RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA...

68
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG RENCANA ZONASI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk menyelenggarakan perencanaan zonasi kawasan laut berupa rencana zonasi kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang Laut, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Rapat PAK II - 30 Januari 2020

Transcript of RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA...

Page 1: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

RANCANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR... TAHUN

TENTANG

RENCANA ZONASI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk menyelenggarakan perencanaan zonasi

kawasan laut berupa rencana zonasi kawasan strategis

nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan

dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 46 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang

Rencana Tata Ruang Laut, perlu menetapkan Peraturan

Presiden tentang Rencana Zonasi Kawasan Strategis

Nasional Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,

Tabanan;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Rapat PAK II - 30 Januari 2020

Page 2: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 1 -

Tahun 2014 Nomor 294 Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5603);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2019 tentang

Rencana Tata Ruang Laut (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 89,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 6345);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA ZONASI

KAWASAN STRATEGIS NASIONAL KAWASAN PERKOTAAN

DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat

KSN adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat

penting secara nasional terhadap kedaulatan negara,

pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial,

budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang

telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

2. Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,

Tabanan yang selanjutnya disebut Kawasan Perkotaan

Sarbagita adalah KSN dari sudut kepentingan ekonomi

pada sebagian wilayah perairan provinsi Bali.

3. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

yang selanjutnya disingkat RZWP-3-K adalah rencana

yang menentukan arah penggunaan sumber daya yang

disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang

pada kawasan perencanaan yang memuat kegiatan

yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta

kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah

memperoleh izin.

Page 3: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 2 -

4. Struktur Ruang Laut adalah susunan pusat

pertumbuhan kelautan dan sistem jaringan prasarana

dan sarana laut yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara

hierarkis memiliki hubungan fungsional.

5. Pola Ruang Laut adalah distribusi peruntukan ruang

dalam wilayah perairan dan wilayah yurisdiksi.

6. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dari

perairan yang ditetapkan peruntukannya bagi berbagai

sektor kegiatan non konservasi dan Alur Laut yang

setara dengan kawasan budi daya dalam peraturan

perundang-undangan di bidang penataan ruang.

7. Kawasan Konservasi adalah kawasan laut dengan ciri

khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan

pengelolaan ruang laut secara berkelanjutan yang

setara dengan kawasan lindung dalam peraturan

perundang-undangan di bidang penataan ruang.

8. Alur Laut adalah perairan yang dimanfaatkan, antara

lain, untuk alur pelayaran, pipa dan/atau kabel bawah

laut, dan migrasi biota laut.

9. Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi

kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran

lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari.

10. Sumber Daya Kelautan adalah sumber daya laut, baik

yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat

diperbaharui yang memiliki keunggulan komparatif dan

kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka

panjang.

11. Zona adalah ruang yang penggunaannya disepakati

bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan

telah ditetapkan status hukumnya.

12. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas

daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas

tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan

kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan

sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh,

dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan

Page 4: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 3 -

fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan

penunjang perikanan.

13. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan

daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas) mil laut

diukur dari garis pantai, perairan yang

menghubungkan pantai dan pulau-pulau, estuari,

teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna.

14. Peraturan Pemanfaatan Ruang adalah ketentuan yang

mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang laut

dan ketentuan pengendaliannya untuk setiap

kawasan/zona peruntukan.

15. Garis Pantai adalah batas pertemuan antara bagian

laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang

tertinggi.

16. Obyek Vital Nasional adalah kawasan/lokasi,

bangunan/instalasi dan/atau usaha yang menyangkut

hajat hidup orang banyak, kepentingan negara

dan/atau sumber pendapatan negara yang bersifat

strategis.

17. Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang

dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,

dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis

untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan

pembangunan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Wilayah Pertahanan adalah wilayah yang ditetapkan

untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan

keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan

gangguan keutuhan bangsa dan negara.

19. Wisata Bahari adalah kegiatan wisata alam yang

berlangsung di wilayah pesisir dan/ atau laut yang

meliputi wisata pantai, wisata bentang laut, dan wisata

bawah laut.

20. Industri Maritim adalah kegiatan yang berkaitan

dengan pemanfaatan Sumber Daya Kelautan berupa

Page 5: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 4 -

industri galangan kapal, industri pengadaan dan

pembuatan suku cadang, industri peralatan kapal,

dan/atau industri perawatan kapal.

21. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok

orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi,

baik yang berbadan hukum maupun yang tidak

berbadan hukum, dan/atau pemangku kepentingan

nonpemerintah lain dalam penyelenggaran

perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian zonasi.

22. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia

yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden

dan menteri sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

23. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang

memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom.

24. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan bidang kelautan dan perikanan.

Pasal 2

(1) Batas rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan

Sarbagita meliputi:

1. sebelah barat, yaitu:

1. garis yang menghubungkan koordinat 1150 3'

24" Bujur Timur – 80 34' 48" Lintang Selatan ke

arah barat daya pada koordinat 1140 54' 20"

Bujur Timur – 80 43' 45" Lintang Selatan; dan

2. garis yang menghubungkan koordinat 1140 54'

20" Bujur Timur – 80 43' 45" Lintang Selatan ke

arah selatan pada koordinat 1140 51' 35" Bujur

Timur – 90 1' 25" Lintang Selatan;

2. sebelah selatan, yaitu:

1. garis yang menghubungkan koordinat 1140 51'

35" Bujur Timur – 90 1' 25" Lintang Selatan ke

Page 6: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 5 -

arah timur sampai dengan koordinat 1150 7' 54"

Bujur Timur - 90 3' 0" Lintang Selatan;

2. garis yang menghubungkan koordinat 1150 7'

54" Bujur Timur - 90 3' 0" Lintang Selatan ke

arah timur sampai dengan koordinat 1150 23'

2" Bujur Timur - 90 2' 10" Lintang Selatan;

3. sebelah timur, yaitu:

1. garis yang menghubungkan koordinat 1150 23'

2" Bujur Timur - 90 2' 10" Lintang Selatan ke

arah utara sampai dengan koordinat 1150 23' 0"

Bujur Timur - 80 56' 49" LS Lintang Selatan;

2. garis yang menghubungkan koordinat 1150 23'

0" Bujur Timur - 80 56' 49" Lintang Selatan ke

arah utara sampai dengan koordinat 1150 26'

24" Bujur Timur - 80 43' 22" Lintang Selatan;

3. garis yang menghubungkan koordinat 1150 26'

24" Bujur Timur - 80 43' 22" Lintang Selatan ke

arah timur laut sampai dengan koordinat 1150

27' 36" Bujur Timur - 80 42' 12" Lintang Selatan;

4. garis yang menghubungkan koordinat 1150 27'

36" Bujur Timur - 80 42' 12" Lintang Selatan ke

arah barat daya sampai dengan koordinat 1150

26' 19" Bujur Timur - 80 42' 36" Lintang Selatan

di Pantai Nusa Ceningan;

5. garis yang menghubungkan koordinat 1150 26'

19" Bujur Timur - 80 42' 36" Lintang Selatan ke

arah timur laut sampai dengan koordinat 1150

27' 7" Bujur Timur - 80 41' 39" Lintang Selatan

di Pantai Nusa Ceningan;

6. garis yang menghubungkan koordinat 1150 27'

7" Bujur Timur - 80 41' 39" Lintang Selatan ke

arah barat sampai dengan koordinat 1150 25'

45" Bujur Timur - 80 41' 28" Lintang Selatan di

Pantai Nusa Lembongan;

7. garis yang menghubungkan koordinat 1150 25'

45" Bujur Timur - 80 41' 28" Lintang Selatan ke

arah timur laut sampai dengan koordinat 1150

Page 7: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 6 -

26' 24" Bujur Timur - 80 40' 50" Lintang Selatan

di Pantai Nusa Lembongan;

8. garis yang menghubungkan koordinat 1150 26'

24" Bujur Timur - 80 40' 50" Lintang Selatan ke

arah barat laut sampai dengan koordinat 1150

21' 14" Bujur Timur - 80 34' 57" Lintang Selatan

di Pantai Kabupaten Gianyar;

4. sebelah utara, yaitu garis yang menghubungkan

koordinat 1150 3' 24" Bujur Timur – 80 34' 48"

Lintang Selatan pada Garis Pantai sebelah barat

Kabupaten Tabanan ke arah selatan sepanjang

garis pantai Kabupaten Badung menuju ke arah

timur Garis Pantai Kota Denpasar dan Kabupaten

Gianyar pada koordinat 1150 21' 14" Bujur Timur –

80 34' 57" Lintang Selatan;

(2) Peta batas rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan

Sarbagita sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB II

PERAN DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Peran

Pasal 3

Rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita berperan

sebagai alat operasionalisasi rencana tata ruang laut dan

rencana zonasi kawasan antarwilayah, arahan alokasi ruang

untuk RZWP-3-K, dan alat koordinasi dan sinkronisasi

program pembangunan di Kawasan Perkotaan Sarbagita.

Bagian Kedua

Fungsi

Page 8: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 7 -

Pasal 4

Rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita

berfungsi untuk:

a. penyelarasan rencana struktur ruang dengan rencana

tata ruang laut dan rencana tata ruang wilayah;

b. pemberian arahan alokasi ruang laut di sebagian di

Perairan Pesisir dalam penyusunan RZWP-3-K;

c. koordinasi pelaksanaan pembangunan di wilayah

perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita;

d. keterpaduan dan keserasian kepentingan lintas sektor di

wilayah perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita;

e. penetapan lokasi untuk kegiatan bernilai penting dan

strategis nasional di wilayah perairan Kawasan

Perkotaan Sarbagita; dan

f. pengendalian pemanfaatan ruang laut di wilayah

perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita.

BAB III

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI

Bagian Kesatu

Tujuan

Pasal 5

Rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita

ditetapkan dengan tujuan untuk mewujudkan:

a. kawasan pusat kegiatan ekonomi nasional yang berdaya

saing global berbasis pariwisata dengan prinsip

berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat; dan

b. perlindungan, pemanfaatan dan pengendalian

pemanfaatan Sumber Daya Kelautan secara optimal,

terpadu, dan berkelanjutan yang berjati diri budaya Bali.

Bagian Kedua

Kebijakan dan Strategi

Page 9: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 8 -

Pasal 6

(1) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan pusat kegiatan

ekonomi nasional yang berdaya saing global berbasis

pariwisata dengan prinsip berkelanjutan untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5 huruf a meliputi:

a. pengembangan keterpaduan sistem pusat-pusat

kegiatan yang mendukung fungsi kawasan sebagai

pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis kegiatan

pariwisata yang bertaraf internasional;

b. pengembangan susunan pusat pertumbuhan

kelautan dan perikanan untuk mendukung

pelaksanaan pembangunan;

c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan

sistem prasarana laut; dan

d. sinkronisasi pengembangan sektor dan kawasan

prioritas

(2) Strategi untuk pengembangan keterpaduan sistem

pusat-pusat kegiatan yang mendukung fungsi kawasan

sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis

kegiatan pariwisata yang bertaraf internasional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. mengembangkan kegiatan pariwisata di kawasan

perkotaan Sarbagita dan destinasi wisata

sekitarnya;

b. memadukan dan menguatkan keterkaitan antara

destinasi wisata di kawasan perkotaan Sarbagita

dengan destinasi wisata sekitarnya;

c. mengelola secara terpadu kegiatan pariwisata dan

perlindungan lingkungan di wilayah perairan dan

daratan dengan menerapkan aspek resiko bencana

dan dampak perubahan iklim;

d. meningkatkan nilai tambah dan investasi kegiatan

pariwisata dan kegiatan terkait lainnya

e. menata dan mengendalikan sarana dan prasarana

pariwisata; dan

Page 10: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 9 -

f. mengatur kegiatan pariwisata untuk menjaga

lingkungan.

(3) Strategi untuk pengembangan susunan pusat

pertumbuhan kelautan dan perikanan untuk

mendukung pelaksanaan pembangunan sebagaimana

dimaksud dalam pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. mengembangkan infrastruktur untuk mendukung

pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan dan

pusat industri kelautan dengan memperhatikan

aspek resiko bencana dan dampak perubahan iklim;

b. menjamin ketersediaan energi;

c. meningkatkan peran dan jangkauan pelayanan

sistem jaringan sarana dan prasarana laut dalam

mendukung pelaksanaan Proyek Strategis Nasional:

d. mempertahankan keberadaan Obyek Vital Nasional;

e. meningkatkan nilai tambah dan investasi

perdagangan; dan

f. menyelaraskan, menyerasikan, dan

menyeimbangkan antarkegiatan di dalam kawasan

dan/atau zona.

(4) Strategi untuk peningkatan kualitas dan jangkauan

pelayanan sistem prasarana laut sebagaimana

dimaksud dalam pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. mengembangkan infrastruktur untuk mendukung

pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan dengan

memperhatikan aspek resiko bencana dan dampak

perubahan iklim;

b. meningkatkan peran pelabuhan untuk mendukung

pengembangan pusat pertumbuhan kelautan dan

perikanan dan jaringan prasarana dan sarana laut;

c. menata dan meningkatkan efektifitas dan keamanan

Alur Pelayaran dengan memperhatikan pelaksanaan

pelindungan lingkungan maritim;

d. merencanakan, menata jalur dan konstruksi

jaringan pipa bawah laut dan/atau kabel bawah

laut;

Page 11: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 10 -

e. melaksanakan pengawasan, pengamanan, dan/atau

perawatan pipa dan/atau kabel bawah laut; dan

f. mengalokasikan alur pelayaran yang aman dengan

memperhatikan ruang penghidupan dan akses

kepada Nelayan Kecil dan Pembudi Daya Ikan Kecil

(5) Strategi untuk sinkronisasi pengembangan sektor dan

kawasan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d meliputi:

a. menyelaraskan, menyerasikan, dan

menyeimbangkan antarkegiatan di dalam kawasan,

zona, dan/atau subzona di wilayah perairan;

b. menyelaraskan program, kegiatan, dan/atau

pendanaan pembangunan antar-Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah dan program atau kegiatan

pembangunan lintas Perairan Pesisir dalam wilayah

perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan

c. meningkatkan pengawasan terhadap pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan.

Pasal 7

(1) Kebijakan untuk mewujudkan perlindungan,

pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan Sumber

Daya Kelautan secara secara optimal, terpadu, dan

berkelanjutan yang berjati diri budaya Bali

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b

meliputi:

a. pelestarian alam dan sosial-budaya di Kawasan

Perkotaan Sarbagita yang berjati diri budaya Bali;

b. rehabilitasi sumber daya hayati pesisir dan pulau-

pulau kecil; dan

c. pelestarian dan pengembangan potensi Sumber

Daya Kelautan secara optimal.

(2) Strategi untuk pelestarian alam dan sosial-budaya di

Kawasan Perkotaan Sarbagita yang berjati diri budaya

Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

meliputi:

Page 12: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 11 -

a. mengembangkan kegiatan pelestarian lingkungan

dan mempertahankan keaslian dan keunikan

daerah;

b. memanfaatkan dan mengusahakan Sumber Daya

Kelautan secara efisien dan berkelanjutan;

c. mengidentifikasi dan mengendalikan pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan yang mengakibatkan

kerusakan ekosistem yang melampaui kriteria

kerusakan ekosistem;

d. mengidentifikasi dan mengendalikan kegiatan yang

berpotensi mengakibatkan pencemaran dan

dampak negatif terhadap lingkungan pesisir dan

laut; dan

e. meningkatkan pengawasan terhadap pemanfaatan

Sumber Daya Kelautan.

(3) Strategi untuk rehabilitasi sumber daya hayati pesisir

dan pulau-pulau kecil sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b meliputi:

a. mengidentifikasi pemanfaatan wilayah pesisir yang

mengakibatkan kerusakan ekosistem dan

pencemaran; dan

b. mengembalikan dan meningkatkan fungsi sumber

daya hayati laut, pesisir dan pulau-pulau kecil.

(4) Strategi untuk pelestarian dan pengembangan potensi

Sumber Daya Kelautan secara optimal sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:

a. mengembangkan kawasan konservasi di sebagian

wilayah perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan

b. mengembangkan kegiatan perlindungan dan

pelestarian lingkungan laut.

BAB IV

RENCANA STRUKTUR RUANG LAUT

Bagian Kesatu

Umum

Page 13: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 12 -

Pasal 8

Rencana Struktur Ruang Laut rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita meliputi:

a. susunan pusat pertumbuhan kelautan; dan

b. sistem jaringan prasarana dan sarana laut.

Bagian Kedua

Susunan Pusat Pertumbuhan Kelautan

Pasal 9

(1) Susunan pusat pertumbuhan kelautan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 8 huruf a meliputi pusat

pertumbuhan kelautan dan perikanan

(2) Pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sentra

kegiatan perikanan tangkap dan/atau perikanan

budidaya.

Pasal 10

Sentra kegiatan perikanan tangkap dan/atau perikanan

budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2)

berada di Kabupaten Tabanan.

Pasal 11

Susunan pusat pertumbuhan Kelautan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 9 diserasikan, diselaraskan, dan

diseimbangkan dengan rencana tata ruang wilayah.

Bagian Ketiga

Sistem Jaringan Prasarana dan Sarana Laut

Pasal 12

(1) Sistem jaringan prasarana dan sarana laut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf b meliputi:

a. tatanan kepelabuhanan nasional; dan

b. tatanan kepelabuhanan perikanan.

Page 14: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 13 -

(2) Tatanan kepelabuhanan nasional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a dan tatanan

kepelabuhanan perikanan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b diserasikan, diselaraskan, dan

diseimbangkan dengan rencana tata ruang dan rencana

zonasi.

Pasal 13

(1) Tatanan kepelabuhanan nasional sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf a berupa

pelabuhan laut.

(2) Pelabuhan laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

berupa pelabuhan utama.

Pasal 14

Pelabuhan utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

ayat (2) berupa Pelabuhan Benoa di Kota Denpasar.

Pasal 15

Tatanan kepelabuhanan nasional sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 dan Pasal 13 dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 16

(1) Tatanan kepelabuhanan perikanan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf b dilaksanakan

sesuai dengan arah pengembangan dalam rencana

induk Pelabuhan Perikanan nasional.

(2) Arah pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai pentahapan umum Pelabuhan

Perikanan sebagai berikut:

a. penyediaan layanan dasar; dan

b. penumbuhan ekonomi jejaring.

(3) Tahap penyediaan layanan dasar sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan tahap yang

diarahkan untuk membangun pondasi operasionalitas

Page 15: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 14 -

Pelabuhan Perikanan dan dapat melaksanakan sebagai

penyedia produk primer.

(4) Tahap penumbuhan ekonomi jejaring sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan tahap yang

diarahkan agar penyelenggaraan Pelabuhan Perikanan

dapat saling mendukung antara satu dan lainnya guna

menjamin ketersediaan pasokan ikan dan mampu

berperan menjalankan fasilitasi pemasaran secara

regional.

Pasal 17

Pelabuhan Perikanan untuk penyediaan layanan dasar

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a

dilaksanakan berdasarkan rencana alokasi ruang dalam

RZWP-3-K.

Pasal 18

Pelabuhan Perikanan untuk penumbuhan ekonomi jejaring

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b

ditetapkan di Pelabuhan Perikanan Kedonganan di

Kabupaten Badung.

Pasal 19

Rencana Struktur Ruang Laut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 18 digambarkan dalam

peta dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000 tercantum

dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

BAB V

RENCANA POLA RUANG LAUT

Bagian Kesatu

Umum

Page 16: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 15 -

Pasal 20

Rencana pola ruang laut rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita meliputi:

a. Pola Ruang Laut untuk kegiatan bernilai penting dan

strategis nasional di wilayah perairan Kawasan

Perkotaaan Sarbagita; dan

b. arahan alokasi ruang untuk RZWP-3-K.

Bagian Kedua

Pola Ruang Laut untuk Kegiatan Bernilai Penting dan

Strategis Nasional di Wilayah Perairan Kawasan Perkotaaan

Sarbagita

Pasal 21

Pola Ruang Laut untuk kegiatan bernilai penting dan

strategis nasional di wilayah perairan Kawasan Perkotaaan

Sarbagita sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a

meliputi:

a. Kawasan Pemanfaatan Umum; dan

b. Alur Laut.

Pasal 22

Kawasan Pemanfaatan Umum sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 huruf a dikelompokkan ke dalam:

a. zona U1 yang merupakan zona pariwisata;

b. zona U3 yang merupakan zona pelabuhan nasional; dan

c. zona U12 yang merupakan zona bandar udara.

Pasal 23

Zona U1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf a

merupakan area pengembangan destinasi pariwisata

nasional yang berada di area perairan sekitar Kota Denpasar

dan Kabupaten Badung.

Page 17: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 16 -

Pasal 24

Zona U3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf b

meliputi area pengembangan pelabuhan utama, yaitu

Pelabuhan Benoa di sebagian perairan Kota Denpasar.

Pasal 25

Zona U12 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf c

berupa area pengembangan Bandar Udara Internasional

I Gusti Ngurah Rai di sebagian perairan sekitar Kabupaten

Badung.

Pasal 26

Alur Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b

dikelompokkan ke dalam:

a. alur T1 yang merupakan Alur Pelayaran;

b. alur T2 yang merupakan alur pipa bawah laut; dan

c. alur T3 yang merupakan alur kabel bawah laut; dan

d. alur T4 yang merupakan alur migrasi biota.

Pasal 27

(1) Alur T1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a

meliputi:

a. Alur Pelayaran Masuk Pelabuhan Umum dan

Perlintasan di Pelabuhan Benoa; dan

b. Alur Pelayaran yang menghubungkan Pelabuhan

Benoa dengan pelabuhan lainnya.

(2) Alur T2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b

merupakan alur pipa bawah laut di sebagian perairan

sekitar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

(3) Alur T3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf c

meliputi:

a. alur T3.1 yang merupakan alur kabel listrik bawah

laut Bali Nusa Tenggara Barat di sebagian perairan

sekitar Kabupaten Gianyar; dan

b. alur T3.2 yang merupakan alur kabel

telekomunikasi bawah laut disebagian perairan

Page 18: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 17 -

sekitar Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan

Kabupaten Gianyar.

(4) Alur T4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf d

merupakan alur migrasi biota laut yang dilindungi

Bagian Ketiga

Arahan Alokasi Ruang untuk Rencana Zonasi Wilayah

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Pasal 28

Arahan alokasi ruang untuk RZWP-3-K sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 20 huruf b berupa pengelompokan

arahan pemanfaatan ruang laut berdasarkan dominasi

fungsi ruang dan kondisi oseanografi perairan Kawasan

Perkotaaan Sarbagita.

Pasal 29

(1) Arahan alokasi ruang untuk RZWP-3-K sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 28 meliputi:

a. arahan alokasi ruang untuk Kawasan Pemanfaatan

Umum; dan

b. arahan alokasi ruang untuk Kawasan Konservasi.

(2) Arahan alokasi ruang untuk Kawasan Pemanfaatan

Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

meliputi:

a. G1;

b. G2;

c. G3; dan

d. G4.

(3) Arahan alokasi ruang untuk Kawasan Konservasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa

G5.

Pasal 30

G1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf a

merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk

kegiatan penangkapan ikan di sebagian perairan sekitar

Page 19: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 18 -

Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan

Kabupaten Tabanan.

Pasal 31

G2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2) huruf b

merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk

kegiatan pariwisata, hutan mangrove, dan pembudidayaan

ikan di sebagian perairan sekitar Kabupaten Badung.

Pasal 32

(1) G3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)

huruf c merupakan kawasan yang memiliki fungsi

utama untuk kegiatan industri, jasa/perdagangan,

pertambangan dan energi;

(2) G3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Pelabuhan Perikanan Kedonganan di sebagian

perairan sekitar Kabupaten Badung yang berfungsi

sebagai pendukung kegiatan industri;

b. Pelabuhan Serangan di sebagian perairan sekitar

Kota Denpasar yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan jasa/perdagangan; dan

c. Pelabuhan Sanur di sebagian perairan sekitar Kota

Denpasar yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan jasa/perdagangan.

Pasal 33

(1) G4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2)

huruf c merupakan kawasan yang berfungsi sebagai

penyangga pesisir yang digunakan untuk pemanfaatan

lainnya sesuai dengan karakteristik biogeofisik

lingkungannya.

(2) G4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Kawasan Suci Pura Uluwatu, Kawasan Suci Pura

Gunung Payung, dan Kawasan Suci KKM Teluk

Benoa di sebagian perairan sekitar Kabupaten

Badung;

Page 20: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 19 -

b. Kawasan Suci KKM Teluk Benoa, Kawasan Suci

Pura Sakenan di sebagian perairan sekitar Kota

Denpasar.

Pasal 34

(1) G5 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (3)

merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama untuk

mendukung kegiatan perlindungan dan pelestarian

ekosistem dan keanekaragaman hayati;

(2) G5 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. Kawasan Konservasi di sebagian perairan sekitar

Kabupaten Badung;

b. Kawasan Konservasi di sebagian perairan sekitar

Kota Denpasar; dan

c. Kawasan Konservasi di sebagian perairan sekitar

Kabupaten Klungkung.

Pasal 35

(1) Rencana Pola Ruang Laut sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 34 digambarkan

dalam peta dengan tingkat ketelitian skala 1:50.000

tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini.

(2) Rincian luas beserta daftar koordinat pola ruang untuk

kegiatan bernilai penting dan strategis nasional

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 sampai dengan

Pasal 27 tercantum dalam Lampiran IV yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Presiden ini.

BAB VI

RENCANA PEMANFAATAN RUANG LAUT

Pasal 36

(1) Rencana pemanfaatan ruang laut merupakan upaya

untuk mewujudkan Struktur Ruang Laut dan Pola

Ruang Laut pada rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita yang dijabarkan ke dalam indikasi

Page 21: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 20 -

program utama pemanfaatan ruang dalam jangka

waktu 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun

perencanaan 20 (dua puluh) tahun.

(2) Indikasi program utama pemanfaatan ruang laut

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. program utama;

b. lokasi program;

c. sumber pendanaan;

d. pelaksana program; dan

e. waktu dan tahapan pelaksanaan.

Pasal 37

Program utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat

(2) huruf a dan lokasi program sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 36 ayat (2) huruf b ditujukan untuk

mewujudkan:

a. rencana Struktur Ruang Laut, yang ditetapkan melalui

penjabaran dan keterkaitan kebijakan dan strategi

pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan

Rencana Struktur Ruang Laut; dan

b. rencana Pola Ruang Laut, yang ditetapkan melalui

penjabaran dan keterkaitan kebijakan dan strategi

pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita dengan

Rencana Pola Ruang Laut.

Pasal 38

Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

ayat (2) huruf c dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 39

Pelaksana program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

ayat (2) huruf d terdiri atas:

a. Pemerintah Pusat;

b. Pemerintah Daerah; dan/atau

Page 22: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 21 -

c. Masyarakat.

Pasal 40

(1) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 36 ayat (2) huruf e disusun berdasarkan program

utama dan kapasitas pendanaan dalam waktu 20 (dua

puluh) tahun.

(2) Waktu pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terdiri atas 4 (empat) tahapan, sebagai dasar bagi

pelaksana program dalam melaksanakan kegiatan

pembangunan di Kawasan Perkotaan Sarbagita yang

meliputi:

a. tahap pertama pada periode 2020–2024;

b. tahap kedua pada periode 2025–2029;

c. tahap ketiga pada periode 2030–2034; dan

d. tahap keempat pada periode 2035–2039.

Pasal 41

Rincian indikasi program utama pemanfaatan ruang laut di

Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 36 ayat (2) tercantum dalam Lampiran V yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Presiden ini.

BAB VII

PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG LAUT

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 42

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang laut merupakan

acuan dalam pelaksanaan program pengendalian

pemanfaatan ruang laut di Kawasan Perkotaan

Sarbagita.

(2) Pengendalian pemanfaatan ruang laut meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang;

Page 23: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 22 -

b. perizinan;

c. pemberian insentif dan disinsentif; dan

d. sanksi.

Bagian Kedua

Peraturan Pemanfaatan Ruang

Paragraf 1

Umum

Pasal 43

(1) Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 42 ayat (2) huruf a merupakan instrumen

pengendalian pemanfaatan ruang laut yang disusun

berdasarkan kawasan, zona, atau Alur Laut.

(2) Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang pada rencana

Struktur Ruang Laut;

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang pada rencana Pola

Ruang Laut untuk kegiatan bernilai penting dan

strategis nasional di perairan Kawasan Perkotaaan

Sarbagita; dan

c. Peraturan Pemanfaatan Ruang pada arahan

alokasi ruang untuk RZWP-3-K.

(3) Muatan Peraturan Pemanfaatan Ruang sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) paling sedikit meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat; dan

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan.

Paragraf 2

Peraturan Pemanfaatan Ruang pada

Rencana Struktur Ruang Laut

Page 24: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 23 -

Pasal 44

Peraturan Pemanfaatan Ruang pada rencana Struktur

Ruang Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2)

huruf a meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk pusat

pertumbuhan kelautan dan perikanan; dan

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk sistem jaringan

prasarana dan sarana laut.

Pasal 45

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk pusat pertumbuhan

kelautan dan perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

44 huruf a meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. pemanfaatan ruang laut di sentra kegiatan

perikanan tangkap dan/atau sentra kegiatan

perikanan budidaya yang mendukung

peningkatan produksi ikan secara berkelanjutan;

dan

2. pemanfaatan ruang laut di sentra kegiatan

perikanan tangkap dan/atau sentra kegiatan

perikanan budidaya yang mendukung

ketersediaan sarana dan prasarana penangkapan

ikan dan/atau pembudidayaan ikan yang

memadai;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. kegiatan selain sebagaimana dimaksud dalam

huruf a yang tidak mengganggu fungsi pusat

pertumbuhan kelautan dan perikanan; dan

2. kegiatan pemanfaatan ruang untuk fasilitas

penunjang sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang menghalangi dan/atau menutup

lokasi dan jalur evakuasi bencana;

2. kegiatan yang menimbulkan pencemaran laut;

Page 25: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 24 -

3. kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak

fungsi fasilitas pokok dan fasilitas penunjang

pusat pertumbuhan kelautan dan perikanan;

4. kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak

sarana dan prasarana pusat pertumbuhan

kelautan dan perikanan; dan

5. kegiatan lain yang mengganggu fungsi pusat

pertumbuhan kelautan dan perikanan.

Pasal 46

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk sistem jaringan

prasarana dan sarana laut sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 44 huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas

penunjang pelabuhan dan revitalisasi dermaga

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang kepelabuhanan;

2. penempatan dan/atau pemasangan sarana bantu

navigasi pelayaran;

3. pemeliharaan sarana bantu navigasi pelayaran;

4. pemeliharan lebar dan kedalaman alur;

5. penyelenggaraan kenavigasian pada Alur Pelayaran;

6. pelaksanaan hak lintas damai;

7. pembatasan kecepatan kapal yang bernavigasi pada

Alur Pelayaran dan perlintasan yang berdekatan

dengan alur migrasi biota dan/atau melintasi

kawasan konservasi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di bidang

pelayaran; dan

8. pelaksanaan hak dan kewajiban kapal dan pesawat

udara asing dalam melaksanakan hak lintas alur

laut kepulauan melalui Alur Laut yang ditetapkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pelayaran;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

Page 26: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 25 -

1. kegiatan selain sebagaimana dimaksud dalam

huruf a yang tidak mengganggu fungsi jaringan

sarana dan prasarana laut; dan

2. kegiatan selain sebagaimana dimaksud dalam

huruf a yang berada di dalam Daerah Lingkungan

Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan

Kepentingan Pelabuhan, dan Alur Pelayaran

dengan mendapat izin sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak

fungsi fasilitas pokok dan fasilitas penunjang

pelabuhan;

2. kegiatan yang mengganggu dan/atau merusak

sarana bantu navigasi pelayaran;

3. pendirian, penempatan, dan/atau pembongkaran

bangunan atau instalasi di laut yang mengganggu

Alur Pelayaran;

4. kegiatan yang mengganggu ruang udara bebas di

atas perairan dan di bawah perairan yang

berdampak pada keberadaan Alur Pelayaran; dan

5. kegiatan lain yang mengganggu fungsi sistem

jaringan prasarana dan sarana laut.

Paragraf 3

Peraturan Pemanfaatan Ruang

pada Rencana Pola Ruang Laut untuk Kegiatan Bernilai

Penting dan Strategis Nasional di Perairan Kawasan

Perkotaaan Sarbagita

Pasal 47

Peraturan Pemanfaatan Ruang pada rencana Pola Ruang

Laut untuk kegiatan bernilai penting dan strategis nasional

di wilayah perairan Kawasan Perkotaan Sarbagita

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) huruf b

meliputi:

Page 27: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 26 -

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan

Pemanfaatan Umum; dan

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Alur Laut.

Pasal 48

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan

Pemanfaatan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47

huruf a meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk zona U1;

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk zona U3; dan

c. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk zona U12.

Pasal 49

Peraturan pemanfaatan ruang untuk zona U1 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 48 huruf a meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang

tidak berdampak pada kerusakan lingkungan; dan

3. pembangunan sarana dan prasarana dasar;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. penangkapan ikan dengan alat tangkap yang

ramah lingkungan yang dilakukan pada saat tidak

ada kegiatan pariwisata;

2. labuh jangkar kapal;

3. pembangunan bangunan pengamanan pantai; dan

4. pembangunan sarana dan prasarana wisata;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan, meliputi:

1. penangkapan ikan dengan alat penangkapan ikan

dan alat bantu penangkapan ikan yang bersifat

statis dan pasif;

2. penangkapan ikan dengan alat tangkap yang

bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir dan

pulau-pulau kecil;

3. pembangunan sarana dan prasarana pariwisata

yang permanen; dan

4. pembuangan sampah dan limbah.

Page 28: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 27 -

Pasal 50

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk untuk zona U3

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf b meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. pelaksanaan bongkar muat kapal penumpang

skala internasional dan nasional;

3. penempatan sarana bantu navigasi pelayaran;

4. penyediaan fasilitas sandar kapal;

5. penyediaan perairan tempat labuh;

6. penyediaan kolam pelabuhan untuk kebutuhan

sandar dan olah gerak kapal;

7. pengembangan pelabuhan jangka panjang;

8. penyediaan fasilitas pembangunan dan

pemeliharaan kapal;

9. pengalokasian ruang perairan untuk keperluan

darurat;

10. pengalokasian ruang perairan tempat labuh

jangkar;

11. pengalokasian ruang perairan pandu;

12. kepelabuhanan dan/atau kenavigasian sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pelayaran;

13. operasional pelabuhan;

14. penunjang operasional pelabuhan;

15. pengembangan zona U3;

16. pertahanan dan keamanan negara; dan

17. pengalokasian ruang perairan untuk keperluan

pemeliharaan lebar dan kedalaman alur;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. monitoring dan evaluasi;

2. Wisata Bahari;

3. pembangunan bangunan pengamanan pantai;

4. penggelaran dan/atau pemasangan kabel

dan/atau pipa bawah laut;

5. kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan di area

pelabuhan; dan

Page 29: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 28 -

6. kegiatan selain sebagaimana dimaksud pada huruf

a yang berada di dalam Daerah Lingkungan Kerja

Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan

Pelabuhan, dan Alur Pelayaran dengan mendapat

izin sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang mengganggu fungsi pelabuhan

utama;

2. pembuangan sampah dan limbah; dan

3. kegiatan lainnya yang mengurangi nilai dan/atau

fungsi zona U3.

Pasal 51

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk zona U12

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 huruf c meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. pelaksanaan kegiatan kebandarudaraan;

3. pengamanan terhadap ruang udara untuk

penerbangan yang berupa ruang udara di atas

bandar udara, ruang udara di sekitar bandar

udara, dan ruang udara yang ditetapkan sebagai

jalur penerbangan;

4. pelaksanaan operasional kebandarudaraan;

5. penunjang pelayanan jasa kebandarudaraan;

6. penunjang keselamatan operasi penerbangan;

7. pelayanan kepabeanan;

8. pelaksanaan karantina, imigrasi, dan keamanan;

9. penunjang pelayanan jasa kebandarudaraan; dan

10. pertahanan dan keamanan negara;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. pemanfaatan perairan dan ruang udara di sekitar

zona U12 yang tidak mengganggu keselamatan

operasi penerbangan dan fungsi bandar udara;

dan

Page 30: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 29 -

2. pengembangan bandar udara dengan reklamasi

dengan mempertimbangkan karakteristik

lingkungan dan kerawanan terhadap bencana;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang membahayakan keamanan dan

keselamatan operasional penerbangan;

2. kegiatan yang mengganggu fungsi

kebandarudaraan; dan

3. kegiatan yang mengganggu fungsi zona U12.

Pasal 52

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Alur Laut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf b meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T1;

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T2;

c. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T3; dan

d. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T4;

Pasal 53

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T1 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 52 huruf a meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. lalu lintas kapal dari dan/atau menuju pelabuhan

utama;

3. pengerukan Alur Pelayaran dan kolam pelabuhan;

4. penempatan sarana bantu navigasi pelayaran;

5. penetapan system rute kapal (ship routeing

system);

6. penangkapan ikan menggunakan alat

penangkapan ikan yang diperbolehkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;

7. pemanfaatan Alur Pelayaran oleh Masyarakat; dan

8. pelaksanaan hak lintas alur kepulauan dan/atau

hak lintas damai sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

Page 31: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 30 -

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. pemanfaatan Alur Pelayaran untuk rute kapal

nelayan

2. pemasangan pipa dan/atau kabel bawah laut;

3. pembinaan dan pengawasan;

4. kegiatan lainnya yang tidak mengurangi nilai

dan/atau fungsi alur T1; dan

5. pelaksanaan pemanfaatan ruang laut

sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan

mempertimbangkan penyelenggaraan

kenavigasian dan keselamatan pelayaran sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. kegiatan yang mengganggu fungsi alur T1;

2. kegiatan usaha pertambangan;

3. pembangunan bangunan dan instalasi di laut

selain untuk fungsi navigasi;

4. pembudidayaan ikan;

5. pembuangan sampah dan limbah; dan

6. penangkapan ikan dengan alat penangkapan ikan

dan alat bantu penangkapan ikan yang bersifat

statis.

Pasal 54

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk alur T2 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 52 huruf b dan alur T3 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 52 huruf c meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. kegiatan operasional dan kegiatan penunjang alur

T2 dan alur T3;

3. kegiatan penangkapan ikan pelagis dengan alat

penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan

ikan yang bersifat aktif;

4. penempatan sarana bantu navigasi pelayaran; dan

Page 32: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 31 -

5. penetapan zona keamanan dan keselamatan di

sekitar alur T2 dan alur T3;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. wisata bahari;

2. pembudidayaan ikan;

3. pendirian dan/atau penempatan bangunan dan

instalasi di laut di sekitar kabel atau pipa bawah

laut;

4. kegiatan yang aman bagi instalasi jaringan pipa

gas bumi, kabel listrik bawah laut, dan kabel

telekomunikasi bawah laut;

5. kegiatan yang tidak mengganggu fungsi jaringan

pipa gas bumi, kabel listrik bawah laut, dan kabel

telekomunikasi bawah laut; dan

6. perbaikan dan/atau perawatan kabel atau pipa

bawah laut;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. pertambangan mineral;

2. kegiatan penangkapan ikan demersal dengan alat

penangkapan ikan bergerak atau ditarik;

3. labuh jangkar;

4. pemasangan alat bantu penangkapan ikan statis;

5. pembuangan sampah dan limbah; dan

6. kegiatan yang dapat mengganggu fungsi alur T2

dan alur T3.

Pasal 55

Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Alur T4 sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 52 huruf d meliputi:

a. kegiatan yang diperbolehkan meliputi:

1. penelitian dan/atau pendidikan;

2. perlindungan dan pelestarian ekosistem; dan

3. perlindungan dan pelestarian biota pari manta,

penyu, dan mamalia laut;

b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi:

1. pendirian dan/atau penempatan kabel atau pipa

bawah laut;

Page 33: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 32 -

2. perbaikan dan/atau perawatan kabel atau pipa

bawah laut; dan

3. wisata bahari;

c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:

1. pertambangan;

2. pemasangan alat bantu penangkapan ikan statis;

3. pembuangan sampah dan limbah; dan

4. kegiatan lainnya yang dapat mengganggu fungsi

Alur T4.

Paragraf 4

Peraturan Pemanfaatan Ruang pada Arahan Alokasi Ruang

untuk RZWP-3-K

Pasal 56

(1) Peraturan Pemanfaatan Ruang pada arahan alokasi

ruang untuk RZWP-3-K di perairan Kawasan

Perkotaaan Sarbagita sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 43 ayat (2) huruf c meliputi:

a. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan

Pemanfaatan Umum; dan

b. Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan

Konservasi.

(2) Peraturan Pemanfaatan Ruang untuk Kawasan

Pemanfaatan Umum dan Kawasan Konservasi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

berdasarkan ketentuan dalam RZWP-3-K.

Bagian Ketiga

Perizinan

Pasal 57

(1) Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat

(2) huruf b dilaksanakan melalui pemberian perizinan

berusaha/perizinan berusaha pemanfaatan di laut.

Page 34: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 33 -

(2) Perairan perizinan berusaha/perizinan berusaha

pemanfaatan di laut sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pemberian Insentif dan Disinsentif

Paragraf 1

Umum

Pasal 58

Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 42 ayat (2) huruf c dalam pengendalian

pemanfaatan ruang laut dilaksanakan untuk:

a. meningkatkan upaya pengendalian pemanfaatan

ruang laut dalam rangka mewujudkan pemanfaatan

ruang laut sesuai dengan rencana zonasi KSN

Kawasan Perkotaan Sarbagita;

b. memfasilitasi kegiatan pemanfaatan ruang Laut di

Kawasan Perkotaan Sarbagita agar sejalan dengan

rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita;

dan

c. meningkatkan kemitraan semua pemangku

kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang Laut

di Kawasan Perkotaan Sarbagita yang sejalan dengan

rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita.

Paragraf 2

Pemberian Insentif

Pasal 59

(1) Pemberian insentif untuk kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang laut diberikan oleh:

Page 35: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 34 -

a. Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah;

dan

b. Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah

kepada masyarakat.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diberikan pada ruang laut yang diprioritaskan

pengembangannya.

Pasal 60

Pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59

meliputi:

a. penyediaan prasarana dan sarana;

b. penghargaan; dan

c. publikasi atau promosi.

Pasal 61

(1) Pemberian insentif dari Pemerintah Pusat kepada

Pemerintah Daerah meliputi:

a. penyediaan prasarana dan sarana di daerah;

b. penghargaan dan fasilitasi; dan

c. publikasi atau promosi daerah.

(2) Pemberian insentif dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah kepada Masyarakat berupa

penyediaan prasarana dan sarana.

Paragraf 3

Pemberian Disinsentif

Pasal 62

(1) Pemberian disinsentif untuk kegiatan pengendalian

pemanfaatan ruang laut diberikan oleh Pemerintah

Pusat dan/atau Pemerintah Daerah kepada

Masyarakat.

(2) Pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diberikan pada ruang laut yang dibatasi

pengembangannya.

Page 36: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 35 -

(3) Pemberian disinsentif diberikan untuk kegiatan

pengendalian pemanfaatan ruang Laut pada kawasan

yang dibatasi pengembangannya.

a. pembatasan penyediaan prasarana dan sarana;

dan/atau

b. pemberitahuan kinerja negatif kepada publik.

Bagian Kelima

Sanksi

Pasal 63

(1) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2)

huruf d diberikan dalam bentuk sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

BAB VIII

PERAN MASYARAKAT

Pasal 64

Peran Masyarakat dalam perencanaan ruang laut dilakukan

pada tahap:

a. perencanaan zonasi Kawasan Perkotaan Sarbagita;

b. pemanfaatan ruang laut; dan

c. pengendalian pemanfaatan ruang laut.

Pasal 65

Bentuk peran Masyarakat dalam perencanaan zonasi

Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 64 huruf a meliputi:

a. memberikan masukan dalam:

1. persiapan penyusunan rencana zonasi KSN

Kawasan Perkotaan Sarbagita;

2. penentuan arah pengembangan wilayah atau

kawasan;

Page 37: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 36 -

3. pengidentifikasian potensi dan masalah

pembangunan wilayah atau kawasan;

4. perumusan konsepsi rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita; dan

5. penetapan rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita.

b. kerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, dan/atau sesama unsur Masyarakat dalam

perencanaan zonasi Kawasan Perkotaan Sarbagita.

Pasal 66

(1) Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dalam

perencanaan zonasi Kawasan Perkotaan Sarbagita

dapat secara aktif melibatkan Masyarakat.

(2) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

terdiri atas:

a. Masyarakat yang terkena dampak langsung dari

kegiatan perencanaan zonasi Kawasan Perkotaan

Sarbagita;

b. Masyarakat yang memiliki keahlian di bidang

perencanaan zonasi; dan/atau

c. Masyarakat yang kegiatan pokoknya di bidang

perencanaan zonasi.

Pasal 67

Bentuk peran Masyarakat dalam pemanfaatan ruang laut

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf b berupa:

a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang laut;

b. kerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, dan/atau sesama unsur Masyarakat dalam

pemanfaatan ruang laut;

c. kerja sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Daerah, dan/atau sesama unsur Masyarakat dalam

upaya pelindungan lingkungan Laut;

d. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan

kearifan lokal dan rencana zonasi yang telah

ditetapkan;

Page 38: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 37 -

e. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam

pemanfaatan ruang darat dan ruang laut dengan

memperhatikan kearifan lokal sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

f. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan

keamanan; dan/atau

g. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang laut

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Pasal 68

Bentuk peran Masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan

ruang laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 huruf c

berupa:

a. masukan terkait pelaksanaan Peraturan Pemanfaatan

Ruang, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif,

dan/atau sanksi;

b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi

pelaksanaan rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan

Sarbagita;

c. pelaporan kepada kementerian, lembaga, dan/atau

pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan

penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan

ruang laut yang melanggar rencana zonasi KSN

Kawasan Perkotaan Sarbagita; dan/atau

d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang

berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai

dengan rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan

Sarbagita.

Pasal 69

Peran Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64

sampai dengan Pasal 68 disampaikan secara langsung

dan/atau tertulis kepada Menteri dan/atau pejabat yang

berwenang.

BAB IX

JANGKA WAKTU DAN PENINJAUAN KEMBALI

Page 39: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 38 -

Pasal 70

(1) Rencana zonasi KSN Kawasan Perkotaan Sarbagita

berlaku selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak

tanggal penetapan.

(2) Peninjauan kembali rencana zonasi KSN Kawasan

Perkotaan Sarbagita dilakukan 1 (satu) kali dalam 5

(lima) tahun.

(3) Pelaksanaan peninjauan kembali rencana zonasi KSN

Kawasan Perkotaan Sarbagita dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 71

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, ketentuan

mengenai alokasi ruang dalam peraturan perundang-

undangan tentang RZWP-3-K dan rencana tata ruang dalam

peraturan perundang-undangan tentang rencana tata ruang

wilayah yang bertentangan dengan Peraturan Presiden ini

harus disesuaikan paling lambat dalam waktu 5 (lima) tahun

terhitung sejak tanggal Peraturan Presiden ini diundangkan

atau pada saat peninjauan kembali.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 72

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, peraturan

perundang-undangan mengenai RZWP-3-K dan rencana

tata ruang wilayah yang berlaku sebelum Peraturan

Presiden ini diundangkan tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan Peraturan Presiden ini.

Pasal 73

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal

Page 40: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- 39 -

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Presiden ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik

Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal…

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal …

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN … NOMOR …

Page 41: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN TENTANG RENCANA ZONASI KAWASAN STRATEGIS NASIONAL

KAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

PETA BATAS RENCANA ZONASI KSN KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA

Page 42: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 43: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

PETA BATAS RENCANA ZONASI KSN KAWASAN PERKOTAAN SARBAGITA

SKALA 1:250.000

Page 44: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

LAMPIRAN IIIPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUNTENTANGRENCANA ZONASI KAWASAN STRATEGIS NASIONALKAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

PETA RENCANA POLA RUANG LAUT

Page 45: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

PETA RENCANA POLA RUANG LAUTKETERANGAN GAMBAR

SKALA KETELITIAN 1:50.000

Page 46: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

INDEKS PETA

Page 47: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 48: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 49: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 50: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 51: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut
Page 52: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

LAMPIRAN IV

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

TENTANG

RENCANA ZONASI KAWASAN PERKOTAAN

DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, DAN TABANAN

RINCIAN LUAS KAWASAN DAN ZONA POLA RUANG

Kawasan Zona Kode Luas (Ha)

Pemanfaatan Umum

Bandar Udara U12 291,16

Pelabuhan U3 1377,41

Pariwisata U1 3633,30

Alur Laut Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut T3 13761,34

Alur Pelayaran T1 1326,08

Alur Migrasi Biota T4 5210,31

Luas Total 25599,6

Page 53: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

DAFTAR KOORDINAT ZONA POLA RUANG LAUT

Kawasan Zona Lintang Selatan Bujur Timur Derajat Menit Detik Lintang Derajat Menit Detik Bujur

Kawasan Pemanfaatan Umum Bandar Udara 115 9 45,957 BT 8 45 9,717 LS

Bandar Udara 115 8 23,468 BT 8 45 13,011 LS

Bandar Udara 115 8 21,73 BT 8 44 30,059 LS

Bandar Udara 115 9 37,221 BT 8 44 27,211 LS

Bandar Udara 115 9 8,982 BT 8 44 49,391 LS

Bandar Udara 115 9 8,68 BT 8 45 1,75 LS

Bandar Udara 115 11 4,194 BT 8 44 46,437 LS

Bandar Udara 115 11 5,107 BT 8 44 52,965 LS

Bandar Udara 115 11 3,377 BT 8 44 57,11 LS

Pelabuhan 115 12 43,468 BT 8 43 54,62 LS

Pelabuhan 115 12 44,715 BT 8 43 54,68 LS

Pelabuhan 115 12 59,583 BT 8 45 6,593 LS

Pelabuhan 115 12 49,999 BT 8 45 2,594 LS

Pelabuhan 115 12 19,57 BT 8 44 58,699 LS

Pelabuhan 115 11 49,278 BT 8 44 34,483 LS

Pelabuhan 115 11 54,488 BT 8 44 19,043 LS

Pelabuhan 115 12 0,638 BT 8 44 15,13 LS

Pelabuhan 115 12 4,437 BT 8 44 15,746 LS

Pelabuhan 115 12 39,969 BT 8 44 7,356 LS

Pelabuhan 115 12 40,687 BT 8 44 4,663 LS

Pelabuhan 115 12 41,434 BT 8 44 1,862 LS

Pelabuhan 115 12 43,269 BT 8 43 54,984 LS

Pelabuhan 115 12 41,669 BT 8 43 58,081 LS

Pelabuhan 115 12 40,991 BT 8 43 57,782 LS

Pelabuhan 115 12 41,249 BT 8 43 53,166 LS

Pelabuhan 115 12 47,489 BT 8 43 41,268 LS

Pelabuhan 115 13 4,435 BT 8 43 46,775 LS

Pelabuhan 115 13 18,615 BT 8 44 1,466 LS

Pelabuhan 115 13 14,912 BT 8 44 7,981 LS

Page 54: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Pelabuhan 115 13 14,96 BT 8 44 19,411 LS

Pelabuhan 115 13 12,004 BT 8 44 20,953 LS

Pelabuhan 115 13 4,166 BT 8 44 47,422 LS

Pelabuhan 115 13 33,248 BT 8 45 1,942 LS

Pelabuhan 115 13 42,414 BT 8 45 8,195 LS

Pelabuhan 115 13 47,811 BT 8 45 0,828 LS

Pelabuhan 115 13 57,576 BT 8 44 53,633 LS

Pelabuhan 115 14 4,941 BT 8 44 48,714 LS

Pelabuhan 115 14 5,366 BT 8 44 48,974 LS

Pelabuhan 115 14 12,738 BT 8 44 37,978 LS

Pelabuhan 115 14 21,619 BT 8 44 36,234 LS

Pelabuhan 115 16 0,001 BT 8 45 40,5 LS

Pelabuhan 115 16 0,001 BT 8 46 0 LS

Pelabuhan 115 13 41,372 BT 8 46 27,463 LS

Pelabuhan 115 13 41,372 BT 8 46 0,986 LS

Pelabuhan 115 13 56,372 BT 8 45 51,467 LS

Pelabuhan 115 14 1,188 BT 8 45 40,264 LS

Pelabuhan 115 13 54,109 BT 8 45 31,91 LS

Pelabuhan 115 13 44,847 BT 8 45 32,052 LS

Pelabuhan 115 13 34,026 BT 8 45 17,82 LS

Pelabuhan 115 13 20,364 BT 8 45 19,107 LS

Pelabuhan 115 13 4,608 BT 8 45 8,755 LS

Pariwisata 115 9 39,756 BT 8 41 50,585 LS

Pariwisata 115 9 15,072 BT 8 41 58,8 LS

Pariwisata 115 9 42,399 BT 8 43 18,536 LS

Pariwisata 115 9 24,106 BT 8 43 43,616 LS

Pariwisata 115 9 49,389 BT 8 43 50,344 LS

Pariwisata 115 10 8,192 BT 8 45 38,686 LS

Pariwisata 115 9 38,91 BT 8 45 38,684 LS

Pariwisata 115 9 32,434 BT 8 46 25,81 LS

Pariwisata 115 8 5,085 BT 8 46 39,708 LS

Pariwisata 115 7 37,988 BT 8 46 57,442 LS

Page 55: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Pariwisata 115 7 20,268 BT 8 46 58,469 LS

Pariwisata 115 6 7,878 BT 8 48 38,299 LS

Pariwisata 115 6 14,303 BT 8 48 34,551 LS

Pariwisata 115 6 15,949 BT 8 48 37,423 LS

Pariwisata 115 13 45,414 BT 8 47 11,604 LS

Pariwisata 115 13 42,633 BT 8 47 4,191 LS

Pariwisata 115 13 36,909 BT 8 47 5,937 LS

Pariwisata 115 13 27,087 BT 8 46 14,722 LS

Pariwisata 115 13 30,957 BT 8 46 13,541 LS

Pariwisata 115 13 30,24 BT 8 46 4,115 LS

Pariwisata 115 13 25,6 BT 8 46 4,391 LS

Pariwisata 115 13 25,125 BT 8 45 56,461 LS

Pariwisata 115 13 29,881 BT 8 45 56,549 LS

Pariwisata 115 13 29,946 BT 8 45 53,287 LS

Pariwisata 115 13 25,406 BT 8 45 53,139 LS

Pariwisata 115 14 22,249 BT 8 43 17,049 LS

Pariwisata 115 14 22,377 BT 8 43 13,22 LS

Pariwisata 115 14 33,917 BT 8 43 13,22 LS

Pariwisata 115 15 3,71 BT 8 43 31,315 LS

Pariwisata 115 14 56,445 BT 8 43 42,567 LS

Pariwisata 115 14 40,512 BT 8 43 52,898 LS

Pariwisata 115 14 27,92 BT 8 44 5,387 LS

Pariwisata 115 14 14,377 BT 8 44 15,384 LS

Pariwisata 115 14 10,454 BT 8 44 11,315 LS

Pariwisata 115 14 22,481 BT 8 44 3,777 LS

Pariwisata 115 14 21,487 BT 8 43 58,397 LS

Pariwisata 115 14 25,153 BT 8 43 53,223 LS

Pariwisata 115 14 28,922 BT 8 43 54,183 LS

Pariwisata 115 14 30,43 BT 8 43 49,797 LS

Pariwisata 115 14 21,419 BT 8 43 44,417 LS

Pariwisata 115 14 26,078 BT 8 43 36,708 LS

Pariwisata 115 14 32,554 BT 8 43 43,047 LS

Page 56: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Pariwisata 115 14 39,339 BT 8 43 47,244 LS

Pariwisata 115 14 40,238 BT 8 43 31,354 LS

Pariwisata 115 14 58,565 BT 8 42 48,183 LS

Pariwisata 115 14 58,373 BT 8 43 13,222 LS

Pariwisata 115 15 5,322 BT 8 43 14,637 LS

Pariwisata 115 16 0,505 BT 8 42 48,315 LS

Pariwisata 115 16 26,283 BT 8 41 43,265 LS

Pariwisata 115 16 18,138 BT 8 40 57,257 LS

Pariwisata 115 16 8,512 BT 8 40 18,372 LS

Pariwisata 115 15 59,016 BT 8 40 19,538 LS

Pariwisata 115 16 1,263 BT 8 40 35,496 LS

Pariwisata 115 15 54,587 BT 8 40 36,567 LS

Pariwisata 115 15 51,852 BT 8 40 50,991 LS

Pariwisata 115 15 56,466 BT 8 40 51,075 LS

Pariwisata 115 15 56,389 BT 8 40 56,12 LS

Pariwisata 115 15 51,697 BT 8 40 56,206 LS

Pariwisata 115 16 0,601 BT 8 41 37,3 LS

Pariwisata 115 16 5,628 BT 8 41 37,967 LS

Pariwisata 115 16 4,893 BT 8 41 42,817 LS

Pariwisata 115 15 59,98 BT 8 41 42,176 LS

Pariwisata 115 15 52,462 BT 8 42 15,652 LS

Pariwisata 115 15 58,243 BT 8 42 18,751 LS

Pariwisata 115 15 50,905 BT 8 42 30,199 LS

Pariwisata 115 15 45,867 BT 8 42 26,729 LS

Pariwisata 115 15 9,337 BT 8 42 45,12 LS

Pariwisata 115 15 10,021 BT 8 42 48,94 LS

Pariwisata 115 15 7,425 BT 8 42 49,442 LS

Pariwisata 115 15 6,662 BT 8 42 45,372 LS

Pariwisata 115 7 31,292 BT 8 47 23,021 LS

Pariwisata 115 7 21,699 BT 8 47 1,784 LS

Pariwisata 115 13 57,741 BT 8 46 27,504 LS

Pariwisata 115 14 39,2 BT 8 47 40,893 LS

Page 57: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Pariwisata 115 14 14,907 BT 8 47 50,593 LS

Pariwisata 115 14 14,741 BT 8 48 7,402 LS

Pariwisata 115 14 18,305 BT 8 48 16,283 LS

Pariwisata 115 14 4,867 BT 8 48 31,525 LS

Pariwisata 115 14 22,937 BT 8 48 40,56 LS

Pariwisata 115 13 56,343 BT 8 49 15,286 LS

Pariwisata 115 13 45,623 BT 8 49 32,87 LS

Pariwisata 115 13 21,495 BT 8 50 17,867 LS

Pariwisata 115 12 3,637 BT 8 50 54,546 LS

Pariwisata 115 9 18,84 BT 8 51 19,175 LS

Pariwisata 115 7 40,5 BT 8 51 16,308 LS

Pariwisata 115 5 8,184 BT 8 50 40,813 LS

Pariwisata 115 5 19,783 BT 8 50 17,699 LS

Pariwisata 115 5 22,598 BT 8 48 50,343 LS

Pariwisata 115 5 3,821 BT 8 48 31,328 LS

Pariwisata 115 6 8,313 BT 8 48 11,684 LS

Pariwisata 115 6 40,936 BT 8 47 32,778 LS

Pariwisata 115 7 2,963 BT 8 47 54,341 LS

Pariwisata 115 13 41,372 BT 8 46 27,463 LS

Pariwisata 115 13 41,372 BT 8 46 0,986 LS

Pariwisata 115 13 56,372 BT 8 45 51,467 LS

Pariwisata 115 14 1,188 BT 8 45 40,264 LS

Pariwisata 115 13 54,109 BT 8 45 31,91 LS

Pariwisata 115 13 44,847 BT 8 45 32,052 LS

Pariwisata 115 13 34,026 BT 8 45 17,82 LS

Pariwisata 115 13 20,364 BT 8 45 19,107 LS

Alur Laut Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 52 28,445 BT 8 53 0,656 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 55 31,907 BT 8 51 55,167 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 10,602 BT 8 51 37,815 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 40,401 BT 8 51 22,748 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 57 25,773 BT 8 50 58,82 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,307 BT 8 48 32,149 LS

Page 58: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 5 33,352 BT 8 47 1,784 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 8 41,328 BT 8 45 36,445 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 8 51,311 BT 8 45 38,684 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 8 51,311 BT 8 45 43,728 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 9 29,974 BT 8 45 43,728 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 9 29,974 BT 8 45 38,684 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,309 BT 8 49 7,863 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 58 13,756 BT 8 51 8,662 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 57 30,37 BT 8 51 32,998 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 47,256 BT 8 51 55,735 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 10,08 BT 8 52 13,829 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 52 24,369 BT 8 53 39,196 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 51 54,21 BT 8 58 24,393 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 0,767 BT 8 57 5,248 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 59 34,136 BT 8 53 55,108 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 59 57,903 BT 8 53 30,559 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 0 48,992 BT 8 52 34,537 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 12,071 BT 8 52 9,338 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,308 BT 8 50 37,352 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,307 BT 8 51 33,441 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 41,796 BT 8 52 23,164 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 20,463 BT 8 52 49,175 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 0 28,764 BT 8 53 45,99 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 0 3,544 BT 8 54 9,812 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 22,668 BT 8 57 31,934 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 51 50,558 BT 8 58 58,927 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 51 45,106 BT 8 59 50,479 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 52 42,475 BT 8 59 17,93 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 35,357 BT 8 58 9,774 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 59 37,901 BT 8 56 1,372 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 0 47,653 BT 8 54 31,866 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 8,084 BT 8 54 5,65 LS

Page 59: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 55,119 BT 8 53 5,294 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,263 BT 8 52 38,73 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 2 15,195 BT 8 53 32,465 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 37,621 BT 8 54 20,418 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 1 17,19 BT 8 54 46,635 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 0 0,636 BT 8 56 24,668 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 56 48,192 BT 8 58 39,915 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 54 38,412 BT 8 59 17,93 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 52 47,193 BT 8 59 50,479 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 114 51 43,401 BT 9 0 6,605 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 19 33,536 BT 8 36 51,823 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 19 44,159 BT 8 36 21,216 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 20 46,765 BT 8 36 49,155 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 28,373 BT 8 36 21,359 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 52,268 BT 8 36 48,598 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 21 42,286 BT 8 37 7,221 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 23 49,569 BT 8 37 53,92 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 24 25,322 BT 8 38 34,677 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 22,316 BT 8 40 30,96 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 21 48,222 BT 8 40 34,711 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 20 57,012 BT 8 40 30,67 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 18 2,34 BT 8 40 13,946 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 19 57,399 BT 8 41 11,84 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 20 26,498 BT 8 41 31,341 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 22,973 BT 8 43 12,302 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 25 8,197 BT 8 48 21,763 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 24 54,624 BT 8 49 10,914 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 43,321 BT 8 44 57,643 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 19 58,617 BT 8 41 50,661 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 19 28,044 BT 8 41 32,181 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 49,85 BT 8 40 19,087 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 47,267 BT 8 40 4,551 LS

Page 60: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 20,814 BT 8 40 16,802 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 18,166 BT 8 39 47,283 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 15 55,067 BT 8 39 50,081 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 15 46,411 BT 8 39 45,847 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 8,177 BT 8 39 18,562 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 16 38,557 BT 8 39 31,447 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 20 16,986 BT 8 37 8,745 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 20 54,197 BT 8 37 23,238 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 23 44,443 BT 8 38 26,011 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 22 3,701 BT 8 40 3,392 LS

Alur Pipa dan Kabel Bawah Laut 115 17 30,477 BT 8 39 36,353 LS

Alur Pelayaran 115 21 48,222 BT 8 40 34,711 LS

Alur Pelayaran 115 20 57,012 BT 8 40 30,67 LS

Alur Pelayaran 115 19 57,399 BT 8 41 11,84 LS

Alur Pelayaran 115 20 26,498 BT 8 41 31,341 LS

Alur Pelayaran 115 14 41,196 BT 8 44 49,022 LS

Alur Pelayaran 115 15 12,092 BT 8 45 9,205 LS

Alur Migrasi Biota 114 53 51,303 BT 8 44 47,074 LS

Alur Migrasi Biota 115 7 18,929 BT 8 44 45,048 LS

Alur Migrasi Biota 115 7 19,554 BT 8 45 17,592 LS

Alur Migrasi Biota 114 53 39,173 BT 8 45 19,338 LS

Alur Migrasi Biota 114 52 45,349 BT 8 50 20,805 LS

Alur Migrasi Biota 114 52 42,098 BT 8 50 51,548 LS

Alur Migrasi Biota 114 55 2,629 BT 8 51 4,584 LS

Alur Migrasi Biota 115 17 33,616 BT 8 50 6,356 LS

Alur Migrasi Biota 115 18 20,01 BT 8 50 44,263 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 16,728 BT 8 57 17,546 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 4,908 BT 8 57 56,698 LS

Alur Migrasi Biota 115 15 26,748 BT 9 0 15,356 LS

Alur Migrasi Biota 115 15 28,403 BT 9 0 53,436 LS

Alur Migrasi Biota 115 15 36,503 BT 9 2 44,518 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 5,907 BT 9 2 42,234 LS

Page 61: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Alur Migrasi Biota 115 16 1,976 BT 9 1 11,847 LS

Alur Migrasi Biota 115 18 26,839 BT 9 2 31,288 LS

Alur Migrasi Biota 115 19 20,014 BT 9 2 27,158 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 0,32 BT 9 0 33,766 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 43,413 BT 8 57 42,37 LS

Alur Migrasi Biota 115 23 22,179 BT 8 55 22,222 LS

Alur Migrasi Biota 115 23 31,578 BT 8 54 44,947 LS

Alur Migrasi Biota 115 16 55,232 BT 8 57 3,219 LS

Alur Migrasi Biota 115 18 57,392 BT 8 50 25,087 LS

Page 62: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

Rapat PAK II - 30 Januari 2020

LAMPIRAN VPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR TAHUNTENTANGRENCANA ZONASI KAWASAN STRATEGIS NASIONALKAWASAN PERKOTAAN DENPASAR, BADUNG, GIANYAR, TABANAN

RINCIAN INDIKASI PROGRAM UTAMA PEMANFAATAN RUANG LAUT

Page 63: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-2 -

NO PROGRAM UTAMALOKASI

PROGRAMSUMBER

PENDANAAN

PELAKSANA PROGRAMWAKTU DAN TAHAPAN PELAKSANAAN

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IVPENANGGUNG

JAWABINSTANSI TERKAIT

(2020- 2024) (2025 – 2029) (2030 – 2034) (2035 – 2039)

I DUKUNGAN PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG LAUTSusunan pusat pertumbuhan kelautanPusat pertumbuhan kelautan dan perikanan

1 Pengembangan dan peningkatan kegiatan penangkapan ikan demersal dan/atau ikan pelagis

Kabupaten Tabanan

APBN dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kementerian Kelautan dan

Perikanan (KKP

Swasta dan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN)2 Pengembangan dan

peningkatan kegiatan pembudidayaan ikan di kawasan minapolitan

Kabupaten Tabanan

APBN dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKP Swasta dan BUMN

II Sistem jaringan prasarana dan sarana laut

A Tatanan Kepelabuhanan NasionalPengembangan dan peningkatan peran pelabuhan laut

Kota Denpasar APBN dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kementerian Perhubungan (Kemenhub)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), BUMN, Swasta

B Tatanan Kepelabuhanan Perikanan

1 Penataan sebaran, hirarki, dan peran Pelabuhan Perikanan

Kabupaten Badung

APBN dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKPPUPR, BUMN, Pemerintah

Daerah (Pemda)

Page 64: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-3 -

2 Peningkatan peran pelabuhan perikanan

Kabupaten Badung

APBN dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKPPUPR, BUMN,

Pemda

II PERWUJUDAN POLA RUANG LAUT

A KAWASAN PEMANFAATAN UMUM

1. Zona Pariwisata

Peningkatan kualitas dan kuantitas destinasi dan daya tarik zona pariwisata

U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah Kementerian

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

/Badan Pariwisata dan

Ekonomi Kreatif(Kemenparekraf/

Baparekraf)

Kementerian Koordinator

Bidang Kemartiman dan

Investasi (Kemenkomarves)

, KKP, Kementerian

Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan

Nasional (ATR/BPN),

PUPR, SwastaPenyiapan masterplan pengembangan zona pariwisata

U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenparekraf/Baparekraf

Kemenkomarves, KKP, ATR/BPN, PUPR, Swasta

Pemantapan pengawasan pengendalian kesehatan lingkungan di zona pariwisata

U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenparekraf/Baparekraf

Kemenkomarves, KKP, ATR/BPN, PUPR, Swasta

Pembangunan sarana prasarana penunjang di zona pariwisata

U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenparekraf/Baparekraf

Kemenkomarves, KKP, ATR/BPN,

PUPR, Kemenhub,

Swasta

Page 65: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-4 -

Pembangunan sarana mitigasi bencana

U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenparekraf/Baparekraf

Kemenkomarves, KKP, ATR/BPN,

Kemenhub,PUPR, Swasta

Pengendalian pencemaran laut U1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenparekraf/Baparekraf

Kemenkomarves, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(KLHK), KKP, ATR/BPN, PUPR,

Swasta2. Zona Pelabuhan Nasional

1. pengembangan dan peningkatan pengelolaan pelabuhan nasional

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenhub

Kemenkomarves, KKP, PUPR,

Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2. pengembangan akses dan jasa kepelabuhanan nasional

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KKP, TNI

3. penataan dan pengelolaan jalur pelayaran

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KKP, TNI

4. pengembangan dan pengelolaan pelabuhan komersial internasional

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

BUMN, TNI

5. pengendalian pencemaran laut

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KLHK, BUMN, TNI

6. Mitigasi dampak lingkungan

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KLHK, BUMN, TNI

Page 66: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-5 -

7. Pembangunan sarana mitigasi bencana

U3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

PUPR, BUMN

3. Zona Bandar Udara

1. Pengembangan bandar udara Internasional I Gusti Ngurah Rai

U12 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubBUMN, PUPR, KKP, Swasta

2. Penataan dan pengelolaan kawasan

U12 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubBUMN. PUPR, KKP, Swasta

3. Mitigasi dampak lingkungan

U12 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKLHK, BUMN, PUPR, KKP,

Swasta

4. Pembangunan sarana mitigasi bencana

U12 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubBUMN, PUPR, KKP, Swasta

5. Pengembangan konektivitas dengan pelabuhan dan terminal khusus ke kawasan utara

U12 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenhub

BUMN, PUPR, KKP,

Kemenparekraf/Baparekraf

SwastaB ALUR LAUT

1 Alur Pelayaran

1. Penetapan alur pelayaran, sistem rute, tata cara berlalu lintas dan daerah labuh kapal sesuai kepentingannya

T1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KKP, TNI

Page 67: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-6 -

2. Peningkatan efektifitas dan keamanan alur pelayaran dan perlintasan

T1 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KemenhubKemenkomarves,

KKP, TNI

2 Alur Pipa Bawah Laut

1. Perancanaan jalur dan konstruksi jaringan pipa bawah laut

T2 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemen ESDMKKP, Kemenhub,

TNI

2. Pengawasan, pengamanan, dan/atau perawatan pipa

T2 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemen ESDMKKP, Kemenhub,

TNI

3 Alur Kabel Bawah Laut

1. penyediaan ruang untuk kabel listrik dan telekomunikasi bawah laut

T3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKP

SwastaKemenhub,

Kominfo, TNI, Kementerian

ESDM2. Penataan dan pengelolaan

alur kabel listrik dan telekomunkasi bawah laut

T3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenhub SwastaKominfo, TNI, Kementerian

ESDM3. Pengawasan, pengamanan

dan/atau perawatan kabel listrik dan telekomunkasibawah laut

T3 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

Kemenhub SwastaKominfo,

Kementerian ESDM, TNI

4 Alur Migrasi Biota

1. Identifikasi alur migrasi biota

T4 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKP

Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM), Perguruan

Tinggi

Page 68: RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA …jdih.kkp.go.id/bahanrapat/bahanrapat_29012020144420.pdf · 2020. 1. 29. · 18. Wilayah Pertahanan Negara yang selanjutnya disebut

- V-7 -

2. Pengembangan upaya perlindungan alur migrasibiota

T4 APBN, dan sumber

pendanaan lain yang sah

KKPLSM, Perguruan

Tinggi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO