Rangkuman Buku

95
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan Inti Islam merupakan agama yang mengatur kehidupan umatnya secara integral. Mulai dari aspek ritual hingga sosial dibahas beserta permasalahan dan solusinya. Begitu indahnya agama yang kita anut ini, hingga tak membiarkan sedikitpun aspek kehidupan luput dari sentuhannya. Sehingga umat muslim memiliki pegangan yang jelas dalam menjalani kehidupan. Begitupun, dalam Buku Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam sebagai referensi utama mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam mengikuti kuliah Pendidikan Agama Islam. Begitu kita membaca Bab 1, kita akan disuguhi bahasan mengenai Metode Memahami Islam. Satu hal yang penting dikaji mengingat keadaan umat Islam di dunia yang saat unu sedang kritis. Bagaimana cara kita sebagai umat muslim mempelajari Islam secara keseluruhan namun tidak kaku. Pada bab-bab selanjutnya, dibahas pula mengenai bagaimana kedudukan manusia dalam Isiam. Hingga bagaimana menjadi manusia yang diharapkan oleh Islam untuk mencapai kata takwa sebagai derajat ketaatan kita sebagai hambaNya. Sumber ajaran yang menjadi pedoman dalam Islam yang terdiri dari Al-Quran, hadits, dan ijtihad menjadi bahasan yang ditekankan pula sebagai bentuk usaha umat muslim memahami Islam secara kaffah. Sisi ritual sebagai sisi krusial sebuah agama dibahas dalam bab ibadah. Namun, tidak itu saja. Aspek sosial pun yang lebih banyak dibahas. Mengingat kita sebagai mahasiswa yang akan menjalani kehidupan sesungguhnya dan sedang dalam tahap pembelajaran. Bahasan ini sangat membantu menjadi 1

Transcript of Rangkuman Buku

Page 1: Rangkuman Buku

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Permasalahan IntiIslam merupakan agama yang mengatur kehidupan umatnya secara integral.

Mulai dari aspek ritual hingga sosial dibahas beserta permasalahan dan solusinya. Begitu indahnya agama yang kita anut ini, hingga tak membiarkan sedikitpun aspek kehidupan luput dari sentuhannya. Sehingga umat muslim memiliki pegangan yang jelas dalam menjalani kehidupan.

Begitupun, dalam Buku Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam sebagai referensi utama mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dalam mengikuti kuliah Pendidikan Agama Islam. Begitu kita membaca Bab 1, kita akan disuguhi bahasan mengenai Metode Memahami Islam. Satu hal yang penting dikaji mengingat keadaan umat Islam di dunia yang saat unu sedang kritis. Bagaimana cara kita sebagai umat muslim mempelajari Islam secara keseluruhan namun tidak kaku.

Pada bab-bab selanjutnya, dibahas pula mengenai bagaimana kedudukan manusia dalam Isiam. Hingga bagaimana menjadi manusia yang diharapkan oleh Islam untuk mencapai kata takwa sebagai derajat ketaatan kita sebagai hambaNya. Sumber ajaran yang menjadi pedoman dalam Islam yang terdiri dari Al-Quran, hadits, dan ijtihad menjadi bahasan yang ditekankan pula sebagai bentuk usaha umat muslim memahami Islam secara kaffah.

Sisi ritual sebagai sisi krusial sebuah agama dibahas dalam bab ibadah. Namun, tidak itu saja. Aspek sosial pun yang lebih banyak dibahas. Mengingat kita sebagai mahasiswa yang akan menjalani kehidupan sesungguhnya dan sedang dalam tahap pembelajaran. Bahasan ini sangat membantu menjadi acuan bagaimana kita harus bergaul, membangun akhlak yang baik, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.

Sementara itu, sisi ekonomi pun tak lupa dikaji. Bagaimana Islam mengtur alur perdagangan yang benar agar tidak terjadi konflik hanya gara-gara hal ini. Islam pun memiliki ketentuan dalam berbisnis yang halal dan tidak merugikan pihak manapun. Dan tentu saja mengatur pula bagaimana kedudukan zakat dan sodaqoh sebagai hal wajib untuk memberishkan harta yang didapat dan upaya pertolongan sosial untuk saudara kita yang tak mampu.

Bila kita memahami buku ini dengan baik, akan banyak hal yaang bisa didapat yang awalnya tidak kita ketahui. Dan diaharapkan mampu membantu kita sebagai makhlukNya untuk selalu menjadi lebih dekat denganNya dan menjadi individu yang mampu menjadi makhluk sosial di lingkungannya.

1

Page 2: Rangkuman Buku

1.2. Rumusan MasalahMakalah ini berisi intisari dari Buku Ajar Pendidikan Agama Islam tiap satuan

pokok bahasan yang terbagi menjadi :Bab 1 : Makna, Tujuan, dan Metode Memahami IslamBab 2 : Manusia, Agama, dan IslamBab 3 : Keimanan dan KetakwaanBab 4 : Al-Quran : sumber Ajaran IslamBab 5 : Hadist : Sumber Ajaran Islam KeduaBab 6 : IJtihad : Sumber Pengembangan Hukum IslamBab 7 : Syari’ah, Fikih dan Hukum IslamBab 8 : Ibadah : Aspek Ritual Umat IslamBab 9 : Membangun Keluarga IslamiBab 10 : Makanan dan Minuman dalam IslamBab 11 : Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi dalam Sistem Muamalah IslamBab 12 : Etos Kerja dan EnterprenuershipBab 13 : Akhlak an TasawufBab 14 : Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Bab 15 : Islam dan Isu-IsuK ontemporer

1.3. TujuanSebagai buku pegangan mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pendidikan

Agama Islam, diharapkan mahasiswa mencapai indikator sebagai pemahamannya pada bahasan yang telah dikaji dalam buku ini. Antara lain :

Mamahami makna Islam dan menggunakan metode yang benar dalam mempelajari Islam.

Mempelajari keberagaman sebagai fitrah manusia, sebab-sebab manusia membutuhkan agam, dan memahami Islam sebagai agama yang lurus.

Memahami pengertian iman dan takwa, mengetahui ciri-ciri orang beriamn dan bertakwa, serta mampu merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mempelajari pokok-pokok isi Al-Quran dan fungsi Al-Quran dalm kehidupan manusia.

Mamahami seluk-beluk hadits dan mengatahui kedudukan hadits dalam menentukan hukum Islam.

Memahami pengertian serta macam-macam ijtihad. Membedakan syariah, fikih, dan hukum Islam serta mengetahui apllikasi dalm

kehidupan sehari-hari. Mengetahui hakikat ibadah sebagai hal krusial dalam beragama dan

mengaplikasikan dalam kehidupan.

2

Page 3: Rangkuman Buku

Mengetahui peraturan Islam membangun keluarga yang Islami. Mengetahui konsep hukum Islam pada makanan dan hikmah dari hukum tersebut. Memahami konsep-konsep perekonomian menurut Islam. Memahami makna berusaha dan meyakini Allah Pemberi Rizki dan

mengaplikasikan dalm bidang entrepreneur yang sesuai dengan yang diperbolehkan Islam.

Mempelajari akhlak Rasulullah sebagai tauladan kita sebagai standar kebaikan dan kebenaran.

Mengetahui konsep dakwah, jihad, dan amar maruf nahyi munkar. Memahami Islam dalam mengkaji isu-isu kontemporer yang kerap melibatkan

Islam.

3

Page 4: Rangkuman Buku

BAB IIRANGKUMAN ISI

BAB IMakna, Tujuan, dan Metodologi Memahami Islam

A. Makna IslamSecara lughawi atau etimologis, Islam berasal dari kata Aslama : berserah diri/ tunduk

patuh; Salam : damai atau kedamaian; Salamah : keselamatan. Maka siapa saja yang meyakini dan mengamalkan tiga kata tersebut disebut beragama Islam.

Adapun secara istilah atau terminology “Islam” adalah agama yang diturunkan dari Allah SWT kepada umat manusia melalui penutup para Nabi (Nabi Muhammad SAW).

Untuk memahami Islam, perlu dipahani taslim yang memiliki tiga tingkatan :1. taslim fisik : menyerah secara fisik karena dikalahkan lawan yang secara fisik

lebih kuat. Contoh : petinju yang kalah oleh lawannya. Namun ia memiliki keinginan untuk mengalahkan lawannya di lain waktu.

2. taslim akal : menyerah karena kelemahan dalil, logic, dan argumentsi. Contoh : kalah berdebat.

3. namun yang paling penting adalah taslim hati.

B. Tujuan Syariah Islam1. Menjaga dan Memelihara Agama

a. Perlunya Melahirkan UlamaAllah mendatangkan para ulama pewaris Nabi yang menjadi pemuka dan

pemandu Islam di tengah-tengah masyarakat sepanjang zaman. Berbagai keutamaan ulama antara lain :

“Niscaya Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan berilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.S. 58:11)

Ulama, sebagaimana para Nabi, adalah hamba Allah yang paling takut kepada Allah : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya ulama” (Q.S. 35:28)

“Al-ulama humul aratsatul anbiya” Ulama adalah pewaris para Nabi (H.R Bukhari)

Implikasinya kita wajib menyelenggarakan pendidikan bagi para calon ulama.b. Membudayakan Gerakan Belajar Agama

Menyelenggarakan pengajaran agama dimanapun. Lembaga agama, pesantren, majelis ta’lim, penulis buku keagamaan perlu disupport sebagai ikhtiar untuk menjaga agama.

4

Page 5: Rangkuman Buku

c. Perlunya Menguasai Ilmu-Ilmu Dasar IslamMahasiswa diharapkan mempelajari Ilmu-Ilmu Dasar Keislaman dan

mengembangkannya dengan dibantu sejumlah referensi.d. Ilmu yang Fardu ‘Ain

Imam Ghazali menyebutkan ilmu yang fardu ‘ain ialah : tauhid yang benar, Zat dan sifat-sifat Allah, cara beribadah, halal-haram. Muamalah, perbuatan, dan cara bergaul.

e. Melaksanakan Kewajiban AgamaNabi SAW membedakan orang Islam dengan bukan Islam adalah “tarkush-shalat”

(meniggalkan shalat). Meurut para ahli tafsir, banyak sedikitnya ayat Al-Quran menyebutkan suatu ibadah menunjukkan pentingnya peribadatan itu.Ayat Al-Quran tentang shaklat sangat banyak, melebihi ayat yang memerintahkan puasa dan haji..

Puasa Ramadhan memiliki sejumlah keutamaan dan diyakini sebagai puncaknya ibadah dan bulan yabg penuh rahmat dan maghfirah.

2. Menjaga dan Memelihara RagaSetiap usaha memelihara jiwa manusia sangat dihargai oleh Islam. Sebaliknya, usaha

yang merusak jiwa sangat dikutuk Islam.Dalam Q.S Al-Maidah:32, Allah menyebutkan tentang tingginya nilai kehidupanSetiap tercipta sutu ide pembunuhan, seperti yang dilakukan Qabil sebagai pembunuh

pertama, maka dosa segala pembunuhan akan bertumpuk pada pencipta ide pertama.Begitupun ketika orang menciptakan system pemelaiharaan jiwa manusia, maka

pahala dari orang yang mengikuti siatem itu akan mengalir padanya.3. Menjaga dan Memelihara AkalSeruan Allah agar manusia menggunakan akal dan pikiran diulang-ulang dalam

berbagai ayat Al-Quran menunjukkan bahwa Islam selalu meneru umatnya untuk selalu mengasah akal dan berpikir. Ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, Al-Alaq ayat 1-5, mengandung hikmah Islam mendorong kegiatan belajar mengajar.

4. Menjaga dan Memelihara HartaDalam Islam, harta harus didapatkan dengan cara yang halal.Bagi oang yang

dianugerahi harta, zakat, infaq, shodaqoh, dan berkurban diharuskan. Dan dianjurkan untuk wakaf.

Sabda Nabi SAW “Kadzal fakru ayyakuna kufron” (Kefakiran itu bias menjurus pada kekufuran). Maka mereka harus disejehtarakan oleh orang-orang yang berlebihan.

Riba, pencurian, korupsi, penipuan, pemerasan, dan segala transaksi bisnia yang menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya diharamkan.

5. Menjaga dan Memelihara KehormatanAgama Islam menghendaki agar setiap orang berkeluarga dengan jalan pernikahan untuk menjaga kehormatannya.

5

Page 6: Rangkuman Buku

C. Metodologi Memahami Islam1. Metode Kajian Ilmu dan Kajian IsiDi Indonesia dikenal tiga disiplin ajaran Islam, yaitu :’aqidah, syari’ah, dan akhlaq.

Metodologinya bersifat doktriner. Berbeda dengan Syaltut yang membagi hanya ke dalam ‘aqidah dan syari’ah. Akhlaq dianggap termasuk ke dalam syari’ah. Pendekatannya bersifat filosofis-doktriner.

Disiplin ilmu yang lebih terperinci ialah : Ilmu Tafsir dan Ulum Quran, Ilmu Hadits dan Ulum Al-Hadits, Perbandingan Mazhab dan Ushul al-Fiqh, Teologi dan Mistisme Islam, Sejarah Islam dan Filsafat Sejarah Islam, Akhlaq Islam dan Falsafah Akhlaq, dan lain-lain.

2. Metode Kajian Al-Quran dan Sejarah IslamSyariati menganalogikan Islam dengan kepribadian seseorang. Untuk memperoleh

pengetahuan yang benar, seorang peneliti harus menempuh dua jalan : pertama, menyelidiki karya-karya intelektualnya, pengetahuannya, dan karya-karya tertulisnya. Kedua, mengkaji secara ekstensif biografinya, ternasuk segala aktifitasnya. Demikin pula dalam Islam, kebenarannya dapat dicapai dengan mengkaji sumber aslinya, yaitu Al-Quran dan perkembangan sejarahnya.

a. Metode Kajian Teks secara IntegralPengkajian Al-Quran tidak boleh dilakukan secara parsial. Jika suatu ayat atau

hadits memiliki kaitan langsung dengan ayat atau hadits lain, tidak boleh tergesa-gesa disimpulkan, karena bisa jadi kesimpulan itu berbeda atau bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya.

b. Metode Kajian Fenomena AlamPemahaman Al-Quran memerlukan informasi dari alam, dan pemahaman

terhadap alam memerlukan bimbingan dari Al-Quran. Jika

3. Metode TipologiMetode ini memiliki dua ciri penting, yaitu : pertama, mengidentifikasi lima aspek

agama. Kedua, membandingkan kelima aspek agama tersebut dengan aspek yang sama pada agama lain. Kelima aspek itu ialah :

a. Tuhan masing-masing agama, yakni yang dijadikan obyek penyembahan oleh penganutnya.

b. Rasul masing-masing agama, yakni orang yang memproklamirkan dirinya sebagai penyampai agama.

c. Kitab suci masing-masing agama, yakni dasar dan sumber hokum yang dinyatakan oleh agama itu.

d. Situasi kemunculan agama dari tiap agama dan kelompok orang yang diserunya.

6

Page 7: Rangkuman Buku

e. Individu pilihan yang dilahirkan setiap agama, yakni figure yang dilahirkan untuk dipersembahkan kepada masyarakat dan sejarah.

BAB 2

7

Page 8: Rangkuman Buku

Manusia, Agama, dan Islam

A. Manusia dan Agama1. Beragama sebagai Kebutuhan Fitri

Manusia terdiri dari fisik dan non-fisik yang bersifat potensial. Rasa kebertuhanan (sense of theistic) adalah perasaan pada diri seseorang yang menimbulkan keyakinan bahwa ada suatu kekuatan di luar dirinya yang menentukan segala nasib yang ada.

Keyakinan itu dicapai melalui tiga pendekatan, yaitu :a. Material experience of humanity. Argument membuktikan adanya Tuhan

melalui kajian fenomena alamb. Inner experience of humanity. Argument membuktikan adanya Tuhan melalui

kesadaran batiniyah dirinyac. Spiritual experience of humanity. Argument membuktikan adanya Tuhan

didasarkan pada wahyu yang diturunkan oleh Tuhan melalui RasulNya.

2. Pengertian Agama dan Asal-Usul AgamaAgama adalah suatu sistem ajaran tentang Tuhan yang mencakup aspek-aspek :a. Aspek-aspek kredial, ajaran tentang doktrin0doktrin ketuhanan yang harus

diyakini.b. Aspek ritual, ajaran tentang tata-cara berhubungan dengan Tuhan.c. Aspek moral, ajaran tentang aturan berperilaku dan bertindak yang benar dan

baik dalam kehidupan.d. Aspek sosial, ajaran tentang hidup bermasyarakat.Melihat asal-usul dan berkembangnya suatu agama sebagai sebuah lembaga

kepercayaan dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis, yaitu :a. Agama yang muncul dan berkembang dari perkembangan budaya suatu

masyarakat. Dapat disebut dengan Agama Budaya atau Agama Bumi (dalam bahasa Arab disebut Ardli), seperti Hindu, Shinyo, atau agama-agama primitif dan tradisional.

b. Agama yang disampaikan oleh orang-orang yang mengaku mendapat wahyu dari Tuhan. Agama sejenis ini disebut agama wahyu atau agama langit (dalam bahasa Arab disebut samawi), yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam.

c. Agama yang berkembang dari pemikiran seorang filosof besar. Dapat dinamakan sebagai agama filsafat, seperti Konfusianisme (Konghucu), Taoisme, Zoroaster atau Budha.

3. Agama-Agama Besar di Dunia

8

Page 9: Rangkuman Buku

Agama-agama yang dianggap berkembang karena banyak penganutnya dan sistematis ajarannya, yaitu : Agama Kristen. Agama Katolik, Agama Islam, Agama Hindu, Agama Budha, Agama Konghucu, Agama Shinto, Agama Yahudi, Agama Zoroaster, dll.

B. Agama Islam1. Islam, Agama Fitrah dari Allah swt

Dalam Q.S. Ar-Rum : 30“maka hadapkanlah arah hidupmu secara lurus pada ajaran agama ini (Islam). Agama yang selaras dengan futrah manusia yang telah ditetapkan padanya sejak awal penciptaan”

Islam adalah suatu system ajaran ketuhanan yang berasal dari Allah swt. diturunkan kepada umat manusia dengan wahyu melalui perantaraan Nabi Muhammad saw. Selaras dengan fitrah manusia yang masih perlu dikembangkan dan diarahkan oleh ikhtiar manusia baik fitrah yang berkaitan dengan dimensi fisik atau non fisik, yaitu akal, nafsu, perasaan, dan kesadaran (qalb), dan ruh.

Islam mengarahkan fitrah-fitrah ini kepada hal-hal yang konstruktif bagi kehidupan manusia, baik individual atau komunal tanpa membunuh potensi yang dimiliki oleh setiap jenis fitrah tersebut.

2. Nama, Pengertian, dan Misi Agama Islama. Islam sebagai Nama Agama (Ad-Din)

“pada hari ini Aku lengkapkan agamamu dan Akun sempurnakan nikmatKu atasmu dan Aku ridha Islam sebagai agamamu.” (Q.S. Al-Maidah : 3)

Islam adalah nama yang ditetapkan Allah swt. secara eksplisit di dalam Al-quran untuk system ajaran ketuhanan yang dasamoaikan melalui Nabi Muhammad saw. Kepada umat manusia.

Orang yang menganut, memeluk, dan mengikuti ajaran Islam disebut muslim.b. Pengertian IslamMelihat akar katanya, Islam dapat mengandung makna :

1) Salam artinya damai atau kedamaian, memasuki kedamaian dan menciptakan rasa damai dalam kehidupan, diri pribadi, dan masyarakat.

2) Salamah artinya keselamatan, memperoleh keselamatan atau terbebas dari bencana.

3) Aslama artinya berserah diri, tunduk, atau patuh, berserah diri atau tunduk patuh pada aturan-aturan hidup.Secara terminologis, Islam adalah satu system ajaran ketuhanan (agama) yang berasal dari Allah swtYang disampaikan kepada umat manusia melalui risalah yang diterima Nabi

Muhammad saw.

9

Page 10: Rangkuman Buku

C. Misi Agama Islam1) Mengajak dan menyuruh manusia untuk tunduk patuh (aslama) pada aturan-

aturan Allah swt.2) Membimbing manusia untuk menamukan kedamaian dan dalam menciptakan

kedamaian.3) memberikan jaminan kepada manusia dan mendapatkan keselamatan dan

terbebas dari bencana baik dunia maupun akhirat.Semua ajaran Allah bagi umat manusia yang disampaikan oleh semua nabi atau

rasul, pada hakekatnya adalah Islam juga (sekalipun tidk disebut dengan nama Islam).

3. Islam Sebagai Hidayah (Petunjuk) dalam Kehidupana. Hidayah Allah untuk ManusiaHidayah merupakn alat bantu manusia yang diberikan oleh Allah kepada manusia

untuk mempermudah menjalani kehidupannya.Ada empat tingkatan hidayah Allah untuk manusia, yaitu :

1) Hidayah Ghaziriyyah (bersifat instinktif), yaitu petunjuk untuk kehidupan yang diberikan oleleh Allah swt. bersamaan dengan kelahiran berupa kemampuan jadi dalam menjalani kehidupan, sehingga sanggup bertahan hidup (fungsi survival).

2) Hidayah hissiyyah (bersifat indrawi), yaitu petunjuk berupa kemampuan indra dalam menangkap citra lingkungan hidup (fungsi adaptif).Kedua hidayah ini diberikan juga pada binatang.

3) Hidayah ‘aqliyyah (bersifat intelektual), yaitu petunjuk yang diberikan Allah swt. berupa kemampuan berfikir dab menalar (fungsi developmenta atau pengembangan hidup)

4) Hidayah diniyyah (berupa ajaran agama), yaitu petunjuk yang diberikan Alah swt. berupa ajaran0ajaran praktis untuk diterapkan daam meniti kehidupan.Kedua hidayah terakhir ini hanya diberikan pada manusia.b. Islam, Satu-satunya Hidayah DiniyyahAgama Islam dapat berperan dan berfungsi bagi manusia sebagai :

1) Pemberi makna bagi perbuatan manusia.2) Alat control bagi perasaan dan emosi.3) Pengendali bagi hawa nafsu yang terus berkembang.4) Pemberi reinforcement (dorongan penguat) terhadap kecenderungan berbuat baik

pada manusia.5) Penyeimbang bagi kondisi psikis yang berkembang.

10

Page 11: Rangkuman Buku

BAB 3Keimanan dan Ketakwaan

A. Keimanan"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia." (QS.Al Anfal 2-4)

Orang yang beriman adalah orang yang memiliki keyakinan kokoh dan mendalam akan kemahaagungan dan kemahakuasaan Allah sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi rizki serta menghidupkan dan mematikan.

Berdasarkan beberapa ayat Al-Quran dan hadits, yang dimaksud dengan iman dan orang yang beriman adalah orang yang memiliki keyakinan yang kokoh dan menjadi motivasi untuk melakukan perintah-perintah Allah dan RasulNya dalam kehidupan sehari-hari.

Raha AK (2000:75) mengemukakan unsure iman ada tiga, yaitu yang berkaitan dengan keyakinan atau akidah, berkaitan dengan ucapan atau lisan, dan berkaitan dengan pelaksanaan anggota badan.

Pertama, hal yang berkaitan dengan keyakinan meliputi : (1) mengimani keenam rukun iman; (2) mencintai Allah dengan sebenar-benarnya; (3) mencintai dan membenci seseorang semata-mata karena Allah; (4) ikhlas, termasuk menjauhi riya dan munafik; (5) taubat dengan sebenar-benarnya dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi; (6) takut kepada Allah; (7) bersabar; (8) tawadhu; dan masih banyak lagi.

Kedua, berkaitan dengan ucapan atau lisan meiputi : (1) mengucapkan kalimat tayibah (laailahaillallah); (2) membaca Al-Quran; (3) mempelajari ilmu pengetahuan; (4) berdo’a; dan masih banyak lagi.

Ketiga, yang berkaitan denagn perbuatan anggota tubuh meliputi : (1)menjaga dan mendirikan shalat; (2) sedekah; (3) itikaf; (4) menunaikan nadzar; (5)berbuat baik kepada orang tua (6)berbuat baik kepada sesame; dan masih banyak lagi.

Menurt Sayyid Sabiq, pengertian keimanan atau akidah ada enam perkara, yaitu :Pertama, marifat kepada Allah swt, marifat dengan nama-namaNya yang mulia

dan tinggi serta marifat kepada bukti-bukti wujud atau adaNya serta kenyataan sifat keagunganNya dalam alam semesta.

11

Page 12: Rangkuman Buku

Kedua, marifat kepada Malaikat Allah swt. hal ini dapat mengajak untuk mencontoh perilaku mereka yang baik serta terpuji.

Ketiga, marifat kepada kitab-kitab Alah swt. hal ini dapat dijadikan pedoman untuk memberikan arahan dalam menempuh jalan yang lurus dan diridhoi Allah swt.

Keempat,marifat kepada Rasul-Rasul Allah untuk menjadi pembimbing, petunjuk serta pemimpin seluruh makhluk guna menuju kepada yang hak.

Kelima, marifat kepada Hari Akhir yang dapat mengajak pada kebaikan dan meninggakan keburukan.

Keenam, marifat kepada Takdir dapat memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan dalm menghadapi segala kendala dan kesukaran.

Orang yang beriman dalam kehidupannya akan menampilkan perilaku sebagai berikut :1) Jihad artinya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk melaksakan segala aturan

Allah atau berperang mempertahankan agama Allah.2) Menghukum atau menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi dalam

kehidupannya dengan menggunakan hokum Allah dan RasulNya.3) Ridho atas segala musibah yang menimpanya.4) Sangat cinta kepada Allah dan RasulNya.5) Mencintai sesama muslim.6) Rajin dan sungguh-sungguh dalam segala usahanya.7) Berbudi pekerti yang baik.8) Mencegah dan menghindarkan diri dari segala perbuatan yang buruk, baik bagi

dirinya maupun pada keluarga dan masyarakat.9) Selalu membantu orang miskan dan anak yatim.

Iman mengajarkan dan mrmberikan keyakinan kepada manusia tentang berbagai hal yang dapat membuahkan sikap dan tindakan serta sifat-sifat tertentu kepada manusia, diantaranya :

Pertama, iman mengajarkan dan memberikan keyakinan kepada manusia bahwa Tuhan itu ada, Esa dan bersifat dengan segala sifatNya yang Maha Sempurna. Pengajaran dan keyakinan ini akan membuahkan :

1) Kemerdekaan dan kebebasan jiwa manusia dari pengaruh kekuatan, kehebatan, kebesara, benda-benda, makhluk-makhluk yang ada di alam semesta.

2) Keberanian dan keinginan untuk terus maju membela dan mempertahankan kebenaran, sebabnya adalah berasal dari Allah swt.

3) Sabar dalam menerima segala ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan kepadanya.Kedua, iman mengajarkan dan meyakinkan kepada manusia, bahwa :

1) Manusia adalah makhluk yang memiliki bentuk yang paling baik.2) Manusia adalah makhluk terpercaya.3) Manusia adalah makhluk termulia.4) Manusai adalah makhluk terpintar.5) Manusai adalah makhluk yang tersayang.

12

Page 13: Rangkuman Buku

Pengajaran dan keyakinan tersebut akan menjadikan manusia selalu berbuat yang baik, mulia, dapat dipercaya, dan menggunakan akal yang sehat dalam mengambil keputusan sesuai dengan martabatnya. Penajaran dan keyakinan ini akan menumbuhkan sikap :

a) Berhati-hati dalam melakukan semua aktivitasnya.b) Melaksanakan semua perintah Allah dan RasulNya dengan sebaik-baiknya dan

menghindarkan segala laranganNya.c) Selalu waspada.

Iman mengajarkan dan mrmberikan keyakinan kepada manusia, bahwa dalam segala aktivitasnya, ia hanya merencanakan dan bekerja namun berhasil atau tidaknya Allah yang menentukan.

Iman mengajarkan dn memberikan keyakinan kepada manusia, bahwa hidup manusia akan berlangsung terus sampai akhirat. Orang yang beriman hidupnya akan optimis dimanapun mereka berada dan akan bahagia dunia akhirat.

B. Ketakwaan“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian,

akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. 2:177)

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun 1181. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. 31:14)

Sifat takwa dapat dibedakan kedalam beberapa kelompok, yaitu :Pertama, iman kepada Allah, para Malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah dan para

Nabi Allah.Kedua, mengeluarkan harta yang disayanginya kepada kerabat, anak yatim, orang-

orang miskin, memerdekakan hamba sahaya, orang-orang yang tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban.

Ketiga, mendirikan shalat dan menunaikan zakat.Keempat, menyempurnakan janjinya apabila ia berjanji.Kelima, bersabar pada waktu menerima musibah dan tantangan.Kategori-kategori di atas dapat disarikan dalam kelompok berikut :

13

Page 14: Rangkuman Buku

a. Sikap konsisten memelihara hubungan secara vertical dengan Allah swt. yang diwujudkan melaui itikad dan keyakinan yang lurus, ketulusan dalam menjalankan ibadah dan keputusan terhadap ketentuan dan aturan yang dibuatNya.

Hubungan dengan Allah dalam arti penghambaan terhadapNya merupakan titik tolak terwujudnya ketakwaan yang dilakukan dalam bentuk ketaatan melaksanakan ibadah.

Setelah berhubungan dengan Allah, langkah berikutnya adalah hubungan dengan Rasullullah saw dengan mengembangkan kecintaan kepada Rasul melalui cara yang diperintahkan Allah.

b. Memelihara hubungan secara horizontal, yakni cinta dan kasih saying kepada sesame umat manusia yang diwujudkan dalam segala tindakan kebajikan, yaitu :1) Berbakti kepada orang tua2) Menyayangi keluarga3) Tolong menolong sesame teman, karib kerabatdalam kebaikan, mencintai dan

membenci karena Allah, dan berteman pun karena Allah.Pelaksanaan rukun Islam secara keseluruhan atas dasar iman merupakan

implementasi seorang muttakin, dan ketakwaan seseorang akan menentukan tinggi dan rendahnya seseorang di hadapan Allah swt.

14

Page 15: Rangkuman Buku

BAB 4Al-Quran : Sumber Ajaran Isalam Pertama

A. Al-Quran Wahyu dari Allah1. Pengertian Al-Quran

Kata Al-Quran berasal dari kata qara’a artinya membaca. Oleh karena itu, qur’an dapat diartikan “bacaan”. Al-Quran adalah kitab suci ummat islam yang merupakan kumpulan firman Allah yang diterima oleh Nabi Muhammad saw. Al-Quran ialah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat Jibril, sebagai hujjah (argumentasi) baginya dalam mendak’wahkan kerasulannya dan sebagai pedoman hidup bagi manusia yang dapat dipergunakan untuk mencari kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta sebagai media untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan membacanya.

Hal-hal yang tidak termasuk kedalam pengertian yang disebut Al-Quran :a. Kumpulan wahyu Allah kepada nabi-nabi sebelum nabi Muhammadb. Firman Allah SWT yang redaksi lafadznya disusun oleh nabi Muhammad SAW

sendiric. Wahyu dari Allah kepada nabi Muhammad SAWd. Terjemahan Al-Quran ke dalam bahasa lain selain bahasa Arabe. Susunan lain dalam bahasa Arab tentang makna Al-Quran yang berbeda dengan

susunan yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW

2. Nama-nama lain dari Al-Qurana. Al-Quran disebut uga Al-Kitab artinya kumpulan yang tertulisb. Al-Quran disebut uga Al-Furqon artinya yang membedakanc. Al-Quran disebut uga An-Nur artinya cahayad. Al-Quran disebut juga Al-Syifa artinya obat penyembuhe. Al-Quran disebut juga Adz-Dzikr artinya ingat

3. Al-Quran Firman Allah yang diwahyukan (Wahyu Matluwwun)a. Pengertian wahyu

Wahyu secara etimologis dapat berarti bisikan,isyarat cepat, atau informasi diam-diam yang diterima secara cepat. Sedangkan wahyu dalam konteks kerasulan adalah kabar pemberitahuan dari Allah SWT, kepada nabi dan rasulnya baik secara langsung atau melalui umatnya.

b. Cara-cara wahyu diterima oleh para Rasul

Cara wahyu disampaikan kepada semua nabi dan rasul yaitu :

15

Page 16: Rangkuman Buku

1. Secara Inspiratif, dimana wajyu langsung masuk dalam hati para nabi dan rasul2. Diajak bicara langsung oleh Allah swt dari balik takbir3. Melalui penglihatan di waktu tidur4. Melalui utusan yang dikirim kepada nabi dan rasul

c. Cara nabi Muhammad SAW menerima wahyu

Wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad bentuknya berbeda-beda, seperti diterangkan oleh rasul sendiri dalam hadist-hadist, diantaranya :

1. Wahyu langsung masuk kedalam hati Rasulullah saw2. Malaikat menyampaikan wahyu tersebut dan ia menampakan dirinya berupa

seorang laki-laki yang mengucapkan kata-kata, kemudian Rasulullah menghafalkan kata-kata tersebut

3. Malaikat menampakan dirinya dalam bentuk aslinya 4. Dalam bentuk suara yang didengar langsung oleh Rasulullah saw. Menurut

sebuah riwayat suara itu kedengaran seperti suara gemerincing lonceng

d. Al-Quran sebagai wahyu yang dibacakan

Rasululllah menerima wahyu dalam berbagai cara, namun ayat-ayat Al-Quran diterima oleh Rasulullah saw dari awal sampai akhir dengan wahyu yang disampaikan melalui perantaraan malaikat Jibril. Malaikat Jibril membacakan ayat-ayat itu dan Rasulullah mendengarkannya kemudian menglafazkan ayat-ayat yang ia dengar itu.

4. Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur

Al-Quran diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit dalam beberapa ayat, lima ayat atau sepuluh ayat,kurang dari itu atau kadang-kadang lebih dari itu,disesuaikan dengan kebutuhan. Ayat Al-Quran diturunkan selama 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah. Ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan di Mekah disebut makkiyah dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah disebut madabiyyah.

Ada beberapa hikmah dari ditunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur, diantaranya :

a. Lebih mudah dimengerti dan dilaksanakanb. Memudahkan menghafalc. Ayat Al-Quran yang diturunkan disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang

terjadi sehingga lebih mengesankan dan berpengaruh di dalam hatid. Diantara ayat-ayat Al-Quran tersebut ada yang berlaku sementara dan perlu

dibatalkan (dimansukh) hukumnya dan diganti dengan ayat pengganti (nasikh) yang sesuai dengan kemaslahatan yang datang kemudian

16

Page 17: Rangkuman Buku

5. Ayat Makkiyyah dan Ayat Madaniyyaha. Pengertian Ayat Makiyyah dan Ayat Madaniyyah

Ayat Makkiyyah adalah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Rasulullah dalam periode kerasulan dari Mekkah, yaitu sejak beliau diangkat menjadi Rasul pada tahun 611 sampai beliau hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. termasuk ayat Makkiyyah adalah semua ayat Al-Quran yang diterima Rasul di Mekah dan tempat-tempat lain di sekitar Mekah.

Ayat madaniyyah adalah ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada Rasul dalam periode kerasulan di Madinah, yaitu sejak beliau hijrah ke Madinah pada tahun 622 sampai beliau wafat pada tahun 623 M.

b. Ciri-ciri Ayat Makkiyah dan Ayat Madaniyyah1. Ayat Makiyyah lebih banyak menjelaskan masalah akidah sedangkan ayat

Madaniyyah lebih menjelaskan hokum-hukum yang mengatur cara bermasyarakat (syariah)

2. Ayat-ayat Makiyyah umumnya pendek-pendek dan surahnya ringkas, sedangkan ayat Madaniyyah ayatnya panjang-panjang dan surah-surahnya panjang-panjang

3. Ayat Makkiyyah dalam menggunakan panggilan sering menggunakan kata “ya ayyuhannas” artinya wahai manusia, sedangkan ayat-ayat Madaniyyah sering menggunakan kata panggilan “yaa ayyuhalla-dzina amanur” artinya wahai orang-orang yang beriman

4. Ayat makkiyyah lebih menekannkan pada dakwah untuk berpegang pada akhlak mulia dan melakukan kebajikan, sedangkan ayat Madaniyyah lebih menekankan dakwah unutk berjihad.

c. Contoh ayat Makkiyyah dan Ayat Madaniyyah1. Ayat-ayat Makkiyyah dalam Surat At-Tiin atay 1-62. Ayat Madaniyyah dalam Surat Al-Baqarah ayat 2-54

6 ayat yang pertama dan terakhir diturunkana. Ayat yang pertma diturunkan kepada Rasulullah

Ayat al-Quran yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Ayat itu diterima oleh Nabi SAW pada malam 17 Ramadhan ketika beliau sedang berkhalwat (mengasingkan diri dari keramaian untuk merenung dan bertafakur) di gua Hira, yaitu sebuah gua di gunung sekitar Mekkah al Mukarramah, beliau waktu itu umur 40 tahun.

b. Ayat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah

Ayat Al-Quran yang terakhir yang diterima oleh Rasulullah adalah yang terdapat dalam surat Al-Ma’idah ayat ke 3. Ayat ini diturunkan pada hari Arafat bertepatan dengan hari Jumat. 81 hari kemudian setelah Rasulullah menerima ayat ini beliau wafat di Madinah.

17

Page 18: Rangkuman Buku

B. Pokok-pokok Isi Al-Quran1. Aqidaha. Keesaan Allah, Tuhan semesta dan sifat-sifatnya (Al-Ikhlash ayat 1-4; Al-

Baqarah ayat 163)b. Adanya malaikat, Rasul dan Kitab Allah ( An-Nisa ayat 135 )c. Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir dan kepada seluruh umat manusia ( Al-

Anbiya ayat 107 )d. Al-Quran sebagai semua kebenaran yang tidak meragukan ( Al-Baqarah ayat 2;

surat Fushshilat ayat 41-42 )e. Adanya hari akhir ( Al-Muthaffifiin ayat 4-6 )

2. Ibadah

Ibadah artinya menghamba atau mengabdi. Dalam hal ini, ibadah adalah tata cara hubungan antara manusia dengan tuhannya. Al-Quran memerintahkan beberapa bentuk ibadah yang harus dilakukan oleh setiap mukminat seperti shalat, shaum, zakat dan hajji.

3. Mu’amalah

Mu’amalah artinya tata cara hubungan antara manusia dengan manusia. Al-Quran menentukan beberapa aturan dalam bermu’alah agar tidak terjadi persengketaan dan percecokan, seperti dalam hutang pihutang, Al-Quran mengharamkan riba ( Al-Bqarah ayat 278 )

4. Akhlaq

Akhlak adalah pola perilaku manusia, baik yang lahir ataupun yang bathin. Al-Quran mengajarkan agar manusia memiliki dan melaksanakan akhlak yang baik.

5. Hukum

Surat Al-Israa ayat 32, yang artinya :“ anganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruknya jalan.” (Q.S. Al-Israa [17] : 32)Hukumannya dijelaskan dalam surat An-Nuur ayat 2 yang artiya :“orang yang berzina, baik laki-laki atau perempuan, lecutlah masing-masing mereka seratus lecutan. “ (Q.S. An-Nuur [24] :2)

6. Kisah Umamt-ummat terdahulu

Firman Allah swt dalam surat al-Firqan ayat 37-39 yang artinya :“ Dan (telah aku binasakan) kaum Nuh tatkala mereka mendustakan rasul-rasul. Aku tengelamkan mereka dan aku jadikan (kisah) mereka itu sebagai pelajaran bagi manusia. Dan aku telah sediakan bagi orang-orang yang zalim itu azab yang pedih.”

18

Page 19: Rangkuman Buku

“ Dan aku telah binasakan ) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.”“ Dan aku jadikan bagi masing-masing mereka itu sebagai tamsil ibarat. Dan masing-masing mereka itu benar-benar telah aku binasakan sehancur-hancurnya.” (Q.S. Al-Furqaan [25] : 37-39)

7. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan tentang Alam Semesta

Al-Quran meliputi juga keterangan-keterangan tentang kejadian alam yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan, seperti dalam surat Al-Anbiya ayat 33 dan surat Al-Hijr ayat 22.

C. Fungsi Al-Quran1. Al-Quran sebagai Petunjuk

Petunjuk berarti pedoman yang memberitahukan tentang apa yang perlu dan mesti ditempuh dan dijalankan dan apa yang tidak boleh dilakukan dan harus dihindarkan. Al-Quran bagi manusia merupakan petunjuk dalam menempuh dan menata kehidupan di dunia, agar ia selamat dan mendapatkan kebahgian baik di dunia maupun di akhirat

2. Al-Quran sebagai Sumber Pokok ajaran Islam

Islam adalah merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT bagi umat manusia dan hanya Islamlah agama yang diradhi-Nya sebagai jalan hidup bagi ummat manusia. Islam sebagai agama berisi sekumpulan ajaran-ajaran yang harus dipegang teguh dalam menempuh kehidupan.

3. Al-Quran Sebagai Peringatan dan Bahan Pelajaran

Al-Quran memeperingatkan kepada manusia tentang berbagai hal yang perlu ia sadari selama menjalani kehidupannya di dunnia, yaitu :

a. Tentang janjinya bahwa ia hanya akan bertuhankan Allah yang Maha Esa. (Surat Al-A’raaf ayat 172 )

b. Tentang tugas hidupnya di dunia, yaitu menghamba dan beribadat kepada Allah swt (Surat Al-Baqarah ayat 21)

c. Tentang fungsinya sebagai khalifah dalam kehidupan di muka bumi (Al-Baqarah ayat 30)

d. Tentang tujuan hidupnya yang harus menadi niat dari setiap perbuatan yang ia lakukan selagi di dunia, yaitu mendapatkan ridla Allah swt ( surat Al-Qashash ayat 77)

e. Tentang nasibnya di akhirat kelak setelah ia mati, mungkin mendapat ni’mat dan kebahagian di sorga atau kesengsarana di neraka. Yang menentukan hanyalah amal baik bukan harta kekayaan dunia lainnya. (surat Al-Syu’ara ayat 88 dan 89 )

19

Page 20: Rangkuman Buku

BAB 5

Hadits: Sumber Ajaran Islam Kedua

A. As-sunnah dan Ilmu Hadits1. Pengertian As-sunnah dan Hadits

a) As-sunnahAs-sunnah menurut bahasa artinya kebiasaan atau tradisi. Sedangkan

menurut istilah adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan (Qauly), perbuatan (fi’ly), atau berupa pembicaraan (taqriry) atas perbuatan sahabat.

b) HaditsHadits menurut bahasa artinya baru atau kabar. Sedangkan menurut

istilah, hadits berarti segala apa yang diberitakan kepada Nabi. Perngertian ini hampir mirip dengan as-sunnah, bedanya As-sunnah dilakukan oleh Nabi sendiri, sedangkan hadits merupakan berita dari orang ke orang lain tentang apa yang datang dari Nabi SAW, bik berupa perkataan, perbuatan pembiaran atau sifat-sifat Nabi sendiri.

2. Macam-Macam As-sunnah dan Haditsa) Sunnah Qauliyyah

Yaitu segala sesuatu yang diucapkan Rasulallah setelah Beliau diangkat menjadi Rasul baik pernyataan, perintah atau larangan.

b) Sunnah Fi’liyyahYaitu apa yang diberitakan oleh sahabat mengenaai apa yang dilakukan Rasulallah, baik pekerjaan yang berkaian dengan syari’at atau kehidupan sehari-hari

c) Sunna TaqririyyahYaitu apa yang dikatakan atau dilakukan para sahabat dihadapan Nabi, atua tidak dihadapan Nabi tapi Nabi mengetahuinya dan Nabi membenarkan atau membiarkannya dan tidak melarnngnya.

3. Ilmu Haditsa. Istilah-Istilah dalam Ilmu Hadits

Ada beberapa istilah yang harus diketahui untuk dalam memahami ilmu hadits, yaitu lafadz-lafadz khusus yang disepakati maknanya oleh para ahli hadits. Diantaranya adalah sanad, matan, rawi dan rijalul hadits.

1) Sanad

20

Page 21: Rangkuman Buku

Merupakan rangkaian para periwayat yang menukilkan isi hadits secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain sehingga sampai pada periwayat terakhir.

2) MatanIsi yang dimuat dalam hadits itu sendiri baik berupa perkataan, perbuatan atau sifat Nabi dan tindakan para sahabat yang dibiarkan oleh Nabi.

3) RawiAdalah orang yang menerima suatu hadits dan menyampaikan kepada yang lain. Dalam satu hadits biasanya terdapat beberapa orang rawi.

4) Hijalul HaditsAdalah orang-orang yang terlibat dalam periwayatan suatu hadits, yaitu para pewaris hadits itu sendiri. Sahih tidaknya suatu hadits banyak di tentukan oleh rijalulhaditsnya dari segi kecermatan dan ketelitiannyajuga dari segi kepercayaannya.

b. Pembagian Ilmu Hadits1) Ilmu Hadits Rawayah, yatu ilmu hadits yang berhubungan dengan:

- Pemindahan hadits- Pemahaman metode penelaahan sanad- Pemeriksaan lafadz-lafadz dalam sanad dan matan- Memeriksa nama-nama yang meriwayatkan- Memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan hadits secara

sah, benar dan tepat baik dalam sanad maupun dalam matan.2) Ilmu Hadits Dirayah, yaitu ilmu hadits yang melakukan penyaringan,

memilah-milah hadits, melakukan kritik terhadap isi hadits dan mengkaji aspek-aspek yang menentukan sahih tidaknya suatu hadits.

B. Penulisan hadits dan Tingkatan Hadits1. Sejarah penulisan dan Kondifikasi Hadis

Pada masa Rasulullah saw. masih hidup, hadits berupa ucapan Nabi saw. yang didengar langsung oleh para sahabat atau perbuatan Nabi saw. yang disaksikan para sahabat. Hadits-hadits ini disampingan secara lisan oleh mereka kepada para sahabat lain yang tidak mendengar atau melihat langsung dari Nabi. Hal ini dalam rangka melaksanakan perintah Rasulullah saw.: “Hendaklah yang hadir menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir”. Penulisan perkataan dan perbuatan Rasulullah saw. belum lumrah di kalangan para sahabat. Pada waktu itu hanya Al Quran-lah yang dicatatkan dalam bentuk tulisan, selain berupa hafalan.

Setelah Rasulullah saw. wafat, perhatian terhadap pencarian hadits-hadits dan penyebarannya ke segenap daerah Islam mulai tumbuh dan hidup. Orang-

21

Page 22: Rangkuman Buku

orang yang dekat hubungannya dengan Rasulullah saw. sering menjadi sumber untuk mendapatkan hadits-hadits dari Nabi saw. tersebut. Tetapi pada masa itupun penyampaian hadits dari seseorang kepada yang lainnya masih berupa riwayat lisan, sedangkan ide penulisan belum muncul.

Ide pengumpulan hadits dan penulisan baru muncul ketika Umar bin Abdul Aziz r.a. menjabat sebagai khalifah pada awal abad II H. Pada waktu itu Umar memerintahkan kepada Abu Bakar Ibnu Hazm untuk mengumpulkan hadits-hadits yang diterima dari Nabi saw. Pada pertengahan abad II ini muncullah kitab-kitab kumpulan hadits, dan yang paling menonjol diantaranya adalah kumpulan hadits karya Imam yang disebut Al-Muwaththa.

Pada abad III, penulisan dan pembukuan hadits mencapai puncaknya dengan terbitnya karya besar kumpulan hadits yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hambal (tahun 164–241 H) yang disebut dengan Musnad Ahmad bin Hambal. Setelah itu terbit kumpulan hadits-hadits yang disusun oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i. Keenam kitab kumpulan hadits-hadits mereka disebut Al Kutubus Sittah artinya Enam Kitab Hadits, yang menjadi rujukan pokok dalam pengambilan hadits di kalangan Muslim Sunni.

2. Tingkatan haditsa. Hadits Shahih

Yaitu hadits yang (1) berkesinambungan rawi-rawinya, diterima dari rawi yang adil, yaitu muslim, dewasa, sehat akal, dan tak pernah berbuat dosa, dan memiliki kredibilitas intelektual (kuat hafalannya, cermat, baik tanggapan dan tidak pelupa. (2) tidak cacat. (3) tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat lainnya. Berdasarkan jumlah perawinya, hadits shahih dibagi dalam tiga jenis, yaitu:

- Hadits MuttawatirYaitu yang diriwayatkan oleh Nabi saw, oleh banyak perawi dan kepada banyak pewari sampai waktu dituliskannya, karena jumlahnya yang banyak maka tidak memungkinkan mereka melakukan kesepakatan untuk berbohong.

- Hadits MasyhurYaitu hadits yang pada awalnya di riwayatkan dari nabi secara seorang perorangan tetapi pada tingkat akhirnya diriwayatkan oleh para perawi.

- Hadits AhadYaitu hadits yang diriwayatkan oleh Nabi ke seorang rawi lainnya, dalam rangkaian satu persatu sampai dituliskan oleh pewari akhirnya.

b. Hadits Hasan

22

Page 23: Rangkuman Buku

Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan tanpa terputus, disampaika oleh pewari yang adil, tetapi kurang kedhabitan (kekuatan hafalan), bebas dari cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.

c. Hadits Dha’ifYaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria shahih dan hasan, baik dalam

sanad maupun pada rawinya, atau mengundang cacat dan bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat:

Adapun tingkatan kitab kumpulan hadits-hadits dikalangan remaja, seperti: 1. Kitab sahih bukhori.

Kitab Suci Bukhoai Muslim Sunan Abu Daud Jami’ut-turmudzi.

23

Page 24: Rangkuman Buku

BAB 6Ijtihad : Sumber Pengembangan Hukum Islam

A. Pengertian Ijtihad

Secara Bahasa, Ijtihad adalah berusaha bersungguh-sungguh atau mengerahkan segala kemampuan atau mengerahkan segala kemampuan. Sedangkan secara istilah artinya upaya mujtahid (orang yang berijtihad) dengan segenap kesungguhan dan kesanggupan untuk menetapkan suatu hukum suatu masalah yang bersumber pada Al-Qur’an dan Assunah. Sumber hukumnya dapat bersumber dari Al-Qur’an, hadits, ijma’ para sahabat Nabi.

B. Bentuk dan Metodologi Ijtihad1. Ijma’

Ijma’ adalah kesepakatan antara para mujtahid pada masa tertentu atas hukum bagi suatu kasus tertentu. Ijma’ yang dihasilkan haruslah berdasarkan pada Al-Quran dan Hadits. Adapun ijma’sahabat Nabi yaitu sumber ketiga setelah Al-Quran dan Assunah.

2. QiyasSecara bahasa, artinya analogi, sedangkan secara istilah menetapkan suatu

hukum baru yang belum ada nash nya dengan hukum yang sudah ada nash nya karena adanya persamaan illat hukum dari kedua peristiwa itu.Qiyas pertama kali digagas dan digunakan secara luas oleh Imam Hanafi.

Contoh : air kencing dan sperma. Air kencing itu najis, jika kita hendak shalat aruslah kita berwudhu terlebih dahulu. Sedangkan air sperma itu tidak najis, tapi jika kita hendak shalat maka kita harus mandi janabah terlebih dulu.

3. IhtisanIhtisan merupakan perluasan dari qiyas. Maksudnya adalah meninggalkan

qiyas jalli (nyata) untuk menjalankan qiyas khafi (samar-samar). Imam Hanafi menggunakan metode ihtisan secara luas, terutama di bidang perdagangan.

4. Mashalih al- MursalahMerupakan suatu kemashlahatan yang tidak ditetapkan oleh syara’ dan tidak ada pula nash atau dalil syara’nya, baik yang memerintahkan maupun yang melarang. Contoh menirikan penjara. Syara’ tidak memerintahkan untuk membangun ataupun melarang pembangunan penjara, taoi karena fungsinya penjara dipandang yang bermashlahat. Sebenarnya Mashalih al- Mursalah mirip dengan ihtisan yaitu mencari kemashlahatan. Bedanya ihtisan mengambil qiyas khafi dari qiyas jalli, Mashalih al- Mursalah

24

Page 25: Rangkuman Buku

menetapkan hukum yang tidak pernah diperintah ataupun dilarang oleh syara’.

5. ‘Urf atau Adat kebiasaan‘Urf atau Adat kebiasaan mencakup perkataan maupun perbuatan. Penerapan hukum adat kebiasaan hendaknya memenuhi syarat sebagai berikut:a. Berlaku secara umum di masyarakat atau kelompok tertentu. b. Adat itu sudah ada pada saat terjadinya suatu perkara hukumc. Tidak bertentangan dengan hukum syara’ dan prinsip hukum Islam

C. Perbedaan Hasil Ijtihad. Ada beberapa sebab diantaranya :1. Dilihat dari sifat kata yang ada, terkadang dalam satu kata terdapat makna

yang ganda. Bahkan terkadang, keduanya bersifat haqiqi2. Dipengaruhi oleh kultur, kondisi, situasi ruang dan waktu.Ruang dan waktu

dahulu dan sekarang berbeda.3. Hasil ijtihad dipengaruhi oleh ruang dan waktu maka ia belum tentu cocok

untuk masa yang akan datang , dan begitulah sterusnya.

D. Seruan Baru Untuk IjtihadJamaludin al-afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Syaikh

Waliullah, Ahmad Khan dan Muhammad Iqbal dan Muhammad bin Abdul Wahab disebut-sebut sebagai ulama dan cendeiawan yang paling gencar ber-ijtihad dan meninggalkan taqlid.

Di Indonesia, KH Ahmad Dahlan dan Ustad A Hasan dikategorikan sebagai ulama ittiba’. Sedangkan Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari justru melarang ijtihad bagi orang yang tidak memenuhi syarat. Anjuran taqlid ditunjukkan untuk orang awwam. Adapun ulama dan cerdik pandai dan telah memenuhi syarat ijtihad malah dianjurkan untuk berijtihad.

25

Page 26: Rangkuman Buku

BAB 7Syariah, Fikih, dan Hukum Islam

A. Pengertian Syari’ah, Fikih dan Hukum Islam1. Pengertian Syari’ah

Syari’ah berasal dari kata syari’ah, yang secara bahasa adalah “jalan menuju mata air”. Dalam istilah Islam, syari’ah berarti jalan besar untuk kehidupan yang baik, yakni nilai-nilai agama yang dapat member member petunjuk bagi setiap manusia. Pengertian bahasa ini sesuai dengan beberapa ayat Alquran, bahwa syariah identik dengan agama, atau Din, atau Millah itu sendiri yakni aturan atau tuntutan yang diturunkan Allah untuk kehidupan manusia yang meliputi aspek akidah, hokum, dan akhlak. Pembuat syari’ah disebut Syar’I, yaitu Allah swt. Dengan batasan seperti ini, maka dapat disimpulkan bahwa syari’ah adalah wahyu Allah itu sendiri yang dalam wujudnya berupa nash Al-quran dan Hadits Nabi yang benar-benar shahih dan tidak ada keraguan. Orang yang mencoba memahami atau menafsirkan syari’ah disebut sebagai faqih, atau lebih tepatnya mutjahid, adalah manusia yang mempunyai kemampuan terbatas, dan pemahamannya dibatasi ruang dan waktu.

2. Pengertian FikihDalam sejarah, istilah fikih mengalami perkembangan 3 fase, yaitu : a. Istilah fikih berarti “paham” (fahm) yang menjadi kebalikan dari, dan

sekaligus suplemen terhadap, istilah ilm, yang berarti menerima pelajaran terhadap nash.

b. Fikih dan ilmu keduanya mengacu kepada pengetahuan, yang berarti keduanya menjadi identik.

c. Fikih berarti suatu jenis disiplin ilmu dari ilmu-ilmu keislaman. Ilmu dalam pengertian di atas adalah ilmu dalam arti luas, baik qat’I (memiliki kepastian) maupun zanni (bersifat perkiraan), karena fikih kadang-kadang berdasarkan dalil qat’I dan kadang-kadang, bahkan kebanyakan, berdasarkan dalil zanni. Ahkam adalah jamak dari hukum yang berarti aturan yang terkandung dalam nash Alquran dan Hadits.Menurut bahasa fikih berarti tahu atau paham, maka di sini fikih bisa diartikan sebagai pemahaman terhadap nash Alquran dan Hadits yang tentu sudah tidak identik lagi dengan nash itu sendiri, sehingga nilai kebenarannya bersifat relative, tidak mutlak.

26

Page 27: Rangkuman Buku

3. Hubungan antara Syari’ah dan FikihSyari’ah berarti sumber fikih dan fikih adalah proses memahami syari’ah sekaligus hasil atau produk fuqaha (bentuk jamak dari faqih, yaitu ahli fikih) dalam menentukan hokum yang mempunyai sumber suci berupa syari’ah atau wahyu itu. Perbedaan syari’ah dengan fikih yaitu :a. Syari’ah identik dengan wahyu Allah, sedangkan fikih adalah produk

fuqaha atau mutjahid. b. Syari’ah memiliki nilai kebenaran mutlak, sedangkan fikih sebagai produk

memiliki kebenaran relative dan zanni (bersifat perkiraan).c. Syari’ah adalah sasaran untuk dipahami dalam rangka untuk dipraktekkan,

sedangkan fikih sebagai proses adalah upaya memahami syari’ah untuk dipraktekkan.

d. Syari’ah tidak akan berubah, sedangkan fikih bisa berubah sesuai kebutuhan ummat dalam konteks perkembangan waktu dan tempat.

e. Pembuat syari’ah adalah Allah, sedangkan pembuat fikih adalah fuqaha yang merupakan manusia.

4. Hukum Islam Dalam wawancara keislaman di Indonesia , istilah hokum Islam kadang dimaknai berbeda. Suatu waktu hokum Islam berarti syari’ah, di waktu yang lain hokum Islam berarti fikih. Meskipun demikian, istilah hokum Islam biasanya digunakan untuk makna fikih, bukan syari’ah.

5. Perbedaan antara Hukum Islam dan Hukum UmumPerbedaan antara hokum Islam dan hokum umum, diantaranya adalah :a. Hokum umum semata-mata berdasarkan atas pertimbangan akal manusia,

sedangkan hokum Islam pertimbangan akal manusia didasarkan pada wahyu, yaitu Alquran dan Hadits.

b. Cakupan hokum Islam sangat luas, mencakup semua perbuatan manusia, baik perbuatan manusia yang berhubungan dengan Allah (thaharah,shalat, dan haji), perbuatan manusia yang berhubungan dengan dirinya sendiri (ta’assuf), perbuatan manusia yang berhubungan dengan manusia lain (munakahat, jual beli,syirkah) dan masyarakat (jinayah,siyasah, pengadilan), serta perbuatan manusia yang berhubungan dengan alam semesta (ihya al-mawat). Hal ini tentu berbeda dengan hokum umum. Hokum dalam pengertian umum tidak mencakup hubungan antara manusia dengan Tuhannya.

27

Page 28: Rangkuman Buku

c. Hokum Islam ada bukan hanya untuk memperhatikan kehidupan dunia saja, akan tetapi juga memperhatikan kehidupan akhirat. Sehingga hokum Islam bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat.

d. Hokum Islam sangat erat kaitannya dengan akhlak. Hokum Islam dengan keragamannya sarat dengan nilai-nilai akhlak mulia. Ibadah disyari’atkan bertujuan untuk mensucikan jiwa dan menjauhkan diri dari perbuatan munkar.

e. Hokum Islam menyeimbangkan kepentingan individu dan masyarakat serta Negara.

B. Sejarah Perkembangan Hukum Islam 1. Hokum Islam Periode Nabi dan SAhabat

Masa Nabi saw. merupakan masa turunnya Alquran (sebagai sumber hokum Islam pertama) dan tumbuhnya sunah, sebagai sumber hokum kedua. Alquran adalah “Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Pada masa nabi setiap persoalan yang muncul (termasuk dalam masalah hokum) dapat ditanyakan langsung kepada Nabi. Namun demikian pada masa ini pun sudah muncul upaya ijtihad di kalangan sahabat, terutama ketika sahabat berada di tempat yang jauh dengan Nabi. Sesudah Nabi meninggal dunia, maka tidak ada lagi pemutus tunggal untuk persoalan yang muncul di tengah-tengah ummat Islam. Oleh karena itu, tuntutan ijtihad bagi para sahabat menjadi besar, apalagi persoalan-persoalan yang muncul di kalangan ummat Islam semakin banyak seiring dengan berjalannya waktudan meluasnya wilayah kekuasaan Islam. Para sahabat yang terkenal sering melakukan ijtihad adalah Umar bin Khatab, Ali binAbi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Siti Aisyah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dan Zaid bin Sabit. Kemudian di bawah mereka terdapat Abu Bakar, Usman binAffan, Ummu Salamah, Anas bin Malik, Abu Sa’id al-Khudri, Abdullah bin Amr bin Ash, Abdullah bin al-Zubair, Sa’ad bin Waqash, Abu Musa al-Asy’ari, Jabir binAbdullah, dan Mu’az bin Jabal.

2. Hukum Islam Periode Pertumbuhan dan PErkembangan Madzhab a. Pengertian Madzhab

Secara bahasa madzhab berarti tempat untuk berjalan, atau dengan kata lain madzhab adalah jalan. Madzhab juga berarti pendapat, kepercayaan, ideology, doktri, ajaran, paham, dan aliran. Sedangkan madzhab menurut istilah adalah kumpulan hokum yang mencakup berbagai masalah dan

28

Page 29: Rangkuman Buku

disertai seperangkat metode dalam menemukan dan menggali hokum dari sumbernya, yaitu Alquran dan Hadits.

b. Munculnya Ulama-ulama Pendiri MadzhabPada abad kedua hijriah muncul lah ulama-ulama yang pendapat dan metode ijtihad mereka banyak diikuti oleh ummat Islam. Mereka sebenarnya yang mulanya banyak sekali jumlahnya. Di antar mereka itu adalah Sufyan bin Uyainah di Mekah, Malik bin Anas di Madinah, Hasan Bashri di Bahrah, Abu Hanifah dan Sufyan Mesir, Ishaq bin Rahawaih di Naisabur, Abu Saur, Ahmad, DAud al-Dahiri, dan Ibnu Jarir al-Tabari di Bagdad. Ada lima madzhab fikih yang mendominas dunia Islam saat ini, yaitu :1. Madzhab Hanafi, yang didirikan oleh Imam Hanafi.2. Madzhab Maliki yang didirikan oleh Imam Malik bin ANas.3. Madzhab Syafi’I yang didirikan oleh Imam Syafi’i.4. Madhab Hanbali yang didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal.5. Madzhab Ja’fari yang didirikan oleh Imam Ja’far al-Shadiq.

c. Hukum Islam Periode Taqlid dan KebangkitanPeriode ini terbagi dua bagian besar, yaitu :

1. Periode taqlid (artinya ikut-ikutan di belakang), yaitu sejak pertengahan abad ke-4 Hijriah hingga jatuhnya Daulah Abbasiyah. Masa ini merupakan masa berkembangnya paham tertutupnya pintu ijtihad dan para ulama mencakupkan diri dengan menyusun kitab-kitab mukhtashar dan matan lalu disusun syarah (komentar atau ulasan), hasyiyah (catatan pinggir), takhrij (analisis hadits), dan tarjih (mengkompromikan yang bertentangan) untuk kitab-kitab tersebut.

2. Periode kebangkitan, yaitu sejak kejatuhan Daulah Abbasiyah hingga sekarang. Pada masa ini hidup beberapa ulama terkenal seperti Ibn Hajar al-Asqalani, Imam Nawawi, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim al-Jauziyyah, al-Ramli, al-suyuti, dan lain-lain.

C. Sebab-sebab Terjadinya Perbedaan Pendapat Para Ulama Fikih1. Beragamnya arti dalam lafaz-lafaz bahasa Arab. 2. Perbedaan dalam masalah hadist. Ada hadist-hadist yang sampai kepada satu

ulama dan tidak sampai kepada ulama yang lain. Ada hadist yang dipandang kuat oleh seorang ulama dan dipandang lemah oleh ulama lain, dan ada hadist

29

Page 30: Rangkuman Buku

yang diterima oleh seorang ulama dengan sanad yang kuat dan diterima oleh ulama yang lain dengan sanad yang lemah.

3. Perbedaan dalam masalah penggunaan metode penggalian hokum. Ada ulama yang menggunakan istihsan dalam ijtihad dan ada ulama yang tidak setuju penggunaan istihsan dalam berijtihad, dan ada ulama yang lebih mengutamakan maslahah (nilai kemaslahatan umat), sementara ulama yang lain tidak, dan sebagainya.

4. Perbedaan cara penyelesaian ketika terjadi pertentangan dalil (ta’arudl al-adillah).

D. Kaidah-kaidah Hukum Islam (Al-qawa’Id Al-fiqhiyyah)Al-qawa’Id Al-fiqhiyyah adalah kaidah-kaidah yang menghimpun hokum-hukum yang mirip berdasarkan satu qiyas yang menghimpun hokum-hukum tersebut. Dalam hal ini, sebagian orang sering dibingungkan dengan istilah lain yaitu al-qawa’id al-ushuliyah. Padahal keduanya berbeda. Al-qawa’id al-ushuliyah adalah kaidah-kaidah yang digunakan para ulama dalam upaya menggali hokum dari dalil-dalilnya. Al-qawa’id al-ushuliyah adalah istilah lain untuk usul fikih, walaupun ada sebagian para ulama yang membedakannya karena ada kajian usul fikih yang tidak masuk dalam kajian al-qawa’id al-usuliyah.Kaidah fikih tidaklah merupakan satu tingkatan dan tidak pula disepakati oleh semua imam madzhab. Kaidah yang disepakati para ulama berjumlah lima, yang kemudian dikenal dengan al-qawa’id al-kulliyyah al-kubra (kaidah Dasar Umum), yaitu :1. Al-Umur bi Maqasidiha (Segala Urusan Disertai dengan Tujuannya)

Kaidah ini berasal dari hadis Nabi saw yang sangat masyhur, yaitu iinnama al-a’mau bi al-niyyat (sesungguhnya perbuatan itu tergantung kepada niat). Makna kidah ini adalah bahwa perbuatan dan upaya mukallaf (seseorang yang sudah dituntut melaksanakan kewajiban agama) berbeda-beda hasil dan hukumnya dengan berbeda-bedanya niat seseorang yang menyertai perbuatan dan ucapan tersebut.

2. La dlarara wa la dlirara (TIdak Membuat dan Menimbulkan Kemudaratan)Kaidah ini berasal dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Malik, Hakim, dan Ibn Majah. Menurut bahasa, dlarar adalah mendatangkan mafsadah (kerusakan atau kerugian) kepada orang lain secara mutlak. Sedangkan dlirar adalah membalas dlarar dengan dlarar. Dengan demikian, arti kaidah ini adalah tidak boleh membuat kerisakan atau kemadaratan dan tidak boleh pula membalas kemadaratan dengan kemadaratan.

3. Al-yaqin la yuzalu bi al syakk (Keyakinan tidak Lenyap dengan Keraguan)Menurut bahasa, yaqin adalah keteguhanhati atas hakikat sesuatu. Sedangkan al-syakk adalah keraguan tentang ada dan tidak adanya sesuatu, tidak ada

30

Page 31: Rangkuman Buku

kecenderungan hati terhadap salah satunya. Sedangkan pengertian kaidah di atas menurut para ulama bahwa sesuatu yang telah diyakini keberadaannya tidak akan lenyap kecuali berdasarkan dalil yang kuat, tidak dinafikan keberadaannya hanya berdasarkan dalil yang meragukan.

4. Al-masyaqqah tajlibu al-taisir (Kesulitan Membolehkan Kemudahan)Maksud dari kaidah diatas adalah bahwa hokum-hukum yang dalam penerapannya terdapat atau menimbulkan kesulitan bagi mukallaf, baik pada dirinya maupun pada hartanya, maka hokum-hukum itu kemudian diringankan atau diturunkan pada tingkat yang berada pada wilayah kemampuan mukallaf. Dalail dari kaidah ini adalah Alquran dan Sunnah, syari’at rukhshah, serta ijma’ ulama bahwa tidak adanya taklif dengan disertai kesulitan. Pada dasarnya hokum Islam menghendaki kemidahan, bukan kesulitan.

5. Al-‘adah muhakkamah (kebiasaan Dijadikan Rujukan Hukum)Asal-usul kaidah ini, menurut para ulama, adalah hadis Rasulullah saw “Sesuatu yang dipandang baik oleh kaum muslimin, maka baik pula di sisi Allah swt”. Secara bahasa ‘adah adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan pengulangan perbuatan. Sedangkan muhakkamah berarti pemisah atau pemutus di antara manusia. Dengan demikian, al-‘adah muhakkamah berarti bahwa adat menjadi rujukan yang berfungsi sebagai pemisah ketika terjadi perselisihan atau pertentangan. Pengertian kaidah diatas menurut istilah para ulama adalah bahwa adat menjadi hakim atau penulis dalam menetapkan hokum syara’. Namun demikian, hal itu selama adat tidak bertentangan dengan nass syar’I, baik Alquran maupun hadis.

BAB 8Ibadah : Aspek Ritual Umat Islam

31

Page 32: Rangkuman Buku

A. Pengertian Dan Hakikat Ibadah1. Makna Ibadah

Kata ibadah berasal dari kata ‘ibadah,artinya menyembah atau menghamba. Secara terminology berarti penghambaan seorang manusia kepada Alah untuk dapat mendekatkan diri kepadaNya sebagai perwujudan penghambaan makhluk ciptaanNya.

Secara umum ibadah dibagi menjadi dua, yakni :1) Ibadah mahdhah (ibadah khusus) adalah ibadah langsung kepada Allah

yang tata cara pelaksanaannya telah diatur sehingga pelanggaran terhadap tata cara tersebut dapat menjadikan ibadah tersebut tidak sah.

2) Ibadah ghoir mahdhah (ibadah umum) adalah ibadah yang berwujud apa saja dan dipandamg sebagai ibadah. Tata caranya tidak ditentukan.

2. Kewajiban Ibadah bagi ManusiaPerintah ibadah bagi manusia terdapat pada Q.S. Al-Dzariat :56 “tidak Aku

ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” dan Q.S. A-Bayyinah :5 “Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan menurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agam dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus”

Semua kegiatan manusia haruslah dikerjakan dalam rangka penyembahan kepada Allah swt. Dan mencari keridhaanNya.

3. Fungsi IbadahManusia dalam hubungannya dengan Tuhan menempati posisi sebagai ciptaan,

dan Tuhan sebagai pencipta. Konsekuensinya adalah keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya.

Manusia sebagai khalifah di buma dan sebagai hamba (‘abd) merupakan perpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan kreatif dan amaliyah yang selalu berpihak kepada nilai-nilai kebenaran.

Fungsi ibadah antara lain ialah :1) Sebagai amal saleh di akhirat kelak2) Untuk memperoleh kemuliaan di hadapan Allah swt.3) Wujud syukur kita pada Allah swt.4) Sarana mendekatkan diri pada Allah swt.

B. Bentuk-bentuk Peribadatan Shalat : Sendi dan Induk Ibadah

1) Pengertian ShalatShalat menurut bahasa berarti “doa” atau “rahmat”. Sedangkan menurut istilah

berarti perbuatan yang berupa bacaan-bacaan dan gerakan-gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.

32

Page 33: Rangkuman Buku

Shalat merupakan salah satu ibadah yang diwajibkan Alah swt. Kepada setiap muslim lima kali sehari semalam dalam waktu-waktu yang telah ditentukan.

2) Fungsi ShalatShalat merupakan suatu media komunikasi antara hamba dengan Khaliknya,

dengan cara menghadapkan diri dan hati kepadaNya. Apabila shalat itu dilakukan dengan secara khusyu’ dan kontinyu, maka ia akan menjadi alat pendidikan rohani yang efektif, memperbaharui dan memelihara jiwa serta memupuk pertumbuhan kesadaran.

Ditinjau dari segi kedisiplinan, shalat juga merupakan pendidikan positif yang dapat menjadikan manusia dan masyarakat menjadi hidup teratur. Dengan kewajiban shalat sebanyak lima kali sehari, seorang muslim selalu memperhatikan perjalanan masa dan selalu sadar tentang peredaran waktu.

Alquran juga menerangkan bahwa pengaruh shalat dapat mendidik jiwa manusia dan menyelamatkannya dari perbuatan keji dan durjana serta membersihkannya dari naluri-naluri kejahatan yag merusakkan peri kehidupan manusia. Seperti yang tercantm pada Q.S. Al-Ankabut : 45.

Selain itu, shalat juga dapat menjadi sarana pembinaan umat, khususnya dalam shalat berjamaah. Sesuai degan hadits berikut : “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh kali lipat daripada shalat sendirian” (H.R. Bukhari dan Muslim). Bahkan shalat berjamaah itu diwajibkan melaksanakannya dalam satu minggu yaitu pada waktu shalat Jum’at.

Shaum : Ibadah yang Melibatkan Hawa Nafsu1) Pengrtian dan Ketentuan ShaumShaum menurut bahasa artimya menahan diri dari segala sesuatu. Sedangkan

secara istilah adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, bersetubuh, dan juga dari hawa nafsu yang dapat mengurangi nilai puasa tersebut seperti berkata dan berbuat yang keji dan kotor dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan nisertai niat dan syarat-syarat tertentu. Seperti yang difirmankan Allah dalam Q.S. Al-Baqarah : 187.

Shaum di bulan Ramadhan merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh kaum muslimin selama satu bulan dalam satu tahun yang ketentuannya dijelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah : 183.

2) Nilai shaumJika kita perhatikan seruan Allah tentang puasa diawali dengan “Wahai orang

yang beriman” dan diakhiri dengan “agar kamu bertaqwa kepada Allah” dengan perkataan “supaya kamu bersyukur”. Seruan Allah itu menunjukkan prioritas keiamanan sebagai atas kebaikan dan sumber keutamaan. Dan pada akhirnya seruan itu menyebutkan taqwa yang merupakan roh keimanan seta rahasia kemenangan.

33

Page 34: Rangkuman Buku

Apabila seseorang melakukan puasa denagn menaati ketentuannya, maka barulah akan tercapai apa yang menjadi tujuan dari puasa itu sendiriyaitu membentk manusia takwa.

Dengan demikian, diharapkan seseorang yang melakukan puasa dapat terbina dirinya menjadi seseorang yang selalu melaksanakan amal shaleh dan terhindar dari perbuatan-perbuatan maksiat.

Zakat : Wujud Ibadah Sosial1) Pengertian ZakatZakat berasal dari kata “zaka” yang berarti mensucikan. Secara istilah dapat

diartikan sebagai usaha mensucikan diri dari kemungkinan pemiliknya cinta berlebihan kepada hata atau memiliki harta kotor yang bercampur dengan harta miliknya dengan cara memberikan sebagian hartanya kepada orang lain.

Bagi orang yang mengeluarkannya zakat memiliki fungsi sebagai bentuk ketaatannya pada perintah Allah dan rasa pedulinya terhadap orang lain. Sementara itu zakat diharapkan pula dapat menigkatkan golongan lemah agar dapat keluar dari kemiskinan.

2) Fungsi ZakatBagi muzakki, zakat berarti mendidik jiwa untuk suka berkorban dan

membersihkan jiwa dari sifat kikir, sombong, angkuh yang baiasanya menrtai kepemilikan harta yang berlebihan. Bagi mustahiq, zakat memberikan harapan adanya perubahan nasib sekaligus menghilangkan sifat iri,dengki, dan suudzon terhadap gaolongan berada.

Sementara bagi masyarakat muslim, zakat diharapkan menjadi upata pemerataan harta di kalangan muslim. Dengan ibadah ini Islam telah berdiri dalam kemusykila persoalan harta benda bagi kaum muslimin pada suatu batas pertengahan yang akan memelihara mereka dari kesewenan-wenangan dan penumpukan harta di sebagian kelompok orang saja.

Ibadah zakat merupakn peraturan agana yang akan akan memelihara kemerdekaan dan kebebasan bagi perseorangan dalam bekerja dan berusaha dan menjaga hak masyarakat dan perseorangan d dalam bentuk pertolongan dan gotong-royong.

Haji : Puncak Ibadah dan Pengorbanan Lahir dan Batin1) Haji : Makna dan TujanHaji secara bahasa artinya menyengaja sesuatu. Secara istila berarti

menyengaja mengunjuni ka’bah untuk melakukan beberapa amal ibadah denagn syarat-syarat tertentu.

Haji merupakan ibadah yang sudah dikenal sejak zaman sebelum nabi Muhammad saw. yang menuntut dari orang yang melaksanakannya supaya dikerjakan

34

Page 35: Rangkuman Buku

gengan hati, badab dan hartanya yang berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Diwajibkan bagi orang yang mampu dan atas dasar mengharap ridha Allah.

2) Tata cara Hajia) Ihram (Berniat melakukan ibadah haji atau umroh)

Niat haji dilakukan bersamaan denagn mengenakan pakain ihram, pakaian tanpa jahit, sebagai symbol kehidupan dua makna, yaitu :Pertama : melepaskan diri dari kemewahan dan kesenangan duniawi,Kedua : sambutan atas panggilan Allah, berupa kalimay “talbiyah”Ihram dilakukan di tempat yang telah ditentukan, yang disebut “mikat maqani”. yaitu :1. Dzul-Hulaifah, miqat bagi jemaah haji yang datang dari arah Madinah2. Juhfah, miqat bagi jemaah haki yang datang dari arah Siria.3. Dzatu ‘Irqan, niqat bagi jemaah haji yang datang dari arah timur laut Mekah.4. Qarnu-Mazanil, miqat bagi jemaah haji yang datang dari arah timur Mekah.5. Yalamlam, miqat bagi jemaah haji yang datang dari arah selatan Mekah.

b) ThawafMengelilingi ka’bah sebanyan tujuh kali dengan putaran melawan arah

jarum jam yang dimulai dari sudut ka’bah tempat beradanya Hajar Aswad. Tiga jenis thawaf :1. Thawaf Qudum, thawaf selamat dating yang dilaksakannya saat masuk Maslidil

Haram dan sebagai pengganti shalat tahiyyatul-masjid.2. Thawaf Ifadah, thawaf yang merupakan rukun haji. Dilaksakan mulai tengah malam

tanggal 10 Dzulhijjah.3. Thawaf Wada, thawaf selamat tinggal, dilaksanakan saat akan meninggalkan Mekah.

c) Sa’i antara Shafa dan MarwahBerlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali, dimulai

dari bukit Shafa, sebagai napak tilas, mengimgat kembali perjuangan Siti Hajar saat mencari iar minum untknya dan anaknya, Ismail as.

d) Wukuf di ArafahHadir di padang Arafah, yaitu suatu dataran luas tanpa penduduk di luar

kota Mekah, pada tanggal 9 Dzulhijjahdari wakt dzuhur hingga terbit fajar pada hari ke sepuluh. Wujuf sebagai momen mengingat masa sejarah masa lampau dan berdzikir mamuji Allah, baik dalam keadaan duduk maupun berbaring. Wukuf merupakan ibadah haji terpenting.

e) Mabit di MudzalifahBermalam di Mudzalaifah setelah melaksanakan wukuf pada malam 10

Dzulhijjah, sebelum sampai di Mina.f) Mabit di Mina

Pada tanggal 10 Dzulhijjah, jemaah haji berada di Mina untuk mabit selama dua atau tiga malam.

g) Melontar Jumrah

35

Page 36: Rangkuman Buku

Sebagai simbol pernyataan ketetapan hatinya untuk membuang sifat-sifat jelek dan dorongan-dorongan jiwa syaitoniah. Ada tiga jumrah, yang disebut Jamarat, tempat jemaah melakukan lontaran, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wustha, dan Jumrah Ula. Masing-masing lontaran dilakukan dengan tujuh buah batu. Selama di Mina, ia hanya melakukan lontaran Jumroh Aqabah saja. Sedankan pada hari-hari selanjutnya, ia melakukan ketiga lontaran Jumroh, dimulai dari Jumroh Ula, JUmlah Wustha, dan diakhiri Jumroh Aqabah.

h) Tahallul (Melepaskan diri dari Ihram)Kondisi mengharamkan segala kegitan sehari-hari di luar ibadah haji,

selain yang dibolehkan. Dilakukan dengan cara bercukur, rambut kepala atau memotong sebagian daripadanya, da kemudian melepaskan pakain ihramnya.

Tiga jenis tahallul, yaitu :1. Tahallul pertama, setelah melaksanakan lontar Jumrah Aqabah pertama pada 10

Dzulhijjah, sebelum thawaf ifadhah.2. Tahallul kedua, dilakukan setelah thawaf ifadah.

BAB 9Membangun Keluarga yang Islami

A. KeluargaKeluarga merupan unit terkecil dalam masyarakat. Sebuah keluarga akan

kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah, mengingat keluarga merupakan tempat menyalurkan kebutuhan seksual secara terhormat, melalui

36

Page 37: Rangkuman Buku

keluarga juga cinta dan kasih sayang bisa dipupuk dan dibina, anak-anak juga dpat dilindungi dari ketidakpastian masa depannya. Bahkan pondasi masyarakat dibangun melalui keluarga.1. Persiapan Nikah

Rosulullah SAW, memberikan tuntunan bahwa ketika seseorang akan menikah hendaknya memperhatikan agama calon pasangannya. Beliau bersabda:“Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kecantikannya, karena keturunannya, karena agamanya. Utamakanlah karena agamanya, niscaya kamu akan selamat.” ( HR.Bukhari Muslim)Selain itu Rasulullah SAW juga bersabda,“Janganlah kamu mengawini perempuan itu karena kecantikannya karena bisa jadi kecantikannya itu akan membawa kerusakan bagi mereka sendiri dan janganklah kamu mengawini mereka karena hartanya, karena bisa jadi hartanya itu akan menyebabkan mereka sombong,tetapi nikahilah meraka atas dasar agama dan sesungguhnya hamba sahaya yang hitam taat beragama lebih baik.” ( HR.Baihaqi)

Setelah menentukan pilihan calon pasangan, sebelum melangsungkan pernikahan yang disunahkan adalah meminang (mengkhitbah), yaitu menyampaikan maksud mau menikahi dari seorang laki-laki pada seorang wanita baik secara langsung ataupun melalui perantara yang dapat dipercaya. Meminang dalam islam hukumnya sunnah, asalkan wanita yang dipinang itu tidak bersuami, tidak dalam keadaan ‘iddah talak raj’i dan tidak sedang berada dalam pinangan orang lain.Sabda Rasulullah SAW:“Seorang mu’min adalah saudara bagi mu’min lainnya, maka tidak halal bagi seorang mu’min meminang seorang wanita yang sedang dipinang oleh saudaranya, sampai sudaranya itu meninggalkannya.” (HR.Ahmad dan Muslim)Rasulullah juga bersabda yang artinya:“Apabila salah seorang diantara kamu meminang wanita, sekiranya ia dapat melihat wanita itu sehingga akan menambah kecenderungan untuk menikahinya, maka hendaklah ia melihatnya,”(HR.Ahmad dan Abu Daud)

Ketika akan menikah seorang suami harus memperhatikan bahwa calon istrinya itu bukan muhrimnya. Yang termasuk muhrim adalah:a. Diharamkan karena turunan

1. Ibu dan seterusnya ke atas2. Anak perempuan dan seterusnya kebawah3. Saudara perempuan kandung, seayah atau seibu4. Bibi dari bapak5. Bibi dari ibu

37

Page 38: Rangkuman Buku

6. Keponakan perempuan dari saudara laki-laki7. Keponakan perempuan dari saudara perempuan

b. Diharamkan karena susuan1.ibu yang menyusui2. saudara perempuan sesusuan

c. diharamkan karena pernikahan1. ibu istri (mertua)2. anak istri dari suami sebelumnya, jika istri telah digauli3. istri bapak, walaupun sudah cerai4. istri anak, walaupun sudah ceraiSelain muhrim, ada juga perempuan yang haram dinikahi untuk

sementara, mereka adalah:a. Perempuan yang masih ada dalam ikatan oernikahanb. Mantan istri yang di talak ba’in khubra, kecuali telah dinikahi laki-laki

lain dan telah digaulic. Perempuan yang masih muhrim dengan istri kita (saudara istri)d. Perempuan yang tidak seagama dengan kita.

2. Pelaksanaan PernikahanPernikahan akan dipandang sah apabila memenuhi ketentuan-ketentuan berikut:a. Adanya pasangan yang akan dinikahkan, yaitu laki-laki muslim dan

perempuan muslimah yang sudah siap lahir batin untuk menikahb. Wali, yaitu orang yang bertanggung jawab menikahkan calon

pasangan suami-istri. Rasul bersabda:“Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orng saksi yang adil” (HR.Ahmad)

Wali yang dimaksud adalah wali perempuan. Urutan wali yang dianggap sah menjadi wali bagi perempuan yang dinikahkan adalah sebagai berikut:1.Ayah kandung2. Kakek dari Ayah3. saudara laki-laki seibu seayah 4. saudara laki-laki seayah5. paman dari pihak ayah yang seibu seayah6. paman dari pihak ayah yang seayah7. anak laki-laki paman dari pihak ayah yang seibu seayah8. anak laki-laki paman dari ayah yang seayah9. hakim

c. dua orang saksi yang adilada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh wali dan saksi, yaitu:

1.Islam

38

Page 39: Rangkuman Buku

2. Baligh3. berakal4. Merdeka5. Laki-laki6. Adil

d. Ijab QabulIjab adalah ucapan penyerahan dari wali perempuan kepada

mempelai laki-laki. Dan qabul adalah ucapan penerimaan mempelai laki-laki atas penyerahan mempelai wanita dari walinya.E. mahar

3. Pembinaan keluargaa. Kewajiban suami dalam keluarga

Suami adalah pemimpin dalam keluargadisebabkan karena allah telah memberikan kelebihan (kekuatan) kepada mereka atas kaum perempuan.Firman Allah:“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menfkahkan sebagian dari harta mereka.”( QS.An-Nisa:34)Maka dengan kelebihan itulah tugas suami terhadap istri adalah:1. Menggauli istri dengan sopan ( QS. An-Nisa:19 )2. Memberikan nafkah batin 3. Memberikan nafkah lahir ( QS. At-Thalaq:7 )

b. Kewajiban Istri dalam keluarga1. Patuh kepada suami ( QS. An-Nisa :24 )2. Melayani kebutuhan biologis suami 3. Berterima kasih atas pemberian suami

c. Kewajiab orang tua terhadap anak1. Mencukupi kebutuhan anak akan makanan, pakaian dan tempat

tidur yang layak sesuai dengan kaddar kemampuannya2. Menjaga keselamatan anak, sejak dalam kandungan sampai

beranjak dewasa3. Mendidik anak baik secara langsung maupun memasukkannya ke

dalam salah satu lembaga pendidikan agar kelak menjadi anak yang shaleh sekaligus memiliki keterampilan sebagai bekal hidupnya di masa yang akan datang

4. Selalu berdoa untuk kebaikan anak-anak ( QS.Al-Furqon:74 )5. Mengawinkan jika sudah dewasa

39

Page 40: Rangkuman Buku

d. Kewajiban anak terhadap orang tua1. Mematuhi perintah orang tua, kecuali dalam hal maksiat2. Berbuat baik padanya (QS.Bani Israil:23)3. Berkata dengan lemah lembut kepadanya (QS.Bani Israil:23)4. Merendahkan diri di hadapan keduanya (QS.Bani Israil:24)5. Berterima kasih kepadanya (QS.Lukman:14)6. Memohonkan rahmat dan maghfirah untuk keduanya 7. Setelah mereka wafat, shalatkan jenazahnya, mohonkan rahmat

dan ampunan untuknya, sempurnakan janjinya, hormati sahabatnya, dan teruskan jalinan kekeluargaan yang pernah dibina oleh keduanya.

B. Masalah Harta Peninggalan (Mawaris)1. Pembagian Waris adalah Hak Allah SWT2. Prinsip-prinsip warisan dalam Islam

a. Harta warisan didistribusikan kembali kepada orang-orang yang memiliki hubungan batin terdekat dengan yang meninggal, misal istri,anak-anak, orang tua, saudara-saudara dan kerabat yang ada hubungan darah dengannya.

b. Laki-laki dan perempuan sama-sama mendapatkan bagian dari harta yang diwariskan (QS.An-Nisa:7)

c. Yang diwariskan kepada ahli waris adalah:1. Harta benda yang riil, baik harta tak bergerak maupun harta yang

bergerak2. Hak-hak material, yaitu hak-hakny yang berhubungan dengan harta

seperti surat-surat berharga, saham, deposito,dsb.d. Harta yang diwariskan dibagikan kepada ahli warisnya setelah dikurangi

hal-hal berikut:1. Pembayaran utang yang meninggal2. Biaya pemeliharaan mayat3. Pemenuhan wasiat sampai batas yang diperbolehkan syara’, yaitu tidak

lebih dari sepertiga harta yang ditinggalkannya.e. Warisan terjadi setelah kematian dan yang hidup yang punya hak atas

kewarisan tersebut.3. Ketetapan Allah dan Rasulnya dalam Pembagian Warisan

a. Ayat-ayat Allah tentang warisan:1. QS.An-Nisa:112. QS.An-Nisa:123. QS.An-Nisa:76b. Hadist-hadist tentang warisan

40

Page 41: Rangkuman Buku

1. Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya ra,: nabi Muhammad SAW menetapkan seperenam bagian untuk nenek apabila tidak ada ibu (HR.Abu Daud dan Nassai dalam minhaaj ash-Shalihin, 373)

2. dari Miqdam bin Ma’dikariba berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Paman dari ibu menjadi ahli waris bagi orang yang tak memiliki ahli waris.” (HR. Ahmad dalam Minhaaj ash-Shalihin,373)

c. Bagian Warisan ynag Ditetapkan melaluai Ijtihad adalah:1. Sepertiga bagian untuk ibu dari sisa suami atau istri, apabila ahli waris

terdiri dari suami/istri, ayah dan ibu serta saudara tidak lebih dari seorang. Kasus ini disebut kasus ‘Umariyah.

2. Saudara seayah-seibu (seorang atau lebih) bersama-sama dengan saudara seibu mereka mendapatkan sepertiga bagian dari harta peninggalan.

3. hak anak-anak dari anak yang meninggal lebih dahulu sebelumk orang yang meninggalkan harta warisan adalah sebanyak bagian orang tuanya, tapi tidak lebih dari sepertiga harta warisan. Hak ini disebut washiyat Waajibah.

4. Pembagian waris kepada Ahli warisa. Ahli waris

1. jenis-jenis Ahli Warisa. Ashhabul furudl, yaitu ahli waris yang mendapatkan bagian

tertentu yang telah ditetapkan jumlahnyadari harta warisan.b. ‘Ashabah, yaitu ahli waris yang mendapatkan semua warisan

apabila tidak ada Ashhabul furudl, atau sisa setelah Ashhabul furudl yang ada dan berhak mendapatkan warisan dan tidak memperoleh apa-apa apabila warisan sudah terbagi habis oleh Ashhabul furudl.

Keterangan Tambahan: Ahl;i Waris UtamaAhli waris utama adalah ahli waris yang memilioki prioritas mendapatkan

harta peninggalan, yaitu: 1. Istri atau suami2. Ayah kandung3. Ibu kandung4. Anak kandung perempuan5. Anak kandung laki-laki

41

Page 42: Rangkuman Buku

BAB 10Makanan dan Minuman dalam Islam

A. PendahuluanDiantara aturan dan tuntutan yang ada dalam Islam adalah aturan halal (sesuatu

yang dibolehkan) dan aturan haram (sesuatu yang dilarang). Aturan tersebut ada untuk mempermudah kehidupan yang dijalani manusia. Sabda Rasulullah SAW. dalam Q.S. Maryam: 64, bahwa halal dan haram dalam agama itu merupakan hak absolut Allah. Artinya manusia tidak mempunyai otoritas untuk mengharamkan atau menghalalkan sesuatu, kecuali Rasul. Al Qur’an secara tegas mengecam para ahli kitab yang memberi otoritas kepada para rahib dan pendeta untuk menghalalkan dan mengharamkan sesuatu.

42

Page 43: Rangkuman Buku

B. Konsep Dasar Halal dan Haram dalam IslamDiantara perkara halal dan haram, ada yang disebut sebagai syubhat, yaitu sesuatu

yang diragukan halal-haramnya, tidak memberikan dampak yang merugikan dan pelakunya tidak diancam dengan hukuman. Walaupun tingkatan larangan Allah SWT. terhadap perkara yang syubhat terbilang lebih rendah dibandingkan yang haram, namun jika dianggap enteng atau disepelekan, justru akan membawa pelakunya kepada keharaman.

1. Halal dan Haram adalah Hak Absolut Allah dan Rasul-NyaPada dasarnya esensi dari segala hal yang ada di dunia ini adalah boleh (mubah).

Allah SWT. berfirman:“Tidakkah kalian melihat bahwa Allah telah menundukkan untuk kalian apa-apa yang ada di langit dan di bumi dan menyempurnakan untuk kalian nikmat-Nya, lahir maupun batin.” (Q.S. Luqman [31]: 20).Ayat tersebut manunjukkan bahwa Allah tidak akan menghalangi manusia dengan

mengharamkan sesuatu yang telah ditundukkan atau diciptakan untuk manusia dan dijadikan-Nya sebagai kenikmatan. Kalau ternyata ada beberapa hal atau makanan yang diharamkan Allah, itupun demi kebaikan manusia itu sendiri,

Disinilah otoritas Allah SWT. sebagai pencipta. Keputusan halal dan haramnya segala sesuatu ada di tangan Allah SWT. Secara tegas Allah SWT. mencela orang-orang yang menghalalkan atau mengharamkan sesuatu sekehendak hati mereka. Lebih jauh Allah menganggapnya sebagai suatu bentuk kebohongan dan suatu bentuk kemusyrikan.

Disamping sebagai hak absolut Allah, kewenangan untuk mengahramkan atau menghalalkan sesuatu diberikan kepada Rasul-Nya. Disinilah fungsi Rasul sebagai penjelas kitab suci Al Qur’an. Dalam surat Al A’raf: 157, menggambarkan Nabi Muhammad SAW. sebagai berikut:

“(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” (Q.S. Al A’raf [7]: 157).Dalam hadits, Nabi mengharamkan makanan-makanan tertentu. Hal ini

menunjukkan fungsi hadits terhadap Al Qur’an sebagai tasyri, yaitu mengungkapkan hukum-hukum yang secara tersurat tidak dinyatakan dalam Al Qur’an.

2. Kejelasan Halal dan Haram

43

Page 44: Rangkuman Buku

Sesuatu yang ditegaskan halalnya oleh Allah, maka hal tersebut adalah halal. Sesuatu yang Allah nyatakan dengan tegas keharamannya, maka hal tersebut menjadi haram.

Adapun yang syubhat, maka menjauhi perbuatan semacam itu ternasuk wara’. Sehunbungan dengan perkara yang syubhat, Rasulullah SAW. bersabda: “Tinggalkanlah sesuatu yang meragukan kamu untuk berpegang pada sesuatu yang tidak meragukan kamu.”

Sebagian ulama berpendapat, syubhat itu ada tiga macam:a. Sesuatu yang sudah diketehui haramnya oleh manuisa tetapi orang itu ragu

apakah masih haram atau tidak. Misalnya, makan daging hewan yang belum pasti bagaimana disembelihnya hewan tersebut sebelumnya.

b. Sesuatu yang halal tetapi masih diragukan kehalalannya. Misalnya, seorang laki-laki yang mempunyai istri namun ia ragu-ragu apakan ia sudah menjatuhkan thalaq kepada istrinya atau belum.

c. Seseorang ragu-ragu terhadap sesuatu dan tidak tahu apakan hal itu haram atau halal, dan kedua kemungkinan ini bisa terjadi sedangkan tidak ada petunjuk yang menguatkan salah satunya. Hal ini sebaiknya dihindari.

3. Halal dan Haram Brsifat UniversalTidak ada dispensasi atau toleransi bagi komunitas tertentu sehingga bebas

melakukan apa saja, termasuk Rasul dan Nabi. Sesuatu yang dihalalkan oleh Allah SWT. dan Rasul-Nya berarti halal untuk semua manusia. Begitu pula apa yang diharamkan Allah SWT. dan Rasul-Nya haram juga untuk semua manusia.

Dalam ajaran Islam hanya kondisi darurat saja yang bisa mentolelir keharaman. Firman Allah: “Maka barangsiapa terpaksa, dengan tidak sengaja mencarinya dan tidak pula melampaui batas, tidak ada dosa atasnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 173)

C. Hidangan : Halal-Haram dalam Makanan dan Minuman1. Perintah Allah Mencari Makanan yang Halal labi Baik (Thoyyib)

Makanan dan minuman yang kita makan akan secara langsung mempengaruhi tubuh kita baik fisik maupun psikis. Karena itu, Islam hanya membolehkan kita untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang halal dan baik.

Sesuatu yang halal adalah sesuatu yang terlepas dari ikatan bahaya duniawi dan ukhrawi. Sedangkan makanan yang thayyib adalah makanan yang sehat sesuai dengna kebutuhan dan tidak berlebihan, juga aman dari bahaya duniawi dan ukhrawi.

2. Al Qur’an Hanya Mengharamkan Al Khabaaits

44

Page 45: Rangkuman Buku

Kata Khabaaits diartikan sebagai makanan dan minuman yang diharamkan oleh Al Qur’an yang jumlahnya secara umum tidak lebih dari empat jenis makanan, yaitu bangkai, darah, babi, dan binatang yang disembelih atas nama selai Allah dan satu jenis minuman yang memabukkan.a. Bangkai

Dalam surat Al Maidah ayat 3, dijelaskan beberapa jenis bangkai, yaitu:1. Al Munkhaniah, hewan yang mati karena tercekik.2. Al Mauquudzah, hewan yang mati mati karena terpukul tongkat atau yang

sejenisnya.3. Al Muraraddiyah, hewan yang terjatuh dari tempat tinggi hingga mati.4. Al Nathiihah, hewan yang ditanduk oleh hewan lain hingga mati.5. Hewan yang sebagian tubuhnya dimakan hewan buas, kemudian mati.

Hewan yang mati karena sengatan listrik, peluru, atau pemotong mekanis tanpa menyebut nama Allah juga termasuk bangkai.

Diharamkannya bangkai disebabkan karena akan membahayakan kesehatan oleh darah yang tertahan di dalam tubuh hewan yang mati tersebut. Darah yang membeku dalam tubuh bangkai kemudian menjadi sarang tempat berkumpulnya mikroba yang berbahaya bagi tubuh manusia.

Adapun bangkai yang dihalalkan, yaitu bangkai ikan dan belalang. Islam memberikan pengecualian terhadap bangkai ikan dan binatang air lainnya. Firman Allah SWT.:

“Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut, sebagai makanan yang lezat kamu dan orang-orang yang dalam perjalanan.” (Q.S. Al Maidah [5]: 96)

b. DarahMakanan jenis kedua yang diharamkan adalah darah. Maksud darah disini adalah

darah yang mengalir.Darah merupakan sarana yang subur bagi tempat tumbuh dan berkembangnya

mikroba. Keberadaan darah dalam lambung manusia dapat membantu pembentukan unsur-unsur amoniak yang dapat menyebabkan penurunan fungsi hati. Jika unsur-unsur amoniak tersebut sampai ke otak, maka dapat menyebakan lamban, hilang konsentrasi, hilang kesadaran dan diikuti kematian.

Darah ada yang dikecualikan, yaitu hati dan limpa. Termasuk dalam kategori darah yang dibolehkan, yaitu sisa darah yang menempel pada daging.

c. BabiBabi adalah hewan yang kotor, pemakan semua yang ada dihadapannya, baik

kotoran maupun bangkai. Karena gaya hidup yang luar biasa jorok itulah, babi menjadi gudang parasit dan bakteri yang membahayakan manusia. Semua makanan yang diproses menggunakan lemak babi pun haram, seperti beberapa jenis permen dan coklat.

45

Page 46: Rangkuman Buku

d. Binatang yang Disembelih Atas Nama Selain AllahJenis makanan yang diharamkan oleh Allah adalah binatang yang disembelih atas

nama selain Allah, baik patung, thagut, dan lain-lain. Binatang yang disembelih dengan niat selain untuk Allah pun haram, seperti niat untuk kelancaran membangun jembatan, atau untuk sesajen.

e. ArakHanya ada satu kelompok minuman yang diharamakan, yaitu kahmr. Yang

dimaksud khamr disini adalah setiap minuman yang memabukkan sebagaimana sabda Rasulullah SAW.: “Setiap yang memabukkan adalah khamr dan setiap khamr itu diharamkan.” (H.R. Ahmad). Mengenai sifat khamr menutupi atau mengacaukan akal dijelaskan oleh sabda Rasul sebagai berikut:

“Kemudian daripada itu, wahai manusia! Sesungguhnya telah diturunkan hukum yang mengharamkan khamr. Ia terbuat dari salah satu lima unsir: anggur, kurma, madu, jagung dan gandum. Khamr itu adalah sesuatu yang mengacaukan akal.” (H.R. Bukhari)Rasulullah SAW. menyatakan bahwa khamr menyebabkan kerusakan bagi

manusia, karenanya sedikit ataupun banyak kadarnya tetap dilarang. Tak terkecuali khamr jenis arak yang digunakan dalam makanan sebagai bahan penyedap.

3. Makanan-Makanan Haram dalam HaditsBerikut ini makanan yang diharamkan dalam sabda Rasul, yaitu:

a. Binatang buas yang bertaring dan burung bercakar runcing.b. Keledai jinak (Khimar Ahliyah).c. Al Jalaalah, hewan-hewan yang makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran,

seperti kotoran mausia maupun hewan.d. Hewan yang diperintahkan agama untuk dibunuh, yaitu burung gagak,

kalajengking, tikus, dan anjing liar.e. Hewan yang dilarang untuk dibunuh, yaitu semut, tawon, dan burung hud-hud.

46

Page 47: Rangkuman Buku

BAB 11Konsep Dasar Ekonomi dan Transaksi

dalam Sistem Muamalah Islam

A. Pendahuluan

Muamalah adalah ajaran islam yang menyangkut aturan-aturan dalam menata hubungan antar sesame manusia agar tercipta keadilan dan kedamaian dalam kebersamaan hidup manusia.

Konsep dasar mu’amalah dalam islam dibangun atas suatu asumsi tentang fungsi manusia menurut ajaran islam sebagai khalifah di muka bumi, yang bertugas menata

47

Page 48: Rangkuman Buku

kehidupan sebaik mungkin sehingga tercipta kedamaian dalam hidup ditengah perkembangan budaya manusia yang dinamis.

B. Landasan Pemikiran Perekonomian IslamFalsafah Ekonomi IslamKunci falsafah ekonomi islam terletak pada hubungan manusia dan Tuhan,

hubungan manusia dengan manusia, dan hubugan manusia dengan alam semesta serta tujuan hidupnya di muka bumi.

Kegiatan dan Pengembangan PerekonomianManusia dianjurkan untuk memanfaatkan kesempatan luas untuk

berproduksi.Banyak ayat Al-qur’an dan Hadist Rasul yang menunjukkan bahwa pertanian, perdagangan,perniagaan, Industri, dan berbagai bentuk kegiatan produktif adalah dianjurkan. Bila diawali dengan niat dan motif yang benar, ikhlas, menegakkan kebenaran dan memberi manfaat kepada manusia, maka semua kegiatan ekonomi itu merupakan amal ibadah.

Prinsip-prinsip dalam Penataan Ekonomi IslamPrinsip-prinsip tersebut adalah :

1. Harta yang baik merupakan tulang punggung kehidupan 2. Setiap orang yang mampu dan mempunyai potensi untuk bekerja3. Sumber-sumber alami perlu dicari dan energy yang ada wajib dimanfaatkan4. Kegiatan ekonomi harus mendekatkan jarak antara berbagai lapisan masyarakat5. Perlu ada jaminan sosial bagi setiap warga6. Mendorong pengeluaran dan infaq dalam kebajikan7. Harta ditetap sebagai barang terhormat8. Sistem transaksi material disusun berdasarkan aturan yang adil9. Negara bertanggung jawab melindungi berjalannya system perekonomian

C. Masalah Pemilikan1. Pemilikan pribadi menurut islam

Islam mengakui pemilikan harta pribadi, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak maupun orang dewasa.

Disamping milik pribadi, islam mengenalkan pemilikan bersama, meskipun meskipun fungsi dari kedua macam pemilikan itu tidak secara kaku ditetapkan, tetapi dibiarkan untuk ditentukan sesuai dengan ketentuan syariat berdasarkan kebutuhan dan keadaan.

2. Sumber-sumber Pemilikan

48

Page 49: Rangkuman Buku

Seseorang dapat memiliki harta pribadinya melalui berbagai sumber, seperti melalui hasil usaha sendiri dengan berbagai bentk usahanya, warisan, atau pemberian yang dapat berupa hibah, hadiah, sodaqoh, infaq, mahar, iqtha dan sebagainya.

3. Usaha yang dilarang1. Riba2. Pencurian, perampokan, korupsi, mengambil hak orang lain.3. Perdagangan-perdagangan yang diharamkan agama4. Bisnis judi, hiburan maksiat, pelacuran.5. Penyuapan6. Perdagangan secara licik

D. Masalah TransaksiTransaksi dalam kegiatan ekonomi dapat berupa:

1. Transaksi jual-beli a. Ketentuan dalam transaksi jual-beli:

Bila transaksi dilakukan dengan seseorang, maka orang lain tidak boleh mengintervensi dan melakukan transaksi kedua.

Mempertimbangkan khiyar Transaksi dagang hanya boleh dilakukan untuk barang yang sudah

ada Bersumpah dalam transaksi dagang tidak diperbolehan. Dalam transaksi jual beli dianjurkan ada saksi.

b. Khiyar dalam jual beliAda 3 jenis khiyar yaitu:

Khiyar majlis Khiyar syarat Khiyar aibi

2. Transaksi utang-piutangBeberapa petunjuk islam tentang utang piutang:a. Mengutangkan kepada orang lain adalah suatu kebajikanb. Transaksi utang piutang hendaklah dicatat dan dipersaksikan dengan

dua orang saksi yang adil.c. Tidak boleh mencari keuntungan dari hutang.d. Orang yang mengutang dianjurkan untuk memberikan kelebihan

pembayaran utang secara sukarela.e. Memberikan jaminan atas utang menggunakan barang atau surat-surat

berharga adalah boleh.3. Transaksi sewa menyewa4. Transaksi upah-mengupah

49

Page 50: Rangkuman Buku

BAB 12Etos Kerja dan Enterpreneurship

Allah swt telah menyediakan bumi dan seisinya sebagai sumber kehidupan. Fungsi manusia di bumi ini untuk mengurus dan mengolahnya.Sebagai muslim harus yakin bahwa berusaha dan bekerja itu merupakan kewajiban dalam hidupnya. Enterpreneurship memiliki nilai-nilai luhur untuk membangun dan mengatasi persoalan hidup yang sedang dan akan dihadapi. Semua sumber rizki jelas bahwa semuanya bersal

50

Page 51: Rangkuman Buku

dari Allah Yang Maha Kuasa. Jalan untuk memperoleh rizki dikelompokkan menjadi dua, yaitu pemberian dari pihak lain dan berusaha atau bekerja.

Sesungguhnya Allah telah menciptakan bumi terhampar luas disertai dengan banyaknya fasilitas disediakan untuk manusia, agar manusia dapat berusaha mencari rizki yang disediakanNya bagi keperluan manusia:

“Sesungguhnya Kami telah menempatkan kalian di bumi dan Kami adakan bagi kalian diatasnya (sumber-sumber) penghidupan” (QS. Al A’Raf[7]:10)

Manfaat dan hikmah berusaha, diantaranya sebagai berikut:1. Membina Ketentraman dan Kebahagiaan2. Memenuhi Nafkah Keluarga3. Memenuhi Hajat Masyarakat4. Sarana Ibadah5. Shadaqah6. Menolak Kemunkaran

Kelompok Jenis Usaha dikelompokan menjadi:E B

S I

E= Employee= karyawan= pegawaiS= Self Employee= Bekerja sendiri sebagai professionalB= Business= Bisnis= Sistem yang bekerja untuk swastaI= Investor= Uang bekerja untuk swasta

Hakikat Kewirausahaan; Enterpreneurship digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mengubah sumber-sumber ekonomi yang bernilai rendah ke yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dan hasil yang lebih besar (Barrow, 1993:15). Beberapa keuntungan dan kelemahan yang diperoleh dari berwira usaha diantaranya. Keuntungannya:

Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan atau potensi Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha konkrit Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Kelemahannya: Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus dia buat, walau

dia kurang menguasai permasalahan yang di hadapinya.Etika Wirausaha diantaranya:

Jujur dalam bertindak

51

Page 52: Rangkuman Buku

Rajin, tepat waktu, dan tidak pemalas Selalu murah senyum Lemah lembut dan ramah tamah Sopan santun dan hormat Selalu ceria dan pandai bergaul Fleksibel dan memiliki rasa tanggung jawab Serius dan suka menolong pelanggan Rasa memiliki pesahaan yang tinggi.

BAB 13Akhlak dan Tasawuf

A. Islam dan Problematika Nilai1. Problema Nilai Baik-Buruk dab Benar Salah

Dalam kehidupan sehari-hari kita memberi penilaian tehadap beberapa perilaku orang , bahwa perbuatan ini baik, perbuatan itu buruk, tindakan ini benar

52

Page 53: Rangkuman Buku

atau tindakan itu salah. Apakah baik itu ? apakah burk itu ?dengan apakah kita mengukur itu ? kita sering menetukan sendiri tentang hal itu, bahkan didasarkan kepada kepentingan-kepentingan kita sendiri sesuai dengan apa yang kita kehendaki sendiri.

Kepentingan ban tujuan yang di kehendaki oleh setiap manusia dalam menjalani kehidupannya sering berbeda-beda ada yang mementingkan harta, ada yang menghendaki kekuasaan , ada yang menghendaki popularitas, ada yang menghebdaki kemerdekaan, ada yang menghendaki pendidikan adapula yang lebih memikirkan hidupnya setelah kematian yaitu hari akhirat.

Maka dari itu untuk mengukur dan menilai baik buruknya sesuatu tergantung kepada dirinya masing-masing ukuran baikburuknya pun menjadi tidak jelas dan beraneka ragam , orang cebderung menganggap sesuat itu benar apabila menguntungkan dirinya dan bruk apabila merugikannya ,

2. Manusia Dan Nilai-Nilai kehidupannya

Kehidpan yang kita tempuh didunia ini tidak terlepas dari nilai-nilai kegidupan di mana manusia, dalam membuat keputusan untuk bertindak atau tidak bertindak dalam kehidupan itu , disadari atu di dorong oleh nilai-nilai kehidupan yang mereka anut, nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai seperangkat keyakinan tentang baik buruk, benar salah patut atau tidak patut

Jadi nilai merupakan ukuran (barometer) yang dipakai oleh individu untuk mempertimbangkan apakah sesuatu pernuatan itu baik atau buruk , benar atau salah

Sebagai standar nilai membantu orang untuk menentukan apakah ia suka terhadap sesuatu, dalam hal yang lebih kompleks, nilai akan membantu seseorang menentukan sesuatu apakah hal itu baik berupa objek , ide, gaya, perilaku atau lainnya baik atau buruk

3. Islam Sebagai Norma Kehidupan

Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. Untuk member petunjuk kepada kepada manusia tentang jalan mana yang harus ditempuh dalam meniti dan menata kehidupan sehingga tercipata tatana n hidup yang selaras dengn sanutullah ( hukum Allahyang berlaku untuk alam semesta) yaitu berlaku secara tetap dan umum. islam menetapkan norma-norma kehidupan itu sebagai suatu standar untuk menentukan apakh suatu pernuatan yang dilakukan manusiaa secara individu maupun secara bersamaan , itu bernar atau salah

Normm-norma kehidupan yang ditetapkan oleh islam tersebut , karena dating dari allah, bersifat sacral, absolute, imfiratif, universal, dan memiliki

53

Page 54: Rangkuman Buku

makna ukrawi universaldalam artian dimanapun dan kapanpun. Member makna ukrawi dalam pengertian bahwa keuntungan dari melaksanakannya tidak hanya disarankan sekarang dan disini saja tapi juga nanti disana, di akhirat di zaman setelah kematian

B. Akhlak : Misi dan Tujuan Utama dalam Islam1. Tujuan ajaran akhlak

Ahlak merupakan dimensi ke tiga dari ajaran islam setelah aqidah dan syariah. Akidah menyagkut masalah-masalah yang harus di Imani dan di yakini oleh manusia sebagai sesuatu yang hakiki, syariah menyangkut ketentusn-ketentuan berbuat dalam menata hubungan dengan Allah dan sesama makluknya , sedangkan aklak menyangkut masalah-masalah kehidupan yang berkaitan dengan ketentuan –ketentuan dan ukuran-ukuran baik buruk atau benar salahnya suatu perbuatan

2. Akhlak sebagai Misi Utama Agama Islam

Perbuatan akhlak merupakan misi inti dari setiap diutusnya rasul ditengah-tengah suatu umat. Di saat suatu masyrakat telah bobrok akhlaknya dan moralitasnya, maka diutuslah kepada mereka rasul atu nabi unutk mengajarkan akhlak mulia dan mencontohkannya kepada merka, bagaimana akhlak itu harus ditampilkan dalam kehidupan nyata.

Iman berfungsi sebagai kekuatan spiritual untuk membangkitkan motivasi, agar kita yakin bahwa melakukan perbuatan yang baik dan terpuji itu memiliki makna kebaikan meskipun keuntungan material dari berbuat baik itu tidak di peroleh.

3. Cakupan dan Lingkup Ajaran Akhlak

Akhlak sebagai ajaran tentang moral islam mencakup dimensi yang sangat luas, meliputi seluru aspek hubungan yang terjalin pada manusia, termasuk pada dirinya sendiri dank kepada Allah dengan alam sekitar , oleh karena itu , norma-norma yang islam lingkupi :

a. Akhlak terhadap Allahb. Akhlak pada diri sendiric. Akhlak terhadap sesame ,manusiad. Akhlak terhadap lingkungan Alam

Akhlak terhadap Allah di tunjukan untuk membinan hubungan yang akrab dengan Allah sebagai pencipta dn penentu segala sesuatu, sehingga Allah selalu dirasakan selalu

54

Page 55: Rangkuman Buku

hadir dalam gerak dan langkahnya.Akhlak pada diiri sendiri ditunjukan untuk membersihkan jiwa, menjernihkan jiwa dan perasaan sehingga dia mendapatkan ketentraman dan ketenangan dan Akhlak terhadap sesame manusia ditunjukan pada penciptaan kondisidan lingkungan social yang harmonis dan penuh kedamaian Dan Terakhir Akhlak kepada lingkuangan alam ditujukan agar lingkungan hidup terpelihara tidak rusak dan tetap lestari sehinggan alam terus menerus mamberi mamfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri selama manusia itu ada.

C. Sumber dan Model Akhlak Islami1) Sumber Akhlak islami

Ukuran-ukuran normative yang tercakup dalam ajaran akhlak islam tersebut bersumber dari Al Quran yang merupakan firman Allah SWT yang kebenarannya tak dapat di bantah dan tak perlu di perdebatkan juga .

2) Nabi muhammada Saw Sebagai model dalam melaksanakan akhlak islam

Ketinggian akhlak rasulullah Saw iru di tunjukan dengan kepribadiannya yang terikat secara penuh pada nilai-nilai hidup yang telah di tetapkan oleh Allah Swt segala tindakannya selalu didasarkan pada kaidah moral yang telah ditetapkan Allah Swt dalam Al Quran.

D. Tasawuf : Ekspresi Batin dalam Islam1. Akar lingkunagn Kata Tasawuf

Tasawuf secara historis berkaitan dengan zuhud( zuhd, asketisme), secara lekis berkaitan dengan kata shif, dan secara semantic berkaitan dengan tazkiyatun nafs(penuycian diri dari akhlak)Orang yang mengamalkan tasawuf disebut dengan sufi , sufi merupakan suatu nama yang mulai dikenal pada abad kedua dan diterapkan pada suatu tipe orang muslim yang pada masa lalu dikenal sebagai Zahid

2. Tujuan dan sumber tasawuf Tujuan tasawuf

Taswuf adalah suatu cabang dari ilmu keislaman yang lebih menekan pada tujuan pembersihan diri melalui penerapan ajaran-ajaran akhlak secara sistematis dan peresapan nilai agama secara batinia Tujuan utam orang menempuh jalan tasawuf adalah adanya keinginan kuat untuk merasa dekat kepada Allah

Sumber Ajaran Tasawuf

Ajaran tasawuf mengambil sumber dari a. Ayat-Ayat suci Al Quran

55

Page 56: Rangkuman Buku

b. Prikehidupan, perilaku dan perkataan Rasullulah Sawc. Peri kehidupan para sahabt yang saleh

3. Perkembangan Ilmu Tasawuf

Pada zaman Rasulullah Saw dan para sahabatnya , sebutan dan istilah tasawuf ,meskipun pelaksanaan konsep-konsep tersebut dalam realitas kehidupan yampak jelas pada pola rasul dan para sahabatnya Istilah tasawufmuncul pada abad ke 3 hijriyah

BAB 14Dakwah dan Amar Ma’ruf Nahyi Munkar

A. Dakwah1. Pengertian DakwahPengertian dakwah menurut bahasa berarti : memanggil, menanamkan, mengundang,

menyeru,mengajak, mendoakan yang terkandung di dalamnya artinya menyampaikan sesuatu kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.

56

Page 57: Rangkuman Buku

Dalam Q.S. An-Nahl : 125, disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak ummat manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana, nasehat, yang baik serta berdebatlah dengan cara yang baik pula.

2. Tujuan Dakwaha. Menurut M. Natsir :

1) Memanggil kita pada syari’at untuk memecahkan persoalan hidup.2) Memanggil kita pada fungsi sebagai hamba Allah di atas dunia yang terbentang luas

ini.3) Memanggil kita pada tujuan yang hakiki, yakni menyembah Allah.

b. Menurut Raifuddin : mengajak manusia ke jalan Tuhan, jalan yang benar, mempengaruhi cara berpikir manusia, cara bersikap, berbicara dan bertindak, agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

c. Menurut Barmawie Umari : memenuhi perintah Allah.

3. Profile Seorang Da’iSeorang da’I harus memilki hal-hal sebagai berikut :

a. Mempunyai ilmu pengetahuan yang luasb. Pandangan jauh ke masa depan.c. Arif bijaksana.d. Teguh pendirian.e. Adil dalam bertindak.f. Sehat jasmani dan rohani.g. Pandai berkomunikasi.h. Ikhlas.i. Yakin bahwa misinya akan berhasil.

B. Amar Ma’ruf Nahyi Munkar1. Urgensi Amar Ma’ruf Nahyi MunkarIslam tidak selesai pada kehidupan yang lepas dari konteks sosialnya. Kebersamaan

pribadi seorang muslim dalam kebersamaannya. Kebersamaan dengan Khaliknya dalam seluruh pikiran, kesadaran, dan aktivitasnya. Kedua, kebersamaan dengan lingkungan sosialnya.

Konsep ummatun wasatha (Q.S.2:43) menempaykan komunitas Islam pada posisi moderasi dan berfuingsi sebagai teladan dan patron (syuhada) bagi yang lain sebagai konsekuensi dari kebenaran dan keadilan yang diaktualisasikannya.

Al-Ghazali mengatakan bahwa amar ma’ruf nahyi munkar merupakan puncak kepentingan dalam Islam. Orang beriman harus bagaikan satu badan yang kompak dalam menata kesolehan lingkungannya. Seorang muslim tudak boleh sendirian. Ia harus memiliki kepedulian terhadap baik buruk orang lain di lingkungannya.

57

Page 58: Rangkuman Buku

Hancurnya Bani Israil dan jatuhnya kutukan Allah kepada mereka antara lain karena mereka tidak melaksanakan tidak melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar. Hal ini member pelajaran pada kita, bahwa hancur dan sirnanya kebenaran itu bukan oleh pihak-pihak yang memusuhinya. Kebenaran hancur apabila para pembelanya sudah tidak konsisten dalam menjalankan dan membelanya.

2. Pengertian Dan Hukum Amar Ma’ruf Nahyi MunkarSecara harfiah kata ma’ruf berarti diketahui. Karena itu ma’ruf sering didefinisikan

sebagai sesuatu yang kebaikan, kepatutan, atau kelayakan yang dapat diterima oleh budaya atau adat istiadat dan tidak ditolak syara. Munkar secara harfiah berarti tidak diketahui atau asing. Munkar berarti segala sesuatu atau perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran agama.

Untuk merealisasikannya Al-Qur’an menggunakan kata amar (menyuruh/memerintahkan) untuk tindakan menumtut pelaksanaan dan kata nahyi (mencegah/melarang) untuk pencegahan.

Wujus kesatuan dan saling bantu diantara orang beriman terutama harus direalisasikan dengan amar ma’ruf nahyi munkar dan shalat (Q.S.9:71). Ancaman keras dari Allah melalui peristiwa yang menimpa Bani ISrail. Sebaliknya Allah menjamin keselamatan bagi orang-oranf yang melaksanakan amar ma’ruf nahyi munkar.

3. Pengaruh KemunkaranBencana yang paling besar mengancam umat muslim adalahbencana kemunkaran.

Berbagai bencana yang menimpa baik dulu maupun sekarang, sesungguhnya memiliki keterkaitan langsung atau tidak langsung dengan adanya kemunkaran dan dosa-dosa yang dilakukan manusia.

Kemunkaran konkrit adalah perbutan menyimpang yang secara fenomenal mudah terbaca sebagai kemunkaran. Sedangkan kemunkaran abstrak adalah kemunkaran yang bersifat halus dan jejak kemunkarannya tidak mudah terbaca yang berupa fikiran atau konsep yang dalam atau karena terselimuti oleh fenomena yang menampakkan ma’ruf. Dengan tersebarnya kemunkaran semacam ini, orang tidak akan mengetahui dan merasakan hal-hak yang janggal, tahu-tahu cara berfikir dan gaya hidupnya jauh dari kebenaran.

4. Pencegahan KemunkaranDalam hal pencegahan kemunkaran hadis menggunakan istilah taghyir (merubah).

Implikasinya bahwa muslim harus benar-benar dalam kondisi peka dan dinamis dalam merespon kondisi lingkungannya khususnya dalm merespon kenyataan lingkungan yang munkar.

Rasulullah bersabda : “Barang siapa melihat kemunkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jka tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan jika tidak mampu juga, maka dengan hatinya, dan tindakan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”

58

Page 59: Rangkuman Buku

Pertama, dengan tangan dapat diartikan kekuasaan atau kewenangan, dalam hal ini pemerintah atau penguasa. Amar ma’ruf nahyi munkar memilikki tungkat efektivitas yang sangat tinggi disbanding dengan sekedar seruan atau himbauan Majelis Ulama yang tidak punya daya tekan apa-apa. Pihak berikutnya adalah orang tua dan para pemimpin lembaga, perusahaan dan kantor. Mereka memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap orang-orang di bawahnya.

Kedua, dengan lisan yakni segala bentuk uvapan atau tulisan yang berupa ajakan atau nasihat. Sasaran ajakan dan nasihat adalah hati. Orang yang memiliki tanggung jawab amar ma’ruf nahyi munkar antara lain adalah tokoh agama, tokoh pendidikan, ilmuan, para penyair, para penulis, dan semua pihak muslim memiliki kesempatan untuk melakukan perubahan melalui ucapan atau tulisan.

Ketiga dengan hati. Orang yang tidak mampu mencegahnya dengan tindakan atau ucapan,tidak berarti ia hanya diam, memejamkan mata dan menutup telinga. Jika hanya demikian, walalupun hatinya benar-benar mengingkarinya, sikap itu tidak memiliki pengaruh apa-apa. Seyogyanya pengingkaran ini dapat dibaca melalui sikap yang nyata.

C. Jihad1. Konsep JihadManusia memiliki potensi dan Islam dating membawa ajaran dan nilai-nilai kebaikan.

Untuk memelihara kemanusiannya, Allah menciptakan akal dan kalbu. Sementara untuk mengawal kebaikan, Islam memasukkan jihad sebagai salh satu ajarannya dan sebagai perisai kehidupan. Jihad harus membuahkan terpeliharanya jiwa, terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab, menebarnya senyum dan terhapusnya air mata, serta pemerataan kesejahteraan.

2. Sabar Dalam BerjihadJihad terambil dari kata “ja-ha-da”, artinya sulit dan letih. Arti lain dari jihad adalah

kemampuan, karena jihad menuntut orangnya untuk mengeluarkan segala daya upaya dan kemampuan. Jihad juga mengandung makna ujian/cobaan, yakni ujian bagi kualitas seseorang.

Jihad semata-mata demi Allah dan berjalan di jalan Allah (Q.S.29:69).Beralasan musuh terlalu kuat, perlawanan dalam keadaan lemah berarti konyol,jihad

belum waktunya, situasi dan kondisi dan kondisi belum memungkinkan, maka alas an tersebut lebih disebabkan oleh mentalitas yang lemah sebab jika semua orang beralasan demikian siapa lagi yang bangkit menentang kezaliman ?

3. Macam-Macam JihadTidak ada satu aktivitas pun yang tidak disertai jihad, sebab kegiatan apapun yang

kita lakukan sudah tentu membutuhkan kesungguhan, daya upaya, kemampuan, dan pengorbanan, disamping niat karena Allah untuk menegakkan kalimah Allah.

59

Page 60: Rangkuman Buku

Banyak pintu masuk yang dilalui setan, antara lain :1) Ambisi yang berlebihan dan prasangka buruk terhada Tuhan.2) Gemerlap duniawi.3) Merasa lebih dari orang lain.4) Menganggap enteng dosa kecil dan malu melakukan kebaikan.5) Riya.

Al-Qur’an memperkenalkan tiga jihad :1) Jihad dengan harta (amwal).2) Jihad dengan fisik (nafs dalam arti diri).3) Jihad dengan jiwa/nywa (nafs dalam arti jiwa/nyawa).4) Jihad dengan totalitas manusia (nafs dalam arti nyawa, emosi, pengetahuan, yenaga,

pikiran).5) Jihad dengan bentuk apapun sesuai bentuk serangan lawan.

4. Jihad Sebagai Upaya Mencapai SyahadahSyahadah artinya kesaksia atau bukti. Orang yang bersaksi atau memberikan bukti

disebut syahid. Mati yang membuktikan/mempersaksikan keyakinan anda disebut mati syahid. Kematian adalah bentuk pengorbanan yang paling final dari jihad dan jihad dengan nyawa harus ditujukan sebagai upaya mencapai syahadah.

BAB 15Islam dan Isu-Isu Kontemporer

A. Demokrasi dan Kepemimpinan IslamUntuk menggali hukum musyawarah dalam Isalm tidak terlalu sulit seperti

menentukan hokum padanannya, yaitu demokrasi, yang diberi pengertian kedaulatan rakyat secara umum. Hokum ini diambil secara eksplisit dari Q.S. Ali-Imran : 159.

Yang menunkjukkan kata wajib dari ayat ini adalah kata bermusyawarah dengan mereka (syawir-hum), yang menunujukkan kata perintah (amr) selama belum ada alas an lain yang dapat merubah hokum dari wajib menjadi boleh (mandub).

60

Page 61: Rangkuman Buku

Ibn ‘Atiyah merngatakan : Ayura itu merypakan sendi-sendi syariah dan fondasi hokum, maka orang yang tidak bermusyawarah dengan para ahli dan agamawan wajib dikucil;kan.

Secara terminologis, demokrasi tidak dikenal dalam Islam.adapun istilah musyawarah yang terdapat dalm praktik penyelanggaraan Negara modern diidentikan dengan demokrasi.

Q.S.4 : 58-59 menjelaskan prinsip musyawarah dalam pemerintahan negara oleh Muhammad Yusuf Musa dijadikan dasar musyawarah dengan prinsip :a. memelihara amanat Allah dengan sebaik-baiknya, menyampaikan hak kepada

ahlinya, dan mengakui segala hak dengan penuh.b. menegakkan keadilan dalm segala urusan ekonimi, social, dan politik, baik terhadap

diri sendiri, keluarga, atau masyarakat.c. taat dan patuh terhadap undang-undang yang telah ditetapkan.

Dengan dasar itu prinsip syura sebagai asa penyelanggaraan pemerintahan negara dalam Islam tidak mengenal kedaulatan rakyat, sebagaimana konsrp demokrasi yang berkembang di Negara-negara barat. Oleh karena itu, Islam menggunakan istikah khilafah (wakil), bukan kekuasaan tertinggi. Dengan perkataan lain, musyawarah yang oleh Al-Maududi diistilahkan dengan demokrasi Islam menyandarkan politiknya pada landasan kedaulatn Tuhan dan kekhalifahan manusia.

2. Teokrasi dan DemokrasiModel kekiasaan ada di tangan Tuhan dapat dikategorikan dalam tipe teokrasi.

Namun tipe kekuasaan seperti ini sudah tampak mendapat pergeseran nilai yang kemudian ditekankan oleh pendukungnya sendiri seperti dikutip Komaruddin Hidayat.

Teokrasi dalam arti yang sebenar-benarnya sudah tidak ada lagi di dunia ini. Suatu alternetif dari jalan tengah dengan mengakomodasikan ketuhanan dengan kemanusiaan pada demokrasi dalam kehidupan bernegaranya itu dengan legalisasi negara seperti yang terjadi di Indonesia dalam pandangan Kuntowijoyo adalh teodemokrasi.

Alasan lain mempertahankan demokrasi sebagai konsep dasar yang meyakini akan keabsolutan dan mengajarkan kesetiaan total manusia terhadap Tuhan secara vertical akan sefaham dengan pendapat ini, karena alasan demokrasi sebagai ideology konsep produk manusia yang merelatifkan pandangan dogmatis serta absolute, dan senantiasa mengasumsikan proses tawar-menawar antar sesame manusia secara horizontal. Agama tidak memiliki tempat yang layak bagi faham demokrasi. Karena itu, tidak ada kata lain dalam hidup seorang muslim kecuali menerima dekrit Tuhan melalui Kitab Suci Al-Qur’an dan hadis Nabi saw. Oleh karenanya, demokrasi yang memiliki dalil bahwa legitimasi kekuasaan bersumber dari mayoritas rakyat tidak bisa diberlakukan.

Secara ontology Islam dan demokrasi berada pada tataran yang berbeda. Seolah-olah agama dan demokrasi dari sudut pandang di atas mengalami kontradiksi, maka kemunculan faham sekulerisasi dapat terjadi.

61

Page 62: Rangkuman Buku

3. Titik Temu DemokrasiPerkembangan pemikiran muslim berikutnya tampak mengalami perubahan, tidak

hanya melontarkan pemikirannya yang konfrontatif terhadap demokrasi, melainkan ada yang lebih akomodatif sebagai faham ketiga mengenai penerimaan konsep demokrasi memasuki wacana Islam.

Yusuf al-Qardawi melihat demokrasi bukan hanya dari istilah definisi dan terminology akademisnya, melainkan dari hakekatnya, dalam penilaiannya.

Memang bukan hanya perkembangan dari agama Islam saja yang mendambakan demokrasi itu timbul tetapi dari berbagai agama. Dengan demikian memang demokrasi bagi kaum agama tidak hanya dikehendaki kaum muslimin yang berkecimpung dalm dunia politik saja. Selanjutnya demokrasi yang berkembang di kalangan kaum beragama memerlukan sikap para pemeluknya untuk meyakini dan menghayati ajaran keagamaannya secara benar, walaupun itu hanya merupakan komitmen pribadinya, justru akan menjadikan masing=masing orang aakn mendapatkan semangat yang sama seperti yang diajarkan agamanya untuk menjunjung tinggi nilai dan harkat derajat kemanusiaan dengan demokrasi.

Hubungan Islam dengan demokrasi dewasa ini difahami umat Islam, tampak mengarah kepada akomodasi ajaran Islam dengan pemahaman demokrasi yang berkembang.

4. Demokrasi dan Muslim IndonesiaMenurut NotonegoroPancasila itu mono-dualisme, perpaduan antara nilai-nilai

spiritual dan pemuasan material, yang ukhrawi dan duniawi. Tuhan dan rakyat harus dibaca satu, dengan sebutan teodemokrasi. Namun,istilah yang dimunculkan ini tidak dikinal lagi di negeri ini.

Dalam konteks kewanitaan, UUD1945 menjamin kesetaraan pria dan wanita dan pemerintahan kita telah meratifikasi Convention on the Elimination of Discrimination Convention Against Women, akan tetapi bbukan berarti kekuatan undang-undang dan peraturan pemerintah itu dapat menjamin kesetaraan. Praktik pembangunan yang berlangsung secara umum, telah banyak menjadikan peminggiran posisi wanita, posisi yang marginal, disebabkan oleh perencanaan pembangunan yang meninggalkan kaum perempuan.

Yang menjadi kekuasaan wanita adalah upaya membangkitkan kesadaran kekuatan kolektif dapat mengembangkan gerakan wanita sebagai kekuasaan bersama atau berbagi.

B. Gender Dalam Wacana Islam1. Konsep Gender

62

Page 63: Rangkuman Buku

Di Indonesia,kata gender (jender) dipinjam dari BAhasa Inggris, yang sebenarnya sulit mencari padanan kata untuk istilah ini. Dalam BahasaIndinesia, istilah pria/wanita sangatlah berbeda dengan konsep gender.

Konsep gender yang sudah populerdi Indonesia merupakan ekspresi psikologis dan cultural seks yang sifatnya biologis menjadi peran dan perilaku sosial tertentu. Demikian permanennya, maka tidak dapatberubah dan merupakan ketentuan biologis, ketentuan Tuhan atau Kodrat.

Adapun konsep gender itu dapat dimisalkan :a. Wanita dikenal lemah-lembut, cantik, emosional, tidak mandiri, pasif atau keibuan,

danb. Pria dianggap kuat, rasional, jantan,mandiri, agresif, eksploitatif, dan perkasa.

Secara terminologis, gebder digunakan untuk menandai segala sesuatu yang ada di dunia dalam masyarakat ‘Vernacular’, termasuk di dalamnya adalah bahasa,tingkah laku, pikiran, makanan, ruang, waktu,harta milik, tabu, alat reproduksi, dsb. Namun secara konseptual, gender berguna untuk mengadakan kajian terhadap pola sosial hubungan pria dan wanita dalam berbagai masyrakat yang berbeda.

2. Keadilan GenderKopnsep keadilan dalam gender menurutIslam, bahwa Islam mengakui kesamaan

martabat laki-laki dan permpuan tanpa membedakan jenis kelamin. Analisis gender dilakukan dengan mencari penyebab kesenjangan dan ketidakadilan. Semangat ketidakadilan laki-laki dan perempuan ini secara normative terkesan didorong oleh Al-Quran menyatakan adanya kelebihan tertentu bagi laki-laki ats perempuan. Kini zaman dan keadaan pemikiran dan intelektual wanita telah berubah, maka selayaknyapenafsiran pun jika ada problema, mka haruslah ditinjau kembali. Tidak ada penafsiran dan doktri keagamaan yang sangat otoriter bila menyangkut masalah-masalah ijtihadi.

3. Keadilan Gender Dalam KeluargaAl-Quran mengunggulkan laki-laki atas perempuan dalam Q.S. 4:34 karena

kesadaran perempuan pada zaman itu rendah dan kewajiban perempuan untuk malaksanakan pekerjaan domestik.

Kini sudah dimulai dan terus dilanjutkan oleh kaumperempuan sedunia, bahwaperanan domestic harus dinilai dan dineri upah sesuai ajaran Al-Quran dan bukansemata-mata kewajiban yang harus dilakukan kaum perempuan.

Realita yang dialami dunia bisnis kitasaat ini banyak kaum perempuan yang dapat mandiri secara ekonomi, dan bahkan menjadi tulang punggung keluarga.

a. Hak TalakDalam konsep Islam tentang talak atau perceraian sumi-istri diakui adanya ceraidari

istri yang disebut khulu’.Hak khulu’ ini bagi wanita yang merupakan hak gugat dari wanita terhadap suami

atas nama keadilan dan kesamaan yang diberlakukan dua arah, yang sementara ini pihak

63

Page 64: Rangkuman Buku

perempuan dianggap sebagai pihak yang tidak mendapatkan hak cerainya yang selalu dipandang fiqih hanya berlaku satu arah dari lelaki saja.

Bentuk perceraian lain yang memihak kaumperempuan adalah talaq tafwid. Perlindungan hak-hak perempuan bagi yang tidak kuasa sendiri untuk mengajukannya, maka diajukan oleh kuasanya untuk menceraikan, maksudnya itu pendelegasian kuasa untuk menceraikan,yaitu member hak cerai kepada istri.

Pada dasarnya Islam memberikan status yang sejajar dan adil bagi wanita, tidak hanya dalam menentukan pilihan suami tetapi juga ketika terjadinya ketidakcocokan yang tidak bisa lagi islah (rekonsiliasi) antara keduanya.

b. WarisDalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Pasal 176 disebutkan bahwa : Anak

perempuan menjadi ahlin waris bersama anak laki-laki, maka bagian anak lelaki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan. Dalam Pasal 183 disebutkan bahwa para ahli waris bersepakat melakukan perdamaian dalam pembagian harta waris setelah masing-masing menyadari bagiannya.

Problematika apakah mungkin pembagian waris 1:2 ini seluruhnya telah melawan prinsip keadilan kemitraan yang dikeukakan sendiri oleh Al-Quran. Masdar mengatakan, bahwa ayat ini dapat dipahami adanya kuantitatif yang diberikan setelah minus yang pada dasarnya merupakan nilai maksimal.

Dengan demikian secara keseluruhan hak waris itu bila terjadi kesepakatan antara para ahli waris, baik pembagian secara normative maupun substansial, maka dapat saja dilakukan secara sama rata. Namun perlu diperhatikan dua hal, yakni :Pertama, meninjau realitas sosial ketika diturunkannya ajaran ini (asbabun nuzul), yaitu perempuan di saat itu tidak mendapat waris, bahkan dianggap bagian dari harta yang diwarisi.Kedua, jumlah atau kuantitas pembagian waris perempuan hanya setengah bagian dari laki-laki dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi (khususnya dalm kehidupan berkeluarga) di mada itu, yakni beban keluarga atau nafkah sepenuhnya menjadi tanggnung jawab kaum lelaki.

64

Page 65: Rangkuman Buku

BAB IIIANALISIS dan KOMENTAR

Buku Ajar Pendidikan Agama Islam ini digunakan di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia sebagai pegangan mahasiswa yang mengontrak MKDU Pendidikan Agama Islam. Buku ini memuat berbagai materi yang dibutuhkan mahasiswa yang akan sangat berguna untuk menambah pengetahuan agama para mahasiswa yang pastinya sangat jauh dari kata cukup. Materi dalam buku ini sesuai bagi mahasiswa Tingkay 1 yang sedang dalam tahap pendewasaan diri. Materi yang disajikan mulai dari cara mempelajari Islam melalui berbagai metode hingga berbagai isu kontemporer menyangkut Islam.

Namun, buku ini hanya menulis materi secara teoritis . sedangkan secara praktis kurang tersentuh. Padahal, contoh aplikasi dalam kehidupan sangat diperlukan dalam

65

Page 66: Rangkuman Buku

memahami lebih jauh. Materi yang ditilis pun terlalu banyak. Sedangkan jumlah pertemuan di kelas tidak sebanding dengan materi yang harus disampaikan. Meskipun mahasiswa dituntut untuk dapat belajar secara mandiri, namun tambahan penjelasan dari dosen sangat membantu mahasiswa dalam menambah pengetahuannya.

66