Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

62
39 BAB I PENDAHULUAN Penelitian adalah sebuah upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan upaya adanya temuan-temuan baru. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Penelitian di Indonesia saat ini mengalami kelesuan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Selain dukungan dana dari pemerintah yang minim, tidak mendukungnya dunia industri terhadap penelitian. Hal ini dikarenakan anggapan kurang pentingnya penelitian terhadap dunia industri. Sementara itu, di negara maju antara penelitian dan dunia industri saling mendukung satu sama lain. Faktor lain adalah masalah sumber daya manusia (SDM) peneliti. Kurangnya perhatian oleh pemerintah dan masyarakat terhadap peneliti membuat orang berfikir dua kali untuk menjadi peneliti. Seperti telah diungkapkan di atas, salah satu unsur lembaga penelitian adalah perguruan tinggi. Tri Darma perguruan tinggi memuat tiga hal penting yaitu pendidikan dan pengejaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah pengajar atau guru lebih tertarik mengajar daripada meneliti karena meneliti membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Mulai dari mengajukan proposal penelitian, terjun ke lapangan, penyusunan hasil laporan, dan sebagainya. Sebagai calon guru, kita perlu mengetahui prosedur penelitian. Karena itu, kami mengkaji sebuah buku tentang penelitian yang ditulis oleh Prof. Dr. A. Y Soegeng Ysh, M.Pd. Kami memilih buku ini, karena buku ini sepertinya cukup lengkap mengulas tentang penelitian. Buku yang berjudul Dasar – Dasar Penelitian Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan ini memuat tentang pendekatan ilmiah, metodologi penelitian hingga bagaimana cara merancang suatu penelitian, menganalisis data, dan menuliskan laporan penelitiannya.

description

Tugas penelitian pendidikan

Transcript of Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

Page 1: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

BAB IPENDAHULUAN

Penelitian adalah sebuah upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan upaya adanya temuan-temuan baru. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah.

Penelitian di Indonesia saat ini mengalami kelesuan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi. Selain dukungan dana dari pemerintah yang minim, tidak mendukungnya dunia industri terhadap penelitian. Hal ini dikarenakan anggapan kurang pentingnya penelitian terhadap dunia industri. Sementara itu, di negara maju antara penelitian dan dunia industri saling mendukung satu sama lain.

Faktor lain adalah masalah sumber daya manusia (SDM) peneliti. Kurangnya perhatian oleh pemerintah dan masyarakat terhadap peneliti membuat orang berfikir dua kali untuk menjadi peneliti.

Seperti telah diungkapkan di atas, salah satu unsur lembaga penelitian adalah perguruan tinggi. Tri Darma perguruan tinggi memuat tiga hal penting yaitu pendidikan dan pengejaran, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah pengajar atau guru lebih tertarik mengajar daripada meneliti karena meneliti membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Mulai dari mengajukan proposal penelitian, terjun ke lapangan, penyusunan hasil laporan, dan sebagainya.

Sebagai calon guru, kita perlu mengetahui prosedur penelitian. Karena itu, kami mengkaji sebuah buku tentang penelitian yang ditulis oleh Prof. Dr. A. Y Soegeng Ysh, M.Pd. Kami memilih buku ini, karena buku ini sepertinya cukup lengkap mengulas tentang penelitian. Buku yang berjudul Dasar – Dasar Penelitian Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan ini memuat tentang pendekatan ilmiah, metodologi penelitian hingga bagaimana cara merancang suatu penelitian, menganalisis data, dan menuliskan laporan penelitiannya.

Page 2: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

BAB IIRINGKASAN BUKU

DASAR-DASAR PENELITIANBidang Sosial, Psikologi dan Pendidikan

PENDEKATAN ILMIAH

A.Pengertian1. Pendekatan, Metode, Teknik

Pendekatan, memiliki pengertian yang luas, yaitusegala upaya atau aktivitas untuk menemukan kebenaran ilmu. Metode, merupakan bagian atau salah satu cara dari pendekatan ilmiah, juga disebut sebagai sumber pengetahuan. Teknik, adalah peerapan metode. Penerapan metode ilmiah itu berbeda-beda sesuai dengan masalah dan disiplin ilmunya.

2. Ilmu, Pengetahuan, dan NgelmuIlmu adalah pengetahuan yang ilmiah, kebenarannya diperoleh melalui metode

ilmiah atau hasil dengan penelitian. Pengetahuan adalah hasil dari tahu melalui indera. Ngelmu adalah pengalaman batin(“indera keenam”), yang tidak dimiliki oleh setiap orang, dan tidak ada cara yang sama untuk memperolehnya, misalnya pengetahuan paranormal.

B.Sumber PengetahuanYang dimaksud sumber pengetahuan adalah hal yang menjadi acuan atau

pertanggungjawaban tentang kebenaran dari suatu pengetahuan. Sumber pengetahuan mencakup 1) pengalaman, 2) otoritas, 3) penalaran deduktif, 4) penalaran induktif, 5) metode ilmiah.

1) Pengalaman merupakan sumber pengetahuan yang banyak.2) Otoritas dapat menjadi sumber pengalaman. Yang termasuk otoritas dalam hal ini

seperti: (1) laporan ilmiah, (2) buku referensi, (3) kamus, (4) pimpinan, (5) orang-orang yang dipercaya.

3) Penalaran deduktif juga disebut dengan logika deduktif. Logika ini mulai dikembangkan oleh Aristoteles sebagai cara menarik simpulan dari umum ke khusus, melalui silogosme yang mencakup (1) premis mayor, (2) premis minor, (3) simpulan.

4) Penalaran induktif disebut dengan logika induktif, yaitu penarikan simpulan dari hal-hal khusus (fakta, hasil observasi) ke umum (teori, generalisasi)

5) Metode ilmiah adalah perpaduan antara logika deduktif dan induktif. Lima langkah dalam metode ilmiah : (1) penentuan masalah, (2) menyatakan hipotesis, (3) penalaran deduktif, (4) pengumpulan dan analisis data, (5) menguatkan dan menolak hipotesis.

C. Hakikat Ilmu

Page 3: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Paparan terbaik dari ilmu adalah suatu metode inkuiri yang membuat peneliti menguji fenomena yang menarik baginya. Beberapa aspek dalam konsep ilmu adalah:1) Asumsi

Asumsi dasar yang dibuat ilmuwan adalah: (a) bahwa kejadian alam itu tersusun secara teratur atau memiliki hokum yang dapat ditemukan melalui metode ilmiah, dan (b) bahwa kebenaran dapat ditarik hanya dari pengamatan langsung.

2) Sikap IlmuwanSikap ilmuwan merupakan salah satu aspek dari konsepb ilmu yang menentukan dalam kaitannya dengan kebenaran ilmu.

3) Teori IlmiahTeori didefinisikan sebagai “serangkaian konsep, definisi dan proporsi yang saling terkait, yang menimbulkan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan mengkhususkanhubungan antar variable, dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut”. Sebelum membicarakan lebih jauh tentang teori, lebih dulu dijelaskan tentang fakta, konsep, definisi, proporsi.a. Fakta adalah pernyataan deskriptif, sebagai abstraksi tahap pertama dari

kejadian-kejadian konkret.b. Konsep adalah suatu abstraksi dari kejadian yang diamati, berupa persamaan

atau aspek-aspek umum dari objek atau kejadian yang cukupsaling membedakan.

c. Definisi, dalam hal ini disebut juga konsep atau definiendum, artinya yang menuntut penjelasan dan penjelasan disebut definiens.

d. Proposisi, variabel dan hipotesis erat kaitannya dengan konsep. Proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari realita atau hubungan di antara konsep yang dapat diuji kebenarannya atau menuntut suatu pengujian. Hipotesis diartikan sebagai pendapat sementara yang perlu dites atau diuji kebenarannya dengan pengumpulan data atau fakta. Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai atau yang dapat dibedakan ke dalam nilai-nilai yang berbeda.

e. Teori terbentuk melalui (a) pengumpulan fakta, (b) mengintegrasikan, mengorganisasikan, dan mengklasifikasikan, (c) membuat temuan yang berarti sehingga mampu menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena.1) Tipe teori

a. Teori Induktifb. Teori Hipotetikal-Deduktifc. Gabungan dari teori Induktif dan Hipotetikal-Deduktif

2) Maksud dan tujuan atau harapan dari teoria. Menyimpilkan dan menempatkan pengetahuan yang telah ada dalam

suatu kawasan tertentub. Teori memberikan penjelasan bagi peristiwa dan hubungan yang

diamati3) Karakteristik atau sifat dari teori

a. Mampu menjelaskan fakta yang diamatib. Konsisten dengan fakta yang diamati

Page 4: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

c. Member makna bagi verifikasid. Mendorong temuan baru

4) Hubungan teori dengan faktaa. Peranan teori

- Teori sebagai orientasi- Teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi- Teori bertugan menyimpulkan- Teori meramal fakta-fakta- Teori menunjukkan lowongan dalam pengetahuan

b. Peranan fakta- Fakta menciptakan teori-teori- Fakta membimbing kepada perumusan kembali teori dan

penolakan teori- Fakta-fakta mengubah focus, membatasi kembali, dan menjelaskan

teori- Keterbatasan metode ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial

D. Hakikat Riset1. Definisi

Riset dapat didefinisikan sebagai penerapan metode ilmiah untuk mengkaji suatu masalah. Tujunnya adalah untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang berarti melalui penerapan prosedur ilmiah.

2. Langkah-langkahLangkah-langkah utama dalam riset adalah sebagai berikut:a. Pemilihan masalahb. Fase analitisc. Memilih strategi riset dan mengembangkan instrumentd. Mengumpulkan dan menginterpretasikan datae. Melaporkan hasil

3. Pertanyaan penelitian, riset dasar dan terapana. Pertanyaan teoritis, menyatakan suatu teori, menggunakan kata tanya “apa,

bagaimana, mengapa?”b. Pertanyaan praktis, diarahkan pada pemecahan masalah khusus yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: bagaimana/sejauh mana keefektifan metode diskusi dalam pelajaran sejarah?Riset dasar bertujuan memperoleh data empiris yang dapat digunakan untuk membentuk, mengembangkan, atau mengevaluasi teori tanpa memperhatikan penerapan praktisnya. Riset dasar dimaksudkan semata-mata menemukan pengetahuan demi pengetahuan.Riset terapan bertujuan memecahkan masalah praktis yang sering tidak kalah ruwetnya disbanding riset dasar.

4. Metodologi risetSecara umum metodologi penelitian dapat dikategorikan menjadi empat.

Page 5: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

a. Eksperimental, memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variable bebas dan mengamati satu atau lebih variable terikat.

b. Ex Post Facto, seperti eksperimen.c. Deskriptif, memaparkan dan menginterpretasi sesuatu yang terjadi secara

faktual dan akurat.d. Historis, mengetes kebenaran laporan observasi orang lain, menceritakan masa

lampau.5. Riset kualitatif dan kuantitatif

Perbedaan riset kualitatif dan kuantitatif ada pada paradigma. Langkah-langkah riset kuantitatif: perumusan masalah, kajian teori, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan temuan. Adapun langkah-langkah riset kualitatif: (a) lima langkah pertama: memilih situasi social, melakukan observasi, membuat catatan, melakukan observasi deskriptif, dan melakukan analisis domein; (b) empat langkah berikut: membuat fokus, melakukan analisis taksonomi, melakukan observasi terpilih, dan melakukan analisis komponen; (c) tiga langkah terakhir: melakukan analisis tema, menarik penemuan budaya, dan menulis laporan.Riset kuantitatif ditandai dengan pengukuran kuantitatif, definisi-definisi operasional yang terukur dan menekankan pada data/faktaempiris.Riset kualitatif ditandai dengan sifat atau karakteristik: (a) natural setting, (b) bersifat deskriptif, (c) lebih mementingkan proses daripada produk, (d) menganalisis data secara induktif, (e) terfokus pada makna berdasar pada realitas internal.

6. Bahasa risetDisiplin ilmiah memerlukan bahasa khusus untuk memaparkan dan menerangkan observasi dalam bidang tersebut. Iluwan membutuhkan istilah-istilah pada tataran empiris untuk memaparkan observasi tertentu. Ia juga membutuhkan istilah-istilah pada tataran teori untuk memaparkan proses hipotesis yang tidak dapat diamati.

MASALAH PENELITIANA. Hakikat Masalah

Dalam bidang pendidikan, masalah sering disebut sebagai kebutuhan yaitu kebutuhan anak didik. Kebutuhan anak didik pada dasarnya merupakan masalah yang harus dipecahkan. Sebelum mulai dengan proses pembelajaran, pendidik (guru, dosen) perlu terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan; mencari dan menemukan kebutuhan anak didik sebagai masalah yang harus dipecahkan dengan / dalam proses pembelajaran.

B. Sumber MasalahTerdapat tiga sumber masalah penelitian yang penting yaitu pengalaman, diskusi

dari teori dan literatur dari bacaan yang terkait.Pengalaman merupakan sumber masalah yang sangat berharga terutama bagi para

pemula.Diskusi tentang teori dapat memunculkan suatu masalah. Suatu teori membuat

titik awal yang sangat baik untuk penelitian.

Page 6: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Literature yang terkait juga menjadi sumber masalah yang berharga. Peneliti dapat berpaling pada literatur terkini dalam bidang kajiannya untuk menemukan masalah.

C. Penerapan dalam Praktik1. Latar belakang masalah

Masalah dianggap penting dan menarik apabila: (a) masalah itu orisinal (asli), dan (b) apabila telah pernah dilakukan penelitian, masalah tersebut masih memerlukan penelitian ulang atau penelitian lanjutan.

2. Identifikasi MasalahIdentifikasi masalah dalam proses penelitian dimaksudkan untuk dapat menemukan dan menentukan diantaranya (a) ruang lingkup suatu masalah, dan (b) masalah khusus di dalam ruang lingkup tersebut, yang akan dipilih untuk diteliti.

3. Pembatasan MasalahPada dasarnya masalah dibatasi dan dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: setelah masalah ditemukan, selanjutnya harus dievaluasi. Ada kriteria tertentu yang hendaknya digunakan dalam proses evaluasi signifikansi masalah penelitian.

a. Secara ideal, masalah harus member sumbangan kepada sosok pengetahuan yang terorganisasi melalui pemecahan masalah tersebut.

b. Masalah hendaknya merujuk pada masalah baru, dengan demikian menuntun kepada penelitian lebih lanjut.

c. Masalah harus dapat diteliti.d. Masalah penelitian harus cocok bagi peneliti tertentu, misalnya:

- Masalah harus benar-benar menarik bagi peneliti- Masalah harus sesuai dengan bidang dan pengalaman peneliti- Masalah harus layak diteliti oleh peneliti yang bersangkutan- Masalah harus dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia bagi

peneliti4. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang baik harus memahami masyarakat sebagai berikut: (1) sesuatu yang ditetapkan untuk dipecahkan jelas dan tepat, dan (2) batasi ruang lingkupnya hingga pada masalah yang khusus dan konkret.Perumusan masalah dalam kalimat Tanya hendaknya memenuhi beberapa sifat sebagai berikut:

a) Menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.b) Pertanyaan tersebut hendaknya jelasc) Pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara

empiris, yaitu memungkinkan data dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

d) Pertanyaan tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan moral atau etika.

5. Tujuan dan Kegunaan PenelitianPada dasarnya tujuan penelitian dapat dibedakan dari kegunaan penelitian. Tujuan penelitian adalah menguji hipotesis, atau memecahkan masalah, member jawaban atas

Page 7: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

pertanyaan penelitian. Sedangkan kegunaan atau menfaat penelitian terkait dengan hasil penelitian itu sendiri.

6. Definisi OperasionalDefinisi operasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Definisi operasional sesuai dengan tuntutan situasi yang ada.b. Definisi operasional mengidentifikasi criteria yang dapat diamati /

diukur dari hal yang didefinisikan.c. Satu konsep, istilah, atau objek dapat memiliki lebih dari satu definisi

operasional.d. Definisi operasional dapat bersifat unik, berlaku khusus bagti situasi di

mana definisi operasional tersebut digunakan.Kajian Teori dan Pengajuan Hipotesis

A. Kajian TeoriKajian teori sering digantikan dengan kajian pustaka. Kajian teori digunakan

dalam hal penelitian yang dimaksudkan untuk mengaji ( menguji ) teori yang telah ada. Menguji teori dapat diartikan ingin membantah teori atau ingin menguatkan teori yang telh ada tersebut.

Penelitian ilmiah dimulai dengan ide-ide dan konsep-konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis, yaitu suatu hubungan yang diharapkan atau yang diantisipasi. Ide-ide dan konsep-konsep tersebut dapat bersumber pada dua hal, yaitu : (1) dari pemikiran atau pengetahuan peneliti, dan (2) dari kumpulan karya-karya utama yang disebut literatur. Penelitian baru dapat dilaksanakan setelah dilakukan survey literatur secara tuntas. Peneliti harus mengaitkan topiknya dengan pengetahuan yang ada dalam bidang kajiannya. Maka, perlu pembicaraan tentang : (1) peran literatur terkait dalam proyek penelitian, (2) sumber referensi, dan (3) saran-saran dalam menghimpun dan mengorganisasikan literature terkait sebagai bagian dari suatu laporan.

1. Peran literatur terkaita. Suatu pengetahuan tentang riset yang terkait memungkinkan peneliti

menetapkan batas-batas dari bidang kajiannya.b. Suatu pengetahuan tentang teori dalam bidang tersebut memungkinkan

peneliti menempatkan masalahnya dalam perspektif. c. Melalui studi riset terkait orang dapat belajar prosedur dan instrument mana

yang telah terbukti bermanfaat dan mana yang kurang berguna.d. Pencarian yang cermat melalui riset terkait menghindarkan pengulangan yang

tidak disengaja dengan studi sebelumnya.e. Studi literatur terkait dengan penempatan peneliti dalam posisi yang lebih baik

untuk memberi interpretasi signifikansi hasil penelitian sendiri menjadi akrab dengan teori dalam bidangnya dan dengan penelitian sebelumnya, menyiapkan peneliti untuk menyocokkan temuan penelitiannya ke dalam sosok pengetahuan bidang terebut.

2. Sumber pustaka atau sumber referensiSumber utama tentang literatur terkait adalaha. Pusat Informasi Sumber Referensi

Page 8: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

b. Buku-buku, danc. Abstrak

3. Beberapa saran mengorganisasikan literatur terkaita. Mulailah dengan studi terbaru dalam bidang kajian Anda, kemudian bergerak

ke belakang melalui volume-volume terdahulu.b. Bacalah abstrak atau bagian rangkuman dari suatu laporan terlebih dahulu

untuk menentukan apakah hal itu relevan dengan masalah Anda.c. Sebelum mengambil catatan, saringlah laporan tersebut dengan cepat untuk

dapat menemukan bagian-bagian yang terkait dengan masalah Anda.d. Buatlah catatan langsung pada kartu-kartu file.e. Untuk setiap karya, tuliskan referensi bibliografi yang lengkap.f. Ntuk keperluan memilih dan mengorganisasi jangan menempatkan lebih dari

satu referensi pada setiap kartu.g. Hati-hati menunjukkan bagian dari catatan itu. Apakah kutipan langsung dari

pengarang dan bagian kalimat/pendapat Anda sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelancaran pelaksanaan program penelitian sangat tergantung pada penguasaan literatur, memanfaatkannya, dan mengorganisasikannya. Memanfaatkan dan mengorganisasi sumber mencakup kegiatan : (a) memilih kawasan/bidang dan penjelasan yang menarik, sesuai dengan bidang atau disiplin ilmu yang ditekuni, (b) mencari judul dan abstrak yang relevan, dan (c) menempatkan atau mengalokasikan dokumen sumber utama yang penting.

Setelah membaca suatu dokumen atau artikel secara menyeluruh, sebaiknya dibuat ringkasan, antara lain mencakup : (a) maksud dan hipotesis, (b) metodologi, temuan, serta simpulan.

Dari kajian teori dapat disusun suatu kerangka teori. Kerangka teori tersebut mengarahkan pemikiran kepada timbulnya suatu hipotesis penelitian, yaitu jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.

B. Hipotesis1. Pengertian

Setelah memilih dan merumuskan masalah serta mengaji literatur, peneliti perlu menyusun hipotesis. Pemakaian hipotesis dapat memadukan penalaran induktif yang menekankan pada pengamatan dengan penalaran deduktif yang menekankan pada rasio. Ary dan kawan-kawan (1972) menyatakan bahwa

“The statement of the hypothesis is the critical step in the research plan since all subsequent plans for the research peoject depend on the statements of hypothesis. If the hypothesis is weak, then the study is likely to be weak”.

[Pernyataan hipotesis merupakan langkah penting dalam rencana penelitian karena seluruh rencana proyek penelitian selanjutnya tergantung pada pernyataan hipotesis tersebut.]

Hipotesis merupakan jawaban sementara, sebagai suatu pemecahan masalah yang disarankan/diharapkan, artinya perlu diyakinkan tentang kebenarannya melalui

Page 9: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

verifikasi, yaitu pengumpulan data/fakta. Namun, hasil penelitian yang akan dilakukan dapat menguatkan atau menolak hipotesis tersebut.

Hipotesis harus diajukan sebelum pengumpulan data. Alasannya adalah : (1) suatu hipotesis yang disusun rapi(cermat,berdasar pengalaman) adalah suatu petunjuk bahwa peneliti memiliki cukup pengetahuan dalam bidang tersebut untuk melakukuan penelitian; (2) hipotesis memberi arah dalam pengumpulan dan analisis data; hipotesis memberi tahu prosedur yang harus ditempuh dan tipe data yang harus dikumpulkan sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga.

2. Definisi hipotesisTuckam (1978) mendefinisikan hipotesis sebagai jawaban yang dianjurkan

terhadap masalah. Jawaban tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut : (a) merupakan perkiraan atas suatu hubungan antara dua atau lebih variable; (b) dinyatakan dengan jelas dn tidak bermakna ganda, dalam bentuk kalimat berita; (c) harus dapat diuji, yaitu memungkinkan untuk menyatakan kembali dalam bentuk operasional yang kemudian dapat dievaluasi berdasar atas data.

Kerlier (1973) menyebutkan bahwa hipotesis adalah kesimpulan sementara atau proposisi tentang hubungan antara dua atau lebih variable. Senada dengan hal tersebut, Donald Ary dan kawan-kawan mendefinisikan hipotesis sebagai proposisi tentative yang disarankan sebagai suatu pemecahan masalah; atau sebagai suatu penjelasan dari suatu fenomena. Hipotesis sebagai pernyataan harapan adanya hubungan tertentu antara dua atau lebih fakta, juga dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1985).

3. Hubungan hipotesis dengan observasi, konsep, dan proposisiObservasi menunjuk kepada sesuatu yang dilihat, konkret. Hipotesis adalah

abstrak dan dikaitkan dengan konsep dan teori. Observasi dilakukan untuk menguji hipotesis berdasarkan fakta-fakta. Konsep adalah abstraksi dari observasi yang konkret tersebut di atas. Tingkat abstraksi tidak selalu sama. Dengan demikian, konsep pun berbeda-beda. Konsep yang sama dapat mempunyai pengertian berbeda dan pengertian yang sama dapat memiliki konsep berbeda. Proposisi adalah suatu pernyataan yang menuntut pengujian hubungan antar konsep. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan tentang sifat-sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya. Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan untuk diuji secara empiris.

4. Hipotesis umum dan spesifikDalam kaitannya dengan observasi, dibedakan hipotesis umum dan hipotesis

khusus (spesifik). Hipotesis yang terlalu umum menyulitkan pencarian data atau observasi empiris. Misalnya,”Metode pengajaran yang baik meningkatkan prestasi belajar anak”. Dalam hipotesis umum tersebut tampak bahwa konsep metode pengajaran mengandung pengertian luas. Banyak komponen yang dapat dimasukkan ke dalam metode pengajaran. Pengujian terhadap hipotesis tersebut sangat kompleks. Untuk dapat dilakukan pengujian secara empiris, suatu hipotesis umum perlu dirumuskan ke dalam hipotesis khusus yang bersifat spesifik.

Page 10: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Hipotesis spesifik memerlukan pengamatan (observasi) lebih sedikit daripada hipotesis umum. Makin spesifik suatu hipotesis makin jelas implikasi pengujiannya. Hipotesis umum tersebut dapat diubah menjadi hipotesis spesifik sebagai berikut :”Metode resitasi lebih meningkatkan prestasi belajar anak daripada metode ceramah”. Bagaimanapun, perlu diingat bahwa hipotesis yang terlalu spesifik dapat menghilangkan arti penting pemecahan masalah. Hipotesis diperlukan dalam penelitian yang menggunakan sistem berpikir teratur, mengikuti alur berpikir deduktif dan induktif.

5. Sumber hipotesisHipotesis adalah pernyataan, harapan, kesimpulan, atau dugaan sementara tentang

hubungan dua atau lebih variabel. Sumber hipotesis dalah variabel-variabel yang sedang diperhatikan.

Koentjaraningrat (1985) menyebut tiga sumber hipotesis yang terkait dengan jenis atau sifat penelitian, yaitu :

a. Pengalaman, pengamatan, dan dugaan peneliti sendiri.Hipotesis ini merupakan hipotesis yang paling lemah. Hipotesis dari sumber jenis ini digunakan dalam jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh dugaan yang lebih tegas.

b. Hasil penelitian yang pernah dilakukanHipotesis dari sumber jenis ini bertujuan menguji kebenaran hipotesis yang sudah diuji oleh peneliti lain.

c. Teori yang telah terbentukHipotesis yang bersumber dari teori yang sudah ada merupakan hipotesis yang terkuat. Dalam hal ini telah meninggalkan jenis penelitian eksplorasi dan deskriptif menuju ke penelitian yang bersifat menerangkan.

Dari sudut pandang yang berbeda, Goode dan Hatt (1952) menyabut beberapa sumber hipotesis, yaitu :a. Orientasi nilai kebudayaan,b. Kebijaksanaan rakyat dan klise,c. Penentangan terhadap gagasan umum,d. Pengamatan hal-hal yang menyimpang atau tidak cocok dengan aturan,e. Pengalaman sosial dalam ilmu,f. Pemakaian analogi, dang. Pengalaman pribadi

Dari uraian di atas terlihat bahwa hipotesis terdiri atas dua unsure pokok, yaitu : (a) unsur yang berupa fakta yang telah ada atau telah diketahui, dan (b) unsur yang bersifat konseptual,merupakan hasil imajinasi peneliti.

6. Karakteristik hipotesis yang baikMenyusun hipotesis yang baik bukan hal mudah. Hal ini antara lain karena : (a)

tidak adanya pengetahuan tentang kerangka kerja teoritik kerja yang jelas, (b) kurangnya kemampuan menggunakan kerangka kerja teoritik tersebut secara logis, dan (c) kegagalan mengenal teknik-teknik penelitian.

Page 11: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Karakteristik atau ciri-ciri hipotesis yang baik :a. Hipotesis harus memiliki kemampuan menjelaskan. Hipotesis harus dapat

menjelaskan untuk memecahkan masalah penelitian.b. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel-variabel.c. Hipotesis harus dapat diuji atau dite, artinya memungkinkan menarik deduksi,

simpulan, implikasi sedemikian rupa sehingga pengamatan empiris akan mendukung atau menolak hipotesis tersebut.

d. Hipotesis harus konsisten dengan pengetahuan yang ada. Hipotesis tidak boleh bertentangan dengan hipotesis, teori, dan hokum yang telah ada lebih dulu.

e. Hipotesis hendaknya dinyatakan sesederhana dan sesingkat mungkin. Hal ini bukan hanya lebih mudah mengujinya, tetapi juga memberi dasar laporan yang jelas dan lebih mudah dipahami pada simpuan hasil penelitian.

7. Menyatakan hipotesisHipotesis harus dapat dinyatakan dalam bentuk yang dapat diuji. Bentuk ini

menuntut pernyataan yang sederhana dan jelas dari hubungan khusus antar dua atau lebih variable. Bentuk ini dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu : (a) hipotesis kerja dan (b) hipotesis nol. a. Hipotesis kerja

Ada beberapa sebutan untuk hipotesis kerja, yaitu : hipotesis penelitian, hipotesis sebenarnya, atau hipotesis substanntif, dan hipotesis alternatif. Hipotesis tersebut merefleksikan harapan peneliti yang didasarkan pada teori atau temuan peneitian sebelumnya; menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel secara operasional. Hipotesis kerja biasanya dirumuskan dalam ungkapan :” Jika . . . maka . . .”. misalnya : “ Anak dengan IQ tinggi akan bertingkah laku lebih gelisah daripada anak dengan IQ rendah.Dari setiap pernyataan masalah, dimungkinkan untuk menarik lebih dari satu hipotesis, misalnya rumusan masalah : “Apakah efek kombinasi dari kepribadian siswa dan prosedur instruksional atas jumlah pencapaian belajar?”

b. Hipotesis nol/nihilHipotesis nihil juga disebut hipotesis penguji atau hipotesis statistik. Disebut

hipotesis penguji karena pada dasarnya untuk menguji hipotesis nihil. Disebut hipotesis statistik karena pengujian hipotesis tersebut menggunakan teknik statistik.

Hipotesis nihil merupakan cara pengujian statistic yang akan ditempuh. Hipotesis ini biasa digunakan dalam penelitian yang bersifat statistik. Hipotesis nihil diungkapkan dalam bentuk kalimat negatif, misalnya : “Tidak ada perbedaan antara X dan Y” atau “Tidak ada hubungan antara X dan Y”. hal itu dinyatakan dengan maksud menguji ketidakbenaran untuk ditolak. Penelitian dilakukan untuk dapat menolak hipotesis nihil. Apabila hipotesis nihil berhasil ditolak, maka disimpulkan bahwa hipotesis kerja dapat diterima, dikuatkan, atau didukung.

8. Menguji hipotesis

Page 12: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Hipotesis perlu diuji dengan tes logis dan tes empiris. Tes logis dari gagasan (nalar) yang terbaik, pendapat ahli, dan deduksi. Tes logis sering dapat salah. Tes empiris dilakukan melalui pengumpulan data (pengamatan,observasi).

Untuk menguji hipotesis, seorang peneliti harus : (a) menyimpulkan konsekuensi yang dapat diamati bahwa hipotesis tersebut benar, (b) memilih metode penelitian yang memungkinkan pengamatan, eksperimen, atau prosedur lain yang perlu untuk menunjukkan apakah konsekuensi tersebut cocok atau tidak, (c) menggunakan metode ini dan mengumpulkan data yang dapat dianalisis untuk menunjukkan apakah hipotesis tersebut dikuatkan ( didukung, diterima ) atau tidak.

Perlu ditegaskan kembali bahwa : (a) hipotesis tidak untuk dibuktikan, melainkan diuji atau dites dengan pengumpulan data yang disebut penelitian, dan (b) pengumpulan data dan analisis statistik bertujuan untuk menguji hipotesis nol. Penelitian dilakukan untuk menolak hipotesis nol. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, digunakan istilah “hipotesis nol berhasil atau gagal ditolak”. Penolakan hipotesis nol menggunakan batas tertentu yang disebut taraf signifiansi atau taraf kepercayaan. Dalam ilmu-ilmu social biasanya digunakan taraf signifikansi 1% = taraf kepercayaan 99%; atau taraf signifiansi 5% = taraf kepercayaan 95%. Taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99% artinya bahwa faktor kebetulan yang dapat ditoeransi hanya 1%. Taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95% artinya bahwa faktor kebetulan yang dapat ditoeransi adalah 5%. Dalam ilmu-ilmu eksakta, terutama kedokteran, taraf signifikansi tersebut harus lebih kecil atau taraf kepercayaan lebih besar, artinya dituntut lebih cermat. Dalam pendidikan, 5% siswa gagal sekolah tidak perlu riskan, tetapi dalam kedokteran kegagalan 1% dalam pengobatan berarti membahayakan kehidupan manusia.

Kegagalan dalam menolak hipotesis nol, tidak berarti kegagalan dalam penelitian yang telah dilakukan. Sejauh penelitian telah dilaksanakan dengan metodologi yang benar, apapun hasilnya, penelitian tersebut tetap berhasil. Tentu saja peneliti perlu mempertanggungjawabkan ketidakberhasilannya untuk menolak hipotesis nol.

Variabel, Populasi, Sampel, dan Sampling

A. Variabel Penelitian1. Pengertian

Variabel penelitian pada dasarnya merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian. variable dapat dilihat dari judul penelitian (apabila telah lebih dulu ada judul karena ada jenis penelitian seperti inkuiri naturalistic atau penelitiann kualitatif dan grounded research yang tidak memutlakkan adanya judul lebih dahulu). Variabel juga dapat disebut sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.

Variabel berfungsi sebagai pembeda, tetapi juga saling berkaitan dan saling memengaruhi. Variabel ditentukan oleh landasan teoritik dan ditegaskan oleh hipotesis. Makin sederhana rancangan penelitian makin sedikit variabel.

2. Tipe hubungan antar variabel

Page 13: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

a. Hubungan semitrisVariabel yang satu tidak dipengaruhi atau disebabkan oleh yang lain.1) Kedua variabel merupakan indikator untuk konsep yang sama, misalnya

denyut jantung makin cepaat dan keringat merupakan indicator kecemasan.2) Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama, misalnya pelayanan

kesehatan dan membeli pesawat terbang merupakan akibat meningkatnya pendapatan.

3) Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya guru dan murid, majikan dan buruh; mereka selalu ada bersama.

4) Hubungan karena kebetulan, misalnya bayi ditimbang, keesokan harinya meninggal.

b. Hubungan timbal balikSuatu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat variable lain, misalnya penanaman modal dan keuntungan.

c. Hubungan asemitris1) Hubungan antara stimulus dan respon

Hal ini merupakan salah satu tipe hubungan kausal, biasanya diteliti dalam ilmu eksakta, psikologi, dan pendidikan. Misalnya, pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar.

2) Hubungan antar disposisi dan responDisposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respon tertentu dalam situasi tertentu pula (sikap, dorongan, nilai, kebiasaan, kemampuan). Misalnya, kepercayaan dengan kecenderungan obat tradisional.

3) Hubungan antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku. Ciri atau sifat individu yang relatif tidak berubah, tidak terpengaruh lingkungan.

4) Hubungan antara prakondisi yang perlu dengan akibat tertentu, misalnya, agar rakyak menyatakan pendapat secara jujur perlu kebebasan pers.

5) Hubungan imanen antar dua variabel, misalnya besarnya organisasi dan rumitnya administrasi.

6) Hubungan antara tujuan dan cara, misalnya kerja keras dan keberhasilan.Termasuk dalam hubungan asemitris adalah hubungan bevariat dan

multivariat. Hubungan bevariat adalah hubungan antara dua variabel, satu variabel pengaruh (bebas), biasa dilambangkan X, dan satu variabel terpengaruh (tergantung), biasa dilambangkan Y. Hubungan multivarat adalah hubungan

antara lebih dari dua variabel, misalnya antara dan .

3. Klasifikasi variabela. Menurut bentuk isi materi. Dalam hal ini, variabel dalam bentuknya sebagai hasil

pengukuran, terkait dengan penanganan atau manipulasi dari peneliti yang mencakup variabel : nominal, ordinal, interval, dan ratio. 1) Variabel nominal, ditentukan berdasar proses penggolongan yang bersifat

deskrit (saling pisah). Misalnya, jenis pekerjaan (kerja kasar dan halus).2) Variabel ordinal, ditentukan berdasar jenjang, urutan, atau ranking. Misalnya

rangking hasil tes (Kelompok A rangking 1, kelompok B rangking 2, dst.)

Page 14: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

3) Variabel interval, tersusun dalam interval (kelompok bertingkat dengan jarak tertentu. Misalnya : 1-5, 6-10, 11-15, dst. Termasuk dalam variabel ini, antara lain angka inteligensi, prestasi belajar, skor, penghasilan,dll. Variabel ini tidak mengandung nl mutlak, sehingga tidak dapat dibandingkan.

4) Variabel ratio, dalam perhitungan yang memiliki nol mutlak. Variabel ini berisi data seperti data interval, tetapi mempunyai nol mutlak. Variabel jenis ini jarang digunakan.

b. Menurut fungsi dan peranannya.1) Variabel bebas, juga disebut variabel masukan, yang dimanipulasi, diberi

perlakuan atau dorongan. Mereka dinggap menyebabkan, mengakibatkan, atau memengaruhi hasil.

2) Variabel tergantung, juga disebut variabel hasil, akibat, atau tanggapan, jawaban. Disebut demikian karena mereka “tergantung” pada variable bebas.

3) Variabel kontrol, juga disebut latar belakang, klasifikatori, organismik, kendali. Disebut demikian karena mereka perlu dikontrol, dipertahankan tetap, atau diacak sedemikian rupa sehingga pengaruh mereka dinetralisir, dikeluarkan, atau disamakan bagi semua kondisi.

4) Di luar klasifikasi tersebut terdapat kategori-kategori variabel lain, yaitu :a) Variabel intervening, sebagai kategori yang keempat, sering dimunculkan

dengan pernyataan konseptual dalam organisme. Variabel ini dapat berupa inteligensi belajar, persepsi, motivasi, kebutuhan, harga diri, kepribadian, watak, dan perasaan.

b) Variabel moderator berfungsi sebagaii pengarah dalam hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat.

c) Variabel rambang juga disebut dengan variable ekstrane atau variabel asing. Variabel ini terdiri atas sejumlah gejala yang tidak dapat dikontrol dan juga tidak dapat diperhitungkan atau dieliminasi pengaruhnya terhadap variabel bebas.

5) Variabel atributif adalah variabel bebas yang telah memiliki sifat atau karakteristik tertentu sebelum penelitian dimulai. Variable jenis ini ada pada penelititian expost facto.

6) Variabel aktif adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasii secara langsung oleh peneliti. Variabel jenis ini ada pada penelitian eksperimental.

B. PopulasiPopulasi adalah keseluruhan dari sasaran penelitian. populsi juga disebut sebagai

arah atau tujuan generalisasi, artinya kepada apa/siapa hasil penelitian itu akan dialamatkan; atau bagi apa/siapa temuann-temuan itu berlaku. Generalisasi hasil penelitian tidak dapat melebihi populasinya, artinya temuan penelitian itu hanya berlaku bagi populasinya; simpulannya tidak dapat berlaku di luar populasi tersebut.

Penelitian yang menangani seluruh populasi disebut penelitian populasi atau sensus. Hal itu memang baik dan menguntungkan. Namun, peneliti tidak selalu mampu untuk menjangkau seluruh populasinya. Oleh karena itu, peneliti dapat mengambil

Page 15: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

sebagian dari populasi tanpa mengurangi keluasan berlakunya simpulan hasil penelitian. hal itu dapat dilakukan dengan penelitian sampel.

C. Sampel dan Sampling1. Pengertian

Sampel adalah bagian (anggota) dari populasi yang diambil secara benar, karenanya dapat mewakili seluruh populasi secara sah (representative). Dengan demikian, tidak semua bagian dari populasi adalah sampel. Hal itu tergantung cara pengambilan bagian populasi yang disebut sampling.

2. Rasional samplingKonsep sampling mencakup :(a) Mengambil sebagian dari populasi,(b) Melakukan pengamatan terhadap sebagian populasi tersebut, dan (c) Menggeneralisasikan temuan kepada seluruh populasi.

3. Manfaat dan keuntungan penelitian sampela. Bagi peneliti, penelitian sampel dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

Penelitian sampel dapat dilaksanakan dengan lebih cepat, efektif, dan efisien.b. Penelitian sampel dapat dilaksanakan secara komprehensif, leih teliti, dan

mendalam.c. Penelitian sampel memerlukan kelompok kecil peneliti, sehingga lebih akurat

(tepat,cermat) dan kemungkinan terjadi kesalahan juga lebih sedikit disbanding dengan kelompok peneliti yang besar.

d. Dengan penelitian sampel lebih dapat menjangkau populasi yang besar dan bervariasi tanpa mengurangi keefektifan dan efisiensinya.

e. Penelitian sampel memungkinkan penelitian bagi hal yang tidak mungkin untuk diteliti seluruh populasinya.

4. Tujuan dan syarat pengambilan sampelPengambian sampel dalam penelitian bertujuan : (a) mengurangi jumlah objek

yang diteliti, (b) membuat generalisasi atau simpulan rimgkas dari fenomena yang sangat banyak jumlahnya, dan (c) menonjolkan sifat-sifat umum dari populasi, cirri-ciri khas individual diabaikan.

Syarat terpenting dalam pengambilan sampel adalah : (a) sampel harus mewakili populasi, yaitu mencerminkan sifat-sifat atau ciri-ciri populasi semaksimal mungkin, (b) sampel harus dapat menentukan presisi, yaitu tingkat ketepatan, kesalahan baku, yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperolehh dari sampel dengan hasil yang diperoleh dari populasi, dengan syarat keadaan kedua metode dilaksanakan sama, (c) pengambilan sampel harus sederhana, mudah dilaksanakan, dan (d) pengambilan sampel harus dapat memberi banyak keterangan dengan biaya minimal.

5. Ukuran besarnya sampel

Page 16: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Sering disarankan pemakaian sampel minimal 30 individu. Secara statistic, sampel 30 individu termasuk sampel besar.Beberapa faktor yang turut menentukan besarnya sampel, yaitu :a. Tingkat homogenitas dari populasi ( semakin homogeny populasi semakin

sedikit sampel yang boleh diambil ).b. Presisi yang diinginkan ( makin tinggi tingkat presisi, makin banyak anggota

sampel yang harus diambil )c. Rencana analisis ( cara pengolahan dat tertentu sering memerlukan sampel

yang cukup besar karena bila tidak cukup besar akan terjadi kekosongan dalam sel-sel matriknya )

d. Tenaga, waktu, dan biaya.

6. Teknik pengambian sampela. Nonprobability sampling

Adalah cara pengambilan sampel yang tidak acak, tidak memungkinkan semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Teknik ini hanya efektif bagi populasi yang relatif homogeny dalam peneitian ilmu-ilmu social, biologi, pendidikan, dan psikologi.1) Accidental sampling ( cara penarikan sampel secara kebetulan ). Teknik ini

biasa digunakan oleh wartawan yang ingin mengetahui tanggapan masyarakat terhadap suatu isu.

2) Quota sampling ( sampling jatah ) adalah pengambilan sampel dengan memperhatikan unsure-unsur yang berbeda yang ada pada sampel.

3) Purposive sampling, memilki asumsi dasar bahwa dengan pertimbangan yang cermat dan strategi yang tepat, peneliti dapat menentukan kasus-kasus untuk dimasukkan ke dalam anggota sampel.

4) Sampling jarak waktu menghendaki pemilihan satuan-satuan atau responden dalam suatu urutan masa.

5) Sampling penilaian dapat dilakukan oleh peneliti yang memiliki banyak pengalaman atau pengetahuan tentang suatu masalah da populasi.

6) Sampling sistematis, teknik ini biasa digunakan dengan daftar populasi.7) Tenknik bola salju, artinya mengambil sampel yang dimulai dari satu atau

beberapa anggota sampel, makin lama makin banyak hingga jumlah yang dianggap cukup.

b. Probability sampling, teknik ini memberikan kemungkinan yang sama bagi semua anggota populasi untuk terpilih menjadi anggota sampel dalam suatu penelitian.1) Simple random sampling, dilakukan dengan cara : (a) menetapkan batasan

populasi, (b) mendaftar smua anggota populasi, dan (c) memilih sampel dengan cara acak. Ada beberapat teknik acak, antar lain : (a) cara undian atau lotre, (b) cara ordinal, (c) randomisasi table bilangan random.

2) Stratified random sampling, teknik ini merupakan gabungan teknik sampling bertimgkat dengan teknik random.

Page 17: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

3) Cluster random sampling, merupakan teknik atau cara pengambilan sampel berdasar pada rumpun atau kelmpok. Hal ini dilakukan bila populasinya sangat luas sehingga kesulitan membuat daftar.

INSTRUMEN PENELITIAN DAN SUMBER

A. Pengertian Ciri khas dari penelitian ilmiah adalah digunakannya metode ilmiah. Inti dari metode

ilmiah adalah pengumpulan data sebagai bukti empiris. Berdasarkan bukti empiris, hipotesis dapat ditolak atau diterima. Untuk mengumpulkan data diperlukan alat pengumpulan data yang disebut instrumen penelitian.

Jenis dan bentuk instrumen penelitian bergantung pada jenis dan metode penelitian. Dalam penelitian eksperimen biasa digunakan tes sebagai alat pengumpulan data, yang dalam bidang pendidika/psikologi dapat berbentuk: tes IQ, tes kepribadian, tes intelegensi, tes sikap, tes skala, tes prestasi, dan lain-lain. Dalam penelitian sejarah(historis), fakta dan data dikumpulkan dari/dengan: dokumen, arsip, jurnal, kronik, prasasti, benda-benda peninggalan(artifak, mentifak), dan lain-lain. Dalam penelitian sosial, alat pengumpulan data/fakta adalah: observasi, interview (wawancara) dengan pedoman wawancara, daftar pertanyaan (kuesioner), teknik sosiometrik, dan lain-lain. Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Langkah-langkah pemilihan instrumen penelitian sebagai berikut :1. Menentukan data apa yang akan dikumpulkan.

Dalam hal ini tergantung dari hipotesis yang telah dirumuskan, konsep, dan definisi-definisinya.

2. Menentukan alat pengumpulan data yang paling tepat.Dalam hal ini tergantung pada karakteristik (ciri,sifat) dari responden dan

kondisi lapangan , juga tergantung pada tenaga, dan biaya yang tersedia.3. Menentukan alat pencatat data.

Dalam hal ini, dapat digunakan: tape recorder(pita rekaman), fotografi, video-tape, catatan singkat, catatan rinci, tergantung pada rencana analisis datanya.

Sebelum instrumen benar-benar digunakan dalam pengumpulan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: uji coba skala kecil dan uji coba skala besar. Uji coba skala kecil dilakukan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman alat ukur.2. Untuk memperoleh pengalaman dalam melaksanakan pengumpulan data

penelitian.3. Untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin timbul.4. Untuk mengetahui perkiraan waktu pelaksanaan.Uji coba skala besar dilaksanakan dengan tujuan:

1. Untuk meningkatkan keterampilan melaksanakan tes(pengumpulan data) sehingga dapat diperoleh data yang lebih baik.

2. Untuk menguji reliabilitas (kepercayaan, kehandalan) alat ukur.

Page 18: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

3. Untuk dapat dilakukan analisis butir dalam rangka uji validitas (kesahihan) alat ukur.

B. Berbagai Jenis dan Bentuk InstrumenJenis dan bentuk instrumen penelitian atau alat pengumpulan data tergantung pada

metode penelitiannya. Ada sembilan metode dasar penelitian yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Penelitian Ilmiah, yang menetapkan metode ilmiah, yaitu mengumpulkan data kuantitatif melalui pengamatan empirik dan menganalisisnya dengan teknik statistik.

2. Penelitian historis atau penelitian sejarah, yang bertumpu pada fakta atau rekaman peristiwa/kejadian.

3. Inkuiri naturalistik atau penelitian kualitatif, yang ditandai dengan peneliti sebagai instrumen.

Dalam hal ini hanya dibicarakan instrumen penelitian dalam penelitian ilmiah.

1. Tes sebagai alat ukurTuntutan utama dari sebuah tes adalah objektivitas, yang ditunjukkan oleh

tingkat kesesuaian antarskor secara maksimal. Berbagai sifat dapat diuji (dites) dengan menggunakan tes objektif. Ada beberapa bentuk tes , antara lain:

a. Tes pencapaian (prestasi).Pencapaian atau prestasi merupakan variabel terkait dari penelitian

tentang keefektifan metode pembelajaran. Tes ini bisa digunakan dalam penelitian pendidikan dan sistem sekolah. Ada dua jenis tes pencapaian, yaitu tes standar dan tes buatan guru atau peneliti sendiri.

b. Tes intelegensi.Tes intelegensi berusaha menafsirkan kemampuan subjekun untuk

memahami hubungan, pemecahan masalah, dan menerapkan pengetahuan dalam konteks yang berbeda-beda. tes intelegensi ada yang dirancang untuk perorangan maupun untuk kelompok.

Tes intelegensi perorangan yang banyak digunakan adalah tes dari Stanford-Binet dan tes Weehsler. Tes intelegensi kelompok dirancang kaena tes Stanford-Binet dan tes Weehsler tidak praktis untuk mengukur kelompok besar.

c. Tes kepribadian.Tiga jenis tes kepribadian yang paling banyak digunakan adalah:

Inventaris Dalam inventaris, subjek dihadapkan pada sejumlah besar

pertanyaan yang menggambarkan pola tingkah laku dan ia diminta untuk menunjuk, apakah tiap-tiap pertanyaan tersebut adalah karakteristiknya atau bukan.

Penilaian skalaPenilaian skala melibatkan penilaian seseorang terhadap pribadi

lain. Penilai diminta menempatkan orang yang dinilai pada beberapa

Page 19: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

titik pada suatu kontinum (rangkaian, deretan) atau kategori yang menggambarkan tingkah laku karakteristiknya. Ada beberapa jenis skala penilaian. Yang paling banyak digunakan adalah skala grafis, bentuk kedua adalah skala kategori.

Teknik proyektifDisebut “proyektif” karena orang diharapkan memproyeksi ke

dalam rangsangan kebutuhan sendiri, keinginan, ketakutan, dan sebagainya. Metode proyektif utamanya digunakan oleh ahli psikologi klinis untuk kajian dan diagnose orang dengan masalah emosional. Dua teknik proyektif yang terkenal adalah tes Rorschach dan tes Apersepsi Tematis (Thematic Apperception Test = TAT).

2. SkalaSkala adalah serangkaian nilai bernomor yang diberikan kepada subjek, objek

atau perilaku dengan maksud menghitung dan mengukur kualitas. Skala digunakan untuk mengukur sikap, nilai, dan perhatian atau minat. Ada empat tipe pokok dari skala sikap, yaitu:

a. Skala penilaian penyajian terakhir (Skala Likert)Skala Likert (Method of Summated Rating)menghadirkan sejumlah

pertanyaan positif dan negatif tentang suatu objek sikap. Dalam menjawab butir-butir dalam skala ini subjek memilih: “sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju”;berturut-turut diberi skor: +2, +1, 0, -1, -2. Sangat setuju atau sangat tidak setuju adalah sikap yang baik atau sikap yag tidak baik tergantung pada isi dari pertanyaan. Untuk menyusun Skala Likert diambil langkah-langkah sebagai berikut: Mengumpulkan sejumlah pertanyaan setuju dan tidak setujju tentang

obek (sasaran) sikap. Pilih dari pertanyaan tersebut kira-kira jumlah yang sama dari setuju

dan tidak setuju. Berikan butir-butir tersebut kepada responden untuk dipillih jawaban:

sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju sangat tidak setuju terhadap setiap pertanyaan.

Hitunglah skor setiap responden menggunakan angka: +2, +1, 0, -1, -2.

Lakukan analisis butir untuk memilih butir-butir yang memberikan perbedaan yang paling baik.

b. Skala ThurstoneThurstone mengembangkan suatu metode (Method of Equal-

Appearing Intervals) yang memberi nilai skala khusus kepada butir-butir yang menunjukkan tingkat perbedaan tentang sikap yang cocok. Langkah-langkah pengembangannya: Kumpulkan sejumlah besar pertanyaan tentang objek sikap. Berikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada sejumlah hakim

(wasit).

Page 20: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Temukan skala yang akan diberikan kepada nilai setiap pertanyaan dengan menetapkan median dari bobot atau posisi skalayang diberikan kepadanya oleh para hakim.

Pilih 20-30 pertanyaan yang terbesar secara tetap sepanjang skala dari satu ujung ke ujung yang lain.

c. Skala GuttmanKritik terhadap skala Likert dan Thurstone menunjukkan bahwa skala

ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang heterogen mengenai berbagai dimensi suatu objek sikap. Guttman mengembangkan teknik untuk mengatasi masalah dari skala Likert dan Thurstone yang disebut Teknik Kumulatif. Teknik Guttman ditandai sebaga skala unudimensional, bertujuan menetapkan bahwa sikap yang sedang dikaji hanya melibatkan satu dimensi. Suatu sikap dinyatakan unidimensional hanya apabila hal itu mewujudkan suatu skala kumulatif.

d. Skala semantik diferensialTeknik ini dikembangkan dan digunakan oleh Osgood, Suci, dan

Tannebaum. Semantik differensial didasarkan pada titik pandang bahwa objek memiliki dua bentuk arti yang berbeda bagi individu, yaitu denotatif dan konotatif, yang dapat dihitung secara terpisah.

Osgood, Suci, dan Tannebaum telah menemukan, melalui studi analisis faktor, tiga rumpun kata sifat: Evaluatif, terdiri dari kata sifat dari kata sifat seperti baik dan buruk,

atau bersih dan kotor. Potensi, terdiri dari kata sifat seperti kuat dan lemah, atau luas dan

sempit. Aktivitas, terdiri dari kata sifat seperti aktif dan pasif, atau cepat dan

lemah.3. Teknik sosometrik

Teknik sosiometrik digunakan untuk mengkaji organisasi kelompok sosial. Prosedur dasarnya, walaupun dapat dimodifikasi dalam beberapa cara, mencakup menanyakan kembali anggota suatu kelompok, untuk menunjukkan piliha pertama, kedua, dan seterusnya bagi teman atas dasar kriteria tertentu, serta biasanya untuk semua aktivitas tertentu. Metde sosiometrik telah banyak digunakan untuk penelitian psikologi sosial dan dalam penelitian pendidikan.

4. Pengamatan LangsungThorndike dan Hagen mendaftar lima langkah untuk sistematisasi pengamatan

langsung:a. Memilih aspek tingkah laku untuk diamati.b. Menetapkan tingkah laku yang masuk dalam suatu kategori.c. Melatih pengamat.d. Menghitung pengamat.e. Mengembangkan prosedur untuk memudahkan pencatatan.Pengamatan langsung sebagai instrumen penelitian yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan dan psikologi. Dalam penelitian sosial, pengamatan

Page 21: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

tersebut biasa disebut dengan teknik observasi. Ada beberapa teknik observasi, yang pada dasarnya dapat dibedakan antara observasi berperanserta (participation) dan observasi tidak berperanserta (nonparticipation). Observasi partisipasi dapat dibedakan antara:a. Partisipas parsial (patial participation) atau peran serta sebagian, tidak

sepenuhnya.b. Pertisipasi penuh (full participation).c. Partisipasi intensif (intensive partisipation).d. Partisipasi permukaan (surface perticipation).

5. Teknik wawancaraWawancara (interview) dapat menjadi instrumen dalam penelitian. Teknik ini

dapat dibedakan antara:a. Wawancara terstruktur, terkontrol atau terpimpin (structured, controlled,

guided interview), yaitu wawancar yang menggunakan pedoman (panduan) wawancara, dengan persiapan matang.

b. Wawancara tidak terstruktur, tidak terkontrol, atau tidak terpimpin, dilaksanakan tanpa pedoman wawancara, dikuasai oleh orang yang mewawancarai (interviewer).

c. Wawancara bebas terpimpin, dilaksanakan secara bebas dengan menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk garis-garis besar saja.

Dalam praktik, penelitian sosial menggunakan beberapa instrumen secara bersamaan. Teknik observasi dapat dilengkapi dengan teknik wawancara atau sebaliknya; daftar pertanyaan dapat dibantu dengan wawancara yang dalam penelitian kualitatif (inkuiri naturalistik) disebut triangulasi. Dalam kaitannya dengan instrumen penelitian atau alat pengumpulan data perlu dibedakan antara “responden” dan “informan”. Responden adalah objek yang dikenai intrumen penelitian dan data yang diperoleh dari responden untuk diperbandingkan. Ada beberapa tipe atau bentuk pertanyaan antara lain sebagai berikut:

a. Pertanyaan terbuka (open question), adalah responden bebas memberikan jawaban, tidak diikat oleh struktur, format, atau jenis jawaban yang telah tersedia.

b. Pertanyaan tertutup (close question), telah tersedia jawaban, dapat berbentuk dua atau lebih pilihan (pilihan ganda).

c. Pertanyaan proyektif, untuk mengungkapkan pendirian atau cara berpikir dari responden.

d. Pertanyaan menghubungkan, yang terdiri dari: pertanyaan filter, pertanyaan alam, pertanyaan lanjutan, pertanyaan intenside, dan pertanyaan mencocokkan. Pertanyaan yang baik sebagai instrumen penelitian menuntut beberapa

prasyarat sebagai berikut:a. Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas sehingga mudah ditangkap oleh

responden.b. Pertanyaan juga harus tegas, artinya hanya terdapat satu tafsir, tidak bermakna

ganda (ambiguous), tidak bias.

Page 22: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

c. Pertanyaan hendaknya disusun dengan istilah yang biasa digunakan sehingga mudah dimengerti.

d. Pertanyaan disusun dalam bentuk sederhana (tidak berbelit), bersifat tunggal (tidak mencakup beberapa pertanyaan sekaligus), dalam satu pertanyaan hanya ada satu ide.

e. Pertanyaan disusun sesuai dengan cara berpikir, bahasa, dan tingkat perkembangan responden karenanya, perlu analisis kebutuhan responden.

f. Hindarilah pertanyaan dengan jawaban kira-kira atau persentase.g. Dalam pertanyaan tidak terkandung saran atau petunjuk tentang jawaban.h. Pertanyaan yang baik telah lolos uji coba.

Untuk mengadakan wawancara perlu dilakukan persiapan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Seleksi individu yang akan diwawancarai.b. Dilakukan pendekatan kepada individu yang akan diwawancarai untuk

menentukan tempat dan waktu yang tepat.c. Mengadakan suasana kondusif.

C. Beberapa Sumber Kesalahan UmumInstrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data akan dianalisis untuk memastikan

apakah hipotesis didukung atau ditolak, sekalipun telah valid dan reliabel. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan-kesalahan umum dalam pengambilan data yang sulit dihindari. Beberapa sumber kesalahan umum itu adalah:

1. The halo effectHalo adalah lingkaran cahaya tanda kesucian atau keramat. halo effect dapat

diartikan sebagai pengaruh yang keramat atau kesan keramat. 2. Kesalahan penilaian

Selain pengaruh dari kesan (halo effect), terdapat tiga kecenderungan lain yang mengganggu validitas perhitungan (penilaian), yaitu:a. Kesalahan penilaian yang lebih (penilaian lunak), yaitu menilai subjek secara

umum yang murah hati atau menguntungkan.b. Kesalahan penilaian yang kurang (penilaian keras), yaitu menilai subjek

secara umum yang pelit atau tidak menguntungkan.c. Kesalahan kecenderungan setral, menilai subjek yang mengarah kepada titik

tengah dari skala.3. The Hawthorne effect

The Hawthorne effect adalah pengaruh terhadap perubahan sikap sebagai akibat dari perlakuan yang berbeda. Pengaruhnya ampak pada peningkatan produksi secara konsisten bagi para pekerja yang menjadi proyek penelitian. Pengaruh ini dapat dijelaskan dari faktor-faktor:a. Adanya sesuatu yang baru dan menyenangkan.b. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan pemeran serta dalam suatu

eksperimen.c. Suatu lingkungan yang berubah yang melibatkan pengamat, prosedur khusus,

dan pola-pola baru dari interaksi sosial.

Page 23: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

d. Pengetahuan tentang hasil-hasil dalam bentuk angka-angka produktifitas harian dan maupun umpan balik yang lain, yang biasanya tidak tersedia secara sistematis.

4. Pengaruh bias peneliti (ramalan kepuasan diri) dalam penelitianKesalahan ini terjadi karena peneliti cenderung membenarkan keinginannya.

Peneliti mengumpulkan data untuk membenarkan prasangkanya. Perhatian peneliti tertuju kepada apa yang ia catat, dan bahkan cara ia berinteraksi denga subjek untuk mengubah harapan-harapan mereka sendiri dan pertanyaan motivasional mereka sendiri.

5. The placebo effectPengaruh “placebo” merupakan semacam tipuan atau pengecohan, yaitu

stimulus yang tidak berdaya atau netral yang diberikan kepada subjek. Unsur-unsur latar belakang dalam suatu lingkungan penelitian sering dihilangkan sebagai agen perubahan disamping variabel yang diberi perlakuan aktif.

6. The post hoc errorAdalah kesalahan dalam menyimppulkan, bahwa “selain itu, oleh karena itu,

karena ini”. Banyak kejadian saling mengikuti satu dengan yang lain tanpa ada hubungan sebab-akibat. Penyebabnya bermacam-macam dari kejadian kebetulan yang sederhana hingga hubungan yang kompleks dengan faktor-faktor lain.

7. Kesalahan ketetapan penempatanMengumpulkan data dengan sangat hati-hati dan cermat tetapi dalam kerangka

kerja dari suatu ruangan cacat, membuat tidak berlaku temuan dan hasil pekerjaan yang sungguh-sungguh cermat. Hal ini juga menghilangkan semangat bagi staf yang bergabung dalam proyek tersebut.

8. Hati-hati terhadap studi kasus yang “tipikal”Studi yang berdasarkan pada kasus “tipikal” (khas) biasanya bias dan tidak

representatif. Suatu pilihan lain (jalan keluar) yang dapat dipertanggungjawabkan adalah memilih dan meninjau kembali beberapa kasus secara random. Prosedur ini jarang diikuti.

9. Dalil dari instrumen Hal ini menunjukkan kepada kecenderungan manusia untuk menjadi dekat pada suatu instrumen atau prosedur tertentu dan menggunakannya sebagai pemecahan yang berlaku bagi semua orang terhadap setiap masalah. Ada ungkapan, “ Bila anda memberi seorang anak kecil sebuah palu, ia akan menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang ia hadapi perlu ketokan”. Hampir semua muslihat, inovasi, dan obat mujarab yang populer dalam pendidikan adalah mudah dikecam terhadap reaksi yang berlebihan ini. Dalam keadaan yang demikian, fokusnya ada pada instrumen atau prosedur dan tidak pada masalah.

Page 24: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMENA. Pengertian

Instrumen penelitian sebagai alat ukur harus memenuhi dua syarat, yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas menunjuk sejauh mana suatu instrumen mengukur apa yang ingin (harus) diukur. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut konsisten dalam pengukurannya. Valid adalah reliabel, tetapi reliabel belum tentu valid. Reliabilitas alat ukur harus dilengkapi dengan validitas. Peneliti harus memiliki pengetahuan umum tentang validitas dan reliabilitas serta bagaimana membuat suatu instrumen valid da reliabel.

B. ValiditasValiditas (kesahihan) adalah karakteristik yang sangat diperlukan dalam hasil

pengukuran. Peneliti bertugas meningkatkan kualitas dari alat ukur yang dipergunakannya. Butir-butir tes dirancang untuk memenuhi indikator dan predikator kualitas dalam suatu kisi-kisi.

Pertanyaan-pertanyaan tentang validitas, antara lain: Bagaimana ketepatan tes dalam mengukur pencapaian seorang siswa? Dapatkah tes kreativitas benar-benar membedakan orang yang tinggi kreasinya dari orang yang rendah kreasinya?.

Para ahli menyebut empat bentuk validitas penting, yaitu: validitas isi, validitas predktif, validitas konkuren (yang terjadi bersamaan), dan validitas konstruk (konsepsi, gagasan).1. Validitas isi

Validitas isi (content validity) menunjukkan tingkat keterwakilan kawasan isi (subtansi, materi, masalah, topik) yang diukur. Validitas ini yang paling disukai oleh para pendidik. Dalam ujian yang dipersiapkan guru untuk mengukur penguasaan siswa terhadap mata ajaran, bentuk validitas ini menjadi yang terpenting. Dua sub-bagian dari validitas isi, adalah:a. Validitas muka

Validitas muka (face validity) juga disebut validitas penampilan, tampang atau validitas lahiriah. Suatu evaluasi subjektif oleh hakim (pengambil putusan) sebagaimana tampak dari pengukuran alat/perlengkapan pengukuran menunjuk pada validitas muka.

b. Validitas samplingBila validitas isi dari instrumen berdasarkan pada suatu sampling (cara

penarikan sampel) yang memadai tentang pertanyaan potensial dari keseluruhan yang ditentukan, hal ini dapat dikatakan telah memiliki validitas sampling.

2. Validitas prediktifValiditas prediktif atau ramalan (predictive validity) menunjukkan pada sejauh

mana suatu tes dapat memprediksi penampilan individu untuk masa datang. Tes memiliki validitas prediktif, jika tes tersebut dapat secara efektif menunjukkan bagaimana seseorang akan melakukan tugas selanjutnya.

3. Validitas konkurenValiditas kankuren (concurrent validity) atau validitas bandingan, menunjuk

pada hubungan antar suatu alat ukur dan suatu kriteria yang telah ada pada waktu

Page 25: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

yang sama. Validitas konkuren umumnya dinyatakan dalam bentuk koefisien validitas yang ditemukan dengan mengkorelasikan skor pada instrumen dan skor pada ukuran kriteria.

4. Validitas konstrukValiditas konstruk (construct validity) menunjuk kapada sejauh mana sebuah

tes mencerminkan konstruk yang diperkirakan mendasari tampilan tes dan juga sejauh mana hal itu didasarkan pada teori mengenai konstruk. Langkah-langkah validitas konstruk suatu tes, yaitu: Menteorikan tentang konstruk (faktor-faktor, ciri-ciri) dari suatu yang ingin

dibuat tes sebagai instrumen penelitian, misalnya kecocokan. Menarik hipotesis dari teori di belakang konstruk tersebut. Mengetes hipotesis, yaitu menentukan apakah individu yang berkecocokan

tinggi.

C. ReliabilitasReliabilitas terkait dengan tingkat kepercayaan, kehandalan, konsistensi (keajegan),

stabilitas, dapat dipertanggung jawabkan, ketepatan (presisi), dan kecermatan (akurasi), serta diramalkan (diprediksi). Reliabilitas alat ukur merupakn tingkat konsistensi, untuk mengukur apapun. Reliabel tidak valid karena tidak mengukur apa yang harus diukur; lingkaran kepala bukan indikator dari intelagensi.

1. Teori reliabilitasReliabilitas terkait erat dengan kesalahan random dari pengukuran. Skor hasil

observasi (skor pengamatan) secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut:X = skor hasil observasi (skor pengamatan)t = komponen yang benar (true)e = komponen yang salah (error)

Varian dari skor pengamatan terhadap suatu elompok besar subjek adalah sama dengan varian skor yang benar ditambah varian dari kesalahan pengukuran mereka.Reliabilitas adalah suatu konsep statistik yang dilaporkan dalam bentuk suatu koefisien reliabilitas.

2. Kesalahan pengukuranKesalahan pengukuan adalah kesalahan random, yaitu yang menyebabkan

peningkatan beberapa skor dan penurunan skor lain. Kesalahan random dikaitkan dengan sejumlah sumber, yaitu:a. Kesalahan dapat terkait dengan instrumen itu sendiri.b. Kesalahan dapat terkait dengan teknik pemakaian instrumen.c. Ada pula kesalahan siswa (subjek).

3. Indeks reliabilitasAda empat metode yang biasa digunakan dalam mennghitung reliabilitas suatu

tes. Tiga diantaranya adalah tes ulang (test-restent), bentuk padanan, dan belah dua yang didasarkan pada prosedur korelasinya; yang keempat adalah kuder-Richardson Formulas.

X = t + e

Page 26: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

a. Reabilitas tes-ulangCara yang jelas untuk menentukan reliabilitas tes adalah mengenakannya

kepada kelompok yang sama dalam dua kesempatan dan menghitung koefisien korelasi skor-skor dari dua kelompok tersebut dengan rumus Pearson. Koefisien korelasi ini disebut koefisien stabilitas.

b. Reliabilitas bentuk-sepadanTeknik bentuk-sepadan (setara) dari penafsiran reliabilitas, juga

menunjukkan sebagai teknik bentuk-pengganti atau bentuk-sejajar, digunakan bila ada kemungkinan subjek akan mengingat jawaban-jawaban mereka pada butir-butir tes.

c. Reliabilitas belah-duaTeknik belah-dua (split-half), adalah satu cara memperoleh ukuran

reliabilitas alat ukur dengan satu bentuk tes. Tes dikenakan pada sekelompok subjek, kemudian butir-butir tes dibagi dua sebanding (biasanya digunakan teknik ganjil-genap).

d. Reliabilitas Kuder-RichardsonReliabilitas Kuder-Richardson juga disebut Reliabilitas Kesepadanan

Resional. Kuder-Richardson mengembangkan rumus untukmengestinasi reliabilitas tes tanpa menggunakan prosedur korelasional.

e. Interprestasi koefisien reliabilitasAda beberapa faktor yang mempengaruhi koefisien reliabilitas, yaitu:

Reliabilitas suatu tes sebagian menjadi fungsi panjangnya tes. Reliabilitas adalah sebagian dari fungsi heterogenitas kelompok. Reliabilitas tes adalah sebagian fungsi dari kemampuan individu responden. Reliabilitas tes adalah sebagian dari fungsi teknik khusus yang digunakan

mengestimasi.f. Simpangan baku pengukuran

Reliabilitas dari sebuah tes juga dapat dinyatakan dalam istilah simpangan baku dari pengukuaran. Simpangan baku dari pengukuran memberi suatu estimasi tentang lingkup varian dalam serangkaian pengukuran yang diulang-ulang dari hal yang sama.

g. Hubungan antara reliabilitas dan validitasReliabilitas merupakan prasyarat dari validitas maka alat ukur atau instrumen

penelitian valid pasti juga reliabel, tetapi yang reliabel belum tentu valid. Hubungan lain antara reliabilitas dan validitas: Bagi sebuah tes untuk memprediksi suatu kriteria tertentu (yang khusus),

validitas prediktif atau validitas terhubung dengan kriteria. Dalam hal menerapkan dua tes untuk mengukur hak yang sama, tes dengan

reliabilitas yang lebih tinggi juga akan memmiliki koefisien validitas yang kebih tinggi pula.

Aturan bagi reliabilitas yang terbatas berada pada validitas: Korelasi antara tes dan kriteria yang bebas tidak pernah dapat lebih tinggi dari akar kuadrat hasil reliabilitas tes dan reliabilitas variabil kriteria.

RANCANGAN PENELITIAN

Page 27: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

A. Validitas Internal dan EksternalValiditas internal, menanyakan kenyataan, apakah perlakuan-perlakuan eksperimental

menghasilkan perbedaan. Validitas eksternal menanyakan populasi, latar, variabel perlakuan, dan variabel pengukuran yang pengaruhnya dapat digeneralisasi.

1. Validitas internalPengaruh variabel eksperimental meliputi:a. Sejarahb. Maturasi (kedewasaan)c. Testingd. Instrumentasie. Regresi statistikf. Seleksig. Mortalitas eksperimentalh. Interksi seleksi-maturasi

2. Validitas eksternalValiditas eksternal pada dasarnya adalah keterwakilan yang terkait dengan generalisasi temuan. Ada empat faktor yang membahayakan yaitu:a. Pengaruh interaksi dari bias seleksi dan variabel eksperimentalb. Pengaruh reaktif atau interaksi dari tes-tes awalc. Pengaruh reaktif dari prosedur eksperimen.d. Interperensi multi perlakuan

Ketika menguji validitas external dari suatu rancangan,peneliti mengecek ancaman -ancaman berikut terhadap keterwakilan

B. Rancangan penelitian Rancangan exsperimental dapat di klafisikan kedalam rancangan penelitian

pra-exsperemental dan rancangan penelitian exsperemental sungguhan. 1. Rancangan penelitian pra-eksperimemntal

Rancangan penelitian pra-eksperimental mencakup: the one-shot case study, one group pretest-posttest design, the static group comparison: randomized control-group only design.

2. Rancangan penelitian eksperimental yang sebenarnyaRancangan eksperimemntal yang sebenarnya meliputi: Randomized control-group pretest-posttest design, randomized solomon four-group design, factirial design, time-series design.

METODE PENELITIAN

A. Langkah-langkah Dasar Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian Langkah-langkah Dasar Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian adalah sebagai berikut:1. Mengidentifikasi cakupan masalah, yang menekankan tentang penting atau

mendesaknya masalah.

Page 28: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

2. Mencari literatur yang terkait.3. Membatasi masalah pada hal yang aktual untuk investigasi.4. Merumuskan hipotesis.5. Menyatakan asumsi dasar yang menentukan interpretasi dari hasil penelitian.6. Menyusun rancangan penelitian.7. Mengkhususkan prosedur pengumpulan data.8. Memilih metodelogi analisis data.9. Melaksanakan rencana penelitian.10. Menevaluasi hasil dan menarik simpulan.

B. Metode Penelitian Dasar Sembilan metode penelitian sesuai dengan perbedaan masalah karakteristik

masalahnya adalah sebagai berikut:1. Penelitian historikal

Penelitian sejarah atau historikal dimaksudkan bermaksud untuk merekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif. Karakteristik penelitian historikal adalad sebagai berikut:

a. Penelitian sejarah tergantung pada data yang lebih diamati oleh pihak lain daripada peneliti sendiri.

b. Bertentangan dengan pendapat umum.c. Penelitian bergantung pada dua jenis data, yaitu: sumber primer dan sumber

sekunder.d. Dua bentuk dasar kritisisme memberi perhitungan nilai dari data.

2. Penelitian deskriptifPenelitian deskriptif mencakup semua jenis penelitian selain penelitian historis dan

eksperimen. Karakteristik dari penelitian deskriptif adalah sebagai berikut:a. Penelitian deskriptif digunakan dalam pengertian literal tentang memaparkan

atau kejadian.b. Maksud Studi Survei adalah:

Untuk mengumpulkan informasi faktual terperinci yang memaparkan fenomena yang terjadi.

Untuk mengidentifikasi masalah atau menetapkan kondisi dan praktik sekarang.

Untuk membuat perbandingan dan evaluasi. Untuk menentukan hal-hal lain apa yang sedang terjadi dengan masalah

atau situasi yang sama dan memperoleh keuntungan dari pengalaman mereka dalam membuat rencana dan keputusan masa datang.

3. Penelitian perkembanganPenelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menginvestigasi pola dan rangkaian pertumbuhan atau perubahan sebagai fungsi waktu. Karakteristiknya adalah sebagai berikut:a. Terfokus pada studi variabel dan perkembangan.b. Teknik pengambilan sampel dalam metode longitudinal dipersulit denga jumlah

terbatasnya subjek yang dapat mengikuti selama tehun-tahun.c. Studi silang.

Page 29: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

d. Studi kecenderungan lemah terhadap faktor-faktor yang tidak dapat diprediksi.4. Penelitian studi kasus dan lapangan

Karakteristiknya adalah sebagai berikut:a. Studi kasus merupakan penelitian mendalam tentang suatu unit sosial yang

menghasilkan gambaran lenngkap.b. Dibandingkan dengan studi survai yang cenderung menguji sejumlah kecil

variabel yang meliputi sampel5. Penelitian korelasional

Karakteristiknya adalah sebagai berikut:a. Tepat atau cocok karena variabel sangat komplek.b. Memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan interrelasi.c. Mencapai lebih pada tingkat hubungan daripada seluruh pertanyaan.

6. Penelitian kausal-komperatifKarakteristik pokok:

Penelitian kasual-komperatif adalah pada hakikatnya ex post facto, yang berarti data dikumpulkan setelah semua peristiwa yang dikaji terjadi. Peeliti tidak dapat memanipulasi (memberi perlakuan atau tindakan) terhadap semua variabel. Kemudian peneliti mengambil satu atau lebih pengaruh (variabel terikat) dan mengkaji data dengan menelusuri kembali masa lalu, mencari sebab-sebab, hubungan, dan maknanya.

7. Penelitian eksperimen sungguhan

Karakteristik rancangan eksperimental:

Menurut penanganan yang cermat tentang variabel dan kondisi eksperimental, baik dengan pengawasan/manipulasi langsung atau mulai randomisasi.

Secara tipikal menggunakan suatu kelompok kontrol sebagai dasar untuk dibandingkan dengan kelompok yang mendapat perlakuan eksperimental.

Konsentrasi pada kontrol varian. Validitas internal adalah syarat mutlak dari rancangan penelitian dan tujuan

pertama metodologi eksperimental.8. Penelitian eksperimental-semu

Karakteristik: Penelitian eksperimen semu secara khusus melibatkan penggunaan latar yang

tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan melainkan hanya beberapa darinya.

Perbedaan antara eksperimen sungguhan dan semu. 9. Penelitian tindakan

Karakteristik: Praktis dan secara langsung relevan terhadap suatu situasi aktual dalam dunia

kerja. Menyiapkan suatu kerangka kerja yang teratur. Luwes dan mudah menyesuaikan. Sementara berupaya menjadi sistematik.

Page 30: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

ANALISIS DATA

Secara garis besar, penelitian biasa dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Analisis data penelitian kualitatif menggunakan pendekatan kualitatif, dan analisis data penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan kuantitatif.

A. Analisis KuantitatifAnalisis data dalam penelitian kuantitatif menggunnakan teknik statistik. Pada dasarnya dibedakan dua teknik statistik, yaitu teknik korelasional dan teknik komparasional. Sebelum masuk pada pelaksanaan analisis data, dalam praktik sering dituntut adanya uji prasyarat tertentu, antara lain : validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas, dan linieritas data.

B. Analisis KualitatifDalam penelitian kualitatif, analisis data telah dimulai sejak peneliti memasuki

lapangan, terjadi serentak antara pengumpulan dan analisis data dan terjadi dalam sepanjang pelaksanaan pengumpulan data. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif mencakup pokok – pokok kegiatan sebagai berikut :1. Menelaah seluruh data2. Reduksi data3. Menyusun satuan – satuan4. Kategorisasi5. Pemeriksaan keabsahan data6. Analisis data diikuti kegiatan penafsiran

C. Analisis dalam Penelitian SejarahAnalisis dalam penelitian sejarah dimulai pada proses operasi sintetik, yang

mencakup kegiatan interpretasi dan presentasi.Dalam penelitian sejarah disebut fakta. Setelah fakta memadai, sejarahwan melakukan kegiatan sebagai berikut :1. Mengelompokkan fakta sejarah menurut waktu dan tempat atau sesuai dengan hakikat

atau pokok permasalahannya.2. Dilakukan penalaran dan menjelaskan perbedaan antara mana yang fakta dan mana

yang hasil penalaran berdasarkan fakta.3. Membentuk formula umum tentang sejarah yang mencakup fakta – fakta sejarah.4. Menulis historiografi.

D. Analisis IsiPada dasarnya merupakan kegiatan penjelajahan dan penemuan berbagai pola

ketertarikan dalam data, dengan langkah : 1. Meringkas data2. Menemukan berbagai pola dan keterikatan dalam data yang sulit dicermati.

Page 31: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

3. Menghubungkandata yang diperoleh dari analisis isi dengan data yang diperoleh.Ada beberapa jenis teknik analisis isi, antara lain: frekuensi, asosiasi, korelasi dan

tabulasi silang, kesan, potret dan analisis diskriminasi, kontingensi, penggugusan, dan klasikasi kontekstual.LAPORAN DAN USUL PENELITIANA. Laporan Penelitian

Terdapat tipe – tipe atau bentuk – bentuk sistematika serta tata – tulis yang berbeda dalam menuliskan penelitian. Hal itu lebih tergantung pada jenis masalah dan penelitiannya. Ada pola umum yang dapat diikuti sebagai kerangka, dengan penyesuaian – penyesuaian yang diperlukan. Pola umum ini adalah :1. Adanya halaman – halaman pendahuluan.2. Teks yang terdiri atas : pendahuluan, tubuh laporan, dan ringkasan atau simpulan.3. Halaman – halaman pelengkap.

Dalam penelitian kuantitatif, bentuk, sistematika, dan tata – tulis laporannya lebih bersifat tipikal ( khusus )

B. Usul PenelitianUsul penelitian diperlukan bagi hampir semua orang yang ingin melakukan

penelitian. Pada dasarnya, substansi dari Usul Penelitian adalah tiga bab pertama dari format lima bab laporan penelitian, dalam bentuk yang lebih ringkas dan disusun dalam format yang sedikit berbeda.

Format usulan penelitian juga beragam, sesuai dengan tuntutan suatu lembaga akademik dan otoritas keilmuan yang berbeda.

Page 32: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

BAB IIIPEMBAHASAN

Dalam buku “Dasar-Dasar Penelitian Bidang Sosial,Psikologi dan Pendidikan” karangan Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh., M.Pd. kami ingin membahas sedikit tentang isi buku tersebut BAB demi BAB.

Pada Bab I yaitu Pendekatan Ilmiah. Sebelum masuk lebih dalam tentang isi atau materi pada buku ini, kita perlu tahu terlebih dahulu tentang pendekatan, metode, dan teknik ilmiah. Arti dari Pendekatan sendiri sangat luas, yaitu segala upaya atau aktivitas untuk menemukan kebenaran ilmu. Sedangkan metode yaitu bagian atau salah satu cara dari pendekatan ilmiah, sering di sebut juga sumber pengetahuan. Kemudian teknik ilmiah yaitu penerapan dalam melakukan metode ilmiah.

Setelah kita tahu perbedaan dari pendekatan metode, dan teknik ilmiah, kemudian kita perlu tahu perbedaan antara ilmu, pengetahuan dan ngelmu. Ilmu adalah kebenaran ilmiah yang diperoleh dari metode ilmiah. Pengetahuan adalah hasil dari pengalaman yang pernah kita lakukan. Ngelmu sendiri adalah pengalaman batin, yang tidak semua orang dapat memperolehnya.

Pada sub bab yang kedua kita akan bahas tentang sumber pengetahuan. Sumber pengetahuan mencakup: 1) pengalaman, 2) otoritas, 3) penalaran deduktif, 4) penalaran induktif, 5) metode ilmiah.

Pada sub bab ketiga tentang hakikat ilmuPaparan terbaik dari ilmu adalah suatu metode inkuiri yang membuat peneliti

menguji fenomena yang menarik baginya. Beberapa aspek dalam konsep ilmu adalah:

1. AsumsiAsumsi dasar yang dibuat ilmuwan adalah: (a) bahwa kejadian alam itu

tersusun secara teratur atau memiliki hukum yang dapat ditemukan melalui metode ilmiah, jadi semua gejala, kejadian yang terdapat di alam dapat kita temukan dengan melakukan metode ilmiah di dalamnya, dan (b) bahwa kebenaran dapat ditarik hanya dari pengamatan langsung. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa setiap metode ilmiah dapat dinyatakan kebenarannya jika kita melakukannya atau mengamatinya secara langsung tidak diwakilkan oleh orang lain.

2. Sikap IlmuwanSikap ilmuwan merupakan salah satu aspek dari konsep ilmu yang

menentukan dalam kaitannya dengan kebenaran ilmu. Pada dasarnya ilmuwan adalah oaran yang bersikap skeptis, yang selalu meragukan terhadap data ilmu. Jadi seorang ilmuwan mengamati langsung temuannya dan apabila temuannya dapat diverifikasi itu baru dapat diterima.

3. Teori IlmiahTeori didefinisikan sebagai “serangkaian konsep, definisi dan proporsi yang

saling terkait, yang menimbulkan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan mengkhususkanhubungan antar variabel, dengan maksud untuk menjelaskan

Page 33: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

dan meramalkan fenomena tersebut”. Jadi teori yaitu suatu hubungan antar variabel yang terjadi secara fakta, apa adanya dan tidak meragukan.

Teori terbentuk melalui(a) pengumpulan fakta, (b) mengintegrasikan, mengorganisasikan, dan mengklasifikasikan, (c) membuat temuan yang berarti sehingga mampu menjelaskan dan meramalkan suatu fenomena.

Hakikat Riset1. Definisi

Riset dapat didefinisikan sebagai penerapan metode ilmiah untuk mengkaji suatu masalah. Tujunnya adalah untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang berarti melalui penerapan prosedur ilmiah.

2. Langkah-langkahLangkah-langkah utama dalam riset adalah sebagai berikut:a. Pemilihan masalahb. Fase analitisc. Memilih strategi riset dan mengembangkan instrumentd. Mengumpulkan dan menginterpretasikan datae. Melaporkan hasil

3. Pertanyaan penelitian, riset dasar dan terapana. Pertanyaan teoritis, menyatakan suatu teori, menggunakan kata tanya “apa,

bagaimana, mengapa?”b. Pertanyaan praktis, diarahkan pada pemecahan masalah khusus yang dihadapi

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: bagaimana/sejauh mana keefektifan metode diskusi dalam pelajaran sejarah?

4. Metodologi risetSecara umum metodologi penelitian dapat dikategorikan menjadi empat.a. Eksperimental, memanipulasi dan mengontrol satu atau lebih variable bebas dan

mengamati satu atau lebih variable terikat.b. Ex Post Facto, seperti eksperimen.c. Deskriptif, memaparkan dan menginterpretasi sesuatu yang terjadi secara faktual

dan akurat.d. Historis, mengetes kebenaran laporan observasi orang lain, menceritakan masa

lampau.5. Riset kualitatif dan kuantitatif

Perbedaan riset kualitatif dan kuantitatif ada pada paradigma. Langkah-langkah riset kuantitatif: perumusan masalah, kajian teori, perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data, dan pelaporan temuan. Adapun langkah-langkah riset kualitatif: (a) lima langkah pertama: memilih situasi social, melakukan observasi, membuat catatan, melakukan observasi deskriptif, dan melakukan analisis domein; (b) empat langkah berikut: membuat fokus, melakukan analisis taksonomi, melakukan observasi terpilih, dan melakukan analisis komponen; (c) tiga langkah terakhir: melakukan analisis tema, menarik penemuan budaya, dan menulis laporan.

Riset kuantitatif ditandai dengan pengukuran kuantitatif, definisi-definisi operasional yang terukur dan menekankan pada data/faktaempiris.

Page 34: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Riset kualitatif ditandai dengan sifat atau karakteristik: (a) natural setting, (b) bersifat deskriptif, (c) lebih mementingkan proses daripada produk, (d) menganalisis data secara induktif, (e) terfokus pada makna berdasar pada realitas internal.

6. Bahasa risetDisiplin ilmiah memerlukan bahasa khusus untuk memaparkan dan

menerangkan observasi dalam bidang tersebut. Iluwan membutuhkan istilah-istilah pada tataran empiris untuk memaparkan observasi tertentu. Ia juga membutuhkan istilah-istilah pada tataran teori untuk memaparkan proses hipotesis yang tidak dapat diamati.

Kemudian pada BAB 2 Buku ini membahas tentang Masalah Penelitian. Pertama yang harus diketahui yaitu, hakikat masalah dalam penelitian.A. Hakikat Masalah

Dalam bidang pendidikan, masalah sering disebut sebagai kebutuhan yaitu kebutuhan anak didik. Kebutuhan anak didik pada dasarnya merupakan masalah yang harus dipecahkan. Sebelum mulai dengan proses pembelajaran, pendidik (guru, dosen) perlu terlebih dahulu melakukan analisis kebutuhan; mencari dan menemukan kebutuhan anak didik sebagai masalah yang harus dipecahkan dengan / dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan secara singkat di atas dapat diartikan bahwa masalah penelitian yaitu suatu kesenjangan, perbedaan, ketidak jelasan yang belum diketahui, maka masalah tersebut masih menjadi pertanyaan yang harus dicari jawabannya atau masalah yang harus dipecahkan.

B. Sumber MasalahTerdapat tiga sumber masalah penelitian yang penting yaitu pengalaman,

diskusi dari teori dan literatur dari bacaan yang terkait.Pengalaman merupakan sumber masalah yang sangat berharga terutama bagi

para pemula. Semakin banyak pengalaman dalam suatu bidang, seseorang tersebut semakin menguasai permasalahan, maka makin mudah untuk menemukan masalah untuk diteliti.

Diskusi tentang teori dapat memunculkan suatu masalah. Suatu teori membuat titik awal yang sangat baik untuk penelitian.

Literatur yang terkait juga menjadi sumber masalah yang berharga. Peneliti dapat berpaling pada literatur terkini dalam bidang kajiannya untuk menemukan masalah.

C. Penerapan dalam Praktik1. Latar belakang masalah

Masalah dianggap penting dan menarik apabila: (a) masalah itu orisinal (asli), artinya merupakan hal baru yang belum pernah diteliti; dan (b) apabila telah pernah dilakukan penelitian, masalah tersebut masih memerlukan penelitian ulang atau penelitian lanjutan.

2. Identifikasi Masalah

Page 35: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Identifikasi masalah dalam proses penelitian dimaksudkan untuk dapat menemukan dan menentukan diantaranya (a) ruang lingkup suatu masalah, dan (b) masalah khusus di dalam ruang lingkup tersebut, yang akan dipilih untuk diteliti. Misalnya, ingin diteliti masalah tentang perbedaan prestasi antara pria dan wanita, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: apakah ada perbedaan IQ rata-rata antara pria dan wanita?

3. Pembatasan MasalahPada dasarnya masalah dibatasi dan dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut: setelah masalah ditemukan, selanjutnya harus dievaluasi. Ada kriteria tertentu yang hendaknya digunakan dalam proses evaluasi signifikansi masalah penelitian.a) Secara ideal, masalah harus memberi sumbangan kepada sosok pengetahuan yang

terorganisasi melalui pemecahan masalah tersebut. Orang dapat bertanya apakah engan masalah tersebut akan ditemukan hal baru atau mengulang temuan yang telah ada.

b) Masalah hendaknya merujuk pada masalah baru, dengan demikian menuntun kepada penelitian lebih lanjut. Hal ini dapat terjadi bila peneliti mengkaitkan masalahnya dengan pengetahuan yang telah ada.

c) Masalah harus dapat diteliti. Agar masalah dapat diteliti, maka masalah harus terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih.

d) Masalah penelitian harus cocok bagi peneliti tertentu, misalnya:- Masalah harus benar-benar menarik bagi peneliti- Masalah harus sesuai dengan bidang dan pengalaman peneliti- Masalah harus layak diteliti oleh peneliti yang bersangkutan- Masalah harus dapat diselesaikan dalam waktu yang tersedia bagi peneliti

4. Perumusan MasalahPerumusan masalah yang baik harus memahami masyarakat sebagai berikut: (1)

sesuatu yang ditetapkan untuk dipecahkan jelas dan tepat, dan (2) batasi ruang lingkupnya hingga pada masalah yang khusus dan konkret.

Perumusan masalah dalam kalimat Tanya hendaknya memenuhi beberapa sifat sebagai berikut:a) Menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel. Seperti, apakah hubungan

antara X dan Y?b) Pertanyaan tersebut hendaknya jelas. Tidak membingungkan atau bermakna ganda.c) Pertanyaan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat diuji secara empiris, yaitu

memungkinkan data dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan tersebut.d) Pertanyaan tersebut hendaknya tidak bertentangan dengan moral atau etika.

5. Tujuan dan Kegunaan PenelitianPada dasarnya tujuan penelitian dapat dibedakan dari kegunaan penelitian. Tujuan

penelitian adalah menguji hipotesis, atau memecahkan masalah, memberi jawaban atas pertanyaan penelitian. Sedangkan kegunaan atau menfaat penelitian terkait dengan hasil penelitian itu sendiri.

6. Definisi Operasional

Page 36: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Definisi operasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:a) Definisi operasional sesuai dengan tuntutan situasi yang ada.b) Definisi operasional mengidentifikasi criteria yang dapat diamati / diukur dari hal

yang didefinisikan.c) Satu konsep, istilah, atau objek dapat memiliki lebih dari satu definisi operasional.d) Definisi operasional dapat bersifat unik, berlaku khusus bagti situasi di mana definisi

operasional tersebut digunakan.Pada bab selanjutnya, membahas tentang kajian teori dan hipotesis. Kajian pustaka

atau kajian teori merupakan salah satu hal yang harus dilaksanakan dalam penelitian. Dalam penelitian, kajian teori dimaksudkan untuk mengkaji teori yang telah ada. Mengkaji teori dapat dilakukan dengan membaca berbagai literature (pustaka), buku-buku sumber, atau dokumen yang relevan. Seorang peneliti harus mengaitkan topiknya (apa yang hendak diteliti) dengan pengetahuan yang ada dalam bidang kajiannya. Oleh karena itu, seorang peneliti perlu memahami peran literatur terkait dalam proyek penelitian, sumber referensi, dan bagaimana menghimpun dan mengorganisasikan literatur terkait. Mengkaji teori merupakan kegiatan deduktif. Dari kajian teori ini dapat disusun kerangka teori yang mengarahkan pemikiran terhadap munculnya hipotesis penelitian.

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan. Hipotesis yang baik dirumuskan setelah melakukan kajian teori secara tuntas. Sementara, jawaban secara definitif akan diperoleh setelah dilakukan penelitian. Hipotesis harus dirumuskan sebelum pengumpulan data karena suatu hipotesis yang disusun rapi merupakan suatu petunjuk yang mengindikasikan bahwa peneliti memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan penelitian terkait. Selain itu, hipotesis memberikan arah dalam pengumpulan dan analisis data, prosedur yang seharusnya ditempuh dan tipe data yang harus dikumpulkan, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Hipotesis yang diajukan hendaknya berupa hipotesis spesifik karena semakin spesifik suatu hipotesis, maka semakin jelas implikasi pengujiannya. Hipotesis tidak untuk dibuktikan, melainkan untuk diuji. Terdapat dua kemungkinan dari hasil tes hipotesis, yaitu diterima atau ditolak. Jika hipotesis ditolak, maka bukan berarti gagal dalam penelitian yang dilakukan.

Hal lain yang harus dipahami oleh seorang peneliti adalah variabel, populasi, sampel, sampling. Variable penelitian merupakan hal yang diselidiki dalam penelitian. variable dapat diketahui melalui judul penelitian. variable ditentukan oleh landasan teoritik dan ditegaskan oleh hipotesis. Semakin sederhana rancangan penelitian, semakin sedikit variabelnya.

Populasi adalah kseluruhan dari sasaran penelitian. Populasi juga disebut sebagai arah atau tujuan generalisasi, artinya kepada apasiapa hasil penelitian akan dialamatkan atau bagi apa/siapa temuan-temuan tersebut berlaku. Penelitian yang menangani seluruh populasi (penelitian sensus) belum tentu mampu dijangkau seluruhnya oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti dapat mengambil sebagian dari populasi tanpa mengurangi keluasan berlakunya simpulan hasil penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan penelitian sampel.

Sampel adalah bagian (anggota) dari populasi yang diambil secara benar, sehingga dapat mewakili seluruh populasi secara sah. Artinya tidak semua bagian dari populasi dapat

Page 37: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

dikatakan sebagai sampel. Hal itu tergantung pada cara pengambilan bagian populasi yang disebut sampling. Dalam penelitian, sering disarankan pemakaian sampel minimal 30 individu. Secara statistic, sampel 30 individu termasuk sampel besar. Keuntungan dari penelitian sampel adalah : (a) penelitian sampel dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga ; (b) penelitian sampel dapat dilaksanakan secara komprehensif, lebih teliti, dan mendalam ; (c) lebih akurat (tepet,cermat) dan kemungkinan terjadinya kesalahan lbih sedikit ; (d) penelitian sampel dapat menjangkau populasi yang besar dan bervariasi tanpa mengurangi keefektifan dan efisiensinya ; (e) memungkinkan penelitian bagi hal yan tidak mungkin untuk diteliti seluruh populasinya.

Dalam buku ini, juga memuat tentang ciri khas dari metode penelitian itu sendiri. Ciri khas dari penelitian ilmiah adalah digunakannya metode ilmiah. Inti dari metode ilmiah adalah pengumpulan data sebagai bukti empiris. Berdasarkan bukti empiris, hipotesis dapat ditolak atau diterima. Untuk mengumpulkan data diperlukan alat pengumpulan data yang disebut instrumen penelitian.

Jenis dan bentuk instrumen penelitian bergantung pada jenis dan metode penelitian. Dalam penelitian eksperimen biasa digunakan tes sebagai alat pengumpulan data, yang dalam bidang pendidika/psikologi dapat berbentuk: tes IQ, tes kepribadian, tes intelegensi, tes sikap, tes skala, tes prestasi, dan lain-lain. Dalam penelitian sejarah(historis), fakta dan data dikumpulkan dari/dengan: dokumen, arsip, jurnal, kronik, prasasti, benda-benda peninggalan(artifak, mentifak), dan lain-lain. Dalam penelitian sosial, alat pengumpulan data/fakta adalah: observasi, interview (wawancara) dengan pedoman wawancara, daftar pertanyaan (kuesioner), teknik sosiometrik, dan lain-lain. Instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Langkah-langkah pemilihan instrumen penelitian sebagai berikut : Menentukan data apa yang akan dikumpulkan, menentukan alat pengumpulan data yang paling tepat, menentukan alat pencatat data.

Jenis dan bentuk instrumen penelitian atau alat pengumpulan data tergantung pada metode penelitiannya. Ada sembilan metode dasar penelitian yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:Penelitian Ilmiah, yang menetapkan metode ilmiah, yaitu mengumpulkan data kuantitatif melalui pengamatan empirik dan menganalisisnya dengan teknik statistik. Penelitian historis atau penelitian sejarah, yang bertumpu pada fakta atau rekaman peristiwa/kejadian. Inkuiri naturalistik atau penelitian kualitatif, yang ditandai dengan peneliti sebagai instrumen.

Validitas (kesahihan) adalah karakteristik yang sangat diperlukan dalam hasil pengukuran. Peneliti bertugas meningkatkan kualitas dari alat ukur yang dipergunakannya. Butir-butir tes dirancang untuk memenuhi indikator dan predikator kualitas dalam suatu kisi-kisi.

Pertanyaan-pertanyaan tentang validitas, antara lain: Bagaimana ketepatan tes dalam mengukur pencapaian seorang siswa? Dapatkah tes kreativitas benar-benar membedakan orang yang tinggi kreasinya dari orang yang rendah kreasinya?.

Para ahli menyebut empat bentuk validitas penting, yaitu: validitas isi, validitas predktif, validitas konkuren (yang terjadi bersamaan), dan validitas konstruk (konsepsi, gagasan)

Page 38: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

Reliabilitas terkait dengan tingkat kepercayaan, kehandalan, konsistensi (keajegan), stabilitas, dapat dipertanggung jawabkan, ketepatan (presisi), dan kecermatan (akurasi), serta diramalkan (diprediksi). Reliabilitas alat ukur merupakn tingkat konsistensi, untuk mengukur apapun. Reliabel tidak valid karena tidak mengukur apa yang harus diukur; lingkaran kepala bukan indikator dari intelagensi.

Rancangan exsperimental dapat di klafisikan kedalam rancangan penelitian pra-exsperemental dan rancangan penelitian exsperemental sungguhan. Rancangan penelitian pra-eksperimemntal :Rancangan penelitian pra-eksperimental mencakup: the one-shot case study, one group pretest-posttest design, the static group comparison: randomized control-group only design. Sedangkan rancangan penelitian eksperimental yang sebenarnya: Rancangan eksperimemntal yang sebenarnya meliputi: Randomized control-group pretest-posttest design, randomized solomon four-group design, factirial design, time-series design.

Pada bab 9 buku ini, berisi tentang analisis data dalam suatu penelitian, dimana analisis tersebut dikelompokkan menjadi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dalam buku ini tersebut disajikan beberapa contoh uji prasyarat analisis data dilengkapi dengan data – data dan perhitungannya sehingga memudahkan pembaca untuk memahami perihal analisis data. Dalam buku ini juga di sajikan teknik statistik korelasional dan komparasional beserta contoh – contoh perhitungannya. Di akhir bab 9 ini juga terdapat analisis penelitian sejarah dan analisis isi.

Bab terakhir dari buku ini, yaitu bab 10, membahas tentang Laporan dan Usul penelitian. Di dalamnya memuat tentang pola umum kerangka penyusunan laporan. Selain itu, terdapat juga contoh format laporan penelitian dari Dugdale, yang dapat dijadikan referensi bagi pembaca untuk menyusun sebuah laporan penelitian.Bab ini juga mengulas tentang usul penelitian beserta sistematika usul penelitian.

Pada bagian akhir buku ini juga terlampir beberapa lampiran tabel – tabel yang memang diperlukan untuk perhitungan suatu data serta lampiran untuk memilih prosedur statistik.

Secara keseluruhan semua yang dimuat dalam buku ini sudah bagus. Buku ini mengulas masalah – masalah tentang penelitian dengan bahasa yang ringan sehingga mudah dimengerti. Buku ini dapat dijadikan pegangan bagi mahasiswa ataupun peneliti yang akan melakukan penelitian, terutama penelitian di bidang pendidikan, sosiologi, dan psikologi.

Sekiranya hanya ini yang dapat kami bahas dari buku ini. Tentunya setiap hal tidaklah ada yang sempurna, begitu juga dengan buku ini. Buku ini memuat penelitian yang cenderung condong ke masalah – masalah sosial.

Page 39: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

BAB IVPENUTUP

Penelitian merupakan sesuatu yang perlu diketahui oleh seorang pendidik maupun calon pendidik. Terlebih sekarang ini penelitian di Indonesia mengalami kelesuan. Buku ini sekiranya dapat membantu pendidik maupun calon pendidik dalam memahami apa itu penelitian dan bagaiman cara melakukan suatu penelitian. Banyak buku – buku penelitian yang beredar. Dan dalam setiap buku – buku itu masing – masing memiliki keistimewaan dan kelebihannya sendiri – sendiri. Tapi, setidaknya buku ini cukup digunakan sebagai referensi bagi kita.

Demikianlah review buku yang kami sajikan. Dalam review ini, kami memuat sedikit tentang ringkasan isi buku. Tentunya dalam meriview ini kami masih sangat kurang, karena itu, kami mohon sarannya agar kedepannya kami lebih baik lagi dalam mengkaji ataupun meriview suatu buku.

Page 40: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

DASAR-DASAR PENELITIAN

Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

Dosen Pengampu : Muhammad Taufiq, M. Pd

Nama penyusun :

1. Abdul Chabib A (09330001)

2. Eka Putri S. (09330011)

3. Santi Ratnasari (093300)

4. Suwito (093300)

5. Putri Yulianti (093300)

Kelas 6A

PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

IKIP PGRI SEMARANG

Page 41: Rangkuman Buku DASAR-DASAR PENELITIAN   Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan

39

2012