RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

47
BUPATI BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATU BARA, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 31 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta Pasal 49 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara serentak diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 1

Transcript of RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Page 1: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

BUPATI BATU BARA

PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BATU BARA,

Menimbang: a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 31 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, dan Pasal 40 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta Pasal 49 ayat (1) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa, Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa secara serentak diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

1

Page 2: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Batu Bara di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681);

5. Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan- Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);

2

Page 3: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

12. Peraturan Daerah Kabupaten Batu Bara Nomor 1 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Batu Bara;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATU BARA

dan

BUPATI BATU BARA

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :1. Kabupaten adalah Kabupaten Batu Bara.2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggara urusan

pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

4. Bupati adalah Bupati Batu Bara.5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disingkat

DPRD, adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang

3

Page 4: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Batu Bara.

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Batu Bara.

7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Batu Bara.

8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan Kepentingan Masyarakat setempat dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

11. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

12. Musyawarah Desa adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh BPD khusus untuk pemilihan Kepala Desa antar waktu.

13. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan Kedaulatan rakyat di Desa dalam rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

14. Kepada Desa adalah Pejabat Pemerintahan Desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

15. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa.

16. Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan Kabupaten adalah

4

Page 5: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

panitia dibentuk Bupati dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

17. Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai Calon yang berhak dipilih menjadi Kepala Desa.

18. Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa.

19. Penjabat Kepala Desa adalah seorang Pejabat yang diangkat oleh Bupati berasal dari Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.

20. Panitia pemilihan Kepala Desa di Desa adalah panitia yang dibentuk BPD untuk melaksanakan pemilihan Kepala Desa.

21. Pemilih adalah Penduduk Desa yang bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan untuk mempergunakan hak pilih dalam Pemilihan Kepala Desa.

22. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disebut DPS adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data daftar Pemilih Tetap pemilihan Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru.

23. Daftar pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.

24. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.

25. Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan.

26. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.

5

Page 6: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

BAB IIPEMILIHAN KEPALA DESA

Bagian KesatuPemilihan Kepala Desa

Pasal 2

(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak 1 (satu) kali atau dapat bergelombang.

(2) Pemilihan Kepala Desa secara serentak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada hari yang sama di seluruh desa pada wilayah Kabupaten.

(3) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan paling banyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.

(4) Pemilihan Kepala Desa bergelombang sebagaimana dimaksud ayat (3) dilakukan dengan interval waktu paling lama 2 (dua) tahun.

(5) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Kepala Desa dalam penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa serentak, Bupati menunjuk Penjabat Kepala Desa.

(6) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah.

Pasal 3

(1) Bupati membentuk Panitia Pemilihan Kabupaten.(2) Panitia Pemilihan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) mempunyai tugas meliputi : a. merencanakan, mengkoordinasikan dan

menyelenggarakan semua tahapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa di Kabupaten;

b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Kepala Desa terhadap panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Desa;

c. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;

6

Page 7: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara serta perlengkapan pemilihan lainnya;

e. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan pemilihan lainnya kepada panitia pemilihan;

f. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten;

g. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; dan

h. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan keputusan Bupati.

Bagian KeduaTahapan Pemilihan Kepala Desa

Pasal 4

(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan : a. persiapan;b. pencalonan;c. pemungutan suara; dand. penetapan.

(2) Tahapan persiapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas kegiatan : a. pemberitahuan Badan Permusyawaratan Desa kepada

Kepala Desa tentang akhir masa jabatan yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan;

b. pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa oleh Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan;

c. laporan akhir masa jabatan Kepala Desa kepada Bupati disampaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan;

d. perencanaan biaya pemilihan diajukan oleh panitia kepada Bupati melalui Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terbentuknya panitia pemilihan; dan

e. persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diajukan oleh panitia.

7

Page 8: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(3) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas kegiatan : a. pengumuman dan pendaftaran bakal calon dalam jangka

waktu 9 (sembilan) hari;b. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi,

klarifikasi, serta penetapan dan pengumuman nama calon dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari;

c. penetapan calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada huruf b paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang calon;

d. penetapan daftar pemilih tetap untuk pelaksanaan pemilihan Kepala Desa;

e. pelaksanaan kampanye calon Kepala Desa dalam jangka waktu 3 (tiga) hari;

f. masa tenang dalam jangka waktu 3 (tiga) hari, sebelum Pemilihan dilaksanakan;

g. hari dan tanggal pemungutan suara di tetapkan oleh Bupati;

(4) Tahapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas kegiatan :a. pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara;b. penetapan calon yang memperoleh suara terbanyak;

dan/atauc. calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari

jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon Kepala Desa terpilih.

d. dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon, maka calon terpilih ditetapkan berdasarkan dusun dengan jumlah pemilih terbesar.

(5) Tahapan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas kegiatan : a. laporan panitia pemilihan mengenai calon terpilih kepada

Badan Permusyawaratan Desa paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pemungutan suara;

b. laporan Badan Permusyawaratan Desa mengenai calon terpilih kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan panitia;

8

Page 9: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

c. Bupati menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan hasil pemilihan dari Badan Permusyawaratan Desa;

d. Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk melantik calon Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa dengan tata cara sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

(6) Pejabat lain yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf d adalah Wakil Bupati atau Camat.

(7) Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa, Camat wajib menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari dan melaporkan hasilnya ke Bupati, apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan Bupati wajib menyelesaikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.

Bagian KetigaPanitia Pemilihan Kepala Desa

Pasal 5

(1) Badan Permusyawaratan Desa membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa yang disampaikan secara tertulis kepada Bupati melalui Camat.

(2) Panitia Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri dan tidak memihak.

(3) Panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas unsur Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan, dan Tokoh Masyarakat Desa.

Pasal 6

(1) Susunan keanggotaan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 terdiri dari :a. Ketua;b. Sekretaris;c. Bendahara;

9

Page 10: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

d. Beberapa seksi-seksi yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan; dan

e. Anggota.(2) Susunan keanggotaan Panitia Pemilihan Kepala Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan keputusan Badan Permusyawaratan Desa.

Pasal 7

Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 mempunyai tugas :a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan,

mengawasi dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;

b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui Camat;

c. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;d. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;e. menetapkan calon yang telah memenuhi persyaratan;f. menetapkan tata cara pelaksanaan Pemilihan;g. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;h. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan dan

tempat pemungutan suara;i. melaksanakan pemungutan suara;j. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan

mengumumkan hasil pemilihan;k. menetapkan calon Kepala Desa terpilih; danl. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.

Bagian KeempatPersyaratan Pemilih

Pasal 8

(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar sebagai pemilih.

(2) Pemilih sebagaimana dimaksud ayat (1) harus memenuhi syarat :

10

Page 11: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

a. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun pada hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa atau sudah pernah menikah;

b. tidak sedang terganggu jiwa/ ingatannya;c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;d. berdomisili di desa sekurang – kurangnya 6 (enam) bulan

sebelum disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Penduduk.

(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2), tidak dapat menggunakan hak memilih.

(4) Panitia pemilihan menyusun dan menetapkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umun terakhir yang dimutakhirkan dan divalidasi serta ditambah dengan pemilih baru sesuai data penduduk di Desa.

(5) Daftar Pemilih Sementara (DPS) diumumkan oleh panitia pemilihan pada tempat yang mudah dijangkau dan dilihat masyarakat dengan jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari

(6) Pemilih yang belum terdaftar di Daftar Pemilih Sementara (DPS), secara aktif melaporkan kepada Panitia Pemilihan untuk di Daftar Pemilih Tambahan

(7) Pencatatan data Pemilih Tambahan dan perbaikan Daftar Pemilih Sementara (DPS) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.

(8) Daftar Pemilih Tambahan diumumkan oleh Panitia Pemilihan pada tempat – tempat yang mudah dijangkau dan dilihat masyarakat selama 3 (tiga) hari.

(9) Panitia Pemilihan menetapkan dan mengumumkan Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang sudah diperbaiki dan Daftar Pemilih Tambahan sebagai Daftar Pemilih Tetap (DPT).

(10) Daftar Pemilih Tetap (DPT) diumumkan ditempat yang strategis di Desa untuk diketahui oleh masyarakat dengan jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari.

11

Page 12: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(11) Daftar Pemilih Tetap yang sudah disahkan oleh Panitia Pemilihan tidak dapat diubah, kecuali ada pemilih yang meninggal dunia, Panitia Pemilihan membubuhkan catatan dalam daftar pemilih tetap pada kolom keterangan ”meninggal dunia”.

Bagian KelimaPersyaratan Calon Kepala Desa

Pasal 9

Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan :a. warga negara Republik Indonesia;b. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan maximal berusia 60 (enam puluh) tahun pada saat mendaftar dan atau sudah pernah menikah;

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;g. pernyataan tidak mengundurkan diri sebagai calon Kepala

Desa;h. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa

setempat paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran; i. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;j. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;

k. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

l. berbadan sehat; m. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa

jabatan; 12

Page 13: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

n. surat Izin tertulis dari penjabat pembina kepegawaian yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

o. surat Izin dari atasan/Instansi Induk bagi calon yang berasal dari TNI/POLRI, Pegawai BUMN/BUMD; dan

p. izin suami bagi calon Kepala Desa wanita.

Bagian KeenamCalon Kepala Desa dari Kepala Desa atau Perangkat

Pasal 10

(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti sejak ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.

(2) Selama masa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dilarang menggunakan fasilitas Pemerintah Desa untuk kepentingan sebagai calon Kepala Desa.

(3) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.

Pasal 11

(1) Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala Desa diberi cuti terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon Kepala Desa sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon terpilih.

(2) Tugas Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirangkap oleh Perangkat Desa lainnya yang ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.

Bagian KetujuhCalon Kepala Desa dari PNS

Pasal 12

(1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri dalam pemilihan kepala Desa harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian.

(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terpilih dan diangkat menjadi kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama

13

Page 14: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

menjadi kepala Desa tanpa kehilangan hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan tunjangan Kepala Desa dan penghasilan lainnya yang sah.

Bagian KedelapanCalon kepala Desa dari BPD

Pasal 13

Unsur pimpinan dan anggota Badan Permusyawaratan Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa harus mengundurkan diri secara tetap terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon Kepala Desa.

Bagian KesembilanCalon Kepala Desa dari TNI/POLRI, Pegawai BUMN/BUMD

Pasal 14

Anggota TNI/POLRI, Pegawai BUMN/BUMD yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa harus mendapat izin dari Atasan atau dari Instansi Induk bagi calon tersebut.

Bagian KesepuluhPenelitian Calon, Penetapan dan pengumuman Calon

Pasal 15

(1) Panitia Pemilihan melukakan penelitian terhadap persyaratan bakal calon meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan adminitrasi pencalonan.

(2) Penelitian kelengkapan dan keabsahan adminitrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai klarifikasi pada instansi yang berwenang yang dilengkapi dengan Surat Keterangan dari yang berwenang.

(3) Panitia pemilihan mengumumkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada masyarakat untuk memperolehkan masukan.

14

Page 15: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(4) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3), wajib diproses dan ditindak lanjuti panitia pemilihan.

(5) Dalam hal bakal calon Kepla Desa yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berjumlah paling sedikit 2 (dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang, Panitia pemilihan Kepala Desa menetapkan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa.

(6) Calon Kepala desa yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diumumkan kepada masyarakat.

(7) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 kurang dari 2 (dua) orang, panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 20 (dua puluh) hari.

(8) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (7), Bupati menunda pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sampai dengan waktu Gelombang ke 2 (dua) pada Pemilihan Kepala Desa, apabila pada Gelombang ke 2 (dua) pada Pemilihan Kepala Desa tersebut Bakal Calon tetap kurang dari 2 (dua) maka Pemilihan Kepala Desa ditunda sampai dengan Gelombang ke 3 (tiga) dan apabila pada Gelombang ke 3 (tiga) Bakal Calon tetap kurang dari 2 (dua) maka pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa tetap dilaksanakan dengan hanya 1 (satu) calon pada Gelombang ke 3 (tiga) tersebut.

Bagian KesebelasTahapan Seleksi Pemilihan Calon Kepala Desa

Pasal 16

(1) Apabila calon Kepala Desa lebih dari 5 (lima) orang calon, maka panitia pemilihan Kepala Desa melakukan seleksi.

(2) Kriteria seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Pendidikan (bobot 35%) :

1. Lulusan Pasca Sarjana;2. Lulusan Sarjana;3. Lulusan Diploma 3;4. Lulusan Diploma 2 atau Diploma 1;

15

Page 16: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

5. Lulusan SLTA atau sederajat;6. Lulusan SLTP atau sederajat;

b. Pengalaman bekerja di Pemerintahan dan di Lembaga Pemerintahan (bobot 30%) :1. Pernah menjabat sebagai Kepala Desa, Ketua BPD,

Ketua LPM;2. Profesi sebagai PNS, TNI/POLRI dan Pegawai

BUMN/BUMD;3. Pernah menjabat sebagai Perangkat Desa, Anggota BPD,

anggota LPM atau Lembaga Desa lainnya;4. Belum pernah menjabat.

c. Lama Jabatan (bobot 20%) :1. di atas 10 (sepuluh) tahun;2. di atas 5 (lima) tahun sampai dengan 10 (sepuluh)

tahun;3. di atas 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun;4. di bawah 1 (satu) tahun.

d. Organisasi (bobot 15 %) :1. Menjadi Pengurus Organisasi keagamaan, Kepemudaan

atau Massa yang berbadan hukum, minimal 3 (tiga) tahun ditingkat Kabupaten;

2. Aktif menjadi Pengurus Organisasi Keagamaan, Kepemudaan atau Massa yang berbadan hukum, minimal 3 (tiga) tahun di tingkat Kecamatan;

3. Aktif menjadi Pengurus Organisasi Keagamaan, kepemudaan atau Massa yang berbadan hukum, minimal 3 (tiga) tahun di tingkat Desa/Kelurahan.

Pasal 17

Apabila skor penilaian yang dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) jumlah skornya sama, maka Panitia Pemilihan menetapkan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa dengan seleksi ujian secara tertulis.

Pasal 18

(1) Penetapan calon Kepala Desa disertai dengan penentuan nomor urut melalui undian secara terbuka oleh Panitia Pemilihan.

16

Page 17: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(2) Undian nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihadiri oleh para calon.

(3) Nomor urut dan nama calon yang telah ditetapkan disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam berita acara penetapan calon Kepala Desa.

(4) Panitia pemilihan mengumumkan melalui media masa dan/atau papan pengumuman tentang nama calon yang telah ditetapkan, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal ditetapkan.

(5) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (4) bersifat final dan mengikat.

Bagian Kedua belasKampanyePasal 19

(1) Calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh Panitia pemilih dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa.

(2) Pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu 3 (tiga) hari sebelum dimulainya masa tenang.

(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta bertanggung jawab.

(4) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat visi dan misi bila terpilih sebagai Kepala Desa.

(5) Visi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan keinginan yang ingin diwujudkan dalam jangka waktu masa jabatan Kepala Desa

(6) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) berisi program yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi.

(7) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui :a. pertemuan terbatas;b. tatap muka;c. dialog;d. penyebaran bahan Kampanye kepada umum;

17

Page 18: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

e. pemasangan alat peraga ditempat kampanye dan di tempat lain yang ditentukan oleh panitia pemilihan; dan

f. kegiatan lain yang tidak melanggar Peraturan Perundang – undangan.

(8) Pelaksana Kampanye dilarang :a. mempersoalkan dasar Negara Pancasila, Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik indonesia;

b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesi;

c. menghina seseorang, agama, suku ras, golongan, calon dan/atau Calon yang lain;

d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat;

e. menggangu ketertiban umum;f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau

menganjurkan penggunaan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/ atau Calon yang lain;

g. merusak dan/ atau menghilangkan alat peraga Kampanye Calon;

h. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;

i. membawa atau menggunakan gambar dan/ atau atribut Calon lain selain dari gambar dan/ atau atribut Calon yang bersangkutan; dan

j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye.

(9) Pelaksana Kampanye dalam kegiatan Kampanye dilarang mengikutisertakan:a. Kepala Desa atau/ Penjabat Kepala Desa;b. Perangkat Desa;c. Anggota Badan Permusyaratan Desa.

Pasal 20

Pelaksana Kampanye yang melanggar larangan Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi :

18

Page 19: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

a. Peringatan tertulis apabila pelaksana Kampanye melanggar larangan walaupun belum terjadi gangguan;dan

b. Penghentian kegiatan Kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau disuatu wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke wilayah lain.

Pasal 21

(1) Masa tenang selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

(2) Hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

Bagian Ketiga belasPemungutan dan Penghitungan Suara

Pasal 22

(1) Dalam hari pemungutan suara Pemilihan Kepala Desa, setiap Penduduk Desa yang telah ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih atau telah ditetapkan sebagai pemilih dalam pemilihan Kepala Desa wajib hadir dan tidak boleh diwakilkan kepada siapapun dan dengan alasan apapun.

(2) Apabila Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 tersebut berhalangan hadir pada Hari Pemungutan karena sakit, maka Calon Kepala Desa tersebut harus menyampaikan kepada Panitia Pemilihan Surat Keterangan Sakit dari Dokter.

Pasal 23

(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama calon.

(2) Pemberian suara untuk pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mencoblos salah satu calon dalam surat suara.

Pasal 24

(1) Jumlah pemilih di TPS ditentukan Panitia Pemilihan.

19

Page 20: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan lokasinya di tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

(3) Lokasi, bentuk dan tata letak TPS ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 25

(1) Pemilih tunanetra, tunaaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya di TPS dibantu oleh Panitia Pemilih atau orang lain atas permintaan sendiri.

(2) Anggota Panitia Pemilih atau orang lain yang membantu pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan.

(3) Pemilih yang sakit yang dirawat dirumah/ atau Balai Pengobatan di wilayah Desa setempat, dapat memberikan suaranya dengan cara Panitia Pemilih membawa surat suara dan alat pencoblos dan didampingi oleh saksi calon mendatangi kelokasi si pemilih.

(4) Panitia Pemilih dan saksi calon yang mendatangi lokasi si pemilih sebagaimana dimaksud ayat (3), wajib merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan.

(5) Saksi calon sebagaimana dimaksud ayat (3), harus membawa surat mandat dari calon yang bersangkutan dan menyerahkan kepada Ketua Panitia Pemilihan sebelum Pemungutan Suara dimulai.

Pasal 26

(1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pemilihan melakukan kegiatan :a. Pembukaan kotak suara;b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara;c. Pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; dand. Penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan

20

Page 21: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(2) Kegiatan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri oleh saksi dari calon, BPD, pengawas, dan warga masyarakat.

(3) Kegiatan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua Panitia, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota Panitia serta dapat ditandatangani oleh saksi calon.

Pasal 27

(1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1), Panitia memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara

(2) Dalam pemberian suara sebagaimana dimaksud ayat (1), pemilih diberi kesempatan oleh Panitia berdasarkan prinsip urutan kehadiran pemilih.

(3) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada panitia, kemudian panitia memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.

(4) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada Panitia, Panitia memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.

Pasal 28

Suara untuk pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila :a. surat suara ditandatangani oleh Ketua Panitia;b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat

yang memuat satu calon; atauc. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang

memuat nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan; atau

d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon; atau

e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang memuat nomor, foto, dan nama calon.

21

Page 22: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Pasal 29

(1) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh Panitia setelah pemungutan suara berakhir.

(2) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), panitia pemilihan menghitung :a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan

salinan daftar pemilih tetap untuk TPSb. Jumlah surat suara yang tidak terpakai danc. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena

rusak atau keliru dicoblos.(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

dilakukan dan selesai di TPS oleh Panitia pemilihan dan dapat dihadiri dan disaksikan oleh saksi calon, BPD, Pengawas, dan warga masyarakat.

(4) Panitia membuat berita acara hasil penghitungan suara yang ditandatangani oleh Ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Panitia serta dapat ditandatangani oleh saksi calon.

(5) Panitia memberikan salinan berita acara hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada masing-masing saksi calon yang hadir sebanyak 1 (satu) eksemplar dan menempelkan 1 (satu) eksemplar hasil penghitungan suara ditempat umum.

(6) Berita acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (6), dimasukkan dalam sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan kedalam kotak suara yang pada bagian luar ditempel atau segel.

(7) Panitia menyerahkan berita acara hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara kepada BPD segera setelah selesai penghitungan suara.

Pasal 30

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di Kantor Desa atau di tempat lain yang terjamin keamanannya.

22

Page 23: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Bagian keempat belasPenetapanPasal 31

(1) Panitia pemilihan Kepala Desa menyampaikan laporan hasil pemilihan Kepala Desa kepada BPD;

(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyampaikan calon Kepala Desa terpilih berdasarkan suara terbanyak kepada Bupati melalui Camat dengan tembusan kepada Kepala Desa;

(3) Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa dengan Keputusan Bupati;

(4) Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah penerbitan keputusan Bupati;

(5) Pelantikan Kepala Desa dapat dilaksanakan di Desa bersangkutan dan atau di tempat lain yang ditentukan;

(6) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa mengucapkan sumpah/janji;

(7) Susunan kata-kata sumpah/janji Kepala Desa dimaksud adalah sebagai berikut :“Demi Allah (Tuhan) saya bersumpah/berjanji”: Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku Kepala

Desa dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya;

Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara; dan

Bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan UUD 1945 serta melaksanakan segala Peraturan Perundang-undangan dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi desa, daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bagian Kelima belasPembiayaan

Pasal 32

23

Page 24: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(1)Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten.

(2)Dana bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk kebutuhan pada pelaksanaan pemungutan suara.

Bagian Keenam belasMasa Jabatan Kepala Desa

Pasal 33

(1) Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan;

(2) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut;

(3) Ketentuan periodesasi masa jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk masa jabatan Kepala Desa yang dipilih melalui musyawarah Desa;

(4) Dalam hal Kepala Desa mengundurkan diri sebelum habis masa jabatannya atau diberhentikan, Kepala Desa dianggap telah menjabat 1 (satu) periode masa jabatan.

BAB IIIPEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Pasal 34

(1) Kepala Desa berhenti, karena :a. meninggal dunia;b. permintaan sendiri; dan/atauc. diberhentikan.

(2) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), huruf c, karena :a. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik pajabat yang

baru;

24

Page 25: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;

c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Kepala Desa;d. melanggar larangan bagi Kepala Desa;e. adanya perubahan status Desa menjadi Kelurahan,

penggabungan 2 (dua) Desa atau lebih menjadi 1 (satu) Desa baru, atau penghapusan Desa;

f. tidak melaksanakan kewajiban Kepala Desa; dan/ataug. dinyatakan sebagai terpidana berdasarkan putusan

pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.(3) Kepala Desa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), BPD melaporkan kepada Bupati melalui Camat.(4) Pengesahan pemberhentian Kepala Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 35

Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti tidak lebih dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a, dan huruf b serta ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf f, dan huruf g, Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintahan Daerah Kabupaten sebagai Penjabat Kepala Desa sampai terpilihnya Kepala Desa yang baru.

Pasal 36

(1) Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, huruf f, dan huruf g, Bupati mengangkat Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintah Daerah Kabupaten sebagai Penjabat Kepala Desa sampai terpilihnya Kepala Desa yang baru melalui hasil Musyawarah Desa.

(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 6 (enam) bulan sejak Kepala Desa diberhentikan.

25

Page 26: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(3) Kepala Desa yang dipilih melalui Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas Kepala Desa sampai habis sisa masa jabatan Kepala Desa yang diberhentikan.

Pasal 37

Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati setelah dinyatakan sebagai terdakwa yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun berdasarkan register perkara di pengadilan.

Pasal 38

Kepala Desa diberhentikan sementara oleh Bupati setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam tindak pidana korupsi, terorisme, makar, dan/atau tindak pidana terhadap keamanan negara.

Pasal 39

Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38 setelah melalui proses peradilan ternyata terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penetapan putusan pengadilan diterima oleh Kepala Desa, Bupati merehabilitasi dan mengaktifkan kembali Kepala Desa yang bersangkutan sebagai Kepala Desa sampai dengan akhir masa jabatannya.

Pasal 40

Apabila Kepala Desa yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya, Bupati harus merehabilitasi nama baik Kepala Desa yang bersangkutan.

Pasal 41

Dalam hal Kepala Desa diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 dan Pasal 38, Sekretaris Desa

26

Page 27: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa sampai dengan adanya putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

Pasal 42

(1) Dalam hal terjadi Kebijakan penundaan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa, Kepala Desa yang habis masa jabatannya tetap diberhentikan dan selanjutnya Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa.

(2) Kebijakan penundaan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.

(3) Bupati mengangkat penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari Pegawai Negeri Sipil dari Pemerintahan Daerah.

BAB IVPENJABAT KEPALA DESA

Pasal 43

(1) Penjabat Kepala Desa berasal dari Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah dari usulan melalui Camat.

(2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagai penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit harus memahami bidang kepemimpinan dan teknis pemerintahan.

(3) Masa jabatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal pelantikannya.

(4) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban serta memperoleh hak yang sama dengan Kepala Desa.

(5) Penjabat Kepala Desa diambil sumpah/janji dan dilantik oleh Bupati dan/atau Penjabat yang ditunjuk.

Pasal 44

27

Page 28: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

(1) Kepala Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil apabila berhenti sebagai Kepala Desa dikembalikan kepada instansi induknya.

(2) Kepala Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil apabila telah mencapai batas usia pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan memperoleh hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VPEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU

MELALUI MUSYAWARAH DESA

Pasal 45

Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan pemilihan kepala Desa antarwaktu dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai berikut : A. Sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa, dilakukan

kegiatan yang meliputi :1. pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antarwaktu

oleh Badan Permusyawaratan Desa paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;

2. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh panitia pemilihan kepada penjabat kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak panitia terbentuk;

3. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diajukan oleh panitia pemilihan;

4. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari;

5. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari; dan

28

Page 29: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

6. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam musyawarah Desa.

B. Kegiatan BPD dalam menyelenggarakan musyawarah Desa yang meliputi kegiatan :1. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua

Badan Permusyawaratan Desa yang teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan;

2. pengesahan calon kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;

3. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan melalui mekanisme musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;

4. pelaporan hasil pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan kepada musyawarah Desa;

5. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;6. pelaporan hasil pemilihan kepala Desa melalui musyawarah

Desa kepada Badan Permusyawaratan Desa dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah musyawarah Desa mengesahkan calon kepala Desa terpilih;

7. pelaporan calon kepala Desa terpilih hasil musyawarah Desa oleh ketua Badan Permusyawaratan Desa kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah menerima laporan dari panitia pemilihan;

8. penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya laporan dari Badan Permusyawaratan Desa; dan

9. pelantikan kepala Desa oleh Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan calon kepala Desa terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

29

Page 30: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

BAB VIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 46

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Daerah ini.

Pasal 47

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Batu Bara.

Ditetapkan di Lima Puluh, pada tanggal, 30 Maret 2015

BUPATI BATU BARA,

ttd

OK ARYA ZULKARNAIN

Diundangkan di Lima Puluh,pada tanggal, 31 Maret 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATU BARA,

ttd

ERWIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA TAHUN 2015 NOMOR 5

Salinan sesuai dengan aslinyaKEPALA BAGIAN HUKUM

30

Page 31: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

TTD

RENOLD ASMARA, AP, SHNIP. 19751010 199603 1

002

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA: (5/2015)

PENJELASANATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARANOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN DAN PELANTIKAN KEPALA DESA

I. UMUM

Sehubungan dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan juga Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa untuk itu perlu disusun Peraturan Daerah tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa.

Walaupun terjadi pergantian Undang-Undang namun prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa tetap sama yaitu keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Keanekaragaman memiliki makna bahwa Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pengangkatan Kepala Desa disesuaikan dengan asal-usul dan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, hal ini merupakan perwujudan

31

Page 32: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

sistem nilai yang berlaku pada masyarakat setempat namun harus tetap mengindahkan sistem nilai bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Partisipasi dalam Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar masyarakat senantiasa memiliki dan turut serta bertanggungjawab terhadap perkembangan kehidupan bersama sebagai sesama warga desa.

Otonomi asli dalam Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa memiliki makna bahwa kewenangan Pemerintah Desa dalam mengatur dan mengurus masyarakat setempat didasarkan pada hak asal-usul dan nilai-nilai sosial budaya yang terdapat pada masyarakat setempat namun harus diselenggarakan dalam perspektif administrasi Pemerintahan Negara yang selalu mengikuti perkembangan zaman.

Demokratisasi memilik makna bahwa Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa harus mengakomodasi aspirasi masyarakat yang diartikulasi dan diagregasi sebagai mitra Pemerintah Desa.

Pemberdayaan masyarakat dalam Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa memiliki makna bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di desa ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat melalui penetapan kebijakan, program dan kegiatan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.

Oleh karena itu perlunya pengaturan penetapan Peraturan Daerah mengenai Tata Cara Pencalonan, Pemilihan dan Pelantikan Kepala Desa yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 dan sejalan dengan prinsip dasar sebagai landasan pemikiran pengaturan mengenai desa.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas

Pasal 2

32

Page 33: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Ayat (1)Yang dimaksud dengan “ Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak” adalah Pemilihan Kepala Desa yang dilaksanakan pada hari yang sama dengan mempertimbangkan jumlah Desa dan kemampuan biaya pemilihan.

Ayat (2)Cukup jelas

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)Cukup jelas

Ayat (5)Cukup jelas

Ayat (6)Cukup jelas

Pasal 3Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelas

Pasal 4Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Huruf aYang dimaksud dengan “berakhir masa jabatannya” adalah apabila seorang Kepala Desa yang telah berakhir masa jabatannya 6 (enam) tahun terhitung tanggal pelantikan harus diberhentikan, Dalam hal belum ada calon terpilih dan belum dapat dilaksanakan pemilihan, diangkat Penjabat Kepala Desa.

Ayat (3)Cukup jelas

Ayat (4)

33

Page 34: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Cukup jelasAyat (5)

Cukup jelasAyat (6)

Cukup jelasAyat (7)

Cukup jelas

Pasal 5Cukup jelas

Pasal 6Ayat (1)

Cukup jelasAyat (2)

Cukup jelasPasal 7

Cukup jelas

Pasal 8Cukup jelas

Pasal 9Yang dimaksud dengan”kelengkapan persyaratan adminitrasi” adalah dokumen mengenai persyaratan adminitrasi bakal calon, anatara lain, terdiri atas:a. Surat keterangan sebagai bukti sebagai warga Negara Indonesia

yaitu: foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) yang dilegalisasi dari Penjabat tingkat Kabupaten yang dimaksud Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Batu Bara;

b. Surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;

c. Surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan

34

Page 35: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;

d. Ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh Penjabat berwenang yaitu : Dinas Pendidikan/Sekolah bagi yang sekolah negeri atau surat pernyataan dari penjabat yang berwenang;

e. Akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir;f. Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang

dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;

g. Kartu tanda penduduk dan Surat Keterangan bertempat tinggal paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran dari Kepala Dusun dan diketahui Kepala Desa setempat;

h. Surat Keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak pernah dijatuhi pindana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah menpunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pindana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih;

i. Surat Keterangan dari ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai hukum tetap;

j. Surat Keterangan berbadan sehat dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Batu Bara;

k. Surat Keterangan dari Pemerintah Daerah Kabupaten yaitu Camat dan Surat Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan.

Pasal 10Cukup jelas

Pasal 11Cukup jelas

Pasal 12Cukup jelas

Pasal 13Cukup jelas

Pasal 14

35

Page 36: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Cukup jelas

Pasal 15Cukup jelas

Pasal 16Cukup jelas

Pasal 17Cukup jelas

Pasal 18Cukup jelas

Pasal 19Cukup jelas

Pasal 20Cukup jelas

Pasal 21Cukup jelas

Pasal 22Cukup jelas

Pasal 23Cukup jelas

Pasal 24Cukup jelas

Pasal 25Cukup jelas

Pasal 26Cukup jelas

Pasal 27Cukup jelas

Pasal 28Cukup jelas

36

Page 37: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Pasal 29Cukup jelas

Pasal 30Cukup jelas

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas

37

Page 38: RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA

Pasal 44Cukup jelas

Pasal 45Cukup jelas

Pasal 46Cukup jelas

Pasal 47Cukup jelas

38