RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

41
1 Draft RUU PSDA ini telah mengakomodasikan hasil Konsultasi Publik yang intensif di 159 lokasi dan telah pula mengakomodasikan masukan dari sektor/Departemen. RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM BATANG TUBUH PENJELASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR … TAHUN …. TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR … TAHUN …... TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan ruang udara, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai karunia Tuhan merupakan kekayaan nasional yang harus dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna serta berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang; UMUM Sumber daya alam merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu sumber daya alam wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Ketersediaan sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati sangat terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya baik sebagai modal alam (stock resources) maupun komoditas (product) harus dilakukan secara bijaksana sesuai dengan karakteristiknya. b. bahwa sumber daya alam memiliki keterbatasan dan selama ini pemanfaatannya telah menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan struktur penguasaaan, pemilikan dan penggunaan, kurangnya daya dukung lingkungan, peningkatan konflik dan kurang diperhatikannya kepentingan masyarakat adat/lokal dan kelompok masyarakat rentan lainnya; Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka pengelolaan sumber daya alam harus berorientasi kepada konservasi sumber daya alam (natural resource oriented) dan pemanfaatan secara berkelanjutan (sustainable use) untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan fungsi sumber daya alam, dengan menggunakan pendekatan yang bercorak komprehensif dan

Transcript of RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

Page 1: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

1

Draft RUU PSDA ini telah mengakomodasikan hasil Konsultasi Publik yang intensif di 159 lokasi dan telah pula mengakomodasikan masukan dari sektor/Departemen.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

BATANG TUBUH PENJELASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN …. TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PENJELASAN

ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR … TAHUN …... TENTANG

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Menimbang : a. bahwa bumi, air, dan ruang udara, termasuk

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya sebagai karunia Tuhan merupakan kekayaan nasional yang harus dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna serta berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik untuk generasi sekarang maupun generasi yang akan datang;

UMUM Sumber daya alam merupakan karunia dan amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu sumber daya alam wajib dikelola secara bijaksana agar dapat dimanfaatkan secara berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat, baik generasi sekarang maupun generasi yang akan datang. Ketersediaan sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati sangat terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya baik sebagai modal alam (stock resources) maupun komoditas (product) harus dilakukan secara bijaksana sesuai dengan karakteristiknya.

b. bahwa sumber daya alam memiliki keterbatasan dan selama ini pemanfaatannya telah menimbulkan penurunan kualitas lingkungan, ketimpangan struktur penguasaaan, pemilikan dan penggunaan, kurangnya daya dukung lingkungan, peningkatan konflik dan kurang diperhatikannya kepentingan masyarakat adat/lokal dan kelompok masyarakat rentan lainnya;

Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 yang mengamanatkan bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, maka pengelolaan sumber daya alam harus berorientasi kepada konservasi sumber daya alam (natural resource oriented) dan pemanfaatan secara berkelanjutan (sustainable use) untuk menjamin kelestarian dan keberlanjutan fungsi sumber daya alam, dengan menggunakan pendekatan yang bercorak komprehensif dan

Page 2: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

2

terpadu. c. bahwa pengelolaan sumber daya alam seharusnya

didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan, keberlanjutan, keterpaduan, demokratis, yang juga merupakan komitmen global dan tuntutan reformasi;

d. bahwa pengaturan yang berkenaan dengan

pengelolaan sumber daya alam memerlukan pendekatan kawasan pengelolaan sumber daya alam (bioregion) yang mempertimbangkan keterkaitan antar ekosistem darat, pesisir dan laut, termasuk pulau-pulau kecil, dengan masyarakat dan kebudayaaannya dalam konteks ruang;

Ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya dijabarkan di dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat dan dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Undang-Undang yang berkaitan erat dengan pengelolaan sumber daya alam antara lain adalah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Pertambangan, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok Kehutanan yang telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi Keanekaragaman Hayati, Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup. Berbagai undang-undang tersebut telah memberikan dasar-dasar bagi pengelolaan sumber daya alam. Namun demikian, undang-undang yang diundangkan sebelum tahun 1980-an memiliki ciri-ciri yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, dominasi negara, dan minimnya peran serta masyarakat. Setelah fase tahun 1980-an Pemerintah telah berupaya membentuk undang-undang yang lebih komprehensif seperti Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dan Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Kemudian melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang PROPENAS telah menetapkan perlunya dibentuk undang-undang pengelolaan sumber daya alam. Bertitik tolak dari kondisi empirik seperti yang telah diuraikan di atas, maka diperlukan satu undang-undang yang meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam pengelolaan sumber daya alam. Undang-Undang ini sekaligus akan dapat memberikan penguatan terhadap berbagai

Page 3: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

3

undang-undang yang telah ada. Agar undang-undang ini dapat menjadi salah satu dasar untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, maka undang-undang ini memperhatikan prinsip kelestarian dan keberlanjutan, keadilan, hak asasi manusia, demokrasi, kesejahteraan rakyat, supremasi dan pluralisme hukum, transparansi dan partisipasi, akuntabilitas publik, desentralisasi, keseimbangan, keterpaduan, kehati-hatian dini, holistik, eko-efisiensi, perlindungan optimal keanekaragaman hayati, perusak membayar, pengakuan kepemilikan masyarakat adat, serta kebangsaan dan negara kesatuan. Undang-undang ini menjadi landasan penilaian dan acuan penyesuaian bagi undang-undang yang berkaitan dengan sumber daya alam. Keberhasilan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, hanya dapat terwujud apabila pemerintah dan pemerintah daerah dalam melaksanakan wewenangnya mendapat dukungan dan peran serta masyarakat, sehingga undang-undang ini dapat diterapkan lebih efektif dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Hal ini penting, karena tujuan pengelolaan sumber daya alam adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup seluruh rakyat Indonesia dalam rangka meningkatkan ketahanan nasional serta memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

e. bahwa sumber daya alam tidak hanya dipandang sebagai komoditas tetapi juga sebagai modal alam, yang berkaitan erat dengan daya dukung lingkungan;

f. bahwa berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sumber daya alam, di masa lalu cenderung menempatkan kedudukan negara yang sangat dominan, berorientasi pada pertumbuhan ekonomi dan kurang memberi peran yang memadai kepada masyarakat;

g. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut pada huruf a, b, c, d, e dan f perlu adanya pengaturan mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan sumber daya alam yang dituangkan dalam Undang-undang

Page 4: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

4

tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 18, Pasal 20 ayat (1), Pasal 33 ayat (3) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan MPR Nomor: IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

5. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886).

Dengan persetujuan bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal demi Pasal

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Sumber daya alam adalah kesatuan tanah, air, dan ruang udara, termasuk

Pasal 1 Cukup jelas

Page 5: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

5

kekayaan alam yang ada di atas dan di dalamnya yang merupakan hasil proses alamiah baik hayati maupun nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai fungsi kehidupan yang meliputi fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan ;

2. Pengelolaan sumber daya alam adalah upaya terpadu dalam mengelola sumber daya alam yang meliputi kegiatan inventarisasi, perencanaan, ketersediaan, pendayagunaan, perlindungan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pemulihan sumber daya alam;

3. Kawasan pengelolaan sumber daya alam adalah suatu kesatuan wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri, iklim, tanah, flora, fauna, karst, dan pola interaksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan serta kondisi kesadaran masyarakat untuk hidup di wilayah tersebut;

4. Perencanaan sumber daya alam adalah pengungkapan gagasan potensi dan persediaan, peruntukan, dan penggunaan suber daya alam dengan memperhatikan hasil inventarisasi yang menunjukan karakter kawasan dengan prioritas kondisi dan ketersedian sumber daya alamnya;

5. Inventarisasi potensi sumber daya alam adalah pencakupan dan pencacahan ketersediaan, kerusakan, dan konflik yang timbul akibat pengelolaan sumber daya alam dalam perkawasan dengan memperhatikan faktor karakter sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat serta ekosistem dan tatanan antar wilayah daerah;

6. Pencadangan sumber daya alam adalah upaya menjaga dan mempertahankan ketersediaan, potensi, dan mutu sumber daya alam dengan mempertimbangkan keadilan intra generasi dan antar generasi;

7. Pemanfaatan sumber daya alam adalah penggunaan sumber daya alam bagi peningkatan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan karakteristik dan fungsi-fungsinya sebagai sumber dan pendukung kehidupan, yang meliputi fungsi ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, serta kebutuhan generasi yang akan datang;

8. Pendayagunaan sumber daya alam adalah upaya penatagunaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya alam secara optimal, berhasil guna, dan berdaya guna;

9. Perlindungan sumber daya alam adalah upaya menjaga potensi dan kemampuan daya dukung dan daya tampung ekosistem dengan memperhatikan kebutuhan, tradisi, dan budaya masyarakat setempat;

Page 6: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

6

10. Pelestarian fungsi sumber daya alam adalah rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan ketersediaan sumber daya alam;

11. Pemulihan atas kerusakan sumber daya alam adalah rangkaian upaya untuk mengembalikan fungsi sumber daya alam agar daya dukung dan daya tampung lingkungannya lestari;

12. Konservasi sumber daya alam adalah upaya guna mencapai kelestarian potensi dan peluang pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan memperhatikan kebudayaan dan tradisi masyarakat setempat;

13. Reklamasi sumber daya alam adalah upaya mengembalikan makna, fungsi, potensi serta peluang pengelolaan sumber daya alam yang mengalami kemunduran, kerusakan, atau pencemaran kualitas sumber daya alam sebagai dampak dan risiko pemanfaatannya;

14. Masyarakat adat adalah kelompok masyarakat yang secara turun temurun hidup di wilayah geografis tertentu karena ikatan pada asal usul leluhur, mempunyai hubungan yang kuat dengan sumber daya alam dan memiliki sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, dan hukum yang ditegakkan oleh lembaga-lembaga adat;

Catatan : Rumusan pengertian masyarakat adat dimintakan masukan dari sektor dan instansi pemerintah lainnya.

15. Masyarakat setempat/lokal adalah sekelompok orang yang telah tinggal dalam tenggang waktu yang cukup lama di suatu daerah sehingga dapat dipandang sebagai suatu kesatuan dengan lingkungannya;

16. Masyarakat rentan adalah kelompok masyarakat yang kehidupannya bertumpu pada sumber daya alam yang secara sosial ekonomi tidak mampu hidup layak;

Kelompok masyarakat rentan adalah kelompok masyarakat yang memiliki ketergantungan hidup pada sumber daya alam namun tidak mempunyai hak yang kuat dan kurang mempunyai akses pada sumber daya alam;

17. Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang mengintegrasikan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan perlindungan daya dukung ekosistem dengan memperhatikan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang;

18. Peranserta masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara hakiki dalam proses perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam serta pemanfaatannya;

19. Evaluasi adalah proses untuk menilai relevansi, efektivitas, dan dampak dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai prinsip-prinsip, tujuan, dan sasaran yang telah ditentukan;

Page 7: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

7

20. Instansi yang berwenang adalah Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang berwenang mengatur peruntukan, penggunaan, penyediaan, pencadangan, dan pemanfaatan kembali sumber daya alam serta pencegahan konflik;

21. Instansi yang bertanggungjawab adalah instansi yang bertanggung jawab dalam merumuskan kebijakan, melakukan kajian evaluasi pelaksanaan undang-undang, mengatur peruntukan, penggunaan, penyediaan, pencadangan, dan pemanfaatan kembali sumber daya alam serta pencegahan konflik;

22. Konflik penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam adalah situasi yang memperlihatkan adanya ketidaksesuaian dan atau ketidakcocokan dalam penguasaan dan atau pengelolaan sumber daya alam;

23. Sengketa penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam adalah bagian dari konflik penguasaan dan pengelolaan sumber daya alam yang telah dimanifestasikan dalam bentuk tuntutan yang mendalilkan telah menimbulkan kerugian bagi orang lain;

24. Pemantauan adalah pengamatan yang dilakukan secara periodik terhadap pelaksanaan suatu kegiatan pengelolaan sumber daya alam agar dapat berjalan sesuai dengan rencana;

25. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para Menteri;

26. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah;

27. Pemangku kepentingan adalah orang yang terkena dampak langsung atau tidak langsung dari kegiatan pengelolaan sumber daya alam.

28. Badan pengelola kawasan pengelolaan sumber daya alam adalah badan yang dibentuk untuk mengelola kawasan pengelolaan sumber daya alam;

29. Lembaga pengelola sub kawasan adalah forum multipihak untuk mengelola sub kawasan pengelolaan sumber daya alam;

30. Orang adalah orang perseorangan, dan atau kelompok orang, dan atau badan hukum;

31. Menteri adalah menteri yang ditugasi di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam.

Page 8: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

8

BAB II

PRINSIP DAN TUJUAN

Pasal 2

Pengelolaan sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan prinsip-prinsip berkelanjutan, keadilan, dan demokrasi.

Pasal 2

a. Prinsip keberlanjutan meliputi aspek-aspek kelestarian, kehati-hatian, perlindungan optimal keanekaragaman hayati, keseimbangan, dan keterpaduan.

b. Prinsip keadilan meliputi aspek-aspek kesejahteraan rakyat,

pemerataan, pengakuan kepemilikan masyarakat adat, pluralisme hukum, dan perusak membayar.

c. Prinsip demokrasi meliputi aspek-aspek transparansi,

kebangsaan dan negara kesatuan, desentralisasi, HAM, dan akuntabilitas publik.

Pasal 3

Pengelolaan sumber daya alam bertujuan untuk : a. mewujudkan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam yang

menjamin keadilan antar dan intra generasi; b. mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang merata berdasarkan prinsip

kebersamaan dan keseimbangan untuk mencegah terjadinya kesenjangan ekonomi, konflik sosial, dan budaya;

c. mewujudkan perlindungan hukum bagi masyarakat adat dan masyarakat lainnya dalam pengelolaan sumber daya alam;

d. mewujudkan kelestarian fungsi sumber daya alam yang berkelanjutan.

Pasal 3 Cukup jelas

Page 9: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

9

BAB III RUANG LINGKUP

Pasal 4

Sumber daya alam meliputi ketersediaan dan fungsi sumber daya alam hayati dan nonhayati, terbarukan dan tidak terbarukan, sebagai satu kesatuan untuk mendukung fungsi kehidupan.

Dalam pengertian ketersediaan termasuk pencadangan sumber daya alam hayati terbarukan, misalnya flora, fauna, mikroorganisme; sumber daya alam nonhayati tidak terbarukan, misalnya bahan galian tambang, gas bumi, minyak bumi. Fungsi kehidupan meliputi fungsi ekologi, sosial, dan ekonomi.

Pasal 5

Pengelolaan sumber daya alam meliputi kegiatan : a. inventarisasi; b. penetapan kawasan; c. perencanaan; d. pendayagunaan dan pelestarian; e. pengendalian; f. pemantauan dan evaluasi.

Pasal 5 Cukup jelas

Pasal 6

Pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan pendekatan yang memadukan ekosistem darat, pesisir dan laut, termasuk pulau-pulau kecil dengan masyarakat dan kebudayaaannya dalam konteks ruang dan tidak terikat pada batas-batas administratif wilayah.

Pasal 6

Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan bioregion. Pendekatan ini diterapkan mengingat luasnya wilayah Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau besar dan kecil, sumber daya alam yang khas sebagai wilayah tropis, serta beragamnya sistem pengelolaan yang ada di masyarakat. Pendekatan kawasan (bioregion) dalam pengelolaan sumber daya alam diperlukan untuk mengelola sumber daya alam yang sesuai dengan karakteristik dan daya dukung sumber daya alam dan tidak semata-mata didasarkan pada wilayah administrasi pemerintahan. Manfaat digunakannya pendekatan bioregion untuk daerah dan instansi/departemen sektor yang terkait dengan sumber daya alam adalah :

Page 10: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

10

1) mencegah potensi konflik 2) mengantisipasi bencana alam 3) mengembangkan potensi daerah (berdasarkan informasi

inventarisasi) 4) meningkatkan koordinasi 5) mengkongkritkan kerjasama antar daerah 6) melakukan pencadangan sumber daya alam untuk

keberlanjutan (stock resources) 7) memudahkan pengawasan, penegakan hukum (law

enforcement) 8) menggunakan sebagai dasar dalam penyusunan

perencanaan pembangunan 9) memberikan insentif :

a. mendorong investasi b. meningkatkan pendapatan (income net negara)

Sedangkan manfaat untuk pelaku bisnis sumber daya alam dengan pendekatan bioregion ini adalah : 1) kepastian usaha 2) menghindari biaya tinggi (pungutan yang tidak

jelas/ganda, konflik sosial) 3) kejelasan ruang lingkup hak dan tanggungjawabnya 4) cadangan sumber daya alam untuk

pemanfaatan/pemanenan di masa yang akan datang

BAB IV FUNGSI SUMBER DAYA ALAM

Pasal 7

Sumber daya alam berfungsi sebagai : a. penyangga kehidupan;

b. pendukung sistem sosial dan budaya;

Pasal 7

Huruf a Penyangga kehidupan antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan udara, air, pangan, energi, jasa lingkungan, sosial, dan budaya. Huruf b Sistem sosial dan budaya masyarakat terkait dengan kondisi

Page 11: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

11

c. penyedia jasa lingkungan.

sumber daya alam sehingga terbentuk interaksi yang kuat antara kebudayaan dan lingkungan. Misalnya terdapat perbedaan antara kebudayaan masyarakat pesisir dan masyarakat pedalaman, kebudayaan masyarakat pemburu, peramu, peladang, dan petani sawah; Huruf c Yang dimaksud dengan jasa lingkungan adalah misalnya penyedia oksigen, mencegah banjir, menjaga fungsi hidrologi.

BAB V PENGUASAAN SUMBERDAYA ALAM

Pasal 8

(1) Negara menguasai sumber daya alam untuk dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya dukung ekosistem.

(2) Negara memberikan kewenangan kepada Pemerintah untuk mengatur

pengelolaan sumber daya alam dengan mengakui dan menghormati hubungan hukum antara masyarakat dengan sumber daya alam..

Pasal 8 Ayat (1)

Penguasaan negara terhadap sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ayat ini bukan berarti milik negara melainkan untuk mengatur keadilan, keberlanjutan, dan fungsi sosial sumber daya alam untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyatt. Penguasaan negara juga dimaksudkan untuk menghilangkan pemusatan penguasaan oleh seseorang atau sekelompok orang atas sumber daya alam, yang dapat mengancam tercapainya kesejahteraan rakyatt dan hilangnya fungsi sumber daya alam.

Ayat (2) Hubungan hukum antara masyarakat dengan sumber daya

alam tersebut sebagian telah ada sejak sebelum Republik Indonesia berdiri seperti hak ulayat.

BAB VI

WEWENANG DAN KEWAJIBAN PEMERINTAH

Bagian Satu Wewenang Pemerintah

Page 12: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

12

Pasal 9

(1) Pemerintah selaku penyelenggara negara berwenang untuk : a. mengatur peruntukan, penggunaan, penyediaan, perlindungan, dan

pemanfaatan kembali sumber daya alam;

b. menetapkan hubungan hukum antar orang, kelompok orang, badan hukum dan kelompok masyarakat dengan dengan sumber daya alam;

c. melakukan tindakan-tindakan nyata dalam upaya pelestarian dan pencadangan sumber daya alam.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan tersebut pemerintah wajib memperhatikan keterpaduan antar departemen dan ciri serta karakteristik sumber daya alam sebagai satu kesatuan ekosistem.

Pasal 9

Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud peruntukan adalah penetapan fungsi utama dari suatu kawasan atau sumber daya alam tertentu, seperti hutan lindung, hutan produksi, suaka alam, taman nasional, cagar budaya, taman wisata. Penggunaan adalah sasaran pemanfaatan sumber daya alam tertentu, seperti guna kepentingan produksi, konservasi, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pariwisata dan lain-lain. Penyediaan adalah pembangunan sarana dan prasarana distribusi sumber daya alam, seperti air minum, pangan, kayu, semen, dan sebagainya. Pemanfaatan kembali adalah proses daur ulang untuk didayagunakan, baik berdasarkan rekayasa teknologi maupun proses alamiah sesuai dengan sifat, bentuk, dan jenis sumber daya alam

Huruf b Adapun yang dimaksud dengan menetapkan hubungan hukum, misalnya penerbitan izin pemanfaatan hutan, penambangan, penangkapan ikan, dan lain-lain berikut kewajiban-kewajiban yang melekat pada izin tersebut.

Huruf c Yang dimaksud dengan tindakan nyata adalah misalnya penertiban, perampasan, dan penangkapan bagi pelaku yang merusak atau mengganggu upaya pelestarian dan pencadangan sumber daya alam. Dalam rangka pencadangan sumber daya alam dikembangkan teknologi yang dapat menjamin pencadangan sumber daya alam yang berkelanjutan. Ayat (2) Cukup jelas

Page 13: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

13

(3) Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib mempertimbangkan kebijakan otonomi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 10

Dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam, Menteri berwenang: a. merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya alam nasional; b. melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan undang-undang ini; c. melaksanakan koordinasi pengelolaan sumber daya alam di tingkat

nasional; d. melakukan pengawasan terhadap kegiatan pemanfaatan sumber daya

alam apabila pengawasan pemerintah daerah dan instansi berwenang tidak berhasil;

e. melakukan upaya-upaya pencegahan konflik.

Pasal 10 Cukup jelas

Pasal 11

(1) Kewenangan pengelolaan sumber daya alam berada pada instansi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawabnya, dan pada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Kriteria pembagian kewenangan instansi dan Pemerintah Daerah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan berdasarkan : a. besaran wilayah pengelolaan; b. kuantitas sumber daya alam yang dimanfaatkan; c. besarnya modal dan teknologi yang digunakan; d. penggunaan sumber daya manusia; e. besaran dan persebaran dampak; f. nilai eksternalitas; dan g. aksesibilitas.

(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut

dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 11

Ayat (1) Instansi yang dimaksud dalam ayat ini antara lain bidang pertambangan, bidang kehutanan, bidang perikanan, dan sebagainya. Ayat (2) Ketentuan ini dimaksudkan untuk menghindari adanya pendekatan hukum yang hanya terbatas pada pertimbangan sektoral dan wilayah administrasi pemerintahan. Kriteria ini dimaksudkan untuk memberikan persyaratan minimal dalam pembagian kewenangan Pemerintah, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

Ayat (3) Cukup jelas

Page 14: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

14

Pasal 12

(1) Dalam penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam di daerah, Pemerintah Daerah berwenang : b. merumuskan kebijakan; c. melaksanakan koordinasi; d. melakukan pemantauan dan pengawasan; e. melakukan upaya-upaya pencegahan konflik.

Pasal 12 Cukup jelas

Bagian Kedua

Kewajiban Pemerintah

Pasal 13

Dalam melaksanakan kewenangan di bidang pengelolaan sumber daya alam Pemerintah wajib untuk: a. mencegah adanya usaha-usaha monopoli atas sumber daya alam baik

yang dilakukan perorangan, kelompok masyarakat maupun badan usaha swasta atau pemerintah;

b. mendorong produktivitas dalam pemanfaatan sumber daya alam untuk menjamin kemakmuran dan peningkatan harkat dan martabat hidup masyarakat;

c. menjamin pemenuhan hak generasi sekarang maupun generasi masa depan, laki-laki dan perempuan, untuk menguasai dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan;

d. memberikan jaminan sosial bagi masyarakat yang tidak menguasai sumber daya alam tetapi bekerja dalam usaha-usaha pemanfaatan sumber daya alam;

e. memperluas kesempatan berusaha, melakukan pemberdayaan, mengembangkan kapasitas kelembagaan, dan memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat yang hidupnya tergantung pada sumber daya alam;

f. menjamin keberlangsungan daya dukung ekosistem, fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Pasal 13 Cukup jelas

Page 15: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

15

Pasal 14

(1) Pemerintah Daerah wajib menetapkan batas wilayah penguasaan dan

atau pengelolaan sumber daya alam yang berkaitan dengan wilayah adat dengan melibatkan masyarakat adat yang bersangkutan.

(2) Penetapan batas wilayah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan melalui proses musyawarah dan sukarela. (3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan

dengan Peraturan Daerah.

Pasal 14 Cukup jelas

BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 15

(1) Hak atas sumber daya alam terdiri dari :

a. hak milik;

b. hak pemanfaatan;

c. hak kelola.

(2) Hak yang berkaitan dengan sumber daya alam terdiri atas : a. melindungi kawasan yang memiliki nilai-nilai sejarah dan tradisi dari

Pasal 15 Ayat (1) Huruf a

Yang dimaksud dengan hak milik adalah hak untuk secara turun-temurun mempunyai hubungan terkuat dan terpenuh pada sumber daya alam. Hak milik tersebut dapat bersumber dari hukum negara ataupun hukum adat.

Huruf b Yang dimaksud dengan hak pemanfaatan adalah hak untuk mengambil manfaat dan mengusahakan sumber daya alam, seperti halnya hak guna usaha, hak guna air, dan lain-lain.

Huruf c Yang dimaksud dengan hak kelola adalah hak yang meliputi peruntukan, perencaan, pemanfaatan, dan pengawasan pada satu wilayah di mana terdapat sumber daya alam. Misalnya, hak pengelolaan yang dikenal dalam hukum tanah.

Ayat (2) Cukup jelas

Page 16: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

16

masyarakat setempat; dan b. melindungi kawasan-kawasan yang telah kritis.

(3) Hak atas sumber daya alam dapat dimiliki secara perorangan atau

kolektif. (4) Hak atas sumber daya alam secara kolektif sebagaimana dimaksud dalam

ayat (3) tidak dapat dialihkan (5) Hak atas sumber daya alam sebagaimana disebutkan dalam ayat (1)

ditetapkan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah setelah mendapat rekomendasi dari Badan Pengelola Kawasan dan/atau Sub-kawasan.

(6) Pengakuan dan penetapan hak atas sumber daya alam dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik fungsi dan ketersediaan sumber daya alam di setiap kawasan atau sub-kawasan.

(7) Pengakuan dan penetapan hak atas sumber daya alam dilakukan dengan memperhatikan perlindungan bagi kelompok masyarakat rentan

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah maka kewenangan pengakuan dan penetapan hak atas sumber daya alam ada pada Pemerintah Daerah namun tidak berarti bahwa pengakuan dan penetapan hak itu hanya mengacu pada kepentingan ekonomi suatu daerah, melainkan harus pula mempertimbangkan keterpaduan antar daerah dan antar instansi Ayat (6) Pengakuan dan penetapan hak atas sumber daya alam bertujuan untuk mendapatkan manfaat secara berkelanjutan dari sumber daya alam. Oleh sebab itu pemberian hak atas sumber daya alam perlu mempertimbangkan karakteristik sumber daya alam sebagai sumber daya alam yang terbarukan dan tidak terbarukan, serta karakteristik khas flora dan fauna, dengan mempertimbangkan pula daya dukung, fungsi, dan ketersediaan sumber daya alam sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan generasi kini dan yang akan datang.

Ayat (7) Termasuk dalam kelompok masyarakat rentan, antara lain adalah kelompok perempuan, masyarakat adat, masyarakat miskin kota dan desa, petani tak bertanah, buruh tani, nelayan kecil.

Page 17: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

17

Pasal 16

(1) Dalam pengelolaan sumber daya alam setiap orang berhak untuk: a. memperoleh keadilan;

b mendapatkan kesempatan dalam menikmati hasil pemanfaatan sumber daya alam;

c memperoleh informasi yang benar, akurat dan tepat waktu; d. memberikan persetujuan atas rencana pengelolaan sumber daya alam

yang akan berakibat pada kehidupannya; e. memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya

sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya alam; f. mendapatkan perlindungan untuk mempunyai hubungan

sepenuhnya dengan sumber daya alam di wilayah negara Indonesia

(2) Dalam usaha menjamin hak setiap orang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemegang hak atas sumber daya alam dapat:

Pasal 16 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas

Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Persetujuan diberikan terutama oleh orang yang berpotensi kehilangan haknya pada sumber daya alam dan terancam kehidupannya akibat pengelolaan sumber daya alam. Persetujuan diberikan secaras bebas tanpa paksaan setelah mendapatkan informasi yang memadai mengenai rencana dan akibat pengelolaan sumber daya alam. Huruf e Yang dimaksud pengertian penggantian yang layak adalah bahwa nilai atau besar penggantian itu tidak mengurangi tingkat kesejahteraan orang yang bersangkutan.

Huruf f Hanya warga negara dan badan hukum Indonesia yang berhak

mempunyai hubungan kepemilikan dengan sumber daya alam di wilayah negara Indonesia. Oleh sebab itu segala bentuk pengelolaan sumber daya alam oleh pihak asing harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat Indonesia.

Ayat (2)

Huruf a

Page 18: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

18

a. memberikan persetujuan terhadap pihak yang akan mengelola sumber daya alam;

b. menentukan bentuk pengelolaan sumber daya alam; c. memberikan pendapat terhadap peruntukan dan perubahan

peruntukan sumber daya alam. (3) Setiap hak atas sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

dibatasi oleh fungsi publik, rencana tata ruang, rencana pengelolaan kawasan pengelolaan dan sub kawasan pengelolaan sumber daya alam, dan daya dukung lingkungan.

Persetujuan dilakukan setelah melalui proses musyawarah dengan pihak yang akan mengelola sumber daya alam Huruf b Bentuk pengelolaan sumber daya alam ini dapat berupa teknik pengelolaan dan kerja sama para pihak. Huruf c Pemberian pendapat meliputi baik dalam hal penetapan peruntukan maupun perubahannya.

Ayat (3)

Hak-hak atas sumber daya alam tidak bersifat mutlak, namun memiliki fungsi publik (public domain), antara lain mencakup kawasan wisata, kawasan terbuka hijau, dan kawasan pantai. Fungsi publik adalah nilai manfaat sumber daya alam bagi peningkatan kualitas kehidupan semakin banyak orang, misalnya keadilan ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya alam, penggunaan sumber daya alam untuk kepentingan bersama seperti kawasan terbuka hijau dan kawasan pantai, serta perlindungan pada peninggalan sejarah dan pelestarian kebudayaan.

Pasal 17

(1) Setiap orang berhak berperan serta dalam proses pengelolaan sumber

daya alam. (2) Tata cara peran serta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17 Ayat (1) Peran serta masyarakat merupakan bagian dari hak demokrasi

yang dijamin oleh peraturan perundang-undangan. Ayat (2) Cukup jelas

Page 19: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

19

Pasal 18

Dalam pengelolaan sumber daya alam setiap orang wajib : a. mempertahankan, memelihara, dan melindungi fungsi sumber daya alam

dan ekosistemnya ; b. memberikan informasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya

alam; c. mencegah terjadinya penurunan kualitas ekosistem sumber daya alam; d. mencegah, menanggulangi dan memulihkan kerusakan sumber daya

alam dan ekosistemnya; e. meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya alam; f. menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dalam pemanfaatan

sumber daya alam;

Pasal 18

Huruf a Cukup jelas Huruf b Informasi sebagaimana dimaksud dalam ayat ini dapat berupa

data, keterangan, atau informasi lain yang berkenaan dengan pengelolaan sumber daya alam yang menurut sifat dan tujuannya memang terbuka untuk diketahui oleh masyarakat.

Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Yang dimaksud dengan efisiensi adalah peningkatan

produktivitas sumber daya alam, sehingga memperoleh hasil yang lebih/banyak dengan menggunakan bahan baku dan energi yang lebih sedikit. Efisiensi itu dilakukan dengan cara: 1) mengurangi intensitas penggunaan bahan baku; 2) mengurangi intensitas penggunaan sumber energi; 3) mencegah dan mengurangi pembuangan limbah B3; 4) mengembangkan daur ulang bahan baku, menggunakan

sumber daya yang dapat diperbaharui secara lestari; 5) meningkatkan daya tahan dan daya pakai produk yang

dihasilkan; 6) meningkatkan intensitas jasa dari produk yang dihasilkan. Huruf f Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang apabila digunakan tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistem sumber daya alam dan atau mampu mengurangi secara optimal penggunaan bahan baku yang berasal dari sumber

Page 20: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

20

g. mencegah terjadinya risiko dan atau bahaya kesehatan; h. mengelola sumber daya alam secara aktif dan produktif; i. memberikan kompensasi kepada orang yang tidak mempunyai hubungan

hukum tetapi bekerja dalam usaha-usaha pemanfaatan sumber daya alam.

daya alam.

Huruf g Cukup jelas Huruf h

Yang dimaksud secara aktif dan produktif adalah memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara terus menerus sehingga tetap terjaga fungsi dan manfaatnya.

Huruf i Yang tidak mempunyai hubungan hukum di sini adalah antara

lain petani penggarap.

BAB VIII PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT

Bagian Pertama Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat

Pasal 19

Negara mengakui hak masyarakat adat atas sumber daya alam yang meliputi: a. hak penguasaan pada wilayah tempat sumber daya alam berada;

Pasal 19

Dengan pengakuan negara ini, maka setiap perumusan kebijakan publik dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan sumber daya alam harus mencerminkan penghargaan terhadap hak masyarakat adat.

Huruf a

Hak penguasaan pada sumber daya alam adalah hak kolektif masyarakat adat untuk mengatur dan mengurus pengelolaan sumber daya alam di wilayahnya secara bertanggung jawab. Untuk menjamin keberlanjutan kehidupan dan kebudayaan masyarakat adat maka hak ini tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.

Page 21: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

21

b. hak mengembangkan hukum adat yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan;

c. hak untuk menetapkan batas-batas wilayah yurisdiksi hukum adat

mereka masing-masing; d. hak menerapkan praktik-praktik pengelolaan sumber daya alam yang

sesuai dengan hukum adat dan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan;

e. hak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga mengenai pemanfaatan

sumber daya alam dan hak memperoleh keuntungan dari pemanfaatan sumber daya alam;

f. hak untuk mendapatkan fasilitas dari negara untuk hal yang berkaitan

dengan administrasi pengelolaan sumber daya alam.

Huruf b Hukum adat yang mendukung pelestarian fungsi lingkungan adalah antara lain dalam bentuk kearifan lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat adat secara turun menurun, misalnya subak di Bali. Huruf c Penetapan batas-batas wilayah yurisdiksi hukum adat dilakukan berdasarkan kesepakatan dalam pertemuan di tingkat propinsi antara pemerintah, pakar-pakar hukum adat, masyarakat hukum adat di daerah tersebut, LSM dan sektor-sektor terkait dengan sumber daya alam Huruf d Yang sesuai dengan hukum adat disini adalah praktek hukum adat yang sesuai dengan kemampuan fungsi-fungsi sumber daya alamnya. Huruf e Yang dimaksud dengan hak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga meliputi sumber daya alam yang secara yuridis berada pada penguasaan masyarakat adat. Perjanjian masyarakat adat dengan pihak ketiga tidak mengabaikan pernanan pemerintah untuk memperhatikan kepentingan publik.

Huruf f Yang dimaksud dengan mendapatkan fasilitas dari negara

dalam kaitan dengan administrasi pengelolaan sumber daya alam adalah antara lain berupa sertifikat.

Pasal 20

(1) Pengakuan hak masyarakat adat dapat dilakukan berdasarkan inisiatif

Pemerintah Daerah atau atas usulan masyarakat adat yang bersangkutan.

Pasal 20 Cukup jelas

Page 22: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

22

(2) Tata cara pengakuan hak masyarakat adat diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 21

(1) Negara memberikan perlindungan terhadap keberadaan keragaman

sistem pengelolaan sumber daya alam masyarakat adat yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi upaya masyarakat adat untuk mengembangkan sistem pengelolaan sumber daya alamnya.

Pasal 21 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Bentuk fasilitasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah antara lain diwujudkan dengan pelayanan administrasi, peningkatan teknologi, pemberian informasi, mendorong kemitraan dengan pihak lain yang dilaksanakan dengan persetujuan masyarakat adat, serta mengembangkan tradisi demokrasi pada masyarakat adat.

Bagian Kedua

Perlindungan bagi Petani dan Nelayan

Pasal 22

Dalam pengelolaan sumber daya alam pemerintah wajib memberikan perlindungan kepada petani dan nelayan untuk : a. memperoleh kepastian hak

b. memperoleh keadilan

c. meningkatkan kemampuan

Pasal 22

Huruf a Cukup jelas Huruf b. Yang dimaksud keadilan di sini adalah jaminan bagi hasil yang proporsional dalam usaha pengelolaan sumber daya alam bersama pihak lain, peningkatan kesejahteraan jika hak atas sumber daya alamnya dialihkan kepada pihak lain untuk kepentingan publik Huruf c. Meningkat kemampuan petani dan nelayan dimaksudkan

Page 23: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

23

d. mendapatkan akses tangkap dan jaminan keberlanjutan hasil tangkapan

untuk memberikan sumber penghidupan yang layak melalui fasilitasi peningkatan proses dan sarana produksi yang ramah terhadap lingkungan dan keberlanjutan dari sumber daya alam, pemasaran, serta penguatan kelembagaan. Huruf d Pemerintah harus menjamin adanya wilayah tangkap dan wilayah pemanfaatan lainnya bagi nelayan dengan melindungi daerah-daerah pemijahan, meningkatkan kapasitas nelayan dengan teknologi tangkap modern yang tetap menjaga keberlanjutan sumber daya alamnya.

Bagian Ketiga

Perlindungan untuk Masyarakat Setempat/Lokal

Pasal 23 (1) Negara melindungi hak masyarakat setempat/lokal untuk memiliki dan

memanfaatkan sumber daya alam. (2) Pemerintah memfasilitasi masyarakat lokal untuk meningkatkan nilai

guna dan fungsi sumber daya alam yang dikelolanya.

Pasal 23

Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Bentuk fasilitasi pemerintah ini sama seperti yang disebutkan dalam penjelasan Pasal 21 ayat (2).

Bagian Keempat

Perlindungan untuk Kelompok Masyarakat Rentan

Pasal 24

Dalam pengelolaan atas sumber daya alam Negara wajib memberikan: a. perlindungan dan kepastian hak atas sumber daya alam bagi masyarakat

miskin di perkotaan dan perdesaan terutama untuk kebutuhan permukiman dan kebutuhan subsisten lainnya;

b. jaminan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat miskin di

perkotaan yang haknya atas lahan dan sumber daya alamnya dicabut untuk kepentingan publik;

Pasal 24 Cukup jelas

Page 24: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

24

c. jaminan terhadap keadilan dan kesetaraan gender.

BAB IX

KAWASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Bagian Pertama Sistem Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pasal 25

Penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam dilakukan dengan menetapkan kawasan-kawasan, yang meliputi : a. kawasan pengelolaan sumber daya alam; b. sub kawasan b pengelolaan sumber daya alam.

Pasal 26

(1) Penetapan kawasan pengelolaan sumber daya alam dilakukan berdasarkan : a. hasil inventarisasi potensi sumber daya alam; b. karakter kawasan, sifat multifungsi dan ketersediaan sumber daya

alam (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan kawasan pengelolaan sumber

daya alam diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 27 (1) Sub kawasan pengelolaan sumber daya alam merupakan usulan dari

Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan lainnya; (2) Sub kawasan pengelolaan sumber daya alam ditetapkan dengan

Keputusan Badan Pengelola sub kawasan pengelolaan sumber daya alam di kawasan tersebut.

Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Ayat (1)

Pemangku kepentingan adalah antara lain pakar, masyarakat adat/lokal yang memang telah mengelola sumber daya alamnya atau terkait langsung dengan sumber daya alam.

Ayat (2) Cukup jelas

Page 25: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

25

Paragraf Kesatu Inventarisasi

Pasal 28

(1) Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah wajib melakukan inventarisasi

dengan tujuan untuk menggali data dan informasi potensi dan ketersediaan, pemanfaatan, dan kerusakan sumber daya alam, konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan sumber daya alam, karakter sosial, budaya, ekonomi, dan politik masyarakat pada tiap wilayah.

(2) Dalam Pelaksanaan inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

Pemerintah atau Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dan atau melibatkan lembaga penelitian, pihak swasta, dan pihak-pihak lainnya yang ditunjuk oleh Pemerintah.

(3) Inventarisasi merupakan landasan untuk :

a. penentuan kawasan pengelolaan sumber daya alam; b. perencanaan di kawasan pengelolaan sumber daya alam dan sub

kawasan pengelolaan sumber daya alam; dan c. pertimbangan penetapan status sumber daya alam untuk

dimanfaatkan atau dicadangkan (4) Objek inventarisasi adalah:

a. potensi dan ketersediaan sumber daya alam; b. berbagai bentuk penguasaan (hak); c. berbagai bentuk pemanfaatan; d. berbagai bentuk kerusakan sumber daya alam; e. konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan

sumber daya alam;

Pasal 28 Cukup jelas

Page 26: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

26

f. karakter sosial, budaya, ekonomi dan politik masyarakat pada tiap wilayah.

(5) Kegiatan inventarisasi dilakukan terhadap : a. pulau-pulau kecil; b. karakter sumber daya alam dari masing-masing pulau-pulau kecil,

daerah aliran sungai (DAS), kawasan konservasi, pegunungan, dataran rendah/perkotaan, daerah pesisir, iklim, termasuk permukiman dan kawasan konsesi yang sudah digunakan untuk berbagai kegiatan pengelolaan sumber daya alam.

(6) Kegiatan inventarisasi wajib dilakukan secara transparan dan partisipatif

dengan melibatkan para pihak yang terkait dengan sumber daya alam tersebut.

(7) Pemerintah wajib memberi kemudahan bagi masyarakat yang

membutuhkan hasil inventarisasi.

Paragraf Kedua Perencanaan

Pasal 29

(1) Perencanaan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dan arah yang menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan pengelolaan sumber daya alam.

(2) Perencanaan pengelolaan sumber daya alam dilaksanakan secara transparan, bertanggung-gugat, partisipatif, terpadu, serta memperhatikan keragaman pengelolaan sumber daya alam yang ada di masyarakat.

Pasal 29 Ayat (1)

Dalam proses perencanaan diperhatikan pula perencanaan pada masing-masing kegiatan yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam.

Ayat (2) Cukup jelas

Pasal 30

Perencanaan sebuah kawasan pengelolaan sumber daya alam didasarkan pada: a. hasil inventarisasi sumber daya alam;

Pasal 30 Cukup jelas

Page 27: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

27

b. karakter kawasan dan sifat multi fungsi sumber daya alam; c. konsultasi dengan para pemangku kepentingan yang terkait dalam proses

pembentukan kawasan pengelolaan sumber daya alam; d. pelestarian dan pemeliharaan peninggalan-peninggalan sejarah, cagar

budaya dan hal-hal lain yang dianggap sebagai warisan dunia. e. perkembangan perkotaan dan masyarakat perkotaan dalam hubungannya

dengan pengelolaan kawasan; f. pertimbangan perkembangan migrasi fauna di suatu kawasan; g. pertimbangan perkembangan migrasi penduduk; h. pengembangan instrumen pencegahan dan penanggulangan akibat dari

pemanfaatan sumber daya alam dengan mempertimbangkan risiko penyakit dan bahaya kesehatan.

Pasal 31 Perencanaan pengelolaan sumber daya alam dilakukan oleh masing-masing Instansi yang berwenang dan Pemerintah Daerah yang berkoordinasi atau berkonsultasi dengan Menteri, Badan Pengelola Kawasan Pengelolaan Sumber daya alam atau Badan Pengelola Sub Kawasan pengelolaan sumber daya alam.

Pasal 31 Cukup jelas

Bagian Ketiga Pendayagunaan dan Pelestarian

Pasal 32

(1) Pendayagunaan, perlindungan, dan pelestarian sumber daya alam

dilaksanakan dengan menerapkan prinsip persetujuan yang didasarkan pada pemberitahuan yang disampaikan terlebih dahulu kepada masyarakat yang berpotensi terkena dampak dan dilaksanakan secara sukarela dan prinsip kehati-hatian yang didasarkan pada : a. rencana tata ruang; b. cadangan sumber daya alam untuk generasi mendatang; c. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; d. kearifan dan praktik-praktik pendayagunaan berkelanjutan oleh

masyarakat adat dan masyarakat lokal lainnya.

Pasal 32 Ayat (1) Yang dimaksud dengan prinsip persetujuan adalah “free and

prior informed consent”. Dalam pendayagunaan dilakukan dengan memperhatikan fungsi kawasan sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana tata ruang.

Page 28: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

28

(2) Pendayagunaan, perlindungan, dan pelestarian sumber daya alam sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan melalui kerja sama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Ayat (2) Cukup jelas

Paragraf Keempat Pengendalian

Pasal 33

(1) Setiap usaha dan atau kegiatan yang memanfaatkan sumber daya alam wajib memperoleh izin dari instansi yang berwenang.

(2) Setiap pemberian izin wajib memenuhi persyaratan standar minimal

yang telah ditentukan. (3) Persyaratan minimal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi:

a. kewajiban untuk memberdayakan masyarakat sekitar lokasi kegiatan;

b. kewajiban menyusun rencana dan pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak merusak daya dukung ekosistem, dan tidak berbenturan dengan hak-hak masyarakat adat serta nilai-nilai agama;

c. kewajiban membuat sistem peringatan dan tanggap dini;

(4) Dalam pemberian izin, pemberi izin wajib mendasarkan pada : a. kesesuaian dengan rencana kawasan pengelolaan sumber daya alam; b. hasil konsultasi publik; c. pertimbangan hasil pengujian dari berbagai alternatif prakarsa atau

kegiatan yang berpotensi merusak sumber daya alam (5) Pemberi izin wajib menolak permohonan izin apabila :

Pasal 33 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Persyaratan dalam ayat (2) ini didasarkan pada standar kehati-hatian yang dianut dalam Cartagena Protocol

Huruf c Dalam persyaratan minimal peringatan dini (early warning system), termasuk gejala akan timbulnya penyebaran penyakit yang memerlukan perhatian dan atau penyelidikan lebih lanjut. Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5)

Page 29: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

29

a. terdapat ancaman yang serius terhadap lingkungan b. tidak terdapat kepastian bukti ilmiah c. kerusakan yang akan terjadi tidak dapat dipulihkan d. kewajiban untuk melakukan pemantauan penaatan terhadap

persyaratan izin dan melaporkan hasil pemantauan tersebut kepada Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah;

(6) Proses pemberian izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan

melalui : a. konsultasi publik;

b. pengumuman secara terbuka; (7) Persyaratan minimal sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) diatur lebih

lanjut dengan peraturan perundang-undangan.

Cukup jelas Ayat (6) Huruf a Konsultasi publik dapat dilakukan melalui dengar pendapat, musyawarah, rembug desa, dan lain-lain sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Huruf b Pengumuman secara terbuka dilakukan antara lain melalui media cetak, media elektronik, dan cara-cara lain yang efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Ayat (7) Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan meliputi pula peraturan daerah.

Pasal 34

Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mendorong dan meningkatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan sedapat mungkin tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistem sumber daya alam, serta mampu mengurangi secara optimal penggunaan energi dan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam.

Pasal 34 Cukup jelas

Page 30: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

30

Pasal 35

Pemerintah dan Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan sumber daya alam yang tidak menimbulkan gangguan terhadap ekosistem sumber daya alam dan atau mampu mengurangi secara optimal penggunaan energi dan bahan baku yang berasal dari sumber daya alam.

Pasal 35 Pemberian insentif oleh pemerintah antara lain dilakukan dalam bentuk keringanan fiskal, kredit perbankan, bantuan teknis, peralatan dari luar negeri. Langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah dalam bentuk keringanan perpajakan atau kemudahan perizinan.

Paragraf Kelima Pemantauan dan Evaluasi

Pasal 36

(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pemantauan terhadap kondisi sumber daya alam berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan partisipasi masyarakat.

(2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengumumkan hasil

pemantauan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kepada masyarakat paling lambat 14 (empat belas) hari setelah pemantauan selesai dilakukan.

Pasal 36 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dilakukan melalui media yang dapat diakses oleh masyarakat, yaitu antara lain papan pengumuman, media massa, dan atau media elektronik

Bagian Kedua Kelembagaan

Paragraf Kesatu Kelembagaan Nasional

Pasal 37

Pengelolaan sumber daya alam dikoordinasikan oleh Menteri.

Pasal 37 Cukup jelas

Pasal 38

Menteri membentuk forum pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dalam penyelenggaran pengelolaan sumber daya alam.

Pasal 38

Forum pemangku kepentingan yang dimaksud terdiri atas wakil-wakil instansi yang terkait dengan pengelolaan sumber

Page 31: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

31

daya alam, pakar, wakil masyarakarat dan lembaga non pemerintah lainnya.

Paragraf Kedua

Badan Pengelola Kawasan

Pasal 39

Di setiap kawasan pengelolaan kawasan sumber daya alam dibentuk Badan Pengelola Kawasan yang bertugas untuk : a. mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan b. melakukan koordinasi inventarisasi sumber daya alam tingkat kawasan

pengelolaan sumber daya alam; c. membangun kesepakatan di antara representasi pemangku kepentingan d. memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dan Badan

Pengelola Sub kawasan untuk strategi pengelolaan sumber daya alam.

Pasal 39 Badan Pengelola Bioregion terdiri dari : a. Seluruh perwakilan PEMDA dalam satu kawasan bioregion; b. Pakar; c. Wakil masyarakat; d. Lembaga non pemerintah; e. Badan usaha.

Pasal 40 Kawasan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Badan Pengelola Kawasan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

Pasal 40

Dalam Keputusan Presiden tersebut ditetapkan pula susunan keanggotaan beserta biaya pendanaannya.

Paragraf Ketiga Badan Pengelola Sub Kawasan

Pasal 41 (1) Pengelolaan sumber daya alam di sub kawasan pengelolaan sumber daya

alam dilaksanakan oleh badan pengelola sub kawasan yang independen dan pembentukannya dapat diprakarsai oleh Pemerintah Daerah dan atau masyarakat.

(2) Badan pengelola sub kawasan dibentuk berdasarkan :

a. kompetensi keahlian;

Pasal 41 Ayat (1) Badan pengelola sub kawasan ini dapat disebut dengan

berbagai nama apapun dan merupakan organisasi yang mengelola sumber daya alam berdasarkan pengetahuan (knowledge based organization), termasuk kearifan lokal.

Ayat (2) Huruf a Cukup jelas

Page 32: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

32

b. keterwakilan pemangku kepentingan;

c. kesukarelaan

d. sesuai dengan potensi dan karakteristik sumber daya alam; e. pendekatan lintas sektoral.

(2) Tugas badan pengelola sub kawasan adalah : a. Mengembangkan strategi pengelolaan sumber daya alam

berkelanjutan di sub kawasan pengelolaan sumber daya alam; b. mengkoordinasikan inventarisasi sumber daya alam di sub kawasan

pengelolaan sumber daya alam; c. mengkoordinasikan dan memfasilitasi kerjasama antar pemangku

kepentingan; d. memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah untuk

menyusun strategi pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan; e. memfasilitasi penyelesaian konflik.

(3) Hubungan antara lembaga pengelola di kawasan sub kawasan

pengelolaan sumber daya alam dengan Badan Pengelola kawasan pengelolaan sumber daya alam bersifat konsultatif dan koordinatif.

Huruf b Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah pihak-pihak

yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam di suatu wilayah.

Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas

Bagian Ketiga Kompensasi di Kawasan Pengelolaan SDA

Pasal 42

(1) Terhadap kawasan-kawasan tertentu yang telah ditetapkan sebagai daerah konservasi maka daerah yang bersangkutan berhak mendapatkan subsidi dan atau dukungan dana lainnya secara adil dan proporsional

Pasal 42 Ayat (1)

Subsidi dan dukungan dana lainnya pada ayat ini adalah sumber dana bagi pembangunan daerah yang tidak dapat

Page 33: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

33

sebagai salah satu penerimaan pendapatan daerah. (2) Bagi daerah lain yang memperoleh manfaat langsung maupun tidak

langsung wajib memberikan subsidi kepada daerah yang dikonservasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

(3) Tata cara dan besarnya subsidi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam di kawasan konservasi.

Ayat (2) Cukup jelas

Ayat (3) Cukup jelas

Pasal 43

Dalam hal status sumber daya alam pada kawasan pengelolaan telah ditetapkan untuk konservasi, maka sumber daya alam tersebut dilarang untuk dimanfaatkan kecuali untuk kegiatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak menimbulkan kerusakan.

Pasal 43 Cukup jelas

BAB X DANA PERLINDUNGAN SUMBER DAYA ALAM

Pasal 44

(1) Dalam rangka perlindungan sumber daya alam perlu dikembangkan

sistem pendanaan bagi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan. (2) Pendanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan dana

khusus yang dikelola secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.

(3) Dana perlindungan sumber daya alam dapat diperoleh dari :

a. alokasi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara, dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah;

b. pajak dan retribusi dari pemanfaatan sumber daya alam;

Pasal 44

Ayat (1) Pemanfaatan dana perlindungan sumber daya alam meliputi pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan lingkungan, termasuk gangguan kesehatan

Ayat (2) Dana khusus adalah dana yang diperuntukkan bagi pencegahan, penanggulangan dan pemulihan, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh masyarakat atau swasta.

Ayat (3)

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Page 34: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

34

c. biaya yang dibebankan kepada para pihak yang bertanggung jawab dalam pemanfaatan sumber daya alam;

d. pemberian sukarela yang tidak mengikat dari pihak yang mempunyai

kepedulian kepada lingkungan;

e. bantuan dari lembaga-lembaga nasional dan internasional;

f. komitmen internasional yang berasal dari penghapusan hutang luar negeri;

g. biaya ganti kerugian atau biaya pemulihan yang dibebankan kepada

para pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Pasal 45

(1) Pendanaan Badan Pengelola Kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 dapat berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan atau kontribusi sektor dan daerah, dan atau sumbangan lain yang tidak mengikat.

(2) Pendanaan untuk badan pengelola sub kawasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 41 dapat berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan atau iuran para pemangku kepentingan dan atau sumber dana lain yang tidak mengikat.

(3) Badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat menerima dana

khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) untuk pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan di kawasan dan sub kawasan pengelolaan sumber daya alam.

(4) Sistem pengelolaan dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2) dan

(3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Cukup jelas

Huruf c Cukup jelas

Huruf d Cukup jelas

Huruf e Cukup jelas

Huruf f Salah satu wujud komitmen internasional tadi dapat berupa

penghapusan hutang luar negeri yang digunakan untuk pelestarian sumber daya alam (debt fort nature swap )

Huruf g Cukup jelas

Pasal 45 Cukup jelas

Page 35: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

35

BAB XI

RESOLUSI KONFLIK DALAM PENGUASAAN DAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Bagian Pertama Pencegahan Konflik

Pasal 46

(1) Instansi yang berwenang wajib mencegah konflik dalam penguasaan dan

atau pengelolaan sumber daya alam. (2) Upaya pencegahan konflik dilakukan melalui:

a. inventarisasi pemegang hak atas sumber daya alam; b. pengumuman hasil inventarisasi; c. pengawasan terhadap penguasaan dan atau pengelolaan sumber daya

alam; d. penetapan Rencana Tata Ruang; e. penetapan batas wilayah penguasaan dan atau pengelolaan sumber

daya alam;

Pasal 46 Ayat (1)

Pencegahan yang dimaksud dalam ayat ini dimaksudkan agar konflik tidak berkembang menjadi negatif dan merusak, yang dilakukan melalui antara lain : a. upaya mengantisipasi munculnya konflik kekerasan; b. mencegah konflik yang sedang berlangsung agar tidak

meluas; c. mencegah pengulangan terjadinya lagi konflik kekerasan. Ayat (2) Cukup jelas

(3) Untuk melaksanakan upaya pencegahan konflik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) instansi yang berwenang melaksanakan kegiatan peringatan dan penanggapan dini, serta melibatkan masyarakat yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam.

Ayat (3) Kegiatan peringatan dan penanggapan dini (conflict early

warning and response) adalah rangkaian kegiatan pengumpulan dan penganalisisan informasi yang berasal dari wilayah yang berpotensi menimbulkan konflik, untuk kemudian dikomunikasikan kepada penentu kebijakan. Efektivitas sistem peringatan dan penanggapan dini sangat ditentukan oleh faktor-faktor :

Page 36: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

36

a. aksesibilitas dan kualitas informasi mengenai aspek sosial, ekonomi, dan politik yang memberikan konstribusi munculnya kekerasan dalam masyarakat.

b. Ketelitian, kedalaman serta objektivitas analisis inforrnasi.

c. Strategi penanggapan yang tepat serta keinginan yang kuat dari penentu kebijakan untuk mencegah munculnya konflik kekerasan.

Bagian Kedua

Penyelesaian Sengketa Administrasi

Pasal 47

Penyelesaian sengketa administrasi dilakukan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 47 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah antara lain Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Bagian Ketiga Penyelesaian Sengketa Keperdataan

Pasal 48

Penyelesaian sengketa keperdataan dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan secara sukarela para pihak yang bersengketa.

Pasal 48

Pengertian sukarela dimaksudkan bahwa tidak ada kewajiban bagi yang bersengketa perdata untuk menempuh terlebih dahulu salah satu cara penyelesaian.

Pasal 49

(1) Tata cara penyelesaian sengketa melalui pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Tata cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dilakukan

melalui lembaga arbitrase, negosiasi maupun mediasi yang penetapan forum maupun wasit atau penengahnya didasarkan pada pilihan para

Pasal 49 Cukup jelas

Page 37: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

37

pihak. (3) Penyelesaian sengketa melalui negosiasi maupun mediasi didasarkan

pada mekanisme yang disepakati para pihak, dan apabila dicapai suatu kesepakatan maka kesepakatan tersebut mengikat para pihak.

(4) Forum pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39,

dan Badan Pengelola sub kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 dapat bertindak selaku penengah dalam sengketa pengelolaan sumber daya alam.

Bagian Keempat Penyelesaian Sengketa Masyarakat Adat

Pasal 50

(1) Sengketa yang terjadi antara orang atau kelompok yang tunduk pada

hukum adat yang sama dapat diselesaikan menurut hukum adat setempat. (2) Jika masing-masing pihak yang bersengketa tunduk pada hukum adat

yang berlainan dan memilih hukum adat sebagai mekanisme penyelesaian sengketa, maka penyelesaiannya dapat dilakukan oleh forum penyelesaian sengketa antar masyarakat adat dan atau melibatkan para ahli mengenai hukum-hukum adat kedua belah pihak atau forum antar masyarakat adat.

Pasal 50 Cukup jelas

Bagian Kelima Penyelesaian Konflik Antar Wewenang

Pasal 51

(1) Konflik kewenangan pengelolaan sumber daya alam antar instansi pemerintah diselesaikan melalui koordinasi atau forum kerjasama.

(2) Konflik kewenangan pengelolaan sumber daya alam antar daerah diselesaikan melalui forum kerja sama antar daerah.

Pasal 51

Cukup jelas

Page 38: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

38

(3) Konflik kewenangan pengelolaan sumber daya alam antara pemerintah pusat dan daerah diselesaikan melalui forum pemangku kepentingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31.

(4) Apabila upaya penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) tidak tercapai maka penyelesaian konflik dilakukan melalui badan pengelola kawasan atau sub kawasan.

Bagian Keenam

Penyelesaian Konflik Masa Lalu

Pasal 52 Konflik penguasaan dan atau pengelolaan sumber daya alam yang terjadi di masa lalu diselesaikan melalui mekanisme khusus yang diatur lebih lanjut dengan undang-undang.

Pasal 52 Cukup jelas

BAB XII GANTI KERUGIAN DAN BIAYA PEMULIHAN SUMBER DAYA

ALAM

Pasal 53

(1) Setiap perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian terhadap sumber daya alam dan atau pada orang lain mewajibkan penanggungjawab kegiatan tersebut, karena kesalahannya, untuk membayar ganti kerugian dan/atau biaya pemulihan lingkungan.

(2) Penanggungjawab kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan

penting terhadap ekosistem sumber daya alam, menggunakan bahan berbahaya dan beracun dan/atau menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun bertanggungjawab secara mutlak membayar ganti kerugian dan biaya pemulihan secara penuh dan memadai serta melakukan tindakan-tindakan tertentu tanpa perlu dibuktikan unsur kesalahannya.

Pasal 53 Ayat (1) Cukup jelas

Ayat (2) Pasal ini merupakan wujud penormaan dari konsep strict liability (pertanggungjawaban tanpa kesalahan) dimana penggugat tidak perlu membuktikan adanya unsur kesalahan, akan tetapi cukup membuktikan adanya kerugian dan sebab akibat bahwa kerugian yang dimaksud disebabkan oleh tergugat

Page 39: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

39

(3) Pembuktian tentang sebab akibat dari kerugian terhadap sumber daya

alam dan/atau pada orang lain sebagaimana diatur dalam ayat (2) mewajibkan pihak tergugat membuktikan bahwa pihak tergugat bukan penyebab dari kerugian sebagaimana dimaksud ayat (2).

(4) Besarnya ganti kerugian dan biaya pemulihan atas kerusakan sumber

daya alam ditetapkan berdasarkan tata cara perhitungan yang akan diatur oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ayat (3) Pasal ini merupakan wujud dari penormaan pembuktian terbalik (shifting of burden of proof) di mana penggugat cukup menyampaikan bukti-bukti awal tentang unsur kesalahan, adanya kerugian, serta faktor sebab akibat. Sedangkan pembuktian yang sesungguhnya terhadap ketiga unsur tersebut merupakan beban dari pihak tergugat.

Ayat (4) Cukup jelas

BAB XIII SANKSI

Pasal 54

Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan pengelolaan sumber daya alam dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 54 Yang dimaksud dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku antara lain Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan lain-lain.

BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 55 Segala hubungan hukum antara orang dengan sumber daya alam yang telah ada harus disesuaikan dengan undang-undang ini selambat-lambatnya paling lambat 5 (lima) tahun.

Pasal 55 Hubungan hukum yang dimaksud antara lain pemegang izin

usaha dan atau kegiatan pengelolaan sumber daya alam, pemegang hak atas tanah, pemegang hak atas pemanfaatan dan lain-lain.

Page 40: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

40

BAB XV

PENUTUP

Pasal 56

Pada saat berlakunya Undang-undang ini semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan dan belum diganti berdasarkan Undang-undang ini.

Pasal 56

Pasal 57

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Pasal 57

Disahkan di Jakarta pada tanggal ….. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEGAWATI SOEKARNOPUTRI. Diundangkan di Jakarta pada tanggal …… MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, BAMBANG KESOWO,SH,LLM.

Page 41: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGELOLAAN …

41