RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan...

15

Click here to load reader

Transcript of RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan...

Page 1: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS ISTIMEWA BERBAKAT ISTIMEWA

(CIBI) DALAM PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN TINGKAT SEKOLAH

MENENGAH ATAS

Siti Ina Savira

Dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UNESA

Abstrak

Kecerdasan kini dipandang sebagai konsep multidimensi yang mencakup berbagai aspek,

yaitu aspek tumbuh kembang, kepribadian, dan kapasitas inteligensi itu sendiri. Anak-anak

cerdas dan berbakat istimewa ini berbeda dari anak-anak sebayanya dalam tiga aspek

tersebut. Program-program percepatan dan pengayaan (misalnya kelas akselerasi) mulai

diterapkan dalam rangka melayani kebutuhan khusus anak-anak istimewa ini. Tetapi,

program percepatan dan pengayaan tersebut membutuhkan lebih dari pemuasan kebutuhan

kognitif saja, melainkan juga penanganan terhadap masalah-masalah sosial dan emosional

yang seringkali mereka alami. Identifikasi siswa CIBI adalah suatu upaya yang terencana

dan sistematis untuk menemukan siswa-siswa yang memiliki kecerdasan dan keberbakatan

istimewa. Rancangan ini dibangun terutama dari The Munich Model dari Kurt Heller, yang

merupakan pengembangan dari kecerdasan majemuk Howard Gardner dan the triadich

model dari Renzulli-Mönk.

Kata kunci: Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa (CIBI), kecerdasan majemuk, the triadich

model, rancangan identifikasi siswa CIBI

Penggolongan anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa telah mengalami perkembangan

yang cukup pesat selama 15 hingga 20 tahun terakhir. Konsep berkecerdasan istimewa

(giftedness) berubah dari konsep perkembangan single dimensi, yang memandang giftedness

sebagai keistimewaan dalam hal perkembangan kognitif semata, menjadi konsep

multidimensional dan dinamis (Hoogeveen dkk, 2004), yang menyangkut bukan hanya

perkembangan kognitif tapi juga berbagai aspek tumbuh kembang, kepribadian, gaya belajar, dan

lingkungan. Oleh sebab itu, guru maupun pendidik perlu memahami karakter khusus tersebut

agar dapat segera mengenali anak-anak atau murid-muridnya yang memiliki kecerdasan dan

keberbakatan istimewa ini.

Perkembangan anak-anak cerdas dan berbakat istimewa telah banyak diketahui memiliki

perkembangan yang lebih cepat dari teman sebayanya (Silverman, 1995; Mönks, 2000). Mönks

(dalam Mönks & Ypenburg, 1995) menyebut anak berkecerdasan istimewa dengan

perkembangan yang cepat mendahului teman sebaya itu sebagai anak yang mengalami lompatan

perkembangan. Salah satu karakter yang menonjol dari anak-anak cerdas dan berbakat istimewa

ini adalah keunikan dalam hal menerima stimulus atau rangsangan. Apabila seorang anak tidak

atau terlambat terdeteksi sebagai anak dengan lompatan perkembangan, maka akan

menyebabkan masalah dalam perkembangan sosial emosionalnya. Semakin lambat lompatan

perkembangan ini terdeteksi, masalah yang ditimbulkan akan semakin besar pula.

Page 2: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

Menyadari kekhususan atau keunikan anak-anak dengan kecerdasan dan keberbakatan

istimewa ini, maka pendidik atau guru perlu tanggap dalam mengenali murid-muridnya yang

tergolong dalam klasifikasi ini. Prosedur identifikasi anak-anak cerdas dan berbakat istimewa

harus didahului dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik mereka. Adanya loncatan

pada satu atau beberapa bagian tumbuh kembangnya akan menyebabkan tumbuh kembang itu

mengalami ketidaksinkronan yang dapat berakibat dalam perkembangan lain termasuk

perkembangan perilaku, sosial emosional, dan juga inteligensinya.

Tujuan pengidentifikasian kecerdasan dan keberbakatan istimewa ini adalah untuk

menemukan siswa-siswa yang kebutuhannya belum terpenuhi oleh kurikulum inti yang

diterapkan di sistem sekolah konvensional. Pengidentifikasian tersebut memungkinkan guru

untuk mengevaluasi kebutuhan pendidikan murid-murid mereka, sehingga pada akhirnya dapat

memberikan program yang sesuai bagi perkembangan yang optimal kecerdasan dan

keberbakatan itu. Prosedur identifikasi ini harus konsisten dengan definisi kontekstual yang

digunakan dan harus dapat mengukur berbagai kemampuan yang berbeda.

Pembahasan

1. Karakeristik Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa

Menurut Hoogeven (2004) sinyal-sinyal individu cerdas dan berbakat istimewa dapat

dideteksi melalui sinyal tumbuh kembang, personalitas, dan intelektualitas (sinyal berkecerdasan

istimewa). Perkembangan individu cerdas berbakat mempunyai tingkat perkembangan yang

berbeda dengan anak-anak lain sebayanya yang dapat diamati dari apa yang muncul dalam

sinyal-sinyal tersebut.

1.1. Tumbuh kembang anak cerdas dan berbakat istimewa

Menurut Dabrowski anak cerdas dan berbakat istimewa memiliki perkembangan yang

overexcitibility (superstimulatibilitas) dalam aspek tumbuh kembangnya. Dabrowski menyatakan

bahwa perkembangan yang overexcitibility dijelaskan dengan gambaran bahwa seorang anak

cerdas dan berbakat istimewa berkembang dalam kondisi yang sangat (ekstrim) sensitif dalam

beberapa area. Area tumbuh kembang yang dimaksud adalah area psikomotor, intelektual,

sensualitas, imajinasi, dan emosi. Hal tersebut bukan faktor psikologikal tetapi lebih kepada

sensitivitas yang diatur oleh susunan syaraf pusat (SSP). Berikut adalah ciri-ciri yang dapat

dilihat dari area-area yang menunjukkan tumbuh kembang anak.

1.2. Karakteristik perilaku dan personalitas anak cerdas dan berbakat istimewa

Dalam pembicaraan mengenai anak cerdas dan berbakat istimewa, faktor personalitas

juga perlu mendapatkan perhatian. Personalitas atau kepribadian anak-anak cerdas dan berbakat

istimewa banyak dipengaruhi oleh tumbuh kembang yang khusus pula dan seringkali memiliki

kemiripan dengan berbagai gangguan perilaku dan mental, sehingga apabila identifikasi tidak

dilakukan dengan hati-hati maka anak-anak kelompok ini dapat masuk ke dalam diagnosa lain

yang tidak menguntungkan bagi mereka (Webb dkk, 2005; Baum, 2005).

Karakteristik personalitas yang khusus pada anak-anak cerdas dan berbakat istimewa ini

dapat menimbulkan masalah-masalah tertentu sebagai berikut. Tabel 1. Masalah yang dihadapi anak gifted

Sumber: Webb, dkk (1982): Guiding the gifted children

MASALAH YANG MUNGKIN DAPAT TERJADI AKIBAT FAKTOR KUAT

Page 3: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

ANAK GIFTED

FAKTOR KUAT KEMUNGKINAN MASALAH

Mudah menerima/mengingat informasi Tidak sabaran; tidak menyukai latihan dasar

Rasa ingin tahu tinggi, mencari yang bermakna Bertanya yang tidak-tidak/memalukan;

minatnya berlebihan

Motivasi dari dalam Kemauan tinggi; tidak suka campur tangan

dengan orang lain

Senang menyelesaikan masalah, dapat membuat

konsep, abstraksi, dan sintesa

Tidak suka hal-hal rutin, mempertanyakan cara

pengajaran

Mencari hubungan sebab akibat Tidak menyukai hal yang tidak jelas dan tidak

logis, misalnya tradisi dan perasaan

Menekankan kejujuran, keadilan, dan

kebenaran

Khawatir sekali akan masalah kemanusiaan

Senang mengorganisir berbagai hal Membuat peraturan rumit; tampil bossy

Kosakatanya banyak; informasinya luas &

mendalam

Memanipulasi menggunakan bahasa; bosan

dengan teman sekolah & sebayanya

Harapan tinggi akan diri sendiri dan orang lain Tidak toleransi, perfeksionis, bisa menjadi

depresi

Kreatif/banyak akal; senang menggunakan

caranya sendiri

Dianggap menganggu dan di luar “jalur”

Konsetrasinya intensif; mencurahkan perhatian

yang besar dan sulit dibelokkan dari hal yang

diminati

Lupa kewajiban dan orang lain saat sedang

konsentrasi; tidak suka disela/diganggu; keras

kepala

Sensitif, empati; ingin diterima oleh orang lain Sensitif terhadap kritik atau penolakan dari

sebayanya

Energy, semangat tinggi serta sangat alert Frustrasi karena tidak ada kegiatan; tampak

seperti hiperaktif

Independen, memilih bekerja sendiri; bertumpu

pada diri sendiri

Menolak masukan dari orang tua dan

sebayanya, tidak bisa kompromi

Bermacam-macam minat & kemampuan

berubah-ubah

Tampil tidak terorganisasi & berantakan;

frustrasi karena kekurangan waktu

Rasa humor tinggi Sebagiannya dapat salah menangkap humornya;

mencari perhatian di depan kelas dengan

“melawak”

2. Kecerdasan istimewa dalam konsep pendidikan

2.1. Konsep The Triadich dari Renzulli-Mönks

The Triadich dari Renzullli-Mönks adalah pengembangan dari The Three Rings dari

Renzulli. Model ini disebut sebagai model multifaktor yang melengkapi The Three Rings dari

Renzulli. Dalam model multifaktor, Mönks mengatakan bahwa potensi kecerdasan istimewa

(giftedness) tidak akan terwujud jika tidak mendapat dukungan yang baik dari sekolah, keluarga,

dan lingkungan dimana si anak tinggal (Mönks & Ypenburg, 1995). Dengan model ini, maka

pendidikan anak cerdas dan berbakat istimewa tidak dapat dilepaskan dari bagaimana peran

orang tua dan lingkungan dalam menanggapi gejala/sinyal berkecerdasan istimewa (giftedness),

serta bagaimana peran orang tua dan lingkungan dalam mengupayakan layanan pendidikannya.

Dengan model pendekatan ini, artinya perlu adanya keterlibatan pihak orang tua dalam

pengasuhan di rumah agar berpartisipasi secara penuh dan simultan dengan layanan

pendidikannya di sekolah.

Dengan model pendekatan teori ini, maka anak-anak yang mempunyai gejala/sinyal-

sinyal berkecerdasan istimewa atau giftedness (sinyal tumbuh kembang, personalitas, dan

Page 4: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

intelektualnya) sekalipun underachiever masih dapat terdeteksi sebagai anak berkecerdasan

istimewa yang memerlukan dukungan dari sekolah, keluarga, dan lingkungan.

Gambar 1. Model Triadich Renzulli-Mönks

Model ini menuntut perhatian yang besar terhadap berbagai komponen (sekolah,

lingkungan, dan keluarga) untuk mendukungnya, tetapi model ini lebih fleksibel dalam

melakukan pendeteksian dan pendiagnosisan anak berkecerdasan istimewa, terutama dalam

menghadapi anak-anak berkecerdasan istimewa dengan kondisi tumbuh kembang yang

mengalami disinkronitas yang besar dan krusial, berkesulitan dan bergangguan belajar (learning

difficulties & learning disabilities), serta yang mengalami komorbiditas dengan gangguan

lainnya (gangguan emosi dan perilaku yang patologis). Fleksibilitas yang dimaksud adalah dalam

upaya penggunaan daftar dan alat-alat ukur assessment (Hogeveen, 2004; Mönks & Pflüger,

2005).

2.2. Kecerdasan majemuk Howard Gardner

Kecerdasan majemuk Howard Gardner menyebutkan setidaknya terdapat 8 macam

kecerdasan (ditambah eksistensial menjadi 9). Howard Gardner (1989) memandang inteligensi

sebagai suatu kapasitas untuk memecahkan masalah atau untuk menghasilkan produk atau karya

yang bernilai dalam satu setting budaya atau lebih. Berikut adalah 8 kecerdasan menurut

Gardner.

1) Kecerdasan linguistik, yaitu kemampuan untuk menggunakan bahasa lisan dan tulisan,

kemampuan mempelajari bahasa, dan kapasitas untuk memanfaatkan bahasa untuk mencapai

tujuan tertentu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk secara efektif menggunakan

bahasa untuk mengekspresikan diri sendiri dan untuk mengingat informasi

2) Kecerdasan logis-matematis; merupakan kapasitas untuk melakukan analisa masalah secara

logis, melakukan operasi matematis, serta melakukan penelitian masalah secara ilmiah,

kemampuan melihat pola, penalaran deduktif, dan berpikir logis.

3) Kecerdasan musikal; mencakup keterampilan dalam performa, komposisi, dan apresiasi

terhadap komposisi nada, kapasitas untuk mengenali dan menyusun nada, dan irama.

Menurut Gardner kecerdasan musikal hampir selalu menyertai kecerdasan linguistik.

4) Kecerdasan kinestetik; mencakup potensi untuk menggunakan sebagian atau seluruh anggota

tubuh untuk memecahkan masalah, secara mental maupun fisik. Merupakan kemampuan

Keberbakatan

Kreativitas

Kemamp luar

biasa

Motivasi

Sekolah

Lingkungan

Keluarga

Page 5: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

untuk menggunakan kemampuan mental untuk mengatur gerakan tubuh, sehingga terampil

dalam melakukan gerakan-gerakan motorik halus.

5) Kecerdasan spasial; mencakup potensi untuk mengenali dan menggunakan pola dalam

ruang atau bidang yang luas maupun sempit

6) Kecerdasan interpersonal; menekankan pada kapasitas untuk memahami maksud,

motivasi, dan keinginan orang lain. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk

bekerja dengan efektif dengan orang lain.

7) Kecerdasan intrapersonal; memerlukan kapasitas untuk memahami dan menghargai

perasaan diri sendiri, rasa takut ataupun motivasi. Kecerdasan ini memungkinkan

seseorang untuk membuat metode kerja yang sesuai bagi dirinya dan menggunakan

informasi tersebut untuk mengatur kehidupannya.

8) Kecerdasan naturalis; kemampuan untuk mengenali dan mengelompokkan obyek-obyek

lingkungan, serta berbagai spesies flora dan fauna.

2.3. The Munich Model dari Kurt Heller (Heller, 2004)

The Munich Study of Giftedness adalah studi yang berdasarkan pada klasifikasi psikometrik

dengan beberapa tipe giftedness atau faktor talenta. Model ini disebut model multidimensional

karena berisi tujuh kelompok faktor prediktor yang relatif independent. Kelompok faktor

kemampuan yang disebut faktor prediktor ini adalah inteligensi, kreativitas, sosial kompetensi,

musik, artistik, keterampilan motorik, dan inteligensia praktis. Di samping itu model ini juga

mempunyai beberapa domain kinerja (criterian variables) yaitu variabel kepribadian (seperti

motivasi), dan faktor lingkungan yang akan bekerja sebagai moderator yang dapat mengubah

potensi istimewa individu ke performa istimewa dalam bentuk beberapa domain. Model ini juga

mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non-kognitif yaitu

motivasi berprestasi, pengontrolan terhadap harapan-harapan, dan konsep diri anak.

Tabel 2. Model Munich untuk keberbakatan (giftedness) (MMG) sebagai contoh konsep tipologi yang

multidimensional (menurut Heller, dkk, 1992, 2001)

Talent Factors

(Prediktor)

Karakteristik kepri-

badian non-kognitif

(moderator)

Kondisi Lingkungan

(moderator)

Area Performa

(Kriteria)

Kemampuan

intelektual

Mengatasi stress Lingkungan belajar

yang familiar

Matematika

Kemampuan

kreativitas

Motivasi berprestasi Iklim keluarga Ilmu pengetahuan

alam

Kompetensi sosial Strategi belajar dan

bekerja

Kualitas instruksi

pengajaran

Teknologi

Inteligensi praktis Tes kecemasan Iklim kelas Ilmu komputer, catur

Kemampuan artistik Harapan terhadap kontrol Peristiwa kehidupan

yang penting

Seni (musik, lukis)

Musikalitas Bahasa

Keterampilan

psikomotor

Atletik

Hubungan sosial

Page 6: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

Model multifaktor Heller ini pada dasarnya merupakan pengembangan dari model

Triadich Renzullli-Mönk dan Multiple Intelligence dari Howard Gardner. Namun bila Gardner

menyebutkan faktor-faktor tersebut sebagai kecerdasan atau inteligensi, Heller menyebutnya

sebagai bidang-bidang prestasi atau bidang-bidang prestasi atau bidang-bidang keterampilan

(bukan kecerdasan, sebab Heller tetap mengacu pada tingkat kecerdasan dengan menggunakan

psikometrik berdasarkan pemahaman inteligensia Piaget).

Model dari Heller ini kini mulai banyak digunakan oleh berbagai negara dalam rangka

aplikasi di lapangan pendidikan anak cerdas istimewa dan berbakat istimewa (Gifted and

Talented Children). Dengan model ini sekolah dapat mengetahui bagian mana yang lemah

maupun yang kuat dari seorang anak sehingga dapat segera diambil tindakan atau perlakuan

yang tepat bagi anak tersebut. Program yang tepat kemudian dapat disusun bagi murid-murid

dengan karakteristik tertentu agar dapat mengatasi kesulitannya dan pada akhirnya membawanya

pada prestasi yang istimewa.

3. Deteksi dan Diagnosa

Dengan berubahnya cara pandang, teori, dan model pendidikan anak cerdas dan berbakat

istimewa, maka penegakan diagnosa dan pemberian layanan keberbakatan juga menjadi sangat

fleksibel. Sekalipun tes psikologi tetap diadakan, namun tes ini adalah bagian dari proses

pembuatan keputusan. Opini orang tua, guru, dan murid merupakan hal yang harus

diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan itu (Mönks & Pflüger, 2005). Penentuan

siswa cerdas dan berbakat istimewa setidaknya melewati dua tahapan, yaitu deteksi dan

diagnosa.

3.1. Deteksi

Deteksi adalah upaya untuk menemukan atau mengidentifikasikan seorang anak yang

berkemungkinan merupakan individu cerdas dan berbakat istimewa. Deteksi sebaiknya

dilaksanakan sedini mungkin agar anak segera mendapatkan penanganan yang lebih khusus

sesuai dengan kondisinya, serta untuk mencegah anak mengalami kondisi underachiever yang

justru dapat menyebabkan kekeliruan interpretasi guru dan orang tua terhadap anak.

Deteksi dapat menggunakan daftar yang meliputi berbagai sinyal yang ditampilkan siswa

(tumbuh kembang, personalitas, dan inteligensi). Deteksi dapat dilakukan pada awal anak masuk

sekolah, dan saat anak sudah berada di bangku sekolah. Deteksi dapat dilakukan dengan cara

pengamatan/observasi (ceklist), wawancara terhadap orang tua, serta laporan orang tua yang

perlu segera ditanggapi dengan melakukan pengamatan atau observasi.

Adapun data-data pelengkap (selain data sinyal/gejala berkecerdasan dan berbakat

istimewa) yang perlu diambil baik melalui observasi atau berbagai laporan sebelumnya, di

sekolah maupun di rumah, meliputi berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut yaitu kondisi internal

murid seperti, perkembangan fisik dan gangguan biologis, perkembangan psikologis (intelektual

dan perkembangan kognitif, motivasi dan emosi, kreativitas, perkembangan bahasa dan wicara,

perkembangan motorik, perkembangan sosial-komunikasi, pengetahuan umum, perilaku belajar,

gaya berpikir, strategi pemecahan masalah, pemilihan permainan dan material, kekhususan atau

kemampuan/keterampilan lain); dan kondisi eksternal murid (leluarga, peer group, sekolah,

budaya) (Van der Heide, dkk, 2000; Van Gerven & Drent, 2000).

3.2. Diagnosa

Page 7: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

Diagnosa adalah tahap kedua dalam upaya mengidentifikasi anak cerdas dan berbakat

istimewa dimana upaya-upaya deteksi sudah dilaksanakan dan anak didik sudah terdeteksi

kemungkinan sebagai anak cerdas dan berbakat istimewa. Beberapa data yang diperlukan untuk

menegakkan diagnosa didapatkan melalui observasi, pemeriksaan didaktif, dan pemeriksaan

psikodiagnostik.

Observasi dilakukan dengan menganalisa aspek-aspek yang menunjukkan kecerdasan dan

keberbakatan secara spesifik, yaitu interaksi antara faktor motivasi dan inteligensi yang tinggi,

serta komitmen terhadap tugas yang melebihi teman-teman sebayanya. Pemeriksaan didaktif

dilakukan terutama untuk mengetahui apakah anak atau siswa memiliki lompatan perkembangan,

sehingga pemeriksaan ini harus meliputi semua facet perkembangan. Contohnya pada bidang-

bidang seperti orientasi pandang ruang (spasial), motorik, pengenalan anggota badan, orientasi

waktu, pengenalan lingkungan, bahasa, dan gaya berpikir, kemampuan membaca dan menulis,

dan hitungan sederhana. Sedangkan pemeriksaan psikodiagnostik merupakan jenis pemeriksaan

yang lebih terstruktur dan terstandarisasi.

4. Identifikasi Anak Cerdas dan Berbakat Istimewa

Proses identifikasi merupakan bagian dari upaya deteksi anak Cerdas Istimewa Berbakat

Istimewa. Berikut adalah rancangan lembar identifikasi CIBI.

(1) Daftar Pertanyaan untuk Orang tua (key person) Siswa

1. Bagaimana perkembangan dan pengalaman putra/i Ibu/Bapak saat di taman bermain,

penitipan anak, dan taman kanak-kanak?

2. Bagaimana perkembangan saat belajar berbicara?

3. Apakah putra/i Bapak/Ibu menguasai bahasa asing atau bahasa lain selain bahasa

ibunya (bahasa daerah lain selain yang digunakan di rumah)? Jika ya, bagaimana ia

mempelajarinya? Berapa lama ia mempelajarinya?

4. Apakah putra/i ibu menyukai buku dan cerita? Buku atau cerita seperti apa yang

disukainya?

5. Bagaimana hubungan atau interaksi anak Ibu/Bapak dengan teman-teman sebayanya?

6. Bagaimana hubungan atau interaksi putra/i Bapak/Ibu dengan orang yang lebih

dewasa?

7. Apakah putra/i Bapak/Ibu memiliki teman dekat? Jika ya, berapa usianya (sebaya

atau lebih dewasa)?

8. Bagaimana reaksi putra/i Bapak/Ibu terhadap situasi baru?

9. Bagaimana kemampuannya dalam menangkap informasi baru? Bagaimana daya

ingatnya?

10. Aktivitas apa yang saat ini disenangi atau digeluti putra/i Ibu/Bapak?

11. Bagaimana putra/i Ibu/Bapak melakukan aktivitas yang disenanginya (sendiri atau

bersama anak lain)?

12. Berapa lama waktu yang bisa dihabiskan putra/i Bapak/Ibu ketika melakukan

aktivitas yang disenanginya?

13. Apakah putra/i Bapak/Ibu menyukai permainan puzzle? Berapa potong puzzle yang

dapat diselesaikan?

14. Apakah putra/i Bapak/Ibu menyukai musik? Apakah putra/i Bapak/Ibu dapat

memainkan alat musik? Jika ya, darimana ia belajar?

Page 8: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

15. Apakah putra/i Bapak/Ibu menyukai pekerjaan tangan (menjahit, menyulam,

menggunting/membuat prakarya)? Jika ya, karya apa yang pernah dihasilkan?

16. Apakah putra/i Bapak/Ibu senang menggambar, melukis, atau yang lainnya (fotografi,

desain)?

17. Bagaimana cara putra/i Bapak/Ibu menggambar? (catatan: anak cerdas berbakat

istimewa biasanya menggambar pada usia dini dan langsung pada bentuk tiga

dimensional dan detil)

18. Apakah putra/i Bapak/Ibu senang menonton televisi? Jika ya, program televisi apakah

yang disenanginya?

19. Bagaimana prestasi atau performa putra/i Bapak/Ibu dalam pelajaran matematika atau

pekerjaan yang melibatkan operasi angka?

20. Bagaimana prestasi atau performa putra/i Bapak/Ibu di sekolah?

21. Apakah putra/i Bapak/Ibu menyukai olahraga? Jika ya, di bidang apa? Adakah

prestasi yang pernah diraihnya di bidang itu?

22. Prestasi apa yang pernah diraih putra/i Bapak/Ibu?

23. Apakah putra/i Bapak/Ibu menyukai sekolah?

(2) Lembar Kuesioner

Hitunglah tiap tanda ceklis pada tiap aspek kecerdasan. Kemudian, masukkan di

dalam grafik di bawah ini. Titik atau puncak grafik yang paling tinggi atau menonjol

menunjukkan kelebihan atau keistimewaan murid tersebut.

Petunjuk: Berilah tanda cek ( ) bila pernyataan di bawah ini sesuai dengan kondisi Anda.

(a) Kecerdasan Linguistik

1. (.....) Saya senang menghabiskan waktu dengan membaca buku.

2. (.....) Saya memiliki gambaran yang jelas tentang kata-kata di benak saya sebelum

membaca, berbicara, atau menulis.

3. (.....) Saya dapat belajar lebih banyak dengan mendengarkan radio atau kaset yang

banyak kata-kata daripada menonton televisi atau film.

4. (.....) Saya menyukai permainan yang melibatkan kata seperti scrabble, anagram

(menyusun kata-kata yang hurufnya diacak), atau kata sandi.

5. (.....) Saya pandai merangkai kata-kata atau kalimat seperti puisi atau pantun.

6. (.....) Kadangkala orang harus menghentikan dan meminta saya menjelaskan kembali

makna kata yang saya gunakan dalam tulisan atau pembicaraan saya.

7. (.....) Bagi saya, pelajaran bahasa Inggris, ilmu sosial, dan sejarah di sekolah lebih

mudah daripada matematika dan ilmu alam.

8. (.....) Bagi saya, belajar bahasa asing atau membacanya (misalnya bahasa Inggris,

bahasa Prancis, Bahasa Jerman) relatif mudah.

9. (.....) Saya sering merujuk pada hal-hal yang pernah saya dengar atau baca pada saat

bercakap-cakap.

10. (.....) Baru-baru ini, saya menulis karangan yang sangat membanggakan ataupun yang

membuat saya mendapatkan pengakuan dari orang lain.

(b) Kecerdasan Matematis-Logis

Page 9: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

1. (.....) Saya dapat menghitung angka di luar kepala dengan mudah.

2. (.....) Matematika dan atau ilmu pasti adalah mata pelajaran favorit saya di sekolah.

3. (.....) Saya senang bermain game atau memecahkan teka-teki yang menuntut penaran

logis.

4. (.....) Saya senang membuat eksperimen sederhana “apa yang akan terjadi

seandainya” (misalnya, apa yang akan terjadi seandainya saya melipatgandakan

jumlah air yang disiramkan pada bunga mawar setiap minggu).

5. (.....) Saya berusaha mencari pola keteraturan, atau urutan logis dalam berbagai hal.

6. (.....) Saya tertarik pada perkembangan-perkembangan baru di bidang sains.

7. (.....) Saya yakin, hampir semua hal memiliki penjelasan rasional.

8. (.....) Kadangkala saya berpikir dengan konsep yang jelas, abstrak, tanpa kata-kata

dan tanpa gambar.

9. (.....) Saya suka mencari-cari kesalahan penalaran dalam perkataan dan tindakan

orang, baik di rumah maupun di sekolah.

10. (.....) Saya lebih merasa tenang apabila sesuatu telah diukur, dikategorikan, dianalisis,

atau dihitung jumlahnya dengan cara tertentu.

(c) Kecerdasan Spasial

1. (.....) Saya mudah melihat bayangan visual yang jelas ketika memejamkan mata.

2. (.....) Saya peka pada warna.

3. (.....) Saya sering menggunakan kamera foto atau video untuk merekam apa pun yang

saya lihat di sekitar saya.

4. (.....) Saya gemar mengerjakan teka-teki menyusun potongan gambar, labirin, dan

teka-teki visual lain.

5. (.....) Saya mengalami mimpi yang begitu nyata pada waktu malam.

6. (.....) Saya tidak mudah tersesat di daerah yang belum saya kenal benar.

7. (.....) Saya suka menggambar atau mencoret-coret.

8. (.....) Saya tidak mudah tersesat di daerah yang belum saya kenal benar.

9. (.....) Saya dapat dengan mudah membayangkan bagaimana penampakan suatu benda

jika dilihat tepat dari atas, seolah-olah saya benar-benar berada di atasnya.

10. (.....) Saya lebih menyukai bahan bacaan yang memiliki banyak ilustrasi.

(d) Kecerdasan Kinestetis-Jasmani

1. (.....) Saya mengikuti sekurang-kurangnya satu kegiatan olahraga atau kegiatan fisik

secara teratur.

2. (.....) Saya tidak betah duduk diam untuk waktu yang lama.

3. (.....) Saya suka pekerjaan yang melibatkan keterampilan tangan yang kongkrit,

seperti menjahit, merajut, memahat, bertukang, atau merakit model.

4. (.....) Gagasan-gagasan terbaik saya biasanya muncul ketika saya berjalan-jalan atau

jogging atau saat terlibat dalam kegiatan fisik yang lain.

5. (.....) Saya senang menghabiskan waktu luang dengan beraktivitas di ruang terbuka.

6. (.....) Saya sering menggunakan gerak tangan atau bahasa tubuh lain ketika bercakap-

cakap dengan orang lain.

7. (.....) Saya harus menyentuh sesuatu agar dapat lebih mengenalnya.

Page 10: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

8. (.....) Saya menikmati kegiatan yang menantang bahaya atau pengalaman fisik yang

menegangkan.

9. (.....) Saya menganggap diri saya sebagai orang yang terkoordinasi.

10. (.....) Saya lebih menyukai bahan bacaan yang memiliki banyak ilustrasi.

(e) Kecerdasan Musikal

1. (.....) Saya memiliki suara yang merdu

2. (.....) Saya biasanya tahu apabila ada nada musik yang sumbang.

3. (.....) Saya sering mendengarkan musik radio, piringan hitam, kaset, atau CD sembari

melakukan aktivitas atau menghabiskan waktu luang.

4. (.....) Saya dapat memainkan alat musik.

5. (.....) Hidup saya akan lebih sengsara tanpa musik.

6. (.....) Kadangkala tanpa sadar saya berjalan-kaki sambil melatunkan jingle televisi

atau lagu lain yang melintas di benak.

7. (.....) Saya dapat mengikuti irama musik dengan mudah menggunakan alat perkusi

sederhana.

8. (.....) Saya mengenal nada-nada berbagai macam lagu atau karya musik.

9. (.....) Apabila saya mendengar suatu karya musik satu atau dua kali, biasanya saya

dapat menyanyikannya kembali dengan baik.

10. (.....) Saya sering mengetuk-ngetukkan jari berirama atau bernyanyi-nyanyi kecil saat

bekerja, belajar, atau mempelajari sesuatu yang baru.

(f) Kecerdasan Interpersonal

1. (.....) Saya sering didatangi orang untuk dimintai nasihat atau saran, baik di tempat

kerja maupun di lingkungan tempat tinggal.

2. (.....) Saya lebih memilih olahraga kelompok, seperti bola voli atau soft ball, daripada

olahraga perseorangan, seperti renang atau jogging.

3. (.....) Ketika sedang menghadapi masalah, saya cenderung meminta bantuan orang

lain daripada berusaha menyelesaikan masalah itu sendirian.

4. (.....) Saya memiliki sekurang-kurangnya tiga teman dekat.

5. (.....) Saya lebih menyukai permainan bersama untuk mengisi waktu, seperti monopoli

atau kartu, daripada hiburan yang bersifat individual, seperti video game atau solitaire

(permainan kartu yang dimainkan sendiri).

6. (.....) Saya suka tantangan untuk mengajar orang lain atau sekelompok orang tentang

hal-hal yang saya sukai.

7. (.....) Saya menganggap diri saya sebagai pemimpin (atau orang lain berpendapat

demikian).

8. (.....) Saya senang berada di tengah keramaian.

9. (.....) Saya senang terlibat dalam kegiatan sosial yang berkaitan dengan pekerjaan,

tempat ibadah, atau lingkungan tempat tinggal.

10. (.....) Saya lebih memilih mengisi waktu malam dengan pesta yang meriah daripada

tinggal sendirian di rumah.

(g) Kecerdasan Intrapersonal

Page 11: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

1. (.....) Saya senang meluangkan waktu sendirian untuk bermeditasi, merenung, atau

memikirkan masalah kehidupan yang penting.

2. (.....) Saya senang atau ingin menghadiri acara konseling atau seminar perkembangan

kepribadian untuk lebih memahami diri.

3. (.....) Saya dapat menghadapi kemunduran atau kegagalan dengan tabah.

4. (.....) Saya memiliki tujuan-tujuan penting dalam hidup yang saya pikirkan secara

terus menerus.

5. (.....) Saya memiliki pandangan yang realistis mengenai kekuatan dan kelemahan saya

(yang saya peroleh dari umpan balik sumber-sumber lain).

6. (.....) Saya lebih memilih menghabiskan akhir pekan sendirian di sebuah pondok di

hutan daripada di tempat peristirahatan mewah yang ramai orang.

7. (.....) Saya menganggap diri saya sebagai orang yang berkeinginan kuat dan

berpikiran mandiri.

8. (.....) Saya memiliki buku harian atau catatan pribadi untuk menuliskan kehidupan

pribadi saya.

9. (.....) Saya seorang wiraswasta atau setidaknya amat ingin memulai usaha sendiri.

10. (.....) Saya memiliki hobi atau minat khusus yang tidak saya ceritakan pada orang

lain.

(h) Kecerdasan Naturalis

1. (.....) Saya suka berkelana, mendaki gunung, atau sekedar jalan-jalan di alam terbuka.

2. (.....) Saya ikut semacam organisasi sukarela yang berkaitan dengan lingkungan.

3. (.....) Saya dibesarkan di keluarga yang menyukai binatang peliharaan.

4. (.....) Saya senang melakukan hobi yang berkaitan dengan alam (misalnya mengamati

burung).

5. (.....) Saya mengikuti kursus atau kuliah seputar alam di pusat-pusat kegiatan

masyarakat atau sekolah tinggi (misalnya botani, zoologi).

6. (.....) Saya cukup fasih menjelaskan perbedaan berbagai jenis pohon, anjing, atau flora

atau fauna lain.

7. (.....) Saya senang membaca buku dan majalah, atau menonton-acara televisi atau film

yang menggambarkan alam.

8. (.....) Ketika berlibur, saya lebih memilih pergi ke alam terbuka (taman, bumi

perkemahan, tempat hiking) daripada ke hotel, tempat peristirahatan, atau kota dan

situs-situs kebudayaan.

9. (.....) Saya suka pergi ke kebun binatang, akuarium, atau tempat mempelajari

kehidupan alam.

10. (.....) Saya memiliki kebun dan senang berkebun di sana.

Grafik Penilaian Kecerdasan Majemuk

10

9

8

7

6

5

4

3

2

Keterangan:

KL : Kecerdasan

Linguistik

KML : Kecerdasan

Matematis-Logis

KS : Kecerdasan Spasial

KKJ : Kecerdasan

Kinestetis-Jasmani

KM : Kecerdasan Musikal

K. Inter : Kecerdasan

Interpersonal

K. Intra : Kecerdasan

Intrapersonal

KN : Kecerdasan

Naturalis

Page 12: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

KL KML KS KKJ KM K.Inter K.Intra KN

(3) Lembar Observasi

a) Daftar observasi dapat diisi oleh orang tua maupun guru.

b) Jumlahkan skor hasil observasi. Semakin tinggi skornya, semakin menunjukkan

kecenderungan murid tersebut memiliki kecerdasan dan keberbakatan istimewa. c) Hasil observasi dapat diperiksa silang dengan portofolio siswa atau catatan-catatan

prestasi maupun rapor. Apabila hasil observasi tinggi tetapi catatan akademis siswa

rendah, maka terdapat kemungkinan siswa tersebut adalah siswa cerdas berbakat yang

mengalami gangguan atau kesulitan belajar (underachiever). Artinya siswa tersebut

berprestasi lebih rendah dari kemampuan sebenarnya. Apabila demikian, siswa

tersebut mungkin memerlukan assessment dan penanganan lebih lanjut.

d) Catatan khusus dapat ditambahkan apabila diperlukan.

Tanda-tanda 1 2 3 4 5

Mampu memahami dan mengingat informasi yang sulit dan kompleks

bila ia memiliki minat terhadapnya

Banyak membaca, atau mengumpulkan informasi di waktu

senggangnya atau dengan cara-cara lain yang khas darinya

Mempunyai prestasi yang baik secara signifikan pada tugas-tugas

modelling dibandingkan tugas tulisan

Mengenal banyak fakta, mempunyai perkembangan secara umum

yang besar

Dapat mencapai prestasi yang baik jika diberi pelajaran dengan

metode dan materi yang cocok

Sangat kreatif dengan contoh-contoh yang hidup

Di rumah mengembangkan berbagai aktivitas atas inisiatifnya sendiri

Mempunyai minat yang luas dan sangat menyukai „penelitian‟

Sangat sensitif

Mempunyai prestasi di sekolah yang relatif jelek (seringkali berada di

bawah kapasitasnya)

Tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR) atau hasil kerjanya buruk

Sering tidak senang dengan hasil prestasinya

Menghindari aktivitas pelajaran baru karena takut tidak berhasil

Merasa rendah diri, tidak percaya diri, atau tidak perduli

Tidak menyukai bekerjasama dalam tim, merasa orang lain tidak

menyukai dirinya

Tidak populer di antara teman-teman sebayanya, mencari teman yang

Page 13: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

memiliki pemikiran yang sama

Mempunyai harapan yang terlalu tinggi (karenanya ia merasa tidak

berhasil) atau terlalu rendah (yang justru akhirnya tidak berhasil)

Sangat mudah beralih perhatian dan impulsif

Menghindari dan tidak perduli dengan sekolah

Tidak ingin ditolong, ingin mandiri

Merasa tak berdaya, tidak mau mengambil tanggung jawab atas

perbuatannya sendiri (menunjuk/mengalihkan kegagalannya pada

orang lain atau pada situasi)

Menentang bentuk otoriter

Catatan Khusus:

(4) Lembar Identifikasi Siswa

a) Lembar ini merupakan kesimpulan atau ringkasan dari berbagai hasil pengumpulan

data, wawancara, observasi, maupun kuesioner.

b) Kolom pertama merupakan aspek yang diperiksa dari siswa. Aspek ini dapat

ditambahkan dengan aspek lain yang kiranya belum tercantum atau belum tercakup.

c) Kolom kedua merupakan ciri-ciri atau indikator yang menjadi rujukan guru dalam

menilai keistimewaan muridnya. Kolom ini dapat ditulis sebanyak-banyaknya dengan

berdasar pada landasan teori.

d) Kolom ketiga berisi bukti-bukti yang mendukung penilaian guru. Misalnya aspek

intelektual berdasarkan hasil psikotes, maka di kolom ketiga dituliskan nama psikotes

yang digunakan, tanggal dan tempat pelaksanaan pemeriksaan, serta keterangan lain

yang dapat memperkuat atau mendukung penilaian guru. Bukti fisik dapat

dikumpulkan menjadi portofolio dan dilampirkan bersama dengan lembar kerja

identifikasi. Contoh lain, untuk aspek kognisi (intelektual), guru dapat melampirkan

portofolio berupa hasil karya siswa, seperti hasil tulisan siswa yang mendapat

penghargaan, lukisan, atau hasil karya yang lain.

e) Kolom keterangan dapat diisi dengan keterangan nomor lampiran. Misalnya bukti

pemeriksaan psikotes menjadi lampiran 2 maka di kolom keterangan untuk aspek

kognisi intelektual dapat dituliskan lampiran 2. LEMBAR IDENTIFIKASI SISWA

No. ASPEK CIRI-CIRI BUKTI KETERANGAN

1. Kognisi

a. imajinasi

b. intelektual

2. Afeksi

a. emosi

b. kemampuan empati

3. Psikomotor

4. ……………

Penutup

Proses identifikasi ini hanyalah tahap awal dari keseluruhan proses penanganan terhadap

siswa cerdas dan berbakat istimewa. Bagan berikut merupakan ringkasan tahapan yang perlu

dilakukan dalam menangani siswa-siswa cerdas dan berbakat istimewa.

Page 14: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

Gambar 2. Tahapan Proses Penanganan Siswa CIBI

Kecerdasan multidimensional tidak hanya menekankan pada faktor kognitif saja, tetapi

juga pada keberbakatan istimewa di bidang-bidang spesifik, seperti musikalitas, kepekaan

terhadap nilai-nilai seni dan estetika, keterampilan dan kehalusan motorik atau kinestetik,

keterampilan sosial, kemampuan atau kapasitas untuk memahami dan mendalami makna

kehidupan dan hal-hal kemanusiaan, dan lain-lain. Sebuah sistem pendidikan perlu merumuskan

definisi yang jelas, dengan mempertimbangkan apa saja yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk

membantu siswa-siswa ini menunjukkan performa terbaik mereka. Semakin baik dan lengkap

sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, serta semakin tinggi kualitas dan komitmen pengajar

atau pendidik di sekolah untuk menangani anak-anak „istimewa‟ ini, maka definisi kecerdasan

dan keberbakatan itu dapat dibuat semakin spesifik, sehingga definisi tersebut dapat mencakup

lebih banyak bentuk kecerdasan dan keberbakatan siswa.

Daftar Rujukan

Baum, S. (2004) Twice-Exceptional and Special Populations of Gifted Students, California:

Corwin Press

Bloom, B.S., Engelhart, M.D., Hill, W.H., Furst, E.J., & Krathwohl, D.R. (1956) Taxonomy of

Educational Objectives: The Classification of Educational Goals: Handbook I:

Cognitive Domain. New York: David McKay.

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa; Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar

dan Menengah (2007) Penatalaksanaan Psikologi bagi Anak Cerdas dan Bakat

Deteksi Diagnosa

Perencanaan program penanganan &

pelayanan khusus

Penanganan dan pelaksanaan program

Evaluasi berkala, pembaharuan program,

transisi program ke jenjang yang lebih tinggi

Page 15: RANCANGAN IDENTIFIKASI SISWA CERDAS · PDF fileDosen jurusan Psikologi ... serta melakukan penelitian ... mempunyai konsep bahwa giftedness mempunyai kaitan dengan faktor-faktor non

Istimewa Penyusunan Pedoman Penyelenggaraan Layanan Pendidikan bagi Anak

Cerdas dan Bakat Istimewa

Munandar, Utami (2004) Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, Utami (1982) Pemanduan Anak Berbakat. Jakarta: Rajawali

Renzulli, J.S. (1978) What Makes Giftedness? Reexamining A Definition. Phi Delta Kappan

Renzulli, J.S. (1992) A General Theory for Development Of Creative Productivity in young

people, (dalam Talent for the future, ed. Mönks, J.F. & Peters, W., Van Gorcum,

Assen).

Renzulli, J.S. (2005) The Three Rings Conception of Giftedness: A Developmental Model for

Promoting Creative Productivity, (dalam Conception of Giftedness, ed Sternberg R.J.

& Davidson, J.E., New York: Cambridge University Press)

Silverman, L.K. (2002) Upside-Down Brilliance, The Visual-Spatial Learner, DeLeon Pub.,

Denver, Colorado.

Webb, J., Mckstroth, E.A., Tolan, S.S. (1982) Guiding the Gifted Children, Ohio: Ohio

Psychology Press