Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

download Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

of 73

Transcript of Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    1/73

    STANDAR PELAYANAN MINIMAL

    BIDANG KESEHATAN DI PROVINSI

    DAN KABUPATEN/KOTA

    1

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    2/73

    KEMENTERIAN KESEHATAN

    2015

    2

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    3/73

    I. Pengantar SPM Bidang Kesehatan

    1. Sesuai dengan UU 23 Tahun 2014, urusan kesehatan merupakan urusan

    pemerintahan yang dikerjakan bersama antara Pemerintah Pusat denganPemerintahan Daerah (concurrent, bersi!at "ajib dan terkait dengan pe#ayanandasar. $#eh karena k%ndisi kemampuan Pemerintahan Daerah (Pemda di se#uruh&nd%nesia tidak sama, maka Pe#aksanaan Pe#ayanan Dasar pada Urusan'esehatan berped%man pada standar pe#ayanan minima# yang ditetapkan %#ehPemerintah Pusat.

    2. SP merupakan sa#ah satu pr%gram strategis nasi%na#. Pada Pasa# )* UU+%. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bah"a 'epa#a Daerahyang tidak me#aksanakan pr%gram strategis nasi%na# akan dikenai sanksi yaitusanksi administrati!, diberhentikan sementara se#ama 3 (tiga bu#an, sampai dengandiberhentikan sebagai kepa#a daerah.

    3. Da#am PP tentang SP 201-, Standar Pe#ayanan inima# ada#ah ketentuanmengenai jenis dan mutu Pe#ayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahanajib yang berhak diper%#eh setiap "arga negara se/ara minima# (pasa# 1 ayat *.

    4. Standar pe#ayanan minima# merupakan ukuran baku tentang jenis, mutu danjum#ah kebutuhan dasar yang "ajib diper%#eh %#eh "arga negara untuk dapat hidupse/ara #ayak (pasa# 3 ayat 1 PP SP. Setiap "arga negara sesuai dengank%dratnya berke"ajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya denganmeman!aatkan se#uruh p%tensi manusia"i yang dimi#ikinya (pasa# - ayat 1 PPSP. Seba#iknya Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berke"ajiban menjaminagar setiap "arga negara dapat menggunakan haknya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya tanpa hambatan atau ha#angan dari pihak manapun (Pasa# - ayat 2 PPSP

    -. Tugas Pemerintah Pusat sete#ah menetapkan SP dan Petunjuk TeknisPe#aksanaan SP (pasa# 1* ayat 2 UU 23 th 2014, serta me#akukan s%sia#isasikepada Pemda ada#ah memetakan dan me#akukan ana#isis terhadap pen/apaianpenerapan SP, sehingga dapat di#akukan tindak#anjut yang tepat, gunater/apainya SP.

    ). '%nsep SP berubah dari 'inerja Pr%gram 'ementerian menjadi 'inerjaPemda yang memi#iki k%nsekuensi rewarddan punishment, sehingga memberikan

    tekanan kepada Pemda untuk menyediakan sumber daya (sarana, prasarana,alat, tenaga dan uang/biaya) yang /ukup agar pr%ses penerapan SP berja#anadekuat.

    . Pemerintah daerah tidak per#u menye#enggarakan sendiri pe#ayanan SPyang dibutuhkan masyarakat (psa# 11 PP SP. Sesuai dengan aas /%ste!!e/tieness, maka pemerintah daerah bisa membuat a#ternati! penye#enggaraanpe#ayanan SP kesehatan sebagai berikut

    a. Pemda menyediakan sendiri yankes yang dibutuhkan di #%kasi pe#ayananpemerintah

    3

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    4/73

    b. embe#i, mensubsidi atau kemudahan #ainnya agar UD5+ atau U s"astayang mempunyai pe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan agar bisa menyediakannya untuk +& yang membutuhkan

    /. emberikan %u/her kepada +& yang membutuhkan untuk mendapatkanpe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan

    d. ekerja sama dengan UD5+ atau U s"asta untuk mengembangkanpenyediaan pe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan, khususnya untuk jenispe#ayanan yang kurang tersedia da#am a#ternati! sebe#umnya.

    *. 6%kasi pe#ayanan SP kesehatan, sesuai dengan prinsip sebe#umnya, berartitidak harus harus di se#enggarakan di da#am !asi#itas kesehatan mi#ik pemerintahdaerah. 7adi pemerintah daerah bisa menyediakan pe#ayanan di #%kasi sbb

    a. Puskesmas dan jaringannya dan SUDb. 8asi#itas kesehatan mi#ik UD5+/. D%kter praktek s"asta, '#inik s"asta dan S s"asta yang bekerja sama dengan

    pemerintah setempat

    d. 8asi#itas kesehatan mi#ik pemda5UD5U+ ataupun s"asta di "i#ayahtetangga

    8asi#itas kesehatan yang bukan mi#ik pemerintah daerah ini per#u mempunyaikemampuan pe#ayanan yang sesuai standar pemerintah daerah setempat, dandiatur me#a#ui mekanisme kerja sama

    9. agi Pemda dengan kemampuan :PD terbatas, Pemerintah Pusat dapatmembantu pen/apaian SP me#a#ui trans!er Dana :#%kasi 'husus (D:' sesuaimekanisme yang ber#aku, sete#ah memperhatikan pen/apaian target SP dankemampuan :PD 'esehatan.

    10. SP merupakan ha# minima# yang harus di#aksanakan %#eh Pemda untukrakyatnya, maka target SP harus 100; setiap tahunnya. Untuk itu da#ampenetapan indikat%r SP, 'ementerian56embaga Pemerintahan +%n 'ementerianagar me#akukan pentahapan pada jenis pe#ayanan, mutu pe#ayanan dan5atausasaran5#%kus tertentu.

    11. '%nsep penyusunan indikat%r SP idang 'esehatan ada#ah sebagai berikut

    a. Pe#ayanan da#am SP idang 'esehatan ada#ah pe#ayanan kesehatan

    mendasar dan mutlakyang "ajib diberikan %#eh Pemda untuk seluruh warga

    yang berada da#am batas "i#ayah %t%n%minya secara minimal. 'etidak 7um#ahsasaran yang bisa mendapatkan kebutuhannya se/ara mandiri (Pasa# 19, ayat 3PP.

    'husus untuk pe#ayanan SP yang juga di/akup da#am pe#ayanan me#a#ui P7S,seperti pe#ayanan ibu hami#, persa#inan, bayi baru #ahir dan ba#ita, perhitunganjum#ah sasaran yang berhak ada#ah sebagai berikut

    7um#ah sasaran SP (sesuai jenis pe#ayanan =7um#ah sasaran > 7um#ah sasaran yang bisa mendapatkan kebutuhannya se/aramandiri > 7um#ah sasaran yang mendapatkan pe#ayanan kesehatan me#a#uiP7S

    5

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    6/73

    !. Da#am me#akukan ea#uasi penye#enggaraan SP per#u juga di ana#isis asi%jum#ah kebutuhan dasar yang dibutuhkan dibagi dengan jum#ah kebutuhan dasaryang tersedia di setiap kabupaten (Pasa# 19, ayat 1 PP SP.

    &n!%rmasi tentang ha# ini di dapatkan me#a#ui surai atau berdasarkan #ap%ran

    penye#anggaraan (Pasa# 9 ayat 1 dan 3. Tujuan nya ada#ah untuk menghitungke/ukupan input dan pr%ses yang dibutuhkan untuk me#aksanakan setiappe#ayanan yang diper#ukan. ?a# ini diper#ukan untuk menje#askan pen/apaianSP yang be#um 100 ;, dan rangka meningkatkan akses pe#ayanan sehinggabisa di/apai %#eh 100 ; penduduk yang berhak memper%#eh pe#ayanan tsb.

    6

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    7/73

    PETUNJUK TEKNIS SPM BIDANG KESEHATAN

    I. Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Provinsi

    A. Promosi Kesehatan

    i. Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan

    Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan Promosi

    Kesehatan

    Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan promosikesehatan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus

    di wilayah kerja provinsi.

    a.Pengertian

    1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan kemampuan

    masyarakat di bidang kesehatan.

    2)Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan KhususMendapatkan Promosi Kesehatansesuai standaradalah :a Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat

    Dinas Kesehatan Provinsi, Koordinator atau pengelola promosi

    kesehatan di provinsi, pengelola program kesehatan di provinsi.b Promosi Kesehatan diberikan pada semua Satuan Pendidikan

    Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di wilayah Provinsi./ Promosi Kesehatanyang sesuai standar adalah promosi kesehatan

    sebulan sekaliuntuk setiap sekolah.

    d)Materi promosi kesehatan yang diberikan tentang :(1)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan Satuan, kekurangan gizi dan

    obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah;(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;

    7

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    8/73

    (7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,

    DBD, IMS;(8)Penyakit tidak menular dan faktor risikonya, terutama

    Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kanker Leher Rahim dan Kanker

    Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan;

    3)Satuan Pendidikan Menengah adalah SMA dan sederajatbaik milik

    pemerintah maupun swasta.4)Satuan Pendidikan Khusus adalah sebuah lembaga pendidikanmilik

    pemerintah dan swastayang melayani pendidikan bagi anak-anak

    berkebutuhan khusus, mengelola TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.5)Promosi Kesehatan dilakukan agar siswa pada Satuan Pendidikan

    Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus dapat mengetahui materipromosi.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan

    promosi kesehatan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan

    Khusus dinilai dari persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan

    Pendidikan Khusus yang mendapat pelayanan promosi kesehatan sesuaistandar dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Satuan

    Pendidikan Menengah

    dan Satuan

    Pendidikan KhususMendapatkan Promosi

    Kesehatan

    =

    Jumlah Satuan Pendidikan Menengah dan

    Satuan Pendidikan Khusus yang

    mendapatkan promosi kesehatan sebanyak

    sebulan sekali dalam kurun waktu satu

    tahun

    X 100 %

    Jumlah seluruh Satuan Pendidikan

    Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus

    dalam kurun waktu satu tahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Provinsi A mempunyai 95 Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan

    Pendidikan Khususmilik pemerintah dan 5 Satuan Pendidikan Menengah

    8

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    9/73

    dan Satuan Pendidikan Khusus milik swasta. Sebanyak 90 Satuan

    Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus itu telah menerima

    promosi kesehatan sebulan sekali dalam setahun.

    Kinerja Provinsi A dalam melakukan promosi kesehatan untuk Satuan

    Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus sesuai standar

    adalah 90/100 x 100 % = 90 %.

    e.Target

    100 persen Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus

    mendapatkan pelayanan promosi kesehatansebulan sekalidalam kurun

    waktu satu tahun.

    f.Sumber Data

    1 Laporan Dinas Kesehatan Provinsi.2)Tim Pembina UKS tingkat Provinsi.

    g.Rujukan

    1)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.

    2)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang KebijakanNasional Promosi Kesehatan.

    h.SDM

    1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di provinsi;3)Pengelola program kesehatan di provinsi.

    9

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    10/73

    ii. Persentase Promosi Kesehatan Melalui Media

    Massa

    Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan promosikesehatan melalui media massa di wilayah kerja provinsi.

    a.Pengertian

    1)Promosi Kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan

    pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang

    kesehatan.2)Promosi kesehatan melalui media massa dilakukan dalam rangka

    meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat luasdi wilayah propinsi yang bersangkutan.

    3)Masyarakat luas di wilayah propinsi yang yang mendapat promosi

    kesehatan melalui media massasesuai standaradalah :

    a)Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat

    Dinas Kesehatan Provinsi, Koordinator atau pengelola promosi

    kesehatan di provinsi, Pengelola program kesehatan di provinsi.b)Promosi Kesehatan diberikan pada semua masyarakat luas di

    wilayah propinsi yang bersangkutan.c)Promosi Kesehatan diberikan setiap bulan.d)Materi Promosi Kesehatan yang diberikan tentang(1)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,

    kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;

    (7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,DBD, IMS;

    (8)Penyakit tidak menular dan faktor risikonya, terutama

    Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kanker Leher Rahim dan Kanker

    Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas;(11)Kesehatan Lansia.

    10

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    11/73

    4)Promosi kesehatan dilakukan melalui kerja sama dengan media massa

    setempat.5)Promosi Kesehatan bertujuan agar masyarakat dapat:

    a lebih mandiri dalam menyehatkan diri dan keluarganya;

    b dapat mengidentifikasi dan merealisasikan kebutuhankesehatannya, dan beradaptasi terhadap lingkungan ataupun

    mengubah lingkungan menjadi lebih menyehatkan;/ menggunakan kesehatan sebagai sumber daya kehidupan sehari-

    hari dan tidak hanya sebagai tujuan hidup;dberpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

    dilingkungannya;e mengajak sektor diluar kesehatan agar ikut bersinergi membantu

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan

    promosi kesehatan melalui media massa dinilai dari persentase promosi

    kesehatan melalui media massa sesuai standar yang menjangkau

    masyarakat luas di wilayah propinsi yang bersangkutan dalam kurun

    waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Promosi

    Kesehatan Melalui Media

    Massa

    =

    Jumlah promosi melalui media

    massa sesuai standar yang

    dilakukan dalam satu wilayah

    propinsi dalam kurun waktu satu

    tahun

    X 100 %

    12

    Jika lebih dari 100 % maka dianggap sebagai 100 %

    d.Contoh Perhitungan

    Propinsi A dalam dalam setahun melakukan melakukan promosi kesehatan

    melalui media massa sesuai standar sebanyak 18 kali. Jadi Kinerja

    Pemerintah Propinsi A dalam melakukan promosi melalui media massa

    adalah 18/12 x 100 % = 150 %

    11

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    12/73

    karena lebih dari 100 % maka dihitung sebagi 100 %

    e.Target

    Target 100 persen, artinya Pemerintah Propinsi wajib memberikan

    pelayanan promosi kesehatan melalui media massa yang menjangkau

    seluruh warga sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Dinas Kesehatan Propinsi.2)Laporan Riskesdas dan riset kesehatan di propinsi.3)Laporan Survai cepat tahun sebelumnya.

    g.Rujukan

    1)Promosi kesehatan komitmen global dari Ottawa - Jakarta - Nairobi

    menuju rakyat sehat, Departemen Kesehatan RI , Pusat Promosi

    Kesehatan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Perilaku , FKM UI,

    2011.2)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

    3)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang PedomanPembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

    4)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.5)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan

    Nasional Promosi Kesehatan.

    h.SDM

    1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di provinsi;3)Pengelola program kesehatan di provinsi.

    B. Pelayanan Kesehatan Lingkungan

    12

    http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519
  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    13/73

    iii. Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan

    Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan

    Pelayanan Kesehatan Lingkungan

    Pemerintah Daerah Propinsi wajib melakukan pelayanan kesehatan

    lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan

    Khusus.

    a.Pengertian

    1)Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau

    gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan

    kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,maupun sosial.

    2)Pelayanan Kesehatan Lingkungan pada Satuan Pendidikan Menengah

    dan Satuan Pendidikan Khusussesuai standaradalah :a)Pelayanan ini dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan Dinas

    Kesehatan Provinsi.b)Sasaran pelayanan ini adalah seluruh Satuan Pendidikan

    Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di wilayah provinsi.c)Pelayanan ini dilakukan minimal dua kali dalam kurun waktu

    satu tahun untuk setiap sasaran.d)Pelaksanaan pelayanan ini dilakukan melalui pengamatan dan

    penilaian Kesehatan Lingkungan Satuan Pendidikan Menengah

    dan Satuan Pendidikan Khusus terhadap:(1)pengelolaan higiene dan sanitasi pangan,(2)pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, dan(3)kualitas udara dalam ruang,dengan memberikan rekomendasi tindak lanjut.

    3)Satuan Pendidikan Menengah adalah Sekolah Menengah Atas dan yang

    sederajatmilik pemerintah dan swasta.4)Satuan Pendidikan Khusus adalah sebuah lembaga pendidikan yang

    melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,

    mengelola TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB milik pemerintah dan

    swasta.5)Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan

    Satuan Pendidikan Khusus adalah serangkaian kegiatan yang

    ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan Satuan

    13

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    14/73

    Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus yang sehat

    baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah

    penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan

    melalui pengamatan dan penilaian terhadap pengelolaan hygiene dan

    sanitasi pangan, pengendalian vektor dan binatang pengganggu dan

    kualitas udara dalam ruang di Satuan Pendidikan Menengah dan

    Satuan Pendidikan Khusus.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan

    kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan

    Pendidikan Khusus dinilai dari persentase Satuan Pendidikan Menengahdan Satuan Pendidikan Khusus yang mendapatkan pelayanan kesehatan

    lingkungan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Satuan Pendidikan

    Menengah dan SatuanPendidikan Khusus

    Mendapatkan Pelayanan

    Kesehatan Lingkungan

    =

    Jumlah Satuan Pendidikan Menengah

    dan Satuan Pendidikan Khusus yang

    mendapatkan pelayanan kesehatan

    lingkungan minimal dua kali dalamkurun waktu satu tahun X 100 %

    Jumlah Satuan Pendidikan Menengah

    dan Satuan Pendidikan Khusus yang ada

    di wilayah Propinsi dalam kurun waktu

    yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Pada tahun 2015, di Propinsi A terdapat90Satuan Pendidikan Menengahdan Satuan Pendidikan Khusus milik pemerintah dan 10 Satuan

    Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidik Khusus milik swasta.Dari data tersebut yang mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan

    minimal dua kali dalam kurun waktu satu tahun adalah 70 Satuan

    Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khususmilik pemerintah

    dan 5 Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus milik

    swasta.

    14

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    15/73

    Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus

    Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan = (70+5)/(90+10) x 100% =

    75%.

    e.Target

    Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan kesehatan

    lingkungan pada 100 persen Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan

    Pendidikan Khusus.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Dinas Kesehatan Propinsi

    g.Rujukan

    1)Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan;2)Undang-undang Nomor 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan;3)Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu

    dan Gizi Pangan;4)Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan

    Lingkungan;5)Permendagri Nomor 42 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa

    6)Permenkes RI Nomor 374/Menkes/PER/III/2010 tentang Pengendalian

    Vektor;

    7)Permenkes Nomor 1077/Menkes/PER/2011 tentang Pedoman

    Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah;

    8)Permendagri Nomor 20 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan

    Pemberdayaan Pasar Rakyat

    9)Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa

    Keracunan Pangan;10)Permendag No 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan

    dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.11)Kepmenkes RI Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Pedoman Persyaratan

    Higiene Sanitasi Makanan Jajanan;12)Kepmenkes RI Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2005 tentang Persyaratan

    Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran;

    15

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    16/73

    13)Kepmenkes 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman

    Penyelenggaraan Pasar Sehat;14)Surat Edaran Menteri Nomor PM/Menkes/E/2261/XI/2011 tentang

    Pelaksanaan Penyelenggaraan Pasar Sehat.

    h.SDM

    1)Tenaga Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi.

    16

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    17/73

    II. Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

    A. Pelayanan Promosi Kesehatan

    1. Persentase Satuan Pendidikan Dasar mendapatkan Promosi

    Kesehatan

    Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan promosi kesehatan

    di Satuan Pendidikan Dasar dan yang sederajat di wilayah kerja

    kabupaten/kota.

    a. Pengertian

    1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan

    pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang

    kesehatan.2)Satuan Pendidikan Dasar yang mendapatkan Promosi Kesehatansesuai

    standaradalah :a)Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat

    Dinas Kesehatan kabupaten/kota, Koordinator atau pengelola

    promosi kesehatan di kabupaten/kota, pengelola program kesehatandi kabupaten/kota dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas.b)Promosi kesehatan dilakukan minimal setahun sekali untuk setiap

    sasaran.c)Sasaran pelayanan ini adalah seluruh Satuan Pendidikan Dasar di

    wilayah Kabupaten/Kotabaik milik pemerintah maupun swasta.d)Materi promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang:(1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2) Kesehatan gigi dan mulut;(3) Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4) Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,

    kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,

    DBD, IMS;(8) Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,

    Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara;(9) Kesehatan reproduksi;

    17

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    18/73

    (10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan.3)Satuan Pendidikan Dasar adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat.4)Promosi kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah pelayanan

    promosi kesehatan yang dilakukan di SD, SMP dan sederajat.5)Promosi Kesehatan dilakukan agar setiap siswa pada Satuan Pendidikan

    Dasar dapat mengetahui materi promosi kesehatan.6)Promosi kesehatan yang disampaikan perlu disesuaikan dengan umur

    siswa dengan berbagai sarana media.

    b. Definisi Operasional

    Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan

    Promosi Kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah persentase Satuan

    Pendidikan Dasar mendapat promosi kesehatan sesuai standar dalam satu

    tahun di wilayah kerjanya.

    c. Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Satuan

    Pendidikan Dasarmendapatkan

    Promosi Kesehatan

    =

    Jumlah Satuan Pendidikan Dasar yang

    mendapat promosi kesehatan di satu wilayah

    kerja pada kurun waktu satu tahunX 100%

    Jumlah seluruh Satuan Pendidikan Dasar di

    satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama

    d. Contoh Perhitungan

    Kabupaten A mempunyaitotal100 Satuan Pendidikan Dasar milik

    pemerintah dan swastayang terdiri dari 50 SD, 30 SMP, 10 MI, 10 MTs.

    Sebanyak 90 Satuan Pendidikan Dasar tersebut telah menerima promosikesehatan satu kali dalam satu tahun.

    Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan

    Promosi Kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah 90/100 x 100 % =

    90 %.

    e. Target

    18

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    19/73

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan Promosi Kesehatan

    di 100 persen Satuan Pendidikan Dasar.

    f. Sumber Data

    1)Laporan Puskesmas;2)Laporan Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota.

    g. Rujukan

    1)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas2)Pedoman Pembinaan Upaya Kesehatan Satuan (UKS)3)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman

    Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4)Permenkes...... ttg Pedoman Kesehatan Jiwa5)Kepmenkes RI nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang Pedoman

    Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif6)Permenkes RI nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran

    dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)7)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah8)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan

    Nasional Promosi Kesehatan.

    h. SDM

    1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan kabupaten/kota;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota;3)Pengelola program kesehatan di kabupaten/kota;4)Tenaga Kesehatan di Puskesmas

    2. Persentase Puskesmas dan Puskemas Pembantu Melaksanakan

    Promosi Kesehatan

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan promosi kesehatan

    minimal sebulan sekali di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu).

    19

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    20/73

    a.Pengertian

    1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan

    pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang

    kesehatan.2)Promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu adalah pelayanan promosi

    kesehatan yang dilakukan di Puskemas dan Pustu.3)Promosi kesehatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu)sesuai

    standaradalah :

    a)Promosi kesehatan dilakukan oleh Koordinator atau pengelola

    promosi kesehatan di Puskesmas, Tenaga kesehatan di Puskesmas,

    dan Pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota

    b)Promosi kesehatan dilakukan minimal satu kali sebulan di setiapPuskesmas dan Pustu.

    c)Sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat yang datang ke

    Puskesmas dan Pustu

    d)Metode promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu adalah

    penyuluhan kelompok yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas

    dan Pustu selama 60 menit.

    e)Materi promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang :

    (1)Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,

    kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,

    DBD, IMS;(8)Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,

    Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pengobatan sendiri secara tepat;(11)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan.

    4)Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Pustu dilakukan agar masyarakat

    yang berkunjung ke Puskesmas dan Pustu dapat mengetahui materi

    promosi kesehatan.

    20

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    21/73

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan

    promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu dinilai dari Persentase

    Puskesmas dan Pustu melaksanakan Promosi Kesehatan sesuai standar

    kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas dan Pustu dalam kurun

    waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    PersentasePuskesmas dan

    Pustu Melaksanakan

    Promosi Kesehatan

    =

    Jumlah Puskesmas dan Pustu melaksanakan

    promosi kesehatan sesuai standar kepada

    masyarakat yang datang dalam kurun waktusatu tahun

    X 100 %Jumlah Puskesmas dan Pustu di satu wilayah

    kerja dalam kurun waktu satu tahun yang

    sama

    d.Contoh Perhitungan

    Kabupaten A mempunyai Puskesmas dan Pustu sebanyak 15, yang terdiridari 5 Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas dan Pustu

    yang melaksanakan promosi kesehatan sesuai standar dalam satu tahun

    adalah 13 Puskesmas dan Jaringannya.

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan

    kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu = [13 / 15] x 100 % =

    86,67%.

    e.Target

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan promosi di 100

    persen Puskesmas dan Pustu.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Puskesmas.

    21

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    22/73

    g.Rujukan

    1)Kepmenkes RI Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas

    2)Kepmenkes RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang PedomanUmum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

    3)Permenkes RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman

    Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4)Permenkes RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran

    dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)5)Kepmenkes RI Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.6)Kepmenkes RI Nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan

    Nasional Promosi Kesehatan.7)Kepmenkes tentang Buku KIA.

    h.SDM

    1)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di Puskesmas;2)Tenaga kesehatan di Puskesmas;3)Pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota.

    3. Persentase Puskesmas Melakukan Promosi Kesehatan untuk

    Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan

    Pemerintah kabupaten/kota wajib melakukan promosi ke masyarakat

    dalam rangka mengembangkan Pemberdayaan Masyarakat di bidang

    kesehatan minimal sebulan sekali oleh Puskesmas.

    a.Pengertian

    1)Promosi Kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang

    kesehatan adalah semua kegiatan promosi di luar gedung Puskesmas.2)Promosi Kesehatan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang

    Kesehatansesuai standaradalaha)Promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang

    kesehatan menggunakan metode berupa curah pendapat, diskusi

    22

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    23/73

    dan bermain peran selama minimal 120 menit sesuai dengan

    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013.b)Promosi kesehatan ke masyarakat dalam rangka mengembangkan

    pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dilakukan setiap

    Puskesmas minimal satu kali sebulan.c)Pelaksana promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di

    bidang kesehatan adalah :

    (1 Koordinator /Pengelola Promosi Kesehatan Puskesmas;(2Tenaga Kesehatan Puskesmas;(3 Pengelola Promosi Kesehatan di Kabupaten/Kota;(4Tenaga Pengelola Data dan Sistem Informasi Kesehatan

    Kabupaten/Kota.

    3)Promosi Kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang

    kesehatan adalah kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di luar

    gedung Puskesmas, agar individu, keluarga, masyarakat dapat lebih

    mandiri untuk berperilaku sehat dengan cara:a)Mengidentifikasi kondisi, situasi dan masalah disekitar masyarakat

    setempat.b)Mengenali potensi yang dimiliki masyarakat.c)Menganalisis masalah, faktor-faktor pendukung dan penghambat.d)Memilih solusi pemecahan masalah sesuai dengan kesepakatan

    bersama.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan

    promosi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dinilai dari

    persentase Puskesmas memberikan promosi kesehatan untuk

    pemberdayaan masyarakat sesuai standar dalam satu tahun kepada

    masyarakat.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Promosi

    untuk Pemberdayaan

    Masyarakat di Bidang

    Kesehatan

    =

    Jumlah Puskesmas melakukan promosi

    kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat

    sesuai standar dalam kurun waktu satu tahunX 100 %

    Jumlah Puskesmas di satu wilayah kerja dalam

    kurun waktu satu tahun yang sama

    23

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    24/73

    d.Contoh Perhitungan

    Kabupaten A mempunyai Puskesmas sebanyak 15 Puskesmas. Jumlah

    Puskesmas yang melakukan promosi kesehatan untuk pemberdayaan

    masyarakat di bidang kesehatan sesuai standar dalam satu tahun adalah

    12 Puskesmas.

    Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan kegiatan

    promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

    adalah [12/15] x 100 % = 80%.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan

    promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

    adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Puskesmas.

    g.Rujukan

    1)Promosi kesehatan komitmen global dari Ottawa - Jakarta - Nairobi

    menuju rakyat sehat, Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi

    Kesehatan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Perilaku , FKM UI,

    2011.2)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas3)Kepmenkes RI nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang Pedoman

    Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif4)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman

    Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat5)Permenkes RI nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran

    dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

    24

    http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519
  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    25/73

    6)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

    Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.7)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan

    Nasional Promosi Kesehatan.

    8)Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang PedomanPelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang

    Kesehatan.

    h.SDM

    1)Koordinator /Pengelola Promosi Kesehatan di Puskesmas;2)Tenaga Kesehatan di Puskesmas;3)Pengelola Promosi Kesehatan di Kabupaten/Kota;

    4)Tenaga Pengelola Data dan Sistem Informasi KesehatanKabupaten/Kota.

    25

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    26/73

    B. Pelayanan Skrining dan Pelayanan Kesehatan Berdasar Daur

    Kehidupan

    4. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan AntenatalSesuai Standar

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    pemeriksaan kehamilan (antenatal) sesuai standar kepada seluruh ibu

    hamildi wilayah kerja nya

    a.Pengertian

    1)Pelayanan antenatalsesuai standaradalah

    a)Pelayanan dilakukan minimal oleh Bidan yang memiliki Surat Tanda

    Registrasi dan sesuai dengan kewenangannya;b)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas

    BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintah

    daerah.c)Pelayanan mencakup sebagai berikut:

    (1)Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;

    (2)Ukur tekanan darah;(3)Nilai status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA);

    (4)Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);

    (5)Tentukan Presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);

    (6)Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus

    toksoid (TT) bila diperlukan;

    (7)Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

    kehamilan;

    (8)Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah

    (Hb), pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan

    sebelumnya), pemeriksaan protein urin(bila ada indikasi);yang

    pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester

    kehamilan.

    (9)Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;

    (10)Temu wicara (konseling);

    26

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    27/73

    d)Pelayanan dilakukan minimal empat kalidengan jadwalsatu kali

    pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua

    kali pada trimester ketiga.

    2)Bagi ibu hamil yang mempinyai LILA < 23,5 cm, maka diberikan PMTIbu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)3)PMT dapat berupa berupa makanan tambahan berbasis pangan lokal

    (PMT lokal) atau makanan tambahan pabrikan (PMT pabrikan) 90 hari.a)Makanan Tambahan atau PMT (PMT) adalah Makanan tambahan

    bergizi yang diberikan kepada ibu hamil KEK sebagai makanan

    tambahan untuk pemulihan status gizi.b)PMT dapat berupa berupa makanan tambahan berbasis pangan

    lokal (PMT lokal) atau makanan tambahan pabrikan (PMT

    pabrikan) sesuai spesifikasi peraturan Menteri Kesehatan yangdifortifikasi yang diberikan selama 90 hari.

    c)PMT lokal adalah makanan tambahan yang dibuat dari bahan

    makanan setempat dan mudah diperoleh dengan harga terjangkau

    yang diolah di rumah tangga.d)PMT pabrikan adalah makanan tambahan yang dibuat oleh pabrik

    atau perusahaan makanan dan minuman di Indonesia (makanan

    jadi) sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.e)Pemberian Makanan Tambahan (PMT) hanya sebagai tambahan

    terhadap makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil KEK sehari-hari, dan bukan sebagai pengganti makanan utama.

    4)Ibu Hamil yang ditemukandengan masalah kesehatandan giziharus

    ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu

    menanganinya.5)Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada butir (2) dilakukan sesuai

    jadwal sebagai berikut:

    Tabel 1. Jadwal Pemeriksaan Antenatal

    No Jenis Pelayanan

    Waktu Pelaksanaan

    Keterangan

    Trimester 1

    ( 12 minggu)

    Trimester 2

    (>12 24

    minggu)

    Trimester 3

    (> 24 minggu

    melahirkan)

    1 kali 1 kali 2 kali

    1 Timbang berat

    badan

    Ukur tinggi

    badan

    Pada

    kunjungan

    27

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    28/73

    No Jenis Pelayanan

    Waktu Pelaksanaan

    Keterangan

    Trimester 1

    ( 12 minggu)

    Trimester 2

    (>12 24

    minggu)

    Trimester 3

    (> 24 minggu

    melahirkan)

    1 kali 1 kali 2 kalipertama

    2 Ukur tekanan

    darah

    3 Ukur Lingkar

    Lengan Atas

    (LiLA)

    Pada

    kunjungan

    pertama4 Ukur tinggi

    puncak rahim

    (fundus uteri)

    5 Tentukanpresentasi janin

    dan Denyut

    Jantung Janin

    (DJJ)

    6 Penentuan status

    imunisasi

    tetanus dan

    pemberian

    imunisasi

    Tetanus Toksoid(TT) bila

    diperlukan

    1 atau 2 kali

    selama

    kehamilan,

    minimal

    memperoleh

    status T2

    7 Pemberian tablet

    tambah darah,

    minimal 90 tablet

    selama

    kehamilan

    Disesuaikan

    kondisi ibu

    8 Tes laboratorium,a. Tes kehamilan

    b. Hemoglobin(Hb)

    c. Golongan

    darah

    Bila belum

    pernah

    dilakukan

    sebelumnyad. Protein urin * * *: Bila ada

    indikasi9 Tatalaksana/

    Penanganan

    * * * *:Bila

    ditemukan

    28

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    29/73

    No Jenis Pelayanan

    Waktu Pelaksanaan

    Keterangan

    Trimester 1

    ( 12 minggu)

    Trimester 2

    (>12 24

    minggu)

    Trimester 3

    (> 24 minggu

    melahirkan)

    1 kali 1 kali 2 kalikasus adanya

    masalah

    kesehatan dan

    gizi10 Temu Wicara

    (Konseling)

    Tiap

    kunjungan

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikanpelayanan antenatal pada ibu hamil dinilai dari persentase ibu hamil di

    wilayah kerja Kabupaten/Kota itu yangmemperoleh pelayanan antenatal

    sesuai standar selama kehamilannya dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Ibu

    Hamil

    Mendapatkan

    Pelayanan

    Antenatal Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah ibu hamil yang datang mendapatkan

    pelayanan antenatal sesuai standar dalam

    kurun waktu satu tahunX 100 %

    Jumlah ibu hamil yang membutuhkan

    pelayanan antenataldi wilayah kerjadalam

    kurun waktu satu tahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    29

    Jika salah satu dari Pelayanan antenatal sesuai standar,

    sebagaimana poin 1, tidak diberikan, maka pelayanan antenatal

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    30/73

    Di Kabupaten A jumlah Ibu hamilyang membutuhkan pelayanan ante natal

    di wilayah kerja Kabupaten/Kota tersbutadalah sebanyak 100 orang.

    Jumlah ibu hamil yang datang untuk memperoleh pelayanan pemeriksaan

    kehamilan adalah sebanyak 100 orang dengan rincian sebagai berikut

    Lokasi Pelayanan Jumlah Sesuai

    standard

    Tidak

    sesuai

    standard

    Keterangan

    Puskesmas dan

    Jaringannya

    70 65 5 Pelayanan sesuai standar

    dihitungFasilitas

    BUMD/BUMN

    10 5 5 Pelayanan sesuai standar

    dihitung

    Fasilitas Swasta 20 15 5 Yang sesuai standar dihitung

    Jumlah 100 85 15

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan antenatal pada ibu hamil diwilayah kerjanyapada tahun

    tersebut adalah85/100 atau85%.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan antenatalsesuai standarpada ibu hamilyang membutuhkan di

    wilayah kerja Kabupaten/ Kotaadalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Puskesmas dan jaringannya;2)Laporan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Pemerintah

    Daerah

    3)Kohort ibu;4)Buku KIA;5)Laporan khusus PMT Bumil KEK, dll;

    g.Rujukan

    1) Standar Pelayanan Kebidanan, tahun 2003.2) Kepmenkes tentang Buku KIA.

    30

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    31/73

    3) Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan

    Anak (PWS KIA), tahun 2010.4) Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

    Komplikasi (P4K), tahun 2009.

    5) Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, tahun 2010.6) Buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, tahun 2011.7) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 224/Menkes/SK/II/2007

    tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK.8) Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan Tambahan Ibu

    Hamil Berbasis Pangan Lokal.

    h.SDM

    1)Dokter2)Bidan

    31

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    32/73

    5. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan

    Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    persalinan sesuai standarpada ibu yang akan melahirkan diwilayah

    kerjanya

    a.Pengertian

    1) Pelayanan Persalinan sesuai standar adalah :a)Pelayanan dilakukan minimal oleh bidan yang memiliki STR sesuai

    dengan kewenangannyab)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas

    BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintahdaerah.

    c)Pelayanan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.d)Pelayanan persalinan diberikan mengikuti pedoman asuhan

    persalinan normal (60 langkah). Sebelum pelayanan persalinan

    dilakukan, kepada ibu yang akan bersalin ditawarkan pelayanan

    salah satu metoda kontrasepsi2) Bidan Desa adalah Bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal di

    Desa dalam wilayah kerja Puskesmas (Permenkes 75/2014 Pasal 40

    ayat (6).3) Apabila dalam proses persalinan terdapat kelainan, maka wajib dirujuk

    ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempu menangani dengan

    menyertakan partograf ibu.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan persalinan pada ibu yang akan melahirkan dinilai dari persentase

    ibu bersalin yang memperoleh pelayanan persalinan sesuai standar di

    wilayah kerja nyadalam kurun waktu satu tahun.

    32

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    33/73

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Ibu

    Bersalin

    MendapatkanPelayanan

    Persalinan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah ibu bersalin memperoleh pelayanan

    persalinan sesuai standar dalam kurun

    waktu satu tahun X 100 %Jumlah ibu bersalinyang membutuhkan

    pelayanan di wilayah kerja kabupaten/kota

    dalam kurun waktu satu tahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Di Kabupaten A selama setahun terdapat 130 ibu yang mendapat pelayanan

    persalinan dengan rincian sebagai berikut (rekapitulasi akhir tahun):

    33

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    34/73

    Jenis pelayanan Jumlah Sesuai

    standard

    Tidak sesuai

    standar

    Keterangan

    Bersalin oleh

    dukun

    30 0 30 Tidak dihitung, tetapi

    sebagai bahan promosi

    berikutnyaBersalin oleh

    tenaga kesehatan

    di Rumah

    20 0 20 Tidak dihitung, karena

    tidak bersalin di

    Puskesmas dan

    jaringannya. Tetapi

    dipakai sebagai bahan

    promosi PuskesmasBersalin di

    Polindes dan

    puskesmas

    30 30 0

    Bersalin difasilitas kesehatan

    BUMD/BUMN

    Swasta yang

    bekerja sama

    35 35 0

    Dirujuk 5 5 0 Dihitung, karena sesuai

    pedoman, bila ada

    komplikasi diluar

    kompetensi puskesmas

    harus dirujuk

    Bersalin di RumahBersalin atau

    Bidan Praktek

    Mandiri (BPM)

    yang bekerja sama

    dengan Pemda

    10 10 Dihitung sebagai fasilitasyang disediakan oleh

    Pemda

    Jumlah 130 80 20

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan persalinan pada tahun itu adalah80/130atau61%.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    paket pelayanan persalinan sesuai standar diwilayah kerjanyaadalah 100

    persen.

    34

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    35/73

    f.Sumber Data

    1)Formulir Persalinan;2)Formulir Partograf;

    3)Formulir Rujukan;4)Laporan Puskesmas.

    g.Rujukan

    1)Standar Pelayanan Kebidanan, tahun 2003;2)Kepmenkes tentang Buku KIA;3)Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

    (PWS KIA), tahun 2010;

    4)Buku Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA, tahun 2010;5)Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN), tahun 2012;6)Buku Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun, tahun 2012;7)Buku Pedoman Rumah Tunggu Kelahiran, tahun 2012;8)Buku pedoman Imunisasi tahun 2013.

    h.SDM

    1)Dokter.

    2)Bidan.

    6. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan

    Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    kesehatan bayi baru lahirdi wilayah kerja Kabupaten/Kota tersebut.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pelayanan kepada bayi baru

    pada kurun waktu setelah lahir sampai dengan28 harisetelah lahir

    sesuai standar.2)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah :

    35

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    36/73

    a)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir diberikan dalam 48 jam

    pertama oleh dokter atau bidan atau perawat sesuai

    kewenangannya.b)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas

    BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintahdaerah.

    c)Pelayanan dilakukan dengan menggunakan algoritma Manajemen

    Terpadu Bayi Muda (MTBM) sesuai formulir MTBM dan Pedoman

    Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.

    3)Bayi baru lahir yang mempunyai risiko tinggi dirujuk ke fasilitas

    pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya dan tidak dihitung

    sebagai kunjungan sesuai kriteria.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    paket pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar dinilai dari

    persentase jumlah bayi baru lahir yang memperoleh paket pelayanan

    kesehatan sesuai standar diwilayah kerja kabupaten/kota tersebutdalam

    kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Bayi

    Baru Lahir

    Mendapatkan

    Pelayanan

    Kesehatan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah bayi baru lahir yang memperoleh

    pelayanan kesehatan sesuai standar dalam

    kurun waktu satu tahun X 100

    %Jumlah bayi baru lahir yangmembutuhkan

    pelayanandalam kurun waktu satu tahun

    yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Di Kabupaten A jumlah kunjungan bayi baru lahir(0-48 jam)selama

    setahun adalah sebagai berikut (rekapitulasi akhir tahun):

    36

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    37/73

    Jenis kunjungan Jumlah yang

    membutuhkan

    pelayanan

    Mendapatkan

    pelayanan

    Sesuai standard

    Keterangan

    Bayi lahir di rumah dikirim

    sebelum usia 48 jam

    10 10

    Bayi lahir di rumah dikirim

    setelah usia 48 jam

    20 0 Tidak dihitung,

    karena setalah

    48 jam dan

    menjadi bahan

    promosiBayi lahir di polindes dan

    puskesmas

    30 30

    Bayi lahir di fasilitas

    kesehatan

    BUMD/BUMN/Swasta yangbekerja sama

    30 30

    Bayi lahir risiko tinggi

    dirujuk

    10 0 Tidak dihitung,

    tetapi menjadi

    bahan promosiJumlah 100 70

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan bayi baru lahir di Puskesmas dan jaringannya pada tahun itu

    adalah70/100 atau 70%.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan kesehatan kepada bayi baru lahir sesuai standar adalah 100

    persen.

    f.Sumber Data

    1)Register Kohort Bayi.2)Buku KIA.3)Laporan Puskesmas.

    g.Rujukan

    1)Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial.

    37

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    38/73

    2)Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak

    2009.3)Buku modul dan bagan MTBM.4)Kepmenkes tentang Buku KIA.

    h.SDM

    1)Dokter2)Bidan3)Perawat

    7. Persentase Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan

    Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan

    Jaringannya

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    kesehatan pada anak usia balita sesuai standar diwilayah kerjanya.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan Kesehatan Balita sesuai standar adalah :

    a)Pelayanan kesehatan Balita diberikan oleh Dokter, Bidan, Perawat,Tenaga Gizi sesuai kewenangannya;

    b)Pelayanan kesehatan Balita diberikan di Puskesmas danJaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerjasama dengan pemerintah daerah;

    c)Pelayanan Kesehatan Balita meliputi :

    (1)pemantauan pertumbuhandan perkembangan;(2)pemberian kapsul vitamin A;(3)pemberian imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan;(4)Pemberian PMT untuk balita gizi kurang;(5)Penanggulangan Balita sakit;

    2)Balita adalah anak usia 0 59 Bulan.3)Untuk balita usia 0 23 bulan, standar pemantauan pertumbuhan

    adalah 1 bulan sekali.

    38

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    39/73

    4)Untuk usia balita pelayanan stimulasi deteksi dini perkembangan anak

    setiap 6 bulan.5)Deteksi penyimpangan pertumbuhan adalah pengukuran antropometri

    yang meliputi pengukuran berat badan/tinggi badan atau berat

    badan/panjang badan (BB/TB atau BB/PB), Tinggi Badan/PanjangBadan menurut umur dan Lingkaran Kepala Anak (LKA).

    6)Deteksi penyimpangan perkembangan dilakukan menggunakan

    Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang meliputi motorik

    kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan

    kemandirian; Tes Daya Dengar (TDD), Test Daya Lihat,7)Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku dengan menggunakan

    ceklist :

    -

    Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME),- Checklist or Autisme in Toddler (CHAT)dan

    - Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas.

    8)Imunisasi Dasar meliputi HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-Hib 1, Polio 2,

    DPT-HB-Hib 2, Polio 3, DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan Campak.9)Imunisasi Lanjutan meliputi : DPT-HB-Hib diberikan pada anak usia 18

    bulan, dan Campak pada usia 24 bulan.10)Balita gizi kurang adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks

    Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan

    menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z-score -2 standar deviasisampai dengan

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    40/73

    b.MP-ASI pabrikan adalah makanan tambahan pendamping Air Susu

    Ibu padat gizi untuk balita 6-59 bulan yang dibuat oleh pabrik

    atau perusahaan makanan dan minuman di Indonesia sesuai

    spesifikasi yang telah ditentukan.

    14)Pemberian Makanan Tambahan (PMT) diberikan setiap hari selama 90

    hari, hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi

    dan bukan sebagai pengganti makanan utama.15)Balita yang ditemukan dengan kelainan wajib ditangani atau dirujuk

    ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya sesuai

    prosedur yang berlaku.16)Tatalaksana balita sakit merujuk pada Modul Terpadu Balita Sakit

    (MTBS) atau Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan Primer.17)Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud diatas dilakukan

    sesuai jadwal sebagai berikut :

    No Jenis Pelayanan Keterangan

    1 Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi

    badan dan pemantauan pertumbuhan

    0-23 bl = setiap bulan

    24-59 bl = minimal 4 kali

    setahun2 Pemantauan perkembangan Jadwal pemantauan

    perkembangan sesuai usia

    anak3 Pemberian kapsul Vit A

    6 11 bulan : kapsul biru

    12 23 bulan : kapsul merah

    Jadwal pemberian Kapsul Vit

    A sesuai usia anak

    4 Imunisasi dasar : HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-

    Hib 1, Polio 2, DPT-HB-Hib 2, Polio 3, DPT-HB-

    Hib 3, Polio 4 dan Campak

    Jadwal imunisasi sesuai usia

    anak

    5 Pemberian Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib

    dan Campak

    Jadwal imunisasi sesuai usia

    anak6 Penanganan Balita Kurang Gizi Pemberian PMT selama 90

    hari sejak datang kePuskesmas dan Jaringannya

    7 Penanganan Balita Sakit Penanganan awal sesuai

    kompetensi mengikuti MTBS

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    paket pelayanan kesehatan balita dinilai dari persentase balita yang40

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    41/73

    memperoleh pelayanan kesehatan balita sesuai standar sesuai umurnyadi

    wilayah kerjanyadalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Usia

    Bawah Lima

    Tahun (Balita)

    Mendapatkan

    Pelayanan

    Kesehatan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah balita yang memperoleh

    pelayanan kesehatan balita sesuai

    standar di Puskesmas dan

    jaringannya dalam kurun waktu

    satu tahun

    X 100

    %

    Jumlah balita yang datang ke

    Puskesmas dan jaringannya dalam

    kurun waktu satu tahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Sebuah fasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Amelaporkan kegiatan

    pelayanan kesehatan balita selama setahun adalah sebagai berikut

    (rekapitulasi akhir tahun):

    41

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    42/73

    Jenis

    kunjungan

    Jumlah

    pengunjung

    Sesuai

    standar

    Keterangan

    Usia 0-11

    bulan

    30 30 Semua datang setiap bulan, mendapatkan

    seluruh pelayanan kesehatan sesuai standar,

    yang kurang gizi juga mendapat pelayananPMT sesuai standar, yang sakit ditangani

    sesuai pedoman MTBSUsia 12-23

    bulan

    30 30 Semua datang setiap bulan, mendapatkan

    seluruh pelayanan sesuai standar, yang

    kurang gizi juga mendapat pelayanan PMT

    sesuai standar, yang sakit ditangani sesuai

    pedoman MTBSUsia 24

    35 bulan

    30 30 Mendapatkan seluruh pelayanan kesehatan

    sesuai standar, yang kurang gizi juga

    mendapat pelayanan PMT sesuai standar,yang sakit ditangani sesuai pedoman MTBS

    Usia 36

    47 bulan

    30 30 Mendapatkan seluruh pelayanan kesehatan

    sesuai standar, yang kurang gizi juga

    mendapat pelayanan PMT sesuai standar,

    yang sakit ditangani sesuai pedoman MTBSUsia 48

    59 bulan

    30 25 Ada lima balita yang datang kurang dari

    standarJumlah 150 145

    Rekapitulasi dari seluruhfasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Atentangpelayanan kesehatan balita adalah sebagai berikut (rekapitulasi akhir

    tahun):

    Fasilitas

    Kesehatan*

    Jumlah

    pengunjung

    Sesuai

    standar

    Keterangan

    A 150 145 5 anak balita tidak terpantau

    sesuai standarB 150 140 10 anak kurang gizi tidak

    tertangani sesuai standarC 200 200D 100 100

    Kabupaten/Kota 600 585

    Catatan: yang dimaksud fasiitas kesehatan disini meliputi fasilitas

    kesehatan milik Pemerintah Daerah dan fasilitas kesehatan BUMD/BUMN,

    Swasta yang bekerja sama dng Pemerintah Daerah

    42

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    43/73

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan kesehatan balita pada tahun itu adalah =

    585/600 x 100 % = 97.5 %.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya

    pelayanan kesehatan usia balita adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Puskesmas.

    2)Laporan Fasilitas Kesehatan BUMD/BUMN dan Swasta3)Register Kohort Bayi.4)Register Kohort Anak Balita & PraSatuan.5)Buku KIA.6)Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB3-SIMPUS.

    g.Rujukan

    1)Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh

    Kembang Anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar2)Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang

    Anak3)Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang

    Balita4)Buku Kesehatan Ibu dan Anak5)Pedoman Kader Kesehatan Anak6)Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak7)Buku pedoman imunisasi8)Kepmenkes 1625/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Pemantauan

    dan Penanggualangan KIPI9)Permenkes 42 Thn 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi10)Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 224/Menkes/SK/II/2007

    tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu11)Dit. Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman

    Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)12)Direktorat Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan KIA, 2013, Pedoman

    Pemberian Makanan Pendamping ASI Berbasis Pangan Lokal.

    43

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    44/73

    13)Dit.Bina Gizi Masyarakat, Kemenkes RI, 2010, Panduan Pengelolaan

    MP-ASI Buffer stok.14)Dit.Bina Gizi Masyarakat, Kemenkes RI, 2012, Panduan PMT Balita

    Gizi kurang dan Ibu Hamil KEK (Bantuan Operasional Kesehatan).

    15)Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan KesehatanPrimer.

    16)Manajemen Terpadu Balita Sakit (Modul 1-7) Departemen Kesehatan

    Republik Indonesia, 2008.

    h.SDM

    1)Dokter2)Bidan

    3)Perawat4)Nutrisionis

    8. Persentase SiswadiSatuan Pendidikan Dasar Mendapatkan

    Skrining Kesehatan Sesuai Standar

    Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan skrining kesehatan kepada

    siswa Satuan Pendidikan Dasar sesuai standar di seluruh SatuanPendidikan Dasar di kabupaten/kota.

    a.Pengertian

    1)Yang dimaksud Satuan Pendidikan Dasar adalah SD, SMP dan yang

    sederajat baik milik pemerintah maupun swasta.2)Skrining kesehatan sesuai standar adalah :

    a)Pelayanan skrining kesehatan diberikan oleh Tenaga Kesehatan

    Puskesmas, Guru dan Kaderatau tenaga kesehatan yang ditetapkanoleh pemerintah daerah setempat

    b)Pelayanan skrining kesehatan pada siswa kelas 1 dan 7,c)Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Satuan Pendidikan Dasar

    dan mengikuti petunjuk teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan

    Pendidikan Dasar.d)Pelayanan skrining kesehatan satu kali dalam 1 tahun.e)Pelayanan skrining dilakukan adalah :(1)keadaan kesehatan umum

    44

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    45/73

    (2)penilaian status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan, tanda anemia);(3)pemeriksaan gigi dan mulut, minimal melihat karies;(4)pemeriksaan indera penglihatan dengan postersnellen;(5)Pemeriksaan ketajaman indera pendengaran;

    (6)Pemeriksaan gangguan mental emosional dan perilakumenggunakan kuesioner;

    3)Skrining dilakukan dalam rangka upaya deteksi dini masalah kesehatan

    siswa Satuan di kabupaten/kota.4)Siswa yang didapati mempunyai kelainan wajib ditangani atau dirujuk

    ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya sesuai

    dengan kelainan yang ditemukan.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Skrining Kesehatan Siswa Satuan Pendidikan Dasar dinilai dari

    persentase jumlah siswa kelas 1 dan kelas 7 yang mendapat skrining

    kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase SiswaSatuan Pendidikan

    Dasar

    Mendapatkan

    Skrining

    Kesehatan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah siswa Pendidikan Dasar kelas 1 dankelas 7 yang mendapat pelayaan skriningpelayanan kesehatan sesuai standar di satu

    wilayah kerja pada kurun waktu satu tahunX 100 %

    Jumlah seluruh siswa Pendidikan Dasar kelas1 dan kelas 7 di wilayah kerja dalam satutahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Diseluruhkabupaten A terdapat50Satuan Pendidikan Dasarmilik

    Pemerintah Daerah dan 50 Satuan Pendidikan Dasar milik Swasta. Jumlah

    seluruh siswa Pendidikan Dasar kelas 1 dan kelas 7 di kabupaten/kota itu

    3000 siswa. Sebanyak 98 Satuan dilakukan Skrining Kesehatan. Sebanyak

    2900 siswa mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar.

    Dalam hal ini yang dihitung adalah jumlah anak yang mendapat pelayanan

    skrining kesehatan. Jumlah Satuan dipergunakan sebagai bahan

    perencanaan program skrining kesehatan tahun berikutnya.

    45

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    46/73

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan skrining kesehatan siswa Satuan Pendidikan Dasar sesuai

    standar adalah = 2900/3000 x 100 % = 96.67 %.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Skrining Kesehatan siswa Pendidikan Dasar

    Sesuai Standar adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Hasil Skrining Kesehatan Siswa Satuan Pendidikan Dasar olehfasilitas kesehatan.

    2)Laporan Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota.3)Laporan TP UKS Kabupaten/Kota.4)Rapor Kesehatanku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatanku

    untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.5)Data Dinas Pendidikan Setempat.6)Data Kantor Departemen Agama Setempat.

    g.Rujukan

    1)Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Dasar, Direktorat

    Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,

    Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2010.2)Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Lanjutan.

    Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masayarakat 2010

    3)Pedoman Kesehatan Jiwa.4)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatan

    Ku untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.

    h.SDM

    1)Dokter/Dokter gigi2)Perawat3)Perawat Gigi atau tenaga terlatih

    46

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    47/73

    4)Bidan5)Nutrisionis/Tenaga Gizi

    9. Persentase Usia 15 19 tahun Mendapatkan Skrining

    Kesehatan Sesuai Standar

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan Skrining Kesehatan

    Sesuai Standar pada warga usia 15 19 tahun.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun sesuai standar adalah:a)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun diberikan, sesuai

    kewenanganya, oleh(1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi;

    b)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun dilakukan di

    Puskesmas dan Jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta

    yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.c)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun dilakukan satu

    tahun sekali, sebaiknya pada waktu kedatangan pertama kali pada

    tahun berjalan, atau diprogramkan pada setiap akhir bulan dari

    seluruh pengunjung bulan itu.d)Sasaran skrining kesehatan adalah seluruh pengunjung Puskesmas

    dan jaringannya yang berusia 15 19 tahun.e)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun meliputi :

    (1)Kondisi kesehatan secara umum

    (2)Deteksi kemungkinan Kekurangan Gizi dan Obesitas dilakukandengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan.

    (3)Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah.

    (4)Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat

    gula darah.

    (5)Deteksi kesehatan reproduksi dan Infeksi Menular Seksual.

    (6)Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.

    47

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    48/73

    2)Penderita yg ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk

    ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan skrining kesehatan warga berusia Usia 15 19 tahun adalah

    persentase pengunjung Usia 15 19 tahun yang mendapat pelayanan

    skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Usia 15 19 tahun

    Mendapatkan

    Skrining

    Kesehatan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah pengunjung Puskesmas danjaringannya berusia 15 19 tahun mendapat

    pelayanan skrining kesehatan sesuai standar

    dalam kurun waktu satu tahun X 100 %Jumlahpenduduk berusia 15 19 tahun yang

    membutuhkan skrining kesehatandalam

    kurun waktu satu tahun yang sama.

    d.Contoh Perhitungan

    Di Kabupaten Aterdapat 6000 penduduk berusia 15 19 tahun.Rincian

    yang berkunjung ke seluruhfasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:

    Fasilitas Kesehatan Jumlah Kunjungan

    usia 15 19

    Di Skrining

    Kesehatan

    Keterangan

    (a) (b) (c) (d)Puskesmas 1000 950 50 Tidak ada

    skrining

    kesehatan mentalRSUD 1000 1000Fasilitas Kesehatan

    BUMD

    1500 1500

    Fasilitas Kesehatan

    Swasta

    1500 1400 100 tidak ada

    skrining DMJumlah 5000 4850

    48

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    49/73

    Hasil rekapitulasi pada tahun itu, warga 15 19 yang berkunjung adalah

    sebanyak 5000 orang. Sebanyak 4850 orang mendapat pemeriksaan

    Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus sesuai standar.

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan skrining kesehatan warga usia 15 19 tahun adalah4850/6000

    x 100 % = 80,83 %.

    Catatan: Jumlah kunjungan 5000 orang diperlukan untuk perencanaan

    tahun yang akan datang mengingat masih ada 1000 orang yang belum

    berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah

    persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau

    mendapat pelayanan skrining.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan

    skrining kesehatanSesuai Standarpadapenduduk yangberusia 15 19

    tahunyang membutuhkan pelayanan skrining di wilayah kerjaadalah 100

    persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporanfasilitas kesehatan.2)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatan

    Ku untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.

    g.Rujukan

    1)Pedoman Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Lanjutan.2)Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.

    3)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor KesehatanKu untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.4)Buku Kesehatan Reproduksi bagi Guru SMA.5)Pedoman Umum Pengendalian Obesitas, Jakarta:Departemen Kesehatan

    RI.6)Manual Peralatan Skrining dan Monitoring Faktor Risiko Diabetes

    Mellitus dan Penyakit Metabolik Lainnya, Jakarta:Departemen

    Kesehatan RI.

    49

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    50/73

    7)Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Mellitus, Edisi 2

    Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.8)Kempenkes RI Nomor 854/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman

    Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

    9)Pedoman Pengukuran Tekanan Darah10)Pedoman Pengendalian Hipertensi11)Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus di Indonesia.

    Jakarta:Sekretariat PB.Perkeni.12)Pedoman Kesehatan Jiwa.

    h.SDM

    1)Dokter

    2)Bidan3)Perawat4)Nutrisionis/Tenaga Gizi

    10.Persentase Usia 20 59 Tahun Mendapatkan Skrining

    Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai

    Standar

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan skrining

    kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi sesuai standar pada warga

    dewasa (20 - 59 tahun) yang membutuhkan.

    Pelayanan yang wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

    dalam hal ini adalah skrining kesehatan, pelayanan kesehatan reproduksi,

    deteksi dini kanker payudara, dan kanker leher rahim pada wanita.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun sesuai standar adalah :

    a)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun dilakukan, sesuai

    kewenangan, oleh :

    (1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi.

    50

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    51/73

    b)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun diberikan di

    Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta

    yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.c)Materi Skrining adalah;

    (1)Kondisi kesehatan secara umum;(2)Deteksi kemungkinan Kurang Gizi dan Obesitas dilakukan

    dengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan;

    (3)Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darahnya;

    (4)Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat

    gula darah;

    (5)Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku;

    (6)Deteksi Gangguan kesehatan Reproduksi dan Infeksi Menular

    Seksual atas indikasi;(7)Deteksi dini kanker payudara, dan kanker leher rahim pada

    seluruh pengunjung wanita berusia 30-59 tahun.

    d)Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang diberikan menggunakan

    Pedoman Medis yang berlaku.2)Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang disediakan sesuai kebutuhan

    adalah :a)Konseling tentang kesehatan reproduksi;

    b)Konseling Kesehatan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) risiko tinggi;

    c)Pelayanan salah satu metoda kontrasepsi.3)Deteksi dini kanker pada wanita dilakukan pada pengunjung wanita

    berusia 30-59 tahun :a)Deteksi dini Kanker pada wanita adalah Deteksi Dini terhadap

    kemungkinan menderita Kanker Payudara dan Kanker Leher

    Rahim.b)Deteksi dini kanker payudara dilakukan menggunakan pemeriksaan

    klinis payudara/Clinical Breast Examination(CBE).c)Deteksi dini kanker leher rahim hanya dilakukan dengan metode tes

    Inspeksi Visual Asam asetat (IVA)4)Bila menghendaki pelayanan Kesehatan Reproduksi yang tidak mampu

    dilakukan difasilitas kesehatan setingkatPuskesmas, maka perlu

    dirujuk pada fasilitas yang mampu menanganinya.5)Penderita yang ditemukan mempunyai kelainan wajib ditangani atau

    dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya

    51

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    52/73

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Reproduksi pada Warga

    Dewasa (20-59 tahun) adalah Persentase Warga Usia 20-59 th yang

    mendapat skrining kesehatan dan pelayanan reproduksi sesuai standar

    dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Usia 20

    59 tahun

    Mendapatkan SkriningKesehatan dan

    Pelayanan Kesehatan

    Reproduksi Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah pengunjung usia 20 - 59 tahun yang

    dilakukan skrining kesehatan dan pelayanan

    kesehatan reproduksi sesuai standar dalamkurun waktu satu tahunX 100 %

    Jumlah penduduk usia 20 - 59 tahun yang

    membutuhkan pelayanan skrining kesehatan

    dan pelayanan kesehatan reproduksidalam

    kurun waktu satu tahun yang sama

    d.Contoh Perhitungan

    Di Kabupaten Aterdapat 2500 penduduk berusia20-59tahun.Rincianyang berkunjung ke seluruhfasilitas kesehatan dan yang mendapatkan

    pelayanan sesuai standar adalah sebagai berikut.

    Fasilitas Kesehatan Jumlah Kunjungan

    20-59 th

    Jumlah yang dilayani

    sesuai standar

    Keterangan

    (a) (b) (c) (d)Puskesmas 500 480RSUD 500 500Fasilitas Kesehatan

    BUMD/BUMN

    500 500

    Fasilitas Kesehatan

    Swasra

    500 500

    Jumlah 2000 1980

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan

    pelayanan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Reproduksi pada Warga

    Dewasa (20-59 tahun) =1980/2500 x 100% = 79,2 %.

    52

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    53/73

    Catatan: Jumlah kunjungan 2000 orang diperlukan untuk perencanaan

    tahun yang akan datang mengingat masih ada 500 orang yang belum

    berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah

    persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau

    mendapat pelayanan skrining.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan

    pelayanan skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi sesuai

    standar warga dewasa adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan fasilitas kesehatan tentang pelayanan skrining kesehatan dan

    kesehatan reproduksi penduduk usia 20-59 th.

    g.Rujukan

    1)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    430/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit

    Kanker.2)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    796/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Teknis Pengendalian

    Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.

    h.SDM

    1)Dokter2)Bidan3)Perawat

    11.Persentase Usia 60 tahun Keatas Mendapatkan Skrining

    Kesehatan Sesuai Standar

    53

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    54/73

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan skrining

    kesehatan sesuai standar pada warga usia 60 tahun keatas yang

    membutukan pelayanan skrining kesehatan.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan skrining kesehatan Usia 60 tahun Keatassesuai standar

    adalah :a)Dilakukan sesuai kewenangan oleh :(1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi;

    b)Diberikan pada pengunjung usia 60 tahun keatas.c)Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan

    jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja

    sama dengan pemerintah daerahd)Pemeriksaan yang dilakukan sekali setahun, sebaiknya pada saat

    kunjungan pertama kali pada tahun berjalan. Namun juga bisa

    diprogramkan setiap akhir bulan untuk pengunjung bulan itu.e)Lingkup skrining adalah sebagai berikut :(1)Status kesehatan dan disabilitas secara umum menggunakan

    pedoman WHO (WHODAS 2) atau anamnesis dan pemeriksaan

    fisik.(2)Deteksi Kekurangan Gizi dan Obesitas dengan mengukur Tinggi

    Badan dan Berat Badan, dan lingkar perut.(3)Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah.(4)Deteksi Anemia dengan mengukur kadar haemoglobin.(5)Deteksi Diabetes Mellitus dengan mengukur gula darah.(6)Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk

    Kepikunan menggunakanHopskins Verbal Learning Test (HVLT).

    2)Diagnosis ditegakkan menggunakan pedoman medis yang berlaku.3)Penderita yang ditemukan menderita penyakit wajib ditangani atau

    dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Skrining Kesehatan pada Warga Usia 60 tahun Keatas dinilai dari

    54

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    55/73

    persentase pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapat skrining

    kesehatan sesuai standardi wilayah kerjanyadalam kurun waktu satu

    tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase Usia 60

    tahun Keatas

    Mendapatkan

    Skrining

    Kesehatan Sesuai

    Standar

    =

    Jumlah pengunjung usia 60 tahun keatas

    mendapat skrining kesehatan sesuai

    standar dalam kurun waktu satu tahun

    X 100 %Jumlah penduduk usia 60 tahun keatas

    yang membutuhkan pelayanan skrining

    kesehatan dalam kurun waktu satu

    tahun

    d.Contoh Perhitungan

    Rekapitulasi di Kabupaten X pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel

    berikut ini:

    Fasilitas KesehatanJumlah

    Kunjungan

    Di deteksi

    sesuai standarKeterangan

    (a) (b) (c) (d)

    Puskesmas 500 490 10 orang tidak diperiksaHemoglobin nya

    RSUD 500 490 10 orang tidak diperiksa

    gula darahnyaFasilitas Kesehatan

    BUMD/BUMN

    500 490 10 orang tidak diperiksa

    tekanan darahnyaFasilitas Kesehatan

    Swasta

    500 500 Semua diperiksa sesuai

    standarJumlah 2000 1970

    Hasil rekapitulasi selama setahun,jumlah warga usia 60 tahun keatas diwilayah kerja adalah sebanyak 2500 orang. Sebanyak 1970 orang

    mendapat pemeriksaan skrining kesehatan sesuai standar.

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten X dalam memberikan

    pelayanan skrining kesehatan sesuai standar pada usia 60 tahun keatas

    adalah 1970/2500 x 100 % = 98.5 %.

    Catatan: Jumlah kunjungan 2000 orang diperlukan untuk perencanaan

    tahun yang akan datang mengingat masih ada 500 orang yang belum

    55

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    56/73

    berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah

    persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau

    mendapat pelayanan skrining

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya skrining

    kesehatan sesuai standar pada warga usia 60 tahundi wilayah kerja nya

    adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Laporan Fasilitas Kesehatan yang melakukan pelayanan skrining padapenduduk usia 60 th keatas .

    g.Rujukan

    1)Measuring Health and Disability Manual for WHO Disability Assessment

    Schedule WHODAS 2.0, Editors TB Ustun, N Kostanjsek, S Chatterji, J

    Rehm

    2)Pedoman Umum Pengendalian Obesitas, Jakarta:Departemen KesehatanRI.3)Manual Peralatan Skrining dan Monitoring Faktor Risiko Diabetes

    Mellitus dan Penyakit Metabolik Lainnya, Jakarta:Departemen

    Kesehatan RI.4)Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Mellitus, Edisi 2

    Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.5)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    854/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit

    Jantung dan Pembuluh Darah6)Pedoman Pengukuran Tekanan Darah7)Pedoman Pengendalian Hipertensi8)Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus di Indonesia.

    Jakarta:Sekretariat PB.Perkeni.

    h.SDM

    1)Dokter

    56

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    57/73

    2)Bidan3)Perawat4)Nutrisionis

    57

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    58/73

    C. Pelayanan Pemeriksaan Penyakit Menular

    12.Persentase terduga Tuberkulosis Mendapatkan Pemeriksaan

    Tuberkulosis Sesuai Standar

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    pemeriksaan tuberkulosis sesuai standar pada terduga TB di Puskesmas

    dan RSUD.

    a.Pengertian

    1)Pelayanan pemeriksaan tuberkulosis pada terduga tuberkulosis sesuai

    standar adalah :a)Pelayanan diberikan, sesuai kewenangannya, oleh:(1) Dokter yang terlatih Program TB;(2) Perawat yang terlatih Program TB;(3)Pranata Laboratorium kesehatan yang terlatih Mikroskopis TB;(4) Bidan yang terlatih untuk menskrining gejala TB anak;(5) Bidan di Poli anak RSUD yang terlatih untuk menskrining

    gejala TB anak;(6) Petugas Program TB di Dinas Kesehatan Kab/Kota.

    b)Pelayanan dilakukan di Puskesmas dan RSUDc)an dilakukan pada seluruh otang terduga tuberkulosis.d)Pelayanan yang diberikan sesuai Pedoman Penanggulangan

    Tuberkulosis yang berlaku.2)Terduga tuberkulosis adalah seseorang yang mempunyai keluhan atau

    gejala klinis mendukung tuberkulosis.3)Seluruh orang yang datang ke Puskesmas dengan gejala klinis

    mendukung tuberkulosis wajib diperiksa kemungkinan terkena

    tuberkulosis.

    4)Gejala Utama TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.Batuk dapat diikuti dengan dahak, bercampur darah, batuk darah,

    sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan

    menurun, berkeringat malam hari tanpa aktifitas fisik dan badan

    meriang lebih dari satu bulan.5)Penegakan Diagnosis tuberkulosis di RSUD Pedoman Medis yang

    berlaku.

    58

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    59/73

    6)Pasien tuberkulosis yang tetap tidak sembuh, menjadi berat atau

    bakterinya menjadi resisten perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan

    kesehatan yang mampu menanganinya.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Pemeriksaan Terduga TB dinilai dari persentase terduga TB yang

    mendapatkan pemeriksaan TB sesuai standar dalam kurun waktu satu

    tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja

    Persentase terduga

    Tuberkulosis

    Mendapatkan

    Pemeriksaan

    Tuberkulosis

    Sesuai Standar

    =

    Jumlah terduga TB yang datang dan

    mendapatkan pemeriksaan TB sesuai

    standar dalam kurun waktu satu

    tahun X 100 %

    Jumlah terduga TB di wilayah kerja

    dalam kurun waktu satu tahun yang

    sama

    d.Contoh Perhitungan

    Jumlah terduga TB di kabupaten A yang datang ke Puskesmas dan RSUD

    pada tahun 2012 adalah :

    Fasyankes Terduga Jumlah

    Terduga

    TB

    Total

    BTA

    2 atau 3

    spesimen

    BTA

    hanya 1

    spesimen

    BTA +

    Foto

    toraks

    Foto

    toraks

    saja

    Penetapan

    Skoring

    (pada

    Anak)

    A B C D E F G HPuskesmas Dewasa 4500 4415 5 25 5 -Anak 40 - - - 5 35

    RSUD Dewasa 1200 365 45 215 65 -Anak 125 - - 35 85

    Total 5865 4780 50 240 110 120

    Keterangan:

    1.untuk kolom E dan Gtidak dapat masuk hitungan karena tidak sesuai

    standar pemeriksaan penegakan diagnosis.59

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    60/73

    2.Sehingga didapatkan perhitungan :Jumlah terduga TB yang datang di Puskesmas dan RSUD diperiksa :4780 + 240+ 120 = 5140

    3.Jumlah terduga TB yang datang ke Puskesmas dan RSUD ;

    5865Jadi Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam

    memberikan pelayanan pemeriksaan TB sesuai standard pada terduga

    TB = %1005865

    5140x = 80 %.

    e.Target

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan pemeriksaan TB sesuai standar pada Terduga TB di Puskesmas

    dan RSUD adalah 100 persen.

    f.Sumber Data

    1)Register TB (TB 06 UPK) di Puskesmas dan RSUD.2)Register TB (TB 03 UPK) di Puskesmas dan RSUD.3)Register TB Kab/ Kota (TB 03) di Dinkes Kab/Kota.

    4)Laporan triwulan TB Puskesmas.5)Laporan triwulan Penemuan kasus (TB 07) di Dinkes Kab/Kota.

    g.Rujukan

    1)Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2009

    tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB).2)Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

    Primer, IDI,Edisi I, 2013.

    3)Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tuberkulosis (PNPK TB) 2013.4)Panduan Diagnosis TB Anak dengan Sistem Scoring, Kemenkes, IDAI,

    2011.5)Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi Dots Di

    Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta 2010.

    h.SDM

    1)Dokter di Puskesmas yang terlatih Program TB;

    60

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    61/73

    2)Dokter di RSUD Kab/Kota yang terlatih Program TB;3)Perawat di Puskesmas yang terlatih Program TB;4)Perawat di RSUD yang terlatih Program TB;5)Perawat RSUD Kab/Kota yang terlatih Program TB;

    6)Pranata Laboratorium kesehatan di Puskesmas yang terlatihMikroskopis TB;

    7)Pranata Laboratorium kesehatan RSUD Kab/Kota yang terlatih

    mikroskopis TB;8)Bidan di poli KIA Puskesmas yang terlatih untuk menskrining gejala TB

    anak;9)Bidan di Poli anak RSUD yang terlatih untuk menskrining gejala TB

    anak;10)Petugas Program TB di Dinas Kesehatan Kab/Kota.

    13.Persentase Terduga HIV dan AIDS Mendapatkan Pemeriksaan

    HIV-AIDS Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD

    Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan

    pemeriksaan HIV-AIDS sesuai standar terhadap terduga HIV dan AIDS di

    Puskesmas dan RSUD.

    a.Pengertian

    1)Pemeriksaan HIV-AIDS Sesuai Standar adalah :

    a)Diberikan oleh :

    (1)Dokter/Dokter gigi.(2Tenaga Kesehatan terlatih.

    (3)Pranata Laboratorium kesehatan

    b)Dilakukan di Puskesmas dan RSUD.

    c)Dilakukan pada pengunjung Puskesmas dan RSUD yang mempunyaikeluhan atau gejala klinis mendukung HIV dan AIDS atau Riwayat

    Pribadi dan Sosial berisiko.

    d)Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat tessesuai standar

    Nasional yang telah ditetapkan.

    2)Pemeriksaan ini ditawarkan secara aktif oleh petugas kesehatan kepada

    seseorang yang terduga terinfeksi HIV dan AIDS.

    61

  • 7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015

    62/73

    3)Terduga terinfeksi HIV dan AIDS adalah seseorang yang mempunyai

    keluhan atau gejala klinis mendukung HIV dan AIDS atau Riwayat

    Pribadi dan Sosial berisiko.4)Penderita yang ditemukan menderita penyakit tersebut wajib dirujuk ke

    fasilitas yang mampu menanganinya untuk mendapat pelayananrujukan dan Konseling tentang HIV dan AIDS bagi penderita dan

    pasangannya.

    b.Definisi Operasional

    Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan

    pelayanan Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan RSUD

    dinilai dari persentase Terduga HIV dan AIDS yang berkunjung ke

    Puskesmas dan RSUD yang mendapatkan pemeriksaan HIV dan AIDS

    sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.

    c.Rumus Perhitungan Kinerja