suatu bahan kajian yang sangat
penting dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dalam mengerjakan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi, terdapat 3
(tiga) tahap pembelajaran dilalui yaitu terhadap persiapan, tahap penyajian dan tahap
penutup.
Rangkumam
Keterampilan Dasar Dalam Ilmu Sosial
Keterampilan sosial adalah keterampilan melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja sama,
bergotong royong, menolong orang lain yang memerlukan dan melakukan tindakan
secara cepat dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat (Nursid
Sumaatmadja, 2007: 1.10).
Menurut Marsh Colin dalam Nana Supriatna (2002: 15), keterampilan sosial
adalah keterampilan memperoleh informasi, berkomunikasi, pengendalian diri,
bekerjasama, menggunakan angka, memecahkan masalah serta keterampilan
membuat keputusan.
Keterampilan Bertanya.
Kegiatan belajar sering sekali dari guru hingga murid melakukan kegiatan
bertanya. Guru yang menggunakan strategi bertanya yang baik terhadap murid secara
individual akan membantu murid memiliki harga diri, menciptakan rasa aman dan
memahami identitasnya. Melalui penggunaan pertanyaan oleh guru dalam kegiatan
belajar-mengajar, juga meningkatkan cara berfikir murid, mempengaruhi secara
positif dalam pencapaian hasil belajar, menjamin rasa percaya diri dalam kemampuan
dirinya dalam belajar. (Cuningham,1994).
Beberapa syarat pertanyaan yang baik bila guru akan mengajukan pertanyaan
ke peserta didiknya (murid) saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu :
1) Pertanyaan diungkapkan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh murid.
2) Pertanyaan diungkapkan secara singkat dan jelas.
3) Pertanyaan bersifat spesifik atau cakupannya tidak terlalu luas.
4) Pertanyaan yang diajukan tidak mendukung makna ganda.
Adapun teknik dalam mengajukan pertanyaan pada murid atau kepada objek,
hendaknya memiliki ketentuan yang harus dipahami oleh guru dan dapat
dilaksanakan, diantaranya :
1) Pertanyaan hendaknya diajukan keseluruh kelas, kemudian menunjuk seorang
murid untuk menjawabnya. Hal ini untuk dimaksudkan untuk memberi waktu
kepada semua murid untuk berfikir tentang jawaban pertanyaan yang diajukan
oleh guru.
2) Tidak memancing jawaban serentak.
3) Adakan pemindahan dan penyebaran girilan bagi murid untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
4) Hindari pengulangan pertanyaan yang berkali-kali untuk melatih anak, agar anak
lebih memusatkan perhatiannya pada guru pada saat mngajukan pertanyaan.
Tujuan yang ingin dicapai dengan mengajukan pertanyaan menurut Bolla dan
Pah (1984) antara lain:
1. Membakitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan
2. Memuatkan perhatian siswa terhadap mutu pokok bahasan atau konsep
3. Mendiagnosa kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar
4. Mengembangkan cara belajar siswa aktif
5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi
6. Memperbaiki salah pengertian dan salah pemahaman konsepoleh siswa
7. Mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi
8. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
Keterampilan memperoleh informasi.
Seorang guru IPS wajib mencari informasi, baik itu melalui mambaca buku
teks atau buku sumber lainnya, juga informasi dapat diperoleh melalui media cetak
atau elektronik, agar ia memperoleh informasi yang luas dalam mengembangkan
materi pembelajarannya.
Dalam kaitannya dengan materi IPS, materi yang disampaiakan kepada siswa
tidak semata-mata bersumber dari buku teks, melainkan tidak jarang berasal dari
lingkungan masyarakat sekitar. Oleh karena itu sumbel belajar IPS tidak hanya
berasal dari interaksi guru dan murid di dalam kelas, tetapi juga berasal dari luar
kelas.
Keterampilan menganalisis informasi.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS dimana pun guru diharapkan telah
melatih muridnya untuk melakukan penelitian sederhana, seperti melakukan observasi
sebuah situasi, contohnya situasi di pasar, kantor desa, stasiun kereta api atau terminal
bus.
Dari situasi di lapangan seperti itu murid mencoba melakuan pengumpulan
data atau informasi yang diperoleh dan menganalisanya, barulah menarik kesimpulan
atau generalisasi yang dapat dijadikan materi pembelajaran sebuah pokok bahasan
dalam pemblajaran IPS.
Adapun tujuan dengan menganalisis data atau informasi dalam suatu
penelitian adalah: (1) untuk mengidentifikasi motif alasan atau sebab dari suatu
kejadian, (2) mempertimbangkan atau menganalisis informasi-informasi agar
diperoleh kesimpulan dan generalisasi berdasarkan informasi tersebut, (3)
menganalisis suatu kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan kejadian-kejadian
yang dapat mendukung atau menolak kesimpulan atau alasan itu.
Keterampilan menyajikan informasi.
Data yang diperoleh akan bermanfaat bagi pihak lain, jika data tersebut dapat
dijadikan sistematis sehingga mudah diterima dan dicerna oleh orang lain.
Dalam pembelajaran IPS di sekolah guru hendaknya dapat menjadi penyaji
yang baik dan menarik, agar murid memiliki minat dan perhatian yang tinggi serta
antusias dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan guru dalam
meyajikan materi pembelajaran berupa data dan angka, maka guru lebih baik
menggunakan bagan grafik dan gambar-gambar.
Keterampilan memanfaatkan informasi
Setiap informasi yang dimiliki oleh seseorang, baru akan bermanfaat apabila
dia dapat menggunakan dan memanfaatkan informasi-informasi tersebut dalam
pekerjaannya sehari-hari, begitu pula dengan guru, kegiatan mereka tidak terlepas dari
kegiatan memanfaatkan informasi dalam proses pembelajaran di kelas. Ketika
sebelum ia masuk kelas untuk memberikan materi, terlebih dahulu ia harus membawa
sejumlah informasi yang telah dimilikinya untuk dimanfaatkan sebagai bahan ajar
bagi siswa-siswi di dalam kelas. Oleh karena itu seluruh informasi telah diterimanya
haruslah bermanfaat bagi pengembangan pembelajaran.
Keterampilan menyusun dan menguji generalisasi.
Seorang guru IPS dalam pekerjaannya sehari-hari tentu tidak terlepas dari
menyusun dan mengembangkan generalisasi, karena dari fakta dan konsep yang telah
disampaikan pada siswa, akhirnya harus melahirkan sesuatu generalisasi atau
generalisasi yang baik harus didukung oleh banyak fakta sehingga generalisasi yang
disusun diyakini kebenaranya.
Nursid sumaatmaja (1984) mengemukakan lebih lanjut tentang penyusunan
dan pengembangan suatu generalisasi bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah,
kemampuan ini memerlukan latihan, kemampuan menggunakan bahasa dan
kemampuan membina konsep.”
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun generalisasi yaitu (1)
diperlukan sikap kehati-hatian yang tinggi dalam menyusun dan menetapkan sebuah
generalisasi; (2) generalisasi yang disusun hendaklah didukung dengan data-data yang
akurat dan representive (mewakili seluruh populasi yang digeneralisasikan); (3)
penyusunan generalisasi adalah orang-orang yang bersifat objektif dan meninggalkan
sifat subjektif, (4) jangan terlalu tergesa-gesa dalam menyusun generalisasi, (5) bila
mungkin, pengumpulan data, penganalisaan data perlu ditinjau kembali agar tidak
terjadi kekeliruan dalam mengambil suatu kesimpulan.
Untuk mengetahui apakah generalisasi itu benar atau tidak, maka perlu
adanya kegiatan pengujian generalisasi. Oleh karena itu, dalam menguji sebuah
generalisasi perlu memahami dulu beberapa karakteristik berikut ini: (1) merupakan
kalimat lengkap, (2) merupakan kalimat pernyataan yang deklaratif, (3) merupakan
hubungan dari beberapa konsep, (4) konsep pembentukannya memiliki fakta yang
cukup resprentatif di lapangan memiliki makna yang universal.
Secara umum ada tiga langkah utama dalam mengkaji kebenaran suatu
generalisasi yaitu: (1) meneliti konsep yang membentuk generalisasi itu, (2)
membuktikan apakah konsep-konsep itu didukung oleh fakta-fakta, dan (3)
memeriksa fakta-fakta pendukung konsep, apakah benar-benar ada bukti di lapangan.
Rangkuman
Individu dan Masyarakat
Kata ”Individu” berasal dari kata latin, ”Individuum” artinya ”Yang Tidak
Terbagi”. Maksud dari ”yang tidak terbagi” di sini adalah bukan manusia sebagai
suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas,
yaitu sebagai manusia perseorangan. Jadi, Individu adalah Seorang manusia yang
tidak hanya memiliki peranan dalam lingkungan sosial saja.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya,
seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat
pemahaman atau arti tersendiri terhadap suatu objek. Jadi individu adalah kondisi
internal dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu
mempunyai 3 naluri yaitu:
a. Naluri untuk mempertahankan kelangsungan hidup.
b. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan.
c. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan.
Ada tiga unsur penting dari kepribadian: (1) merupakan kesatuan jiwa dan
raga manusia yang tak dapat dipisahkan, (2) melahirkan pola perilaku yang khas
antara manusia yang satu dengan yang lainnya (3) dalam rangka menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Masyarakat dalam Bahasa Inggris disebut society. Masyarakat (sebagai
terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup atau semi terbuka, di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu
sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Selo Sumardjan seorang sosiolog Indonesia mengartikan masyarakat sebagai
orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Anderson dan
Parker (Astrid Susanto, 1977) menyebutkan secara rinci bahwa masyarakat adalah
sebagai berikut :
a) Adanya sejumlah orang.
b) Tinggal dalam suatu daerah tertentu.
c) Mengadakan hubungan satu sama lain.
d) Saling terikat satu sama lain karena mempunyai kepentingan bersama.
e) Merupakan satu kesatuan sehingga mereka mempunyai perasaaan solidaritas.
f) Adanya saling ketergantungan.
g) Masyarakat merupakan suatu system yang diatur oleh norma-norma atau aturan-
aturan tertentu.
h) Menghasilkan kebudayaan.
Struktur Sosial
Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai
suatu sistem disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya
menyusun membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai
berikut ada kepala sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga
sekolah. Semua orang yang ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling
berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan
dapat berfungsi dengan baik.
Struktur sosial merupakan susunan masyarakat yang dilihat dari berbagai sisi,
sperti kedudukan, peranan dan tipe suatu masyarakat, sehingga dapat menggambarkan
keadaan dari berbagai unsur dari masyarakat. Disisi lain ada yang melihat struktur
sosial itu dari lapisan-lapisan yang ada dalam suatu masyarakat. Lapisan itu dapat
dibagi dalam tiga lapisan yaitu, lapisan sosial rendah, menengah dan tinggi. Ada tiga
teori tentang lapisan sosial ini yaitu : (1) teori fungsionalis; (2) teori reputasi, dan (3)
teori struktur.
Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social
institution ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di
Indonesia, ada yang mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo
Soemardjan dan Soemardi, 1964; Soerjono Soekanto, 1982), lembaga sosial (Abdul
Syani, 1994), pranata sosial (Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan sosial. Istilah
yang akan digunakan di sini adalah pranata sosial, karena social institution menunjuk
pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat.
Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada. aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-
kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Pranata-pranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut:
1) Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus
bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat yang bersangkutan.
2) Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system
pengendalian sosial (social control) yaitu sistem pengawasan dari masyarakat
terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Proses Sosial Budaya.
Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan
kontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal
pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat terjadi
antar individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan
badan (bersalaman). misalnya seseorang merokok dalam bis mengganggu ketenangan
hati, sehingga keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di sekitarnya dengan cara
menutup hidung atau pindah tempat duduk.
Besar kecilnya pengaruh yang diterima oleh individu tergantung kepada sifat
interaksinya. Menurut Astrid Susanto (1977) sifat interaksi sosial itu adalah:
1) Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makinbanyak pengaruhnya.
2) Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arah perubahannya.
3) Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang
dipengaruhinya.
4) Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang
berinteraksi semakin besar pengaruhnya
5) Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak, bersifat
aktif, maka pengaruhnya semakin besar
Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang posisinya
sama atau setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan lebih besar
pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak. Interaksi sosial dapat menimbulkan,
kerja sama (cooperation), persaingan (competition) dan pertikaian (conflict).
Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan
tujuan yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu untuk
bersama-sama mencapai tujuan. Ada 3 bentuk kerja sama yaitu :
1) Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa.
2) Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan.
3) Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama.
Pertikaian atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok,
baik yang terlihat dengan jelas dan terbuka (misalnya dalam bentuk perkelahian)
maupun tidak (misalnya hanya dalam sikap). Usaha untuk mencegah mengurangi.
menghindari dan menghentikan pertentangan disebut akomodasi.
Akomodasi dapat melalui paksaan (coercion) seperti dua murid yang berkelahi
diancam kalau terus berkelahi; saling mengurangi perbedaan yang membuat mereka
berselisih (compromise), mempergunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral
(mediation), menyelesaikan pertikaian melalui pihak ketiga yang statusnya lebih
tinggi (arbitration), mempertemukan pihak yang berselisih untuk mencapai suatu
persetujuan bersama (conciliation), menyadari untuk menghindari pertikaian
(toleransi), menyadari akan adanya kekuatan yang seimbang sehingga kalau
diteruskan tidak akan ada yang menang dan kalah (stalemate) dalam penyelesaian
perkara melalui pengadilan (adjudication).
RangkumanManusia dan Lingkungannya
Unsur atau komponen lingkungan hidup terdiri atas (1) komponen lingkungan
fisik seperti tanah, batuan dan iklim, (2) komponen biologis, seperti tumbuhan, hewan
dan jasad renik, (3) sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan sebagai hasil karya
dan karsa manusia sebagai lingkungan budaya.
Dalam aspek fisik wilayah, diuraikan topologi, geologi, geomorfologi,
hidrologi, dan oseanografi di Indonesia.
Aspek topologi meliputi letak, luas, batas, dan bentuk fisik wilayah. Aspek ini
terkait dengan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan politik dan sistem pertahanan
dan keamanan. Secara astronomis, wilayah Indonesia terletak pada 6º LU-11º LS dan
95º BT-141º BT.
Kedudukan suatu tempat terhadap daerah-daerah lain di sekitarnya, dinamakan
letak geografis. Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua ( Benua Asia dan
Benua Australia) dan dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Posisi
Indonesia sangat strategis, berada di jalur perdagangan, lalu lintas laut, wisata dari
barat ke timur.
Tatanan geologi Indonesia rumit, akibat interaksi tiga lempeng tektonik utama
dunia, yaitu Lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat- baratdaya
dengan kecepatan 9 cm/tahun, Lempeng Samudera Hindia-Lempeng Benua Australia
yang bergerak ke arah utara dengan kecepatan 7 cm/tahun, serta Lempeng Benua
Eurasia yang bergerak ke arah Timur-Tenggara dengan kecepatan 1 cm/tahun,
menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa geologi yang spektakuler.
Kajian geomorfologi mengenai bentuk lahan (landform) pembentuk muka
bumi, baik di atas maupun di bawah paras laut dan difokuskan pada genesis dan
perkembangannya pada masa akan datang serta konteksnya dengan lingkungan,
dinamakan geomorfologi (Verstappen, 1983).
Keanekaragaman bentuk lahan tersebut terbentuk karena adanya, (1) proses
endogenik, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari pelepasan energi yang
terakumulasi dalam bumi produk interaksi antar lempeng litosfer; (2) proses
eksogenik, proses yang mekanisme kejadiannya berasal dari luar bumi produk
interaksi komponen geosfer; (3) proses biogenik, proses yang mekanisme kejadiannya
berasal dari aktivitas hewan dan tumbuhan; (4) proses antropogenik, proses
pembentukan bentuklahan akibat aktivitas manusia.
Hidrologi mempelajari seluk beluk air, kejadian dan distribusinya, sifat alami,
dan sifat kimiawinya, serta reaksinya terhadap kebutuhan manusia dan makhluk hidup
lainnya (Sri Harto, 1993). Oseanografi memfokuskan diri dalam kajian aspek geologi,
fisika, kimia, dan biologi kelautan. Paparan Sunda merupakan paparan benua dengan
luas 1,8 juta km², paparan terluas di dunia.
Aspek Manusia.
Menurut Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia sebanyak
179.321.641 jiwa, meningkat menjadi 203.456.005 jiwa pada Sensus Penduduk 2000.
Pada tahun 2005 jumlah penduduk Indonesia mencapai 225,7 juta jiwa. Pertumbuhan
rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 1990-2000 adalah 1,61 %,
kemudian periode 2000-2005 turun menjadi 1,40 %.
Sebagian besar penduduk Indonesia ( 54 %) pada tahun 2005 berdiam di
daerah pedesaan, dengan menggantungkan hidup pada sektor pertanian (tanaman
pangan, tanaman perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan). Pertanian
tanaman pangan meliputi pertanian lahan kering dan pertanian lahan basah. Pertanian
lahan kering adalah suatu sistem pertanian yang lebih banyak menggantungkan diri
pada curah hujan (Wiryono, 1988).
Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial. Sosialitas manusia terwujud
dalam kesejajaran dengan sesama. Manusia harus berusaha untuk ikut bertanggung
jawab atas kehidupan orang lain. Masyarakat Indonesia dipandang sebagai system
sosial yang terpadu dan utuh, masing-masing komponen yang ada di dalamnya saling
mempengaruhi dan menununjukkan fungsi yang saling terkait.
Aktivitas Budaya
Kebudayaan Nasional Indonesia adalah totalitas nilai-nilai, gagasan-gagasan,
dan perilaku manusia Indonesia serta hasil fisiknya, baik yang tradisional maupun
ciptaan masa kini, yang semuanya terintegrasi secara selaras dan bermakna dalam
nasional Indonesia yang dinamis (Koentjaraningrat,1992).
Aktivitas Politik dan Pertahanan Negara
Penataan kehidupan politik dalam negeri diarahkan pada pertumbuhan dan
perkembangan tatanan politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan
politik dalam negeri ditujukan pada pengembangan etika dan moral budaya politik
dalam mewujudkan kehidupan politik yang mantap dengan makin berperan dan
berfungsinya suprastruktur dan infrastruktur politik secara efektif, otonomi daerah
secara nyata dan bertanggung jawab, dinamis, serasi dan bertanggung jawab serta
kesadaran dan peranserta politik masyarakat.
Kemajemukan RAS, Etnik dan Agama Nusantara.
Ras menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang diwariskan secara
turuntemurun. Ciri-ciri jasmani manusia secara rasial meliputi warna kulit, tinggi
badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk kelopak mata, golongan
darah, dan bau badan.
Secara rasial penduduk Indonesia terdiri dari ras Paleomongolid, merupakan
campuran Mongolid asli dan Weddid yang hitam. Menurut Howells mereka
merupakan keturunan dari tiga ras sekaligus, yaitu hitam, kuning, dan putih
(Daldjoeni, 1987).
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan terbentuknya kemajemukan masyarakat Indonesia. Pertama, faktor
bentuk fisik wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan. Faktor ini merupakan
faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya pluralitas etnik di
Indonesia. Kedua, kenyataan bahwa Indonesia terletak di antara samudera Hindia dan
samudera Pasifik, sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas agama di dalam
masyarakat Indonesia.
Kondisi iklim yang berbeda-beda dan struktur tanah yang tidak sama di antara
berbagai daerah di kepulauan Nusantara ini, merupakan faktor yang menciptakan
pluralitas regional di Indonesia. perbedaan curah hujan dan kesuburan tanah
merupakan kondisi yang menciptakan dua macam lingkungan ekologis yang berbeda
di Indonesia, yaitu daerah pertanian sawah yang terutama banyak dijumpai di pulau
Jawa dan Bali (masyarakat padi sawah) dan masyarakat pertanian lahan kering yang
banyak kita jumpai di luar pulau Jawa.
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat religius (agamis). Kesetiaan dan
kepatuhan nilai hidup religius atau keagamaan menjadi jiwa atau semangat dasar
sumber inspirasi, motivasi, dan tonggak pedoman arah bagi manusia dalam
menentukan dan mengambil sikap yang tepat dan benar terhadap setiap
perkembangan dan kemajuan yang ada. Dalam hubungannya dengan lingkungan
sekitar, setiap agama mengajarkan agar manusia senantiasa berusaha mengolah, dan
memelihara kelestariannya.
Rangkuman
Pengaruh Kebudayaan Luar terhadap Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan indonesia yang asli seperti budaya gotong-royong, jujur, ramah,
dan masih banyak. Pengaruh yang pertama kali menyentuh masyarakat Indonesia
berupa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha dari India sejak 400 tahun sebelum
Masehi. Hindunisme dan Budhanisme, pada waktu itu tersebar meliputi daerah yang
cukup luas di Indonesia, serta lebur bersama-sama dengan kebudayaan asli yang telah
hidup sebelum itu.
Koentjaraningrat mencatat, penduduk asli Indonesia telah mengembangkan
sejumlah pranata sosial semisal “Negara.” Entitas Negara ini diantaranya dibuktikan
dengan adanya prasasti Muara Kaman yang menunjukkan kerajaan Kutai dengan
rajanya Kudungga.
Pengaruh Hindu dan Buddha terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dalam
bidang kebudayaan, berbarengan dengan datangnya pengaruh dalam bidang agama itu
sendiri. Pengaruh tersebut dapat berwujud fisik dan nonfisik.
Hindu-Buddha di Indonesia yang berwujud fisik di antaranya: arca atau
patung, candi (kuil), makara, istana, kitab, stupa, tugu yupa, prasasti, lempengan
tembaga, senjata perang, dan lain-lain. Sedangkan peninggalan kebudayaan yang
bersifat nonfisik di antaranya: bahasa, upacara keagamaan, seni tari, dan karya sastra.
Proses akulturasi budaya ini dapat dilihat pada model arsitektur, misalnya,
punden berundak (budaya asli Indonesia) pada Candi Sukuh di Jawa Tengah; atau
pada dinding-dinding Candi Prambanan yang memuat relief tentang kisah
pewayangan yang memuat tokoh Punakawan.
Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti.
Diperkirakan kedatangan yang pertama adalah di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan
ditemukannya makam-makam. Teori masuknya Islam dari Timur Tengah ke
nusantara yang diajukan Supartono Widyosiswoyo. Menurutnya, penetrasi tersebut
dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu Jalur Utara adalah proses masuknya
Islam dari Persia dan Mesopotamia, Jalur Tengah adalah proses masuknya Islam dari
bagian barat lembah Sungai Yordan dan bagian timur semenanjung Arabia
(Hadramaut), dan Jalur Selatan pangkalnya adalah di wilayah Mesir.
Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang.
Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat
kebendaan atau material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia,
seperti huruf, bahasa, dan nama-nama arab; Dalam kalender Masehi, nama-nama hari
yang berjumlah tujuh dalam seminggu, di Indonesia menggunakan nama-nama Arab,
yakni Senin (Isnain), Selasa (Sulasa), Rabu (Rauba’a), Kamis (Khamis), Jumat
(Jum’at), Sabtu (Sabt).
Seni rupa dalam dunia Islam berbeda dengan seni rupa dalam Hindu-Buddha.
Dalam ajaran Islam tak diperbolehkan menggambar, memahat, membuat relief yang
objeknya berupa makhluk hidup khususnya hewan. Maka dari itu, seni rupa Islam
identik dengan seni kaligrafi.
Pengaruh kebudayaan barat mulai memasuki masyarakat kita melalui
kedatangan bangsa Portugis pada permulaan abad ke-16. kedatangan mereka ke
Indonesia terarik oleh kekayaan rempah-rempah di Kepulauaan Maluku, suatu jenis
komoditas perdagangan yang sedang laku keras di Eropa pada waktu itu. Kegiatan
missionaris yang menyertai kegitan perdagangan mereka, dengan segera berhasil
menanamkan agama Katholik dan protestan. Pengaruh budaya barat ke indonesia
banyak diwarnai oleh paham kolonialisme dan imperialisme