RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008...

13
1 RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi menyatakan setiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan prioritas untuk pengiriman, penyaluran, dan penyampaian informasi penting yang menyangkut keamanan negara, keselamatan jiwa manusia dan harta benda, bencana alam, marabahaya, dan/atau wabah penyakit; b. bahwa layanan panggilan darurat di Indonesia perlu lebih dioptimalkan sehingga penanganan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara terpadu; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang Penyelenggaraan Layanan Panggilan Tunggal Darurat; Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 2. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

Transcript of RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008...

Page 1: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

1

RANCANGANPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN 2015

TENTANG

PENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa ketentuan Pasal 20 Undang-Undang Nomor 36 Tahun1999 tentang Telekomunikasi menyatakan setiappenyelenggara telekomunikasi wajib memberikan prioritasuntuk pengiriman, penyaluran, dan penyampaian informasipenting yang menyangkut keamanan negara, keselamatan jiwamanusia dan harta benda, bencana alam, marabahaya,dan/atau wabah penyakit;

b. bahwa layanan panggilan darurat di Indonesia perlu lebihdioptimalkan sehingga penanganan keadaan darurat dapatdilaksanakan secara terpadu;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan PeraturanMenteri Komunikasi dan Informatika tentang PenyelenggaraanLayanan Panggilan Tunggal Darurat;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentangTelekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3881);

2. Undang – Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulangan Bencana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4723);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang KementerianNegara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4916);

Page 2: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

2

4. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentangPenyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor 107, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 3980);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentangPenyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);

7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang OrganisasiKementerian Negara;

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2015 tentangKementerian Komunikasi dan Informatika;

9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM.4 Tahun 2001tentang Penetapan Rencana Dasar Teknis Nasional 2000(Fundamental Technical Plan National 2000) PembangunanTelekomunikasi Nasional sebagaimana telah beberapa kalidiubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor 17 Tahun 2014 tentang PerubahannKetujuh atas Keputusan Menteri Keputusan MenteriPerhubungan Nomor: KM.4 Tahun 2001 tentang PenetapanRencana Dasar Teknis Nasional 2000 (Fundamental TechnicalPlan National 2000) Pembangunan Telekomunikasi Nasional;

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentang PenyelenggaraanJaringan Telekomunikasi sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor 7 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas Peraturan Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor: 01/PER/M.KOMINFO/01/2010 tentangPenyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi;

11. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor:17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan TataKerja Kementerian Komunikasi dan Informatika;

12. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 18Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alat dan PerangkatTelekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2015tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi danInformatika Nomor 18 Tahun 2014 tentang Sertifikasi Alatdan Perangkat Telekomunikasi;

Page 3: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

3

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANGPENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan

dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar,suara, dan bunyi melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetiklainnya.

2. Jaringan Telekomunikasi adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dankelengkapannya yang digunakan dalam bertelekomunikasi.

3. Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi adalah badan usaha milik negara,badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, dan koperasi yang melakukanpenyelenggaraan jaringan telekomunikasi yang telah mendapatkan izinpenyelenggaraan telekomunkasi.

4. Pusat Panggilan Darurat (emergency call center) adalah pusat informasi yangdigunakan untuk menerima dan mengirimkan permintaan pertolongan dalamkeadaan darurat melalui jaringan telekomunikasi.

5. Dropped Call adalah panggilan yang berhasil dilakukan namun tiba-tibaterputus.

6. Kementerian adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang komunikasi dan informatika.

7. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkomunikasi dan informatika.

8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang tugas dan fungsinya di bidangpenyelenggaraan telekomunikasi.

Pasal 2

Peraturan Menteri ini bertujuan untuk:a. membentuk sistem pusat panggilan darurat yang terpadu;b. mempermudah masyarakat mengingat nomor panggilan darurat dalam

penanggulangan keadaan darurat;c. mempercepat penanggulangan keadaan darurat di Indonesia; dand. mempermudah koordinasi antar instansi terkait.

Page 4: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

4

BAB IIPENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT

Pasal 3

(1) Layanan panggilan tunggal darurat diselenggarakan di tingkat daerah dannasional.

(2) Layanan panggilan tunggal darurat dilaksanakan untuk penanganan keadaandarurat yang meliputi:a. kebakaran;b. kerusuhan;c. kecelakaan;d. bencana alam;e. penanganan masalah kesehatan;f. gangguan keamanan dan ketertiban umum; dan/ataug. keadaaan darurat lainnya yang disepakati oleh Pemerintah Daerah dan

pemerintah pusat.

Pasal 4

(1) Layanan panggilan tunggal darurat dengan menggunakan nomor panggilandarurat 112.

(2) Nomor panggilan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansecara bersamaan dengan nomor panggilan darurat yang telah ditetapkan.

(3) Nomor panggilan yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)meliputi nomor panggilan dengan format 11x dan nomor panggilan darurat ditingkat daerah.

Pasal 5

(1) Kementerian menyediakan sistem panggilan darurat di tingkat nasional denganfungsi sebagai pusat data nasional.

(2) Pusat data nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsimelakukan penyimpanan data penanganan keadaan darurat secara nasional.

Pasal 6

(1) Penyelenggaraan layanan panggilan tunggal darurat di tingkat daerahdilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

(2) Penyelenggaraan layanan panggilan tunggal darurat sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus memperoleh penetapan nomor panggilan tunggal daruratdari Direktur Jenderal.

(3) Untuk memperoleh penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengajukan permohonan kepadaDirektur Jenderal.

(4) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat mengajukan permintaan penyediaaninfrastruktur Pusat Panggilan Darurat kepada Kementerian.

Page 5: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

5

Pasal 7

(1) Dalam menyelenggarakan layanan panggilan tunggal darurat di tingkat daerah,Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bertugas:a. menyediakan sarana dan/atau prasarana pendukung untuk Pusat Panggilan

Darurat;b. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam tindak lanjut

penanganan layanan panggilan tunggal darurat; danc. melakukan pengawasan pelaksanaan layanan panggilan darurat di

daerahnya.(2) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Dinas Pemadam Kebakaran;b. Kepolisian Republik Indonesia;c. Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Umum Daerah;d. Dinas Kesehatan; ataue. Instansi terkait lainnya.

(3) Instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menempatkanperwakilannya di Pusat Panggilan Darurat.

(4) Perwakilan instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berhak untukmemantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat.

BAB IIISISTEM PUSAT PANGGILAN DARURAT

Pasal 8

(1) Kementerian menyediakan infrastruktur sistem Pusat Panggilan Darurat yangberupa:a. sistem call center layanan panggilan tunggal darurat; danb. sarana telekomunikasi layanan panggilan tunggal darurat.

(2) Sistem Pusat Panggilan Darurat memiliki fungsi paling sedikit:a. antar muka penanganan keadaan darurat dalam memberikan informasi

keadaan darurat ke instansi terkait;b. menerima panggilan keadaan darurat dari masyarakat;c. rekap penerimaan panggilan darurat dari masyarakat yang disertai dengan

waktu informasi diterima;d. meneruskan informasi keadaan darurat ke instansi terkait; dane. rekap pengiriman informasi keadaan darurat ke instansi terkait yang disertai

waktu pengiriman informasi.

Pasal 9

(1) Infrastruktur sistem Pusat Panggilan Darurat sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (1) diserahkan ke Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melaluiproses sewa dengan pihak ketiga.

(2) Proses sewa dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan jangka waktu tertentu antara kementerian dan PemerintahDaerah Kabupaten/Kota.

Page 6: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

6

Pasal 10

(1) Kementerian menetapkan teknologi yang digunakan dalam sistem PusatPanggilan Darurat.

(2) Konfigurasi jaringan dalam penyelenggaraan layanan panggilan tunggal daruratwajib memenuhi persyaratan teknis konfigurasi Pusat Panggilan Daruratsebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidakterpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 11

Sistem Pusat Panggilan Darurat beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiaphari.

Pasal 12

Waktu penanganan keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2)paling lambat 15 (lima belas) menit sejak panggilan selesai diterima oleh PusatPanggilan Darurat.

Pasal 13

Seluruh panggilan yang masuk ke pusat panggilan darurat harus dilayani sesuaidengan petunjuk teknis yang berlaku.

BAB IVPENYELENGGARA JARINGAN TELEKOMUNIKASI

DALAM LAYANAN PANGGILAN TUNGGAL DARURAT

Pasal 14

Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi yang melaksanakan layanan panggilantunggal darurat, antara lain:a. penyelenggara jaringan bergerak seluler;b. penyelenggara jaringan bergerak satelit; danc. penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis circuit-switched.

Pasal 15

Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14wajib:a. menyambungkan panggilan keadaan darurat yang diterima dari masyarakat ke

Pusat Panggilan Darurat;b. menyediakan jaringan dan infrastruktur yang terhubung dengan Pusat

Panggilan Darurat; danc. menginformasikan lokasi dan nomor telepon pemanggil ke Pusat Panggilan

Darurat.

Page 7: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

7

Pasal 16

(1) Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi dalam menghubungkan jaringandengan Pusat Panggilan Darurat sebagaimana dalam Pasal 15 huruf b wajibmembawa informasi dengan teknologi IP PBX Extended dan/atau jaringan E1.

(2) Kebutuhan jaringan E1 dan teknologi IP PBX Extended disesuaikan dengankebutuhan jaringan di daerah.

(3) Persyaratan teknis teknologi IP PBX Extended dan/atau Jaringan E1 sesuaidengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 17

Prosentase jumlah layanan panggilan tunggal darurat yang tidak mengalamiDropped Call pada jaringan penyelenggara jaringan telekomunikasi harus mencapaipaling sedikit 98% (sembilan puluh delapan) persen dari seluruh panggilan.

Pasal 18

Panggilan keadaan darurat oleh masyarakat ke Pusat Panggilan Darurat tidakdikenakan biaya apapun.

BAB VSOSIALISASI

Pasal 19

(1) Kementerian melaksanakan sosialisasi layanan panggilan tunggal darurat secaraumum kepada masyarakat.

(2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melaksanakan sosialisasi layananpanggilan tunggal darurat kepada masyarakat di daerah masing-masing.

BAB VIEVALUASI DAN MONITORING

Pasal 20

(1) Untuk meningkatkan layanan Pusat Panggilan Darurat kepada masyarakat,Kementerian melakukan evaluasi terhadap kinerja Pusat Panggilan Darurat didaerah dan/atau penyelenggara jaringan telekomunikasi.

(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan proses penilaianterhadap kinerja Pusat Panggilan Darurat dan/atau penyelenggara jaringantelekomunikasi dalam penanganan keadaan darurat di daerah.

Page 8: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

8

Pasal 21

(1) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat menambah kapasitas jaringantelekomunikasi untuk meningkatkan kualitas layanan panggilan tunggaldarurat.

(2) Penambahan kapasitas jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) harus mendapatkan persetujuan dari Menteri denganmempertimbangkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20.

Pasal 22

Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi wajib membuat laporan tertulis kepadaDirektur Jenderal dalam hal terjadi perubahan terhadap jaringan layanan panggilantunggal darurat.

BAB VIISANKSI

Pasal 23

(1) Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi yang melanggar ketentuan Pasal 15,Pasal 16 ayat (1), dan Pasal 22 dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa tegurantertulis paling banyak tiga kali.

(3) Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidakdipenuhi, dapat dilakukan pencabutan izin penyelenggaraan telekomunikasi.

Pasal 24

Setiap orang yang secara sengaja melakukan panggilan ke Pusat Panggilan Daruratdan memberikan informasi keadaaan darurat yang tidak benar dapatberkonsekuensi pada sanksi pidana sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

BAB VIIIPENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 25

Direktur Jenderal melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadappelaksanaan Peraturan Menteri ini.

Page 9: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

9

BAB IXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka Kementerian/Lembaga lain danPemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan Layanan PanggilanDarurat, tetap dapat melaksanakan kegiatannya dengan mempertimbangkankesiapan aspek teknis dan aspek non teknis.

BAB XKETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanMenteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggalMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKAREPUBLIK INDONESIA,

RUDIANTARA

Diundangkan di Jakartapada tanggalDIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGANKEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

WIDODO EKTATJAHJANA

KasubditTelsus NonPemerintah

Kabag Hukumdan Kerjasama

DirekturTelsusPPKU

SeketarisDitjen PPI

Kepala BiroHukum

Plh DirjenPPI

SekjenKominfo

Page 10: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

10

LAMPIRANPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DANINFORMATIKANOMOR TAHUN 2015TENTANGPENYELENGGARAAN LAYANAN PANGGILANTUNGGAL DARURAT

1. Persyaratan Teknis Menggunakan Jaringan E1

Konektivitas per Kota Konektivitas data di Pusat INTERNET BROADBAND

10 MB (PPGD) INTERNET BROADBAND

1 MB x 3 (SKPD) E1 Pra Metro-E 5 MB

(PPGD Backup).

INTERNET BROADBAND10 MB x 1 (KOMINFO )

Open Network 100 MB(Svr Data Center)

Page 11: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

11

2. Persyaratan Teknis Menggunakan IP PBX Extended

Seluruh operator diharuskan terkoneksi langsung ke PPGD baik melalui perangkat IP PBX extended berdasarkankemampuan dari masing-masing Operator.

Page 12: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

12

3. Persyaratan Teknis Konfigurasi Jaringan Pusat Panggilan Darurat

OperatorTelekomunikasiFixed

Mobile

End UserCaller ID,

Lokasi, danInformasi

lainnya

KOMINFO

IP PBX

PPGD Kota

Rumah Sakit

Call Agent

Voice

Call Agent

Call Agent

PemadamKebakaran

Polisi

SKPD Kota

KasubditTelsus NonPemerintah

Kabag Hukumdan Kerjasama

DirekturTelsusPPKU

SeketarisDitjen PPI

Kepala BiroHukum

Plh DirjenPPI

SekjenKominfo

Page 13: RANCANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG · PDF file6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang ... memantau penanganan layanan nomor panggilan tunggal darurat. BAB III SISTEM

13