Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
-
Upload
javerson79 -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
1/73
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN DI PROVINSI
DAN KABUPATEN/KOTA
1
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
2/73
KEMENTERIAN KESEHATAN
2015
2
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
3/73
I. Pengantar SPM Bidang Kesehatan
1. Sesuai dengan UU 23 Tahun 2014, urusan kesehatan merupakan urusan
pemerintahan yang dikerjakan bersama antara Pemerintah Pusat denganPemerintahan Daerah (concurrent, bersi!at "ajib dan terkait dengan pe#ayanandasar. $#eh karena k%ndisi kemampuan Pemerintahan Daerah (Pemda di se#uruh&nd%nesia tidak sama, maka Pe#aksanaan Pe#ayanan Dasar pada Urusan'esehatan berped%man pada standar pe#ayanan minima# yang ditetapkan %#ehPemerintah Pusat.
2. SP merupakan sa#ah satu pr%gram strategis nasi%na#. Pada Pasa# )* UU+%. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bah"a 'epa#a Daerahyang tidak me#aksanakan pr%gram strategis nasi%na# akan dikenai sanksi yaitusanksi administrati!, diberhentikan sementara se#ama 3 (tiga bu#an, sampai dengandiberhentikan sebagai kepa#a daerah.
3. Da#am PP tentang SP 201-, Standar Pe#ayanan inima# ada#ah ketentuanmengenai jenis dan mutu Pe#ayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahanajib yang berhak diper%#eh setiap "arga negara se/ara minima# (pasa# 1 ayat *.
4. Standar pe#ayanan minima# merupakan ukuran baku tentang jenis, mutu danjum#ah kebutuhan dasar yang "ajib diper%#eh %#eh "arga negara untuk dapat hidupse/ara #ayak (pasa# 3 ayat 1 PP SP. Setiap "arga negara sesuai dengank%dratnya berke"ajiban untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya denganmeman!aatkan se#uruh p%tensi manusia"i yang dimi#ikinya (pasa# - ayat 1 PPSP. Seba#iknya Pemerintah pusat dan pemerintah daerah berke"ajiban menjaminagar setiap "arga negara dapat menggunakan haknya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya tanpa hambatan atau ha#angan dari pihak manapun (Pasa# - ayat 2 PPSP
-. Tugas Pemerintah Pusat sete#ah menetapkan SP dan Petunjuk TeknisPe#aksanaan SP (pasa# 1* ayat 2 UU 23 th 2014, serta me#akukan s%sia#isasikepada Pemda ada#ah memetakan dan me#akukan ana#isis terhadap pen/apaianpenerapan SP, sehingga dapat di#akukan tindak#anjut yang tepat, gunater/apainya SP.
). '%nsep SP berubah dari 'inerja Pr%gram 'ementerian menjadi 'inerjaPemda yang memi#iki k%nsekuensi rewarddan punishment, sehingga memberikan
tekanan kepada Pemda untuk menyediakan sumber daya (sarana, prasarana,alat, tenaga dan uang/biaya) yang /ukup agar pr%ses penerapan SP berja#anadekuat.
. Pemerintah daerah tidak per#u menye#enggarakan sendiri pe#ayanan SPyang dibutuhkan masyarakat (psa# 11 PP SP. Sesuai dengan aas /%ste!!e/tieness, maka pemerintah daerah bisa membuat a#ternati! penye#enggaraanpe#ayanan SP kesehatan sebagai berikut
a. Pemda menyediakan sendiri yankes yang dibutuhkan di #%kasi pe#ayananpemerintah
3
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
4/73
b. embe#i, mensubsidi atau kemudahan #ainnya agar UD5+ atau U s"astayang mempunyai pe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan agar bisa menyediakannya untuk +& yang membutuhkan
/. emberikan %u/her kepada +& yang membutuhkan untuk mendapatkanpe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan
d. ekerja sama dengan UD5+ atau U s"asta untuk mengembangkanpenyediaan pe#ayanan kesehatan yang dibutuhkan, khususnya untuk jenispe#ayanan yang kurang tersedia da#am a#ternati! sebe#umnya.
*. 6%kasi pe#ayanan SP kesehatan, sesuai dengan prinsip sebe#umnya, berartitidak harus harus di se#enggarakan di da#am !asi#itas kesehatan mi#ik pemerintahdaerah. 7adi pemerintah daerah bisa menyediakan pe#ayanan di #%kasi sbb
a. Puskesmas dan jaringannya dan SUDb. 8asi#itas kesehatan mi#ik UD5+/. D%kter praktek s"asta, '#inik s"asta dan S s"asta yang bekerja sama dengan
pemerintah setempat
d. 8asi#itas kesehatan mi#ik pemda5UD5U+ ataupun s"asta di "i#ayahtetangga
8asi#itas kesehatan yang bukan mi#ik pemerintah daerah ini per#u mempunyaikemampuan pe#ayanan yang sesuai standar pemerintah daerah setempat, dandiatur me#a#ui mekanisme kerja sama
9. agi Pemda dengan kemampuan :PD terbatas, Pemerintah Pusat dapatmembantu pen/apaian SP me#a#ui trans!er Dana :#%kasi 'husus (D:' sesuaimekanisme yang ber#aku, sete#ah memperhatikan pen/apaian target SP dankemampuan :PD 'esehatan.
10. SP merupakan ha# minima# yang harus di#aksanakan %#eh Pemda untukrakyatnya, maka target SP harus 100; setiap tahunnya. Untuk itu da#ampenetapan indikat%r SP, 'ementerian56embaga Pemerintahan +%n 'ementerianagar me#akukan pentahapan pada jenis pe#ayanan, mutu pe#ayanan dan5atausasaran5#%kus tertentu.
11. '%nsep penyusunan indikat%r SP idang 'esehatan ada#ah sebagai berikut
a. Pe#ayanan da#am SP idang 'esehatan ada#ah pe#ayanan kesehatan
mendasar dan mutlakyang "ajib diberikan %#eh Pemda untuk seluruh warga
yang berada da#am batas "i#ayah %t%n%minya secara minimal. 'etidak 7um#ahsasaran yang bisa mendapatkan kebutuhannya se/ara mandiri (Pasa# 19, ayat 3PP.
'husus untuk pe#ayanan SP yang juga di/akup da#am pe#ayanan me#a#ui P7S,seperti pe#ayanan ibu hami#, persa#inan, bayi baru #ahir dan ba#ita, perhitunganjum#ah sasaran yang berhak ada#ah sebagai berikut
7um#ah sasaran SP (sesuai jenis pe#ayanan =7um#ah sasaran > 7um#ah sasaran yang bisa mendapatkan kebutuhannya se/aramandiri > 7um#ah sasaran yang mendapatkan pe#ayanan kesehatan me#a#uiP7S
5
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
6/73
!. Da#am me#akukan ea#uasi penye#enggaraan SP per#u juga di ana#isis asi%jum#ah kebutuhan dasar yang dibutuhkan dibagi dengan jum#ah kebutuhan dasaryang tersedia di setiap kabupaten (Pasa# 19, ayat 1 PP SP.
&n!%rmasi tentang ha# ini di dapatkan me#a#ui surai atau berdasarkan #ap%ran
penye#anggaraan (Pasa# 9 ayat 1 dan 3. Tujuan nya ada#ah untuk menghitungke/ukupan input dan pr%ses yang dibutuhkan untuk me#aksanakan setiappe#ayanan yang diper#ukan. ?a# ini diper#ukan untuk menje#askan pen/apaianSP yang be#um 100 ;, dan rangka meningkatkan akses pe#ayanan sehinggabisa di/apai %#eh 100 ; penduduk yang berhak memper%#eh pe#ayanan tsb.
6
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
7/73
PETUNJUK TEKNIS SPM BIDANG KESEHATAN
I. Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Provinsi
A. Promosi Kesehatan
i. Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan
Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan Promosi
Kesehatan
Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan promosikesehatan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus
di wilayah kerja provinsi.
a.Pengertian
1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat di bidang kesehatan.
2)Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan KhususMendapatkan Promosi Kesehatansesuai standaradalah :a Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi, Koordinator atau pengelola promosi
kesehatan di provinsi, pengelola program kesehatan di provinsi.b Promosi Kesehatan diberikan pada semua Satuan Pendidikan
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di wilayah Provinsi./ Promosi Kesehatanyang sesuai standar adalah promosi kesehatan
sebulan sekaliuntuk setiap sekolah.
d)Materi promosi kesehatan yang diberikan tentang :(1)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan Satuan, kekurangan gizi dan
obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah;(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
7
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
8/73
(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,
DBD, IMS;(8)Penyakit tidak menular dan faktor risikonya, terutama
Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan;
3)Satuan Pendidikan Menengah adalah SMA dan sederajatbaik milik
pemerintah maupun swasta.4)Satuan Pendidikan Khusus adalah sebuah lembaga pendidikanmilik
pemerintah dan swastayang melayani pendidikan bagi anak-anak
berkebutuhan khusus, mengelola TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.5)Promosi Kesehatan dilakukan agar siswa pada Satuan Pendidikan
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus dapat mengetahui materipromosi.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan
promosi kesehatan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan
Khusus dinilai dari persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus yang mendapat pelayanan promosi kesehatan sesuaistandar dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Satuan
Pendidikan Menengah
dan Satuan
Pendidikan KhususMendapatkan Promosi
Kesehatan
=
Jumlah Satuan Pendidikan Menengah dan
Satuan Pendidikan Khusus yang
mendapatkan promosi kesehatan sebanyak
sebulan sekali dalam kurun waktu satu
tahun
X 100 %
Jumlah seluruh Satuan Pendidikan
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
Provinsi A mempunyai 95 Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khususmilik pemerintah dan 5 Satuan Pendidikan Menengah
8
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
9/73
dan Satuan Pendidikan Khusus milik swasta. Sebanyak 90 Satuan
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus itu telah menerima
promosi kesehatan sebulan sekali dalam setahun.
Kinerja Provinsi A dalam melakukan promosi kesehatan untuk Satuan
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus sesuai standar
adalah 90/100 x 100 % = 90 %.
e.Target
100 persen Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus
mendapatkan pelayanan promosi kesehatansebulan sekalidalam kurun
waktu satu tahun.
f.Sumber Data
1 Laporan Dinas Kesehatan Provinsi.2)Tim Pembina UKS tingkat Provinsi.
g.Rujukan
1)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.
2)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang KebijakanNasional Promosi Kesehatan.
h.SDM
1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di provinsi;3)Pengelola program kesehatan di provinsi.
9
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
10/73
ii. Persentase Promosi Kesehatan Melalui Media
Massa
Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan promosikesehatan melalui media massa di wilayah kerja provinsi.
a.Pengertian
1)Promosi Kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang
kesehatan.2)Promosi kesehatan melalui media massa dilakukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat luasdi wilayah propinsi yang bersangkutan.
3)Masyarakat luas di wilayah propinsi yang yang mendapat promosi
kesehatan melalui media massasesuai standaradalah :
a)Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi, Koordinator atau pengelola promosi
kesehatan di provinsi, Pengelola program kesehatan di provinsi.b)Promosi Kesehatan diberikan pada semua masyarakat luas di
wilayah propinsi yang bersangkutan.c)Promosi Kesehatan diberikan setiap bulan.d)Materi Promosi Kesehatan yang diberikan tentang(1)Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,
kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;
(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,DBD, IMS;
(8)Penyakit tidak menular dan faktor risikonya, terutama
Hipertensi, Diabetes Mellitus, Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas;(11)Kesehatan Lansia.
10
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
11/73
4)Promosi kesehatan dilakukan melalui kerja sama dengan media massa
setempat.5)Promosi Kesehatan bertujuan agar masyarakat dapat:
a lebih mandiri dalam menyehatkan diri dan keluarganya;
b dapat mengidentifikasi dan merealisasikan kebutuhankesehatannya, dan beradaptasi terhadap lingkungan ataupun
mengubah lingkungan menjadi lebih menyehatkan;/ menggunakan kesehatan sebagai sumber daya kehidupan sehari-
hari dan tidak hanya sebagai tujuan hidup;dberpartisipasi dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dilingkungannya;e mengajak sektor diluar kesehatan agar ikut bersinergi membantu
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan
promosi kesehatan melalui media massa dinilai dari persentase promosi
kesehatan melalui media massa sesuai standar yang menjangkau
masyarakat luas di wilayah propinsi yang bersangkutan dalam kurun
waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Promosi
Kesehatan Melalui Media
Massa
=
Jumlah promosi melalui media
massa sesuai standar yang
dilakukan dalam satu wilayah
propinsi dalam kurun waktu satu
tahun
X 100 %
12
Jika lebih dari 100 % maka dianggap sebagai 100 %
d.Contoh Perhitungan
Propinsi A dalam dalam setahun melakukan melakukan promosi kesehatan
melalui media massa sesuai standar sebanyak 18 kali. Jadi Kinerja
Pemerintah Propinsi A dalam melakukan promosi melalui media massa
adalah 18/12 x 100 % = 150 %
11
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
12/73
karena lebih dari 100 % maka dihitung sebagi 100 %
e.Target
Target 100 persen, artinya Pemerintah Propinsi wajib memberikan
pelayanan promosi kesehatan melalui media massa yang menjangkau
seluruh warga sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
f.Sumber Data
1)Laporan Dinas Kesehatan Propinsi.2)Laporan Riskesdas dan riset kesehatan di propinsi.3)Laporan Survai cepat tahun sebelumnya.
g.Rujukan
1)Promosi kesehatan komitmen global dari Ottawa - Jakarta - Nairobi
menuju rakyat sehat, Departemen Kesehatan RI , Pusat Promosi
Kesehatan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Perilaku , FKM UI,
2011.2)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
3)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang PedomanPembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
4)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.5)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan.
h.SDM
1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di provinsi;3)Pengelola program kesehatan di provinsi.
B. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
12
http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519 -
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
13/73
iii. Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan
Satuan Pendidikan Khusus Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pemerintah Daerah Propinsi wajib melakukan pelayanan kesehatan
lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan
Khusus.
a.Pengertian
1)Kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau
gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi,maupun sosial.
2)Pelayanan Kesehatan Lingkungan pada Satuan Pendidikan Menengah
dan Satuan Pendidikan Khusussesuai standaradalah :a)Pelayanan ini dilakukan oleh Tenaga Kesehatan Lingkungan Dinas
Kesehatan Provinsi.b)Sasaran pelayanan ini adalah seluruh Satuan Pendidikan
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di wilayah provinsi.c)Pelayanan ini dilakukan minimal dua kali dalam kurun waktu
satu tahun untuk setiap sasaran.d)Pelaksanaan pelayanan ini dilakukan melalui pengamatan dan
penilaian Kesehatan Lingkungan Satuan Pendidikan Menengah
dan Satuan Pendidikan Khusus terhadap:(1)pengelolaan higiene dan sanitasi pangan,(2)pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit, dan(3)kualitas udara dalam ruang,dengan memberikan rekomendasi tindak lanjut.
3)Satuan Pendidikan Menengah adalah Sekolah Menengah Atas dan yang
sederajatmilik pemerintah dan swasta.4)Satuan Pendidikan Khusus adalah sebuah lembaga pendidikan yang
melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,
mengelola TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB milik pemerintah dan
swasta.5)Pelayanan kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan
Satuan Pendidikan Khusus adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan Satuan
13
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
14/73
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah
penyakit dan atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan
melalui pengamatan dan penilaian terhadap pengelolaan hygiene dan
sanitasi pangan, pengendalian vektor dan binatang pengganggu dan
kualitas udara dalam ruang di Satuan Pendidikan Menengah dan
Satuan Pendidikan Khusus.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Provinsi dalam memberikan pelayanan
kesehatan lingkungan di Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus dinilai dari persentase Satuan Pendidikan Menengahdan Satuan Pendidikan Khusus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
lingkungan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Satuan Pendidikan
Menengah dan SatuanPendidikan Khusus
Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan
=
Jumlah Satuan Pendidikan Menengah
dan Satuan Pendidikan Khusus yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
lingkungan minimal dua kali dalamkurun waktu satu tahun X 100 %
Jumlah Satuan Pendidikan Menengah
dan Satuan Pendidikan Khusus yang ada
di wilayah Propinsi dalam kurun waktu
yang sama
d.Contoh Perhitungan
Pada tahun 2015, di Propinsi A terdapat90Satuan Pendidikan Menengahdan Satuan Pendidikan Khusus milik pemerintah dan 10 Satuan
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidik Khusus milik swasta.Dari data tersebut yang mendapatkan pelayanan kesehatan lingkungan
minimal dua kali dalam kurun waktu satu tahun adalah 70 Satuan
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khususmilik pemerintah
dan 5 Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus milik
swasta.
14
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
15/73
Persentase Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Lingkungan = (70+5)/(90+10) x 100% =
75%.
e.Target
Pemerintah Daerah Provinsi wajib memberikan pelayanan kesehatan
lingkungan pada 100 persen Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus.
f.Sumber Data
1)Laporan Dinas Kesehatan Propinsi
g.Rujukan
1)Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 Tentang Pangan;2)Undang-undang Nomor 7 tahun 2014 Tentang Perdagangan;3)Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu
dan Gizi Pangan;4)Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan;5)Permendagri Nomor 42 tahun 2007 tentang Pengelolaan Pasar Desa
6)Permenkes RI Nomor 374/Menkes/PER/III/2010 tentang Pengendalian
Vektor;
7)Permenkes Nomor 1077/Menkes/PER/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah;
8)Permendagri Nomor 20 tahun 2012 tentang Pengelolaan dan
Pemberdayaan Pasar Rakyat
9)Permenkes RI Nomor 2 Tahun 2013 tentang Kejadian Luar Biasa
Keracunan Pangan;10)Permendag No 70/M-DAG/PER/12/2013 tentang Pedoman Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.11)Kepmenkes RI Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Pedoman Persyaratan
Higiene Sanitasi Makanan Jajanan;12)Kepmenkes RI Nomor 1098/Menkes/SK/VII/2005 tentang Persyaratan
Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran;
15
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
16/73
13)Kepmenkes 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat;14)Surat Edaran Menteri Nomor PM/Menkes/E/2261/XI/2011 tentang
Pelaksanaan Penyelenggaraan Pasar Sehat.
h.SDM
1)Tenaga Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi.
16
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
17/73
II. Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
A. Pelayanan Promosi Kesehatan
1. Persentase Satuan Pendidikan Dasar mendapatkan Promosi
Kesehatan
Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib melaksanakan promosi kesehatan
di Satuan Pendidikan Dasar dan yang sederajat di wilayah kerja
kabupaten/kota.
a. Pengertian
1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang
kesehatan.2)Satuan Pendidikan Dasar yang mendapatkan Promosi Kesehatansesuai
standaradalah :a)Promosi Kesehatan diberikan oleh Penyuluh Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan kabupaten/kota, Koordinator atau pengelola
promosi kesehatan di kabupaten/kota, pengelola program kesehatandi kabupaten/kota dan Tenaga Kesehatan di Puskesmas.b)Promosi kesehatan dilakukan minimal setahun sekali untuk setiap
sasaran.c)Sasaran pelayanan ini adalah seluruh Satuan Pendidikan Dasar di
wilayah Kabupaten/Kotabaik milik pemerintah maupun swasta.d)Materi promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang:(1) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2) Kesehatan gigi dan mulut;(3) Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4) Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,
kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,
DBD, IMS;(8) Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara;(9) Kesehatan reproduksi;
17
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
18/73
(10)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan.3)Satuan Pendidikan Dasar adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan yang sederajat.4)Promosi kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah pelayanan
promosi kesehatan yang dilakukan di SD, SMP dan sederajat.5)Promosi Kesehatan dilakukan agar setiap siswa pada Satuan Pendidikan
Dasar dapat mengetahui materi promosi kesehatan.6)Promosi kesehatan yang disampaikan perlu disesuaikan dengan umur
siswa dengan berbagai sarana media.
b. Definisi Operasional
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
Promosi Kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah persentase Satuan
Pendidikan Dasar mendapat promosi kesehatan sesuai standar dalam satu
tahun di wilayah kerjanya.
c. Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Satuan
Pendidikan Dasarmendapatkan
Promosi Kesehatan
=
Jumlah Satuan Pendidikan Dasar yang
mendapat promosi kesehatan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu satu tahunX 100%
Jumlah seluruh Satuan Pendidikan Dasar di
satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
d. Contoh Perhitungan
Kabupaten A mempunyaitotal100 Satuan Pendidikan Dasar milik
pemerintah dan swastayang terdiri dari 50 SD, 30 SMP, 10 MI, 10 MTs.
Sebanyak 90 Satuan Pendidikan Dasar tersebut telah menerima promosikesehatan satu kali dalam satu tahun.
Capaian Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan
Promosi Kesehatan di Satuan Pendidikan Dasar adalah 90/100 x 100 % =
90 %.
e. Target
18
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
19/73
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan Promosi Kesehatan
di 100 persen Satuan Pendidikan Dasar.
f. Sumber Data
1)Laporan Puskesmas;2)Laporan Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota.
g. Rujukan
1)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas2)Pedoman Pembinaan Upaya Kesehatan Satuan (UKS)3)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4)Permenkes...... ttg Pedoman Kesehatan Jiwa5)Kepmenkes RI nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif6)Permenkes RI nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran
dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)7)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah8)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan.
h. SDM
1)Penyuluh Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan kabupaten/kota;2)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota;3)Pengelola program kesehatan di kabupaten/kota;4)Tenaga Kesehatan di Puskesmas
2. Persentase Puskesmas dan Puskemas Pembantu Melaksanakan
Promosi Kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan promosi kesehatan
minimal sebulan sekali di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu).
19
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
20/73
a.Pengertian
1)Promosi kesehatan adalah pelayanan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat di bidang
kesehatan.2)Promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu adalah pelayanan promosi
kesehatan yang dilakukan di Puskemas dan Pustu.3)Promosi kesehatan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu (Pustu)sesuai
standaradalah :
a)Promosi kesehatan dilakukan oleh Koordinator atau pengelola
promosi kesehatan di Puskesmas, Tenaga kesehatan di Puskesmas,
dan Pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota
b)Promosi kesehatan dilakukan minimal satu kali sebulan di setiapPuskesmas dan Pustu.
c)Sasaran promosi kesehatan adalah masyarakat yang datang ke
Puskesmas dan Pustu
d)Metode promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu adalah
penyuluhan kelompok yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas
dan Pustu selama 60 menit.
e)Materi promosi kesehatan yang disampaikan adalah tentang :
(1)Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);(2)Kesehatan gigi dan mulut;(3)Kesehatan jiwa dan Gangguan Penggunaan Napza;(4)Gizi seimbang termasuk jajanan yang aman dan sehat,
kekurangan gizi dan obesitas;(5) Penyakit-penyakit yang berpotensi wabah(6) Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi;(7) Penyakit menular, terutama HIV-AIDS, tuberkulosis, malaria,
DBD, IMS;(8)Penyakit tidak menular, terutama Hipertensi, Diabetes Mellitus,
Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara;(9)Kesehatan reproduksi;(10)Pengobatan sendiri secara tepat;(11)Pencegahan kecelakaan lalu lintas dan tindak kekerasan.
4)Promosi Kesehatan di Puskesmas dan Pustu dilakukan agar masyarakat
yang berkunjung ke Puskesmas dan Pustu dapat mengetahui materi
promosi kesehatan.
20
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
21/73
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu dinilai dari Persentase
Puskesmas dan Pustu melaksanakan Promosi Kesehatan sesuai standar
kepada masyarakat yang datang ke Puskesmas dan Pustu dalam kurun
waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
PersentasePuskesmas dan
Pustu Melaksanakan
Promosi Kesehatan
=
Jumlah Puskesmas dan Pustu melaksanakan
promosi kesehatan sesuai standar kepada
masyarakat yang datang dalam kurun waktusatu tahun
X 100 %Jumlah Puskesmas dan Pustu di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu satu tahun yang
sama
d.Contoh Perhitungan
Kabupaten A mempunyai Puskesmas dan Pustu sebanyak 15, yang terdiridari 5 Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas dan Pustu
yang melaksanakan promosi kesehatan sesuai standar dalam satu tahun
adalah 13 Puskesmas dan Jaringannya.
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan
kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas dan Pustu = [13 / 15] x 100 % =
86,67%.
e.Target
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib melakukan promosi di 100
persen Puskesmas dan Pustu.
f.Sumber Data
1)Laporan Puskesmas.
21
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
22/73
g.Rujukan
1)Kepmenkes RI Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas
2)Kepmenkes RI Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang PedomanUmum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
3)Permenkes RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4)Permenkes RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran
dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)5)Kepmenkes RI Nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.6)Kepmenkes RI Nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan.7)Kepmenkes tentang Buku KIA.
h.SDM
1)Koordinator atau pengelola promosi kesehatan di Puskesmas;2)Tenaga kesehatan di Puskesmas;3)Pengelola promosi kesehatan di kabupaten/kota.
3. Persentase Puskesmas Melakukan Promosi Kesehatan untuk
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
Pemerintah kabupaten/kota wajib melakukan promosi ke masyarakat
dalam rangka mengembangkan Pemberdayaan Masyarakat di bidang
kesehatan minimal sebulan sekali oleh Puskesmas.
a.Pengertian
1)Promosi Kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan adalah semua kegiatan promosi di luar gedung Puskesmas.2)Promosi Kesehatan untuk Pemberdayaan Masyarakat di Bidang
Kesehatansesuai standaradalaha)Promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan menggunakan metode berupa curah pendapat, diskusi
22
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
23/73
dan bermain peran selama minimal 120 menit sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013.b)Promosi kesehatan ke masyarakat dalam rangka mengembangkan
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dilakukan setiap
Puskesmas minimal satu kali sebulan.c)Pelaksana promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan adalah :
(1 Koordinator /Pengelola Promosi Kesehatan Puskesmas;(2Tenaga Kesehatan Puskesmas;(3 Pengelola Promosi Kesehatan di Kabupaten/Kota;(4Tenaga Pengelola Data dan Sistem Informasi Kesehatan
Kabupaten/Kota.
3)Promosi Kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan adalah kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di luar
gedung Puskesmas, agar individu, keluarga, masyarakat dapat lebih
mandiri untuk berperilaku sehat dengan cara:a)Mengidentifikasi kondisi, situasi dan masalah disekitar masyarakat
setempat.b)Mengenali potensi yang dimiliki masyarakat.c)Menganalisis masalah, faktor-faktor pendukung dan penghambat.d)Memilih solusi pemecahan masalah sesuai dengan kesepakatan
bersama.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
promosi pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dinilai dari
persentase Puskesmas memberikan promosi kesehatan untuk
pemberdayaan masyarakat sesuai standar dalam satu tahun kepada
masyarakat.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Promosi
untuk Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang
Kesehatan
=
Jumlah Puskesmas melakukan promosi
kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahunX 100 %
Jumlah Puskesmas di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
23
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
24/73
d.Contoh Perhitungan
Kabupaten A mempunyai Puskesmas sebanyak 15 Puskesmas. Jumlah
Puskesmas yang melakukan promosi kesehatan untuk pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan sesuai standar dalam satu tahun adalah
12 Puskesmas.
Kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam melakukan kegiatan
promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
adalah [12/15] x 100 % = 80%.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam melakukan
promosi kesehatan untuk pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan Puskesmas.
g.Rujukan
1)Promosi kesehatan komitmen global dari Ottawa - Jakarta - Nairobi
menuju rakyat sehat, Departemen Kesehatan RI, Pusat Promosi
Kesehatan, Departemen Pendidikan Kesehatan dan Perilaku , FKM UI,
2011.2)Kepmenkes RI nomor 585/MENKES/SK/V/2007. tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas3)Kepmenkes RI nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tantang Pedoman
Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif4)Permenkes RI nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat5)Permenkes RI nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaran
dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
24
http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519http://www.perpustakaan.depkes.go.id/cgi-bin/koha/opac-detail.pl?bib=2519 -
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
25/73
6)Kepmenkes RI nomor 1114/MENKES/SK/VIII/2005 tentang Pedoman
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah.7)Kepmenkes RI nomor 1193/MENKES/SK/X/2004 tentang Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan.
8)Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 Tahun 2013 tentang PedomanPelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan.
h.SDM
1)Koordinator /Pengelola Promosi Kesehatan di Puskesmas;2)Tenaga Kesehatan di Puskesmas;3)Pengelola Promosi Kesehatan di Kabupaten/Kota;
4)Tenaga Pengelola Data dan Sistem Informasi KesehatanKabupaten/Kota.
25
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
26/73
B. Pelayanan Skrining dan Pelayanan Kesehatan Berdasar Daur
Kehidupan
4. Persentase Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan AntenatalSesuai Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
pemeriksaan kehamilan (antenatal) sesuai standar kepada seluruh ibu
hamildi wilayah kerja nya
a.Pengertian
1)Pelayanan antenatalsesuai standaradalah
a)Pelayanan dilakukan minimal oleh Bidan yang memiliki Surat Tanda
Registrasi dan sesuai dengan kewenangannya;b)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas
BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintah
daerah.c)Pelayanan mencakup sebagai berikut:
(1)Timbang berat badan dan ukur tinggi badan;
(2)Ukur tekanan darah;(3)Nilai status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA);
(4)Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri);
(5)Tentukan Presentasi janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ);
(6)Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan;
(7)Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
kehamilan;
(8)Tes laboratorium: tes kehamilan, pemeriksaan hemoglobin darah
(Hb), pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah dilakukan
sebelumnya), pemeriksaan protein urin(bila ada indikasi);yang
pemberian pelayanannya disesuaikan dengan trimester
kehamilan.
(9)Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan;
(10)Temu wicara (konseling);
26
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
27/73
d)Pelayanan dilakukan minimal empat kalidengan jadwalsatu kali
pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua dan dua
kali pada trimester ketiga.
2)Bagi ibu hamil yang mempinyai LILA < 23,5 cm, maka diberikan PMTIbu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)3)PMT dapat berupa berupa makanan tambahan berbasis pangan lokal
(PMT lokal) atau makanan tambahan pabrikan (PMT pabrikan) 90 hari.a)Makanan Tambahan atau PMT (PMT) adalah Makanan tambahan
bergizi yang diberikan kepada ibu hamil KEK sebagai makanan
tambahan untuk pemulihan status gizi.b)PMT dapat berupa berupa makanan tambahan berbasis pangan
lokal (PMT lokal) atau makanan tambahan pabrikan (PMT
pabrikan) sesuai spesifikasi peraturan Menteri Kesehatan yangdifortifikasi yang diberikan selama 90 hari.
c)PMT lokal adalah makanan tambahan yang dibuat dari bahan
makanan setempat dan mudah diperoleh dengan harga terjangkau
yang diolah di rumah tangga.d)PMT pabrikan adalah makanan tambahan yang dibuat oleh pabrik
atau perusahaan makanan dan minuman di Indonesia (makanan
jadi) sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.e)Pemberian Makanan Tambahan (PMT) hanya sebagai tambahan
terhadap makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil KEK sehari-hari, dan bukan sebagai pengganti makanan utama.
4)Ibu Hamil yang ditemukandengan masalah kesehatandan giziharus
ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu
menanganinya.5)Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada butir (2) dilakukan sesuai
jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pemeriksaan Antenatal
No Jenis Pelayanan
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Trimester 1
( 12 minggu)
Trimester 2
(>12 24
minggu)
Trimester 3
(> 24 minggu
melahirkan)
1 kali 1 kali 2 kali
1 Timbang berat
badan
Ukur tinggi
badan
Pada
kunjungan
27
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
28/73
No Jenis Pelayanan
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Trimester 1
( 12 minggu)
Trimester 2
(>12 24
minggu)
Trimester 3
(> 24 minggu
melahirkan)
1 kali 1 kali 2 kalipertama
2 Ukur tekanan
darah
3 Ukur Lingkar
Lengan Atas
(LiLA)
Pada
kunjungan
pertama4 Ukur tinggi
puncak rahim
(fundus uteri)
5 Tentukanpresentasi janin
dan Denyut
Jantung Janin
(DJJ)
6 Penentuan status
imunisasi
tetanus dan
pemberian
imunisasi
Tetanus Toksoid(TT) bila
diperlukan
1 atau 2 kali
selama
kehamilan,
minimal
memperoleh
status T2
7 Pemberian tablet
tambah darah,
minimal 90 tablet
selama
kehamilan
Disesuaikan
kondisi ibu
8 Tes laboratorium,a. Tes kehamilan
b. Hemoglobin(Hb)
c. Golongan
darah
Bila belum
pernah
dilakukan
sebelumnyad. Protein urin * * *: Bila ada
indikasi9 Tatalaksana/
Penanganan
* * * *:Bila
ditemukan
28
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
29/73
No Jenis Pelayanan
Waktu Pelaksanaan
Keterangan
Trimester 1
( 12 minggu)
Trimester 2
(>12 24
minggu)
Trimester 3
(> 24 minggu
melahirkan)
1 kali 1 kali 2 kalikasus adanya
masalah
kesehatan dan
gizi10 Temu Wicara
(Konseling)
Tiap
kunjungan
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikanpelayanan antenatal pada ibu hamil dinilai dari persentase ibu hamil di
wilayah kerja Kabupaten/Kota itu yangmemperoleh pelayanan antenatal
sesuai standar selama kehamilannya dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Ibu
Hamil
Mendapatkan
Pelayanan
Antenatal Sesuai
Standar
=
Jumlah ibu hamil yang datang mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahunX 100 %
Jumlah ibu hamil yang membutuhkan
pelayanan antenataldi wilayah kerjadalam
kurun waktu satu tahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
29
Jika salah satu dari Pelayanan antenatal sesuai standar,
sebagaimana poin 1, tidak diberikan, maka pelayanan antenatal
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
30/73
Di Kabupaten A jumlah Ibu hamilyang membutuhkan pelayanan ante natal
di wilayah kerja Kabupaten/Kota tersbutadalah sebanyak 100 orang.
Jumlah ibu hamil yang datang untuk memperoleh pelayanan pemeriksaan
kehamilan adalah sebanyak 100 orang dengan rincian sebagai berikut
Lokasi Pelayanan Jumlah Sesuai
standard
Tidak
sesuai
standard
Keterangan
Puskesmas dan
Jaringannya
70 65 5 Pelayanan sesuai standar
dihitungFasilitas
BUMD/BUMN
10 5 5 Pelayanan sesuai standar
dihitung
Fasilitas Swasta 20 15 5 Yang sesuai standar dihitung
Jumlah 100 85 15
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan antenatal pada ibu hamil diwilayah kerjanyapada tahun
tersebut adalah85/100 atau85%.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan antenatalsesuai standarpada ibu hamilyang membutuhkan di
wilayah kerja Kabupaten/ Kotaadalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan Puskesmas dan jaringannya;2)Laporan fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Pemerintah
Daerah
3)Kohort ibu;4)Buku KIA;5)Laporan khusus PMT Bumil KEK, dll;
g.Rujukan
1) Standar Pelayanan Kebidanan, tahun 2003.2) Kepmenkes tentang Buku KIA.
30
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
31/73
3) Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS KIA), tahun 2010.4) Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), tahun 2009.
5) Buku Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, tahun 2010.6) Buku Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, tahun 2011.7) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 224/Menkes/SK/II/2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Ibu Hamil KEK.8) Pedoman Gizi Ibu Hamil dan Pengembangan Makanan Tambahan Ibu
Hamil Berbasis Pangan Lokal.
h.SDM
1)Dokter2)Bidan
31
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
32/73
5. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan
Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
persalinan sesuai standarpada ibu yang akan melahirkan diwilayah
kerjanya
a.Pengertian
1) Pelayanan Persalinan sesuai standar adalah :a)Pelayanan dilakukan minimal oleh bidan yang memiliki STR sesuai
dengan kewenangannyab)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas
BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintahdaerah.
c)Pelayanan dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.d)Pelayanan persalinan diberikan mengikuti pedoman asuhan
persalinan normal (60 langkah). Sebelum pelayanan persalinan
dilakukan, kepada ibu yang akan bersalin ditawarkan pelayanan
salah satu metoda kontrasepsi2) Bidan Desa adalah Bidan yang ditempatkan dan bertempat tinggal di
Desa dalam wilayah kerja Puskesmas (Permenkes 75/2014 Pasal 40
ayat (6).3) Apabila dalam proses persalinan terdapat kelainan, maka wajib dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempu menangani dengan
menyertakan partograf ibu.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan persalinan pada ibu yang akan melahirkan dinilai dari persentase
ibu bersalin yang memperoleh pelayanan persalinan sesuai standar di
wilayah kerja nyadalam kurun waktu satu tahun.
32
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
33/73
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Ibu
Bersalin
MendapatkanPelayanan
Persalinan Sesuai
Standar
=
Jumlah ibu bersalin memperoleh pelayanan
persalinan sesuai standar dalam kurun
waktu satu tahun X 100 %Jumlah ibu bersalinyang membutuhkan
pelayanan di wilayah kerja kabupaten/kota
dalam kurun waktu satu tahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
Di Kabupaten A selama setahun terdapat 130 ibu yang mendapat pelayanan
persalinan dengan rincian sebagai berikut (rekapitulasi akhir tahun):
33
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
34/73
Jenis pelayanan Jumlah Sesuai
standard
Tidak sesuai
standar
Keterangan
Bersalin oleh
dukun
30 0 30 Tidak dihitung, tetapi
sebagai bahan promosi
berikutnyaBersalin oleh
tenaga kesehatan
di Rumah
20 0 20 Tidak dihitung, karena
tidak bersalin di
Puskesmas dan
jaringannya. Tetapi
dipakai sebagai bahan
promosi PuskesmasBersalin di
Polindes dan
puskesmas
30 30 0
Bersalin difasilitas kesehatan
BUMD/BUMN
Swasta yang
bekerja sama
35 35 0
Dirujuk 5 5 0 Dihitung, karena sesuai
pedoman, bila ada
komplikasi diluar
kompetensi puskesmas
harus dirujuk
Bersalin di RumahBersalin atau
Bidan Praktek
Mandiri (BPM)
yang bekerja sama
dengan Pemda
10 10 Dihitung sebagai fasilitasyang disediakan oleh
Pemda
Jumlah 130 80 20
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan persalinan pada tahun itu adalah80/130atau61%.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
paket pelayanan persalinan sesuai standar diwilayah kerjanyaadalah 100
persen.
34
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
35/73
f.Sumber Data
1)Formulir Persalinan;2)Formulir Partograf;
3)Formulir Rujukan;4)Laporan Puskesmas.
g.Rujukan
1)Standar Pelayanan Kebidanan, tahun 2003;2)Kepmenkes tentang Buku KIA;3)Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
(PWS KIA), tahun 2010;
4)Buku Penyeliaan Fasilitatif Pelayanan KIA, tahun 2010;5)Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (APN), tahun 2012;6)Buku Pedoman Kemitraan Bidan dan Dukun, tahun 2012;7)Buku Pedoman Rumah Tunggu Kelahiran, tahun 2012;8)Buku pedoman Imunisasi tahun 2013.
h.SDM
1)Dokter.
2)Bidan.
6. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan Jaringannya
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan bayi baru lahirdi wilayah kerja Kabupaten/Kota tersebut.
a.Pengertian
1)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pelayanan kepada bayi baru
pada kurun waktu setelah lahir sampai dengan28 harisetelah lahir
sesuai standar.2)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah :
35
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
36/73
a)Pelayanan kesehatan bayi baru lahir diberikan dalam 48 jam
pertama oleh dokter atau bidan atau perawat sesuai
kewenangannya.b)Pelayanan diberikan di Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas
BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja sama dengan pemerintahdaerah.
c)Pelayanan dilakukan dengan menggunakan algoritma Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM) sesuai formulir MTBM dan Pedoman
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial.
3)Bayi baru lahir yang mempunyai risiko tinggi dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya dan tidak dihitung
sebagai kunjungan sesuai kriteria.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
paket pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar dinilai dari
persentase jumlah bayi baru lahir yang memperoleh paket pelayanan
kesehatan sesuai standar diwilayah kerja kabupaten/kota tersebutdalam
kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Bayi
Baru Lahir
Mendapatkan
Pelayanan
Kesehatan Sesuai
Standar
=
Jumlah bayi baru lahir yang memperoleh
pelayanan kesehatan sesuai standar dalam
kurun waktu satu tahun X 100
%Jumlah bayi baru lahir yangmembutuhkan
pelayanandalam kurun waktu satu tahun
yang sama
d.Contoh Perhitungan
Di Kabupaten A jumlah kunjungan bayi baru lahir(0-48 jam)selama
setahun adalah sebagai berikut (rekapitulasi akhir tahun):
36
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
37/73
Jenis kunjungan Jumlah yang
membutuhkan
pelayanan
Mendapatkan
pelayanan
Sesuai standard
Keterangan
Bayi lahir di rumah dikirim
sebelum usia 48 jam
10 10
Bayi lahir di rumah dikirim
setelah usia 48 jam
20 0 Tidak dihitung,
karena setalah
48 jam dan
menjadi bahan
promosiBayi lahir di polindes dan
puskesmas
30 30
Bayi lahir di fasilitas
kesehatan
BUMD/BUMN/Swasta yangbekerja sama
30 30
Bayi lahir risiko tinggi
dirujuk
10 0 Tidak dihitung,
tetapi menjadi
bahan promosiJumlah 100 70
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan bayi baru lahir di Puskesmas dan jaringannya pada tahun itu
adalah70/100 atau 70%.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada bayi baru lahir sesuai standar adalah 100
persen.
f.Sumber Data
1)Register Kohort Bayi.2)Buku KIA.3)Laporan Puskesmas.
g.Rujukan
1)Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Essensial.
37
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
38/73
2)Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
2009.3)Buku modul dan bagan MTBM.4)Kepmenkes tentang Buku KIA.
h.SDM
1)Dokter2)Bidan3)Perawat
7. Persentase Usia Bawah Lima Tahun (Balita) Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar di Puskesmas dan
Jaringannya
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
kesehatan pada anak usia balita sesuai standar diwilayah kerjanya.
a.Pengertian
1)Pelayanan Kesehatan Balita sesuai standar adalah :
a)Pelayanan kesehatan Balita diberikan oleh Dokter, Bidan, Perawat,Tenaga Gizi sesuai kewenangannya;
b)Pelayanan kesehatan Balita diberikan di Puskesmas danJaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerjasama dengan pemerintah daerah;
c)Pelayanan Kesehatan Balita meliputi :
(1)pemantauan pertumbuhandan perkembangan;(2)pemberian kapsul vitamin A;(3)pemberian imunisasi dasar lengkap dan imunisasi lanjutan;(4)Pemberian PMT untuk balita gizi kurang;(5)Penanggulangan Balita sakit;
2)Balita adalah anak usia 0 59 Bulan.3)Untuk balita usia 0 23 bulan, standar pemantauan pertumbuhan
adalah 1 bulan sekali.
38
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
39/73
4)Untuk usia balita pelayanan stimulasi deteksi dini perkembangan anak
setiap 6 bulan.5)Deteksi penyimpangan pertumbuhan adalah pengukuran antropometri
yang meliputi pengukuran berat badan/tinggi badan atau berat
badan/panjang badan (BB/TB atau BB/PB), Tinggi Badan/PanjangBadan menurut umur dan Lingkaran Kepala Anak (LKA).
6)Deteksi penyimpangan perkembangan dilakukan menggunakan
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang meliputi motorik
kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian; Tes Daya Dengar (TDD), Test Daya Lihat,7)Deteksi gangguan mental emosional dan perilaku dengan menggunakan
ceklist :
-
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME),- Checklist or Autisme in Toddler (CHAT)dan
- Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas.
8)Imunisasi Dasar meliputi HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-Hib 1, Polio 2,
DPT-HB-Hib 2, Polio 3, DPT-HB-Hib 3, Polio 4 dan Campak.9)Imunisasi Lanjutan meliputi : DPT-HB-Hib diberikan pada anak usia 18
bulan, dan Campak pada usia 24 bulan.10)Balita gizi kurang adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks
Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan
menurut Tinggi Badan (BB/TB) dengan nilai z-score -2 standar deviasisampai dengan
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
40/73
b.MP-ASI pabrikan adalah makanan tambahan pendamping Air Susu
Ibu padat gizi untuk balita 6-59 bulan yang dibuat oleh pabrik
atau perusahaan makanan dan minuman di Indonesia sesuai
spesifikasi yang telah ditentukan.
14)Pemberian Makanan Tambahan (PMT) diberikan setiap hari selama 90
hari, hanya sebagai tambahan terhadap makanan yang dikonsumsi
dan bukan sebagai pengganti makanan utama.15)Balita yang ditemukan dengan kelainan wajib ditangani atau dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya sesuai
prosedur yang berlaku.16)Tatalaksana balita sakit merujuk pada Modul Terpadu Balita Sakit
(MTBS) atau Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.17)Jenis pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud diatas dilakukan
sesuai jadwal sebagai berikut :
No Jenis Pelayanan Keterangan
1 Penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan dan pemantauan pertumbuhan
0-23 bl = setiap bulan
24-59 bl = minimal 4 kali
setahun2 Pemantauan perkembangan Jadwal pemantauan
perkembangan sesuai usia
anak3 Pemberian kapsul Vit A
6 11 bulan : kapsul biru
12 23 bulan : kapsul merah
Jadwal pemberian Kapsul Vit
A sesuai usia anak
4 Imunisasi dasar : HB0, BCG, Polio 1, DPT-HB-
Hib 1, Polio 2, DPT-HB-Hib 2, Polio 3, DPT-HB-
Hib 3, Polio 4 dan Campak
Jadwal imunisasi sesuai usia
anak
5 Pemberian Imunisasi Lanjutan : DPT-HB-Hib
dan Campak
Jadwal imunisasi sesuai usia
anak6 Penanganan Balita Kurang Gizi Pemberian PMT selama 90
hari sejak datang kePuskesmas dan Jaringannya
7 Penanganan Balita Sakit Penanganan awal sesuai
kompetensi mengikuti MTBS
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
paket pelayanan kesehatan balita dinilai dari persentase balita yang40
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
41/73
memperoleh pelayanan kesehatan balita sesuai standar sesuai umurnyadi
wilayah kerjanyadalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Usia
Bawah Lima
Tahun (Balita)
Mendapatkan
Pelayanan
Kesehatan Sesuai
Standar
=
Jumlah balita yang memperoleh
pelayanan kesehatan balita sesuai
standar di Puskesmas dan
jaringannya dalam kurun waktu
satu tahun
X 100
%
Jumlah balita yang datang ke
Puskesmas dan jaringannya dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
Sebuah fasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Amelaporkan kegiatan
pelayanan kesehatan balita selama setahun adalah sebagai berikut
(rekapitulasi akhir tahun):
41
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
42/73
Jenis
kunjungan
Jumlah
pengunjung
Sesuai
standar
Keterangan
Usia 0-11
bulan
30 30 Semua datang setiap bulan, mendapatkan
seluruh pelayanan kesehatan sesuai standar,
yang kurang gizi juga mendapat pelayananPMT sesuai standar, yang sakit ditangani
sesuai pedoman MTBSUsia 12-23
bulan
30 30 Semua datang setiap bulan, mendapatkan
seluruh pelayanan sesuai standar, yang
kurang gizi juga mendapat pelayanan PMT
sesuai standar, yang sakit ditangani sesuai
pedoman MTBSUsia 24
35 bulan
30 30 Mendapatkan seluruh pelayanan kesehatan
sesuai standar, yang kurang gizi juga
mendapat pelayanan PMT sesuai standar,yang sakit ditangani sesuai pedoman MTBS
Usia 36
47 bulan
30 30 Mendapatkan seluruh pelayanan kesehatan
sesuai standar, yang kurang gizi juga
mendapat pelayanan PMT sesuai standar,
yang sakit ditangani sesuai pedoman MTBSUsia 48
59 bulan
30 25 Ada lima balita yang datang kurang dari
standarJumlah 150 145
Rekapitulasi dari seluruhfasilitas kesehatan di Kabupaten/Kota Atentangpelayanan kesehatan balita adalah sebagai berikut (rekapitulasi akhir
tahun):
Fasilitas
Kesehatan*
Jumlah
pengunjung
Sesuai
standar
Keterangan
A 150 145 5 anak balita tidak terpantau
sesuai standarB 150 140 10 anak kurang gizi tidak
tertangani sesuai standarC 200 200D 100 100
Kabupaten/Kota 600 585
Catatan: yang dimaksud fasiitas kesehatan disini meliputi fasilitas
kesehatan milik Pemerintah Daerah dan fasilitas kesehatan BUMD/BUMN,
Swasta yang bekerja sama dng Pemerintah Daerah
42
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
43/73
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan kesehatan balita pada tahun itu adalah =
585/600 x 100 % = 97.5 %.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya
pelayanan kesehatan usia balita adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan Puskesmas.
2)Laporan Fasilitas Kesehatan BUMD/BUMN dan Swasta3)Register Kohort Bayi.4)Register Kohort Anak Balita & PraSatuan.5)Buku KIA.6)Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB3-SIMPUS.
g.Rujukan
1)Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar2)Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak3)Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang
Balita4)Buku Kesehatan Ibu dan Anak5)Pedoman Kader Kesehatan Anak6)Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak7)Buku pedoman imunisasi8)Kepmenkes 1625/Menkes/SK/XII/2005 tentang Pedoman Pemantauan
dan Penanggualangan KIPI9)Permenkes 42 Thn 2013 tentang Penyelenggaraan Imunisasi10)Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 224/Menkes/SK/II/2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu11)Dit. Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI, 2002, Pedoman
Pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)12)Direktorat Bina Gizi, Ditjen Bina Gizi dan KIA, 2013, Pedoman
Pemberian Makanan Pendamping ASI Berbasis Pangan Lokal.
43
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
44/73
13)Dit.Bina Gizi Masyarakat, Kemenkes RI, 2010, Panduan Pengelolaan
MP-ASI Buffer stok.14)Dit.Bina Gizi Masyarakat, Kemenkes RI, 2012, Panduan PMT Balita
Gizi kurang dan Ibu Hamil KEK (Bantuan Operasional Kesehatan).
15)Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan KesehatanPrimer.
16)Manajemen Terpadu Balita Sakit (Modul 1-7) Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2008.
h.SDM
1)Dokter2)Bidan
3)Perawat4)Nutrisionis
8. Persentase SiswadiSatuan Pendidikan Dasar Mendapatkan
Skrining Kesehatan Sesuai Standar
Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan skrining kesehatan kepada
siswa Satuan Pendidikan Dasar sesuai standar di seluruh SatuanPendidikan Dasar di kabupaten/kota.
a.Pengertian
1)Yang dimaksud Satuan Pendidikan Dasar adalah SD, SMP dan yang
sederajat baik milik pemerintah maupun swasta.2)Skrining kesehatan sesuai standar adalah :
a)Pelayanan skrining kesehatan diberikan oleh Tenaga Kesehatan
Puskesmas, Guru dan Kaderatau tenaga kesehatan yang ditetapkanoleh pemerintah daerah setempat
b)Pelayanan skrining kesehatan pada siswa kelas 1 dan 7,c)Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Satuan Pendidikan Dasar
dan mengikuti petunjuk teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan
Pendidikan Dasar.d)Pelayanan skrining kesehatan satu kali dalam 1 tahun.e)Pelayanan skrining dilakukan adalah :(1)keadaan kesehatan umum
44
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
45/73
(2)penilaian status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan, tanda anemia);(3)pemeriksaan gigi dan mulut, minimal melihat karies;(4)pemeriksaan indera penglihatan dengan postersnellen;(5)Pemeriksaan ketajaman indera pendengaran;
(6)Pemeriksaan gangguan mental emosional dan perilakumenggunakan kuesioner;
3)Skrining dilakukan dalam rangka upaya deteksi dini masalah kesehatan
siswa Satuan di kabupaten/kota.4)Siswa yang didapati mempunyai kelainan wajib ditangani atau dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya sesuai
dengan kelainan yang ditemukan.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Skrining Kesehatan Siswa Satuan Pendidikan Dasar dinilai dari
persentase jumlah siswa kelas 1 dan kelas 7 yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase SiswaSatuan Pendidikan
Dasar
Mendapatkan
Skrining
Kesehatan Sesuai
Standar
=
Jumlah siswa Pendidikan Dasar kelas 1 dankelas 7 yang mendapat pelayaan skriningpelayanan kesehatan sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu satu tahunX 100 %
Jumlah seluruh siswa Pendidikan Dasar kelas1 dan kelas 7 di wilayah kerja dalam satutahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
Diseluruhkabupaten A terdapat50Satuan Pendidikan Dasarmilik
Pemerintah Daerah dan 50 Satuan Pendidikan Dasar milik Swasta. Jumlah
seluruh siswa Pendidikan Dasar kelas 1 dan kelas 7 di kabupaten/kota itu
3000 siswa. Sebanyak 98 Satuan dilakukan Skrining Kesehatan. Sebanyak
2900 siswa mendapatkan pelayanan skrining kesehatan sesuai standar.
Dalam hal ini yang dihitung adalah jumlah anak yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan. Jumlah Satuan dipergunakan sebagai bahan
perencanaan program skrining kesehatan tahun berikutnya.
45
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
46/73
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan siswa Satuan Pendidikan Dasar sesuai
standar adalah = 2900/3000 x 100 % = 96.67 %.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Skrining Kesehatan siswa Pendidikan Dasar
Sesuai Standar adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan Hasil Skrining Kesehatan Siswa Satuan Pendidikan Dasar olehfasilitas kesehatan.
2)Laporan Tim Pembina UKS Kabupaten/Kota.3)Laporan TP UKS Kabupaten/Kota.4)Rapor Kesehatanku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatanku
untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.5)Data Dinas Pendidikan Setempat.6)Data Kantor Departemen Agama Setempat.
g.Rujukan
1)Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Dasar, Direktorat
Bina Kesehatan Anak, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Kementerian Kesehatan RI, Tahun 2010.2)Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Lanjutan.
Jakarta : Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masayarakat 2010
3)Pedoman Kesehatan Jiwa.4)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatan
Ku untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.
h.SDM
1)Dokter/Dokter gigi2)Perawat3)Perawat Gigi atau tenaga terlatih
46
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
47/73
4)Bidan5)Nutrisionis/Tenaga Gizi
9. Persentase Usia 15 19 tahun Mendapatkan Skrining
Kesehatan Sesuai Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan Skrining Kesehatan
Sesuai Standar pada warga usia 15 19 tahun.
a.Pengertian
1)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun sesuai standar adalah:a)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun diberikan, sesuai
kewenanganya, oleh(1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi;
b)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun dilakukan di
Puskesmas dan Jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta
yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.c)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun dilakukan satu
tahun sekali, sebaiknya pada waktu kedatangan pertama kali pada
tahun berjalan, atau diprogramkan pada setiap akhir bulan dari
seluruh pengunjung bulan itu.d)Sasaran skrining kesehatan adalah seluruh pengunjung Puskesmas
dan jaringannya yang berusia 15 19 tahun.e)Pelayanan skrining kesehatan usia 15 19 tahun meliputi :
(1)Kondisi kesehatan secara umum
(2)Deteksi kemungkinan Kekurangan Gizi dan Obesitas dilakukandengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan.
(3)Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah.
(4)Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat
gula darah.
(5)Deteksi kesehatan reproduksi dan Infeksi Menular Seksual.
(6)Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.
47
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
48/73
2)Penderita yg ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan warga berusia Usia 15 19 tahun adalah
persentase pengunjung Usia 15 19 tahun yang mendapat pelayanan
skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Usia 15 19 tahun
Mendapatkan
Skrining
Kesehatan Sesuai
Standar
=
Jumlah pengunjung Puskesmas danjaringannya berusia 15 19 tahun mendapat
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun X 100 %Jumlahpenduduk berusia 15 19 tahun yang
membutuhkan skrining kesehatandalam
kurun waktu satu tahun yang sama.
d.Contoh Perhitungan
Di Kabupaten Aterdapat 6000 penduduk berusia 15 19 tahun.Rincian
yang berkunjung ke seluruhfasilitas kesehatan adalah sebagai berikut:
Fasilitas Kesehatan Jumlah Kunjungan
usia 15 19
Di Skrining
Kesehatan
Keterangan
(a) (b) (c) (d)Puskesmas 1000 950 50 Tidak ada
skrining
kesehatan mentalRSUD 1000 1000Fasilitas Kesehatan
BUMD
1500 1500
Fasilitas Kesehatan
Swasta
1500 1400 100 tidak ada
skrining DMJumlah 5000 4850
48
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
49/73
Hasil rekapitulasi pada tahun itu, warga 15 19 yang berkunjung adalah
sebanyak 5000 orang. Sebanyak 4850 orang mendapat pemeriksaan
Obesitas, Hipertensi dan Diabetes Mellitus sesuai standar.
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan warga usia 15 19 tahun adalah4850/6000
x 100 % = 80,83 %.
Catatan: Jumlah kunjungan 5000 orang diperlukan untuk perencanaan
tahun yang akan datang mengingat masih ada 1000 orang yang belum
berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah
persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau
mendapat pelayanan skrining.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pelayanan
skrining kesehatanSesuai Standarpadapenduduk yangberusia 15 19
tahunyang membutuhkan pelayanan skrining di wilayah kerjaadalah 100
persen.
f.Sumber Data
1)Laporanfasilitas kesehatan.2)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor Kesehatan
Ku untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.
g.Rujukan
1)Pedoman Penjaringan Kesehatan Anak Satuan Lanjutan.2)Pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja.
3)Rapor Kesehatan Ku untuk peserta didik SD/MI dan Rapor KesehatanKu untuk peserta didik SMP/MTs, SMA/MA/SMK.4)Buku Kesehatan Reproduksi bagi Guru SMA.5)Pedoman Umum Pengendalian Obesitas, Jakarta:Departemen Kesehatan
RI.6)Manual Peralatan Skrining dan Monitoring Faktor Risiko Diabetes
Mellitus dan Penyakit Metabolik Lainnya, Jakarta:Departemen
Kesehatan RI.
49
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
50/73
7)Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Mellitus, Edisi 2
Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.8)Kempenkes RI Nomor 854/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman
Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
9)Pedoman Pengukuran Tekanan Darah10)Pedoman Pengendalian Hipertensi11)Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus di Indonesia.
Jakarta:Sekretariat PB.Perkeni.12)Pedoman Kesehatan Jiwa.
h.SDM
1)Dokter
2)Bidan3)Perawat4)Nutrisionis/Tenaga Gizi
10.Persentase Usia 20 59 Tahun Mendapatkan Skrining
Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Sesuai
Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan skrining
kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi sesuai standar pada warga
dewasa (20 - 59 tahun) yang membutuhkan.
Pelayanan yang wajib disediakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
dalam hal ini adalah skrining kesehatan, pelayanan kesehatan reproduksi,
deteksi dini kanker payudara, dan kanker leher rahim pada wanita.
a.Pengertian
1)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun sesuai standar adalah :
a)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun dilakukan, sesuai
kewenangan, oleh :
(1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi.
50
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
51/73
b)Pelayanan skrining kesehatan Usia 20-59 tahun diberikan di
Puskesmas dan jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta
yang bekerja sama dengan pemerintah daerah.c)Materi Skrining adalah;
(1)Kondisi kesehatan secara umum;(2)Deteksi kemungkinan Kurang Gizi dan Obesitas dilakukan
dengan memeriksa Tinggi Badan dan Berat Badan;
(3)Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darahnya;
(4)Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat
gula darah;
(5)Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku;
(6)Deteksi Gangguan kesehatan Reproduksi dan Infeksi Menular
Seksual atas indikasi;(7)Deteksi dini kanker payudara, dan kanker leher rahim pada
seluruh pengunjung wanita berusia 30-59 tahun.
d)Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang diberikan menggunakan
Pedoman Medis yang berlaku.2)Pelayanan Kesehatan Reproduksi yang disediakan sesuai kebutuhan
adalah :a)Konseling tentang kesehatan reproduksi;
b)Konseling Kesehatan untuk Pasangan Usia Subur (PUS) risiko tinggi;
c)Pelayanan salah satu metoda kontrasepsi.3)Deteksi dini kanker pada wanita dilakukan pada pengunjung wanita
berusia 30-59 tahun :a)Deteksi dini Kanker pada wanita adalah Deteksi Dini terhadap
kemungkinan menderita Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim.b)Deteksi dini kanker payudara dilakukan menggunakan pemeriksaan
klinis payudara/Clinical Breast Examination(CBE).c)Deteksi dini kanker leher rahim hanya dilakukan dengan metode tes
Inspeksi Visual Asam asetat (IVA)4)Bila menghendaki pelayanan Kesehatan Reproduksi yang tidak mampu
dilakukan difasilitas kesehatan setingkatPuskesmas, maka perlu
dirujuk pada fasilitas yang mampu menanganinya.5)Penderita yang ditemukan mempunyai kelainan wajib ditangani atau
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya
51
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
52/73
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Reproduksi pada Warga
Dewasa (20-59 tahun) adalah Persentase Warga Usia 20-59 th yang
mendapat skrining kesehatan dan pelayanan reproduksi sesuai standar
dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Usia 20
59 tahun
Mendapatkan SkriningKesehatan dan
Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Sesuai
Standar
=
Jumlah pengunjung usia 20 - 59 tahun yang
dilakukan skrining kesehatan dan pelayanan
kesehatan reproduksi sesuai standar dalamkurun waktu satu tahunX 100 %
Jumlah penduduk usia 20 - 59 tahun yang
membutuhkan pelayanan skrining kesehatan
dan pelayanan kesehatan reproduksidalam
kurun waktu satu tahun yang sama
d.Contoh Perhitungan
Di Kabupaten Aterdapat 2500 penduduk berusia20-59tahun.Rincianyang berkunjung ke seluruhfasilitas kesehatan dan yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar adalah sebagai berikut.
Fasilitas Kesehatan Jumlah Kunjungan
20-59 th
Jumlah yang dilayani
sesuai standar
Keterangan
(a) (b) (c) (d)Puskesmas 500 480RSUD 500 500Fasilitas Kesehatan
BUMD/BUMN
500 500
Fasilitas Kesehatan
Swasra
500 500
Jumlah 2000 1980
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam memberikan
pelayanan Skrining Kesehatan dan Pelayanan Reproduksi pada Warga
Dewasa (20-59 tahun) =1980/2500 x 100% = 79,2 %.
52
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
53/73
Catatan: Jumlah kunjungan 2000 orang diperlukan untuk perencanaan
tahun yang akan datang mengingat masih ada 500 orang yang belum
berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah
persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau
mendapat pelayanan skrining.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota memberikan
pelayanan skrining kesehatan dan pelayanan kesehatan reproduksi sesuai
standar warga dewasa adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan fasilitas kesehatan tentang pelayanan skrining kesehatan dan
kesehatan reproduksi penduduk usia 20-59 th.
g.Rujukan
1)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
430/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit
Kanker.2)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim.
h.SDM
1)Dokter2)Bidan3)Perawat
11.Persentase Usia 60 tahun Keatas Mendapatkan Skrining
Kesehatan Sesuai Standar
53
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
54/73
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan skrining
kesehatan sesuai standar pada warga usia 60 tahun keatas yang
membutukan pelayanan skrining kesehatan.
a.Pengertian
1)Pelayanan skrining kesehatan Usia 60 tahun Keatassesuai standar
adalah :a)Dilakukan sesuai kewenangan oleh :(1)Dokter;(2)Bidan;(3)Perawat;(4)Nutrisionis/Tenaga Gizi;
b)Diberikan pada pengunjung usia 60 tahun keatas.c)Pelayanan skrining kesehatan diberikan di Puskesmas dan
jaringannyadan di fasilitas BUMD/ BUMN/ swasta yang bekerja
sama dengan pemerintah daerahd)Pemeriksaan yang dilakukan sekali setahun, sebaiknya pada saat
kunjungan pertama kali pada tahun berjalan. Namun juga bisa
diprogramkan setiap akhir bulan untuk pengunjung bulan itu.e)Lingkup skrining adalah sebagai berikut :(1)Status kesehatan dan disabilitas secara umum menggunakan
pedoman WHO (WHODAS 2) atau anamnesis dan pemeriksaan
fisik.(2)Deteksi Kekurangan Gizi dan Obesitas dengan mengukur Tinggi
Badan dan Berat Badan, dan lingkar perut.(3)Hipertensi dengan mengukur Tekanan Darah.(4)Deteksi Anemia dengan mengukur kadar haemoglobin.(5)Deteksi Diabetes Mellitus dengan mengukur gula darah.(6)Deteksi Gangguan Mental Emosional dan Perilaku, termasuk
Kepikunan menggunakanHopskins Verbal Learning Test (HVLT).
2)Diagnosis ditegakkan menggunakan pedoman medis yang berlaku.3)Penderita yang ditemukan menderita penyakit wajib ditangani atau
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mampu menanganinya.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Skrining Kesehatan pada Warga Usia 60 tahun Keatas dinilai dari
54
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
55/73
persentase pengunjung berusia 60 tahun keatas yang mendapat skrining
kesehatan sesuai standardi wilayah kerjanyadalam kurun waktu satu
tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase Usia 60
tahun Keatas
Mendapatkan
Skrining
Kesehatan Sesuai
Standar
=
Jumlah pengunjung usia 60 tahun keatas
mendapat skrining kesehatan sesuai
standar dalam kurun waktu satu tahun
X 100 %Jumlah penduduk usia 60 tahun keatas
yang membutuhkan pelayanan skrining
kesehatan dalam kurun waktu satu
tahun
d.Contoh Perhitungan
Rekapitulasi di Kabupaten X pada akhir tahun dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Fasilitas KesehatanJumlah
Kunjungan
Di deteksi
sesuai standarKeterangan
(a) (b) (c) (d)
Puskesmas 500 490 10 orang tidak diperiksaHemoglobin nya
RSUD 500 490 10 orang tidak diperiksa
gula darahnyaFasilitas Kesehatan
BUMD/BUMN
500 490 10 orang tidak diperiksa
tekanan darahnyaFasilitas Kesehatan
Swasta
500 500 Semua diperiksa sesuai
standarJumlah 2000 1970
Hasil rekapitulasi selama setahun,jumlah warga usia 60 tahun keatas diwilayah kerja adalah sebanyak 2500 orang. Sebanyak 1970 orang
mendapat pemeriksaan skrining kesehatan sesuai standar.
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten X dalam memberikan
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar pada usia 60 tahun keatas
adalah 1970/2500 x 100 % = 98.5 %.
Catatan: Jumlah kunjungan 2000 orang diperlukan untuk perencanaan
tahun yang akan datang mengingat masih ada 500 orang yang belum
55
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
56/73
berkunjung. Perlu di analisis sebab2 mereka belum berkunjung apakah
persoalan sosialisasi, akses, sudah memeriksa sendiri atau tidak mau
mendapat pelayanan skrining
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam upaya skrining
kesehatan sesuai standar pada warga usia 60 tahundi wilayah kerja nya
adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Laporan Fasilitas Kesehatan yang melakukan pelayanan skrining padapenduduk usia 60 th keatas .
g.Rujukan
1)Measuring Health and Disability Manual for WHO Disability Assessment
Schedule WHODAS 2.0, Editors TB Ustun, N Kostanjsek, S Chatterji, J
Rehm
2)Pedoman Umum Pengendalian Obesitas, Jakarta:Departemen KesehatanRI.3)Manual Peralatan Skrining dan Monitoring Faktor Risiko Diabetes
Mellitus dan Penyakit Metabolik Lainnya, Jakarta:Departemen
Kesehatan RI.4)Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Mellitus, Edisi 2
Jakarta; Kementerian Kesehatan RI.5)Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
854/Menkes/SK/IX/2009 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah6)Pedoman Pengukuran Tekanan Darah7)Pedoman Pengendalian Hipertensi8)Konsensus Pengelolaan Diabetes Mellitus di Indonesia.
Jakarta:Sekretariat PB.Perkeni.
h.SDM
1)Dokter
56
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
57/73
2)Bidan3)Perawat4)Nutrisionis
57
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
58/73
C. Pelayanan Pemeriksaan Penyakit Menular
12.Persentase terduga Tuberkulosis Mendapatkan Pemeriksaan
Tuberkulosis Sesuai Standar
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
pemeriksaan tuberkulosis sesuai standar pada terduga TB di Puskesmas
dan RSUD.
a.Pengertian
1)Pelayanan pemeriksaan tuberkulosis pada terduga tuberkulosis sesuai
standar adalah :a)Pelayanan diberikan, sesuai kewenangannya, oleh:(1) Dokter yang terlatih Program TB;(2) Perawat yang terlatih Program TB;(3)Pranata Laboratorium kesehatan yang terlatih Mikroskopis TB;(4) Bidan yang terlatih untuk menskrining gejala TB anak;(5) Bidan di Poli anak RSUD yang terlatih untuk menskrining
gejala TB anak;(6) Petugas Program TB di Dinas Kesehatan Kab/Kota.
b)Pelayanan dilakukan di Puskesmas dan RSUDc)an dilakukan pada seluruh otang terduga tuberkulosis.d)Pelayanan yang diberikan sesuai Pedoman Penanggulangan
Tuberkulosis yang berlaku.2)Terduga tuberkulosis adalah seseorang yang mempunyai keluhan atau
gejala klinis mendukung tuberkulosis.3)Seluruh orang yang datang ke Puskesmas dengan gejala klinis
mendukung tuberkulosis wajib diperiksa kemungkinan terkena
tuberkulosis.
4)Gejala Utama TB adalah batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.Batuk dapat diikuti dengan dahak, bercampur darah, batuk darah,
sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, berkeringat malam hari tanpa aktifitas fisik dan badan
meriang lebih dari satu bulan.5)Penegakan Diagnosis tuberkulosis di RSUD Pedoman Medis yang
berlaku.
58
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
59/73
6)Pasien tuberkulosis yang tetap tidak sembuh, menjadi berat atau
bakterinya menjadi resisten perlu dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang mampu menanganinya.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Pemeriksaan Terduga TB dinilai dari persentase terduga TB yang
mendapatkan pemeriksaan TB sesuai standar dalam kurun waktu satu
tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja
Persentase terduga
Tuberkulosis
Mendapatkan
Pemeriksaan
Tuberkulosis
Sesuai Standar
=
Jumlah terduga TB yang datang dan
mendapatkan pemeriksaan TB sesuai
standar dalam kurun waktu satu
tahun X 100 %
Jumlah terduga TB di wilayah kerja
dalam kurun waktu satu tahun yang
sama
d.Contoh Perhitungan
Jumlah terduga TB di kabupaten A yang datang ke Puskesmas dan RSUD
pada tahun 2012 adalah :
Fasyankes Terduga Jumlah
Terduga
TB
Total
BTA
2 atau 3
spesimen
BTA
hanya 1
spesimen
BTA +
Foto
toraks
Foto
toraks
saja
Penetapan
Skoring
(pada
Anak)
A B C D E F G HPuskesmas Dewasa 4500 4415 5 25 5 -Anak 40 - - - 5 35
RSUD Dewasa 1200 365 45 215 65 -Anak 125 - - 35 85
Total 5865 4780 50 240 110 120
Keterangan:
1.untuk kolom E dan Gtidak dapat masuk hitungan karena tidak sesuai
standar pemeriksaan penegakan diagnosis.59
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
60/73
2.Sehingga didapatkan perhitungan :Jumlah terduga TB yang datang di Puskesmas dan RSUD diperiksa :4780 + 240+ 120 = 5140
3.Jumlah terduga TB yang datang ke Puskesmas dan RSUD ;
5865Jadi Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten A dalam
memberikan pelayanan pemeriksaan TB sesuai standard pada terduga
TB = %1005865
5140x = 80 %.
e.Target
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan pemeriksaan TB sesuai standar pada Terduga TB di Puskesmas
dan RSUD adalah 100 persen.
f.Sumber Data
1)Register TB (TB 06 UPK) di Puskesmas dan RSUD.2)Register TB (TB 03 UPK) di Puskesmas dan RSUD.3)Register TB Kab/ Kota (TB 03) di Dinkes Kab/Kota.
4)Laporan triwulan TB Puskesmas.5)Laporan triwulan Penemuan kasus (TB 07) di Dinkes Kab/Kota.
g.Rujukan
1)Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 364/MENKES/SK/V/2009
tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB).2)Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer, IDI,Edisi I, 2013.
3)Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tuberkulosis (PNPK TB) 2013.4)Panduan Diagnosis TB Anak dengan Sistem Scoring, Kemenkes, IDAI,
2011.5)Pedoman Manajerial Pelayanan Tuberkulosis Dengan Strategi Dots Di
Rumah Sakit. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Jakarta 2010.
h.SDM
1)Dokter di Puskesmas yang terlatih Program TB;
60
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
61/73
2)Dokter di RSUD Kab/Kota yang terlatih Program TB;3)Perawat di Puskesmas yang terlatih Program TB;4)Perawat di RSUD yang terlatih Program TB;5)Perawat RSUD Kab/Kota yang terlatih Program TB;
6)Pranata Laboratorium kesehatan di Puskesmas yang terlatihMikroskopis TB;
7)Pranata Laboratorium kesehatan RSUD Kab/Kota yang terlatih
mikroskopis TB;8)Bidan di poli KIA Puskesmas yang terlatih untuk menskrining gejala TB
anak;9)Bidan di Poli anak RSUD yang terlatih untuk menskrining gejala TB
anak;10)Petugas Program TB di Dinas Kesehatan Kab/Kota.
13.Persentase Terduga HIV dan AIDS Mendapatkan Pemeriksaan
HIV-AIDS Sesuai Standar di Puskesmas dan RSUD
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
pemeriksaan HIV-AIDS sesuai standar terhadap terduga HIV dan AIDS di
Puskesmas dan RSUD.
a.Pengertian
1)Pemeriksaan HIV-AIDS Sesuai Standar adalah :
a)Diberikan oleh :
(1)Dokter/Dokter gigi.(2Tenaga Kesehatan terlatih.
(3)Pranata Laboratorium kesehatan
b)Dilakukan di Puskesmas dan RSUD.
c)Dilakukan pada pengunjung Puskesmas dan RSUD yang mempunyaikeluhan atau gejala klinis mendukung HIV dan AIDS atau Riwayat
Pribadi dan Sosial berisiko.
d)Pemeriksaan dilakukan menggunakan alat tessesuai standar
Nasional yang telah ditetapkan.
2)Pemeriksaan ini ditawarkan secara aktif oleh petugas kesehatan kepada
seseorang yang terduga terinfeksi HIV dan AIDS.
61
-
7/26/2019 Rancangan Spm Bidang Kesehatan 15 Mei 2015
62/73
3)Terduga terinfeksi HIV dan AIDS adalah seseorang yang mempunyai
keluhan atau gejala klinis mendukung HIV dan AIDS atau Riwayat
Pribadi dan Sosial berisiko.4)Penderita yang ditemukan menderita penyakit tersebut wajib dirujuk ke
fasilitas yang mampu menanganinya untuk mendapat pelayananrujukan dan Konseling tentang HIV dan AIDS bagi penderita dan
pasangannya.
b.Definisi Operasional
Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan Pemeriksaan Terduga HIV dan AIDS di Puskesmas dan RSUD
dinilai dari persentase Terduga HIV dan AIDS yang berkunjung ke
Puskesmas dan RSUD yang mendapatkan pemeriksaan HIV dan AIDS
sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun.
c.Rumus Perhitungan Kinerja