Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012 2017

96

Click here to load reader

Transcript of Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012 2017

Page 1: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

DRAFT

Rancangan Awal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]

KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2012

DRAFT

Rancangan Awal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]

KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2012

DRAFT

Rancangan Awal

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH[RPJM]

KABUPATEN BENER MERIAH 2012 – 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAHBADAN PERENCANANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

2012

Page 2: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

Daftar Isi

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 i

DAFTAR ISI

hal

1. Daftar isi ............................................................................................. i

2. BAB I : Pendahuluan......................................................................... 1

2.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

2.2. Dasar Hukum Penyusunan .......................................................

2.3. Hubungan Antar Dokumen ......................................................

2.4. Sistematika Penulisan..............................................................

2.5. Maksud Dan Tujuan .................................................................

3. BAB II : Gambaran umum kondisi daerah .........................................

3.1. Aspek Geografi dan Demografi ...............................................

3.2. Karakteristik lokasi dan wilayah ..............................................

3.2.1. Luas dan batas wilayah administrasi.................

3.2.2. Topografi ..........................................................

3.2.3. Geologi..............................................................

3.2.4. Hidrologi ...........................................................

3.2.5. Klimatologi .......................................................

3.2.6. Penggunaan lahan .............................................

3.3. Potensi Pengembangan Wilayah ..............................................

3.3.1. Wilayah Rawan Bencana ..................................

3.3.2. Demografi .........................................................

3.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ...........................................

3.4.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan

Ekonomi............................................................

3.4.1.1. Pertumbuhan PDRB.......................

3.4.1.2. Laju Inflasi .....................................

3.4.1.3. Angka Melek Huruf .......................

3.4.1.4. Angka Rata-Rata Lama Sekolah ....

3.4.2. Fokus Seni Budaya dan Olahraga .....................

3.4.2.1. Aspek Pelayanan Umum................

Page 3: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

Daftar Isi

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 ii

3.4.3. Fokus Layanan Urusan Wajib...........................

3.4.3.1. Angka Partisipasi Sekolah .............

3.4.3.2. Rasio Ketersediaan

Sekolah/Penduduk Usia Sekolah ..

3.4.3.3. Rasio Guru/Murid ..........................

3.4.4. Fokus Layanan Urusan Pilihan ........................

3.4.4.1. Fokus Layanan Urusan Pilihan ......

3.4.4.2. Jumlah Investor Berskala Nasional

(PMDN/PMA)................................

3.4.4.3. Jumlah Nilai Investasi Berskala

Nasional (PMDN/PMA) ................

3.4.4.4. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ....

3.4.5. Aspek Daya Saing Daerah ...............................

3.4.5.1. Fokus Kemampuan Ekonomi

Daerah ............................................

3.4.5.1.1. Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga Per

Kapita (Angka

Konsumsi RT Per

Kapita)..........................

3.4.5.1.2. Nilai Tukar Petani ........

3.4.5.1.3. Pengeluaran Konsumsi

Non Pangan Perkapita

(Persentase Konsumsi

RT Untuk Non Pangan)

3.4.5.2. Fokus Fasilitas

Wilayah/Infrastruktur ....................

3.4.5.2.1. Ketaatan terhadap

Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW).........

3.4.5.2.2. Luas Wilayah Produktif

Page 4: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

Daftar Isi

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 iii

3.4.5.3. Fokus Iklim Berinvestasi ...............

3.4.5.3.1. Angka Kriminalitas

3.4.5.3.2. Jumlah Demonstrasi

3.4.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia ........

3.4.5.4.1. Kualitas Tenaga Kerja

(Rasio Lulusan

S1/S2/S3) .....................

3.4.5.4.2. Tingkat

Ketergantungan (Rasio

Ketergantungan) ..........

4. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka

Pendanaan .............................................................................................

4.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu...................................................

4.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBK ..............................

4.1.2. Neraca Daerah...................................................

4.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu..........................

4.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran........................

4.2.2. Analisis Pembiayaan.........................................

4.3. Kerangka Pendanaan ................................................................

4.3.1. Analisis pengeluaran periodik wajib dan

mengikat serta prioritas utama .........................

4.3.2. Proyeksi data masa lalu.....................................

4.3.3. Penghitungan Kerangka Pendanaan..................

5. BAB IV : Analisis isu-isu srategis .......................................................

5.1. Permasalahan Pembangunan ....................................................

5.2. Isu Strategis ..............................................................................

6. BAB V : Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran ...........................

6.1. Visi ...........................................................................................

6.2. Misi...........................................................................................

6.3. Tujuan dan Sasaran ..................................................................

7. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan................................................

Page 5: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

Daftar Isi

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 iv

8. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah .......

9. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai

10. Kebutuhan Pendanaan .........................................................

11. BAB IX : Penetapan indikator kinerja Daerah.....................................

12. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan ........................

Page 6: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 menjelaskan mengenai

tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana

pembangunan daerah. Permendagri tersebut mengamanatkan bahwa Perencanaan

Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan

yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam

jangka waktu tertentu. Selanjutnya, Permendagri tersebut menjelaskan tentang

dokumen perencanaan yang harus disusun oleh pemerintah pusat dan pemerintah

daerah termasuk penyusunan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJM) untuk jangka waktu lima tahun.

RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 merupakan

penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Kabupaten Bener Meriahyang akan

dilaksanakan dan ingin diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan.

Penyusunan dokumen RPJM ini berpedoman pada RPJP Kabupaten Bener Meriah

Tahun 2005 – 2025 serta mengacu pada RPJM Provinsi Aceh serta RPJM

Nasional. Di samping itu, RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017

disusun dengan memperhatikan sumber daya dan potensi yang dimiliki, faktor-

faktor keberhasilan, evaluasi pembangunan 5 (lima) tahun yang lalu, dinamika

perubahan yang terjadi secara nasional maupun global, serta isu-isu strategis yang

berkembang. RPJM ini menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah yang dilaksanakan setiap tahun.

Mengingat peran dan fungsi RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012

– 2017 sangat penting bagi Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, pengusaha dan

Page 7: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 2

masyarakat, maka proses penyusunannya dilakukan secara sistematis, akurat dan

terpadu dengan melibatkan seoptimal mungkin peran para pemangku kepentingan

pembangunan. Berdasarkan alasan inilah maka penyusunan RPJM Kabupaten

Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 dilakukan secara transparan dan partisipatif

untuk menghasilkan dokumen perencanaan yang holistik dan berkesinambungan.

Muatan dalam RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 berisi arah

kebijakan keuangan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja

Perangkat Daerah, program lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah dan program

kewilayahan yang terintegrasi dengan baik disertai dengan rencana-rencana kerja

dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang mendasari penyusunan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah 2012-2017

adalah sebagai berikut:

1. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan;

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;

4. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

5. Undang-Undang No. 41 Tahun 2003 tentang Pembentukan Pemerintah

Kabupaten Bener Meriah

6. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran;

7. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang

Page 8: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 3

Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Pusat dan Pemerintahan Daerah;

10. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;

11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

13. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggung

jawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada

Masyarakat;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

19. Qanun Aceh No. 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh

20. Qanun Aceh No. 2 Tahun 2008 tentang Pengalokasian Tambahan Dana Bagi

Hasil Minyak Dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus

Page 9: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 4

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa

depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya

yang tersedia. Untuk mencapai proses tersebut, maka keterkaitan suatu dokumen

perencanaan dengan dokumen perencanaan lainnya sangat erat dan menentukan.

Dalam hal ini hubungan hasil evaluasi dan penyesuaian Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bener Meriah ini dengan Kebijakan

Pembangunan Nasional maupun Rencana Pembangunan Aceh diharapkan tetap

sinergis dan saling berkaitan satu sama lain sesuai dengan kewenangan masing-

masing.

Hasil Penyesuaian RPJM Kabupaten Bener Meriah ini menjadi pedoman

dalam rangka penyesuaian dokumen-dokumen lainnya seperti:

1. Rencana pembangunan lima tahunan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten

Bener Meriah (SKPK) yang selanjutnya disebut Rencana Strategis (Renstra)

SKPK;

2. Rencana Pembangunan Tahunan Kabupaten Bener Meriah, yang selanjutnya

disebut Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bener Meriah (RKPK) adalah

dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

3. Rencana Pembangunan Tahunan SKPK, yang selanjutnya disebut Rencana

Kerja Satuan Kerja Perangkat Kabupaten Bener Meriah (Renja-SKPK) adalah

dokumen perencanaan SKPK untuk periode 1 (satu) tahun.

Dengan demikian diharapkan akan terciptanya sinkronisasi program

pembangunan antar sektor dan wilayah baik bersifat jangka panjang, menengah,

maupun jangka pendek, sehingga terwujudnya pembangunan yang terpadu dan

berkelanjutan.

Page 10: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 5

1.4. Sistematika Penulisan

RPJM Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012–2017 disusun berdasarkan

parameter, indikator dan sistematika sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun

2010, sebagai berikut:

1. BAB I : Pendahuluan1.1. Latar Belakang1.2. Dasar Hukum Penyusunan1.3. Hubungan Antar Dokumen1.4. Sistematika Penulisan1.5. Maksud Dan Tujuan

2. BAB II : Gambaran umum kondisi daerah2.1. Aspek Geografi dan Demografi2.2. Karakteristik lokasi dan wilayah2.3. Potensi Pengembangan Wilayah2.4. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

3. BAB III : Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah SertaKerangka Pendanaan

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu3.3. Kerangka Pendanaan

4. BAB IV : Analisis isu-isu srategis4.1. Permasalahan Pembangunan4.2. Isu Strategis

5. BAB V : Penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran5.1. Visi5.2. Misi5.3. Tujuan dan Sasaran

6. BAB VI : Strategi dan Arah Kebijakan

7. BAB VII : Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

8. BAB VIII : Indikasi Rencana Program Prioritas Yang Disertai

9. Kebutuhan Pendanaan

10. BAB IX : Penetapan indikator kinerja Daerah

11. BAB X : Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Page 11: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB I] Pendahuluan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 6

1.5. Maksud dan Tujuan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Bener

Meriah Tahun 2012 – 2017 disusun dengan maksud “Menjadi pedoman bagi

seluruh jajaran pemerintah kabupaten, DPRK, dan masyarakat dalam menentukan

strategi dan arah pembangunan daerah jangka menengah serta program dan

kegiatan prioritas sesuai dengan potensi dan kondisi rill yang dijabarkan dalam

RKPK setiap tahunnya” .

RPJM Kabupaten Bener Meriah disusun dengan Tujuan sebagai berikut :

1. Menjelaskan gambaran umum kondisi Bener Meriah, analisis isu - isu

strategis, penyajian visi, misi, tujuan , sasaran dan strategi serta arah

kebijakan, kebijakan umum dan program pembangunan daerah, indikasi

rencana program prioritas yang disertai dengan kebutuhan pendanaan,

penetapan indikator kinerja daerah dan pedoman transisi serta kaidah

pelaksanaannya.

2. Menjamin terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergisitas berdasarkan

fungsi pemerintah kabupaten sesuai dengan wilayah, ruang dan waktu.

3. Mendukung koordinasi antar pemangku kepentingan dalam mencapai

kabupaten yang madani.

4. Mewujudkan keterkaitan dan konsistensi pembangunan antara perencanaan,

penganggaran dan pelaksanaan.

Page 12: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 7

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kondisi umum Kabupaten Bener Meriah digambarkan dalam beberapa

aspek, yaitu aspek geografi dan demografi, aspek kesejahteraan masyarakat, aspek

pelayanan umum, dan aspek daya saing daerah.

2.1. Aspek Geografis dan Demografis

Sub bab aspek geografi dan demografi membahas mengenai karakteristik

lokasi dan wilayah, potensi pengembangan wilayah, wilayah rawan bencana, dan

demografi.

2.1.1. Geografis

Kabupaten Bener Meriah memiliki posisi strategis berada di tengah – tengah

Provinsi Aceh. Kabupaten Bener Meriah dengan Ibukota Redelong. Posisi

geografis pada 4o33’50”- 4o54’50”Lintang Utara dan 96o40’75” - 97o17’53” Bujur

Timur. Batas wilayah Kabupaten Bener Meriah adalah:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupten Bireuen;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tengah; dan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur.

Dengan Ketinggian rata – rata 100 – 2500 mdpl. Kabupaten Bener Meriah

memiliki luas wilayah darat 1.919,69 km2 atau 1.919.690 Ha (3,38 persen dari luas

Provinsi Aceh). Secara administratif pada tahun 2010, Kabupaten Bener Meriah

memiliki 10 Kecamatan yang terdiri dari, 29 mukim dan 233 desa. Gambaran peta

adminitratif Bener Meriah dapat dilihat Pada gambar 2.1 berikut :

Page 13: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 8

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032Gambar. 2.1. Peta Administratif Kabupaten Bener Meriah

2.1.1.1. Topografi

Kabupaten Bener Meriah memiliki klasifikasi kelerengan yang terbagi atas

kelas kelerengan yaitu : 0-8%, 8-15%, 15-25%, 25-40% dan >40%. Berdasarkan

gambaran klasifikasi kelerengan tersebut, tampak didominasi oleh lahan

berkelerengan > 40% dengan luasan yang mencapai 89,588,16 Ha atau sebesar

40,81% dari total luas wilayah kabupaten. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.1.

Tabel 2.1.

TOPOGRAFI KABUPATEN BENER MERIAH

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

Page 14: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 9

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032

Gambar. 2.2. Peta Topografi Kabupaten Bener Meriah

2.1.1.2. Geologi

Kondisi Geologi Kabupaten Bener Meriah terdiri oleh beberapa bebatuan

dengan jenis batuan sendimen, batuan vulkanis telsis, dan aluvial terakhir.

Dominasi batuan sendimen ini hampir merata pada sebelah selatan wilayah Bener

Meriah, yang merupakan dataran tinggi atau berfungsi sebagai kawasan areal

penggunaan lain.

Sendimen ini juga terbagi oleh jenis yang diantaranya, sendimen kapur dan

glaukosit dengan material halus, kemudian sendimen sedikit kandungan kapur dan

material kasar konglomerat, batu pasir dan mika.

Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa gunung api - gunung api

aktif yang berada di Provinsi Aceh adalah Gunung Burni Telong dan Gunung

Geuredong yang berada di Kabupaten Bener Meriah, sehingga diperkirakan dapat

menimbulkan bencana besar di Kabupaten Bener Meriah. Gunung ini terletak

Page 15: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 10

pada bagian selatan kabupaten atau disebelah timur Kota Simpang Tiga Redelong

(Ibukota Kabupaten). Aktifitas gunung tersebut berdasarkan penelitian

menunjukkan peningkatan setelah Gempa dan Gelombang Tsunami menimpa

Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004

Jenis batuan yang terdapat di Aceh dapat dikelompokkan menjadi batuan

beku dan batuan metamorfik atau malihan, batuan sedimen dan gunungapi tua,

batugamping, batuan gunung api muda, serta endapan aluvium.Batuan sedimen

terutama terdapat di daerah lembah. Jenis batuan mempengaruhi jenis tanah yang

ada.

2.1.1.3. Hidrologi

A. Air Permukaan

Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa sungai baik sungai besar

maupun sungai kecil. Sungai besar diantaranya Sungai Jambo Aye yang airnya

mengalir sampai ke Jambo Aye; Arakundo; Peureulak; Idi Rayeuk; Simpang

Ulim; Peudawa Puntong; Julok Rayeuk; Peudawa Rayeuk. Sungai Peusangan

mengalir ke Pase; Peusangan; Peudada; Keureuto; Peuto; Mane; Geukeuh;

Samalanga; Sawang; Piadah. Sungai Kanis. Dan sungai-sungai kecil yang ada di

Kabupaten Bener Meriah. Berikut merupakan gambaran Daerah aliran Sungai

yang ada di Kabupaten Bener Meriah.

Page 16: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 11

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032Gambar. 2.3. Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Bener Meriah

Tabel 2.2

POTENSI SUMBER DAYA AIR BERDASARKAN WILAYAH SUNGAI

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

B. Air Tanah

Pengelolaan air tanah berdasarkan Cekungan Air Tanah (CAT) bertujuan

untuk menjaga kelangsungan air tanah, daya dukung dan fungsi. Pengelolaan

kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah dilaksanakan melalui pemetaan

tingkat kriteria zona kerentanan air tanah. Cekungan Air Tanah (CAT) yang ada di

Page 17: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 12

wilayah Bener Meriah, sesuai Atlas Cekungan Air Tanah Indonesia Tahun 2009,

dapat diidentifikasikan ada 2 CAT seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3

CEKUNGAN AIR TANAH

No CATLuas(HA)

Keterangan

1 Peudada 28,975.66 Kabupaten Bener Meriah

2 Lampahan 33,123.36 Kabupaten Bener MeriahSumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 – 2032

Sumber : Draft RTRW Bener Meriah 2012 - 2032

Gambar 2.4. Peta Cekungan Air Tanah di Kabupaten Bener Meriah

2.1.1.4. Klimatologi

Data curah Hujan Kabupaten Bener Meriah masih mengacu pada kabupaten

Aceh tengah (mewakili dataran tinggi) curah hujan mencapai 13.327 mm/tahun

dengan rata-rata 1.105,60 mm/bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret

Page 18: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 13

dan Agustus, sementara curah hujan terendah terjadi pada bulan Oktober,

September dan November. Curah hujan rata-rata setiap bulannya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

Tabel 2.4

CURAH HUJAN RATA-RATA BULANAN

Sumber : Dinas Pengairan

2.1.1.5.Penggunaan Lahan

Karakteristik lahan di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan hasil

pengolahan data 2010 sebagian besar didominasi oleh hutan, dengan luas 134.984

Ha atau 70,3 persen dari luas total penggunaan lahan.. Luas lahan pertanian sawah

seluas 2.303 Ha atau 1,2 persen dan lahan ladang /kebun seluas 3.138,60 Ha atau

1,63 persen selebihnya merupakan lahan penggunaan lainya mencapai 26 persen

dari luas total Bener Meriah

Tabel 2.5

JENIS PENGGUNAAN LAHAN

KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2010

Sumber : Bener Meriah dalam Angka 2011

Page 19: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 14

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Kabupaten Bener Meriah mempunyai beragam kekayaan sumberdaya

alam antara lain pertanian, perkebunan, pertambangan umum yang memiliki

potensi untuk dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bener Meriah.

Pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Bener Meriah merupakan simpul

pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat, yang terdiri

atas:

a. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk

melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

b. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), merupakan kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa;

c. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Penentuan sistem perkotaan di Kabupaten Bener Mariah

mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut:

a. Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Aceh.

b. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada dan

pengembangannya.

c. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.

Fungsi dan peran kawasan perkotaan di masing-masing ibukota kecamatan

atau pusat-pusat pengembangan pada dasarnya sebagai berikut:

1. Fungsi tempat pasar (market-place function) bagi barang dan jasa konsumsi

dan investasi. Selain itu juga sebagai tempat pemasaran dan pengolahan hasil

pertanian.

2. Fungsi transaksi finansial berupa kemudahan kredit untuk investasi pada

wilayah-wilayah pengembangan.

Page 20: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 15

3. Fungsi penyediaan pelayanan pengembangan pertanian.

4. Fungsi pelayanan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, kesejahteraan,

komunikasi, keamanan, ibadah, rekreasi, administratif, dan lain-lain.

Selanjutnya kelengkapan dalam penyediaan prasarana dan sarana baik

sosial maupun ekonomi pada dasarnya bergantung pada hirarki kota yang

bersangkutan.

Selain itu juga terdapat fungsi kota sebagai pusat administrasi

pemerintahan yang mempunyai sifat pelayanan hirarkis menurut status

administrasi (ibukota kabupaten, dan ibukota kecamatan).

Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasiltas pusat

pelayanannya yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain

didasari oleh alasan tertentu, yaitu:

a. Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari

keberadaan kota tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan

perdagangan.

b. Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi

utama dan akses ke jaringan transportasi utama.

Jika fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, maka akan terjadi interaksi

langsung antara wilayah pedesaan dengan pusat regional. Hal ini akan

menimbulkan banyak ketidakefisienan, seperti dalam ongkos transport, kapasitas

dan pemenuhan kebutuhan pelayanan, dan lain-lain yang pada akhirnya akan

menghambat perkembangan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat itu sendiri.

Sistem perkotaan yang membentuk pola struktur ruang di Kabupaten

Bener Meriah selain berdasarkan analisa kondisi eksisting perkotaan juga

mengacu pada struktur ruang yang lebih makro, yakni pola struktur wilayah

Provinsi Aceh. Pola struktur ruang yang dibentuk berdasarkan sistem perkotaan

dan pusat pelayanan di Kabupaten Bener Meriah adalah:

Page 21: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 16

1. Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

Kriteria PKL adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan

pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi dengan skala

pelayanan kabupaten. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) di wilayah Kabupaten

Bener Meriah ditetapkan di Simpang Tiga Redelong Kecamatan Bukit

sebagai pusat pelayanan skala kabupaten.

2. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp)

Melihat perkembangan yang ada saat ini, ada beberapa Kecamatan yang

dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan menjadi PKL karena

memiliki sarana dan prasarana yang memungkinkan fungsi dan pelayanannya

sebagai PKL seperti RSUD tipe C, terminal, fasilitas perkantoran, fasilitas

perumahan, fasilitas pendidikan, fasilitas olah raga dan rekreasi serta faslitas

perdagangan dan jasa. Dengan ditingkatkan menjadi PKL diharapkan dapat

mendorong perkembangan wilayahnya. Kecamatan tersebut diarahkan

sebagai pengembangan fungsi perkotaan dengan fungsi yang dikembangkan

antara lain adalah kawasan pendidikan, perdagangan dan jasa, kesehatan,

permukiman perkotaan, rekreasi dan olah raga serta perkantoran. Kecamatan

yang dipromosikan antara lain :

Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) Pondok Baru Ibukota di

Kecamatan Bandar yang melayani beberapa kecamatan, antara lain

Kecamatan Syiah Utama, Kecamatan Permata, Kecamatan Mesidah,

Kecamatan Bener Kelipah dan Kecamatan Bandar.

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

Kriteria PPK adalah pusat pelayanan yang berfungsi dalam pelayanan

pemerintahan, perdagangan dan jasa serta transportasi dengan skala pelayanan

kecamatan.

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) di wilayah Kabupaten Bener Meriah ditetapkan

di :

1. PPK Blang Rakal;

Page 22: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 17

2. PPK Reronga;

3. PPK Lampahan;

4. PPK Simpang Balek;

5. PPK Bener Kelipah Utara;

6. PPK Wih Tenang Uken;

7. PPK Sosial; dan

8. PPK Samar Kilang.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Kabupaten Bener Meriah merupakan salah satu wilayah perbukitan dan

pegunungan sehingga banyak dijumpai lahan miring ataupun bergelombang.

Potensi bencana tanah longsor di Kabupaten Bener Meriah terjadi di sekitar

kawasan pegunungan atau bukit yang dipengaruhi oleh kemiringan lereng yang

curam pada tanah yang basah dan bebatuan yang lapuk, curah hujan yang tinggi,

gempa bumi atau letusan gunung berapi yang menyebabkan lapisan bumi paling

atas dan bebatuan berlapis terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Tanda-

tanda terjadinya longsor dapat ditandai dengan beberapa parameter antara lain

keretakan pada tanah, runtuhnya bagian bagian tanah dalam jumlah besar,

perubahan cuaca secara ekstrim dan adanya penurunan kualitas landscape dan

ekosistem.

Puting beliung terjadi hampir merata diseluruh daerah dalam Provinsi

Aceh tidak terkecuali Kabupaten Bener Meriah walaupun dalam intensitas rendah.

Salah satu gunung api aktif yang berada di Kabupaten Bener Meriah adalah

Gunung Burni Telong dan Gunung Geuredong yang berada di Kabupaten Bener

Meriah, sehingga diperkirakan dapat menimbulkan bencana besar di Kabupaten

Bener Meriah. Gunung ini terletak pada bagian selatan Kabupaten atau disebelah

timur Kota Simpang Tiga Redelong (Ibukota Kabupaten). Aktifitas gunung

tersebut berdasarkan penelitian menunjukkan peningkatan setelah Gempa dan

Gelombang Tsunami menimpa Provinsi Aceh tanggal 26 Desember 2004.

Page 23: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 18

Potensi bencana gas beracun diindikasikan pada kawasan yang berdekatan

dengan gunung berapi aktif. Dengan demikian kawasan dengan potensi rawan

bahaya gas beracun adalah relatif sama dengan kawasan rawan letusan gunung

berapi. Kawasan potensi rawan bahaya gas beracun di Kabupaten Bener Meriah

berada di sekitar Gunung Geuredong dan Gunung Burni Telong.

Selain itu, bencana yang disebabkan bukan dari faktor alam juga seringkali

terjadi di Bener Meriah, seperti bencana konflik dan wabah penyakit. Kejadian

bencana-bencana tersebut memberikan dampak negatif terhadap hasil

pembangunan yang sudah dicapai atau sedang berlangsung.

2.1.4. Demografi

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk di Bener

Meriah berjumlah 122.277 jiwa terdiri dari 62.059 jiwa laki-laki dan 60.218 jiwa

perempuan. Dilihat dari distribusinya jumlah penduduk paling banyak di

Kecamatan Bandar, yaitu sebesar 22.046 jiwa atau sebesar 18,03 % dari total

penduduk di Bener Meriah. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit

berada di Kecamatan Syiah Utama, yaitu sebesar 1.298 jiwa atau sebesar 1,06 %

dari total penduduk. Jika dilihat dari perkembangannya, jumlah penduduk di

Bener meriah terus meningkat.

Pada tahun 2010 kepadatan penduduk di Bener meriah sebesar 60

orang/Km2, wilayah dengan kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Wih Pesam.

Kepadatan penduduk Kecamatan Wih Pesam mencapai 300 orang per Km2.

Kecamatan Bandar (250 Jiwa/Km2). Kondisi demikian disebabkan karena pada

daerah-daerah tersebut terdapat akses yang mudah dicapai terhadap sarana dan

prasarana wilayah.Fasilitas yang sudah cukup memadai pada daerah-daerah

tersebut cukup menarik perhatian masyarakat untuk menetap disana. Kondisi yang

terjadi di dua Kecamatan berbanding terbalik dengan Kecamatan Syiah Utama

dan Kecamatan Mesidah, Kecamatan Syiah Utama yang memiliki luas wilayah

sekitar 40,42% dari wilayah Bener Meriah memiliki kepadatan penduduk terendah

Page 24: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 19

yaitu hanya sekitar 2 orang per Km2. Selama periode 2007-2010 kepadatan

penduduk di Bener Meriah terus meningkat, dari 58 Jiwa/Km2 pada tahun 2007

naik menjadi 64 Jiwa/Km2 pada tahun 2010.

Pada 2010 Laju pertumbuhan penduduk Bener Meriah mencapai 6,83%,

Di tahun 2010 komposisi jumlah penduduk Perempuan ( 60.218 Jiwa atau 49.25%

dari total penduduk) tetap lebih sedikit jika dibandingkan jumlah penduduk Laki-

lakinya pada tahun yang sama (62.059 Jiwa atau 50.75% dari total penduduk).

Jika dilihat perkembangannya dari tahun 2000 –2010, komposisi penduduk Laki-

laki dan Perempuan komposisinya relatif seimbang dari tahun ke tahun.

Indeks Pembangunan Manusia/Human Development Index (IPM/HDI),

IPM/HDI adalah satuan untuk mengukur kesuksesan pembangunan suatu wilayah.

IPM/HDI adalah angka yang diolah berdasarkan tiga dimensi: yaitu panjang usia

(longevity), pengetahuan (knowledge), dan standar hidup (standard of living) suatu

wilayah. IPM yang tinggi menunjukkan keberhasilan pembangunan kesehatan,

pendidikan, dan ekonomi. Sebaliknya, IPM yang rendah menunjukkan

ketidakberhasilan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan ekonomi suatu

negara. Indek Pembangunan Manusia di Bener Meriah tahun 2010 mencapai

angka 70.98, lebih tinggi dari tahun sebelumnya (70,34).

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB

Ekonomi Kabupaten Bener Meriah, dengan segala keterbatasannya, sejak

tahun 2004 (terbentuknya Kabupaten Bener Meriah) sampai dengan tahun 2005,

tumbuh diatas 2,2 persen kemudian meningkat diatas 2,9 persen sampai dengan

sekarang, bahkan dari tahun 2006 pertumbuhan diatas 4 persen. Atas dasar harga

berlaku, PDRB Bener Meriah terus menerus mengalami peningkatan. Pada

periode tahun 2000-2003 (sebelum pemekaran), total PDRB Bener Meriah

berfluktuasi antara 493,60 Milyar Rupiah sampai dengan 725,63 Milyar Rupiah.

Page 25: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 20

Setelah pemekaran, tahun 2004, angka tersebut menjadi 846,76 milyar rupiah, dan

terus meningkat hingga mencapai nilai 1.572,89 milyar rupiah di tahun 2009.

Namun tentunya besaran tersebut masih mengandung perubahan kenaikan harga

barang dan jasa.

Uraian tersebut diatas memperlihatkan bahwa PDRB atau Perekonomian

Kabupaten Beneh Meriah setelah pemekaran ternyata semakin memperlihatkan

keadaan yang menggembirakan. Struktur Ekonomi Kabupaten ini, sejak tahun

2004-2009 masih tetap bertumpu pada sektor primer dari tahun ke tahun semakin

menunjukkan peningkatan. Kondisi seperti ini didominasi oleh konstribusi sektor

pertanian terhadap PDRB yang mencapai 67-70 persen setiap tahunnya.

Nilai Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Bener Meriah yang

dihitung atas harga konstan mengalami perkembangan dari tahun ketahunnya.

Perkembangan nilai PDRB Bener Meriah ADHB. dalam 5 (Lima) tahun terakhir

secara berturut-turut adalah sebesar 1.018.588 Rupiah (2006), 1.145.666,69

Rupiah (2007), 1.343.953,43 Rupiah (2008), 1.572.898,48 Rupiah (2009) dan

1.780.398,79 Rupiah (2010). Berdasarkan persentase pertumbuhan PDRB, secara

berturut-turut pertumbuhan ekonomi Bener Meriah (dengan Migas) adalah 12,5

persen (2008), 17,3 persen (2009), 13,2 persen (2010).

Tabel 2.7PERTUMBUHAN EKONOMI SEKTORAL DAN STRUKTURAL EKONOMI

KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2009-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah Tahun 2011

Page 26: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 21

Pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi Bener Meriah mencapai 4,54

persen. Dari Sembilan sektor yang ada di daerah ini, sektor Pertanian yang

memiliki kontribusi tertinggi terhadap PDRB Bener Meriah yaitu sebesar 49,66

persen. Sektor ini mampu tumbuh sebesar 1,17 persen. Adapun sektor yang

memiliki pertumbuhan tertinggi pada tahun 2009 masih sama dengan tahun

sebelumnya yaitu sector Listrik dan air Minum sebesar 29,42 persen. Walaupun

tingkat pertyumbuhannya tinggi tetapi peranannya bagi distribusi PDRB sangat

kecil yaitu hanya 0,79 persen. Karena kontribusinya yang sangat rendah ini maka

sector Listrik dan Air Minum tidak dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi

Bener Meriah di tahun 2009.

Pada Tahun 2010, PDRB Bener Meriah mampu tumbuh 4,81 persen.

Perumbuhan ini juga didukung oleh sector Pertanian, sektor Perdagangan, Hotel

dan Restauran serta Industri Pengolahan yang terus menbgalami peningkatan.

Sektor Pertanian merupakan penyumbang yang terbesar terhadap PDRB

kabupaten Bener Meriah yaitu sebesar 47,22 persen pada tahun 2010.

Tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Bener Meriah sebesar 5,11 persen

dimana pertumbuhan ini terus mengalami peningkatan dari tahun-tahun

sebelumnya. Ini merupakan keadaan yang baik bagi kelangsungan pembangunan

perekonomian Bener Meriah di tahun-tahun berikutnya.

Secara umum, seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Bener Meriah dari tahun

2009 - 2011, mengalami perkembangan yang positif dibanding dengan tahun

sebelumnya, kendatipun peningkatannya tidak terlalu menonjol. Ini menunjukkan

adanya peningkatan pembangunan di Kabupaten Bener Meriah. Hampir seluruh

sektor meningkat pertumbuhannya dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-

rata diatas 6 persen.

Pertumbuhan sektoral Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2011 dapat

dilihat pada table 2.6 yaitu sebesar 5,11 persen dimana pertumbuhan ekonomi ini

didukung oleh beberapa sector dengan laju pertumbuhan tertinggi yaitu sektor

Listrik dan Air Minum sebesar 13,33 persen diikuti oleh sektor Industri

Pengolahan 10,47 persen, sektor Perdagangan, Hotel dan Restauran 9,92 persen,

Page 27: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 22

sektor Jasa – jasa swasta sebesar 8,99 persen, dan sector penggalian 7,98 persen.

Sedangkan sektor dengan laju pertumbuhan terendah adalah sektor Pertanian

sebesar 3,12 persen dan sektor Komunikasi 3,57 persen.

Struktur ekonomi Kabupaten Beneh Meriah hingga tahun 2011, masih

berada pada sektor primer, dan belum mampu digeser ke sektor industri atau

sektor perdagangan dan jasa. Ini disebabkan oleh menonjolnya potensi sektor

pertanian, yang terindikasi dari dominannya kontribusi sektor ini terhadap PDRB

daerah ini. Meskipun demikian, dengan berkembangnya sektor sekunder dan

sektor tersier dalam perekonomian daerah ini menyebabkan sumbangan sektor

pertanian terhadap PDRB secara perlahan mengalami penurunan.

Akan tetapi struktur ekonomi masih belum mengalami perubahan dan

masih tetap berada di sektor primer atau sektor pertanian. Dalam

perkembangannya terlihat sektor tersier berada diurutan kedua dan sektor

sekunder diurutan ketiga, sebagai terlihat dalam tabel 2-9 sebagai berikut:

Tabel 2.8

STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BENER MERIAH

TAHUN 2008-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011

A. PDRB dan Pendapatan Regional Per Kapita

PDRB per kapita Kabupaten Bener Meriah, selama periode 2008 - 2011 terus

mengalami peningkatan yang menggembirakan. Peningkatan tersebut terus

berlangsung sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2008 sebesar 11,31 juta

rupiah dan tahun 2009 menjadi 13,02 juta rupiah atas harga berlaku, tahun 2010

menjadi 13,75 juta rupiah dan tahun 2011 15,04 juta rupiah.

Page 28: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 23

Tabel 2.9

PDRB PER KAPITA KABUPATEN BENER MERIAH

TAHUN 2008-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011

Tingkat kesejahteraan masyarakat, pada dasarnya tidak cukup dengan

hanya dinilai dari PDRB per kapita, banyak variabel lain yang harus digunakan

sebagai indikator yang sesungguhnya seperti pendapatan riil per kapita, tingkat

pendidikan, kondisi kesehatan, kebebasan mengeluarkan pendapat, dan

kenyamanan hidup. Akan tetapi, variabel-variabel tersebut banyak mengalami

kesulitan dalam menghitungnya secara tepat. Oleh karena itu salah satu indikator

yang umum digunakan adalah Pendapatan Regional Per Kapita penduduk di

daerah yang bersangkutan. Berdasarkan perhitungan yang ada, terlihat bahwa

pada tahun 2008, Pendapatan Regional Per Kapita Kabupaten Bener Meriah,

tercatat sebesar Rp 5,80 juta atas Harga Berlaku. Pada tahun 2009 hingga tahun

2011, terus mengalami peningkatan, baik atas Dasar Harga Berlaku maupun

Berdasarkan Harga Konstan, sebagaimana diperlihatkan dalam Tabel 2.10 sebagai

berikut:

Tabel 2.10

PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA

KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2008-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011

Page 29: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 24

B. Nilai PDRB Menurut Sektor dan Sub Sektor

a. Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Kabupaten Bener Meriah Atas Dasar Harga Berlaku, pada tahun

2004 adalah sebesar Rp 801.400,63 juta dan pada tahun 2005, meningkat

menjadi Rp 848.215,08 juta. Pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 934.260,75

juta atau meningkat sebesar 10,14 persen.

Jumlah ini, terutama didukung oleh sektor pertanian, sebesar 70,14 persen

pada tahun 2004, dan pada tahun 2006, sumbangan sektor pertanian ini mencapai

sebesar 67,24 persen dari total PDRB. Selanjutnya diikuti oleh sektor jasa,

perdagangan, hotel dan restoran, serta bangunan/kontruksi, baik pada tahun 2004

sampai dengan tahun 2006. Untuk lebih jelas, disajikan dalam Tabel 2.11 berikut

ini.

Tabel 2.11

PRODUK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN BENER MERIAH MENURUT SEKTOR ATAS DASAR

HARGA BERLAKU TAHUN 2008-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011

Tabel diatas memperlihatkan bahwa sumbangan sektor pertanian terhadap

PDRB, masih tetap menduduki urutan atas. Selanjutnya disusul sektor jasa-jasa,

diurutan kedua, Perdagangan, Hotel dan Restoran, serta sektor Bangunan dan

Kontruksi masing-masing diurutan ketiga dan keempat.

Page 30: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 25

b. Atas Dasar Harga Konstan

Dilihat dari Dasar Harga Konstan 2000, PDRB Kabupaten Bener Meriah,

kondisinya masih relatif sama dengan Harga Berlaku. Artinya, peranan sektor

pertanian terhadap total PDRB daerah ini masih di dominasi oleh sektor

pertanian, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Jasa-jasa,

Bangunan dan Konstruksi. Untuk lebih jelas tetap nilai PDRB ini disajikan dalam

Tabel berikut ini:

Tabel 2.12PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

KABUPATEN BENER MERIAH

MENURUT SEKTOR ATAS HARGA KONSTAN 2000

TAHUN 2008-2011

Sumber: PDRB Kabupaten Bener Meriah 2011

Pendapatan perkapita penduduk dihitung berdasarkan PDRB dibagi

dengan jumlah total penduduk. PDRB perkapita 2006-2010 dengan Migas atas

dasar harga konstan menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006

Pendapatan perkapita 8.870.168,89 Rupiah per Jiwa, 9.776.077,22 Rupiah per

Jiwa (2007), 11.314.317,71 Rupiah per Jiwa (2008) dan 13.020.197,29 Rupiah

per Jiwa (2009) dan 13.755.405,35 Rupiah per Jiwa.

Berikut tabel Indikator perekomonian dan kesejahteraan Kabupaten Bener

Meriah

Page 31: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 26

Tabel 2.13

INDIKATOR PEREKOMONIAN DAN KESEJAHTERAAN

KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2006 – 2010

Sumber: BPS Kabupaten Bener Meriah 2011

2.2.1.2 Laju Inflasi/Deflasi

Inflasi dan perkonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila tingkat

Inflasi tinggi, sudah dipastikan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi,

dimana akan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Inflasi /Deflasi merupakan

gambaran tentang terjadinya perubahan harga. Fluktuasi harga yang terjadi akan

berpengaruh pada daya beli konsumen karena berakibat terhadap keseimbangan

dengan pendapatan. Indeks ini dapat juga diturunkan pada PDRB yang disebut

sebagai PDRB Deflator atau yang dikenal dengan Indeks Implisit. Indeks ini

merupakan perbandingan antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB

atas dasar harga konstan.

Indikator Indeks harga implisit pada tahun 2011 adalah sebesar 6,12%,

lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 yang menunjukkan angka 8,00%. Inflasi

tertinggi di tahun 2011 terjadi pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar

19,45%, diikuti oleh sektor Pengangkuatan dan Komuniksi 11,86%, lalu sektor

Perdagangan,Hotel dan Restoran sebesar 9,35%. Dan sector dengan Inflasi

terendah masih sama dengan tahun 2010 lalu yaitu sektor Industrti Pengolahan

sebesar 0,17%, diikuti sektor Pertanian 3,71% dan terendah ketiga adalah sektor

Pertambangan dan Penggalian sebesar 5,36%.

Page 32: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 27

Laju inflasi yang terjadi di Bener Meriah selama periode 2006-2010, dapat

dilihat pada table berikut :

Tabel 2 .14

LAJU INFLASI

BENER MERIAH TAHUN 2006 – 2010

Sumber BPS Bener Meriah

2.2.1.3 Pengembangan Wilayah Transmigrasi

Transmigrasi adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia

untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk (kota) ke

daerah lain (desa) di dalam wilayah Indonesia. Tujuan resmi program ini adalah

untuk mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk, memberikan kesempatan

bagi orang yang mau bekerja, dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk

mengolah sumber daya. Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan

penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi

bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama

Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk

setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk

setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran

Penduduk Asal (TPA).

A. Pembangunan Permukiman Transmigrasi di Kabupaten Bener Meriah

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi

Provinsi Aceh tahun 2011, Kabupaten Bener Meriah memiliki 2 UPT (Unit

Permukiman Transmigrasi) dengan jumlah KK sebanyak 200 KK dan 825 Jiwa

penduduk.

Page 33: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 28

Tabel 2.15

PEMBANGUNAN TRANSMIGRASI DI BENER MERIAH

Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2011

2.2.1.4 Persentase Penduduk di atas garis kemiskinan

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2010 adalah

sebesar 26,22 persen atau sejumlah 32.100 orang, mengalami penurunan sebesar

0,36 persen dibandingkan kondisi 2009 yang mencapai 26,58 persen atau 25.580

orang Sedangkan tingkat kemiskinan Provinsi Acehtahun 2010 adalah sebesar

19,95 persen, mengalami penurunan sebesar 1,66 persen dibandingkan dengan

kondisi tahun 2009 yang mencapai 21,61 persen Sedangkan tingkat kemiskinan

nasional adalah sebesar 13,33 persen, mengalami penurunan sebesar 1,67 persen

dibandingkan dengan kondisi tahun 2009 yang mencapai 15,00 persen.

Pada tabel berikut menjelaskan perkembangan tingkat kemiskinan di benermeriah dari tahun 2005 – 2010

Page 34: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 29

Tabel 2.16

PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN

BENER MERIAH TAHUN 2005 -2010

Tah u n 2 0 0 4 2 0 0 5 2 0 0 6 2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0

T in gkat K e misk in an (% ) 28,18 27,98 26,55 29,21 26,58 26,22

J u mlah P e n d u d u k M isk in (000) 30,70 30,20 28,10 31,28 28,58 32,10

J u mlah P e n d u d u k (000) 106,15 113,19 118,66 121,90 124,17 122,28

P e rk e m b an gan T in gk at Ke m isk in an (% ) d an Ju m lah P e n d u d u k M i sk in (0 0 0 ),

Tah u n 2 0 0 5 -2 0 1 0 , Kab . B e n e r M e riah

Sumber : Bps Bener meriah 2011

Berikut ini menggambarkan tingkat kemiskinan untuk masing-masingKecamatan secara rinci ditampilkan pada Tabel 2.17 dibawah ini :

Tabel 2.17

JUMLAH KELUARGA MISKIN DIRINCI MENURUT

KECAMATAN DALAM KABUPATEN BENER MERIAH

Sumber : BPS Tahun 2011

2.2.1.5 Angka Kriminalitas

Menurut Data Kepolisian Resort Bener Meriah Tahun 2012 bahwajumlah kasus yang dilaporkan dari tahun 2007 sampai tahun 2011 terusbertambah. Tindak kejahatan tahun 2007 berjumlah 63 kasus, tahun 2008

Page 35: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 30

bertambah dari tahun sebelumnya menjadi 152 kasus, 269 kasus di tahun 2009,lalu melonjak drastis di tahun 2010 sebanyak 302 kasus namun tahun 2011mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 286 kasus namun hanya269 kasus yang terselesaikan. Berikut tabel 2.13 tentang jumlah kasus Pidana &Perdata yang ada di Kabupaten Bener Meriah.

Tabel 2.18

JUMLAH PERKARA SEJAK TAHUN 2007 S/D 2011

Sumber : Polres Bener Meriah 2012

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

2.2.2.1 Pendidikan

A. Angka Melek Huruf

Di bidang pendidikan, menurut Badan Pusat Statistik (2009) angka melek

huruf di Kabupaten Bener Meriah (2009) 98,61 persen, angka melek huruf ini

diatas rata-rata Provinsi Aceh dan Nasional , pada tahun 2008 sebesar 97,61

persen, untuk melek huruf dan menjelaskan angka rata-rata lama sekolah

Kabupaten Bener Meriah :

Tabel 2.19

ANGKA MELEK HURUF DEWASA DAN ANGKA RATA-RATA LAMA

SEKOLAH KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2005 – 2009

Sumber : BPS Bener Meriah 2012

Page 36: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 31

2.3. Aspek Pelayanan Umum

2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib

a. Angka Partisipasi Murni dan Angka Partisipasi Kasar

Pembangunan pendidikan Kabupaten Bener Meriah telah menghasilkan

beberapa kemajuan terutama dalam hal pemerataan akses terhadap pendidikan

dasar, hal ini terlihat dari beberapa indikator-indikator, seperti Angka Partisipasi

Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). APM dan APK secara umum

mengalami peningkatan untuk periode 2007 sampai 2009.

Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Bener Meriah untuk tingkat

SD/MI/Paket A pada tahun 2009 sebesar 97,294,37 persen. Untuk tingkat

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, pada tahun 2009 sebesar 79,73 persen diatas rata-rata

provinsi aceh dan nasional serta kecenderungan meningkat setiap tahunnya.

Demikian juga untuk tingkat SMA/MA/SMK/SMALB/Paket C mengalami

peningkatan, pada tahun 2009 sebesar 64,89 (Tabel 2.20). Selain itu, diperkirakan

terdapat 2 persen siswa kelompok usia sekolah dasar yang belajar pada

pendidikan non formal dan Dayah Tradisional.

Tabel 2.20

ANGKA PARTISIPASI MURNI DAN ANGKA PARTISIPASI KASAR

TAHUN 2009

Sumber BPS Bener Meriah

Angka Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2008 untuk tingkat

SMP/MTs/SMPLB/Paket B sebesar 89,67 persen. APK untuk tingkat

Page 37: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 32

SMA/MA/SMK/SMALB/Paket mengalami peningkatan pada tahun 2009 sebesar

76,70 persen.

b. Angka Partisipasi Sekolah

Selama periode 2007-2009, Angka Pertisipasi Sekolah (APS) untuk

tingkat pendidikan menengah mengalami peningkatan. APS kelompok umur 16 -

18 tahun pada tahun 2009 sebesar 77,9 persen APS Bener Meriah diatas rata-rata

Provinsi dan Nasional.

Menurut perbandingan daerah tempat tinggal, APS di daerah perkotaan

lebih tinggi dibandingkan daerah perdesaan baik menurut kelompok umur, jenis

kelamin maupun tingkat perkembangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

(kelompok umur), maka semakin besar kesenjangan antara daerah perkotaan

dengan perdesaan.

c. Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah

Rasio ini mengukur daya tampung setiap sekolah/madrasah pada jenjang

pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs).

Pada tabel dibawah mengambarkan Rasio siswa dan guru negeri dan swasta

tingkat SD/MI dan SMP/MTs di kecamatan di kabupaten Bener Meriah

Tabel 2.21

RASIO SISWA GURU

BENER MERIAH SD/MI TAHUN 2010

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga 2012

Page 38: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 33

Tabel 2.22

RASIO SISWA GURU

BENER MERIAH SMP/MTS TAHUN 2009

Sumber : Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga 2012

d. Rasio guru dan murid

Rasio guru dan murid merupakan perbandingan ketersediaan jumlah guru

untuk melayani jumlah murid. Di tingkat SD/MI satu guru melayani 11,14 siswa;

di tingkat SMP/MTS satu guru per 10,89 siswa. Ini berarti bahwa lebih banyak

guru dari yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas

dan efisien.

2.3.2. Fokus Layanan Umum Pilihan

a. Jumlah Investor berskala Nasional (PMDN/PMA)

Perusahaan PMDN yang ada di Bener Meriah berjumlah buah. Hal ini

menunjukkan bahwa minat investor untuk menanamkan modalnya di Bener

Meriah sangat minim.Namun realisasi investasi masih rendah akibat terkendala

oleh beberapa faktor diantaranya masih minimnya infrastruktur seperti

ketersediaan sumber daya energi listrik, tingginya Upah Minimum Provinsi

(UMP) serta permasalahan pertanahan.

Page 39: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB II] Gambaran Umum Kondisi Daerah

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 34

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

a. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita

Pengeluaran Perkapita rumah tangga menurut BPS (2009) sebesar 443.200

rupiah/bulan, atau pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita sebesar Rp.

5.331.000 pertahun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita untuk

makanan (pangan) sebesar 64 persen dari total pengeluaran perkapita rumah

tangga.

b. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) di Kabupaten Bener Meriah menurut BPS

(2009) bervariasi berdasarkan kelompok komoditi yang diusahakan dengan NTP

gabungan rata-rata sebesar .

Page 40: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 35

BAB III

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BESERTA KERANGKA PENDANAAN

Dalam rangka penataan pengelolaan keuangan negara/daerah telah

diterbitkan berbagai produk peraturan perundang-undangan. Dalam kurun

beberapa waktu terakhir sejak dimulainya reformasi pemerintahan yang diikuti

dengan penataan pengelolaan keuangan negara/daerah, telah dilakukan beberapa

kali perubahan dalam bidang penataan pengelolaan keuangan, terutama yang

terkait dengan keuangan daerah. Perubahan pertama dilakukan dengan

diterbitkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Daerah yang menjadi dasar dilaksanakan otonomi daerah, Pelaksanaan otonomi

daerah itu diikuti dengan pengaturan hubungan keuangan antara pemerintah pusat

dan daerah yang diatur dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004. Sebagai

dasar implementasi Undang-undang tersebut dalam bidang pengelolaan keuangan

daerah, dikeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah. Terakhir diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan bahwa pendanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah telah diatur sesuai kewenangan yang

diserahkan. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencegah tumpang tindih ataupun

ketidaktersedianya pendanaan pada suatu urusan pemerintahan. Sumber

pendanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah terdiri dari pendapatan asli

daerah (meliputi pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah), dana

perimbangan, pinjaman daerah dan lain-lain pendapatan yang sah.

Page 41: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 36

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan Daerah tidak dapat dipisahkan dari APBK yang merupakan

instrumen utama dalam kebijakan fiskal daerah karena APBK berisi pendapatan

daerah, belanja daerah serta pembiayaan daerah dalam kurun waktu 1 tahun.

Terkait dengan kinerja kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah pada

APBK Kabupaten Bener Meriah Tahun 2008-2012, pengelolaan penerimaan

daerah diarahkan kepada peningkatan realisasi pendapatan daerah untuk

mendukung peningkatan kinerja keuangan secara keseluruhan. Sedangkan belanja

daerah yang dialokasikan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib,

diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial

dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBK

Pemerintah daerah sebagai pihak yang diserahi tugas menjalankan roda

pemerintahan, pembangunan, dan layanan sosial masyarakat wajib menjalankan

segala bentuk program/kegiatan yang ada dalam APBK secara baik dan benar.

Pelaksanaan APBK Kabupaten Bener Meriah tidak terlepas dari kebijakan yang

ditempuh, baik dari sisi efektivitas pengelolaan penerimaan pendapatan yang

dijabarkan melalui target APBD dan realisasinya, maupun dilihat dari efisiensi

dan efektivitas pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja

langsung.

Secara garis besar kinerja pelaksanaan APBK selama tahun 2008-2012

cukup berfluktuasi, dan secara umum pendapatan daerah kabupaten bener meriah

didominasi oleh dana perimbangan. Rendahnya kontribusi PAD pada struktur

APBK Kabupaten Bener Meriah perlu mendapat perhatian yang lebih serius dari

pemerintah daerah sehingga sangat diperlukan adanya upaya dalam meningkatkan

Page 42: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 37

dan mengoptimalkan segala bentuk jenis penerimaan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Peningkatan pendapatan daerah sangat signifikan pada tahun 2009 s/d 2010,

dimana peningkatan pendapatan daerah mencapai 30,88 % dengan nilai

pertambahan berjumlah Rp. 102.579.351.291 sehingga total pendapatan daerah

pada tahun 2010 berjumlah Rp. 434.785.138.505 dari tahun 2009 yang berjumlah

Rp. 332.205.787.214. Untuk lebih jelas mengenai kinerja pelaksanaan APBK

Bener Meriah mulai tahun 2008 s/d 2012 dapat dilihat pada Tabel III.1.

Page 43: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 38

Tabel 3.1

PERTUMBUHAN RATA-RATA REALISASI PENDAPATAN TAHUN 2008-2012

Sumber : DPKKD Kabupaten Bener Meriah

Page 44: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 39

Berikut menggambarkan realisasi dan target pendapatan asli daerah Kabupaten Bener

Meriah ;

Tabel 3.2

REALISASI DAN TARGET PENDAPATAN ASLI DAERAH

Tahun 2008–2012

* Target dan realisasi proyeksi

Sumber : DPKKD Kab. Bener Meriah Tahun 2012.

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan bahwa pada tahun 2010 terjadi

peningkatan jumlah PAD yang cukup signifikan yaitu 198.14 % sehingga dapat

mengangkat nilai keseluruhan pendapatan daerah pada struktur APBK, meskipun pada

tahun 2011 terjadi penurunan penerimaan PAD sekitar 6 milyar atau - 2,29 %. Walaupun

berbagai upaya telah dilakukan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah, dilihat

kontribusinya terhadap total pendapatan daerah belum mengalami peningkatan yang

signifikan selama 2 tahun terakhir, sementara konstribusi Pendapatan yang berasal dari

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Propinsi terhadap total pendapatan daerah sangat

tinggi. Hal ini berindikasi bahwa tingkat ketergantungan Pemerintah Kabupaten Bener

Meriah masih sangat besar terhadap Pemerintah Pusat atau Pemerintah Propinsi.

3.1.2. Neraca Daerah

Analisis neraca daerah bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan

Pemerintah Daerah melalui perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas

serta kemampuan aset daerah untuk penyediaan dana pembangunan daerah.

Page 45: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 40

Analisis data neraca daerah dilakukan untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah antara lain :

a. Rasio lancar = aktiva lancar : kewajiban jangka pendek

b. Rasio quick = ( aktiva lancar – persediaan ) : kewajiban jangka pendek

2. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.

Jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk Pemerintah Daerah antara lain:

a. Rasio total hutang terhadap total aset = total hutang : total aset

b. Rasio hutang terhadap modal = total hutang : total ekuitas

3. Rasio aktivitas adalah rasio untuk melihat tingkat aktivitas tertentu pada kegiatan

pelayanan Pemerintah Daerah.

Tidak hanya dalam rangka memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan

yang berlaku saja, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah

dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh daerah secara

efisien dan efektif, laporan neraca daerah ini sangat penting bagi manajemen pemerintah

daerah. Neraca Daerah terdiri dari Aset, Kewajiban dan Ekuitas dana.

Aset daerah diperoleh dari dua sumber, yakni dari APBD dan dari luar APBD.

Secara singkat, berikut pengertian dan implikasi kedua sumber aset ini:

1. Aset yang bersumber dari pelaksanaan APBD merupakan output/outcome dari

terealisasinya belanja modal dalam satu tahun anggaran.

2. Aset yang bersumber dari luar pelaksanaan APBD merupakan aset yang diperoleh

tidak dikarenakan adanya realisasi anggaran daerah, baik anggaran belanja modal

maupun belanaj pegawai dan belanja barang & jasa melainkan aset yang diterima dari

pihak lain, seperti lembaga donor (NGO, LSM) dan masyarakat.

Kewajiban/Liabilitas adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus

dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah kebalikan dari aset yang

merupakan sesuatu yang dimiliki. Kewajiban dimasukkan dalam neraca dengan saldo

normal kredit dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

Page 46: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 41

1. Kewajiban jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam

jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran

(hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari

utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek

(misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.

2. Kewajiban jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode

akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi

pensiun, dan lain-lain.

Pada neraca pemerintah daerah, utang pemerintah kepada pihak ketiga atau klaim

pihak ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah merupakan salah satu informasi yang

dapat diperoleh dari neraca daerah pada point kewajiban, baik kewajiban jangka pendek

dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi dari

pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu yang dalam

penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan

datang. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan

sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain,

atau lembaga internasional.

Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai yang bekerja

pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lainnya. Setiap kewajiban dapat dipaksakan

menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan

perundang-undangan, Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang.

Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan

kewajiban pemerintah yang meliputi Dana Lancar, Dana Investasi, dan Dana Cadangan.

Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.

Selama kurun waktu 2008-2011 neraca daerah dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai

berikut:

Page 47: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 42

Tabel 3.3

RATA-RATA PERTUMBUHAN NERACA DAERAH

KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2008-2010

Sumber : DPKKD Kab. Bener Meriah 2012.

Page 48: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 43

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Belanja daerah yang bisa dialokasikan untuk biaya program pembangunan, bantuan

keuangan dan sosial, belanja bagi hasil serta belanja tidak tersangka sangat tergantung

pada besarnya penerimaan daerah setelah dikurangi belanja untuk membiayai beban wajib

dalam bentuk gaji upah dan tunjangan PNS. Sisa belanja setelah dikurangi belanja beban

wajib itulah yang harus dikelola secara efisien dan efektif untuk membiayai program-

program baik dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat maupun untuk

mendorong percepatan laju pembangunan daerah.

Formulasi kebijakan masa lalu dalam mendukung pengelolaan anggaran

pendapatan daerah lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah

dan penerimaan daerah lainnya. Pertumbuhan komponen Pajak Daerah, Retribusi Daerah

akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD serta mendorong

peningkatan kemampuan peranan perusahaan daerah untuk dapat memberikan

kontribusinya kepada Pendapatan Asli Daerah, sedangkan untuk Dana Perimbangan,

komponen Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil Pajak adalah

3 unsur yang cukup penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan

diperoleh nantinya. Beberapa kebijakan umum dalam peningkatan pendapatan daerah

dilakukan, melalui:

a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber penerimaan daerah dan sumber-

sumber penerimaan lainnya yang sah.

b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak dan

retribusi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

c. Pengelolaan dan pemanfaatan aset–aset daerah yang potensial.

d. Peningkatan manajemen pengelolaan keuangan daerah.

e. Peningkatan pelayanan kepada wajib/objek pajak dan retribusi.

f. Peningkatan sosialisasi/penyuluhan tentang pajak dan retribusi kepada masyarakat.

g. Pembangunan infrastruktur pendukung peningkatan pendapatan daerah.

h. Peningkatan SDM melalui Pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bintek).

Kebijakan Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan, Pemerintah Kabupaten

Page 49: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB III] Gambaran Pengelola Keuangan Daerah Berserta Kerangka Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 44

Bener Meriah berupaya menetapkan target capaian baik dalam konteks daerah, satuan kerja

dan kegiatan sejalan dengan urusan yang menjadi kewenangan masing-masing, selain itu

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah mengupayakan agar Belanja Langsung mendapat

porsi alokasi yang lebih besar dari Belanja Pegawai atau Belanja Barang dan Jasa. Alokasi

ini diarahkan untuk dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap kelancaran

jalannya pemerintahan dan pelayanan administrasi pada setiap lembaga daerah baik

pelayanan yang langsung terhadap aparatur daerah maupun pelayanan kepada publik yang

menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Page 50: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 45

BAB IVANALISIS ISU-ISU SRATEGIS

Kabupaten Bener Meriah untuk waktu 5 (lima) tahun mendatang

menghadapi permasalahan dan tantangan baik yang bersifat lokal (daerah)

maupun yang bersifat global. Berdasarkan permasalahan dan tantangan ini maka

selanjutnya dituangkan ke dalam isu-isu strategis untuk memberi arahan dalam

perumusan visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Bener Meriah tahun

2012-2017.

4.1. Permasalahan dan Tantangan Kabupaten Bener Meriah

4.1.1. Rendahnya Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Alam yang Berdaya

Guna, Berhasil Guna dan Berkelanjutan

Kabupaten Bener Meriah merupakan Daerah yang kaya akan sumber daya

alam yang dapat dikelola dan digali untuk peningkatan Sumber Pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang merupakan salah satu modal untuk menunjang proses

pembanguan di Kabupaten Bener Meriah. Pemanfaatan sumber daya alam masing

belum optimal dalam rangka membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Dalam pemanfaatan sumber daya alam di sektor

pertanian dan perkebunan masih sangat rendah jika dilihat dari produktivitas

tenaga kerja, walaupun telah mampu menyerap tenaga kerja 45,28 % . Hal ini

disebabkan antara lain karena rendahnya kepemilikan lahan per kepala keluarga.

Disamping sektor pertanian dan perkebunan, sektor-sektor lain yang bergerak

dalam pemanfaatan potensi sumberdaya alam juga mengalami persoalan yang

sama sehingga belum mampu memperkuat nilai tambah masyarakat terhadap

produk yang dihasilkannya.

Di sisi lain, pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan

penggunaan teknologi yang tidak tepat mengakibatkan kerusakan lingkungan

yang berdampak terhadap tingkat kesejahteraan dan pembangunan daerah. Hal ini

Page 51: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 46

dapat dilihat dari sistem pengelolaan hutan, pertambangan, perkebunan, yang

belum tepat sehingga berdampak pada kerusakan ekosistem, terjadinya bencana

alam, dan terganggunya tatanan kehidupan sosial masyarakat secara luas.

4.1.2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)

Praktek KKN mengakibatkan tidak efisien dan tidak efektifnya

pemanfaatan anggaran pembangunan dan telah memicu biaya ekonomi tinggi.

Pratik KKN menimbulkan persaingan tidak sehat sekaligus mematikan kreatifitas

dan produktifitas masyarakat. Selain itu, proses pembangunan juga akan berpihak

pada kepentingan kelompok tertentu daripada kepentingan masyarakat umum. Hal

ini mengakibatkan sasaran dan kualitas pembangunan tidak terealisasi secara

maksimal. Oleh karena itu, dimasa yang akan datang penetapan standar

operasional prosedur (SOP) dalam penyelenggaraan pemerintahananyang clean

danclear government serta komitmen yang tinggi dari penyelenggara

pemerintahan daerahdan masyarakat luas untuk pemberantasan KKN sangat

diperlukan.

4.1.3. Pelaksanaan Nilai-Nilai Dinul Islam di Bener Meriah yang Belum

Maksimal

Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam di Kabupaten Bener Meriah belum

maksimal, terutama disebabkan oleh masih kurangnya pemahaman, penghayatan

dan pengamalan nilai-nilai dinul Islam di kalangan masyarakat. Berbagai perilaku

masyarakat masih banyak yang bertentangan dengan moralitas dan etika agama.

Pemahaman dan pengamalan agama di kalangan peserta didik (sekolah umum dan

agama) juga belum memuaskan disebabkan antara lain: masih kurangnya materi

dan jam pelajaran agama dibandingkan dengan pelajaran umum, kuatnya

pengaruh negatif globalisasi yang umumnya tidak sejalan dan bertentangan

dengan tuntunan Dinul Islam. Hal tersebut telah mempengaruhi dan mendorong

perilaku masyarakat ke arah yang negatif. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai

Page 52: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 47

dinul Islam perlu dilaksanakan sejak usia dini baik di lingkungan formal dan

informal. Disamping itu, perbaikan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidik

perlu ditingkatkan.

4.1.4. Masih Tingginya Tingkat Kemiskinan di Bener Meriah

Penduduk miskin di Bener Meriah pada tahun 2010 tercatat sebesar 26,22

persen, masih lebih besar dari penduduk miskin provinsi Aceh sebesar 19,4

persen. Di sisi lain, sebaran penduduk miskin Bener Meriah tertinggi di 3 (tiga)

kecamatan yaitu Pintu Rime Gayo, Permata dan Bukit, sedangkan untuk

kecamataqn lainnya dibawah rata – rata penduduk miskin nasional. Hal ini

mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh

signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum, terutama

masyarakat yang tinggal di pedesaan. Oleh karena itu, program pengentasan

kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja, peningkatan keterampilan

masyarakat yang didukung oleh pembangunan infrastruktur dasar yang

terintegrasi menjadi prioritas di masa yang akan datang. Demikian juga dengan

dukungan terhadap akses modal, pemasaran produk unggulan masyarakatdan

penguatan kelembagaannya perlu ditingkatkan.

4.1.5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka (TPT)

Tingkat pengangguran terbuka di Bener Meriah pada tahun 2010 tercatat

sebesar 2,25 persen mengalami penurunan dibanding tahun 2009 tercatat sebesar

2,57 persen, kondisi tersebut tergolong masih dibawah rata- rata Aceh (2010

tercatat 8,37 persen) dan rata-rata Nasional (2010 tercatat 7,14 persen). Oleh

karena itu, peningkatan keterampilan masyarakat sesuai dengan minat dan

kebutuhan pasar ketenagakerjaan dan penciptaan lapangan kerja perlu mendapat

perhatian secara serius. Untuk meningkatkan keterampilan masyarakat,

peningkatan kapasitas dan manajemen BLK sangat diperlukan. Demikian juga

Page 53: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 48

dengan lulusan sekolah menengah kejuruan perlu difasilitasi untuk menciptakan

lapangan kerja baru.

4.1.6. Keterlibatan Peran Swasta Dalam Pembangunan Bener Meriah

Masih Rendah

Struktur perekonomian Bener Meriah masih didominasi oleh belanja

pemerintah. Partisipasi pihak swasta belum menunjukkan pengaruh yang besar

terhadap pembangunan Bener Meriah. Pihak swasta masih sangat tergantung pada

anggaran belanja pemerintah (APBK, APBA dan APBN). Dalam hal ini,

pemerintah daerah sangat mengharapkan investasi swasta, baik yang bersumber

dari pengusaha lokal, nasional maupun asing untuk berinvestasi di Bener Meriah.

Oleh karena itu, sinkronisasi investasi pembangunan menjadi penting untuk

tercapainya sinergi yang optimal antara berbagai pelaku ekonomi melalui

pembentukan kemitraan pemerintah-swasta-masyarakat. Kemitraan tersebut

ditujukan untuk mensinergikan aktivitas yang dilakukan oleh dunia usaha dengan

program pembangunan daerah. Implementasi dari hubungan kemitraan

dilaksanakan melalui pola-pola kemitraan yang sesuai dengan sifat, kondisi

budaya dan keunikan lokal.

4.1.7. Sektor Koperasi dan UMKM belum berkembang dengan baik

Sektor Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan

salah satu sektor yang sangat strategis dalam menunjang perekonomian daerah

sekaligus mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun demikian,

sektor ini belum berkembang secara optimal.

Permasalahan lainnya yang masih dihadapi oleh Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) di Bener Meriah adalah terkait dengan iklim usaha yang

kurang kondusif, seperti besarnya biaya transaksi akibat masih adanya

ketidakpastian berusaha, persaingan pasar yang kurang sehat, terbatasnya akses

kepada sumber daya produktif terutama terhadap bahan baku, permodalan, sarana

Page 54: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 49

dan prasarana serta informasi pasar. Di sisi lain, tantangan utama yang dihadapi

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Aceh adalah masih rendahnya kinerja

dan produktivitas usaha dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya

saing untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan bahkan pasar

internasional. Dengan demikian, tantangan ke depan adalah bagaimana

meningkatkan produktifitas dan daya saing usaha mikro kecil menengah yang

berbasis agro industry, industri kreatif, dan inovatif yang didukung oleh

peningkatan kapasitas kelembagaan UMKM.

4.1.8. Pertumbuhan Ekonomi Bener Meriah Belum Merata

Pertumbuhan ekonomi Bener Meriah masih rendah hanya sebesar 1,58

persen pada tahun 2010, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Nasional yang

tercatat sebesar 6,5 persen (Bank Indonesia, 2011). Disamping itu, perkembangan

pertumbuhan ekonomi Bener Meriah pada periode 2007-2011 menunjukkan

kecenderungan yang fluktuatif.

Rendahnya pertumbuhan ekonomi Bener Meriah disebabkan oleh belum

optimalnya pengelolaan sumber daya alam, lemahnya sistem pengelolaan

keuangan daerah, rendahnya minat investasi swasta pada sektor produktif dan

rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini terlihat dari masih

rendahnya produksi dan nilai tambah dari produk unggulan daerahyang belum

secara nyata meningkatkan struktur ekonomi Bener Meriah.

Berdasakan kondisi tersebut di atas, peningkatan produk dan nilai tambah

komoditi unggulan daerah menjadi prioritas pembangunan dengan tetap menjaga

kelestarian dan daya dukung lingkungan dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Bener Meriah ke arah yang lebih baik.

4.1.9. Kualitas Sumberdaya Manusia Masih Rendah

Kualitas sumberdaya manusia (SDM) Bener Meriah masih rendah jika

dibandingkan dengan pencapaian rata-rata nasional yang direpresentasikan dengan

Page 55: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 50

indeks pembangunan manusia (IPM). Demikian juga dengan daya saing SDM

Bener Meriah masih tergolong rendah, yang dicirikan dengan masih terbatasnya

jumlah lulusan SDM kejuruan yang memiliki keterampilan (skill), jumlah tenaga

kerja yang berpendidikan tinggi masih sedikit dan rasio ketergantungan penduduk

usia produktif dengan jumlah penduduk masih tinggi. Hal ini tergambar dari

angka rasio ketergantungan hidup mencapai 54,89 persen pada tahun 2008 dan

meningkat menjadi 55,59 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa

setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung 56 penduduk usia

tidak produktif.

4.2. Isu Strategis

Penentuan isu strategis dilakukan dengan menggunakan metode analisis

SWOT melalui pembahasan di dalam serangkaian forum FGD yang melibatkan

seluruh stakeholders. Hasil dari FGD tersebut diperoleh kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang harus dipertimbangkan dalam membangun Bener

Meriah 5 (lima) tahun ke depan, yang secara rinci diuraikan sebagai berikut.

4.2.1. Analisis SWOT

4.2.1.1. Kekuatan (Strong)

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh

2. Potensi sumberdaya alam yang cukup tersedia, terutama pertanian,

perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan dan pertambangan dan

mineral

3. Memiliki Keanekaragaman sumberdaya hayati

4. Dinamika kehidupan, karakter dan budaya masyarakat Bener Meriah yang

Religius

5. Memiliki Keanekaragaman social dan budaya

6. Penerapan Syariat Islam

7. Objek wisata yang potensial

Page 56: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 51

4.2.1.2. Kelemahan (Weakness)

1. Belum sepenuhnya tersedia turunan regulasi dari Undang-undang Nomor 11

Tentang Pemerintahan Aceh

2. Tingkat kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan distribusi pendapatan

relatif tinggi dibandingkan rata-rata nasional

3. Kualitas SDM dan mutu pendidikan relatif masih rendah

4. Belum optimalnya pengelolaan Sumber Daya Alam terutama di sector

pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan

5. Infrastruktur dasar belum memadai terutama di daerah – daerah sentra

produksi pertanian dan perkebunan.

6. Rendahnya produksi, produktifitas dan nilai tambah komoditas pertanian

dan perikanan.

7. Belum berkembangnya agroindustri dan kepariwisataan

8. Belum meratanya sarana pendukung pelayanan kesehatan

9. Belum optimalnya penegakan supremasi hukum

10. Wilayah rawan bencana

11. Masih rendahnya mutu dan keamanan pangan serta kurangnya diversifikasi

makanan.

12. Masih rendahnya kemandirian fiscal daerah

13. Belum optimalnya pelaksanaan reformasi birokrasi yang clean and clear

(good governance)

4.2.1.3. Peluang (Opportunity)

1. Perdagangan dan investasi langsung dengan pihak luar negeri

2. Tingginya permintaan terhadap komoditas unggulan

3. Kerjasama regional strategis (IMT-GT)

4. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang MP3EI

5. Kompensasi perdagangan reduksi karbon

6. Tingginya distribusi barang dan jasa strategis

7. Masih tingginya minat investor untuk berinvestasi di bidang agroindustri

Page 57: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IV] Analisis Isu-Isu Strategis

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 52

8. Pencapaian MDGs 2015 dan keberlanjutan kerja sama dengan masyarakat

internasional

9. Pengembangan ekonomi berbasis syariah

4.2.1.4. Ancaman (Treat)

1. Beredarnya produk luar (impor) dan masuknya tenaga kerja dengan harga bersaing

2. Perubahan iklim global (climate change)

3. Sumberdaya alam yang semakin terdegradasi

4. Infiltrasi budaya asing yang negatif

5. Pelanggaran batas teritorial

6. Instabilitas perekonomian global

4.2.2. Isu Strategis Pembangunan Bener Meriah 2012 – 2017

Berdasarkananalisis SWOT diatas maka yang menjadi isu strategis

pembangunan Bener Meriah 5 tahun ke depan (2012-2017) adalah sebagai

berikut:

1. Belum Optimalnya Reformasi Birokrasi

2. Pelaksanaan Nilai-nilai Dinul Islam dan Budaya Belum Optimal

3. Ketahanan Pangan Belum Mantap dan Rendahnya Nilai Tambah Produk

Pertanian

4. Tingkat Kemiskinan Tinggi dan Kreativitas Masyarakat Rendah

5. Pembangunan Infrastruktur Antar Sektor dan Antar Wilayah

BelumTerintegrasi

6. Mutu Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan Rendah

7. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Belum Optimal

8. Kualitas Lingkungan dan Penanganan Resiko Bencana Masih Rendah

Page 58: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 53

BAB V

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

Berdasarkan kondisi Kabupaten Bener Meriah dan permasalahan dan

tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun mendatang dengan

memperhitungkan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Bener Meriah,

visi pembangunan Kabupaten Bener Meriah tahun 2012-2017 adalah:

“MEWUJUDKAN BENER MERIAH MENJADI KABUPATEN MADANI”

Visi pembangunan Kabupaten Bener Meriah tahun 2012-2017 adalah

kondisi Kabupaten Bener Meriah yang diharapkan menjadi Mewujudkan Bener

Meriah Menjadi Kabupaten Madani.

5.2. Misi

Dalam mewujudkan visi Kabupaten Bener Meriah tersebut ditempuh

melalui 7 (tujuh) misi pembangunan Kabupaten Bener Meriah sebagai berikut:

1. Meningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT

2. Meningkatan Tata Kelola Kepemerintahan

3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian

4. Mengembangkan Pelayanan industri

5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global

6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi

7. Mengembangkan Pemeliharaan Hutan

5.2.1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.

Kehidupan beragama yang harmonis di Kabupaten Bener Meriah

merupakan potensi atau modal yang sangat diunggulkan dalam pengembangan

Page 59: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 54

Kabupaten Bener Meriah dimasa yang akan datang. Hampir 100% penduduk

Kabupaten Bener Meriah adalah beragama Islam atau Muslim. Dengan

Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT melalui pendidikan

dan pengajian bagi masyarakat, maka kehidupan beragama dalam satu komunitas

muslim akan dapat dipertahankan, dan potensi kehidupan beragama inilah yang

merupakan andalan utama bagi Kabupaten Bener Meriah dalam rangka mencapai

kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Sebagaimana janji Allah dalam

firmannya Surat 7 (AL A’RAF) ayat 96 yang artinya: Jikalau sekiranya

penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan

melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka

mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan

perbuatannya. Dalam rangka mendapatkan limpahan berkah dari Allah SWT,

maka peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT merupakan

pintu gerbang bagi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sehingga pengelolaan

Kepemerintahan di Kabupaten Bener Meriah dapat dikelola secara MADANI,

dengan menjunjung tinggi nilai, norma, hukum yang ditopang oleh penguasaan

iman, ilmu dan teknologi yang berperadapan.

5.2.2. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan.

Pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan, dengan cara

meningkatkan penata kelolaan kepemerintahan melalui pemberian peran otonomi

kepada Pemerintah Tingkat Kecamatan, Mukim dan Kampung sesuai dengan azas

desentralisasi. Masyarakat akan dilayani sepenuhnya ditingkat Kampung dan

Kecamatan dengan cara pemangkasan jalur birokrasi, sehingga akan terwujud

efesiensi pelayanan terpadu. Hal yang bersifat teknis akan ditangani langsung

pada Tingkat Kecamatan dan Kampung, namun program yang menyangkut

dengan kebijakan terutama penataan ruang Kabupaten Bener Meriah dan

perencanaan pembangunan infrastruktur akan dibahas ditingkat kabupaten melalui

Pemerintah tingkat Kecamatan dan Kampung. Dengan demikian kewenangan

aparat Pemerintahan Kampung dan Kecamatan menjadi sangat kuat karena

otoritas berada pada Pemerintahan Kecamatan dan Kampung. Peran aparat-aparat

Page 60: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 55

Pemerintahan di Kabupaten antara lain, menbina dan mengawasi jalannya

kepemerintahan tingkat kecamatan dan kampung serta membahas program-

program yang dapat diusulkan ke Propinsi, Pemerintah Pusat bahkan kerjasama

dengan para investor lokal dan asing yang dapat membantu perkembangan

ekonomi di Kabupaten Bener Meriah. Disamping itu hubungan yang harmonis

harus selalu dipelihara antara Eksekutuf dan Legeslatif yang mempunyai peran

sebagai pelaksana dan pengawas dalam mengelola Kepemerintahan Kabupaten

Bener Meriah.

5.2.3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian.

Anugerah Allah SWT yang sangat besar juga terdapat pada sektor

pertanian dan perkebunan merupakan program unggulan, mengingat hampir

semua tanaman terutama kopi, hortikultura dan palawija dapat tumbuh subur di

Kabupaten Bener Meriah, namun sering sekali produk-produk pertanian tersebut

pada masa panen tidak mempunyai nilai atau harga pasar yang stabil, sehingga

merugikan para petani di Kabupaten Bener Meriah. Hal tersebut terjadi

dikarenakan pengaturan pola tanam yang tidak terkendali dengan baik sehingga

pada saat panen ada produk tertentu yang melimpah hasilnya. Pada kondisi ini

akan berlaku hukum pasar yaitu antara permintaan dan persediaan, ketika

persediaan lebih besar dari permintaan, maka konsekuensinya adalah harga akan

turun dan tidak terkendali. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban membuat

penataan ruang pola tanan dan mengendalikan harga agar para petani tidak

dirugikan. Salah satu peluang terbesar saat ini di Kabupaten Bener Meriah adalah

adanya permintaan dari pasar baik dalam negeri maupun luar negeri terhadap

hasil-hasil pertanian yang dilelola secara organik, produk-produk tersebut dapat

langsung langsung di ekspor ke Manca Negara.

Peluang ini harus di manfaatkan oleh para petani di Kabupaten Bener

Meriah sehingga hasil pertanian nantinya akan mempunyai nilai yang sangat

tinggi.

Page 61: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 56

5.2.4. Mengembangkan Pelayanan industri.

Hasil sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Bener Meriah harus

dikelola dengan industri yang baik untuk mendapatkan hasil yang bernilai jual

tinggi dan bahan mentah diolah menjadi barang baik, baik melalui industri rumah

tangga maupun melalui industri kecil, menengah dan besar. Pemasaran dari hasil-

hasil industri tersebutakan dipasarkan baik didalam negeri maupun Manca Negara

yang akan difalisitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, agar pangsa

pasar tetap stabil dan terpelihara. Konsekuensi dari pengembangan ini akan sangat

berdampak terhadap para pencari kerja, sehingga tenaga kerja dapat terserap

sebanyak-banyaknya, sehingga para pengangguran akan berkurang dan tentunya

akan menjadikan masyarakat Kabupaten Bener Meriah menjadi masyarakat yang

sejahtera dan MADANI.

5.2.5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global.

Pengembangan sektor perdagangan sangat dibutuhkan dalam rangka

mempertahankan pemasaran terhadap hasil-hasil yang diperoleh dari para petani,

baik bahan mentah maupun industri rumah tangga. Demikian halnya dengan hasil

produk industri baik yang berskala kecil, sedang maupun besar. Kerjasama

dengan pihak luar merupakan perioritas dari kepemerintahan Kabupaten Bener

Meriah, sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan secara meluas, terutama

pemasaran produk-produk unggulan seperti hasil pertanian organik yang sedang

diincar investor Manca Negara. Pengusahaan dan pengelolaan yang baik oleh

Pemerintah dengan membuka unit-unit usaha pemerintah di Kabupaten Bener

Meriah, akan sangat memudahkan pengembangan disektor perdagangan,

mengingat kerjasama yang akan dijalin antara Perusahaan Daerah dengan para

Investor atau perusahaan dari Manca Negara. Konsekuensinya dari pengembangan

ini tentunya akan meningkatkan pendapatan asli daerah yang tujuannya untuk

meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat dan pembangunan Kabupaten Bener

Meriah.

Page 62: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 57

5.2.6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi.

Dengan adanya pemanfaatan energi melalui Pembangkit Listrik Tenaga

Mikro Hidro (PLTMH) yang sangat besar potensinya di Kabupaten Bener Meriah,

maka hal ini akan berdampak positif untuk mengurangi beban masyarakat

terhadap kebutuhan energi. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro

Hidro (PLTMH) yang relatif menelan biaya yang murah dan

pengoperasionalannya yang sederhana, maka pengelolaannya dapat ditangani

langsung oleh masyarakat dengan membentuk unit usaha pada masing-masing

desa/kampung. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah juga akan menangani

pemanfaatan Energi Listrik GEO THERMAL yang bersumber dari adanya

aktifitas Gunung Berapi Burni Telong, yang akan menelan biaya yang relatif

mahal sehingga pemanfaatan energi tersebut diupayakan bekerjasama dengan

pihak luar atau para investor yang tertarik dengan usaha tersebut. Energi yang

dihasilkan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan energi di luar Kabupaten Bener

Meriah, dengan asumsi kebutuhan energi di Kabupaten Bener Meriah akan dapat

dipenuhi dari energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Dengan

adanya pemanfaatan energi-energi tersebut diatas maka kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat Bener Meriah akan menjadi lebih baik dan Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah akan meningkat secara tajam/signifikan,

sehingga berdampak terhadap pengelolaan Kepemerintahan Kabupaten Bener

Meriah yang dapat menjadi kabupaten yang MADANI.

5.2.7. Mengembangkan Pemeliharaan Hutan.

Potensi lainnya yang ada di Kabupaten Bener Meriah adalah sektor

Kehutanan, terutama hutan industri. Salah satu tanaman hutan industri yang

sangat baik dan tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah adalah pohon pinus

yang dapat hidup hampir diseluruh wilayah Kabupaten Bener Meriah potensi ini

harus dikelola dengan baik dan benar, sehingga seluruh tanah milik Negara dan

lahan tidur dapat dimanfaatkan dan dijadikan hutan tanaman industri dengan

bekerjasama dengan pihak luar atau Manca Negara yang saat ini sedang giat-

Page 63: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 58

giatnya melaksanakan program untuk mengurangi pemanasan global. Masuknya

kawasan Bener Meriah sebagai kawasan louser yang merupakan paru-paru dunia

merupakan suatu keuntungan, mengingat akan banyaknya Negara-negara peduli

lingkungan yang akan membantu program penghijauan dan pemeliharaan hutan.

Program ini nantinya akan dikelola oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah dan pada saat setelah hasil hutan tersebut mencapai umur tertentu

yang ditetapkan, maka hasil tersebut dapat diolah menjadi bahan jadi, yang

selanjutnya juga akan di ekspor ke Manca Negara. Keuntungan dari pemeliharaan

dan pengelolaan bahan industri ini akan berdampak besar terhadap pengembangan

Kabupaten Bener Meriah, Pendapatan Asli Daerah yang dapat meningkat secara

tajam, sehingga Kabupaten Bener Meriah dapat menjadi Kabupaten yang

masyarakatnya makmur, sejahtera dan Madani.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Untuk terlaksananya misi-misi tersebut ditempuh melalui penetapan tujuan

dan sasaran pembangunan sebagai berikut :

5.3.1. Tujuan misi pertama adalah Meningkatkan Keimanan dan

Ketaqwaan Kepada Allah SWT dengan sasaran sebagai berikut :

a. Terwujudnya Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT melalui

pendidikan mulai dari pendidikan wajib belajar sembilan tahun,

Pendidikan Menengah serta pendidikan Atas;

b. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT bagi

masyarakat melalui pengajian-pengajian di manasah yang ada di

desa/kampung;

c. Meningkatnya peran ulama dalam pemberian pengajian, pelatihan

serta pemahaman ilmu Al’ Quran serta program lain yang berkaitan

dengan kebijakan dalam penyelenggaraan syariat Islam;

Page 64: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 59

d. Meningkatnya pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran

agama bagi masyarakat dan aparatur pemerintahan.

5.3.2. Tujuan misi kedua adalah Meningkatan Tata Kelola

Kepemerintahan, dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya peran otonomi kepada Pemerintah Tingkat Kecamatan,

Mukim dan Kampung sesuai dengan azas desentralisasi;

b. Terselenggaranya pemerintahan Kabupaten Bener Meriah yang

bermartabat, baik, bersih, dan amanah serta bebas dari kolusi, korupsi

dan nepotisme, dengan mengedepankan jaminan kenyamanan kerja,

disiplin kerja, kualitas kerja dan profesionalisme;

c. Terwujudnya tatakelola birokrasi yang mengoptimalkan pelayanan

kepada masyarakat;

d. Terwujudnya hubungan yang lebih harmonis antara Eksekutif dan

Legeslatif yang mempunyai peran sebagai pelaksana dan pengawas

dalam mengelola Kepemerintahan Kabupaten Bener Meriah.

5.3.3. Tujuan misi ketiga adalah Mengembangkan Tata Kelola Pertanian,

dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya penataan ruang pola tanam dan pengendalian harga

pasar;

b. Terwujudnya kerjasama dengan pihak Dalam Negeri atau Manca

Negara dalam mengelola hasil pertanian secara organik;

c. Peningkatan hasil kopi organik untuk di ekspor ke Luar Negeri;

d. Peningkatan peran serta Pemerintah Kabupaten terhadap pengelolaan

hasil-hasil produk pertanian lainnya yang mempunyai niali jual yang

sangat tinggi di luar negeri.

Page 65: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 60

5.3.4. Tujuan misi keempat adalah Mengembangkan Pelayanan industri,

dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya kerjasama Pemerintah Daerah Kabupaten Bener Meriah

dalam pengembangan industri rumah tangga, industri Kecil,

menengah dan besar;

b. Peningkatan hasil industri akan dipasarkan baik di dalam negeri

maupun luar negeri;

c. Berkurangnya angka pengangguran daerah dikarenakan banyaknya

terserap tenaga kerja;

d. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.

5.3.5. Tujuan Misi Kelima adalah Mengembangkan Perdagangan Skala

Global, dengan Sasaran Sebagai Berikut:

a. Peningkatan sektor perdagangan melalui kerjasama dengan

perusahaan Daerah dengan investor dari Manca Negara;

b. Peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat Kabupaten Bener Meriah

melalui sektor perdagangan:

c. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.

5.3.6. Tujuan misi keenam adalah Mengembangkan Pemanfaatan Energi,

dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya pemanfaatan energi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro

Hydro (PLTMH) di Kabupaten Bener Meriah.;

b. Terwujudnya kerjasama dengan pihak luar atau investor dalam

pengelolaan energi listrik Geo Thermal yang bersumber dari

aktifitas gunung berapi Burni Telong;

c. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.

Page 66: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB V] Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 61

5.3.7. Tujuan misi keenam adalah Mengembangkan Pemeliharaan Hutan,

dengan sasaran sebagai berikut:

a. Terwujudnya pelestarian hutan melalui peran serta Pemerintah

Daerah serta masyarakat Bener Meriah;

b. Peningkatan peran serta Pemerintah Daerah dalam pengembangan

pengujian dan pengendalian peredaran hasil hutan;

c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi hutan dan

lahan;

d. Terwujudnya pemanfaatan hasil hutan yang akan dikelola oleh

masyarakat Bener Meriah melalui pengawasan Pemerintah Daerah;

e. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bener Meriah.

Page 67: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 62

BAB VI

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tujuan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah tahun

2012 – 2017 adalah mewujudkan Bener Meriah Menjadi Kabupaten Madani.

Untuk tercapainya tujuan tersebut ditempuh melalui penetapan strategi dan arah

kebijakan pembangunan.

6.1. Strategi Pembangunan Kabupaten Bener Meriah

Strategi pembangunan ditetapkan dengan menggunakan analisis SWOT

yang berkaitan dengan kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman yang dihadapi

Kabupaten Bener Meriah. Selanjutnya, berdasarkan kelemahan, kekuatan,

peluang dan ancaman yang telah diuraikan pada BAB IV, maka strategi yang

memadukan antara kekuatan dan peluang (S-O), kekuatan dan ancaman (S-T),

kelemahan dan peluang (W-O) dan kelemahan dan ancaman (W-T) diuraikan

sebagai berikut.

6.1.1. Kekuatan-Peluang (S-O)

1. Percepatan penyusunan regulasi dan pembangunan infrastruktur strategis

perdagangan dan promosi investasi;

2. Peningkatan pelayanan dan perizinan terpadu ditingkat kecamatan, terutama

yang mendukung perdagangan, jasa dan investasi;

3. Percepatan fungsionalisasi Sarana dan Prasarana Jalan sentra pertanian dalam

memenuhi kebutuhan ekspor dan perdagangan bebas;

4. Peningkatan produksi, produktivitas dan kontinyuitas produk pertanian,

kehutanan, Perternakan dan perikanan darat unggulan berbasis pangsa pasar;

Page 68: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 63

5. Peningkatan nilai tambah produk pertanian, kehutanan, peternakan dan

perikanan unggulan melalui pengembangan agroindustri;

6. Menjaga kelestarian lingkungan untuk mempertahankan kualitas hidup dan

sumber daya alam berkelanjutan dan mendukung kebijakan dan memperoleh

manfaat dari perdagangan karbon;

7. Meningkatkan peran kelembagaan keuangan dan pengembangan industri

kepariwisataan berdasarkan nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal;

6.1.2. Kekuatan-Ancaman (S-T)

1. Pemantapan pemahaman dan pelaksanaan syariat Islam serta sosial budaya;

2. Peningkatan daya saing komoditas unggulan, optimalisasi pasar domestik,

pengawasan barang import dan pelanggaran batas teritorial;

3. Pemantapan pemahaman dan pelaksanaan syariat Islam serta sosial budaya;

4. Mengoptimalkan pusat studi bencana untuk mendapatkan solusi terhadap

permasalahan perubahan iklim global.

6.1.3. Kelemahan-Peluang (W-O)

1. Mengoptimalkan pengelolaan SDA yang tersedia dengan peningkatan

produksi, produktivitas, kontinyuitas dan nilai tambah komoditas unggulan

diKecamatan-kecamatan sesuai dengan permintaan pasar;

2. Peningkatan pelayanan kesehatan secara optimal dan peningkatan kesadaran

masyarakat akan pentingnya nilai hidup sehat;

3. Percepatan penyelesaian turunan regulasi Undang-undang Nomor 11 Tahun

2006 yang mendukung pelaksanaan perdagangan dan investasi langsung

dengan pihak luar negeri dan melanjutkan reformasi birokrasi yang clean and

clear (good governance); (misi 1 poin c)

Page 69: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 64

4. Menurunkan angka kemiskinan, pengangguran dan mengurangi disparitas

pendapatan melalui peningkatan kualitas SDM dan pengembangan investasi

berbasis agroindustri serta peningkatan produk ekspor berbasis masyarakat;

5. Mengoptimalkan pengelolaan SDA yang tersedia dengan peningkatan

produksi, produktivitas, kontinyuitas dan nilai tambah komoditas unggulan

sesuai dengan permintaan pasar;

6. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar untuk peningkatan kualitas

hidup masyarakat sesuai MDGs 2015 termasuk mengoptimalkan kerjasama

dengan masyarakat internasional;

7. Percepatan pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung investasi,

perdagangan langsung luar negeri dan pelayanan jasa strategis;

8. Peningkatan investasi kepariwisataan dan agroindustri;

9. Pembangunan berbasis tata ruang wilayah;

10. Meningkatkan kualitas dan integrasi perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan berdasarkan regulasi;

11. Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengentasan

kemiskinan termasuk pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan

sosial;

12. Meningkatkan skala usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan UMKM

yang mendukung pencapaian MDGs.

6.1.4. Kelemahan-Ancaman (W-T)

1. Pengembangan dan peningkatan mutu produk serta keahlian tenaga kerja

lokal yang kompetitif;

2. Meningkatkan pengelolaan industri pariwisata dan agroindustri secara

profesional sebagai alternatif pembangunan ekonomi daerah;

Page 70: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 65

3. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan serta

penerapan regulasi yang maksimal;

4. Sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan peningkatan

kapasitas pusat studi bencana;

5. Peningkatan Pemanfaatan SDA yang berkelanjutan secara optimal.

6.2. Rumusan Strategi Pembangunan Kabupaten Bener Meriah (2012-2017)

Perumusan strategi pembangunan Kabupaten Bener Meriah dilakukan

melalui analisa SWOT dan kemudian diselaraskan dengan visi dan misi Bupati

dan Wakil Bupati terpilih. Selanjutnya strategi pembangunan Kabupaten Bener

Meriah 2012-2017 adalah sebagai berikut :

6.2.1. Memperbaiki tatakelola Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Menciptakan tatakelola pemerintahan yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dengan penguatan sistem kelembagaan yang

demokratis, transparan, akuntabel, non-diskriminatif, kooperatif dan

keseteraan;

b. Mewujudkan tatakelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan

publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi;

c. Merumuskan kembali ketentuan hukum untuk Kabupaten Bener

Meriah dengan menghormati tradisi sejarah dan adat-istiadat rakyat

Kabupaten Bener Meriah serta mencerminkan kebutuhan hukum

terkini.

Page 71: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 66

6.2.2. Memperkuat hubungan antara Pemerintahan Kabupaten Bener

Meriah dengan semua stakeholder dalam rangka konsolidasi

perdamaian

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan dan resolusi konflik untuk

memperkuat perdamaian;

b. Membangun kepercayaan (trust building) kepada berbagai

stakeholder dalam rangka keberlanjutan perdamaian (peace

sustainability);

c. Menyediakan ruang dialog publik yang bebas dan demokratis dengan

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik dan proses

pembangunan;

d. Mempercepat penuntasan kegiatan reintegrasi.

6.2.3. Menerapkan Dinul Islam dan peradaban Kabupaten Bener Meriah

dalam segala segi kehidupan masyarakat

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Mengoptimalkan penerapan agama bagi masyarakat dalam segala

segi kehidupan;

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan bagi

masyarakat dan aparatur pemerintahan;

c. Melibatkan ulama dalam setiap pengambilan kebijakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan;

d. Meningkatkan pengetahuan sejarah dan adat-istiadat Kabupaten

Bener Meriah bagi masyarakat dan pemerintah sebagai inspirasi dan

motivai pembangunan saat ini dan dimasa yang akan datang;

Page 72: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 67

e. Meningkatkan kemampuan pengembangan dan rasa memiliki

masyarakat Kabupaten Bener Meriah terhadap seni dan budaya

sendiri sesuai kearifan lokalnya.

6.2.4. Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia (SDM)

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan sumberdaya manusia yang handal melalui pendidikan

dan pelatihan yang berkualitas;

b. Menerapkan bebas biaya pendidikan wajib belajar 12 tahun;

c. Mewujudkan perluasan dan pemerataan akses pendidikan melalui

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas secara

proporsional;

d. Mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan dan

Perguruan Tinggi yang berbasis keahlian dan kebutuhan pasar tenaga

kerja;

e. Mewujudkan layanan kesehatan yang berkualitas, adil dan merata

serta terjangkau melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan

seluruh Kabupaten Bener Meriah, pemberian layanan kesehatan dan

gizi, pencegahan penyakit serta dukungan penyediaan jaminan

kesehatan;

f. Mewujudkan pemerataan akses pelayanan kesehatan yang

profesional melalui penyediaan tenaga medis, paramedis serta

penyuluh kesehatan yang berkualitas;

g. Meningkatkan pemahaman masyarakat berperilaku hidup sehat;

h. Mewujudkan tata kelola pendidikan dan pelayanan kesehatan yang

profesional.

Page 73: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 68

6.2.5. Mewujudkan Pembangunan Kabupaten Bener Meriah yang

Proporsional, Terintegrasi dan Berkelanjutan

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Mewujudkan pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan;

b. Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah sesuai dengan

kebutuhan, manfaat, potensi dan daya dukung lingkungan yang

terpadu, aspiratif, seimbang dan berkelanjutan;

c. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap bencana.

6.2.6. Membangun Ekonomi Kabupaten Bener Meriah Yang Kuat, Adil

dan Maju Dengan Meningkatkan Nilai Tambah Produk dan

Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Untuk dapat tercapainya sasaran dari misi tersebut maka strategi yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat melalui

peningkatkan kesempatan kerja, kesempatan berusaha dan

peningkatan kualitas tenaga kerja;

b. Meningkatkan jumlah ekspor non migas yang bernilai tambah

melalui pengembangan agro industri;

c. Meningkatkan produksi, produktifitas Pertanian dan distribusi

Pertanian;

d. Mengembangkan komoditi pertanian unggulan berbasis kawasan

dalam Kecamatan atau dan pengembangan produk masyarakat

yang berbasis keunggulan lokal yang didukung inovasi teknologi

dan sesuai dengan daya dukung lingkungan;

e. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat melalui

pengembangan sentra-sentra produksi;

Page 74: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VI] Strategi dan Arah Kebijakan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 69

f. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya energi terbarukan dan

tidak terbarukan melalui pemanfatan sumber-sumber energi baru;

g. Mewujudkan pusat pertumbuhan ekonomi sebagai daya saing

wilayah melalui penyediaan infrastruktur pendukung dan

kelembagaan ekonomi;

h. Meningkatkan peran Badan Usaha Milik Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Bener Meriah melalui perbaikan manajemen

perusahaan, pengembangan sektor usaha produktif dan penyertaan

modal.

6.3. Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten Bener Meriah (2012-2017)

Arah kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah

ditujukan untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintahan Kabupaten Bener

Meriah Periode 2012-2017 adalah sebagai berikut.

I. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.II. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan.

III. Meningkatkan tata kelola pertanian.IV. Mengembangkan pelayanan industri.V. Mengembangkan perdagangan skala global.

VI. mengembangkan pemamfaatan energy.VII. Meningkatkan pemeliharaan hutan.

Page 75: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 70

BAB VII

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

Dalam rangka mewujudkan visi dan 7 (Tujuh) misi Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah 2012-2017 sebagaimana diuraikan di dalam BAB V maka

dirumuskanlah kebijakan umum dan program pembangunan sebagai berikut :

7.1. Kebijakan Umum

7.1.1. Meningkatkan Keimanan dan ketaqwaan kepada ALLAH SWT.

Mengoptimalkan penerapan agama bagi masyarakat dalam segala segi

kehidupan, maka kebijakan yang ditempuh antara lain:

1. Penyediaan Sarana dan Prasarana pendukung keagamaan;

2. Penyediaan Pedoman keagamaan dalam rangka pelaksanaan ajaran Agama

Islam bagi masyarakat;

3. Peningkatan kapasitas Intansi dan Lembaga terkait dalam mendukung

penerapan Agama Islam bagi masyarakat;

4. Penyediaan tenaga pendamping sebagai fasilitator dalam pelaksanaan ajaran

Agama Islam bagi masyarakat;

5. Peningkatan partisipasi para tokoh masyarakat dalam pelaksanaan ajaran

Agama Islam;

6. Peningkatan koordinasi dan evaluasi dalam pelaksanaan ajaran Agama Islam.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan keagamaan bagi

masyarakat dan aparatur pemerintahan, maka kebijakan yang ditempuh antara

lain:

1. Penyebarluasan informasi dan publikasi tentang Agama Islam;

2. Peningkatan pemahaman keagamaan bagi masyarakat;

3. Menyemarakkan Syi’ar Islam;

4. Penyediaan tenaga penyuluh keagamaan (da’i) di kampung;

Page 76: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 71

5. Peningkatan kapasitas dan kualitas Ulama;

Meminta pertimbangan ulama dalam pengambilan kebijakan

penyelenggaraan pemerintahan, maka kebijakan yang ditempuh antara lain:

1. Penyediaan fasilitas pendukung peran Ulama;

2. Peningkatan Silaturrahmi dan Koordinasi antara Umara dan Ulama.

7.1.2. Memperbaiki Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah

Untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dengan penguatan sistem kelembagaan yang demokratis,

transparan, akuntabel, non-diskriminatif, kooperatif dan keseteraan, maka

kebijakan yang ditempuh antara lain :

1. Penerapan Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien,

terukur dan sesuai prinsip-prinsip good governance dengan Penyusunan SOP

penyelenggaraan tugas dan fungsi pada SKPK dan unit pelayanan;

2. Pembangunan atau Pengembangan e-government yang didukung oleh

Aplikasi yang lengkap (e-office, e-asset, e- baseline data);

3. Restrukturisasi Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintahan

Kabupaten Bener Meriah yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan,

beban tugas dan fungsi;

4. Penguatan sistem kelembagaan pemerintah Kabupaten Bener Meriah untuk

mendukung penempatan jabatan karir aparatur sesuai dengan bidang

keahliannya;

5. Pengembangan pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi;

6. Penempatan personil sesuai dengan keahlian dan profesionalisme (Right man

on the right place);

7. Eselonering institusi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan

Inspektorat Kabupaten Bener Meriah lebih tinggi dari Satuan Kerja Perangkat

Page 77: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 72

Kabupaten Bener Meriah (SKPK) lainnya dan memisahkan SKPK penerima

pendapatan dengan pembelanjaan pendapatan.

8. Pemberian reward dan punishment kepada aparatur secara selektif dan adil;

9. Efisiensi terhadap biaya operasional aparatur dan perkantoran;

10. Pemberian peran otonomi kepada Pemerintah Kecamatan, Mukim dan

Kampung sesuai azas desentralisasi;

11. Meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan Kabupaten Bener Meriah

untuk memperoleh status penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Untuk mewujudkan tata kelola birokrasi yang optimal dalam pelayanan

Publik melalui pelayanan terpadu yang didukung teknologi, maka kebijakan yang

ditempuh antara lain:

1. Revitalisasi Bappeda sebagai badan koordinasi perencanaan pembangunan

lintas stake holder pembangunan di Kabupaten Bener Meriah;

2. Pelayanan informasi kependudukan Kabupaten Bener Meriah berupa ID-Card

(Identity Card);

3. Pelayanan administrasi penduduk, perizinan dan akta secara efisien dan

efektif;

4. Pelelangan paket pekerjaan pemerintah dilakukan secara online (e-

procurement) dan terpadu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;

5. Penyediaan media online pelayanan publik yang dapat diakses di seluruh

wilayah;

6. Penyediaan pusat data dan informasi terpadu dan pengembangan perencanaan

yang berbasis e-planning dan e-baseline data;

7.1.3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian

Dalam mengembangkan tata kelola pertanian, maka kebijakan umum yang

ditempuh antara lain:

Page 78: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 73

1. Menumbuh kembangkan konsep agribisnis dan agroindustri untuk

meningkatkan nilai tambah produk pertanian terutama di wilayah perkampung

an.

2. Meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan pertanian, usaha pertanian;

3. Meningkatkan pemantapan ketahanan pangan dan kemandirian pangan

melalui peningkatan produksi dan produktifitas;

4. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sistem kelembagaan petani dan

penyuluh;

5. Perluasan areal pertanian serta optimalisasi penggunaan lahan terlantar.

Untuk mengembangkan komoditi pertanian unggulan berbasis kawasan

dan pengembangan produk masyarakat yang berbasis keunggulan lokal yang

didukung inovasi teknologi dan sesuai dengan daya dukung lingkungan, maka

kebijakan umum yang ditempuh antara lain:

1. Menumbuh kembangkan komoditas unggulan daerah yang sesuai dengan

agro ekosistem wilayah dengan peningkatan skala usaha masyarakat;

2. Fasilitasi Pengembangan penanganan pasca panen pertanian melalui

penguatan sistem usaha dan pemasaran;

3. Penerapan teknologi pertanian tepat guna;

4. Peningkatan kualitas lingkungan dan pemulihan kawasan kritis.

5. Mengembangkan komoditi organic;

7.1.4. Mengembangkan Pelayanan Industri

Untuk mengembangkan pelayanan Industri, maka kebijakan umum yang

ditempuh antara lain :

1. Memfasilitasi dan Membuka kesempatan seluas – luasnya bagi masyarakat

dan investor dalam pengembangan industri;

2. Percepatan penerapan standar pelayanan perizinan industri;

3. Mengembangkan kawasan industri wisata melalui pemanfaatan

sumberdaya alam dengan membangun prinsip ekonomi kreatif berdasarkan

komoditi unggulan daerah;

Page 79: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 74

4. Mendorong berkembangnya industri-industri strategis melalui penciptaan

iklim investasi yang kondusif;

7.1.5. Mengembangkan Perdagangan Berskala Global

Untuk mengembangkan perdagangan berskala global, maka kebijakan

umum yang ditempuh antara lain:

1. Peningkatan mutu komoditi yang berkualitas

2. peningkatan promosi daerah

7.1.6. Mengembangkan Pemamfaatan Energi

Untuk mengembangkan pemanfaatan energi, maka kebijakan umum yang

ditempuh antara lain:

1. Explorisasi potensi energi yang ada;

2. Meningkatkan penggunaan energi yang terbaharukan dari tingkat kampung ;.

3. Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya energi baru dan terbarukan serta

energi tidak terbarukan melalui pemanfatan sumber-sumber potensi alam,

4. Meningkatkan pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan dan tidak

terbarukan sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungan.

7.1.7. Meningkatkan Pemeliharaan Hutan

Untuk meningkatkan pemeliharaan hutan, maka kebijakan umum yang

ditempuh antara lain:

1. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat;

2. Mengembangkan pengelolaan industri kehutanan;

Page 80: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 75

7.2. Kebijakan Khusus

Kebijakan khusus merupakan suatu langkah yang dilakukan oleh

pemerintah daerah untuk memberi arah dalam sistem dan model pelaksanaan

pembangunan yang efektif dan efisien serta tepat sasaran, agar pembangunan yang

dilaksanakan secara cepat dapat menyelesaikan berbagai permasalahan

pembangunan daerah. Selain itu, pembangunan diharapkan dapat

berkesinambungan dan menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah

daerah.

Mekanisme pelaksanaan pembangunan sedapat mungkin melibatkan peran

masyarakat berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian juga

peran pemerintah dapat lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam memfasilitasi

pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan sumberdaya alam dan pengembangan

sumberdaya manusia yang didukung oleh penyediaan akses modal dan akses

pasar.

7.2.1. Pengembangan Kawasan Pertanian

Pembangunan pertanian dilaksanakan berdasarkan pada potensi agro

ekosistem wilayah dengan model pengembangan kawasan berdasarkan komoditi

unggulan/andalan yang terintegrasi dan sesuai dengan prinsip pengembangan

kawasan agribisnis.Untuk pengembangan kawasan tersebut maka harus mengikuti

ketentuan sebagai berikut :

1. Pengembangan kawasan berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW);

2. Pengembangan komoditas pada kawasan didasarkan pada potensi yang telah

ada, tersedia areal pengembangan dan memberikan nilai tambah;

3. Sebaran pengembangan dalam suatu kawasan didukung oleh areal

pengembangan minimal; tanaman perkebunan tahunan 100Ha

hamparan/lokasi, tanaman pangan 50Ha hamparan/lokasi, tanaman

hortikultura dan palawija 25Ha hamparan/lokasi, areal pengembangan

Page 81: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 76

peternakan untuk ternak besar minimal areal 100Ha hamparan/lokasi.

Selanjutnya pengembangan kawasan dapat juga dilakukan secara tumpang sari

antara tanaman perkebunan dengan tanaman semusim (palawija);

4. Pengembangan kawasan harus dibentuk berdasarkan kelompok tani.

Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memiliki Unit Pelaksana Teknis

Dinas (UPTD) yang berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan bibit unggul

pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan terutama untuk pengembangan

kawasan dan kebutuhan bibit unggul petani pada umumnya. Untuk

memberdayakan UPTD tersebut pemerintah mengalokasian anggaran setiap

tahunnya. Melalui penyediaan bibit unggul pertanian/perkebunan diharapkan

UPTD menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. Oleh karena

itu, dalam pengelolaan UPTD harus dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip

transparansi, efektif dan efisien yang dapat di audit setiap saat untuk

meningkatkan profesionalismenya.

7.3. Program Pembangunan Kabupaten Bener Meriah

7.3.1 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan

Program pendidikan dan kesehatan merupakan program utama dan akan

mengikuti kegiatan yang sedang berjalan sesuai dengan program Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Provinsi. Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia di

Kabupaten Bener Meriah, Akan diushakan kerjasama dengan Perguruan Tinggi

Negeri di Indonesia, Sehingga sebahagian Putra-Putri Kabupaten Bener Meriah

lulusan Sekolah Lanjutan Atas akan mendapatkan peluang melanjutrkan

pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia.

Pemantapan iman dan ketaqwaan kepada Allah SWT yang merupakan

program inti, Maka prioritas utama ditujukan khususnya kepada anak – anak

sekolah dasar secara masal diadakan pengajian rutin dengan pengaturan waktu

setelah shalat magrib sampai dengan shalat isya yang dipandu dan dikelola dengan

tenaga pengajar professional yang sangat paham tentang Alqur’an dan Hadis.

Page 82: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 77

7.3.2 Program Meningkatkan Otonomi Keperintahan dan Tata Kelola

kepemerintahan

Pelayanan terhadap masyarakat perlu ditingkatkan, dengan cara

meningkatkatkan piñata kelolaan kepemerintahan melalui pemberian peran

otonomi kepada pemerintah tingkat kecamatan, mukim ,dan kampung sesuai

dengan azas desentralisasi. Masyarakat akan dilayani sepenuhnya ditingkat

kampong dan kecamatan dengan cara pemangkasan jalur birokrasi, sehingga akan

terwujud efisiensi pelayanan terpadu.

Hal yang bersifat teknis akan ditangani langsung pada tingkat kecamatan

dan kampung, namun program yang menyangkut dengan kebijakan terutama

penataan ruang Kabupaten Bener Meriah dan perencanaan pembangunan

infrastruktur daerah akan dibahas di tingkat Kabupaten melalui Pemerintah tingkat

Kecamatan dan Kampung. Dengan demikian kewenangan aparat Pemerintahan

Kampung dan Kecamatan menjadi sangat kuat karena otoritas berada pada

Pemeritahan Kecamatan dan Kampung.

Modal dari investor sangat dibutuhkan sebagai penunjang pendapatan

daerah. Disamping itu hubungan yang harmonis harus selalu dipelihara antara

Eksekutif dan Legeslatif yang mempunyai peran sebagai pelaksana dan pengawas

dalam pengelola Kepemeritahan Kabupaten Bener Meriah.

7.3.3. Program Pengembangan Pertanian dan Perkebunan

Sektor pertanaian dan perkebunan merupakan program unggulan,

mengingat hampir semua tanaman terutama kopi, hortikultura dan palawija dapat

tumbuh subur di Kabupaten Bener Meriah.

Salah satu peluang yang sangat besar saat ini adalah adanya permintaan

dari pasar, baik dalam maupun luar negeri terhadap hasil-hasil pertanian yang

dikelola secara organic, produk- produk tersebut dapat langsung di eksport ke

manca Negara karena permintaan sangat tinggi.

Page 83: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VII] Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 78

Peluang harus dapat dimanfaatkan oleh para petani di Kabupaten Bener

Meriah, Sehingga hasil pertanian nantinya akan mempunyai nilai yang sangat

tinggi, seperti yang selama ini terjadi terhadap kopi organik bener meriah sangat

terkenal dan mempunyai nilai yang sangat tinggi di manca Negara.

7.3.4. Program Pengembangan Industri

7.3.5. Program Peningkatan Perdagangan

7.3.6. Program Pemanfaatan Energy

7.3.6. Program Kehutanan

Page 84: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 79

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAN

Program pembangunan daerah merupakan instrumen kebijakan yang berisi

satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran,

atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD. Berikut Program

Pembangunan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2012 – 2017 yang dikelompokkan

menurut bidang pembangunan.

8.1 Bidang Pemerintahan, Politik dan Hukum

8.1.1 Bidang Pemerintahan

1. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

2. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah

3. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

Daerah

4. Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan

5. Program Penataan Otonomi

6. Program Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintahan Kampung dan

Kelurahan

7. Program Pengembangan Data/Informasi

8. Program Perencanaan Pembangunan Daerah

9. Program Peningkatan Sistem Pengawasan dan Pengendalian

Pembanguan

10. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan

Aparatur Pengawasan

Page 85: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 80

11. Program Pendidikan Kedinasan

12. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

13. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur

14. Program Pembinaan, Pengembangan dan Kesejahteraan Aparatur

dan Non Aparatur

15. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan.

16. Prgram Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/arsip

17. Program Pemeliharaan Rutin/berkala Sarana dan Prasarana

Kearsipan

18. Program Peningkatan Kwalitas Pelayanan Informasi

8.1.2 Bidang Politik

1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

2. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak

Kriminal

3. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan.

4. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan

5. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat

6. Program Pendidikan Politik Masyarakat.

8.1.3 Bidang Hukum

1. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan

2. Program Penyiapan Rancangan Qanun Kabupaten

8.2 Bidang Ekonomi

1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil menengah yang kondusif

2. Program Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro

Menengah

Page 86: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 81

4. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

KUKM

5. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi

6. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi

7. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana Daerah

8. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

9. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

10. Program Peningkatan, pemasaran dan Hasil Produksi Pertanian

11. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian

12. Program Peningkatan Produksi Pertanian

13. Program Pencegahan dan Penanggulagan Penyakit Ternak

14. Program Peningkatan Produksi Hasil Ternak

15. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan

16. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

17. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

18. Program Pengembangan Perikanan Tangkap

19. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

20. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan

21. Program Pengembangan Budidaya ikan Air Tawar

22. Program Peningkatan Kerjasama Perdagangan Internasional

23. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

24. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

25. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

26. Program Penataan Struktur Industri

27. Program Pengembangan Sentra-sentra Industri Potensial

28. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

29. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi

30. Program Pelatihan Transmigrasi

31. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

32. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Page 87: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 82

33. Program Peningkatan pengawasan, perlindungan dan penegakan

hukum terhadap keselamatan dan kesehatan kerja

34. Program Keberdayaan Masyarakat Pedesaan

35. Program Pengembangan Ekonomi Perdesaan

36. Program Penanggulangan Kemiskinan

37. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

8.3 Bidang Infrastruktur

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

2. Program Pembangunan saluran drainase/ gorong-gorong

3. Program Rehabilitasi/ pemeliharaan jalan dan jembatan

4. Program Peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan

5. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan

jaringan pengairan lainnya

6. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

7. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai dan

Sumber Daya Air Lainnya

8. Program Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah

9. Program Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

10. Program Pembangunan Infrstruktur Perdesaan

11. Program Pengaturan Jasa Konstruksi

12. Program Pemberdayaan Jasa Konstruksi

13. Program Pengawasan Jasa Konstruksi

14. Program Pengembangan Perumahan

15. Program Perencanaan Tata Ruang

16. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

17. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

18. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

19. Program Pembangunan Sarana & Prasarana Perhubungan

20. Program Peningkatan & Pengamanan Lalu Lintas

Page 88: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 83

21. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

22. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

23. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan lingkungan Hidup

24. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

25. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

26. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup

27. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

28. Program Penataan, Penguasaan Pemilikan dan Pemanfaatan Tanah

29. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Masa

30. Program Fasilitasi Peningkatan Sumberdaya Manusia Bidang

Komunikasi dan Informasi

31. Program Pengembangan Data dan Statistik

32. Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media

33. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan

34. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

35. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

36. Program Perencanaan Dan Pengembangan Hutan

37. Program Pemanfaatan Kawasan Hutan Industri

38. Program Pembinaan dan penertiban industri hasil hutan

39. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

40. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi

Merusak Lingkungan

41. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan

42. Program Pengembangan Migas

43. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

44. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

45. Program Pengembangan Kemitraan

46. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam

Page 89: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 84

8.4 Bidang Pendidikan

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

3. Program Pendidikan Menengah

4. Program Pendidikan Non Formal

5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

7. Program Pendidikan Dayah

8. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

9. Program Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

10. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Tinggi

11. Program Pendidikan Kualitas Pendidikan Agama

8.5 Bidang Kesehatan

1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

3. Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan Masyakarat

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Program Pengembangan Lingkugan Sehat

6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

8. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana RS

9. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS

10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia

11. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

12. Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat

8.6 Bidang Agama, Sosial dan Budaya

1. Program Penelitian dan Pengembangan Pelaksanaan Syariat Islam

Page 90: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 85

2. Program Pemberdayaan dan Peningkatan Lembaga Keagamaan

3. Program Penyuluhan Agama Islam dan Sosialisasi Qanun Syariat

Islam

4. Program Peningkatan Sumber Daya Teknis Pelaksana dan Pengawas

Syariat Islam

5. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan

6. Program Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama

7. Program Peningkatan Kualitas Pemahaman dan Pengamatan Agama

dan Pembinaan Kerukunan Beragama

8. Program Penyemarakkan Syiar Islam

9. Program Sertifikasi, Penata Usahaan, Pengelolaan dan Pemberdayaan

Harta Agama

10. Program Peningkatan Pembinaan Pelayanan Kehidupan Beragama

11. Program Keserasian Kebijakan Pelaksanaan Syariat Islam

12. Program Peningkatan Sumber Daya dan Peran Ulama

13. Program Pembinaan Syariat Islam

14. Program Perencanaan pengembangan dan pembinaan Syari'at Islam

15. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT & PMKS

16. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

17. Program Pembinaan Anak Terlantar

18. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

19. Program Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo

20. Program Pembinaan Eks. Penyakit Sosial

21. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

22. Program Kerjasama Pembangunan

23. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan

24. Program Perencanaan Sosial dan Budaya

25. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak

26. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

27. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Pemuda

28. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga

Page 91: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB VIII] Indikator Rencana Program Prioritas Yang disertai Kebutuhan Pendanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 86

29. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

30. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

31. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

32. Program Pengembangan Nilai Budaya

33. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya

34. Program Pengelolaan Keragaman Budaya

35. Program Pengembangan Kerjasama Pengelolaan Kekayaan Budaya

36. Program Pagelaran Seni Budaya Daerah

8.7 Bidang Penanganan dan Pengurangan Resiko Bencana

1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana

2. Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Bencana Alam

3. Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan

4. Program Perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial

5. Program Pengendalian Banjir

6. Program Peningkatan kesiagaan dan pencegahan bahaya kebakaran

Program Pembangunan Daerah (Matrik Tahun dan Lima Tahunan) secara

lebih terperinci disajikan pada Buku II yang merupakan satu kesatuan dari RPJM

Kabupaten Bener Meriah 2012-2017.

Page 92: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB IX] Penetapan Indikator Kinerja Kabupaten Bener Meriah

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

BAB IXPENETAPAN INDIKATOR KINERJA KABUPATEN BENER MERIAH

NOASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN

DAERAH SATUAN

KONDISIKINERJA

PADA AWALPERIODE

RPJM Kab.Bener Meriah

2012-2017

TARGET CAPAIAN SETIAP TAHUN KONDISIKINERJA

PADA AKHIRPERIODE

RPJM Kab.Bener Meriah

(2017)

(2)

2013 2014 2015 2016 2017

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 IX - 1

(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)IA

1.

1.1 %1.2. %1.3. Juta1.4. %1.5 %1.6 %1.7 %1.8 Kasus1,9

B1.

1.1.10+15+

(2)

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKATFokus Kesejahteraan dan Pemerataan EkonomiOtonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Umum,Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Pertumbuhan PDRBLaju inflasiPDRB per kapitaIndeks GiniPemerataan pendapatan versi BankIndeks ketimpangan WilliamsonPersentase penduduk di atas garis kemiskinanAngka kriminalitas yang tertangani

Fokus Kesejahteraan SosialPendidikan

Angka melek huruf10+15+15 - 4445+

1.2. Tahun1.3.

SD/MI/Paket ASMP/MTS/Paket BSM/MA/Paket C

1.4Tidak/belum tamat SDSD SederajatSLTP SederajatSLTA SederajatDiploma I/II/IIIDiploma IV/SIS2/S3SLTP+

1.51.5.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

Angka rata-rata lama sekolahAngka partisipasi kasar

Angka pendidikan yang ditamatkan

Angka partisipasi murni1.5.1 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A1.5.2 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B1.5.3 Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/Paket C

2.2.1.2.22.3

33.13.23.3

C1

1.11.2

22.12.2

KesehatanAngka kelangsungan hidup bayiAngka usia harapan hidupPersentase balita gizi buruk

PertanahanPersentase penduduk yang memiliki lahanKetenagakerjaanRasio penduduk yang bekerja

Fokus Seni Budaya dan OlahragaKebudayaan

Jumlah grup kesenianJumlah gedung

Pemuda dan OlahragaJumlah klub olahragaJumlah gedung olahraga

ASPEK PELAYANAN UMUMIIA1.

1.1.1.1.1. Angka partisipasi sekolah1.1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah1.1.3. Rasio guru terhadap murid1.1.4. Rasio guru/murid per kelas rata-rata

1.21.2.1 Angka partisipasi sekolah1.2.2 Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah1.2.3 Rasio guru terhadap murid1.2.4 Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata

1.2.5 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara)

1.31.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik

1.3.2Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunanbaik

ASPEK PELAYANAN UMUMFokus Pelayanan Urusan WajibPendidikan

Pendidikan dasar

Pendidikan menengah

Fasilitas Pendidikan

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

1.3.2Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA kondisi bangunanbaik

1.41.4.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

1.51.5.1 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI1.5.2 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs1.5.3 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

1.61.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs1.6.3 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs1.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA1.6.6 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV

2.2.1 / 1000 balita

2.2 /100.000 pddk

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):

Angka Putus Sekolah

Angka Kelulusan

KesehatanRasio posyandu per satuan balita

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

2.2 /100.000 pddk

2.3 /100.000 pddk

2.4 /100.000 pddk

2.5 /100.000 pddk

2.6 %

2.7 %

2.8 %2.9 %2.10 %

2.11 /100.000 pddk

2.12 %2.13 %2.14 unit2.15 unit

3

Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

Rasio dokter per satuan penduduk

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditanganiCakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memilikikompetensi kebidananCakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatanCakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskinCakupan kunjungan bayiCakupan puskesmasCakupan pembantu puskesmas

Pekerjaan UmumProporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

33.1 %3.2 %3.3 %3.4 %3.5 %3.6 %3.7 Unit/KK3.8 %3.9 Km/orang

3.10 %

3.11 %

3.12 %

3.13 %3.14 %3.15 %

Pekerjaan UmumProporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baikRasio Jaringan IrigasiRasio tempat ibadah per satuan pendudukPersentase rumah tinggal bersanitasiRasio tempat pemakaman umum per satuan pendudukRasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan pendudukRasio rumah layak huniRasio permukiman layak huniPanjang jalan dilalui Roda 4Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk(mimal dilalui roda 4)Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40 KM/Jam )Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/saluran pembuangan air(minimal 1,5 m)Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima atau bangunan rumah liarSempadan sungai yang dipakai bangunan liarDrainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbatPembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan

3.15 %3.16 %3.17 %3.18 %

44.1 %4.2 %4.3 %4.4 %4.5 %

55.15.25.3

6

6.1

6.2

Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbatPembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawanLuas irigasi Kabupaten dalam kondisi baikLingkungan Pemukiman

PerumahanRumah tangga pengguna air bersihRumah tangga pengguna listrikRumah tangga ber-SanitasiLingkungan pemukiman kumuhRumah layak huni

Penataan RuangRasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGBRasio bangunan ber- IMB per satuan bangunanRuang publik yang berubah peruntukannya

Perencanaan Pembangunan

Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dgn PERDA

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgnPERDA/PERKADATersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADA

6.2

6.36.4

77.1 orang/tahun7.2 izin/armada7.3 Unit7.4 Unit7.5 %7.6 %7.7 Hari7.8 Rp.7.9 %

88.1 %8.2 %8.3 %8.4 %

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dgnPERDA/PERKADATersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dgn PERKADAPenjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

PerhubunganJumlah arus penumpang angkutan umumRasio ijin trayekJumlah uji kir angkutan umumJumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal BisAngkutan daratKepemilikan KIR angkutan umumLama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)Biaya pengujian kelayakan angkutan umumPemasangan Rambu-rambu

Lingkungan HidupPersentase penanganan sampahPersentase Penduduk berakses air minumPersentase Luas pemukiman yang tertataPencemaran status mutu airCakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air

8.4 %8.5 %8.6 %8.7 %8.8 %

Pencemara Udara %Pencemaran Status Mutu Air %Pengelolaan Limbah B3 yang diawasi %

99.19.29.3

10 Kependudukan dan Catatan Sipil10.110.210.310.410.5

Pencemaran status mutu airCakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata AirCakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan pendudukPenegakan hukum lingkungan

PertanahanPersentase luas lahan bersertifikatPenyelesaian kasus tanah NegaraPenyelesaian izin lokasi

Rasio penduduk berKTP per satuan pendudukRasio bayi berakte kelahiranRasio pasangan berakte nikahKepemilikan KTPKepemilikan akta kelahiran per 1000 pendudukKetersediaan database kependudukan skala provinsi

10.510.610.7

11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak11.1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah11.2 Partisipasi perempuan di lembaga swasta11.3 Rasio KDRT11.4 Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur11.5 Partisipasi angkatan kerja perempuan

11.6

12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera12.1 Rata-rata jumlah anak per keluarga12.2 Rasio akseptor KB12.3 Cakupan peserta KB aktif12.4 Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

13 Sosial13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi13.2 PMKS yg memperoleh bantuan sosial13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial

Kepemilikan akta kelahiran per 1000 pendudukKetersediaan database kependudukan skala provinsiPenerapan KTP Nasional berbasis NIK

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakankekerasan

13.3 Penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial14 Ketenagakerjaan

14.1 Angka partisipasi angkatan kerja Orang14.2 Angka sengketa pengusaha-pekerja dan penyelesaian per tahun kasus14.3 Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen14.4 Pencari kerja yang ditempatkan Orang14.5 Tingkat pengangguran terbuka Persen14.6 Keselamatan dan perlindungan Kegiatan14.7 Kasus14.8 Peningkatan Tenaga Kerja yang berkerja di sektor Pertanian Orang

15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

15.1 Unit

15.2 Persentase koperasi aktif Persen

15.3 Jumlah Anggota Koperasi 0rang15.4 Jumlah Penyebaran BPR/LKM Unit15,5 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil UNIT15,6 Triliun

Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemerintah daerah

Populasi Koperasi

Jumlah Penyaluran kredit untuk UMKM15,6 Triliun1.6 Penanaman Modal

16.1- PMDN Perusahaan- PMA Perusahaan

16.2- PMDN Rp(Milyar)- PMA US$

16.3 Rasio daya serap tenaga kerja- TKI PMDN orang- TKA PMDN orang- TKI PMA orang- TKA PMA orang

16.4 Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)17 Kebudayaan

17.1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya17.2 Sarana penyelenggaraan seni dan budaya17.3 Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

18 Kepemudaan dan Olahraga

Jumlah investor/perusahaan (PMDN/PMA)

Jumlah nilai investasi (PMDN/PMA)

Jumlah Penyaluran kredit untuk UMKM

18 Kepemudaan dan Olahraga18.1 Kepemudaan dan Olahraga18.2 Jumlah organisasi pemuda18.3 Jumlah organisasi olahraga18.4 Jumlah kegiatan kepemudaan18.5 Jumlah kegiatan olahraga18.6 Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta)18.7 Lapangan olahraga

19 Kesatuan Bangsadan Politik Dalam Negeri19.1 Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP19.2 Kegiatan pembinaan politik daerah

20

20.1 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk20.2 Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk20.3 Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan20.4 Pertumbuhan ekonomi20.5 Kemiskinan20.6 Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah20.7 Penegakan PERDA

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

20.7 Penegakan PERDA20.8 Cakupan patroli petugas Satpol PP

20.9

20.10 Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten20.11 Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

20.12

20.13 Cakupan sarana prasarana perkantoran pemerintahan desa yang baik20.14 Sistim Informasi Manajemen Pemda20.15 Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat

21 Ketahanan Pangan21.1 Regulasi ketahanan pangan Regulasi21.2 Ketersediaan pangan utama Ton21.3 Pola Konsumsi Pangan Harapan Skor PPH21.4 Daerah Rawan Pangan Klp/Desa21.5 Kelembagaan Pangan Masyarakat

- Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat GAPOKTAN- Lumbung Pangan Masyarakat Klp- Desa Mandiri Pangan Desa

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan) diKabupaten

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan WilayahManajemen Kebakaran (WMK)

- Desa Mandiri Pangan Desa21.6 Jumlah tenaga Penyuluh

- Tenaga Penyuluh Pertanian, Perkebunan & Peternakan + THL-TBPP Org- Tenaga Penyuluh Kehutanan Org- Tenaga Penyuluh Perikanan Org

22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa22.1 Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM)22.2 Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK22.3 Jumlah LSM22.4 LPM Berprestasi22.5 PKK aktif22.6 Posyandu aktif22.7 Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat22.8 Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

23 Statistik23.1 Buku ”kabupaten dalam angka”23.2 Buku ”PDRB kabupaten”

24 Kearsipan24.1 Pengelolaan arsip secara baku24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan24.2 Peningkatan SDM pengelola kearsipan

25 Komunikasi dan Informatika25.1 Jumlah jaringan komunikasi Unit/stasion25.2 Rasio wartel/warnet terhadap penduduk %25.3 Jumlah surat kabar nasional/lokal Media25.4 Jumlah penyiaran radio/TV lokal Media25.5 Web site milik pemerintah daerah25.6 Pameran/expo Kali

26 Perpustakaan26.1 Jumlah perpustakaan26.2 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun26.3 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

B Fokus Layanan Urusan Pilihan1 Pertanian

1.1 Produksi padi atau bahan pangan lokal lainnya pertahun1.1.1 Padi Ton1.1.2 Jagung Ton1.1.3 Kedele Ton

1,2 Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar1.2.1 Padi Ku/Ha

Page 93: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 87

BAB X

PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

Guna Mengoptimalkan Kinerja Pemerintah dalam capaian pembangunan

agar lebih efektif dan efisien Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) merupakan dokumen perencanaan yang disusun untuk mencapai tujuan

dan sasaran pembangunan selama lima (5) tahun (2012-2017) sesuai dengan visi

dan misi Bupati terpilih “Mewujudkan Bener Meriah Menjadi Kabupaten

Madani”. Untuk Mewujudkan Visi diatas maka Bupati terpilih merumuskan

Misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT

2. Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan

3. Mengembangkan Tata Kelola Pertanian

4. Mengembangkan Pelayanan Industri

5. Mengembangkan Perdagangan Skala Global

6. Mengembangkan Pemanfaatan Energi

7. Meningkatkan Pemeliharaan Hutan

Dari Gambaran tersebut mengindikasikan bahwa keberhasilan pelaksanaan

RPJMD tersebut tergantung pada sikap niat baik, tekad, semangat, ketaatan , dan

disiplin serta komitmen bersama dari seluruh unsur stakeholders. Seluruh unsure

perlu secara sungguh-sungguh melaksanakan program program pembangunan

yang tertuang dalam RPJMD Tahun (2012-2017) yang dapat menyajikan dan

menghasilkan tingkat Keimanan, pengetahuan dan Keterampilan juga mempunyai

nilai tambah atas produk, dan jasa yang dihasilkan oleh Misi tersebut diatas yang

memacu laju gerak penghasilan penduduk dan bakal terlihat pada penduduk yang

tingkat ekonominya cenderung baik sehingga dapat dinikmati oleh lapisan

masyrakat

Page 94: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 88

Dokumen RPJMD merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati terpilih

sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Bener Meriah(RKPD) setiap tahunnya.

Selanjutnya, RPJMD menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan

dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bener Meriah baik yang

dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta. Selain RPJMD menjadi

rujukan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) dalam Kabupaten Bener Meriah.

10.1. Pedoman Transisi

Pada masa berakhirnya periode Bupati Kabupaten Bener Meriah (2012-

2017) dan belum adanya dasar dokumen perencanaan tahun berikutnya maka

RPJM Daerah (2012-2017) dapat dijadikan pedoman pada masa transisi untuk

menyusun program dan kegiatan prioritas sampai tersedianya dokumen RPJM

Daerah periode berikutnya terutama untuk program-program dan kegiatan

prioritas yang capaiannya belum memenuhi target. Hal ini penting untuk menjaga

kesinambungan pembangunan agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan

cepat dan tepat dari hasil pembangunan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah

pusat/daerah maupun pihak swasta dimana dapat mendukung pertumbuhan di

semua sector yang merupakan langkah yang baik bagi kelangsungan

pembangunan Kabupaten Bener Meriah di Tahun-tahun berikutnya.

10.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017 ini

menjadi pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) dalam

menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPK, pedoman bagi Pemerintah Daerah

Kabupaten Bener Meriah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) dan menjadi rujukan dalam menyusun RPJM Daerah serta menjadi

Page 95: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB X] Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 89

pedoman bagi masyarakat dan dunia swasta dalam proses pembangunan. Untuk

maksud tersebut maka ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berkewajiban menyusun Rencana

Strategis (RENSTRA) yang berpedoman kepada RPJMD dan memuat visi dan

misi,tujuan,strategi, kebijakan, program yang sesuai dengan tugas dan fungsi

SKPD yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Bener Meriah Tahun

(2012-2017) dan menjamin Konsistensinya antara RPJMD Kabupaten Bener

Meriah Tahun (2012-2017) dengan Rencana Strategi (Rentra) SKPD dan

Renja SKPD . Renstra tersebut harus mendapat persetujuan Bappeda sebelum

ditetapkan oleh Bupati dan penyusunan Renstra berpedoman pada

Permendagri Nomor 54 tahun 2010.

2. RPJMD Kabupaten Bener Meriah Tahun (2012-2017) sebagai bahan

penjabaran Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang dilaksanakan

setiap tahun.

3. Dalam hal pelaksanaan RPJMD (2012-2017) harus dilakukan evaluasi setiap

tahunnya terhadap capaian program dan kegiatan serta target yang telah

ditetapkan. Selanjutnya bila diperlukan dapat dilakukan Evaluasi Paruh Waktu

untuk penyesuaian atau revisi terhadap program dan kegiatan maupun target-

target RPJMD yang telah ditetapkan. Dari hasil revisi RPJMD tersebut

menjadi pedoman bagi SKPD dan Pemerintah Daerah untuk menyesuaikan

kembali Renstra dan RPJMD .

4. RPJMD 2012-2017 merupakan dasar penilaian terhadap kinerja tahunan dan

lima tahunan Kepala Daerah dalam rangka meningkatkan efektifitas

pelaksanaan pembangunan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja

Kepala Daerah menjadi indikator penting untuk menilai keberhasilan

pembangunan daerah.

5. Untuk mengetahui pencapaian Visi dan Misi RPJMD perlu dilakukan Evaluasi

selambat-lambatnya satu tahun sebelum RPJMD berakhir.

Page 96: Rancangan awal rpjm kab. bener meriah 2012   2017

[BAB XI] Penutup

Rancangan Awal RPJM Kabupaten Bener Meriah 2012 - 2017 90

BAB XI

PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Bener Meriah

2012–2017 memuatmaksud dan tujuan, landasan penyusunan, kondisi umum

Kabupaten Bener Meriah, isu-isu strategis, visi dan misi pembangunan, arah

kebijakan, program prioritas/kegiatan, kerangka pendanaan, indikator kinerja

pembangunan serta kaidah pelaksanaannya. RPJM Kabupaten Bener Meriah

2012-2017 disusun sesuai dengan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010.

RPJM Kabupaten Bener Meriah ini merupakan pedoman bagi

pemerintahan dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan jangka

menengah 5 (lima) tahun serta menjadi acuan untuk penyusunan Renstra SKPK,

Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten Bener Meriah (RKPK).

Keberhasilan Pemerintahan Kabupaten Bener Meriah periode 2012-2017

dalam mewujudkan visi “MEWUJUDKAN BENER MERIAH MENJADI

KABUPATEN MADANI” perlu dukungan dan komitmen bersama dari berbagai

pihak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

BUPATI BENER MERIAH

RUSLAN ABDUL GANI