Rancangan Aktualisasi ANEKA PRAJABATAN

67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang nomor: 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanahkan kepada pemerintah daerah untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya akan tetapi masih dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan kata kunci dalam undang-undang ini. Tujuan desentralisasi dibidang kesehatan adalah mewujudkan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat 2030. Agar penyelenggaraan pelaksanaan upaya kesehatan dengan azas desentralisasi dapat dilakukan dengan baik, terarah dan berdaya guna, maka mekanisme pembinaan dan pengawasan yang baik sangat penting untuk memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan ditiap wilayah. Pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Sanggau dengan visinya SANGGAU SEHAT 2030 mencoba mengakomodasi aspirasi masyarakat yang menghendaki 1

Transcript of Rancangan Aktualisasi ANEKA PRAJABATAN

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangUndang-undang nomor: 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanahkan kepada pemerintah daerah untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya akan tetapi masih dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan merupakan kata kunci dalam undang-undang ini. Tujuan desentralisasi dibidang kesehatan adalah mewujudkan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun dan mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam mencapai Indonesia Sehat 2030. Agar penyelenggaraan pelaksanaan upaya kesehatan dengan azas desentralisasi dapat dilakukan dengan baik, terarah dan berdaya guna, maka mekanisme pembinaan dan pengawasan yang baik sangat penting untuk memantau dan mengevaluasi seluruh kegiatan ditiap wilayah.Pembangunan bidang Kesehatan di Kabupaten Sanggau dengan visinya SANGGAU SEHAT 2030 mencoba mengakomodasi aspirasi masyarakat yang menghendaki adanya pelayanan kesehatan disetiap tatanan akan menjadi lebih baik salah satunya adalah mengelola dan membangun Rumah Sakit Umum Daerah secara komprehensif, terbuka, transparan, terukur dan tanggung jawab untuk menuju pelayanan prima. Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki peran yang optimal dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran strategis ini didapat karena rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang padat karya teknologi, padat karya masalah dan harapan yang digantungkan padanya, akan melayani traksaksi pasien dalam keselarasanya. Peran tersebut belakangan ini sangat menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan epidemiologi penyakit, perubahan sruktur sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang lebih berkualitas, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut perubahan pola pelayanan kesehatan Indonesia. Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau merupakan salah satu institusi Pemerintah yang dibentuk untuk mengemban tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan kesehatan pada fase kuratif dan rehabilitatif yang juga tidak melupakan upaya promotif dan preventif pada masyarakat Kabupaten Sanggau. 1. Sejarah RSUD SanggauPada awalnya Rumah Sakit Umum Sanggau adalah Rumah Sakit misi yang dibangun pada jaman Belanda kurang lebih pada tahun 1935 dengan direkturnya bernama dr. Rehatta (19351938) kemudian digantikan oleh dr. Soedarso (19381943) selanjutnya setelah merdeka dan sudah terbentuk pemerintah maka pengelolaannya diserahkan ke Pemerintah Republik Indonesia menjadi Rumah Sakit Sanggau. Sebelumnya Rumah Sakit Sanggau berlokasi di Kelurahan Tanjung Sekayam di Muara Sungai Sekayam yang merupakan anak Sungai Kapuas dan merupakan sarana transportasi utama yang menghubungkan Kota Sanggau dengan beberapa wilayah pedalaman dan wilayah pesisir serta sampai ke negara Malasyia. Model bangunan Rumah Sakit saat itu adalah rumah panjang yang terbuat dari rangka kayu berdinding dan berlantai papan dibuat tinggi dalam upaya untuk mengantisipasi air sungai yang sering pasang dan banjir. Pada awal tahun 1974 seiring dengan perkembangan dan tata ruang kota serta dibukanya akses jalan antara Kabupaten ke Kecamatan maupun ke Kota lain dalam Propinsi maka lokasi tersebut sudah tidak sesuai lagi maka keberadaannya dipindahkan (Relokasi) ketempat yang strategis, tidak banjir, dekat dengan pemukiman dan fasilitas umum serta mudah diakses melalui tranportasi umum darat dan air terutama dari jalur Sungai Kapuas dengan direktur saat itu adalah dr. Dahliar Nauli Siregar ( 1972-1974 ). Adapun lokasinya yaitu di Jalan Jendral Sudirman No.-- Kelurahan Beringin Kecamatan Kapuas dengan statusnya menjadi Rumah Sakit Tipe D dengan sebutan Rumah Sakit Umum Sanggau dan sampai sekarang lokasinya belum berpindah. Rumah Sakit Umum Sanggau waktu itu adalah Rumah Sakit dengan tipe D dimana fasilitas dan jenis pelayanan masih terbatas karena jumlah Paramedis, Dokter Umum dan Dokter Spesialis masih terbatas dan keberadaannya silih berganti karena masa tugas dokter umum maupun dokter spesilalis yang terikat hanya kurang lebih 2 tahun sehingga sering terjadi kekosongan. Kemudian pada tahun 1995 keluar Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan Nomor : 102/MENKES/SK/I/1995 pada bulan Juni 1995 memutuskan bahwa Rumah Sakit Umum Sanggau adalah berubah pengelolaannya menjadi milik Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Sanggau dan kelasnya ditingkatkan menjadi Kelas C dengan sebutan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau. Kemudian ditindak lanjuti dengan PERDA Kabupaten Daerah Tingkat II Sanggau Nomor 7 tahun 1996 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tingkat II Sanggau dimana didalamnya mengatur tentang ketentuan umum, kedudukan, tugas dan fungsi serta susunan organisasi yang menjadi landasan operasional bagi RSUD Sanggau. Perda tersebut juga menyatakan dengan jelas bahwa RSUD Sanggau merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Dati II Sanggau. Otonomi daerah bergulir dengan cepatnya maka pada tahun 2008 Bupati Sanggau mengeluarkan Peraturan Bupati (PERBUP) Nomor 27 tahun 2008 tanggal 12 Pebruari 2008 yang berisi tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau, dimana dalam peraturan ini RSUD adalah unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang pelayanan kesehatan dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Daerah sehingga tidak merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Dinas Kesehatan.

2. Struktur Organisasi RSUD SanggauRumah Sakit Umum Daerah Sanggau adalah Unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang Direktur dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah (Peraturan Bupati No 27 Tahun 2008 tanggal 12 Februari 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau) dengan susunan sbb :1. Direktur RSUD ;2. Bagian Tata Usaha; membawahi 3 (tiga) Sub Bagian yang terdiri dari:a. Sub Bagian Umumb. Sub Bagian Kepegawaianc. Sub Bagian Hukum dan Informasi.3. Bidang Pelayanan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :a. Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medikb. Seksi Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan.4. Bidang Keuangan ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :a. Seksi Perbendaharaan dan mobilitas dana.b. Seksi Penyusun Anggaran, verifikasi dan akuntansi5. Bidang Bina Program ; membawahi 2 (dua) Seksi yang terdiri dari :a. Seksi Perencanaan Program dan Pengembanganb. Seksi Rekam Medik dan Pelaporan6. Kelompok Jabatan Fungsional ; yang terdiri dari :a. Komite Keperawatanb. Komite Medikc. Instalasi

DIREKTUR RSUD SANGGAUdr. H. EDI SUPRABOWO, MKMKELOMPOK JABATAN FUNGSIONALBAGIAN TATA USAHABARLIANTO TINSAI, S.SOSSUB BAGIAN HUKUMN U R D I NTUTUT HARYANTISUB BAGIAN KEPEGAWAIANSUB BAGIAN UMUML I Y OLUKMAN HAKIM, Bc.KnBIDANG KEUANGANSEKSI PERBENDAHARAAN DAN MOBILITASI DANAM. FAUZI HADINATASEKSI PENYUSUNAN ANGGARAN, VERIFIKASI DAN AKUNTANSIDAYANG FARIDAMARYONO, S.Kp. M.KesBAGIAN BINA PROGRAMSEKSI PERENCANAAN PROGRAM DAN PENGEMBANGANPRIYONO, S.SiSEKSI REKAM MEDIK DAN PELAPORANCHRISTINA SARAGIH, S.K.MBIDANG PELAYANANMUINAH, S.K.MSEKSI PELAYANAN DAN PENUNJANG MEDIKBASILINUS, S.K.MSEKSI PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANANAKHIRUL RAMADHAN, S.Kep.Ns

Gambar 1. Struktur organisasi RSUD Sanggau3. Fasilitas Pelayanan di RSUD SanggauSampai dengan akhir Tahun 2014 Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau terus berbenah melanjutkan pembanguann yang belum terealisir diantaranya penambahan peralatan kedokteran dan alat kesehatan. Fasilitas gedung yang ada dirasakan masih kurang kalau kita kaitkan dengan standar yang dipersyaratkan. Adapun gedung yang ada terdiri dari :a. Ruang Administrasi dan Perkantoran b. Ruang poli yang terdiri dari :1. Poliklinik Penyakit Dalam2. Poliklinik Kebidanan3. Poliklinik Bedah4. Poliklinik Anak5. Poliklinik Fisioterapi6. Poliklinik Gigi7. Poliklinik Elektromedik8. Poli Konsultasi Gizic. Instalasi Farmasi.d. Instalasi Gawat Darurate. Instalasi Laboratorium Klinikf. Instalasi Radiologig. Ruang Instalasi Rawat Inap, terdiri dari :1. Instalasi Rawat Inap Penyakit Dalam2. Instalasi Rawat Inap Bedah3. Instalasi Rawat Inap Anak4. Instalasi Rawat Inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan5. Instalasi Rawat Inap Kelas VIP6. Instalasi Rawat Inap PERINATOLOGI7. Instalasi Hemodealisa (cuci darah)h. Instalasi Gizi dan dapuri. Instalasi ICUj. Instalasi OK Centralk. Instalasi Pemulasaran Jenazahl. Instalasi Oksigen centralm. Instalasi Prasarana dan Sarana Rumah Sakit ( IPSRS )n. Loundry

Selain fasilitas di atas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau telah membenahi atau melengkapi beberapa fasilitas, yaitu : 1. Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL ) .2. Instalasi limbah padat dengan Incenerator sampah.3. Bak reservoar untuk penampungan air keperluan Rumah Sakit.4. Halaman dan tempat parkir yang representative.5. Penambahan ruang dan tempat tidur ( 2 TT ) dengan fasilitas VIP pada IRNA Kebidanan.6. Selasar penghubung antar instalasi dapur, Loundry dengan instalasi dan ruang lainnya.7. Rehabilitasi bangunan dapur dan laundry yang lebih representatif.8. Penambahan pelayanan Poli Syaraf

4. Keuangana. Dana bersumber APBN dan APBDPada tahun anggaran 2014 dana yang bersumber dari APBD , APBD Propinsi, APBN dan Pendapatan BLUD yang dikelola langsung oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau yang terbagi atas 7 (tujuh) program dan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 1. Daftar Sumber Dana Operasional RSUD SanggauNO.PROGRAMAPBDAPBN (DAK/TP/PROP)

1.Program Pelayanan Administrasi Perkantoran24.257.104.087,-

2.Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur-

3.Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur268.150.000,-

4.Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan267.950.000,-

5Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana RS/RSJ/RS Paru-paru/RS Mata17.198.372.900,-4.439.930.000,-

6Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/RSJ/RS Paru-paru/RS Mata102.400.000,-

7Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) & PMKS Lainnya.44.000.000,-

TOTAL42.138.376.987,-4.439.930.000,-

Sumber Dana APBD lebih banyak digunakan untuk membiayai kegiatan kegiatan seperti belanja pegawai ( 12,97 %), Belanja barang dan jasa ( 52,55%) dan Belanja Modal ( 34,48%) sedangkan dana DAK dan lainnya digunakan untuk pengadaan belanja modal peralatan kedokteran sedangkan dana BLUD untuk operasional Rumah Sakit.b. Pendapatan RSUD Sanggau Tahun 2014.Secara umum Pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau yaitu PAD Tahun 2014 sebesar Rp.19.912.417.576,00 ( Sembilan belas milyar Sembilan ratus dua belas juta empat ratus tujuh belas ribu lima ratus tujuh puluh enam rupiah).Penerimaan pandapatan asli Rumah Sakit ini merupakan hasil pelayanan kesehatan pasien Umum, BPJS, Perusahaan dan Jamkesda. Secara rinci besarnya pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 2. Daftar Sumber Pendapatan RSUD Sanggau Tahun 2014NOJENIS PENDAPATANJUMLAH ( Rp)

1Pasien umum2.901.645.410,-

2Pasien BPJS13.616.907.341,-

3Pasien JAMKESDA2.943.035.106,-

4Pasien Perusahaan426.801.286,-

5Sewa Kantin5.750.000,-

6Sewa Apotek1.200.000,-

7Sewa Parkir2.750.000,-

8Jasa Giro12.879.813,-

9Materai392.620,-

10Saldo awal Bank1.056.000,-

Jumlah19.912.417.576,-

5. Sumber Daya ManusiaTenaga yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Sanggau dari tahun ketahun terus bertambah, khususnya tenaga medis dan non medis. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya ditunjang dengan tenaga pegawai baik dengan status Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap, honorer maupun tenaga magang, dengan perincian sebagai berikut:a. Tenaga MedisDaftar jumlah tenaga medis di RSUD Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Daftar Tenaga Medis di RSUD SanggauNOJenis PendidikanSTATUSJML

PNSPTTHONORERMAGANG

1-Dokter Umum803011

2-Dokter Gigi10001

3-Dokter Spesialis P. Dalam10102

4-Dokter Spesialis Anak00101

5-Dokter Bedah10001

6-Dokter Obsgyn20002

7-Dokter Patologi Klinik10001

8-Dokter Umum (Pasca Sarjana) 10001

Total1505020

b. Tenaga Paramedis PerawatanDaftar tenaga paramedis perawatan di RSUD Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. Daftar Tenaga Paramedis Perawatan di RSUD SanggauNOJenis PendidikanSTATUSJML

PNSPTTHONORERMAGANG

1-Sarjana Keperawatan (D4/S1)1007017

2-Akper ( D3 )630500113

3-Akbid ( D3 )12011023

4-Bidan50005

5-SPK1300013

Total1030680171

c. Tenaga Paramedis Non PerawatanDaftar tenaga paramedis non perawatan di RSUD Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 5. Daftar Tenaga Paramedis Non Keperawatan di RSUD SanggauNOJenis PendidikanSTATUSJML

PNSPTTHONORERMAGANG

1-Sarjana Apoteker20103

2-Sarjana Kesehatan Masyarakat1100011

3-D4 Kesehatan Lingkungan10001

4-D IV Radiologi10001

5-Akademi Farmasi30005

6-Akademi Fisioterapi20002

7-Akademi Kesehatan Lingkungan20103

8-Akademi Analis Kesehatan706013

9-Akademi Gizi50005

10-Akademi Rekam Medik30104

11-Akademi Penata Rontgen40105

12-Akademi Tehnik Elektro Medis00000

13-SPPH00000

14-SMAK10001

15-SMF20002

Total44012056

d. Tenaga Non Medis lainnyaDaftar tenaga non medis lainnya di RSUD Sanggau dapat dilihat pada tabel berikut ini :Tabel 6. Daftar Tenaga Non Medis lainnya di RSUD Sanggau NOJenis PendidikanSTATUSJML

PNSPTTHONORERMAGANG

1Sarjana Manajemen RS10001

2Sarjana Ekonomi 30205

3Akademi Ekonomi Manajemen00101

4Akademi Ekonomi Akutansi00100

5SMA23032055

6STM00202

7SMEA7012019

8SMP506011

9SD30407

430590101

Keterangan : Jumlah Pegawai PNS/CPNS untuk semua jenis terhitung 206 orang Jumlah pegawai Non PNS untuk semua jenis terhitung 143 orangRSUD Sanggau mempunyai layanan dokter spesialis yaitu : spesialis Kandungan dan Kebidanan Spesialis Anak Spesialis Bedah Spesialis Penyakit Dalam Spesialis Patologi Klinik Spesialis SarafProgram pengembangan SDM yang dilakukan oleh rumah sakit secara berkesinambungan dan bertahap agar pelayanan tetap berjalan dan tidak terganggu tetapi profesionalisme juga terpenuhi.Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau dalam tahun 2014 telah menjadi rumah sakit yang terakreditasi, sertifikat No : KARS-Sert/670/VI/2012, untuk 5 (lima) jenis pelayanan yaitu :1. Pelayanan Administrasi dan Manajemen2. Pelayanan Medis3. Pelayanan Gawat Darurat4. Pelayanan Perawatan5. Pelayanan Rekam MedikRumah Sakit Umum Sanggau pada tahun 2014 telah melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah ( PPK-BLUD) dengan status BLUD PENUH , Sesuai Keputusan Bupati Sanggau Nomor 273 tahun 2013 pada tanggal 30 April 2013. 6. Visi dan Misi RSUD SanggauVisi :Menjadikan RSUD Sanggau Sebagai Rumah Sakit Berlayanan Internasional Pada Tahun 2020Misi :1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu, paripurna dan terjangkau.2. Meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.3. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit4. Meningkatkan kelas Rumah Sakit dari kelas C menuju kelas B

7. Tugas dan Fungsi RSUD (Bidang Pelayanan)Berdasarkan Peraturan Bupati Sanggau Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggu, bahwa Bidang Pelayanan meaksanakan sebagian tugas Rumah Sakit Umum Daerah dibidang pelayanan medik dan penunjang medik, keperawatan dan kebidanan. Adapun fungsi Bidang Pelayanan adalah sebagai berikut:a. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tugas bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik.b. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik.c. Penyelenggaraan kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik.d. Pengendalian kegiatan dan mutu pelayanan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medike. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medikf. Perencanaan dan pengkoordinasian kebutuhn fasilitas dan peralatan pelayanan medis dan non medis, keperawatan dan kebidanang. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya

8. Uraian Tugas Dokter Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 139 Tahun 2003, adapun tugas dokter pertama adalah sebagai berikut:1) Melakukan Pelayanan Medik Umum rawat jalan tingkat pertama2) Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama3) Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum4) Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum5) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana6) Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang7) Melakukan Tindakan Medik/P3K Sederhana8) Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap9) Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana10) Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I11) Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana12) Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I13) Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu14) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Bayi/Balita15) Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anak16) Melakukan pelayanan keluarga berencana17) Melakukan pelayanan imunisasi18) Melakukan pelayanan gizi19) Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit20) Melakukan penyuluhan medik21) Membuat catatan medik rawat jalan22) Membuat catatn medik rawat inap23) Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar24) Melayani atau menerima konsultasi dari dalam25) Menguji kesehatan individu26) Menjadi tim penguji kesehatan27) Melakukan visum et repertum tingkat sederhana28) Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I29) Menjadi saksi ahli30) Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan31) Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium32) Melakukan tugas jaga panggilan/on call33) Melakukan tugas jaga ditempat/rumah sakit34) Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien35) Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana

B. Tujuan Aktualisasi 1. Tujuan Umuma. Nilai dasar profesi PNS berperan penting dalam menuntun peserta diklat menjadi pelayan masyarakat yang professional.b. Nilai dasar profesi PNS akan membantu pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara sehingga tujuan-tujuan pembangunan dapat dicapai dengan mudah. 2. Tujuan Khusus a. Peserta diklat diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi di RSUD Sanggau.b. Peserta diklat mampu menganalisis dampak apabila nilai dasar profesi yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi tidak di implementasikan.

BAB IINILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS

A. Identifikasi Nilai-nilai DasarUntuk mewujudkan PNS yang profesional melalui jalur pendidikan dan pelatihan, pembinaan PNS melalui diklat yang berbasis kompetensi terus dilakukan, sesuai dengan amanat yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Reformasi birokrasi merupakan sebuah upaya sistematis yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan aparatur yang bersih, kompeten dan melayani antara lain dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan aparatur, agar memiliki integritas tinggi dan profesional dalam menjalankan tugas dan fungsinya selaku Aparatur Sipil Negara.Dalam rangka reformasi birokrasi, pemerintah menetapkan kebiajakan perubahan bagi PNS menjadi Aparatur Sipil Negara dengan undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Undang-undang ini menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bebas KKN dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya aparatur sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS semenjak dilakukannya diklat prajabatan. Berdasarkan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Diklat Prajabatan pola baru, peserta diklat diharapkan mampu menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi PNS dengan cara mengalami sendiri dalam penerapan dan aktualisasi pada tempat tugas, sehingga peserta diklat dapat merasakan manfaatnya secara langsung. Nilai dasar tersebut merupakan seperangkat prinsip yang menjadi landasan dalam menjalankan profesi. Nilai-nilai dasar tersebut diantaranya adalah : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Berikut informasi profesi peserta diklat yang relevan dengan nilai-nilai dasar tersebut:34

Tabel 7. Identifikasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS

NoIndikator Nilai DasarInformasi yang Relevan dengan Nilai DasarDaftar Kegiatan

Kebutuhan StakeholderTugas OrganisasiTugas UnitTugas Pegawai

1234567

1ANEKA ;a. Akuntabilitas (Kejelasan target, jujur, konsistensi, tanggung jawab)b. Nasionalisme(Amanah(dapat dipercaya), tidak diskriminatif, kerja sama, tanggung jawab, adil)c. Etika Publik (Menjaga rahasia, sopan, cermat, taat perintah)d. Komitmen mutu (efektivitas, efisiensi, berorientasi mutu)e. Anti Korupsi (Peduli, adil, kerja keras, tanggung jawab, disiplinMasyarakat (dalam hal ini pasien) berharap kepada aparatur pemerintah (PNS) profesi dokter umum agar melaksanakan tugas dengan jujur, tanggung jawab, kejelasan target, netral, mendahulukan kepentingan publik, adil, transparan, konsistensi, partisipatif, hormat-menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, amanah, persamaan derajat, tidak diskriminatif, disiplin, cermat, kesopanan, taat pada peraturan perundangan, menjaga rahasia, efektivitas, efisiensi, berorientasi mutu, kerja keras, mandiri, dan peduli.Visi :Menjadikan RSUD Sanggau Sebagai Rumah Sakit Berlayanan Internasional Pada Tahun 2020Misi :1. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang bermutu, paripurna dan terjangkau.2. Meningkatkan pengembangan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit.3. Meningkatkan sarana dan prasarana Rumah Sakit4. Meningkatkan kelas Rumah Sakit dari kelas C menuju kelas B

1. Penyusunan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan tugas bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik2. Penyusunan program kerja dan rencana kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik3. Penyelenggaraan kegiatan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik4. Pengendalian kegiatan dan mutu pelayanan bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas bidang pelayanan, meliputi urusan pelayanan medik, keperawatan, kebidanan serta penunjang medik dan non medik6. Perencanaan dan pengkoordinasian kebutuhn fasilitas dan peralatan pelayanan medis dan non medis, keperawatan dan kebidanan7. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan tugas dan fungsinya

1. Melakukan Pelayanan Medik Umum rawat jalan tingkat pertama2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang7. Melakukan Tindakan Medik/P3K Sederhana8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu14. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Bayi/Balita15. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Anak16. Melakukan pelayanan keluarga berencana17. Melakukan pelayanan imunisasi18. Melakukan pelayanan gizi19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit20. Melakukan penyuluhan medik21. Membuat catatan medik rawat jalan22. Membuat catatn medik rawat inap23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam25. Menguji kesehatan individu26. Menjadi tim penguji kesehatan27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I29. Menjadi saksi ahli30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call33. Melakukan tugas jaga ditempat/rumah sakit34. Melakukan tugas jaga ditempat sepi pasien35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan sederhana

1. Melakukan anamnesis terhadap pasien2. Melakukan pemeriksaan fisik3. Membuat permintaan pemeriksaan penunjang4. Melakukan penegakan diagnosis5. Memberikan terapi pada pasien6. Melakukan pencatatan rekam medis7. Membuat rujukan horizontal/vertikal8. Melakukan tugas jaga

B. Keterkaitan Nilai Dasar dengan Kegiatan Penerapan beberapa nilai-nilai dasar tersebut di atas yang terkait dengan kegiatan yang akan dilakukan di unit kerja, tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Keterkaitan Nilai Dasar Dengan Kegiatan

NoKegiatanNilai DasarUraian Pelaksanaan Kegiatan

1Melakukan anamnesis terhadap pasien

Akuntabilitas Kejelasan Target

Nasionalisme Amanah (dapat dipercaya)

Etika Publik Menjaga Rahasia

Komitmen Mutu Efektifitas

Anti Korupsi PeduliAnamnesis adalah Tanya jawab antara dokter dengan pasien atau keluarga pasien. Dalam melakukan anamnesis saya berusaha untuk mendapatkan informasi yang sejelas-jelasnya tentang identitas pasien, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat kesehatan keluarga sehingga diperoleh informasi yang jelas dan mengarah pada suatu diagnosis medis. (mengaplikasikan nilai akuntabilitas dengan indikator kejelasan target)

Sebelum melakukan anamnesis, saya terlebih dahulu membina hubungan antara dokter dan pasien dengan menunjukkan sikap, perilaku dan komunikasi yang baik sehingga pasien percaya untuk menceritakan segala keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya. (mengaplikasikan nilai nasionalisme dengan indikator amanah (dapat dipercaya))Sebagai seorang dokter saya telah melakukan sumpah profesi untuk tidak menceritakan segala hal yang berkaitan dengan penyakit pasien kepada orang lain kecuali atas permintaan pasien sendiri atau untuk kepentingan penegakan pengadilan. (mengaplikasikan nilai etika publik dengan indikator menjaga rahasia)

Sebagai dokter saya melakukan anamnesis yang terarah dengan cara tidak menanyakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan kepentingan dalam penegakkan diagnosis sehingga proses anamnesis dapat efektif dan efisien. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu dengan indikator efektifitas)

Saya mendengarkan setiap keluhan pasien dengan penuh rasa empati, yaitu berusaha menempatkan diri dan turut merasakan keadaan yang sedang dialami pasien (mengaplikasikan nilai anti korupsi dengan indikator peduli)

2

Melakukan Pemeriksaan fisikAkuntabilitas Kejelasan Target

Nasionalisme Tidak Diskriminatif

Etika Publik Sopan

Komitmen Mutu Berorientasi Mutu

Anti Korupsi Tanggung Jawab

Dalam melakukan pemeriksaan fisik saya memeriksa pasien dari head to toe secara teliti sehingga mendapatkan informasi mengenai tanda-tanda penyakit berupa kelainan-kelainan yang didapat dari berbagai macam organ. (mengaplikasikan nilai akuntabilitas dengan indikator kejelasan target)

Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh pada pasien dari head to toe tanpa membeda bedakan ras, suku, agama maupun kelompok tertentu (mengaplikasikan nilai nasionalisme dengan indikator tidak diskriminatif)

Melakukan pemeriksaan fisik dengan penuh kesopanan dengan cara meminta izin kepada pasien terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan, meminta pendamping saat melakukan pemeriksaan pasien lawan jenis sehingga menghindari prasangka yang tidak baik. (mengaplikasikan nilai etika publik dengan indikator sopan)

Pemeriksaan fisik berorientasi mutu artinya bahwa pemeriksaan-pemeriksaan fisik yang dilakukan harus selalu didapat dari disiplin ilmu yang terbaru yang dapat diperoleh dari seminar, penelitian dan jurnal medis kedokteran. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu dengan indikator berorientasi mutu)

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan penuh tanggung jawab sehingga akan menghasilkan pelayanan medis yang bersifat komprehensif artinya bahwa pemeriksaan fisik yang saya lakukan sebagai bagian dalam penegakkan diagnosis akan memberikan dampak positif yang menyeluruh bagi kesembuhan penyakit pasien (mengaplikasikan anti korupsi pada indikator tanggung jawab).

3Membuat Permintaan Pemeriksaan PenunjangAkuntabilitas Jujur

Nasionalisme Kerjasama

Etika Publik Menjaga Rahasia

Komitmen Mutu Efektifitas

Anti Korupsi Adil

Membuat pengantar pemeriksaan penunjang sesuai dengan indikasi. Dalam hal ini saya akan jujur kepada pasien apa-apa saja yang seharusnya diperiksa untuk memastikan diagnosis pasien sesuai dengan pemeriksaan penunjang yang ada di RSUD. Saya tidak akan menambah-nambahkan pemeriksaan lain yang dapat membuat kerugian terhadap biaya yang akan dikeluarkan pasien. (mengaplikasikan nilai akuntabilitas pada indikator jujur)

Dalam melakukan pemeriksaan penunjang diperlukan kerjasama dengan petugas laboratorium serta radiologi sehingga pemeriksaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi masing-masing di dalam pelayanan kesehatan. (mengaplikasikan nilai nasionalisme pada indikator kerja sama)

Dalam melakukan permintaan pemeriksaaan penunjang saya menjaga rahasia pasien mengenai apa-apa saja yang akan diperiksa sesuai penyakit pasien dan merahasiakan hasil dari pemeriksaan tersebut karena hal tersebut merupakan hak pasien untuk mau memberitahukan hasilnya kepada orang lain atau tidak. (mengaplikasikan nilai Etika Publik pada indikator menjaga rahasia)

Saya melakukan permintaan pemeriksaan penunjang secara efektif yaitu berdaya guna dalam bukti nyata diagnosis dan berguna juga dalam terapi penyakit. (mengaplikasikan nilai Komitmen mutu dengan indicator efektifitas)Dalam melakukan permintaan penunjang saya berlaku adil kepada semua pasien tanpa memandang status sosial, suku, agama, ras, maupun kelompok-kelompok tertentu dalam melakukan permintaan pemeriksaan. Dalam hal ini saya melakukan permintaan pemeriksaan penunjang kepada semua pasien yang saya anggap perlu dilakukan pemeriksaan penunjang tersebut sesuai dengan keluhan pada anamnesis pemeriksaan fisik pasien. (mengaplikasikan nilai Anti Korupsi pada indikator adil)

4Melakukan Penegakan DiagnosisAkuntabilitas Konsistensi

Nasionalisme Tanggung Jawab

Etika Publik Cermat

Komitmen Mutu Berorientasi Mutu

Anti Korupsi Kerja Keras

Saya menegakkan diagnosis pasien sesuai dengan anamnesis yang saya lakukan dan didukung pemeriksaan fisik dan penunjang dan sesuai dgn kompetensi saya sebagai dokter umum. (mengaplikasikan nilai akuntabilitas pada indikator konsistensi).

Dalam menegakkan diagnosis saya melakukan dengan penuh tanggung jawab sehingga berdasarkan diagnosis yang saya tegakkan, pasien akan mendapatkan pengobatan yang tepat.(mengaplikasikan nilai nasionalisme pada indikator tanggung jawab)

Dalam menegakkan diagnosis saya menganalisanya dengan cermat sesuai dengan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang saya lakukan. Hal ini saya lakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan diagnosis. (mengaplikasikan nilai etika publik pada indikator cermat).

Saya tetap mengacu pada diagnosa yang berorientasi mutu dalam penegakkan diagnosis sesuai dengan kompetensi saya sebagai dokter umum dengan selalu mengikuti perkembangan ilmu kedokteran yang up todate melalui seminar, jurnal-jurnal terbaru maupun pelatihan-pelatihan yang saya ikuti. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu pada indikator berorientasi mutu).

Dalam menegakkan diagnosis, saya bekerja keras menganalisa hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan agar didapatkan diagnosis yang tepat. Jika diperlukan saya akan mencari referensi mengenai penyaakit tersebut. (mengaplikasikan nilai anti korupsi pada indikator kerja keras)

5Memberikan terapi pada pasienAkuntabilitas Jujur

Nasionalisme Tidak Diskriminatif

Etika publik Cermat

Komitmen Mutu Berorientasi Mutu

Anti korupsi AdilSaya memberikan terapi yang tepat kepada pasien sesuai dengan diagnosis yang saya tegakkan tanpa memberikan terapi tambahan yang secara medis tidak diperlukan, dalam hal ini dokter harus jujur terhadap dirinya sendiri dalam pemberian terapi kepada pasien. (mengaplikasikan nilai Akuntbilitas pada indikator jujur)

Saya memberikan terapi kepada pasien sesuai indikasi dan diagnosis yang saya tegakkan tanpa memandang pasien tersebut kaya atau miskin, tanpa memandang suku, ras dan agama. (mengaplikasikan nilai Nasionalisme pada indikator tidak diskriminatif)

Saya juga memberikan terapi secara cermat berdaya guna dan tidak membahayakan diri pasien sebagai bentuk hasil akhir dari rangkaian kegiatan pemeriksaan medis umum dari anamnesis sampai pemeriksaan penunjang lainnya sehingga akan menghindari terjadinya kasus malpraktek (mengaplikasikannilai etika publik pada indikator cermat).

Hal ini tentunya tidak lepas dari pengetahuan saya tentang pemberian terapi yang up todate dan berorientasi mutu sehingga kesalahan-kesalahan dalam pemberian terapi dapat diminimalisir karena ilmu pengetahuan kedokteran yang selalu diperbaharui sesuai dengan kemajuan ilmu pendidikan kedokteran. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu pada indikator berorientasi mutu)

Berlaku adil pada pasien JKN dimana pasien yang menghendaki pemberian obat paten tetap dilayani tanpa dilakukan pemaksaan, namun bagi yang tetap menginginkan memakai obat generik, pasien tetap dilayani. (mengaplikasikan nilai Anti Korupsi pada indikator adil)

6Melakukan pencatatan Rekam MedisAkuntabilitas Jujur

Nasionalisme Amanah (dapat dipercaya), tanggung jawab

Etika Publik Menjaga rahasia

Komitmen Mutu Berorientasi Mutu

Anti Korupsi Tanggung jawabSaya membuat rekam medik rawat jalan secara jujur sesuai dengan data yang saya dapatkan. Pencatatan yang dilakukan terdiri dari pencatatan anamesis, pemeriksaan fisik, diagnosis, pengobatan dan penanganan selanjutnya (mengaplikasikan nilai akuntabilitas pada indikator jujur).

Saya akan melakukan pencatatan medik rawat jalan secara amanah dan tanggung jawab. Serangkaian pemeriksaan yang saya lakukan akan dicatat dan dapat dipertanggungjawabkan serta dirahasiakan dari konsumsi publik (mengaplikasikan nilai nasionalisme pada indikator amanah dan tanggung jawab).

Saya membuat catatan medik dengan tetap menjaga kerahasiaan pasien baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Saya memberikan informasi mengenai rekam medis tersebut kepada pihak yang berkepentingan atas dasar hokum. Hal ini penting agar pasien merasa nyaman dan terbuka ketika berkomunikasi dengan dokter. (mengaplikasikan nilai etika publik pada indikator menjaga rahasia)

Saya akan melakukan pencatatan rekam medik dengan berorientasi pada mutu. Semua informasi yang tercatat dalam rekam medik merupakan data yang benar, lengkap dan jelas. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu pada indikator berorientasi mutu)

Saya bertanggung jawab dalam melakukan pencatatan rekam medik. Data dari anamnesis hingga pengobatan ditulis dengan jelas dan membubuhkan tanda tangan setelah selesai melakukan pencatatan rekam medik pada hari itu sebagai bukti dokter yang melakukan pemeriksaan (mengaplikasikan nilai anti korupsi pada indikator tanggung jawab).

7Membuat Rujukan vertikal/horisontalAkuntabilitas Jujur

Nasionalisme Adil Tidak diskriminatif

Etika Publik Cermat

Komitmen mutu Efektivitas Efisiensi

Anti Korupsi Peduli

Saya merujuk pasien yang keadaannya diluar kompetensi dan kewenangan saya. Rujukan tersebut dapat berupa rujukan vertikal yaitu dari fasilitas pelayanan tingkat pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan tinggat lanjut serta rujukan horisontal berupa rujukan ke dokter spesialis pada lingkungan tempat kerja yang sama(RSUD Sanggau). Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang dokter saya berkata jujur terhadap pasien jika penangganan yang harus didapatkan pasien diluar batas kompetensi saya sebagai dokter umum. (mengaplikasikan akuntabilitas pada indikator kejelasan target).

Dalam memberikan rujukan medis saya memberikannya secara adil dan tidak diskriminatif kepada pasien sesuai indikasi medis rujukan tanpa memandang status sosial, suku, agama, ras, maupun kelompok-kelompok tertentu guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. (mengaplikasikan nasionalisme pada indikator adil dan tidak diskriminatif)

Dalam membuat rujukan saya harus cermat menilai apakah penyakit yang dikeluhkan oleh pasien dapat di atasi di fasilitas kesehatan tingkat pertama atau harus dirujuk ke faskes lanjutan. Selain itu saya juga harus cermat dalam menentukan diagnosis pasien serta dokter konsulen yang dituju.. (mengaplikasikan etika publik pada indikator cermat)

Dalam melakukan pembuatan rujukan tentunya saya lakukan dengan mengacu pada efektivitas dan efisiensi pelayanan medis dalam hal memberikan rujukan medis tanpa menunda-nunda waktu sehingga pasien akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, tepat, dan cepat. (mengaplikasikan indikator komitmen mutu pada indikator efektivitas dan efisien)

Dalam membuat rujukan saya peduli dengan semua yang dikeluhkan pasien terutama berkaitan dengan pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan awal apakah perlu dilakukan rujukan atau masih dapat ditangani di fasilititas kesehatan tingkat pertama sehingga kesalahan sistem rujukan terutama untuk pasien-pasien berobat jalan yang menggunakan kartu BPJS yang meminta rujukan atas permintaan sendiri dapat di minimalisir dan tidak merugikan pasien secara fisik maupun materiil sehingga tujuan akhir dari pemberian rujukan yaitu kesehatan pasien bisa dicapai dan diharapkan terjadi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. (mengaplikasikan anti korupsi pada indikator peduli).

8Menjalankan tugas jagaAkuntabilitas Tanggung jawab

Nasionalisme Kerjasama

Etika publik Taat perintah

Komitmen mutu Berorientasi mutu

Anti Korupsi Disiplin

Saya menjalankan tanggung jawab yang telah diberikan kepada saya sebagai dokter jaga sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. (mengaplikasikan nilai Akuntabilitasi pada indikator tanggung jawab)

Dalam melakukan tugas jaga saya selalu bekerjasama dengan petugas paramedis menjadi sebuah tim satu kesatuan dalam menangani pasien. (mengaplikasikan nilai Nasionalisme pada indikator kerja sama).

Saya melaksanakan perintah atasan yang diberikan berupa melaksanakan tugas jaga sebaik baiknya. (mengaplikasikan nilai etika publik pada indikator taat perintah)

Dengan melaksanakan tugas jaga, dokter bisa menjamin kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. (mengaplikasikan nilai komitmen mutu pada indikator berorientasi mutu)

Pada saat jadwal jaga saya, saya datang jaga tepat waktu dan pulang tepat pada jam pulang. (mengaplikasikan nilai anti korupsi pada indikator disiplin)

C. Teknik Aktualisasi Nilai DasarDalam melakukan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS terdapat beberapa teknik yang digunakan, Teknik tersebut diuraikan pada tabel di bawah ini.Tabel 9. Teknik Aktualisasi Nilai Dasar

NoNilai Dasar Dan Teknik AktualisasiUraian Penggunaan Teknik Aktualisasi Nilai Dasar Dan Manfaatnya Bagi Pihak Lain Dan Perwujudan Visi Organisasi

1ANEKA dalam melakukan anamnesis dengan tehnik autoanamnesis dan/atau alloanamnesis.

Anamnesis atau wawancara merupakan langkah pertama dalam tata cara kerja yang harus ditempuh untuk membuat diagnosis. Mengumpulkan riwayat penyakit yang lengkap merupakan langkah penting untuk mengerti dan memahami penderita yang sedang dihadapi. Tehnik anamnesis yang digunakan berdasarkan keadaan pasien. Tehnik yang biasa digunakan adalah autoanamnesis yaitu wawancara dengan pasien yang bersangkutan. Alloanamnesis yaitu wawancara terhadap keluarga/relasi terdekat atau yang membawa pasien tersebut ke rumah sakit. Tehnik alloanamnesis biasa digunakan pada pasien tertentu saja seperti, bayi, anak kecil, orang tua yang sulit berbicara dan pasien yang tidak sadar. Pemilihan tehnik anamnesis tersebut sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.

2ANEKA dalam melakukan pemeriksaan fisik dengan tehnik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasiTerdapat 4 tehnik dalam melakukan pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar pemeriksa dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, simetris dan dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Pemeriksa menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dan biasanya menggunakan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. Sistematika pemeriksaan fisik ini sangat penting sebagai prosedur tetap dalam membantu menegakkan diagnosis.

3ANEKA dalam melakukan permintaan pemeriksaan penunjang dengan tehnik penulisan manualPemeriksaan penunjang yang dimaksud adalah pemeriksaan yang ada dilaboratorium RSUD dan juga pemeriksaan radiologi. Dalam melaksanakan kegiatan permintaan pemeriksaan penunjang ini dilakukan dengan penulisan manual, yaitu menulis permintaan apa saja yang diminta sesuai dengan pemeriksaan yang dapat menunjang diagnosis penyakit kepada petugas laboratorium maupun radiologi.

4ANEKA dalam melakukan penegakan diagnosis dengan tehnik analisis dataDiagnosis adalah upaya untuk menegakan atau mengetahui jenis penyakit yang diderita oleh seseorang atau masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakat. Istilah diagnosis sering kita dengar dalam istilah medis. Menurut Thorndike dan Hagen dalam Suherman (2011), diagnosis dapat diartikan sebagai : Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gejalanya (symptons); Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial; Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.Dalam menegakkan diagnosis tehnik penilaian yang dilakukan adalah melalui analisis dari data-data yang didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien.

5ANEKA dalam melakukan pemberian terapi dengan tehnik EBMEvidence Based Medicine (EBM) merupakan pemanfaatan bukti ilmiah berdasarkan penelitian klinis mutakhir yang sahih dalam tatalaksana proses penyembuhan penyakit. Langkah EBM adalah mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking answerable question); melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab pertanyaan klinik; melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah; melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada pasien; melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek.Secara lebih rinci EBM merupakan keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence) dengan keahlian klinis (clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values). Jadi tehnik dalam memberikan terapi di dasarkan bukti-bukti ilmiah terapi dari suatu penyakit yang dikaitkan dengan keahlian klinis dan kondisi pasien pada saat itu.

6ANEKA dalam membuat rekam medis dengan tehnik penulisan manualMenurut PERMENKES No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.Dalam membuat catatan medis rawat jalan/inap tehnik yang digunakan adalah pencatatan manual secara sistematis. Rekam medis dimulai dengan identitas pasien dan tanggal pelayanan berlangsung, kedua bagian ini ditulis oleh bagian administrasi. Dokter membuat pencatatan rekam medis dari anamnesis termasuk riwayat penyakit, hasil pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, diagnosa, terapi dan penanganan lebih lanjut jika diperlukan. Rekam medis ini sangat penting dalam transparansi dan bukti konkrit dari hasil pelayanan.

7ANEKA dalam membuat permintaan rujukan dengan tehnik rujukan vertical/horizontalSistem Rujukan pelayanan kesehatan merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal. Sistem rujukan diwajibkan bagi pasien yang merupakan peserta jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan sosial dan pemberi pelayanan kesehatan. Rujukan vertikal berupa Kegiatan merujuk pasien ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, sedangkan rujukan horizontal merujuk pada dokter lain yang dirasa memiliki kompetensi dalam menangani pasien tertentu yang masih berada pada satu lingkungan RS.

8ANEKA dalam melakukan tugas jaga dengan tehnik standbyTugas jaga merupakan kewajiban seorang dokter yang bertugas di RSUD. Tehnik yang digunakan adalah tehnik standby dalam arti seorang dokter harus berada di tempat (IGD RSUD) meskipun tidak ada pasien sesuai dengan jadwal jaga yang telah ditetapkan.

BAB IIIRENCANA AKSI

A. Jadwal Implementasi Jadwal dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel di bawah ini.Tabel 10. Jadwal Implementasi

Nama Peserta dr. Suharyadi Sasmanto

Instansi RSUD Sanggau

Tempat Aktualisasi RSUD Sanggau

NoKegiatanNilai DasarTanggal PelaksanaanOutput

1Melakukan anamnesis terhadap pasien

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi 1 s/d 6 Juni 2015Data anamnesis yang tercatat di rekam medik.

2Melakukan pemeriksaan Fisik

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Data pemeriksaan fisik yang tercatat di rekam medik.

3Membuat permintaan pemeriksaan penunjang

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Lembar permintaan pemeriksaan penunjang disertai hasil pemeriksaan

4Melakukan penegakan diagnosis

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015 Data pencatatan diagnosis yang tercatat di rekam medik.

5Memberi terapi pada pasien

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Data pemberian terapi yang tercatat di rekam medik disertai resep yang diberikan kepada pasien.

6Melakukan pencatatan Rekam Medis

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Rekam medik yang tertulis secara manual.

7Membuat Rujukan

Akuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Dirujuknya pasien.

Surat rujukan /lembar konsultasi

8Melakukan Tugas JagaAkuntabilitas NasionalismeEtika PublikKomitmen MutuAnti Korupsi1 s/d 6 Juni 2015Jadwal Jaga dan Absensi

B. Jadwal Konsultasi Dengan Coach Tabel di bawah ini menggambarkan kegiatan konsultasi mengenai rancangan aktualisasi bersama coach.Tabel 11. Jadwal Konsultasi dengan Coach

Nama Peserta dr. Suharyadi Sasmanto

Unit Kerja RSUD Sanggau

Tempat Aktualisasi RSUD Sanggau

NoTanggalKegiatanOutputMedia komunikasi

121 Mei 2015Konsultasi BAB I-IVTersusunnya BAB I-IVEmail

223 Mei 2015Revisi BAB I-IVTersusunnya BAB I-IV yang telah direvisiEmail dan SMS

325 Mei 2015Revisi BAB I-IVTersusunnya BAB I-IV yang telah direvisiEmail dan SMS

46 Juni 2015Konsultasi LATersususnnya LA

58 Juni 2015Konsultasi LATersusunnya LA

610 Juni 2015Konsultasi LATersusunnya LA

C. Jadwal Konsultasi Dengan Mentor Tabel di bawah ini merupakan gambaran kegiatan konsultasi mengenai rancangan aktualisasi bersama mentor.Tabel 12. Jadwal Konsultasi dengan Mentor

Nama Peserta dr. Suharyadi Sasmanto

Unit kerjaRSUD Sanggau

Tempat AktualisasiRSUD Sanggau

NoTanggalKegiatanOutputParaf Mentor

120 Mei 2015Konsultasi Rancangan AktualisasiRancangan kegiatan aktualisasi

223 Mei 2015Konsultasi Revisi Rancangan AktualisasiRancangan kegiatan aktualisasi

325 Mei 2015Konsultasi Revisi Rancangan AktualisasiRancangan kegiatan aktualisasi

46 Juni 2015Konsultasi LATersususnnya LA

58 Juni 2015Konsultasi LATersusunnya LA

610 Juni 2015Konsultasi LATersusunnya LA

D. Rencana Antisipasi Kendala Tabel di bawah ini menggambarkan rencana antisipasi kendala yang mungkin terjadi dalam kegiatan aktualisasi.Tabel 10. Rencana Antisipasi Kendala

No Kendala Yang Mungkin TerjadiStrategi Mengatasi Kendala

1Ada penugasan lain dari pimpinanMelakukan koordinasi dengan atasan langsung

2Keterbatasan waktu dalam melakukan kegiatanMemanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan membuat skala prioritas

BAB IVPENUTUP

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara menitikberatkan pada profesionalisme aparatur negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bebas KKN dan mampu meningkatkan kualitas pelayanan publik serta mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk mencapai terciptanya aparatur sipil Negara seperti yang disebutkan di atas, maka perlu adanya penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS.Rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini merupakan langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masing-masing. Dalam rancangan ini diterapkan nilai dasar bagi ASN dalam melakukan tugasnya sebagai pelayan publik yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.Kegiatan aktualisasi yang direncanakan adalah sebagai berikut: melakukan anamnesis terhadap pasien, melakukan pemeriksaan fisik, membuat permintaan pemeriksaan penunjang, melakukan penegakkan diagnosis, memberi terapi pada pasien, melakukan pencatatan rekam medis, membuat rujukan dan melakukan tugas jaga. Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan untuk dilaksanakan pada tanggal 1 hingga 6 Juni 2015 dengan pembimbingan dan arahan dari coach serta mentor, dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan akan dipresentasikan pada tanggal 15 Juni 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga AdministrasI Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara .Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Anti Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara. Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Etika Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.Lembaga Administras Negara. (2015). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III Pola Baru : Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.RSUD Sanggau. (2014). Profil RSUD Sanggau Tahun 2014. Sanggau: RSUD Sanggau.Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau. (2008). Peraturan Bupati Sanggau Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sanggau. Sanggau: Sekretariat Daerah Kabupaten Sanggau.

38