Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
-
Upload
dianora-didi -
Category
Documents
-
view
896 -
download
2
Transcript of Rancangan Peraturan Bupati Bangka Tengah tentang Perizinan Air Tanah
BUPATI BANGKA TENGAH
RANCANGAN PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
NOMOR ……… TAHUN 2011
TENTANG
PERIZINAN AIR TANAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BANGKA TENGAH,
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang pemanfaatan air tanah, maka prosedur dan persyaratan perizinan berkaitan dengan pemanfaatan air tanah perlu diatur dengan Peraturan Bupati.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perizinan Air tanah.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);
2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan
Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377);
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air
Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 83);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 28 Tahun
2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 Nomor 82).
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH TENTANG PERIZINAN AIR TANAH
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Tengah. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bangka Tengah dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Bangka Tengah. 4. Dinas adalah Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah. 5. Air tanah adalah air yang berada di lapisan tanah atau batuan yang berada di bawah
permukaan tanah. 6. Cekungan Air Tanah (CAT) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
hidrogeologis, dimana semua kejadian hidrogeologis terjadi seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pengeluaran air tanah berlangsung.
7. Hidrogeologis adalah ilmu yang mempelajari ilmu yang mempelajari tentang keterdapatan, penyebaran dan pergerakan air di bawah permukaan bumi dan keterkaitannya dengan dengan struktur bumi.
8. Daerah imbuhan air tanah adalah daerah resapan air yang mampu menambah air tanah secara alamiah pada cekungan air tanah.
9. Daerah lepasan air tanah adalah daerah keluaran air tanah yang berlangsung secara alamiah pada cekungan air tanah.
10. Pengambilan air tanah adalah setiap kegiatan untuk mengeluarkan air tanah melalui sumur gali, sumur bor dan bangunan penurapan atau dengan cara lainnya.
11. Pengeboran air tanah merupakan kegiatan untuk menghasilkan lubang sumur dengan cara mengebor tanah dengan kedalaman pengeboran dapat mencapai akuifer tidak tertekan yang mengandung air tanah dangkal serta akuifer tertekan yang mengandung air tanah dalam hingga kedalaman 300 meter.
12. Penggalian air tanah adalah kegiatan membuat lubang galian berbentuk silinder (sumur) atau kolam berbentuk persegi atau persegi panjang dengan kedalaman penggalian terbatas hanya sampai akuifer tidak tertekan yang mengandung air tanah dangkal, dengan kedalaman umumnya hingga 15 meter meskipun di daerah tertentu dapat mencapai 30 meter.
13. Sumur bor adalah hasil pengeboran menggunakan tenaga mekanik mesin bor dengan kedalaman mencapai puluhan bahkan ratusan meter dengan ukuran diameter sumur lebih dari 4 inchi.
14. Sumur pantek/ pasak adalah hasil pengeboran menggunakan tenaga manusia dengan kedalaman hingga mencapai puluhan meter dengan ukuran diameter sumur hingga 4 inchi.
15. Sumur gali adalah hasil penggalian menggunakan tenaga manusia dengan kedalaman mencapai akuifer tidak tertekan.
16. Sumur eksplorasi adalah sumur yang berfungsi untuk mengetahui kondisi air tanah dalam lapisan akuifer dengan diameter lubang bor 6 – 12 inchi dan kedalaman sumur tergantung dari rekomendasi teknis.
17. Sumur resapan adalah sumur yang memanfaatkan air hujan sebagai sumber pasokan dan bertujuan untuk meresapkan air hujan ke dalam akuifer dangkal/ dalam.
18. Sumur dewatering adalah sumur yang digunakan untuk menurunkan muka air tanah pada keperluan tertentu.
19. Sumur produksi adalah sumur yang berfungsi untuk menyadap atau mengambil air tanah dalam lapisan akuifer
20. Sumur pantau adalah sumur yang difungsikan untuk mengukur kuantitas dan kualitas air tanah secara berkala.
21. Perizinan air tanah adalah perizinan yang diperlukan untuk melakukan pengeboran atau penggalian air tanah, pemakaian atau pengusahaan air tanah, serta pendirian usaha jasa pengeboran air tanah.
22. Izin pengeboran adalah izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum untuk melakukan kegiatan pembuatan sumur bor atau sumur pantek/ pasak.
23. Izin penggalian adalah izin yang diberikan kepada perorangan atau badan hukum untuk melakukan kegiatan pembuatan sumur gali.
24. Izin pemakaian air tanah adalah izin yang diberikan kepada pengguna air tanah untuk keperluan pokok sehari-hari dan/ atau pertanian rakyat yang mengambil air tanah melampaui jumlah tertentu.
25. Izin pengusahaan air tanah adalah izin yang diberikan kepada pihak yang memanfaatkan air tanah untuk keperluan usaha baik sebagai bahan baku produk usaha maupun penunjang kegiatan usaha.
26. Izin perusahaan pengeboran air tanah adalah izin yang diberikan kepada badan untuk dapat melakukan kegiatan pengeboran.
27. Badan hukum adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan , perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan lainnya.
28. Rekomendasi teknis adalah persyaratan teknis yang bersifat mengikat dalam pemberian izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah.
BAB II PERIZINAN
Bagian Kesatu Umum
Pasal 2
Setiap orang atau badan yang memanfaatkan air tanah dengan kriteria tertentu wajib memiliki izin.
Pasal 3
1) Perizinan sebagaimana dimaksud Pasal 2 terdiri atas : a. Izin pengeboran atau penggalian air tanah; b. Izin pemakaian atau pengusahaan air tanah; c. Izin perusahaan pengeboran air tanah;
2) Dikecualikan untuk mendapatkan izin adalah :
a. Penggunaan air tanah untuk kebutuhan pokok sehari-hari dengan debit pengambilan kurang dari 100 m3/ KK/Bulan.
b. Penggunaan air tanah untuk pertanian rakyat dengan debit pengambilan < 2 liter/detik/sumur/KK petani, dengan menggunakan pompa sentifugal/ jet pump dan diameter sumur kurang < 4 inchi.
Bagian Kedua Ruang Lingkup
Pasal 4
Ruang lingkup pengaturan perizinan air tanah dalam Peraturan Bupati ini meliputi: a. air tanah yang terdapat dalam cekungan air tanah yang mencakup daerah imbuhan
dan daerah lepasan; b. air tanah yang terdapat di luar cekungan air tanah.
Bagian Ketiga Izin Pengeboran Atau Penggalian Air Tanah
Pasal 5
(1) Kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah dilakukan dengan menggunakan prasarana berupa sumur bor, sumur pantek/pasak dan sumur gali.
(2) Pengeboran atau penggalian air tanah meliputi : a. Pengeboran sumur eksplorasi; b. Pengeboran sumur produksi atau penggalian air tanah; c. Pengeboran sumur resapan; d. Pengeboran sumur pantau; atau e. Pengeboran sumur dewatering.
Pasal 6
1) Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah diberikan kepada setiap orang atau badan yang melakukan pengeboran atau penggalian air tanah.
2) Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah dapat diberikan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan.
Pasal 7
Persyaratan Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah meliputi : a. administrasi; b. teknis; dan c. lingkungan,
Pasal 8
(1) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a untuk perorangan meliputi : a. Surat permohonan; dan
b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
(2) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a untuk badan meliputi : a. Surat permohonan; b. Fotokopi KTP pemohon; c. Fotokopi akte pendirian badan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang; d. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak. e. Profil badan; f. Surat keterangan domisili perusahaan dari Kelurahan/ Desa setempat.
Pasal 9 (1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b untuk
perorangan meliputi : a. Peta situasi (denah) skala 1:10.000 atau lebih besar; b. Peta topografi skala 1:50.000 atau peta administrasi daerah yang
memperlihatkan titik lokasi rencana pengeboran atau penggalian air tanah; c. Informasi mengenai rencana pengeboran atau penggalian air tanah, rencana
konstruksi sumur bor, tujuan dan keperluan pemakaian air tanah; d. Rekomendasi teknis dari Dinas; e. Rekomendari dari instansi terkait.
(2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b untuk pbadan
meliputi : a. Peta situasi (denah) skala 1:10.000 atau lebih besar; b. Peta topografi skala 1:50.000 atau peta administrasi daerah yang
memperlihatkan titik lokasi rencana pengeboran atau penggalian air tanah; c. Informasi mengenai rencana pengeboran atau penggalian air tanah, rencana
konstruksi sumur bor, tujuan dan keperluan pemakaian air tanah; d. Hasil pendugaan geolistrik; e. Fotokopi Surat Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah; f. Fotokopi sertifikasi instalasi alat bor air tanah; g. Fotokopi sertifikat juru bor; h. Rekomendasi teknis dari Dinas; i. Rekomendasi dari instansi terkait.
Pasal 10
Persyaratan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c meliputi : a. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; b. Dokumen UKL dan UPL untuk kegiatan pengambilan air tanah dengan debit 10 - 50
liter/detik dari satu sumur atau beberapa sumur produksi dalam areal pemanfaatan dari 10 hektar;
c. Dokumen AMDAL untuk kegiatan pengambilan air tanah dengan debit lebih dari 50 liter/detik dari satu sumur atau beberapa sumur produksi dalam areal pemanfaatan kurang dari 10 hektar.
Bagian Keempat
Izin Pemakaian atau Pengusahaan Air Tanah
Paragrap Kesatu Izin Pemakaian Air Tanah
Pasal 11
(1) Izin pemakaian air tanah diberikan kepada setiap orang atau badan yang memanfaatkan air tanah untuk keperluan non komersial.
(2) Izin Pemakaian Air Tanah diberikan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan kepada : a. Penggunaan air tanah untuk kebutuhan pokok sehari-hari dengan ketentuan
sebagai berikut : - Pemakaian air tanah oleh komunal yang didistribusikan dengan sistem
jaringan perpipaan, meskipun setiap warga menggunakan air kurang dari 100 m3/bulan tetapi secara keseluruhan jumlah pemakaian air tanah untuk kelompok tersebut melebihi 100 m3/bulan.
- Pemakaian air tanah lebih dari 100 m3/bulan per kepala keluarga. - Pemakaian air tanah untuk penyediaan sarana sanitasi pada perkantoran
pemerintah, tempat ibadah, yayasan sosial, sekolah, rumah sakit. - Pemanfaatan air tanah menggunakan sumur bor berukuran lebih dari 4 inchi
dengan menggunakan pompa selam.
b. Penggunaan air tanah untuk kebutuhan pertanian rakyat dengan ketentuan sebagai berikut : - Pemanfaatan air tanah untuk keperluan kelompok tani atau komunal bukan
perseorangan dan sumber air berdasarkan dari 1 (satu) sumur produksi. - Pemanfaatan air tanah lebih dari 2 (dua) liter per detik per kepala keluarga. - Pemanfaatan air tanah menggunakan sumur bor berukuran lebih dari 4 inchi
dengan menggunakan pompa selam.
Pasal 12
Persyaratan Izin Pemakaian Air Tanah meliputi : a. Administratif; b. Teknis; c. Lingkungan.
Pasal 13 3) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud Pasal 12 huruf a untuk
perorangan meliputi : a. Surat permohonan; dan b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
4) Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud Pasal 12 huruf a untuk badan
meliputi : a. Surat permohonan; b. Fotokopi KTP pemohon; c. Fotokopi akte pendirian badan yang telah disahkan oleh pejabat berwenang; d. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak. e. Profil badan; f. Surat keterangan domisili perusahaan dari Kelurahan/ Desa setempat.
Pasal 14 1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b untuk
perorangan meliputi : a. Laporan penyelesaian pekerjaan pengeboran dan dilampiri dengan :
- Fotokopi Surat Izin Pengeboran; - Gambar penampang litologi/batuan; - Gambar bagan penampang penyelesaian konstruksi sumur bor; - Berita acara pemasangan meter air; - Hasil analisis fisika dan kimia air tanah.
b. - Rekomendasi teknis dari Dinas; - Rekomendasi dari instansi lain.
2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf b untuk badan
meliputi : a. Laporan penyelesaian pekerjaan pengeboran dan dilampiri dengan :
- Fotokopi Surat Izin Pengeboran; - Gambar penampang litologi/batuan dan hasil rekaman logging sumur; - Gambar bagan penampang penyelesaian konstruksi sumurbor; - Laporan uji pemompaan; - Berita acara pengawasan pemasangan konstruksi sumurbor; - Berita acara uji pemompaan; - Berita acara pemasangan meter air; - Hasil analisis fisika dan kimia air tanah.
b. - Rekomendasi teknis dari Dinas terkait. - Rekomendasi dari instansi terkait
Pasal 15
Persyaratan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c meliputi pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 16
(1) Permohonan perpanjangan Izin Pemakaian Air Tanah diajukan kepada Bupati paling cepat dalam waktu 6 (enam) bulan dan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu izin.
(2) Persyaratan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Surat permohonan; b. Fotokopi pemohon; c. Fotokopi Surat Izin Pemakaian Air Tanah terakhir; d. Fotokopi Salinan/fotokopi surat keterangan jumlah pengambilan air tanah 1
(satu) bulan sejak Surat Izin Pemakaian Air Tanah berlaku dan pengambilan 3 (tiga) bulan terakhir, sesuai surat ketetapan pajak pemanfaatan air tanah;
e. Fotokopi pembayaran pajak pemanfaatan air tanah bulan terakhir; f. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah yang terakhir pada sumur yang izinnya
akan diperpanjang dari laboratorium yang ditunjuk; g. Rekomendasi teknis dari Dinas; h. Rekomendasi dari instansi terkait.
Paragrap 2
Izin Pengusahaan Air Tanah
Pasal 17 (1) Izin Pengusahaan Air Tanah diberikan kepada setiap orang atau badan yang
memanfaatkan air tanah untuk keperluan komersial baik sebagai bahan baku produk usaha maupun sebagai bahan penunjang kegiatan usaha.
(2) Izin Pengusahaan Air Tanah diberikan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada :
a) Pengguna air tanah untuk memanfaatkan air tanah dari sarana sumur gali, sumur pantek/pasak dan sumur bor sebagai bahan baku produk usaha komersial.
b) Pengguna air tanah yang memanfaatkan air tanah dari sarana sumur gali, sumur pantek/pasak dan sumur bor sebagai bahan penunjang untuk melakukan kegiatan usaha.
Pasal 18
Persyaratan Izin Pengusahaan Air Tanah meliputi : a. Administratif; b. Teknis; c. Lingkungan.
Pasal 19
(1) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud Pasal 18 huruf a untuk
perorangan meliputi : a. Surat permohonan; b. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk; c. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP); d. Tanda Daftar Perorangan;
(2) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud Pasal 18 huruf a untuk badan meliputi : a. Surat permohonan; b. Profil badan hukum; c. Fotokopi KTP pemohon; d. Surat keterangan domisili perusahaan dari Kelurahan/ Desa setempat; e. Fotokopi akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh pejabat
berwenang; f. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak. g. Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Pasal 20
1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b untuk perorangan meliputi : a. Laporan penyelesaian pekerjaan pengeboran dan dilampiri dengan :
- Fotokopi Surat Izin Pengeboran; - Gambar penampang litologi/batuan; - Gambar bagan penampang penyelesaian konstruksi sumur bor; - Berita acara pemasangan meter air; - Hasil analisis fisika dan kimia air tanah.
b. - Rekomendasi teknis dari Dinas; - Rekomendasi dari instansi terkait.
2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b untuk badan
meliputi : a. Laporan penyelesaian pekerjaan pengeboran dan dilampiri dengan :
- Fotokopi Surat Izin Pengeboran; - Gambar penampang litologi/batuan dan hasil rekaman logging sumur; - Gambar bagan penampang penyelesaian konstruksi sumur bor; - Laporan uji pemompaan; - Berita acara pengawasan pemasangan konstruksi sumur bor; - Berita acara uji pemompaan; - Berita acara pemasangan meter air;
- Hasil analisis fisika dan kimia air tanah.
b. - Rekomendasi teknis dari Dinas; - Rekomendasi dari instansi terkait.
Pasal 21
Persyaratan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c meliputi pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Pasal 22 (1) Permohonan perpanjangan Izin Pengusahaan Air Tanah diajukan kepada Bupati
paling cepat dalam waktu 6 (enam) bulan dan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu izin.
(2) Persyaratan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Surat permohonan; b. Fotokopi KTP pemohon; c. Fotokopi Surat Izin Pengusahaan Air Tanah terakhir; d. Fotokopi Salinan/fotocopy surat keterangan jumlah pengambilan air tanah 1
(satu) bulan sejak Surat Izin Pengusahaan Air Tanah berlaku dan pengambilan 3 (tiga) bulan terakhir, sesuai surat ketetapan pajak pemanfaatan air tanah;
e. Fotokopi pembayaran pajak pemanfaatan air tanah bulan terakhir; f. Hasil analisis fisika dan kimia air tanah yang terakhir pada saat sumur yang
izinnya akan diperpanjang dari laboratorium yang ditunjuk; g. Rekomendasi teknis dari Dinas; h. Rekomendasi dari instansi terkait.
Bagian Kelima
Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah
Pasal 23 (1) Izin Pengusahaan Air Tanah diberikan kepada perorangan atau badan yang
memiliki kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran air tanah. (2) Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah diberikan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
dan dapat diperpanjang. (3) Pengeboran air tanah hanya dapat dilakukan oleh instansi pemerintah, perorangan
atau badan yang memiliki kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran air tanah.
(4) Kualifikasi dan klasifikasi untuk melakukan pengeboran air tanah diterbitkan dalam bentuk: a. Sertifikasi instalasi alat bor air tanah; b. Sertifikasi keterampilan juru pengeboran air tanah;
(3) Sertifikasi instalasi alat bor air tanah berupa Surat Tanda Instalasi Bor (STIB) yang dikeluarkan oleh asosiasi yang telah diakreditasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) sesuai peraturan perundang-undangan dan diberikan kepada badan di bidang pengeboran air tanah.
(4) Sertifikasi keterampilan juru pengeboran air tanah berupa Surat Izin Juru Bor (SIJB) yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah penyelenggara pendidikan dan latihan di bidang pengeboran air tanah dan diberikan kepada perorangan.
(5) STIB dan SIJB merupakan kelengkapan bagi badan jasa pengeboran air tanah untuk mendapatkan Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah.
Pasal 24
Persyaratan Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah meliputi : a. Administrasi; dan b. Teknis.
Pasal 25
Persyaratan administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 huruf a meliputi : a. Surat permohonan; b. Profil badan; c. Fotokopi KTP pemohon; d. Surat keterangan domisili perusahaan dari Kelurahan/ Desa setempat; e. Fotokopi akte pendirian badan hukum yang telah disahkan oleh pejabat berwenang; f. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak.
Pasal 26
Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf b meliputi :
a. Surat pernyataan kepemilikan instalasi bor bermeterai; b. Foto instalasi bor berukuran 9 x 12 cm dan 4 x 6 cm, masing-masing sebanyak 3
(tiga) lembar; c. Data teknis instalasi bor; d. Salinan sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi badan yang dikeluarkan oleh
LPJK atau Asosiasi yang telah diakreditasi oleh LPJK.
BAB II HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Hak Pasal 27
(1) Pemegang Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah berhak untuk melakukan
kegiatan pengeboran atau penggalian dengan spesifikasi teknis seperti tercantum pada Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah.
(2) Pemegang Izin Pemakaian Air Tanah berhak untuk memanfaatkan air tanah dengan jumlah dan tujuan sebagaimana tersebut dalam Izin Pemakaian Air Tanah.
(3) Pemegang Izin Pengusahaan Air Tanah berhak untuk mengusahakan air tanah dengan jumlah dan tujuan sebagaimana tersebut dalam Izin Pengusahaan Air Tanah.
(4) Pemegang Izin Perusahaan Pengeboran Air Tanah berhak untuk melakukan kegiatan pengeboran di wilayah daerah.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 28 (1) Pemegang Izin Pengeboran atau Penggalian Air Tanah wajib melaporkan hasil
kegiatan pengeboran atau penggalian air tanah kepada Bupati c.q. Kepala Dinas; (2) Pemegang Izin Pemakaian atau Pengusahaan Air Tanah wajib :
a. Memasang meteran air pada setiap sumur produksi untuk pemakaian atau pengusahaan air tanah;
b. Menyampaikan laporan debit pemakaian atau pengusahaan sesuai pengukuran meteran air setiap bulan kepada Bupati;
c. Menyampaikan hasil analisa parameter fisika, kimia dan bakteri setiap 3 (tiga) bulan sekali;
d. Menyampaikan kedudukan muka air tanah setiap 1 (satu) tahun sekali;
e. Membayar pajak air tanah setiap bulan berdasarkan jumlah pemakaian yang tertera pada meteran air;
f. Membayar biaya jasa pengelolaan air tanah; g. Membangun sumur resapan/ imbuhan di lokasi yang ditentukan oleh Dinas; h. Berperan serta dalam penyediaan sumur pantau air tanah; i. Menyediakan air tanah kepada masyarakat apabila diperlukan minimal 10
(sepuluh) persen dari jumlah air tanah yang diizinkan. j. Melaporkan kepada Bupati apabila dalam pelaksanaan kegiatan pengeboran
atau penggalian air tanah serta kegiatan pemakaian atau pengusahaan air tanah ditemukan hal-hal yang membahayakan lingkungan.
BAB III BERAKHIRNYA IZIN
Pasal 29
(1) Izin berakhir karena :
a. Dikembalikan; b. Dicabut; c. Habis masa berlakunya.
(2) Berakhirnya izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghilangkan kewajiban pemegang izin untuk memenuhi kewajiban yang belum terpenuhi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 30
Pemegang izin dapat menyerahkan kembali izin-nya dengan pernyataan tertulis kepada Bupati dan disertai dengan alasan yang jelas.
Pasal 31 Izin dapat dicabut apabila pemegang izin tidak memenuhi kewajiban sebagaimana yang telah ditetapkan dalan Surat Izin serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 32 Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam izin telah habis dan tidak diajukan permohonan perpanjangan, izin tersebut berakhir.
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 33
(1) Bupati mengenakan sanksi administratif kepada pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 29.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. Pernyataan tertulis; b. Penghentian sementara seluruh kegiatan; dan c. Pencabutan izin.
Pasal 34
(1) Sanksi administrasi berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 33 ayat (2) huruf a dikenakan kepada pemegang izin yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 28.
(2) Sanksi administratif berupa peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut, masing-masing untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.
(3) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu peringatan tertulis ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikenakan sanksi penghentian sementara untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan.
(4) Pemegang izin yang tidak melaksanakan kewajiban setelah berakhirnya jangka waktu penghentian izin sementara seluruh kegiatan sebagaimana pada ayat (3) dikenakan sanksi pencabutan izin dan penutupan sumur produksi.
BAB V KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Koba pada tanggal 2011 BUPATI BANGKA TENGAH, ERZALDI ROESMAN
Diundangkan di Koba pada tanggal 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH
H.Ir. IBNU SALEH, M.M
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH INFORMASI MENGENAI RENCANA PENGEBORAN AIR TANAH I. PIHAK PEMOHON
1. Nama : 2. Alamat
a. Jalan : b. Desa/ kelurahan : c. Kecamatan : d. Telepon :
3. Lokasi titik pengeboran : 4. Koordinat titik pengeboran : 5. Tujuan pemanfaatan air tanah :
II. PIHAK PELAKSANA
1. Nama Perusahaan : 2. Alamat Perusahaan :
a. Jalan : b. Desa/ kelurahan : c. Kecamatan : d. Kabupaten : e. Telepon/ Fax. :
3. Nomor dan Tanggal SIUJK : 4. Nomor dan Tanggal SIPPAT : 5. Nomor dan Tanggal sertifikat juru bor : 6. Teknik Pengeboran :
a. Jenis instalasi bor : b. Klasifikasi instalasi bor : c. Rencana kedalaman sumur : d. Rencana konstruksi sumur
Pipa naik, diameter : ........... inchi, panjang :......... m Pipa saringan, diameter : ........ inchi, panjang : ....... m Kedudukan saringan, kedalaman : .......... m Pipa pisometer, diameter : ...... inchi PELAKSANA
Ttd.
Cap perusahaan, nama dan jabatan
PEMOHON,
Materai Rp. 6000
Nama dan jabatan dalam perusahaan
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH SISTEMATIKA LAPORAN HASIL PENGEBORAN
1. Pendahuluan
Bab ini berisi maksud dan tujuan pemboran dan jenis peruntukan penggunaan air tanah.
2. Gambaran Umum, meliputi : a. Lokasi pemboran,
Menjelaskan alamat lengkap lokasi mulai dari jalan, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi. Selain itu lokasi pengeboran juga diplotkan ke dalam peta lokasi skala 1:10.000 dan peta topografi skala 1:50.000;
b. Geologi dan Hidrogeologi; Bagian Geologi menjelaskan kondisi geologi secara umum antara lain formasi batuan. Bagian hidrogeologi menjelaskan keterdapatan air tanah meliputi kedalaman, kualitas dan kuantitas pada setiap satuan endapan.
3. Pelaksanaan pemboran, meliputi : Penampang litologi, well logging dan konstruksi sumur bor ditampilkan dalam 1 lay out. a. Laporan hasil coring yang menggambarkan batuannya;
Hasil pengeboran dijelaskan jenis batuan, kekerasan, warna, ukuran butir dan hal lain yang dipandang perlu yang kemudian dibuat pemerian dan penampang litologinya.
b. Well logging; Menjelaskan peralatan dan metode yang digunakan serta penjelasan mengenai kedalaman dan ketebalan akuifer.
c. Konstruksi sumur bor dan kedudukan saringan; Menjelaskan bahan yang digunakan dalam konstruksi sumur dan diameter sumur, kedalaman dan panjang saringan.
d. Uji pemompaan; Menjelaskan tujuan uji pemompaan, metode yang digunakan dalam analisa data, hasil analisa data parameter akuifer berupa besar harga keterusan (T-Transmissibility), kelulusan (K-Permeability), dan serahan jenis (Qs-Safeyield).
e. Analisa kimia air.
4. Kesimpulan, berisi tentang : a. Lokasi pemboran; b. Konstruksi sumur bor, kedalaman dan kedudukan saringan; c. Jenis akuifer meliputi sistem aliran air tanah; d. Hasil analisis uji pemompaan meliputi muka air tanah statis, muka air
tanah dinamis, k, T, Qs e. Kualitas air tanah.
LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH FORMULIR PERMOHONAN IZIN PENGEBORAN AIR TANAH
KOP PERUSAHAAN
Yang terhormat, Bapak Bupati Bangka Tengah Cq. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah di – KOBA Dengan ini kami mengajukan Permohonan Izin Pengeboran Air Tanah dengan keterangan sebagai berikut : (A). Pemohon 1. Nama Pemohon :
2. Nama Perusahaan : 3. Alamat Perusahaan : 4. Telepon :
(B). Lokasi Titik Pengeboran 1. Desa : 2. Kecamatan : 3. Kabupaten : 4. Propinsi : 5. Koordinat (UTM) X : Y : 6. Zona : 7. Tujuan pengeboran : 8. Debit pengambilan air tanah per detik : 9. Kapasitas dan kedudukan pompa : 10. Kedalaman sumur bor :
Demikian permohonan ini kami ajukan dan apabila ternyata keterangan ini tidak benar, kami bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
……………..,…………….20… Ttd Meterai Rp. 6.000,- Cap Perusahaan Nama / Jabatan dalam perusahaan
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMAKAIAN/ IZIN PENGUSAHAAN AIR TANAH
KOP PERUSAHAAN
Yang terhormat, Bapak Bupati Bangka Tengah Cq. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah di – KOBA Dengan ini kami mengajukan Permohonan Izin Pemakaian/ Izin Pengusahaan Air Tanah dengan keterangan sebagai berikut : (A). Pemohon 1. Nama Pemohon :
2. Nama Perusahaan : 3. Alamat Perusahaan : 4. Telepon :
(B). Lokasi Titik Pengeboran 1. Desa : 2. Kecamatan : 3. Kabupaten : 4. Propinsi : 5. Koordinat (UTM) X : Y : 6. Zona : 7. Tujuan pengeboran : 8. Debit pengambilan air tanah per detik : 9. Kapasitas dan kedudukan pompa : 10. Kedalaman sumur bor :
Demikian permohonan ini kami ajukan dan apabila ternyata keterangan ini tidak benar, kami bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
……………..,…………….20… Ttd Meterai Rp. 6.000,- Cap Perusahaan Nama / Jabatan dalam perusahaan
LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH DAFTAR ISIAN INSTALASI BOR
DATA INSTALASI BOR (isi atau pilih yang sesuai, dengan memberi tanda V pada kotak yang tersedia)
DATA INSTALASI BOR 1. Jenis instalasi bor a. Meja putar (Rotary drill)………………………………….………… 1) Ulir batang hidraulic (Rotary hidraulic spindle) ……………… 2) Putar pucuk hidraulic (Rotary hidraulic top drive) …………… 3) Putar pucuk elektromotor (Rotary electromotor top drive) …. b. Jenis Instalasi bor tumbuk (Percussion drill) 1) Instalasi bor tumbuk kabel …………………………………. 2) Instalasi bor tumbuk batang bor …………. . ……………… 2. Jenis dudukan instalasi bor a. Di atas dudukan pendorong (skid mounted) . ………………… b. Di atas truck trailler (Truck mounted) . ………………… c. Di atas dorongan roda empat (Semi traillers) . ………………… 3. Merek dan pabrik pembuat a. Merek instalasi bor ……………………………………………. b. Model instalasi bor ……………………………………………. c.3. Pabrik pembuat dan tahun …………………………………… 4. Penggerak instalasi bor a. Penggerak instalasi bor putar 1) Garis tengah penggerak putar a) Lubang meja putar : ……….. inchi/mm b) Garis tengah spindle : ……….. inchi/mm c). Kemampuan top drive : ………………. kg b. Penggerak instalasi bor tumbuk 1) Garis tengah penggerak bor tumbuk a) Kabel penggerak bor tumbuk : ……...…inchi/mm b). Batang bor tumbuk : ……….. inchi/mm c. Tenaga penggerak bot 1) Tenaga bahan bakar a) Merek mesin : …………………… b) Pabrik pembuat : …………………… c) Bahan bakar : Solar : …………………… Bensin : …………………… Minyak tanah : …………………… d) Kapasitas : ……………….. PK e) Sistem hubungan dengan mesin bor : ………………….. 2) Tenaga listrik a) Elektromotor : …………………… b) Merek : …………………… c) Pabrik : …………………… d) Kapasitas : ……………… PK e) Tegangan/phase : …………………… f) Sistem hubungan dengan mesin bor : …………………… 3) Tenaga pembangkit listrik a) Merek mesin : …………………… b) Pabrik pembuat : ……………………
c) Bahan bakar : …………………… Solar : …………………… Bensin : …………………… d) Kapasitas (elektromotor) : ……………….. PK 1). Merek : …………………… 2). Pabrik pembuat : …………………… 3). Kapasitas : …………. Kw/Kva 4). Tegangan/phase : …………………… 5. Menara bor a. Jenis 1) Kaki tiga : ………………………………. 2) Kaki empat : ………………………………. 3) Tiang tunggal : ………………………………. 4) Tinggi : .……………………… meter 5) Penguat menara : Palang-palang/Tabung hidrolik 6) Pancang : …………………………….…. 7) Jenis kerekan/sheave : a) Tunggal : ………………………….…. b) Ganda : ……………………………. b. Alat angkat / lir 1) Digerakkan oleh a) Mesin : …………………………….. b) Elektromotor : ……………………………. c) Bukan mesin : …………………………….. 2) Kemampuan : …………………………… ton 3) Sistem hubungan dengan penggerak : ………………………… c. Kelly 1) Type a) Segi empat : ……………………………. b) Segi enam : ……………………………. 2) Diameter luar : …………………… inchi/mm d. Pembilasan 1) Sistem pembilasan a) Pembilasan langsung (Direct flushing) : ….………………... b) Pembilasan balik (Reverse flushing) : ..………………….. c) Pembilasan udara (Air flushing) : .…………………... 2) Mesin pompa a) Jenis pompa 1) Torak : ……………………………. 2) Sentifugal : …………………………… b) Merek mesin : ………...…………………. c) Pabrik pembuat : ……..….…………………. d) Kapasitas : …………………… l/menit e) Tekanan : ……………………….. atm 3) Mesin penggerak a) Tahun pembuatan : ……………………………. b) Pabrik pembuat : …………………………… c ) Bahan bakar Solar : ……..…………………….. Bensin : …...………………………. d) Kapasitas : ..……………………… PK e) Sistem hubungan dengan mesin pompa : ……………. 4) Pembilasan udara (Air flushing) a) Merek : …………………………… b) Kompresor : ……………………………
c) Pabrik pembuat : …………………………… d) Tahun pembuatan : …………………………… e) Bahan bakar Solar : …………………… Bensin : ……………………. Minyak tanah : ……………………… f) Kemampuan volume : ……...……… cuft/m3 g) Tekanan : ……… lbs/cm (kg/cm/bar) 6. Kepala pembilas (Water swivel) a. Merek : .……...……………… b. Kapasitas : .……...…………ton 7. Selang tekan dan/selang hisap a. Selang tekan 1) Garis tengah : ……...… inchi/mm 2) Panjang : .………...…… meter 3) Tekanan maksimum : .. lbs/cm (kg/cm/bar) b. Selang hisap 1) Garis tengah : .……...………. inchi/mm 2) Panjang : ...………………. meter
8. Perlengkapan pembantu a. Batang bor Diameter
(inchi/mm) Panjang/batang (meter)
Banyaknya (buah)
Jumlah (meter)
Ø Luar Ø Dalam
b. Mata Bor
Model Diameter (inchi/mm)
Banyaknya (buah)
Jenis (sf.md.hr)
Jumlah (meter)
Three cone/four cone
Drag/wing/sayap
c. Batang pemberat (Drill colar) Garis tengah dan panjang : ……… inchi/mm : …………...
meter d. Batang stabilator Garis tengah dan panjang : ……… inchi/mm : …... meter e. Pipa selubung /casing sementara
Diameter Batang Panjang
inchi/mm
inchi/mm
inchi/mm
inchi/mm
f. Alat pancing (Fishing tools)
Jenis Diameter Banyaknya
Tap Inchi/mm
Die overshot Inchi/mm
Casing spear Inchi/mm
g. Alat uji pemompaan Jenis Pompa 1) Pompa tangan
2) Pompa sentrifugal/Jet pump
3) Merek a) Daya hisap b) Kemampuan
4) Pompa sumur dalam/pompa selam a) Merek b) Type c) Daya hisap d) Kemampuan e) Diameter pompa
: ………………………… buah : ………………………… buah : : ………………………… l/mnt : ………………………… l/mnt : ………………………… l/mnt
: ………………………………. : ………………………………. : ………………………… l/mnt : ………………………… l/mnt : ………………………… l/mnt
h. Kunci-kunci
Jenis Ukuran (inchi/mm)
Banyaknya (buah)
j. Peralatan keselamat kerja
1) Topi pengaman : ………………………. buah 2) Sepatu pengaman : ………………………. buah 3) Sabuk pengaman : ………………………. buah 4) Tabung pengaman
kebakaran : ………………………. buah
5) Kotak obat-obatan : ...………………………. kit
……………..,…………….20… Ttd Meterai Rp. 6.000,-
Cap Perusahaan Nama / Jabatan dalam perusahaan
LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH SISTEMATIKA PENYUSUNAN UKL DAN UPL
I. PENDAHULUAN 1. Identitas pemrakarsa
a. Nama perusahaan : b. Nama penanggungjawab :
Jabatan penanggungjawab : Jenis perusahaan : BUMN/BUMD/PT/CV/Koperasi/Perorangan *)
c. Status perusahaan : d. Alamat perusahaan :
Telp/ Fax :
2. Identitas penyusun a. Nama perusahaan : b. Nama penanggungjawab : Jabatan penanggungjawab : c. Alamat perusahaan : Telp/ Fax :
3. Pelaksana kegiatan pengeboran/ penggalian *)
g. Nama instansi/ perusahaan : h. Alamat perusahaan : Fax/ Telp :
Nama dan jabatan penanggungjawab : i. Nomor dan tanggal SIUJK : j. Nomor dan tanggal SBU : k. Instalasi bor yang digunakan :
4. Latar belakang dilakukannya rencana kegiatan adalah untuk memenuhi kebutuhan
Air minum
Air untuk rumah tangga
Air untuk peternakan dan pertanian sederhana
Air untuk industri
Air untuk irigasi
Air untuk pertambangan
Air untuk usaha perkotaan (sebutkan)
Air untuk kepentingan lainnya (sebutkan)
5. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh izin pemakaian/ pengusahaan air tanah *), dengan tujuan sebagai dokumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
6. Dasar hukum
Peraturan perundangan yang menjadi dasar penyusunan UKL dan UPL adalah L a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya; b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah; c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup; d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/ Kota;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan UKL UPL;
f. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 1451.K/10/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan Di Bidang Pengelolaan Air Tanah;
g. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Kegiatan Usaha Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
II. URAIAN KEGIATAN
1. Lokasi kegiatan a. Jalan/ RT/RW : b. Desa/ Kelurahan : c. Kecamatan : d. Kabupaten : e. Provinsi : f. Letak geografis dan peta lokasi kegiatan :
(lampiran peta situasi skala 1 : 50.000 yang menggambarkan lokasi rencana kegiatan, dengan mencantumkan judul peta, arah utara, skala angka dan grafis, legenda, koordinat UTM, dan/ atau garis bujur serta indeks peta sehingga sesuai dengan peta topografi yang baku).
2. Cara penggalian air tanah :
Penggalian
Pengeboran
3. Rencana kegiatan a. Penyiapan lahan
Pemotongan tanaman
Perataan tanah
Pembuatan jalan masuk
Lain-lain (sebutkan)
b. Mobilisasi peralatan pengeboran/ penggalian
Kurang dari 8 ton
Sama atau lebih dari 8 ton
c. Pengeboran 1) alat yang digunakan
mesin bor
tenaga manusia
2) kedalaman sumur
kurang dari 50 m
50 – 100 m
100 – 150 m
150 – 200 m
Lebih dari 200 m
3) Garis tengah sumur
kurang dari 4 inchi
4 inchi
6 inchi
8 inchi
12 inchi
Lebih dari 12 inchi
4) Konstruksi sumur
Gambar rencana konstruksi sumur (dilampirkan)
d. Penggalian 1) alat yang digunakan
mesin bor
tenaga manusia
2) kedalaman sumur
kurang dari 10 m
10 – 20 m
Lebih dari 20 m
3) Garis tengah sumur
kurang dari 1 m
1 – 2 m
Lebih dari 2 meter 4) Konstruksi sumur
Gambar rencana konstruksi sumur (dilampirkan)
f. Demobilitasi peralatan pengeboran/ penggalian *)
Kurang dari 8 ton
Sama atau lebih dari 8 ton
g. Rehabilitasi lahan
Perataan
Lain-lain (sebutkan)
h. Penggalian 1) Teknik pengambilan/ pemanfaatan
Aliran gaya berat (gravitasi)
Pemompaan
Cara lain (sebutkan) 2) Jumlah pemanfaatan ……. Liter/detik 3) Apabila teknik pengambilan air tanah dengan pemompaan
a) Jenis pompa
Pompa tangan
Pompa sentrifugal
Pompa selam
Lain-lain (sebutkan)
b) Kapasitas pompa
Kurang dari 1 PK
1 – 2,5 PK
2,5 – 5 PK
5 -10 PK
Lebih dari 10 PK
i. Rencana umur kegiatan
Kurang dari 5 tahun
5 – 10 tahun
10 -20 tahun
Lebih dari 20 tahun
j. Rencana penutupan sumur
Ada (sebutkan caranya)
Tidak ada (jelaskan alasannya)
III. INFORMASI KOMPONEN LINGKUNGAN HIDUP
1. Fisiografi
Dataran
Bergelombang
Perbukitan
2. Penggunaan lahan saat ini (sebutkan)
3. Hidrogeologi a. Air tanah bebas atau dangkal
1) Kedudukan muka air tanah (kemarau)
Kurang dari 5 m bawah muka tanah (bmt) setempat
5 – 10 m bmt
10 – 15 m bmt
15 – 20 m bmt
Lebih dari 20 m bmt
2) Kedudukan muka air tanah (penghujan)
Kurang dari 5 m bawah muka tanah (bmt) setempat
5 – 10 m bmt
10 – 15 m bmt
15 – 20 m bmt
Lebih dari 20 m bmt
3) Jarak sumur penduduk terdekat (kalau ada) dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 25 meter
25 – 50 m
50 -100 m
Lebih dari 100 m
4) Sifat fisika air tanah
Bau / tidak berbau *)
Berwarna / tidak berwarna *)
Jernih/ keruh *)
Tawar/ payau/ asin *)
5) Penggunaan air tanah saat ini disekitar lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya di peta situasi)
Air minum
Air minum rumah tangga
Air untuk peternakan dan pertanian sederhana
Air untuk industri
Air untuk irigasi
Air untuk pertambangan
Air untuk usaha perkotaan (sebutkan)
Air untuk kepentingan lainnya (sebutkan)
b. Air tanah bebas atau dangkal
1) Jarak sumur bor terdekat (kalau ada) dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 – 200 m
200 -500 m
Lebih dari 500 m
2) Kedudukan muka air tanah
Di atas muka air tanah
Kurang dari 25 m bmt
25 – 40 m bmt
Lebih dari 40 m bmt
3) Kualitas air tanah tertekan yang terdekat
Bau / tidak berbau *)
Berwarna / tidak berwarna *)
Jernih/ keruh *)
Tawar/ payau/ asin *)
4) Penggunaan air tanah saat ini disekitar lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya di peta situasi)
Air minum
Air minum rumah tangga
Air untuk peternakan dan pertanian sederhana
Air untuk industri
Air untuk irigasi
Air untuk pertambangan
Air untuk usaha perkotaan (sebutkan)
Air untuk kepentingan lainnya (sebutkan)
c. Mata air
1) Jarak mata air dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 – 200 m
200 -500 m
Lebih dari 500 m
2) Debit mata air terdekat
Kecil dari 5 liter/ detik
5 – 10 liter/detik
Lebih dari 10 liter/ detik
3) Posisi mata air lebih tinggi/ sama/ lebih rendah *) dari lokasi rencana kegiatan
4) Kualitas mata air
Bau / tidak berbau *)
Berwarna / tidak berwarna *)
Jernih/ keruh *)
Tawar/ payau/ asin *)
5) Penggunaan air dari mata air saat ini disekitar lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya di peta situasi)
Air minum
Air minum rumah tangga
Air untuk peternakan dan pertanian sederhana
Air untuk industri
Air untuk irigasi
Air untuk pertambangan
Air untuk usaha perkotaan (sebutkan)
Air untuk kepentingan lainnya (sebutkan)
d. Air permukaan
1) Jarak sungai terdekat dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 - 500 m
Lebih dari 500 m
2) Jarak waduk/ danau terdekat dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 - 500 m
Lebih dari 500 m
3) Jarak rawa terdekat dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 - 500 m
Lebih dari 500 m
4) Jarak garis pantai dari lokasi rencana kegiatan (harap dicantumkan lokasinya dipeta situasi)
Kurang dari 100 meter
100 - 500 m
Lebih dari 500 m
e. Sumur pantau di sekitar lokasi kegiatan
Tidak ada
Ada, jarak sekitar …………… dari lokasi rencana kegiatan (cantumkan lokasinya di peta)
4. Sosial ekonomi a. Kesehatan masyarakat
1) Pasokan air saat ini
Cukup
Tidak cukup saat musim kemarau
Tidak cukup sepanjang tahun
2) Wabah penyakit akibat penggunaan air di sekitar lokasi rencana kegiatan
Pernah terjadi (sering/ jarang *)
Tidak pernah terjadi
b. Persepsi masyarakat 1) Pemberian informasi atas rencana kegiatan kepada masyarakat
sekitar
Sudah pernah diberikan
Belum pernah diberikan
2) Tanggapan masyarakat sekitar atas rencana kegiatan
Tidak ada tanggapan
Sebagian besar menolak
Sebagian besar menerima tanpa syarat
Sebagian besar menerima dengan syarat IV. KOMPONEN LINGKUNGAN YANG TERKENA DAMPAK
1. Komponen fisiografi
Penurunan permukaan tanah
Jalan menjadi rusak
2. Komponen hidrogeologi
Penurunan muka air tanah bebas
Penurunan muka air tanah tertekan
Penurunan debit mata air
Penurunan kulaitas air tanah
3. Komponen sosial, ekonomi, dan budaya
Berkurangnya pasokan air bersih
Buruknya persepsi masyarakat
Gangguan kebisingan
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
No Uraian Kegiatan Perkiraan Dampak Upaya Penanganan Dampak Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Pra konstruksi
Penyiapan lahan
Perataan tanah
Pembukaan jalan
Mobilisasi/ demobilisasi peralatan
Lain-lain (sebutkan)
Keresahan masyarakat
Lain-lain (sebutkan)
Pelumpuran dimusim hujan
Debu dimusim kemarau
Lain-lain (sebutkan)
Pelumpuran dimusim hujan
Debu dimusim kemarau
Lain-lain (sebutkan)
Mengganggu jalan umum
Lain-lain (sebutkan)
Menghubungi masyarakat
Lain-lain (sebutkan)
Pembuatan kantong lumpur
Lain- lain (sebutkan)
Penyiraman
Pembuatan kantong lumpur
Lain- lain (sebutkan)
Penyiraman
Dijalankan waktu jalan sepi
Lain-lain (sebutkan)
Penjelasan maksud dan tujuan penyiapan lahan/ lokasi
Lain-lain (sebutkan)
Penataan ruang lahan dengan baik
Lain-lain (sebutkan)
Penataan ruang lahan dengan baik
Lain-lain (sebutkan)
Izin dari ketua masyarakat setempat
Lain-lain (sebutkan)
2. Konstruksi
Pengeboran
Pemasangan konstruksi
Kebisingan
Lain-lain (sebutkan)
Pembuangan air pengeboran
Lain-lain (sebutkan)
Bekerja di siang hari
Lain-lain (sebutkan)
Membuat saluran
Lain-lain (sebutkan)
Izin dari masyarakat sekitar
Lokasi pengeboran harus sesuai dengan ketentuan teknis dalam izin
Lain-lain (sebutkan)
Kedudukan saringan harus sesuai dengan ketentuan teknik dalam izin
Tidak mencamari saluran umum
Lain-lain (sebutkan)
3. Tahap operasi
Pemanfaatan air tanah
Penurunan muka air tanah
Mengurangi jumlah debit pemompaan
Penyediaan pasokan kebutuhan air dari sumber lain diluar air tanah
Jumlah debit pemompaan harus sesuai dengan ketentuan teknis dalam izin
Pembuatan sumur imbuhan
Penghijauan
Pengukukuran muka air tanah pada sumur produksi dan sumur-sumur penduduk minimal 1 tahun sekali
Pengukuran jumlah debit, minimal sebulan sekali
Penurunan kuantitas air tanah
Penurunan kualitas air tanah
Penurunan muka tanah (amblesan)
Persepsi/ keresahan masyarakat
Lain-lain (sebutkan)
Mengurangi jumlah debit pemompaan
Penyediaan pasokan kebutuhan air dari sumber lain diluar air tanah
Lain-lain (sebutkan)
Mengurangi jumlah debit pemompaan
Penyediaan pasokan kebutuhan air dari sumber lain diluar air tanah
Pengelolaan air limbah sebelum dibuang di badan air sekitar
Lain-lain (sebutkan)
Mengurangi jumlah debit pemompaan
Lain-lain (sebutkan)
Penyuluhan ke penduduk sekitar perihal pengaruh pemompaan air tanah serta buangan limbah
Memberikan sebagian air tanah ke penduduk sekitar
Lain-lain (sebutkan)
Lain-lain (sebutkan)
Jumlah debit pemompaan harus sesuai dengan ketentuan teknis dalam izin
Pembuatan sumur imbuhan
Penghijauan
Lain-lain (sebutkan)
Jumlah debit pemompaan harus sesuai dengan ketentuan teknis dalam izin
Pembuatan sumur imbuhan
Penyediaan instalasi pengolahan air limbah
Penghijauan
Lain-lain (sebutkan)
Jumlah debit pemompaan harus sesuai dengan ketentuan teknis dalam izin
Pembuatan sumur imbuhan
Penghijauan
Lain-lain (sebutkan)
Pemberian informasi lingkungan kepada penduduk sekitar, terutama perihal sumber daya air tanah
Lain-lain (sebutkan)
Lain-lain (sebutkan)
Pengukukuran muka air tanah pada sumur produksi dan sumur-sumur penduduk minimal 1 tahun sekali
Pengukuran jumlah debit, minimal sebulan sekali
Lain-lain (sebutkan)
Pengukukuran muka air tanah pada sumur produksi dan sumur-sumur penduduk minimal 1 tahun sekali
Pengukuran jumlah debit, minimal sebulan sekali
Lain-lain (sebutkan)
Pengukukuran muka air tanah pada sumur produksi dan sumur-sumur penduduk minimal 1 tahun sekali
Pengukuran jumlah debit, minimal sebulan sekali
Lain-lain (sebutkan)
Wawancara dengan penduduk sekitar terutama pada saat mulainya musin kemarau
Lain-lain (sebutkan)
Pembuangan limbah Pencemaran perairan umum
Lain-lain (sebutkan)
Pengelolaan air limbah sebelum dibuang ke badan air terdekat
Lain-lain (sebutkan)
Penjelasan kepada masyarakat sekitar
Penyediaan instalasi pengolahan air limbah
Lain-lain (sebutkan)
Wawancara dengan penduduk sekitar terutama pada saat mulainya musin kemarau
Lain-lain (sebutkan)
4. Pasca operasi
Penutupan sumur
Persepsi/ keresahan masyarakat
Lain-lain (sebutkan)
Penyuluhan ke penduduk sekitar perihal penutupan sumur
Lain-lain (sebutkan)
Penataan ruang lahan dengan baik
Lain-lain (sebutkan)
KOP SURAT PERUSAHAAN
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama :
Jabatan :
Alamat :
Menyatakan :
1. Kami sanggup melaksanakan dengan sepenuhnya Upaya Pengelolaan Lingkungan
(UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL), sebagaimana tertulis dalam
dokumen UKL dan UPL ini.
2. Kami sanggup melaporkan sebagaimana butir 1 kepada instansi berwenang.
3. Kami sanggup menanggung segala akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan
pemanfaatan air tana, sesuai dengan dokumen UKL dan UPL dalam rangka
kelestarian lingkungan hidup.
................, ............................
Cap perusahaan
Materai Rp. 6.000
Ttd.
Nama
Jabatan dalam perusahaan
LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI BANGKA TENGAH
PENJELASAN MENGENAI KEWAJIBAN PEMEGANG IZIN
No Kewajiban Kriteria
1. Membuat 1 (satu) sumur eksplorasi
Debit pengambilan 2-10 liter/detik, jumlah sumur produksi maksimal 5 (lima) buah dalam 1 (satu) areal.
Debit pengambilan > 10 liter/detik dari 1 (satu) sumur produksi dalam 1 (satu) areal.
2. Membuat 1 (satu) sumur resapan dangkal
Sumur produksi berupa sumur pantek berdiameter maksimal 4 inchi atau sumur gali.
3. Membuat 1 (satu) sumur resapan dalam
Sumur produksi dengan diameter > 4 inchi.
4. Membuat 1 (satu) sumur pantau
Jumlah sumur produksi 10 (sepuluh) buah dengan diameter maksimal 4 inchi.
Jumlah sumur produksi 5 (lima) buah dengan diameter > 4 inchi.
Jumlah sumur produksi 1 (satu) buah dengan diameter > 4 inchi dengan pengambilan lebih dari > 10 liter/detik.